Survei Terpadu Biologi & Perilaku (STBP) di Populasi Umum di Tanah Papua 2013 6 Mei 2014
Tujuan • Mengetahui prevalensi HIV di Tanah Papua dan membandingkannya dengan hasil STBP 2006 • Mengetahui prevalensi Sifilis di Tanah Papua • Meneliti faktor risiko untuk infeksi HIV & Sifilis di Tanah Papua
Metode • Survei potong lintang • Populasi: Laki-laki dan perempuan umur 15-49 tahun di Tanah Papua • Besar Sampel: – Minimal 5.000 orang (untuk mengukur prevalensi HIV) – Ditingkatkan menjadi 6540 untuk koreksi responden yg menolak
• Desain Sampel: – Mirip dengan STBP 2006 – 3 strata geografis: dataran tinggi, dataran rendah akses mudah, dataran rendah akses sulit untuk efisiensi sampel – 12 Kabupaten dengan pemilihan probabilitas proposional dengan jumlah penduduknya – 218 Blok sensus dengan 30 responden/blok sensus
Metode: Kabupaten Sampel No
Kabupaten
Jumlah Blok Sensus
Sampel Blok Sensus
1
Deiyai*
148
10
2
Jayawijaya
449
30
3
Lanny Jaya*
367
22
4
Paniai
378
23
5
Pengunungan Bintang
453
10
6
Jayapura
298
15
7
Kepulauan Yappen
249
11
8
Kota Jayapura
646
38
9
Kota Sorong
615
28
10
Mappi
199
11
11
Sorong Selatan
166
10
12
Teluk Bintuni
240
10
merah = dataran tinggi, hitam =dataran rendah akses mudah, hijau =dataran rendah akses sulit * = kabupaten pemekaran
Metode • Pengumpulan Data – Wawancara dilakukan oleh pewawancara terlatih (Staf Dinkes Kab, RS, Puskesmas) – Pengambilan darah dilakukan oleh perawat puskesmas yg sebelumnya dilatih oleh BLK Jayapura
• Pemeriksaan darah – Dilakukan oleh Lab Puskesmas/RS yg ditunjuk & dilatih dg supervisi BLK Jayapura
• Manajemen Data – Pemasukkan data dg sistem “double data entry” dilakukan di Jayapura oleh tenaga pemasuk data yg terlatih
• Analisis Data – Perhitungan bobot dilakukan oleh BPS – Analisis data dg memperhatikan desain sampel kompleks dilakukan dg Stata 13/MP4
Cakupan Sampel Rencana sampel 6.540
Tidak ditemukan
Menolak
570
Diwawancara 109
Diambil darah
5.861
Gagal diambil darah
5.698
Diperiksa HIV 5.674
30
Diperiksa Sifilis 5.660
Cakupan kuesioner: 89,6% Cakupan pengambilan darah: 87,1% Cakupan pemeriksaan HIV: 86,8% Cakupan pemeriksaan Sifilis: 86,5%
Menolak diambil darah 133
Prevalensi HIV di Tanah Papua (%) pada 2006 & 2013, STBP 2006 & STBP 2013 10
10
9
9
8
8
7
7
6
6
5
5
4 3
2
3.5 2.9 2.4 1.9
1
4 3
2.3
2
1.1
1
0
0 2006 (n=6.217)
2013 (n=5.674)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Prevalensi HIV di tahun 2006 & 2013 tidak dapat dibandingkan secara langsung karena kedua survei menggunakan metode pemeriksaan & reagent yg berbeda
Prevalensi HIV di Tanah Papua berdasarkan topografi (%), STBP 2013 10 9 8 7 6
10 Tidak ada perbedaan yg bermakna prevalensi HIV antara dataran tinggi, dataran rendah akses mudah & dataran rendah akses sulit pada derajat kemanknaan 0,05
7
5
4
4
4
3
3 2.3
2 1 0
8 6
5.7
5 3
9
0.2
Dataran tinggi (n=2.436)
2 1.2 0.6 0.0
0.6
Dataran rendah akses mudah (n=2.433)
Dataran rendah akses sulit (n=805)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Nilai p dataran tinggi thd dataran rendah akses mudah=0,707. Nilai p dataran tinggi thd dataran rendah akses sulit =0,079. Nilai p dataran rendah akses mudah thd dataran rendah akses sulit=0,094.
1 0
Prevalensi HIV di Tanah Papua berdasarkan suku (%), STBP 2013 10
10 Nilai p=0,018
9 8
7
Ada perbedaan bermakna prevalensi HIV antara Papua dan bukan Papua pada derajat kemaknaan 0,05
9 8
7
6
6
5
5
4
4.2
4
3
2.9
3
2
2
1.6
1
0.9 0.4 0.0
0 Papua (n=4.128)
Bukan Papua (n=1.584)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Papua=kedua orang tua Papua. Bukan Papua=kedua orang tua bukan Papua. Responden dengan orang tua campuran tidak diikutsertakan dalam analisis.
1 0
Prevalensi HIV di Tanah Papua berdasarkan jenis kelamin (%), STBP 2013 10
10 Nilai p=0,634
9 8
7
Tidak ada perbedaan bermakna prevalensi HIV pada laki-laki dan perempuan pada derajat kemaknaan 0,05
9 8
7
6
6
5
5
4
4
3.4
3.5
2
2.3
2.2
2
1
1.3
1.0
1
3
0
3
0 Laki-laki (n=2.750)
Perempuan (n=2.924)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%.
Prevalensi HIV di Tanah Papua bedasarakan umur (%), STBP 2013 10
10 Nilai p=0,669
9 8
7 6
Tidak ada perbedaan bermakna prevalensi HIV berdasarkan umur pada derajat kemaknaan 0,05 6.1
9 8
7 6
5
5
4
4
3
3.1 2.5 1.8 1.2
2 1 0
2 1 0
0.0
15-24 tahun (n=1.833)
3
25-49 tahun (n=3.841)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%.
Prevalensi HIV pada laki-laki aktif seksual di Tanah Papua berdasarkan sunat (%), STBP 2013 10
Nilai p< 0.001
9
10 9
8
8
7
7
6 5 4
Ada perbedaan bermakna prevalensi HIV antara laki-laki yang tidak disunat dengan laki-laki yang disunat pada derajat kemaknaan 0,05
1
5 4
3.7
3
2
6
3 2.4 1.2
0 Tidak disunat (n=1.748)
2 0.5 0.1 0
Disunat (n=466)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Penyebut adalah laki-laki aktif seksual umur 15-49 tahun yang diperiksa HIV.
1 0
Prevalensi Sifilis di Tanah Papua (%), STBP 2013 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
19.8 14.6
9.4
Treponema positif
6.9 4.5 2.1
Sifilis aktif
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Penyebut adalah seluruh responden yang diperiksa untuk Sifilis (n=5.660). Interpretasi prevalensi Treponema positif tidak berarti Sifilis karean harus memperhatikan reaksi silang yg mungkin terjadi antara Sifilis dengan Frambusia. Sifilis aktif lebih menggambarkan prevalensi Sifilis saat ini.
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Prevalensi Sifilis aktif di Tanah Papua berdasarkan topografi (%), STBP 2013 25 20 15
25
Tidak ada perbedaan bermakna prevalensi Sifilis aktif antara dataran tinggi akses sulit, dataran rendah akses mudah & dataran rendah akses sulit pada derajat kepercayaan 0,05 16.4
20 15
10
10 7.1
5
4.7
4.4 3.1 1.9
2.7
0
0.0
Dataran tinggi (n=2.428)
0.7
Dataran rendah akses mudah (n=2.427)
5 0
Dataran rendah akses sulit (n=805)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Nilai p dataran tinggi thd dataran rendah akses mudah=0,087. Nilai p dataran tinggi thd dataran rendah akses sulit=0,200. Nilai p dataran rendah akses mudah thd dataran rendah akses sulit=0,742.
Prevalensi Sifilis aktif berdasarkan suku (%), STBP 2013 25 20
Nilai p=0,001 Ada perbedaan bermakna prevalensi Sifilis aktif pada suku Papu dengan bukan Papua pada derajat kemaknaan 0,05
15 10
5
25 20 15 10
9.1 5.7 2.3
0 Papua (n=3.988)
5 0.8 0.4 0
Bukan Papua (n=1.527)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Papua=kedua orang tua Papua. Bukan Papua=kedua orang tua bukan Papua. Responden dengan orang tua campuran tidak diikutsertakan dalam analisis.
0
Prevalensi Sifilis aktif di Tanah Papua berdasarkan jenis kelamin (%), STBP 2013 25 20
Nilai p=0,549 Tidak ada perbedaan bermakna prevalensi Sifilis aktif pada lakilaki dengan perempuan pada derajat kemaknaan 0,05
25 20
15
15
10
10 7.6
5
6.6
4.7
4.2
1.9
1.8
0
5 0
Laki-laki (n=2.740)
Perempuan (n=2.920)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Penyebut adalah seluruh responden yg diperiksa Sifilis pada masing-masing kelompok
Prevalensi Sifilis aktif berdasarkan umur (%), STBP 2013 25
25 Nilai p=0,669
20
Tidak ada perbedaan bermakna prevalensi Sifilis aktif berdasarkan umur pada derajat kemaknaan 0,05
20
15
15
10
10
5
6.8 5.1 3.4
7.4 4.1 1.0
0 15-24 tahun (n=1.832)
5 0
25-49 tahun (n=3.828)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Penyebut adalah seluruh responden yg diperiksa Sifilis pada masing-masing kelompok
Prevalensi Sifilis aktif pada laki-laki aktif seksual di Tanah Papua menurut sunat (%), STBP 2013 25
25 Nilai p=0,001
20 15
Ada perbedaan bermakna prevalensi Sifilis aktif pada laki-laki aktif seksual yang disunat dengan yang tidak disunat pada derajat kemaknaan 0,05
10
20 15 10
7.5
5
5
4.8 2.2
0 Tidak disunat (n=1.684)
1.7 1.1 0.5
Disunat (n=454)
Grafik menunjukkan estimasi titik & selang kepercayaan 95%. Penyebut adalah laki-laki aktif seksual umur 15-49 tahun yg diperiksa Sifilis pada masing-masing kelompok.
0
Proporsi penduduk yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV di Tanah Papua (%), STBP 2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pengetahuan komprehensif = gabungan tahu cara mencegah HIV & memiliki persepsi yg benar ttg penularan HIV & tdk dpt menentukan org HIV+ dg cara melihat fisiknya saja (semua jawaban benar) 47.5 33.9
30.0
9.2
Tahu cara mencegah Memiliki persepsi yg HIV benar penularan HIV
Tidak dpt menentukan org HIV+ dg cara melihat fisiknya saja
Memiliki pengetahuan komprehensif HIV
Penyebut adalah seluruh responden (n=5.861). Hasil SDKI 2012 menunjukkan proporsi penduduk Indonesia yg memiliki pegetahuan komprehensif HIV adalah 11,1%.
Proporsi penduduk yang memiliki pengetahuan komprehensif HIV menurut topografi (%), STBP 2013 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Dataran tinggi (n=2.537) Dataran rendah akses mudah (n=2.492) Dataran rendah akses sulit (n=832)
12.1 9.6
5.7
Memiliki pengetahuan komprehensif HIV Nilai p1: 0,026, Nilai p2: 0,017, Nilai p3: 0,341
Catatan: Uji statistik antara 1. dataran tinggi dg dataran rendah akses mudah, 2. dataran tinggi dg dataran rendah akses mudah, 3.datara rendah akses mudah dg dataran rendah akses sulit.
Proporsi populasi yang melakukan perilaku seksual berisiko dalam 12 bulan terakhir di Tanah Papua (%), STBP 2013 100
Laki-laki (n=2.849)
90
Perempuan (n=3.012)
80 70 60
50 40 30 20
10
3.4
6.6
0 Poligami
p=0,013
10.9 5.0
1.2
Seks dg berbayar p=0,005
3.4 Seks dg pasangan tidak tetap p=0,001
0.8 0.4
3.7
6.0
9.1 2.8
13.0 0.6
0.3
Seks antri
Seks saat menstruasi
Seks dg kekerasan
p=0,554
p=0,005
p=0,004
Minum alkohol Laki-laki suka sebelum hub. laki-laki Seks p=0,001
Penyebut adalah seluruh responden pada tiap kelompok. Uji statistik antara laki-laki & perempuan dilakukan dengan regresi logistik untuk sampel kompleks.
Proporsi populasi yang melakukan perilaku berisiko lain untuk penularan HIV dalam 12 bulan terakhir di Tanah Papua, STBP 2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Laki-laki (n=2.849)
Perempuan (n=3.012)
78.2
25.0
1.0
3.2
0.1
Menggunakan narkoba suntik
p=0,008
Tidak disunat
4.3
1.1
26.7
0.8
Kebiasan melukai Menerima transfusi Menerima suntikan anggota tubuh darah u/pengobatan p=0,087
p=0,445
p=0,514
Penyebut adalah seluruh responden pada tiap kelompok. Uji statistik antara laki-laki & perempuan dilakukan dengan regresi logistik untuk sampel kompleks.
Proporsi populasi yg melakukan hubungan seks berbayar dan kasual dalam 12 bulan terakhir di Tanah Papua (%), STBP 2013 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Laki-laki (n=2.849)
12.7
Perempuan (n=3.012)
10.5 3.6
4.7 1.2
3.3 0.5
0.1
1.1
0.2
Hub. seks di luar Hub. seks vagina Hub. seks vagina Hub. seks anal Hub. seks anal nikah berbayar dg pasangan berbayar dg pasangan tidak tetap tidak tetap Nilai p=0,001 Nilai p=0,006
Nilai p=0,001
Nilai p=0.,078
Nilai p=0,002
Penyebut adalah seluruh responden pada tiap kelompok. Uji statistik antara laki-laki & perempuan dilakukan dengan regresi logistik untuk sampel kompleks.
Proporsi populasi yg melakukan hubugan seks di luar nikah dalam 12 bulan terakhir sebelum survei di Tanah Papua pada tahun 2006 dan 2013 (%), STBP 2006 & STBP 2013 50 2006
45
40 35 30 25 20
15
Hub. seks di luar nikah
Hub. seks berbayar
Tidak ada perbedaan bermakna antara 2006 & 2013 pada derajat kemaknaan 0,05
Tidak ada perbedaan bermakna antara 2006 & 2013 pada derajat kemaknaan 0,05
18.2 12.7 9.5
10
5.3
5 0
2013
n=3.131 n=2.894
Laki-laki p>0,05
n=3.086
3.6 n=3.012
Perempuan p>0,05
5.0 2.3 n=3.131 n=2.894
Laki-laki p>0,05
n=3.086
1.2 n=3.012
Perempuan p>0,05
Penyebut adalah seluruh responden pada tiap kelompok. Nilai p dihitung dengan membandingkan selang kepercayaan 95% antara 2006 & 2013.
Pola Penggunaan kondom dalam 12 bulan terakhir berdasarkan jenis kelamin di Tanah Papua (%), STBP 2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Laki-laki (n=362) Perempuan (n=65)
Target nasional 65% 40.2
43.5 27.1 16.5 3.0
5.2
5.6
1.3
5.8
1.2
Pada hub. seks Konsisten pd Pada hub. seks Konsisten pada Konsisten pada vagina berbayar hub. seks dg psgan tdk hub. seks semua hub. yg terakhir vagina berbayar tetap yg vagina dg psgan Seks di luar terakhir tdk tetap nikah Penyebut adalah orang yang melakukan hubungan seks berbayar atau kasual dalam 12 bulan sebelum survei.
Pola penggunaan kondom pada hubungan seks di luar nikah dalam 12 bulan terakhir di Tanah Papua tahun 2006 & 2013, STBP 2006 & STBP 2013 100 90
80 70 60
Penggunaan kondom pd hub. seks berbayar terakhir Ada perbedaan bermakna antara 2006 & 2013 pada laki-laki, pada derajat kemaknaan 0,05
50 40.3
40
Penggunaan kondom konsisten pada tiap hub. seks di luar nikah 2006
2013
Tidak ada perbedaan bermakna antara 2006 & 2013 pada derajat kemaknaan 0,05
30 20
14.1 9.0
10 0
Sampel terlalu kecil n=292
n=191
Laki-laki P<0,05
n=10
n=27
Perempuan
n=567
5.8 n=362
Laki-laki p>0,05
3.0
1.2
n=163
n=65
Perempuan p>0,05
Penyebut adalah responden yg melakukan hubungan seks berbayar/kasual dlm 12 bln terakhir. Nilai p dihitung berdasarkan perbandingan estimasi selang 95%.
Proporsi populasi & ibu hamil yg pernah tes HIV di Tanah Papua, STBP 2013 100
90 80 70 60 50 40 30
20 10
5.9
0 Pernah tes HIV
1.1
Ibu hamil tes HIV
Ringkasan Temuan Utama • Prevalensi HIV pada populasi umum di Tanah Papua tahun 2013 adalah 2,3%. Pada tahun 2006 pernah dilakukan survei dg metode pemeriksaan HIV yg berbeda dengan hasil prevalensi HIV 2,4%. • Prevalensi HIV lebih tinggi pada suku Papua, 2,9 % dibandingkan bukan Papua, 0,4 % dan yang tidak disunat, 2,4% dibandingkan dengan laki-laki yang disunat, 0,1%. • Prevalensi Sifilis aktif pada populasi umum di Tanah Papua adalah 4,5%. • Prevalensi Sifilis aktif lebih tinggi pada suku Papua, 5,7% dibandingkan dengan bukan Papua, 0,4% dan yang tidak disunat, 4,8% dibandingkan laki-laki yang disunat, 1,1%.
Ringkasan Temuan Utama • Proporsi penduduk yang memiliki pengetahuan komprehensif HIV di Tanah Papua masih rendah (9,2%), penduduk yang tinggal di dataran rendah memiliki tingkat pengetahuan komprehensif lebih baik dibandingkan penduduk di daerah pegunungan. • Penggunaan kondom pada hubungan seks berbayar terakhir pada tahun 2013 sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2006, tetapi penggunaan kondom secara konsisten masih rendah pada hubungan seks di luar nikah dalam 12 bulan terakhir.
Rekomendasi • Peningkatan cakupan tes HIV di populasi & ibu hamil untuk meningkatkan penemuan kasus HIV untuk dilakukan tatalaksana kasus HIV yang memadai. • Peningkatan cakupan tes Sifilis di populasi & ibu hamil untuk meningkatkan penemuan kasus Sifilis untuk dilakukan tatalaksana kasus Sifilis yang memadai. • Penguatan promosi kondom komprehensif untuk hubungan seks di luar nikah. • Peningkatan pengetahuan komprehensif (tahu cara mencegah HIV, memiliki persepi yg benar ttg cara penularan HIV, memiliki pengetahuan bahwa orang HIV+ tidak dapat dideteksi dg hanya melihat tampilan fisik) di populasi umum derngan strategi komunikasi yg lebih efektif. • Mempertimbangkan Sunat Medis Sukarela.
TERIMA KASIH