Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas to- 19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi SURVEI DAN 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau PENELITIAN bakar lainnya (Gambar 6). 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga ENERGI DAN SUMBER DAYAbahan MINERAL LEPAS PANTAI Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak DI (surya, INDONESIA 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain Gardu Induk angin, biomassa) sebesar 0,1 GW. Dari total kapasitas tersebut, tambahan Susilohadi pem- Pengembangan sistem penyaluran pada periode berupaKelautan pengembangan sistem bangkit di Sumatera 17,7 dan GW Pengembangan dan di 2015-2024 Pusatsebesar Penelitian Geologi transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk
[email protected] di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem tahun. SARItransmisi secara umum diarahkan kepada Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan sisi hulu dan sekitar permintaan gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi Jumlah penduduk Indonesia mencapai hampir 240 juta jiwa dandiakan menjadi 300 daya juta di sisi hilirini secara efisien. Di1.761 samping itu sebagai 63,7% batubara, 19,2%Pendapatan gas alam (termasuk LNG), jiwa pada tahun 2035. nasional Indonesia saat mencapai Rp. triliun, 10,4% usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran 8,9% panas berasal bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% di antaranya dari pendapatan migas dan sumber daya mineral. Data dari Badan Geolodan perbaikan tegangan pelayanan. minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).dan beberapa jenis komoditas mineral telah dalam gi menunjukkan bahwa cadangan minyak keadaan kritis karena tidak adanya penemuan cadangan baru dan semakin tingginya kebutuhan Pengembangan kV di Jawa-bali Bauran energi saat ini masih olehmenunjukkan akan komoditas tersebut. Datadidominasi tersebut juga bahwatransmisi sebagian500 besar komoditas pada umumnya dimaksudkan untuk batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas berasal dari darat atau laut dangkal Indonesia. mengevakuasi daya dari pembangkit24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi pembangkit ekspansi dan menjaga 4,4% serta BBM 11,7%.sesungguhnya Komposisi produksi Wilayah darat Indonesia hanya sepertiga luasbaru darimaupun keseluruhan wilayah Indokeandalan N-1, baik listrik pada tahunsangat 2024 untuk gabungan Indonenesia, sehingga mungkin sebagian sumberkriteria daya migas dan mineral akanstatik lebih maupun banyak dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi sia diproyeksikan akan menjadi batubara, berada di laut. Dengan semakin63,7% menipisnya cadangan, paradigma eksplorasi dan eksploitasi migas dan sumber daya mineral sudah harus mulai bergeser ke arah laut dan terutama di wilayah Indonesia bagian timur. Adanya beberapa penemuan migas dan mineral dasar laut di Indonesia timur merupakan bukti cukup potensialnya wilayah tersebut, walaupun demikian kondisi geologi yang kompleks disertai dengan target yang dalam dapat menjadi faktor penghambat dalam pengembangan wilayah. Eksplorasi sumber daya alam laut Indonesia sesungguhnya telah diawali sejak abad ke-17 oleh para peneliti Eropa, dan setelah kemerdekaan Indonesia dilanjutkan melalui kerja sama dengan beberapa negara maju. Sejak pertengahan tahun 1980an para peneliti Indonesia mulai mengambil peran para peneliti asing seiring dengan dimilikinya kapal-kapal riset modern oleh Indonesia. Kegiatan pemetaan dan penelitian sumber daya kelautan Indonesia kemudian meredup seiring dengan terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia. Pengambilan data primer terkait energi dan sumber daya mineral saat ini hanya bersandar pada kapal-kapal survei yang dioperasikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan badan-badan usaha yang diberi izin untuk melakukan survei umum di perairan Indonesia. Salah satu agenda Pemerintah kini adalah mendorong percepatan pembangunan ekonomi nasional berbasis maritim dengan memanfaatkan sumber daya kelautan, termasuk sumber daya energi dan mineral kelautan. Untuk itu harus didorong agar pemetaan dan inventarisasi sumber daya maritim secara sungguh-sungguh dapat kembali dilakukan secara mandiri. Sehingga tidak hanya pemahaman mengenai sumber daya alam negeri sendiri yang diperoleh, tetapi juga kedaulatan data dan pengetahuan khususnya terkait energi dan sumber daya mineral. Gambar 6. Proyeksi produksi energi listrik per jenis bahan bakar Kata Kunci: laut, migas, mineralkomposisi dasar laut, kapal survei
80
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali sumber: Badan Informasi Geospasial batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas pada umumnya dimaksudkan untuk 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi mengevakuasi daya dari pembangkitGambar 1. Indonesia denganpembangkit batas-batas baru wilayahnya. maupun ekspansi dan menjaga 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indone- kriteria keandalan N-1, baik statik maupun sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi Dengan penambahan jumlah penduduk yang 1. Pendahuluan demikian besar, kebutuhan energi, mineral lo Indonesia mempunyai luas wilayah 8.189.000 gam dan bahan tambang lain dalam 20 tahun km2, wilayah darat hanya seluas 1.910.000 km2 mendatang akan semakin besar. Saat ini sebadan sisanya merupakan wilayah laut (6.279.000 gian besar sumber daya alam tersebut berasal km2). Jumlah pulau yang terdaftar di PBB ada- dari darat dengan luasan yang terbatas. lah 13.466 pulau (menurut definisi pulau UNCLOS 82, art. 121); atau 17.508 pulau (terma- Mengingat luas laut Indonesia sekitar 2 kali suk yang hanya muncul ketika laut surut, dan luas daratan, sudah saatnya perhatian berpanjang pantai 99.093 km (Gambar 1). sandar pada sumber daya di laut. Bahkan kini matra laut sudah menjadi fokus utama peme Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada rintah dalam pembangunan nasional, termasensus tahun 2010 jumlah penduduk Indone- suk sektor-sektor lain terkait kemaritiman. Di sia adalah 237.641.326 jiwa, dengan tingkat lain pihak pengetahuan dan data dasar me kelahiran 1,52% per tahun. Perkiraan jumlah ngenai sumber daya laut, terutama di sektor penduduk Indonesia akan menjadi sekitar 300 energi dan sumber daya mineral, masih sangat juta jiwa pada tahun 2035. Saat ini untuk men- terbatas. Sehingga diperlukan usaha yang dukung kebutuhan hidup penduduk tersebut, sungguh-sungguh dan cepat untuk memenuhi Indonesia bergantung pada pendapatan nasi- nya agar rencana pemerintah yang digariskan onal sebesar Rp. 1.761 triliun, sekitar 10,4 % di dalam Rencana Pembangunan Jangka Me antaranya berasal pendapatan migas, batubara nengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dapat dan sumber daya mineral yang berupa: bahan terlaksana dengan baik. mentah mineral logam (emas, tembaga, nikel, 6. Proyeksi energi listrik per jenis bahan bakar bauksit danGambar besi), serta sumber komposisi daya alam produksi lain.
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
819
Topik Utama Dalam RPJMN Indosebesar 8,4 GW 2015-2019 atau 11,9% Pemerintah dari kapasitas tonesia mencanangkan kedaulatan energi dan tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau ketenagalistrikan menjadi salah satu sek 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga tor unggulan dalam pembangunan nasio Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak nal.GW Salah satu upayapembangkit untuk mewujudkannya 0,9 dan terakhir lain (surya, adalahbiomassa) melalui peningkatan minyak angin, sebesar 0,1 produksi GW. bumi, memperpanjang usia sumur-sumur tua dan total pengendalian minyak. Peningkatan Dari kapasitasimpor tersebut, tambahan pemproduksidienergi primer menjadi kebijakan yang bangkit Sumatera sebesar 17,7 GW dan di harus dilaksanakan dalam upaya tersebut. UnIndonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk tuk itu,Jawa-Bali, diperlukantambahan percepatan penemuan sumsistem pembangkit adalah ber-sumber energi baru baik di darat maupun sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per di laut. tahun.
Dari kedua tabel (termasuk di atas dapat diketahui bah19,2% gas alam LNG), panas bumi wa beberapa penting ternyata te 8,9%, tenaga komoditas air 6,6% serta 1,6% BBM dan lah berbakar ada dalam keadaan kritis, bahan lainnya (Gambar 6). yaitu: minyak bumi, besi primer, bauksit dan timah. Data produksi minyak bumi di Indonesia, terutama 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan di lapangan minyak Indonesia barat, menunGardu Induk jukkan bahwa produksi sejak 1995 telah ber ada pada fase sistem menurun. Hal ini pada juga periode disertai Pengembangan penyaluran dengan semakin sedikitnya jumlah penemuan 2015-2024 berupa pengembangan sistem cadangandengan migas baru. Produksi migas ini transmisi tegangan 500 kV dan saat 150 kV merupakan hasil eksplorasi 8 – 10 500 tahun di sistem Jawa-Bali, serta tegangan kV,yang 275 lalu150 dankVdifokuskan pada area yang kurang kV, dan 70 kV di sistem Indonesia Timur beresiko, yaitu Indonesia barat. Untuk komodi dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem tas mineral, hanyaumum timah diarahkan yang saat ini lebih transmisi secara kepada banyak ditambang dari endapan (pla tercapainya kesesuaian antaraletakan kapasitas cer deposit) dasar di perairan pembangkitan di sisilaut, hulu terutama dan permintaan daya sekitar Pulau-pulau Bangka, Belitung, di sisi hilir secara efisien. Di samping itu Singkep sebagai dan Kundur. Cadangan bottleneck timah di darat praktis usaha untuk mengatasi penyaluran sudah dianggap habis. pelayanan. dan perbaikan tegangan
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk 2. Status sumber daya energi dan gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi mineral 63,7% batubara, Indonesia 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% Tabel dan 1 dan 2 bakar memperlihatkan status minyak bahan lainnya (Gambar 5). dan kondisi sumber daya, cadangan dan produksi Kedua hal di atas menunjukkan para sektor energi (terutama logam) di Pengembangan transmisi 500 kVbahwa di Jawa-bali Bauran energi dan saatmineral ini masih didominasi oleh digma eksplorasi eksploitasi energi dan Indonesia.sebesar 52,8%, disusul oleh gas pada umumnyadandimaksudkan untuk batubara mengevakuasi daya dari pembangkit24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga keandalan N-1, baik statik maupun listrik pada tahun 2024 untuk Indone-dan kriteria Tabel gabungan 1. Neraca potensi produksi energi Indonesia sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi JENIS ENERGI SUMBER DAYA CADANGAN PRODUKSI LIFE TIME Minyak bumi Gas Bumi CBM Batubara Tambang Terbuka Batubara Tambang Bawah tanah Shale Gas Shale Oil Panas Bumi
151 miliar barrel 487 TSCF 453 TSCF 120 miliar ton 41 miliar ton 574 TSCF 11 miliar ton 13.195 MWe
9 miliar barrel 188 TSCF NA
500 juta barrel 3 TSCF NA
18 tahun 62 tahun NA
28 miliar ton
317 juta ton
93 tahun
NA NA 16.020 MWe
NA NA 1.226 MW
NA NA Sustainable
sumber: Badan Geologi, 2012
Tabel 2. Neraca potensi dan produksi mineral logam Indonesia
KOMODITI
JENIS
SUMBER DAYA (RIBU TON)
CADANGAN (RIBU TON)
PRODUKSI (RIBU TON)
LIFE TIME
Tembaga Logam 86.472 27.183 505 Emas Logam 7 2,74 0,06 Bauksit Bijih 900.742 281.043 39.680 Nikel Bijih 2.849.133 1.178.712 32.630 Besi primer Bijih 643.858 48.190 12.810 Mangan Bijih 13.450 4.078 43 Timah Logam 2.076 411 52 Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar Monasite (REE, U, Th) Konsentrat 11 2,8 NA
53 45 7 36 3 95 8 NA
sumber Badan Geologi, 2012
82
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% sumber: Badan Geologi,bakar 2012 lainnya (Gambar 5). minyak dan bahan
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Gambar 2. Peta jalur mineralisasi dan lokasi sumber daya mineral logam di Indonesia
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas sumbertenaga daya air mineral sudahdan harus 24,2%, 6,5%% hidro panasmulai bumi bergeser. Untuk migas, Indonesia se 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi timur produksi sungguhnya cukup menjanjikan, sebagai conlistrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonetoh diproyeksikan sukses adalah penemuan dan gas sia akan menjadi minyak 63,7% batubara, di blok-blok Tiaka, Donggi-Senoro, Tangguh dan Masela. Namun secara geologi Indonesia timur juga merupakan daerah yang sangat berisiko, terutama karena: Kondisi geologi sangat kompleks, area-area yang berpotensi sangat terpotong-potong oleh struktur geologi. Di samping itu target eksplorasi umumnya berada di laut dalam atau berada pada perairan yang dalam. Data geologi dan geofisika sangat terbatas. Studi yang ada umumnya bersifat parsial dan didasarkan pada data yang terbatas. Pengkayaan data geologi dan geofisika, ditunjang dengan pemboran, adalah mutlak diperlukan. Hal ini berarti perlu anggaran eksplorasi yang lebih besar, namun de ngan jaminan kesuksesan yang tidak begitu tinggi.
Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali pada umumnya dimaksudkan untuk tai Pulau-pulau Bangka, Singkep dan mengevakuasi daya Belitung, dari pembangkitKundur, danbaru pada area diekspansi mana batuan granit pembangkit maupun dan menjaga pembawa timah tersingkap. Tidak tertutup kekriteria keandalan N-1, baik statik maupun mungkinan bahwa granit pembawa timah juga dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi terdapat di antara pulau-pulau di atas pada perairan yang lebih dalam (Gambar 2) dan kemungkinan tersingkap ketika beberapa Zaman Glasial terjadi di masa lalu.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai gunung api aktif terbanyak di du nia. Di Indonesia timur gunung api aktif tersebut banyak tersebar di dasar laut (Gambar 2). Kombinasi antara kondisi batimetri laut yang dalam dengan tumbuhnya gunung api bawah laut yang aktif tersebut memungkinkan terbentuknya endapan mineral-mineral berharga, seperti: - Sulfida masif (massive sulphides), hasil interaksi antara air laut dengan sumber panas (magma) yang melarutkan logam-logam dari batuan di sekeliling magma dan kemudian mengendapkannya ketika dingin dalam bentuk konsentrat yang mengandung Di sektor sumber daya mineral pemetaan besi, emas, perak dan tembaga. endapan letakan dasar laut di Indonesia barat perlu mendapat perhatian serius, mengingat - Bola-bola mangan (manganese nodules), merupakan konsentrasi oksida mangan selama ini eksplorasi dan eksploitasi, terutama dan besi berukuran kentang yang timah, hanya terbatas di daerah sekitar panGambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis sebesar bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
839
Topik Utama umumnya terdapat di lautdari pada kedalaman sebesar 8,4 GW atau 11,9% kapasitas to4000-6000panas m dengan temperatur mende tal, kemudian bumi sebesar 4,8 GW atau katisetelah beku dan tinggi. 6,8%, itubertekanan Pembangkit Listrik Tenaga - Kerak besi dan mangan yang kaya logam Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak (Cobalt-rich ferromanganese crust), 0,9 kobalt GW dan terakhir pembangkit lain (surya, biasanya terdapat pada angin, biomassa) sebesar 0,1daerah GW. dasar laut yang bebas dari sedimentasi pada kedalaDariman total600-7000 kapasitasm.tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk 3. Survei dantambahan penelitian kelautan sistem Jawa-Bali, pembangkit adalah untuk sektor energi dan sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8sumber GW per daya mineral di Indonesia tahun. Di Indonesia eksplorasi geologi dan geofisika Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk termasuk ke dalam survei umum. Eksploragabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi si geologi dan 19,2% geofisika di laut lebih banyak 63,7% batubara, gas alam (termasuk LNG), dilakukan sektor Eks 8,9% panasterkait bumi, dengan tenaga air 6,6%migas. serta 1,6% plorasi dapat digolongkan ke dalam 4 kategori, minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). yaitu: a. Eksplorasi perusahaan Bauran energi yang saat dilakukan ini masih oleh didominasi oleh migas atau Kontraktor batubara sebesar 52,8%,Kontrak disusulKerja olehSama gas (KKKS) sebagai bagian dari pengembang 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi an serta lapangan 4,4% BBMmigasnya. 11,7%. Komposisi produksi b. Eksplorasi dilaksanakan oleh pihak ketilistrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonega atau perusahaan yang 63,7% diberi izin untuk sia diproyeksikan akan menjadi batubara, melakukan survei dan menggunakan data nya untuk kepentingan komersial atau yang lebih dikenal dengan speculative. c. Eksplorasi yang dilakukan oleh Kementerian ESDM untuk mendukung proses pelelangan wilayah kerja migas. d. Eksplorasi yang dilakukan oleh lembaga penelitian, khususnya pada studi pengetahuan geologi (geoscience studies).
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6). 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai sumber: ION-Geo, Searcher Seismic dan Petroleum Geo-Services) untuk mengatasi bottleneck penyaluran usaha dan perbaikan tegangan pelayanan. Gambar 3. Beberapa contoh lintasan survei seismik 2D yang dilakukan badan Pengembangan transmisi 500 kV oleh di Jawa-bali usaha dan secara terbuka diiklankan melalui web. pada umumnya dimaksudkan untuk
mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria statik maupun bersifat keandalan rahasia danN-1, tidak baik mudah diakses oleh dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi para peneliti Indonesia. Pada kategori kedua, Menteri ESDM mempunyai wewenang untuk memberikan izin kepada badan usaha yang berminat melakukan survei umum dengan dana sendiri. Kewenang an ini telah dilimpahkan kepada Ditjen Migas melalui Peraturan Menteri ESDM No. 28/2006. Badan usaha kemudian diizinkan untuk mema syarakatkan data yang diperolehnya dengan memberikan royalti kepada negara. Berdasarkan peraturan ini telah cukup banyak badan usaha atau perusahaan yang melakukan survei, terutama seismik, di daerah frontier Indonesia (Gambar 3). Mengingat data lebih ba nyak untuk kepentingan komersial, akses para peneliti Indonesia terhadap data survei tersebut sangat terbatas.
Kegiatan eksplorasi pada kategori pertama hingga ketiga lebih banyak berkenaan de ngan bidang migas sehingga peraturan pelaksanaannya diatur oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Bumi (Ditjen Migas) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Kegiatan survei dan eksplorasi pada kategori pertama terkait dengan pengembangan Kegiatan eksplorasi pada kategori ketiga sewilayah kerja migas, khususnya eksplorasi belum tahun 2014 dilakukan oleh oleh Ditjen dan produksi, dilakukan oleh kontraktor atau Migas sebagai bagian dari studi dan usaha unperusahaan pengelola wilayah kerja migas. tuk menyusun proses pelelangan wilayah kerja Data eksplorasi pada kategori ini umumnya migas (WK Migas). Berdasarkan persetujuan Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
84
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara,
Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
sumber: Pusdatin-ESDM dan P3GL
Gambar 4. Lintasan survei seismik yang telah dilakukan di Indonesia dan data tersimpan di Pusdatin-ESDM (atas). Lintasan survei seismik yang telah dilakukan oleh P3GL-ESDM (bawah) dengan latar belakang peta cekungan sedimen Tersier Indonesia.
DPR-RI sejak tahun 2014 hingga kini kegia- Pada kategori keempat beberapa lembaga littan yang dikategorikan ke dalam survei umum bang di Indonesia, yaitu: P3G/P3GL-ESDM, menjadi tanggung jawab Badan Geologi Ke- LIPI dan BPPT, telah cukup lama bekerja sama menterian ESDM, termasuk dalam hal ini ada- dengan lembaga litbang asing, baik dari Ameri lah studi dan eksplorasi yang dilakukan untuk ka Serikat, Perancis, Jerman, Belanda, Ingmerekomendasikan wilayah kerja migas baru. gris, Jepang, Cina dan Australia. Kerja sama Sedangkan penawaran dan pelelangan WK tersebut lebih banyak ditujukan untuk studi Migas tetap menjadi tugas Ditjen Migas. Data keilmiahan terkait tektonik, sejarah pembenan sedimen, kegunung-apian, survei kategori ini, terutama seismik, disimpan tukan cekung seismologi dan per kebencanaan, oleh Pusdatin-ESDM Gambar 6.(Gambar Proyeksi4). komposisi produksi energi listrik jenis bahanserta bakarpaleoiklim,
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
859
Topik Utama dengan 8,4 menggunakan kapaldari riset asing atau sebesar GW atau 11,9% kapasitas todalam negeri panas yang dioperasikan oleh dan tal, kemudian bumi sebesar 4,8BPPT GW atau LIPI, yaitu: Baruna Jaya I-IV dan Baruna Jaya 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga VIII. Sejak tahun 2010 Pusat Penelitian dan Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak Pengembang n Geologi Kelautan lain (P3GL) te 0,9 GW dan aterakhir pembangkit (surya, lah mengoperasikan kapal 0,1 risetGW. baru, Geomarin angin, biomassa) sebesar III, yang bersifat multipurpose. Untuk mengim bangitotal kesulitan akses data para peneliti pemIndoDari kapasitas tersebut, tambahan nesia terhadap data (khususnya bangkit di Sumatera sebesar 17,7data GWseismik) dan di yang dimiliki oleh badan usaha, III Indonesia Timur adalah sekitar 14,2Geomarin GW. Untuk juga dilengkapi peralatan survei seismik hingga sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah 120 channel. Adapun survei sekitar 38,5 GW atau lintasan-lintasan rata-rata 3,8 GW per Geomarin III sejak 2010 dapat dilihat pada tahun. Gambar 4. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk Dibandingkan dengan eksplorasi akan terkait migas gabungan Indonesia diproyeksikan menjadi di laut,batubara, eksplorasi mineral dasar laut dalam di 63,7% 19,2% gas alam (termasuk LNG), Indonesia ini air masih sangat 8,9% panashingga bumi, saat tenaga 6,6% serta terba1,6% tas. Karena keterbatasan sarana, eksplorasi minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). pada umumnya dalam bentuk ekspedisi bersama antara beberapa litbang IndoneBauran energi saat inilembaga masih didominasi oleh sia (LIPI, sebesar ESDM, BPPT) dan lembaga litbang batubara 52,8%, disusul oleh gas 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara,
asing. Beberapa ekspedisi tersebut di antara19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi nya adalah: 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan - Eskpedisi IASSHA tahun 6). 2001, 2002 & bahan bakar lainnya (Gambar 2003, yang melibatkan CSIRO-EM (AustraLIPI, DKP (KementerianTransmisi KKP), dandan be2.4.lia), Rencana Pengembangan berapa di Indonesia. Tujuan utaGarduuniversitas Induk ma untuk mengidentifikasi kondisi geologi dan sumber daya di Selatpada Sunda dan Pengembangan sistemalam penyaluran periode perairan Sangihe. 2015-2024 berupa pengembangan sistem - Ekspedisi BANDAMIN 2002 2003, transmisi dengan tegangantahun 500 kV dan&150 kV melibatkan Freieserta University (Jerman), di sistem Jawa-Bali, tegangan 500 kV,LIPI, 275 DKP & Indonesia ITB. Tujuan utakV, BPPT, 150 kVP3GL-ESDM, dan 70 kV di sistem Timur untuk mempelajari asosiasi endapan hidanma Indonesia Barat. Pembangunan sistem drotermal di gunung api diarahkan bawah laut Batutara transmisi secara umum kepada (Komba volcano), Laut Flores (Gambar 4). tercapainya kesesuaian antara kapasitas - Ekspedisi INDEX-SATAL 2010, daya meli pembangkitan di sisi hulu dantahun permintaan batkan NOAA-USA, LIPI, di sisi hilir secara efisien. DiBPPT, sampingKKP, itu sebagai P3GL-ESDM. Tujuanbottleneck utama untuk meneusaha untuk mengatasi penyaluran dantegangan mengidentifikasi rembesan hidanmukan perbaikan pelayanan. drotermal dasar laut dalam dan memahami ekosistemnyatransmisi di perairan Pengembangan 500 Sangihe-Talaud kV di Jawa-bali (Gambar 5). pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi
Gambar 5. Konsep pembentukan endapan hidrotermal bawah laut di Gunung Api Batutara (Komba) dan contoh batuannya dari Ekspedisi BANDAMIN (atas). Foto aktivitas hidrotermal dan asosiasi kehidupan laut dalam di sekitar Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi INDEX-SATAL listrik per jenis(bawah). bahan bakar gunung api bawah laut Kawio dari Ekspedisi
86
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama 4. Sumber daya kemampuan sebesar 8,4 GW ataudan 11,9% dari kapasitas toIndonesia dalam melakukan tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau pemetaan dan penelitian 6,8%, setelah itu Pembangkit Listriksum Tenaga ber daya Minihidro (PLTM)laut skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, Sejak abad ke 17 perairan telah angin, biomassa) sebesar 0,1 Indonesia GW. menjadi obyek penelitian para ahli dari berba gai Georg tersebut, Rumphius (1627-1702) Dari negara. total kapasitas tambahan pemmungkin perairan bangkit dimerupakan Sumatera peneliti sebesarpertama 17,7 GW dan di Indonesia Timur yang tertarik untuk mempelajari mi adalah sekitar 14,2 GW. Untuk neral, kerang dan udang. Kemudian setelah itu sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah tercatat Ekspedisi Siboga (1899) dipimpin oleh sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per Prof. tahun.Max Weber yang menghasilkan banyak temuan baru terkait kondisi oseanografi dan morfologi lautlistrik Indonesia. Komposisidasar produksi pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi Pada 1923 Prof. MeineszLNG), me 63,7% tahun batubara, 19,2% gasVening alam (termasuk mim ekspedisi gravitasi 8,9%pin panas bumi, pengukuran tenaga air 6,6% serta bumi 1,6% di sepanjang batas antara Indonesia minyak dan bahan bakar lainnya (Gambardengan 5). Lautan Hindia dan Pasifik. Ekspedisi tersebut dilaksanakan menggunakan kapal selam Bauran energi saat ini masih didominasi oleh yang dilengkapi dengan gravity meter buatan batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas Prof. Meinesz sendiri, dan mungkin merupa24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi kan ukuran yang pertama di 4,4%peng serta BBMgravitasi 11,7%. laut Komposisi produksi dunia. Hasiltahun ekspedisi ini menunjukkan bahwa listrik pada 2024 untuk gabungan IndoneIndonesia dikelilingi oleh palung63,7% samudra yang sia diproyeksikan akan menjadi batubara, diisi oleh sedimen yang sangat tebal. Pada tahun 1927 pemerintah kolonial Hindia Belanda menyetujui pembiayaan pembuatan kapal survei dan ekspedisi yang kemudian dikenal dengan Ekspedisi Snellius pada awal tahun 1930an. Dengan menggunakan echo sounder yang tergolong canggih pada zamannya, Ekspedisi Snellius telah berhasil meng ukur lebih dari 33.000 titik kedalaman laut di seluruh Indonesia. Sebanyak 67 orang pelaut dan 2 teknisi spesialis Indonesia ikut terlibat dalam ekspedisi tersebut. Sebagian data hasil ekspedisi hingga saat ini masih dimanfaatkan dalam peta navigasi Indonesia.
karena survei di Indonesia masih sangat 19,2% kapal gas alam (termasuk LNG), panas bumi terbatas, terutama dari sisi kelengkapan 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBMperadan latan Namun (Gambar komitmen6).untuk mandiri bahansurvei. bakar lainnya dalam penelitian kelautan di Indonesia telah menguat sehingga pada tahun 1980an diben2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan tuk beberapa lembaga kelautan baru, seperti Gardu Induk P3GL, serta penguatan tugas fungsi BPPT di bidang kemaritiman, di penyaluran samping Lembaga OsPengembangan sistem pada periode eanologi-LIPI (P2O-LIPI) yang sudah ada se2015-2024 berupa pengembangan sistem jak 1960an. transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 Tokoh seperti Prof. JA. Katili (Dirjen kV, 150nasional, kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur Geologi dan Sumber Mineral) dansistem Prof. dan Indonesia Barat.Daya Pembangunan BJ. Habibiesecara (Menristek RI dan Kepala kepada BPPT), transmisi umum diarahkan sangat berjasa dalam mendorong pelaksatercapainya kesesuaian antara kapasitas naan program diinventarisasi sumber pembangkitan sisi hulu dan potensi permintaan daya daya Indonesia secara mandiri.itu Untuk itu di sisilaut hilir secara efisien. Di samping sebagai pengadaan survei baru berikutpenyaluran peralatan usaha untukkapal mengatasi bottleneck surveinya dimulai sejakpelayanan. 1986. Kapal survei dan perbaikan tegangan Geomarin I pada tahun tersebut mulai dibangun dengan bantuan konsultan dari USGS Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali yang mempunyai standar pada menjadikannya umumnya dimaksudkan untuk kelengkapan peralatan kelautan mengevakuasi dayasurvei darigeologi pembangkitmodern. Pada 1990 Geomarin I telah pembangkit barutahun maupun ekspansi dan menjaga mulai melakukan geologi di kriteriaaktif keandalan N-1,pemetaan baik statik maupun paparan dangkalpengembangan Indonesia barat.transmisi Belajar dinamik. laut Sedangkan dari pengalaman ini kapal survei Geomarin III kemudian mulai dibangun pada tahun 2006 di PT PAL tanpa menggunakan konsultan asing.
Menyadari luasnya perairan dan potensi sumber daya alam yang harus dipetakan di Indonesia, pada tahun 1985 Prof. Habibie menandatangani kontrak pembelian beberapa kapal survei baru dengan ACM Perancis. Kapalkapal tersebut, yang kemudian dikenal dengan Baruna Jaya I, II, III dan IV, dimaksudkan ma sing-masing sebagai kapal riset oseanografi, hidro-oseanografi, geologi-geofisika, dan perikanan. Pada awal tahun 1990an kapal-kapal tersebut diserah-terimakan kepada Indonesia dan langsung bekerja melaksanakan pemetaSejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, an sumber daya kelautan. Program ini disertai cukup banyak survei dan ekspedisi kelautan dengan kerja sama penelitian dan pengemIndonesia dilakukan oleh lembaga penelitian bangan kapasitas SDM dengan Pemerintah asing bekerja sama dengan lembaga peneli- Perancis. Sehingga sangat banyak karya ilmi tian dan universitas di Indonesia. Hingga akh- ah dan peningkatan kapasitas SDM Indoneir tahun 1980an survei umumnya dilakukan sia yang telah dihasilkan, termasuk bagi para menggunakan kapal survei dari negara asing teknisi dan peneliti P3GL. Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
879
Topik Utama Pada pertengahan tahun 1990an, LON/P2O-LIsebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas toPI kemudian juga mulaipanas diperkuat riset tal, bumi dengan sebesar 2 4,8kapal GW atau baru, yaitu Baruna Jaya VII dan Baruna Jaya 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga VIII, yang masing-masing dimaksudkan seMinihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak bagai perikanan dan oseanografi/ 0,9 GWkapal dan riset terakhir pembangkit lain (surya, geologi-geofisika. Kegiatan0,1 pemetaan dan peangin, biomassa) sebesar GW. nelitian sumber daya kelautan Indonesia kemudian total meredup seiring dengantambahan terjadinya pemkrisis Dari kapasitas tersebut, moneterdi1998 di Indonesia. kinidan kapalbangkit Sumatera sebesarHingga 17,7 GW di kapal risetTimur Baruna Jayasekitar baik yang Indonesia adalah 14,2diope GW.rasikan Untuk oleh BPPT maupun P2O-LIPI tidak mendapat sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah kan cukup dana untuk melakukan inventarisasekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per si data kelautan nasional, bahkan terdapat petahun.
rubahan fungsi untuk 19,2% gasorientasi alam (termasuk LNG),mendapatkan panas bumi penerimaan bukan pajak. Pengambilan 8,9%, tenaganegara air 6,6% serta 1,6% BBM dan data primer, terkait energi bahan bakarterutama lainnya (Gambar 6). dan sumber daya mineral, saat ini hanya bersandar pada kapalRencana survei Geomarin I dan Geomarin III yang 2.4. Pengembangan Transmisi dan dioperasikan oleh P3GL-ESDM. Gardu Induk
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 5. Kapal riset I dansistem Geo 2015-2024 berupaGeomarin pengembangan marin III tegangan 500 kV dan 150 kV transmisi dengan di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 Kapal Geomarin Geomarin III meru kV, 150riset kV dan 70 kV diI dan sistem Indonesia Timur pakan kapal risetBarat. yang dioperasikan olehsistem P3GL dan Indonesia Pembangunan transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara,
Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi
Gambar 6. Kapal survei Geomarin I (atas) mempunyai panjang 31 m, lebar 6,8 m, denganGambar kemampuan layar maksimum 10 hari. Geomarin III (bawah) mempunyai panjang 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar61,7 m, lebar 12 m, dengan kemampuan layar hingga 30 hari.
88
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama 3. Peralatan-peralatan standar 19,2% gas yang alamterpasang (termasuk LNG), panas bumi sebesar 8,4 GW atauTabel 11,9% dari kapasitas to- survei pada kapal survei Geomarin I dan Geomarin 6,6% serta 1,6% BBM dan tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 8,9%, tenaga air III. bahan bakar lainnya (Gambar No. Geomarin I Geomarin III 6). 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) tersebar sebanyak Single skala Beam,kecil Single/Dual Frequency 1 Dual Frequency Echosounder 0,9 GW dan terakhir Echosounder pembangkit lain (surya, 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu angin, biomassa)Chirp sebesar 0,1 GW. 2 Sub-Bottom Profiler ChirpInduk Deep Sea Sub-bottom Profiler 3
Marine Magnetometer
8
Side Scan Sonar
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pemSingle Channel High Resolution Seismic 4 bangkit di Sumatera(Sparker/Boomer) sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk 5 Navigation System sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah 6 Coring System sekitar 38,5 GWSediment atau rata-rata 3,8 GW per 7 High Frequency Multibeam Echosounder tahun. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), – ESDM, dapat digolongkan multipur 8,9% panas bumi, tenaga airsebagai 6,6% serta 1,6% pose vessel (Gambar 6) yang dimanfaatkan minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). untuk pemetaan hidrografi, oseanografi, geologi, maupun geofisika. Namun kedua Bauran energi saat ini masihmengingat didominasi oleh kapal tersebut dimanfaatkan untuk menunjang batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas kegiatan di sektor energihidro dandan sumber 24,2%, tenaga air 6,5%% panas daya bumi mineral, maka sebagian peralatan sur4,4% serta BBM 11,7%. besar Komposisi produksi veinya lebihtahun difokuskan untuk pemetaan atau listrik pada 2024 untuk gabungan Indoneinventarisasi dataakan geologi dan geofisika kelaut sia diproyeksikan menjadi 63,7% batubara, an. Adapun fungsi peralatan-peralatan survei tersebut adalah untuk: - pemetaan kedalaman dan visualisasi dasar laut - pengambilan contoh sedimen dan batuan dasar laut - pemetaan intensitas kemagnetan bumi - pengukuran penampang seismik bawah dasar laut resolusi tinggi - pengukuran penampang seismik bawah dasar laut penetrasi dalampengukuran fisika oseanografi (arus, gelombang, temperatur dan salinitas laut)
Marine Magnetometer
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupaSystem pengembangan 2D Seismic 120 Channel sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV 2D Seismicserta Navigation System di sistem Jawa-Bali, tegangan 500 kV, 275 Onboard Data Processing kV, 150 kV dan 70Seismic kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem Gravity Coring & Multicore transmisi secara umum diarahkan kepada CTD tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usahadengan untuk mengatasi bottleneck penyaluran lebih menggunakan rangkaian airgun dan perbaikan tegangan pelayanan. sebagai sumber energi. Adapun peralatan survei yang terpasang ditunjukkan pada Tabel 3. Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali pada umumnya Dengan menggunakandimaksudkan wahana survei untuk Geomengevakuasi dayaIII, dari pembangkitmarin I dan Geomarin saat ini terdapat 4 pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga fokus kegiatan litbang geologi kelautan, yaitu: kriteria keandalan N-1, baik statik maupun 1. Intensifikasi eksplorasi migas di Kawasan dinamik. Sedangkanmelalui pengembangan transmisi Timur Indonesia, akuisisi data lepas pantai yang konsisten dan disertai interpretasi guna pengembangan konsep geologi cekungan migas. 2. Intensifikasi eksplorasi mineral pantai dan dasar laut Indonesia, terutama di Indonesia bagian barat di mana endapan letakan ber ada. 3. Inventarisasi potensi energi dan sumber daya mineral di ZEE dan pulau-pulau kecil terluar, serta pemetaan landas kontinen Indonesia. 4. Inventarisasi potensi energi laut (osea no grafi) dan pengembangan teknologi eks ploitasi energi laut.
Kedua kapal survei Kementerian ESDM tersebut dilengkapi dengan peralatan yang serupa Hingga saat ini data geologi sebagian besar namun berbeda dalam volume dan kemam- wilayah paparan Indonesia barat telah didapat puan penetrasi (untuk peralatan seismik re- kan dengan menggunakan wahana Geomarin fleksi) mengingat dimensi kapal yang berbeda. I, dan kini sedang berlangsung interpretasi data Kemampuan penetrasi peralatan seismik di sebagai bagian dari studi kandungan mineral Geomarin I terbatas hingga 500 m dari dasar letakan dan tektonik aktif Indonesia barat. Selaut, namun dengan resolusi yang cukup ting- jak 2010 lebih dari 40.000 km data seismik Ingi. Sebaliknya peralatan seismik di Geomarin donesia timur telah diperoleh dengan menggunakan wahana Geomarin III. Penggunaan data III mampu Gambar menjangkau 3000 mkomposisi atau bahkan 6. Proyeksi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
899
Topik Utama tersebut8,4 saatGW ini lebih banyakdari untuk menyusun sebesar atau 11,9% kapasitas tokonsep geologi cekungan sedimenter danatau tektal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW tonik (geoscience) yang kemudian diharapkan 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga dapat memberikan rekomendasi lokasi terkait Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak eksplorasi detail untuk kepentingan migas. 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
Sarmili,gas L.,alam 2012. Penemuan Logam 19,2% (termasuk LNG), panasEmas bumi Bawah laut di Perairan Gunung dan 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6%Komba BBM dan sekitarnya, Flores Timur. Dipresentasikan bahan bakar lainnya (Gambar 6). pada Kolokium Presentasi internal Pusat Pengembangan Geologi dan Ke 2.4.Penelitian Rencanadan Pengembangan Transmisi lautan, Desember 2012. Gardu Induk
6. Kesimpulan Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Pertumbuhan ekonomi Indonesia Indonesia Timur adalah sekitar 14,2telah GW.memaUntuk cu pertumbuhan kebutuhan energi dan mine sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah ral. Namun kedua komodisekitar 38,5 demikian GW atau kondisi rata-rata 3,8 GW per tas tersebut di Indonesia telah berada dalam tahun. keadaan kritis. Indonesia sebenarnya masih mempunyai cadangan daya2024 alamuntuk yang Komposisi produksi listriksumber pada tahun cukup besar, termasuk energi baru dan terbagabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi rukan. Problema saat ini adalah, bahwa sum63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), ber daya alam lebih banyak terdapat di laut 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% dan belum secara optimal dipetakan. Sejak minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). terjadinya krisis moneter 1998 komitmen untuk memberdayakan tenagaoleh ahli Bauran energi saat inikemampuan masih didominasi Indonesia sendiri untuk memetakan sumber batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas daya alam Indonesia semakin turun. Dengan 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi paradigma kini, pemetaan dan 4,4% serta pemerintahan BBM 11,7%. Komposisi produksi inventarisasi sumber daya maritim harus dapat listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonedilakukan secaraakan mandiri. Sehingga tidak hasia diproyeksikan menjadi 63,7% batubara, nya pemahaman mengenai sumber daya alam negeri sendiri yang diperoleh, tetapi juga kedaulatan data dan pengetahuan khususnya terkait energi dan sumber daya mineral.
Van Aken, H.M.,sistem 2005.penyaluran Dutch Oceanographic Pengembangan pada periode Research in Indonesia in Colonial Times. 2015-2024 berupa pengembangan sistem Oceanography, vol. 18, no. 4. transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 Situs: kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur http://www.pgs.com/Data_Library/Asia-Paci dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem fic/Southeast_Asia, diunduh 9 September transmisi secara umum diarahkan kepada 2015. tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya http://www.iongeo.com/Data_Library/Asia_Padi sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai cific/ArafuraSPAN, 9 penyaluran September usaha untuk mengatasidiunduh bottleneck 2015. dan perbaikan tegangan pelayanan. clienthttp://www.searcherseismic.com/multi Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali data-library.htm#INDONESIA, diunduh 9 pada umumnya dimaksudkan untuk September 2015. mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi
Daftar pustaka NOAA-DKP-BPPT, 2010. Kerja sama Penelitian Laut Indonesia – Amerika Serikat: Index Satal 2010 (Indonesia- Us Exploration In Sangihe Talaud 2010). Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Permana, H., 2007. Submarine Resources of Indonesia Seawater: Indonesian Research and Experiences. Dipresentasikan pada: In ternational Seminar on “ Minerals and Other Resources Found in Marine Areas beyond the Limits of National Jurisdiction (The “Area”), 5-7 Maret 2007. Manado.
Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
90
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9