3. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pendekatan Masalah Berdasarkan pengamatannya pada tahun 184 1 terhadap populasi manusia, Doubleday mengemukan suatu teori bahwa jika suatu species terancam populasinya, maka kesuburannya akan meningkat (Krebs, 1978). Implikasinya dalam bidang perikanan adalah : kegiatan menangkap ikan dapat mendorong pertumbuhan surplus (surplus growllz) stok ikan. Hannesson (1976), mengemukakan alasannya sebagai berikut : Pertama, kegiatan penangkapan ikan akan memperkecil stok ikan, biasanya ikan yang tertinggal akan mendapat jatah makanan yang lebih banyak. Keadaan ini cenderung menaikkan laju pertumbuhan setiap individu ikan. Kedua, Kegiatan menangkap ikan akan menggeser umur rata-rata stok ikan menjadi lebih muda, tetapi cepat membesar. Ketiga, stok ikan yang tidak banyak ditangkap, memiliki kapasitas hidup telur mungkin berbanding terbalik dengan jumlah ikan yang bertelur dan jumlah telur yang dihasilkan. Ada dua bentuk pertumbuhan populasi, yaitu : pertumbuhan eksponensial (exponential growth) dan pertumbuhan sigrnoida (signioid growth)(Pielou, 1977; Widodo, 1986). Pertumbuhan eksponensial juga disebut geonzetric, J-shaped, pertumbuhan populasi Maltusian. Secara umum model pertumbuhan ini dijelaskan sebagai berikut : Jika pertumbuhan populasi pada waktu t disebut Nt, Amerupakan laju pertumbuhan individu dalam populasi, maka populasi menurut waktu 0, 1, 2, ... . ... .t
adalah :
No, Nl, N2, ... ... ... ... ... ... ...
...
...
..Nt
Atau : NI
=
AN0
N2
=
AN^
Nt
-
=
i22~o
A 'NO............................................................ (3.1)
Persamaan (3.1)dapat dimunculkan secara urut, misalnya :
Bentuk pertumbuhan populasi eksponensial, dengan laju pertumbuhan seketika r, dapat pula dtulis sebagai : N, Hubungan
= N,.(l+
r)' ......................................................... ...(3.2)
A dengan r, menjadi i2
=
( r + 1). Jika digunakan bilangan Euler (e
=
2.7 1828), maka hubungan itu menjadi :
R
=
er
atau r
=
In A
Dengan transformasi kontinyu persamaan (3.I), sudah dapat ditulis : Nt Atau, NI
=
(e'j'~~
=
No er' ............................................................. .(3.3)
Pertumbuhan populasi dapat berlangsung secara d i s h t dan kontinyu. Jika pertumbuhan populasi berlangsung menurut selang waktu tertentu (discrete), persamaan (3.1) dapat ditulis : N,+l = N, +
AN, = N,,, Diasumsikan bahwa b
=
- N,
......................................................... ..(3.4)
laju kelahiran, d = laju kematian, i = laju imigrasi, dan e
laju emigrasi, sehingga perubahan populasi adalah :
=
ANf = b - d + i - e
........................................................ (3.5)
Persamaan ( 3 . 3 , jika Qbagi dengan Nt, menjadi : b - d i -- - -+---..-Nt
fit
b l Nf = P , d l Nt = 6 , i
Nt =
Nt
e
.............................................
Nt
e, karena jumlah individu yang masuk dan keluar
dianggap sama dan dengan jurnlah yang kecil, maka persamaan (3.6) menjadi :
AX - 8 - 6
--
atau
AN^
=(,o-G)N, .................................. (3.7)
Nl Substitusi persamaan (3.7) ke persamaan (3.4), N,,, = (1+P-6)Nl ......................................................(3.8) (1 + ,8- 6 ) , atau (A + 1)
=
( p- 6). Sehingga secara teoritis pertambahan populasi hanya berlangsung jika A
>
Persamaan (3.8) jelas menggambarkan bahwa A
1, sedangkan A
=
=
1 tidak terjadi pertambahan dan j ika A < 1, populasi menurun.
Model populasi spesies tunggal dinyatakan dengan : r = f(N,G,E) ............................................................ (3.9)
Fungsi (3.9), dijelaskan sebagai : laju perturnbuhan intrinsik dari populasi (r) adalah tergantung dari kerapatan (N),sifat-sifat genetik (G), dan kecocokan lingkungan (E). Perubahan-perubahan ini sudah jelas mempengaruhi eksistensi, distribusi dan keragaman surnberdaya hayati, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam ekosistemnya. Dalam penyederhanaan model, G dan E selalu dianggap tidak berubah sepanjang waktu. Sehingga model perkembangan populasi spesies tunggal pada persarnaan (3.8) dari waktu t ke waktu (t + At) ,disusun &lam bentuk kontinyu :
Nt+, = N, +(b - d ) N , A t ............................................. .(3.10)
At adalah selang waktu pengamatan, (b
-
d) = r
merupakan laju reproduksi per
satuan waktu. Bilamana pcrsamaan (3. lo), dibagi dengan At menjadi : N,+, - N, At
= rN! ...................................................... ...(3.11)
Lim At + 0, laju pertumbuhan populasi adalah :
aN,= rN, atau at
ax
-- = rat
Nt
...........................................
Untuk menghitung jumlah populasi awal No, pada waktu t
=
0, kedua mas
persamaan (3.12) diintegalkan : I
.
1
Hasilnya, menjadi persamaan (3.14). Dalarn bentuk In, menjadi : lnN,- In No= rt atau : r =
In N, - In No t
.............................................
Secara teoritis, laju pertumbuhan intinsik r dalam hubungannya dengan perturnbuhan populasi, menunjukkan tiga kemungkinan, yaitu pertumbuhan populasi naik (r > O), mendatar (r = O),dan menurun dan akhirnya punah (r < 0). Model pertumbuhan logistik yang terkenal dengan kurva sigmoida (S-Slzaped), pertama kali ditemukan Verhulst tahun 1839 (Tarurningkeng, 1994). Model logistic disusun berdasarkan asumsi-asumsi :
1. Populasi akan ~nencapai keseimbangan dengan lingkungan, sehingga
memiliki sebaran umur stabil.
2. Populasi melniliki laju pertumbuhan yang secara berangsur-angsur menurun secara tetap dengan konstanta r. 3. Pengaruh r terhadap peningkatan kerapatan karena bertumbuhnya populasi
merupakan respons seketika. 4. Sepanjang waktu pertumbuhan keadaan lingkungan tidak berubah. 5. Pengaruh kerapatan adalah sama terhadap semua tingkat umur populasi.
6. Peluang untuk berkembang biak tidak dipengaruhi oleh kerapatan.
Persaingan dan terbatasnya ruangan serta makanan, menyebabkan pertumbuhan populasi lambat laun akan menurun dan akhirnya berhenti, jika daya dukung lingkungan ( K ) telah tercapai. Dengan perkataan lain, N
=
K maka dNM
=
0. (N-hq
merupakan fraksi dari K, sehingga bagian yang dapat menampung pertumbuhan selanjutnya akan sebanding dengan pertumbuhan per individu, yaitu : (K
-
N)iK.
Alubatnya persamaan (3.12), berubah menjadi :
Untuk menghitung N,
:
diitegrasikan kembali dengan persamaan awal
pertumbuhan logistik, sehingga menjadi :
Hubu~ganmodel perturnbyban eksponensial dan model peflsmbuhan logistik dapat dijelaskan oleh Hartwick and Olewiler (1986), seperti pada Gambar 2.berikut :
Pertumbuhan maksimurn
m Daya dukung
Sumber : Hartwick and Olewiler (1986)
Gambar 2. Hubungau Model Eksponensial dan Mod@ L~gistik Setelah melihat, mengetahui, dan memaharni permasalahan di lokasi penelitian, yaitu perairan sekitar gugus pulau pari, dan mengetahui, memikirkan kemunghnan pemanfaatannya, serta menyadari begitu pentingnya daya dukung lingkungan terhadap kegiatan pengelolaan pulau-pulau kecil, maka dibuat kerangka pernikiran untuk pendekaran permasalahan dan analisis kebijakan yang dapat dilihat pada Gambar 3. Sebagai keterangan tambahan, kegiatan pariwisata sengaja tidak masuk dalam model integrasi dengan alasan : (1) kegiatannya tidak berkembang, dan (2)
Masyarakat setempat tidak merasakan manfaatnya, baik pemanfaatan tenaga kerja, maupun sebagai pasar barang (ikan, rumput laut,dan lain-lain).
II I
1
PERMASALAHAN EKOLOGI. EKONOMI. SOSIAL.BUDAYA. LINGKUNGAN
i
1
PULAU PARI (Existing Condition)
P*I(TOR-FAKTG~ EKSOGEN
....................................................
I
I
'I
*
SUMBERDAYA MANUSIA
I
DAYA DUKUh'G
SUMBERDAYA ALAM
/
F
PESANGKAPAN IKAN
j
I
I
/ PENANGKAPAN IKAN I e
~
v
1
s
A
.
1
A
I
! '
: : : : -
+ . . _ _ A
Yes
I
i
ANALISISSPAS~AL
kl
7 i
i
A '\
1 Yes
ANALISIS KEBIJAKAN
i
I
/
=
/
1
MODELOPTIMAL PEMANTAATAN GUGUS PULAU PARI I
, Alur Prosedur,
No
...................................................
SENSNITAS
v
Keterangan :
I No ...... I
I
i
I
i
I
I
I
I
- - - - -, = Tinjau ulang
Gambar 3. Diagram Kerangka Penelitian
j
;;
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di gugus Pulau Pari, Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Pulau Seribu Selatan, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Untuk jelasnya, dapat dilihat pada Lampiran 1. Waktu pelaksanaan penelitian selama 4 bulan, yaitu mulai pertengahan bulan Agustus 2002 sampai dengan pertengahan bulan Desember 2002.
3.3. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan, terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang diambil langsung di lapangan berupa pengukuran suhu dan pengukuran kecepatan arus, sedangkan pengambilan sampel air guna kebutuhan analisis parameter kimia yang selanjutnya diuji dilaboratorium. Waktu pengukuran dan pengambilan sampel air, diadakan dua kali, yaitu pada waktu air pasang tertinggi dan pada waktu air surut terendah. Khusus data kecepatan arus, diambil pada waktu mulai pasang dan waktu mulai surut. Data sekunder. diambil sebagai pembanding, bersumber dari berbagai instansi terkait, dan literatur yang dapat dijadikan acuan, seperti baku mutu air laut untuk budidaya perikanan. Data yang digunakan pada analisis komponen utama (principal component analysis P C A ) dan pengelompokan kelompok hirarkhi (angglornerative hierarchi clustering IAHC), mengikuti parameterlvariabel yang digunakan oleh Juurana (2000), seperti Tabel 8, dengan alasan : (1) pada tahun 2000 tejadi penurunan produksi rumput laut yang sangat drastis, (2) data tersebut sangat komplet dibandlngkan dengan data yang lainnya. Sedangkan data untuk kesesuaian perairan yang
,
dibandingkan dengan baku mutu air laut untuk budidaya perairan sesuai Keputusan Nomor 02 MENKLH Tahun 1988 dan beberapa literatur yang terkait, langsung diambil pada saat penelitian sedang berlangsung sesuai stasiun jrang sudah ditentukan sebelumnya. Untuk jelasnya, jenis data dan sumber data penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian No. Jenis Data
Sumber Data
'
Data kondisi perairan untuk kesesuaian Data
I.
primer,
diperoleh
dari
pariwisata, kesesuaian budidaya laut tiap pengukuran langsung dan uji laboratorium.
gobah.
Data jumlah alat, jumlah nelayan, jumlah I Data primer, diperoleh 1 2. 1 trip (HKO), dan harga komoditi. / pengisian buesioner.
/ stasiun gums Pulau Pari.
/ Juwana (2000). ( Data kesesuaian perairan untuk budidaya I Data sekunder, I
4.
1 I
Data umum kualitas perairan di beberapa Data sekunder, diperoleh dari
3.
I
dari
I I Darsono (1988), Teswara (1995), 1 I
/ 1 rumput laut, ikan kerapu, clan teripang.
diperoleh dari
LP-IPB (2002), FPIK-IPB (2002) P20-LIPI(2002). Data series produksi clan jurnlah trip ikan Data Sekunder, dari DPPK-DKI
5.
6.
demersal
(200 1a),
Data dasar spasial
Data sekunder, diperoleh dari
I Sumber I hasil rangkuman penelitian (2002). I
I
:
DPPK-DKI
(200 1b),
I citra lansat ETM+ April 2002. 1 I
J
Tabel 8. Kelompok ParameterNariabel yang Digunakan
i
Kelompok Variabel a. Fisik
Nama Varia be1 1. Salinitas ('/on) 2. Suhu (OC)
Kelom po k Varia be1 d. Bakteri
Nama Variabel 17. Aeromonas 18. Pseudomonas
patogen I
b. Logam berat
3. Oksigen terlarut
19. Proteus
(PP~) 4. pH (unit pH)
20. Vibrio alginolyticus
5. Turbidity (NTU)
22. Yersinia
6. Pb (ppm) 7- Cd ( P P ~ )
21. Hafnia
e. Kepadatan zooplankton
23. Polychaeta 24. Crustacea
8. Zn ( P P ~ )
25. Mollusca
9. Ni (ppm)
26. Echinodermata
10. Cr (ppm)
27. Larvaikan
1 1. Cu (ppm) 12. Mn (ppm) c. Bakteri
13. Heterotrofik (x 10')
28. Diatomea
plankton clan
29. Dinoflagelata
15. Kolifonn (/I 00ml)
beberapa
30. Cianophyta
16. Fecal coli (/100ml)
indeks
3 1. Phytoplankton
mikrobio- 14. Holotoleran (x lo3) logi
f. Sel fito-
32. Indeks keanekaragaman 33. Indeks kemerataan 34. Indeks kekayaan jenis Sumber : Diadopsi dari Juwana (2000).
1
3.4. Analisis Data
3.4.1. Analisis Komponen Utama Analisis ini digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang pertama. U n t d ~ itu digunakan Analisis Komponen Utama (Principal Conzponent AnaZysis/PCA). Tujuan penggunaan analisis komponen utama dalam suatu matriks data penelitian menurut Bengen (2000b), diantaranya adalah : (1) Mengekstraksi informasi esensial yang terdapat dalam suatu tabellmatriks data yang besar, ( 2 ) Menghasilkan suatu representasi
grafik yang memudahkan
interpretasi, (3) Meinpelajari
suatu
tabeumatriks data dari sudut pandang kemiripan antara individu atau hubungan antar variabel. Untuk mencapai tujuan tersebut, ditetapkan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut : 1. Transformasi data. Karena PCA merupakan salah satu analisis data multivariabeVmultidimensi, maka karakter-karakter yang diamati adalah kuinpulan karakter-karakter kcantitatif dan kualitatif. Oleh kareila itu dibutuhkan prosedur pemusatan dan pereduksian (transforination Z) untuk menghilangkan unit satuan yang berbeda (Johnson and Wichern, 1992).
2. Korelasi antar variabel. Tahap ini akan menjelaskan hubungan antar variabel. Nilai lebih besar atau sama dengan 0,5 menunjukkan hubungan kedua variabel erat. Kurang dari 0,5 artinya hubungan kedua variabel kurang erat. Nilai
positif atau negatif menjelaskan arah hubungan kedua variabel. Positif artinya searah. Sedangkan bila negatif arahnya saling berlawanan. 3. Diagonalisasi. Hasil yang diperoleh mengindikasikan akar ciri (eigenvulues)
pada sumbu utama yang ditetapkan, misalnya tiga surnbu yang dihitung kontribusinya dalam persentase. 4. Interpretasi kontribusi variabel. Koordinat variabel untuk setiap sulnbu sama dengan korelasi antara variabel dengan sumbu. Hasilnya dipetakan secara tabel dan grafik. 5. Interpretasi kontnbusi individu (stasiun). Koordinat individu untuk setiap
surnbu sama dengan korelasi antara individu dengan sumbu. Hasilnya dipetakan secara tabel dan grafik.
3.4.2. Analisis Kelompok
Analisis ini digunakan untuk melengkapi pencapaian tujuan penelitian pertama. Untuk itu digunakan Analisis Kelompok (Clustering Ajzulysis). Analisis kelompok dimaksudkan untuk mengelompokkan unit-unit statistik ke dalam kelompokkelompok yang homogen, atau memiliki karatenstik yang sama. Secara umum analisis ini dibedakan menurut : metode non-hierarki dan metode hierarki (ungglonzerutive hierurclzi clustering IAHC). Dalam penelitian ini digunakan metode
hierarki. Hasil yang diperoleh merupakan suatu presentmi skematik sederhana. Hierarh yang tersusun dipresentasikan dalam bentuk dendrogram, terhadap beberapa jumlah gobah yang kondisi perairannya dikelompokkan homogen.
3.4.3. Analisis Kesesuaian Untuk Pariwisata
Analisis kesesuaian untuk pariwisata digunakan untuk mencapai tujuan penelitian kedua, yaitu model pemanfaatan surnberdaya untuk kegiatan pariwisata. Analisis ini sangat menentukan rekomendasi kesesuaian jenis model pariwisata yang paling layak untuk dilaksanakan di tempt-tempat yang sudah ditentukan di gugus pulau Pari. Tahapn analisis ini adalah sebagai berikut : 1. Menyusun/tabulasi h t e r i a kesesuaian baik untuk pariwisata pantai maupun untuk pariwisata bahari, yang bersumber dari Bengen (2002~).Adapun kriteria yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 9 untuk pariwisata pant'ai dan Tabel 10 untuk pariwisata bahari.
1 1
1
Tabel 9. Matriks Kesesuaian Untuk Pariwisata Pantai Parameter
Bob~t
S1 sanpat sesuai
Kedalaman
S2 ~ u k u psnuai
>5- 10
Material dasar
(rnldetik) Kecerahan erairan (%) Tipe pantai
6
Pasir
Karang
(14) >75
(12) >50-75
Berpasir
Berpasir sedlkit karang
S3 sesuai marginal
sesuai
>lo- 15 (2) Pasir berlum ur(4)
>15 (1) Karang ber lum ur(1)
&
* 1 Pasir dan berkarang sedikit tejal
l
Semak, beLahan lukar renterbuka + dah, savana kelapa (12) (14) >0.5-1 1 0 . 5 Ketersecbaan air 1 6 (14) (12) tawar (iaraWlon) Keterangan : nilai dalam kurung (.) = skor Surnber : Adaptasi dari Bengen (2002~). 6
Penutupan lahan pantai
I
1
N .tidak
tinggi (10)
Lumpur, karang, mangrove, tejal(2) Mangrove, pemukiman, pela-
Tabel 10. Matriks Kesesuaian Untuk Pariwisata Bahari Bobot
S1 sangat sesuai
Kecerahan perairan (%)
10
>75 (20)
Tutupan terumbu karang
8
>75
>50-75
~25-50
(16)
(14)
(12)
>lo0
>75- 100
>20-75
Parameter
S2 cukup sesuai
N tidak sesuai
53 sesuai marginal
>50-75(18) ~25-50(16) 5 25 (2) 1
(%)
Jenis terurnbu karang
8
8
(jumlah spesies) Kecepatan arus
6
(mldetik) Kedalaman perairan (m)
1
(4) < 20
I
hidup (jumlah spesies) Jenis ikan karang
,I
L 25
6
(16)
(14)
(12)
(4)
>70
>50-70
>20-50
5 20
(15)
(14)
(12)
(4)
0-0.17
>O. 17-0.34 >0.34-0.5 1
> 0.5 1
(14)
(12)
(10)
(2)
>lo-25(14)
>5-lO(12)
>2-5 (2)
< 2 (1)
Keterangan : nilai dalarn kurung (.) = skor Sumber : Adaptasi dari Bengen (2002~).
2. Menyusun tabel kondisi kawasan pariwisata di lokasi penelitian sesuai parameter baik untuk pariwisata pantai, maupun untuk pariwisata bahari. Lokasi penelitian disesuaikan dengan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta, tentang lokasi kawasan pariwisata, yaitu di Puiau Burung dan Pulau Kongsi. 3. Memberi skor, yaitu dengan cara membandingkan tabel lateria kesesuaian pada butir 1, dengan tabel kondisi kawasan parimisah d~ lckasi penelitian pada butir 2.
4. Pembobotan, yaitu : bobot dikalikan dengan skor menurut kesesuaian, lalu dihitung totalnya.
i
5. Membandingkan jurnlah skor total dengan kategori-kategori pariwisata masing-masing jenis. Adapun penyusunan kategori jenis pariwisata didasarkan pada Bengen ( 2 0 0 2 ~ seperti )~ pada Tabel 11. Tabel 11. Kategori Pariwisata Menurut Skor Totai Skor Total Kategori
No.
Pariwisata Pantai
Pariwisata Bahari
1.
S 1 (sangat sesuai)
544 - 704
700 - 740
2.
S2 (sesuai)
3 12 - 543
620 - 699
3.
S3 (Sesuai marjinal)
144 -311
360 - 619
4.
N (tidal sesuai)
< 144
< 360
Sumber : Diadaptasi dari Bengen (2002~).
3.4.4. Analisis Kesesuaian Untuk Budidaya Laut Analisis ini digunakan untuk melanjutkan pencapaian tujuan penelitian kedua, yaitu model pemanfaatan sumberdaya untuk kegatan budidaya laut. Analisis kesesuaian untuk budidaya laut sangat menentukan rekomendasi komoditas yang paling layak untuk dibudidaya pada setiap gobah yang ada di lokasi penelitian. Tahapan analisis ini adalah sebagai berikut : 1. Menyusun baku mutu air laut untuk budidaya beberapa alternatif komoditi, yang berasal dari literatur terkait. Alternatrif komodti yang dimaksud adalah : rumput laut, ikan kerapu, dan teripang. Matriks kesesuaian perairan untuk budidaya rurnput laut, ikan kerapu, dan teripang dapat dilihat pada Tabel 12, 13, dan 14.
Tabel 12. Matriks Kesesuaian Perairan Untuk Budidaya Rumput Laut
4 Sesuai
Suhu (OC)
5 Sangat Sesuai 29-30
s
1.0-3.0
3.0-5.0 atau
Parameter
(detik)
28-29
0.5-1.0 Oksigen
,
Skor 3 Cukup Sesuai 27-28 5.0-7.0 atau
2 Sesuai Bersyarat 24-26
/
1 Tidak Sesuai 4 4 , >30
7 . 0 0 ~ 0
10.0
0.3-0.5
>6
5-6
4-5
2-4
<2
30-32
32-34 atau
28-29
2 7-28
<27 atau
terlarut Salinitas &)
>34
29-30 COD (mg/ltr)
50-70
30-50
20-30
70-80,O-20
>SO
NH3-N
0.5-1.0
0.1-0.5
0.05-0.1
0.01-0.05
1.0
(mgfltr)
Sumber : Diadaptasi dari Admadja (1977), Bengen (2002c), FPIK-IPB (2002), P20LIP1 (2002), LP-IPB (2002).
Tabel 13. Matriks Kesesuaian Perairan Untuk Budidaya Ikan Kerapu Skor Parameter suhu CC)
terlarut
(mgfltr) Salinitas e l m )
COD (mgfltr) NH3-N (mgfltr)
I
0.2-0.5
Arus (ddetik)
Oksigen
5 Sangat Sesuai 28-29
29-3 1
1
1
29-30 atau
Cukup Sesuai 226-27
2 Sesuai Bersyarat 25-26 atau
1 Tidak Sesuai <25 atau
27-26
atau 30-32
32-35
>35
0.5-0.8
0.8-1.0
0.1-0.2 ,
< 0.1 atau
1.0-1.5
>1.5
<25 atau
4 Sesuai
3
6-8
5-6
28-29 atau
27-28 atau
25-27 atau
31-33
33-34
34-35
50-70
70-80
>SO
0.1-0.5
0.5-1.0
>1.0
20-40
1 0-20,40-50
0.0- 0.01
0.01-0.1
Sumber : Diadaptasi dari Sianipar (1988), FPIK-IPB (2002), LP-IPB (2002).
-
Tabel 14. Matriks Kesesuaian Perairan Untuk Budidaya Teripang Skor Parameter I
,
Suhu (OC)
I
/1
5 Saogat Sesuai 27-32
1
I
/
4 Sesuai 25-27
I
atau
1
22-28
I
3 Cukup Sesuai 22-25
atau
1 1
2 Sesuai Bersyarat 19-22 atau 34-35
I
1 Tidak Sesuai <19 atau
1
>35
1
4 5 atau
/
Arus (mldetik)
28-32
1
50-70
j
15-19 atau
I
I
I
I
I
COD (mg/itr>
I
. 19-22
30-50
(
20-30
1
I
70-80,
>80
Sumber : Diadaptasi dari Darsono (1988), Teswara (1995), FPIK-IPB (2002), P20-
2. Menentukan skor kesesuaian setiap altematif komoditi yang kemungkinan dapat dibudidaya, berdasarkan baku mutu yang sudah disusun pada butir 1.
3. Menentukan pembobotan (weiglzts), yang dirangking sesuai hasil kontribusi variabel terhadap surnbu utama dalam analisis PCA. 4. Menentukan rangking alternatif komoditi yang dapat dibudidaya pada setiap gobah yang ada di gugus Pulau Pari, sesuai kriteria yang sudah disusun, dengan bantuan metode TOPSIS (TOPSIS metlzod).
3.4.5. Pengkajian Stok (Stock Assessment) Penilaian stok yang dimaksud adalah mengestimasi hasil tangkapan lestari maksimum jnzaxirnurn sustainable yield = MSY) dengan menggunakan model-model produksi surplus (surplus production models). Jika Y adalah hasil tangkapan setahun dan E adalah jumlah upaya penangkapan ikan, maka CPUE (catci~per unit efort) adalah :
Y (i> CPUE = E(i)
dimana i = l , 2 , 3 ,
... .n.
.Untuk penyederhanaan hubungan,
maka CPUE adalah Fungsi dari E.
Sehingga penyelesaian model linear yang biasanya disebut Model Schaefer (1954) adalah sebagai berikut (Sparre and Venema, 1992) : CPUE = u + bE
jika E < -a/b
........................ (3.18)
Slop b, bemilai negatif jika CPUE menurun karena pertambahan unit upaya E Intersep a, adalah jumlah unit upaya penangkapan pada periode awal, selalu bernilai positif. Jadi, CPUE = 0 jika E = - d b . Altematif model produksi surplus yang lain disampaikan oleh Fox (1970), dengan memetakan nilai logaritma dari CPUE, menjadi : lnCPUE = c + dE
.................................(3.19)
Persamaan (3.19)selanjutnya disebut Model Fox, yang dapat juga ditulis dalam bentuk persamaan eksponensial berikut : CPUE = exp(c + dE)
................................. (3.20)
Perbedaan Model Schaefer dan Model Fox hanya karena perbedaan asumsi. Model Schaefer berasurnsi bahwa ketika E = -ah, CPUE = 0. Asumsi yang dibangun oleh Model Fox adalah CPUE akan lebih besar dari no1 (0)untuk semua nilai-nilai E. Ilustrasi perbedaan asumsi antara Model Schaefer dan Model Fos dapat dilihat pada Gambar 4.
CPUE
Gambar 4. Ilustrasi Perbedaan Asumsi Model Schaefer dan Model Fox Untuk menghitung MSY, terlebih dahulu mengubah bentuk persamaan (3.18) dan (3.20) berturut-turut menjadi : Y = a+~ M 2 jika E 5 -alb(Model Schaefer)
... ... ... ... ...(3.21)
Y = E.exp(c + dE)
.. . ... ... ... ...(3.22)
(Model Fox)
Sehingga untuk tingkat unit upaya maksimum dan tingkat hasil tangkapan maksimum Model Schaefer dapat dihitung dan persamaan (3.23) dan (3.24) :
E,,
= -0.5.alb
.......................................... (3.23)
MSY = -0.25.a2 l b
.......................................... (3.24)
Begtu juga untuk tingkat unit upaya maksimum dan tingkat hasil tangkapan maksimum Model Fox dapat dihitung dari persamaan (3.25) dan (3.26) :
E,,
= -1ld
.......................................... (3.25)
MSY = -(I l d ) .exp(c - 1)
.......................................... (3.26)
Model Schaefer dan Model Fox yang disampaikan ini masih bersifat statis. Model dinarnik akan disampaikan selanjutnya. Jika diasumsikan dinamika pertumbuhan alami stok ikan di perairan gugus pulau Pari yang belum dieksploitasi mengikuti fungsi logistik Schaefer (1957), maka dinamika stok surnberdaya ditulis sebagai berikut :
dimana r adalah laju pertumbuhan intrinsik (intrinsic growth rate), X= biomas, dan K adalah kapasitas daya dukung (carrying capacity). Bila dilakukan kegiatan penangkapan, maka hasil tangkapan (hl)akan tergantung dari stok ikan (X), tingkat upaya penangkapan (E) dan koefisien daya tangkap (q), digambarkan dengan persamaan :
h = qXE
................................................... (3.28)
Dengan demiluan, dinamika stok ikan yang dieksploitasi akan mengikuti persamaan :
Analisis ini d i m a n untuk menjawab ttrjuan penelitian ketiga, ynitu
kesesuaian lahan surnberdaya aIam di gugus pulau Pari. Pa& hakekatnya analisis ini uniuk mebanjutkan analisis yang dihasilkan oleh analisis kesesuaian seheiumnya. Oleh k a n a itu, digunakan Sistern Xnfarmasi Geagafis (Barrough, 1987); Prahasta, 2001; Jaya, 20021, bnya untuk menganalisis pennukaan di wiiayak penelitian.
Analisis ini diperlukan h e m infamasi tambahan dapat diperuleh dengan pernbuabn data barn. Disamping itu pula, identifikasi obyek dapt dilakukan denen rnengetahui
pola p m u b yang a&, dengm kebutuhan sebagai berikut : 1. Aspek, ditentukan berdasarkan arah kerniringan lereng (down-slop) tercuram dari masing-masing seVgrid terhadap sel-se1 disekitamya. Manfmtnya untuk : a. Mendesaian patens1 ternpat turnbuh dari arah pemukaan dan koreksi
re$Iektansr crtra dig~tul. b. Menghitung iluminasi rnatahari pada setiap lokasi sebagai dat banh
untuk menentukan diversitas dari tapak flora daan fauna.
c. Menentukan Iokasi macam-macm peruntukan (land
use)
dalam
analisis kntang al am (lad'scupe). 2. Bayangan relief (hillshade), adatah 11 luninasi hipatetis dari ~ r m u k a myang
terjadi brem perbedam arah sinar. Aspek yang memklalmngi rnatahari mmpunyai iiuminetsi ymg lebih r e n u dibandingkan dengan m p k ymg
menghadap matahari . Manfaatnya, adalah : (a) Menentukan iluminasi hipotetis dari pmxlicaan baik untuk- andisis maupun displai geagraffs, (b)
Menerxtukm internitas sin^ r n a h r i p d a suatu l o h i , (c) Untuk displai geoms,
sangat memprbairci penampilan.
3. Kontur, adalah garis yang menghubungk-an daerah ahu titik-titik yang
mempunyai niXai yang sama (tinggi, kerapatm, potemi, kehlaman), sehingga garis ini %at juga disebut isdine.
Dengm pnggunaan sistem informmi gmgrafis, dihmpkan dapt:
X . Mexrentukan psisi geografis (arah mata m@n,let& Lintang dan Bujw). 2, Menentulran batas-batas ymg jelas bentang alam dm setiap pemtukan. 3. Membedakan antstra masing-masing bentang alam dan rnasing-masing
pemtukm, antam lain : k m g gem-
laguna, laIran krbtllra, mangrove,
padang Iamun, pant& kqasir, pmukiman, ramn (peraim), vegetasi paxztai. 4. Menghitung luas
masing-masing kntang alam dan masing-masing
pemtukan, terutama X w gabah-gabah unbk lok-asibudirtaya laut. 5. Membuat peta barn tenkng kesesuaian kawasan pariwi-,
kesesuaian
kawasan budidaya menurut a1temati.f komuditi ubma dengan mem perbtikan
keterpaduan ekologis.
Mengingat sifat dari multiguna (rndtpk use) di pulau-pulau k-mil, makamudel
pernanfaatan pulau-pulau kecil ini &bangun krdasarbn model multigma yaslg
diliembangkan oleh Bishop dm Samples (19801,Fauzi dstn Anna (2003). Model ini
dibangm h g a n mengasumsikan 3 bwan Misatnya laju pertmbuhm sumkrdaya & g m b a r h sebagai F&). R(x) adalah manfdrente ekonomi krsih clari ketiga
kerapy dengan mengasumsikan h m a perminban dastisitas sempuma, maka fungi tujuan optimasi dapat drhrIis sebagai bexikut :
0 5 4
OIh, h
ken&lahpmitaspanen
O<&
,,m,,
inisid biamas ........................(3.36)
x(0) 2 0
Present Valw Humiltonr'an dari problem persamaan f 3.3 5 ) dm (3.36) ditulis sebagai :
H = e -' ([R(x)h, + R(x)lz, + R(x)h, - C(x, h)] + l ( r ) [F ( x )- l+ - h, - h, 1) ...... (3.37) Dimma At adaXah h g a bayangan atau variabel adjoint dari persamaan Hamiltunian.
h n g m menggumh Pontryagin Murlmum Principle, prsammn (3.37) akan menghasilh Golden Rule sebagai berikut :
~ F ( x * )4ax*
dR, I ax* + d ~I ,ax' + a~~/ax* ~ ( x *h*) ,
-8
Golden Rule
I
+ + h,'
~ ( x *=) l+* 4'
steady state
Model ini dikembangkan berdawkm p&
........................(3.38)
kondisi bahwa sumkrchy~di
&uppulau Pari d i m a n a h oleh tiga pengguna ymg be&&. Model selanjutnya
rnerupabn hybrid dcui mudel yang dikembangkan aieh Brander dm Tayfar (1 9981,
Peuey dm Anderis (ZUQO), Matsumoto (20021, dan Fauzi d m Amxi (2003). Dimisalkrtn m a r i f t ekanomi yang dinikmati oleh penduduk menurut funpi
Cobb-Douglas krikut : I/ = qh,Ph,"-"-P'
................................................... (3.39)
Total tenaga kerja yang dicuralrfcanp d a ketign aktifitas ekonomi tersebut adalah : I ; - y , L + y , L + y,L
................................................ ...(3.40)
Maksimisasi utilitas penduduk terhadap sumberdaya : rnaxW(ft,,h,,h,) = h,ah,Ph,'l-Y-B' .................................(3.4X)
hngan kendala : M = pihi
.................................(3.42)
4- ~ , f %-t-
dirnana M adaiah total pendapatan rumah Wgga, pl a&lah harp prsaruan unit ikan yang ditangkap,
p2
adalah harga p e r satwin unit rumput hut, pj adalah hargrt per
satuan unit budidaya kerapu. Persamaan (3.41) d m (3.42) dipecahkan dengan
membuat pfsamaan Langrangi~nberikut :
L = h,"h,Ph,""-@' +A(M - p l 4 Symt kehanrsnn persamm (3.431,
:
-p2h-p3h3zJ)
............ ...( 3.43)
all - ( 1 - a - P ) -~lrz,
PA
P e m a a n (3.53) dan (3.54) addah h g s i r&i
untuh h2 dan hs terhadap hr.Fungsi
parameter - c adalah biaya yang timbul karena admya aktifitas p n a n g k a p ikan.
Dalam kondisi open access a = 0, atau h g a dari smberdayaikan h a m sama dengm nilai dari tenaga kerja yang dicurahkm per satuan unit tangkap, sehingga
P e m a a n (3.65) m e n g a m b a x h sistem dinamik dan: aktivitas pmngkapan y m g dhodifikasi dari mode1 Fauzi dan Anna (2003). Pemamaan tersebut menggambarlran d i m i k a antar kegiatan penangkapan yang darninan (hl > h z ) dengan dinstmika dari upaya penangkapan (effort). Scmentara itu permmaan (3.66)
rnenggambarkan sistm dinamik j i b h < hz. Dalam ha1 ini, dinamika dari upaya penangkpm hanya ditentukrtn oleh pertumbuhan penduduk dikurangi dengan laju
m i p i keluar (otLtmigration rate), Mengingat kampleksitas interaksi antar tiga kamponen di atas, maka dalarn penelitian ini knya made1 p e r s a m n (3.65)yang
akm d i p a k a n . Solusi dari persammn cfI atas, diiakukan aiogarifma dengan solver Excell.