MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESiA
SURAT EDARAN NOMORSE-
32- /MK.1/2015 TENTANG
TATA CARA PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PENYERAPAN ANGGARAN DAN PENCAPAIAN OUTPUT BELANJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
A.
Umum Bahwa dalam rangka menindaklanjuti Surai Menteri Keuangan Nomor S-798/MK.02/2015 pada tanggai 6 Oktober 2015 tentang Pemantauan dan Pengendalian Revisi Anggaran Tahun Anggaran (TA) 2015 yang meminta perhatian Kementerian/Lembaga (K/L) untuk: a.
tetap menjaga belanja yang produktif dengan tidak mengalihkan anggaran ke belanja yang
kurang
produktif,
dan
belanja
yang
dampaknya
signifikan
terhadap
perekonomian dan langsung dapat dirasakan oleh masyarakat seperti belanja modal/infrastruktur tidak dialihkan ke belanja lainnya yang kurang produktif dan tidak mendesak (belanja barang, bantuan sosial dan lain-lain); b.
melanjutkan peningkatan efisiensi seluruh belanja K/L;
c.
tidak mengalihkan sisa anggaran dari keg\atanfoutput yang telah tercapai sasarannya sesuai Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja (Renja) K/L ke kegiatan/output yang kurang produktif dan kurang mendesak sampai dengan akhir tahun 2015;
d.
mempertimbangkan sisa waktu TA 2015 dalam pemanfaatan anggaran yang masih terblokir (catatan halaman IV Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)) demi meningkatkan kualitas output program/kegiatan tersebut,
dipandang perlu untuk menetapkan tata cara pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) Penyerapan Anggaran dan output Belanja di lingkungan Kementerian Keuangan. B.
Maksud dan Tujuan Memberikan
panduan
cara
pengukuran
di lingkungan Kementerian Keuangan.
IKU
terkait
pelaksanaan
anggaran
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA.
' 2' Ruang Lingkup Ruang
lingkup
pengukuran
indikator Kinerja
Utama
penyerapan
anggaran
dan
pencapaian output belanja dalam ketentuan Surat Edaran ini meliputi cara dan formulasi pengukuran IKU terkait pelaksanaan anggaran yang mencakup penyerapan anggaran, efisiensi, dan pencapaian keluaran¡output. Surat Edaran (SE) ini berlaku untuk seluruh unit organisasi dan/atau pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan dalam pengelolaan kinerja. Dasar 1.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja Di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2.
Surat Menteri Keuangan Nomor S-798/MK.02/2015 tanggai 6 Oktober 2015 tentang Pemantauan dan Pengendalian Revisi Anggaran TA 2015.
Ketentuan 1.
Unsur pengukuran IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan output Belanja di lingkungan Kementerian Keuangan terdiri dari: (a) penyerapan anggaran, (b) efisiensi, dan (c) pencapaian keluaran.
2.
Penyerapan Anggaran adalah realisasi anggaran atas belanja barang dan belanja modal, tidak termasuk belanja pegawai, yang mengacu pada Sistem Akuntansi Umum.
3.
Persentase Penyerapan Anggaran adalah perbandingan antara realisasi anggaran nonbelanja pegawai dengan pagu anggaran nonbelanja pegawai.
4.
Efisiensi adalah hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh setelah pelaksanaan dan/atau penandatanganan kontrak dari suatu kegiatan yang target sasarannya telah dicapai (pencapaian output-nya lebih besar atau sama dengan 100%). Apabila pencapaian output tidak mencapai 100% (seratus persen) maka unsur efisiensi tidak diukur. Hasil lebih atau sisa dana adalah selisih lebih pagu kontrak dengan realisasi kontrak dimana selisih lebih pagu dimaksud sudah tidak dialihkan kembali untuk kegiatan/belanja lainnya.
5.
Persentase Efisiensi adalah perbandingan antara hasil lebih atau sisa dana kontrak dengan pagu kontrak.
*\-Vg
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-36.
Kontrak adalah perjanjian tertulis pengadaan barang/jasa yang dilakukan antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola, yang mencakup lelang, penunjukan langsung, pengadaan langsung, dan sayembara/kontes.
7.
Pagu Kontrak adalah jumlah total dana yang dianggarkan untuk seluruh kegiatan pengadaan kontraktual belanja barang/jasa yang dilakukan oleh pihak ketiga.
8.
Realisasi Kontrak adalah jumlah total dana yang direalisasikan untuk seluruh kegiatan pengadaan kontraktual belanja barang/jasa yang dilakukan oleh pihak ketiga.
9.
Pencapaian Keluaran adalah pencapaian atas barang/jasa yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran serta tujuan program dan kebijakan.
10. Persentase Pencapaian Keluaran adalah perbandingan antara realisasi keluaran terhadap target keluaran. 11. Target Keluaran adalah target output sebagaimana tercantum pada Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) dan DIPA. 12. Realisasi Keluaran adalah realisasi output yang dihasilkan dari suatu kegiatan sebagaimana terdapat dalam RKA-K/L dan DIPA. 13. Bobot unsur IKU Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output adalah: a.
Penyerapan Anggaran: 11,86%;
b.
Efisiensi: 34,96%;
c.
Pencapaian Keluaran: 53,18%.
14. Dalam hal Satuan Kerja (Satker) tidak memiliki pagu kontrak, bobot unsur IKU adalah: a.
Penyerapan Anggaran: 29,34%;
b.
Pencapaian Keluaran: 70,66%.
15. Batasan persentase dari unsur IKU Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja adalah: a.
persentase Penyerapan Anggaran setinggi-tingginya 100%;
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK ¡NDONESIA
-
-4b.
persentase Efisiensi setinggi-tingginya 100%;
c.
persentase Pencapaian Keluaran setinggi-tingginya 120%.
16. Batasan realisasi IKU Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja setinggi-tingginya 110,64%. 17. Cakupan anggaran dan kegiatan yang diukur dalam IKU Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja adalah anggaran yang dapat dimanfaatkan oleh satker dalam
TA
berjalan,
tidak
termasuk
anggaran
yang
terblokir atau
dibatasi
penggunaannya berdasarkan ketetapan menteri atau peraturan yang lebih tinggi. 18. Jenis konsolidasi lokasi IKU Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja yang digunakan: a.
perhitungan penyerapan anggaran menggunakan jenis konsolidasi lokasi raw data;
b.
perhitungan efisiensi menggunakan jenis konsolidasi lokasi raw data\
c.
perhitungan pencapaian keluaran menggunakan jenis konsolidasi lokasi average.
19. Jenis konsolidasi periode IKU Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja adalah take last known vaiue. 20. Pengukuran Penyerapan Anggaran, Efisiensi dan Pencapaian Keluaran dilakukan dengan berpedoman pada tata cara sebagaimana tercantum Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SE ini. 21. Pengukuran Nilai Kinerja Organisasi (NKO) tahunan mengacu sepenuhnya pada SE ini
dengan
memperhitungkan
kinerja
Penyerapan
Anggaran,
Efisiensi,
dan
Pencapaian Keluaran/oi/fpuf sejak 1 Januari s.d. 31 Desember tahun berjalan. 22. Pengukuran Capaian Kinerja Pegawai (CKP) tahunan adalah sebagai berikut: a.
pegawai yang tidak muta s i/pro mosi dalam 1 (satu) tahun periode pengukuran, maka pengukuran CKP tahunan mengacu sepenuhnya pada SE ini.
b.
dalam hal pegawai mutasi/promosi pada periode tahun 2015, maka pengukuran CKP tahunan adalah sebagai berikut: 1)
Indeks capaian IKU pada CKP periode 1 Januari s.d. 30 September 2015 masih mengacu pada SE-7/MK.1/2014 tentang Tata Cara Pengukuran
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-5Indikator Kinerja Utama Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja di Lingkungan Kementerian Keuangan (SE-7/2014); dan 2)
Indeks capaian IKU pada CKP periode 1 Oktober s.d. 31 Desember 2015 mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur dalam SE ini.
F.
Penutup 1.
SE ini berlaku surut sejak tanggai 1 Oktober 2015.
2.
Pada saat SE ini mulai berlaku, SE-7/2014 dinyatakan tidak berlaku.
3.
Para pimpinan unit Eselon I agar menindaklanjuti dan meneruskan SE ini, kepada seluruh unit/satuan kerja yang berada di lingkungannya.
4.
Para pengelola kinerja organisasi harus memantau pelaksanaan SE ini termasuk dan tidak terbatas untuk melakukan penyesuaian manual IKU masing-masing unit dengan SE ini.
Demikian, untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggai 30 Desember 2015
a.n.
MENTERI KEUANGAN
^ ^ l^ ^ ^ R IS
JENDERAL
' \V\ . ‘ejol
/// '
LAMPIRAN
'BS.&
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor : SE- 32 /MK.1/2015 Tanggai : 30 Desember 2015
MENTERi KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
ANGGARAN DAN PENCAPAIAN OUTPUT BELANJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
A.
Formula Penghitungan Realisasi IKU “Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja”
Realisasi IKU = (% penyerapan anggaran x 11,86%) + (% efisiensi x 34,96%) + (% pencapaian keluaran x 53,18%) Dalam hal satuan kerja tidak memiliki pagu kontrak, maka formula penghitungan realisasi IKU adalah:
Realisasi IKU = (% penyerapan anggaran x 29,34%) + (% pencapaian keluaran x 70,66%) Formula perhitungan setiap unsur adalah sebagai berikut: 1.
Persentase penyerapan anggaran / realisasi penyerapan belanja barang dan belanja modal
% penyerapan anggaran — I
2.
x 100 %
Persentase efisiensi
% efisiensi
3.
pagu belanja barang dan modal
pagu kontrak —realisasi kontrak\ pagu kontrak
J
X 100%
Persentase pencapaian keluaran /;realisasi keluaran\ x 100% % pencapaian keluaran = (■ target keluaran J
B.
Pengukuran Realisasi Keluaran 1.
Keluaran/Oufpi/f belanja adalah Output yang terdapat pada Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL)/Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
MENTERi KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-
2-
Secara umum struktur anggaran pada Output adalah sebagai berikut: a.
Output;
b.
Sub Output (opsional);
c.
Komponen;
d.
Sub Komponen (opsional);
e.
Akun;
f.
Detil Belanja;
g.
Aktivitas.
Aktivitas adalah bagian dari akun yang terdiri dari Aktivitas utama atau Aktivitas pendukung. Aktivitas utama antara lain dan tidak terbatas pada kegiatan rapat, perjalanan dinas, sosialisasi,-konsinyering, -dan workshop,- sedangkan Aktivitas pendukung antara Iain dan tidak terbatas pada honorarium tim pelaksanaan kegiatan dan administrasi keperluan perkantoran. Aktivitas pendukung tidak diperhitungkan dalam pengukuran capaian Output Dalam rangka teknis pengukuran capaian progress Output, Output dapat digolongkan sebagai berikut: a.
Output yang dapat diidentifikasi capaian tisiknya dan mengikuti pergerakan waktu sepanjang tahun, seperti Dokumen Pencairan/Penarikan Dana (SP2D) dan Jumlah Peserta Diklat;
b.
Output yang dapat diidentifikasi capaian fisiknya, namun realisasi aktual Output tidak
mengikuti
pergerakan
waktu
sepanjang
tahun,
seperti
Dokumen
Perencanaan dan Keuangan, Rekomendasi, dan Peraturan; c.
Output yang bersifat kontraktual;
d.
Output Layanan Perkantoran {Output 994).
Cara pengukuran Output terhadap Output sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a, dilakukan dengan menggunakan realisasi aktual Output. Cara pengukuran Output terhadap Output sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf b, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. a.
Capaian Output menggunakan capaian komponen.
b.
Komponen mencerminkan pelaksanaan fungsi manajemen.
MENTERI KEUANGAN REPUBUK INDONESIA
-3 -
Pengukuran capaian
_
Output berdasarkan komponen dilaksanakan sebagai
berikut. 1)
Untuk komponen yang dapat diidentifikasi dengan jelas pelaksanaan fungsi manajemen, diberikan pembobotan sebagai berikut a)
Fungsi Perencanaan diberikan bobot 30% (tiga puluh per seratus).
b)
Fungsi Pelaksanaan diberikan bobot 50% (lima puluh per seratus).
c)
Fungsi Monitoring dan Evaluasi diberikan bobot 20% (dua puluh per seratus).
2)
^
Untuk komponen yang tidak dapat diidentifikasikan secara lengkap dan jelas sebagai pelaksanaan fungsi manajemen, masing-masing komponen diberikan pembobotan yang sama.
3)
Pengukuran capaian komponen dilaksanakan menggunakan pendekatan Aktivitas yang terdapat dalam komponen.
4)
Dalam hal terdapat komponen yang satuan volume Aktivitasnya tidak dapat diukur progress-nya, maka Satuan Kerja harus menentukan satuan dan jumlah volume Aktivitas sehingga dapat diukur progress-nya. Contoh: Perjalanan Dinas menggunakan satuan 1(satu) tahun, maka Satuan Kerja harus menentukan berapa frekuensi Perjalanan Dinas dalam 1 (satu) tahun tersebut.
5)
Apabila Satuan Kerja mengalami kesulitan menentukan target volume Aktivitas,
maka
menggunakan
data
historis
tahun-tahun
sebelumnya,
Rencana Anggaran Belanja, atau indeks. 6)
Pengukuran Output menggunakan rumus sebagai berikut.
„
.
..
r Aktivitas Utama Y a n g Selesai
^
,
' rr
Capaian Komponen {CK) —------- ^ Aktivitas utama------- x Persentase Bobot Komponen Capaian Output (CO) ~ Jumlah Capaian Komponen
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-4-
Dalam hal Output memiliki Sub Output, pengukuran Output menggunakan rumus sebagai berikut „
rsu n
.
Z Aktivitas Utam a Y a ng Selesai
„
t
^ „
Capaian Komponen (CK)/ = ----------— 7------------------- x Persentase Bobot Komponen r f' v z ¿ fc titfito s u ta m a r Capaian Suboutput ( CSO) = Z Capaian Komponen Capaian Output ( CO) = Rata —rata dari capaian Suboutput
7)
Cara pengukuran Output terhadap Output sebagaimana dimaksud pada angka 4
huruf c, dilakukan
dengan
cara
memperhitungkan
capaian
berdasarkan dokumen kontrak. Khusus untuk pekerjaan konstruksi, capaian realisasi Output yang diukur dan dilaporkan hanya pekerjaan fisik tidak termasuk perencanaan dan pengawasan. 8)
Cara pengukuran Output terhadap Output sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf d, diiakukan dengan penghitungan sesuai realisasi anggarann.
9)
Untuk Output yang capaiannya tidak dapat dihitung menggunakan rumus capaian Output sebagaimana diatur pada angka 5 sampai dengan angka 8 tersebut
di
atas,
maka
capaian
realisasi
Output dilakukan
dengan
menggunakan perhitungan sesuai realisasi anggaran. 10) Pada akhir tahun anggaran perhitungan realisasi Output menggunakan realisasi riil dari Output yang bersangkutan. Contoh: Target Output untuk 1 tahun adalah 4 dokumen, realisasi riil sampai dengan akhir tahun adalah 3 dokumen. Maka capaian realisasi Outputnya adalah 75%.
-4
WENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-5“
CONTOH 1: Output yang dapat diidentifikasikan capaian fisiknya dan mengikuti pergerakan waktu sepanjang tahun.
—a—- ----- J705.Q&2
” —r
-
Dofäm & lPaitairan/pBiatftan Dana. JBaselins}
bass i m ik & m m
i Dchimm
JUHLflH KOMPONEUUTAMA
M5.6SaOOO
3IWAÄIIC SUfWJES KOMPUTER. PH-iCSTViffi Dfflf KEARSIRWS ' ■ ' _ ■
0X1
145.660.000
- — -
^zooaooc
52
io.CvS.-:®
-iOiSMOB ■Isra^sr 52
febire Bsbüe
israfts
•32Ä8Ö
{ B^^^äNDUNS I j
f e e AlK¿3!ia p ife Korsp^--
iIWi
£?*(=
I'.IHS-
:l63=ä^Ä-^:psai]S3fcsan''
n « iv'fox*] fiTW it¡rinn
20,-K['.C'X< 2.CW.ÖCO
2.5K.CO& r^iv fw
am
Pengukuran Output yang dapat diidentifikasikan capaian fisiknya dan mengikuti pergerakan waktu sepanjang tahun, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
RUMUS n/
i
t
i
£ Output Yang Dihasilkan s.d.bulan ke n
* nnn,
% CO bulan k e n = ----------- — -------------------------------- x l 0 0 % E Output
CONTOH PERHITUNGAN Output Dokumen Pencairan/Penarikan Dana Jumlah Output
: 40.000 Dokumen
Output aktual s.d. Bulan Februari
: 1.500 Dokumen
% C0 bulan F ebruari = '
1.500 4 0 .0 0 0
x 100%
= 3,75%
Jadi, persentase progress Capaian Output (CO) pada Bulan Februari adalah sebesar 3,75% (tiga koma tujuh puluh lima per seratus)
MENTERI KEUANGAN REPUELIK INDONESIA
-
6-
CONTOH 2:
Output yang dapat diidentifikasikan capaian fisiknya, namun realisasi aktual Outputriya tidak mengikuti pergerakan waktu sepanjang tahun.
Pengukuran Output yang dapat diidentifikasikan capaian fisiknya, namun realisasi aktual Outputnya tidak mengikuti pergerakan waktu sepanjang tahun, maka dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-7RUMUS 'Z Aktivitas Utama Yang Selesai Capaian Komponen (C7Q = ----------£ Aktivitas Utama ---------- X ^ersentase B °b°t Komponen
Capaian Output ( CO) = Jumlah Capaian Komponen
Dari data di atas dapat diketahui bahwa: 1. Output laporan sebanyak 12 (dua belas) laporan, realisasi fisiknya baru dapat diketahui pada akhir tahun anggaran. 2. Output ini dapat digolongkan sebagai Output yang realisasi aktual Output-nya tidak mengikuti pergerakan waktu sepanjang tahun.
Aktivitas
Volume
Capaian Feb
Pengawasan dan Pembinaan
Rapat/Pem binaan/Pengawasan
10 frek
1 frek
Piutang Negara kepada KPKNL
Luar Kota
2 frek
0 frek
12 frek
1 frek
5 frek
2 frek
4 frek
1 frek
9 frek
3 frek
Komponen
1
Rapat/Pembinaan/Pengawasan Dalam Kota Total
2
Persetuj uan/Penolakan
Rapat/Pembinaan/Pengawasan
Keringanan Hutang
Luar Kota Rapat/Pembinaan/Pengawasan Dim Kota Total
Maka perhitungannya adalah sebagai berikut: Karena pada Output ini komponennya tidak menggambarkan fungsi manajemen maka masingmasing komponen diberikan pembobot seimbang. Dalam contoh ini dikarenakan hanya terdapat 2 (dua) komponen, maka masing-masing komponen diberikan pembobotan 50% (lima puluh per seratus). CK 1 Bulan Februari =
1 fre k
— - x 50% = 4,17%
12 fre k
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-
8
-
3 fv&Jc CK 2 Bulan Februari '= — — r x 50% = 16,67% 9 fr e k
% CO bulan Februari = CK 1 + CK 2 = 4,17% +16,67% = ’20,84 %
Jadi, persentase progress Capaian Output (CO) pada Bulan Februari adalah sebesar 20,84% (dua puluh koma delapan puluh empat per seratus).
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-9CONTOH 3: Output yang dapat diidentifikasikan capaian fisiknya pada kegiatan yang terdapat Sub Output dan Sub Komponen, namun realisasi aktual Output-nya tidak mengikuti pergerakan waktu sepanjang tahun
Dari RKA-KL dapat diketahui data sebagai berikut: K egiatan: PENINGKATAN PENGELOLAAN KAS NEGARA O utput: LAPORAN TERKAIT DENGAN PENINGKATAN PENGELOLAAN KAS NEGARA * ^ A. Sub Output: Laporan Pengelolaan RPL Dan Bendahara Instansi 1 Komponen : Persiapan dan Pengelolaan Rekening Pemerintah Lainnya a Sub Komponen : Konsinyering Penyusunan Juknis Peraturan Pengelolaan Rekening Pemerintah Lainnya Aktivitas - Rapat Dalam Kota b Sub Komponen: Rapat Pengelolaan Rekening Pemerintah Lainnya dan Bendahara Instansi dengan instansi terkait Aktivitas - Rapat Dalam Kota c Sub Komponen: Pemantauan dan Pengambilan Rekening Koran serta Pengiriman Dokumen dan Warkat ke Bank Indonesia Aktivitas - Perjalanan Dinas Dalam Kota 2 Komponen : Pembinaan Bendahara Instansi a Sub Komponen: Konsinyering Penyusunan Peraturan Pembinaan Bendahara Instansi Aktivitas - Rapat Dalam Kota b Sub Komponen : Pembinaan Bendahara Instansi pada Kanwil dan KPPN Aktivitas - Perjalanan Dinas Biasa Aktivitas - Perjalanan Dinas Dalam Kota B. Sub Output : Laporan Pengelolaan Rekening Kas Umum Negara 1 Komponen : Persiapan Pengelolaan Rekening Kas Umum Negara a Sub Komponen : Rapat dalam rangka Identifikasi Permasalahan dan Penyempurnaan Pengelolaan RKUN ’ Aktivitas - Rapat Dalam Kota 2 Komponen : Pengelolaan Rekening Kas Umum Negara a Sub Komponen: Tim Penyusunan Laporan Harian Pemindahbukuan Dana melalui BIG-EB Aktivitas - Honor Output Kegiatan (Aktivitas Pendukung)
b
Sub Komponen: Monev Pencatatan Transaksi Non Anggaran - Perjalanan biasa - Rapat Dalam Kota
TARGET
CAPAIAN FEBRUARI
3 frek
0 frek
10 frek
1 frek
12 frek
1 frek
3 frek
0 frek
10 lok 6 lok
1 frek 0 frek
6 Frek
1 frek
Tidak dihitung
Tidak dihitung
30 Lok 4 Keg
4 lok 1 keg
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK ¡NDONESiA
-
10
-
Mengingat Output tersebut di atas memuliki 2 (dua) Sub Output maka capaian Output merupakan merupakan rata-rata dari capaian 2 (dua) Sub Output tersebut. Oleh
karena
masing-masing
Sub
Output komponen
tidak
menggamabarkan fungsi
manajemen, maka masing-masing komponen diberikan pembobotan seimbang.
RUMUS I Aktivitas Utama Yang Selesai Capaian Komponen (CK) = --------. ,, . .----- ------------------- x Persentase Bobot Komponen y Z Aktivitas Utama ^ Capaian Suboutput ( CSO) = ZCapaian Komponen Capaian Output (CO) = Rata —rata dari capaian Suboutput
CAPAIAN SUB OUTPUT A 2 fre k CK 1 Sub Output A Bulan Februari = ——— ~x 50% = 4% 25 fre k 1 f'T'&It
CK 2 Sub Output A Bulan Februari = —— — - x 50% = 2,63% K 19 fre k % CSO A Bulan Februari = CK 1 + CK 2 = 4% + 2,63% = 6,63%
CAPAIAN SUB OUTPUT B 1 fre k CK 1 Sub Output B Bulan Februari — — — -rx 50% = 8,33% 6 fre k 5 fre k CK 2 Sub Output B Bulan Februari = —— — - x 50% = 7,35% j 4 j TCK
% CSO B Bulan Februari = CK1 + CK 2 = 8,33% + 7,35%
= 15,68%
f
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-
11
-
CAPAIAN OUTPUT .
Capaian Output (CO) = Rata —rata dari capaian Suboutput _ CSO A + CSO B
2 _6,63 + 15,68 2 .
.
= 11,15% CONTOH 4: Output dengan komponen yang dapat diidentifikasikan dengan jelas pelaksanaan fungsi manajemen.
■iltaisn
Vckxie;. .Satuan
l Pengaturan ¡ayangar. [
7Tj.gQ^5T?EHDRiEH KHTEKTAKS FEMLAI^AUgEERgi]
fi3.K0.C00
JurrJsii fcm pctisn U lsrai
E2.07Ö.C00
Pers lapan PenyasimanPe rffirjen teniang PenSalin AJatHsrat
15200.000:
iariossit torrpovsr,
13^200.000 12-.20C.0C0-
52121“ ■) Ssfania Sajian____________________________________ i;KFP;U1S-JA>:i.F«Aii
11200:000'
Siii^l^^SnERfsAL 01.03,1 - tcnsumslrap3l iratan {22 ORG
FH£K]
21.35, 2 -ionsuTBiiapal,sn«* -22ORGxIOKtE?
221? OF
22? Gfv
44,033
ie.os:
?.£60.S00 3.520.200
Pembahasan dan FiekJTrtp
2SiS2O.ßO0
&n?ssaSfojipontn
36,520. oob‘
9ebna Jssa Profesi
53.C-C0.D00
iKPFJI01S-J«ARJA3i
S3.0D. I
-n s rs iJ in te f ¡2 O R G x i J A i A i 3 FREK)
1.50Ü.033
03.00.2 -nErasjct-irfeatip[i ORGriVrar^
t.ste.oa a
B eka a Perialarar.Piia^D BtanKo’a
27.CC0.5Dtl
■".COD.C-'O 2.520.DC3
(KFKj.SIS-JAKi.KTA T; 80.03.. i
¿ £ 2CSfO
- Transpcri jlV c R S x 2 H?.x 1TREK]
Penyelesaian Penyusunan Perdirjententang PenilsianAMBsrat
l i ’s ä w o o :
is;?« sab fcx^m sn
33C350.C0S
/--------
Seiaria Baiap (K.^D1S-.-AKii?TA5j
/
* A k ln itA S Pendukung
i f CO. 1 -XfK daa psrseSaas fcCTitter 15.05,: 2 K^ng^jilasn, KfjSian, fricccpy (ssrüfftaliOrijirsti,psnätaüsahaar, EM® i241H 'l Ssiar.ii P^ria[anaTr^wrPstetVafeo Daten Xata__________________________
?.eca.sco.
2fKT 2BCI
2SpS.pS
5.?oc.eoo
l'C3D/003
2.CG0.330 2E.7EÖ.DC0
iKFÄGTSUJAKARTÄ!) O.i.OI. -l>HapätFinafcasi?:i?,-u5i;n3n Peidi^n 01.33,:;
-Pake: fuQday dEiarnS-atg ¡25GRGx2hR5(1 FR53Q Y
56 CH
320.300
01J35.W
- aajigssfcj fuWäy !2i ORG x 2 HR x 1 fi£KT------
K-QH
13D.CDD
e.asoiceo;
CI .03. 4
- irssipoit 525 CRG x .1 TfttKJ x i fRiX}
25 CK
1lo’oaü:
.2.750. DDO
1S.f-G0.0D0
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-
Komponen
1
12
-
Aktivitas
Persiapan Penyusunan tentang Penilaian Alat Berat
Perdiijen
Rapat/Pem binaan/Pengawasan Dalam Kota
Volume
Capaian Juli
10 frek
8 frek
10 frek
8 frek
3 frek
2 frek
1 frek
1 frek
4 frek
3 frek
1 frek
0 frek
1 frek
0 frek
(Fungsi Perencanaan dibobol 30%) Total
2
Pembahasan dan field trip (Fungsi Pelaksanaan dibobot 50%)
Rapat/Pembinaan/Pengawasan Daiam Kota Rapat/Pem binaan/Pengawasan Dalam Kota
Total 3
Penyelesaian Penyusunan tentang Penilaian Alat Berat
perdirjen
(Fungsi Monitoring dibobot 20 %)
Evaluasi-
dan
' Rapat/Pembinaan/Pengawasan Dalam Kota
Total
Untuk komponen yang dapat diidentifikasikan dengan jeias pelaksanaan fungsi manajemennya, maka Capaian Komponen (CK) diberikan bobot sesuai pembobotan fungsi manajemen sebagai berikut.
8 fre k % CK 1 bulan Juli = -t-—z— r- x 30% — 24% 10fre k 3 frek % CK 2 bulan Juli = ■■■■ ■ - x 50% = 37,5% 4 fre k 0 fre k % CK 3 bulan Februari = — —- x 20% — 0% 1 fre k
% CO Bulan Februari
= CK1+CK2 +CK3 = 24%+37,5%+0% = 61,5%
Jadi, persentase progress Capaian Output (CO) pada Bulan Juii adalah sebesar 61,5% (enam puluh satu koma lima per seratus).
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-13CONTOH 5:
Output Layanan Perkantoran
Pengukuran Output Layanan Perkantoran dihitung sesuai dengan realisasi anggaran. Output
Pagu Anggaran
Target
Realisasi Anggaran s:d. Bin Feb
Layanan
12 Bulan Layanan
Rp. 1.000.000.000,-
Rp. 85.000.000,-
Perkantoran
%CO Layanan Perkantoran
= % Realisasi anggaran
%CO Bulan Februari
= % Realisasi anggaran bulan Februari = Rp. 85.000.000.-
x 100%
Rp. 1.000.000.000,= 8,5%
Jadi, persentase progress Capaian Output (CO) Layanan Perkantoran sampai dengan bulan Februari adalah sebesar 8,5% (delapan koma lima per seratus).
CONTOH 6: Output yang bersifat kontraktual
Pengukuran Output yang bersifat kontraktual dilakukan dengan cara memperhitungkan progress capaian berdasarkan dokumen kontrak. Contoh: Pembangunan Gedung Keuangan Negara (GKN) Manokwari sampai dengan Bulan September, capaian progress pekerjaan berdasarkan kumulatif realisasi aktual sebesar 87%. Maka progress Capaian Output (CO) Bulan September adalah sebesar 87% (delapan puluh tujuh perseratus).
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-14Contoh Penghitungan Reaiisasi IKU “Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja”
Contoh 1 Kantor A memiliki Pagu dan Reaiisasi Anggaran sebagai berikut: Pagu (Juta)
Reaiisasi (Juta)
Belanja Pegawai
Rp 2.000
Rp 2.000
2.
Belanja Barang
Rp 1.500"
Rp 1.350
3.
Balanja Modal
Rp 2.100
Rp 1.850
No
Jenis Belanja
1.
Reaiisasi riil Output sebesar 5 unit dari target 5 unit.
Dari total Belanja Barang dan Modal terdapat rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pihak ketiga dengan total pagu kontrak sebesar Rp 2.000 juta. Dari total pagu kontrak tersebut, dapat direalisasikan nilai kontrak sebesar Rp 1.800 juta, yang Outputnya tercapai 100%.
Perhitungan Reaiisasi IKU a.
Persentase Penyerapan Anggaran Pagu Belanja Barang dan Modal = Rp 1.500 + Rp 2.100 = Rp 3.600 Reaiisasi Belanja Barang dar> Modal = Rp 1.350 + Rp 1.850 = Rp 3.200
/reaiisasi penyerapan belanja barang dan modal \ %penyerapan anggaran = ---------------- — — —------------------—■ ---------- x 100% V pagu belanja barang dan modal / % penyerapan anggaran =
b.
Persentase Efisiensi
x 100%) = 88,89%
.
Efisiensi diperhitungkan apabila pencapaian Outputnya lebih besar atau sama dengan
100%.
Dengan pencapaian Output 100% maka persentase efisiensi
diperhitungkan dalam pengukuran IKU.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-
15
-
/ pagu kontrak —realis asi kontrak\ \ 0,8 H--------------------- :---------------------- Jx 100% \V pagu kontrak / j
(
% efisiensi =
i'
/2.000-1.800\
% efisensi = |^0,8 + (— 2Q()—
) j x 100% = ( 0,8 + 0,1) x 100% = 90%
Persentase Pencapaian Keluaran
% pencapaian keluaran =
/realisasi keluaran\ --------- —---------- x 100% \ target keluaran )
% pencapaian keluaran =
/5 unit\ - — r ) x 100% = 100% V5 unit/
Realisasi IKU
Realisasi IKU = (% penyerapan anggaran x 11,86%) + (% efisiensi x 34,96%) -I- (% pencapaian keluaran x 53,18%) Realisasi IKU
= {(88,89% x 11,86%) + (90% x 34,96%) + (100% x 53,18%)) = (10,54% + 31,46% + 53,18%) = 95,18%
Apabila target IKU adalah 95%, maka perhitungan indeks capaiannya adalah sebagai berikut:
/Realisasi IKU\ Indeks capaian IKU = —------- ———J x 100% ____________________ \ Target IKU ) ________ /95,18%\ Indeks capaian IKU = ^ j. = 100,18
Indeks capaian IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja adalah sebesar 100,18.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-16Contoh 2 Kantor B memiliki pagu dan realisasi anggaran sebagai berikut: No
Jenis Belanja
1.
Pagu (Juta)
Realisasi (Juta)
Belanja Pegawai
Rp 2.000
Rp 2.000
2.
Belanja Barang
Rp 1.500
Rp 1.350
3.
Balanja Modal
Rp 2..100
Rp 1.850
Realisasi riil Output sebesar 5 unit dari target4 unit. Dari total Belanja Barang dan.Modal tidak terdapat pengadaan kontraktual yang akan dilaksanakan oleh pihak ketiga.
Perhitungan Capaian IKU a.
Persentase Penyerapan Anggaran Pagu Belanja Barang dan Modai = Rp 1.500 + Rp 2.100 = Rp 3.600 Realisasi Belanja Barang dan Modai = Rp 1.350 + Rp 1.850 = Rp 3.200
% penyerapan anggaran
%penyerapan anggaran =
realisasi penyerapan belanja barang dan modai ------pagu ir i • v ,— —a — modai h i ------ x 100% belanja barang dan /3.2UU\
-
V3.600/
x 100% = 88,89%
b. . Persentase pencapaian keluaran
%pencapaian keluaran =
/realisasi keluaran\ --------- —---------) x 100% V target keluaran /
Persentase pencapaian keluaran =
x 100% = 125%
Batas maksimal unsur pencapaian Output adalah 120%
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-17c.
Realisasi IKU
Realisasi IKU = (% penyerapan anggaran x 29,34%) + (% pencapaian keluaran x 70,66%) Realisasi IKU= ((88,89% x 29,34%) + (120% x 70,66%))
= (26,08% + 84,79%) = 110,87% Batas maksimal realisasi IKU adalah 110,64%
Apabila target IKU adalah 95%, maka perhitungan indeks capaiannya adalah sebagai berikut:
Indeks capaian IKU =
/Realisasi IKU\ —------- — — x 100% V Target IKU J
/110,64%\ Indeks capaian IKU = ^ — J = 116,64 Indeks capaian IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja adalah sebesar 116,46.
a.n.
MENTERI KEUANGAN SEKRETARIS JENDERAL,
1010 198703 1 006