Superior Value Creation
2010
Laporan Tahunan Annual Report
LUMBUNG ENERGI & METAL
Daftar Isi Table of Contents
8 10 11 12 13 13 15 16 17 18 23 28 31 36 38 41 51 55 61 67 72 75 79 89 91 189
Jejak Langkah Milestones Visi dan Misi Vision and Mission Sekilas Borneo Borneo in Brief Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Ikhtisar Kegiatan Operasional Operational Highlights Ikhtisar Saham Share Highlights Ikhtisar Produksi Production Highlights Anak Perusahaan Subsidiaries Struktur Perusahaan Corporate Structure Peristiwa Penting 2010 Significant Events 2010 Sambutan Dewan Komisaris Report from the Board of Comissioners Profil Dewan Komisaris Profile of the Board of Commissioners Laporan Direktur Utama Report from the President Director Profil Dewan Direksi Profile of the Board of Directors Struktur Organisasi Organization Chart Tinjauan Operasional Operational Review Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Sumber Daya Manusia Human Resources Manajemen Risiko Risk Management Lokasi Pertambangan Mine Location Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Safety, Health and Environment Analisa & Pembahasan Manajemen atas Hasil-Hasil Usaha dan Kondisi Keuangan Perseroan Management’s Discussion and Analysis of the Company’s Results of Operations and Financial Condition Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan Responsibility for Annual Reporting Laporan Keuangan Financial Report Data Perusahaan Corporate Data
Superior Value
Creation PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) offers an exceptional value proposition for sustainable long-term growth. As the only producer of premium hard coking coal in Indonesia, BORN is strategically positioned to capitalise on the growing demand for high-quality metalurgical coal that commands a higher price in the market than thermal coal. With total proven reserves of 69.2 million tons of premium hard coking coals, BORN is set to deliver superior value to its stakeholders.
Menciptakan Nilai Unggulan PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) menawarkan nilai tambah yang eksepsional untuk pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan. Sebagai satu-satunya produsen coking coal premium di Indonesia, BORN berada pada posisi yang strategis guna memanfaatkan peluang permintaan pasar akan batubara jenis metalurgi bermutu tinggi yang dihargai oleh pasar dengan nilai yang lebih tinggi daripada batubara thermal. Dengan cadangan terbukti sebesar 69,2 juta ton coking coal bermutu tinggi tersebut, BORN siap untuk menciptakan nilai yang superior bagi para pemangku kepentingan.
2010 Borneo Annual Report
1
2
Borneo Laporan Tahunan 2010
Extracting Value from
Hard Coking
COAL
Our mine produces premium hard coking coal, also known as metallurgical coal. Hard coking coal is primarily used for steel making and is, therefore, a much sought after commodity that yields relatively more value than coal that is used for generating electricity.
Memanfaatkan Nilai Hard Coking Coal Tambang batubara Perseroan menghasilkan batubara hard coking bermutu prima, juga dikenal sebagai batubara metalurgi. Batubara hard coking terutama digunakan sebagai bahan baku pembuatan besi dan, oleh karenanya, merupakan komoditas yang sangat dicari serta menawarkan nilai tambah yang luar biasa dibandingkan dengan batubara yang digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.
2010 Borneo Annual Report
3
4
Borneo Laporan Tahunan 2010
Generating Value for
Downstream Industries
When hard coking coal is used to make steel, it generates more value as the steel finds its way downstream, feeding many industries and businesses, which for now and in the foreseeable future, can only be sustained when hard coking coal is available in sufficient quantities and qualities for steel production.
Menggalang Nilai bagi Industri Hilir Ketika batubara hard coking digunakan untuk membuat besi, nilai yang tergalang berlipat ganda saat produk besi tersebut merambah ke industri hilir, mengisi kebutuhan berbagai industri dan bisnis, yang hingga kini dan untuk waktu kedepan, hanya dapat berkelanjutan apabila tersedia batubara hard coking dalam jumlah serta mutu yang cukup untuk menghasilkan besi.
2010 Borneo Annual Report
5
6
Borneo Laporan Tahunan 2010
Delivering Value to
Economies and Societies Much of the steel that is made from hard coking coal, stands tall and sturdy as bridges, buildings and other contructions that can withstand the test of time, providing infinite value and benefit to people, socities and nations.
Memberi Nilai bagi Perekonomian dan Masyarakat Sebagian besar dari besi yang mangandung leburan batubara hard coking, berdiri tegak dan kokoh sebagai jembatan, bangunan dan konstruksi lainnya monumen yang tidak lekang oleh waktu, memberikan manfaat yang tak ternilai bagi individu, masyarakat maupun bangsa.
2010 Borneo Annual Report
7
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Jejak Langkah Milestones
PT Swabara Guna
11 September 1992, AKT didirikan dengan nama PT Swabara Guna.
11/09/92
11 September 1992, AKT was estabilished under the name of PT Swabara Guna.
8
Borneo Laporan Tahunan 2010
25 Februari 1998, PT Swabara Guna berubah nama menjadi PT Asmin Koalindo Tuhup.
31 Mei 1999, AKT menandatangani PKP2B generasi ke 3.
25 February 1998, PT Swabara Guna changed its name to PT Asmin Koalindo Tuhup.
31 May 1999, AKT signed the 3rd generation CCOW.
Oktober 2009 Pembaharuan cadangan & sumber daya untuk Joint Ore Reserve Committee Standards.
15 September 2009 AKT mendapatkan izin operasi komersial di bawah PKP2B generasi ke 3.
October 2009 Reserves & resources updated to Joint Ore Reserve Committee Standards.
15 September 2009 AKT commenced commercial operations under the 3rd generation CCOW.
31 Desember 2009 Kapasitas produksi mencapai 2,4 mtpa untuk Blok Kohong saja.
June 2010 Pembaharuan cadangan & sumber daya untuk JORC Standards.
31 December 2009 Production capacity stood at 2.4 mtpa for the Kohong Block only.
June 2010 Reserves & resources updated to JORC Standards.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
April 2005, AKT melaksanakan studi kelayakan di Tuhup.
4 Agustus 2006, Tanggal pendirian BMS.
April 2007, AKT mendapatkan sertifikasi JORC yang pertama.
27 Oktober 2007, Borneo memegang penuh kendali manajemen AKT.
April 2005, AKT conducted a feasibility study on Tuhup.
4 August 2006, Establishment of BMS.
April 2007, AKT completed first JORC certification.
27 October 2007, Borneo gained full management control of AKT.
23 Juli 2009 Glencore ditunjuk sebagai agen pemasaran.
Maret 2009, Pengiriman batubara hard coking Borneo yang pertama.
Februari 2009, Pembaharuan cadangan & sumber daya untuk Joint Ore Reserve Committee Standards.
Oktober 2008, AKT memulai produksi percobaan di Blok Kohong.
23 July 2009 Glencore appointed as marketing agent.
March 2009, Borneo delivered its first hard coking coal shipment.
February 2009, Reserve & resources updated to Joint Ore Reserve Committee Standards.
October 2008, AKT commenced trial production at the Kohong Block.
August – November 2010 Borneo melakukan Penawaran Umum Perdana saham.
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
August – November 2010 Borneo undertakes IPO process.
26 November 2010, PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk secara resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia.
26/11/10
26 November 2010, PT Borneo Lumbung Energi & Metal TBK was officially listed on the Indonesia Stock Exchange.
2010 Borneo Annual Report
9
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Visi dan Misi Vision and Mission
Visi :
Menjadi produsen batubara berkualitas premium kelas dunia.
Vision :
To be a world class producer of premium quality coals.
Misi: Menyumbang perekonomian nasional dengan membangun dan memasarkan komoditas pertambangan Indonesia.
10
Borneo Laporan Tahunan 2010
Mission:
Contributing to the national economy by way of developing and marketing of Indonesian mining commodities.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Sekilas Borneo
Borneo in Brief
Perseroan didirikan pada tanggal 15 Maret 2006 dengan nama PT Borneo Lumbung Energi. Memulai bisnisnya mengembangkan dan mengeksploitasi sumber daya batubara. Perseroan memiliki keahlian dan pengalaman, serta rekam jejak keberhasilan dalam mengembangkan aset lahan pertambangan yang belum beroperasi, selain kemampuan dalam pengoperasian dan produksi hasil pertambangan. Established as PT Borneo Lumbung Energi on 15 March, 2006, Borneo focuses its business on developing and exploiting coal resources. It has hands-on expertise and experience, as well as a successful track record in developing green-field assets, and proven capabilities in operating and producing coal mine.
Selain itu, Perseroan memiliki akses ke sumbersumber keuangan, baik dari institusi keuangan internasional maupun domestik. Perseroan memiliki arus kas yang kuat untuk mendanai pembangunan asetnya.
The Company also has access to financial resources both from major international and domestic financial institutions. It produces a robust free cash flow to fund the development of its assets.
Perseroan secara resmi mengubah namanya menjadi PT Borneo Lumbung Energi & Metal pada tanggal 2 September 2010, dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX) pada tanggal 26 November 2010, dengan nama trading stock BORN.
Borneo was officially re-named as PT Borneo Lumbung Energi & Metal on 2 September 2010, and was registered as a listed company on the Indonesia Stock Exchange (IDX) on 26 November, 2010, using BORN as its call sign.
2010 Borneo Annual Report
11
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Sesuai dengan Laporan Keuangan Konsolidasian Based on the Consolidated Financial Statements (dalam jutaan Rupiah)
2009(1)
2010
287,177
3,312,012
Current Assets
Aset Tidak Lancar
4,055,790
5,211,948
Non Current Assets
Total Aset
4,342,967
8,523,960
Total Assets
Aset Lancar
Kewajiban Lancar
1,334,764
1,318,683
Current Liabilities
Pinjaman Berbunga Pihak Ketiga
2,044,917
224,775
Interest Bearing Borrowings from Third Parties
Kewajiban Tidak Lancar
2,957,465
627,516
Non Current Liabilities
Total Kewajiban
4,292,229
1,946,199
Total Liabilities
50,738
6,577,749
Total Equity
200,529
2,751,793
Revenues
Total Ekuitas Pendapatan Usaha Laba/(Rugi) Kotor
92,341
1,501,684
Gross Profit/(Loss)
Laba/(Rugi) Operasi
49,318
1,014,660
Operating Profit/(Loss)
EBITDA (2)
77,616
1,319,921
EBITDA (2)
(99,777)
348,847
Net Profit/(Loss)
(80)
61
Profit/(Loss) per Share
718,325
1,047,384
Capital Expenditure (7)
Laba/(Rugi) Bersih Laba/(Rugi) per Saham Dasar Belanja Modal (7)
2,954
2,079,159
Net Cash Flow
2009(2)
2010
Financial Ratios
Marjin Kotor
46%
55%
Gross Margin
Marjin Operasi
25%
37%
Operating Margin
Marjin EBITDA
39%
48%
EBITDA Margin
-50%
13%
Net Profit Margin
Arus Kas Bersih Rasio Keuangan
Marjin Laba Bersih Imbal Hasil Aset (ROA) Imbal Hasil Ekuitas (ROE) Rasio Lancar Rasio Pinjaman terhadap Aset Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas (8) Rasio Pinjaman terhadap EBITDA Informasi Operasional
-2%
4%
Return on Assets (ROA)
-197%
5%
Return on Equity (ROE)
22%
251%
Current Ratio
47%
3%
Debt to Asset Ratio
161%
3%
Debt to Equity Ratio (8)
2635%
17%
Debt to EBITDA Ratio
2009
2010
Operational Information
Volume Produksi (ton) (3)
882,039
1,946,925
Production Volumes (tons) (3)
Volume Penjualan (ton) (4)
131,359
1,652,655
Sales Volumes (ton) (4)
168
185
Realised Average Selling Price (US$/ton)
Biaya Tunai Produksi, tidak termasuk Royalti (US$/ton) (5)
65
55
Production Cash Cost, before Royalty (US$/ton) (5)
Biaya Tunai, tidak termasuk Royalti dan Komisi Penjualan (US$/ton)
88
69
Cash Cost, before Royalty and Sales Commission (US$/ton)
121
104
Cash Cost (US$/ton) (6)
Harga Jual Terealisasi (US$/ton)
Biaya Tunai (US$/ton) (6)
Catatan: (1) Laporan Laba Rugi Konsolidasi 2009 mencakup kinerja AKT hanya untuk 3 bulan terakhir, setelah diperolehnya Ijin Produksi pada akhir bulan September 2009 (“Produksi Komersial”) (2) EBITDA = Laba operasi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi (3) 436.040 ton batubara diproduksi selama masa percobaan produksi, sedangkan sisanya 445.999 ton setelah masa Produksi (4) Penjualan selama masa 3 bulan terakhir, diluar penjualan 9 bulan pertama sebesar 80.144 ton (5) Biaya tunai produksi dihitung berdasarkan jumlah biaya produksi (tidak termasuk royalti, depresiasi penyusutan dan amortisasi) dibagi dengan volume produksi masing-masing periode (6) Biaya tunai dihitung berdasarkan jumlah biaya produksi tunai (tidak termasuk depresiasi penyusutan dan amortisasi), ditambah biaya penjualan dan pemasaran, biaya umum dan biaya terkait lainnya, dibagi dengan volume produksi (7) Belanja modal adalah kas yang digunakan untuk pembelian aset tetap, konstruksi infrastruktur, sarana dan prasarana, dan pengembangan proyek (8) Ekuitas termasuk pinjaman pemegang saham
12
(in million Rupiah)
Borneo Laporan Tahunan 2010
Notes: (1) Consolidated Profit and Loss Statements 2009 comprised of the performance of AKT covering only the last three months, following the receipt of the Production Permit at the end of September 2009 (“Commercial production”) (2) EBITDA = Operating Profit plus depreciation and amortisation (3) A total of 436,040 tons of coal were produced during the trial production period, whereas the remaining 445,999 tons were produced after commercial production. (4) Sales for the last three months, excluding those of the first 9 months which amounted to 80,144 tons (5) Production cash expense is calculated based on total production expense (excluding royalty, depreciation and amortisation) divided by the production volume of respective periods (6) Cash expense is calculated based on total cash production expense (excluding depreciation and amortisation) plus sales and marketing expense, general expense and other related expense, divided by production volume (7) Capital expenditure consitutes cash used to acquire fixed assets, construction of infrastructure and facilities, and project expansion. (8) Equity includes loan from shareholders
TOTAL ASSETS Total Aset
REVENUES Pendapatan Usaha
15,000,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 12,000,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 8,523,960 8000,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 4,342,967 4,000,000. . . . . . . . . . . . . . . . .
3,000,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 2,751,793 2,500,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 2,000,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 1,500,000. . . . . . . . . . . . . . . . .
1,200,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 1,014,660 1,000,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 800,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 600,000. . . . . . . . . . . . . . . . .
1000,000. . . . . . . . . . . . . . . . .
400,000. . . . . . . . . . . . . . . . .
500,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 200,529 0. . . . . . . . . . . . . . . . .
200,000. . . . . . . . . . . . . . . . .
2,000,000. . . . . . . . . . . . . . . . . 0. . . . . . . . . . . . . . . . . 2009
OPERATING (LOSS) PROFIT Laba (Rugi) Operasi
2010
2009
49,318 0. . . . . . . . . . . . . . . . .
2010
2009
2010
dalam jutaan Rupiah in million Rupiah
Ikhtisar Kegiatan Operasional Operational Highlights URAIAN
DESCRIPTION
2010
Penggalian
Overburden removed
Pengerukan batubara
Coal exposed
1,946,925 ton/tons
Pengangkutan batubara
Coal barged
1,652,655 ton/tons
32,245,929 bcm
Ikhtisar Saham Share Highlights Pergerakan Harga Saham Movement of Share Price
Volume Perdagangan Rata-rata Mingguan Weekly Average Trading Volume dalam jutaan/in million 684,2
Rp1,450
700
Rp1,400
600
Rp1,350
500
459,1
Rp1,300
400
Rp1,250
300 221,5
Rp1,200
200
Rp1,150
63,7
74,21 100
Rp1,100 Nov 26
0 Nov 30
Dec 1
Harga Terendah Rp1.280 Lowest Price Rp1,280
Dec 8
Dec 15
Dec 22
Harga Tertinggi Rp1.340 Highest Price Rp1,340 2010 Borneo Annual Report
Dec 30
Source: IDX
13
14
Borneo Laporan Tahunan 2010
Ikhtisar Produksi Production Highlights
AKT melakukan studi kelayakan pada bulan April 2005, namun tidak ada kelanjutan yang berarti hingga Borneo memulai pembangunan dan kegiatan konstruksinya pada proyek tambang batubara di awal 2008.
AKT conducted its feasibility study in April 2005, but no significant progress ensued until Borneo started major development and construction at the coal mining project in early 2008.
Hanya dalam waktu sembilan bulan sejak kegiatan penambangan dan pembangunan infrastruktur, di awal Oktober 2008, Borneo telah menghasilkan batubara pertamanya pada masa percobaan produksi untuk 100 ribu ton batubara. Kecepatan yang diterapkan oleh Borneo di tambang AKT dengan peruntukkan bagi tambang skala besar, tidak pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, terutama jika dikaitkan dengan tidak adanya infrastruktur dasar dan fasilitas transportasi di Kalimantan Tengah pada saat itu.
After only nine months of mine and infrastructure development, in early October 2008, Borneo produced its first coal under the auspices of a pilot production permit for 100 thousand tons of coal. The speed at which Borneo developed and constructed the AKT mine with a blueprint for a large scale mine several years down the road is unprecedented in Indonesia, especially when considering the absence of basic infrastructure and transportation facilities in Central Kalimantan at that time.
Di sepanjang tahun 2010, Borneo telah memproduksi 1,95 juta ton batubara metalurgi kualitas premium, di mana 1,65 juta ton telah diekspor ke luar negeri.
For the year end on 2010, Borneo produced 1.95 million tons of premium hard coking coal, of which 1.65 million tons were exported overseas.
AKT secara konsisten mencapai peningkatan target produksi yang telah ditetapkan terhadap kapasitas produksinya, pada tanggal 31 Desember 2010 berhasil mencapai 3,6 juta ton per tahun (mtpa). Di akhir 2010, Perseroan berada pada tahap akhir dalam melengkapi peralatan dan memperbaiki infrastrukturnya untuk meningkatkan kapasitas produksi di akhir tahun 2011 menjadi 5,0 mtpa.
AKT has consistently achieved scheduled ramp-ups of its production capacity, which by December 31st, 2010 had reached 3.6 million tons per annum (mtpa). By end of 2010, the Company was in the final process of securing equipment and improving infrastructure to ramp up production capacity to 5.0 mtpa by the end of 2011.
2010 Borneo Annual Report
15
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Anak Perusahaan Subsidiaries
PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT)
PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT)
AKT didirikan dengan nama PT Swabara Guna pada tahun 1992,sebagai perusahaan investasi dalam negeri (PMDN). Menyusul perubahan kepemilikan saham, Perseroan mengubah namanya menjadi PT Asmin Koalindo Tuhup di tahun 1998, dan Pemerintah Indonesia memberikan hak ekslusif Perjanjian Kerjasama Pengusahaan dan Penambangan Batubara (CCOW) generasi ketiga kepada AKT pada tanggal 31 Mei 1999. AKT kemudian berubah menjadi Perusahaan Modal Asing pada tahun 2005, yang tidak harus melakukan divestasi terhadap mitra lokal, membayar pajak penghasilan dengan tarif pajak pendapatan perseroan yang berlaku dan memiliki peralatannya secara langsung.
AKT was originally established as PT Swabara Guna in 1992, as a domestic investment company (PMDN). Following an ownership change, its name became PT Asmin Koalindo Tuhup in 1998, and was granted a 3rd generation Coal Contract of Work (CCOW) by the Indonesian Government on May 31, 1999. AKT subsequently became a foreign investment company (PMA) in 2005, having no requirement for further divestment to local partners, paying tax at the prevailing corporate income tax rate, and with direct ownership of equipment.
Pada awalnya AKT memiliki PKP2B untuk mengembangkan konsesi batubara seluas 40.610 hektar di Muara Tuhup, berlokasi di Kabupaten Murung Raya, propinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Wilayah Timur Laut dari area tersebut seluas 18.980 hektar telah dikembalikan kepada Pemerintah karena tidak memiliki nilai ekonomi. Hal ini mengurangi luas konsesi Perseroan menjadi 21.630 hektar saat ini.
AKT originally obtained a CCOW to develop 40,610 hectares of coal concession in Muara Tuhup, located in the Murung Raya Regency in Central Kalimantan province, Indonesia. It relinquished 18,980 hectares of the North East Block that were deemed to be economically unviable. This reduced the size of the Company’s concession to the current area of 21,630 hectares.
PKP2B generasi ke 3
16
Borneo Laporan Tahunan 2010
3rd generation CCOW
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Struktur Perusahaan
Corporate Structure
PT REPUBLIK KOMODITI 99,99 % P UB LIK
PT REPUBLIK ENERGI & METAL PT MUARA KENCANA ABADI 0,01 %
99,60 %
75,00%
24,99 %
0,01 %
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL Tbk 99,99 %
PT ASMIN KOALINDO TUHUP
99,99 %
PT BORNEO MINING SERVICES
Proyek penambangan batubara yang sering disebut “Tambang Tuhup” terbagi menjadi dua blok, yaitu Kohong dan Telakon, yang meliputi sekitar 8.500 hektar area konsesi. AKT saat ini merupakan satu-satunya produsen dan eksportir batubara metalurgi berkualitas tinggi di Indonesia.
The coal mining project is known as the “Tuhup Mine” and is divided into two blocks referred to as Kohong and Telakon, which covers around 8,500 hectares of the concession. AKT is currently Indonesia’s only producer and exporter of prime quality hard coking coal.
Borneo mengambil alih fungsi pengawasan penuh manajemen AKT pada bulan Oktober 2007.
Borneo obtained full management control of AKT in October 2007.
PT Borneo Mining Services
PT Borneo Mining Services
PT Borneo Mining Services (BMS) didirikan pada tahun 2006 di bawah nama PT Batubara Tenggara Borneo. Bisnisnya adalah menyewakan peralatan alat berat untuk pertambangan. BMS diakuisisi pada tahun 2007 oleh Borneo sebagai special purpose vehicle (alat berat) sesuai keputusan pemegang saham untuk melakukan operasi pertambangan AKT secara in-house.
PT Borneo Mining Services (BMS) was established in 2006 under the name of PT Batubara Tenggara Borneo. Its business is focused on heavy equipment rental for mining. The company was acquired in 2007 by Borneo as a special purpose vehicle (heavy equipment) following the shareholders’ decision to undertake mining in-house at AKT.
Sewa Perlengkapan untuk AKT
Equipment Rental to AKT
2010 Borneo Annual Report
17
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Peristiwa Penting 2010 Significant Events 2010 Perubahan dan Pernyataan kembali Perjanjian Pinjaman Investasi
Pada tanggal 12 Agustus 2010, BMS dan PT Bank CIMB Niaga Tbk menandatangani Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian Pinjaman Investasi tertanggal 26 Mei 2010 yang mengubah tingkat suku bunga kredit menjadi dua bagian yaitu 7,75% p.a. untuk fasilitas pinjaman hingga USD17 juta dan LIBOR enam bulanan ditambah 4% untuk sisa fasilitas pinjaman atau sebesar USD 25 juta. Perubahan tersebut telah menjadi efektif pada tanggal 18 Agustus 2010, setelah dicatatkan dan ditambahkan ke dalam Perjanjian kredit No.57 yang telah dinotarilkan tanggal 26 Mei 2010.
Amendment and Restatement of Investment Loan Agreement On 12 Agustus 2010, BMS and PT Bank CIMB Niaga Tbk have signed an Amendment and Restatement of an Investment Loan Agreement dated 26 May 2010 which changed the interest rate into two parts, being 7.75% p.a. for loan facilities amounting to USD17 million, and six monthly LIBOR plus 4% for the rest of the loan facilities amounting to USD25 million. The amendment became effective on 18 August 2010, after registration and it was incorporated into the Credit Agreement No.57 which was notarized on 26 May 2010.
18
Penurunan Tingkat Bunga Hutang
Berdasarkan Surat dari PT Bank CIMB Niaga Tbk tanggal 18 Agustus 2010 atas Perjanjian Fasilitas Kredit PT Bank CIMB Niaga Tbk kepada AKT dan BMS tanggal 16 Desember 2009, tingkat bunga hutang diturunkan dari 9,75% p.a. untuk bunga USD menjadi 7,25% p.a. dan dari 15,00% p.a untuk bunga Rupiah menjadi 11,25%.
Reduction in Loan Interest Rate
Pursuant to a letter from PT Bank CIMB Niaga Tbk dated 18 August 2010 regarding the interest rates of PT Bank CIMB Niaga Tbk’s Credit Facilities to AKT and BMS dated 16 December 2009, the interest rate was reduced from 9.75% p.a. for USD debt to 7.25% p.a, and from 15.00% p.a. for Rupiah debt to 11.25%
Borneo Laporan Tahunan 2010
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Borneo Lumbung Energi No.28 tanggal 25 Agustus 2010 dan No.39 tanggal 16 Desember 2010 yang disetujui oleh Kementerian Hukum dan HAM tanggal 2 September 2010 diputuskan hal-hal sebagai berikut: Mengubah seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan peraturan Bapepam dan LK tentang pokokpokok “Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan penawaran umum efek bersifat ekuitas dan perusahaan publik.”
Based on the Notarized Decision arising from PT Borneo Lumbung Energi’s Extraordinary Shareholders Meeting No.28 dated 25 August 2010 and No.39 dated 16 December 2010, which was approved by the Ministry of Law and Human Rights on 2 September 2010, the following items were decided: Amend all of the Company’s Articles of Association in accordance with the Bapepam and LK regulation on the main points of the “Articles of Association of a company that has made a public offering of equities to become a public company.”
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Perubahan nama Perseroan menjadi PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk; Pemecahan nilai nominal saham Perseroan dari Rp10,000(sepuluh ribu rupiah) menjadi Rp100 (seratus rupiah) per lembar saham hanya berdampak pada bertambahnya jumlah saham, namun tidak memiliki potensi untuk berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja keuangan Perseroan; Konversi Hutang yang dilakukan Perseroan kepada PT Republik Energi & Metal yang menghasilkan rasio utang terhadap modal Perseroan yang lebih rendah, sehingga mengurangi resiko gagal
bayar Perseroan; Peningkatan modal dasar dilakukan untuk memberikan keleluasaan bagi Perseroan untuk menambah modal disetor dan ditempatkan, seperti halnya dalam rencana Penawaran Umum Perdana Saham yang dilakukan Perseroan. Peningkatan modal dasar tersebut tidak berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja Perseroan.
Hutang Sewa Guna Usaha:
Changed the Company’s name to PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk; Splitting the Company share’s nominal value from Rp10,000 (ten thousand Rupiah) into Rp100 (one hundred Rupiah) per share which only increased the number of shares on issue, but had no negative impact on the Company’s financial condition and performance; Debt conversion into shares of the Company by PT Republik Energi & Metal, which resulted in a lower debt to equity ratio, thus lowering the Company’s risk profile.
An increase in authorized capital to give flexibility for the Company to increase paid up capital, including the plan for an Initial Public Offering of shares by the Company. The increase in the authorized capital has no negative impact potential.
Debt Lease:
BMS telah menandatangani Perjanjian Sewa Guna Usaha dengan PT Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance) pada tanggal 27 Agustus 2010 dengan nilai pembiayaan sebesar USD753.280. Sewa Guna usaha ini dibebankan bunga efektif sebesar 9,5% p.a. dan akan dibayarkan secara bulanan dalam jangka waktu 36 bulan.
BMS signed a lease agreement with PT Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance) on 27 August 2010 with a financing value amounting to USD753,280. This lease incurs a 9.5% p.a. effective interest rate, to be paid monthly for a period of 36 months.
2010 Borneo Annual Report
19
Corporate Profile
Management Report
Addendum Perjanjian Fasilitas Kredit Ekspor
Pada tanggal 20 September 2010, AKT dan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menandatangani Addendum Perjanjian Fasilitas Kredit Ekspor untuk meningkatkan fasilitas dari USD20 juta menjadi USD32 Juta. Addendum ini juga mengatur tingkat bunga menjadi 7,75% p.a. dan berlaku hingga 15 Januari 2011. Seluruh fasilitas ini telah dilunasi per 31 Desember 2010.
Export Credit Facility Agreement Addendum
On 20 September 2010, AKT and PT Bank CIMB Niaga Tbk signed an Addendum to the Export Credit Facility Agreement to increase the facility from USD20 million to USD32 million. This Addendum also set the interest rate at 7.75% p.a. effective until 15 January 2011. This facility has been fully repaid as per 31 December 2010.
20
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Addendum Perjanjian Surat Kredit Berdokumen Dalam Negri(SKBDN)
Fasilitas Kredit Bergulir
Addendum to Domestic Letter of Credit Agreement
Revolving Credit Facility
Pada tanggal 20 September 2010, AKT dan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menandatangani addendum Perjanjian SKBDN untuk menurunkan fasilitas dari Rp50.500 juta menjadi 20.000 juta, berlaku hingga 3 Februari 2011.
On 20 September 2010, AKT and PT Bank CIMB Niaga Tbk signed an Addendum to the Domestic Letter of Credit Agreement to lower the facility from Rp50,500 million to Rp20,000 million, effective until 3 February 2011.
Borneo Laporan Tahunan 2010
Seluruh fasilitas ini telah dilunasi per 31 Desember 2010.
This facility has been fully repaid as per 31 December 2010. Coal sales contract
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Kontrak Penjualan Batubara
Kontrak Penjualan Batubara
Coal Sales Contract
Coal Sales Contract
Pada tanggal 4 Oktober 2010, AKT telah menandatangani kontrak penjualan batubara dengan Zhonglian Resources Company Limited, China (“Zhonglian”) dengan jangka waktu 1 tahun mulai 1 Oktober 2010, sebanyak 1 juta ton. Harga jual ditentukan berdasarkan kesepakatan AKT dan Zhonglian secara triwulanan.
On 4 October 2010, AKT signed a coal sales contract with Zhonglian Resources Company Limited, China (“Zhonglian”) for a period of one (1) year starting 1 October 2010 amounting to 1 million tons. The sales price is to be agreed on a quarterly basis between AKT and Zhonglian.
Corporate Data
Pada tanggal 13 Oktober 2010, AKT telah menandatangani kontrak penjualan batubara dengan General Nice Group, China, dengan jangka waktu 1 tahun sebanyak 1 juta ton. Harga jual ditentukan berdasarkan kesepakatan AKT dan General Nice secara triwulanan.
On 13 October 2010, AKT signed a coal sales contract with General Nice Group, China (“General Nice”) for a period of one (1) year starting 1 October 2010 amounting to 1 million tons. The sales price is to be agreed on a quarterly basis between AKT and General Nice.
2010 Borneo Annual Report
21
Corporate Profile
22
Management Report
Borneo Laporan Tahunan 2010
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Sambutan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners
Sungguh merupakan tahun yang penuh dengan pencapaian istimewa dan transformasi, ditandai oleh peningkatan signifikan pada posisi keuangan sejak IPO, dan pencapaian produksi lebih dari dua kali lipat. It has truly been a year of remarkable achievement and transformation, marked by the significant improvement of our financial position following our IPO, and the more than doubling of our production.
Pemegang Saham yang Terhormat,
Dear Shareholders,
Merupakan kebahagiaan bagi kami dapat mempersembahkan laporan Dewan Komisaris yang pertama sejak Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 November 2010.
It is with great pleasure that we present to you the first report of the Board of Commissioners since our company successfully listed on the Indonesian Stock Exchange on 26 November 2010.
Sungguh merupakan tahun yang penuh dengan pencapaian istimewa dan transformasi bagi Perseroan, jika ditinjau dari berbagai perspektif, yaitu pembangunan yang sedang berjalan dan kegiatan produksi yang sedang berlangsung di tambang Perseroan di Tuhup, Kalimantan Tengah, semakin diterimanya premium hard coking coal merek “Tuhup” dan peningkatan signifikan pada posisi keuangan sejak penawaran umum saham perdana (IPO).
It has truly been a year of remarkable achievement and transformation for us from numerous perspectives including the ongoing development and ramp-up of production at our mine at Tuhup in Central Kalimantan, the increasing acceptance in the international market of our “Tuhup” brand of premium hard coking coal and the significant improvement of our financial position following our initial public offering (IPO).
2010 menandai tahun pertama kami di mana produksi komersial dilakukan secara penuh dalam satu tahun, dan mencapai hasil total sebesar 1,95 juta ton, lebih dari dua kali lipat dibanding pencapaian tahun 2009 sebesar 0,88 juta ton. Total kapasitas produksi batubara kami mencapai 3,6 juta ton per tahun di akhir 2010, dibanding dengan 2,4 juta ton pada tahun sebelumnya. Instalasi alat berat barge loader baru dengan kapasitas 2.400 ton per jam telah berhasil dilakukan pada bulan Mei 2010, penambahan yang signifikan pada jumlah armada pertambangan kami, perbaikan sarana jalan pengangkutan terus diupayakan dan berbagai peningkatan penting pada infrastruktur pertambangan.
2010 marked our first full year of commercial production and total output reached 1.95 million tons which was more than double the 0.88 million tons achieved during 2009. Our total coal production capacity reached 3.6 million tons per annum by the end of 2010 compared to 2.4 million tons a year earlier. The new barge loader with a capacity of 2,400 tons per hour was successfully installed in May 2010, major new additions were made to our mining fleet, the upgrading of our haul road continued and important improvements were made to overall mine infrastructure.
2010 Borneo Annual Report
23
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Sangat menggembirakan bahwa premium hard coking coal merek Tuhup kami mendapat penerimaan yang makin luas di pasar internasional dan selama tahun 2010 Perseroan terus memperluas jaringan pelanggan utamanya di China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Eropa dan India. Merek Tuhup kami semakin dikenali di antara produsen-produsen baja ternama dunia karena kualitasnya yang baik dan konsisten untuk memproduksi baja berkualitas tinggi.
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
It is very gratifying that our Tuhup brand of premium hard coking coal has found increasing acceptance in international markets and during 2010 our company continued to expand its high quality customer base in China, Japan, South Korea, Taiwan, Europe and India. Our Tuhup brand is gaining growing recognition among leading global steel producers for its exceptional quality and consistency for the production of high quality steel.
Kami berupaya menguasai pasar internasional baru bagi premium hard coking coal merek Tuhup dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan kustomer utama baik yang baru maupun yang telah ada di seluruh dunia. We will be striving to penetrate new international markets for our Tuhup brand of premium hard coking coal and develop new and existing relationships with high quality customers around the world.
Peristiwa penting tahun ini adalah Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Perseroan pada kwartal keempat yang berhasil meraih dana sebesar Rp5,17 triliun dari penjualan 4.423.000.000 saham, mewakili 25% saham disetor Perseroan pada harga Rp1.170 per lembar saham. Penawaran saham dilakukan baik di pasar domestik Indonesia maupun kepada manajer portofolio internasional di pusat keuangan dunia dan respon positif atas penawaran tersebut sungguh menggembirakan. Kami merupakan produsen hard coking coal pertama yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan juga merupakan produsen batubara pertama dari Kalimantan Tengah yang terdaftar, dimana hal tersebut menambah dimensi baru yang dapat memberikan gambaran terhadap industri batubara Indonesia yang patut diperhitungkan pada tingkat dunia diantara perusahaanperusahaan trading di Indonesia.
24
Borneo Laporan Tahunan 2010
A major highlight of the year was the Initial Public Offering (IPO) of our company in the fourth quarter which raised Rp5.17 trillion from selling 4,423,000,000 shares, representing 25% of the issued capital of the Company at a price of Rp1,170 per share. The shares were offered both domestically within Indonesia and also to international portfolio managers in major financial centers and the very positive reception received by the offering was most gratifying. Our listing was the first time a hard coking coal producer was listed on the Indonesia Stock Exchange and also the first time a coal producer from Central Kalimantan was listed, which adds a new dimension to the representation of the globally respected Indonesian coal industry among publicly traded companies in Indonesia.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Memasuki tahun 2011, Perseroan mencanangkan untuk meningkatkan kapasitas pertambangan menjadi 5 juta ton per tahun di akhir tahun, khususnya pada blok Kohong. Hal ini membutuhkan investasi yang signifikan pada armada pertambangan, pengoperasian sebuah mesin penghancur baru pada lokasi penyimpanan dan pengolahan batubara (CHPP), pemasangan tempat penyimpanan bahan bakar tambahan pada dermaga maupun lokasi penambangan kami, perbaikan sarana jalan dan pembangunan infrastruktur pendukung substansial lainnya. Kami juga merencanakan untuk membangun sarana tempat tinggal permanen di area pertambangan untuk menggantikan tempat tinggal sementara yang telah kami gunakan sejak tahun 2007. Keberhasilan penawaran umum saham perdana kami di tahun 2010 telah memberikan landasan finansial yang kokoh bagi Perseroan untuk menyelesaikan seluruh rencana tersebut di atas.
Looking forward to 2011, our company intends to further develop mining capacity to 5 million tons per annum by the end of the year, specifically at our Kohong block. This will require significant investment in new mining fleet, the commissioning of a new crusher at our coal handling and processing plant (CHPP), installation of additional fuel storage capacity at both our port and mine site, the further upgrading of our coal hauling road and completion of substantial supporting infrastructure. We also expect that during the year a permanent camp at our mine site will replace the temporary one that we have been using since 2007. The success of our initial public offering in 2010 has given our company the strong financial base required to complete all of these projects.
Di tahun 2011, kami juga berupaya untuk menguasai pasar internasional baru bagi premium hard coking coal merek Tuhup dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan pelanggan utama baik yang baru maupun yang telah ada di seluruh dunia. Perseroan juga melanjutkan kegiatan pengeboran dan eksplorasi dengan rencana untuk memperluas reserve base Perseroan pada blok Kohong dan meningkatkan resource base pada blok Telakon dengan rencana mengubah resources menjadi reserves di Telakon dengan menggunakan standar akreditasi internasional JORC.
In 2011, we will also be striving to penetrate new international markets for our Tuhup brand of premium hard coking coal and develop new and existing relationships with high quality customers around the world. We will also continue our drilling and exploration program to further expand our reserve base at the Kohong block and increase the resource base at the Telakon block with a view to conversion of some of the resources into reserves at Telakon using the internationally accredited JORC standard.
Perseroan sangat bangga dapat melakukan kontribusi untuk pembangunan ekonomi Indonesia dan bagi industri batubara Indonesia kelas dunia, maupun perekonomian propinsi Kalimantan Tengah. Melalui pengembangan tambang Perseroan serta jasa pendukung dan investasi dalam infrastruktur, Perseroan berhasil menciptakan 2.400 lapangan pekerjaan di Indonesia, terbesar di daerah Kalimantan Tengah.
Our company is proud of being of able to make a growing contribution to the development of the Indonesian economy and to the world class Indonesian coal industry as well as to the economy of the province of Central Kalimantan. Through the development of our mine and supporting services and our investment in infrastructure, we have directly created over 2,400 jobs in Indonesia, the vast majority of which are in Central Kalimantan.
Kami juga menyadari tanggung jawab kami terhadap masyarakat setempat di sekitar lokasi tambang Perseroan, dan aktif berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan menyelenggarakan program pelatihan kerja, serta menyediakan air minum bersih, listrik dan kesempatan belajar untuk penduduk lokal. Kami juga mengupayakan perbaikan sarana jalan untuk pemukiman setempat. Peningkatan kemakmuran dan kesuksesan Perseroan juga menjadi milik penduduk setempat yang tinggal di sekitar area penambangan.
We also recognize our responsibilities to the local communities around our mine site and we are actively engaged in creating employment and establishing job training programs as well as providing clean drinking water, electricity and educational opportunities for the local population. We have also been improving the quality of roads for nearby villages. The growing prosperity and success of our company is rightfully being shared by the local inhabitants living around our area of operations.
2010 Borneo Annual Report
25
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Dengan telah tercatatnya Perseroan di Bursa Efek Indonesia, kami juga sepenuhnya menyadari bahwa kami mengemban tanggung jawab untuk menjalankan tata kelola perusahaan demi kepentingan seluruh pemegang saham. Kami telah membentuk komite audit yang terdiri dari anggota eksekutif dan non-eksekutif dan memastikan bahwa Perseroan telah dikelola sesuai dengan standar-standar tata kelola perusahaan terbaru.
As a company now listed on the Indonesia Stock Exchange, we also fully realize that we have responsibility to pursue good corporate governance for the benefit of all stakeholders. We have established an audit committee comprising both executive and non-executive members and we will ensure that our company is managed according to the high standards of modern corporate governance that are naturally expected of us.
Nampak jelas bahwa 2010 merupakan tahun transformasi bagi Perseroan dan merupakan tahun dengan pencapaian istimewa. Hal tersebut tidak mungkin dicapai tanpa dedikasi yang luar biasa dari para karyawan yang telah bekerja keras sepanjang tahun memberikan tingkat pertumbuhan yang tinggi bagi Perseroan dan peningkatan yang signifikan terhadap posisi keuangannya dan menjadi landasan kekuatan finansial. Kepada seluruh karyawan, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Clearly 2010 has been a transformational year for our company and a year of major achievement. None of it would have been possible without the exceptionally dedicated efforts of our employees who have strived over the past year to bring about the major growth of our company and the significant improvement of its financial position and underlying financial strength. To all of our employees, the Board of Commissioners would like to express a heartfelt thank you.
Bersama, kita memasuki tahun 2011 dengan penuh keyakinan.
Together, we go into 2011 with great optimism for the year ahead.
Atas nama Dewan Komisaris,
On behalf of the Board of Commissioners,
Syamsir Siregar,
Komisaris Utama President Commissioner
26
Corporate Governance
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Dari kiri ke kanan From left to right Berdiri/Standing:
Duduk/Seated:
Anton B.S. Hudyana Komisaris Independen Independent Commissioner
Syamsir Siregar Komisaris Utama President Commissioner
Silvanus Yulian Wenas Komisaris Commissioner
Soesanto Loekman Komisaris Independen Independent Commissioner
Moch Djatmiko Komisaris Commissioner Mangantar S. Marpaung Komisaris Independen Independent Commissioner
2010 Borneo Annual Report
27
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Profil Dewan Komisaris Profile of the Board of Commissioners Komisaris Utama, Syamsir Siregar Warga Negara Indonesia, berusia 69 tahun, menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2010. Menyelesaikan pendidikan militer AMN dan Dasar Para pada tahun 1965, Sussarcab IF pada tahun 1966, Desfatcher, Pandu Udara , Raider dan Suspa Intel pada tahun 1967, Suslapa pada tahun 1972 dan Seskoad pada tahun 1981. Jabatan lain yang pernah atau sedang dijabat antara lain yaitu: • Ketua BIA pada tahun 1995 • Perwira Tinggi Mabes ABRI pada tahun 1997 • Ketua BIN pada tahun 2004
Komisaris, Silvanus Yulian Wenas Warga Negara Indonesia, berusia 58 tahun, menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2010.
Menyelesaikan pendidikan Polri/AKPOL pada tahun
1974, PTIK pada tahun 1985, Seskoad pada tahun 1990 dan Sesko ABRI pada tahun 1997.
Jabatan lain yang pernah atau sedang dijabat beliau antara lain yaitu: •
Dirsamapta Mabes Polri pada tahun 2000
•
KakorBrimob Polri pada tahun 2002
• •
28
Kapolda Kaltim pada tahun 2001
President Commissioner, Syamsir Siregar Indonesian national, 69 years of age, appointed President Commissioner since 2010. Completed studies at the
Indonesian Military Academy and Special Forces basics
in 1965, Infantry special reserves in 1966, Dispatcher, Air Guide, Raider and Intelligence Special Forces in 1967, Head of Special Field Command in 1972, and Army Command School in 1981.
Other positions held, include: •
Head of Army Intelligence Agency in 1995
•
Head of the National Intelligence Bureau in 2004
•
Senior Officer of the Military Headquarters in 1997
Commissioner, Silvanus Yulian Wenas Indonesian national, 58 years of age, appointed Commissioner since 2010. Completed studies at the Indonesian Police Academy in 1974, Police Science College in 1985, Army Command School in 1990, and Military Command School in 1997. Other positions held, include: • Emergency & Response Director at the Indonesian Police Headquarters, 2000 • East Kalimantan Police Chief, 2001 • Indonesian Police Head of Mobile Brigade Coordinator, 2002 • Deputy Chief of Police for Operations, 2009
Deputi Kapolri bidang Operasi pada tahun 2009
Komisaris, Moch Djatmiko
Commissioner, Moch Djatmiko
Warga Negara Indonesia, berusia 59 tahun, menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Bhayangkara pada tahun 1991 dan Pasca Sarjana di bidang Pemerintahan dari Universitas Satyagama pada tahun 2001. Beliau juga telah menyelesaikan pendidikan Kepolisian yaitu Akabri Pol pada tahun 1973, Dikjurpa Intel pada tahun 1981, PTIK pada tahun 1983, Dikjur Patur pada tahun 1986, Akta IV pada tahun 1989, Sespimpol dan Suspamen Senior IPP pada tahun 1990, Sesko ABRI pada tahun 1997, Sussospol ABRI dan Sussos ABRI ES.I/II pada tahun 1997, Diklat SAR, Auditing BPKP pada tahun 2003 dan KSA Lemhanas pada tahun 2006. Posisi lain yang pernah atau sedang beliau jabat antara lain yaitu: • AAM TK.III / Susopsltsus ITJEN Polri pada tahun 2001 – 2002; • Irbid Jemen Ops II Itwil III Itwasum Polri pada tahun 2002-2004; • Dir Rendal Giat ops Deputi-II BIN pada tahun 2004 – 2005; • Kapusdiklat BIN pada tahun 2005 – 2006; • Inspektur Utama BIN 2006 – 2009;
Indonesian national, 59 years of age, appointed Commissioner since 2010. Graduated in Law from the Bhayangkara University in 1991 and Post Graduate in Public Administration from Satyagama University in 2001. His other educational accomplishments include studies at the Indonesian Police Academy in 1973, Officers Intelligence Course in 1981, Police Science College in 1983, Officers Instructor Course in 1986, AKTA (trainers) IV education in 1989, Police Leadership School and IPP Senior Officers Special Course in 1990, Military Command School in 1997, Military Social Politics Course and Special Social Military ES.I/II in 1997, SAR education and training, BPKP Auditing in 2003, and KSA National Defense Council in 2006 Other positions held, include: • AAM TK.III/Police Inspectorate General Special operations in 2001 - 2002; • Operations Management Inspector II of the Police Deputy General Supervisory • Inspectorate Area in 2002 - 2004; • Deputy II Director, Control Planning Activities operations of the National Intelligence • Bureau in 2004 - 2005; • Head of the National Intelligence Bureau’s Central Education and Training in 2005 - 2006; • Main Inspector at National Intelligence Bureau in 2006 - 2009;
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Komisaris Independen, Soesanto Loekman
Independent Commissioner, Soesanto Loekman
Warga Negara Indonesia, saat ini berusia 79 tahun, menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia. Posisi lain yang pernah dijabat beliau antara lain: • Chairman KPMG Hanadi Sudjendro & Rekan pada tahun 1992 - 1997; • Advisor to Executive Committee KPMG pada tahun 1997 - 1999; • Senior Tax Advisor di Deloitte Touche pada tahun 1999 - 2002; • Senior Tax Advisor di MS Taxes pada tahun 2003 – 2010; • Anggota Komite Audit PT Intiland Tower Tbk pada tahun 2003 – sekarang.
Indonesian national, 79 years of age, appointed Independent Commissioner since 2010. Economics graduate from the University of Indonesia. Other positions held, include: • Chairman, KPMG Hanadi Sudjendro & Rekan in 1992 - 1997; • Advisor to KPMG Executive Committee in 1997 - 1999; • Senior Tax Advisor at Deloitte Touche in 1999 - 2002; • Senior Tax Advisor at MS Taxes in 2003 – 2010; • Member of PT Intiland Tower Tbk audit committee in 2003 until now.
Komisaris Independen, Mangantar S. Marpaung
Independent Commissioner, Mangantar S. Marpaung
Warga Negara Indonesia berusia 58 tahun, menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Sarjana di bidang pertambangan dari Akademi Geologi dan Pertambangan pada tahun 1976. Posisi lain yang pernah atau sedang dijabat antara lain: • Komisaris PT Timah Investasi Mineral pada tahun 2004 – 2008; • Komisaris PT Eksplomindo pada tahun 2008 - 2009; • Chairman of Indonesian Mining Fire and Rescue dari tahun 2000 - sekarang; • Ketua ESDM Siaga Bencana dari tahun 2008 sekarang; • Penasihat PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia)dari tahun 2 009 sekarang;
Indonesian national, 58 years of age, appointed
Independent Commissioner since 2010. Graduated in
Mining Science from the Mining and Geology Academy in 1976. Other positions held, include: •
Commissioner of PT Timah Investasi Mineral in
•
Commissioner of PT Eksplomindo in 2008-2009;
• • •
2004-2008;
Chairman of Indonesian Mining Fire and Rescue, 2000 - now;
Head of the Energy and Natural Resources Disaster Alert, 2008 – now;
Advisor to the Indonesian Mining Experts Association, 2009 – now.
Komisaris Independen, Anton B.S. Hudyana
Independent Commissioner, Anton B.S. Hudyana
Warga Negara Indonesia, berusia 55 tahun, menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Sarjana dari Dutch Banking Institution, Amsterdam. Jabatan lain yang pernah atau sedang beliau jabat antara lain yaitu: • Relationship Manager pada Pierson, Heldring Pierson NV Rotterdam Branch, Holland, tahun 1978 – 1983; • Manager Real Estate/Project Financing Citibank NA, Jakarta pada tahun 1983-1987; • Corporate Bank Head Standard Chartered Bank, Jakarta Branch pada tahun 1987-1990; • Direktur Utama PT Bank Artha Graha pada tahun 1993 – 2004; • Penasihat PT Bank Artha Graha pada tahun 2004 – 2005; • Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk pada tahun 2005 – 2007; • Komisaris PT Barito Pacific Tbk pada tahun 2007 – 2009; • Komisaris PT Sierad Produce Tbk pada tahun 2009 – 2010; • Presiden Komisaris PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk tahun 2010
Indonesian national, 55 years of age, appointed Independent Commissioner since 2010. Graduated from the Dutch Banking Institution, Amsterdam. Other positions held, include: • Relationship Manager at Pierson, Heldring Pierson NV Rotterdam Branch, Holland, 1978-1983; • Manager Real Estate/Project Financing Citibank NA, Jakarta 1983-1987; • Corporate Bank Head Standard Chartered Bank, Jakarta Branch 1987-1990; • President Director, PT Bank Artha Graha 1993 – 2004; • Advisor to PT Bank Artha Graha 2004 – 2005; • President Director, PT Barito Pacific Tbk 2005 – 2007; • Commissioner, PT Barito Pacific Tbk 2007 – 2009; • Commissioner, PT Sierad Produce Tbk 2009 – 2010; • President Commissioner, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, 2010 – now.
2010 Borneo Annual Report
29
Corporate Profile
30
Management Report
Borneo Laporan Tahunan 2010
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Laporan Direktur Utama Report from the President Director
Kehadiran kami sebagai penambang utama di segmen hard coking coal di Indonesia juga telah menambah dimensi baru pada industri batubara kelas dunia di Indonesia. Our pioneering presence in the hard coking coal segment in Indonesia has also added a new dimension to the world class Indonesian coal industry.
Pemegang Saham yang Terhormat,
Dear Shareholders,
Merupakan kebanggaan bagi kami dapat mempersembahkan laporan tahunan kami yang pertama sebagai perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada bulan November 2010 dan suksesnya penawaran umum saham perdana kami yang berhasil meraih dana sebesar Rp5 triliun di atas jumlah yang telah ditentukan, baik yang berasal dari investor domestik maupun internasional.
It gives me great pleasure to address this letter to you for our first annual report since becoming a public company following our listing on the Indonesia Stock Exchange in November 2010 and our successful initial public offering that raised in excess of Rp5 trillion from both domestic and international investors.
Tahun 2010 merupakan tahun transformasi bagi kami. Pada tahun 2007 PT Asmin Koalindo Tuhup, anak perusahaan kami, masih merupakan lahan konsesi yang belum tergarap dan hanya dalam beberapa tahun saja kami mampu mengubahnya menjadi sebuah perusahaan tambang yang sukses dengan jumlah karyawan 1.800 orang dan merupakan produsen terbesar premium hard coking coal di Indonesia. Pada saat yang bersamaan, kami juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi pertumbuhan perekonomian nasional Indonesia dan perekonomian daerah Kalimantan Tengah. Kehadiran kami sebagai penambang utama di segmen hard coking coal di Indonesia juga telah menambah dimensi baru pada industri batubara kelas dunia di Indonesia. Visi kami adalah menjadi produsen batubara kelas dunia dengan kualitas premium, dan di tahun 2010 kami melakukan upaya nyata untuk merealisasikan visi ini. Kami akan terus melanjutkan upaya-upaya tersebut di tahun 2011 dan di tahun-tahun berikutnya.
2010 was indeed a transformational year for our company. We can look back as recently as 2007, to when our main operating subsidiary, PT. Asmin Koalindo Tuhup,was still an undeveloped greenfield concession and we can feel very proud that in only a few short years, we have become a successful mining operation employing over 1,800 people and have become the largest producer of premium hard coking coal in Indonesia. At the same time we are making a significant contribution to the development of the national economy of Indonesia and the regional economy of Central Kalimantan. Our pioneering presence in the hard coking coal segment in Indonesia has also added a new dimension to the world class Indonesian coal industry. Our vision is to be a world class producer of premium quality coals and in 2010 we made great strides towards realizing this vision. We will continue to build on these efforts in 2011 and in the years ahead.
2010 Borneo Annual Report
31
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Mengingat bahwa kami baru memulai produksi untuk kebutuhan komersial di bulan September 2009, maka patut dicatat bahwa tahun 2010 merupakan tahun pertama di mana produksi komersial baru dilakukan setahun penuh. Namun, produksi total telah mencapai lebih dari dua kali lipat di tahun 2010, sebesar 1,95 juta ton (dibandingkan dengan 0,88 juta ton di tahun 2009) dan penjualan meningkat lebih dari delapan kali lipat menjadi 1,65 juta ton (dibandingkan dengan 0,21 juta ton di tahun 2009, termasuk 0,08 juta ton penjualan hasil tambang percobaan). Harga rata-rata jual di tahun 2010 mencapai US$185 per ton. Selain itu, di akhir tahun 2010, kapasitas total produksi kami mencapai 3,6 juta ton per tahun, meningkat 50% dari 2,4 juta ton kapasitas produksi di akhir tahun 2009.
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Considering that our commercial production only commenced in September 2009, it is noteworthy that 2010 was our first full year of commercial production. Total production more than doubled in 2010 to 1.95 million tons (compared to 0.88 million tons in 2009) and sales increased by more than eightfold to 1.65 million tons (compared to 0.21 million tons in 2009 including 0.08 million ton of sales made from trial production). Our average selling price (ASP) for 2010 was an impressive US$ 185 per tonne. Furthermore, by the end of 2010, our total production capacity had reached 3.6 million tons per annum which was a 50% increase over the 2.4 million tons of production capacity that we enjoyed at the end of 2009.
Total hutang menurun dari Rp4,29 triliun di tahun 2009 menjadi Rp1,95 triliun di tahun 2010, pada saat yang bersamaan jumlah ekuitas melonjak menjadi Rp6.58 triliun di akhir tahun 2010 dibanding hanya Rp50,7 miliar pada tahun sebelumnya. Total liabilities dropped from Rp4.29 trillion in 2009 to Rp1.95 trillion in 2010 while at the same time equity soared to Rp6.58 trillion at the end of 2010 versus a modest Rp50.7 billion a year before.
Tingkat produksi yang lebih tinggi terutama disebabkan oleh bertambahnya armada pertambangan kami, termasuk penambahan empat alat berat ekskavator Liebherr 250 ton (menggandakan jumlah armada dari jenis ini menjadi delapan unit), tambahan 35 alat berat truk pembuangan Komatsu 100 ton (menambah jumlah armada dari jenis ini menjadi 43 unit) dan memiliki 20 truk pengangkut batubara Renault 35 ton kami yang pertama. Perkembangan yang terakhir ini sangat penting karena seiring dengan perbaikan sarana jalan dari lokasi tambang batubara menuju dermaga, kini kami dapat meningkatkan efisiensi dengan menggunakan truk pengangkut batubara 35 ton, dibandingkan dengan truk 20 ton yang sebelumnya kami gunakan. Kami juga dengan bangga menyampaikan bahwa rata-rata rasio stripping kami di tahun 2010 adalah 16,5 banding 1, yang mana masih dalam batas rasio stripping tambang dengan usia yaitu 17,6 banding 1.
32
Borneo Laporan Tahunan 2010
The higher production levels were certainly facilitated by the expansion of our mining fleet which included adding another four Liebherr 250 tonne over-burden excavators (doubling our fleet size of this model to eight units), a further 35 Komatsu 100 tonne over-burden dump trucks (increasing our fleet size of this model to 43 units) and acquiring our first twenty 35 tonne Renault coal hauling trucks. This latter development is worth special mention because with the improvement in the quality of the coal hauling road from our mine site to our port, we are now able to enhance efficiencies by using 35 tonne coal hauling trucks compared to the smaller 20 tonne trucks that we had been using previously.We are also pleased to note that our average stripping ratio in 2010 of 16.5 to 1 was comfortably within the life-of-mine stripping ratio of 17.6 to 1.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Peningkatan penjualan yang mencapai hampir delapan kali lipat hard coking coal berkualitas premium menjadi 1,65 juta ton (dari hanya 0,21 juta ton di tahun 2009) dan keberhasilan penawaran umum saham perdana telah menempatkan Perseroan pada posisi finansial yang lebih kokoh dibanding dengan tahun sebelumnya. Dengan demikian penting bagi kami untuk menjelaskan laporan keuangan kami dengan lebih terperinci.
The almost eightfold increase in sales of our premium quality hard coking coal to 1.65 million tons (from only 0.21 million tons in 2009) and the successful completion of the initial public offering have put our company in a financial position that is considerably stronger than a year earlier. It is therefore worthwhile for us here to look more closely at our financial statements.
Pada laporan laba & rugi konsolidasi, dapat dilihat bahwa penghasilan tahun 2010 mencapai Rp2,75 triliun dibanding Rp200,5 miliar di tahun 2009 (meningkat lebih dari tiga kali), sedangkan EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) atau disebut juga sebagai laba operasi, meningkat menjadi Rp1,01 triliun dari hanya Rp49,3 miliar di tahun 2009. Selanjutnya, di tahun 2010 Perseroan berhasil meraih laba bersih setelah pajak Rp348,8 dibanding rugi bersih Rp99,8 miliar pada tahun sebelumnya.
Firstly considering the consolidated statements of profit & loss, we can see that revenue in 2010 reached Rp2.75 trillion compared to Rp200.5 billion in 2009 (a more than thirteen fold increase), while EBIT (earnings before interest and taxes) or also known as operating profit, improved to Rp1.01 trillion from only Rp49.3 billion in 2009. Furthermore, a net profit after tax of Rp348.8 billion was achieved in 2010 compared to a net loss of 99.8 billion a year earlier.
Masih melanjutkan keberhasilan kami, neraca Perseroan di akhir tahun 2010 menunjukkan peningkatan dibanding dengan duabelas bulan sebelumnya. Total hutang menurun dari Rp4,29 triliun di tahun 2009 menjadi Rp1,95 triliun di tahun 2010, pada saat yang bersamaan jumlah ekuitas melonjak menjadi Rp6.58 triliun di akhir tahun 2010 dibanding hanya Rp50,7 miliar pada tahun sebelumnya. Dampaknya, rasio total kewajiban dibanding total ekuitas menjadi 0,30x di akhir tahun 2010 jika dibanding dengan tingkat rasio yang lebih tinggi 84,6x pada tahun sebelumnya. Perseroan menggunakan sebagian hasil dari penawaran umum saham perdana untuk mengurangi pinjaman jangka panjang sebesar 80% menjadi Rp214,1 miliar di tahun 2010 dari Rp1,33 triliun di akhir tahun sebelumnya. Dengan kondisi keuangan yang sehat di akhir tahun 2010, Perseroan untuk pertama kalinya dalam sejarah mengakhiri tahun dengan posisi kas yang likuid. Hal ini memberikan landasan yang kokoh bagi Perseroan dan menempatkan kami pada posisi yang baik untuk mendanai perkembangan usaha di masa depan.
Continuing in the same vein, our company’s balance sheet at the end of 2010 was much more robust than only twelve months earlier. Total liabilities dropped from Rp4.29 trillion in 2009 to Rp1.95 trillion in 2010 while at the same time equity soared to Rp6.58 trillion at the end of 2010 versus a modest Rp50.7 billion a year before. Consequently, the ratio of total liabilities to total equity had become a quite comfortable 0.30x at the end of 2010 compared to a much higher 84.6x a year earlier. Our company used part of the proceeds from the initial public offering to reduce long term borrowings by over 80% to Rp214.1 billion at the end of 2010 from Rp1.33 trillion at the end of the previous year. Combined with the healthy cash balances with which we ended 2010, our company finished the year in a net cash position for the first time in its history. This gives our company a very solid foundation and puts us in an excellent position to fund our expansion into the future.
Bagian terpenting dari strategi pertumbuhan Perseroan adalah kegiatan promosi premium hard coking coal merek TUHUP di pasar global di antara para produsen baja terkemuka internasional. Di Tahun 2010, sebesar 97% dari produksi kami dicampur untuk mendapatkan parameter yang tepat agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan kami. Kualitas memuaskan dari premium hard coking coal merek TUHUP yang mengandung tingkat abu dan sulfur rendah, tingkat pengembangan yang maksimum (CSN) dan tingkat kandungan air, kekuatan, refleksi dan reaksi yang sesuai, menjadikannya lebih dapat diterima di antara penghasil baja utama dunia.
An essential part of our company’s growth strategy is the promotion of our TUHUP brand of premium hard coking coal in the global market among leading international steel producers. In 2010, an impressive 97% of our production was blended to achieve the precise parameters of our brand to meet the exacting needs of our customers. The excellent qualities of TUHUP brand premium hard coking coal including low ash and sulphur, maximum swell (CSN) and desirable levels of fluidity, strength (CSR), reflectance and reactivity are gaining greater acceptance among major global steel manufacturers.
2010 Borneo Annual Report
33
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Kami melihat masa depan yang menjanjikan dan penuh dengan kesempatan. Tujuan kami yang utama di tahun 2011 adalah meningkatkan kapasitas produksi kami menjadi lima juta ton per tahun dengan menambah armada perlengkapan tambang kami, melanjutkan pembangunan infrastruktur, meningkatkan efisiensi rantai logistik kami, membangun jalan yang tahan segala cuaca dan meningkatkan keahlian para tenaga kerja kami yang terus bertambah jumlahnya. Kami juga memperluas jaringan pelanggan kami merata ke seluruh dunia agar premium hard coking coal merek TUHUP kami dapat diterima dan dihargai oleh industry baja tingkat dunia. Program eksplorasi dan pengeboran terus kami lanjutkan sepanjang tahun 2011 untuk memperluas cadangan dan sumber daya kami. Hal ini akan kami terapkan baik di blok Kohong, di mana selama ini seluruh kegiatan produksi kami berlangsung, maupun di lokasi terdekat blok Telakon, yang kita harapkan untuk dapat mulai berproduksi selama tahun 2012.
We see a bright and exciting future ahead of us. Our most immediate goals for 2011 are to increase our production capacity to five million tons per annum by expanding our fleet of mining equipment, continuing to develop our infrastructure, improve the efficiency of our logistics chain, upgrade our haul road to allweather capability and improve the skills of our growing workforce. We will also broaden our customer base across a wider geography to have our TUHUP brand of premium hard coking coal further accepted and respected by the global steel industry. Our exploration and drilling program will continue during the course of 2011 to expand our reserve and resource base. This will happen at both our Kohong block, where all of our production currently takes place, as well as at our nearby Telakon block, which we hope to be able to bring into production during 2012.
Sebagai perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia, kami memiliki akses baik ke pasar saham internasional maupun domestik terhadap sumber pendanaan tambahan untuk mendukung pertumbuhan dan sekaligus mengurangi biaya pendanaan kami. Namun, kami pun menyadari sepenuhnya bahwa kemudahan ini juga mendatangkan tanggung jawab bagi kami untuk semakin transparan dan mengikuti standar internasional tata kelola perusahaan demi kepentingan seluruh pemegang saham. Kami juga menyadari pentingnya membuat sebuah keputusan yang dapat memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dengan tetap memperhatikan lingkungan dan menjaga kesejahteraan komunitas di sekitar lokasi tambang kami. Progam komunitas dan tanggung jawab sosial Perseroan dilakukan dalam bentuk penyediaan lapangan pekerjaan dan kesempatan mendapatkan pendidikan, selain listrik, air minum bersih dan perbaikan sarana jalan menuju perumahan penduduk setempat.
As a company now listed on the Indonesia Stock Exchange, we have access to international and domestic capital markets which can provide us with an additional source of funding to support our growth and which should also facilitate a reduction in funding costs. We fully recognize that with this access also comes responsibility to be transparent and follow international standards of corporate governance for the benefit of all stakeholders. We are also very conscious of the need to make decisions that enhance value for all shareholders but also which respect the environment and promote the prosperity of the communities in the vicinity of our mine site. Our active community and social responsibility program provides employment and educational opportunities as well as electricity, clean drinking water and road upgrading to local villages.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan yang selama empat tahun terus berupaya tanpa henti, menciptakan kemajuan yang luar biasa bagi Perseroan. Terima kasih atas kerja keras dan keyakinan bahwa kita mampu meraih apa yang telah kita tetapkan sebelumnya. Dengan penawaran umum saham perdana yang baru saja kita selesaikan, kami juga mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham atas dukungannya sehingga Perseroan memiliki posisi yang kuat untuk berkembang.
Finally, I would like to thank all of our employees whose tireless efforts over the past four years have made possible the great progress that our company has enjoyed. Thank you for your hard work and for your confidence that we could achieve the goals we have set for ourselves. With the initial public offering only recently behind us, I would also like to thank shareholders for their support which has helped to put our company on a firmer foundation to drive our growth going forward.
Samin Tan,
Direktur Utama President Director
34
Corporate Governance
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Dari kiri ke kanan From left to right Berdiri/Standing:
Duduk/Seated:
Kenneth Raymond Allan Direktur Pemasaran Marketing Director
Samin Tan Direktur Utama, President Director
Eva Novita Tarigan Direktur Keuangan Finance Director
Maxwell Armand Direktur Umum General Affairs Director
Geroad Panji Alamsyah Jusuf Direktur Tidak Terafiliasi Unaffiliated Director David Alister Tonkin Direktur Operasi Operations Director
2010 Borneo Annual Report
35
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Profil Dewan Direksi Profile of the Board of Directors
36
Direktur Utama, Samin Tan
President Director, Samin Tan
Warga Negara Indonesia berusia 46 tahun, menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Tarumanegara tahun 1986. Posisi lain yang pernah dan sedang dijabat antara lain: • Auditor/Tax Consultant KPMG tahun 1989-1998; • Head of Tax and Corporate Recovery Division Deloitte Touche – Management & Tax Consultant Jakarta pada tahun 1998 – 2002; • Presiden Direktur PT Renaissance Capital Asia dari tahun 2002 – sekarang.
Indonesian national, 46 years of age, appointed as company’s President Director since 2010. Graduated in Economics from Tarumanegara University in 1986. Other positions held, include: • Auditor/Tax Consultant with KPMG 1989-1998; • Head of Tax and Corporate Recovery Division Deloitte Touche – Management & Tax Consultant, Jakarta 1998 – 2002; • President Director PT Renaissance Capital Asia, 2002 – now.
Direktur Umum, Maxwell Armand
General Affairs Director, Maxwell Armand
Warga Negara Indonesia berusia 46 tahun, menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Diploma III di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Jayabaya pada tahun 1983. Jabatan lain yang pernah atau sedang dipegang yaitu: • Komisaris PT Media Sarana Harapan dari tahun 2000 – sekarang; • Komisaris Utama PT Lintas Inti Mandiri Artha dari tahun 2001 – sekarang; • Komisaris PT Renaissance Capital Asia dari tahun 2002 – sekarang; • Komisaris PT Kawasan Industri Jababeka pada tahun 2003 – 2004; • Komisaris PT Tunggal Yudi Sawmill & Plywood dari tahun 2006 – sekarang; • Komisaris PT Bokornias Wahana Makmur dari tahun 2007 – sekarang.
Indonesian national, 46 years of age, appointed as company’s Director since 2010. Holds a Diploma III in Social Politics Science from the University of Jayabaya in 1983. Other positions held, include: • Commissioner of PT Media Sarana Harapan, 2000 – now; • President Commissioner of PT Lintas Inti Mandiri Artha, 2001 – now; • Commissioner of PT Renaissance Capital Asia, 2002 – now; • Commissioner of PT Kawasan Industri Jababeka, 2003 – 2004; • Commissioner of PT Tunggal Yudi Sawmill & Plywood, 2006 – now; • Commissioner of PT Bokornias Wahana Makmur, 2007 – now.
Direktur Pemasaran, Kenneth Raymond Allan
Marketing Director, Kenneth Raymond Allan
Warga Negara Australia berusia 53 tahun, menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Royal Melbourne Institute of Technology pada tahun 1979 dan meraih gelar Chartered Accountant dari Australia pada tahun 1982. Jabatan lain yang pernah atau sedang menjabat antara lain: • Auditor/Tax Consultant KPMG 1980 – 1999; • Tax/Debt Restructuring Consultant Deloitte Touche tahun 1999 – 2003; • Tax Consultant pada MS Taxes pada tahun 2003 – 2010; • Konsultan di PT Renaissance Capital Asia dari tahun 2002 – sekarang.
Australian national, 53 years of age, appointed as company’s Director since 2010. Graduated in accounting from the Royal Melbourne Institute of Technology in 1979 and became on Australian Chartered Accountant in 1982. Other positions held, include: • Auditor/Tax Consultant at KPMG, 1980 – 1999; • Tax/Debt Restructuring Consultant at Deloitte Touche, 1999 – 2003; • Tax Consultant at MS Taxes, 2003 – 2010; • Consultant to PT Renaissance Capital Asia, 2002 – now.
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Direktur Operasi, David Alister Tonkin Warga Negara Australia berusia 65 tahun, menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Sarjana Mechanical Engineering dari Darling Downs Institute of Advance Education pada tahun 1978. Jabatan lain yang pernah dan masih dijabat antara lain: • Posisi Senior Supervisor and Management dalam coal processing dan manajemen operasi di Utah Development Company dan BHP Australia Coal selama 22 tahun; • Consulting Technical services, coal & mineral industries di Australia, Indonesia, Cina dan Filipina selama 23 tahun.
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Operations Director, David Alister Tonkin Australian national, 65 years, appointed as company’s Director since 2010. Graduated in Mechanical Engineering from the Darling Downs Institute of Advance Education in 1978. Other positions held, include: • Senior Supervisor and Management Positions in coal processing and operations management at Utah Development Company and BHP Australia Coal for 22 years; • Consulting Technical services, coal & mineral industries in Australia, Indonesia, China and Philippines for 23 years.
Direktur Keuangan, Eva Novita Tarigan
Finance Director, Eva Novita Tarigan
Warga Negara Indonesia berusia 35 tahun, menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 1998 dan Pasca Sarjana bidang Manajemen Internasional dari Thunderbird School of Global Management pada tahun 2001. Jabatan lain yang pernah dan masih dijabat antara lain: • A uditor di KAP Hans Tuanakotta Mustofa pada tahun 1998 – 2000; • S enior Analyst di Deloitte Corporate Finance pada tahun 2001 – 2002; • Direktur di PT Renaissance Capital Asia pada tahun 2002 – 2009; • K omisaris di PT Borneo Mining Services dari tahun 2010 – sekarang.
Indonesian national, 35 years of age, appointed company’s Director since 2010. Graduated in Economics from the University of Indonesia in 1998 and Post Graduate in International Management from the Thunderbird School of Global Management in 2001. Other positions held, include: • Auditor at KAP Hans Tuanakotta Mustofa, 1998 – 2000; • Senior Analyst at Deloitte Corporate Finance, 2001 – 2002; • Director at PT Renaissance Capital Asia, 2002 – 2009; • Commissioner at PT Borneo Mining Services, 2010 – now.
Direktur Tidak Terafiliasi, Geroad Panji Alamsyah Jusuf
Unaffiliated Director, Geroad Panji Alamsyah Jusuf
Warga Negara Indonesia berusia 53 tahun, menjabat sebagai Direktur merangkap Corporate Secretary Perseroan sejak tahun 2010. Memperoleh gelar Sarjana Jurnalistik dari University of the Philippines pada tahun 1982. Meraih gelar Master of Arts in Political Science dari Far Eastern University, Philippines pada tahun 1983. Jabatan yang pernah dipegang antara lain: • Head of Corporate Affairs, PT Philip Morris Indonesia tahun 1999 – 2003; • Senior Officer, Bureau of Economic Integration, ASEAN Secretariat pada tahun 2003 – 2005; • Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk pada tahun 2005 – 2007; • Chief Corporate Secretary BOSOWA Corporation tahun 2007 – 2009.
Indonesian national, 53 years of age, appointed company’s unaffiliated Director and Corporate Secretary since 2010. Graduated in Journalism from the University of the Philippines in 1982, and Masters of Arts in Political Science from the Far Eastern University, Philippines, in 1983. Other positions held, include: • Head of Corporate Affairs, PT Philip Morris Indonesia, 1999 – 2003; • Senior Officer, Bureau of Economic Integration, ASEAN Secretariat, 2003 – 2005; • Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk, 2005 – 2007; • Chief Corporate Secretary BOSOWA Corporation, 2007 – 2009.
2010 Borneo Annual Report
37
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Struktur Organisasi Organization Chart
General Meeting of Shareholders
Audit Committee
Board of Commissioners
Risk Management Committee
President Director
Corporate Secretary Director
Investor Relations Director
Treasury &
Office of the Board
Corporate Finance
Sales
Accounting & Tax
Corporate Communications
Exports and Transshipment
Audit & Finance Compliance
Corporate Social Responsibility
Business Development and Analysis
Corporate Governance
Information Systems Technology
Operation Director
Marketing Director
Finance Director
AKT
Marketing
BMS
Quality Assurance
38
Borneo Laporan Tahunan 2010
Corporate Planning
General Affairs Director
Corporate Legal
Human Resources
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Divisi-Divisi Divisions
Divisi Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi
Human Resources, and Information Technology Division
Divisi Pengadaan dan Operasional
Procurement and Operations Division
Divisi Keuangan, Akuntansi dan Administrasi
Divisi Legal dan Perijinan dan Lisensi
Finance, Accounting & Administration Division
Legal, Permits and Licensing Division
Divisi Kepatuhan
Compliance Division
2010 Borneo Annual Report
39
40
Borneo Laporan Tahunan 2010
Tinjauan
Operasional Statistik produksi utama untuk tahun yang dilaporkan, mencakup: Lapisan tanah terkupas 32.245.929 bcm Coal exposed 1.946.925 ton Coal barged 1.652.655 ton
Operational
Review
Principal production statistics for the year include: Overburden removed 32,245,929 bcm Coal exposed 1,946,925 tons Coal barged 1,652,655 tons
2010 Borneo Annual Report
41
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Produksi Productions
42
Statistik prestasi produksi untuk tahun yang bersangkutan, yaitu: • Penggalian 32.245.929 bcm • Penemuan batubara 1.946.925 ton • Pengangkutan batubara 1.652.655 ton
Principal production statistics for the year include:
Peningkatan produksi dilanjutkan dengan kapasitas terpasang mencapai 200.000 ton batubara per bulan berhasil dicapai pada bulan Juni 2010. Pada saat yang bersamaan penambahan peralatan stripping (pengupasan) telah dipasang, dan peningkatan produksi terus dilakukan untuk mencapai target 300.000 ton batubara. Pencapaian rasio stripping sejalan dengan, atau bahkan melebihi dari yang telah diperkirakan, yaitu rata-rata 16,5:1 sepanjang tahun. Penemuan batubara selama kegiatan juga sesuai dengan yang diharapkan.
Production ramp-up continued with installed capacity reaching initial nameplate 200,000 tons of coal per month being achieved in June 2010. Since that time additional stripping fleets have been commissioned and the ramp up has continued towards the expanded monthly target of 300,000 tons of coal mined. Stripping ratios achieved were in line with, or were marginally more favourable than, life of mine forecast, averaging 16.5:1 for the full year. Coal recovery during mining operations was also in line with prediction.
Borneo Laporan Tahunan 2010
• • •
Overburden removed 32,245,929 bcm Coal exposed 1,946,925 tons Coal barged 1,652,655 tons
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Kapasitas pengangkutan kapal tongkang meningkat tajam dengan terpasangnya sistem konveyor pengangkutan pada bulan April, sehingga kendala dalam keterbatasan pengangkutan hasil penggalian harian yang terjadi di awal tahun telah dapat diatasi. Barging capacity was substantially boosted with the commissioning in April of the conveyor loading system, which allowed the complete removal of daily loading limitations which had applied in the early part of the year.
Kapasitas pengangkutan kapal tongkang meningkat tajam dengan terpasangnya sistem konveyor pengangkutan pada bulan April, sehingga kendala dalam keterbatasan pengangkutan hasil penggalian harian yang terjadi di awal tahun telah dapat diatasi. Untuk tempat penyimpanan dan penanganan batubara di sungai, Perseroan bekerja sama dengan beberapa jasa operator yang memiliki kapasitas kapal tongkang berbeda-beda untuk menyesuaikan kedalaman sungai, sehingga apa pun cuacanya tidak mempengaruhi jalannya operasi pengangkutan. Pengiriman menggunakan 34 kapal angkut dengan kapasitas bervariasi hingga 115.000 ton. Negara-negara tempat pengiriman batubara diantaranya adalah Cina, Taiwan, Turki, Vietnam, Jepang, Korea dan India.
Barging capacity was substantially boosted with the commissioning in April of the conveyor loading system, which allowed the complete removal of daily loading limitations which had applied in the early part of the year. A number of intermediate stockpiling and rehandling options were operated down river, at a location below which seasonal variations impose no restrictions on barging operations. Shipping included the dispatch of some 34 vessels ranging in size up to 115,000 tons. Countries to which coal was dispatched included China, Taiwan, Turkey, Vietnam, Japan, South Korea, and India.
Kualitas batubara pada setiap kapal angkut telah sesuai, atau lebih baik, dari yang telah ditetapkan pada perjanjian kontrak. Hal ini memperkuat reputasi dan posisi Tuhup sebagai produsen batubara metalurgi berkualitas premium yang konsisten mutunya.
Coal quality in each of those vessels dispatched was in full compliance with, or better than, contractual requirements. This further cemented Tuhup’s reputation and position as a consistent supplier of premium quality, medium volatile hard coking coal.
2010 Borneo Annual Report
43
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Operasional Operations
Peralatan tetap utama yang telah dilengkapi, termasuk sistem bongkar muat kapal tongkang yang terdiri dari feeders, konveyor dan fasilitas penambatan kapal tongkang. Hal ini dilakukan di bulan April 2010, dengan kapasitas sebesar 2.400 ton per jam. Major fixed equipment instalations included the barge loading system comprising of feeders, conveyors and barge mooring facilities. This was commissioned in April 2010, with a designed capacity of 2,400 tons per hour.
44
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
PRODUCTION VOLUME Volume Produksi 2,000,000
Management’s Discussion and Analysis
SALES VOLUME Volume Penjualan
1,946,925
2,000,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,000,000
500,000 0
882,039
2009
Corporate Data
500,000 0
2010
1,652,655
131,359 2009
2010
Note: 2009 sales voume exclude sales from trial production. Volume penjualan tahun 2009 tidak termasuk penjualan dari produksi percobaan.
Tambang Tuhup terus mengupayakan peningkatan kapasitas produksinya secara agresif sejak dimulainya kegiatan operasional. Pada akhir tahun jumlah tenaga kerja mendekati 1.800 karyawan (tetap maupun kontrak). AKT memiliki kebijaksanaan untuk selalu menyiapkan jumlah tenaga kerja 15% di atas kebutuhan, sehingga apabila sewaktu-waktu terdapat kebutuhan penambahan armada pertambangan, maka tenaga kerja yang berpengalaman telah tersedia.
The Tuhup Mine has continued the aggressive ramp up that has been the norm since commencement of operations. Workforce numbers were approaching 1,800 personnel (permanent and contract workers) by year’s end. AKT has a policy to man up 15% beyond immediate requirements so that experienced personnel are available as fleets are further expanded.
Kapasitas pengangkutan batubara telah ditingkatkan sejalan dengan peningkatan signifikan terhadap kualitas jalan darat dari pertambangan menuju pelabuhan. Perbaikan pada fasilitas kunci ini telah mencapai tahap siap dilakukan pelapisan jalan agar tahan terhadap segala cuaca. Gundukan dan timbunan telah diratakan, di beberapa bagian sungai telah dilakukan pelebaran. Secara berkesinambungan armada pengangkutan batubara terus ditingkatkan kapasitasnya. Jumlah armada yang dimiliki saat ini terdiri dari 115 unit, yaitu 38 unit dengan kategori 30-40 ton dan 77 unit dengan kapasitas 20 ton.
Coal hauling capacity has been enhanced by substantial upgrading of the coal hauling road from the mine to port. This key facility has been upgraded to the stage ready for final all-weather sheeting. Corners and grades have been substantially flattened, and the bulk of river and creek crossings have been widened. Simultaneously the coal hauling fleet has been expanded in capacity. The fleet now stands at 115 units including 38 in the 30~40 tonne class, and 77 units of nominal 20 tonne capacity.
2010 Borneo Annual Report
45
Corporate Profile
46
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Sebagian besar peralatan bergerak yang pada awalnya disewa dari berbagai kontraktor, secara progresif telah digantikan dengan peralatan milik Borneo. Peralatan stripping ditambahkan dalam jumlah yang besar, yaitu empat (4) ekskavator hidraulik Liebherr R9250, 35 truk pembuangan Komatsu 785 berkapasitas 100 ton, dan peralatan pendukung lainnya termasuk grades dan dozer. Telah dilakukan pesanan resmi untuk penambahan armada lainnya, dengan rencana pengiriman pada semester pertama tahun 2011.
Much of the mobile equipment previously hired from various contractors has progressively been replaced by Borneo owned plant. Major stripping fleets added included four (4) Liebherr R9250 hydraulic excavators, 35 Komatsu 785 dump trucks of 100 tonne capacity, and associated support equipment including graders and dozers. Additional fleets yet again were placed on firm order for delivery first half 2011.
Peralatan penyimpanan batubara meliputi dua dozer Komatsu 385 dengan alat pengeruk batubara berkapasitas maksimal, dan dua wheel loader Komatsu WA600, untuk mengangkut batubara dalam skala maksimal pada kegiatan penyimpanan. Beberapa ekskavator berukuran 30 dan 40 ton juga telah ditambahkan pada terminal bongkar muat kapal tongkang maupun lokasi penanganan batubara. Peralatan tersebut telah diseleksi untuk mendukung peningkatan kapasitas dari aset tetap yang telah terpasang.
Stockpile equipment has included two Komatsu 385 dozers with high capacity coal blades for stockpile duties, and two Komatsu WA600 wheel loaders, again with purpose designed high capacity coal buckets for stockpile duties. A number of 30 tonne and 40 tonne excavators have also been added at both the barge loading terminal and coal handling plants. This equipment has been selected to complement the increased capacity of fixed plant as installed.
Aset tetap terus dilengkapi, termasuk sistem bongkar muat kapal tongkang yang terdiri dari feeders, konveyor dan fasilitas penambatan kapal tongkang. Hal ini dilakukan di bulan April 2010, dengan kapasitas sebesar 2.400 ton per jam. Sejak terpasang, sistem ini bekerja dengan baik, dan memungkinkan lima (5) kapal tongkang diisi dan dikirim dalam waktu kurang dari 24 jam. Perluasan area penyimpanan dan kapasitas pelabuhan terus ditingkatkan. Untuk mendukung kapasitas pengangkutan batubara ini, sebuah mesin penghancur batubara dengan kapasitas 850 ton per jam dan fasilitas penyimpanan sedang dalam proses penyelesaian hingga akhir Desember. Dengan perluasan area penyimpanan dan pencampuran batubara mentah dengan produk yang telah dihancurkan (crushed), pertambangan Perseroan siap menghasilkan lebih dari enam (6) juta ton per tahun.
Major fixed plant completed included the barge loading system comprised of feeders, conveyors and barge mooring facilities. This was commissioned in April 2010, with a design capacity of 2,400 tph. Since then the system has continued to operate without issue, and up to five (5) barges have been loaded and dispatched in less than 24 hours. Expansion of the stockpile area to port capacity continues. To compliment this capacity to load coal, an 850 tph coal crushing and stockpiling facility was approaching completion at end December. Along with expanded stockpile and blending areas for both raw coal and crushed product, this plant will provide capacity for upwards of six (6) million tons per annum.
Kapasitas penyimpanan substansial telah ditambahkan untuk memastikan ketersediaan suplies. Tiga (3) tempat penyimpanan bahan bakar dari tujuh (7), yang masingmasing memiliki kapasitas 3 juta liter, telah terpasang di akhir tahun. Tempat penyimpanan ammonium nitrat telah diperluas menjadi 500 ton pada dermaga, dan pembangunan tempat penyimpanan 4.000 ton bahan peledak dan emulsi telah dilakukan pada lokasi pertambangan.
Substantial storage capacity has been added to ensure availability of major consumables. The first three (3) out of seven (7) bulk fuel tanks, each of 3 million litre capacity, were commissioned by year’s end. Storage facilities for ammonium nitrate were expanded by 500 tons at the port, and earthworks for development of a 4,000 tons explosives magazine and emulsion plant were well advanced at the mine.
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Pembangunan infrastuktur dalam tahun ini meliputi pemukiman permanen untuk 600 orang, dan penyimpanan 4.000 ton bahan peledak pertambangan. Pembangunan landasan pesawat bagi pesawat komersial kecil akan selesai di akhir tahun. Pembukaan lahan untuk fasilitas workshop permanen telah selesai dilakukan.
Major infrastructure contracts let during the year have included a major 600 man permanent camp, and the 4,000 tonne minesite explosives magazine. Work on a fully licensed airstrip suitable for light commercial flights was in full progress by close of year. Land clearing for the permanent workshop facility was completed.
Pada terminal kapal tongkang, lahan telah dibuka untuk tujuan pembangunan fasilitas penyimpanan dan penanganan, berlokasi di Damparan, sekitar setengah perjalanan menuju Sungai Barito dan bebas dari perubahan kedalaman sungai. Rencana pembangunan telah diselesaikan dan beberapa kontraktor telah menyiapkan cranes bongkar muat, konstrusi bangunan penyimpanan, conveying dan sistem pengangkutan. Termasuk di dalam rencana adalah 3.000 tph pengangkutan kapal tongkang dari Tuhup, 4.000 tph pengangkutan kapal tongkang menuju laut lepas, dan sampai 1.000.000 ton tempat penyimpanan batubara.
At the intermediate barging terminal, land has been secured for establishment of a dedicated stockpiling and rehandling facility, located at Damparan, approximately half way down the Barito River and clear of seasonal river level changes. Design has been completed and major contracts let for supply of unloading cranes, and construction of the stockpiling, conveying and loading systems. The design includes 3,000 tph unloading of barges from Tuhup, 4,000 tph loading of barges heading out to sea, and up to 1,000,000 tons of coal storage.
2010 Borneo Annual Report
47
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Cadangan dan Sumber Daya
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Coal Reserves and Resources
Batubara
48
Berdasarkan standar JORC (Joint Ore Reserves Committee) mengenai “Cadangan dan Sumber Daya” yang dikeluarkan oleh konsultan PT SMG Consultants pada bulan Juni 2010, cadangan batubara terbukti dan terduga pada tambang AKT diperkirakan sebesar 69,2 juta ton dan agregat sumber daya diperkirakan sebesar 378,8 juta ton.
Based on the JORC (Joint Ore Reserves Committee) standards for “Reserves and Resources” issued by PT SMG Consultants in June 2010, the proved and probable reserves of coal at the AKT mine is estimated at 69.2 million tons and an aggregate resources estimated at 378.8 million tons.
Jumlah tersebut memberi keyakinan bahwa Tambang Tuhup memiliki cadangan yang cukup untuk mendukung pertumbuhan produksi di masa depan.
It is strongly believed that the Tuhup Mine has a large enough reserve base to sustain strong production growth in the future.
Kualitas Batubara
Coal Quality
Batubara metalurgi AKT terbukti sebagai batubara campuran berkualitas tinggi yang mengandung coking, yang mana kandungan tersebut dibutuhkan oleh batubara semi-soft coking dan batubara semi-hard coking pada proses pembakaran coke yang optimum dan blast furnace untuk mendapatkan baja dengan kualitas tinggi.
AKT’s hard coking coal has been proven as an excellent blending coal adding coking qualities required by many semi-soft coking coals and semi-hard coking coals for optimum coke oven and blast furnace performance for the process of making high quality steel.
Hasil penelitian laboratorium PT Geoservice di Balikpapan dan Australian Coal Industry Research Laboratory (ACIRL) di Ipswich, Australia membuktikan bahwa batubara metalurgi AKT memiliki kandungan coking berkualitas tinggi, ditunjukkan dengan Crucible Swelling Number (CSN) 8 hingga 9, kandungan vitrinite tinggi lebih dari 90%, kandungan debu in situ rendah sampai menengah, kandungan rendah sampai menengah sulfur, Coke Strength after Reaction (CSR) yang tinggi, dan memiliki nilai terbaik 1,22% Romax.
Laboratory findings by PT Geoservices in Balikpapan and the Australian Coal Industry Research Laboratory (ACIRL) in Ipswich, Australia demonstrate that AKT’s hard coking coal has excellent coking properties indicated by a consistently high Crucible Swelling Number (CSN) ranking of 8 to 9, a very high vitrinite content of more than 90%, low to medium in-situ ash, low to medium sulphur, a strong Coke Strength after Reaction (CSR), and excellent rank of 1.22% Romax.
Karakteristik tersebut di atas menjadikan klasifikasi batubara metalurgi berkualitas premium AKT setara dengan batubara coking berkualitas tinggi dari Australia. Selain itu, kandungan fosfor yang rendah pada batubara AKT, bahkan lebih rendah dari sebagian batubara Australia, menjadikan produk tersebut sangat menarik, khususnya sebagai pelengkap bijih besi dengan kandungan fosfor tinggi dalam produksi baja.
Such characteristics classify AKT’s coal as premium quality hard coking coal comparable to high quality coking coal from Australia. In addition, AKT coal’s low phosphorous content, which is well below competing coking coals, makes it very attractive as a complement to iron ores with high phosphorous content used in steel production.
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Spesifikasi Coal Coal Specification Keterangan
Kualitas Umum/ Typical Quality
Basis
Description
Kadar Kelembaban
9.0%
ISO-ar
Total Moisture
Kelembaban Inheren
1.8%
adb
Inherent Moisture
Unsur Radikal
26.5%
adb
Volatile Matter
Kandungan Abu
7.5%
adb
Ash Content
Belerang
0.85%
adb
Sulphur
Nilai Kalorifik Kotor
8,300
ISO-adb
Karbon Tetap
64.0%
adb
CRI
26.4%
-
CRI
HGI
>105
-
HGI
Vitrinite
97.0%
(min)
Gross CV Fixed Carbon
Vitrinite
-
CSR
CSR
60
CSN
9
-
CSN
MMR
1.22%
-
MMR
450
ddpm
Keluwesan
Fluidity
Sumber: Laporan ACIRL atas Uji Coba Percobaan Skala Karbonisasi & Laboratorium atas Sampel Pemasaran Tuhup tertanggal 7 September 2009 Source: ACIRL report on Pilot Scale Carbonization & Laboratory Testing of Tuhup Marketing Sample dated September 7, 2009 Catatan/Note:
adb = air-dried basis; ar = as received basis.
2010 Borneo Annual Report
49
50
Borneo Laporan Tahunan 2010
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
2010 Borneo Annual Report
51
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Program Pengembangan Masyarakat meliputi: Pelatihan, Kesempatan Kerja, Kemitraan dan Pendidikan. The Community Development Programs include: Training, Job-opportunities, Partnership and Education
52
Sebagai bentuk kesungguhan komitmen Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), Borneo melalui AKT aktif terlibat dalam berbagai program kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di area sekitar Tambang Tuhup.
As part of our serious commitment to Corporate Social Responsibility (CSR) programs, Borneo, through AKT, is actively involved in various community welfare and development programs in the area surrounding the Tuhup Mine.
Program CSR diselenggarakan di daerah pemukiman di kecamatan Barito Tuhup Raya dan Laung Raya, dan dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu:
The CSR programs are carried out within villages of the Barito Tuhup Raya and the Laung Raya regencies, and are divided into two major components, namely:
1. Pembangunan fasilitas publik dan sosial, dan 2. Pengembangan Masyarakat
1. Construction of public and social facilities, and 2. Community Development
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Pembangunan fasilitas publik dan sosial meliputi: • Pembangunan jalan: jalan sepanjang 40km telah diperbaiki dan diselesaikan pada bulan Mei 2010, menghubungkan Bentuan Camp dan Muara Tuhup, yang juga digunakan oleh masyarakat setempat. • Pembangunan jembatan: jembatan seluas 12 m x 8 m telah dibangun dan diselesaikan pada bulan Juni 2010 di desa Kohong untuk keperluan masyarakat. • Listrik: sebuah pembangkit listrik berkekuatan 4 MW telah dibangun sebagai penyedia listrik utama bagi tambang Tuhup dan pembangkit bertenaga diesel berpusat di Desa Kohong. • Pemasangan telepon: Menara Telkomsel GSM didirikan untuk menyediakan sarana telekomunikasi bagi pertambangan dan pemukiman disekitar area tambang, • Perbaikan dan pembangunan infrastruktur: perbaikan jalan yang menghubungkan Muara Tuhup dengan Muara Laung sepanjang 8 km dan renovasi jembatan di sepanjang jalan. • Pusat Kesehatan: pusat kesehatan yang lengkap di dekat desa Kohong siap digunakan oleh masyarakat setempat pada awal 2011.
The Construction of public and social facilities include: • Road construction: some 40km of roads were upgraded and completed as at May 2010, connecting Bentuan Camp and Muara Tuhup, which is also used by the local community. • Bridge construction: a 12 m x 8 m bridge was built and completed as at June 2010 at the Kohong village for community use. • Electricity: a 4 MW power plant has been constructed as the main supply for the Tuhup mine and a diesel power plant stationed in Kohong Village • Phone installation: a Telkomsel GSM tower was built to provide telecommunications for the mine and villages around the mining area. • Infrastructure Maintenance: refurbishment of an 8 km road connecting Muara Tuhup to Muara Laung and renovation of bridges along the road. • Medical Center: a complete medical center has been constructed close to Kohong village and will be available for villagers by early 2011.
Program Pengembangan Masyarakat meliputi: • Pelatihan: beberapa sub program diselenggarakan di beberapa desa dengan fokus pada pertanian, pelatihan keamanan, pelatihan mekanik, pelatihan bahasa Inggris, pelatihan cara pengoperasian kendaraan dump truck, pelatihan alat berat, dan pelatihan keselamatan mengemudi. • Kesempatan Kerja: penduduk lokal dari pedesaan sekitar telah direkrut sebagai karyawan permanen AKT pada tahun 2010. • Kemitraan: masyarakat lokal ikut dilibatkan dalam penyediaan kebutuhan AKT terhadap sayuran segar, ikan dan peternakan ayam. • Pendidikan: AKT memberikan beasiswa penuh setiap tahunnya kepada siswa sekolah dasar dan menengah berprestasi bagi masyarakat di sekitar tambang Tuhup.
The Community Development Programs include: • Training: several sub programs are currently being carried out in the villages which focus on agriculture, security guard training, mechanic training, English training, dump truck operational training, heavy equipment training, and safety driving training. • Job opportunities: local people from surrounding villages were recruited by AKT as permanent workforce in 2010. • Partnership: local communities are involved in supplying fresh vegetables, fish and poultry to AKT • Education: AKT has been granting full scholarships annually to selected outstanding elementary and junior high schools students at the Tuhup Mine’s surrounding villages.
2010 Borneo Annual Report
53
54
Borneo Laporan Tahunan 2010
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
2010 Borneo Annual Report
55
Corporate Profile
56
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk berkomitmen penuh untuk menerapkan kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) berlandaskan hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia sesuai dengan yang tercantum pada Kode ref.4.0 Tata Kelola Perusahaan yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Tata Kelola Perusahaan.
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk is committed to implementing Good Corporate Governance (GCG) best practices based on the prevailing Indonesian laws and regulations as stipulated in ref.4.0 of Code for Good Corporate Governance of the National Committee for Corporate Governance.
Prinsip-prinsip GCG yang diterapkan oleh Borneo meliputi: Keterbukaan: terbuka dalam setiap proses pengambilan keputusan, pengungkapan informasi yang material dan relevan terhadap performa keuangan perusahaan dan beroperasi secara akurat, jelas dan konsisten.
The initial GCG principles adopted by Borneo include: Transparency: being transparent in every decision making process, disclosure of material and relevant information concerning corporate financial performance and operations in a timely, clear and consistent manner.
Akuntabilitas: memastikan penerapan dan akuntabilitas terhadap peran dan tanggung jawab Perseroan dan memonitor keselarasan antara manajemen dan pemangku kepentingan.
Accountability: clarifying the conduct and accountability of governance’s roles and responsibilities and monitoring to ensure the alignment of management and the shareholders.
Bertanggung jawab: menerapkan dan menyelaraskan peran dan tanggung jawab tata kelola perusahaan untuk memastikan Perseroan telah beroperasi sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Responsibility: clarifying and aligning of the roles and responsibilities of corporate governance to ensure corporate compliance with existing laws and regulations.
Independen: menerapkan tata kelola perusahaan secara professional tanpa adanya benturan kepentingan dan bebas dari segala pengaruh dan tekanan internal maupun eksternal.
Independence: conducting corporate governance in a professional manner without conflict of interest and free from any internal and external influence or pressure.
Kewajaran: memastikan perlindungan dan kesetaraan terhadap hak-hak pemegang saham, termasuk pemegang saham minor. Penerapan prinsip-prinsip GCG telah dicanangkan hingga pertengahan tahun 2011, yang meliputi PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk, dan juga anak perusahaannya, PT AKT dan PT BMS.
Fairness: ensuring the protection and equal treatment of shareholders’ rights including minority and foreign shareholders’ rights. Implementation of the GCG principles is planned through mid 2011, which includes PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk, as well as its subsidiaries, PT AKT and PT BMS respectively. The
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Borneo berkomitmen penuh untuk menerapkan kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) berlandaskan prinsip-prinsip Keterbukaan, Akuntabilitas, Bertanggung jawab, Independen dan Kewajaran. PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (Borneo) is committed implement Good Corporate Governance (GCG) best practices Transparency, Accountability, Responsibility, Independence and Fairness.
Penerapan GCG secara berjenjang dimulai dari Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, manajemen puncak, para karyawan dan staf, dan di bawah pengawasan konsultan independen GCG. Penerapan rencana kerja GCG meliputi: • Memperkuat fungsi komite audit • Meningkatkan sistem pengawasan internal • Memperkuat peran sekretaris perusahaan • Meningkatkan efektivitas Dewan Direksi dan Dewan Komisaris • Meningkatkan efektivitas operasional • Meningkatkan kebijakan keterbukaan dan pengungkapan • Sosialisasi GCG kepada seluruh bagian di dalam perusahaan • Menetapkan panduan ‘Code of Conduct’ Perseroan.
cascading process starts from the Board of Directors and Board of Commissioners, top management, staff and all employees, and coached by independent GCG consultants. The work plan for the GCG implementation includes: • Strengthen the function of the audit committee • Improve the internal control systems • Strengthen the role of the corporate secretary • Improve the effectiveness of the BOD and BOC • Improve the efficiency of operations • Improve transparency and disclosure practices • Socialize good corporate governance to all levels within the company • Establishing a corporate ‘Code of Conduct’.
Komite Audit
Audit Committee
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut: • Membantu Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawasannya terhadap proses pelaporan keuangan, • Mengawasi efektivitas kontrol internal keuangan Perseroan dan sistem manajemen resiko, • Mengawasi efektivitas fungsi audit internal dan eksternal, dan • Mengawasi kepatuhan Perseroan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan Code of Conduct.
The duties and responsibilities of the Audit Committee are as follows: • Assist the Board of Commissioners in discharging its oversight function over the financial reporting process, • Reviewing the effectiveness of the Company’s internal financial control and risk management systems, • Reviewing the effectiveness of the internal and external audit functions, and reviewing the Company’s compliance with the prevailing laws and regulations and its Code of Conduct.
Sesuai dengan peraturan Bapepam & LK no. IX.I.5 tanggal 24 September 2004, mengenai penetapan dan Panduan Kerja Komite Audit dan peraturan Bursa Efek Jakarta Kep-305/BEJ/07-2004, tanggal 30 Desember 2010, Borneo mengangkat anggota Komite Audit Perseroan yang melapor kepada Dewan Komisaris, efektif tanggal 30 April 2011, yaitu: 1. Soesanto Lukman, Ketua 2. Graham Holdaway, Anggota 3. Paulus Soelistyo, Anggota
In compliance with Bapepam & LK regulation no.IX.I.5 dated 24 September 2004, on the establishment and the Work Implementation Guidelines of the Audit Committee and the Jakarta Stock Exchange regulation Kep-305/BEJ/07-2004, on December 30th 2010, Borneo has nominated the following persons as members of the Company’s Audit Committee reporting to the Board of Commissioners, effective April 30th, 2011. They are: 1. Soesanto Lukman, Chairman 2. Graham Holdaway, Member 3. Paulus Soelistyo, Member
2010 Borneo Annual Report
57
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Governance
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk, telah menunjuk Geroad Panji Alamsyah Jusuf sebagai Sekretaris Perusahaan, yang melapor kepada Direktur Utama. Beliau memiliki gelar Master of Arts dalam bidang studi Ilmu Politik dari Universitas Far Eastern, Filipina dan Bachelor of Arts dalam bidang studi Jurnalis dan Komunikasi dari Universitas Filipina, dengan keahlian dalam bidang hubungan perusahaan, komunikasi perusahaan, tata kelola perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan, perkembangan dan hubungan masyarakat, hubungan pemerintah, dan promosi.
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk, has appointed Geroad Panji Alamsyah Jusuf as Corporate Secretary, who reports to the President Director. He has a Master of Arts degree in Political Science from the Far Eastern University, Philippines, and a Bachelor of Arts degree in Journalism and Communications from the University of the Philippines. His qualifications include corporate affairs, corporate communications, corporate governance, corporate social responsibility, community development and relations, government relations, and promotions.
Peraturan Bapepam & LK nomor IX.I.4 mewajibkan pembentukan Sekretaris Perusahaan bagi perusahaan publik terdaftar untuk melakukan komunikasi dengan pihak Bursa Efek Jakarta, Bapepam & LK dan masyarakat umum.
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab membantu Direktur Utama dalam meningkatkan efektivitas Dewan Direksi dan Dewan Komisaris untuk mencapai strategi bisnis dan tujuan Perseroan dengan mengadakan dan membina hubungan dengan Bapepam & LK, IDX, manajemen eksekutif, dan kelompokkelompok yang berkepentingan. Sekretaris Perusahaan mengelola informasi, penjadualan, dan kepentingan Dewan, selain memahami dan menerapkan peraturan-peraturan yang mengatur kebijakan-kebijakan Perseroan, dan menyimpan catatan-catatan peristiwa penting Perseroan.
58
Corporate Social Responsibility
Borneo Laporan Tahunan 2010
Bapepam & LK’s ruling number IX.I.4 stipulates the requirement for public listed companies to assign a Corporate Secretary to maintain communications with the Indonesia Stock Exchange, Bapepam & LK and the general public.
The Corporate Secretary is responsible for assisting the President Director to enhance the effectiveness of the Board of Directors and Board of Commissioners to support the business strategy and corporate objectives by providing and maintaining liaison with Bapepam & LK, IDX, executive management, and special interest groups. He manages information, schedules, and requirements of the Boards, as well as interprets and applies the rules which govern company best practices, and preserves the records of its actions.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Audit Internal
Internal Audit
Setelah pencatatan pada Bursa Efek Indonesia tanggal 26 November 2010, Audit Internal ditugaskan untuk melanjutkan perbaikan-perbaikan untuk memastikan kompetensi pada tingkat profesional dan perkembangan dari pelaksanaan audit serta memberikan rekomendasi kepada Direksi dan Dewan Komisaris dalam berbagai kebijakan dan prosedur internal.
After the November 26th, 2010 listing at the Indonesia Stock Exchange, the Internal Audit was tasked to continue to carry out improvements to assure professional levels of competence and the process of audit implementation and to provide recommendations to the Board of Directors and Board of Commissioners on various policies and internal procedures.
Sehubungan dengan penawaran umum Borneo, Direktur Utama telah menetapkan kebijakan untuk mengatur fungsi, tugas dan lingkup kerja internal audit. Hal ini meliputi fungsi untuk memeriksa akurasi dan kewajaran pelaporan keuangan, kebijakan, dan prosedur, untuk memastikan sistem pengawasan internal telah berfungsi secara efektif di setiap bagian dan unit, termasuk perlindungan terhadap aset dan pengawasan regular terhadap efisiensi operasional. Seluruh hasil laporan dari Audit Internal diserahkan langsung kepada Direktur Utama.
Prior to Borneo’s public offering, the President Director laid down a policy to govern the functions, duties and scope of work undertaken by internal audit. These include the role to examine the accuracy and reliability of financial reporting, policies, and procedures, to ensure an internal control system is functioning effectively in each section and unit, including the proper security of assets and regular examination of operational efficiency. All Internal Audit reports are submitted directly to the President Director.
2010 Borneo Annual Report
59
60
Borneo Laporan Tahunan 2010
Sumber Daya
Manusia
Human Resources
2010 Borneo Annual Report
61
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Tinjauan Kinerja Karyawan Employees Performance Review
Kami memperlakukan karyawan kami dengan adil, menghargai kinerja yang baik dan memberikan peningkatan karir bagi mereka yang berdedikasi. Kami memfasilitasi lingkungan yang kondusif untuk diskusi dan konsultasi yang membangun dan menerapkan kesetaraan dalam struktur manajemen. We treat our employees fairly, value good performance and provide career development for those who are dedicated. We facilitate a conducive environment for discussion and consultation which builds and applies equality in the management structure.
62
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
AKT Human Resources Index AKT Human Resources Index Keterangan
Jumlah/Total
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
AKT Human Resources Index AKT Human Resources Index
Description
SD
216
Elementary School
SLTP
278
Junior High School
SLTA
1024
Seniro High School
Diploma
46
Diploma
Sarjana
68
Graduate
Pasca Sarjana
2
Post Graduate
2.000 1.634
1.500
1.000
947
1.047
1.145
1.184
1.210
1.237
1.277
1.305
1.351
1.416
1.468
500
0 Senior Staff
Diploma Diploma 2.02%
Sarjana Graduate 4.16%
SLTA Senior High School 62.47%
Staff
Non Staff
Honorer
Pasca Sarjana Post Graduate 4.16% SD Elementary School 13.22% SLTP Junior High School 17.01%
Tahun 2010 adalah tahun yang penuh tantangan dan kesuksesan bagi segenap karyawan Borneo dan anak Perusahaannya (“Borneo”). Peningkatan produktivitas dan kemajuan-kemajuan telah ditunjukan selama tahun 2010. Pendekatan Borneo dalam pengelolaan sumber daya manusia dimulai dengan filosofi Perusahaan yaitu bekerja dengan integritas, saling menghargai, saling percaya dan semangat untuk bekerjasama. Kami bekerja dengan komitmen sepenuh hati untuk mencapai visi dan tujuan yang sama. Tanpa pengembangan dan mempertahankan orang-orang terbaik, kami tidak akan mampu untuk terus membangun Borneo yang lebih besar dan lebih baik. Untuk itu, kami terus merekrut karyawan yang berkemampuan dan berpendidikan dari berbagai latar belakang dan dari seluruh penjuru dunia.
The year 2010 was a challenging and successful year for the employees of PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (Borneo) and its subsidairies. Productivity increases and progress were shown during the year. Borneo’s approach in managing its human resources starts with the Company’s philosophy, namely working with integrity, mutual respect, trust, and the passion for teamwork. We work with a full commitment to reach a common vision and objectives. Without the nurturing and retaining of the best people, we will not be able to continually develop Borneo to better and greater levels. Hence, we will continue to recruit able, well trained and educated personnel from various backgrounds from all over the world.
Kami memperlakukan karyawan kami dengan adil, menghargai kinerja yang baik dan memberikan peningkatan karir bagi mereka yang berdedikasi. Kami memfasilitasi lingkungan yang kondusif untuk diskusi dan konsultasi yang membangun dan menerapkan kesetaraan dalam struktur manajemen.
We treat our employees fairly, value good performance and provide career development for those who are dedicated. We facilitate a conducive environment for discussion and consultation which build and applies equality in the management structure.
2010 Borneo Annual Report
63
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Governance
Kami juga percaya bahwa untuk mendukung kegiatan operasional, sangat penting bagi kami untuk mempekerjakan orang-orang yang memiliki karakter yang baik. Karenanya, seluruh karyawan Borneo diwajibkan memiliki nilai-nilai yang meliputi integritas, saling menghargai, saling percaya, semangat untuk bekerjasama, bekerja inovatif dan kreatif, bekerja dengan sepenuhnya untuk memperoleh hasil yang terbaik, profesional, selalu siap terhadap perubahan dan bersikap mudah beradaptasi.
We also believe that to support the operational activities, it is important for us to employ those who have good character. Therefore, all employees of Borneo must possess the values of integrity, mutual respect and trust, passion for teamwork, working innovatively and creatively, working together to achieve best results, professional, always ready for changes, and an attitude for adaption.
Di Borneo, kami percaya bahwa hubungan antara manajemen dengan karyawan serupa dengan hubungan dalam suatu keluarga yang harmonis. Bukan hanya itu, dengan menerapkan filosofi bahwa setiap manajer merupakan Manajer SDM, kami dapat mengembangkan potensi karyawan yang tepat guna dan tepat sasaran untuk kepentingan pertumbuhan perusahaan maupun karir masa depan karyawan.
At Borneo, we believe that the relationship between management and employees is similar to that of a harmonious family relationship. Further, by applying the philosophy that every manager is a Human Resources manager, we can fully develop employees’ potential and goals for the benefit of the Company’s future and the employees’ careers.
Program Pelatihan
Training programs
Kebijakan Rekrutmen
Recruitment Policy
Misi dari Divisi Sumber Daya Manusia adalah mendukung manajemen dalam mempersiapkan para pemimpin masa depan. Hal ini dicapai melalui program pelatihan yang baik dan pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas. Borneo memberikan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan keahlian teknis dan personal baik “in house” maupun eksternal. Beberapa program pelatihan yang dilaksanakan di tahun 2010 meliputi: pelatihan untuk menggunakan peralatan penambangan dan transportasi di lapangan, sertifikasi pengemudi, pelatihan menggunakan bahan peledak secara aman, pelatihan kepemimpinan yang berkelanjutan. Dalam melaksanakan rekrutmen, kami selalu mencari tenaga berbakat terbaik di pasar tenaga kerja. Kami percaya kami dapat melakukan hal ini bukan hanya karena kami saat ini merupakan perusahaan penambangan batubara kokas yang terbesar di Indonesia, tetapi juga karena kami menciptakan lingkungan yang menghargai pencapaian individu. Kebijakan rekrutmen juga menekankan pada faktorfaktor non keuangan, dimana karir yang berhasil merupakan jenjang pencapaian kemapanan finansial.
64
Corporate Social Responsibility
Borneo Laporan Tahunan 2010
The mission of the Human Resources division is to support the management in preparing future leaders. This can be achieved through a comprehensive training program and in time will improve productivity. Borneo provides various training programs to increase technical and personal expertise be it “in house” or “external”. The various training programs undertaken in 2010 include: training for operate mining equipment and field transportation, driver certification, training to use explosives safely, and sustainable leadership training.
In implementing recruitment, we always look for the best potential personnel in the job market. We believe we can accomplish this not only because we are currently Indonesia’s largest coking coal miner, but also for the reason that we create an environment which values the achievements of individuals. The recruitment process also focuses on non-financial factors, and a successful career is a step to achieving financial security.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Pengembangan Organisasi
Operational progress
Kebijakan Remunerasi
Remuneration policy
Karyawan dan Hubungan Industrial
Employees and Industrial Relations
Hubungan industrial dikelola melalui Peraturan Perusahaan, dan karyawan berhak untuk berserikat dan berkumpul. Serikat pekerja telah terbentuk dan manajemen berupaya untuk menjaga hubungan yang terbuka dan sehat dengan perserikatan tersebut.
Industrial relations are managed through the Company’s rules and regulations, which allows employees to set up unions and hold gatherings. Several labor unions are established, and the management maintains an open and healthy relationship with the unions.
Perusahaan dan karyawan menyadari sepenuhnya bahwa untuk menjamin terpeliharanya kerjasama yang baik, terciptanya ketenangan kerja dan kepastian usaha diperlukan adanya hubungan industrial yang harmonis yang secara keseluruhan dimaksudkan untuk mendorong kegiatan kerja, meningkatan produktivitas kerja yang pada akhirnya guna meningkatkan kesejahteraan pekerja.
The Company and the employees, are fully aware that to maintain the existing working relationship, conducive working environment, and a sustainable business future, congruous industrial relations must be preserved, in order to increase performance, productivity and prosperity of the employees as a whole.
Borneo bertujuan untuk mempertahankan karyawankaryawan terbaiknya dengan cara meningkatkan kemampuan teknikal dan manajerial karyawan yang ada dan karyawan baru. Khusus di AKT, remunerasi berdasarkan Upah karena Kinerja (Pay for Performance) dan untuk tetap dapat bersaing dalam mempertahankan karyawan. Pengawas langsung akan mengkaji-ulang kinerja bawahan secara regular berdasarkan indikator kinerja. Kenaikan gaji dan bonus juga diberikan sesuai penilaian dari hasil evaluasi kinerja ini. Manajemen Borneo berusaha menciptakan lingkungan kerja yang mendorong manajemen dan karyawannya berlaku dan bertindak sebagai suatu keluarga, dan memfasilitasi kegiatan-kegiataan sosial bagi para kayawan dan manajemen. Di tahun 2010 AKT menyelenggarakan kegiatan keagamaan, olahraga dan kesenian.
Borneo aims to retain its best employees by way of increasing the technical and managerial skills of the existing and new employees as well.
Especially at AKT, remuneration is based on ‘Pay for Performance’ in order to compete in retaining employees. A direct supervisior will regularly evaluate his subordinates based on key performance indicators. Salary rises and bonuses will be given in accordance with the evaluation of the employees performance.
The management of Borneo strives to create a working environment which encourages both management and employees to act as one family, and to facilitate social activities for all levels. Religious, sporting and artistic events were part of Borneo’s 2010 social activities.
2010 Borneo Annual Report
6515
66
Borneo Laporan Tahunan 2010
Manajemen
Risiko
Risk
Management
2010 Borneo Annual Report
67
Corporate Profile
68
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Risiko Penurunan Harga Coking Coal Secara Signifikan
The Risk of Significant Decline in Coking Coal Prices
Risiko penurunan harga coking coal secara signifikan Harga coking coal mengikuti fluktuasi yang signifikan dan setiap penurunan yang signifikan dalam harga yang Perseroan terima untuk batubara, dapat secara materiil merugikan bisnis usaha dan kegiatan operasi Perseroan. Apabila harga penjualan batubara jatuh berada di bawah keseluruhan biaya produksi dari kegiatan operasi penambangan Perseroan dan tetap pada tingkat yang sedemikian untuk jangka waktu yang berlangsung lama, Perseroan dapat menderita kerugian dan dapat memutuskan untuk menghentikan kegiatan operasi, yang secara materiil merugikan kondisi keuangan, hasil kegiatan operasi, dan prospek perseroan. Mengatasi hal ini, Perseroan senantiasa mengusahakan kontrak pembelian jangka panjang dengan para konsumen akhir dengan harga jual yang ditentukan secara berkala per triwulanan.
Coking coal prices are subject to significant fluctuations, and any significant decline in the prices we receive for our coal could materially adversely affect our business and operations. If realized coal prices fall below the full cost of production of our mining operations and remain at such level for any sustained period, we will likely experience losses and may decide to discontinue operations, which would have a material adverse effect on our business, financial condition, results of operations and prospects. To mitigate this, risk, we try to obtain long-term supply contracts with top quality end user customers with prices that are determined quarterly.
Risiko Terhambatnya atau Gagalnya Rencana Ekspansi Perseroan
Risks Related to Our Expansion Program
Sejak akhir Desember 2009, kapasitas produksi coking coal Perseroan mencapai 200.000 ton per bulan, atau 2,4 mtpa, dan meningkat sebesar 3,6 mtpa pada penghujung tahun 2010. Perseroan kini sedang dalam proses pengembangan infrastruktur dan fasilitasnya dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 5,0 mtpa pada penghujung tahun 2011. Kemampuan Perseroan untuk meningkatkan produksi batubara Perseroan tergantung pada sejumlah risiko antara lain: • Ketidak-mampuan untuk mengintegrasikan antara peralatan baru, mesin-mesin, dan para pekerja menjadi kesatuan proses produksi secara efisien dan cepat seperti yang diharapkan;
As of December 31, 2009, we had increased our coal production capacity to 200,000 tons per month, or 2.4 mtpa, and have achieved a production capacity of 3.6 mtpa by the end of 2010. The Company is in the process of expanding its infrastructure and facilities with the aim of achieving a production capacity of 5.0 mtpa by the end of 2011. Our ability to increase our production capacity within the timeframes we have targeted, or at all, will be subject to a number of additional risks, including: • Inability to integrate new equipment, machinery, and employees into the production process as efficiently and quickly as expected;
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
• •
Risk Management
Safety, Health, and Management
Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan untuk meningkatkan produksi mungkin tidak dapat berfungsi sesuai dengan spesifikasi atau harapan Perseroan; Kesulitan dalam memperoleh mesin-mesin, peralatan dan suku cadang, khususnya truk-truk pengangkut batubara, ekskavator dan roda yang diperlukan untuk meningkatkan produksi, karena terhambat kapasitas dan pasokan di perusahaan baja dunia akibat permintaan global yang lebih tinggi dari pengadaannya.
• •
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
The equipment and machinery used in our coal chains to increase production may not perform according to specifications or expectations of the Company; Difficulties in obtaining machinery, equipment and spare parts, particularly coal hauling trucks, excavators, and tires for such equipment, required to increase production, due to capacity and supply constraints in world steel and high global demand for those materials and other mining equipment.
Perseroan memastikan bahwa target produksi ini dapat diraih berdasarkan pesanan yang telah diterima, jadwal pengiriman pemasok, serta diperolehnya dana belanja modal dari hasil Penawaran Umum Perdana yang sebagian digunakan untuk membeli alat-alat berat pertambangan mutakhir seperti ekskavator Liebherr dan truk Komatsu yang akan siap di lokasi pertambangan BORN di Kalimantan Tengah pada pertengahan 2011.
The Company is confident its expansion target can be achieved based on the orders placed, supplier shipping schedules and availability of the capital expenditure funds obtained from our IPO, part of which were allocated to import state of the art mining equipment such as Liebherr excavators and Komatsu trucks, which will be ready at our mine site in Central Kalimantan by mid 2011.
Risiko dalam Memperoleh, Mempertahankan dan Memperbarui IzinIzin, Perjanjian dan Persetujuan yang Dibutuhkan
Risks in Obtaining, Maintaining, Renewal of Lincenses, Permits and Necessary Approvals
Perseroan memerlukan berbagai izin dan persetujuan dari instansi Pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan kegiatan operasi pertambangan Perseroan, termasuk izin perusahaan umum, izin pertambangan, izin penanaman modal, izin tenaga kerja, pemenuhan ketentuan mengenai lingkungan
We require various licenses, permits, and approvals from the central and regional Governments to conduct our mining operations. These licenses include general corporate, mining, capital investment, manpower, environmental, land utilization, forestry and other licenses. Most of these permits have various expiration
2010 Borneo Annual Report
69
Corporate Profile
70
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
hidup, izin pemanfaatan lahan, izin kehutanan, dan izin lainnya. Sebagian besar dari perizinan tersebut memiliki masa berlaku yang berbeda-beda mulai dari enam bulan sampai dengan 30 tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya perizinan tersebut. Perseroan harus memperpanjang semua izin, izin dimaksud sebelum habis masa berlakunya serta harus mengajukan permohonan dan mengurus dokumen perizinan yang baru jika diwajibkan. Kelalaian atau kegagalan untuk memperoleh atau memperpanjang setiap izin, persetujuan yang diperlukan untuk kegiatan operasi Perseroan dapat secara materiil merugikan kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan operasi dan prospek Perseroan. Sampai dengan 31 Desember 2010 ijin-ijin yang telah diperoleh dan diperpanjang antara lain sebagai berikut: • Hak Konsesi Pertambangan • Tahapan Kegiatan Penambangan • Kelayakan Lingkungan (Pengesahan Dokumen AMDAL) • Izin Penggunaan Kawasan Hutan (pinjam Pakai) • Izin Pembangunan/Konstruksi (Pelabuhan, Stockpile, dan penyimpanan bahan peledak dan bahan bakar)
dates ranging from six months to 30 years from the date of issue. We must renew all of our permits, licenses, and approvals as they expire, as well as obtain new permits, licenses, and approvals when required for operational activities. A loss of, or failure to obtain or renew, any permits, approvals, and licenses for our operations could have a material adverse effect on our business, financial condition, results of operations and company prospects. As of December 31st, 2010 we have obtained and renewed the following permits and licenses: • Mining Concession Rights • Mine Activities Phases • Environmental Eligibility (Legalization of AMDAL document) • Foresty Utilization Permit (borrow and use) • Permits for Construction/Development (Port, Stockpile, and Explosives and Fuel safekeeping).
Risiko Keterlambatan Pengangkutan Batubara
Risk in the Delay of Coal Transshipment
Perseroan mengandalkan rute angkutan tunggal untuk mengirimkan batubara ke titik-titik pengiriman di pantai. Dari lokasi tambang, Perseroan mengangkut batubara melalui sebuah jalan pembalakan (logging road) sepanjang 36 km menuju pelabuhan pemuatan di Sungai Barito dan dari titik tersebut, dengan tongkang sejauh 562 km menelusuri Sungai Barito menuju Taboneo. Saat ini, Perseroan menghadapi dua keterbatasan utama atas pemuatan tongkang dan angkutan. Pertama, Sungai Barito mengalami perubahan yang signifikan dalam ketinggian air dan akibatnya jarak 290 km pertama yang harus ditempuh oleh tongkang ke areal penimbunan (ISP) di Teluk Timbau tidak terbuka untuk angkutan tongkang sepanjang tahun. Pada musim kemarau, ketinggian air pada bagian hulu Sungai Barito tidak memadai untuk tongkang bermuatan untuk bergerak ke hilir atau untuk kapal tarik yang menarik tongkang tidak bermuatan untuk bergerak ke hulu. Setiap tahun, selama sekitar 60 hari kumulatif (tidak terus-menerus), ketinggian permukaan sungai sering terlalu dangkal bagi tongkang untuk mengangkut batubara.
We rely on a single transport route to deliver our coal to coastal shipment points. From our mine site, we transport our coal via a 36 km haul road to a barge loading port on the Barito River and, from that point, by barge 562km down the Barito River to our transshipment point at Taboneo. At present, we face two main restrictions on barge loading and transport. First, the Barito River experiences significant variations in water levels and, as a consequence, the first 290km barging distance to the Intermediate Stock Pile (ISP) in Teluk Timbau is not open to barge transportation all year round. In the dry season, water levels in the upper Barito River are insufficient for loaded barges to travel downstream or for the tugs towing empty barges to move upstream. Each year, for approximately 60day cumulatively (not continuous) the river level is too shallow for barges to transport coal.
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Mengatasi hal ini sejak kuartal ketiga 2010, Perseroan telah membangun sebuah areal penimbunan baru (ISP) di daerah Damparan, yang dirancang oleh AKT agar dapat menyimpan 1 juta ton batubara, dengan kapasitas 2000 ton per jam unloading dan 4000 ton per jam loading ke kapal tongkang. Perseroan juga telah memikirkan sebuah transportasi alternatif melalui jalan darat atau pembangunan conveyor belt dari pertambangan ke pelabuhan Melak di sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
To mitigate this, in Q3 2010, we undertook to have built a new ISP area at Damparan, which is designed by AKT to store up to 1 million tons of coal, with a capacity of 2000 tons per hour of unloading and 4000 tons per hour of loading to barge. We have also contemplated an alternative transportation route over land or building a conveyer belt from the mine site to the Melak port on the Mahakam River, East Kalimantan.
Risiko Terkait Fluktuasi Harga Bahan Bakar
Risks Related To Fluctuating Fuel Prices
Bahan bakar merupakan bagian yang signifikan dari biaya operasional dan fluktuasi harga bahan bakar dapat mempengaruhi profitabilitas Perseroan. Dalam studi kelayakan yang dilakukan untuk mengamankan cadangan bahan bakar, Perseroan telah mempertimbangkan keadaan harga yang tinggi dan mengasumsikan harga sebesar Rp8.000 per liter, yang dibandingkan dengan harga rata-rata aktual sebesar Rp7.700 selama 2010. Perseroan mempertimbangkan perkembangan sumber tenaga batubara untuk mengurangi ketergantungan Perseroan terhadap bahan bakar minyak, namun sementara hal tersebut belum terwujud, maka setiap kenaikan secara signifikan dalam harga bahan bakar dapat meningkatkan biaya produksi batubara Perseroan secara signifikan. Perseroan kini tengah mengevaluasi pilihan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko harga bahan bakar, serta meneliti berbagai metode lindung nilai di masa yang akan datang.
Fuel represents a significant portion of our operating costs and fluctuations in the fuel price may affect our profitability. In the feasibility study for establishing our reserves, we have allowed for a high fuel price environment and assumed a price of Rp8,000 per liter, which compares to actual average prices of Rp7,700 for 2010. While we are also considering the development of a coal powered source to reduce our exposure to fuel oil, as any sustained increase in fuel prices may increase our coal production costs significantly. We are evaluating the option of hedging against the risks of fuel prices, and are studying various methods of value hedging for the future.
2010 Borneo Annual Report
71
Lokasi Pertambangan Mine Location
Tambang Tuhup terletak di tengah Kalimantan, dilalui oleh Sungai Barito yang menjadi jalur utama pengiriman batubara dari Muara Tuhup ke Pelabuhan Taboneo untuk diangkut kapal-kapal besar ke berbagai negara. The Tuhup mine is located centrally on the island of Borneo (the Indonesian portion of which is called “Kalimantan”), close to the mighty Barito River, through which our coal is transported from Muara Tuhup to the Taboneo anchorage, to be loaded into ocean going vessels to various countries.
Selayang Pandang
PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) dimiliki sepenuhnya oleh PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk, saat BORN mengambil alih sepenuhnya kendali manajemen AKT pada bulan Oktober 2007, dan selanjutnya menguasai 99,99% saham AKT sejak bulan Desember 2009. Pengolahan tambang batubara saat ini, dikenal dengan nama “Tuhup” yang terbagi menjadi dua blok utama, yaitu: Kohong dan Telakon. Areal konsesi keseluruhan mencakup sekitar 8.500 hektar yang dapat dieksplorasi, sementara daerah penambangannya saat ini terkonsentrasi di kawasan Kohong seluas 180 hektar.
Overview
PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) is wholly owned by PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk, having had full management control of AKT in October 2007, and 99.99% of AKT shares since December 2009. The current coal mining project which is commonly known as “Tuhup” is divided into two main blocks: Kohong and Telakon. It covers around 8,500 hectares of exploration, and mining work is currently concentrated on 180 hectares of Kohong.
Bentuan
PONTIANAK
Muara Tuhup Muara Teweh
Teluk Timbau PALANGKARAYA
BANJARMASIN Taboneo
72
Borneo Laporan Tahunan 2010
Indonesia saat ini merupakan eksportir batubara terbesar di dunia. Indonesia is currently the world’s largest coal exporter.
Pengolahan batubara
Kegiatan penambangan AKT di Tuhup cukup unik bagi ukuran Indonesia, yaitu bahwa kegiatan eksplorasi, penambangan dan pengolahan batubara semuanya dilakukan sendiri secara in-house. Sebagaimana halnya kebanyakan perusahaan tambang batubara di Indonesia, Tambang Tuhup merupakan jenis tambang terbuka (open pit mine), dimana lapisan tanah di permukaan dikupas untuk mencapai deposit batubara di dalamnya. Batubara kemudian diangkat dan dikirim ke Pabrik Pengolahan dan Penanganan Batubara. Disini batubara diproses dengan cara mencampur beberapa jenis batubara guna memperoleh mutu yang diharapkan dan dihancurkan menjadi partikel yang lebih kecil.
Kalimantan merupakan Lumbung Besar Energi dan Metal di Indonesia. SAMARINDA
Kalimantan is Indonesia’s major source of Energy and Metals.
Batubara yang telah diproses kemudian diangkut dengan truk menuju anjungan simpan (stockpile) di Muara Tuhup, dimana batubara dimuat ke dalam kapalkapal tongkang melalui konveyor ban berjalan. Setelah itu, batubara diangkut dengan barge menuju Taboneo coal anchorage untuk dipindahkan ke kapal-kapal besar menuju pelanggan di manca negara.
Coal processing
AKT’s mining activities at Tuhup are fairly unique for Indonesia, in that over burden removal and coal mining, handling and processing are done in-house. As in most Indonesian coal mining companies, the Tuhup mine applies open pit mining which strips away overburden to reach underlying coal deposits. The coal is then excavated and taken to the Coal Handling and Processing Plant. The coal is processed via blending of seams to obtain the desired coal quality and crushed into smaller particles. The processed coal is then hauled by trucks to the Muara Tuhup port stockpile to be loaded by a conveyor belt on to barges. The coal is barged along the Barito River to Intermediate Stockpiles (ISP) at Teluk Timbau. It is then transported further to the Taboneo anchorage for transshipment by ocean going vessels to various customers in different countries.
2010 Borneo Annual Report
73
74
Borneo Laporan Tahunan 2010
Lingkungan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Safety, Health and
Environment
2010 Borneo Annual Report
75
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Kesehatan dan Keselamatan
Health and Safety
Kesehatan
Health
Keselamatan
Safety
Standar Keselamatan
Safety Policies
Sebuah klinik kesehatan gratis dengan tenaga dokter bersertifikat disediakan di fasilitas pelabuhan sungai Muara Tuhup. Seluruh karyawan AKT dilindungi oleh asuransi kesehatan, termasuk kecelakaan dan kematian. BORNEO menerapkan peraturan berstandar internasional, kode praktik, kebijakan dan prosedur pada Tambang Tuhup, yang turut menjadi pertimbangan pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal dan peraturan-peraturan pada tingkat propinsi maupun setempat yang berlaku di Indonesia.
• Mengutamakan keselamatan tenaga kerja pada seluruh aspek operasionalnya. • Menerapkan standar Pemerintah dalam hal kesehatan dan keselamatan industrial. • Para kontraktor diwajibkan mematuhi arahan dan mengikuti standar keselamatan Perseroan. • Meminimalkan resiko kecelakaan, cedera dan penyakit pada karyawan tetap maupun karyawan kontraktor. • Pihak yang berwenang melakukan audit pada kegiatan operasional setiap 3 bulan untuk mengawasi pelaksanaan panduan lingkungan hidup dan keselamatan.
76
Corporate Social Responsibility
Borneo Laporan Tahunan 2010
Corporate Governance
A free clinic with certified doctors is provided at the Muara Tuhup river port facility. All employees of AKT are covered by medical insurance, including accidents and fatalities. BORNEO has installed international standard rules, code of practice, policies and procedures at the Tuhup Mine, that take into account the expectations of stakeholders, including the local communities and prevailing Indonesian, provincial and local laws.
• Place great importance on workplace safety in all operations. • Implementation of Indonesian standards for industrial health and safety. • Contractors are required to follow guidance and to comply with safety standards. • Seek to minimize the risk of accidents, injuries, and illness to our employes and contractors’ employees as well. • The authorities audit our mining operations every 3 months to monitor implementation of environment and safety guidelines.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Manajemen Lingkungan
Environmental Management
Kebijakan lingkungan hidup Borneo diterapkan dengan ketat sesuai hukum dan peraturan Lingkungan Hidup Indonesia. Perseroan berkomitmen untuk meminimalisasi dampak terhadap lingkungan hidup sekitar, dan mengembalikan produktivitas dan manfaat lahan yang telah digunakan. Rehabilitasi setelah kegiatan penambangan telah dimulai untuk dilaksanakan sesuai ketentuan Pemerintah dalam hal Lingkungan Hidup
Borneo’s environmental practice strictly follows the Indonesian Environmental laws and regulations. We are committed to minimizing the impact on the surrounding environment, and returning all disturbed land to a productive and useful state. Post mining rehabilitation will be undertaken to adhere to the Government’s environmental standards.
Program kegiatan lingkungan hidup Perseroan telah dirancang sesuai dengan standar ISO 14001, meliputi pengelolaan dan pemantauan penutupan tambang, pengendalian sedimen, pengendalian emisi debu, penyimpanan dan penggunaan materi limbah berbahaya, pencagahan kebocoran oli, pencegahan kebocoran bahan kimiawi, pupuk organik, pemisahan limbah domestik, serta pembibitan dan penanaman pohon.
Our environmental activities are designed to meet the standard ISO 14001 requirements, including handling and monitoring of mine discharge, sediment control, dust emission control, storing and utilizing harmful waste materials, oil spill contingency plan, chemical spills plan, organic compost handling, domestic waste management, and seedling and tree planting.
Rencana reklamasi dan rehabilitasi telah diajukan AKT kepada Kementerian Pertambangan dan Energi, dan telah disetujui untuk dilaksanakan mulai akhir 2010. A reclamation and rehabilitation plan has been submitted by AKT to the Ministry of Mines and Energy and has been approved for implementation starting at the end of 2010. Manajemen Lingkungan Hidup pada tambang Tuhup telah mengikuti standard lingkungan hidup yang ditentukan, meliputi: AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan); RKL (Rencana Kelola Lingkungan); RPL (Rencana Pengawasan Lingkungan).
Environmental management at the Tuhup mine follows the required environmental standards, including: AMDAL (Environmental Impact Analysis); RKL (Environmental Management Plan); RPL (Environmental Monitoring Plan).
Ijin Menteri Kehutanan
Forestry Permits
Reklamasi dan Rehabilitasi
Reclamation and Rehabilitation
Beberapa area di Kohong dan Telakon yang termasuk dalam tambang Tuhup AKT, telah mendapatkan hak pinjam pakai dari Kementerian Kehutanan. Ijin tersebut meliputi ijin pertambangan, pembuangan overburden, pembangunan infrastruktur, pengangkutan batubara, dan bongkar muat kapal tongkang. Ijin efektif diberikan untuk jangka waktu 13 tahun operasi dan harus diperpanjang untuk aktivitas produksi selanjutnya.
Rencana reklamasi dan rehabilitasi telah diajukan AKT kepada Kementerian Pertambangan dan Energi, dan telah disetujui untuk dilaksanakan mulai akhir 2010. Selain itu, AKT juga telah mengajukan kepada Kementerian Pertambangan dan Energi draft rencana penutupan tambang yang dijadualkan pada tahun 2039. Kegiatan penutupan tambang, seperti pengembangan dan penanaman lahan tambang yang telah digunakan akan dilakukan secara berkala dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses operasional Tuhup di tahun-tahun mendatang.
Certain areas in the Kohong and Telakon areas within the Tuhup Mine, have obtained the pinjam pakai (borrow and use) rights from the Ministry of Forestry. They include the mining permit, overburden dumping, infrastructure development, coal hauling, and barge loading. The permits are effective for 13 years operation and need to be extended for further operational activities.
A reclamation and rehabilitation plan has been submitted by AKT to the Ministry of Mines and Energy and has been approved for implementation starting at the end of 2010. As well, AKT has also submitted to the Ministry of Mines and Energy a draft mine closure plan scheduled by 2039. The mine closure activities, such as development and replanting on past mining areas will be done periodically and as an inseparable part of Tuhup’s operational process in years ahead.
2010 Borneo Annual Report
77
78
Borneo Laporan Tahunan 2010
Analisa & Pembahasan
Manajemen
atas Hasil-Hasil Usaha dan Kondisi Keuangan Perseroan
Management’s Discussion and Analysis
of the Company’s Results of Operations and Financial Condition
2010 Borneo Annual Report
79
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Pembahasan Manajemen di Bidang Keuangan Management Discussion in Financial Pendapatan Usaha
Revenue
Pendapatan usaha BORN di tahun 2010 meningkat signifikan sebesar 1.272% dari pendapatan usaha tahun sebelumnya menjadi Rp2.751.793 juta, yang seluruhnya diperoleh dari peningkatan hasil penjualan batubara coking coal. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan secara signifikan atas volume penjualan dan juga peningkatan atas realisasi harga jual rata-rata di tahun 2010.
The total revenue of BORN in 2010 increased by 1,272% from that of the previous year to Rp2,751,793 million, that was entirely derived from the sales of coking coal. The increase resulted from a significant increase in the volume of sales as well as an increase in the realized average selling price in 2010.
Volume penjualan batubara BORN yang tercatat sebagai Pendapatan Usaha meningkat dari sebesar 131.359 ton coking coal di tahun 2009 menjadi 1.652.655 ton di tahun 2010. Peningkatan volume penjualan ini adalah dampak langsung dari peningkatan kapasitas produksi yang direalisasikan di 2010, dan telah diimplementasikannya sistem logistik terpadu melalui penggunaan conveyor barge loader berkapasitas 2.400 ton per jam, penerapan sistem Intermediate Stockpile dan penjadualan pengapalan yang teratur.
The sales volume of coal recorded as Revenue by BORN increased from 131,359 tons of coking coal in 2009 to 1,652,655 tons in 2010. The increase in sales volume was a direct consequence of the increased production capacity that was realized in 2010, and had been implemented along with the integrated logistics system through the use of the conveyor to barge loader with a loading capacity of 2,400 tons per hour, the reliance on an intermediate stockpile system, and wellcoordinated shipment schedule.
Perseroan baru mencatat pendapatan usaha setelah diperolehnya Ijin Produksi pada akhir September 2009, sehingga Pendapatan Usaha yang dicatat dalam Laporan Laba Rugi 2009 adalah atas penjualan yang dilakukan BORN selama 3 bulan terakhir 2009. Selama 9 bulan pertama 2009, BORN telah menjual 80.144 ton batubara dengan nilai penjualan sebesar Rp86.355 juta, yang dicatat sebagai pengurang Biaya Praproduksi.
80
Borneo Laporan Tahunan 2010
The Company recorded revenues only after the Company received its Production Permit in September 2009. As a result, total Revenue that was recorded in the Profit Loss Statement of 2009 pertained only to sales recorded in the last three months of 2009. During the first 9 months of 2009, BORN sold a total of Rp80,144 tons of coal valued at Rp86,355 million, that was recorded as a deduction to Pre-production Expenses.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
BORN succeeded in realizing an average selling price of US$185/ton in 2010, an increase of US$17/ton from the average selling price achieved in 2009. The selling price of BORN’s hard coking coal product reflected the prevailing global price for premium hard coking coal in line with BORN’s ability to produce coking coal with a quality standard that is consistent and at par with the hard coking coal of some of the world’s leading coking coal producers.
BORN telah berhasil mencapai harga jual realisasi sebesar US$185/ton rata-rata di sepanjang tahun 2010, meningkat sebesar US$17/ton dibanding dengan harga jual realisasi di tahun 2009. Harga jual produk coking coal BORN mencerminkan harga jual dunia atas premium hard coking coal seiring dengan kemampuan BORN untuk dapat memproduksi coking coal dengan kualitas yang konsisten dan sebanding dengan hard coking coal yang diproduksi oleh produser coking coal terkemuka di dunia.
PENCAPAIAN PENTING Key Results (dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan berbeda)
2009(1)
2010
Volume Produksi
882,039
1,946,925
121%
Volume Penjualan
131,359
1,652,665
1,158%
Harga jual Realisasi Rata-rata Pendapatan Usaha Beban Pokok Penjualan Laba Kotor
Delta Peningkatan/ (Penurunan) Delta Increase/ (Decrease)
10%
185 2,751,793
1,272%
Revenue
(108,188)
(1,250,109)
1,055%
Cost of Goods Sold
92,341
1,501,684
1,526%
(325,252)
991%
Beban Umum
(10,231)
(154,524)
1,410%
Laba Operasi EBITDA
Sales Volume
168
(32,792)
Beban Operasi
Production Volume
200,529
Beban penjualan dan pemasaran Beban Eksplorasi
(in million Rupiah, except where otherwise stated)
100%
Average Selling Price
Gross Profit Selling and Marketing Expense General Expense
-
(7,248)
(43,023)
(487,024)
1,049%
Operating Expense
Exploration Cost
49,318
1,014,660
1,957%
Operating Profit
77,616
1,319,921
1,601%
(138,741)
(492,265)
255%
Other Expenses
(99,777)
348,847
450%
Net Profit
Marjin Laba Kotor (%)
46%
55%
19%
Gross Profit Margin (%)
Marjin Laba Operasi (%)
25%
37%
50%
Operating Profit Margin (%)
Beban Lainnya Laba Bersih
Marjin EBITDA (%)
EBITDA
39%
48%
24%
EBITDA Margin (%)
-50%
13%
126%
Net Profit Margin (%)
Biaya Tunai Produksi, sebelum Royalti (US$/ton)
65
55
(15%)
Production Cash Expense, before Royalty (US$/tons)
Biaya Tunai, sebelum Royalti dan Komisi (US$/ton)
88
69
(22%)
Production Cash Expense, before Royalty and Commission (US$/tons)
121
105
(13)
Marjin Laba Bersih (%)
Jumlah Biaya Tunai (US$/ton)
Catatan: (1) Laporan Laba Rugi konsolidasi 2009 mencakup kinerja AKT hanya untuk 3 bulan terakhir setelah diperolehnya ijin produksi.
Total Cash Cost (US$/tons)
Notes: (1) The 2009 consolidated Profit and Lost Report covers the AKT performance for the last 3 months after the production permit was obtained.
2010 Borneo Annual Report
81
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Beban Pokok Penjualan
Cost of Goods Sold
Laba Operasi
Operating Profit
Beban Penjualan dan Pemasaran terdiri dari biaya transportasi dan logistik dan biaya komisi pemasaran kepada agen penjualan yang
Sales and Marketing Expense comprises of transportation and logistics expense, as well as sales commission expense paid out to the appointed
Biaya produksi tunai per unit BORN di tahun 2010, diluar royalti, turun US$10/ton atau 15% menjadi US$55/ton sebagai dampak dari efisiensi biaya dan pencapaian skala sebagai bagian dari realisasi peningkatan kapasitas produksi. Penurunan biaya produksi tunai per unit sebagian besar adalah kontribusi dari penurunan biaya pengupasan lapisan atas (“overburden removal”) yang disebabkan penggunaan alat-alat berat baru milik BORN berkapasitas lebih besar dengan efisiensi lebih tinggi dalam hal penggunaan bahan bakar dan proses pendukung lainnya. Penurunan biaya produksi tunai per unit BORN di tahun 2010 meningkatkan marjin laba kotor BORN menjadi 55% dari pendapatan usaha. Di tahun 2010, BORN mencatat marjin laba operasi sebesar 37% dari pendapatan usaha. Hal ini berdampak pada peningkatan laba operasi sebesar 1.957% dibandingkan laba operasi tahun sebelumnya, menjadi Rp1.014.660 juta.
The per unit cash production cost of BORN in 2010, excluding royalty and sales commission, decreased by US$10/ton, or 15%, to US$55/ton as a result of cost efficiencies and economies of scale as part of the realization of production capacity increase. The decrease in the per unit cash production cost for the most part was contributed by a decline in the cost of overburden removal resulting from the deployment of new mining heavy equipment purchased by BORN that was larger in capacity and thereby more efficient in per-unit fuel consumption as well as other supporting processes. The decrease in the per-unit cash production cost of BORN increased the gross profit margin of BORN to 55% of total Revenue in 2010.
In 2010 BORN posted an operating profit margin of 37% of total Revenue. This led to an increase in operating profit of 1,957% from that of the previous year, to Rp1,014,660 million.
Pelanggan Berdasarkan Geografis Customer Based on Geography India 6% Korea 3%
Japan 5% Vietnam 1% East Europe 3% Turkey 8%
China 65% Taiwan 9%
82
Corporate Governance
Borneo Laporan Tahunan 2010
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
ditunjuk. Rasio Beban Penjualan dan Pemasaran terhadap Pendapatan Usaha di tahun 2010 menurun dari 16% menjadi 12%, disebabkan oleh menurunnya biaya tranportasi dan logistik sebagai akibat dari penggunaan conveyor barge loader berkapasitas 2.400 ton per jam dan penerapan sistem Intermediate Stockpile untuk meningkatkan efisiensi tranportasi dan logistik. Penggunaan sistem converyor barge loader telah memungkinkan pengangkutan batubara ke tongkang berkapasitas 4.000 ton hanya dalam waktu 3 jam dibandingkan dengan waktu sekitar 1-2 hari bila tidak menggunakan sistem tersebut. Selain itu, BORN juga menerapkan sistem logistik dengan membagi jalur pengapalannya ke dalam 2 bagian. Bagian pertama (Tuhup – Teluk Timbau/ ISP) memiliki risiko terhadap pasang-surutnya sungai Barito, sehingga hanya dapat dilalui tongkang berkapasitas 4.000 ton. Sedangkan bagian kedua (Teluk Timbau/ISP – Taboneo) dapat digunakan secara optimal sepanjang tahun dengan tongkang berkapasitas 8.000 ton. BORN menerapkan penggunaan Intermediate Stockpile di Teluk Timbau sehingga fluktuasi dari Sungai Barito tidak mempengaruhi kemampuan untuk memuat kapal dengan menumpuk persediaan batubara di Intermediate Stockpile. Secara keseluruhan, kedua bagian di atas telah meningkatkan kapasitas pengapalan batubara yang pada akhirnya menambah volume penjualan batubara BORN.
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
marketing agent. The decline in the ratio of Sales and Marketing Expense to total Revenue from 16% to 12% in 2010 was due to the decline in transportation and logistics expense as a result of the use of the 2,400 ton/ hour conveyor barge loader and the implementation of the intermediate stockpile system that has significantly improved the efficiency of BORN’s transportation and logistics management. The use of the conveyor barge loader system has enabled BORN to fill a barge with a 4,000 ton load capacity in a matter of 3 hours compared to roughly 1 day if BORN were to load the coal via trucks as it did in 2009. In addition to this, BORN also implemented a logistical system that divides its shipment of coal into two parts. The first part (Tuhup – Teluk Timbau/ISP) is exposed to the water level changes of the Barito River and so 4,000-ton barges are utilised, whereas the second part (Teluk Timbau/ISP – Taboneo) is able to be used throughout the year by 8,000ton barges. BORN has established an Intermediate Stockpile point at Teluk Timbau such that variations in the levels of the Barito River do not impact the ability to load ships by stockpiling at the Intermediate Stockpile. Overall, the use of the conveyor barge loader and an intermediate stockpiling point have increased the coal shipment capacity of BORN and that ultimately increases the sales volumes of BORN.
v
EBITDA EBITDA
NET PROFIT Laba Bersih
2,000,000
400,000
1,500,000
300,000
1,319,921
1,000,000 500,000 0
200,000 100,000
77,616 2009
348,847
2010
0 -100,00
(99,777) 2009
2010
2010 Borneo Annual Report
83
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Governance
Laba Bersih
Net Profit
Pada tahun 2010, BORN mencatat beban keuangan sebesar Rp381.180 atau meningkat sebesar 201% dibandingkan dengan beban keuangan tahun sebelumnya, yang disebabkan atas bunga dari pinjaman yang diperoleh BORN di Desember 2009, meningkatkan beban keuangan BORN menjadi 13% dari pendapatan usahanya.
In 2010, BORN posted a financing expense of Rp381,180 million, an increase of 201% from the financing expense of the previous year, mainly as a result of interest on borrowings that were obtained by BORN in December 2009, raising financing expense to 13% of total Revenue.
Namun demikian, hampir seluruh hutang-hutang BORN yang ada telah dilunasi di Desember 2010 sebagai bagian dari realisasi penggunaan dana IPO.
However, virtually all of the borrowings of BORN had been settled by end December 2010 as part of the allocated use of the proceeds from the IPO.
Secara keseluruhan, hasil operasi dari BORN telah meningkat di tahun 2010 ini, suatu peningkatan yang bukan hanya menghasilkan tingkat pertumbuhan yang tinggi, namun juga pertumbuhan yang berkualitas, yang tercermin dari peningkatan pada seluruh aspek marjin operasional.
In conclusion, the operating results of BORN have improved in 2010, an improvement that has not only resulted in significant rates of growth, but also in terms of the quality of growth itself, as indicated by the improvement in every aspect of the Company’s financial and operating ratios.
Aset Total Aset meningkat Rp4.180.993 juta atau 96% menjadi Rp8.523.960 juta pada akhir tahun 2010, yang sebagian besar berasal dari peningkatan aset lancar sebesar Rp3.024.835 juta atau 1,053% menjadi Rp3.312.012 juta. Peningkatan aset lancar ini adalah dampak dari penerimaan dana hasil IPO serta meningkatnya kinerja operasional anak-anak perusahaan BORN.
Assets
Kas dan Setara Kas Total Kas dan Setara Kas meningkat sebesar Rp2.071.911 juta atau 25,354% menjadi Rp2.080.083 juta, yang sebagian besar dikarenakan oleh telah diterimanya dana hasil IPO sebesar Rp4.988.946 juta dan peningkatan yang signifikan atas arus kas yang diterima dari pendapatan usaha AKT.
Cash and Cash Equivalents
BORN mencatat Laba Bersih sebesar Rp348.847 juta di tahun 2010, atau meningkat 450% dibandingkan dengan Laba Bersih tahun sebelumnya. Marjin laba bersih mencapai 13% di tahun 2010.
84
Corporate Social Responsibility
Borneo Laporan Tahunan 2010
BORN posted a Net Profit of Rp348,847 million in 2010, an increase of 450% from the Net Profit of the previous year. The net profit margin reached 13% in 2010.
Total Assets increased by Rp4,180,993 million or 96% to Rp8,523,960 million by year-end 2010, the majority of which came from the increase in current assets by Rp3,024,835 million or 1.053% to Rp3,312,012 million. The increase in current assets was attributed to the proceeds from the IPO and better operating results of BORN subsidiaries.
Total Cash and Cash Equivalents increased by Rp2,071,911 million or 25.354% to Rp2,080,083 million, which was primarily attributed to the proceeds of the IPO amounting to Rp4,988,946 million and the significant increase in cash flows generated from the operating income of AKT.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Kas dan Setara Kas, selain deposito bank, 30% bermata uang Rupiah, 60% bermata uang Dolar AS dan 10% bermata uang EURO. Hal ini sesuai dengan kebutuhan BORN dalam membiayai operasi Perseroan yang 30% bermata uang Rupiah dan 70% bermata uang Dolar AS, dan belanja modal Perseroan khususnya pembelian ekskavator untuk ekspansi 5 mtpa di 2011 yang sebagian bermata uang EURO.
Of the Cash and Cash Equivalents, 30% was denominated in Rupiah, 60% in US Dollars and 10% in EURO. This was in line with the requirement of BORN to finance its operations, of which 30% requires Rupiah, 70% needs US Dollars, while the capital expenditure of the Company, especially the purchase of heavy equipment to support production expansion to 5 mtpa in 2011, would require some EURO funding.
Seiring dengan semakin menguatnya Rupiah terhadap Dolar AS dan cukup kompetitifnya tingkat suku bunga deposito Rupiah dibandingkan dengan deposito Dolar AS, sebagian besar dari Kas dan Setara Kas disimpan dalam mata uang Rupiah, dalam bentuk deposito dengan tingkat bunga bersih sekitar 7% di tahun 2010.
In line with the strengthening value of the Rupiah against the US Dollar, and the relative competitiveness of the Rupiah interest rate against that of the US Dollar, a major portion of the Cash and Cash Equivalents was kept in Rupiah, held in bank deposits that yielded interest earnings of approximately 7% in 2010.
Piutang Usaha
Trade Receivables
Aset Tetap
Fixed Assets
Piutang Usaha meningkat Rp420.169 juta atau 2,457% menjadi Rp437.269 juta, yang keseluruhanya merupakan piutang usaha dalam denominasi mata uang Dolar AS, terhadap perusahaan terkemuka dengan rekor pembayaran yang lancar. Aset Tetap BORN meningkat Rp826.304 juta atau 114% menjadi Rp1.554.180 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penambahan sebesar Rp845.990 juta berupa pembelian alat-alat berat khususnya mesin, peralatan dan kendaraan operasional dan Rp263.868 juta berupa konstruksi infrastruktur, sarana dan prasarana. Penambahan alat berat, infrastruktur, sarana dan prasarana ini sebagian besar adalah realisasi dari belanja modal untuk ekspansi kapasitas produksi BORN sebesari 3,6 mtpa, yang telah diselesaikan di akhir November 2010. Termasuk dalam peningkatan aset tetap adalah Rp421.271 juta yang merupakan belanja modal sebagai realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana untuk ekspansi kapasitas produksi menjadi 5 mtpa.
Trade Receivables increased by Rp420,169 million or 2.457% to Rp437,269 million, all of which are trade receivables in US Dollars from major companies with sound payment records.
Total Fixed Assets increased by Rp826,304 million, or 114%, to Rp1,554,180 million. The increase was mainly attributed to an addition of Rp845,990 million from the purchase of heavy equipment, including operating machinery, tools and vehicles; and Rp263,868 million from the construction of infrastructure and related facilities. The addition of heavy equipment, infrastructure and facilities was a realization of BORN’s capital expenditures towards the production capacity expansion to 3.6 mtpa, that was completed by November 2010. Included in the increase of Fixed Assets were capital expenditures in the amount of Rp421,271 million from the proceeds of the IPO for the production capacity expansion up to 5 mtpa.
2010 Borneo Annual Report
85
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Kewajiban
Liabilities
Pinjaman
Borrowings
Total pinjaman per 31 Desember 2010 dirangkum dalam tabel dibawah ini:
Total Liabilities as of 31 December 2010 are set forth in the table below.
Total Kewajiban menurun secara signifikan sebesar 45% menjadi Rp1.946.199 juta di akhir tahun 2010. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan kewajiban tidak lancar sebesar 79% menjadi Rp627.516 juta, sebagai dampak dari pembayaran atas pinjaman pihak ketiga dan konversi dari pinjaman pemegang saham menjadi ekuitas.
Total Liabilities decreased by 45% to Rp1,946,199 million as at year-end 2010. The decline was mainly due to the decrease in non-current liabilities by 79% to Rp627,516 million, as a result of the settlement of borrowings from third parties and the conversion to equity of certain borrowings from the shareholder.
Sebagai realisasi dari penggunaan dana hasil IPO untuk melunasi sebagian hutang Perseroan, Total Pinjaman turun sebesar Rp1,820,143 juta menjadi Rp224,775 juta yang sebagian besar disebabkan oleh pelunasan pinjaman BORN kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk, RZB dan PT Sinarmas Sekuritas.
As a realization of the use of the proceeds from the IPO to settle part of the Company’s borrowings, Total Borrowings decreased by Rp1,820,143 million to Rp224,775 million, of which the majority was due to the settlement of borrowings from PT Bank CIMB Niaga Tbk, RZB and PT Sinarmas Sekuritas.
TOTAL PINJAMAN PER 31 DESEMBER 2010 Total Debt per 31 December 2010 Perjanjian Agreement
Pihak Parties
Pinjaman Investasi/ Investment Debt
Pokok Principal
PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Borneo Mining Services
(dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan berbeda) Aset Lancar
US$25 juta
LIBOR + 4%
2009
2010
Jatuh Tempo Maturity
Cicilan Installment
26 November 2013
Delta Peningkatan/ (Penurunan) Delta Increase/ (Decrease)
2011 - US$ 4,9 juta/million 2012 - US$ 10 juta/million 2013 - US$ 10,1 juta/million
(in million Rupiah, except where otherwise stated)
287,177
3,312,012
1,053.30%
Current Assets
Aset Tidak Lancar
4,055,790
5,211,948
28.51%
Non Current Assets
Total Aset
4,342,967
8,523,960
96.27%
Total Assets
Kewajiban Lancar
1,334,764
1,318,983
(01.20%)
Current Liabilities
Kewajiban Tidak Lancar
2,957,465
627,516
(78.78%)
Non-current Liabilities
Total Kewajiban
4,292,229
1,946,199
(54.66%)
Total Liabilities
Total Ekuitas
50,738
6,557,749
12,824.73%
Total equity
Rasio Lancar
22%
251%
1,067.36%
Current Ratio
ROA
-2%
4%
(278,14%)
ROA
ROE
-197%
5%
(102.71%)
ROE
Pijaman terhadap EBITDA
2635%
17%
(99.35%)
Debt to EBITDA
Pinjaman terhadap Ekuitas
161%
3%
(99.91%)
Debt to Equity
(1)
Catatan: (1) Ekuitas termasuk pinjaman pemegang saham.
86
Bunga Interest
Borneo Laporan Tahunan 2010
Notes: (1) The Equities includes the shareholders loans.
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Per 31 Desember 2010, rasio total pinjaman terhadap ekuitas BORN membaik secara signifikan menjadi 3% dari 4,030% per 31 Desember 2009, dengan rasio total pinjaman terhadap EBITDA menjadi 17% dari 2,635% pada 31 Desember 2009.
As of 31 December 2010, the debt-to-equity ratio of BORN improved significantly to 3% from 4,030% a year before, along with the debt-to-EBITDA ratio which improved from 2,635% to 17% over the same two-year period.
Pinjaman dari Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa
Borrowing from an Affiliated Party
Arus Kas
Cash Flow
Faktor-faktor yang telah memicu peningkatan pendapatan usaha dan marjin laba operasional BORN sebagaimana disebut diatas, juga telah meningkatkan arus kas dari kegiatan operasi di tahun 2010. Hal ini tercermin dari rasio EBITDA terhadap Pendapatan Usaha yang mencapai 48% pada tahun 2010. Atas arus kas yang diperoleh BORN atas pendapatan usaha ini, BORN juga telah melunasi hampir sebagian besar dari hutanghutang usaha BORN yang telah terakumulasi dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini adalah bagian dari rencana BORN untuk menciptakan tingkat likuiditas dan modal kerja bersih yang sehat di tahun 2010 sebagai landasan pertumbuhan yang kuat dimasa yang akan datang.
The factors that were instrumental in growing Revenue and Operating Profit Margin as referred to above, were also at play behind the increase in generated cash flow from operating activities in 2010. Cash generated from operating activities was also instrumental in reducing the amount of debt that had accumulated from previous years. This deleveraging is part of BORN’s plan to build up its liquidity and net working capital towards more solid and sustainable fundamentals in support of future growth.
Pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa menurun sebesar Rp1,212,236 juta atau 100% menjadi Rp6,062 juta di akhir tahun 2010. Selama masa pra-produksi, pemegang saham mayoritas pengendali BORN telah memberikan pendanaan kepada BORN, yang kemudian dikonversi menjadi modal saham pada nilai nominal per lembar saham. BORN menghasilkan arus kas bersih sebesar Rp2,079,159 juta di tahun 2010, yang sebagian besar dipicu dari penerimaan dana hasil IPO dan peningkatan operasional Perseroan pada tahun tersebut. Dari dana hasil IPO, BORN telah melakukan pembayaran atas hampir seluruh pinjaman berbunga BORN dan melakukan belanja modal untuk ekspansi menjadi 5 mtpa.
Borrowing from an affiliated party declined by Rp1,212,236 million or 99% to Rp6,062 million as at year-end 2010. Throughout the pre-production phase, the majority controlling shareholder of BORN has provided loans to BORN, which were subsequently converted into equity at the nominal par value per share.
BORN generated net cash flow of Rp2,079,159 million in 2010, the majority of which came from the IPO proceeds and increasing results of operations of the Company. From the proceeds of the IPO, BORN settled most of its interest-bearing debts and undertook some of the capital expenditure required for the production capacity expansion to 5 mtpa.
2010 Borneo Annual Report
87
Kesimpulan
Conclusion
Dengan kondisi keuangan yang semakin kokoh, BORN akan mampu untuk fokus pada bisnis intinya, produksi dan penjualan batubara coking coal, dan akan mampu untuk terus menciptakan pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.
With a financial condition that is growing in strength, BORN will be able to focus more on its core business, to produce and deliver premium hard coking coal, in order to achieve sustainable long-term growth.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan BORN di tahun 2010 meningkat secara signifikan. BORN telah menciptakan suatu landasan yang kokoh dengan terciptanya suatu struktur permodalan yang optimal, likuid dan fleksibel. BORN telah melunasi hampir seluruh pinjaman berbunganya dari dana hasil IPO yang diperoleh di November 2010, dan telah memiliki hampir seluruh dana yang diperlukannya untuk belanja modal dalam rangka mencapat target ekspansi ke 5 mtpa di 2011.
88
Borneo Laporan Tahunan 2010
Overrall, the financial results of BORN in 2010 have shown significant improvement in which the Company has been able to build a more solid financial foundation that is characterized by a capital structure that is sturdier, more liquid and flexible. BORN has also been able to repay the majority of its debts from the IPO proceeds in November 2010,and has effectively secured virtually all of the funds needed to finance the production capacity expansion to 5 mtpa in 2011.
Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan Responsibility for Annual Reporting Dewan Komisaris Board of Commissioners
Syamsir Siregar Komisaris Utama President Commissioner
Silvanus Yulian Wenas Komisaris Commissioner
Moch Djatmiko Komisaris Commissioner
Soesanto Loekman Komisaris Independen Independent Commissioner
Mangantar S. Marpaung Komisaris Independen Independent Commissioner
Anton B.S. Hudyana Komisaris Independen Independent Commissioner
Samin Tan Direktur Utama, President Director
Maxwell Armand Direktur Umum General Affairs Director
Kenneth Raymond Allan Direktur Pemasaran Marketing Director
David Alister Tonkin Direktur Operasi Operations Director
Eva Novita Tarigan Direktur Keuangan Finance Director
Geroad Panji Alamsyah Jusuf Direktur Tidak Terafiliasi Unaffiliated Director
Direksi Board of Directors
2010 Borneo Annual Report
89
90
Borneo Laporan Tahunan 2010
Laporan Keuangan
Financial Report
2010 Borneo Annual Report
91
92
Borneo Laporan Tahunan 2010
2010 Borneo Annual Report
93
94
Borneo Laporan Tahunan 2010
2010 Borneo Annual Report
95
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 1 Schedule NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, except for par value and share data) Catatan/ Notes
ASET LANCAR Kas dan setara kas Kas di bank yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha – pihak ketiga Uang muka dan biaya dibayar dimuka Persediaan
2,080,083
8,172
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents
2a, 5 2d, 7
2,035 437,269
36,639 17,100
Restricted cash in banks Trade receivables – third parties
8 2e, 9
365,637 426,988
40,729 184,537
Advances and prepayments Inventory
3,312,012
287,177
Total current assets NON-CURRENT ASSETS
2i, 28a
73,604
2i, 28b
90,243
2t, 6 10 2o, 22a 2o, 22d
150,000 63,240 241,194 41,357
2f, 12
1,554,180
2g, 11
1,075,522
2b, 13
1,567,824
2b, 14
354,784
- Amounts due from related parties 12,003
Loan to related parties Available for sale financial assets 56,234 Refundable deposits 88,470 Prepaid taxes 14,745 Deferred tax assets, net Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 441,306 727,876 (2009: Rp 169,076) Deferred exploration and development expenditure, net of accumulated amortisation of 1,158,871 Rp 43,684 (2009: Rp 11,701) Mining properties, net of accumulated amortisation of Rp 68,166 1,622,357 (2009: Rp 13,633) Goodwill, net of accumulated amortisation of Rp 54,480 375,234 (2009: Rp 34,030)
Jumlah aset tidak lancar
5,211,948
4,055,790
Total non-current assets
JUMLAH ASET
8,523,960
4,342,967
TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
96
2009
2a, 4
Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa Pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Uang jaminan Pajak dibayar dimuka Aset pajak tangguhan, bersih Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sejumlah Rp 441.306 (2009: Rp 169.076) Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sejumlah Rp 43.684 (2009: Rp 11.701) Properti pertambangan, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sejumlah Rp 68.166 (2009: Rp 13.633) Goodwill, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sejumlah Rp 54.480 (2009: Rp 34.030)
2010
Borneo Laporan Tahunan 2010
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 2 Schedule NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, except for par value and share data) Catatan/ Notes
KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek Hutang usaha – Pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun: - Hutang sewa pembiayaan - Pinjaman
320,010 430,164 496,636
15,812 292,363 93,630 186,616
2m, 21 2t, 20a
27,817 44,056
10,891 735,452
CURRENT LIABILITIES Short-term loans Trade payables-Third parties Accrued expenses Taxes payable Current maturity of long-term borrowings: Finance lease payables Borrowings -
1,318,683
1,334,764
Total current liabilities NON-CURRENT LIABILITIES
2i, 28d
-
646
Amounts due to related party
2i, 28c 2o, 22e
6,062 394,375
1,218,298 405,757
Loans from related parties Deferred tax liabilities, net
2m, 21 2t, 20a 2n 2p
Jumlah kewajiban tidak lancar JUMLAH KEWAJIBAN HAK MINORITAS
2009
2t, 20b 2v, 18 2l, 19 2o, 22b
Jumlah kewajiban lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa Pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa Kewajiban pajak tangguhan, bersih Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun: - Hutang sewa pembiayaan - Pinjaman Penyisihan reklamasi dan penutupan tambang Penyisihan imbalan karyawan
2010
33,413 180,719
19,375 1,309,465
5,502 7,445
3,924
Long-term borrowings net of current portion: Finance lease payables Borrowings Provision for mine reclamation and mine closure Provision for employee benefits
627,516
2,957,465
Total non-current liabilities
1,946,199
4,292,229
TOTAL LIABILITIES
12
-
MINORITY INTERESTS
2b
EKUITAS
EQUITY
Modal saham - modal dasar 53.080.000.000 lembar saham, (2009: 50.000.000 lembar saham), ditempatkan dan disetor penuh 17.693.000.000 lembar saham (2009: 12.700.000 lembar saham) dengan nilai nominal per saham Rp 100 (2009: Rp 10.000)*) 2w, 15 Tambahan modal disetor 2w, 16 Selisih kurs atas penambahan modal disetor 2b
2,573
9,905
17
164,680
(184,167)
Share capital - authorised 53,080,000,000 shares (2009: 50,000,000 shares), issued and fully paid 17,693,000,000 shares (2009: 12,700,000 shares) at par value of Rp 100 (2009: Rp 10,000)*) Additional paid in capital Exchange difference in additional paid in capital Exchange difference from financial statement translation Retained earnings/ (accumulated losses)
Jumlah ekuitas
6,577,749
50,738
Total equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
8,523,960
4,342,967
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Selisih kurs dari penjabaran laporan keuangan Laba ditahan/ (akumulasi kerugian)
*)
1,769,300 4,644,646
127,000 98,000
(3,450)
Lihat Catatan 1 mengenai rincian pemecahan saham
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
-
*)
See Note 1 for details of stock split.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
2010 Borneo Annual Report
97
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 3 Schedule CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT/(LOSS) FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, except profit/(loss) per share)
LAPORAN LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba/(rugi) per saham) Catatan/ Notes
2010
2009
Pendapatan usaha
2l, 23
2,751,793
200,529
Beban pokok penjualan
2l, 24
(1,250,109)
(108,188)
Laba kotor
1,501,684
92,341
Beban operasi
Cost of goods sold Gross profit
Beban penjualan dan pemasaran
2l, 25
(325,252)
(32,792)
Beban umum dan administrasi Beban eksplorasi
2l, 26 2g
(154,524) (7,248)
(10,231) -
Operating expenses Selling and marketing expenses General and administrative expenses Exploration expenses
(487,024)
(43,023)
Total operating expenses
Jumlah beban operasi Laba operasi
1,014,660
Beban lain-lain Pendapatan bunga Beban keuangan Keuntungan selisih kurs, bersih Kerugian pelepasan aset tetap Beban amortisasi properti pertambangan Beban amortisasi goodwill Beban lain-lain, bersih
2b, 13 2b, 14 2l, 27
2o, 22c
Laba/(rugi) sebelum hak minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba/(rugi) per saham dasar (nilai penuh)
(54,533) (20,450) (84,774)
(13,633) (27,060) (42,697)
(492,265)
(138,741)
Total other expenses
522,395
(89,423)
Profit/(loss) before income tax
(173,536)
(10,354)
Income tax expense
348,859
(99,777)
Profit/(loss) before minority interest
(12)
-
Minority interest in net income of subsidiaries
2b
Laba/(rugi) bersih
(3,903)
348,847 2r, 29
*)
Disajikan kembali. Lihat Catatan 1 mengenai rincian pemecahan saham
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagia n yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Borneo Laporan Tahunan 2010
Operating profit Other expenses Interest income Finance costs Gain on foreign exchange, net Loss on disposal of fixed assets Amortisation of mining properties Amortisation of goodwill Other expenses, net
397 (126,613) 74,768
-
Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan
49,318
34,597 (381,180) 14,075
Jumlah beban lain-lain
98
Revenue
(99,777) (80)*)
61 *)
Net profit/(loss) Profit/(loss) per share (full amount)
Restated. See Note 1 for details of stock split.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 4 Schedule LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes Saldo 1 Januari 2010
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah)
Selisih kurs atas penambahan modal disetor/ Tambahan Exchange modal difference disetor/ in Additional additional paid in paid in capital capital
Modal saham/ Share capital
Selisih kurs atas penjabaran laporan Laba keuangan/ ditahan/ Exchange (akumulasi difference kerugian)/ from Retained financial earnings/ statement (accumulated Jumlah/ translation losses) Total
127,000
98,000
-
9,905
(184,167)
50,738
Balance at 1 January 2010
Penerbitan saham baru
2w, 15
1,642,300
-
-
-
-
1,642,300
Issuance of new shares
Tambahan modal disetor
2w, 16
-
4,546,646
(3,450)
-
-
4,543,196
Additional paid in capital
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan
-
-
-
(7,332)
-
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
348,847
1,769,300
4,644,646
(3,450)
2,573
164,680
Saldo 31 Desember 2010
Catatan/ Notes Saldo 1 Januari 2009
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan/ Exchange difference from financial statement translation
Tambahan modal disetor/ Additional paid in capital
Modal saham/ Share capital
Exchange difference from financial (7,332) statement translation 348,847
Net income for the year
Balance at 6,577,749 31 December 2010
Akumulasi kerugian/ Accumulated losses
Jumlah/ Total
125,000
-
(2,428)
(84,390)
38,182
Balance at 1 January 2009 Issuance of new shares
Penerbitan saham baru
2w, 15
2,000
-
-
-
2,000
Tambahan modal disetor
2w, 16
-
98,000
-
-
98,000
Additional paid in capital
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan
-
-
12,333
-
12,333
Exchange difference from financial statement translation
Rugi bersih tahun berjalan
-
-
-
(99,777)
(99,777)
Net loss for the year
127,000
98,000
9,905
(184,167)
50,738
Balance at 31 December 2009
Saldo 31 Desember 2009
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
2010 Borneo Annual Report
99
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 5 Schedule LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah) 2010
Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran kepada karyawan Pembayaran royalti Pembayaran bunga Penerimaan lain-lain Pembayaran lain-lain Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Pembayaran untuk akuisisi Investasi pada aset keuangan tersedia untuk dijual Pembelian aset tetap Pembayaran untuk biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
2,331,623 (1,581,713) (52,039) (77,595) (253,771) (298,890) 33,465 (207,253)
183,429 (1,129,300) (3,489) (3,259) (38,842) 397 (115,034)
Cash flows from operating activities Receipts from customers Payment to suppliers Payment for corporate income tax Payment to employees Royalty payments Interest payments Other receipts Other payments
(106,173)
(1,028,414)
Net cash used in operating activities
(150,000) (1,047,384) -
Cash flows from investing activities Payment for acquisition Investment in available for sale financial assets (506,827) Payments for fixed assets Payments for deferred exploration (211,498) and development expenditures (176,785)
(1,197,384)
(895,110)
Net cash used in investing activities
386,559 (502,125) (1,641,357) (15,124) 4,988,946 (18,586)
2,044,917 15,812 (1,012) (13,359)
Cash flows from financing activities Proceeds from borrowings Repayment of third party loans Repayment of borrowings Proceeds from short term borrowings Repayment of short term loans Additional share capital Payment for leases
(897,639)
(429,121)
Repayment of related party loans
1,082,042
309,241
Proceeds from related party loans
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
3,382,716
1,926,478
Net cash provided by financing activities
Kenaikan bersih kas dan setara kas
2,079,159
2,954
Net increase in cash and cash equivalents
(381)
Effect of foreign exchange rate changes
Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan dari pinjaman Pembayaran pinjaman pihak ketiga Pembayaran pinjaman bank Penerimaan pinjaman jangka pendek Pembayaran pinjaman jangka pendek Penambahan modal saham Pembayaran hutang sewa pembiayaan Pembayaran pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa Penerimaan dari pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
(7,248)
Kas dan setara kas pada awal tahun
8,172
5,599
Cash and cash equivalents at the beginning of the year
Kas dan setara kas pada akhir tahun
2,080,083
8,172
Cash and cash equivalents at the end of the year
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
100
2009
Borneo Laporan Tahunan 2010
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 6 Schedule LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah) 2010
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Penghapusan uang muka yang dibebankan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian Beban bunga yang dikapitalisasi ke pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa Kenaikan ekuitas melalui konversi pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa Pembelian aset tetap melalui sewa pembiayaan Akuisisi anak perusahaan melalui pinjaman Penambahan biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan melalui kapitalisasi atas: - pembebanan persediaan suku cadang - biaya pinjaman - beban karyawan - beban penyusutan
2009 Non-cash transactions:
7,882
5,114
10,331
58,931
1,200,000
100,000
51,081
43,625
-
985,129
-
14,170 1,782 44,458 128,762
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Write-off of advances charged to consolidated statement of profit/(loss) Interest expense capitalised into loans from related parties Increase in s hare capital through conversion of loan from related party Acquisition of fixed assets through finance leases Acquisition of subsidiary through borrowings Addition of deferred exploration and development expenditure through capitalisation of: write-off of spare-parts inventory borrowing costs employee costs depreciation expenses
-
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
2010 Borneo Annual Report
101
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 7 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 1.
UMUM a.
102
Pendirian lainnya
1. Perusahaan
dan
informasi
GENERAL a.
Establishment of the Company and other information
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. (dahulu PT Borneo Lumbung Energi) (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 15 Maret 2006 berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H. No. 109 tanggal 15 Maret 2006. Akta pendirian Perusahaan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C09502 HT.01.01.TH.2006 tanggal 3 April 2006 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Juli 2008 No. 55 dan Tambahan No. 11258. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan berdasarkan Akta Notaris No. 28 tanggal 25 Agustus 2010 dan No. 39 tanggal 16 Desember 2010, keduanya dibuat di hadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H. yang memuat tentang perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka perubahan status Perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, perubahan nama Perusahaan yang semula bernama PT Borneo Lumbung Energi menjadi PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk., pemecahan saham berupa perubahan nominal saham Perusahaan dari Rp 10.000 (nilai penuh) menjadi Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham, melakukan pengeluaran saham baru sebanyak 12.000.000.000 lembar saham, meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp 500.000 menjadi Rp 5.308.000, mengubah susunan direksi dan komisaris Perusahaan dan untuk penyesuaian dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.J. Akta No. 28 tanggal 25 Agustus 2010 telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU43248.AH.01.02.TH.2010 tanggal 2 September 2010. Akta No. 39 tanggal 16 Desember 2010, telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan bukti penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar No. AHU-AH.01.10-33018 tanggal 23 Desember 2010.
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. (formerly PT Borneo Lumbung Energi) (the “Company”) was established on 15 March 2006 based on Notarial Deed of Sutjipto, S.H. No. 109 dated 15 March 2006. The Company’s Articles of Association were approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia via Decree No. C-09502 HT.01.01.TH.2006 dated 3 April 2006 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 55 dated 8 July 2008 and Supplement No. 11258. A number of amendments have been effected to the Articles of Association. The latest amendments were effected based on Notarial Deed of Fathiah Helmi, S.H. No. 28 dated 25 August 2010 and No. 39 dated 16 December 2010 to reflect the amendments to the Company’s Articles of Association, to change the status of the Company from a private company to become a public company, to change the Company’s name from PT Borneo Lumbung Energi to PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk., to conduct a stock split of the par value of the Company’s shares from Rp 10,000 (full amount) to Rp 100 (full amount), to issue 12,000,000,000 new shares, to increase the Company’s authorized capital from Rp 500,000 to Rp 5,308,000, to change the directors and shareholders and to conform with Capital Market and Financial Institution (BAPEPAMLK) regulation No. IX.J. Deed No. 28 dated 25 August 2010 was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia via Decree No. AHU43248.AH.01.02.TH.2010 dated 2 September 2010 whereas deed No. 39 dated 16 December 2010 has been reported to the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia pursuant to its letter No. AHU-AH.01.10-33018 dated 23 December 2010.
Susunan dewan direksi dan komisaris Perusahaan terakhir dibentuk berdasarkan Akta Notaris No. 3 tanggal 3 September 2010, yang dibuat di hadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroan No. AHU-AH.01.10-24082 tanggal 23 September 2010.
The latest boards of directors and commissioners of the Company was established pursuant to Notarial Deed No. 3 dated 3 September 2010, drawn up before Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, which has also been reported to the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia pursuant to its letter No. AHUAH.01.10-24082 dated 23 September 2010.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 8 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 1.
UMUM (lanjutan) a.
1.
Pendirian Perusahaan lainnya (lanjutan)
dan
informasi
GENERAL (continued) a.
Establishment of the Company and other information (continued)
Pada laporan keuangan konsolidasian ini, Perusahaan dan anak perusahaannya secara bersama-sama disebut sebagai ”Grup”.
In these consolidated financial statements, the Company and its subsidiaries are collectively referred to as “the Group”.
Induk perusahaan adalah PT Republik Energi & Metal (sebelumnya PT Republik Energi), sebuah perusahaan yang didirikan di dan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia.
The ultimate parent entity is PT Republik Energi & Metal (previously PT Republik Energi), a company incorporated in and under the Laws of the Republic of Indonesia.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 15 September 2009. Lokasi penambangan Perusahaan berada di Kecamatan Muara Laung dan Barito Tuhup Raya, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dan berkantor pusat di Menara Bank Danamon, lantai 15, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E.IV No.6, Mega Kuningan, Jakarta 12950.
The Company commenced its commercial operations on 15 September 2009. The Company’s mine site is located in Muara Laung and Barito Tuhup Raya Sub-districts, Murung Raya Regency, Central Kalimantan, and the head office is located at Menara Bank th Danamon, 15 floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E.IV No.6, Mega Kuningan, Jakarta 12950.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, Perusahaan didirikan untuk berusaha di bidang perdagangan, pembangunan, pertambangan batubara, pengangkutan, dan jasa. Jasa yang dimaksudkan termasuk jasa konsultasi bisnis, jasa konsultasi di bidang pertambangan batubara, jasa konsultasi di bidang teknik engineering, dan jasa lainnya yang mendukung kegiatan pertambangan dan perdagangan batubara. Anak-anak perusahaan yang dimilikinya bergerak dalam bidang pertambangan batubara dan aktivitas lainnya yang terkait.
In accordance with Article 3 of its Articles of Association, the Company is established to conduct businesses in trading, construction, coal mining, transportation, and services. The terms services includes business consultation, coal mining consultation, technical engineering consultation, and other services that support coal mining operations and trading. The Company’s subsidiaries are engaged in coal mining and related activities.
Pada tanggal 31 Desember 2010, susunan dewan direksi dan komisaris Perusahaan adalah sebagai berikut:
At 31 December 2010, the Company’s boards of directors and commissioners were as follows:
Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur tidak terafiliasi
: : : : : :
Samin Tan Maxwell Armand Kenneth Raymond Allan David Alister Tonkin Eva Novita Tarigan Geroad Panji Alamsyah *
: : : : : :
President Director Director Director Director Director Non-affiliated Director
Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen
: : : : : :
Syamsir Siregar Silvanus Yulian Wenas Moch. Djatmiko Anton Budi Setiawan Hudyana Soesanto Loekman Mangantar S. Marpaung
: : : : : :
President Commissioner Commissioner Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner
*) Sekretaris Perusahaan
*) Corporate Secretary
2010 Borneo Annual Report
103
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 9 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 1.
UMUM (lanjutan) a.
1.
Pendirian Perusahaan lainnya (lanjutan)
dan
informasi
GENERAL (continued) a.
Pada tanggal 31 Desember 2009, susunan direksi dan komisaris Perusahaan adalah sebagai berikut: Direktur Komisaris
: :
At 31 December 2009, the Company’s director and commissioner of were as follows:
Maxwell Armand Surjadinata Sumantri
Pada tanggal 31 Desember 2010, Grup mempekerjakan 1.656 karyawan (31 Desember 2009: 833 karyawan) (tidak diaudit). Jumlah biaya karyawan selama tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 77.595 (2009: Rp 55.896). b.
104
Establishment of the Company and other information (continued)
Penawaran Umum Saham Perusahaan
: :
Director Commissioner
As at 31 December 2010, the Group maintained 1,656 employees (31 December 2009: 833 employees) (unaudited). Total employee costs for the year ended 31 December 2010 amounted to Rp 77,595 (2009: Rp 55,896). b.
Public Offering of the Company’s Shares
Pada tanggal 16 Nopember 2010, Perusahaan menerima Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dengan Suratnya No. S-10407/BL/2010 untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana kepada publik atau masyarakat dengan harga penawaran Rp 1.170 (nilai penuh) per lembar saham atas 4.423.000.000 lembar saham atau 25% dari keseluruhan 17.693.000.000 lembar saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh. Pada tanggal 26 Nopember 2010, saham yang ditawarkan kepada masyarakat dalam Penawaran Umum Saham Perdana dicatatkan di Bursa Efek Indonesia bersamaan dengan pencatatan 13.270.000.000 lembar saham pendiri, sehingga jumlah seluruh saham yang dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia menjadi 17.693.000.000 lembar.
On 16 November 2010, the Company obtained the Notice of Effectiveness from the Chairman of the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) via letter No. S-10407/BL/2010 for the Company to conduct its Initial Public Offering for offering to and subscription by the public at an offering price of Rp 1,170 (full amount) per share of 4,423,000,000 shares or 25% of the total of 17,693,000,000 the Company’s issued shares. The shares offered to the public in the Company’s Initial Public Offering were listed with the Indonesia Stock Exchange on 26 November 2010. In conjuction herewith the Company on behalf of its founding shareholders also listed the entire 13,270,000,000 founder shares, which resulted in the entire 17,693,000,000 the Company’s shares listed on the Indonesia Stock Exchange.
Perusahaan akan menggunakan dana hasil penawaran umum untuk: 1) pengembangan proyek lebih lanjut terhadap Tuhup; 2) pembayaran pinjaman Grup; 3) modal kerja untuk bisnis pertambangan; dan 4) keperluan umum Perusahaan.
The Company will use the proceeds from the offering for: 1) further expansion of the Tuhup project;
Semenjak efektifnya Penawaran Umum Saham Perdana, Perusahaan telah membayar biaya-biaya berikut ini yang pencatatannya langsung dikurangkan dari jumlah dana yang diperoleh dari masyarakat pada laporan keuangan konsolidasian ini:
Since the effective date of the Initial Public Offering, the Company has paid the following costs and were recorded as the deduction to the cash proceeds from the public in these consolidated financial statements:
Borneo Laporan Tahunan 2010
2) 3) 4)
repayment of the Group’s existing debts; working capital needs for mining business; and general corporate purposes.
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 10 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 1.
UMUM (lanjutan) b.
Penawaran (lanjutan)
1. Umum
Saham
GENERAL (continued)
Perusahaan
b. Public Offering of the Company’s Shares (continued) Rp
Jumlah lembar saham Harga penawaran (Rupiah nilai penuh) Jumlah dana dari publik
4,423,000,000 1,170
Total shares Offering price (Rupiah full amount)
5,174,910
Total proceeds from public
Biaya-biaya Penawaran Umum Saham Perdana:
Initial Public Offering expenses
Penjamin pelaksana emisi efek Biaya profesi penunjang pasar modal Badan Administrasi Efek Biaya penyelenggaraan public expose Biaya lain-lain
(132,043) (22,414) (74) (15,290) (16,143)
Underwriting fees Professional fees Share Administration Bureau Public expose expenses Others
Jumlah biaya
(185,964)
Total expenses
Dana Penawaran Umum Saham Perdana, bersih Dicatat sebagai modal saham pada nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham Dicatat sebagai tambahan modal disetor pada Rp 1.070 (nilai penuh), bersih setelah dikurangkan dengan biaya – biaya Penawaran Umum Saham Perdana
4,988,946
Proceeds from Initial Public Offering, net
442,300
Recorded as share capital at par value of Rp 100 (full amount) per share
4,546,646
Recorded as additional paid in capital of Rp 1,070 (full amount), net after deduction of Initial Public Offering expenses
4,988,946 c. Anak perusahaan
c.
The Company has direct ownership of the following subsidiaries:
Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada anak perusahaan berikut ini:
Anak perusahaan/ Subsidiaries
Aktivitas bisnis/ Business activity
Lokasi Usaha/ Location
Subsidiaries
Tahun operasi komersial/ Year of commercial operation
Persentase Total aset kepemilikan (%)/ sebelum eliminasi/ Percentage of Total assets before elimination ownership (%) 31 31 31 31 Desember/ Desember/ Desember/ Desember/ December December December December 2010 2009 2010 2009
PT Asmin Koalindo Tuhup ("AKT")
Pertambangan batubara/ Coal mining
Kalimantan Tengah/ Central Kalimantan
2009
99.99
99.00
3,764,555
1,707,480
PT Borneo Mining Services ("BMS")
Penyewaan alat berat/ Heavy equipment rental
Kalimantan Tengah/ Central Kalimantan
2009
99.99
99.99
1,061,915
600,538
2010 Borneo Annual Report
105
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 11 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 1.
UMUM (lanjutan) c.
106
Anak perusahaan (lanjutan)
1.
GENERAL (continued) c.
Subsidiaries (continued)
PT Asmin Koalindo Tuhup (“AKT”)
PT Asmin Koalindo Tuhup (“AKT”)
AKT didirikan berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968, yang telah diubah dengan UndangUndang No. 12 Tahun 1970, berdasarkan Akta Notaris Sutjipto S.H., Jakarta No. 52 tertanggal 11 September 1992. Akta pendirian AKT telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2 – 4105.HT.01.01.TH.93 tanggal 3 Juni 1993, dan diterbitkan dalam Tambahan No. 4418 Berita Acara Negara Republik Indonesia No. 76 pada tanggal 21 September 1993.
AKT was established under the framework of Domestic Capital Investment Law No. 6 of 1968, as amended by Law No. 12 of 1970, based on Notarial Deed No. 52 dated 11 September 1992 of Sutjipto S.H., Notary in Jakarta. AKT’s Articles of Association were approved by the Minister of Justice via Decree No. C2– 4105.HT.01.01.TH.93 dated 3 June 1993, and was published in Supplement No. 4418 of State Gazette No. 76 on 21 September 1993.
Akta pendirian AKT telah mengalami beberapa kali perubahan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, dan perubahan susunan dewan direksi, komisaris dan pemegang saham AKT. Perubahan anggaran dasar AKT terakhir dilakukan berdasarkan Akta Notaris No. 12 tanggal 22 Desember 2010, yang dibuat di hadapan Dirhamdan S.H., Notaris di Jakarta untuk peningkatan modal saham AKT dan peningkatan setoran modal Perusahaan di AKT melalui konversi hutang dengan nilai nominal saham. Dari hasil penambahan modal ini total investasi modal Perusahaan di AKT menjadi Rp 1.356.050 atau 99,99% jumlah modal disetor AKT.
Several amendments have been effected to the Articles of Association to reflect changes required to comply with Law No. 40/2007 for Limited Liability Companies, and changes to the boards of directors, commissioners and shareholders. The last amendment was effected via and documented in Notarial Deed No. 12 dated 22 December 2010, drawn up before Dirhamdan S.H., Notary in Jakarta, for the purpose of increasing AKT’s share capital and the Company’s subscription of additional equity paid in capital in AKT via loan conversion which was valued at nominal. This additional equity resulted in the Company holding Rp 1,356,050 or 99.99% of AKT’s total paid up capital.
AKT berusaha di bidang eksplorasi dan pertambangan batubara, dan memulai Periode Operasinya pada tanggal 15 September 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 375/K.30/DJB tertanggal 15 September 2009 dengan Periode Operasi dimulai pada blok atau tambang Kohong.
AKT is engaged in coal exploration and mining, and commenced its Operating Period on 15 September 2009 by virtue of Decree of the Minister of Energy and Mineral Resources (“MEMR”) No. 375/K.30/DJB dated 15 September 2009. Initial production comes from, and is focused on the Kohong block of coal deposit.
Kantor pusat AKT berlokasi di Menara Bank Danamon lantai 15, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav E.IV No 6, Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia.
AKT’s registered office is located at Menara Bank Danamon 15th floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav E.IV No.6, Mega Kuningan, Jakarta 12950.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 12 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 1.
UMUM (lanjutan) c. Anak perusahaan (lanjutan)
1.
GENERAL (continued) c.
Subsidiaries (continued)
PT Borneo Mining Services (“BMS”)
PT Borneo Mining Services (“BMS”)
BMS didirikan pada tanggal 4 Maret 2006 berdasarkan Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito S.H. No. 03. Anggaran Dasar BMS telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C24799.HT.01.01.TH.2006 tertanggal 24 Agustus 2006 dan telah diterbitkan dalam Tambahan No. 45 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 7735 tanggal 3 Juni 2008. Akta pendirian BMS telah mengalami beberapa kali perubahan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, perubahan susunan dewan direksi dan komisaris dan perubahan pemegang saham. Perubahan terakhir anggaran dasar BMS dilakukan berdasarkan Akta No. 19 tanggal 14 Mei 2008 dibuat di hadapan Muchlis Pathanha, S.H., Notaris di Jakarta. Akta ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU33475.AH.01.02.TH.2008 tanggal 16 Juni 2008.
BMS was incorporated on 4 March 2006 based on Notarial Deed No. 03 of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito S.H. The Articles were approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia via Decree No. C24799.HT.01.01.TH.2006 dated 24 August 2006, and published in Supplement No. 45 of the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 7735 dated 3 June 2008. Several amendments have been effected subsequent thereto reflect changes required to comply with Law No.40/2007 regarding Limited Liability Companies, changes in the boards of directors, commissioners and shareholders. The last amendment to the Articles of Association was effected in Notarial Deed No. 19 dated 14 May 2008, drawn up before Muchlis Pathanha, S.H., Notary in Jakarta. This deed has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia via Decree No. AHU33475.AH.01.02.TH.2008 dated 16 June 2008.
BMS berusaha di bidang jasa pertambangan batubara termasuk sewa alat berat, jasa manajemen pertambangan dan jasa-jasa pertambangan lainnya.
B MS is engaged in the provision of coal mining services , including heavy equipment rental, mine management services and other related mining services.
Kantor BMS berlokasi di Menara Bank Danamon lantai 15, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav E.IV No 6, Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia. BMS memulai operasi komersialnya di bulan Januari 2009.
The registered office of BMS is at Menara Bank Danamon 15th floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav E.IV No 6, Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia. BMS commenced its commercial operations in January 2009.
d. Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (“PKP2B”) Pada tanggal 31 Mei 1999, AKT dan Pemerintah Republik Indonesia (“Pemerintah”) menandatangani PKP2B generasi ketiga. Berdasarkan ketentuan PKP2B tersebut, AKT bertindak sebagai kontraktor Pemerintah, dan bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan pertambangan di area yang berlokasi di Kecamatan Murung Raya, Kabupaten Muara Teweh, Kalimantan Tengah, Indonesia. Area yang dicakup PKP2B tersebut pada awalnya seluas 40.610 hektar namun telah dikurangi menjadi 21.630 hektar akibat dari pelepasan area sebagaimana diatur dalam ketentuan PKP2B yang dimaksud.
d.
Coal Contract of Work (“CCoW”) On 31 May 1999, AKT entered into a third generation CCoW with the Government of the Republic of Indonesia (the “Government”). Under the terms of the CCoW, AKT is appointed as the contractor of the Government, in respect of coal exploration and mining in an area located in Murung Raya, Muara Teweh Regency, Central Kalimantan, Indonesia. The area covered by AKT’s CCoW initially comprised 40,610 hectares, but this has been reduced to 21,630 hectares pursuant to the relinquishment requirement under the CCoW.
2010 Borneo Annual Report
107
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 13 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 1.
UMUM (lanjutan)
1.
d. Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (“PKP2B”) (lanjutan)
e.
GENERAL (continued) d.
Coal Contract of Work (“CCoW”) (continued)
Perubahan status PKP2B dari Penanaman Modal Dalam Negeri (“PMDN”) menjadi Penanaman Modal Asing (“PMA”) telah disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan Keputusan No. W7-06012 HT.01.04-TH.2007 tertanggal 4 Juni 2007.
The conversion of the CCoW status from a Domestic Capital Investment (“PMDN”) to a Foreign Capital Investment (“PMA”) CCoW was approved by the Minister of Energy and Mineral Resources, as documented in Decree No. W706012 HT.01.04-TH.2007 dated 4 June 2007.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 375/K.30/DJB, AKT memulai Periode Operasi 30 tahunnya sejak 15 September 2009 dengan produksi dimulai pada blok atau tambang Kohong.
By virtue of Decree of Minister of Energy and Mineral Resources No. 375/K.30/DJB, AKT commenced its 30-year Operating Period on 15 September 2009 with initial coal production in the Kohong block of coal deposit.
Sebagaimana diatur dalam PKP2B yang bersangkutan, Pemerintah berhak atas 13,5% dari batubara yang diproduksi. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 75/1996 tertanggal 25 September 1996, AKT diharuskan untuk menyerahkan bagian 13,5% atas hak Pemerintah (biasanya disebut sebagai “royalti kepada Pemerintah”) dalam bentuk tunai.
As stipulated in the CCoW, the Government is entitled to receive 13.5% of the total coal produced from the final point of production processes established by AKT. In accordance with Presidential Decree No. 75/1996 dated 25 September 1996, AKT is required to deliver the 13.5% Government‘s share of production (commonly referred to as “royalty to Government”) in cash.
AKT membukukan 100% pendapatan yang diperoleh dari penjualan batubara, dan mencatat royalti yang dibayarkan kepada Pemerintah sebagai bagian dari beban pokok penjualan.
AKT records 100% of its revenue generated from coal sales, and records the Government’s royalty as a component to its cost of goods sold.
Area eksploitasi/pengembangan
e.
Exploration/exploitation area
Area eksplorasi (tidak diaudit) /Exploration area (unaudited)
Lokasi/ Location Telakon blok/block
108
Nama pemilik izin lokasi/ Owner of concession PT Asmin Koalindo Tuhup
Borneo Laporan Tahunan 2010
Perolehan izin eksplorasi/ Date of concession 31 Mei/May 1999
Tanggal jatuh tempo/ Expire date 15 September/ September 2039
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah biaya eksplorasi yang telah dibukukan sampai dengan tanggal neraca/ Total exploration expenditure recognised as at balance sheet date
99.99%
-
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 14 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 1. UMUM (lanjutan) e.
1.
Area eksploitasi/pengembangan (lanjutan)
GENERAL (continued) e.
Exploration/exploitation area (continued)
Area eksploitasi dan pengembangan (tidak diaudit)/Exploitation and development area (unaudited)
Lokasi/ Location Kohong blok/ block
Nama pemilik izin lokasi/ Owner of concession PT Asmin Koalindo Tuhup
Jumlah produksi (dalam jutaan metrik ton)/ Jumlah Total production cadangan (in million metric terbukti (P1)* tonnes) (dalam jutaan Akumulasi metrik ton)/ Jumlah Perolehan Tanggal Persentase Proven Tahun Produksi/ izin eksplorasi jatuh tempo/ kepemilikan reserve (P1)* berjalan/ Accumulated /Date of End date of /Percentage (in million Current total concession concession of ownership metric tonnes) year production 31 Mei/May 1999
15 September/ September 2039
99.99%
* Jumlah Cadangan Terbukti didasarkan pada Laporan Sumber Daya dan Cadangan JORC per 30 Juni 2010 yang diterbitkan oleh konsultan JORC yang diakui, PT SMG Consultants. 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
36.5
1.72
Sisa cadangan terbukti (dalam jutaan ton)/ Balance of proven reserve (in million metric tonnes)
2.12
34.38
* Total Proven Reserves is based on the JORC Standard Reserves and Resources Statement as of 30 June 2010 issued by JORC qualifying firm, PT SMG Consultants. 2.
SUMMARY POLICIES
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan diselesaikan oleh Direksi pada tanggal 21 Maret 2011.
The Group’s consolidated financial statements were prepared and finalised by the Directors on 21 March 2011.
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian ini juga disusun berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, dan Surat Edaran Ketua BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the Group’s consolidated financial statements, which are in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia. The consolidated financial statements have also been prepared in conformity with Regulation of the Capital Markets and Financial Institutions Supervisory Board (“BAPEPAM & LK”) No. VIII.G.7 regarding Guidance for Financial Statement Presentation, and Circular Letter of BAPEPAM & LK Chairman No. SE-02/BL/2008 dated 31 January 2008 regarding Guidance for Preparation and Disclosure of Financial Statements of an Issuer or Public Company in the General Mining Industry.
a.
a.
Dasar penyusunan konsolidasian
laporan
keuangan
Basis of preparation of the consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian ini juga disusun berdasarkan prinsip harga perolehan, kecuali akun tertentu berdasarkan kebijakan akuntansi terkait.
The consolidated financial statements have been prepared on the basis of historical cost convention, except for certain accounts which are measured on the basis described in the related accounting policies.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.
The consolidated financial statements have been prepared on the accruals basis, except for the consolidated statements of cash flows.
2010 Borneo Annual Report
109
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 15 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a.
b.
110
Dasar penyusunan laporan konsolidasian (lanjutan)
keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) a.
ACCOUNTING
Basis of preparation of the consolidated financial statements (continued)
Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung. Arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan dan kas yang dibatasi penggunaannya.
The consolidated statements of cash flows have been prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purpose of the consolidated statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and other short-term highly liquid investments with original maturities of three months or less, net of bank overdrafts and restricted cash balances.
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling-ofinterests). Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian ekuitas dalam neraca konsolidasian.
Restructuring transactions for entities under common control are accounted for using the pooling of interests method. The difference between the transfer price and the book value is recorded under the account “Difference in Value from Restructuring Transactions of Entities under Common Control” and presented under the equity section of the consolidated balance sheet.
Angka dalam laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain.
Figures in the consolidated financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
Prinsip-prinsip konsolidasi
b. Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham dengan hak suara lebih dari 50%, baik langsung atau tidak langsung, atau apabila Perusahaan memiliki 50% atau kurang hak suara, tetapi Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengendalikan anak perusahaan. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal dimana pengendalian telah beralih secara efektif kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasi sejak tanggal pelepasan.
The consolidated financial statements include the accounts of the Company and subsidiaries in which the Company has direct or indirect ownership of more than 50% of voting rights, or equal to or less than 50% but with an ability to control the subsidiaries. The subsidiaries are consolidated from the date on which effective control is transferred to the Company and are no longer consolidated from the date of disposal.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi dalam Grup telah dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali bila dinyatakan lain.
The effects of all transactions and balances between companies in the Group have been eliminated in preparing the consolidated financial statements. The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the subsidiaries unless otherwise stated.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 16 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
b. Principles of consolidation (continued)
Untuk anak perusahaan yang bukan merupakan bagian integral dari operasi Perusahaan dan mata uang fungsionalnya bukan Rupiah, aset dan kewajiban dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs penutup yang berlaku pada tanggal neraca. Ekuitas dijabarkan dengan menggunakan kurs historis. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan mengunakan kurs rata-rata selama periode pelaporan. Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan anak perusahaan tersebut disajikan dalam akun “selisih kurs dari penjabaran laporan keuangan” di bagian ekuitas.
For a subsidiary that is not integral to the Company’s operations and whose functional currency is not Rupiah, the assets and liabilities are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at the balance sheet date. Equity is translated at historical exchange rates. Revenue and expenses are translated at average exchange rates for the period. Net differences arising from the translation of the subsidiaries’ financial statements are presented as “exchange difference from financial statement translation” under equity.
Bagian pemegang saham minoritas atas aset bersih anak perusahaan disajikan sebagai “hak minoritas” dalam neraca konsolidasian. Hak minoritas dalam suatu anak perusahaan dengan posisi defisit ekuitas tidak diakui, kecuali pemegang saham minoritas tersebut memiliki kewajiban kontraktual untuk mendanai defisit tersebut. Bagian pemegang saham minoritas atas laba/(rugi) bersih sebelum akuisisi dicatat sebagai laba/(rugi) sebelum akuisisi dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.
The proportionate share of minority shareholders in the subisidiaries’ net assets is presented as “minority interest” in the consolidated balance sheet. A minority interest is not recognised for subsidiaries with a deficit in equity, unless the minority shareholders have a contractual obligation to contribute to fund the deficit. The proportionate share of minority shareholders in net income/(loss) prior to acquisition is recorded as pre-acquisition income/(loss) in the consolidated statement of profit /(loss).
Properti pertambangan merupakan penyesuaian nilai wajar atas aset bersih yang diperoleh pada tanggal akuisisi terhadap harga perolehan aset tersebut dan dinyatakan pada harga perolehan. Properti pertambangan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode yang mana lebih pendek antara sisa umur PKP2B, atau sisa umur tambang dihitung dari tanggal dimulainya produksi komersial.
Mining properties represent the fair value adjustments of net assets acquired at the date of acquisition of a mining company over the acquisition costs of the assets and are stated at cost. Mining properties are amortised over the life of the property using the straight line method over the shorter period of the CCoW, or expected mine life from the date of the commencement of commercial production.
Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan nilai wajar bagian Perusahaan atas aset bersih anak perusahaan yang diakuisisi pada tanggal akuisisi. Goodwill diamortisasi selama 20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi pada saat transaksi akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi.
Goodwill represents the excess of the acquisition cost over the fair value of the Company’s share of the net assets of the acquired subsidiaries at the date of acquisition. Goodwill is amortised over a period of 20 years using the straight-line method. Management determines the estimated useful life of goodwill based on its evaluation at the time of the acquisition, taking into consideration factors inherent to the companies acquired.
2010 Borneo Annual Report
111
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 17 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c.
Penjabaran mata uang asing
112
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) c.
ACCOUNTING
Foreign currency translation
Grup menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam Rupiah.
The Group maintains its accounting records in Rupiah.
Transaksi dalam mata uang selain mata uang Rupiah dijabarkan menjadi mata uang Rupiah menggunakan kurs yang terjadi pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang selain mata uang Rupiah dijabarkan menjadi mata uang Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang selain mata uang Rupiah diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian. Pada tanggal neraca, kurs yang digunakan, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):
Transactions denominated in currencies other than Rupiah are translated to Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in currencies other than Rupiah are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at that date. Exchange gains and losses arising on the translation of monetary assets and liabilities in currencies other than Rupiah are recognised in the consolidated statement of profit /(loss). At the balance sheet date, the exchange rates used, based on middle rates published by the Bank of Indonesia were as follows (Rupiah full amount):
Dolar Amerika Serikat (“AS$”) setara dengan Rp Euro (“EUR”) setara dengan Rp d.
2.
31 Desember/ December 2010
31 Desember/ December 2009
8,991
9,400
11,956
13,510
Piutang usaha
United States Dollar (“US$”) equivalent to Rp Euro (“EUR”) equivalent to Rp
d. Trade receivables
Piutang usaha adalah jumlah tagihan dari pembeli batubara yang dijual atau jasa yang diberikan sesuai dengan jenis usaha masingmasing perusahaan dalam Grup. Jika pelunasan piutang diharapkan selesai dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi masing-masing perusahaan dalam Grup jika lebih lama), piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang tersebut disajikan sebagai aset tidak lancar.
Trade receivables are the amount due from customers for coal sold or services performed in the ordinary course of business of each companies within the Group. If collection is expected in one year or less (or in the normal operating cycle of each companies within the Group if longer), they are classified as current assets. If not, they are presented as noncurrent assets.
Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan untuk penurunan nilai. Kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur, kemungkinan kepailitan debitur atau restrukturisasi keuangan, dan wanprestasi atau tunggakan terhadap pelunasan digunakan sebagai indikator bahwa piutang usaha mengalami penurunan nilai. Nilai dari penyisihan adalah selisih antara nilai tercatat piutang dengan nilai kini dari perkiraan arus kas di masa depan didiskontokan dengan suku bunga efektif awal. Nilai tercatat dari aset dikurangi akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.
Trade receivables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method, less provision for impairment. Significant financial difficulties of the debtor, the probability that the debtor will enter bankruptcy or financial reorganisation, and default or delinquency in payments are considered indicators that the trade receivables are impaired. The amounts of the provision is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cashflows, discounted at the original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account, and the amount of the loss is recognised in the consolidated statement of profit/(loss).
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 18 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
Piutang usaha (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) d. Trade receivables (continued)
Dalam hal piutang usaha tidak tertagih, piutang usaha dihapus terhadap akun penyisihan piutang usaha. Terhadap piutang yang akhirnya tertagih tapi telah dihapuskan sebelumnya, dikreditkan terhadap laporan laba/(rugi) konsolidasian. e.
f.
ACCOUNTING
Persediaan
When a trade receivable is uncollectible, it is written off againts the allowance account for the trade receivables. Subsequent recovery of amounts previously written-off are credited to the consolidated statement of profit /(loss). e.
Inventory
Persediaan batubara, termasuk persediaan batubara run-of-mine dinilai berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average) atas biaya yang terjadi selama periode pelaporan dan mencakup bagian biaya overhead tetap dan variabel. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan yang dapat diperoleh sesuai dengan kegiatan normal usaha dikurangi biaya penjualan dan biaya-biaya untuk menyelesaikan penjualan.
Coal inventory, including run-of-mine stocks is valued at the lower of cost or net realisable value. Cost is determined based on the weighted average cost incurred during the period and includes an appropriate portion of fixed and variable overheads. Net realisable value is the estimated sales amount in the ordinary course of business less the costs of completion and selling expenses.
Persediaan habis pakai (consumable) dinilai pada harga perolehan, ditentukan berdasarkan metode masuk pertama keluar pertama (first-in first-out), dikurangi dengan penyisihan untuk persediaan usang. Penyisihan untuk persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Bahan pendukung pemeliharaan dicatat sebagai beban produksi pada periode penggunaan.
Consumables are valued at cost, determined on a first-in, first-out basis, less provision for obsolete items. Provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis either of estimated future usage or sales of individual inventory items. Supplies of maintenance materials are charged as production costs during the period in which they are used.
Aset tetap dan penyusutan
f.
Fixed assets and depreciation
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Fixed assets are stated accumulated depreciation.
Aset tetap disusutkan menggunakan metode garis lurus mana yang lebih pendek antara estimasi umur aset atau umur tambang atau sisa umur PKP2B:
Fixed assets are depreciated using the straightline method over the shorter of the estimated useful lives of the assets or the mine life or the term of the CCoW as follows:
Infrastruktur Peralatan komunikasi Komputer Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Alat berat Gedung
Tahun/Years 10 – 30 4 4 4 4– 8 4– 8 5 – 20
Masa manfaat dan nilai sisa aset dievaluasi dan disesuaikan kembali, jika diperlukan, pada setiap tanggal neraca. Perubahan yang terjadi diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian secara prospektif.
at
cost,
less
Infrastructure Communications equipment Computers Office furniture and equipment Motor vehicles Heavy equipment Buildings The assets’ useful lives and residual values are reviewed and adjusted as appropriate at each balance sheet date. The effects of any revision are recognised in the consolidated statement of profit/(loss) prospectively.
2010 Borneo Annual Report
113
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 19 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
g.
114
Aset tetap dan penyusutan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) f.
ACCOUNTING
Fixed assets and depreciation (continued)
Biaya yang terjadi setelah tanggal transaksi dimasukkan ke dalam nilai tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah hanya jika manfaat dari aset tersebut di masa depan bisa didapatkan oleh Grup, dan biaya dari aset tersebut dapat ditentukan secara meyakinkan. Nilai tercatat dari aset pengganti dihapus. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Group and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of the replaced part is derecognised. All other repairs and maintenance expenditure are charged to the consolidated statement of profit/(loss) during the financial period in which they are incurred.
Apabila penggunaan aset tetap dihentikan lagi atau aset yang bergerak dijual, nilai tercatat dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan dan kerugian yang timbul akibat penarikan atau penjualan aset tetap tersebut diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying amounts are eliminated from the financial statements, and the resulting gains and losses on the disposal of fixed assets are recognised in the consolidated statement of profit/(loss).
Akumulasi biaya konstruksi bangunan, infrastruktur, pabrik dan instalasi mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Akumulasi biaya tersebut dipindahkan ke akun aset tetap pada saat konstruksi atau pembangunan selesai. Penyusutan dimulai pada tanggal yang sama.
The accumulated costs of the construction of buildings, infrastructure, plants and the installation of machinery are capitalised as construction in progress. These accumulated costs are reclassified to fixed asset accounts when the construction or installation is complete. Depreciation is charged from that date.
Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan
g.
Deferred exploration expenditure
and
development
Biaya eksplorasi dikapitalisasi dan ditangguhkan untuk setiap area of interest apabila memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
Exploration expenditure incurred is capitalised and carried forward for each area of interest, provided that one of the following conditions is met:
(i) biaya tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat melalui keberhasilan pengembangan dan eksploitasi area of interest tersebut atau melalui penjualan area of interest tersebut; atau
(i)
(ii) kegiatan eksplorasi dalam suatu area of interest belum mencapai tahap yang memungkinkan untuk penentuan adanya cadangan terbukti yang ekonomis, serta kegiatan yang aktif dan signifikan dalam atau berhubungan dengan area of interest tersebut masih berlanjut.
(ii) exploration activities in the area of interest have not yet reached a stage which permits a reasonable assessment of the existence, or otherwise of economically recoverable reserves, and active and significant operations in, or in relation to the area of interest are continuing.
Borneo Laporan Tahunan 2010
the costs are expected to be recouped through successful development and exploitation of the area of interest or, alternatively, by its sale; or
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 20 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.
Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) g. Deferred exploration expenditure (continued)
and
ACCOUNTING development
Manfaat akhir dari biaya eksplorasi yang ditangguhkan bergantung pada keberhasilan pengembangan dan eksploitasi secara komersial atau penjualan dari area of interest yang terkait. Biaya eksplorasi yang ditangguhkan atas setiap area of interest dievaluasi kembali pada setiap akhir periode akuntansi. Biaya eksplorasi yang terkait pada suatu area of interest yang telah ditinggalkan, atau yang telah diputuskan oleh Direksi Grup bahwa area of interest tidak layak secara ekonomis, dihapuskan pada periode keputusan yang dimaksud dibuat.
Ultimate recoupment of exploration expenditure carried forward is dependent upon the successful development and commercial exploitation, or alternatively, the sale of respective area. Deferred exploration expenditure on each area of interest is reviewed at the end of each accounting period. Exploration expenditure in respect of an area of interest which has been abandoned or for which the Group’s Directors have decided against the commercial viability of the area of interest, are written-off in the period in which the decision is made.
Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan mencakup akumulasi pengeluaran yang terkait dengan penyelidikan umum, administrasi dan perizinan, geologi dan geofisika, dan biaya-biaya yang terjadi untuk mengembangkan area tambang sebelum dimulainya produksi komersial.
Deferred exploration and development expenditure represents the accumulated costs relating to general investigation, administration and licences, geological and geophysical expenditure and costs incurred to develop a mine before the commencement of commercial production.
Biaya pengembangan tambang dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terkait dengan pengembangan suatu area of interest dikapitalisasi sebelum dimulainya produksi dari area tersebut sepanjang memenuhi persyaratan untuk penangguhan.
Mine development expenditure and incorporated costs in developing an area of interest prior to commencement of operations in the respective area, as long as they meet the criteria for deferral, are capitalised.
Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti biaya pinjaman baik yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk mendanai kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang memenuhi syarat, untuk penangguhan dikapitalisasi sampai kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang bersangkutan selesai.
Interest and other borrowing costs, such as fees on loans either directly or indirectly used in financing exploration and development activities, as long as they meet the criteria for deferral, are capitalised up to the date when the exploration and development activities are complete.
Untuk pinjaman yang dapat diasosiasikan secara langsung pada suatu kegiatan tertentu, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama periode pelaporan, dikurangi pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang tidak dapat diasosiasikan secara langsung pada suatu kegiatan tertentu, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan pengeluaran untuk kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang memenuhi syarat penanggguhan. Tingkat kapitalisasi adalah ratarata tertimbang biaya pinjaman dibagi dengan saldo pinjaman dari suatu periode pelaporan yang langsung dapat dihubungkan pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang memenuhi syarat.
For borrowings directly attributable to a specific activity, the amount to be capitalised is determined as the actual borrowing costs incurred during the period, less any income earned on the temporary investment of such borrowing. For borrowings not directly attributable to a specific activity, the amount to be capitalised is determined by applying a capitalisation rate to the amount expended on exploration and development activities. The capitalisation rate is the weighted-average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to financing the relevant exploration and development activities.
2010 Borneo Annual Report
115
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 21 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.
Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) g.
Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan yang terkait dengan suatu area of interest yang telah berproduksi diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sejak area of interest tersebut mulai berproduksi secara komersial selama periode waktu yang lebih pendek antara umur tambang atau sisa umur PKP2B Perusahaan. h.
i.
116
Pinjaman
Deferred exploration and expenditure (continued)
ACCOUNTING development
Deferred exploration and development expenditure is amortised on a straight-line basis from the date of commercial production in the area of interest over the lesser of the useful life of the mine and the remaining term of CCoW.
h. Borrowings
Pinjaman diakui pada awalnya pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang terjadi. Pinjaman kemudian dinyatakan pada “biaya perolehan diamortisasi”, selisih antara hasil perolehan (dikurangi dengan biaya transaksi) dan nilai pelepasan diakui didalam laporan laba/(rugi) konsolidasian selama periode pinjaman dengan menggunakan metode suku bunga efektif untuk pinjaman dengan tingkat bunga tetap dan metode garis lurus untuk pinjaman dengan suku bunga mengambang.
Borrowings are recognised initially at fair value, net of transaction costs incurred. Borrowings are subsequently carried at amortised cost. Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the redemption value is recognised in the consolidated statement of profit/(loss) over the period of the borrowings using the effective interest method for fixed interest rate borrowings and the straight-line method for floating rate borrowings.
Biaya-biaya yang dibayarkan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman dicatat sebagai biaya transaksi yang ditangguhkan sampai dengan terjadinya penarikan pinjaman tersebut, apabila terdapat besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh fasilitas tersebut. Apabila tidak ada bukti bahwa besar kemungkinan sebagian atau seluruh fasilitas yang dimaksud akan akan ditarik, biaya yang dikeluarkan tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka untuk pemeliharaan likuiditas dan diamortisasi selama periode dari fasilitas yang terkait.
Fees paid on the establishment of loan facilities are recognised as transaction costs of the loan to the extent that it is probable that some or all of the facility will be drawndown. In this case, the fee is deferred until the drawdown occurs. To the extent there is no evidence that it is probable that some or all of the facility will be drawndown, the fee is capitalised as a prepayment for liquidity services and amortised over the period of the facility to which it relates.
Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa
i.
Transactions with related parties
PSAK No. 7 ”Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” menyatakan sebagai berikut:
Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 7 “Related Party Disclosures” defines related parties as follows:
(i)
(i)
perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk perusahaan induk dan anak perusahaan);
Borneo Laporan Tahunan 2010
enterprises that through one or more intermediaries control, or are controlled by, or are under the common control of the reporting enterprise (this includes holding companies, subsidiaries, and fellow subsidiaries);
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 22 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
j.
Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i.
ACCOUNTING
Transactions with related parties (continued)
(ii)
perusahaan asosiasi;
(ii) associated companies;
(iii)
perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan atas perusahaan tersebut, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut;
(iii) individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting power of the reporting enterprise that gives them significant influence over the enterprise, and close members of the family of any such individuals;
(iv)
karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
(iv) key management personnel, which refers to those persons having authority and responsibility for the planning, directing and controlling of the activities of the reporting enterprise, including commissioners, directors, management, and close members of the families of such individuals; and
(v)
perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam ”(iii)” atau ”(iv)”, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaanperusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
(v) enterprises in which a substantial interest in the voting rights is owned, directly or indirectly, by a person described in "(iii)" or "(iv)", or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes enterprises owned by commissioners, directors or major shareholders of the reporting enterprise and enterprises that have a member of key management in common with the reporting enterprise.
Sifat dan jumlah transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Transaksi-transaksi tersebut dilakukan menurut perjanjian diantara pihakpihak yang terlibat.
The nature and extent of transactions carried out with related parties have been disclosed in the consolidated financial statements. Such transactions are conducted on terms agreed between the parties.
Penurunan nilai aset non keuangan Pada tanggal neraca, Grup melakukan evaluasi ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset.
j.
Impairment of non-financial assets At the balance sheet date, the Group undertakes a review to determine whether there is any indication of asset impairment.
2010 Borneo Annual Report
117
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 23 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j.
Penurunan (lanjutan)
nilai
aset
non
keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) j.
Aset tetap dan aset tidak lancar lain-lain dievaluasi apabila diketahui telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai yang dimaksud diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah selisih yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai aset. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah. Pemulihan penyisihan penurunan nilai diakui sebagai pendapatan dalam periode dimana pemulihan tersebut terjadi. k.
Biaya pengupasan tanah
118
Pengakuan pendapatan dan beban
of
non-financial
assets
Fixed assets and other non-current assets are reviewed for impairment losses whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised as the amount by which the carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price or value in use. For the purpose of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows. The reversal of impairment is recorded as income in the period when this reversal occurs.
k.
Biaya pengupasan tanah dibebankan sebagai biaya produksi berdasarkan rasio pengupasan tanah (stripping ratio) rata-rata selama umur tambang (average life). Rasio pengupasan tanah rata-rata adalah rasio volume lapisan batuan atau tanah dalam Bank Cubic Meters terhadap estimasi jumlah tonase batubara yang terkandung didalamnya. Bila rasio pengupasan tanah sebenarnya melebihi rasio average life, kelebihan biaya pengupasan tanah tersebut dibukukan di neraca sebagai biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan. Bila sebaliknya, selisih tersebut dikoreksi terhadap saldo yang sama yang dibawa dari periode lalu, atau dibukukan sebagai biaya pengupasan tanah yang masih harus dibayar. Perubahan estimasi average life stripping ratio diperhitungkan secara prospektif untuk sisa umur tambang. l.
Impairment (continued)
ACCOUNTING
Stripping costs Stripping costs are recognised as production costs based on the average life of the mine stripping ratio. The average stripping ratio is the estimated ratio of volume of the layer of rock or soil in Bank Cubic Meters to the estimated tonnage of coal contained. When the actual stripping ratio exceeds the average life of mine, the excess stripping costs are deferred and recorded in the balance sheet as deferred stripping costs. When the actual stripping ratio is lower than the average life of mine, the difference is adjusted against the amount of deferred stripping costs carried forward from prior periods, or recognised in the consolidated balance sheet as accrued stripping costs. Changes in the estimated average life of mine stripping ratio are accounted for on a prospective basis over the remaining mine life.
l.
Revenue and expense recognition
Pendapatan usaha bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan hasil produksi Grup, setelah dikurangi retur, potongan penjualan dan pajak yang terhutang.
Net sales represent revenue earned from sales of the Group’s products, net of returns, allowances and duties.
Pendapatan dari penjualan batubara diakui pada saat terjadi pemindahan risiko kepada pelanggan dimana: x Grup tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
Sales of coal are recognised as revenue when there has been a passing of risk to the customers, and: x The Group retains neither continuing managerial involvement nor effective control over the goods sold;
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 24 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l.
Pengakuan (lanjutan) x x x
pendapatan
dan
beban
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) l.
Jumlah pendapatan tersebut dapat dihitung dengan baik; Transaksi yang bersangkutan kemungkinan besar memberikan manfaat ekonomi pada Grup; dan Biaya-biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi tersebut dapat dihitung secara meyakinkan.
Revenue (continued) x x x
and
expense
ACCOUNTING recognition
The amount of revenue can be measured reliably; It is probable that the economic benefits associated with the transaction will flow to the Group; and The costs incurred or to be incurred with respect to the sales transaction can be measured reliably.
Pendapatan dari usaha pemberian jasa diakui pada saat terjadinya penyerahan jasa yang bersangkutan kepada pembeli.
Revenue from services is recognised when the services are rendered to customers.
Beban diakui pada saat terjadinya secara akrual.
Expenses are recognised as incurred on an accrual basis.
m. Sewa pembiayaan
m. Leases
Kontrak sewa pembiayaan dimana sebagian besar risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada di pihak lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi dibebankan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian secara garis lurus selama masa sewa.
Leases in which a significant portion of the risks and rewards of ownership are retained by the lessor are classified as operating leases. Payments made under operating leases are charged to the consolidated statement of profit/(loss) on a straight-line basis over the period of the lease.
Sewa aset tetap dimana hampir keseluruhan risiko dan manfaat kepemilikan aset berada di pihak Grup dicatat sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewa pembiayaan yang bersangku tan atau nilai kini pembayaran sewa minimum.
Leases of fixed assets where the Group retains substantially all of the risks and rewards of ownership are classified as finance leases. Finance leases are capitalised at the lease’s commencement at the lower of the fair value of the leased property or the present value of the minimum lease payments.
Dalam hal sewa pembiayaan, jumlah sewa yang dibayar dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan kewajiban dan bagian yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dibebankan pada laporan laba/(rugi) konsolidasian selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo kewajiban setiap periode.
Each lease payment is allocated between the liability and finance charges so as to achieve a constant rate of interest on the outstanding finance balance. The interest element of the finance cost is charged to the consolidated statement of profit/(loss) over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for each period. .
2010 Borneo Annual Report
119
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 25 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Sewa pembiayaan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) m. Leases (continued)
Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan metode penyusutan yang diterapkan pada aset tetap yang dimiliki oleh Grup sendiri. Jika tidak terdapat kemungkinan yang cukup pasti bahwa Grup akan mengambilalih kepemilikan atas aset yang bersangkutan pada akhir masa sewanya, aset sewa pembiayaan tersebut disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa pembiayaan aset yang bersangkutan. n.
120
Kewajiban pengelolaan lingkungan hidup
ACCOUNTING
Fixed assets acquired under finance leases are depreciated similarly to owned assets. If there is no reasonable certainty that the Group will hold the ownership by the end of the lease term, the asset is depreciated over the shorter of the useful life of the asset and the lease term.
n.
Environmental obligations
Kewajiban lingkungan Grup mencakup biayabiaya yang berkaitan dengan reklamasi tambang selama masa operasi, penutupan tambang, dan pembongkaran dan penutupan fasilitas dan aktivitas penutupan lainnya.
The Group’s environmental obligations consist of costs associated with mine reclamation during mine operation, mine closure, and decommissioning and demobilisation of facilities as well as other closure activities.
Penyisihan untuk biaya reklamasi tambang dan penutupan tambang dihitung berdasarkan jumlah produksi. Satuan yang digunakan sebagai dasar untuk pencatatan dievaluasi secara berkala berdasarkan rencana reklamasi dan rencana penutupan tambang.
Provision for estimated costs of mine reclamation and mine closure is recorded on an incremental basis based on the quantity of coal produced. The rate used is subject to regular review based on mine reclamation and mine closure plans.
Penyisihan untuk pembongkaran, pemindahan, dan restorasi dicatat untuk mengakui kewajiban hukum yang timbul akibat pemberhentian pemanfaatan atau penggunaan atas aset tetap Grup secara permanen. Penghentian aset tetap ini termasuk penjualan, peninggalan, pendaur-ulangan atau penghapusan, dan bukan dikarenakan penghentian sementara pemakaian.
Provision for decommissioning, demobilisation and restoration provides for legal obligations associated with the retirement of a tangible long-lived asset resulting from the acquisition, construction or development and/or normal operation of such an asset. The retirement of a long-lived asset is its non-temporary removal from service, including sale, abandonment, recycling or disposal in some other manner.
Kewajiban diakui pada saat timbulnya kewajiban hukum akibat pemberhentian tersebut di atas awalnya dicatat sebesar nilai wajarnya. Kewajiban ini bertambah dari waktu ke waktu sampai mencapai jumlah penuh dengan melakukan pembebanan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian. Disamping itu, biaya penghentian aset dalam jumlah yang setara dengan jumlah kewajiban dikapitalisasi sebagai bagian dari suatu aset tertentu dan kemudian disusutkan nilainya sepanjang masa manfaat aset tersebut.
The obligations are recognised as liabilities when a legal obligation pertaining to the retirement of an asset is incurred, with the initial measurement of the obligation at fair value. These obligations are accreted to their full value over time through charges to the consolidated statement of profit/(loss). In addition, an asset retirement cost equivalent to the liability is capitalised as part of the related asset’s carrying value and is subsequently depreciated or depleted over the asset’s useful life.
Kewajiban akibat penghentian aset dibebankan pada lebih dari satu periode pelaporan jika kejadian yang menimbulkan kewajiban tersebut timbul selama lebih dari satu periode pelaporan.
A liability for asset retirement obligation is incurred over more than one reporting period when the events that create the obligation occur over more than one reporting period.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 26 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. Kewajiban pengelolaan lingkungan hidup (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) n.
ACCOUNTING
Environmental obligations (continued)
Misalnya, sebuah fasilitas ditutup secara permanen tetapi rencana penutupan ditetapkan selama lebih dari satu periode pelaporan. Biaya penutupan tersebut diakui selama periode-periode pelaporan dimana rencana penutupan disusun. Setiap penambahan lapisan kewajiban yang terjadi setelah periode pelaporan diperhitungkan sebagai tambahan lapisan kewajiban awal. Setiap tambahan lapisan kewajiban diakui sebesar nilai wajar. Tambahan kewajiban tersebut dinilai, diakui dan diperhitungkan secara prospektif.
For example, if a facility is permanently closed but the closure plan is developed over more than one reporting period, the cost of the closure of the facility is incurred over the reporting periods during which the closure plan is finalised. Any incremental liability incurred in a subsequent reporting period is considered to be an additional layer of the original liability. Each layer is initially measured at fair value. A separate layer will be measured, recognised and accounted for prospectively.
Untuk aspek lingkungan hidup yang tidak berkaitan dengan penghentian pengoperasian aset, dimana Grup merupakan pihak yang bertanggung jawab dan diidentifikasikan adanya suatu kewajiban serta jumlahnya dapat diukur, maka Grup mencatat estimasi ada tidaknya kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan hidup, Grup menggunakan kriteria pengakuan kewajiban berdasarkan stardar akuntansi yang berlaku.
For environmental issues that may not involve the retirement of an asset, where the Group is a responsible party and it is determined that a liability exists, and amounts can be quantified, the Group accrues for the estimated liability. In determining whether a liability exists in relation to environmental issues, the Group applies the criteria for liability recognition according to the applicable accounting standards.
o. Perpajakan
o. Taxation
Pajak tangguhan diakui untuk mencatat selisih dampak pajak antara nilai aset dan kewajiban berdasarkan nilai untuk tujuan akuntansi dan perpajakan dengan menggunakan metode kewajiban neraca. Tarif (atau aturan) pajak yang berlaku pada tanggal neraca atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca dan diharapkan berlaku pada saat aset pajak tangguhan direalisasikan atau kewajiban pajak tangguhan diselesaikan, digunakan untuk menentukan pajak tangguhan.
Deferred income tax is provided for, using the balance sheet liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values in the financial statements. Deferred income tax is determined using tax rates (and laws) that have been enacted or substantially enacted by the balance sheet date and are expected to apply when the related deferred income tax asset is realised or the deferred income tax liability is settled.
Aset pajak tangguhan yang berasal dari manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi pajak yang dapat dikompensasi diakui apabila besar kemungkinan jumlah laba pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi pajak.
Deferred tax assets relating to future tax benefits and the carry forward of unused tax losses are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the future tax benefits and unused tax losses can be utilised.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima dari Direktur Jenderal Pajak (“DJP”) atau, jika terhadap Surat Ketetapan Jumlah Pajak tersebut diajukan keberatan/banding, atau pada saat keberatan/banding tersebut telah diputuskan.
Amendments to taxation obligations are recorded when a tax assessment is received from the Directorate General of Taxation (“DGT”) or, if appealed against, when the results of the appeal are determined.
2010 Borneo Annual Report
121
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 27 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p.
Imbalan karyawan (i)
122
Kewajiban imbalan pasca masa kerja
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) p.
ACCOUNTING
Employee benefits (i)
Post–retirement benefit obligations
Program imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang dibayarkan, biasanya berdasarkan pada satu atau lebih faktor seperti usia, masa kerja atau jumlah kompensasi.
A defined benefit plan is a pension plan that defines the amount of pension benefits to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service and compensation.
Grup diwajibkan untuk memberikan imbalan pensiun dengan jumlah minimal seusai dengan Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Kontrak Kerja Bersama (“KKB”), mana yang lebih tinggi. Oleh karena baik UU Ketenagakerjaan atau KKB memberlakukan rumus khusus untuk tujuan perhitungan jumlah minimal imbalan pensiun, maka secara substansi program pensiun yang dilaksanakan baik berdasarkan UU Ketenagakerjaan maupun KKB tersebut di atas adalah program imbalan pasti.
The Group is required to provide a minimum amount of pension benefits in accordance with Labour Law No. 13/2003 or the Collective Labour Agreement (the “CLA”), whichever is higher. Since the Labour Law and the CLA set the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance they represent defined benefit plans.
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui dalam neraca konsolidasian adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aset program, dan disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Besarnya kewajiban imbalan pasti ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan secara berkala dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan taksiran pembayaran masa depan menggunakan tingkat suku bunga obligasi pemerintah (mengingat pasar obligasi swasta yang berkualias tinggi di Indonesia masih tidak liquid) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan uang perlu dibayarkan, dan menggunakan tenor yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The liability recognised in the consolidated balance sheet in respect of the defined benefit pension plan is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of government bonds (considering that there is currently no deep market for high quality corporate bonds) that are denominated in the currency in which the benefit will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.
Biaya-biaya yang dibebankan dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian meliputi biaya jasa berjalan, biaya bunga, amortisasi biaya jasa lalu, dan keuntungan/kerugian aktuarial. Kewajiban jasa lalu diamortisasi dengan metode garis lurus selama taksiran rata-rata periode jasa sampai imbalan menjadi vested.
Expenses charged to the consolidated statement of profit/(loss) include current service cost, interest expense, amortisation of past service cost and actuarial gains and losses. The past service liability is amortised using the straight-line method over the estimated average service period until the benefits become vested.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 28 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p.
Imbalan karyawan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) p.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul karena pengalaman kerja karyawan, perubahan asumsi-asumsi aktuarial, dan perubahan pada program pensiun dicatat apabila jumlah keuntungan dan kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari nilai kini atas kewajiban imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset dari program yang sama pada tanggal neraca. Kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata karyawan-karyawan yang bersangkutan.
benefit
obligations
(ii) Other long-term employee benefits
Imbalan untuk jasa kerja jangka panjang lainnya, yang terdiri dari penghargaan masa kerja dan cuti karena masa kerja, diakui di neraca konsolidasian berdasarkan nilai kini imbalan pasti. Keuntungan dan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba/(rugi) konsolidasian.
Other long-term employee benefits, which consist of long service rewards and long leave benefits, are recognised in the consolidated balance sheet at the present value of the defined benefit obligation. The related actuarial gains and losses and past service costs are recognised immediately in the consolidated statement of profit/(loss).
(iii) Kewajiban imbalan pesangon
(iii) Termination benefits
Pesangon akibat pemutusan hubungan kerja terhutang jika karyawan diberhentikan sebelum usia pensiun resmi. Grup mencatat kewajiban pesangon pemutusan hubungan kerja pada saat Grup berkeyakinan bahwa terhadap hubungan kerja suatu karyawan akan diberhentikan. Pembagian hasil produksi
Post–retirement (continued)
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to the pension plan, when exceeding 10% of the present value of the defined benefit obligation or 10% of the fair value of the programme’s assets at the balance sheet date, are charged or credited to income over the average remaining service lives of the related employees.
(ii) Imbalan untuk jasa kerja jangka panjang lainnya
q.
Employee benefits (continued) (i)
(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja (lanjutan)
ACCOUNTING
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Group recognises termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employees according to a detailed formal plan with a low possibility of withdrawal. q.
Sharing of production
Sebagaimana diatur dalam PKP2B AKT, Pemerintah berhak atas 13,5% dari batubara yang dihasilkan dari proses produksi akhir AKT.
As stipulated in the CCoW, the Government is entitled to receive 13.5% of total coal produced from the final production processes established by AKT.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 75/1996 tertanggal 25 September 1996, AKT membayar bagian 13,5% atas bagian produksi Pemerintah (biasanya disebut sebagai “royalti kepada Pemerintah”) secara tunai.
In accordance with Presidential Decree No. 75/1996 dated 25 September 1996, AKT pays the 13.5% Government’s share of production (referred to as “royalty to Government”) in cash.
Grup membukukan kewajiban ini dalam bentuk akrual, dan beban royalti dibukukan sebagai bagian dari beban pokok penjualan.
The Group recognises this obligation on an accrual basis, and records it as royalty expense as component to cost of goods sold.
2010 Borneo Annual Report
123
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 29 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r.
Laba/(rugi) per saham
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) r.
Laba/(rugi) per saham dihitung dengan membagi laba/(rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar selama periode pelaporan. s.
Pelaporan segmen
s.
Segment reporting
Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang memproduksi dan menjual barang atau jasa dengan risiko serta pengembalian yang berbeda dengan suatu segmen usaha lainnya. Satu segmen geografis memproduksi dan menjual barang maupun jasa di dalam satu lingkungan ekonomi tertentu dengan risiko serta pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi yang berbeda.
A business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing products or services within a particular economic environment that is subject to risks and returns that are different from those of segments operating in other economic conditions.
Grup mengsegmentasikan keuangannya sebagai berikut:
The Group segments its financial reporting as follows:
pelaporan
segmen usaha (utama), yaitu mengelompokkan aktivitas bisnis Grup menjadi pertambangan batubara dan jasa pertambangan; dan (ii) segmen geografis (sekunder), yaitu mengelompokkan penjualan berdasarkan area tujuan pemasaran.
124
Profit/(loss) per share Profit/(loss) per share is calculated by dividing net profit/(loss) by the weighted average number of common shares outstanding for the relevant year.
(i)
t.
ACCOUNTING
Aset dan kewajiban keuangan
(i)
business segments (primary), where the Group’s business activities are classified into coal mining and mining services; and
(ii) geographical segments (secondary), which classifies sales based on target market areas. t.
Financial assets and liabilities
Pada tahun 2006, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Standar-standar ini menggantikan PSAK 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.
In 2006, the Indonesian Financial Accounting Standards Board/Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) issued Statement of Financial Accounting Standard/Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 50 (Revised 2006) "Financial Instruments: Presentation and Disclosures" and PSAK 55 (Revised 2006) "Financial Instruments: Recognition and Measurement".
Kedua standar ini berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai sejak dan setelah 1 Januari 2010. Grup telah menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) sejak 1 Januari 2010. Berikut ini adalah dampak dari penerapan kedua PSAK tersebut.
These standards amend both PSAK 50 "Accounting for Investments in Certain Securities" and PSAK 55 "Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities". Both standards are applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2010. The impact of the implementation of these PSAK is as follows:
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 30 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t.
Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
Piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa/Amounts due from related parties
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) t.
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (continued)
Nilai wajar sebelum penyesuaian / Fair value before adjustment
Penyesuaian nilai wajar/ Fair value adjustment
76,013
Nilai wajar setelah penyesuaian / Fair value after adjustment
(2,409)
73,604
Dalam mengimplementasikan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Grup mengelompokkan instrumen keuangan ke dalam aset dan kewajiban keuangan.
In the implementation of PSAK 50 (Revised 2006) and PSAK 55 (Revised 2006), the Group classifies financial instruments into financial assets and financial liabilities.
Aset keuangan
Financial assets
Grup mengelompokkan aset keuangan dalam kategori sebagai berikut: (i) aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, (ii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, (iii) pinjaman dan piutang, dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Pengelompokkan yang dimaksudkan di atas ditentukan oleh tujuan utama dilakukannya investasi aset keuangan yang bersangkutan oleh Grup. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut berdasarkan pengakuan awal. Aset keuangan tidak diakui lagi apabila hak atas untuk arus kas dari suatu investasi telah berakhir atau telah dipindahkan, dan risiko serta manfaat dari kepemilikan aset keuangan yang bersangkutan secara substansi tidak lagi berada pada Grup.
The Group classifies its financial assets into the categories of: (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) held-to-maturity investments, (iii) loans and receivables and (iv) available for sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financial assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition. Financial assets are derecognised when the rights to receive cash flows from the investments have expired or have been transferred and the Group has transferred substantially all risks and reward of ownership.
(i)
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi adalah aset keuangan yang investasinya semula dimaksudkan untuk diperdagangkan, terutama dimaksudkan untuk dijual kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga dicatat sebagai aset keuangan untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang diadakan untuk tujuan lindung nilai.
(i)
Financial assets at fair value through profit or loss Financial assets at fair value through profit or loss are financial assets held for trading. A financial asset is classified in this category if acquired principally for the purpose of selling in the short-term. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are financial guarantee contracts or designated and effective hedging instruments.
2010 Borneo Annual Report
125
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 31 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t.
Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) t.
Financial assets and liabilities (continued)
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
(i)
(i)
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi (lanjutan) Biaya transaksi dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dari aset keuangan ini diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai “keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih” pada periode terjadinya. Pendapatan dividen dari aset keuangan ini diakui didalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai bagian dari pendapatan lain-lain pada saat hak Grup untuk menerima pembayaran tersebut timbul.
(ii)
126
Investasi tempo
yang
dimiliki
hingga
jatuh
ACCOUNTING
Financial assets at fair value through profit or loss (continued) Transaction costs and gain or losses arising from changes in fair value of the financial assets are presented in the consolidated statement of profit/(loss) within “other gains/(losses)-net” in the period in which they arise. Dividend income from the financial assets is recognised in the consolidated statement of profit/(loss) as part of other income when the Group’s right to receive payment is established.
(ii)
Held-to-maturity investments
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditetapkan sebelumnya, bertanggal jatuh tempo pasti dimana Grup bermaksud dan berkemampuan untuk tetap memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
Held-to-maturity investments are nonderivative financ ial assets with fixed or determined payments and fixed maturities that the Group has the positive intention and ability to hold the financial assets to its maturity, except for:
a.
investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi;
a.
investments that upon initial recognition are designated as financial assets at fair value through profit or loss;
b.
investasi yang dicatat dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; dan
b.
investments that are designated in the category of available-for-sale; and
c.
investasi yang memenuhi definisi pinjaman dan piutang.
c.
investments that meet the definition of loans and receivables.
Aset keuangan ini dicatat sebagai aset tidak lancar kecuali untuk yang berjatuh tempo, atau manajemen bermaksud untuk melepasnya, dalam waktu 12 bulan sejak tanggal neraca.
They are included in non-current assets unless the investment matures or management intends to dispose of it within 12 months of the balance sheet date.
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Held-to-maturity investments are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently carried at amortised cost using the effective interest method.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 32 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) Aset keuangan (lanjutan) (ii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) t.
Financial assets and liabilities (continued) Financial assets (continued) (ii)
Held-to-maturity investments (continued) Interest on the investments calculated using the effective interest method is recognised in the consolidated statement of profit/(loss) as part of other income.
Bunga dari investasi tersebut dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif, dan diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai pendapatan lain-lain. (iii) Pinjaman dan piutang
ACCOUNTING
(iii)
Loans and receivables
Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan jadwal penerimaan secara tetap, atau telah ditetapkan sebelumnya, dan tidak diperdagangkan di pasar secara aktif. Aset-aset ini dikelompokkan di dalam aset lancar kecuali untuk yang berjatuh tempo lebih dari 12 bulan sejak tanggal neraca.
Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or predetermined payments and not quoted in an active market. They are included in current assets, except for maturities more than 12 months after the balance sheet date.
Pinjaman dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diamortisasi dengan metode suku bunga efektif.
Loans and receivables are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently carried at amortised cost using the effective interest method.
(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
(iv)
Available-for-sale financial assets
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak dikelompokkan sebagai pinjaman atau piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi. Aset ini dicatat sebagai aset tidak lancar kecuali untuk yang berjatuh tempo, atau dimaksudkan untuk dilepas, dalam waktu 12 bulan sejak tanggal neraca.
Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or that are not classified as loans or receivables, held-to-maturity investments and financial assets at fair value through profit or loss. They are included in non-current assets unless the investment matures or management intends to dispose of it within 12 months of the balance sheet.
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual diakui sebesar nilai wajar, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Selanjutnya, aset keuangan tersebut diukur dengan nilai wajar, dimana keuntungan dan kerugian diakui melalui laporan perubahan ekuitas konsolidasian sampai saat aset keuangan ini dihentikan pencatatannya, kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Jika terjadi penurunan nilai pada aset keuangan ini, maka akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.
Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, including directly attributable transaction costs. Subsequently, the financial assets are carried at fair value, with gains and losses recognised in the consolidated statement of changes in equity, except for impairment losses and foreign exchange gains or losses, until the financial assets are derecognised. If the available-for-sale financial assets are impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in the consolidated statement of changes in equity, is recognised in the consolidated statement of profit/(loss).
2010 Borneo Annual Report
127
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 33 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t.
Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) t.
Financial assets and liabilities (continued)
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lanjutan)
(iv)
Bunga atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang dihitung dengan metode suku bunga efektif diakui didalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai bagian dari pendapatan lain-lain. Dividen atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual diakui didalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai pendapatan lainlain pada saat hak Grup untuk menerima pembayaran tersebut timbul.
Available-for-sale financial assets (continued) Interest on securities available-for-sale calculated using the effective interest method is recognised in the consolidated statement of profit/(loss) as part of other income. Dividend on available-for-sale equity instruments are recognised in the consolidated statement of profit/(loss) as part of other income when the Group’s right to receive the payment is established.
Kewajiban keuangan
Financial liabilities
Kewajiban keuangan dikelompokkan menjadi sebagai berikut: (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan labarugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Pengelompokkan yang dimaksud ditentukan oleh maksud dan tujuan awal perolehan kewajiban keuangan yang bersangkutan. Manajemen menetapkan klasifikasi kewajiban keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Kewajiban keuangan tidak lagi diakui ketika kewajiban berakhir yaitu apabila kontrak atau perjanjian yang semula menimbulkan kewajiban keuangan yang sama dibebaskan atau dibatalkan atau berakhir.
The Group classifies its financial liabilities into the categories of: (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities carried at amortised cost. The classification depends on the purpose for which the financial liabilities were acquired. Management determines the classification of its financial liabilities at initial recognition. Financial liabilities are derecognised when it is extinguished which is the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expires.
(i)
(i)
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi adalah kewajiban keuangan yang perolehan semulanya dimaksudkan untuk diperdagangkan, terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat. Kewajiban keuangan dalam kelompok ini, diakui sebesar nilai wajar dimana keuntungan atau kerugiannya yang timbul dicatat dalam biaya perolehan diamortisasi dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.
128
ACCOUNTING
Borneo Laporan Tahunan 2010
Financial liabilities at fair value through profit or loss Financial liabilities at fair value through profit or loss are financial liabilities held for trading. A financial liability is classified in this category if incurred principally for the purpose of repurchasing it in the short-term. Financial liabilities at fair value through profit or loss are initially recognised at fair value , where gains or losses are recognised in the consolidated statement of profit/(loss).
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 34 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t.
Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) t.
Financial assets and liabilities (continued)
Kewajiban keuangan (lanjutan)
Financial liabilities (continued)
(ii)
(ii)
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
ACCOUNTING
Financial liabilities carried at amortised cost
Kewajiban keuangan yang tidak dikelompokkan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Selanjutnya, kewajiban keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Kewajiban ini dilaporkan sebagai kewajiban lancar kecuali untuk yang berjatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Kewajiban keuangan ini diklasifikasikan sebagai kewajiban tidak lancar.
Financial liabilities that are not classified as financial liabilities carried at fair value through profit or loss, are initially recognised at fair value, including directly attributable transaction costs. Subsequently, the financial liabilities are carried at amortised cost using the effective interest method. They are included in current liabilities, except for maturities more than 12 months after the end of the reporting period. These are classified as non-current liabilities.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian ketika terjadi pengakhiran, penurunan nilai dan amortisasi.
Gains and losses are recognised in the consolidated statement of profit/(loss) when the financial liabilities are derecognised or impaired, as well as through the amortisation process.
Estimasi nilai wajar
Fair value estimation
Grup menggunakan model-model penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan berkompleksitas rendah. Asumsiasumsi yang digunakan dalam penyusunan model-model penilaian tersebut di atas didasarkan pada data-data yang tersedia secara umum.
The Group uses widely recognised valuation models for determining fair values of nonstandardised financial instruments of lower complexity. The assumption use on determining the above models are based on generally data available.
2010 Borneo Annual Report
129
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 35 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u.
Penurunan nilai dari aset keuangan (i)
Aset yang diukur berdasarkan harga perolehan diamortisasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
u. Impairment of financial assets (i)
Assets carried at amortised cost
Pada setiap tanggal neraca Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa nilai aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau sekelompok aset keuangan yang ada diturunkan nilainya yang menimbulkan kerugian penurunan nilai hanya jika terdapat bukti obyektif tentang adanya satu atau lebih peristiwa merugikan yang dapat diestimasi secara meyakinkan yang terjadi setelah pengakuan awal aset yang bersangkutan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan tersebut yang dapat diestimasi dengan baik.
The Group assesses at the balance sheet date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event“) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Grup untuk menentukan bahwa terdapat bukti obyektif dari suatu penurunan nilai meliputi:
The criteria that the Group uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include:
-
-
significant financial difficulty of the issuer or obligor;
-
a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments;
-
the lenders, for economic or legal reasons relating to the borrower’s financial difficulty, granting to the borrower a concession that the lender would not otherwise consider;
-
it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or other financial reorganisation;
-
the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or
-
-
-
-
130
2.
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit instrumen hutang atau debitur yang bersangkutan; pelanggaran kontrak atau perjanjian, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; pihak pemberi pinjaman, baik dengan alasan ekonomis maupun alasan hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan kepada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; terdapat kemungkinan pihak peminjam menjadi pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; hilangnya pasar jual beli aset keuangan yang bersangkutan akibat kesulitan keuangan; atau
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 36 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u.
Penurunan (lanjutan) (i)
nilai
dari
aset
keuangan
Aset yang diukur berdasarkan harga perolehan diamortisasi (lanjutan) -
adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari sekelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasikan terhadap aset keuangan secara spesifik dalam kelompok aset yang bersangkutan, termasuk: x memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok aset tersebut; dan x kondisi ekonomi yang menunjang terjadinya wanprestasi atas aset dalam kelompok yang dimaksud.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
u. Impairment of financial assets (continued) (i)
Assets carried (continued) -
at
amortised
cost
observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since t he initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including: x x
adverse changes in the payment status of borrowers in the portfolio;and national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan niIai telah timbul, maka jumlah kerugian tersebut dihitung sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai estimasi kini arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) dan didiskonto dengan suku bunga efektif yang digunakan di awal. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi baik melalui penghapusan langsung maupun melalui sistim pencadangan. Jumlah kerugian yang dimaksud diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian.
If there is objective evidence that an impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced either directly or through the use of an allowance account. The amount of the loss is recognised in the consolidated statement of profit/(loss).
Jika di kemudian hari, jumlah kerugian akibat penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah pengakuan penurunan nilai sebelumnya (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, baik secara langsung, atau melalui penyesuaian jumlah cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi harga perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian.
If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognised impairment loss will be reversed either directly or by adjusting an allowance account. The reversal will not result in carrying of the financial asset that exceeds what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised at the date the impairment reversed. The reversal amount will be recognised in the consolidated statement of profit/(loss).
2010 Borneo Annual Report
131
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 37 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u.
Penurunan (lanjutan) (iii)
v.
132
nilai
dari
aset
keuangan
Aset yang tersedia untuk dijual
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) u.
ACCOUNTING
Impairment of financial assets (continued) (ii) Assets classified as available-for-sale
Jika penurunan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual sebelumnya telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti obyektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas dibatalkan dan diakui pada laporan laba-rugi meskipun aset keuangan tersebut masih tetap tercatat. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian merupakan selisih antara harga perolehan dengan nilai wajar saat ini, dikurangi kerugian akibat penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian.
When a decline in the fair value of an available for sale financial asset has been recognised directly in equity and there is objective evidence that the assets are impaired, the cumulative loss that had been recognised in the equity will be reclassified from equity to profit or loss eventhough the financial asset has not been derecognised. The amount of the cumulative loss that is reclassified from equity to consolidated statement of profit/(loss) will be the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognised in the consolidated statement of profit/(loss).
Kerugian akibat penurunan nilai yang diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian atas investasi instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak dipulihkan melalui laporan laba-rugi.
The impairment losses recognised in the consolidated statement of profit/(loss) for an investment in an equity instrument classified as available-for-sale will not be reversed through profit and loss.
Jika di kemudian hari, nilai wajar instrumen hutang yang tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba/(rugi) konsolidasian sebelumnya, maka kerugian penurunan nilai tersebut dipulihkan melalui laporan laba/(rugi) konsolidasian.
If, in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as availablefor-sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognised in the consolidated statement of profit/(loss), the impairment loss is reversed through the separate consolidated statement of profit/(loss).
Hutang usaha
v. Trade payables
Hutang usaha adalah kewajiban pembayaran atas barang atau jasa yang dibeli dari pemasok sehubungan dengan kegiatan usaha Grup. Hutang usaha dikelompokkan sebagai kewajiban lancar apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam satu siklus normal operasi Grup jika lebih dari satu tahun). Jika tidak, hutang usaha tersebut disajikan sebagai kewajiban tidak lancar.
Trade payables are obligations to pay for goods or services that have been acquired in the ordinary course of business from suppliers. Trade payables are classified as current liabilities if payment is due within one year or less (or in the normal operating cycle of the business if longer). If not, they are presented as non-current liabilities.
Hutang usaha pada awalnya diakui dengan nilai wajar dan selanjutnya diukur pada harga perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Trade payables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 38 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) w. Modal saham
x.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
w. Share capital
Saham biasa dikelompokkan sebagai ekuitas.
Ordinary shares are classified as equity.
Biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham baru disajikan sebagai pengurang ekuitas dari jumlah yang diterima.
Incremental costs directly attributable to the issuance of new shares are shown in equity as deduction from the proceeds.
Penggunaan estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum mengharuskan manajemen untuk melakukan estimasi dan membuat asumsi yang dapat mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian, serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian-kejadian saat ini, hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.
x.
Use of estimates The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities as at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results could differ from those estimates.
2010 Borneo Annual Report
133
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 39 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 3.
AKUISISI ANAK PERUSAHAAN Pada 22 Desember 2009, Perusahaan mengakuisisi tambahan 69% kepemilikan saham di AKT seharga Rp 1.107.031 (setara dengan AS$122,5 juta). Akibat dari transaksi tersebut, Perusahaan menjadi pemegang saham 99% di AKT.
3.
ACQUISITION OF SUBSIDIARIES On 22 December 2009, the Company acquired an additional 69% equity interest in AKT for an acquisition price of Rp 1,107,031 (equivalent to US$122.5 million). To this end, the Company controls a 99% equity interest in AKT.
2009 Harga perolehan Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
1,107,031 (15,306)
Properti pertambangan Saldo awal properti pertambangan
1,091,725 544,265
Mining properties Beginning balance of mining properties
Saldo akhir properti pertambangan
1,635,990
Ending balance of mining properties Details of the assets and liabilities arising from the acquisition are as follows:
Rincian aset dan kewajiban yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: Uang muka dan biaya dibayar dimuka Kas dan setara kas Kas di bank yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha Pajak dibayar dimuka Uang jaminan yang dapat dikembalikan Persediaan Aset tetap, bersih Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan Piutang lain-lain Pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa Aset pajak tangguhan, bersih Hutang usaha Pinjaman Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Hutang kepada pihak yang memilki hubungan istimewa Penyisihan imbalan karyawan
40,569 941 19,367 17,100 69,039 56,234 188,982 185,122 1,185,861 577
Advances and prepayments Cash and cash equivalents Restricted cash in banks Trade receivables Prepaid taxes Refundable deposits Inventory Fixed assets, net Deferred exploration and development expenditure Other receivables
12,003 50 (228,485) (1,360,531) (60,164) (101,613)
Loan to related parties Deferred tax assets, net Trade payables Borrowings Accrued expenses Taxes payable
(5,924) (3,822)
Amounts due to related parties Provision for employee benefits
Aset bersih yang diperoleh Kepemilikan yang diperoleh
15,306 99%
Net assets acquired Interest acquired
Aset bersih yang diperoleh Bagian hak minoritas yang diperhitungkan oleh Perusahaan Properti pertambangan Goodwill Kewajiban pajak tangguhan, bersih
15,153 153 1,091,725 272,932 (272,932)
Net assets acquired Minority interest portion accounted for in the Company Mining properties Goodwill Deferred tax liabilities, net
Jumlah harga perolehan
1,107,031
Total purchase consideration
(941)
Cash and cash equivalents received from AKT
Kas dan setara kas yang diperoleh dari AKT Kas di bank yang dibatasi penggunaannya yang diperoleh dari AKT
134
Acquisition cost Fair value of net assets acquired
(19,367)
Harga perolehan melalui pinjaman
(985,129)
Arus kas keluar bersih dari akuisisi anak perusahaan
101,594
Borneo Laporan Tahunan 2010
Restricted cash received from AKT Purchase consideration through borrowing Net cash outflow from acquisition of subsidiary
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 40 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 4.
KAS DAN SETARA KAS Kas: Rupiah
4. 2010
Jumlah kas Bank Rupiah PT Bank Danamon Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT ICB Bumiputera Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
CASH AND CASH EQUIVALENTS 2009
437
355
Cash on hand Rupiah
437
355
Total cash on hand
61,715 4,890 90 30
4,308 101 -
19
-
-
9
Cash in banks: Rupiah PT Bank Danamon Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT ICB Bumiputera Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Commonwealth Bank of Australia
66,744
4,418
Total Rupiah accounts
105,740 29,486 17
9 3,043 -
9
-
-
24
US Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Commonwealth Bank of Australia
Jumlah rekening Dolar AS
135,252
3,076
Total US Dollar accounts
Euro PT Bank CIMB Niaga Tbk.
21,520
-
Euro PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Jumlah rekening Euro
21,520
-
Total Euro accounts
223,516
7,494
Total cash in banks
Commonwealth Bank of Australia Jumlah rekening Rupiah Dolar AS PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Commonwealth Bank of Australia
Jumlah rekening di bank Deposito berjangka: Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT ICB Bumiputera Tbk.
1,304,847 501,167 50,116
144 -
Time deposits: Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT ICB Bumiputera Tbk.
Jumlah deposito berjangka Rupiah
1,856,130
144
Total Rupiah time deposits
Dolar AS PT Bank Danamon Tbk.
-
179
US Dollar PT Bank Danamon Tbk.
Jumlah deposito berjangka Dolar AS
-
179
Total US Dollar time deposits
Jumlah deposito berjangka
-
323
Total time deposits
2,080,083
8,172
Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009, Grup tidak menempatkan kas dan setara kas pada pihak yang memiliki hubungan istimewa.
For the years ended 31 December 2010 and 2009, the Group did not place or maintain its cash and cash equivalents with related parties.
Tingkat suku bunga dari deposito berjangka di atas adalah sebagai berikut:
The interest rates of the above time deposits were as follows:
2010 Rupiah Dolar AS
2009 7% -
4% 0.1%-2.0%
Rupiah US Dollar
2010 Borneo Annual Report
135
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 41 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 5.
KAS DI BANK PENGGUNAANNYA
YANG
Rupiah PT Bank Danamon Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk.
DIBATASI 2010
2009 1,434 21,217
2,017
22,651
18 -
13,988
18
13,988
2,035
36,639
Rupiah PT Bank Danamon Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk.
US Dollar PT Bank Danamon Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Kas di bank yang dibatasi penggunaannya pada PT Bank Danamon Tbk. merupakan escrow accounts yang disisihkan untuk pembayaran cicilan hutang sewa pembiayaan tiga bulanan kepada PT Buana Finance sesuai dengan perjanjian sewa pembiayaan antara BMS dan PT Buana Finance (lihat Catatan 21).
The cash held in PT Bank Danamon Tbk. as referred to above represent escrow money for the payment of three months lease installments to PT Buana Finance in accordance with the terms of BMS’s Lease Agreement with PT Buana Finance (see Note 21).
Kas di bank yang dibatasi penggunaannya pada PT Bank CIMB Niaga Tbk. adalah Debt Service Reserve Account (“DSRA”) yang disisihkan untuk pembayaran cicilan beban bunga dan pokok hutang tiga bulanan yang akan jatuh tempo pada kuartal setelah tanggal neraca sesuai dengan perjanjian kredit dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Pada tanggal 31 Desember 2010, perjanjian pinjaman tersebut telah diakhiri (lihat Catatan 20).
The cash held in PT Bank CIMB Niaga Tbk. comprised the Debt Service Reserve Account (“DSRA”) which was intended to fund AKT’s obligations for three months of interest and succeeding principal due in the quarter following the balance sheet date pursuant to the terms of the loan agreements with PT Bank CIMB Niaga Tbk. At 31 December 2010, the related loan agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk. had been terminated (see Note 20).
Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009, Grup tidak menempatkan kas dan setara kas di bank yang dibatasi penggunaannya pada pihak yang memiliki hubungan istimewa.
For the years ended 31 December 2010 and 2009, the Group did not place or maintain its restricted cash in banks with its related parties.
ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
6.
2010
AVAILABLE FOR SALE FINANCIAL ASSETS
2009
Obligasi PT Bank CIMB Niaga Tbk.
150,000
-
PT Bank CIMB Niaga Tbk. bonds
Jumlah
150,000
-
Total
Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan membeli obligasi Rupiah yang diterbitkan oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk. sebesar Rp 125.000 dengan tingkat bunga 10,85% per tahun, dan bertanggal jatuh tempo tanggal 23 Desember 2020.
136
RESTRICTED CASH IN BANKS
2,017 -
Dolar AS PT Bank Danamon Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk.
6.
5.
Borneo Laporan Tahunan 2010
On 23 December 2010, the Company acquired Rupiah bonds issued by PT Bank CIMB Niaga Tbk. amounting to Rp 125,000 with an interest coupon of 10.85% p.a. The bonds bear maturity date of 23 December 2020.
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 42 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 6.
7.
ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL (lanjutan)
6.
Pada tanggal 8 Desember 2010, AKT membeli obligasi Rupiah yang diterbitkan PT Bank CIMB Niaga Tbk. sejumlah Rp 25.000 dengan tingkat bunga 11,30% per tahun, dan bertanggal jatuh tempo 8 Juli 2017.
On 8 December 2010, AKT acquired Rupiah bonds issued by PT Bank CIMB Niaga Tbk. amounting to Rp 25,000 with an interest coupon of 11.30% p.a. The bonds bear maturity date of 8 July 2017.
Manajemen berniat untuk menjual obligasi-obligasi tersebut di atas pada saat yang dipandang tepat.
It is the intention of the management to sell the bonds at considered appropriate time.
PIUTANG USAHA Pihak ketiga: Glencore International AG (AS$48.634.130)
7. 2010 437,269
2009
437,269
17,100
437,269
17,100
2010
2009
437,269
Manajemen berpendapat bahwa piutang usaha dapat tertagih seluruhnya sehingga tidak perlu melakukan penyisihan untuk penurunan nilai. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
17,100
US Dollar
Management believes that the trade receivables are fully collectible, and does not therefore provide for any allowance. 8.
2010 Uang muka kepada pemasok Biaya dibayar dimuka Lain-lain
0 – 30 days
Details of trade receivables by currency were as follows:
Rincian piutang usaha berdasarkan jenis mata uang adalah sebagai berikut:
Dolar AS
17,100
Third parties: Glencore International AG (US$48,634,130)
The aging analysis of trade receivables was as follows:
2010 0 – 30 hari
TRADE RECEIVABLES 2009
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
8.
AVAILABLE FOR SALE FINANCIAL ASSETS (continued)
ADVANCES AND PREPAYMENTS 2009
357,949 4,836 2,852
39,008 1,693 28
365,637
40,729
Advance to suppliers Prepayments Other
Uang muka kepada pemasok merupakan pembayaran uang muka untuk pembelian peralatan pertambangan, bahan bakar minyak; dan pembayaran mobilisasi, sewa, pembangunan infrastruktur, jasa pengeboran dan kegiatan operasional lainnya.
Advances to suppliers represent advanced payments for acquisitions of equipment, fuel; and expenditures for mobilisation, rentals, infrastructure construction, drilling services and operational activities.
Biaya dibayar dimuka merupakan sewa ruang kantor dan premi asuransi.
Prepayments represent prepaid office rental and insurance.
2010 Borneo Annual Report
137
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 43 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 9.
PERSEDIAAN
9. 2010
Persediaan batubara Suku cadang dan material Bahan bakar Bahan peledak
2009
390,540 19,358 15,180 1,910
176,475 3,662 3,641 759
426,988
184,537
Coal inventory Spare parts and materials Fuel Explosives
Manajemen berpendapat bahwa semua persediaan pada tanggal neraca dapat digunakan atau dijual dan dalam kondisi baik, sehingga tidak diperlukan penyisihan untuk persediaan usang.
Management is of the opinion that the inventory could be either used or sold and was in good condition and, as a result, a provision for write down is not considered necessary.
Pada tanggal 31 Desember 2010, persediaan tidak diasuransikan karena manajemen Grup berpendapat bahwa biaya dan premi asuransi yang berlaku tidak sepadan dengan manfaat yang dapat diperoleh. Manajemen Grup menyadari risiko yang dapat timbul akibat tidak adanya asuransi yang bersangkutan.
As at 31 December 2010, inventory was not insured as the Group’s management believes that the cost did not commensurate with the benefit thereof. The Group’s management is aware of the risks associated with the non insurance.
10. UANG JAMINAN
10. REFUNDABLE DEPOSITS 2010
Pihak ketiga: PT Artha Contractors PT Prima Traktor Indonusa PT Trakindo Utama PT Neo Bisnis Niaga Lain-lain
138
INVENTORIES
2009
32,458 26,484 3,689 609
27,689 3,856 24,551 138
63,240
56,234
Third parties: PT Artha Contractors PT Prima Traktor Indonusa PT Trakindo Utama PT Neo Bisnis Niaga Other
Uang jaminan merupakan pembayaran uang jaminan kepada kontraktor-kontraktor dan pemasok-pemasok, yang akan diterima kembali oleh Grup secara penuh pada saat kontrak dengan kontraktor-kontraktor dan pemasok-pemasok yang bersangkutan tersebut berakhir.
Refundable deposits represent cash deposits paid to respective contractors and suppliers, and are fully refundable at respective contract expiry.
Manajemen Grup berpendapat bahwa uang jaminan tersebut seluruhnya akan diterima kembali sehingga tidak melakukan penyisihan untuk penghapusan.
Management believes that the refundable deposits would be fully refundable, and does not therefore provide for any allowance.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 44 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 11. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN YANG DITANGGUHKAN
11. DEFERRED EXPLORATION AND DEVELOPMENT EXPENDITURE
2010
2009
Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan sehubungan dengan area yang telah mencapai tahap produksi komersial – Blok Kohong: Nilai tercatat – saldo awal Penambahan Dikurangi: Akumulasi amortisasi Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Nilai tercatat – saldo akhir
1,170,572 -
959,074 211,498
1,170,572
1,170,572
1,158,871
Less: Accumulated amortisation Exchange difference from financial statement translation Carrying amount ending balance
-
959,074 -
Deferred exploration and development expenditure incurred for areas of interest which as at balance sheet date have not reached the stage of commercial production: Carrying amount - beginning balance: Kohong block Telakon block -
-
211,498 -
-
(1,170,572)
(43,684) (51,366) 1,075,522
(11,701) -
Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan sehubungan dengan area yang belum mencapai tahap produksi secara komersial: Nilai tercatat – saldo awal - Blok Kohong - Blok Telakon Penambahan: - Blok Kohong - Blok Telakon Area yang telah mencapai tahap produksi secara komersial: - Blok Kohong Nilai tercatat – saldo akhir - Blok Kohong - Blok Telakon
Deferred exploration and development expenditure related to commercially producing areas – Kohong Block: Carrying amount – beginning balance Addition
-
-
-
-
1,075,522
1,158,871
Addition: Kohong block Telakon block Entered into commercial production: Kohong block Carrying amount ending balance: Kohong block Telakon block -
Selama tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010, beban amortisasi sejumlah Rp 31.983 (2009: Rp 11.701) dibebankan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian.
During the year ended 31 December 2010, amortisation amounting to Rp 31,983 (2009: Rp 11,701) was charged to the consolidated statement of profit/(loss).
Tidak terdapat kapitalisasi biaya pinjaman selama tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010. Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 1.782.
There was no capitalisation of borrowing costs into deferred exploration and development expenditure during the year ended 31 December 2010. Borrowing costs capitalised into deferred exploration and development expenditures for the year ended 31 December 2009 was Rp 1,782.
2010 Borneo Annual Report
139
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 45 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 12. ASET TETAP
12. FIXED ASSETS 31 Desember/December 2010
Saldo 1 Januari 2010/ Balance at 1 January 2010
Penambahan/ Additions
Transfer/ Transfers
Pengurangan/ Disposals
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan/ Exchange difference from financial statement translation
Saldo 31 Desember 2010/ Balance at 31 December 2010
Harga perolehan Kepemilikan langsung: Infrastruktur Peralatan komunikasi Komputer Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Alat berat Gedung
Aset sewa pembiayaan: Alat berat Kendaraan Aset dalam penyelesaian
Cost 159,410
21,127
75,334
-
(6,936)
248,935
385 1,268
139 150
507 1,363
559 176 790,140 3,745
-
(17) (55)
1,505 757 638,299 46,657
-
-
(65) (32) (1,878) (1)
1,999 901 1,426,561 50,401
848,281
816,036
75,334
-
(8,984)
1,730,667
35,315 8,310
42,577 8,504
-
5,046
242,741
(75,334)
896,952
1,109,858
-
-
69 -
77,961 16,814
(2,288)
(121)
170,044
(2,288)
(9,036)
1,995,486
Peralatan komunikasi Komputer Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Alat berat Gedung
Aset sewa pembiayaan: Alat berat Kendaraan
Nilai buku bersih
140
Assets under finance leases: Heavy equipment Vehicles Construction in progress
Accumulated depreciation
Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung: Infrastruktur
Direct ownership: Infrastructure Communication equipment Computers Office furniture and equipment Motor vehicles Heavy equipment Buildings
(9,963)
(13,218)
-
-
433
(22,748)
(262) (973) (1,411)
(72) (276) (84)
-
-
11 42 62
(323) (1,207) (1,433)
(651) (142,371) (9,721)
(131) (231,587) (7,035)
-
-
28 474 -
(754) (373,484) (16,756)
(165,352)
(252,403)
-
-
1,050
(416,705)
(1,629) (2,095)
(14,783) (6,092)
-
-
(169,076)
(273,278)
-
-
727,876
Borneo Laporan Tahunan 2010
(2) 1,048
(16,414) (8,187)
Direct ownership: Infrastructure Communication equipment Computers Office furniture and equipment Vehicles Heavy equipment Buildings
Assets under finance leases: Heavy equipment Vehicles
(441,306) 1,554,180
Net book value
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 46 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 12. ASET TETAP (lanjutan)
12. FIXED ASSETS (continued) 31 Desember/December 2009
Saldo 1 Januari 2009/ Balance at 1 January 2009
Penambahan/ Additions
Transfer/ Transfers
Pengurangan/ Disposals
Selisih kurs atas penjabaran laporan Keuangan/ Exchange difference from financial statement translation
Saldo 31 Desember 2009/ Balance at 31 December 2009
Harga perolehan
Cost
Kepemilikan langsung: Infrastruktur Peralatan komunikasi Komputer Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Alat berat Gedung
-
161,140
-
-
(1,730)
159,410
449 1,477
-
-
-
(64) (209)
385 1,268
1,753 881 295,044 49,504
349,963 2,049
-
(4,896)
(248) (124) (6,708) -
1,505 757 638,299 46,657
349,108
513,152
-
(4,896)
(9,083)
848,281
Aset sewa pembiayaan: Alat berat Kendaraan Aset dalam penyelesaian
-
35,315 8,310
-
-
-
35,315 8,310
2,288
2,788
-
-
(30)
5,046
351,396
559,565
-
(9,113)
896,952
(4,896)
Kepemilikan langsung: Infrastruktur
-
(11,021)
-
-
1,058
(9,963)
(196) (693)
(103) (494)
-
-
37 214
(262) (973)
(972) (563) (24,035) (1,034)
(638) (186) (119,513) (9,680)
-
993
199 98 1,177 -
(1,411) (651) (142,371) (9,721)
(27,493)
(141,635)
-
993
2,783
(165,352)
-
(1,629) (2,095)
-
-
-
(1,629) (2,095)
(27,493)
(145,359)
-
993
2,783
(169,076)
Aset sewa pembiayaan: Alat berat Kendaraan
Nilai buku bersih
Assets under finance leases: Heavy equipment Vehicles Construction in progress
Accumulated depreciation
Akumulasi penyusutan
Peralatan komunikasi Komputer Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Alat berat Gedung
Direct ownership: Infrastructure Communications equipment Computers Office furniture and equipment Motor vehicles Heavy equipment Buildings
727,876
323,903
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Beban umum dan administrasi
Assets under finance leases: Heavy equipment Vehicles
Net book value
Depreciation expenses were allocated as follows:
2010 Beban pokok penjualan Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan
Direct ownership: Infrastructure Communications equipment Computers Office furniture and equipment Vehicles Heavy equipment Buildings
2009
272,715
16,261
-
128,762
563
336
273,278
145,359
Cost of goods sold Deferred exploration and development expenditure General and administrative expenses
2010 Borneo Annual Report
141
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 47 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 12. ASET TETAP (lanjutan)
12. FIXED ASSETS (continued)
Perhitungan kerugian atas pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut:
The calculation of losses on disposals of fixed assets was as follows:
2010
2009
Harga perolehan Akumulasi penyusutan
2,288 -
4,896 (993)
Acquisition costs Accumulated depreciation
Nilai buku aset tetap Penerimaan dari pelepasan aset tetap
2,288
3,903
(2,288)
-
Carrying value of fixed assets Proceeds from disposal of fixed assets Loss on disposals of fixed assets
Kerugian atas pelepasan aset tetap
-
Aset dalam penyelesaian merupakan proyek yang masih dalam tahap konstruksi pada tanggal neraca, dengan rincian sebagai berikut:
3,903
Construction in progress as at balance sheet date represents projects which were still under construction at the balance sheet date. Persentase Penyelesaian/ % of completion
2010 Tempat tinggal dan prasarana / Mine camp Sarana pemrosesan / Coal handling and processing plant Pelabuhan / Port Penyimpanan bahan bakar dan peledak/ Fuel tank and explosives magazine Jalan angkut di area tambang / Hauling road
60,180
84%
Juni/June 2011
29,776 29,051
50% 69%
Mei/May 2011 Juni/June 2011
28,155 22,882
35% 84%
Juni/June 2011 Juni/June 2011
170,044 2009 Conveyor barge loader Trammels
Estimasi penyelesaian/ Estimated completion date
2,758 2,288
Persentase Penyelesaian/ % of completion 50% 50%
Estimasi penyelesaian/ Estimated completion date 31 Mei/May 2010 31 Mei/May 2010
5,046
142
Semua aset tetap di atas dimiliki Grup secara legal dan memiliki bukti kepemilikan yang sah.
All assets are owned by the Group legally and supported by sufficient evidence of ownership.
Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh aset tetap Grup telah diasuransikan atas property all risks, kerusakan mesin, gangguan usaha, kerusakan yang material, kewajiban umum komprehensif, kewajiban operasi terminal, dan kerusakan atas peralatan dan kendaraan sampai dengan Rp 932.000. Manajemen berpendapat bahwa aset tetap pada tanggal 31 Desember 2010 telah diasuransikan secara memadai.
At 31 December 2010, the Group’s fixed assets were insured for property all risks, machinery breakdown, business interruption, material damage and terminal operations liability for an amount of Rp 932,000. Management believes that fixed assets as at 31 December 2010 were adequately insured.
Aset sewa pembiayaan dijaminkan untuk hutang sewa pembiayaan yang bersangkutan (lihat Catatan 21).
Fixed assets under finance leases have been pledged as collateral of the respective lease (see Note 21).
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 48 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 13. PROPERTI PERTAMBANGAN
13. MINING PROPERTIES 2010
2009
Harga perolehan Saldo awal Akuisisi
1,635,990 -
544,265 1,091,725
Acquisition costs Beginning balance Acquisition
Saldo akhir
1,635,990
1,635,990
Ending balance
Akumulasi amortisasi Saldo awal Penambahan
(13,633) (54,533)
(13,633)
Accumulated amortisation Beginning balance Addition
Saldo akhir
(68,166)
(13,633)
Ending balance
Nilai buku
1,567,824
1,622,357
Book value
Properti pertambangan merupakan saldo yang timbul karena akuisisi AKT (lihat Catatan 3).
Mining properties represent the balance arising from the acquisition of AKT by the Company (see Note 3).
Amortisasi properti pertambangan yang dibebankan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 berjumlah Rp 54.533 (2009: Rp 13.633).
Amortisation on mining properties charged to the consolidated statement of profit/(loss) for the year ended 31 December 2010 was to Rp 54,533 (2009: Rp 13,633).
14. GOODWILL
14. GOODWILL 2010
2009
Harga perolehan Saldo awal Akuisisi
409,264 -
136,332 272,932
Acquisition costs Beginning balance Acquisition
Saldo akhir
409,264
409,264
Ending balance
Akumulasi amortisasi Saldo awal Penambahan
(34,030) (20,450)
(6,970) (27,060)
Accumulated amortisation Beginning balance Addition
Saldo akhir
(54,480)
(34,030)
Ending balance
Nilai buku
354,784
375,234
Book value
Saldo goodwill berasal dari akuisisi atas saham AKT (lihat Catatan 3).
Goodwill arises from the acquisition of AKT by the Company (see Note 3).
Amortisasi yang dibebankan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 berjumlah Rp 20.450 (2009: Rp 27.060).
Amortisation on goodwill charged to the consolidated statement of profit/(loss) for the year ended 31 December 2010 was Rp 20,450 (2009: Rp 27,060).
2010 Borneo Annual Report
143
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 49 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 15. MODAL SAHAM
15. SHARE CAPITAL
Pemegang saham Perusahaan, jumlah kepemilikan saham dan hal lain yang terkait pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:
Pemegang saham/Shareholders
The shareholders of the Company and their related ownership at the balance sheet dates were as follows: 31 Desember/December 2010 Jumlah Persentase Jumlah lembar saham/ kepemilikan/ (nilai penuh)/ Number of Percentage of Amount shares issued ownership (full amount)
PT Republik Energi & Metal PT Muara Kencana Abadi Masyarakat/ Public
Pemegang saham/Shareholders
75.0013% 0.0001% 24.9986%
1,326,998,750,000 1,250,000 442,300,000,000
17,693,000,000
100%
1,769,300,000,000
31 Desember/December 2009 Jumlah Persentase Jumlah lembar saham/ kepemilikan/ (nilai penuh)/ Number of Percentage of Amount shares issued ownership (full amount)
PT Republik Energi PT Muara Kencana Abadi
144
13,269,987,500 12,500 4,423,000,000
12,699,875 125
99.9999% 0.0001%
126,998,750,000 1,250,000
12,700,000
100%
127,000,000,000
Berdasarkan Resolusi Pemegang Saham (”Resolusi”) tanggal 23 Desember 2009, Perusahaan menerbitkan 200.000 saham baru yang disetor melalui konversi pinjaman Perusahaan dari PT Republik Energi & Metal sebesar Rp 100.000. Penerbitan saham baru ini mengakibatkan modal saham Perusahaan meningkat sebesar Rp 2.000 dan tambahan modal disetor sebesar Rp 98.000 (lihat Catatan 16 dan 28c). Resolusi tersebut selanjutnya dimuat dalam Akta Notaris Putut Mahendra, S.H. No. 25 tertanggal 29 Juni 2010 dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Keputusan No. AHU-AH.01.10-19289. TH.2010 pada tanggal 29 Juli 2010.
Pursuant to the Circular Resolution of the Shareholders (“Resolution”) dated 23 December 2009, the Company issued 200,000 new shares via the conversion of loan owed to PT Republik Energi & Metal of Rp 100,000. To this end, the share capital of the Company increased by Rp 2,000 and additional paid in capital also increased by Rp 98,000 (see Note 16 and 28c). The Resolution was notaris ed by Notary Putut Mahendra, S.H. in Notarial Deed No. 25 dated 29 June 2010 and was approved by the Minister of Law and Human Rights via Decree No. AHU-AH.01.10-19289. TH.2010 dated 29 July 2010.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perusahaan No. 28 tanggal 25 Agustus 2010 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk: 1. Meningkatkan modal dasar Perusahaan dari yang semula Rp 500 miliar menjadi Rp 5.308 miliar; 2. Mengubah nilai nominal saham Perusahaan dari yang semula Rp 10.000 (nilai penuh) per saham menjadi sebesar Rp 100 (nilai penuh) per saham; dan 3. Konversi pinjaman dari PT Republik Energi & Metal sebesar Rp 1.200 miliar menjadi modal Perusahaan dengan nilai konversi Rp 100 (nilai penuh) per saham melalui penerbitan saham baru sebanyak 12.000.000.000 lembar.
Based on Deed of Shareholders Resolution No. 28 dated 25 August 2010 notarised by Fathiah Helmi, S.H., the Company’s shareholders agreed to:
Borneo Laporan Tahunan 2010
1.
Increase the Company’s paid up capital from Rp 500 billion to Rp 5,308 billion;
2.
Amend the share’s par value from Rp 10,000 (full amount) per share to Rp 100 (full amount) per share; and
3.
A conversion of loan owed to PT Republik Energi & Metal into the Company’s equity amounting to Rp 1,200 billion with a conversion value of Rp 100 (full amount) per share and the issuance of 12,000,000,000 new shares.
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 50 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 15. MODAL SAHAM (lanjutan) Akta tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-43248.AH.01.02. tertanggal 2 September 2010, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan No. AHU0066035.AH.01.09. tertanggal 2 September 2010.
15. SHARE CAPITAL (continued) . This deed was approved by the Minister of Law and Human Rights via Decree No. AHU43248.AH.01.02. dated 2 September 2010, and was registered on the Company’s register No. AHU006 6035.AH.01.09. dated 2 September 2010.
Pada tanggal 26 November 2010, 4.423.000.000 saham Perusahaan berhasil dicatat pada Bursa Efek Indonesia bersamaan dengan pencatatan 13.270.000.000 saham pendiri, sehingga jumlah seluruh saham yang dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia berjumlah 17.693.000.000 lembar yang merupakan jumlah keseluruhan saham Perusahaan yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
On 26 November 2010, the Company shares of 4,423,000,000 were successfully listed on the Indonesia Stock Exchange in conjuction with the listing of related founder’s shares of 13,270,000,000. As a result, the total number of Company shares listed on the Indonesia Stock Exchange is 17,693,000,000 which represent all of the issued and fully paid up share capital of the Company.
Pada tanggal 31 Desember 2010 tidak ada komisaris maupun direksi Perusahaan yang memiliki saham Perusahaan.
At 31 December 2010, no Company shares were owned by the Company’s commissioners and directors.
Pada tanggal 31 Desember 2010 tidak ada kepemilikan saham oleh masyarakat yang masingmasing sebesar 5% atau lebih.
At 31 December 2010, there was no public shareholder held 5% or greater of the Company shares by each of them.
16. TAMBAHAN MODAL DISETOR
16. ADDITIONAL PAID IN CAPITAL 2010
2009
Selisih antara pembayaran yang diterima dengan nilai nominal saham Biaya emisi saham
4,830,610 (185,964)
98,000 -
Excess of proceeds over par value Share issuance costs
Tambahan Modal Disetor
4,644,646
98,000
Additional Paid-in Capital
Biaya emisi saham merupakan biaya-biaya yang berkaitan langsung dengan penerbitan saham baru Perusahaan yang dilakukan melalui Penawaran Umum Saham Perdana Perusahaan (lihat Catatan 1b.)
Share issuance costs represent costs directly attributable to the issuance of new shares of the Company in respect of the Initial Public Offering of the Company shares (see Note 1b).
Berdasarkan korespondensi Perusahaan dengan Bapepam-LK sehubungan dengan perubahan penggunaan dana Penawaran Umum Saham Perdana Perusahaan, Perusahaan melaporkan adanya perubahan jumlah biaya emisi saham. Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. X.K.4, perubahan penggunaan dana harus disetujui oleh pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Rapat Umum Pemegang Saham untuk kepentingan ini belum dilaksanakan.
Based on the correspondence between the Company and Bapepam-LK regarding changes in utilisation of proceeds from the Initial Public Offering of the Company shares, the Company reported changes in the amount of the share issuance costs. Pursuant to Bapepam-LK Regulation No. X.K.4, any change in utilisation of proceeds is subject to shareholder’s approval at a General Meeting of Shareholders. As at the date of these consolidated financial statements, such meeting has not been held.
2010 Borneo Annual Report
145
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 51 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 17. CADANGAN UMUM
17. GENERAL RESERVE
Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 1/1995, sebagaimana diubah terakhir kalinya dengan Undang-Undang No. 40/2007, mewajibkan perseroan terbatas membentuk cadangan umum dari laba bersih sejumlah minimum 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Tidak ada batasan waktu yang diberlakukan untuk pembentukan cadangan yang dimaksud. Besarnya cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Grup belum membentuk cadangan tersebut. 18. HUTANG USAHA
Law of the Republic of Indonesia No. 1/1995 regarding Limited Liability Company, as last amended by Law No. 40/2007, requires the maintenance of a general reserve from net profit amounting to at least 20% of a company’s issued and paid up capital. There is however no deadline imposed thereon. Reserve is determined by the General Meeting of Shareholders. As at 31 December 2010, the Group has not yet provided for the reserve.
18. TRADE PAYABLES 2010
Pihak ketiga: Dolar AS Rupiah
2009
225,621 94,389
208,839 83,524
320,010
292,363
Hutang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa.
Trade payables are given rise by the purchases of supplies and services.
Analisis umur hutang usaha adalah sebagai berikut:
The aging analysis of trade payables is as follows:
2010 Lancar 31 – 60 hari 61 – 90 hari > 90 hari
2009
86,713 82,851 135,401 15,045
22,382 11,438 206,834 51,709
320,010
292,363
19. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Royalti Bahan bakar Sewa peralatan Pembelian peralatan Denda pajak Komisi penjualan Beban pengangkutan Jasa katering Bunga Pajak Bumi dan Bangunan Lain - lain
Borneo Laporan Tahunan 2010
Current 31 – 60 days 60 – 90 days > 90 days
19. ACCRUED EXPENSES 2010
146
Third parties: US Dollar Rupiah
2009
91,268 85,834 81,640 69,375 45,980 21,821 15,691 5,194 2,657 2,319 8,385
14,075 21,964 30,473 20,744 6,374
430,164
93,630
Royalty Fuel Equipment rental Equipment purchases Tax penalties Sales commission Freight Catering services Interest Land and building tax Other
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 52 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 20. PINJAMAN
20. BORROWINGS
a. Pinjaman
a.
2009
2010 Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk. (“CIMB Niaga”) PT Sinarmas Sekuritas (“Sinarmas”) – Surat Promes Dikurangi: Bagian diskonto yang belum diamortisasi
Dolar AS CIMB Niaga, setelah dikurangi biaya keuangan yang belum diamortisasi sebesar Nihil pada 2010 dan Rp 5.883 pada 2009 Raiffeisen Zentralbank Osterreich Ag (“RZB Bank”), cabang Singapura Dikurangi: bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang
Borrowings
-
437,334
-
600,000
Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk. (”CIMB Niaga”) PT Sinarmas Sekuritas (“Sinarmas”) – Promissory Note
-
(97,875)
Less: Unamortised discount
-
502,125 US Dollar CIMB Niaga, net off unamortised financing costs of Nil at 2010 and Rp 5,883 at 2009 Raiffeisen Zentralbank Osterreich Ag (“RZB Bank”), Singapore branch
224,775
344,058
-
761,400
224,775
2,044,917
(44,056)
(735,452)
Less: current portion
180,719
1,309,465
Borrowings, net of current portion
Sinarmas
Sinarmas
Pada tanggal 17 Desember 2009, Perusahaan, Sinarmas dan PT Republik Energi & Metal (pemegang saham utama Perusahaan) sepakat mengadakan perjanjian pembelian surat promes dimana Perusahaan menerbitkan sebuah Senior Secured Promissory Note (“Note”) dengan nilai nominal Rp 600.000. Note tersebut dibeli Sinarmas pada tingkat harga Rp 500.000. Note akan jatuh tempo 12 bulan dari tanggal Note dengan tingkat suku bunga 20% per tahun namun yang dapat diubah dari waktu ke waktu. Bunga terhutang pada tanggal jatuh tempo Note.
On 17 December 2009, the Company, Sinarmas and PT Republik Energi & Metal (the principal shareholder of the Company) entered into a note subscription agreement pursuant to which the Company issued a Senior Secured Promissory Note (the “Note”) at an aggregate nominal value of Rp 600,000. The Note was subscribed to by Sinarmas at a purchase price of Rp 500,000. The maturity date was 12 months from the date of the Note. The Note bears interest at 20% p.a, but this is subject to rate revisions from time to time. Interest is payable on Note maturity.
Note ini dijamin oleh: - Jaminan perusahaan PT Republik Energi & Metal; - 24% saham AKT yang dimiliki Perusahaan;
The collateral for the Note comprise: Corporate guarantee of PT Republik Energi & Metal; 24% share ownership of the Company in AKT; - Other collateral provided by the Company’s related parties.
- Jaminan-jaminan lainnya dari pihak-pihak yang terafiliasi.
2010 Borneo Annual Report
147
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 53 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 20. PINJAMAN (lanjutan) a. Pinjaman (lanjutan)
20. BORROWINGS (continued) a.
Borrowings (continued)
Sinarmas (lanjutan)
Sinarmas (continued)
Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan telah melunasi Note tersebut beserta bunga yang terhutang.
As at 17 December 2010, the Company fully redeemed the Note and settled the applicate interest.
CIMB Niaga
CIMB Niaga
(i)
(i)
Perjanjian Fasilitas Kredit - AKT dan BMS
Loan Agreement - AKT and BMS
AKT dan BMS mengadakan perjanjian fasilitas kredit dengan CIMB Niaga berdasarkan perjanjian kredit tanggal 19 Maret 2009 sebagaimana terakhir kalinya diubah dengan perjanjian tertanggal 18 Agustus 2010. Berdasarkan perjanjian ini, CIMB Niaga menyediakan fasilitas kredit sebesar AS$25.500.000 dan Rp 299.574 untuk AKT dan AS$12.000.000 dan Rp 140.976 untuk BMS. Pinjaman ini jatuh tempo pada 31 Desember 2012. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 7,25% per tahun untuk saldo dalam Dolar AS, dan 11,25% per tahun untuk saldo dalam Rupiah, dan dapat disesuaikan dari waktu. Bunga pinjaman terhutang secara bulanan.
AKT and BMS entered into a loan agreement with CIMB Niaga on 19 March 2009 as last amended by an agreement dated 18 August 2010. Based on this agreement, CIMB Niaga agreed to provide loan facilities of US$25,500,000 and Rp 299,574 to AKT and US$12,000,000 and Rp 140,976 to BMS. The maturity date is 31 December 2012. These loans bear interest of 7.25% and 11.25% per annum for loans denominated in US Dollar and Rupiah, respectively, but are subject to rate revisions from time to time. Interest is payable monthly.
Fasilitas ini dijaminkan dengan jaminanjaminan sebagai berikut: - Jaminan perusahaan dari Perusahaan dan PT Republik Energi & Metal;
The collateral for the loans comprised,:
-
-
-
148
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
99,99% saham BMS yang dimiliki Perusahaan dan 0,01% saham BMS yang dimiliki PT Republik Energi & Metal; 76% saham AKT yang dimiliki Perusahaan; Piutang AKT dan BMS dengan nilai pertanggungan sampai AS$104.000.000; Persediaan AKT dan BMS dengan nilai pertanggungan sampai AS$104.000.000; Aset tetap AKT dan BMS dengan nilai pertanggungan sampai AS$104.000.000; Klaim asuransi AKT dan BMS dengan nilai pertanggungan sampai AS$104.000.000;
Borneo Laporan Tahunan 2010
-
-
Corporate guarantees from the Company and PT Republik Energi & Metal; 99.99% share ownership of the Company and 0.01% ownership of PT Republik Energi & Metal in BMS; 76% share ownership of the Company in AKT; Receivables of AKT and BMS of up to US$104,000,000;
-
Inventory of AKT and BMS of up to US$104,000,000;
-
Fixed assets of AKT and BMS of up to US$104,000,000;
-
Insurance claims of AKT and BMS of up to US$104,000,000;
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 54 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 20. PINJAMAN (lanjutan) a. Pinjaman (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 20. BORROWINGS (continued) a.
Borrowings (continued)
CIMB Niaga (lanjutan)
CIMB Niaga (continued)
(i)
(i)
Perjanjian Fasilitas Kredit - AKT dan BMS (lanjutan)
Loan Agreement (continued)
-
Akun Debt Service Reserve Account (“DSRA”); dan
-
-
Jaminan-jaminan lainnya dari pihakpihak yang terafiliasi.
-
Pada tanggal 8 Desember 2010, BMS dan AKT melunasi sisa pinjaman kredit dan segala kewajiban yang berhubungan dengan fasilitas kredit ini, dan mengakhiri perjanjian yang dimaksud. (ii) Perjanjian Fasilitas Kredit Ekspor - AKT
-
AKT
and
BMS
AKT and BMS rights over the Debt Service Reserve Account (“DSRA”); and Other collateral provided by AKT and BMS related parties.
On 8 December 2010, BMS and AKT fully repaid the outstanding loan, settled all obligations related thereto, and terminated the agreement accordingly. (ii)
Export Facility Agreement - AKT
Pada tanggal 15 Januari 2010, AKT menandatangani perjanjian fasilitas kredit ekspor dengan CIMB Niaga. Berdasarkan perjanjian ini CIMB Niaga memberikan fasilitas kredit ekspor hingga senilai AS$20.000.000 kepada AKT. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 9,75% per tahun, yang dapat disesuaikan dari waktu ke waktu dan jatuh tempo pada tanggal 15 Januari 2011. Bunga terhutang secara bulanan.
On 15 January 2010, AKT signed an export facility agreement with CIMB Niaga. Based on this agreement, CIMB Niaga agreed to provide credit export facilities of up to US$20,000,000 to AKT. The loan bears interest of 9.75% p.a, but is subject to rate revisions from time to time, and shall mature on 15 January 2011. Interest is payable on a monthly basis.
Jaminan untuk fasilitas kredit ekspor tersebut di atas adalah sebagai berikut:
The collateral for the loans comprised:
-
Jaminan perusahaan dari PT Republik Energi & Metal dan Perusahaan;
-
-
Piutang AKT sampai dengan nilai AS$10.000.000; Persediaan AKT sampai dengan nilai AS$10.000.000; dan Jaminan – jaminan lainnya dari pihakpihak yang terafiliasi.
-
-
Pada tanggal 22 Desember 2010, AKT melunasi pinjaman tersebut dan segala kewajiban yang berhubungan dengan fasilitas kredit ini, dan mengakhiri perjanjian yang dimaksud.
-
Corporate guarantees of the Company and PT Republik Energi & Metal; AKT receivables of up to US$10,000,000; AKT inventory of up to US$10,000,000; and Other collateral provided by AKT’s related parties.
On 22 December 2010, AKT fully repaid the outstanding loan and settled all obligations related thereto, and terminated the agreement accordingly.
2010 Borneo Annual Report
149
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 55 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 20. PINJAMAN (lanjutan) a.
150
Pinjaman (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 20. BORROWINGS (continued) a.
Borrowings (continued)
CIMB Niaga (lanjutan)
CIMB Niaga (continued)
(iii) Perjanjian Fasilitas Pinjaman Investasi - BMS
(iii) Investment Loan Agreement - BMS
Pada tanggal 26 Mei 2010, BMS menandatangani perjanjian pinjaman investasi dengan CIMB Niaga. Berdasarkan perjanjian ini, CIMB Niaga menyediakan fasilitas pinjaman kepada BMS sebesar AS$42.000.000 untuk membiayai pembelian alat berat tambahan oleh BMS dengan tingkat suku bunga sebesar 7,75% per tahun. Bunga terhutang setiap bulan. Fasilitas kredit ini bertenor 42 bulan terhitung sejak tanggal perjanjian yang bersangkutan.
On 26 May 2010, BMS executed an investment loan agreement with CIMB Niaga. Pursuant thereto, CIMB Niaga agreed to provide a facility up to US$42,000,000 to finance the acquisition of additional heavy equipment by BMS. The loan bears interest of 7.75% per annum. Interest is payable on a monthly basis. The maturity date is 42 months from the date of the loan agreement.
Pada tanggal 12 Agustus 2010, BMS dan CIMB Niaga menandatangani Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali Pinjaman Kredit 26 Mei 2010 tersebut di atas yang mengubah tingkat suku bunga kredit menjadi dua bagian yaitu 7,75% untuk fasilitas pinjaman hingga AS$17.000.000, dan LIBOR enam bulanan ditambah 4% untuk sisa fasilitas pinjaman sebesar AS$25.000.000.
On 12 August 2010, BMS and CIMB Niaga signed an Addendum to and Restatement of the Investment Loan Agreement dated 26 May 2010 refer to above to split the interest rate applied for the loan facility, i.e. 7.75% interest rate applied for the loan facility up to US$17,000,000 and for the remaining facility of US$25,000,000, interest rate at 6-month LIBOR plus 4% was applied.
Jaminan untuk fasilitas kredit ini adalah jaminan dari Perusahaan dan PT Republik Energi & Metal, serta jaminan yang diberikan oleh pihak-pihak yang terafiliasi.
The collateral for the loan consist of corporate guarantees of the Company and PT Republik Energi & Metal, and other collateral provided by BMS’ related parties.
BMS tidak diperbolehkan untuk membayarkan dividen, menjual, transfer atau melepas aset tetap dengan nilai di atas AS$2 juta, dan melakukan perubahan struktur pemegang sahamnya.
BMS is prohibited from declaring any dividends, sale, transfer, or disposal of any of its fixed assets for values in excess of US$2 million, and changing its capital structure.
Berdasarkan surat dari CIMB Niaga tanggal 16 Desember 2010, CIMB Niaga sepakat untuk mengganti seluruh pembatasan persyaratan atas fasilitas AS$25.000.000 menjadi: x Rasio hutang terhadap modal tidak lebih dari 2,5 kali dan, x Rasio hutang terhadap EBITDA tidak lebih dari 4 kali.
Based on a letter from CIMB Niaga dated 16 December 2010, CIMB Niaga agreed to amend certain covenants to the US$25,000,000 loan to BMS to become: x Debt to equity ratio not to exceed 2.5 times and, x Debt to E BITDA ratio not to exceed 4 times.
Pada tanggal 31 Desember 2010, BMS memenuhi pembatasan-pembatasan yang disyaratkan dari perjanjian kredit ini.
As at 31 December 2010, BMS fully met the financial ratio and covenants under the terms of the loan agreement.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 56 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 20. PINJAMAN (lanjutan) a.
20. BORROWINGS (continued)
Pinjaman (lanjutan)
a.
Borrowings (continued)
RZB Bank
RZB Bank
Pada tanggal 17 Desember 2009, AKT menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan RZB Bank untuk fasilitas pinjaman sebesar AS$81.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk mendanai kembali pinjaman yang sebelumnya diberikan oleh Perusahaan kepada AKT untuk pendanaan program eksplorasi dan pengembangan infrastruktur AKT. Fasilitas ini bertenor 36 bulan, dengan pembayaran kembali secara triwulanan dimulai sejak 31 Maret 2010. Tingkat bunga atas fasilitas ini adalah 9,5% di atas biaya modal rata-rata tertimbang RZB Bank. Bunga terhutang secara bulanan. Bunga rata-rata tahun 2010 adalah 10,78% (2009: 10,45%).
On 17 December 2009, AKT signed a loan facility agreement with RZB Bank. Pursuant to this agreement, RZB Bank agreed to provide a loan facility of US$81,000,000. This facility was used to refinance AKT loans previously provided by the Company to fund AKT’s exploration and development programs. The facility has a tenor of 36 months, and is repayable on a quarterly basis commencing on 31 March 2010. The loan bears interest at RZB Bank’s weighted average cost of capital plus 9.5% per annum, the interest of which is payable on a monthly basis. Average interest rate for 2010 was 10.78% (2009: 10.45%).
Jaminan-jaminan untuk fasilitas RZB ini adalah sebagai berikut: - 76% saham AKT yang dimiliki Perusahaan;
The collateral for the loan comprise:
-
-
-
-
Jaminan dari Perusahaan dan PT Republik Energi & Metal; Piutang AKT dengan nilai pertanggungan sampai AS$20.000.000; Persediaan AKT dengan nilai pertanggungan sampai AS$35.000.000; Klaim asuransi AKT dengan nilai pertanggungan sampai AS$75.000.000; Kontrak jual beli AKT dengan nilai pertanggungan sampai AS$15.000.000; dan Jaminan-jaminan lainnya dari pihak-pihak yang terafiliasi.
AKT’s inventory of up to US$35,000,000;
-
Insurance claims of AKT of up to US$75,000,000; AKT’s conditional assignment of sale purchase contracts of up to US$15,000,000; and Other collateral provided by AKT’s related parties.
-
On 17 December 2010, AKT fully repaid the loan, settled all obligations related thereto, and terminated the agreement accordingly.
Pinjaman jangka pendek – pihak ketiga Glencore International AG (”Glencore”)
-
-
Pada tanggal 17 Desember 2010, AKT melunasi pinjaman tersebut dan menyelesaikan segala kewajiban atas fasilitas kredit ini, dan mengakhiri perjanjian kredit yang dimaksudkan. b.
-
76% share ownership of the Company in AKT; Corporate guarantees of the Company and PT Republik Energi & Metal; AKT’s receivables of up to US$20,000,000;
b.
2010
Short-term loans – third parties
2009 -
15,812
-
15,812
Glencore International AG (”Glencore”)
2010 Borneo Annual Report
151
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 57 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 20. PINJAMAN (lanjutan) b.
20. BORROWINGS (continued)
Pinjaman jangka pendek – pihak ketiga (lanjutan)
b.
Pada tanggal 23 Juli 2009, AKT dan Glencore menandatangani perjanjian fasilitas preshipment (”PSFA”) sebagaimana yang diubah terakhir kalinya dengan perjanjian tertanggal 24 Juni 2010 dimana Glencore menyediakan fasilitas pre-shipmen t dengan nilai sampai dengan AS$32.650.000. Fasilitas tersebut dikenakan bunga 10% per tahun, dan dibayarkan kembali melalui pendapatan dari penjualan batubara ke atau melalui Glencore. Fasilitas ini tersedia untuk ditarik hingga 1 April 2011.
On 23 July 2009, AKT entered into a revolving pre-shipment facility agreement (“PSFA”) as last amended by an agreement entered into and dated 24 June 2010 with Glencore for a preshipment financing of up to US$32,650,000. The facility bears interest at a rate of 10% per annum, and is repayable by the proceeds from coal sales to or via Glencore. The facility is available for drawdown and re-drawdown until 1 April 2011.
PSFA dijaminkan dengan jaminan-jaminan sebagai berikut: - Jaminan dari Perusahaan dan PT Republik Energi & Metal; - Peralatan AKT dengan nilai pertanggungan sampai AS$10.000.000; - Persediaan AKT dengan nilai pertanggungan sampai AS$10.000.000; dan - Jaminan-jaminan lainnya dari pihak-pihak yang terafiliasi.
The collateral for the PSFA comprise:
Walaupun fasilitas ini masih tersedia untuk dipakai oleh AKT, tidak ada jumlah terhutang pada Glencore per 31 Desember 2010.
While the facility is still available for AKT uses, no amount owed to Glencore at 31 December 2010.
21. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN
-
Corporate guarantees of the Company and PT Republik Energi & Metal; Equipment of AKT for value of up to US$10,000,000; Inventory of AKT for value of up to US$10,000,000; and Other collateral provided by AKT’s related parties.
21. FINANCE LEASE PAYABLES 2010
2009
Pihak ketiga: PT Mandiri Finance
23,318
13,498
PT Surya Artha Nusantara Finance PT Indomobil Finance PT Dipo Star Finance PT Buana Finance
10,394 10,088 9,738 7,692
5,478 11,290
61,230
30,266
(27,817)
(10,891)
Current portion
33,413
19,375
Non-current portion
Dikurangi: Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang
Hutang sewa pembiayaan tersebut di atas semuanya timbul akibat kontrak secara pembiayaan untuk pengadaan alat-alat berat pertambangan yang dilakukan dan digunakan oleh AKT.
152
Short-term loans – third parties (continued)
Borneo Laporan Tahunan 2010
Third parties: PT Mandiri Finance PT Surya Artha Nusantara Finance PT Indomobil Finance PT Dipo Star Finance PT Buana Finance Less:
The lease payables as listed above were given rise by the financial leases of mining heavy equipment procured and used by AKT.
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 58 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 21. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
21. FINANCE LEASE PAYABLES (continued)
Kewajiban pembayaran minimum di masa akan datang atas sewa pembiayaan berdasarkan perjanjian yang berlaku pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:
The future minimum lease payments under the finance lease agreements outstanding at balance sheet dates are as follows:
2010 Jatuh tempo kurang dari 1 tahun Jatuh tempo lebih dari 1 tahun dan kurang dari 2 tahun Jatuh tempo lebih dari 2 tahun Dikurangi: Beban bunga yang belum jatuh tempo Nilai kini pembayaran minimum hutang sewa pembiayaan
2009
33,975
14,825
30,172 8,655
13,868 9,536
72,802
38,229
(11,572)
(7,963)
Less: Future financing charges
61,230
30,266
Present value of finance leases
Syarat-syarat dan ketentuan utama sewa pembiayaan tersebut di atas adalah sebagai berikut: - Grup tidak dibenarkan untuk menjual, meminjamkan, menyewakan, menghapus, atau menghentikan pengendalian langsung atas aset sewa pembiayaan; - Grup diwajibkan untuk mengasuransikan aset sewa pembiayaan selama jangka waktu sewa pembiayaan; dan - Semua aset sewa pembiayaan dijadikan sebagai jaminan atas pembiayaan sewa pembiayaan yang bersangkutan. 22. PERPAJAKAN a.
The significant general terms and conditions of the finance leases are as follows: - The Group is restricted from selling, lending, leasing, or otherwise disposing of or ceasing to exercise direct control over the leased assets;
Anak perusahaan Pajak Pertambahan Nilai Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 26 Pajak penghasilan badan
-
All leased assets are pledged as collateral for the underlying finance leases.
Prepaid taxes
2009
241,194
88,470
241,194
88,470
Hutang pajak Perusahaan Pajak penghasilan pasal 26 Pajak penghasilan badan
The Group is required to insure the finance lease asset during the leasing period; and
a. 2010
b.
-
22. TAXATION
Pajak dibayar dimuka Anak perusahaan Tidak lancar: Pajak Pertambahan Nilai
Payable within one year Payable later than one year but less than two years Payable later than two years
b. 2010
Subsidiaries Non-current portion: Value Added Tax
Taxes payable
2009
94,331 -
89,493 2,781
94,331
92,274
126,651 42,080 35,599 2,593 195,382
46,815 31,522 13,503 320 2,182
402,305
94,342
496,636
186,616
The Company Article 26 income tax Corporate income tax Subsidiaries Value Added Tax Article 23 income tax Article 21 employee income tax Article 26 income tax Corporate income tax
2010 Borneo Annual Report
153
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 59 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 22. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
22. TAXATION (continued)
Beban/(manfaat) pajak penghasilan Perusahaan Kini Tangguhan Anak perusahaan Kini Tangguhan Konsolidasian Kini Tangguhan
c. 2010
2009
(13,633)
2,781 (3,240)
(13,633)
(459)
211,530 (24,361)
5,246 5,567
187,169
10,813
211,530 (37,994)
8,027 2,327
173,536
10,354
Perhitungan taksiran kewajiban pajak penghasilan badan Grup diiktisarkan sebagai berikut:
Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan - Perusahaan Perbedaan tetap: Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final (Laba)/rugi dari investasi pada anak perusahaan Biaya yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak
(Rugi pajak)/penghasilan kena pajak - Perusahaan
154
The Company Current Deferred Subsidiaries Current Deferred Consolidated Current Deferred
The computation of the Group’s estimated corporate income tax liability is summarised as follows:
2010 Laba/(rugi) konsolidasian sebelum pajak penghasilan (Laba)/rugi sebelum pajak penghasilan - anak perusahaan Penyesuaian akibat eliminasi konsolidasian
Income tax expense/(benefit)
2009
522,395
(89,423)
(665,993)
17,677
567,684
46,586
Consolidated profit/(loss) before income tax (Profit)/loss before income tax - subsidiaries Adjusted for consolidation eliminations
424,086
(25,160)
Profit/(loss) before income tax - the Company Permanent differences:
(698)
(17)
(478,824)
28,491
Income subject to final income tax (Gain)/loss from investment in subsidiaries
2,815
7,809
Non-deductible expenses
(476,707)
36,283
(52,621)
11,123
Pajak penghasilan kini – Perusahaan Pajak penghasilan kini – anak perusahaan
-
2,781
211,530
5,246
(Fiscal loss)/taxable income – the Company Current income tax – the Company Current income tax – subsidiaries
Pajak penghasilan kini – konsolidasian
211,530
8,027
Consolidated current income tax
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 60 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 22. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
Beban/(manfaat) (lanjutan)
22. TAXATION (continued) pajak
penghasilan
c.
Income tax expense/(benefit) (continued)
Pajak penghasilan kini untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 dihitung berdasarkan estimasi penghasilan kena pajak. Jumlah tersebut disesuaikan dengan jumlah yang terhutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak (“SPT”) pada saat SPT selesai disusun dan dilaporkan kepada DJP, atau berdasarkan Surat Ketetapan Pajak, atau keputusan keberatan/banding.
The computation of current income tax for the years ended 31 December 2010 and 2009 was based on estimated taxable income. The amount may be subject to adjustment to conform with the related annual tax return when it is prepared and filed with the DGT, or when assessment by the DGT is received, or objection/appeal is decided.
Ikhtisar perhitungan beban pajak penghasilan hasil perkalian laba/(rugi) akuntansi sebelum pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
Summarised below is the computation of income tax liability based on accounting profit/(loss) at the prevailing tax rate:
2010 Laba/(rugi) konsolidasian sebelum pajak penghasilan (Laba)/rugi sebelum pajak penghasilan - anak perusahaan Penyesuaian akibat eliminasi konsolidasian Laba/(rugi) sebelum pajak Penghasilan - Perusahaan Pajak dihitung dengan tarif 25% (2009: 28%) Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final (Laba)/rugi dari investasi pada anak perusahaan Biaya yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak Pembalikan kewajiban pajak tangguhan dari properti pertambangan Aset pajak tangguhan yang tidak diakui Penyesuaian terhadap perubahan tarif pajak
2009
522,395
(89,423)
(665,993)
17,677
567,684
46,586
Consolidated profit/(loss) before income tax (Profit)/loss before income tax subsidiaries Adjusted for consolidation eliminations
424,086
(25,160)
Profit/(loss) before income tax -the Company
106,022
(7,045)
Income tax calculated at 25% (2009: 28%)
(175)
(5)
(119,706)
7,977
704 (13,633) 13,155 -
2,186 (3,408) (164)
Income subject to final income tax (Gain)/loss from investment in subsidiaries Non-deductible expenses Reversal of deferred tax liabilities from mining properties Unrecognised deferred tax assets Adjustment related to the changes of income tax rates
Manfaat pajak penghasilan - Perusahaan Beban pajak penghasilan - anak perusahaan
187,169
10,813
Income tax benefit the Company Income tax expense subsidiaries
Beban pajak penghasilan konsolidasian
173,536
10,354
Consolidated income tax expense
(13,633)
(459)
2010 Borneo Annual Report
155
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 61 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 22. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
Beban/(manfaat) (lanjutan)
22. TAXATION (continued) pajak
penghasilan
c.
Rugi pajak yang dapat dikompensasikan dengan penghasilan kena pajak di masa mendatang adalah sebagai berikut: Tahun pajak/ Fiscal year
The Company’s tax loss carried-forward which may be offset against its future taxable income is as follows: Jumlah/ Amount
Perusahaan/the Company: 2010 d.
Aset pajak tangguhan pada awal tahun Tambahan/(pengurangan) selama tahun berjalan Aset pajak tangguhan pada akhir tahun
2015
d. Deferred tax assets 2010
Aset pajak tangguhan pada akhir tahun
Berakhir pada/ Expired on
52,621
Aset pajak tangguhan
Perusahaan Rugi pajak yang dikompensasi ke masa pajak berikut Aset pajak tangguhan yang tidak diakui
Income tax expense/(benefit) (continued)
2009 The Company
13,155
-
(13,155)
-
Tax loss carried-forward Unrecognised deferred tax assets
-
-
Deferred tax assets at the end of the year
-
-
Deferred tax assets at the beginning of the year
-
-
Current year’s movement
-
-
Deferred tax assets at the end of the year
Anak perusahaan Penyisihan imbalan karyawan Biaya keuangan yang ditangguhkan Perbedaan antara nilai buku biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan akuntansi dan pajak Perbedaan antara nilai buku aset tetap akuntansi dan pajak Perbedaan aset tetap sewa pembiayaan dan angsuran sewa Penyisihan lain-lain Aset pajak tangguhan pada akhir tahun Aset pajak tangguhan pada awal tahun Tambahan/(pengurangan) selama tahun berjalan Aset pajak tangguhan pada akhir tahun
156
Borneo Laporan Tahunan 2010
41,357
14,745
Subsidiaries Provision for employee benefits Deferred financing costs Difference between accounting and tax net book value of deferred exploration and development expenditure Difference between commercial and tax net book value of fixed assets Difference in fixed assets under finance leases and lease installments Other provisions Deferred tax assets at the end of the year
14,745
20,312
Deferred tax assets at the beginning of the year
26,612
(5,567)
41,357
14,745
102 -
41,060 (285) 480
981 120
(1,151) 16,958 (2,409) 246
Current year’s movement Deferred tax assets at the end of the year
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 62 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 22. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
22. TAXATION (continued)
Aset pajak tangguhan (lanjutan)
d. Deferred tax assets (continued) 2010
Konsolidasian Rugi pajak yang dikompensasi ke masa pajak berikut Aset pajak tangguhan yang tidak diakui
Consolidated 13,155 (13,155)
Penyisihan imbalan karyawan Biaya keuangan yang ditangguhkan Perbedaan antara nilai buku biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan akuntansi dan pajak Perbedaan antara nilai buku aset tetap akuntansi dan pajak Perbedaan aset tetap sewa pembiayaan dan angsuran sewa Penyisihan lain-lain Aset pajak tangguhan pada akhir tahun Aset pajak tangguhan pada awal tahun Tambahan/(pengurangan) selama tahun berjalan Aset pajak tangguhan pada akhir tahun
2009
-
102 -
981 120
-
(1,151)
41,060
16,958
(285) 480
(2,409) 246
41,357
14,745
Deferred tax assets at the end of the year
14,745
20,312
Deferred tax assets at the beginning of the year
26,612
(5,567)
Current year’s movement
41,357
14,745
Deferred tax assets at the end of the year
Manajemen berkeyakinan bahwa saldo aset pajak tangguhan tersebut di atas dapat dipakai pada masa mendatang. e.
Tax loss carried-forward Unrecognised deferred tax assets Provision for employee benefits Deferred financing costs Difference between accounting and tax net book value of deferred exploration and development expenditure Difference between accounting and tax net book value of fixed assets Difference in fixed assets under finance leases and lease installments Other provisions
Kewajiban pajak tangguhan
Management believes that the deferred tax assets are recoverable in the future periods. e.
2010
Deferred tax liabilities
2009
Perusahaan Properti pertambangan
392,124
405,757
The Company Mining properties
Kewajiban pajak tangguhan pada akhir tahun
392,124
405,757
Deferred tax liabilities at the end of the year
405,757 -
136,066 272,931
Deferred tax liabilities at the beginning of the year Addition due to acquisition
(13,633)
(3,240)
Current year’s movement
392,124
405,757
Deferred tax liabilities at the end of the year
Kewajiban pajak tangguhan pada awal tahun Penambahan karena akuisisi Tambahan/(pengurangan) selama tahun berjalan Kewajiban pajak tangguhan pada akhir tahun
2010 Borneo Annual Report
157
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 63 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 22. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
22. TAXATION (continued)
Kewajiban pajak tangguhan (lanjutan)
e.
Deferred tax liabilities (continued)
2009
2010 Anak perusahaan
Perbedaan aset tetap sewa pembiayaan dan angsuran sewa Perbedaan antara nilai buku biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan akuntansi dan pajak Penyisihan lain-lain
5,591 (213)
-
Subsidiaries Provision for employee benefits Provision for mine reclamation Provision for mine closure Difference in fixed assets under finance leases and lease installments Difference between accounting and tax net book value of deferred exploration and development expenditure Other provisions
Kewajiban pajak tangguhan pada akhir tahun
2,251
-
Deferred tax liabilities at the end of the year
Penyisihan imbalan karyawan Penyisihan reklamasi tambang Penyisihan penutupan tambang
8
-
Kewajiban pajak tangguhan pada awal tahun Tambahan/(pengurangan) selama tahun berjalan
-
-
Deferred tax liabilities at the beginning of the year
2,251
-
Current year’s movement
Kewajiban pajak tangguhan pada akhir tahun
2,251
-
Deferred tax liabilities at the end of the year
392,124
405,757
Konsolidasian Properti pertambangan Penyisihan imbalan karyawan Penyisihan reklamasi tambang Penyisihan penutupan tambang Perbedaan aset tetap sewa pembiayaan dan angsuran sewa Perbedaan nilai buku biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan akuntansi dan pajak Penyisihan lain-lain Kewajiban pajak tangguhan pada akhir tahun Kewajiban pajak tangguhan pada awal tahun Penambahan karena akuisisi Tambahan/(pengurangan) selama tahun berjalan Kewajiban pajak tangguhan pada akhir tahun
158
(1,759) (459) (917)
Borneo Laporan Tahunan 2010
5,591 (213)
-
Consolidated Mining properties Provision for employee benefits Provision for mine reclamation Provision for mine closure Difference in fixed assets under finance leases and lease installments Difference between accounting and tax net book value of deferred exploration and development expenditure Other provision
394,375
405,757
Deferred tax liabilities at the end of the year
405,757 -
136,066 272,931
Deferred tax liabilities at the beginning of the year Addition due to acquisition
(11,382)
(3,240)
Current year’s movement
394,375
405,757
Deferred tax liabilities at the end of the year
(1,759) (459) (917) 8
-
-
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 64 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 22. PERPAJAKAN (lanjutan) f.
g.
Surat Tagihan Pajak
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 22. TAXATION (continued) f.
Tax collection notices
Pada tanggal 16 Nopember 2009, AKT menerima Surat Tagihan Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai tahun 2008 sebesar Rp 1.100 dari DJP. Tagihan pajak ini telah dibebankan ke dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian tahun 2009.
On 16 November 2009, AKT received a tax collection notice from the DGT for an underpayment of its 2008 Value Added Tax for an amount of Rp 1,100. The amount has been charged to the consolidated statement of profit/(loss) for 2009.
Pada bulan Agustus 2010, AKT menerima surat hasil pemeriksaan pajak dari DJP yang menolak permintaan AKT untuk pengembalian PPN untuk tahun pajak 2008 sebesar Rp 21.636. Pada tanggal 16 November 2010, AKT mengajukan keberatan atas keputusan DJP tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini diterbitkan, belum ada keputusan yang dikeluarkan oleh DJP terhadap keberatan yang diajukan.
In August 2010, AKT received a tax assessment letter from the DGT who denied the Company’s claim for VAT refund for the 2008 fiscal year amounting to Rp 21,636. In response thereto, the Company filed an objection letter on 16 November 2010. As at the date of these consolidated financial statements, no decision has been made by the DGT.
Pada tanggal 19 November 2010, Perusahaan menerima beberapa Surat Tagihan Pajak yaitu untuk angsuran pajak PPh Pasal 25 untuk periode April – Juli 2010 sebesar Rp 712, untuk tagihan Pajak Penghasilan Badan tahun 2009 dan 2008 sebesar Rp 486 dan Rp 775, masing-masing. Tagihan – tagihan pajak tersebut telah dibebankan ke dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.
On 19 November 2010, the Company received several tax collection notices for corporate income tax installments for April – July 2010 amounting to Rp 712, for 2009 and 2008 Corporate Income Tax of Rp 486 and Rp 775, respectively. These tax collection notices have been charged to the consolidated statement of profit/(loss).
Administrasi perpajakan Perpajakan di Indonesia secara umum berdasarkan prinsip self assessment kecuali ditetapkan melalui pemeriksaan oleh DJP hingga batas daluarsanya. Secara umum, batas daluarsa perpajakan di Indonesia adalah lima tahun setelah berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku. Namun, untuk tahun pajak sebelum 2008, batas daluarsa dibatasi hingga sepuluh tahun setelah berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan, atau sampai dengan akhir tahun 2013, mana yang lebih cepat.
g. Tax administration Taxation in Indonesia is generally met on the basis of self assessment unless assessed otherwise by the DGT via a tax audit. The basic statute of limitations for the company’s taxes to be assessed or amended by the DGT, are generally five years following the close of a relevant fiscal year pursuant to the applicable taxation laws. However, for fiscal year prior to 2008, the statute of limitations is set within ten years following the close of fiscal year or until the end of 2013, whichever is earlier.
2010 Borneo Annual Report
159
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 65 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 22. PERPAJAKAN (lanjutan) h.
22. TAXATION (continued)
Perubahan tarif pajak penghasilan badan
h. Changes to taxation laws
Pada tanggal 3 September 2008 Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan. UndangUndang ini ditandatangani dan disahkan oleh Presiden pada tanggal 23 September 2008. Salah satu dari perubahan tersebut adalah diturunkannya tarif tetap untuk pajak penghasilan badan menjadi 28% untuk tahun pajak 2009 dan diturunkan lebih lanjut menjadi 25% mulai tahun pajak 2010.
On 3 September 2008, the House of Representatives approved certain amendments to the income tax law. These were signed into law by the President of the Republic of Indonesia on 23 September 2008. One of the amendments was a reduction of corporate income tax rates to a flat rate of 28% for the 2009 fiscal year, and a flat rate of 25% for the fiscal year 2010 and thereafter.
Dampak dari perubahan tarif pajak telah diperhitungkan Grup dalam menghitung aset dan kewajiban pajak tangguhan pada 31 Desember 2010.
The reduced tax rate has been accounted for in the Group’s computation of deferred tax assets/(liabilities) as at 31 December 2010.
23. PENDAPATAN USAHA
23. REVENUE 2010
Penjualan batubara
2009
2,751,793
Pendapatan usaha merupakan pendapatan atas penjualan batubara oleh AKT kepada Glencore International AG selama tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009. 24. BEBAN POKOK PENJUALAN
24. COST OF GOODS SOLD
Pihak ketiga: PT Patra Niaga
160
Borneo Laporan Tahunan 2010
2009
828,512 330,964 272,715
229,615 27,086 16,261
31,983 (214,065)
11,701 (176,475)
1,250,109 Rincian pemasok yang memiliki transaksi lebih dari 10% jumlah pembelian barang dan jasa untuk kegiatan produksi:
Coal sales
Revenue represents AKT’s coal sales to Glencore International AG for the years ended 31 December 2010 and 2009.
2010 Overburden dan pemrosesan batubara Royalti Beban penyusutan Beban amortisasi biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan Pertambahan persediaan batubara
200,529
2010 276,624
Overburden and coal processing Royalty Depreciation Amortisation of deferred exploration and development expenditure Addition to coal inventory
108,188
2009 21,854
Details of suppliers having transactions of more than 10% of total purchases of goods and services for production activities: Third party: PT Patra Niaga
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 66 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 25. BEBAN PENJUALAN DAN PEMASARAN
25. SELLING AND MARKETING EXPENSES 2010
Pengangkutan batubara dan logistik Pemasaran dan komisi
2009
201,421 123,831
25,069 7,723
325,252
32,792
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
26. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2010
Biaya karyawan Sewa gedung Biaya perizinan Jasa profesional Biaya transportasi dan perjalanan dinas Asuransi Beban penyusutan Lain-lain
2009
77,595 31,879 15,029 11,232 8,995 7,415 563 1,816
2,468 688 784 3,623 758 336 1,574
154,524
10,231
27. BEBAN LAIN-LAIN, BERSIH
2009
56,441
29,540
7,882 2,517 4,608 13,326
5,114 260 7,783
84,774
42,697
28. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA
a. Amounts due from related parties
2010
2009
73,604
-
73,604
-
1%
-
Persentase terhadap jumlah aset
Provision for penalties Write-off of advances made to contractors Demurrage Bank charges Others
28. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
a. Piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa
Rupiah PT Republik Energi & Metal
Employee costs Office and rental expenses Licences and permits Professional fees Transportation and travel Insurance Depreciation Others
27. OTHER EXPENSES, NET 2010
Penyisihan untuk denda Penghapusan uang muka kepada kontraktor Denda keterlambatan labuh kapal Beban bank Lain-lain
Barging and logistics Marketing and commission
Rupiah PT Republik Energi & Metal As a percentage of total assets
Piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa merupakan transaksi rekening koran antara Grup dan REM.
Amount due from related parties represent current account transactions between the Group and REM.
Manajemen berpendapat bahwa piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa dapat ditagih seluruhnya, sehingga tidak diperlukan penyisihan untuk penurunan nilai piutang.
Management believes that amount due from related parties will be fully collectible and therefore an allowance for impairment is not considered necessary.
2010 Borneo Annual Report
161
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 67 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 28. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) b. Pinjaman kepada pihak hubungan istimewa
yang
28. TRANSACTIONS (continued)
memiliki
b.
RELATED
PARTIES
Loan to related parties
2009
2010 AS Dolar PT Mahakam Pertambangan (“PTMP”) (AS$1.276.891)
11,481
12,003
US Dollar PT Mahakam Pertambangan (“PTMP”) (US$1,276,891)
Rupiah PT Republik Energi & Metal (“REM”)
78,762
-
Rupiah PT Republik Energi & Metal (“REM”)
90,243
12,003
1.1%
0.3%
Persentase terhadap jumlah aset
As a percentage of total assets
Pinjaman kepada PTMP didasarkan pada perjanjian pinjaman tertanggal 2 Januari 2006 antara PTMP dan AKT. Berdasarkan perjanjian tersebut AKT memberikan fasilitas pinjaman tanpa jaminan sebesar AS$5.000.000. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Tanggal jatuh tempo pinjaman ditetapkan pada 2 Januari 2012.
Loan to PTMP was made pursuant to a loan agreement dated 2 January 2006 between PTMP and AKT. Based on this loan agreement, AKT provided an unsecured interest free loan facility of US$5,000,000. The maturity date is agreed to be 2 January 2012.
Pinjaman kepada REM merupakan pinjaman yang diberikan kepada REM untuk pembayaran pajak penghasilan saham pendiri sebesar Rp 77.630 dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana Perusahaan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 15% dan dapat ditagih sewaktu-waktu.
Loan to REM represents loan provided to REM for the payment of founder income tax of Rp 77,630 in conjuction with the Initial Public Offering of the Company shares. This loan bears a 15% interest rate and is repayable on demand.
Manajemen berkeyakinan bahwa pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa dapat ditagih seluruhnya, sehingga tidak perlu membentuk penyisihan.
Management believes that the loans are fully recoverable, and therefore an allowance is not considered necessary.
c. Pinjaman dari pihak hubungan istimewa
yang
memiliki
c.
Loans from related parties
2009
2010 Dolar AS PT Republik Energi & Metal PT Renaissance Capital Asia (“RCA”)
-
286,927
-
33,732
Tarnmere Pte. Ltd. (“Tarnmere”)
-
897,639
-
1,218,298
6,062
-
6,062
1,218,298
0.3%
28%
Rupiah PT Republik Energi & Metal Persentase terhadap jumlah kewajiban
162
WITH
Borneo Laporan Tahunan 2010
US Dollar PT Republik Energi & Metal PT Renaissance Capital Asia (“RCA”) Tarnmere Pte. Ltd. (“Tarnmere”) Rupiah PT Republik Energi & Metal As percentage of total liabilities
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 68 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 28. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) c. Pinjaman dari pihak yang hubungan istimewa (lanjutan)
memiliki
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. TRANSACTIONS (continued) c.
WITH
RELATED
PARTIES
Loans from related parties (continued)
Pinjaman dari RCA merupakan pinjaman yang diterima AKT dari RCA berdasarkan perjanjian pinjaman tertanggal 28 November 2007. Berdasarkan surat amandemen tertanggal 2 Januari 2009, RCA memberikan fasilitas pinjaman sampai dengan AS$15.000.000, atau lebih jika diperlukan, untuk mengembangkan proyek Tuhup. Pinjaman ini dijamin dengan arus kas AKT dan berbunga 10% per tahun, dengan tenor tiga tahun. Berdasarkan Perjanjian Pelunasan tertanggal 23 Desember 2009, Perusahaan mengambil alih pinjaman tersebut dari AKT. Pada 2 Januari 2010, RCA mengalihkan sisa pinjamannya kepada REM.
Loan from RCA represents a loan received by AKT from RCA pursuant to a loan agreement dated 28 November 2007. Based on amendment letter dated 2 January 2009, RCA provided a loan facility of up to US$15,000,000 or such further amount as may be required for the purpose of providing short term finance to develop the Tuhup project. The loan is secured against AKT’s cash flows, subject to interest at a rate of 10% per annum and is repayable within three years thereof. Based on the Settlement Agreement dated 23 December 2009, the Company agreed to take over this loan from AKT. On 2 January 2010, RCA assigned its outstanding loan receivable to REM.
Pada 15 Oktober 2008, BMS mengadakan perjanjian pinjaman dengan Tarnmere. Berdasarkan perjanjian ini, Tarnmere memberikan fasilitas pinjaman tanpa jaminan sebesar AS$50.000.000 dengan tingkat bunga 18% per tahun dan berternor 36 bulan. Berdasarkan surat amandemen 1 tertanggal 2 Januari 2009, tingkat bunga berubah menjadi 10% per tahun. Pada tanggal 23 Desember 2009, BMS, Perusahaan dan Tarnmere menandatangani Perjanjian Pelunasan dimana para pihak sepakat bahwa pinjaman Tarnmere dialihkan kepada Perusahaan.
On 15 October 2008, BMS signed a loan agreement with Tarnmere. Based on this agreement, Tarnmere provided an unsecured loan facility of US$50,000,000. The loan is subject to interest at a rate of 18% per annum, and bears a tenor of 36 months. Based on amendment letter 1 dated 2 January 2009, the interest rate was reduced to 10% per annum. On 23 December 2009, BMS, the Company and Tarnmere signed a settlement agreement under which Tarnmere agreed to assign its loan receivable to the Company.
Pada 1 Oktober 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan Tarnmere. Berdasarkan perjanjian ini, Tarnmere memberikan fasilitas pinjaman tanpa jaminan sebesar AS$75.000.000 dengan tingkat bunga 18% per tahun yang berlaku semenjak dimulainya Periode Operasi AKT dan bertenor 36 bulan. Berdasarkan surat amandemen 1 tertanggal 2 Januari 2009, tingkat bunga berubah menjadi 10% per tahun. Berdasarkan surat amandemen 2 tertanggal 23 Desember 2009, sejumlah Rp 100.000 dari saldo pinjaman yang terhutang oleh Perusahaan dialihkan kepada REM. Pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan sepakat untuk mengkonversikan jumlah tersebut menjadi setoran modal saham (lihat Catatan 15). Berdasarkan surat amandemen 3 tertanggal 2 Januari 2010, semua saldo pinjaman Tarnmere dialihkan kepada REM.
On 1 October 2007, the Company entered into a loan agreement with Tarnmere. Based on this agreement, Tarnmere provided an unsecured loan facility of US$75,000,000. The loan is subject to interest at a rate of 18% per annum, and is repayable within 36 months since the commencement of AKT’s Operating Period. Based on amendment letter 1 dated 2 January 2009, the interest rate was reduced to 10% per annum. Based on amendment letter 2 dated 23 December 2009, Rp 100,000 out of this loan was assigned to REM. In conjunction therewith, the shareholders of the Company agreed to convert this amount to become its additional paid in capital in AKT (see Note 15). Based on amendment letter 3 dated 2 January 2010, the outstanding loan receivable by Tarnmere was assigned to REM.
2010 Borneo Annual Report
163
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 69 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 28. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
28. TRANSACTIONS (continued)
c. Pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa (lanjutan)
c.
Pinjaman dari REM merupakan pinjaman tanpa jaminan dan jatuh tempo sewaktu-waktu berdasarkan permintaan REM. Pinjaman dari REM merupakan pinjaman hasil pengalihan oleh dan dari dari RCA dan Tarnmere, terhutang bunga 10% per tahun. Pada 29 Juni 2010, Perusahaan dan REM menandatangani perjanjian dimana REM setuju untuk menghapus biaya bunga yang timbul dari pengalihan pinjaman dari RCA dan Tarnmere yang terhutang oleh Perusahaan kepada REM untuk periode 1 Januari 2010 sampai dengan 30 Juni 2010. d. Hutang kepada pihak hubungan istimewa
yang
RELATED
PARTIES
Loans from related parties (continued) Loan from REM represents an unsecured loan and was repayable on demand. The amount due to REM, as noted above, includes the loan assigned from RCA and Tarnmere. This loan borne interest at a rate of 10% p.a. On 29 June 2010, the Company and REM entered into an agreement pursuant to which REM agreed to waive the outstanding accrued interest on the loan previously assigned by and from RCA and Tarnmere for the interest period from 1 January 2010 to 30 June 2010.
memiliki
d. Amounts due to related party
2010
2009
Rupiah RCA
-
646
Rupiah RCA
Persentase terhadap jumlah kewajiban
-
-
As a percentage to total liabilities
e. Beban bunga
e. Interest expense 2010
REM Tarnmere Persentase terhadap jumlah beban bunga
2009
10,331 -
58,931
10,331
58,931
3%
47%
f. Beban bunga yang dikapitalisasi ke biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan
f.
RCA Persentase terhadap biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan
1,782
-
1,782
-
0,2%
Borneo Laporan Tahunan 2010
RCA As percentage to total deferred exploration and development expenditures
g. Interest income 2010
Persentase terhadap jumlah pendapatan bunga
As a percentage to total interest expense
Interest expense capitalised into deferred exploration and development expenditures
-
g. Pendapatan bunga
REM
REM Tarnmere
2009
2010
164
WITH
2009
1,132
-
REM
3%
-
As percentage to total interest income
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 70 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 28. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
28. TRANSACTIONS (continued)
h. Penjualan aset tetap
h. 2010
WITH
RELATED
PARTIES
Sale of fixed assets 2009
PT Eka Tambang Utama
2,288
-
PT Eka Tambang Utama
Persentase terhadap jumlah aset tetap
0.1%
-
As a percentage to total fixed assets
i. Pihak yang memiliki hubungan istimewa
i.
Related parties
Kebijakan Grup terkait penetapan harga untuk transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
The Group’s pricing policies related to the transactions with related parties are as follows:
-
-
-
Uang muka operasi diberikan pada harga perolehan, tanpa bunga dan tanpa tanggal jatuh tempo. Pinjaman kepada PTMP dan REM dikenakan bunga masing-masing sebesar 0% dan 15%. Pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa dikenakan tingkat bunga antara 10% hingga 18% per tahun. Penjualan aset tetap dilakukan pada harga pasar.
Sifat hubungan dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Entitas/Parties
-
Operational advances are provided at cost with zero interest and no specific maturity date. Loans to PTMP and REM were subject to interest at the rate of 0% and 15%, respectively. Loan from related party is subject to interest rates ranging from 10% to 18% per annum. Fixed assets are transacted at market value.
The nature of transactions and relationships with related parties are as follows:
Hubungan/Relationships
Transaksi/Transactions
PT Republik Energi & Metal (”REM”)
Pemegang saham/ Shareholder
PT Renaissance Capital Asia (“RCA”) PT Mahakam Pertambangan (“PTMP”) PT Eka Tambang Utama
Afiliasi/ Affiliate
Transaksi rekening koran/Current account transaction Pinjaman/Borrowings
Afiliasi/ Affiliate
Pinjaman/Borrowings
Afiliasi/ Affiliate
Tarnmere Pte. Ltd. (“Tarnmere”)
Afiliasi/ Affiliate
Penjualan aset tetap/ Sales of fixed assets Pinjaman/Borrowings
2010 Borneo Annual Report
165
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 71 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 29. LABA/(RUGI) PER SAHAM DASAR
29. PROFIT/(LOSS) PER SHARE
Laba/(rugi) per saham dihitung dengan membagi laba/(rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang telah dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan.
Profit/(loss) per share is calculated by dividing net profit/(loss) attributable to shareholders by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the relevant year.
2010 Laba/(rugi) bersih yang tersedia bagi pemegang saham Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar
348,847
(99,777)
5,717,652,778 1,250,438,356
Laba/(rugi) per saham (nilai penuh)
61
(80)
*)
Net profit/(loss) attributable to shareholders Weighted average number of ordinary shares outstanding Net profit/(loss) per share (full amount)
*)
Disajikan kembali. Lihat Catatan 1 mengenai rincian pemecahan saham.
*)
Perusahaan tidak memiliki efek yang bersifat dilutif selama tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009.
The Company does not have any dilutive ordinary shares during the years ended 31 December 2010 and 2009.
30. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PENTING a.
b.
166
2009
Restated. See Note 1 for details of stock split.
30. COMMITMENTS AGREEMENTS
AND
SIGNIFICANT
Perjanjian dengan Glencore International AG (“Glencore”)
a. Agreements with Glencore International AG (“Glencore”)
Pada 26 Februari 2009, AKT dan Glencore mengadakan perjanjian standby Coal Sales and Purchase Agreement, dimana Glencore wajib membeli batubara yang diproduksi AKT sebanyak 5.500.000 metrik ton dengan harga pasar jika diminta oleh AKT. Perjanjian ini bertenor tiga tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 atau sejak jumlah 5.500.000 metrik ton terpenuhi.
On 26 February 2009, AKT and Glencore entered into a standby Coal Sales and Purchase Agreement pursuant to which Glencore acts as the standby offtaker of coal produced by AKT for years from 2009 to 2011 for a quantity of up to 5,500,000 metric tonnes at prevailing market prices. The agreement has a tenor of the shorter of three years ending 31 December 2011 or the completion of deliveries of 5,500,000 metric tones.
Pada 23 Juli 2009, AKT dan Glencore mengadakan perjanjian untuk memperpanjang peranan Glencore sebagai agen pemasaran eksklusif AKT untuk seluruh dunia kecuali kepada beberapa pembeli dari Jepang. Berdasarkan perjanjian ini, AKT diharuskan membayar biaya komisi dengan tarif yang diatur secara khusus di dalam perjanjian yang bersangkutan. Perjanjian ini akan berakhir pada 22 Juli 2012.
On 23 July 2009, AKT entered into an agreement with Glencore to extend the role of the latter as AKT’s exclusive marketing agent covering the global territory and sales to all buyers with the exception of certain Japanese buyers. Under this extended agreement, the marketing agency attracts a commission at a rate as specified in the agreement, which shall expire on 22 July 2012.
Perjanjian penyediaan bahan bakar dengan PT Patra Niaga
b. Fuel Sales Supply Agreement - PT Patra Niaga
Pada tanggal 10 Februari 2009, AKT dan PT Patra Niaga mengadakan perjanjian penyediaan bahan bakar oleh PT Patra Niaga. Berdasarkan perjanjian ini, PT Patra Niaga berkewajiban menyediakan sampai dengan 6.000 kilo liter bahan bakar per bulan berdasarkan harga spot yang disepakati bersama selama 12 bulan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar yang dipergunakan untuk kegiatan operasional tambang dan peralatan AKT.
On 10 February 2009, AKT entered into a fuel supply agreement (as last amended on 9 February 2010) with PT Patra Niaga. Under the agreement, PT Patra Niaga provides a monthly supply of up to 6,000 kiloliters of diesel fuel at an agreed spot price for 12 months for fueling the operation of AKT’s mine and equipment.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 72 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 30. KOMITMEN (lanjutan) c.
DAN
PERJANJIAN
PENTING
Perjanjian sewa alat
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 30. COMMITMENTS AND AGREEMENTS (continued) c.
Pada tanggal 16 Juni 2008, anak perusahaan, AKT dan BMS menandatangani perjanjian sewa sebagaimana diubah terakhir kali dengan perjanjian per tanggal 4 Juli 2010 dimana BMS menyewakan kepada AKT alat berat, peralatan, dan fasilitas pendukung pertambangan, seperti excavator, dump truck dan kendaraan kecil, tangki bahan bakar dengan kapasitas 500.000 liter dan fasilitas pendukung di lokasi pertambangan. AKT dikenakan biaya sewa antara AS$18 hingga AS$315 per jam sesuai dengan spesifikasi peralatan dan fasilitas masing-masing. Perjanjian ini berlaku selama 5 tahun sejak tanggal perjanjian. d. Perjanjian penyewaan kapal batubara dan intermediasi stockpile
SIGNIFICANT
Equipment rental agreements The Company’s subsidiaries, AKT and BMS entered into a five-year rental agreement on 16 June 2008. Under the agreement, AKT hires from BMS certain heavy equipment, service equipment and mining support facilities including excavators, dump trucks, light vehicles, a 500,000 litre fuel tank and support facilities for the mine site. Rental is charged by BMS from US$18 per hour to US$315 per hour in accordance with the specifications of the relevant equipment. The agreement was valid for 5 years as of the date thereof.
d.
Coal barging agreements and intermediate stockpile
AKT mengadakan perjanjian penyewaan tug dan barge dengan beberapa pemilik operator, pihak ketiga, diantaranya PT Capitol Nusantara Indonesia, PT Swissco Indonesia, PT Trimanunggal Nugraha, PT Habco Primatama, PT Pelangi Sindu Mulia dan PT Manna Line International, untuk penyewaan tug dan barge untuk pengangkutan batubara AKT dari pelabuhan barge loader ke pelabuhan bongkar muat di sekitar Teluk Timbau atau di Taboneo. Perjanjian penyewaan kapal mengatur tarif yang bervariasi. Perjanjian penyewaan kapal ini berlaku antara enam bulan sampai satu tahun.
AKT entered into a variety of tug and barging contracts with several third-party tug and barge owners and operators including PT Capitol Nusantara Indonesia, PT Swissco Indonesia, PT Trimanunggal Nugraha, PT Habco Primatama, PT Pelangi Sindu Mulia and PT Manna Line International for tugs and barges for the purpose of barging AKT’s coal from AKT’s barge loader port to designate discharge points in and around Teluk Timbau or the Taboneo anchorage. The barging contracts are subject to a variety of rental rates. The tenors of barging contracts vary between six months to one year.
AKT juga mengadakan perjanjian jasa intermediasi stockpile dengan PT Telen Orbit Prima, pihak ketiga. Perjanjian penyewaan intermediasi stockpile mengatur tarif yang bervariasi. Perjanjian penyewaan intermediasi stockpile ini berlaku hingga akhir 2011.
Separately, AKT also entered into agreement for the services of intermediate stockpiles with PT Telen Orbit Prima, third-party owner. The contract is subject to a various fees depending on the scope and extent of the required services. The contract shall expire on 31 December 2011.
2010 Borneo Annual Report
167
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 73 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 30. KOMITMEN (lanjutan) e.
DAN
PERJANJIAN
PENTING
Perjanjian penggunaan alur pelayaran
30. COMMITMENTS AND AGREEMENTS (continued) e. Navigation service agreement
Pada tanggal 15 Juli 2010, AKT mengadakan perjanjian penggunaan alur pelayaran pada muara selatan Sungai Barito dengan PT Ambang Barito Nusapersada (”ABN”) dan PT Sarana Daya Mandiri (”SDM”). Berdasarkan perjanjian ini, imbalan sebesar AS$0,3 terhutang untuk setiap metrik ton batubara yang dikapalkan melalui muara sungai tersebut atas jasa pemeliharan alur pelayaran tersebut oleh ABN dan SDM. Perjanjian ini berlaku untuk 12 bulan. f.
g.
Perjanjian dengan PT Kharisma Rekayasa Global (“KRG”)
On 15 July 2010, AKT entered into a navigation service agreement with PT Ambang Barito Nusapersada (“ABN”) and PT Sarana Daya Mandiri (“SDM”). Under this agreement, a fee equivalent to US$0.3 per metric tonne of coal barged by AKT via the river channel at the Southern end of the Barito River for the services of the latter to maintain the navigability of the channel. This agreement has a tenor of 12 months. f.
Agreements with PT Kharisma Rekayasa Global (“KRG”)
Pada tanggal 28 Juli 2010, AKT dan KRG mengadakan perjanjian pembangunan, instalasi dan commissioning lima tangki bahan bakar (fuel tank) yang masing-masing untuk kapasitas 3.000 ton solar dengan nilai kontrak sebesar Rp 11.000. Berdasarkan perjanjian ini, KRG membangun, melakukan instalasi dan melakukan commissioning empat tangki bahan bakar di area pertambangan AKT di Bentuan, dan melakukan commissioning satu unit tangki bahan bakar di pelabuhan Muara Tuhup.
On 28 July 2010, AKT and KRG entered into an agreement for the construction, installation and commissioning of five 3,000 ton fuel tanks with a contract value of Rp 11,000. Under this agreement, KRG is required to construct, install and commission four tanks at AKT’s Bentuan mine site, and commissioning of one unit of similar tank at AKT’s Muara Tuhup port.
Pada tanggal yang sama, AKT juga mengadakan perjanjian instalasi dan pembangunan fasilitas pengisian tangki bahan bakar (fuel unloading system) di pelabuhan Muara Tuhup dengan KRG dengan nilai kontrak sebesar Rp 5.900.
On the same date, AKT entered into a separate contract with KRG under which KRG is contracted to install fuel unloading system at AKT’s Muara Tuhup port with contract value of Rp 5,900.
Kontrak-kontrak dengan KRG yang dimaksud di atas diharapkan untuk diselesaikan dalam waktu 6 bulan setelah tanggal kontrak dengan masa garansi selama 3 bulan. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, fasilitasfasilitas dimaksud telah diselesaikan, diserahterimakan kepada dan digunakan oleh AKT.
Pursuant to the contracts referred to above, the expected completion of the contracts were 6 months from the date of the contracts with a 3 month warranty period. As of the date of these consolidated financial statements, the contracted facilities have been completely constructed and handed over to AKT for operations.
Nota Kesepahaman Contractors
dengan
PT
Artha
Pada tanggal 5 Juli 2010, AKT menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT Artha Contractors untuk hak eksklusif penggunaan Intermediasi Stockpile oleh AKT yang sedang dibangun oleh PT Artha Contractors di desa Damparan, Kalimantan Tengah. Nota tersebut berternor selama 5 tahun.
168
SIGNIFICANT
Borneo Laporan Tahunan 2010
g.
Memorandum of Understanding with PT Artha Contractors As at 5 July 2010, AKT entered into a Memorandum of Understanding (“MoU”) with PT Artha Contractors for an exclusive use of an intermediate coal stockpile being built by the latter as located at the Damparan village, Central Kalimantan.This MoU has a tenor of 5 years.
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 74 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 30. KOMITMEN (lanjutan) h.
i.
DAN
PERJANJIAN
Perjanjian pembangunan fasilitas coal crusher
dan
PENTING
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 30. COMMITMENTS AND AGREEMENTS (continued)
SIGNIFICANT
instalasi
h. Construction and installation contract for coal crusher
Pada tanggal 30 Juli 2010, AKT mengadakan perjanjian instalasi dan pembangunan fasilitas coal crusher kedua dengan KRG dengan kapasitas 850 ton per jam di area pertambangan Bentuan. Nilai kontrak ini sebesar Rp 14.400. Perjanjian ini tidak memuat masa berlaku yang pasti, namun pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut diperkirakan selama empat bulan sejak penandatanganan perjanjian ini dengan masa garansi selama 3 bulan sejak selesainya pembangunan.
On 30 July 2010, AKT entered into a contract with KRG for the procurement, construction and installation of a second coal crusher. Under this agreement, KRG is contracted to construct a coal crushing plant with capacity of 850 tonnes/hour at the Bentuan mine site. The contract value of the agreement is Rp 14,400. The construction period is estimated to take four months from the date of this agreement with a warranty period of 3 months.
Kontrak penjualan batubara dengan Zhonglian Resources Company Limited (“Zhonglian”) Pada tanggal 4 Oktober 2010, AKT menandatangani kontrak penjualan batubara dengan Zhonglian dengan jangka waktu 1 tahun sebanyak 1.000.000 ton yang berakhir pada tanggal 30 September 2011. Harga jual ditentukan berdasarkan negosiasi dimuka pada awal setiap kwartal.
j. Perjanjian dengan PT Shenrong Carbon (“Shenrong”)
i.
Coal sales agreement with Zhonglian Resources Company Limited (“Zhonglian”) On 4 October 2010, AKT signed a Coal Sales Agreement with Zhonglian for the supply of 1,000,000 metric tonnes of coking coal by AKT to Zhonglian for a period of 12 months ending 30 September 2011. Price is subject to mutual negotiation and agreement in advance of the start of a calendar quarter.
j. Agreements with (“Shenrong”)
PT
Shenrong
Carbon
Pada tanggal 26 Mei 2010, AKT dan Shenrong mengadakan perjanjian jual beli batubara coking sebanyak 10.000 metrik ton per bulan untuk periode 12 bulan dengan harga spot yang disepakati bersama dikurangi dengan dengan faktor-faktor pengurang tertentu.
On 26 May 2010, AKT entered into a sale and purchase agreement for a period of 12 months with Shenrong for the monthly supply of 10,000 metric tonnes of coking coal by AKT at an agreed spot price less certain qualifying deductions.
k. Perjanjian dengan General Nice Recursos Comercial Offshore De Macau Limitada (“General Nice”)
k. Agreements with General Nice Recursos Comercial Offshore De Macau Limitada (“General Nice”)
Pada tanggal 13 Oktober 2010, AKT telah menandatangani kontrak penjualan batubara dengan General Nice dengan jangka waktu 1 tahun sebanyak 1.000.000 ton yang berakhir pada tanggal 30 September 2011. Harga jual akan ditentukan berdasarkan negosiasi dimuka pada awal setiap kwartal.
On 13 October 2010, AKT signed a Coal Sales Agreement with General Nice for the supply of 1,000,000 metric tones of coking coal by AKT to General Nice for a period of one year ending 30 September 2011. Price is subject to mutual negotiation and agreement in advance of the start of a calendar quarter.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada peristiwa yang akan menyebabkan batalnya perjanjian-perjanjian di atas.
Management believes that there shall be no events that may lead to the cancellation or premature termination of the above mentioned agreements.
2010 Borneo Annual Report
169
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 75 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 31. KONTINJENSI a.
170
Tuntutan Hukum
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. CONTINGENCIES a.
Legal Claims
Pada tanggal 9 Juni 2010, PT Asiamindo Nusa Mineral (“ANM”) mengajukan tuntutan hukum ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menuntut AKT sebagai pihak yang bertanggung jawab bersama BMS (bersama sebagai “Tergugat”). ANM (“Penggugat”), AKT dan BMS menandatangani Perjanjian Jasa Pemeliharaan Peralatan tertanggal 27 Oktober 2008 atas sejumlah peralatan pertambangan yang sebelumnya dibeli dari Penggugat dimana, berdasarkan perjanjian tersebut, Penggugat menyediakan jasa pemeliharaan peralatan pertambangan AKT dengan honorarium tertentu. Penggugat menuduh Tergugat membatasi dan melarang Penggugat untuk mendapatkan akses terhadap peralatan yang dimaksud. Dalam tuntutannya, Penggugat meminta kepada PN Jak-Sel untuk menyatakan Tergugat bertanggung jawab atas tindakan melawan hukum dengan mencegah Penggugat dalam mengakses peralatan dan menuntut Tergugat untuk membayar: (i) kerugian material sebesar AS$23.699.418 dan Rp 911; (ii) kerugian immaterial sebesar Rp 10.000; dan (iii) denda sebesar 6% per tahun dari AS$23.699.418 dan Rp 911 per tanggal 29 Januari 2009.
On 9 June 2010, PT Asiamindo Nusa Mineral (“ANM”) filed a civil claim with the South Jakarta District Court (“SJDC”). ANM (“the Plaintiff”) named AKT as one of the defendants along with BMS (jointly the “Defendants”). The Plaintiff, AKT and BMS entered into a Full Maintenance Contract dated 27 October 2008 for various equipment previously acquired from the Plaintiff. Pursuant to the agreement the Plaintiff is required to maintain and service the contracted equipment for agreed fees. The Plaintiff claimed the Defendants restricted and eventually prohibited the Plaintiff’s access to the equipment. In its claim, the Plaintiff requested that SJDC hold the Defendants jointly liable for carrying up unlawful actions by preventing the Plaintiff from having access to the equipment, and demanded the Defendants to pay: (i) a material damage equivalent to US$23,699,418 and Rp 911; (ii) an immaterial damage of Rp 10,000; and (iii) a penalty of 6% per annum calculated on the basis of US$23,699,418 and Rp 911 as at 29 January 2009.
Pada tanggal 26 Nopember 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan keputusan yang menolak gugatan tersebut di atas.
On 26 November 2010, SJDC issued a decree to deny the Plaintiff’s claim.
Terhadap keputusan Pengadilan Negeri tersebut, Penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI atas keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, proses banding dari pihak Penggugat masih berjalan di tingkat Pengadilan Tinggi.
Subsequent thereto, the Plaintiff submitted an appeal to the DKI Jakarta High Court against the SJDC’s ruling. As at the date of these consolidated financial statements, the appeal process was ongoing and no decision has yet to be made by the High Court.
Antara lain berdasarkan pendapat hukum yang diperoleh dari ahli hukum, manajemen berkeyakinan bahwa tuntutan Penggugat tidak berdasar, sehingga hasil akhir dari tuntutan ini tidak akan menimbulkan kewajiban atau beban kerugian bagi Grup. Oleh karenanya, Grup tidak malakukan pencadangan dalam laporan keuangan konsolidasian.
Management believes that, among other based on appropriate legal advice received, the claim referred to above has no merit, and therefore does not expect the ultimate resolution of the litigation will give rise to any liability to the Group. As a result, the Group does not provide for any allowance in the consolidated financial statements.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 76 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 31. KONTINJENSI (lanjutan) b.
Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. CONTINGENCIES (continued) b.
Mining Law No. 4/2009
Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui UndangUndang Pertambangan Mineral dan Batubara yang baru, yang telah disahkan oleh Presiden pada tanggal 12 Januari 2009 menjadi UU No. 4/2009 (“UU Minerba baru”). Berdasarkan Undang-undang tersebut, sistem Kontrak Karya tidak diberlakukan lagi untuk investasi di bidang pertambangan sejak berlakunya Undang-Undang ini. UU Minerba baru ini menegaskan bahwa Kontrak Karya yang sudah ada (termasuk PKP2B yang dimiliki Grup) tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya Kontrak Karya yang bersangkutan. Namun demikian, ketentuan peralihan berdasarkan Undang-Undang ini tidak jelas dan memerlukan klarifikasi lebih lanjut melalui peraturan–peraturan pelaksanaan yang sebagian masih belum dikeluarkan oleh Pemerintah.
On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed a new Law on Minerals and Coal Mining, which received the assent of the President on 12 January 2009 to become Law No. 4/2009 (the “New Mining Law”). Pursuant to this Law, the Contract of Work (“CoW”) system shall no longer be available to mining investments subsequent to the enactment of the Law. While the Law confirms that existing CoWs will continue to be honoured (including the Group’s CCoW), the transition provisions are unclear, and require clarification in some of them yet to be issued government regulations.
Ada beberapa hal yang sedang dipelajari oleh para pemegang Kontrak Karya, termasuk Grup, antara lain:
There are a number of issues which existing CoW holders, including the Group, are currently analysing, These include, among others:
x Seperti disampaikan di atas, UndangUndang ini menegaskan bahwa Kontrak Karya yang ada tetap berlaku hingga akhir masa berlakunya. Namun Undang-Undang ini mewajibkan Kontrak Karya yang ada untuk disesuaikan dalam jangka waktu satu tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini tanpa penjelasan dan ketentuan yang jelas (selain dari ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan Penerimaan Negara – juga tidak didefinisikan arti Penerimaan Negara, tetapi diasumsikan termasuk royalti dan pajak); dan
x
As noted above, while the new Mining Law confirms that existing CoWs shall continue to be honoured until their respective expiry, it however states that the terms of existing CoWs must be amended within one year of the enactment of the Law (other than terms relating to State Revenue, which is not defined, but presumably includes royalties and taxes); and
x Pemegang Kontrak Karya yang telah memulai aktivitasnya, wajib menyerahkan rencana aktivitas penambangan untuk seluruh wilayah Kontrak Karya yang bersangkutan dalam waktu satu tahun sejak berlakunya UU Minerba baru ini untuk disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (“Menteri ESDM”). Jika tidak disetujui, maka wilayah Kontrak Karya bisa dikurangi menjadi seluas wilayah untuk jenis izin yang serupa yang berlaku berdasarkan UU Minerba baru. AKT telah menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya yang dimaksud dan menerima persetujuan dari Menteri ESDM untuk memulai Periode Operasi pada tanggal 15 September 2009.
x
Within one year of the enactment of the Law, CoW holders, which have already commenced some form of activity, are required to submit a mining activity plan for the entire CoW area for the balance of the CoW life to the Minister of Energy and Mineral Resources (“MEMR”) for approval. If this plan is not approved, the CoW area may be reduced to that allowed for similar licenses under the New Mining Law. AKT duly submitted the required plan (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) and received corresponding approval from MEMR with its Operating Period was confirmed to start on 15 September 2009.
2010 Borneo Annual Report
171
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 77 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 31. KONTINJENSI (lanjutan) b.
c.
172
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. CONTINGENCIES (continued)
Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009 (lanjutan)
b.
Mining Law No. 4/2009 (continued)
Pada tanggal 1 Februari 2010, Presiden Republik Indonesia menandatangani dua Peraturan Pemerintah, yaitu PP No. 22/2010 (“PP 22”) dan PP No. 23/2010 (“PP 23”), yang dikeluarkan sebagai bagian dari aturan pelaksanaan UU Minerba baru . PP No. 22 pada intinya mengatur tentang dasar pembentukan wilayah pertambangan di Indonesia. PP No. 23 menjelaskan lebih detil jenis perizinan pertambangan yang dapat diperoleh berdasarkan UU Minerba ini, dan menjelaskan syarat dan kondisi yang wajib dipenuhi oleh pihak yang mengajukan maupun pihak berwenang yang mengeluarkan izin pertambangan.
On 1 February 2010, the President of the Republic of Indonesia signed two Government Regulations as the implementing regulations for the New Mining Law, i.e. Government Regulations No. 22/2010 (“GR 22”) and GR No. 23/2010 (“GR 23”). GR 22 deals with the establishment of mining areas in Indonesia. GR 23 offers further details of different types of mining licences which may be made available under the New Mining Law, and sets out the basic terms and conditions which need to be satisfied by licence applicants and observed by issuing authorities.
Pada tanggal 5 Juli 2010, PP No. 55/2010 dikeluarkan untuk mengatur pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan usaha pertambangan mineral dan batubara di Indonesia.
On 5 July 2010, GR No. 55/2010 was issued. This GR provides the guidance and supervision of mineral and coal mining businesses in Indonesia.
Reklamasi tambang
tambang
dan
penutupan
c.
Mine reclamation and mine closure
Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 78/2010 (“PP No. 78”) juga sebagai bagian dari peraturan pelaksanaan untuk UU Minerba baru. PP 78 ini mengatur aktivitas reklamasi dan pasca tambang yang diwajibkan kepada pemegang IUP-Eksplorasi dan IUP-Operasi Produksi. Peraturan ini memperbaharui Peraturan Menteri No. 18/2008 yang sebelumnya dikeluarkan oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral pada tanggal 29 Mei 2008.
On 20 December 2010, the Government of Indonesia released Government Regulation No. 78/2010 (“GR No. 78”) as another implementing regulation for the New Mining Law. The GR deals with regulations on reclamation and postmining activities with which both IUP-Exploration and IUP-Production Operation holders should comply. This regulation updates Ministerial Regulation No. 18/2008 previously issued by the MEMR on 29 May 2008.
Pemegang IUP-Eksplorasi dipersyaratkan antara lain, harus memuat rencana eksplorasi di dalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah.
A holder of IUP-Exploration, among other requirements, is required include a reclamation plan in its exploration work plan and budget, and provide a reclamation guarantee in the form of a time deposit placed at a state-owned bank.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 78 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 31. KONTINJENSI (lanjutan) c.
d.
Reklamasi tambang tambang (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. CONTINGENCIES (continued)
dan
penutupan
c. Mine reclamation (continued)
and
mine
closure
Pemegang IUP-Operasi Produksi dipersyaratkan, untuk (1) menyusun dan menyampaikan rencana reklamasi limatahunan; (2) menyusun dan menyampaikan rencana pasca tambang; (3) menyediakan dana jaminan reklamasi yang ditempatkan pada rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (jika disetujui), dan (4) menyediakan dana jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah.
A holder of IUP-Production Operation, among other requirements, is required to (1) prepare and file a five-year reclamation plan; (2) prepare and file a post-mining plan; (3) provide a reclamation guarantee which may be in the form of cash deposited in a joint bank account or time deposit placed with a state-owned bank, a bank guarantee, or an accounting provision (if so approved); and (4) provide a post-mine guarantee in the form of a time deposit placed with a state-owned bank.
Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP dari ketentuan untuk melaksanakan program reklamasi dan pasca tambang.
The requirement to provide reclamation and post-mine guarantees does not discharge the obligation of the IUP holder from carrying out the actual reclamation and post-mining programs at the required time.
Ketentuan peralihan yang diatur dalam PP 78 ini juga menegaskan bahwa perusahaan Kontrak Karya juga wajib mematuhi peraturan ini.
The transitional provisions provided in GR No. 78 confirms that CoW holders are also required to comply with the regulations set out therein.
Sampai dengan tanggal laporan ini, Grup belum menyediakan jaminan reklamasi tambang dan penutupan tambang.
As at the date of this report, the Group has not provided any reclamation and mine closure guarantee.
Peraturan Menteri No. 28/2009
d.
Ministerial Regulation No. 28/2009
Pada tanggal 30 September 2009, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 28/2009 mengenai penggunaan jasa kontraktor pertambangan oleh perusahaan pertambangan. Peraturan ini mengatur secara ketat syarat dan kriteria penggunaan perusahaan afiliasi atau anak perusahaan sebagai kontraktor jasa pertambangan, dan mewajibkan perolehan persetujuan dari Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi atas nama Menteri ESDM.
On 30 September 2009, the MEMR issued Regulation No. 28/2009 regarding the use of contractors by mining companies. This regulation, among others, sets strict criteria for mining companies to use affiliates or subsidiaries as their mining contractors, and requires that approval from the Director General of Minerals, Coal and Geothermal on behalf of the MEMR be obtained.
Peraturan Menteri ini memberikan masa tenggang selama tiga tahun kepada perusahaan pertambangan untuk memenuhi ketentuan peraturan ini.
The Regulation however offers a three-year grace period to conform to the requirement.
Manajemen berpendapat bahwa Grup dapat mematuhi peraturan ini tanpa menimbulkan dampak material pada operasional Grup.
Management believes that the Group will be able to comply with this regulation without any material adverse effect on the Group’s operations.
2010 Borneo Annual Report
173
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 79 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 31. KONTINJENSI (lanjutan) e.
Peraturan Menteri No. 17/2010
31. CONTINGENCIES (continued) e.
Ministerial Regulation No. 17/2010
Pada tanggal 23 September 2010, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 tentang mekanisme penetapan harga jual mineral dan batubara untuk tujuan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagai salah satu peraturan pelaksanaan UU Minerba baru. Peraturan ini ditentukan berlaku efektif sejak dikeluarkannya.
On 23 September 2010, the MEMR issued Ministerial Regulation No. 17/2010 as one of the implementing regulations for the New Mining Law. It outlines the rules for establishing sales prices of coal and other minerals for the purpose of settling non-tax obligations (such as royalty) to the Government. The Regulation is pronounced to be effective as of the date of the issuance.
Peraturan Menteri ini mengatur antara lain:
This Ministerial Regulation sets out among others: • the use of higher of benchmark prices or actual prices for the purpose settling non-tax obligations to the Government (e.g.royalty);
•
• •
174
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
penggunaan harga yang lebih tinggi antara harga penjualan sebenarnya atau harga patokan untuk tujuan pelunasan Penerimaan Negara Bukan Pajak (contoh: royalti); mekanisme dan tehnik perumusan harga patokan; dan biaya-biaya tertentu diperbolehkan sebagai pengurang harga patokan.
•
the establishment of benchmark prices; and
•
the allowance of certain costs as deductions to the benchmark price.
Peraturan ini juga mengharuskan perusahaan pertambangan untuk:
This regulation also requires mining companies to:
• mengutamakan penggunaan kapal berbendera Indonesia untuk mengangkut mineral/batubara; • mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi nasional dalam hal penjualan dilakukan dengan syarat Cost, Insurance and Freight (”CIF”); dan • menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.
•
prioritise the use of Indonesian flagged ships/vessels to transport minerals/coal;
•
prioritise the use of a national insurance company on Cost, Insurance and Freight (”CIF”) sales; and
•
use surveyors appointed by the Directorate General of Minerals, Coal and Geothermal.
Peraturan Menteri ini memberikan batas waktu untuk merubah harga kontrak spot penjualan sampai dengan 22 Maret 2011, dan kontrak penjualan jangka panjang sampai dengan 22 September 2011.
This Ministerial Regulation provides a transitional period until 22 March 2011 for spot sales contracts and 22 September 2011 for term sales contracts.
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 80 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 31. KONTINJENSI (lanjutan) e.
Peraturan Menteri No. 17/2010 (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. CONTINGENCIES (continued) e. Ministerial (continued)
Peraturan Menteri No. 34/2009
No.
17/2010
No further implementing regulations have been issued to date to produce the benchmark prices for coking coal for the enforcement of this Ministerial Regulation.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Pemerintah belum mengeluarkan aturan pelaksanaan lanjutan untuk menentukan harga patokan coking coal, sehingga harga patokan yang bersangkutan belum bisa ditetapkan. f.
Regulation
f.
Ministerial Regulation No. 34/2009
Pada bulan Desember 2009, Peraturan Menteri ESDM No. 34/2009 dikeluarkan yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada pengguna akhir dalam negeri (“Domestic Market Obligation” atau “DMO”).
In December 2009, Ministerial Regulation No. 34/2009 was issued to provide a legal framework to require mining companies to sell a portion of their output to domestic end users (“Domestic Market Obligation” or “DMO”).
Pembeli domestik dan harga yang digunakan untuk tujuan transaksi DMO ditentukan oleh Menteri ESDM dimana secara umum harga yang ditetapkan merujuk pada indeks harga internasional.
The domestic customers and the DMO price, which shall follow international indices as the benchmark, shall be determined by the MEMR.
Manajemen Grup masih dalam tahap meminta dan mendapatkan klarifikasi peraturan ini dari Kementerian ESDM karena kebutuhan coking coal di Indonesia sangat kecil. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, klarifikasi yang dimaksud masih belum diperoleh dari Kementerian ESDM.
The Group’s management is in the process of clarifying this regulation with the MEMR as there is no significant domestic market for coking coal in Indonesia. As at the date of these consolidated financial statements, the clarification has yet to be received.
Grup secara terus-menerus memonitor perkembangan dari implementasi peraturan pelaksanaan UU Minerba baru untuk mengevaluasi dampak yang mungkin timbul terhadap operasional Grup. Manajemen berpendapat bahwa peraturanperaturan pelaksanaan ini tidak menimbulkan dampak material pada operasional atau posisi keuangan Grup.
The Group continues to closely monitor the progress of the implementing regulations for the Law, and likewise continues to assess impacts, they may give rise to its operations. Management believes that these implementing regulations will have no material adverse impact on the Group’s operations or financial position.
2010 Borneo Annual Report
175
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 81 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 32. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
Aktiva m oneter dalam m ata uang asing Kas dan setara kas Dolar Kas dan setara kas Euro Kas di bank yang dibatasi penggunaannya Dolar Piutang usaha Dolar Uang jaminan Dolar Pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimew a Dolar
32. MONETARY ASSETS FOREIGN CURRENCY
31 Desem ber / December 2010 Mata uang asing Setara Rp (nilai penuh)/ Foreign (dalam jutaan)/ currencies Rp equivalent (full amount) (million)
IN
AS AS AS
135,252 21,520 18 437,269 63,240
US Dollar Euro US Dollar US Dollar US Dollar
M onetary assets in foreign currencies Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents Restricted cash in banks Trade receivables Refundable deposits
AS
1,276,891
11,481
US Dollar
Loan to related parties
Total monetary assets in foreign currencies
668,780
AS AS AS AS
(25,094,094) (42,633,522) (2,751,694) (25,000,000)
(225,621) (383,318) (24,740) (224,775)
US Dollar US Dollar US Dollar US Dollar
M onetary liabilities in foreign currencies Trade payables Accrued expenses Finance lease payables Borrowings
Jum lah kew ajiban moneter dalam m ata uang asing
(858,454)
Total monetary liabiliites in foreign currencies
Jum lah kew ajiban moneter dalam m ata uang asing, bersih
(189,674)
Net monetary liabilities in foreign currencies
Apabila aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2010 dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, maka kewajiban moneter bersih dalam mata uang asing Grup berkurang sebesar Rp 6.331.
If monetary assets and liabilities in foreign currencies as at 31 December 2010 were translated using the applicable exchange rates as at the date of these consolidated financial statements, the total net foreign currency monetary liabilities of the Group would have reduced by approximately Rp 6,331.
Grup tidak menyelenggarakan program lindung nilai secara formal karena seluruh penjualan dan sebagian besar pengeluaran Grup ditransaksikan dalam mata uang Dolar AS. Dengan ini, Grup secara efektif terlindung dari risiko fluktuasi mata uang dan secara tidak langsung merupakan lindung nilai alami (lihat Catatan 35).
The Group does not enter into any formal hedging arrangement to protect the risk of Rupiah fluctuation since all sales and a large portion of the Group’s expenditures are transacted in US Dollar. These indirectly represent a natural hedge under their own rights (see Note 35).
33. PELAPORAN SEGMEN Untuk tujuan penggunaan informasi keuangan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen usaha dan mengalokasikan sumber daya yang ada, manajemen menetapkan segmen primer Grup terdiri dari dua kegiatan usaha yaitu pertambangan batubara dan jasa pertambangan. Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi untuk tujuan laporan keuangan konsolidasian ini.
176
LIABILITIES
15,042,905 1,799,995 2,025 48,634,130 7,033,700
AS
Jum lah aktiva moneter dalam m ata uang asing Kew ajiban m oneter dalam m ata uang asing Hutang usaha Dolar Biaya yang masih harus dibayar Dolar Hutang sew a guna usaha Dolar Pinjaman Dolar
AND
Borneo Laporan Tahunan 2010
33. SEGMENT REPORTING For the purpose of the financial information used by management for evaluating the performance of its business and allocation of its available resources, management groups the primary segments of the Group’s business into two major business operations, consisting of coal mining and mining services. All transactions between the identified segments have been eliminated for the purpose of these consolidated financial statements.
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 82 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 33. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan)
33. SEGMENT REPORTING (continued)
Informasi segmen usaha yang dikelompokkan sebagai segmen utama Grup adalah sebagai berikut:
Information concerning the Group’s primary business segments is presented as follows:
31 Desember/ December 2010 Pertambangan Jasa batubara/ pertambangan/ Coal Mining Lain-lain/ Eliminasi/ Services Other Eliminations Mining
Konsolidasian/ Consolidated
Pendapatan usaha Penjualan non segmen Penjualan antar segmen Penjualan bersih
Revenue 2,751,793
-
-
2,751,793
340,866 340,866
-
(340,866) (340,866)
2,751,793
External sales Inter-segment sales Net sales
Laba kotor
1,379,659
135,899
-
(13,874)
1,501,684
Gross profit
-
Beban penjualan dan pemasaran
2,751,793
Selling and marketing (325,252) expenses General and administrative (154,524) expenses Exploration expenses (7,248)
Beban umum dan administrasi Beban eksplorasi Laba usaha
1,014,660 Operating income Finance (381,180) charges 34,597 Interest income (145,682) Other expenses
Beban keuangan Pendapatan bunga Beban lain-lain, bersih Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas
Income before 522,395 minority interest (12) Minority interest
Laba sebelum beban pajak
522,383
Beban pajak
(173,536)
Laba bersih
348,847
Aset segmen
3,764,555
1,061,915
6,880,853
(3,183,363)
Kewajiban segmen
2,055,263
992,255
141,745
(1,243,064)
943,925 273,278 31,983
165,933 204,967 -
74,983
(204,967) -
2,544,242
43,599
-
(256,218)
(1,351,798) (708,677)
(463,635) (63,763)
Perolehan aset tetap Depresiasi Amortisasi Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan dari pelanggan Pembayaran ke pemasok Lain-lain Arus kas bersih yang diperoleh dari/ (dipergunakan untuk) aktivitas operasi
483,767
(483,799)
(4,540,409) 1,249
(4,539,160)
4,774,129 (84,892 )
4,433,019
Profit before income tax expense Income tax expense Net profit
8,523,960
Segment assets Segment 1,946,199 liabilities Capital 1,109,858 expenditure 273,278 Depreciation 106,966 Amortisation Cash flows from operating activities Proceeds from 2,331,623 customers Payments to (1,581,713) suppliers (856,083) Others Net cash provided for/ (used in) operating (106,173) activities
2010 Borneo Annual Report
177
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 83 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 33. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan)
33. SEGMENT REPORTING (continued)
31 Desember/ December 2010 (lanjutan)/(continued) Pertambangan Jasa batubara/ pertambangan/ Coal Mining Lain-lain/ Eliminasi/ Konsolidasian/ Services Other Eliminations Consolidated Mining
-
Cash flows from investing activities Payment for acquisition of (1,047,384) fixed assets Investment in available for sale financial (150,000) assets
-
Net cash (used in)/ provided from investing (1,197,384) activities
Arus kas dari aktivitas investasi Pembelian aset tetap Investasi pada aset keuangan tersedia untuk dijual
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pembiayaan Penerimaan dari pinjaman kepada bank Penerimaan dari penambahan modal saham
(921,707)
(25,000)
(946,707)
178
-
(125,677)
-
(125,000)
(125,000)
-
Cash flows from financing activities -
386,559
-
-
386,559
1,354,050
-
4,988,946
(1,354,050)
4,988,946
-
-
-
(15,124)
-
-
(18,586)
Pembayaran pinjaman jangka pendek (15,124) Pembayaran hutang sewa pembiayaan (807) Pembayaran pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa Pembayaran pinjaman kepada bank (1,238,558) Pembayaran pinjaman kepada pihak ketiga Penerimaan dari pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa 426,357 Arus kas bersih yang diperoleh dari /(digunakan untuk) aktivitas pembiayaan
(125,677)
525,918
Borneo Laporan Tahunan 2010
(17,779)
(193,522) (402,799) -
848,032
620,491
(704,117) (502,125)
1,024,476
4,807,180
Proceeds from bank loans Proceeds from issue of new shares Repayment of short term loans Payment for leases
(1,216,823)
Repayment of related party (897,639) loans Repayment of (1,641,357) bank loans Repayment of (502,125)third party loans Proceeds from related party 1,082,042 loans
(2,570,873)
Net cash provided from/ (used in) financing 3,382,716 activities
-
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 84 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 33. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan)
33. SEGMENT REPORTING (continued)
31 Desember/ December 2009 Pertambangan Jasa batubara/ pertambangan/ Coal Mining Lain-lain/ Eliminasi/ Services Other Eliminations Mining
Konsolidasian/ Consolidated
Pendapatan usaha Penjualan non segmen Penjualan antar segmen
200,529
-
-
-
196,321
-
(196,321)
-
External sales Inter-segment sales
Penjualan bersih
200,529
196,321
-
(196,321)
200,529
Net sales
70,129
18,876
-
3,336
92,341
Gross profit
Laba kotor
Revenue -
Beban penjualan dan pemasaran
200,529
Selling and marketing expenses General and administrative expenses (10,231) (32,792)
Beban umum dan administrasi Laba usaha
49,318Operating income Finance (126,613) charges 397 Interest income (12,525) Other expenses
Beban keuangan Pendapatan bunga Beban lain-lain, bersih Rugi sebelum hak minoritas Hak minoritas
Loss before (89,423) minority interest - Minority interest
Rugi sebelum beban pajak penghasilan
(89,423)
Beban pajak
(10,354)
Loss before income tax expense Income tax expense
Rugi bersih
(99,777)
Net loss
Aset segmen
1,707,480
600,538
2,097,103
(62,154)
Kewajiban segmen
1,760,539
594,004
2,036,704
(99,018)
166,329 23,973 11,701
393,236 121,386 1,812
40,693
-
Perolehan aset tetap Depresiasi Amortisasi Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan dari pelanggan Pembayaran ke pemasok Lain-lain
Arus kas bersih yang (digunakan untuk)/ diperoleh dari aktivitas operasi
183,429
190,332
(492,059) (40,487)
(52,317) 158,712
(349,117)
296,727
4,342,967 Segment assets Segment 4,292,229 liabilities Capital 559,565 expenditure 145,359 Depreciation 54,206 Amortisation
-
(190,332)
351,631
(584,924) (552,399)
Cash flows from operating activities Proceeds from 183,429 customers Payment to (1,129,300) suppliers (82,543) Others
(1,327,655)
Net cash (used in)/ provided from operating activities
351,361
(1,028,414)
2010 Borneo Annual Report
179
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 85 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 33. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan)
33. SEGMENT REPORTING (continued)
31 Desember/ December 2009 (lanjutan)/(continued) Pertambangan Jasa batubara/ pertambangan/ Coal Mining Lain-lain/ Eliminasi/ Konsolidasian/ Services Other Eliminations Consolidated Mining
-
Cash flows from investing activities Payment for acquisition of (506,827) fixed assets Payment of deferred exploration and development (211,498) expenditure Payment for share (176,785) acquisition
41,374
Net cash (used in)/ provided from investing (895,110) activities
Arus kas dari aktivitas investasi Pembelian aset tetap
(157,216)
Pembayaran untuk biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan
(252,872)
Pembayaran akuisisi saham
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pembiayaan Penerimaan dari pinjaman Penerimaan dari pinjaman jangka pendek Pembayaran pinjaman jangka pendek Pembayaran hutang sewa pembiayaan Pembayaran pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa Penerimaan dari pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa Arus kas bersih yang diperoleh dari /(digunakan untuk) aktivitas pembiayaan
-
(410,088)
(349,611)
-
(349,611)
-
-
41,374
(176,785)
(176,785)
1,294,899
247,893
502,125
-
15,812
-
-
-
(1,012)
-
-
-
-
-
-
(637,496)
-
672,203
(13,359)
(255,337)
-
(20,803)
Segmen sekunder Grup adalah segmen berdasarkan wilayah tujuan penjualan sebagai berikut: 2010 Cina Turki India Jepang Korea Selatan Vietnam
180
-
Borneo Laporan Tahunan 2010
Cash flows from financing activities Proceeds from 2,044,917 borrowing Proceeds from short term 15,812 loans Repayment of short (1,012) term loans Payment for (13,359) leases
-
463,712
171,988
137,253
Repayment of related party (429,121) loans Proceeds from related party 309,241 loans
600,965
Net cash provided from/ (used in) financing 1,926,478 activities
674,113
The Group’s secondary segment which is a segment grouped on the basis of the geography to which it sales are made is presented as follows: 2009
2,016,904 289,884 180,628 166,879 78,859 18,639
200,529 -
2,751,793
200,529
China Turkey India Japan South Korea Vietnam
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 86 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 34. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN
34. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Aset dan kewajiban keuangan Grup pada tanggaltanggal neraca adalah sebagai berikut:
Presented below are the financial assets and liabilities of the Group as at the balance sheet dates:
(i) Aset keuangan
(i) Financial assets
Jumlah/ Total
31 Desember 2010 Aset keuangan: Kas dan setara kas 2,080,083 Kas di bank yang dibatasi penggunaannya 2,035 Aset keuangan yang tersedia untuk dijual 150,000 Piutang usaha 437,269 Uang jaminan 63,240 Piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa 73,604 Pinjaman ke pihak yang memiliki hubungan istimewa 90,243 Total aset keuangan 2,896,474 31 Desember 2009 Aset keuangan: Kas dan setara kas 8,172 Kas di bank yang dibatasi penggunaannya 36,639 Piutang usaha 17,100 Uang jaminan 56,234 Pinjaman ke pihak yang memiliki hubungan istimewa 12,003 Total aset keuangan 130,148
Pinjaman dan Piutang/ Loans and receivables
(ii) Kewajiban keuangan
31 Desember 2010 Kewajiban keuangan: Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang sewa pembiayaan Pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa Pinjaman Total kewajiban keuangan 31 Desember 2009 Kewajiban keuangan: Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang sewa pembiayaan Hutang kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa Pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa Pinjaman Total kewajiban keuangan
Nilai wajar di Laba rugi/ Fair value through profit and loss
Aset keuangan lainnya/ Other financial assets
31 December 2010 Financial assets: Cash and cash equivalents
-
-
2,080,083
-
-
2,035
437,269 63,240
-
150,000 -
73,604
-
-
90,243 664,356
-
2,232,118
-
-
8,172
Loan to related parties Total financial assets 31 December 2009 Financial assets: Cash and cash equivalents
17,100 56,234
-
36,639 -
Restricted cash in banks Trade receivables Refundable deposits
12,003 85,337
-
44,811
Loan to related parties Total financial assets
Restricted cash in banks Available for sale financial assets Trade receivables Refundable deposits Amounts due from related parties
(ii) Financial liability
Jumlah/ Total
Nilai wajar di Laba rugi/ Fair value through profit and loss
Kewajiban keuangan lainnya/ Other financial liabilities
320,010 430,164 61,230
320,010 430,164 61,230
-
6,062 224,775
6,062 224,775
-
31 December 2010 Financial liabilities: Trade payables Accrued expenses Finance lease payables Loans from related parties Borrowing
1,042,241
1,042,241
-
Total financial liabilities
292,363 93,630 30,266
292,363 93,630 30,266
-
646
646
-
1,218,298 2,044,917
1,218,298 2,044,917
-
31 December 2009 Financial liabilities: Trade payables Accrued expenses Finance lease payables Amount due to related parties Loans from related party Borrowings
3,680,120
3,680,120
-
Total financial liabilities
2010 Borneo Annual Report
181
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 87 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 35. MANAJEMEN RISIKO
35. RISK MANAGEMENT
Kegiatan usaha Grup secara inherent dipengaruhi oleh berbagai jenis risiko keuangan: risiko pasar (termasuk risiko nilai tukar, risiko harga dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Dalam hal ini, Grup berfokus pada pengelolaan ketidakpastian pasar keuangan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kinerja keuangan Grup.
The Group’s activities are inherently subject to a variety of financial risks: market risk (including foreign exchange risk, commodity price risk and interest rate risk), credit risk and liquidity risk. In respect thereof, the Group focuses on managing the unpredictability of financial markets so as to minimise potential adverse effects on the financial performance of the Group.
Pengelolaan risiko dipimpin oleh direksi yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan menentukan kebijakan lindung nilai atas risiko keuangan jika dipandang perlu, dan menetapkan prinsip-prinsip untuk pengelolaan risiko secara keseluruhan, termasuk risiko pasar, kredit dan likuiditas.
Risk management is led by the directors which identifies, evaluates and sets the policy for the hedging of financial risks, where appropriate; and provides the guiding principles for managing the overall risks, including market, credit and liquidity risks.
Risiko pasar
Market risk
i)
i)
ii)
Risiko nilai tukar
iii)
Foreign exchange risk
Penjualan, pendanaan dan sebagian besar pengeluaran Grup ditransaksikan dalam mata uang Dolar AS.
The Group’s sales, financing and the majority of its costs and operating expenditure are transacted in US Dollar.
Manajemen berpendapat bahwa pergerakan nilai tukar Rupiah/Dolar AS tidak berdampak signifikan terhadap Grup karena hanya kurang lebih 30% dari pengeluaran Grup yang terjadi dalam mata uang Rupiah, sedangkan keseluruhan penjualan Grup dilakukan dengan mata uang Dolar AS.
Management is of the opinion that the volatility in the Rupiah/US$ exchange rate is not likely to have a significant impact on the Group, as only an estimated 30% of the Group’s costs and operating expenditure are transacted in Rupiah, while all of its sales are transacted in US Dollar.
Risiko harga Kinerja operasi dan keuangan Grup dipengaruhi oleh harga coking coal yang secara fundamental ditentukan oleh permintaan dan penawaran coking coal dunia, harga minyak dan faktor lainnya seperti permintaan baja dunia. Grup secara proaktif mengelola risiko-risiko ini dan melakukan penyesuaian seperlunya atas rencana pertambangan, jadwal dan operasi pertambangan untuk mengurangi dampak fluktuasi tersebut di atas. Risiko suku bunga Terdapat satu pinjaman yang terhutang tingkat suku bunga tidak tetap sehingga terdampak risiko tingkat suku bunga. Walaupun demikian, Grup memonitor risiko ini untuk meminimalisir pengaruh negatif terhadap Grup.
182
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Borneo Laporan Tahunan 2010
ii) Price risk The Group is exposed to fluctuations in coking coal prices, and may be adversely affected. Fundamentally, the coking coal prices are determined by the worldwide supply and demand of the commodity, oil prices and other factors such as world steel demand. The Group actively manages these risks via, among other things, adjusting its mine plan, production schedule and mining operations as necessary to reduce the impact of the volatility. iii) Interest rate risk The Group has a borrowing that is subject to variable interest rate, as such is exposed to interest rate. However, the Group monitors the risk to minimise any negative impact on the Group.
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 88 Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 35. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
35. RISK MANAGEMENT (continued)
Tabel berikut menyajikan aset dan kewajiban keuangan Grup yang terpengaruh oleh risiko pasar tersebut di atas:
The following table presents a breakdown of the Group’s financial assets and financial liabilities which may be impacted by market risks as noted above:
31 Desember/December 2010
Aset Kas dan setara kas Kas di bank yang dibatasi penggunaannya Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Piutang usaha Piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa Uang jaminan Pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa Total aset keuangan Kewajiban Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang sewa pembiayaan Pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa Pinjaman Total kewajiban keuangan
Suku bunga mengambang/ Floating Rate
Suku bunga tetap/ Fixed Rate
Kurang dari satu tahun/ Less than one year
Kurang dari satu tahun/ Less than one year
Lebih dari satu tahun/ Greater than one year
Tanpa bunga/ Noninterest bearing
Lebih dari satu tahun/ Greater than one year
Jumlah/ Total
2,080,083
-
-
-
- 2,080,083
2,035
-
-
-
-
2,035
-
-
-
150,000 -
437,269
150,000 437,269
-
-
-
-
73,604
73,604
-
-
-
-
63,240
63,240
-
-
-
-
90,243
90,243
2,082,118
-
-
150,000
-
-
-
-
320,010
320,010
-
-
27,817
33,413
430,164 -
430,164 61,230
44,056
180,719
-
6,062 -
-
6,062 224,775
44,056
180,719
27,817
39,475
664,356 2,896,474
750,174 1,042,241
Assets Cash and cash equivalents Restricted cash in banks Available for sale financial assets Trade receivables Amounts due from related parties Refundable deposits Loan to related parties Total financial assets Liabilities Trade payables Accrued expenses Leases payable Loans from related parties Borrowings Total financial liabilities
Risiko kredit
Credit risk
Grup tidak memandang risiko kredit sebagai sesuatu yang serius karena keseluruhan penjualan Grup dilakukan dengan pembeli internasional yang memiliki reputasi dan kredibilitas prima, termasuk Glencore International AG dan pembeli yang direkomendasikan oleh Glencore. Grup mengelola risiko kredit secara berkesinambungan, mengevaluasi profil kredit dari calon pembeli dan memonitor kinerja kredit mereka secara berkelanjutan.
Credit risk of the Group is considered immaterial as all sales are conducted with reputable and credible international buyers including Glencore International AG and buyers recommended by Glencore. The Group manages its credit risk by continuously reviewing the credit profile of its buyers and monitoring the credit performance thereof.
Risiko likuiditas
Liquidity risk
Risiko likuiditas muncul jika Grup mengalami kesulitan dalam memperoleh pendanaan. Pengelolaan risiko likuditas dengan prinsip kehatihatian meliputi pemeliharaan kecukupan kas dan setara kas dan aset lainnya yang mudah dikonversikan menjadi kas. Grup mengelola risiko likuiditas dengan melakukan perencanaan dan pengevaluasian posisi dan arus kas secara berkesinambungan, dan menyesuaikan umur aset dan kewajiban keuangan secara tepat.
Liquidity risk arises in situations where the Group has difficulties in obtaining funding. Prudent liquidity risk management implies maintaining sufficient cash, cash equivalents and other assets that can be converted to cash quickly. The Group manages liquidity risk by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.
2010 Borneo Annual Report
183
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 89 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 36. KONSENTRASI RISIKO Sampai dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2010, pendapatan Grup seluruhnya berasal dari penjualan batubara kepada Glencore International AG (”Glencore”). Dengan ini, kinerja dan kelangsungan usaha Grup secara keseluruhan dapat dianggap bergantung pada prestasi kontrak penjualan batubara dengan Glencore. Sejak Oktober 2010, Grup mulai melakukan diversifikasi pembeli dan pelanggan untuk menghilangkan risiko ketergantungan Grup pada Glencore. 37. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
36. RISK CONCENTRATION As at 31 December 2010, all of the Group’s revenue has earned solely from coal sales to Glencore International AG (“Glencore”). The Group’s performance and business taken as a whole may be affected by the performance of sales contracts with Glencore. Starting October 2010, the Group has started the diversification of its customers and buyers in order to reduce the risk of the Group’s dependency on Glencore.
37. SUBSEQUENT EVENTS
a.
Pada tanggal 4 Januari 2011 AKT menandatangani perjanjian sewa alat berat dengan PT Rental Perkasa (JIMAC Group), pihak ketiga, berupa 2 unit crane dan 1 unit hydraulic excavator dengan biaya sewa AS$ 5.500 – AS$ 18.750 per bulan, yang akan berakhir pada 2 April 2011.
a.
On 4 January 2011, AKT entered into an equipment rental agreement with PT Rental Perkasa (JIMAC Group), a third party lessor, for the lease of 2 units of cranes and 1 unit of hydraulic excavator with rental fees of US$ 5,500 – US$ 18,750 per month for period up to 2 April 2011.
b.
Pada tanggal 10 Januari 2011, AKT menandatangani perjanjian jasa pengeboran dengan PT Nariki Minex Sejati, pihak ketiga, untuk melakukan pengeboran pra-produksi minimum 14.000 meter/bulan dengan biaya/unit sebesar AS$ 4,35/meter selama 6 bulan yang akan berakhir pada 10 Juli 2011.
b.
On 10 January 2011, AKT entered into a Drilling Services Agreement with PT Nariki Miner Sejati for pre-production drilling of a minimum of 14,000 meter/month at a rate of US$4.35/meter for a period of 6 months ending 10 July 2011.
c.
Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX. I. 5. yang mengatur tentang pembentukan Komite Audit, pada tanggal 17 Maret 2011 dewan komisaris Perusahaan membentuk komite audit berdasarkan keputusan rapat dewan komisaris yang diselenggarakan pada tanggal yang sama. Adapun susunan komite audit Perusahaan berdasarkan keputusan rapat tersebut adalah sebagai berikut: - Ketua : Soesanto Loekman* - Anggota : Graham Holdaway - Anggota : Paulus Soelistyo
c.
In accordance with Bapepam-LK Regulation No. IX.I.5., a meeting was held on 17 March 2011 by the Company’s board of commissioners to establish an audit committee and appointed the following persons for such committee:
*Komisaris Independen
184
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Borneo Laporan Tahunan 2010
-
Chairman : Soesanto Loekman* Member : Graham Holdaway Member : Paulus Soelistyo
*Independent Commissioner
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 90 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 38. PERKEMBANGAN TERAKHIR AKUNTANSI KEUANGAN
STANDAR
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi yang direvisi yang mungkin berdampak pada laporan keuangan konsolidasian Grup untuk tahun-tahun yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011: x x x x x x x x x x x x x x x x
PSAK 1 (Revisi 2009) – Penyajian Laporan Keuangan; PSAK 2 (Revisi 2009) – Laporan Arus Kas; PSAK 3 (Revisi 2010) – Laporan Keuangan Interim; PSAK 4 (Revisi 2009) – Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri; PSAK 5 (Revisi 2009) – Segmen Operasi; PSAK 7 (Revisi 2010) – Pengungkapan PihakPihak yang Berelasi; PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Tanggal Neraca; PSAK 12 (Revisi 2009) – Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama; PSAK 15 (Revisi 2009) – Investasi Pada Entitas Asosiasi; PSAK 19 (Revisi 2010) – Aset Tidak Berwujud; PSAK 22 (Revisi 2010) – Akuntansi Penggabungan Usaha; PSAK 23 (Revisi 2010) – Pendapatan; PSAK 25 (Revisi 2009) – Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan; PSAK 48 (Revisi 2009) – Penurunan Nilai Aset; PSAK 57 (Revisi 2009) – Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi; PSAK 58 (Revisi 2009) – Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 38. PROSPECTIVE PRONOUNCEMENTS
ACCOUNTING
The Indonesian Institute of Accountants has issued the following revised accounting standards that may applicable to the Group’s consolidated financial statements for years beginning on or after 1 January 2011: x x x x x x x x x x x x x x x x
SFAS 1 (Revised 2009) – Presentation of Financial Statements; SFAS 2 (Revised 2009) – Statement of Cash Flows; SFAS 3 (Revised 2010) – Interim Financial Reporting; SFAS 4 (Revised 2009) – Consolidated and Separate Financial Statements; SFAS 5 (Revised 2009) – Operating Segments; SFAS 7 (Revised 2010) – Related Party Disclosures; SFAS 8 (Revised 2010) – Events After the Reporting Period; SFAS 12 (Revised 2009) – Interests in Joint Ventures; SFAS 15 (Revised 2009) – Investments in Associates; SFAS 19 (Revised 2010) – Intangible Assets; SFAS 22 (Revised 2010) – Business Combinations; SFAS 23 (Revised 2010) – Revenue; SFAS 25 (Revised 2009) – Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors; SFAS 48 (Revised 2009) – Impairment of Assets; SFAS 57 (Revised 2009) – Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets; SFAS 58 (Revised 2009) – Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations.
Ikatan Akuntan Indonesia juga telah menerbitkan standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mungkin dapat berdampak terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup untuk tahun-tahun yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
The Indonesian Institute of Accountants has also issued the following revised accounting standard that may applicable to the Group’s consolidated financial statements covering years beginning on or after 1 January 2012:
-
-
-
PSAK 10 (Revisi 2009) – Efek dari Perubahan Kurs Mata Uang Asing; PSAK 18 (Revisi 2010) – Akuntansi dan Pelaporan Manfaat Purnakarya; PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja; PSAK 34 (Revisi 2010) – Akuntansi Kontrak Konstruksi; PSAK 46 (Revisi 2010) – Akuntansi Pajak Penghasilan; PSAK 50 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan: Penyajian; PSAK 53 (Revisi 2010) – Pembayaran Berbasis Saham; PSAK 60 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan: Pengungkapan;
-
SFAS 10 (Revised 2009) – The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates; SFAS 18 (Revised 2010) – Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans; SFAS 24 (Revised 2010) – Employee Benefits; SFAS 34 (Revised 2010) – Construction Contract; SFAS 46 (Revised 2010) – Income Taxes; SFAS 50 (Revised 2010) – Financial Instruments: Presentation; SFAS 53 (Revised 2010) – Share-based Payment; SFAS 60 – Financial Instrument: Disclosures;
2010 Borneo Annual Report
185
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES Lampiran 91 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus) 38. PERKEMBANGAN TERAKHIR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan) -
STANDAR
PSAK 61 – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah.
Grup masih mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup. 39. REKLASIFIKASI AKUN Angka komparatif pada laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diubah untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
186
Borneo Laporan Tahunan 2010
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 38. PROSPECTIVE PRONOUNCEMENTS (continued) -
ACCOUNTING
SFAS 61 - Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance
The Group continuous to assess the possible impact of the revised standards on the Group’s consolidated financial statements. 39. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS Certain comparative figures in the consolidated financial statements for the year ended 31 December 2009 have been amended to conform to the basis on which the consolidated financial statements for the year ended 31 December 2010 have been presented.
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
2010 Borneo Annual Report
187
188
Borneo Laporan Tahunan 2010
Data
Perusahaan
Corporate Data
2010 Borneo Annual Report
189
Corporate Profile
Management Report
Operational Review
Corporate Social Responsibility
Corporate Governance
Informasi Perusahaan Corporate Information Kantor Pusat
Head Office
AKT Site Project
AKT Site Project
Kantor Representatif Palangkaraya
Palangkaraya Representative Office
Kantor Representatif Muara Teweh
Muara Teweh Representative Office
Kantor Representatif Banjarmasin
Banjarmasin Representative Office
Kantor Balikpapan
Balikpapan Office
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk, Menara Bank Danamon, 15th floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E. IV no.6. Mega Kuningan, Jakarta 12950 Desa Bentuan – Kelurahan Muara Tuhup, Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah 73911 Telp. / Fax: 021 – 75991234 / 57992181 (Ext. 2104)
Jln. Anggrek 1 No.123 – Komplek PCPR 1 Palangkaraya 73111 Kalimantan Tengah. Telp. / Fax: 0536-3230405 Jl. Langsat No.43 Rt.07/02 Kelurahan Lanjas – Muara Teweh Kalimantan Tengah 73812. Telp. / Fax: 0519 – 23369
Jl. A. Yani Km.6.7 - Komplek Citra Garden Blok-A3 No.11 Banjarmasin 70248 - Kalsel. Telp. / Fax: 0511 – 4282627
Jl. Jend. Sudirman Komplek Ruko BPN Permai Blok F-2 No.32, Balikpapan 76114 Kalimantan Timur Telp. / Fax: 0542-440865 / 0542-417633
190
Borneo Laporan Tahunan 2010
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk, Menara Bank Danamon, 15th floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E. IV no.6. Mega Kuningan, Jakarta 12950 Desa Bentuan – Kelurahan Muara Tuhup, Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah 73911 Phone / Fax: 021 – 75991234 / 57992181 (Ext. 2104) Jl. Anggrek 1 No.123 – Komplek PCPR 1 Palangkaraya 73111 Kalimantan Tengah. Phone / Fax: 0536-3230405
Jl. Langsat No.43 Rt.07/02 Kelurahan Lanjas – Muara Teweh – Kalimantan Tengah 73812. Phone / Fax: 0519 – 23369
Jl. A. Yani Km.6.7 - Komplek Citra Garden Blok-A3 No.11 Banjarmasin 70248 - Kalsel. Phone / Fax: 0511 – 4282627
Jl. Jend. Sudirman Komplek Ruko BPN Permai Blok F-2 No.32, Balikpapan 76114 - Kalimantan Timur Phone / Fax: 0542-440865 / 0542-417633
Human Resources
Risk Management
Safety, Health, and Management
Management’s Discussion and Analysis
Corporate Data
Eksekutif Senior Senior Executive • Hardianto • Vera Likin • Nenie Afwani • Iwan Djalal • Benny Soetanto • Adnan Tabrani • Muhammad Thabrani
Tim Manajemen Tambang Mine Management Team Tim manajemen Tuhup terdiri dari para ahli dengan keahlian dan pengalaman yang sesuai untuk mengembangkan dan mengelola operasional pertambangan batubara coking yang pertama dan terbesar di Indonesia.
The Tuhup site management team embraces the broad range of skills and experience necessary to develop and manage Indonesia’s first and foremost coking coal operation.
Humala Oloan, Manajer Tambang Syahrunsyah Syahbuddin, Kepala Teknik & Hubungan Masyarakat Victor Simbolon, Pengawas Keselamatan Kerja Chris Chapman, Manajer Pemeliharaan Pertambangan Paul Martin, Pengawas Senior Workshop Bijit Biswas, Pengawas Kualitas Batubara Arifin Jauhar, Pengawas Operasi Pelabuhan Wayne Slater, Pengawas Infrastruktur Akhmad Rifaldi, Pengawas Administrasi
Mr Humala Oloan, Mine Manager Mr Syahrunsyah Syahbuddin, Head of Engineering & Community Relations Mr Victor Simbolon, Safety Superintendent Mr Chris Chapman, Plant Maintenance Manager Mr Paul Martin, Senior Workshop Superintendent Mr Bijit Biswas, Coal Quality Superintendent Mr Arifin Jauhar, Port Operations Superintendent Mr Wayne Slater, Infrastructure Superintendent Mr Akhmad Rifaldi, Administrative Superintendent
2010 Borneo Annual Report
191
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
192
Borneo Laporan Tahunan 2010