Summary of Business Process Modelling : A Maturing Discipline? Author
: Jan Recker, Michael Rosemann from University of Queensland and Marta Indulska, Peter Green from UQ Business Schools. Published on 2007
Reviewer
: M. Eka Suryana – Kelompok 251
Keyword
: Business Process Management, Process Modelling, Representation Theory, BWW Model.
I. Pendahuluan Tujuan dari literatur yang diringkas adalah untuk mempelajari perbedaan kemampuan representasi dari sejumlah teknik pemodelan proses dan untuk mengukur sejauh apa perkembangan teknik pemodelan yang ada seiring dengan berjalannya waktu. Dari dua objektif ini, diturunkan beberapa pertanyaan riset yang lebih detail: 1. Sebaik apa pemodelan proses bekerja dalam merepresentasikan analisa yang berdasarkan Bunge-Wand-Weber (BWW) model. 2. Apa faktor yang mempengaruhi perbedaan teknik pemodelan ditinjau dari aspek ontological completeness and clarity yang berbasis BWW model. 3. Bagaimana perkembangan teknik pemodelan proses yang ada seiring dengan berjalannya waktu ditinjau dari aspek ontological completeness and clarity.
II. Latar Belakang dan Hal-hal yang berkaitan Penggunaan BWW model sebagai tolak ukut untuk mengevaluasi teknik pemodelan dalam merepresentasikan. Hal ini adalah inti dari metode penelitian analisa representasi, yang dapat digunakan untuk menilai keunggulan dan kelemahan dari teknik tersebut. BWW dianggap sebagai metode yang tepat untuk mengukur defisiensi dalam merepresentasikan model.
Bunge-Wand-Weber Model Fundamental utama dari ontologi BWW adalah setiap bahasa (Grammar) sistem analisa dan desain harus dapat merepresentasikan konsep dunia nyata yang mungkin menarik perhatian pengguna sistem informasi. BWW ontologi memberikan guideliness untuk memetakan konsep dunia nyata dalam kerangka utama yang sudah ditetapkannya.
Hak Cipta dipegang Muhammad Eka Hak cipta tidak termasuk kutipan dan gambar yang disadur dari literatur sumber. Silahkan secara bebas mendistribusikan tulisan ini.
Analisa Sifat Representasi dari Teknik Pemodelan sebelumnya Pemodelan proses secara umum memiliki dua peran. Pertama intuitif bisnis proses yang digunakan untuk mengukur lingkup proyek, mencari dan mendiskusikan bisnis requirements. Kedua pemodelan bisnis proses dapat mengotomasi proses yang diperlukan ketika mengkonversi proses tersebut kedalam bentuk spesifikasi.
III. Metode Riset Penelitian ini melakukan komparasi dua belas teknik pemodelan dengan fokus pada analisa ontology completeness and clarity. Dari dua belas teknik pemodelan yang diuji berasal dari zaman yang berbeda. Dua orang peneliti yang pertama kali melakukan review dan dan analisa dari teknik-teknik tersebut, kemudian hasil yang didapat dikonsolidasikan lagi dan di review dengan dua peneliti lain.
Analisa yang dilakukan berfokus pada empat penilaian, yaitu
1. Construct deficit Construct deficit adalah suatu kejadian ketika tidak ada konstruksi (elemen) dari teknik pemodelan yang dapat dipetakan ke dalam konstroksi BWW. Dalam penelitian elemen ini dilabelkan sebagai DoD (degree of deficiency). 2. Construct redundancy Suatu kondisi dimana terjadi beberapa konstruksi teknik pemodelan dipetakan ke sebuah konstruksi BWW. Hal ini berpotensi untuk menimbulkan kebingungan saat teknik pemodelan tersebut dipakai. Dalam penelitian elemen ini dilabelkan sebagai DoR (degree of redundancyi). 3. Construct excess Suatu dimana sebuah konstruksi teknik pemodelan tidak dapat dipetakan terhadap ke sebuah konstruksi BWW. Fokus studi ini adalah untuk mengidentifikasi degree of excess (DoE) yang mengindikasikan kemampuan untuk memberikan deskripsi secara jelas dari domain model. 4. Construct overload Suatu kondisi dimana sebuah konstruksi teknik pemodelan dapat dipetakan ke lebih dari satu konstruksi BWW. Dalam penelitian elemen penelitian ini dilabelkan sebagai DoO (degree of overload)
IV. Hasil Penelitian Teori representasi yang diperkenalkan oleh Weber mensarankan teknik pemodelan seharusnya lengkap dan jelas dalam merepresentasikan fenomena dunia nyata, memiliki level DoD, DoR, DoE, dan DoO yang serendah mungkin. Pada gambar 2 dapat dilihat representasi radar chart yang memberikan gambaran umum hasil pengujian empat elemen defisiensi yang bersangkutan.
Hak Cipta dipegang Muhammad Eka Hak cipta tidak termasuk kutipan dan gambar yang disadur dari literatur sumber. Silahkan secara bebas mendistribusikan tulisan ini.
Gambar 1. Overview hasil pengujian DoD, DoR, DoE, DoO (disadur dari literatur sumber)
Kesimpulan yang dapat diambil dari gambar di atas adalah ebXML memiliki kedekatan tertinggi dengan prinsip umum teori representasi (28% DoD, 16% DoR, 14% DoE, 2% DoO). Dengan demikian dapat diasumsikan ebXML tidak hanya memudahkan pemodel dalam membuat deskripsi lengkap domain dunia nyata tetapi juga menyediakan deskripsi yang jelas yang mengurangi kompleksitas dan ambiguitas.
Dua pattern dapat dilihat dari gambar diatas. Pertama teknik seperti Petri nets memperoleh nilai DoR, dan DoE yang rendah tetapi nilai tinggi untuk DoO. Dari hasil ini diketahui bahwa teknik pemodelan yang menyediakan konstruksi bahasa yang minimal bersifat fleksibel dalam merepresentasikan maksud dan tujuan. Tetapi kelemahannya konstruksi dunia nyata memiliki banyak makna.
Kedua, teknik pemodelan yang memperoleh nilai rendah untuk DoO, tetapi nilai tinggi untuk DoR, dan DoE seperti BPML atau WSCI. Diketahui memberikan perangkat spesifikasi perangkat konstruksi yang ekstensif tetapi berpotensial untuk redundan dan eksesif. Gambar dua ini dapat berperan sebagai petunjuk bagi pemodel dalammemilih teknik pemodelan.
Hak Cipta dipegang Muhammad Eka Hak cipta tidak termasuk kutipan dan gambar yang disadur dari literatur sumber. Silahkan secara bebas mendistribusikan tulisan ini.
V. Pengukuran Kedewasaan Teknik Pemodelan yang ada Kali ini akan dilakukan analisa perkembangan teknik pemodelan terhadap ontological completeness and clarity sesai dengan berjalannya waktu. Hasil penelitian tentang hal ini dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3.
Gambar 2. Perkembangan teknik pemodelan terhadap degree of completeness (disadur dari paper sumber)
Dari visualisasi di atas terlihat bahwa meskipun Petri nets tidak memperloleh nilai DoC tertinggi, tetapi masih relatif lebih tingi dari teknik pemodelan yang lebih kini. Dengan mengecualikan hal ini, secara umum perkembangan DoC terus meningkat.
Gambar 3. Pengukuran DoE, DoO, dan DoR (disalin dari paper sumber)
Dari gambar diatas diketahui bahwa teknik pemodelan yang memiliki fokus lebih pada analisa bisnis perspektif (EPCs, BPML, BPMN) yang dipakai untuk mencari bisnis requirements. Memiliki nilai rata-rata DoE yang tinggi (37%).
Hak Cipta dipegang Muhammad Eka Hak cipta tidak termasuk kutipan dan gambar yang disadur dari literatur sumber. Silahkan secara bebas mendistribusikan tulisan ini.
Selain itu DoR memiliki kecenderungan untuk terus meningkat. Dengan nilai tertinggi dipegang teknik pemodelan terkini, BPMN dengan nilai 51%. Sementara itu nilai DoO, cenderung untuk terus menurun kemudian stabil. Terakhir tidak melebihi 5% sejak 2001.
Lampiran
Gambar 4. Contoh pemetaan konstruksi BWW.
Hak Cipta dipegang Muhammad Eka Hak cipta tidak termasuk kutipan dan gambar yang disadur dari literatur sumber. Silahkan secara bebas mendistribusikan tulisan ini.