SUKUK
MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010
Pengertian
Sukuk (ص ُك ْوك ُ ) adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak (plural) dari kata ‘Sakk’ ( ) صَ َكَ َك, yang berarti dokumen atau sertifikat. Pada abad pertengahan, sukuk lazim digunakan oleh para pedagang muslim sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari perdagangan dan aktivitas komersial lainnya (Ayub, 2005). Berdasarkan Fatwa The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) No. 17 tentang Investment Sukuk (Sukuk Investasi), Sukuk adalah sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti bagian kepemilikan yang tak terbagi atas suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau atas kepemilikan suatu proyek atau kegiatan investasi tertentu. “Investment Sukuk are certificate of equal value representing undivided shares in ownership of tangible assets, usufruct and services or (in the ownership of) the assets of particular projects or special investment activity”
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, Sukuk (Obligasi Syariah) adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Berdasarkan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) Nomor 130/BL/2006, Sukuk didefinisikan sebagai Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas : 1. Kepemilikan aset berwujud tertentu; 2. Nilai manfaat dan jasa atas asset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau 3. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Karakteristik sukuk Sukuk memiliki beberapa karakteristik, antara lain: merupakan bukti kepemilikan suatu aset, hak manfaat, jasa atau kegiatan investasi tertentu; pendapatan yang diberikan berupa imbalan, marjin, bagi hasil, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan; Terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir; Memerlukan adanya underlying asset penerbitan; Penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah.
Perbedaan sukuk dengan obligasi konvensional Sukuk
Obligasi
Prinsip dasar
Surat berharga yang diterbitkan Pernyataan utang tanpa berdasarkan prinsip syariah, sebagai syarat dari penerbit bukti kepemilikan /penyertaan terhadap suatu asset yg menjadi dasar penerbitan sukuk
Underlying asset
Memerlukan underlying asset sebagai dasar penerbitan
Tidak ada
Opini syariah/fatwa
Memerlukan Fatwa/Opini Syariah untuk menjamin kesesuaian sukuk dengan prinsip syariah
Tidak ada
Penggunaan dana
tidak dapat digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan prinsip syariah
Tidak ada
Return
berupa imbalan, bagi hasil, margin, capital gain
Bunga, capital gain
Jenis Sukuk sukuk Al Ijarah (Sale and lease back) sukuk Al Mudharaba (Profit sharing) – –
Al Mudharaba Muthlaqah Al Mudharaba Muqayyadah
sukuk Al Musharaka (Profit and lost sharing) sukuk Al Murabaha (Cost-plus sale) – –
Bai’ As Salam Bai’ Al Istisna’
Sukuk ijarah: sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad Ijarah, dan dapat diklasifikasikan menjadi antara lain:
Sukuk kepemilikan aset berwujud yang disewakan (terjadi perpindahan milk) Sukuk kepemilikan hak manfaat Sukuk kepemilikan jasa
Sukuk salam
Sukuk Salam adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan dana untuk modal dalam akad Salam, sehingga barang yang akan disediakan melalui akad Salam menjadi milik pemegang sukuk.
Sukuk ishtishna’
Sukuk Istishna‟ adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan dana yang akan digunakan untuk memproduksi suatu barang, sehingga barang yang akan diproduksi tersebut menjadi milik pemegang sukuk.
Sukuk musyarakah
Sukuk Musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan memperoleh dana untuk menjalankan proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah berjalan, atau untuk membiayai kegiatan bisnis yang dilakukan berdasarkan akad musyarakah, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik proyek atau aset kegiatan usaha tersebut, sesuai dengan kontribusi dana yang diberikan. Sukuk musyarakah tersebut dapat dikelola dengan akad musyarakah (partisipasi), mudharabah atau agen investasi (wakalah).
Sukuk mudharabah
Sukuk Mudharabah adalah sukuk yang merepresentasikan suatu proyek atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad mudharabah, dengan menunjuk salah satu partner atau pihak lain sebagai mudharib (pengelola usaha) dalam melakukan pengelolaan usaha tersebut.
Mekanisme penerbitan sukuk Penunjukan Lead Managers Memerlukan underlying assets Pendirian Special Purpose Vehicle (SPV) Pengalihan / penjualan aset kepada SPV –
Pengalihan hak manfaat /guna (Beneficial vs Legal Ownership)
SPV sebagai issuer Endorsement / Certification dari Shariah Scholars/Shariah Board SPV bisa bertindak sebagai Trustee
Fungsi SPV Fasilitator antara Obligor dan Investor Bertindak sebagai Trustee (wakalah) yang menjaga kepentingan Investor atas trust asset Memungkinkan Sukuk menjadi instrumen penyertaan bukan debt instrumen Kesepakatan Ulama dunia (ijma’) mengenai pendirian SPV dalam rangka Syariah Compliance. Pendirian SPV di offshore untuk mempermudah transaksi dari segi tax dan accounting standard
Mekanisme Sukuk Al-Ijarah – Sale and Lease Back
Potensi perkembangan sukuk
Penerbitan Sukuk Korporasi di Indonesia Per Desember 2009