The Kids Detective By : Ben Susilo
Peristiwa heboh yang terjadi saat pertandingan besar antara kesebelasan PERSIKABA dan TIMNAS masih hangat menjadi perbincangan. Begitupun halnya yang tengah hangat diperbincangkan di Sekolah Dasar Baitunnur. Sekolah tempat Aam dan kawan – kawan detektifnya belajar dan bercengkerama bersama. Keberanian Aam dan kawan – kawan menemukan pelaku dalam peristiwa pertandinga sepak bola beberapa waktu yang lalu membuat mereka semakin tenar di kalangan teman – temannya yang lain. “Aam… Kamu kemarin keren sekali…” “Iya… aku lihat kamu, Riski, Zaky dan Indra masuk di TVB saat pertandingan kemarin.” Kata salah seorang murid perempuan satu kelas Aam. “Aah… itu kecil. Semua karena aku kami bisa menemukan pelakunya…” Sahut Riski sok pahlawan. “Ah… Kamu Ris, kamu di sana kan Cuma nonton. Kalau tidak karena aku penjahat itu pasti kabur… ha ha ha.” Kata Zaky sambil tertawa lantang. “Dasar kalian selalu saja begitu kalau dipuji cewek…” Sahut Aam cuek. “Aku lihat Aam yang membuat pelakunya pingsan dengan cara menendang bola kea rah pelaku… Keren…” Kata salah satu teman kelas yang berkerumun. “Ah, tidak. Aku tidak melakukan apa – apa. Dia hanya kena bola yang melambung keluar lapangan… he he he.” Aam menjelaskan. “Tapi kamu keren Aaaam….” Teriak salah satu murid perempuan. “Sudah sudah… semua bubar…!!!” Teriak Indra. … “Kamu kenapa sih In ?” Tanya Riski. “Berisik semuanya… mengganggu aja…” Jawab Indra. “Tapi mereka kan penggemar kita tim detektif.” Kata Riski. “Ah… apa katamu lah.” Sahut Indra cuek. … “Sudah, kalian jangan bertengkar.” Zaky mencoba melerai. “Eh… Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi.” Sahut Riski. 1
The Kids Detective By : Ben Susilo
“Heee…. Konsultasi ?” Tanya Indra. “Iya… Kalau ada teman – teman kita yang memiliki masalah yang sulit dan mereka tidak bisa memecahkannya dan butuh bantuan kita, biar mereka bisa konsultasi ke kita.” Riski mencoba menjelaskan. “Terus, apa untungnya buat kita ? Apa mereka mau membayar kita mahal ?” Tanya Indra. “Kenapa hanya uang yang kamu pikirkan ??!!! Sebagai tim detektif kita tidak harus memikirkan uang. Membantu orang dan memecahkan masalah untuk mencari kebenaran adalah yang utama. Iya kan Am ?” Ucap Riski. “Ya… Kurang lebih begitu.” Jawab Aam singkat. “Ha ha ha… Ide bagus Ris. Tumben kamu smart.” Zaky bercanda. “Tapi gimana caranya supaya mereka tahu ?” Tanya Zaky. “Aku yakin si bandel pasti sedang melakukan hal yang konyol untuk itu.” Kata Indra. … Tiba – tiba terdengar suara keras dari speaker pengumuman di tiap kelas. “Pengumuman… Hari ini telah resmi dibuka untuk teman – teman semua yang memiliki masalah yang sulit untuk dipecahkan, konsultasi ke tim detektif di kelas VB. Dengan anggota Aam, Zaky, Indra dan saya Riski si tampan.” Terdengar suara Riski dari speaker pengumuman. “Heiii….!!! Kamu ngapaiiin…!!!” Teriak salah seorang guru yang mengetahui ulah Riski. “Wuaaa…. Iya Pak…!!!” Teriak Riski kaget sambil berlari kabur dari ruang informasi. … Beberapa lama kemudian setelah pengumuman yang dibuat Riski, mereka masih menunggu di ruang kelas. Berharap ada teman mereka yang dating untuk meminta bantuan kepada mereka. “Sudah hampir dua jam kita menunggu, tapi tidak ada yang dating ke sini.” Keluh Riski. “Sudah aku bilang, ini ide konyol.” Sahut Aam. “Kalau tidak ada kita pulang saja sekarang.” Kata Indra. … “Permisi… Apa kalian tim detektif ?” Tiba – tiba ada seorang murid yang dating menghampiri mereka. “Horee… ada yang dataang…!!” Teriak Riski dengan gembira. 2
The Kids Detective By : Ben Susilo
“Eh…” Aam heran. “Kalian bisa membantuku ?” Kata anak itu. “Membantu apa ? Apa kamu punya masalah yang sulit dan berbahaya ? Kereeen…” Tanya Riski. “Iya… kakakku sudah tiga hari tidak pulang.” Jawab anak itu. “Mungkin main ke rumah temannya kali ?” Kata Indra. “Tidak mungkin, biasanya kakak selalu pamit kalau pergi. Lagi pula dia juga jarang bergaul jadi tidak punya banyak teman akrab.” Anak itu menjawab. “Lhoo… memangnya terakhir kamu bertemu kakakmu dimana ?” Tanya Aam. “Terakhir aku bersama kakak waktu dia mengantarku berangkat sekolah. Biasanya saat pulang sekolah kakak tidak pernah telat menjemputku. Tapi saat itu kakak tidak dating menjemputku sampai sore. Dan ketika aku sampai di rumah, kakakku juga tidak ada di rumah. Aku tinggal seorang diri dengan kakakku.” Anak itu menjelaskan dengan panjang lebar. “Kamu bawa foto kakakmu ?” Tanya Aam. “Tidak, tapi di rumah ada foto kakak.” Jawab anak itu. “Apa boleh buat, ayo langsung ke rumahmu.” Kata Zaky semangat. … Mereka pun tiba di rumah anak tersebut. Satu persatu semua petunjuk mereka cari untuk menemukan kemana kakak anak yang minta bantuan mereka. “Eh… lukisan ini siapa yang melukis ?” Tanya Aam. “Owwh… lukisan itu. Lukisan presiden pertama kita, itu kakakku yang melukisnya. Ia membuat replica dari lukisan aslinya. Lukisan kakak ini pernah dipamerkan di pameran lukisan klasik.” Anak itu menjelaskan dengan bangga. “O iya…?” Aam kagum. “Iya… Saat itu bahkan ada orang yang memuji lukisan kakak.” Kata anak itu menambahkan. “Memuji ?” Aam penasaran. “Orang itu bilang kalau lukisan kakakku sangat mirip aslinya, dan jika mau kakakku akan diajaknya berbisnis.” Anak itu menambahkan. “Tidak salah lagi…” Ucap Aam dalam hati. … “Eh… ini ada undangan.” Kata Zaky menemukan sesuatu. “Untuk kakakmu.” Kata Riski. 3
The Kids Detective By : Ben Susilo
“Oh iya, itu dating kemarin siang. Itu undangan untuk kakakku, ia diundang ke pameran lukisan yang diadakan di gedung Sasana Bakti di tengah kota.” Anak itu menjelaskan. “Acaranya sekarang bukan, ayo ke sana. Mungkin kita akan menemukan petunjuk tentang kakakmu di sana. Tempat itu kan hanya dua blok dari sini.” Ajak Aam. Mereka pun bergegas menuju tempat pameran diadakan, yaitu di gedung Sasana Bakti di tengah kota. … “Waaah… ramai sekali. Baru kali ini aku dating ke pameran lukisan. Tidak kalah ramai kalau ada bazaar makanan.” Kata Riski. “Makan aja yang kamu pikirkan…” Ledek Zaky. “Ha ha ha…” Riski tertawa. “Ayo teman – teman kita masuk.” Ajak Aam. Mereka pun masuk ke keramaian dalam gedung. Mencari petunjuk yang mungkin ada. … “Eh… Lukisan ini…” Kata Aam. “Eh iya… ini mirip lukisan kakak anak itu yang kita lihat di rumahnya. Apa jangan – jangan ini memang lukisan kakaknya.” Kata Zaky sambil berfikir. “Apa kakakmu membuat dua lukisan replica ?” Tanya Aam. “Tidak, dia cuma membuatnya satu di rumah.” Jawab anak itu. “Apa ini lukisan yang aslinya ?” Sahut Riski. “Mungkin juga.” Kata Indra. “Atau ada orang yang mengikuti kita ke rumah tadi,setelah kita pergi ke sini ada orang yang mencuri lukisan dari rumah dan membawanya ke sini mendahului kita.” Zaky berpendapat. “Apa benar begitu ? Tapi ada yang kurasa aneh dengan lukisan ini.” Kata Aam. “Aneh apanya ?” Tanya Riski. “Perhatikan baik – baik lukisan ini. Teknik perpasuan warnanya masih kurang sempurna, meski jika dilihat sekilas sudah mirip dengan yang asli. Lagi pula kakakmu pernah melukis lukisan ini, seandainya benar ia juga yang melukis ini, karena sudah pernah melakukannya, hasilnya akan lebih baik dari lukisan pertama. Lalu, warna di kertas lukisan ini masih sangat bagus, jika ini lukisan yang asli, kertas lukisan pasti akan mengalami perubahan warna dan sedikit pudar meski disimpan sebaik apapun.” Aam menambahkan. “Eh itu kode apa ?” Tanya Indra menunjuk ke sebuah tulisan kecil di pojok lukisan. 4
The Kids Detective By : Ben Susilo
“Kode ?” Tanya Aam dalam hati. “Lingkaran dengan tanda silang di tengah, lalu ada tulisan ADNUXA.” Pikir Aam. “Am, kamu tahu tanda itu ?” Tanya Zaky. Aam tanpa jawaban dan tengah sibuk mengutak – atik kode itu di catatan kecil yang dibawanya. “He he he…” Aam tiba – tiba tersenyum kecil. … “Eh… Itu orangnya. Orang itu yang memuji lukisan kakakku.” Kata anak itu. “Apa… Ada di sini ? Tidak salah lagi…” Kata Aam. “Ayo ikuti dia…!” Ajak Aam. … Mereka kemudian mengikuti orang tersebut secara diam – diam. Semakin dekat – dan semakin mendekat. Tiba – tiba pandangan mereka terhalang oleh kerumunan orang di pameran lukisan tersebut. … “Sial… kita kehilangan orang itu.” Kata Riski. “Padahal hanya orang itu petunjuk kita untuk mencari kakakmu.” Sahut Zaky. “Tidak juga. Siapa bilang hanya orang itu… Masih ada lagi satu petunjuk yang akan membawa kita ke tempat itu, tepatnya tempat kakak pelikis itu disekap.” Kata Aam. “Apa Am… ?” Tanya Indra. “O iya… kode di lukisan itu kan ?” Tebak Riski. “Iya betul Ris… Sejak awal aku merasa ada yang anek dengan lukisan itu. Meski dikerjakan lebih halus, namun gaya lukisan dan komposisi warnanya sangat mirip dengan kakak itu. Dan kode – kode di bawahnya itu mungkin sengaja dibuat aga ada orang yang menemukannya. Ya, menemukan tempat ia disekap.” Aam menjelaskan. “Sekarang masalahnya apa arti dari kode itu…?” Tanya Indra. “Itu bukan kode yang susah untuk dipecahkan…. He he…” Bisik Aam sambil tersenyum kecil sepertinya ia telah bisa memecahkannya. …. Apakah sebenarnya arti dari kode di lukisan itu, dan apakah benar lukisan itu adalah lukisan kakak anak yang minta bantuan mereka. Lalu siapa orang misterius yang dilihat mereka di pameran. Bisakah mereka menemukan kakak anak itu dengan petunjuk yang sangat sedikit ini ? BERSAMBUNG 5