http.//inarisk.bnpb.go.id
InaRISK adalah portal hasil kajian risiko yang menggunakan arcgis server sebagai data services yang menggambarkan cakupan wilayah ancaman bencana, populasi terdampak, potensi kerugian fisik (Rp.), potensi kerugian ekonomi (Rp.) dan potensi kerusakan lingkungan (ha) dan terintegrasi dengan realisasi pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana sebagai tool monitoring penurunan indeks risiko bencana.
PANDUAN UNTUK MENGETAHUI RISIKO BENCANA
bagaimana risiko wilayah kita?
KEGUNAAN KAJIAN RISIKO BENCANA RPJMN 2015-2019 Buku II : Bab 10. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Sub. Bab Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana Penanganan kebencanaan bertujuan untuk melindungi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia yang berpotensi bencana berlandaskan konsep yang terintegrasi, yaitu mengurangi risiko bencana – menanggulangi bencana secara cepat – membangun kembali masyarakat dan lingkungan terdampak bencana. Dengan landasan konsep penanggulangan bencana tersebut, Isu Strategis yang terkait dengan kawasan rawan bencana adalah: 1. Kesadaran dan pemahaman terhadap risiko bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana; 2. Sistem peringatan dini di tingkat hulu dan hilir; 3. Pengarusutaman Pengurangan Risiko Bencana (PUPRB) di seluruh sektor pembangunan; 4. Standar Pelayanan Minimum (SPM) penanggulangan bencana; 5. Koordinasi pelaksanaan penanganan darurat dan pemulihan pasca bencana, termasuk perencanaan, penganggaraan dan monitoring; dan 6. Penyusunan pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah yang berbasis pengurangan risiko bencana. Berdasarkan RPJMN 2015-2019, bidang penanggulangan bencana menjadi salah satu program yang akan diprioritaskan sebagai Program Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana. Sasarannya adalah menurunnya Indeks Risiko Bencana pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang berisiko tinggi. Strategi yang akan dijalankan yaitu: Strategi 1: Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di Pusat dan daerah, Strategi 2: penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana, dan Strategi 3: Peningkatan kapasitas dalam penanggulangan bencana.
TATARUANG UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR) disusun dan ditetapkan menimbang bahwa secara geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berada pada kawasan rawan bencana, sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana … (konsideran menimbang huruf e). UU No.24 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (UUPPB), pada ketentuan umum menetapkan bahwa Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, maka penataan ruang berbasis mitigasi bencana dapat dimaknai sebagai Penataan Ruang yang diposisikan sebagai salah satu upaya atau instrumen Pengurangan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction/DRR). Secara lebih rinci dalam UU 24/2007 disebutkan bahwa pada situasi tidak terjadi bencana diperlukan Pelaksanaan dan Penegakan Rencana Tata Ruang —> pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Pada situasi terdapat potensi terjadinya bencana diperlukan mitigasi bencana yang salah satunya dilakukan melalui “perencanaan dan pelaksanaan penataan ruang yang berdasarkan pada analisis risiko bencana” —> perencanaan tata ruang berbasis mitigasi bencana adalah perencanaan tata ruang yang dilakukan berdasarkan analisis RISIKO bencana.
UU 24/2007 Tentang Penanggulangan Bencana: Perencanaan Penanggulangan Bencana Pasal 36 (3): Perencanaan penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penyusunan data tentang risiko bencana pada suatu wilayah dalam waktu tertentu berdasarkan dokumen resmi yang berisi program kegiatan penanggulangan bencana. PP 21/2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana: Pasal 6: (1) Perencanaan penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a merupakan bagian dari perencanaan pembangunan (2) Perencanaan penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disusun ber dasarkan hasil analisis risiko bencana ……… Pasal 8 (1) Untuk melakukan upaya pengurangan risiko bencana dilakukan penyusunan rencana aksi pengurangan risiko bencana (7) Rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah untuk pengurangan risiko bencana ditetapkan untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat ditinjau sesuai dengan kebutuhan.
Kegunaan inaRISK selain sebagai portal untuk sharing data spasial dalam bentuk service gis adalah sebagai: • Alat diseminasi hasil kajian risiko bencana kepada Pemerintah, Pemda, dan stakeholder lainnya sebagai dasar perencanaan program pengurangan risiko bencana. • Membantu Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan para pihak dalam menyusun strategi pelaksanaan program, kebijakan, dan kegiatan untuk mengurangi risiko bencana di tingkat nasional hingga daerah. • Membantu Pemerintah dalam melakukan pemantauan terhadap capaian penurunan indeks risiko bencana di Indonesia. • Menyediakan data spasial untuk kepentingan analisa lainnya, seperti MHEWS, revisi tataruang, dll. Hasil kajian risiko bencana yang tersedia saat ini masih skala 1 : 250.000 dan sedang dalam proses untuk data pada 136 kabupaten/kota dengan skala 1 : 50.000 dan 1 : 25.000. Data hasil kajian risiko bencana merupakan data dinamis yang selalu berkembang sesuai dengan dinamika lapangan.
CARA PENGGUNAAN
INARISK MENU UTAMA Home
Beranda merupakan halaman awal yang berisi informasi rangkuman kajian risiko bencana yang terdapat pada inaRISK. Informasi tersebut terdiri dari peta risiko multibahaya yang merupakan gabungan risiko dari masing-masing jenis ancaman, grafik rangkuman potensi dampak dari multi ancaman (luas bahaya (ha), jiwa terpapar, fisik (Rp.), ekonomi (Rp.) dan lingkungan (ha) dan tabel rangkuman potensi dampak per jenis ancaman.
Tentang InaRISK Menjelaskan tentang informasi yang terdapat dalam InaRISK, penggunaan dan informasi teknis yang digunakan dalam membangun portal InaRISK. Menu Utama
Hasil Kajian
Tombol Halaman Berikutnya
Hasil kajian merupakan menu untuk menampilkan hasil kajian risiko yang ada di aplikasi InaRISK berdasarkan wilayah, jenis kajian dan overlay dengan layer yang dipilih. Langkah-langkah pengaturan hasil kajian ada 3 bagian, yaitu (1) pengaturan wilayah, (2) pengaturan kajian dan (3) pengaturan overlay. 1. Pengaturan wilayah. Pada bagian pencarian ketik nama wilayah (wilayah yang tersedia adalah level provinsi dan kabupaten/kota) yang ingin datanya ditampilkan sampai terlihat nama wilayah yang dipilih berwarna biru, kemudia klik nama wilayah berwarna biru tersebut. Ketik nama Provinsi/ Kab/Kota Yang ingin dilihat
Halaman Muka Inarisk
Tombol Menu Utama
Menu Peta Kajian Risiko
2. Pengaturan kajian. Pilih icons (gambar) jenis bencana dan pilih jenis kajian yang diinginkan (bahaya, kerentanan, kapasitas dan risiko), selanjutnya klik submit untuk menampilkan hasilnya. 3. Pengaturan overlay. Pilih layer yang akan di overlay dengan peta kajian (contoh: sekolah, fasilitas kesehatan, dll).
Pilih disaster yang akan dilihat (misal: flood)
Pilih assessment yang akan dilihat (misal: risiko)
Pilih Submit untuk menampilkan hasil
Tombol Pengaturan Overlay
Checklist Overlay
Indeks Risiko
Menampilkan rangkuman Indeks Risiko Bencana berdasarkan hasil kajian risiko bencana dari potensi kemungkinan dan besarnya dampak yang diukur dari keterpaparan (exposure) dari setiap bahaya (hazard) dan gabungan dari beberapa hazard yang ada (multi hazards). Menu Indeks Risiko Ketik nama Provinsi/ Kab/Kota Yang ingin dilihat Pilih Data Tahun Yang ingin dilihat
Menu indeks risiko juga sebagai alat monitoring capaian penurunan indeks risiko bencana per kab/kota yang sekaligus memberikan rekomendasi aksi untuk penurunan indeks risiko bencana dengan cara ketik nama kab/kota pada bagian pencarian kemuan klik nama wilayah yang berwarna biru.
Metodologi
Menyajikan contoh metodologi yang digunakan dalam melakukan pengkajian bahaya. Untuk informasi detail metodologi terdapat dalam Buku Risiko Bencana Indonesia (RBI) yang dapat didownload pada menu Hasil Kajian.
Disclaimer
Menjelaskan batasan-batasan penggunaan hasil kajian risiko pada InaRISK.
OUTPUT (HASIL) Semua produk hasil kajian risiko dapat di download dan dicetak yang dapat digunakan sebagai referensi oleh kabupaten/kota untuk penyusunan rencana-rencana dalam penanggulangan bencana.
Klik Tombol Menu Utama Klik Buku Risiko Bencana Indonesia untuk mendownload Buku RBI
1. Buku Risiko Bencana Indonesia dalam format PDF dapat di download pada menu hasil kajian.
Klik Download KRB dan Peta untuk mengunduh hasilnya
Ketik Nama Provinsi
2. Untuk tingkat provinsi pengguna dapat mendownload Buku Kajian Risiko Bencana (KRB) Provinsi dan semua peta hasil kajian risiko sesuai dengan parameter hasil kajian yang dipilih (jenis bencana, bahaya, kerentanan, kapasitas atau risiko) untuk provinsi tersebut. 3. Tabel hasil kajian risiko (sesuai kajian yang dipilih) ditampilkan dibagian bawah tampilan area peta dan dapat di export ke CSV dan dapat dibuka dan disimpan dalam format excel. 4. Untuk tingkat kabupaten/kota pengguna dapat mendownload Buku Kajian Risiko Bencana (KRB) Kab/Kota dan semua peta hasil kajian risiko sesuai dengan parameter hasil kajian yang dipilih (jenis bencana, bahaya, kerentanan, kapasitas atau risiko) untuk Kab/Kota tersebut. Ketik Nama Kabupaten/ Kota
Klik Download KRB dan Peta untuk mengunduh hasilnya
Tabel Hasil Kajian Risiko
Tombol Untuk Mengunduh Hasil Kajian Dalam Format CSV/Excel
5. Tabel hasil kajian risiko (sesuai kajian yang dipilih) ditampilkan dibagian bawah tampilan area peta dan dapat di export ke CSV dan dapat dibuka dan disimpan dalam format excel. 6. Menu indeks risiko bencana menampilkan peta indeks risiko bencana per Kab/ Kota di Indonesia dari tahun 2015 (baseline), capaian indeks risiko per tahun dan target indeks risiko tahun 2019. Selain dalam bentuk peta, disajikan juga grafik rata2 indeks risiko tahun 2015 (baseline) dari 136 Kab/Kota prioritas nasional, rata2 capaian per tahun yang sudah ada pengukurannya dan target rata2 indeks risiko tahun 2019. 7. Indeks risiko bencana Kab/ kota menampilkan perbandingan jiwa terpapar per jenis ancaman, capaian pengukuran 71 indikator untuk ketahanan daerah per prioritas (grafik radar), capaian tingkat kapasitas, grafik perbandingan indeks risiko (baseline, capaian dan target) dan rangkuman rekomendasi aksi berdasarkan pengukuran 71 indikator. Rekomendasi Kebijakan Untuk Penurunan Indeks Risiko Bencana
Tombol Untuk Mengunduh Hasil Kajian Dalam Format CSV/Excel
Halaman Muka Indeks Risiko
Halaman Muka Indeks Risiko Contoh: Kota Bima
CONTOH HASIL
KONTAK Direktorat Pengurangan Risiko Bencana—BNPB Gedung INA DRTG Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Bukit Merah Putih, Jl Anyer, Desa Tangkil Kecamatan Citeureup-Sentul, Provinsi Jawa Barat Fax: +62 21 29618777
Email Website Raditya Jati Mohd Robi Amri Ridwan Yunus Syauqi
:
[email protected] : http.//inarisk.bnpb.go.id (
[email protected]) (
[email protected]) (
[email protected]) (
[email protected])