5
LAMPIRAN I
2010, No.321
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
6
DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN
1.
Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit
: : : : : : : : : :
Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit
: : : :
8.
Kode Unit Judul Unit
: :
9.
Kode Unit Judul Unit
: :
10.
Kode Unit Judul Unit
: :
11.
Kode Unit Judul Unit
: :
12.
Kode Unit Judul Unit
: :
13.
Kode Unit Judul Unit
: :
14.
Kode Unit
:
2. 3. 4. 5.
6. 7.
KTL.IR.200.201.01 Merancang sistem pencahayaan KTL.IR.202.201.01 Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah KTL.IR.202.202.01 Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah. KTL.IR.206.203.01 Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung. KTL.IR.208.201.01 Merancang instalasi listrik bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng. KTL.IR.203.301.01 Merancang instalasi sistem otomisasi bangunan. KTL.IR.208.301.01 Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan sosial dan budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum, dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non swalayan. KTL.IR.208.302.01 Merancang instalasi listrik tegangan menengah dan rendah untuk bangunan sosial dan budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non swalayan. KTL.IR.208.303.01 Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha pasar swalayan. KTL.IR.208.304.01 Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan usaha pasar swalayan. KTL.IR.208.305.01 Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha hotel dan apartemen. KTL.IR.208.306.01 Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan usaha hotel dan apartemen. KTL.IR.208.307.01 Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha rumah sakit. KTL.IR.208.308.01
www.djpp.depkumham.go.id
7
Judul Unit
:
15.
Kode Unit Judul Unit
: :
16.
Kode Unit Judul Unit
: :
2010, No.321
Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha rumah sakit. KTL.IR.208.309.01 Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha industri kecil dan menengah. KTL.IR.208.310.01 Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha industri besar.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
8
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit
:
KTL.IR.200.201.01
Judul Unit
:
Merancang sistem pencahayaan.
Uraian Unit
:
Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem pencahayaan.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan dan merencanakan tingkat pencahayaan dan tata letak.
1.1. Tingkat pencahayaan dan tata letak instalasi pencahayaan direncanakan dan disiapkan untuk perolehan K3 serta kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dengan urutan kerja sesuai persyaratan. 1.2. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak dikoordinasikan dengan personel yang tepat dan pihak terkait lainnya untuk memastikan tingkat pencahayaan dan tata letak dengan baik. 1.3. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak disesuaikan dengan persyaratan. 1.4. Alat ukur dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak diidentifikasi sesuai prosedur dan persyaratan.
2. Menetapkan tingkat pencahayaan dan tata letak.
2.1. Kebijakan dan prosedur K3 diterapkan. 2.2. Tingkat iluminasi dan tata letak dirinci sesuai prosedur dan persyaratan. 2.3. Respon terhadap kondisi yang tidak direncanakan, dirinci sesuai prosedur. 2.4. Persetujuan melaksanakan pekerjaan yang tidak direncanakan dirinci sesuai prosedur. 2.5. Pemeriksaan terhadap kualitas pekerjaan dirinci dan dilakukan terus-menerus sesuai prosedur.
www.djpp.depkumham.go.id
9
3. Memeriksa dan melaporkan penyelesaian pekerjaan.
2010, No.321
3.1. Pemeriksaan akhir penentuan kapasitas sirkit dilakukan sesuai prosedur. 3.2. Hasil perancangan tingkat iluminasi dan tata letak dibuat dan didokumentasikan sesuai prosedur.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur perancangan sistem pencahayaan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan sistem pencahayaan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.4. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku dan sistem format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.5. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem pencahayaan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). b. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). c. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. e. Teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan. f. Kualitas dan kuantitas pencahayaan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). b. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
10
c. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. e. Menerapkan teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan. f. Menerapkan kualitas dan kuantitas pencahayaan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem pencahayaan. d. Menginterpretasikan gambar karakteristik pencahayaan dan gambar teknik lainnya.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
11
2010, No.321
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan instalasi pencahayaan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
12
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.202.201.01
Judul Unit
: Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Prosedur dan kebijakan K3 ditetapkan. 1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat. 1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem elektrikal dan persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.
2. Merancang sistem instalasi pemasangan.
2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat. 2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan, diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan. 2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem. 2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan. 2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.
3. Memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan. 3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
13
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik tegangan rendah. 1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indek proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. e. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. f. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. e. Menerapkan Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. f. Menerapkan Teknik tingkat dasar konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
14
2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah. d. Menginterpretasikan gambar sistem listrik fasa tiga tegangan rendah dan gambar teknik lainnya.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
www.djpp.depkumham.go.id
15
2010, No.321
Menunjukkan kandidat mampu untuk : a.Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c.Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
16
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.202.202.01
Judul Unit
: Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu lingkungan yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan. 1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat. 1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem elektrikal dan persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.
2. Merancang sistem instalasi pemasangan.
2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat. 2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan. 2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem. 2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan. 2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.
3. Memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan. 3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
17
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik tegangan menengah. 1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) . b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan menengah. f. Teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel tegangan menengah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan menengah. i. Teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta arus bolak-balik. j. Kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung pendek. k. Teknik dan aplikasi transformator daya. l. Teknik dan aplikasi UPS.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
18
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. e. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan menengah. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel tegangan menengah. g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan menengah. i. Menerapkan teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta arus bolak-balik. j. Menerapkan kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung pendek. k. Menerapkan teknik dan aplikasi transformator daya. l. Menerapkan teknik dan aplikasi UPS. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah. d. Menginterpretasikan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah dan gambar teknik lainnya.
www.djpp.depkumham.go.id
19
2.3.
2010, No.321
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
20
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit
: KTL.IR.206.203.01
Judul Unit
: Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu lingkungan yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan. 1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat. 1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung dan persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.
2. Merancang sistem instalasi pemasangan.
2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat. 2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan, diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan. 2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem. 2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan. 2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.
3. Memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan. 3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
21
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem proteksi petir pada bangunan gedung. 1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar. c. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. d. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. e. Teknik tingkat dasar konstruksi jaringan listrik. f. Teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar. c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. d. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. e. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik. f. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
22
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung. d. Menginterpretasikan sistem proteksi petir pada bangunan gedung dan gambar teknik lainnya.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
www.djpp.depkumham.go.id
23
2010, No.321
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
24
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit
: KTL.IR.208.201.01
Judul Unit
: Merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
www.djpp.depkumham.go.id
25
2010, No.321
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
26
bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. f. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. g. Teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, pemutus arus balik atau saklar.
www.djpp.depkumham.go.id
27
d. e. f. g. 2.2.
Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
2010, No.321
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng. d. Menginterpretasikan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng dan gambar teknik lainnya.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
28
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan instalasi listrik bangunan rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.
www.djpp.depkumham.go.id
29
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.203.301.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi sistem otomisasi bangunan.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi sistem otomisasi bangunan.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan, letak peralatan yang akan diotomisasi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi pengkabelan (wiring) kabel dari sentral sistem otomisasi bangunan ke peralatan-peralatan yang akan dikontrol, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem otomisasi bangunan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan jumlah titik yang akan dikontrol dan dimonitor oleh sistem otomisasi bangunan. b) Pemilihan jenis dan kapasitas kabel. c) Besar/kapasitas sistem sentral otomisasi bangunan. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
30
e) Analisa sistem tenaga listrik.
Data/spesifikasi teknis peralatan sistem otomisasi bangunan yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan. f)
3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi sistem otomisasi Bangunan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi sistem otomisasi Bangunan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem otomisasi bangunan. 1.4. Kemampuan pengoperasian komputer. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
www.djpp.depkumham.go.id
31
2010, No.321
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi sistem otomisasi Bangunan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar. c. Teknik penerapan transduser d. Teknik dan aplikasi PLC/DCS. e. Teknik perhitungan tenaga listrik. f. Analisa sistem tenaga listrik. g. Teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik. h. Teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA. i. Teknik pengetahuan transmiter dan konverter. j. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. k. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. l. Teknik dan aplikasi sumber daya UPS. m. Teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi dan kabel kontrol. n. Teknik pengetahuan penggerak kecepatan (Variabel Speed Drive). Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar. c. Menerapkan teknik penerapan transduser. d. Menerapkan teknik dan aplikasi PLC/DCS. e. Menerapkan teknik perhitungan tenaga listrik. f. Menerapkan analisa sistem tenaga listrik. g. Menerapkan teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik. h. Menerapkan teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA. i. Menerapkan teknik pengetahuan transmiter dan konverter. j. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. k. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
32
l. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya UPS. m. Menerapkan teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi dan kabel kontrol. n. Menerapkan teknik pengetahuan penggerak kecepatan (Variabel Speed Drive). 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
www.djpp.depkumham.go.id
33
2.4.2. 2.4.3.
2.5.
2010, No.321
Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
34
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.301.01
Judul Unit
: Merancang instalasi listrik tegangan rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non swalayan.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
www.djpp.depkumham.go.id
35
2010, No.321
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
36
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan. ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi kampus, gedung olahraga dan kantor. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
www.djpp.depkumham.go.id
37
d. e. f. 2.2.
Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
2010, No.321
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan dan gambar teknik lainnya.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. 2.4.3.
2.5.
38
Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
www.djpp.depkumham.go.id
39
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.302.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
40
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
www.djpp.depkumham.go.id
41
2010, No.321
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi kampus, gedung olahraga dan kantor. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasi tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik laboratorium.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
42
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Menerapkan teknik dan aplikasi tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi tegangan sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik laboratorium. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
www.djpp.depkumham.go.id
43
2010, No.321
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan dan gambar teknik lainnya. 2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
44
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.303.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah Bangunan usaha pasar swalayan.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha pasar swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha pasar swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik
www.djpp.depkumham.go.id
45
2010, No.321
Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha pasar swalayan. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan. 3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi pasar swalayan. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
46
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Teknik konstruksi jaringan listrik. l. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) . b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
www.djpp.depkumham.go.id
47
g. h. i. j. k. l. 2.2.
Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
2010, No.321
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. 2.4.3.
2.5.
48
Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
www.djpp.depkumham.go.id
49
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.304.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi Listrik Tegangan menengah Bangunan usaha pasar swalayan.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha pasar swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
50
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha pasar swalayan. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan. 3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi pasar swalayan. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
www.djpp.depkumham.go.id
51
2010, No.321
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasikabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Menerapkan teknik dan aplikasikabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
52
i. j. k.
Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
53
2010, No.321
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
54
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.305.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha hotel dan apartemen.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha hotel dan apartemen, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha hotel dan apartemen yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
www.djpp.depkumham.go.id
55
2010, No.321
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha hotel dan apartemen. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undangundang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
56
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi hotel dan apartemen. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah Bangunan usaha hotel dan apartemen. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
www.djpp.depkumham.go.id
57
2010, No.321
k. Teknik konstruksi jaringan listrik. l. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.2. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
58
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen. 2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen.
www.djpp.depkumham.go.id
59
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.306.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha hotel dan apartemen, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha hotel dan apartemen yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
60
c)
Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik tegangan menengah dan tegangan rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha hotel dan apartemen. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan. 3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi hotel dan apartemen. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
www.djpp.depkumham.go.id
61
1.6. 1.7.
2010, No.321
ersyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
62
g.
Menerapkan teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
63
2010, No.321
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
64
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.307.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha rumah sakit.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha rumah sakit, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha rumah sakit yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah.
www.djpp.depkumham.go.id
65
2010, No.321
Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha rumah sakit. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan. d)
3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit ini meliputi: 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi rumah sakit. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
66
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha rumah sakit. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Teknik konstruksi jaringan listrik. l. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. n. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. o. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
www.djpp.depkumham.go.id
67
2010, No.321
h. i. j.
Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. n. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium. o. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
68
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.
www.djpp.depkumham.go.id
69
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.308.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha rumah sakit, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha rumah sakit yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
70
tegangan menengah dan tegangan rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha rumah sakit. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan. 3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha rumah sakit yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha rumah sakit ini meliputi : 1.1.Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2.Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3.Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi rumah sakit. 1.4.Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5.Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.6.Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7.Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
www.djpp.depkumham.go.id
71
2010, No.321
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. o. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. p. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
72
g.
Menerapkan teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. o. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium. p. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
www.djpp.depkumham.go.id
73
2.3.3. 2.3.4.
2010, No.321
Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
74
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.309.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha industri kecil dan menengah, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha industri kecil dan menengah yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : 2.3.
www.djpp.depkumham.go.id
75
2010, No.321
a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.4. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.5. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha industri kecil dan menengah. 2.6. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan. 3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan menengah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan menengah ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi industri (kecil dan menengah). 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
1.6. 1.7.
76
Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha industri kecil dan menengah. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Teknik konstruksi jaringan listrik. l. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
www.djpp.depkumham.go.id
77
2010, No.321
g. h. i. j.
Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha Industri kecil dan menengah. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
78
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan menengah.
www.djpp.depkumham.go.id
79
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN Kode Unit
: KTL.IR.208.310.01
Judul Unit
: Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha industri besar, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan. b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai. c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik industri besar yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik tegangan menengah dan tegangan rendah.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
80
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha industri besar. 2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan. 3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan. 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha industri besar yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha industri besar ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan menengah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi industri besar. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
www.djpp.depkumham.go.id
81
2010, No.321
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha industri besar. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan menengah dan tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan menengah dan tegangan rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
82
l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar. d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
www.djpp.depkumham.go.id
83
2010, No.321
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha industri besar.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
LAMPIRAN III
84
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010
www.djpp.depkumham.go.id
85
2010, No.321
DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG OPERASI
1.
Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit
: : : : : : : :
5.
Kode Unit Judul Unit
: :
6.
Kode Unit Judul Unit
: :
7.
Kode Unit Judul Unit
: :
8.
Kode Unit Judul Unit
: :
9.
Kode Unit Judul Unit
: :
10.
Kode Unit Judul Unit
: :
11.
Kode Unit Judul Unit
: :
12.
Kode Unit Judul Unit
: :
13.
Kode Unit Judul Unit
: :
14.
Kode Unit Judul Unit
: :
2. 3. 4.
KTL.IO.205.101.01 Mengoperasikan sistem pembumian (Arde). KTL.IO.206.101.01 Mengoperasikan penangkal /penangkap petir KTL.IO.207.101.01 Mengoperasikan catu daya arus searah (DC Power Supply). KTL.IO.207.102.01 Mengoperasikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). KTL.IO.207.103.01 Mengoperasikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). KTL.IO.201.201.01 Mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board). KTL.IO.201.202.01 Mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). KTL.IO.202.201.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). KTL.IO.202.202.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). KTL.IO.203.201.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC). KTL.IO.204.201.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC). KTL.IO.207.201.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. KTL.IO.207.202.01 Mengoperasikan Komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA KTL.IO.207.203.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
86
15.
Kode Unit Judul Unit
: :
16.
Kode Unit Judul Unit
: :
17.
Kode Unit Judul Unit
: :
18.
Kode Unit Judul Unit
: :
19.
Kode Unit Judul Unit
: :
20.
Kode Unit Judul Unit
: :
21.
Kode Unit Judul Unit
: :
22.
Kode Unit Judul Unit
: :
KTL.IO.207.204.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi). KTL.IO.207.205.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus. KTL.IO.208.201.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). KTL.IO.208.202.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). KTL.IO.208.203.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries). KTL.IO.208.204.01 Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik). KTL.IO.208.205.01………………………………………….. Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik. KTL.IO.208.206.01…………………………………………… Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.
www.djpp.depkumham.go.id
87
LAMPIRAN IV
2010, No.321
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
88
DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
1. 2. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kode Unit
:
KTL.IH.205.101.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).
Kode Unit
:
KTL.IH.206.101.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir.
Kode Unit
:
KTL.IH.207.101.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power Supply).
Kode Unit
:
KTL.IH.207.102.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
Kode Unit
:
KTL.IH.207.103.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
Kode Unit
:
KTL.IH.201.201.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
Kode Unit
:
KTL.IH.201.202.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
Kode Unit
:
KTL.IH.202.201.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
Kode Unit
:
KTL.IH.202.202.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
Kode Unit
:
KTL.IH.203.201.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).
www.djpp.depkumham.go.id
89
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
2010, No.321
Kode Unit
:
KTL.IH.204.201.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
Kode Unit
:
KTL.IH.207.201.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
Kode Unit
:
KTL.IH.207.202.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.
Kode Unit
:
KTL.IH.207.203.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.
Kode Unit
:
KTL.IH.207.204.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
Kode Unit
:
KTL.IH.207.205.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
Kode Unit
:
KTL.IH.208.201.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Kode Unit
:
KTL.IH.208.202.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Kode Unit
:
KTL.IH.208.203.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
Kode Unit
:
KTL.IH.208.204.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
90
instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik). 21.
22.
Kode Unit
:
KTL.IO.208.205.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.
Kode Unit
:
KTL.IH.208.206.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.
www.djpp.depkumham.go.id
91
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
:
KTL.IH.205.101.01
Judul Unit
:
Memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).
Uraian Unit
:
Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
2. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde).
1.5. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.6. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian disiapkan sesuai persyaratan. 1.7. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian disiapkan dan dimengerti. 1.8. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.9. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.10. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (arde).
2. Memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Peralatan/material pembumian dipelihara dan diperbaiki sesuai spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku. 2.3. Peralatan/material pembumian dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. 2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
92
2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.
4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
3. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan elektrode pembumian (earthing rod) yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 4. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
www.djpp.depkumham.go.id
93
2010, No.321
diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian. c. Konstruksi sistem pembumian (Arde). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde). c. Menerapkan konstruksi sistem pembumian (Arde). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan penulisan laporan pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup :
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
94
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. 2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
95
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
: KTL.IH.206.101.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).
2. Memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan Lightning rod disiapkan sesuai persyaratan. 1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan penangkal/ penangkap petir disiapkan dan dimengerti. 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan penangkal / penangkap petir diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan penangkap petir. 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Peralatan/material penangkal / penangkap petir (Lightning rod) dipasang sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku. 2.3. Peralatan/material penangkal/penangkap petir dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
96
2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan. 2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir (Lightning rod) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir (Lightning rod) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan elektrode penangkal/ penangkap petir (Lightning rod) yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
97
2010, No.321
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki penangkal/penangkap petir (Lightning rod). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir. c. Konstruksi penangkal/penangkap petir (Lightning rod). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir (Lightning rod). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan penangkal/ penangkap petir. c. Menerapkan konstruksi penangkal/penangkap petir. d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir (Lightning rod). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.2.2.
98
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
2.5.
www.djpp.depkumham.go.id
99
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
: KTL.IH.207.101.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power Supply).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power Supply).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah disiapkan sesuai dengan persyaratan. 1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply) disiapkan dan dimengerti. 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang terlibat. 1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan catu daya DC.
2. Memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power Supply).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power Supply) dipelihara dandiperbaiki sesuai dengan spesifikasi dan instruksi manual. 2.3. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power Supply) dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
100
2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan. 2.6. Pemberian tegangan pada catu daya arus searah (DC Power Supply) dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. 3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
101
2010, No.321
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power Supply). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah. c. Konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply). e. Elektronika Penyearah (Rectifier). f. Alat ukur pengukuran listrik. g. Teori listrik dasar. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah. c. Menerapkan konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply). e. Menggunakan Elektronika Penyearah (Rectifier). f. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. g. Menerapkan teori listrik dasar. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.2.2.
102
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang catu daya arus searah.
www.djpp.depkumham.go.id
103
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.207.102.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda disiapkan sesuai dengan persyaratan. 1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda disiapkan dan dimengerti. 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
2. Memelihara dan memperbaiki lampu tanda.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Peralatan/material lampu tanda dipasang sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku. 2.3. Peralatan/material lampu tanda dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.4. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. 2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. 2.6.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
104
2.7. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.
4.1. 4.2.
Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
105
2010, No.321
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memasang dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). c. Konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan lampu tanda. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). c. Menerapkan konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Meneraokan teknik Penerangan lampu tanda. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
106
c. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. d. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
www.djpp.depkumham.go.id
107
2010, No.321
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
108
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.207.103.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan disiapkan sesuai dengan persyaratan. 1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan disiapkan dan dimengerti. 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan lampu PJU.
2. Memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan Kontaktor) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. 2.3. Peralatan/material lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan dipelihara dan diperbaiki sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.
www.djpp.depkumham.go.id
109
2010, No.321
2.4. Peralatan/material lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. 2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan. 2.7. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan sesuai persyaratan 3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
110
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). c. Konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan lampu PJU dan penerangan lapangan. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). c. Menerapkan konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik Penerangan lampu jalan umum (PJU) dan penerangan lapangan (out door). h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
www.djpp.depkumham.go.id
111
2.2.
2010, No.321
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
112
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.
www.djpp.depkumham.go.id
113
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.201.201.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perbaikan PHB utama tegangan rendah, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja. 1.6. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (LVMDB) disiapkan sesuai dengan persyaratan dan SOP. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan.
2. Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai gambar konstruksi. 2.3. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB dan Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
114
2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan standar Operasi. 2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama dilaksanakan sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. 2.6. Karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB utama tegangan rendah diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi. 2.7. PHB utama dan lengkapannya dipelihara dan diperbaiki sesuai dengan instruksi manual dan SOP. 2.8. PHB utama dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.9. Pemberian tegangan pada PHB utama dan instalasi/jurusan dilaksanakan sesuai SOP. 3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
3.1. Tegangan pada PHB utama tegangan rendah setiap fasa diperiksa dengan tester tegangan dan diukur sesuai SOP. 3.2. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama diperiksa dengan tester putaran fasa sesuai SOP. 3.3. Pengukuran beban PHB utama untuk masing-masing jurusan instalasi dilaksanakan sesuai SOP. 3.4. PHB utama diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan SOP. 3.5. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. 3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai SOP.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan.
4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan.
www.djpp.depkumham.go.id
115
1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8.
2.
2010, No.321
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan terdiri dari hand tools dan power tools. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). b. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). c. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama. d. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board). e. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan rendah. f. Peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk memelihara dan memperbaiki PHB utama tegangan rendah. g. Alat ukur dan pengukuran listrik. h. Teori listrik dasar. i. Bahan Listrik. j. PUIL dan Persyaratan Peralatan Listrik. k. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. l. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). b. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
116
Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama tegangan rendah. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board). Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan rendah. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk memelihara dan memperbaiki PHB utama tegangan rendah. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. Menggunakan teori listrik dasar. Menggunakan bahan listrik. Menerapkan PUIL dan Persyaratan Peralatan Listrik. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
2.4. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
117
2010, No.321
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem kontrol PLC.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
118
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.201.202.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
2. Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perbaikan PHB utama tegangan menengah, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja. 1.6. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (MVMDB) disiapkan sesuai dengan persyaratan dan SOP. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan MVMDB. 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai gambar konstruksi. 2.3. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LBS, PMT dan Fuse TM) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
www.djpp.depkumham.go.id
119
2010, No.321
2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan standar operasi. 2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama dilaksanakan sesuai standar konstruksi dan instruksi manual. 2.6. Karakteristik dan rating relai pembatas arus yang dipasang pada PHB utama tegangan menengah diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi. 2.7. PHB utama dan lengkapannya dipelihara dan diperbaiki sesuai dengan instruksi manual dan standing operation procedure (SOP). 2.8. PHB utama dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.9. Pemberian tegangan pada PHB utama dan instalasi/jurusan dilaksanakan sesuai SOP. 3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
3.1. Tegangan pada PHB utama tegangan menengah setiap fasa diperiksa dengan tester tegangan dan diukur sesuai SOP. 3.2. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama diperiksa sesuai SOP. 3.3. Pengukuran beban PHB utama untuk masing-masing jurusan instalasi dilaksanakan sesuai SOP. 3.4. PHB utama diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan SOP. 3.5. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. 3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai SOP.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan.
4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) ini meliputi :
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8.
2.
120
Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. Pemasangan polaritas dengan benar. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan terdiri dari hand tools dan power tools. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama. c. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan menengah. e. Peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk memelihara dan memperbaiki PHB utama tegangan menengah. f. Alat ukur dan pengukuran listrik. g. Teori listrik dasar. h. Bahan Listrik. i. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
www.djpp.depkumham.go.id
121
2010, No.321
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama tegangan menengah. c. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan menengah. e. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk memelihara dan memperbaiki PHB utama tegangan menengah. f. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. g. Menggunakan teori listrik dasar. h. Menggunakan bahan listrik. i. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.3.4.
122
Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem kontrol PLC.
www.djpp.depkumham.go.id
123
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.202.201.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa direncanakan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan. 1.5. Jenis sistem Perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan instalasi.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
124
instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. 2.3. Komponen instalasi listrik pompa dan lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku. 2.4. Sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapan nya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan terus-menerus sesuai prosedur. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai SOP. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.
4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) ini meliputi: 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.
www.djpp.depkumham.go.id
125
1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8.
2.
2010, No.321
Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari hand tools dan power tools. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). c. Konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik instalasi tenaga. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa). i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Sistem pembumian. k. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
126
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). c. Menerapkan konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik instalasi tenaga. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa). i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Menerapkan sistem pembumian. k. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
127
2010, No.321
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. 2.4.3.
2.5.
Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
128
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.202.202.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. pemeliharaan dan perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor listrik (untuk air instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) disiapkan dan dimengerti. escalator dan 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji conveyor). yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan. 1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang sesuai standar dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan instalasi. 2. Memelihara dan memperbaiki
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
www.djpp.depkumham.go.id
129
2010, No.321
komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. 2.3. Komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dan lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. 2.6. Komponen instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.
4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8.
2.
130
Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari hand tools dan power tools. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). c. Konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik instalasi tenaga. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik). i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Sistem pembumian. k. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
www.djpp.depkumham.go.id
131
b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. 2.2.
Menerapkan prosedur komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). Menerapkan konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. Menerapkan teori listrik dasar. Menerapkan teknik instalasi tenaga. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik). Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Menerapkan sistem pembumian. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
2010, No.321
Cakupan Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
132
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
133
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.203.201.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memasang komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit motor kontrol non
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar pengawatan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC disiapkan sesuai instruksi manual. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan tahap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan instruksi manual. 1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang sesuai standar dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan. 1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
programmable logic control (Non PLC).
134
2.3.
2.4.
2.5. 2.6.
3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.
standar peralatan. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dan lengkapannya dipasang sesuai dengan instruksi manual dan persyaratan yang berlaku. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. Komponen dan instalasi motor kontrol non PLC, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-loading dengan program yang sesuai untuk operasi motor kontrol dan Modem disiapkan, sesuai instruksi manual dan SOP.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai SOP. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan Standing Operation procedure (SOP). 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari hand tools dan power tools.
www.djpp.depkumham.go.id
135
1.8.
2010, No.321
Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memeliharaan dan perbaikin komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. c. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. e. Alat ukur dan pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. c. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. f. Menggunakan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
136
2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
www.djpp.depkumham.go.id
137
b.
c.
d. e.
2.5.
2010, No.321
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem motor kontrol.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
138
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
: KTL.IH.204.201.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar pengawatan pemeliharaan komponen dan sirkit PLC disiapkan sesuai instruksi manual. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) direncanakan dan disiapkan sesuai dengan persyaratan. 1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipelihara sesuai standar dan dokumen pemeliharaan. 1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan. 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) dan lengkapannya dipelihara dan diperbaiki sesuai dengan instruksi manual dan SOP. 2.3. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
www.djpp.depkumham.go.id
139
2010, No.321
2.4. Komponen instalasi programmable logic control (PLC), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.5. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU diloading dengan program yang sesuai untuk operasi PLC dan Modem disiapkan, sesuai instruksi manual dan SOP. 3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. 4.1 Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2 Berita Acara pemeliharaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.1.
140
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable logic control (PLC). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen dan sirkit PLC. c. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit PLC. d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemasangan PLC. e. Alat ukur dan pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan PLC. h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponendan sirkit PLC. c. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit PLC. d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemasangan PLC. e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. f. Menggunakan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan PLC. h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
www.djpp.depkumham.go.id
141
2.2.2.
2010, No.321
Cakupan Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem Kontrol PLC.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
142
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
: KTL.IH.207.201.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan pemperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang direncanakan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan. 1.5. Jenis sistem Perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan instalasi.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik kolam
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar
www.djpp.depkumham.go.id
143
renang tegangan rendah.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6. 2.7. 2.8. 2.9. 3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.
4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.
2010, No.321
peralatan. Komponen instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku. Sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. 4.1 Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2 Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
1.5. 1.6. 1.7. 1.8.
2.
144
Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari hand tools dan power tools. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. c. Konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan kolam renang. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang). i. Bahan instalasi listrik untuk kolam renang tegangan rendah. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Sistem pembumian. l. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
www.djpp.depkumham.go.id
145
c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. 2.2.
Menerapkan konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. Menerapkan teori listrik dasar. Menerapkan teknik Penerangan kolam renang. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang). Menerapkan bahan instalasi listrik untuk kolam renang. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Menerapkan sistem pembumian. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
2010, No.321
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
146
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
147
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.207.202.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan sistem.
2.2.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
148
2.3.
3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.
Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol) dipelihara sesuai prosedur. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai SOP. 2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA dan lengkapannya dipelihara sesuai SOP. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP. 2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual. 3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. 3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. 3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
www.djpp.depkumham.go.id
149
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
150
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
151
2010, No.321
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
pengalaman di
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
152
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
: KTL.IH.207.203.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan sistem.
2.2.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.
www.djpp.depkumham.go.id
153
2010, No.321
2.3.
Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol) dipelihara sesuai prosedur. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai SOP. 2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis dan lengkapannya dipelihara sesuai SOP. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP. 2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
3.1. 3.2. 3.3.
3.4. 3.5.
3.6. 3.7.
Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.
154
4.1. 4.2.
Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis).
www.djpp.depkumham.go.id
155
f. g. h. i. j.
2010, No.321
Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Sistem panel utama dan panel cabang. Sistem pembumian. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.3.
156
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
pengalaman di
www.djpp.depkumham.go.id
157
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
: KTL.IH.207.204.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang terlibat. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan sistem. 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP. 2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.
158
supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol) dipelihara sesuai prosedur. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai SOP. 2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk ruang khusus medis dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk ruang khusus medis diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP. 2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. 2.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual. 2.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. 2.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. 2.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 2.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. 2.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 2.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
www.djpp.depkumham.go.id
159
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis/ruang roentgen/ruang operasi). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
160
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis/ruang roentgen/ruang operasi). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
161
2010, No.321
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
pengalaman di
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
162
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.207.205.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
2.2.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.
www.djpp.depkumham.go.id
163
2010, No.321
2.3.
Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang ditentukan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dipelihara sesuai SOP. 2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri khusus dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri khusus diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP. 2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual. 3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. 3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. 3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan pemeliharaan dan
4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
perbaikan.
164
4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri khusus).
www.djpp.depkumham.go.id
165
g. h. i. j.
2010, No.321
Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Sistem panel utama dan panel cabang. Sistem pembumian. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
166
2.3.3.
Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4.
Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
pengalaman di
www.djpp.depkumham.go.id
167
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.208.201.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan. 1.5. Jenis lokasi sirkit dan komponen terkait yang dipelihara dan diperbaiki sesuai standar peralatan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan instalasi.
2. Memelihara dan memperbaiki
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
168
komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.2. Penyambungan dan terminasi komponen dan sirkit instalasi listrik dengan bagian lain diperiksa, sesuai dokumen pemasangan dan SOP pemeliharan dan perbaikan. 2.3. Peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP. 2.4. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sesuai SOP dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan. 2.5. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga dipelihara dan diperbaiki agar sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa hasil pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. 3.2. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. 3.3. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. 3.4. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.5. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan pengoperasian.
4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) meliputi: 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas ,pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan.
www.djpp.depkumham.go.id
169
1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7.
2.
2010, No.321
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools dan power tools. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
d. e. f. g. h. i. j.
170
Menggunakan teori listrik dasar. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. Menerapkan sistem pembumian. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
www.djpp.depkumham.go.id
171
2.4.2. 2.4.3.
2010, No.321
Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
172
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.208.202.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan danperbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan. 1.5. Jenis lokasi sirkit dan komponen terkait yang dipelihara dan diperbaiki sesuai standar peralatan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan instalasi.
2. Memelihara dan memperbaiki
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
www.djpp.depkumham.go.id
173
2010, No.321
komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.2. Penyambungan dan terminasi komponen dan sirkit instalasi listrik dengan bagian lain diperiksa, sesuai dokumen pemasangan dan SOP pemeliharan dan perbaikan. 2.3. Peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP. 2.4. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sesuai SOP dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan. 2.5. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances), dipelihara dan diperbaiki agar sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa hasil pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual. 3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. 3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. 3.5. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. 3.6. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
4. Membuat laporan pengoperasian.
4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) meliputi :
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7.
174
Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools dan power tools. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1.
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
175
c. d. e. f. g. h. i. j.
2010, No.321
Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. Menggunakan teori listrik dasar. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. Menerapkan sistem pembumian. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
176
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
177
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN
Kode Unit
: KTL.IH.208.203.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang dipengoperasian diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
2.2.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan secara bertahap
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
178
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.3. Peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dipelihara dan diperbaiki sesuai SOP. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa dan dipelihara sesuai standar peralatan dan SOP. 2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri rumah tangga diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.9. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sesuai SOP dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan. 2.10. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga, dipelihara dan diperbaiki agar sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.11. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 3. Memeriksa hasil pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
3.6. 3.7.
Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
179
4. Membuat laporan pemeliharaan.
4.1. 4.2.
2010, No.321
Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan prbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
d. e.
f. g. h. i. j.
180
Teori listrik dasar. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga/home Industries). Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries). Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Sistem panel utama dan panel cabang. Sistem pembumian. Penulisan Laporan Pengoperasian.
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga/home Industries). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
www.djpp.depkumham.go.id
181
2010, No.321
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. 2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
pengalaman di
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
182
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
: KTL.IH.208.204.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
2.2.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.
www.djpp.depkumham.go.id
183
2010, No.321
2.3.
Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang ditentukan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dipelihara sesuai SOP. 2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP. 2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik), dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
3.6. 3.7. 4. Membuat laporan pemeliharaan dan
4.1.
Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
perbaikan.
184
2.1.
Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
www.djpp.depkumham.go.id
185
g. h. i. j.
2010, No.321
Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Sistem panel utama dan panel cabang. Sistem pembumian. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.3.2. 2.3.3. 2.3.4.
186
Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
pengalaman di
www.djpp.depkumham.go.id
187
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
: KTL.IO.208.205.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
2.2.
2.3.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
188
ditetapkan. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang ditentukan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai SOP. 2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan publik dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan publik diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP. 2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
3.6. 3.7. 4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.
4.1. 4.2.
Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
www.djpp.depkumham.go.id
189
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan publik. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
190
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan publik. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
191
2010, No.321
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
pengalaman di
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
192
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit
: KTL.IH.208.206.01
Judul Unit
: Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1. 2.2.
2.3.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang
www.djpp.depkumham.go.id
193
2010, No.321
ditetapkan. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang ditentukan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dipelihara sesuai SOP. 2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri hiburan dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri hiburan diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP. 2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.
3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
3.6. 3.7. 4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.
4.1. 4.2.
Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
194
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri hiburan. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan laporan pemeliharaan dan perbaikan.
www.djpp.depkumham.go.id
195
2010, No.321
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri hiburan. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
196
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
pengalaman di
www.djpp.depkumham.go.id
197
LAMPIRAN V
2010, No.321
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
198
DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI 1.
Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit
: : : : : :
4.
Kode Unit Judul Unit
: :
5.
Kode Unit Judul Unit
: :
6.
Kode Unit Judul Unit
: :
7.
Kode Unit Judul Unit
: :
8.
Kode Unit Judul Unit
: :
9.
Kode Unit Judul Unit
: :
10.
Kode Unit Judul Unit
: :
11.
Kode Unit Judul Unit
: :
12.
Kode Unit Judul Unit
: :
13.
Kode Unit Judul Unit
: :
14.
Kode Unit Judul Unit
: :
2. 3.
KTL.II.205.101.01 Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde). KTL.II.206.101.01 Menginspeksi pemasangan penangkal /penangkap petir. KTL.II.207.101.01 Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply). KTL.II.207.102.01 Menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). KTL.II.207.103.01 Menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). KTL.II.201.201.01 Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board). KTL.II.201.202.01 Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). KTL.II.202.201.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). KTL.II.202.202.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). KTL.II.203.201.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC). KTL.II.204.201.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC). KTL.II.207.201.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. KTL.II.208.202.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). KTL.II.208.203.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
www.djpp.depkumham.go.id
199
15.
Kode Unit Judul Unit
: :
16.
Kode Unit Judul Unit
: :
17.
Kode Unit Judul Unit
: :
18.
Kode Unit Judul Unit
: :
19.
Kode Unit Judul Unit
: :
20.
Kode Unit Judul Unit
: :
21.
Kode Unit Judul Unit
: :
22.
Kode Unit Judul Unit
: :
2010, No.321
KTL.II.208.204.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries). KTL.II.207.301.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA. KTL.II.207.302.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis. KTL.II.207.303.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi). KTL.II.207.304.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus. KTL.II.208.301.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik). KTL.II.208.302.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik. KTL.II.208.303.01 Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
200
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI
Kode Unit
:
KTL.II.205.101.01
Judul Unit
:
Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).
Uraian Unit
:
Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
3. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).
1.11. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.12. Prosedur inspeksi sistem pembumian disiapkan sesuai dengan persyaratan. 1.13. Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan sistem pembumian disiapkan dan dimengerti. 1.14. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi sistem pembumian diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.15. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.16. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan sistem pembumian (arde).
5. Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Peralatan/material pembumian diperiksa sesuai dengan spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku. 2.3. Peralatan/material pembumian diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. 2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan
www.djpp.depkumham.go.id
201
2010, No.321
pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan. 2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 6. Membuat laporan inspeksi pemasangan.
3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
5. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan elektrode pembumian (earthing rod) yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 6.
Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
202
Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde). c. Konstruksi sistem pembumian (Arde). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Penulisan Laporan Inspeksi. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde). c. Menerapkan konstruksi sistem pembumian (Arde). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan Penulisan Laporan Inspeksi. 2.4. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
www.djpp.depkumham.go.id
203
2.3.
2010, No.321
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
204
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.206.101.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. 1.2. 1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
2. Menginspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).
2.1. 2.2.
2.3.
2.4.
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. Prosedur inspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir disiapkan sesuai dengan persyaratan. Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan penangkap petir. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Peralatan/material penangkal/penangkap petir (Lightning rod) diinspeksi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku. Peralatan/material penangkal/penangkap petir diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
www.djpp.depkumham.go.id
205
2.5.
2.6. 2.7.
3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
3.1. 3.2.
2010, No.321
Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod), yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan elektrode penangkal/penangkap petir (Lightning rod) yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
206
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir. c. Konstruksi penangkal/penangkap petir (Lightning rod). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.
2.2.
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir. c. Menerapkan konstruksi penangkal/penangkap petir. d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
www.djpp.depkumham.go.id
207
b.
2.3.
2010, No.321
Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3.
2.5.
Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penangkal/penangkap petir (Lightning rod).
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
208
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.207.101.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).
1.1.Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2.Prosedur inspeksi pemasangan catu daya arus searah disiapkan sesuai persyaratan. 1.3.Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply) disiapkan dan dimengerti. 1.4.Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan catu daya arus searah diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5.Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.6.Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).
2. Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power Supply) diinspeksi sesuai dengan spesifikasi dan gambar Shop Drawing. 2.3. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power Supply) diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
www.djpp.depkumham.go.id
209
2010, No.321
2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan. 2.6. Pemberian tegangan pada catu daya arus searah (DC Power Supply) dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. 2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
210
Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan catu daya arus searah. c. Konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply). e. Elektronika Penyearah (Rectifier). f. Alat ukur pengukuran listrik. g. Teori listrik dasar. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan catu daya arus searah. c. Menerapkan konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply). e. Menggunakan Elektronika Penyearah (Rectifier). f. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. g. Menerapkan teori listrik dasar. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
www.djpp.depkumham.go.id
211
2010, No.321
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. 2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang catu daya arus searah.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
212
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.207.102.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2. Prosedur inspeksi pemasangan lampu tanda disiapkan sesuai dengan persyaratan. 1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan lampu tanda disiapkan dan dimengerti. 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan lampu tanda diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan lampu tanda.
2. Menginspeksi pemasangan lampu tanda.
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Peralatan/material lampu tanda dipasang sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku. 2.3. Peralatan/material lampu tanda diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.4. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
www.djpp.depkumham.go.id
213
2010, No.321
2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. 2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan. 2.7. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.8. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Pernyataan Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan lampu tanda ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan lampu tanda yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
214
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). c. Konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu tanda. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan lampu tanda. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). c. Menerapkan konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu tanda. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik penerangan lampu tanda. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
www.djpp.depkumham.go.id
215
2.2.2.
2010, No.321
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
216
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.207.103.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2.Prosedur inspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan disiapkan sesuai dengan persyaratan. 1.3.Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan disiapkan dan dimengerti. 1.4.Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5.Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.6.Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan lampu PJU.
2. Menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan Kontaktor) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. 2.3. Peralatan/material lampu PJU dan lampu penerangan lapangan dipasang sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku. 2.4. Peralatan/material lampu PJU dan lampu penerangan lapangan diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak
www.djpp.depkumham.go.id
217
2.5. 2.6. 2.7. 2.8.
3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
2010, No.321
mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.
3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan (out door) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan PJU dan lampu penerangan lapangan (out door) yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.1.
218
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). c. Konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan lampu PJU dan penerangan lapangan. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). c. Menerapkan konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik penerangan lampu jalan umum (PJU) dan penerangan lapangan (out door). h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.
2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
www.djpp.depkumham.go.id
219
2.2.2.
2010, No.321
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
220
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.
www.djpp.depkumham.go.id
221
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.201.201.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. mempersiapkan inspeksi pemasangan 1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan inspeksi papan hubung bagi pemasangan PHB utama tegangan rendah, diperiksa utama tegangan rendah sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. (Low Voltage Main 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan Distribution Board). sesuai SOP. 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan rendah diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja. 1.6. Inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (LVMDB) disiapkan sesuai dengan SOP. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan LVMDB. 2. Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
2.1. 2.2. 2.3.
2.4.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai gambar konstruksi dan SOP. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB dan Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
222
sesuai stándar konstruksi dan standar operasi. 2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama tegangan rendah diinspeksi sesuai standar dan instruksi manual. 2.6. Karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB utama diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi. 2.7. Pemasangan PHB utama dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan instruksi manual dan SOP. 2.8. PHB utama yang dipasang diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.9. PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan SOP. 2.10. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai SOP. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
3.1. 3.2.
Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) ini meliputi : 1.1. Inspeksi pemasangan komponen yang sesuai standar. 1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes dan peralatan pencarian gangguan. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
www.djpp.depkumham.go.id
223
2010, No.321
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.5. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama tegangan rendah. c. Konstruksi papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board). d. Prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi. e. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan rendah. f. Peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan rendah. g. Alat ukur dan pengukuran listrik. h. Teori listrik dasar. i. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Penulisan Laporan Inspeksi Pemasangan PHB Utama. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama tegangan rendah. c. Menerapkan konstruksi papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board). d. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah. e. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan rendah. f. Menggunakan peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan rendah. g. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. h. Menggunakan teori listrik dasar. i. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Menuliskan laporan inspeksi pemasangan PHB utama.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
224
2.6. Ruang Lingkup Pengujian 2.6.1 Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.6.2 Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. 2.7.
Metode Asesmen 2.7.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.7.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.7.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.7.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.8.
Aspek Penting 2.8.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.8.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.8.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
www.djpp.depkumham.go.id
225
2010, No.321
b.
2.9.
Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Listrik dengan pengalaman di bidang papan hubung bagi utama tegangan rendah.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
226
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.201.202.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan. 1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan inspeksi pemasangan PHB utama tegangan menengah, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP. 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan menengah diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja. 1.6. Inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (MVMDB) disiapkan sesuai dengan SOP. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan MVMDB.
2. Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
2.1. 2.2. 2.3.
2.4.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai gambar konstruksi dan SOP. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LBS, PMT dan Fuse TM) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas
www.djpp.depkumham.go.id
227
2010, No.321
sesuai stándar konstruksi dan standar operasi. 2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama tegangan menengah diinspeksi sesuai standar dan instruksi manual. 2.6. Karakteristik dan rating relay pembatas arus yang dipasang pada PHB utama diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi. 2.7. Pemasangan PHB utama dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan instruksi manual dan standing operation procedure (SOP). 2.8. PHB utama yang dipasang diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.9. PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan SOP. 2.10. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai SOP. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1. 3.2.
Laporan inspeksi dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara inspeksi diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan komponen yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes dan peralatan pencarian gangguan. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
228
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama tegangan menengah. c. Konstruksi papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). d. Prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah. e. Spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan menengah. f. Peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan menengah. g. Alat ukur dan pengukuran listrik. h. Teori listrik dasar. i. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Penulisan Laporan Inspeksi Pemasangan PHB Utama. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama tegangan menengah. c. Menerapkan konstruksi papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). d. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama. e. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan menengah. f. Menggunakan peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan menengah. g. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. h. Menggunakan teori listrik dasar. i. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Menuliskan Laporan Inspeksi Pemasangan PHB utama.
www.djpp.depkumham.go.id
229
2010, No.321
2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2. Cakupan Harus mencakup : 1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. 2. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini. 2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
230
b.
2.5.
Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Listrik dengan pengalaman di bidang papan hubung bagi utama tegangan menengah.
www.djpp.depkumham.go.id
231
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.202.201.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1.
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2.
Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa direncanakan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan. Jenis sistem perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
2. Menginspeksi pasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk
1.7.
Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.
2.1.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi
2.2.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
232
manual dan standar peralatan. 2.3. Komponen instalasi listrik pompa dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku. 2.4. Sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.10. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.1 3.2
Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) ini meliputi : 1.1. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa yang sesuai standar. 1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools.
www.djpp.depkumham.go.id
233
1.8.
2010, No.321
Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik instalasi tenaga. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa). i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Sistem pembumian. k. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). c. Menerapkan konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik instalasi tenaga.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
h. i. j. k.
234
Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa). Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Menerapkan sistem pembumian. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.
2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
www.djpp.depkumham.go.id
235
2010, No.321
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
236
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI
Kode Unit
: KTL.II.202.202.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/ AC, lift, escalator dan conveyor).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan. 1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang sesuai standar dan dokumen inspeksi pemasangan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
www.djpp.depkumham.go.id
237
instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
2.3.
2.4.
2.5. 2.6.
2.7. 2.8. 2.9.
3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
2010, No.321
Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. Komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku. Komponen dan sirkit instalasi (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. Komponen instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.
3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) ini meliputi : 1.1. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik yang sesuai standar. 1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
1.8.
238
Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik instalasi tenaga. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik). i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Sistem pembumian. k. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). c. Menerapkan Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). d. Menggunakan Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar.
www.djpp.depkumham.go.id
239
g. h. i. j. k.
2010, No.321
Menerapkan teknik instalasi tenaga. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik). Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Menerapkan sistem pembumian. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.
2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2. Cakupan Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.4.3.
2.5.
240
Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
241
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.203.201.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non
2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar pengawatan pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC disiapkan sesuai instruksi manual. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan tahap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan instruksi manual. 1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait diinspeksi sesuai standar dan dokumen penginspeksian. 1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
programmable logic control (Non PLC).
242
2.3.
2.4.
2.5. 2.6.
2.7.
3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
standar peralatan. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dan lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) diinspeksi sesuai dengan instruksi manual dan persyaratan yang berlaku. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. Komponen dan instalasi motor kontrol non PLC diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-loading dengan program yang sesuai untuk operasi motor kontrol dan Modem disiapkan sesuai instruksi manual dan SOP. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop Drawing.
3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan menginspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.
www.djpp.depkumham.go.id
243
2010, No.321
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memasang komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. c. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. d. Spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. e. Alat ukur dan pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar dan spesifikasi inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. c. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. d. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. f. Menggunakan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar dan spesifikasi inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Inspeksi pemasangan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
244
2.4.
Ruang Lingkup Pengujian 2.4.1 Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.4.2 Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.5.
Metode Asesmen 2.5.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.5.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.5.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.5.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.6.
Aspek Penting 2.6.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.6.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.6.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
www.djpp.depkumham.go.id
245
2010, No.321
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.7.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem motor kontrol.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
246
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI
Kode Unit
: KTL.II.204.201.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2. Program kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar pengawatan pemasangan komponen dan sirkit PLC disiapkan sesuai instruksi manual. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan tahap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan. 1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait diinspeksi sesuai standar dan dokumen inspeksi. 1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit PLC. 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku.
www.djpp.depkumham.go.id
247
2010, No.321
2.3. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.4. Komponen instalasi programmable logic control (PLC) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.5. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-loading dengan program yang sesuai untuk operasi PLC dan Modem diperiksa sesuai instruksi manual dan SOP. 2.6. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop Drawing. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan komponen yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.1.
248
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponendan sirkit PLC. c. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit PLC. d. Spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemasangan PLC. e. Alat ukur dan pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar dan spesifikasi pemasangan PLC. h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen dan sirkit PLC . c. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit PLC. d. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemasangan PLC. e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. f. Menggunakan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemasangan PLC. h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Inspeksi pemasangan.
2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
www.djpp.depkumham.go.id
249
2.2.2.
2010, No.321
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem kontrol PLC.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
250
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.207.201.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1.
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2.
Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang direncanakan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan. Jenis sistem perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam
1.7.
Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.
2.1.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
2.2.
www.djpp.depkumham.go.id
251
renang tegangan rendah.
3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.
2010, No.321
standar peralatan. 2.3. Komponen instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku. 2.4. Sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan. 2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur. 2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.10. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing. 3.1. 3.2.
Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah, yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah ini meliputi : 1.1. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik yang sesuai standar. 1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand tools dan power tools.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
1.8.
252
Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik penerangan kolam renang. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang). i. Bahan instalasi listrik untuk kolam renang tegangan rendah. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Sistem pembumian. l. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. c. Menerapkan konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
253
2010, No.321
f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik penerangan kolam renang. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang). i. Menerapkan bahan instalasi listrik untuk kolam renang. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Menerapkan sistem pembumian. l. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.4.2. 2.4.3.
2.5.
254
Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
255
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.208.202.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1.
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2.
Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
1.7.
Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.
2.1.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, FUSE dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
2.2.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
256
2.3.
Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan 2.4. Bagian atau hubungan instalasi dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP. 2.6. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan 2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. 2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1.
3.2.
3.3. 3.4.
3.5.
Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
257
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
258
i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Menerapkan bahan instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
www.djpp.depkumham.go.id
259
2.3.4.
2010, No.321
Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
260
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI
Kode Unit
: KTL.II.208.203.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA
1.1.
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2.
Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.
www.djpp.depkumham.go.id
261
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
2010, No.321
2.1.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. 2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan. 2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP. 2.6. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. 2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1. selesainya inspeksi.
3.2.
3.3.
Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Laporan Pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
262
3.4.
3.5.
Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
263
2010, No.321
d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. 2.4.
Ruang Lingkup Pengujian 2.4.1 Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.4.2
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.5.
264
Metode Asesmen 2.5.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.5.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.5.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.5.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.6.
Aspek Penting 2.6.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.6.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.6.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.7.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
265
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI
Kode Unit
: KTL.II.208.204.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA
1.1.
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2.
Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
2. Menginspeksi pemasangan
1.7.
Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.
2.1.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
komponen dan sirkit instalasi listrik.
266
Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan 2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan. 2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP. 2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri rumah tangga diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. 2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1.
3.2.
3.3. 3.4.
Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Laporan Pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
www.djpp.depkumham.go.id
267
3.5.
2010, No.321
yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga /
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
f. g. h. i. j.
268
Home Industries). Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries). Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. Sistem panel utama dan panel cabang. Sistem pembumian. Penulisan Laporan Pemeriksaan.
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga / Home Industries). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b.Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
www.djpp.depkumham.go.id
269
2.3.
2010, No.321
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
270
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.207.301.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA
1.1.
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2.
Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7. 2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1. 2.2.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
www.djpp.depkumham.go.id
271
2010, No.321
2.3.
Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan. 2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan khusus sistem SCADA dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP. 2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan khusus sistem SCADA diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. 2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1.
3.2.
3.3. 3.4.
3.5.
Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
272
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1.
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.
www.djpp.depkumham.go.id
273
2010, No.321
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
274
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
275
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.207.302.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1.
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2.
Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. Jika dapat diterapkan, semua peraturan yang relevan dan informasi yang sesuai persyaratan peraturan dan dokumentasi diperoleh sebelum memulai inspeksi.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1. 2.2.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
276
2.3.
Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan. 2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan khusus layanan medis dan lengkapannya, diperiksa dan diuji sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi. 2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan khusus layanan medis diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan 2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. 2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1.
3.2.
3.3. 3.4.
3.5.
Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
277
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam Laporan Pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1.
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.2.
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) . b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b.Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
278
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
279
2010, No.321
2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
280
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.207.303.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1.
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2.
Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan instalasi.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1. 2.2.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi
www.djpp.depkumham.go.id
281
2010, No.321
manual dan standar peralatan. 2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan. 2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi. 2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan 2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. 2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1.
3.2.
3.3. 3.4.
3.5.
Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
282
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1.
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis / ruang roentgen / ruang operasi). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.
www.djpp.depkumham.go.id
283
2010, No.321
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis / ruang roentgen / ruang operasi). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h.Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
284
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
285
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.207.304.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1.
untuk
1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. 1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan sistem.
2.2.
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
286
manual dan standar peralatan. 2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan. 2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri khusus dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi. 2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri khusus diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. 2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1.
3.2.
3.3. 3.4.
3.5.
Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
287
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri khusus. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
288
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri khusus. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. 2.2.
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2.
2.3.
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
www.djpp.depkumham.go.id
289
2010, No.321
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4.
Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5.
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
290
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI
Kode Unit
: KTL.II.208.301.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2 Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3 Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4 Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5 Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. 1.6 Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7 Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan sistem. 2.1 2.2
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
www.djpp.depkumham.go.id
291
2010, No.321
standar peralatan. 2.3 Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan. 2.4 Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.5 Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri (pabrik) dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi. 2.6 Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri (pabrik) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. 2.7 Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. 2.8 Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.9 Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. 2.10 Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.11 Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1
3.2
3.3 3.4
3.5
Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
292
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.
www.djpp.depkumham.go.id
293
2010, No.321
i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. 2.2
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1 Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2
2.3
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.3.3 2.3.4
294
Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4
Aspek Penting 2.4.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
295
2010, No.321
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI
Kode Unit
: KTL.II.208.302.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA
1.1
Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
1.2
Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan instalasi.
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
2.1 2.2
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
296
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7 2.8 2.9
2.10
2.11
3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1
3.2
3.3 3.4
3.5
manual dan standar peralatan. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan publik dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan publik diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
297
2010, No.321
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan publik. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
298
Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan publik. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. 2.2
Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1 Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2
2.3
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
Metode Asesmen 2.3.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
www.djpp.depkumham.go.id
299
2010, No.321
2.4
Aspek Penting 2.4.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5
Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
300
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI Kode Unit
: KTL.II.208.303.01
Judul Unit
: Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.
Uraian Unit
: Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.
ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.
KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Perintah kerja yang diterima, dimengerti memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
untuk
1.2 Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti. 1.3 Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi. 1.4 Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan. 1.5 Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan. 1.6 Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja. 1.7 Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan instalasi. 2.1
Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2
Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB,
www.djpp.depkumham.go.id
301
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7 2.8 2.9
2.10
2.11
3. Membuat laporan selesainya inspeksi.
3.1
3.2
3.3 3.4
3.5
2010, No.321
MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri hiburan dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri hiburan diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
302
1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri hiburan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri hiburan. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.
www.djpp.depkumham.go.id
303
2010, No.321
i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri hiburan. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan. 2.2 Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1 Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya hiburan di tempat kerja. b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja. c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi. 2.2.2
Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321
2.3.3 2.3.4
304
Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4 Aspek Penting 2.4.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi. 2.4.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi. 2.4.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini. d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.5 Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
www.djpp.depkumham.go.id