D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG
SUB SUB BIDANG
URAIAN
1
2
3
1. Sumber Daya Air
1. Pengaturan
2. Pembinaan
3. Pembangunan/ Pengelolaan
1.
Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.
2.
Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.
3.
Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.
4.
Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai.
5.
Pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingkat daerah dan/atau pada wilayah sungai.
6.
Pembentukan komisi irigasi.
1.
Penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai.
2.
Penetapan dan pemberian izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan air tanah.
3.
Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.
4.
Pemberian izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi yang berada.
5.
Pemberdayaan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air.
6.
Pemberdayaan kelembagaan sumber daya air.
1.
Konservasi sumber daya air pada wilayah sungai.
2.
Pendayagunaan sumber daya air pada wilayah sungai.
3.
Pengendalian daya rusak air yang berdampak.
4.
Penyelenggaraan sistem informasi sumber daya air.
5.
Pembangunan dan peningkatan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi.
12
1
2. Bina Marga
2
3 6.
Operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam satu daerah yang luasnya kurang dari 1.000 ha.
7.
Operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi pada sungai, danau, waduk, dan pantai pada wilayah sungai.
4. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam daerah.
1. Pengaturan
Pengaturan jalan daerah :
2. Pembinaan
a.
Perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan daerah/desa berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan dengan memperhatikan keserasian antar daerah dan antar kawasan;
b.
Penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan daerah/desa;
c.
Penetapan status jalan daerah/desa;
d.
Penyusunan perencanaan umum dan pembiayaan jaringan jalan daerah/desa.
1.
Pembinaan jalan daerah : a. Pemberian bimbingan penyuluhan serta pendidikan dan pelatihan para aparatur penyelenggara jalan daerah/desa; b. Pemberian izin, rekomendasi, dispensasi, dan pertimbangan pemanfaatan ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan.
2.
3. Pembangunan dan Pengusahaan
Pengembangan teknologi terapan di bidang jalan untuk jalan daerah/desa.
Pembangunan jalan daerah : a.
Pembiayaan pembangunan jalan daerah/desa;
b.
Perencanaan teknis, pemrograman, dan penganggaran, pengadaan lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan daerah/desa;
c.
Pengoperasian dan pemeliharaan jalan daerah/desa;
d.
Pengembangan dan pengelolaan manajemen jalan daerah/desa.
13
1
2 4. Pengawasan
3. Perkotaan dan Perdesaan
1. Pengaturan
2. Pembinaan
3. Pembangunan
4. Pengawasan
4. Air Minum
1. Pengaturan
3 Pengawasan jalan daerah : a.
Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan daerah/desa;
b.
Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan daerah/desa.
1.
Penetapan kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan dan perdesaan wilayah daerah (mengacu kebijakan nasional dan provinsi).
2.
Penetapan peraturan daerah mengenai pengembangan perkotaan dan perdesaan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
1.
Fasilitasi peningkatan kapasitas manajemen pembangunan dan pengelolaan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan.
2.
Pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan perkotaan dan perdesaan.
1.
Penyiapan program pembangunan sarana dan prasarana perkotaan dan perdesaan jangka panjang dan jangka menengah daerah dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional dan provinsi.
2.
Penyelenggaraan kerjasama/ kemitraan antara pemerintah daerah/dunia usaha/masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan sarana dan prasarana perkotaan dan perdesaan.
3.
Penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan.
4.
Pembentukan lembaga/badan pengelola pembangunan perkotaan dan perdesaan.
1.
Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan kawasan perkotaan dan perdesaan.
2.
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
1.
Penetapan peraturan daerah mengenai kebijakan dan strategi pengembangan air minum di daerah.
2.
Penetapan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di daerah.
14
1
2
2. Pembinaan
3. Pembangunan
4. Pengawasan
5. Air Limbah
1. Pengaturan
3 3.
Penetapan peraturan daerah yang norma, standar, prosedur, dan kriteria pelayanan prasarana dan sarana air minum berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disusun pemerintah dan provinsi.
4.
Memberikan izin penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
1.
Penyelesaian masalah dan permasalahannya.
2.
Peningkatan kapasitas teknis dan manajemen pelayanan air minum termasuk kepada Badan Pengusahaan Pelayanan (operator) BUMD.
1.
Penetapan pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
2.
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk pemenuhan SPM.
3.
Fasilitasi penyelenggaraan (bantuan teknis) kepada kecamatan, pemerintah desa, serta kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.
4.
Penyusunan rencana induk pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) daerah.
5.
Penyediaan prasarana dan sarana air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air.
6.
Penanganan bencana alam.
1.
Pengawasan terhadap seluruh tahapan penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
2.
Evaluasi terhadap penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang utuh.
3.
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
1.
Penetapan peraturan daerah mengenai kebijakan pengembangan prasarana dan sarana air limbah yang mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi.
2.
Pembentukan lembaga sebagai penyelenggara prasarana dan sarana air limbah.
3.
Penetapan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pemerintah dan provinsi.
15
wilayah administrasi
yang ditetapkan oleh
1
2
3 4.
2. Pembinaan
Memberikan izin penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah.
1. Penyelesaian masalah pelayanan. 2. Pelaksanaan kerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan prasarana dan sarana air limbah kabupaten. 3. Penyelenggaraan bantuan teknis (bantek) pada kecamatan, pemerintah desa, serta kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah.
3. Pembangunan
4. Pengawasan
6. Persampahan
1. Pengaturan
2. Pembinaan
3. Pembangunan
1.
Penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana air limbah dalam rangka memenuhi SPM.
2.
Penyusunan rencana induk pengembangan prasarana dan sarana air limbah.
3.
Penanganan bencana alam.
1.
Monitoring penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah.
2.
Evaluasi terhadap penyelenggaraan pengembangan air limbah.
3.
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan SPM.
1.
Penetapan peraturan daerah mengenai kebijakan pengembangan prasarana dan sarana persampahan yang mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi.
2.
Penetapan lembaga penyelenggara pengelolaan persampahan.
3.
Penetapan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pemerintah dan provinsi.
4.
Pelayanan perizinan dan pengelolaan persampahan .
1.
Peningkatan kapasitas manajemen dan fasilitasi kerja sama penyelenggaraan pengembangan prasarana dan sarana persampahan.
2.
Memberikan bantuan teknis kepada kecamatan, pemerintah desa, dan kelompok masyarakat.
1.
Penyelengaraan dan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana persampahan.
2.
Penyusunan rencana induk pengembangan prasarana dan sarana persampahan. 16
yang ditetapkan oleh
dunia usaha dan masyarakat dalam
1
2 4. Pengawasan
7. Drainase
1. Pengaturan
1.
Pengawasan terhadap seluruh tahapan pengembangan persampahan.
2.
Evaluasi kinerja penyelenggaraan.
3.
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
1.
Penetapan peraturan daerah mengenai kebijakan dan strategi daerah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi.
2.
Penetapan peraturan daerah yang norma, standar, prosedur, dan kriteria drainase dan pematusan genangan berdasarkan SPM yang disusun pemerintah dan provinsi.
2. Pembinaan
Peningkatan kapasitas teknik dan manajemen penyelenggara drainase dan pematusan genangan.
3. Pembangunan
1.
Penyelesaian masalah dan permasalahan operasionalisasi sistem drainase dan penanggulangan banjir serta koordinasi dengan daerah sekitarnya.
2.
Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase.
3.
Penyusunan rencana induk prasarana dan sarana drainase.
1.
Evaluasi terhadap penyelenggaraan sistem drainase dan pengendali banjir.
2.
Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan drainase dan pengendalian banjir.
3.
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
1.
Penetapan peraturan daerah mengenai kebijakan dan strategi Kawasan Siap Bangun (Kasiba)/ Lingkungan Siap Bangun (Lisiba).
2.
Penetapan Peraturan Daerah berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Kasiba dan Lisiba.
4. Pengawasan
8. Permukiman
3
1. Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) yang berdiri sendiri : a. Pengaturan
17
1
2 b. Pembangunan
3 1.
Penyelenggaraan pembangunan Kasiba/Lisiba.
2.
Pelaksanaan kerja sama swasta, masyarakat tingkat nasional dalam pembangunan Kasiba/Lisiba.
3.
Penetapan izin lokasi Kasiba/Lisiba.
1.
Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan Kasiba dan Lisiba.
2.
Evaluasi penyelenggaraan pembangunan Kasiba dan Lisiba.
3.
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
1.
Penetapan peraturan daerah mengenai kebijakan dan strategi penanggulangan permukiman kumuh/nelayan.
2.
Penetapan peraturan daerah tentang pencegahan timbulnya permukiman kumuh.
b. Pembangunan
1. 2.
Penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh perkotaan. Pengelolaan peremajaan/ perbaikan permukiman kumuh/nelayan dengan rumah susun sewa (rusunawa).
c. Pengawasan
1.
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian permukiman kumuh.
2.
Evaluasi pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh.
3.
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
1.
Penetapan peraturan daerah menganai kebijakan dan strategi pembangunan kawasan.
2.
Penetapan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembangunan kawasan.
c. Pengawasan
2. Permukiman Kumuh/ Nelayan : a. Pengaturan
3. Pembangunan Kawasan : a. Pengaturan
b. Pembangunan
Penyelenggaraan pembangunan kawasan strategis nasional.
c. Pengawasan
1.
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan kawasan.
18
1
9. Bangunan Gedung dan Lingkungan
2
1. Pengaturan
2. Pembinaan
3. Pembangunan
4. Pengawasan
3 2.
Evaluasi pelaksanaan program pembangunan kawasan.
3.
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
1.
Penetapan peraturan daerah mengenai bangunan gedung dan lingkungan mengacu pada norma, standar, prosedur, dan kriteria nasional.
2.
Penetapan kebijakan dan strategi daerah mengenai bangunan gedung dan lingkungan.
3.
Penetapan kelembagaan bangunan gedung.
4.
Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) gedung.
5.
Pendataan bangunan gedung.
6.
Penetapan persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun di lokasi bencana.
7.
Penyusunan dan penetapan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
1.
Pemberdayaan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya.
2.
Pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan.
1.
Penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat.
2.
Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang menjadi aset pemerintah kabupaten.
3.
Penetapan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan.
1.
Pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, pedoman, dan standar teknis dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya.
2.
Pengawasan dan penertiban pembangunan, pemanfaatan, dan pembongkaran bangunan gedung.
3.
Pengawasan dan penertiban pelestarian bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala lokal.
19
1 10. Jasa Konstruksi
2
3
1. Pengaturan
Pelaksanaan kebijakan pembinaan jasa konstruksi yang telah ditetapkan.
2. Pemberdayaan
1.
Pengembangan sistem informasi jasa konstruksi.
2.
Penelitian dan pengembangan jasa konstruksi.
3.
Pengembangan sumber daya manusia bidang jasa konstruksi.
4.
Peningkatan kemampuan teknologi jasa konstruksi.
5.
Melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis, dan penyuluhan.
6.
Penerbitan perizinan usaha jasa konstruksi.
1.
Pengawasan tata lingkungan.
2.
Pengawasan untuk terpenuhinya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
3. Pengawasan
20