LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010
DAFTAR ISI Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.301.01 ............................................... 1 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Turbin Uap. .................................................................. 1 : ASS.KTL.PH.20.302.01 ............................................. 11 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Turbin Gas.................................................................. 11 : ASS.KTL.PH.20.303.01 ............................................. 21 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Turbin Air. .................................................................. 21 : ASS.KTL.PH.20.304.01 ............................................. 31 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Boiler dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). ........ 31 : ASS.KTL.PH.20.305.01 ............................................. 41 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Pompa, Kompresor dan Fan. ......................................... 41 : ASS.KTL.PH.20.306.01 ............................................. 51 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Heat Exchanger........................................................... 51 : ASS.KTL.PH.20.307.01 ............................................. 61 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Coal dan Ash Handling System. ..................................... 61 : ASS.KTL.PH.20.308.01 ............................................. 71 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Cooling Tower. ............................................................ 71 : ASS.KTL.PH.20.309.01 ............................................. 81 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Mesin Diesel. .............................................................. 81 : ASS.KTL.PH.20.310.01 ............................................. 91 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Mesin-Mesin Listrik. ..................................................... 91 : ASS.KTL.PH.20.311.01 ........................................... 101 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Instalasi Listrik. ........................................................ 101 : ASS.KTL.PH.20.312.01 ........................................... 111 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Peralatan Proteksi dan Meter Listrik. ........................... 111 : ASS.KTL.PH.20.313.01 ........................................... 121 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Peralatan Kontrol dan Instrumen. ................................ 121 : ASS.KTL.PH.20.314.01 ........................................... 131 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Alat Berat dan Tools. ................................................. 131 : ASS.KTL.PH.20.315.01 ........................................... 141 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Perlengkapan Bendungan. .......................................... 141 i
Kode Unit Judul Unit Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.316.01 ........................................... : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Perlengkapan Bangunan Gedung dan Jalan Jembatan. ... : ASS.KTL.PH.20.317.01 ........................................... : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Lingkungan...............................................................
ii
151 151 161 161
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.301.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Turbin Uap. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Turbin Uap sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 1 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 2 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 3 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 4 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 5 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 6 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.301.02 Memelihara Turbin Uap dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Turbin Uap. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 7 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 8 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 9 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 10 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.302.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Turbin Gas. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Turbin Gas sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 11 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 12 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 13 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 14 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 15 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 16 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.302.02 Memelihara Turbin Gas dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Turbin Gas. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 17 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 18 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 19 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 20 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.303.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Turbin Air. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Turbin Air sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 21 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 22 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 23 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 24 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 25 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 26 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.21.303.02 Memelihara Turbin Air dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Turbin Air. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 27 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 28 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 29 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 30 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.304.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Boiler dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Boiler dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 31 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 32 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 33 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 34 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 35 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 36 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.304.02 Memelihara Boiler 1.9.2 KTL.PH.25.305.02 Memelihara Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Boiler dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.
Hal. 37 / 170
2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku. Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen :
Hal. 38 / 170
2.2.2
1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi. 3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi
Hal. 39 / 170
g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 40 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.305.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Pompa, Kompresor dan Fan. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Pompa, Kompresor dan Fan sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 41 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 42 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 43 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 44 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 45 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 46 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.306.02 Memelihara Pompa 1.9.2 KTL.PH.20.307.02 Memelihara Kompresor 1.9.3 KTL.PH.20.313.02 Memelihara Fan dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Pompa, Kompresor dan Fan. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.
Hal. 47 / 170
2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku. Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
Hal. 48 / 170
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi. 3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. 2.2.2 Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan 2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan
Hal. 49 / 170
f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 50 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.306.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Heat Exchanger. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Heat Exchanger sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 51 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 52 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 53 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 54 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 55 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 56 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.208.02 Memelihara Heat Exchanger 1.9.2 KTL.PH.20.309.02 Memelihara air heater dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Heat Exchanger. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 57 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 58 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 59 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 60 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.307.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Coal dan Ash Handling System. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Coal dan Ash Handling System sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 61 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 62 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 63 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 64 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 65 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 66 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.22.310.02 Memelihara Coal Feeder dan Pulverizer 1.9.2 KTL.PH.22.311.02 Memelihara Coal Handling 1.9.3 KTL.PH.22.312.02 Memelihara Ash Handling dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Coal dan Ash Handling System. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.
Hal. 67 / 170
2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku. Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh:
Hal. 68 / 170
2.2.2
a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi. 3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi
Hal. 69 / 170
g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 70 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.308.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Cooling Tower. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Cooling Tower sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 71 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 72 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 73 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 74 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 75 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 76 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.314.02 Memelihara Cooling Tower dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Cooling Tower. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 77 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 78 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 79 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 80 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.309.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Mesin Diesel. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Mesin Diesel sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 81 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 82 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 83 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 84 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 85 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 86 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.27.315.02 Memelihara Mesin Diesel 1.9.2 KTL.PH.20.218.02 Memelihara Genset dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Mesin Diesel. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 87 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 88 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 89 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 90 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.310.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Mesin-Mesin Listrik. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Mesin-Mesin Listrik sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 91 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 92 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 93 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 94 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 95 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 96 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.317.02 Memelihara Generator 1.9.2 KTL.PH.20.318.02 Memelihara Transformator 1.9.3 KTL.PH.20.320.02 Memelihara Motor- Listrik dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Mesin-Mesin Listrik. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 97 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 98 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 99 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 100 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.311.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Instalasi Listrik. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Instalasi Listrik sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 101 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 102 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 103 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 104 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 105 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 106 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.121.02 Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah 1.9.2 KTL.PH.20.319.02 Memelihara Instalasi Switch Gear 1.9.3 KTL.PH.20.321.02 Memelihara Sistem DC Power dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Instalasi Listrik. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.
Hal. 107 / 170
2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku. Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
Hal. 108 / 170
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi. 3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. 2.2.2 Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan 2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan
Hal. 109 / 170
f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 110 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.312.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Peralatan Proteksi dan Meter Listrik. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Peralatan Proteksi dan Meter Listrik sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 111 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 112 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 113 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 114 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 115 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 116 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.229.02 Memelihara Peralatan Meter Listrik 1.9.2 KTL.PH.20.324.02 Memelihara Proteksi Listrik dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Peralatan Proteksi dan Meter Listrik. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 117 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 118 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 119 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 120 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.313.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Peralatan Kontrol dan Instrumen. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Peralatan Kontrol dan Instrumen sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 121 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 122 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 123 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 124 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 125 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 126 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.323.02 Memelihara Sistem Kontrol 1.9.2 KTL.PH.20.322.02 Memelihara Peralatan Intrumen 1.9.3 KTL.PH.20.332.02 Memelihara Sistem Hydraulic dan Peneumatic dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Peralatan Kontrol dan Instrumen. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.
Hal. 127 / 170
2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku. Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
Hal. 128 / 170
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi. 3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. 2.2.2 Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan 2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan
Hal. 129 / 170
f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 130 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.314.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Alat Berat dan Tools. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Alat Berat dan Tools sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 131 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 132 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 133 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 134 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 135 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 136 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.316.02 Memelihara Alat Berat 1.9.2 KTL.PH.20.219.02 Memelihara Over Head Crane / Elevator 1.9.3 KTL.PH.20.231.02 Memelihara Tools dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Alat Berat dan Tools. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 137 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 138 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 139 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 140 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.315.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Perlengkapan Bendungan. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Perlengkapan Bendungan sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 141 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 142 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 143 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 144 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 145 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 146 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.232.02 Memelihara Damper 1.9.2 KTL.PH.20.334.02 Memelihara Water Way 1.9.3 KTL.PH.20.327.02 MemeliharaWaduk 1.9.4 KTL.PH.20.335.02 Memelihara Bendungan dan Bendung dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Perlengkapan Bendungan. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.
Hal. 147 / 170
2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku. Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
Hal. 148 / 170
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi. 3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. 2.2.2 Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan 2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan
Hal. 149 / 170
f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 150 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.316.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Perlengkapan Bangunan Gedung dan Jalan Jembatan. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Perlengkapan Bangunan Gedung dan Jalan Jembatan sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 151 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 152 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 153 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 154 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 155 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 156 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.336.02 Memelihara Jalan dan Jembatan 1.9.2 KTL.PH.20.337.02 Memelihara Perkuatan Tebing 1.9.3 KTL.PH.20.330.02 Memelihara Bangunan Gedung dan Sarana dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Perlengkapan Bangunan Gedung dan Jalan Jembatan. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen.
Hal. 157 / 170
2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku. Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
Hal. 158 / 170
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi. 3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. 2.2.2 Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan 2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan
Hal. 159 / 170
f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 160 / 170
STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit
: ASS.KTL.PH.20.317.01 : Melaksanakan asesmen terhadap asesor Pemeliharaan Lingkungan. Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk merencana dan melaksanakan asesmen Pemeliharaan Lingkungan sesuai prosedur dalam konteks yang spesifik. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan bukti yang dibutuhkan sesuai konteks yang akan diases.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 1.3
1.4 1.5
Bukti yang dibutuhkan untuk menggali kompetensi ditetapkan berdasar pada standar kinerja, standar perusahaan, atau standar kompetensi sesuai konteks yang akan diases. Unit kompetensi yang relevan atau yang akan diases dipelajari dengan tepat untuk mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan. Bukti yang spesifik sesuai persyaratan, 1.3.1 validitas dan reliabilitas kompetensi dipastikan. 1.3.2 kompetensi yang diases terkini dikonfirmasi. Kecukupan bukti ditunjukkan untuk memperlihatkan pencapaian secara konsisten dari standar yang dispesifikasikan Dokumen berupa biodata (riwayat diklat, riwayat jabatan serta bukti-bukti penugasan dll.). yang relevan dan sesuai dengan standar kompetensi akan diverifikasi dalam proses asesmen
Hal. 161 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 2. Menetapkan instrumen asesmen yang sesuai.
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1
2.2
2.3 2.4
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode asesmen.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
4. Membuat perencanaan asesmen.
4.1 4.2 4.3
4.4
Instrumen asesmen dikembangkan untuk memeriksa bukti yang valid, reliabel dan memuaskan sesuai dengan konteks pengujian yang spesifik. Instrumen asesmen yang dirancang harus sesuai dengan bahasa yang dipergunakan untuk mendemonstrasikan unit kompetensi yang akan diases. Instrumen asesmen yang jelas (lisan, tertulis, dan observasi lapangan) disiapkan dan ditetapkan. Instrumen asesmen harus dievaluasi untuk menjamin fleksibilitas, keadilan, keamanan, efektifitas biaya pengujian Metode dan tujuan asesmen didiskusikan dan dikonfirmasikan kepada asesi Prosedur asesmen diklarifikasi dan disepakati oleh asesor maupun asesi. Hal-hal yang menyangkut aspek legal dan tanggung jawab etika yang berkaitan dengan asesmen dijelaskan kepada asesi. Kebutuhan akan penyesuaian yang diperlukan oleh asesi dalam prosedur asesmen ditetapkan. Informasi disampaikan menggunakan bahasa dan strategi interaktif serta teknik berkomunikasi efektif kepada asesi. Sumber daya yang diperlukan untuk asesmen diidentifikasi sesuai metode asesmen. Jadwal pelaksanaan asesmen disiapkan sesuai metode asesmen. Unit kompetensi yang akan diases diidentifikasi berdasarkan bukti-bukti dokumen untuk menetapkan metode asesmen. Kegiatan pengumpulan bukti direncanakan guna memenuhi prinsip kecukupan, reliabilitas, validitas dan bukti yang adil sesuai prosedur asesmen.
Hal. 162 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 5. Mengorganisir asesmen.
KRITERIA UNJUK KERJA 5.1
5.2 5.3 5.4 5.5
6. Mengumpulkan bukti.
6.1 6.2
6.3
Semua materi dan alat asesmen diperoleh dan ditata di lokasi asesmen yang aman dan mudah dijangkau sesuai prosedur. Pelaksanaan asesmen diinformasikan kepada Pihak yang berkepentingan sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan asesmen dikoordinasikan dengan tim asesor sesuai prosedur. Komunikasi interaktif melalui bahasa lisan dan tertulis dengan teknik penulisan yang tepat digunakan dalam proses asesmen. Strategi asesmen dibuat sesuai dengan kondisi lapangan dan unit kompetensi yang diases. Bukti yang tertera dalam prosedur asesmen dikumpulkan, menggunakan metode dan instrumen asesmen. Bahasa verbal, non verbal dan strategi digunakan untuk menciptakan suasana asesmen yang mendukung pengumpulan bukti. Bukti yang dikumpulkan direkam sesuai dengan prosedur asesmen.
Hal. 163 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 7. Membuat keputusan asesmen
KRITERIA UNJUK KERJA 7.1
7.2
7.3
8. Merekam hasil asesmen
8.1 8.2
Bukti yang dikumpulkan dievaluasi: 7.1.1 Validitasnya. 7.1.2 Keasliannya. 7.1.3 Kecukupannya. 7.1.4 Kekiniannya. 7.1.5 Pencapaian yang konsisten sesuai standar yang ditentukan. Bukti yang dikumpulkan dievaluasi dimensi kompetensinya yaitu: 7.2.1 Mampu melakukan tugasnya sesuai prosedur. 7.2.2 Mampu mengatur/mengorganisasikan pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. 7.2.3 Mampu menanggulangi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan asesmen 7.2.4 Mampu mengambil keputusan hasil asesmen sesuai prosedur 7.2.5 Mampu melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan asesmen sesuai prosedur. Keputusan asesmen ditetapkan sesuai kriteria yang tercantum dalam prosedur asesmen. Hasil asesmen direkam dan diarsipkan secara akurat sesuai dengan prosedur. Kerahasiaan hasil asesmen, dijaga dan akses terhadap rekaman asesmen hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan prosedur.
Hal. 164 / 170
ELEMEN KOMPETENSI 9. Memberikan umpan balik kepada asesi
KRITERIA UNJUK KERJA 9.1
9.2
9.3
9.4 10. Melaporkan pelaksanaan asesmen
Umpan balik yang terkait dengan unjuk kerja disampaikan kepada asesi dengan menggunakan bahasa serta strategi penyampaian yang tepat termasuk nasehat untuk pencapaian sasaran selanjutnya serta pemberian rekomendasi pelatihan tambahan. Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dalam pencapaian kompetensi sebagai hasil dari asesmen, didiskusikan dengan asesi. Asesi diberitahu akan adanya kesempatan asesmen ulang dan atau mekanisme gugatan untuk menolak keputusan asesmen. Hasil keputusan asesmen disepakati dan ditandatangani oleh asesor dan asesi.
10.1 Hasil pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.2 Keputusan asesmen yang disanggah oleh asesi dicatat dan dilaporkan segera kepada pihak yang terkait sesuai dengan prosedur. 10.3 Saran untuk memperbaiki aspek aspek yang menyangkut proses asesmen disampaikan kepada pihak terkait.
1. Batasan Variabel 1.1 Sistem 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.2 Sistem 1.2.1 1.2.2 1.2.3
Asesmen dapat dikembangkan oleh: Regulator Ketenagalistrikan. Industri Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Ketenagalistrikan. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSA) Ketenagalistrikan. Atau kombinasi. Asesmen harus menspesifikasikan dan mendeskripsikan: Tujuan asesmen. Persyaratan kompetensi asesor. Kebijakan dan prosedur penyimpanan rekaman.
Hal. 165 / 170
1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8
Toleransi terhadap penyesuaian metode asesmen yang mungkin terjadi. Prosedur dan mekanisme, kaji ulang atau gugatan asesi. Evaluasi dan kaji ulang proses asesmen. Mekanisme penjamin mutu. Pengaturan tentang verifikasi.
1.3 Karakteristik asesi dapat meliputi: 1.3.1 Kemampuan komunikasi. 1.3.2 Latar belakang pendidikan. 1.3.3 Kemampuan fisik. 1.3.4 Pengalaman mengikuti asesmen/pelatihan. 1.3.5 Pengalaman sebelumnya terhadap unit kompetensi yang diases. 1.4 Personil penguji yang sesuai meliputi: 1.4.1 Asesor kompetensi. 1.4.2 Tenaga Ahli Kompeten/profesional 1.5 Prosedur asesmen yang tepat mencakup: 1.5.1 Prosedur asesmen dikembangkan dan disahkan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap asesmen. 1.5.2 Prosedur asesmen menjelaskan tentang: a. Metode asesmen yang dipergunakan. b. Instruksi dan bahan yang disediakan untuk orang yang diuji/diases. c. Kriteria untuk menilai kompeten atau belum kompeten. d. Jumlah asesor yang dibutuhkan. e. Bukti yang dipersyaratkan. f. Tempat atau lokasi asesmen. g. Waktu asesmen. h. Jumlah asesi/kelompok asesi yang diuji. i. Penyesuaian terhadap prosedur asesmen didasarkan atas karakteristik asesi yang diuji. j. Prosedur pelaporan. k. Mekanisme untuk mengkaji ulang dan sanggahan. 1.6 Prosedur pencatatan mencakup : 1.6.1 Formulir yang dirancang untuk keperluan hasil asesmen (dokumen cetak/dokumen elektronik); dan/atau 1.6.2 Daftar yang berisi rekaman kegiatan observasi/proses yang dipakai (dokumen cetak/dokumen elektronik).
Hal. 166 / 170
1.7 Pelaporan asesmen : 1.7.1 Hasil akhir pelaksanaan asesmen dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan mencantumkan kode unit, judul unit dan tanggal pengesahan. 1.7.2 Laporan asesmen disampaikan secara sumatif berisi rekomendasi tambahan pelatihan yang dibutuhkan sesuai unit kompetensi. 1.8 Instrumen asesmen mencakup: 1.8.1 Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). 1.8.2 Perintah spesifik yang diberikan terkait dengan kriteria unjuk kerja dari tugas praktek, proses atau latihan simulasi. 1.8.3 Instruksi spesifik terkait dengan hasil pelaksanaan pekerjaan maupun pelatihan. 1.8.4 1 (satu) set soal tertulis dan lisan. 1.8.5 Log sheet, log book atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 1.8.6 Standar kompetensi. 1.8.7 Kombinasi dari beberapa Instrumen asesmen. Instrumen tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti untuk dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan. 1.9 Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya : 1.9.1 KTL.PH.20.333.02 Memelihara Lingkungan Hidup 1.9.2 KTL.PH.20.325.02 Memelihara Pengolahan Air dan atau pernah melakukan asesmen dan atau memiliki pengetahuan tentang Pemeliharaan Lingkungan. 2. Panduan Penilaian 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Untuk menunjukkan kompetensi, diperlukan bukti terhadap Keterampilan dan Pengetahuan tentang : 2.1.1 Pengetahuan tentang standar perusahaan dan pedoman asesmen. 2.1.2 Pengetahuan akan aspek legalitas serta tanggung jawab etika termasuk didalamnya peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, hak mendapatkan kesempatan kerja, dan tidak bersifat diskriminatif yang relevan dengan konteks asesmen. 2.1.3 Memahami prosedur dan kebijaksanaan perusahaan maupun ruang lingkup pekerjaan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
Hal. 167 / 170
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8
2.1.9
Memahami prinsip-prinsip asesmen, yaitu reliabilitas, validitas, fleksibilitas, keaslian, kecukupan dan konsistensi. Memahami unit kompetensi yang terkait dengan standar kompetensi asesmen dan pelatihan lainnya. Keterampilan dalam mengaplikasikan berbagai metode asesmen dan asesmen sesuai tempat kerja. Perencanaan kerja mandiri termasuk kemampuan memprediksi konsekuensi yang akan terjadi serta mampu membuat perbaikan. Keterampilan berbahasa, pemahaman tulisan dan angka yang diperlukan untuk : a. Membaca dan menginterpretasikan asesmen. b. Memberikan informasi yang tepat dan jelas secara lisan dan tertulis. c. Menyesuaikan bahasa lisan dan tertulis sesuai dengan sasaran audensi. d. Menuliskan instrumen asesmen dengan menggunakan bahasa yang mencerminkan istilah-istilah dan terminologi pada bidang yang diases. e. Memberikan informasi yang tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis. f. Meminta konfirmasi dari asesi agar semua proses dapat dimengerti. g. Menggali kompetensi asesi melalui pertanyaan terarah, mampu mendengar serta memahami jawabannya. h. Mencari tambahan informasi untuk mengklarifikasi hal–hal yang dianggap meragukan. i. Menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal yang mendukung suasana pelaksanaan asesmen. j. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam bernegosiasi atau menyelesaikan konflik agar meminimalisir terjadinya konflik. k. Komunikasi efektif sesuai dengan budaya di tempat kerja dan kebiasaan asesi. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dengan menggunakan tata letak dan bahasa yang jelas dan komprehensif.
2.2 Ruang Lingkup Pengujian : 2.2.1 Konteks asesmen secara spesifik dapat ditentukan oleh: a. Tujuan asesmen : 1. Untuk memperoleh kompetensi/kualifikasi tertentu. 2. Menentukan klasifikasi asesi.
Hal. 168 / 170
2.2.2
3. Mengakui hasil diklat sebelumnya dan kompetensi yang dimiliki sekarang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan maupun kemajuan yang sudah dicapai. b. Lokasi asesmen : di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. c. Petunjuk asesmen sesuai unit kompetensi asesmen di dalam standar kompetensi bidang asesmen dan pelatihan d. Fasilitas yang terdapat pada sistem asesmen. Lingkungan asesmen dan sumber daya asesmen mencakup: a. Waktu b. Lokasi c. Personil d. Peralatan e. Materi asesmen f. Persyaratan Keselamatan dan kesehatan kerja g. Standard Operating Procedures (SOP)/ Instruksi Kerja (IK) dari industri/perusahaan
2.3 Metode Asesmen 2.3.1 Verifikasi dokumen, uji tulis, uji lisan, observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, hasil kerja, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2 Klarifikasi dengan atasan langsung serta hasil self assessment (uji mandiri) sesuai dengan unit kompetensi yang diases. Metode tersebut diatas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar didalam memberikan asesmen 2.4 Aspek penting Pelaksanaan asesmen mempersyaratkan dokumentasi yang tersedia terhadap proses berikut : a. Konteks asesmen yang spesifik termasuk tujuan asesmen. b. Metode asesmen c. Karakteristik asesi d. Persyaratan bukti kompetensi e. Rencana untuk memberikan kesempatan asesi melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dipersyaratkan f. Metode asesmen yang dipilih termasuk penyesuaian yang diperkenankan terkait dengan karakter asesi g. Instrumen asesmen untuk asesmen yang spesifik dan pengumpulan bukti yang memenuhi prinsip validitas, reliabilitas, fleksibilitas dan bersifat adil termasuk penyesuaian
Hal. 169 / 170
yang diperkenankan, serta dapat diandalkan untuk memastikan kompetensi h. Standar kompetensi yang relevan terhadap prosedur asesmen i. Pelaksanaan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan j. Pencatatan hasil asesmen sesuai dengan prosedur asesmen dan prosedur pencatatannya k. Laporan tentang jalannya asesmen termasuk didalamnya laporan mengenai hal – hal baik yang positif maupun negatif serta saran saran untuk perbaikkan dalam pelaksanaan asesmen di masa yang akan datang l. Proses asesmen dilaksanakan untuk memastikan bahwa : 1. Segala penyelenggaraan kegiatan dipahami oleh semua pihak. 2. Asesi dibuat agar tidak gugup dan lingkungan asesmen dibuat senyaman mungkin. 3. Kemampuan bahasa, pemahaman tulisan dan angka telah dipertimbangkan. m. Proses umpan balik yang bersifat membangun diberikan kepada asesi termasuk kemungkinan asesi dinyatakan belum kompeten. n. Memberikan arahan kepada asesi dan bagaimana mengisi celah di dalam kompetensi yang asesi miliki.
Hal. 170 / 170