STUDI TINGKAT KERAWANAN LONGSOR DI KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Ana Mariana Ulfah Rahayu NIM 1112015000057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK Ana Mariana Ulfah Rahayu (1112015000057). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keruguan. Judul Skripsi “Studi Tingkat Kerawanan Longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor”. Longsor merupakan bencana alam yang sering mengakibatkan kerugian harta benda maupun korban jiwa dan rusaknya fasilitas umum yang berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi. Umumnya longsor disebabkan oleh faktor alam maupun faktor ulah manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran titik kejadian longsor dan tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Penelitian ini memberikan manfaat untuk peringatan dan mitigasi akan bahaya tanah longsor, serta memberikan informasi mengenai wilayah rawan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Metodologi penelitian ini ialah menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra DEM tahun 2014, ditunjang dengan data lain; peta RBI Digital Kecamatan Pamijahan tahun 2005, peta administrasi Kecamatan Pamijahan tahun 2005, peta jenis tanah Kabupaten Bogor tahun 1992, peta penggunaan lahan Provinsi Jawa Barat, peta geologi Kabupaten Bogor, data curah hujan Kecamatan Pamijahan tahun 20112015, dan data monografi Kecamatan Pamijahan Tahun 2015. Untuk pengolahan data, penelitian ini memanfaatkan Sistem Informasi Geografis software rcGIS 10.1 dengan melalui proses tumpang susun (overlay), yaitu dengan meng-overlay beberapa peta parameter (peta jenis tanah, peta curah hujan, peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, peta ketinggian) dan memberikan skor dengan metode skoring dan pembobotan pada masing-masing kriteria dari peta parameter tersebut. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan Kecamatan Pamijahan memiliki 17 titik sebaran longsor dari tahun 2011-2015 dan memiliki tingkat kerawanan longsor dengan kategori rawan sebesar 81,5% atau seluas 10.215,28 ha. Kata Kunci: Tingkat Kerawanan, Longsor, Pamijahan, Skoring, ArcGIS, Sistem Informasi Georafis.
i
ABSTRACT Ana Mariana Ulfah Rahayu (1112015000057). Department of Social Education. Faculty of Tarbiya and Teacher’s Training. The title of Skripsi “Study of the Landslide Vulnerability Level in Pamijahan Bogor District ”. Landslide is a disaster which often gives a destructive danger whether to our properties or our souls. Besides, it also destroys public facilities which effect on social and economic condition. Generally, a landslide is often caused by nature or human factors. This research goal is to know the distribution of the landslide site spots and the landslide vulnerability level in Pamijahan Bogor district. This research goal is to mitigation and warn people of the damager of landslides, give information about the landslide fragility in Pamijahan Subdsitrict. The research methodology uses descriptive quantitative approach. Data used in this research is the DEM image in 2014, supported by other data; Digital RBi of Pamijahan in 2005, the administrative map of Pamijahan Sub-district, the type of soil map in Bogor District in 1992, the map of the landuse in West Java Province, the geological map of Bogor District, data of rainfall in Pamijahan Sub-district from 2011-2015, and the monographic data of Pamijahan Sub-district in 2015. To process the data, this research has used the Geographic Information System ArcGIS 10.1 software through the process of overlay, it means to overlay parameter maps (the types of soil, the rainfall map, the landuse map, the slope map, and the map of the hight) and gave the score by using the Scoring and weighting method on each criteria based on those maps. This research shows that Pamijahan Sub-district has 17 landslide spots and the level of vulnerability of the landslide is vulnerable as much as 81,5% or 10.215,28 ha. Key words: Vulnerability Level, Landslide, Pamijahan, Scoring, ArcGIS, Geographic Information System.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah di muka bumi ini. Shalawat dan salam semoga tetap mengiringi Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia, juga kepada sahabat dan umatnya sampai akhir jaman. Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Penelitian Skripsi dengan judul “Studi Tingkat Kerawanan Longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan IPS dan Bapak Syaripulloh, M.Si Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS. 3. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si dan Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya program studi Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmunya yang tak terhingga dan sangat berguna bagi penulis. 6. (Almh) Umi tercinta yang tidak sempat melihat skripsi ini rampung, semoga Allah memberikan tempat terindah untuk Umi. Dan Abi tercinta
iii
atas segala upaya jerih payahnya dan doa yang selalu diberikan dari setiap hembusan nafasnya, serta dukungan dari setiap tetesan keringat dan cucuran air matanya. 7. Kakak-kakak tersayang yang telah memberikan dorongan moril dan materil, yang dengan keikhlasan dan penuh kasih sayang. 8. My only one Deri Derisman, S.Pd atas segala bantuan, kebahagiaan, kebaikan dan motivasi yang diberikan pada penulis. 9. Sahabat terbaik Babon Nisa dan Babon Maimunah yang selalu memberikan keceriaan, motivasi, dan saran yang sangat berguna. 10. Seluruh sahabat Geografi 2013 dan Pendidikan IPS 2012, kalian adalah bagian dari perjalananku meraih mimpi. 11. Sahabat Apalah-apalah: Fildzah, Novi, Izul, Fakhrur, Winda, dan Anrian atas keceriaan dan kebersamaan selama ini. 12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan informasi yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah jualah penulis memohon, semoga jasa baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang lebih baik dari-Nya. Amin
Jakarta, Oktober 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR HALAMAN SURAT PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK .............................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ..........................................................................................................v DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix BAB I ......................................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1 B. Identifikasi Masalah .....................................................................................7 C. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 7 D. Perumusan Masalah .....................................................................................7 E. Tujuan penelitian ..........................................................................................8 F. Manfaat Penelitian .......................................................................................8 BAB II ..................................................................................................................10 A. Deskripsi Teoretik ......................................................................................10 1. Pengertian Longsor ................................................................................10 2. Faktor-faktor Penyebab Longsor ...........................................................11 3. Tingkat Kerawanan dan Parameter Longsor .........................................12 4. Jenis-jenis Longsor ................................................................................15 5. Karakteristik Wilayah Rawan Longsor .................................................18 6. Sistem Informasi Geografi (SIG) Untuk Wilayah Rawan Longsor ......20 7. ArcGIS 10.1 ...........................................................................................23 B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................... 26 C. Kerangka Berpikir ......................................................................................29
v
BAB III .................................................................................................................31 A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 31 1. Tempat Penelitian ....................................................................................... 31 2. Waktu Penelitian ......................................................................................... 32 B. Metode Penelitian .......................................................................................32 C. Populasi dan Sampel Data ..........................................................................33 1. Populasi ........................................................................................................ 33 2. Sampel ........................................................................................................... 33 D. Data dan Sumber Data ...................................................................................... 34 E. Teknik dan Instrumen Observasi ................................................................35 F. Teknik Analisis Data ..................................................................................39 BAB IV .................................................................................................................43 A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ..........................................................43 1. Letak dan Luas Daerah Penelitian ........................................................43 2. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ...........................................................44 a. Curah Hujan ...................................................................................44 b. Geologi (Batuan) ...........................................................................46 c. Kemiringan Lereng dan Ketinggian ...............................................48 d. Jenis Tanah .....................................................................................52 e. Penggunaan Lahan .........................................................................54 3. Kondisi Sosial Penduduk Daerah Penelitian ........................................56 a. Kepadatan Penduduk ......................................................................56 b. Sex Ratio ........................................................................................57 c. Mata Pencaharian ...........................................................................58 B. Deskripsi Data ............................................................................................59 1. Penyebaran Lokasi Terjadi Longsor Tahun 2011-2015 .......................62 2. Peta Tingkat Kerawanan Longsor ........................................................72 a. Daerah Kurang Rawan Longsor .....................................................73 b. Daerah Rawan Longsor .................................................................74 c. Daerah Sangat Rawan Longsor .....................................................74 C. Pembahasan ..........................................................................................76
vi
BAB V ...................................................................................................................83 A. Kesimpulan.................................................................................................83 B. Saran ...........................................................................................................84 C. Implikasi .....................................................................................................85 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................86 LAMPIRAN ..........................................................................................................89
vii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1
Data Kejadian Longsor di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2015 ............... 2
Tabel 1.2
Data Kejadian Longsor di Kecamatan Pamijahan Tahun 2011- 2015 ..... 3
Tabel 2.1
Skor Kumulatif Tingkat Kerawanan Longsor ......................................... 13
Tabel 2.2
Penelitian Relevan ................................................................................... 23
Tabel 3.1
Waktu Penelitian ..................................................................................... 32
Tabel 3.2
Data dan Sumber Data............................................................................. 34
Tabel 3.3
Instrumen Observasi ................................................................................ 36
Tabel 3.4
Dokumentasi yang Dibutuhkan ............................................................... 39
Tabel 3.5
Parameter Rawan Longsor dan Nilai....................................................... 40
Tabel 4.1
Data Curah Hujan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Tahun 20112015 ......................................................................................................... 45
Tabel 4.2
Luasan Jenis Batuan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor .............. 46
Tabel 4.3
Kelas Lereng dan Luasannya Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor ............................................................................................................... ..48
Tabel 4.4
Ketinggian Wilayah Desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor ............................................................................................................. …50
Tabel 4.5
Luasan dan Karakteristik Jenis Tanah di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor..................................................................................... 52
Tabel 4.6
Luasan Penggunaan Lahan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor .... 54
Tabel 4.7
Kepadatan Penduduk Tiap Desa.............................................................. 56
Tabel 4.8
Sex Ratio Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor ............................... 57
Tabel 4.9
Mata Pencaharian di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor .............. 58
Tabel 4.10
Penyebaran Lokasi Terjadi Longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor ....................................................................................................... 60
Tabel 4.11
Titik Kejadian Longsor tahun 2011-2015 dan Tingkat Kerawanannya .. 74
Tabel 4.12
Daerah Sebaran Tingkat Kerawanan Longsor Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor..................................................................................... 77
viii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1
Longsor Translasi ...................................................................... 16
Gambar 2.2
Longsor Rotasi ........................................................................... 16
Gambar 2.3
Pergerakan Blok......................................................................... 16
Gambar 2.4
Runtuhan Batu ........................................................................... 17
Gambar 2.5
Rayapan Tanah .......................................................................... 17
Gambar 2.6
Aliran Bahan Rombakan ............................................................ 18
Gambar 2.7
Kerangka Berfikir ...................................................................... 28
Gambar 3.1
Peta Administrasi Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor ..... 31
Gambar 4.2
Peta Curah Hujan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor ..... 46
Gambar 4.3
Peta Jenis Batuan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor ..... 48
Gambar 4.4
Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor .......................................................................................... 50
Gambar 4.5
Peta Ketinggian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor ........ 52
Gambar 4.6
Peta Jenis Tanah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor....... 54
Gambar 4.7
Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor .................................................................................................. ..55
Gambar 4.8
Peta Kejadian Longsor Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Tahun 2011-2015 ....................................................................... 61
Gambar 4.9
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Gunung Menir RT 01/07 ....... 62
Gambar 4.10
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Lebak Sari RT 01/09 ............. 63
Gambar 4.11
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Taneuh Beureum ................... 63
Gambar 4.12
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Lokapurna RT 03/09 ............. 64
Gambar 4.13
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Cibunian ................................ 64
Gambar 4.14
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Cipatat Dua RT 02/06............ 65
Gambar 4.15
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Kebon Alas RT 01/09 ............ 66 ix
Gambar 4.16
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Kananga RT 02/04 ................ 66
Gambar 4.17
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Cibeureum RT 04/09 ............. 67
Gambar 4.18
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Tegal Leumeung RT 04/01.... 68
Gambar 4.19
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Campedak RT 02/04.............. 68
Gambar 4.20
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Parabakti Pasar RT 01/07 ...... 69
Gambar 4.21
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Lebaksari RT 01/01 ............... 69
Gambar 4.22
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Cibunian RW 7 ...................... 70
Gambar 4.23
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Pasar Kemis RT 02/03 ........... 70
Gambar 4.24
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Kaung Gading RT 01/02 ....... 71
Gambar 4.25
Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Muara Dua RT 02/06............. 71
Gambar 4.26
Peta Tingkat Kerawanan Longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor ...................................................... 73
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kondisi geologis wilayah Indonesia banyak dijumpai gunung api aktif yang menghasilkan tanah pelapukan.1 Tanah hasil letusan gunung api ini memiliki komposisi tanah lempung yang lebih besar dengan sedikit pasir. Tanah ini termasuk subur. Tanah pelapukan yang berada diatas batuan kedap air pada perbukitan atau pegunungan yang memiliki kemiringan lereng cukup curam sampe sangat curam berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada saat musim hujan turun dengan kuantitas tinggi. Jika di perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras yang berakar kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana longsor. Wilayah Indonesia yang rawan akan bencana longsor salah satunya adalah provinsi Jawa Barat, karena di provinsi ini terdapat banyak gunung aktif dan kondisi lereng yang curam pula. Menurut Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.2 Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten sudah terjadi 750 bencana alam pada tahun 2014 hingga 2015, salah satunya ialah longsor.3 Secara umum tanah longsor merupakan proses eksogen yang kejadiannya sering dipengaruhi oleh proses endogen maupun adanya kegiatan manusia.4 Tenaga endogen merupakan perubahan struktur bumi yang mengalami 1
Andri Noor Ardiansyah, “Wilayah Resiko Bencana Longsor di Kabupaten Bandung”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Indonesia, Depok, 2011, h. 1 2 Undang-undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 1. 3 BPBD Kab. Bogor, tentang kejadian bencana tahun 2014. 4 Agung Wibowo, “Identifikasi Wilayah Rentan Longsor di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2009, h. 3
1
2
berbagai gangguan yang terjadi pada kestabilan tanah atau batuan yang menyusun lereng itu sendiri. Kegiatan manusia juga dapat mempengaruhi terjadinya longsor. Misalnya saja penebangan liar terhadap hutan tanpa menanaminya kembali, atau kegiatan manusia dengan mendirikan bangunan di daerah tebing atau perbukitan tanpa menganalisis dampak lingkungannya. Hal tersebut akan merusak pola tanah yang ada, karena air tidak akan mampu menyerap kedalam tanah tanpa adanya tanaman atau pohon. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terdapat 21 kabupaten di Provinsi Jawa Barat rawan terjadi longsor, salah satunya ialah Kabupaten Bogor. Dilihat dari data indeks rawan bencana provinsi Jawa Barat tahun 2011, Kabupaten Bogor menduduki peringkat ke lima.5 Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat tahun 2014 sudah terjadi 112 kejadian longsor.6 Dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor, terdapat 16 kecamatan yang sudah tertimpa longsor, salah satunya ialah Kecamatan Pamijahan yang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di kaki gunung Salak Bogor. Dilihat dari morfologinya, lahan berbukit dengan kemiringan lereng bervariasi dari landai (8-15%) sampai terjal (>40%). Berikut data kecamatan yang terjadi longsor di Kabupaten Bogor dari BPBD:
Tabel 1.1 Data Kejadian Longsor di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2015
No 1 2 3 4 5 6 7 8 5 6
Nama Kecamatan Cigombong Caringin Pamijahan Cisarua Cigudeg Megamendung Cijeruk Ciawi
Tahun Tahun Tahun 2011 2012 2013 3 1 7 4 2 6 1 1 3 2 2 4 7 2 4 2 1 7 4 1 6 1 1 2
Tahun Tahun 2014 2015 14 15 14 4 11 1 5 1 1 1 2 1 1 5 3
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tahun 2005. BPBD Kab. Bogor, tentang Kejadian Bencana Tahun 2014.
Kejadian /kec. 40 30 17 15 15 13 13 12
3
No 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Kecamatan Sukamakmur Sukajaya Tenjolaya Leuwiliang Jasinga Taman Sari Jonggol Babakan Madang Jumlah:
Tahun Tahun Tahun 2011 2012 2013 1 2 1 1 1 2 1 2 4 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 31
20
52
Tahun Tahun 2014 2015 6 1 7 2 3 1 3 3 1 1 77
30
Kejadian /kec. 11 10 9 8 6 6 4 2 211
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor (BPBD) Tahun 2015
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, ditemukan bahwa Kecamatan Pamijahan menduduki posisi ketiga dari 16 kecamatan di Kabupaten Bogor yang pernah terjadi longsor. pada tahun 2015 terjadi sebanyak 1 kali, pada tahun 2014 sebanyak 11 kali, pada tahun 2013 sebanyak 3 kali, pada tahun 2012 sebanyak 1 kali, dan pada tahun 2011 sebanyak 1 kali. Menurut David J. Varnes, “Kerawanan (vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana yang terdiri dari masyarakat, struktur, pelayanan atau daerah geografis mengalami kerusakan atau gangguan akibat dampak bencana atau kecenderungan sesuatu benda atau makhluk rusak akibat bencana.”7 Dari pengertian tersebut, akibat dari bencana longsor yang terjadi di Kecamatan Pamijahan ini banyak mengakibatkan kerugian baik kondisi sosial maupun ekonomi. Berikut daftar kejadian longsor dan kerugian akibat longsor di Kecamatan Pamijahan pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Data Kejadian Longsor Kecamatan Pamijahan Tahun 2011-2015
7
No
Desa
Dusun/Kampung
Waktu Kejadian
Kerugian
1
Ciasihan
Kp. Gunung Menir RT 01/07
18 Oktober 2011 pk. 05.00 WIB
1 rumah rusak sedang
David J. Varnes, Landslide Hazard Zonation: A Review of Principles and Practice, (Paris:United Nations Educational,1984) h. 10
4
No
Desa
Dusun/Kampung
Waktu Kejadian
Kerugian
2
Pasarean
Kp. Lebak Sari RT 01/09
16 April 2012 pk. 23.00 WIB
Korban jiwa 5 orang, rumah rusak 1.
3
Purwabakti
Kp. Taneuh Beureum
20 Maret 2013
Rumah rusak 1
4
Gunungsari
Kp. Lokapurna RT 03/09
13 Mei 2013 pk. 17.30 WIB
Korban jiwa 5 orang dan rumah rusak sedang 1.
5
Cibunian
Cibunian, RW 05
4 November 2013 pk. 16.00 WIB
Korban jiwa 27 orang, rumah rusak sedang 10, rusak berat 2.
6
Cibunian
Kp. Cipatat Dua RT 02/06
21 Januari 2014
-
7
Ciasmara
Kp. Kebon Alas RT 01/09
11 Januari 2014 pk. 18.30 WIB
Korban jiwa 19 orang, rumah rusak ringan 3, rusak sedang 1.
8
Gunung Menyan
Kp. Kananga RT 02/04
2 Februari 2014 pk. 03.00 WIB
Korban jiwa 5 orang, rumah rusak sedang 1 dan rusak parah 1.
9
Ciasmara
Kp. Cibeureum RT 04/09
1 Februari 2014 pk. 01.00 WIB
Korban jiwa 7, rumah rusak ringan 2.
10
Gunung Bunder I
Kp. Tegal Leumeung RT 04/01
4 Februari 2014 pk. 18.00 WIB
Korban jiwa 5 orang, rumah rusak sedang 1.
11
Purwabakti
Kp. Campedak RT 02/04
8 April 2014
-
12
Ciasmara
Kp. Parabakti Pasar RT 01/07
8 April 2014
-
5
No
Desa
Dusun/Kampung
Waktu Kejadian
Kerugian
13
Gunung Sari
Kp. Lebaksari RT 01/01
8 April 2014
-
14
Cibunian
Cibunian, RW 7
28 Agustus 2014
-
15
Gunung Picung
Kp. Pasar Kemis RT 02/03
1 Desember 2014
-
16
Cibitung Kulon
Kp. Kaung Gading Rt 01/02
28 Desember 2014
-
17
Cibunian
Kp. Muara Dua RT 02/06
21 Desember 2015
47 rumah hancur, jalan raya menuju Sukabumi terputus
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor tahun 2015
Berdasarkan tabel 1.2 diatas, sebanyak 17 kejadian longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Desa Cibunian merupakan desa terbanyak yang mengalami longsor. Contohnya, pada tanggal 24 November 2013 memakan korban jiwa sebanyak 27 orang, rumah rusak sedang sebanyak 10 rumah dan rusak berat sebanyak 2 rumah. Selain itu, terjadi longsor pula pada 21 Desember 2015 yang merupakan longsor terbesar selama kurun 5 tahun. Kejadian longsor tersebut menyebabkan 47 rumah warga rusak dan jalan raya menuju Sukabumi rusak parah, namun tidak ada korban jiwa. Selain Desa Cibunian yang mengalami longsor yang memakan kerugian banyak, desa Ciasihan, Purwabakti, Ciasmara, Gunung Sari, Gunung Menyan, dan desa Gunung Bunder 1 juga mengalami longsor yang banyak memakan korban jiwa dan berbagai kerugian lainnya. Sehingga hampir dari setiap kejadian longsor di 17 titik tersebut mengalami kerugian baik korban jiwa, sarana prasarana, dan kerusakan lingkungan. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah untuk mengurangi terjadinya longsor. Dari berbagai upaya dilakukan juga harus mendapat suatu pengarahan serta persetujuan dari badan pusat
6
pelaksanaan. Salah satu upaya tersebut ialah melakukan sebuah mitigasi bencana alam longsor. Tujuan dari mitigasi bencana ialah mengurangi resiko terjadinya korban bencana serta meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan, terutama pada masyarakat yang tinggal pada lokasi atau daerah rawan longsor. Oleh karena itu, perlu adanya peta rawan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor agar masyarakat dapat bersiap siaga untuk mencegah dan mengurangi korban jiwa dan kerusakan sarana serta prasarana umum akibat longsor. Dari permasalahan bencana longsor diatas, maka diperlukan suatu input data berbasis komputer dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG adalah pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin). Wilayah rawan longsor akan lebih mudah diketahui dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis tingkat kerawanan wilayah longsor mudah diketahui karena Sistem Informasi Geografis mampu menampilkan rekaman kondisi permukaan bumi yang didapat tanpa adanya kontak langsung.8 Selain itu, lebih mudah untuk dilakukan suatu perubahan apabila terdapat pembaruan data, sehingga dapat dihasilkan informasi yang lebih cepat dan akurat. Sistem Informasi Geografis sangat berfungsi dalam memvisualisasikan data spasial berupa atributnya dan mudah menghasilkan peta-peta tematik.9 Penggunaan Sistem Informasi Geografis sangat bermanfaat diakarenakan keunggulannya dapat menyadap informasi tanpa harus dilakukan kontak langsung dengan medan ataupun daerah penelitian dan tanpa mengeluarkan biaya yang banyak. Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk pengolahan data parameter lahan untuk memperoleh daerah tingkat kerawanan longsor dan dapat digunakan sebagai pengendalian dan upaya untuk meminimalisasi gaya pemicu longsor serta berbagai kerugian yang ditimbulkan oleh longsor. 8 9
Sodikin, Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh, (Jakarta: UIN Jakarta, 2015) h. 32. Dede Sugandi, hand out SIG (Bandung: Fakultas PIPS-Geografi UPI, 2009) h. 6.
7
Penelusuran secara akademik tentang kejadian longsor cukup strategis untuk ditelaah dengan menggunakan metode survei, overlay peta, dan skoring, sehingga dengan metode tersebut dapat ditemukan wilayah-wilayah rawan longsor. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Tingkat Kerawanan Wilayah Longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor”.
B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang, dapat diidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan. Diantaranya: 1. Telah terjadi longsor di Kecamatan Pamijahan sebanyak 17 kali dari tahun 2011-2015. 2. Terdapat lereng yang terjal dan berbukit di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, sehingga menimbulkan kerawanan longsor. 3. Kurangnya basis data atau peta pemodelan wilayah rawan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. 4. Penggunaan Sistem Informasi Geografis dalam pembuatan peta masih minim.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, dapat dibatasi permasalahan, yaitu terjadinya longsor di Kecamatan Pamijahan sebanyak 17 kali dan kurangnya basis data atau peta pemodelan tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah sebaran titik terjadinya longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor?
8
2. Bagaimanakah tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui sebaran titik terjadinya longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. 2. Menganalisis tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
F. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis sebagai berikut: 1. Untuk menambah khazanah kajian tentang bencana longsor. 2. Untuk memberikan panduan terhadap kegiatan penelitian selanjutnya.
Manfaat praktis: Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak. a. Bagi peneliti: Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan menjadi salah cara untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. b. Bagi masyarakat: Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang wilayah rawan longsor dan memberikan peringatan kepada masyarakat untuk selalu siap siaga dalam menghindari serta mengurangi resiko bencana longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
9
c. Bagi Institusi terkait: Sebagai rujukan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan perencanaan dalam pengelolaan wilayah longsor dan bahaya longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretik 1. Pengertian Longsor Longsor atau gerakan tanah merupakan salah satu bencana geologis yang disebabkan oleh faktor alam maupun faktor non alam. Tanah longsor (landslide) adalah bentuk erosi (pemindahan massa tanah) yang pengangkutan atau pemindahan tanahnya terprjadi pada suatu saat secara tiba-tiba dalam volume yang besar (sekaligus).1 Menurut Plummer, “(Mass Wasting) is movement in which bedrock, rock debris, or soil moves downslope in bulk, or as a mass, because of the pull of gravity”2. Plummer menjelaskan bahwa longsor itu bergeraknya lapisan tanah, runtuhan batu, atau tanah bergerak miring ke bawah dalam jumlah banyak atau sebagai sebuah massa, karena adanya tarikan gravitasi. Menurut Hardiyatmo, “tanah longsor (landslide) adalah salah satu bencana alam yang sering melanda daerah perbukitan di daerah tropis. Gerakan massa atau longsor umunya disebabkan oleh gaya garvitasi dan kadangkadang getaran atau gempa menjadi pemicu terjadinya longsor”3. Varnes, D.J. dalam buku Teknik Mitigasi Banjir dan Longsor mendefinisikan “gerakan tanah ialah perpindahan material pembentuk lereng, yaitu batuan asli, tanah dan bahan timbunan, atau campuran material-material tersebut, bergerak ke arah bawah dan keluar lereng”9. Dari beberapa pengertian longsor menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa longsor ialah pergerakan massa tanah yang disebabkan oleh adanya gaya gravitasi dalam jumlah yang besar.
1
Paimin, Teknik Mitigasi Banjir dan Longsor, (Tropenbos International Indonesia Programme, 2009) h.14. 2 Plummer, Physichal Geology 11th Edition, (New York: McGraw-Hill, 2007) h. 224. 3 Hary Christiady Hardiyatmo, Tanah Longsor dan Erosi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012) h. 1.
10
11
2. Faktor-faktor Penyebab Longsor Tanah longsor terjadi dikarenakan adanya gangguan keseimbangan gaya yang bekerja pada lereng yaitu gaya penahan (shear strength) dan gaya peluncur (shear stress). Gaya penahan massa tanah pada lereng dipengaruhi oleh kandungan air, berat massa tanah itu sendiri dan berat beban bangunan. Ketidakseimbangan gaya yang bekerja pada lereng menyebabkan lereng menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan tersebut menyebabkan massa tanah atau batuan bergerak turun. Faktor penyebab longsor dipicu oleh dua faktor utama, yaitu faktor alam dan faktor ulah manusia. a. Faktor Alam 1) Geomorfologi Geomorfologi merupakan karakteristik, keadaan, dan bentuk muka bumi. Secara umu, wilayah perbukitan atau pegunungan yang memiliki kemiringan lereng yang terjal dapat menimbulkan longsor. 2) Geologi Geologi merupakan struktur batuan penyusun lereng. Faktor yang mempengaruhi struktur geologi ialah sifat fisik tanah dan batuan, tanah pelapukan semakin tebal, dan patahan. Zona patahan merupakan zona lemah yang mengakibatkan kekuatan batuan berkurang sehingga menimbulkan banyak retakan yang memudahkan air meresap4. 3) Keairan Intensitas curah hujan yang tinggi menjadi salah satu pemicu terjadinya longsor. tata lahan persawahan yang menggunakan banyak air pada lereng yang terjal, erosi yang menggerus lereng, dan abrasi gelombang laut yang menghantam tebing pantai juga sering menyebabkan terjadinya longsor. 4
Surono dalam Ahmad Danil Effendi, “ Identifikasi Kejadian Longsor Dan Penentuan FaktorFaktor Utama Penyebabnya Di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor”, Skripsi pada IPB, Bogor, 2008 , h. 20, tidak dipublikasikan
12
4) Vegetasi penutup Pohon-pohonan besar pada lereng terjal dapat menahan terjadinya longsor, karena memiliki akar yang kuat dan dapat menembus tanah atau batuan yang terletak pada bidang gelincir. Namun, penebangan pohon-pohon pada lereng, dapat memicu terjadinya longsor karena akar pohon menjadi dangkal dan lereng menjadi labil.
b. Ulah Manusia 1) Penambahan beban pada lereng seperti membangun rumah di daerah lereng 2) Pemotongan lereng seperti penambangan, pembangunan jalan. 3) Getaran lalu lintas, mesin, dan getaran runtuhan lereng 4) Tata lahan, seperti penebangan pohon5
3. Tingkat Kerawanan dan Parameter Longsor Kerawanan (vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana yang terdiri dari masyarakat, struktur, pelayanan atau daerah geografis mengalami kerusakan atau gangguan akibat dampak bencana atau kecenderungan sesuatu benda atau mahluk rusak akibat bencana.6 Kerawanan bencana (hazard vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana untuk mengalami gangguan akibat bencana alam. Bencana alam disini ialah bencana longsor. Analisis longsor secara umum didasarkan pada lima faktor yang menyebabkan terjadinya yaitu : geologi, morfologi, curah hujan, penggunaan lahan, dan intensitas gempa. Berdasarkan faktor - faktor tersebut disusun tingkatan kerawanan bencana alam longsor dengan mengacu kriteria pada Pusat Vulkanologi dan
5 6
Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Gerakan Tanah di Indonesia, 2014, h. 9. David J. Varnes, h. 10.
13
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Tingkat kerawanan longsor diklasifikasi menjadi 3 kriteria,7 yaitu : a. Kurang rawan Daerah kurang rawan longsor biasanya terjadi di ketinggian kurang dari 1000 meter dan kemiringan lereng yang landai. Curah hujan kurang dari 250 mm. b. Rawan Daerah rawan longsor biasanya terjadi di ketinggian lebih dari 1000 meter dengan kemiringan lereng agak curam. Curah hujan lebih dari 250 mm. Jenis tanah biasanya tanah lempung yang sedikit batuan pasir. c. Sangat rawan Daerah sangat rawan longsor pada umumnya terjadi di ketinggian lebih dari 1500 meter bahkan lebih dari 2000 meter dengan kondisi lereng sangat curam hingga terjal. Curah hujan mencapai 300-500 mm. Jenis tanah lempung berpasir akan labil ketika hujan turun dengan intensitas tinggi. Tiga kategori diatas, didapatkan pula dari hasil akhir Skoring. Skoring ialah pemberian skor atau nilai terhadap masing-masing nilai parameter untuk menentukan tingkat kemampuannya.8 berikut skor kumulatif tingkat kerawanan longsor. Tabel 2.1 Skor Kumulatif Tingkat Kerawanan Longsor
No.
Skor Kumulatif
Status/Klasifikasi Bencana
1
≤ 2,5
Kurang Rawan
2
≥ 2,6 - ≤ 3,6
Rawan
3
≥3,7
Sangat Rawan
Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2005)
7
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung, 2005. M. Sholahudin, “SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Scoring dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara)”, Jurnal Udinus:2013, h. 2 8
14
Berikut beberapa parameter longsor menurut Jefri Ardian Nugroho.9 1) Iklim (Curah Hujan) Curah hujan merupakan faktor yang paling sering menyebabkan terjadinya longsor. Tanah yang merekah pada saat musim kemarau, ketika musim hujan tiba, hujan akan turun dengan intensitas yang tinggi akan masuk ke dasar lereng sehingga tanah lempung berpasir semakin basah dan menyebabkan terjadinya longsor. 2) Kemiringan Lereng Kemiringan lereng adalah perbandingan antara beda tinggi (jarak vertikal) suatu lahan dengan jarak mendatarnya.10 Kemiringan lereng menjadi faktor yang paling penting dalam proses terjadinya longsor. Pembagian zona kerawanan longsor sangat terkait denga longsor. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22 Tahun 2007 menyebutkan longsor dapat terjadi apabila kemiringan lereng mencapai lebih dari 40o atau curam.11 Biasanya di daerah perbukitan atau pegunungan Selain itu, daerah rawan gempa juga memicu terjadinya longsor. 3) Ketinggian Ketinggian suatu daerah tidak lepas dari faktor kemiringan lereng. Semakin rendah ketinggian suatu daerah, maka kemiringan lereng semakin landai. Jika suatu daerah semakin tinggi, maka kemiringan lereng semakin curam. 4) Jenis Tanah Tanah merupakan hasil pelapukan dari batuan yang ada di permukaan bumi. Karakteristik tanah yang gembur, tanah lempung dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter memiliki potensi terjadinya
9
Jefri Ardian Nugroho, “Pemetaan Daerah Rawan Longsor dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Hutan Lindung Kabupaten Mojokerto)”, Jurnal Teknik Geomatika ITS Sukolilo Surabaya, 2008, h.7. 10
Yuniarto Dwi S., “Kesesuaian Penggunaan Lahan Berdasarkan Tingkat Kerawanan Longsor Di Kabupaten Semarang”, Tesis pada Pascasarjana IPB, Bogor, 2013, h. 20, tidak dipublikasikan. 11
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22 Tahun 2007.
15
longsor terutama apabila terjadi hujan, karena air hujan mudak masuk ke dalam penampang tanah. 5) Penggunaan Lahan Penggunaan lahan adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan bentukan alami maupun buatan manusia.12 Pada umumnya, penggunaan lahan merupakan bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan seperti persawahann maupun perkebunan pada daerah dataran tinggi dan kemiringan lereng yang agak curam hingga curam dapat memicu terjadinya longsor. Sebab, jenis vegetasi tersebut memiliki akar yang kurang kuat untuk menahan air yang masuk ke dalam penampang tanah. Menurut Surono dalam skripsi Ahmad Danil Effendi, menjelaskan bahwa “pohon yang cocok ditanam di lereng curam adalah yang tidak terlalu tinggi, namun memiliki jangkauan akar yang luas sebagai pengikat tanah”13
4. Jenis-jenis Longsor Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Berikut dijelaskan pada gambar. a. Longsoran Translasi Longsoran translasi terjadi ketika tanah bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Jenis longsor ini banyak terjadi di Indonesia.
12
Yuniarto Dwi S., “Kesesuaian Penggunaan Lahan Berdasarkan Tingkat Kerawanan Longsor Di Kabupaten Semarang”, Tesis pada Pascasarjana IPB, Bogor, 2013, h. 26, tidak dipublikasikan 13 Surono dalam Ahmad Danil Effendi , “ Identifikasi Kejadian Longsor Dan Penentuan Faktor-Faktor Utama Penyebabnya Di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor”, Skripsi pada IPB, Bogor, 2008 , h. 17, tidak dipublikasikan
16
Sumber: Vulcanological Survey of Indonesia Tahun 2005
Gambar 2.1 Longsor Translasi
b. Longsoran Rotasi Longsoran rotasi terjadi ketika tanah dan batuan bergerak secara bersamaan pada bidang gelincir yang cekung. Jenis longsor juga sering terjadi di Indonesia
Sumber: Vulcanological Survey of Indonesia Tahun 2005
Gambar 2.2 Longsor Rotasi
c. Pergerakan Blok Pergerakan blok merupakan jenis longsor yang terjadi ketika batuan bergerak pada bidang gelincir yang rata.
Sumber: Vulcanological Survey of Indonesia Tahun 2005
Gambar 2.3 Pergerakan Blok
17
d. Runtuhan Batu Runtuhan batu terjadi ketika batuan dalam jumlah besar bergerak menuruni lereng terjal secara bebas. Biasanya terjadi di daerah pantai.
Sumber: Vulcanological Survey of Indonesia Tahun 2005
Gambar 2.4 Runtuhan Batu
e. Rayapan Tanah Pergerakan rayapan tanah hampir tidak terlihat dan tidak terasa. Lama-lama tiang telepon, tiang listrik, pohon, dan rumah-rumah akan miring ke bawah.
Sumber: Vulcanological Survey of Indonesia Tahun 2005
Gambar 2.5 Rayapan Tanah
f. Aliran Bahan Rombakan Jenis tanah longsor ini biasanya terjadi ketika hujan turun dengan deras. Jenis longsor ini dapat bergerak di sepanjang lembah dan dapat mencapai ratusan meter. Longsor ini dapat menelan banyak korban jiwa.14
14
Vulcanological Survey of Indonesia: Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pengenalan Gerak Tanah, Tahun 2005, h. 2.
18
Sumber: Vulcanological Survey of Indonesia Tahun 2005
Gambar 2.6 Alirah Bahan Rombakan
Menurut Plummer, tipe pergerakan longsor bisa diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:15 a. Jatuhan Jatuhan merupakan gerak material secara tegak akibat pengaruh gaya berat, terjadi pada tebing yang tegak dan sangat curam. Jatuhan muncul apabila bahan yang jatuh melayang dengan bebas atau mengguncang lereng. b. Aliran Aliran merupakan gerakan massa tanah atau batuan dimana kuat geser tanah atau batuan kecil yang bergerak menuruni lereng curam seperti material berupa cairan kental atau melekat. c. Pergeseran Pergeseran merupakan gerakan massa yang menurun yang tetap utuh atau bergerak satu atau lebih permukaan yang kokoh atau kuat. 5. Karakteristik Wilayah Rawan Longsor Menurut Tim Bakornas, menyebutkan bahwa terdapat beberapa karakteristik daerah rawan longsor itu, yaitu:16 a. b. c. d. 15 16
Daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat. Lapisan tanah tebal di atas lereng. Sistem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik. Lereng terbuka atau gundul.
Plummer, Physical Geology, h. 225. Vulcanological Survey of Indonesia: Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, h. 122.
19
e. Terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing. f. Banyaknya mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoranlongsoran kecil. g. Adanya aliran sungai di dasar lereng. Faktor utama karakteristik wilayah longsor ialah kemiringan lereng lebih dari 20 derajat. Indonesia memiliki banyak wilayah pegunungan dan tanah yang berbukit-bukit dengan kemiringan lereng yang landai hingga curam. Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor berada di wilayah kaki gunung Salak sehingga kelerengannya cukup terjal dengan kemiringan lereng lebih dari 200. Dengan demikian, lereng yang terjal sangat rentan terjadinya longsor. Negara kita juga yang beriklim tropis dengan curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan batuan pembentuk bukit menjadi terlapukkan. Tingginya tingkat perlapukan batu yang akhirnya menjadi tanah ini ditunjukkan dengan tebalnya lapisan tanah pembentuk lereng. Lapisan tanah yang tebal ini apabila di bawahnya terdapat lapisan batu yang kedap air menyebabkan tanah lapisan batu yang kedap air tadi menjadi bidang gelincir yang memungkinkan terjadinya longsor. Lapisan tanah yang tebal di atas lereng ini menjadi tanda kawasan rawan tanah longsor dan masyarakat harus jeli melihatnya. Selanjutnya faktor ketiga yaitu, buruknya sistem drainase di bawah lereng dan tata guna lahan yang buruk juga menjadi tanda-tanda suatu kawasan yang mengalami tanah longsor. Sistem tata air yang buruk ini menyebabkan air hujan yang masuk ke dalam lereng ketika hujan turun mengendap disana sehingga menambah beban lereng dan terakhir terjadilah tanah longsor. Faktor yang keempat hampir sama dengan faktor ketiga diatas. Lereng yang tidak ditumbuhi pepohonan dan tidak ditutup dengan lapisan penutup menyebabkan air hujan langsung masuk ke dalam lereng. Faktor kelima yaitu Kawasan yang sudah retak berbentuk tapal kuda di atas tebing mengindikasi bahwa tebing tersebut sudah mulai bergerak. Keadaan ini akan diperparah apabila turunnya hujan dalam waktu yang lama. Selain
20
itu, rembesan air yang banyak di lereng sebuah tebing menunjukkan tebing tersebut sudah sangat jenuh air atau sudah terpenuhi oleh air. Banyaknya air dalam lereng seperti yang dijelaskan pada faktor ketiga bisa menyebabkan terjadinya tanah longsor. Faktor selanjutnya ialah pembangunan rumah dan bangunan lain di atas lereng bisa menambah beban terhadap lereng. Ketika sebuah lereng awalnya stabil namun karena beban di atasnya terlalu besar maka lamakelamaan lereng tersebut akan tidak stabil lagi dan lambat laun bisa menyebabkan bencana longsor. Hampir sebagian besar kejadian longsor yang terjadi di negara kita adalah longsoran yang diakibatkan pemotongan lereng yang terjal untuk kepentingan pembangunan jalan. Hampir setiap musim penghujan bisa dipastikan akan ada lereng-lereng di sepanjang jalan perbukitan akan longsor. Perubahan fungsi dan tata guna lahan yang dilakukan manusia membawa potensi besar terhadap terjadinya longsor. Semakin besar usaha atau aktifitas manusia diatas lahan yang miring untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maka akan meningkatkan resiko wilayah rawan longsor. Karakteristik yag menjadi faktor yang dapat menyebabkan longsor salah satunya adalah aktifitas manusia yang terkait dengan berbagai macam penggunaan lahan, seperti pembuatan jalan, pemotongan tebing untuk pembuatan bangunan rumah, dan penggalian batuan dasar.
6. Sistem Informasi Geografi (SIG) Untuk Wilayah Rawan Longsor Sistem Informasi Geografis disingkat SIG (bahasa Inggris: Geographic Information System) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).17 Informasi spasial yang dicari ialah untuk mendapatkan gambaran situasi ruang muka bumi tentang ruang muka bumi yang diperlukan untuk dapat menjawab 17
Gigih Prastyo Indrasmoro, “Geographic Information System (GIS) Untuk Deteksi Daerah Rawan Longsor Studi Kasus Di Kelurahan Karang Anyar Gunung Semarang”, Jurnal Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2013, h. 2
21
atau menyelesaikan suatu masalah yang terdapat dalam ruang muka bumi yang bersangkutan. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi pengumpulan, penataan, pengolahan, penganalisisan, dan penyajian data-data atau faktafakta yang ada atau terdapat dalam ruang muka bumi tertentu. Data/fakta yang ada terdapat dalam muka bumi tersebut, sering disebut juga data fakta/geografis atau data/fakta spasial. Hasil analisisnya disebut informasi geografis atau informasi spasial. Dengan kata lain SIG adalah rangkaian kegiatan
pengumpulan,
penataan,
pengolahan
dan
penganalisisan
data/fakta atau spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu. Beberapa definisi dari para ahli mengenai SIG adalah sebagai berikut:18 a. Definisi SIG menurut Rhind SIG is a computer system for collecting, checking, integrating, and analyzing information related to the surface of the earth. b. Definisi SIG menurut Purwadhi SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan data serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secar simultan sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. c. Definisi SIG menurut Anon SIG adalah suatu informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (geoference). d. Definisi SIG menurut Demers SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi dengan seperangkat operasi kerja. Definisi-definisi diatas maka SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem, yaitu: a. Data Input
18
Dede Sugandi, Modul SIG, h. 4.
22
Data input merupakan proses identifikasi dan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu.19 Data input ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Proses ini terdiri dari pengumpulan data, pemformatan ulang, georeferensi, kompilasi dan dokumentasi data. Komponen masukan data mengubah dari data mentah atau bentuk asli ke suatu bentuk yang dapat digunakan SIG. Data yang diperlukan untuk suatu kegiatan umumnya tersedia dalam berbagai
bentuk
yang
berbeda
seperti:
peta
analog,
tabel,
grafik/diagram, set data digital asli, peta, foto udara, citra satelit, hasil pengukuran lapangan dan format digital dari sumber lain. b. Data Output Subsistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran, termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki, baik secara keseluruhan maupun sebagian basis data (spasial). c. Data Management Subsistem ini bertugas untuk mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data dengan menggunakan Database Management System (DBMS) sehingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, di-update, dan diedit. d. Data Manipulation & Analysis Subsistem ini bertugas untuk menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. selain itu, bertugas untuk melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang di harapkan. Dengan demikian, SIG diharapkan dapat memberikan kemudahankemudahan yang diinginkan, yaitu: 19
Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku
Jefri Ardian Nugroho, “Pemetaan Daerah Rawan Longsor dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis”, Jurnal ITS-Sukolilo, Surabaya, 2008.
23
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah banjir, longsor, dan kemiskinan. Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisis, dan direpresentasikan Menjadi produk yang menjadi nilai tambah Kemampuan menukar data geospasial Pengehematan waktu dan biaya Keputusan yang diambil menjadi lebih baik20
7. ArcGIS 10.1 Jenis perangkat lunak pada SIG sangat beraneka ragam. Terdiri dari, Er Mapper, ArcView, ArcGIS, dan lain-lain. Kali ini penulis menggunakan software ArcGIS 10.1. ArcGIS 10.1 merupakan salah satu perangkat lunak SIG yang dikembangkan oleh Environmental System Research Institute (ESRI) dirilis pada bulan September 2010. ArcGIS terdiri dari beberapa aplikasi yang terintegrasi, yaitu ArcMap, ArcCatalog, dan Arc Toolbox.21 Penulis
menggunakan
aplikasi
ArcMap
untuk
menampilkan dan
memanipulasi data geografis, membuat peta, dan editing peta.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang pertama dilakukan oleh Agus Sriyono tentang Identifikasi Kawasan Rawan Bencana Longsor Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan peta rawan bencana longsor dan mengetahui sebaran kawasan rawan bencana longsor di Kecamatan Banyubiru. Parameter yang digunakan diantaranya curah hujan, kemiringan lereng, batuan penyusun lereng, vegetasi, jenis tanh, tata air lereng, pola tanam, penggalian dan pemotongan lereng. Pencetakan kolam, drainase lereng, pembangunan kontruksi, kepadatan penduduk dan mitigasi bencana. Penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan
20 21
Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis: Konsep-konsep Dasar,…………., h. 124 Indarto & Arif Faisal, Tutorial Ringkas ArcGIS-10, (Yogyakarta: CV. Andi Offset,2013), h.5.
24
Scoring.
hasil penelitian ini adalah terdapat tiga zonasi kawasan rawan
bencana longsor dengan zona A, zona B, dan zona C.22 Penelitian yang kedua dilakukan oleh Melisa P. Todingan, dkk. penelitiannya tentang Pemetaan Daerah Rawan Longsor di Wilayah Sub DAS Tondano dengan Sistem Informasi Geografis Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis daerah rawan longsor di wilayah Sub DAS Tondano untuk mendapatkan informasi tingkat kerawanan dan penyebarannya dalam bentuk peta dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif yang terdiri dari survey dan overlay peta, sedangkan identifikasi daerah rawan longsor dengan menggunakan metode Scoring. Parameter yang diamati adalah jenis tanah, kemiringan lereng, ketinggian, penggunaan lahan, dan curah hujan. Hasil penelitian ini menunjukkan penyebaran daerah rawan longsor di Sub DAS Tondano terdiri dari lima kelas kerawanan longsor, yaitu (1) kelas tidak rawan longsor seluas 993,12 Ha; (2) kelas kerawanan rendah seluas 207,59 Ha; (3) kelas kerawanan sedang seluas 894,19 Ha; (4) kelas kerawanan tinggi seluas 469,23 Ha; dan (5) kelas sangat rawan seluas 1637,23 ha.23 Penelitian ketiga dilakukan oleh Jefri Andrian Nugroho, penelitiannya tentang Pemetaan Daerah Rawan Longsor dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Hutan Lindung Kabupaten Mojokerto) Tahun 2008. Tujuan penelitian ini ialah memetakan daerah rawan terhadap longsor dengan menggunakan penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis. Data yang digunakan ialah citra satelit SPOT 4 tahun 2008 ditunjang dnegan data lain, seperti data curah hujan, peta jenis tanah, peta kawasan hutan, peta geologi, dan data SRTM. Adapun metode yang digunakan ialah overlay dan memberikan skor pada masing-masing kriteria dari parameter tersebut. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan kawasan hutan lindung Kabupaten Mojokerto memilki tingkat kerawanan longsor 22
Agus Sriyono, “Identifikasi Kawasan Rawan Bencana Longsor di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang”, Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2012 23 Melisa P. Todingan, “Pemetaan Daerah Rawan Longsor di Wilayah Sub DAS Tondano dengan Sistem Informasi Geografis”, Jurnal Universitas Sam Ratulangi, 2014.
25
rendah (13,28 Ha), kerawanan longsor sedang (177,24 Ha), dan kerawanan longsor tinggi (427,15 Ha).24 Penelitian keempat dilakukan oleh Muhammad Sholahuddin dengan judul SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Skoring dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara) Tahun 2014. Tujuan penelitian ini ialah memberikan informasi tentang pemetaan zonasi rawan banjir Kabupaten Jepara. Pemetaan daerah rawan longsor ini menggunakan tiga parameter yaitu curah hujan, ketinggian, dan sungai. Masing-masing memiliki skor dan bobot kemudian dilakukan overlay dengan menggunakan software ArcView 3.3 sehingga menghasilkan peta sebaran daerah rawan banjir. Hasil dari penelitian ini menyebutkan Kabupaten Jepara tergolong rawan banjir terutama di wilayah pesisir pantai Kabupaten Jepara, dan juga daerah yang memiliki banyak sungai pada tiap kecamatannya.25
24
Jefri Ardian Nugroho, “Pemetaan Daerah Rawan Longsor dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis”, Jurnal ITS-Sukolilo, Surabaya, 2008. 25 Muhammad Sholahuddin, “SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Skoring dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara”, Jurnal Unidus, Jawa Tengah, 2014
26
Tabel 2.2 Penelitian Relevan
No.
Nama
Judul
Inti
Peneliti/
Penelitian
Penelitian
Perbedaan
Persamaan
Tahun 1
Agus Sriyono/
Identifikasi Kawasan
Mengetahui sebaran
Peggunaan data untuk parameter
2012
Rawan Bencana Longsor
kawasan bencana
sangat banyak, diantaranya curah
Kecamatan Banyubiru,
longsor di Kecamatan
hujan, kemiringan lereng, batuan
Kabupaten Semarang
Banyubiru.
penyusun lereng, vegetasi, jenis tanah, tata air lereng, pola tanam, penggalian dan pemotongan lereng. Pencetakan kolam, drainase lereng, pembangunan kontruksi, kepadatan penduduk dan mitigasi bencana.
No.
Nama
Judul
Inti
Peneliti/
Penelitian
Penelitian
Perbedaan
Persamaan
27
Tahun 2
Melisa P.
Pemetaan Daerah Rawan
Untuk mengetahui
Parameter longsor yang diamati
Todingan,
Longsor di Wilayah Sub
tingkat kerawanan
hanya ada 5 parameter, yaitu jenis
dkk./ 2014
DAS Tondano dengan
longsor di wilayah sub
tanah, kemiringan lereng, ketinggian,
Sistem Informasi Geografis
DAS Tondano.
penggunaan lahan, dan curah hujan.
dengan Sistem Informasi Geografis
3
Jefri Ardian
Pemetaan Daerah Rawan
Memetakan daerah
Penelitiannya dilakukan khusus di
Nugroho/
Longsor dengan
rawan longsor di
hutan lindung, bukan berupa wilayah
2008
Penginderaan Jauh dan
kawasan hutang lindung
administrasi seperti Kecamatan atau
Sistem Informasi Geografis
Kabupaten Mojokerto.
kabupaten.
(Studi kasus Hutan Lindung Kabupaten Mojokerto)
No.
Nama
Judul
Inti
Peneliti/
Penelitian
Penelitian
Tahun
Perbedaan
Persamaan
28
4
Muhammad
SIG Untuk Memetakan
Mengetahui persebaran
Penelitian ini lebih fokus untuk
Sholahuddin/
Daerah Banjir dengan
daerah rawan banjir di
melihat zonasi daerah rawan banjir.
2014
Metode Skoring dan
Kabupaten Jepara.
Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara) Keempat peneliti ini sama-sama mengguna-kan metode scoring dan overlay peta
29
Keempat penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan apa yang peneliti tulis ialah dalam penggunaan software. Peneliti menggunakan software ArcGIS 10.1 yang merupakan pengembangan dari software ArcView. Sehingga penggunaan software Arc.GIS 10.1 lebih sederhana namun modern dan lebih akurat.
C. Kerangka Berpikir Langkah awal dalam penelitian ini ialah penulis melihat kondisi fisik di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Kondisi fisik tersebut dijadikan parameter tingkat kerawanan longsor mengacu pada Nugroho (2008), yaitu parameter curah hujan, kemiringan lereng, ketinggian, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Tiap parameter dibuat ke dalam peta tematik format poligon dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis software ArcGIS 10.1. setelah dibuat peta tematik, kelima parameter tersebut dilakukan tumpang susun (overlay) kemudian tiap parameter tersebut diberikan skor dengan metode Skoring dan setelah itu dilakukan proses pembobotan. Setelah melalui proses overlay, skoring, dan pembobotan menghasilkan zonasi daerah rawan longsor. dari zonasi tersebut, dapat ditemukan tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan berdasarkan kriteria dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yaitu kategori kurang rawan, rawan, dan sangat rawan di visualisasikan dengan peta tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
30
Kondisi Fisik Wilayah Rawan
Longsor
Parameter Kondisi Fisik Rawan Longsor: Curah hujan, kemiringan lereng, ketinggian, jenis tanah, dan penggunaan lahan.
Data Spasial ArcGIS 10.1
Overlay peta tematik parameter rawan longsor
Skoring dan Pembobotan
Zonasi Daerah Kerawanan Longsor
Tingkat Kerawanan Daerah Longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
Kurang Rawan
Rawan
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir Modifikasi Penulis dari Berbagai Sumber
Sangat Rawan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Luas wilayahnya 12.532,36 ha dengan ketinggian 250300 mdpl.Letak astronomisnya adalah 106°38’00” sampai 106°42’00” BT dan 6°38’00” sampai 6°44’00” LS. Batas wilayah Kecamatan Pamijahan disebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cibungbulang, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Parung Kuda Kabupaten Sukabumi, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Leuwiliang. Peta lokasi penelitian ditampilkan pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
31
32
2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan, dimulai dari bulan Juli 2016 sampai Oktober 2016, mulai dari perencanaan penelitian, observasi,
sampai
pengelolaan
hasil
penelitian.
Berikut
jadwal
penyelesaian penelitian pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tahun 2016 November
Oktober
Juli
September
Kegiatan
Agustus
No
Pengumpulan 1
Data dan bahan
√
penelitian Observasi 2
√
Lapangan Pengolahan
3
dengan
data
ArcGIS
√
√
10 Penyusunan 4 5
Laporan Sidang Skripsi
√
√ √
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif deskriptif
33
merupakan penelitian yang datanya berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.1 Kaitannya dalam penelitian ini, penulis dalam melakukan pengolahan data spasial dengan ArcGIS 10.1 dibantu dengan metode Skoring dan pembobotan untuk identifikasi persebaran daerah rawan longsor di Kecamatan Pamijahan,
C. Populasi dan Sampel Data 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Kecamatan Pamijahan memiliki 15 desa, yaitu desa Gunung Menyan, Gunung Sari, Gunung Picung, Gunung Bunder I, Gunung Bunder II, Ciasihan, Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, Cibitung Kulon, Cibitung Wetan, Pamijahan, Cimayang, Cibening, dan Pasarean.
2. Sampel Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3 Dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling. Menurut Arikunto, teknik purposive samping adalah teknik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu.4 Peneliti mengambil sampel diperoleh dari kejadian-kejadian longsor di Kecamatan Pamijahan tahun 2011-2015 atas dasar pertimbangan agar mempermudah pada saat melakukan observasi ke lapangan. Sampel yang digunakan ialah 1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007) h. 13. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006) h. 130. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 81 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006) h. 135. 2
34
sampel aspek fisik dan dijadikan peta satuan unit lahan dari variabel skoring. Peta satuan unit lahan merupakan peta yang diambil dari beberapa peta yang menjadi parameter rawan longsor, yaitu peta curah hujan, peta kemiringan lereng, peta ketinggian, peta jenis tanah, dan peta penggunaan lahan yang menghasilkan peta tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
D. Data dan Sumber Data Pada tahap ini seluruh data yang akan dibutuhkan selama proses pengolahan dan analisis untuk mengetahui wilayah rawan longsor di Kecamatan Pamijahan. Adapun data digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Data dan Sumber Data
No 1
2
Data
Sumber Data
Teknik
Sebaran Titik Kejadian
BPBD Kabupaten Bogor
Dokumentasi
Longsor Tahun 2011-
dan
2015
Observasi
Tingkat Kerawanan Longsor di Kecamatan Pamijahan
1. DEM tahun 2014 (Sumber: Overlay, Google Earth Explorer)
Skoring, dan
2. Peta RBI Digital Kecamatan Pembobotan. Pamijahan
skala
1:25.000
tahun 2005 (Sumber: BIG) 3. Peta Administrasi Kecamatan Pamijahan
(Sumber:
BAPPEDA Kabupaten Bogor) 4. Peta jenis tanah Kabupaten Bogor tahun 1992 (Sumber: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor)
35
No
Data
Sumber Data
Teknik
5. Peta Penggunaan Lahan Provinsi
Jawa
(Sumber:
Barat
BAPPEDA
Kabupaten Bogor) 6. Peta Geologi Kabupaten Bogor
tahun
(Sumber:
2005
BAPPEDA
Kabupaten Bogor) 7. Data
curah
hujan
Kecamatan
Pamijahan
tahun
2011-2015
(Sumber: Stasiun
BMKG
dan
Klimatologi
Dramaga Bogor)
E. Teknik dan Instrumen Observasi Menurut Basyarat, pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.5 Data yang dikumpulkan harus relevan dan dapat digunakan sebagai bahan analisis, hal tersebut merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut. 1. Observasi Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatanya melalui hasil kerja pancaindra mata dan dibantu dengan panca indra lainnya.6 Peneliti
melakukan pengamatan langsung di
Kecamatan Pamijahan untuk melihat kondisi fisik daerah, khususnya
5 6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 224 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Pranada Media, 2010), h. 142
36
pada penggunaan lahan serta kondisi sosial masyarakat. Berikut instrumen observasi pengamatan pada tabel 3.2
Tabel 3.3 Instrumen Observasi
Penggunaan No.
1
Objek Pengamatan
Lahan
Observasi penggunaan lahan di titik 06o 41’37,8”
Pemukiman
LS 106o 39’53,9” BT
Observasi penggunaan
2
lahan di titik 06o38’57,5”
Pemukiman
LS 106 39’58,6”BT o
Observasi penggunaan
3
lahan di titik 06o41’22,4”
Pemukiman
LS 106o38’53,3” BT
4
Observasi penggunaan lahan di titik 06o41’53,9”
Pemukiman
LS 106 o37’42,9” BT
5
Observasi penggunaan lahan di titik 06o40’33,6” LS 106o37’42,9”BT
Pemukiman
Keterangan
37
Penggunaan No.
6
Objek Pengamatan
Observasi penggunaan lahan di titik 06o40’54,9”
Lahan
Perkebunan
LS 106o38’06,8”BT
7
Observasi penggunaan lahan di titik 06o41’35,1”
Pemukiman
LS 106o39’21,8”BT
8
Observasi penggunaan lahan di titik 06o37’14,0”
Jalan raya
LS 106o40’28,9”BT
9
Observasi penggunaan lahan di titik 06o41’37,9”
Persawahan
LS 106o39’25,0”BT
Observasi penggunaan
10
lahan di titik 06o38’35,0”
Perkebunan
LS 106o40’49,8”BT Observasi penggunaan
11
lahan di titik 06o41’22,1”
Jalan raya
LS 106 38’41,9”BT o
12
Observasi penggunaan lahan di titik 06 41’12,2” o
LS 106o38’54,8”BT
Jalan raya
Keterangan
38
Penggunaan No.
Objek Pengamatan
Lahan
Keterangan
Observasi penggunaan
13
lahan di titik 06o39’20,3”
Perkebunan
LS 106 39’42,5”BT o
Observasi penggunaan
14
lahan di titik 06o40’50,7”
Perkebunan
LS 106 38’04,3”BT o
Observasi penggunaan
15
lahan di titik 06o39’03,3”
Pemukiman
LS 106 40’10,9”BT o
16
Observasi penggunaan lahan di titik 06o39’36,5”
Jalan Raya
LS 106 38’38,9”BT o
17
Observasi penggunaan
Jalan Raya dan
lahan di titik 06o42’36,5”
pemukiman
LS 106 38’00,8”BT o
2. Dokumentasi Menurut Bungin, metode dokumentasi adalah “metode yang digunakan untuk menulusuri data historis”7 dokumen yang dibutuhkan ialah sebagai berikut.
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) h. 153.
39
Gambar 3.4 Data yang Dibutuhkan
No.
Dokumen yang dibutuhkan
Sumber
1.
Data Monografi Kecamatan
Kantor Kecamatan
Pamijahan
Pamijahan
Data Kejadian Longsor Kecamatan
BPBD Kabupaten
Pamijahan
Bogor
2.
Dalam penelitian ini, data-data diatas bertujuan untuk mengetahui gambaran umum keadaan daerah Kecamatan Pamijahan.
F. Teknik Analisis Data Menurut Masri Singarimbun, “Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan”.8 Berikut teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Overlay (Tumpang Susun) Metode overlay yaitu menganalisis dan mengintegrasikan dua atau lebih data spasial yang berbeda.9 Proses ini menggabungkan beberapa peta yang menjadi parameter rawan longsor dengan SIG software ArcGIS 10.1.
2. Skoring Metode skoring adalah suatu metode pemberian skor atau nilai terhadap masing-masing nilai parameter untuk menentukan tingkat kemampuannya.10 Berdasarkan
metode
Skoring,
Parameter-parameter
yang
digunakan untuk potensi kerawanan longsor adalah jenis tanah, 8
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei,(Jakarta: LP3ES, 2006), Cet. Ke-XVI, h.263 9 Sodikin, Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh, (Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015) h. 204. 10 M. Sholahudin, “SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Scoring dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara)”, Jurnal Udinus:2013, h. 2
40
kemiringan lereng, penggunaan lahan, ketinggian dan curah hujan. Analisis kerawanan longsor dilakukan pada peta unit lahan. Dalam setiap jenis peta di input data atribut yaitu skor berdasarkan klasifikasi berikut. Tabel 3.5 Parameter Rawan Longsor dan Nilai
No
Variable
Kriteria
Nilai
Datar, kemiringan 0-8%.
1
Landai,
2
berombak
sampai
bergelombang, kemiirngan 815%. 1
Kelerengan
Agak
curam,
berbukit,
3
curam,
4
terjal,
5
kemiringan 15-25%.
Curam
s/d
sangat
kemiringan 25-40%.
Sangat
curam
s/d
kemiringan >40%.
2
Ketinggian
Dataran rendah 0-1000 mdpl
1
Dataran
2
tinggi
1000-2000
mdpl
Pegunungan >2000 mdpl
3
Curah Hujan <1000 mm/thn
1
Curah
Hujan
1000-1500
2
Hujan
1500-2000
3
Hujan
2000-2500
4
mm/thn 3
Curah Hujan
Curah mm/thn
Curah mm/thn
Curah Hujan >2500 mm/thn
5
41
No
4
5
Variable
Kriteria
Aluvial
Mediteran,
Jenis Tanah
Penggunaan lahan
Nilai 1
Brown
Forest,
2
Non calcic brown
Andosol
3
Litosol
4
Tubuh Air
Hutan
Kebun
Tegalan,Sawah, Pemukiman
1 2 3 4
Sumber: Jefri Ardian Nugroho (2008)
3. Pembobotan Metode pembobotan juga sering disebut weighting, ialah metode yang digunakan apabila setiap karakter memiliki peranan berbeda atau jika memiliki beberapa parameter untuk menentukan kemampuan lahan atau sejenisnya.11 Selain dengan metode skoring, penentuan tingkat kerawanan longsor dilakukan dengan cara memberi bobot. Porsi untuk pembobotan tiap parameter berbeda, tergantung kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), curah hujan merupakan parameter yang paling tinggi pengaruhnya terhadap longsor, sehingga bobot untuk curah hujan lebih tinggi dibandingkan dengan parameter lainnya. Dari semua parameter kerawanan longsor, maka didapatkan suatu persamaan untuk menghitung nilai kerawanan longsor disuatu wilayah sebagai berikut.
11
M. Sholahudin, “SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Scoring dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara)”, Jurnal Udinus:2013, h.2.
42
Skor = (30% x parameter curah hujan) + (25% x parameter kemiringan lereng) + (10% x parameter ketinggian) + (15% x parameter jenis tanah) + (20% x parameter penggunaan lahan) Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2005)
Hasil skoring dan pembobotan pada peta yang sudah di overlay akan menunjukkan kondisi lahan di Kecamatan Pamijahan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan nilai skor yang sudah diberikan. Nilai skor tersebut memiliki arti pada tingkat kerawanan longsornya. Tingkat kerawanan longsor mengacu pada ketetapan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tahun 2005 dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.6 Skor Kumulatif Tingkat Kerawanan Longsor
No.
Skor Kumulatif
Status/Klasifikasi Bencana
1
≤ 2,5
Kurang Rawan
2
≥ 2,6 - ≤ 3,6
Rawan
3
≥3,7
Sangat Rawan
Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2005)
4. Analisis Deskripsi Pada tahap analisis deskripsi, penulis melakukan penjelasan atau mendeskripsikan potensi terjadinya longsor. Hasil dari overlay peta, akan terlihat sebaran daerah rawan longsor di Kecamatan Pamijahan. Peta tingkat kerawanan longsor selanjutnya dihubungkan dengan kondisi fisik dan sosial masyarakat Kecamatan Pamijahan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan tentang deskripsi luas dan kondisi fisik serta kependudukan daerah penelitian, data-data hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan peta, dan hasil analisis deskriptif hasil penelitian tersebut.
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1.
Letak dan Luas Daerah Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Kecamatan Pamijahan
Kabupaten Bogor. Menurut data monografi, Kecamatan Pamijahan meliputi areal seluas 12.532,36 ha, terbentang antara 106°38’00” sampai 106°42’00” BT dan 6°38’00” sampai 6°44’00” LS dengan batas-batas geografis sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kecamatan Cibungbulang
Sebelah Selatan
: Kecamatan Parung Kuda Kabupaten Sukabumi
Sebelah Timur
: Kecamatan Tenjolaya
Sebelah Barat
: Kecamatan Leuwiliang
Secara administratif Kecamatan Pamijahan meliputi 15 desa yaitu Desa Gunung Menyan, Gunung Sari, Gunung Picung, Gunung Bunder I, Gunung Bunder II, Ciasihan, Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, Cibitung Wetan, Cibitung Kulon, Pamijahan, Cimayang, Cibening, dan Pasarean. Lokasi daerah penelitian dan wilayah administrasi yang tercakup dapat dilihat pada gambar 4.1
43
44
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
2.
Kondisi Fisik Daerah Penelitian Kecamatan Pamijahan mempunyai topografi yang beraneka ragam
meliputi dataran tinggi/perbukitan sampai pada dataran rendah. Dataran tinggi dan perbukitan terletak pada sebelah selatan wilayah kecamatan berupa rangkaian pegunungan Salak, sedangkan dataran rendah berupa dataran tanah andesit.Selain itu Kecamatan Pamijahan memilki ketinggian kurang lebih 250 mdpl hingga 2000 mdpl. a.
Curah Hujan Bogor sudah lama dijuluki “Kota Hujan”. Sebab, letaknya di daerah
iklim tropis dan memiliki curah hujan yang relatif tinggi. Menurut klasifikasi iklim Schmidt Ferguson, Bogor memiliki tipe iklim tropis tipe A (sangat basah). Curah hujan tahunan 2500 – 5000 mm/tahun dan suhu rata-rata 2030oC.
45
Secara umum, keadaan iklim di Kecamatan Pamijahan hampir sama dengan iklim di Kabupaten Bogor. Suhu di Kecamatan Pamijahan rata-rata 27o – 28oC. Pada wilayah tropis seperti Kecamatan Pamijahan, curah hujan merupakan faktor yang sangat berperan dalam terjadinya longsor. Untuk menentukan dan membuat peta curah hujan Kecamatan Pamijahan dengan menggunakan data curah hujan Kecamatan Pamijahan dari Stasiun Klimatologi Dramaga Kabupaten Bogor. Data curah hujan yang digunakan ialah data curah hujan selama 5 tahun dari tahun 2011 – 2015. Data curah hujan Kecamatan Pamijahan dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.1 Data Curah Hujan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Tahun 2011-2015
Bulan
Curah Hujan (mm) Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata Tahunan
2011
2012
2013
2014
2015
309 197 140 367 564 464 343 145 336 721 466 203 4.255
449 533 116 633 388 164 168 189 656 570 1155 515 5.536
624 326 278 140 198 381 425 212 223 1237 351 725 5.120
1020 680 542 523 428 126 250 753 0 306 834 240 5.702
585 23 72 84 143 164 56 0 36 56 286 272 1.777
354,58
461,33
426,67
475,17
148,08
Sumber: Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor tahun 2015
Dari data curah hujan diatas, dapat ditemukan rata-rata curah hujan tahunan di Kecamatan Pamijahan. Rata-rata curah hujan tahunan tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebanyak 475,17 mm/tahun. Lalu rata-rata curah
46
hujan tertinggi selanjutnya terjadi pada tahun 2012 sebanyak 461,33 mm/tahun. Tahun 2013 426,67 mm/tahun. Tahun 2011 sebanyak 354,58 mm/tahun dan tahun 2015 sebanyak 148,08 mm/tahun. Dari hasil data curah hujan diatas, dapat dibuat peta curah hujan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Peta Curah Hujan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
b. Geologi (Batuan) Tabel 4.2 Luasan Jenis Batuan Kecamatan Pamijahan
No. Jenis Batuan
Karakteristik
Luasan (ha)
Persentase (%)
2.653
21,16
144
1,14
Batuan 1
Qvep
andesit horendblenda Aliran
2
Qvl
lava,
labradorit, piroksen, dan
47
No. Jenis Batuan
Karakteristik
Luasan (ha)
Persentase (%)
2.459,36
19,61
5.143
41,07
2.133
17,02
12.532,36
100
horendblenda. Lahar, breksi 3
tufan, lapilli.
Qvsb
Sifatnya lapuk sekali.
4
5
Tuf
Qvst
batu
apung pasiran
Qvu
Breksi
dan
aliran
lava,
terutama andesit Total
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Kondisi geologi sangat mempengaruhi terhadap jenis tanah. Jenis batuan di Kecamatan Pamijahan ialah sebagai berikut. a) Qvep (Gunung Api Endut, Prabakti) Qvep merupakan batuan hasil lava gunung api Endut, Prabakti. Terdiri atas batuan Andesit horendblenda yang mengandung oligoklas, andesin, hipersten, dan hornblende.Daerah dengan jenis batuan ini seluas 2.653 ha. b) Qvl (Gunung Api Salak Bogor) Qvl merupakan lava gunung api Gunung Salak Bogor. Terdiri atas aliran lava, labradorit, piroksen, dan horendblenda.Daerah dengan jenis batuan ini seluas 144 ha. c) Qvsb (Gunung Api Salak Bogor) Jenis ini juga merupakan batuan gunung api Gunung Salak Bogor. Terdiri atas lahar, breksi tufan dan lapilli, bersusunan andesit basal.Umumnya batuan ini bersifat lapuk sekali.Daerah dengan jenis batuan ini seluas 2.459,36 ha.
48
d) Qvst (Gunung Api Salak Bogor) Batuan dari gunung api Gunung Salak Bogor. Terdiri atas tuf batu apung pasiran seluas 5.143 ha. e) Qvu (Gunung Api Tua) Merupakan batuan gunung api Tua terdiri atas breksi dan aliran lava, terutama andesit. Daerahnya seluas 2.133 ha.
Gambar 4.3 Peta Jenis Batuan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
c.
Kemiringan Lereng dan Ketinggian
Tabel 4.3 Kelas Lereng dan Luasannya di Kecamatan Pamijahan
No.
Kelas Lereng (%)
Jumlah (Ha)
Persentase (%)
1
0-8
47,26
0,37
Sebaran Sebagian desa Cimayang.
49
No.
Kelas Lereng (%)
Jumlah (Ha)
Persentase (%)
Sebaran Desa Cibening, Gunung Menyan, Pasarean, Cibitung Wetan,
2
8-15
6.356,9
50,73
Cibitung Kulon, Cibunian, Pamijahan, Gunung Picung, dan Gunung Bunder 1. Desa Gunung Sari, Purwabakti, Gunung
3
15-25
4.761,71
37,99
Bunder 2, dan Ciasmara.
4
25-40
1.342,17
10,72
Desa Ciasihan Desa Ciashihan bagian
5
> 40 Total:
24,32
0,19
12.532,36
100
timur
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Kecamatan Pamijahan memiliki topografi yang beragam meliputi dataran tinggi/perbukitan sampai pada dataran rendah. Pada kemiringan lereng 0-8% dengan kondisi lereng yang datar memiliki luas area 47,26 ha meliputi desa bagian utara Pamijahan, yaitu sebagian wilayah desa Cimayang. Kemiringan lereng 8-15% dengan kondisi lereng landai memiliki luas area 6.356,9 ha meliputi desa Cibening, Gunung Menyan, Pasarean, Cibitung Wetan, Cibitung Kulon, Cibunian, Pamijahan, Gunung Picung, dan Gunung Bunder 1.Kemiringan 15-25% dengan kondisi lereng yang agak curam seluas 4.761 ha meliputi desa Gunung Sari, Purwabakti, Gunung Bunder 2, dan Ciasmara. Kemiringan 25-40% dengan kondisi lerek sangat curam memiliki luas area 1.342,17 ha meliputi desa Ciasihan. Dan kemiringan lereng >40% dengan
50
kondisi lereng yang sangat curam seluas 24,32 ha meliputi wilayah sebagian desa Ciasihan bagian timur. Untuk peta kemiringan lereng pada gambar 4.3
Gambar 4.4 Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
Kecamatan Pamijahan juga memiliki ketinggian yang bervariasi yaitu antara 1000 – 2000 meter. Ketinggian di Kecamatan Pamijahan dibagi menjadi tiga kelas, yaitu ketinggian 0 – 1000 meter seluas 9.294,36 ha merupakan ketinggian yang paling dominan. Berikut rinciannya pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Ketinggian Wilayah Desa di Kecamatan Pamijahan
No. Ketinggian
Luasan (ha)
Persentase (%)
Sebaran Desa Cimayang, Gunung
1
0-1000m
9.294,36
74,17
Menyan, Pasarean, Cibening, Pamijahan,
51
No. Ketinggian
Luasan (ha)
Persentase (%)
Sebaran Cibitung Wetan, Cibitung Kulon, Gunung Bunder 1, Gunung Picung, Cibunian, Purwabakti, wilayah utara desa Ciasmara, Ciasihan, Gunung Sari dan sebagian wilayah utara desa Gunung Bunder 2. Desa Purwabakti, bagian selatan desa Ciasmara,
2
1000 – 2000m
3.233
25,79
sebagian desa Gunung Sari dan Gunung Bunder 2, serta desa Ciasihan. Sebagian desa Gunung
3
>2000m
Total
5
0,04
12.532,36
100
Bunder 2
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Ketinggian 0 – 1000 meter meliputi desa Cimayang, Gunung Menyan, Pasarean, Cibening, Pamijahan, Cibitung Wetan, Cibitung Kulon, Gunung Bunder 1, Gunung Picung, Cibunian, Purwabakti, wilayah utara desa Ciasmara, Ciasihan, Gunung Sari dan sebagian wilayah utara desa Gunung Bunder 2. Ketinggian selanjutnya yaitu 1000 – 2000 meter seluas 3.233 ha meliputi sebagian desa Purwabakti, bagian selatan desa Ciasmara, sebagian desa Gunung Sari dan Gunung Bunder 2, serta desa Ciasihan. Ketinggian
52
>2000 meter seluas 5 ha hanya sebagian desa Gunung Bunder 2. Untuk peta ketinggian dapat dilihat pada gambar 4.5
Gambar 4.5 Peta Ketinggian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
d. Jenis Tanah Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan peta jenis tanah Kabupaen Bogor dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat 1992, Kecamatan Pamijahan tersusun atas empat jenis tanah, yaitu tanah Aluvial, Andosol, Litosol, dan tanah Mediteran. Jenis tanah yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda pula. Hasil pengolahan dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Luasan dan Karakteristik Jenis Tanah Kecamatan Pamijahan
No
Jenis Tanah
Luasan (ha)
Persentase (%)
1
Aluvial
3.353
26,75
Karakteristik Mengandung pasir dan liat, berwarna kelabu
53
No
Jenis Tanah
Luasan (ha)
Persentase (%)
Karakteristik Tersusun dari debu dan
2
Andosol
4.027,36
32,13
lempung. Teksturnya agak kasar Miskin unsur hara. Jenis tanah ini banyak
3
Litosol
4.044
32,27
ditemukan di daerah lereng gunung dan pegunungan. Bahan induknya berupa
4
Mediteran
1.108
8,85
batuan beku, warnanya abu-abu.
Jumlah:
12.532,36
100
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Tanah Aluvial merupakan tanah endapan, dibentuk dari lumpur dan pasir halus yang mengalami erosi tanah. Tanah ini banyak mengandung pasir dan liat, tidak banyak mengandung unsur-unsur zat hara. Ciri-cirinya berwarna kelabu dengan struktur yang sedikit lepas-lepas dan peka terhadap erosi. Di Pamijahan jenis tanah Aluvial memiliki luas 3.353 ha. Jenis tanah Andosol tersusun dari debu dan lempung. Teksturnya agak kasar. Jenis tanah Andosol di Pamijahan seluas 4.027,36 ha. Jenis tanah Litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Penampangnya besar dan berbentuk kerikil, pasir atau batubatuan kecil, karena sedikit sekali mengalami perubahan struktur atau profil dari batuan asal. Tanah litosol miskin unsur hara. Jenis tanah ini banyak ditemukan di daerah lereng gunung dan pegunungan. Tanah litosol memiliki luas 4.044 ha yang merupakan jenis tanah paling dominan di Kecamatan Pamijahan. Jenis tanah Mediteran merupakan tanah yang bahan induknya berupa batuan beku yang berkapur yang banyak mengandung karbonat. Ciri tanah
54
mediteran, antara lain warnanya abu-abu. Tanah mediteran banyak mengandung alumunium, besi, air, dan bahan organik sehingga termasuk tanah yang subur. Jenis tanah Mediteran memiliki luas 1.108 Ha. Untuk peta jenis tanah pada gambar 4.6
Gambar 4.6 Peta Jenis Tanah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
e.
Penggunaan Lahan Penggunaan lahan pada Kecamatan Pamijahan terdapat lima penggunaan
lahan terdiri dari perkebunan, hutan, pemukiman, sawah, dan sungai. Luasan tipe-tipe penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Luasan Penggunaan Lahan di Kecamatan Pamijahan
No.
Tipe Penggunaan Lahan
Luas (ha)
Persentase (%)
1
Hutan
3.360,36
26,81
55
No.
Tipe Penggunaan Lahan
Luas (ha)
Persentase (%)
2
Perkebunan
5.634
44,95
3
Pemukiman
677
5,40
4
Sawah
2.777
22,15
5
Sungai
86
0,69
12.532,36
100
Total Sumber: Hasil Penelitian 2016
Penggunaan lahan yang paling luas di dominasi oleh perkebunan seluas 5.634 ha. Penggunaan lahan sebagai perkebunan banyak ditanami tanaman cengkih, sayur-sayuran dan umbi-umbian. Paling banyak tersebar di Desa Ciasihan, Ciasmara, Gunung Sari, dan desa Gunung Bunder 2. Selain itu terdapat hutan seluas 3.360,36 ha di wilayah selatan Kecamatan Pamijahan. Penggunaan lahan selanjutnya ialah persawahan seluas 2.777 ha. Penggunaan lahan sebagai permukiman seluas 677 ha, serta sungai seluas 86 ha. dan peta penggunaan lahan dapat dilihat pada gambar 4.7
Gambar 4.7 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
56
3.
Kondisi Sosial Penduduk Daerah Penelitian
a.
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk menjadi faktor terjadinya longsor, dilihat dari
aktivitas manusianya. Jumlah penduduk disuatu wilayah selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sebab penduduk merupakan makhluk yang dinamis. Perubahan ini terjadi karena adanya faktor kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Berdasarkan data monografi Kecamatan Pamijahan tahun 2015, jumlah penduduk di Kecamatan Pamijahan berjumlah 145.034 jiwa yang terdiri atas laki-laki berjumlah 74.175 jiwa dan perempuan berjumlah 70.859 jiwa. Adapun data kepadatan penduduk masing-masing desa adalah sebagai berikut
Tabel 4.7 Kepadatan Penduduk Tiap Desa Kecamatan Pamijahan
No.
Desa/Kelurahan
1
Gunung Menyan
Jumlah Penduduk (jiwa/km2) 6.331
2
Gunung Sari
12.747
8,79
3
Gunung Picung
12.148
8,38
4
Gunung Bunder I
8.743
6,03
5
Gunung Bunder II
8.897
6,13
6
Ciasihan
10.042
6,92
7
Cibunian
12.577
8,67
8
Purwa Bakti
7.756
5,35
9
Ciasmara
7.599
5,24
10
Cibitung Wetan
6.367
4,39
11
Cibitung Kulon
6.908
4,76
12
Pamijahan
11.581
7,99
13
Cimayang
6.866
4,73
14
Cibening
14.375
9,91
15
Pasarean
12.097
8,34
Jumlah Penduduk (%) 4,37
57
No.
Desa/Kelurahan Total
Jumlah Penduduk (jiwa/km2)
Jumlah Penduduk (%)
145.034
100
Sumber: Data Monografi Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Tahun 2015
Berdasarkan pada tabel tersebut, desa Cibening merupakan desa dengan persentase tertinggi mencapai 9,91% atau sebanyak 14.375 jiwa. Lalu diikuti desa Gunung Sari dengan persentase 8,79% jumlah penduduk sebanyak 12.747 jiwa. Kedua desa tersebut, merupakan desa yang terletak di dataran rendah Kecamatan Pamijahan, sehingga penduduk di kedua desa tersebut sangat padat.Sebab dataran rendah memiliki kelerengan yang landai dan jalan yang masih mudah di akses oleh masyarakat ataupun pendatang.
b. Sex Ratio Selain kepadatan penduduk, Kecamatan Pamijahan memiliki Sex ratio dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Sex Ratio Kecamatan Pamijahan
No.
Desa/Kelurahan
Jumlah LakiLaki
Jumlah Perempuan
Jumlah per Desa
1
Gunung Menyan
3.092
3.239
6.331
2
Gunung Sari
6.612
6.135
12.747
3
Gunung Picung
6.221
5.927
12.148
4
Gunung Bunder I
4.570
4.173
8.743
5
Gunung Bunder II
4.606
4.291
8.897
6
Ciasihan
4.967
5.075
10.042
7
Cibunian
6.527
6.050
12.577
8
Purwa Bakti
3.925
3.831
7.756
9
Ciasmara
3.884
3.715
7.599
10
Cibitung Wetan
3.256
3.111
6.367
11
Cibitung Kulon
3.409
3.499
6.908
58
No.
Desa/Kelurahan
Jumlah LakiLaki
Jumlah Perempuan
Jumlah per Desa
12
Pamijahan
6.060
5.521
11.581
13
Cimayang
3.524
3.342
6.866
14
Cibening
7.206
7.169
14.375
15
Pasarean
6.316
5.781
12.097
74.175
70.859
145.034
Total
Sumber: Data Monografi Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Tahun 2015
Dari tabel diatas, sex ratio dapat ditemukan dengan membagi hasil antara jumlah total penduduk laki-laki dibagi jumlah total penduduk perempuan dikali 100%. Sex ratio diperoleh sebesar 104,68%.
c.
Mata Pencaharian Mata pencaharian di Kecamatan Pamijahan ialah mayoritas bekerja
sebagai petani sebanyak 40.872 jiwa.Sebab, Kecamatan Pamijahan masih banyak sekali terdapat lahan pertanian yang sangat luas.Dapat dilihat pada peta penggunaan lahan dimana perkebunan dan persawahan dengan total luas 9.311 Ha.Sehingga penduduk Kecamatan Pamijahan memanfaatkan lahan pertanian untuk dijadikan sebagai tempat bekerja dan sebagai sektor utama di Kecamatan Pamijahan.Selain petani, penduduk di Kecamatan Pamijahan bekerja sebagai pedagang, lalu diikuti buruh, jasa pengangkutan, pengusaha sedang, PNS, dan TNI/POLRI. Mata pencaharian di Kecamatan Pamijahan dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut. Tabel 4.9 Mata Pencaharian Kecamatan Pamijahan No .
Desa / Kelurah-an
1
Gunung Menyan
Petani
821
Pengusaha Mikro
9
Buruh
243
Pedagang
Pengangkutan
216
76
P N S
63
TNI/ POL -RI
Pensiunan TNI / POLRI
3
17
59
No .
Desa / Kelurah-an
2
Gunung
Petani
Pengusa ha Mikro
Buruh
Pedagang
Pengangkutan
PNS
TNI/ POL -RI
Pensiunan TNI / POLRI
7.074
15
570
745
70
46
1
10
4.843
82
705
500
145
106
2
32
1.526
15
213
387
78
10
2
18
3.004
7
321
184
37
10
-
11
Sari 3
Gunung Picung
4
Gunung Bunder I
5
Gunung Bunder II
6
Ciasihan
2.419
5
266
597
25
42
-
15
7
Cibunian
6.440
569
94
76
67
9
1
13
8
Purwa
1.623
45
225
747
45
8
-
11
Bakti 9
Ciasmara
2.676
51
354
141
17
15
-
5
10
Cibitung
990
75
390
380
129
51
-
67
1.402
15
57
55
75
21
-
15
Wetan 11
Cibitung Kulon
12
Pamijahan
2.091
124
198
620
150
25
5
14
13
Cimayang
1.765
15
425
747
45
32
-
11
14
Cibening
2.931
5
706
898
85
48
3
5
15
Pasarean
1.287
8
113
115
74
31
4
12
40.872
1.040
4.880
6.408
1.118
517
21
256
Total
B. Deskripsi Data Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kabupaten Bogor merupakan wilayah rawan terjadi longsor, salah satunya di Kecamatan Pamijahan. Hal ini terbukti dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor terdapat 17 kejadian longsor dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Dari data BPBD tersebut, penulis mencoba melakukan observasi ke lokasi yang pernah mengalami longsor dengan menggunakan GPS (Global Position System) untuk melihat titik koordinat
60
lokasi kejadian longsor. Hasil observasi penyebaran lokasi kejadian longsor dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Penyebaran Lokasi Terjadi Longsor di Kecamatan Pamijahan
No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lokasi Kejadian Longsor Ciasihan/Kp. Gunung Menir RT 01/07
12
106o 39’53,9” BT 06o38’57,5” LS
Sari RT 01/09
106o39’58,6”BT
Purwabakti/Kp.
06o41’22,4” LS
Taneuh Beureum
106o38’53,3” BT
Gunungsari/Kp.
06 o 41’53,9” LS
Lokapurna RT 03/09
106 o37’42,9” BT
Cibunian Rw 05
06 o40’33,6” LS 106o37’42,9”BT
Cibunian/Kp. Cipatat
06o40’54,9” LS
II RT 02/06
106o38’06,8”BT
Ciasmara/Kp. Kebon
06o41’35,1” LS
Alas RT 01/09
106o39’21,8”BT
Gunung Menyan/Kp.
06o37’14,0” LS
Kananga RT 02/04
106o40’28,9”BT
Ciasmara/Kp.
06o41’37,9” LS
Cibeureum RT 04/09
106o39’25,0”BT
Tegal Leumeung RT 04/01
11
06o 41’37,8” LS
Pasarean/Kp. Lebak
Gunung Bunder I/Kp. 10
Titik Koordinat
06o38’35,0” LS 106o40’49,8”BT
Purwabakti/Kp.
06o41’22,1” LS
Campedak RT 04/02
106o38’41,9”BT
Ciasmara/Kp. Parabakti Pasar Rt 01/07
06o41’12,2” LS 106o38’54,8”BT
Waktu Kejadian 18 Oktober 2011
16 April 2012
20 Maret 2013
13 Mei 2013
4 November 2013
21 Januari 2014
11 Januari 2014
2 Februari 2014
1 Februari 2014
4 Februari 2014
8 April 2014
8 April 2014
61
No. 13 14 15
16 17
Lokasi Kejadian Longsor Gunung Sari/Kp. Lebaksari RT 01/01 Cibunian RW 07 Gunung Picung/Kp. Pasar Kemis RT 02/03 Cibitung Kulon/Kp. Kaung Gading RT 01/02 Cibunian/Kp. Muara II RT 02/01
Titik Koordinat
Waktu Kejadian
06o39’20,3” LS 106o39’42,5”BT 06o40’50,7” LS 106o38’04,3”BT 06o39’03,3” LS 106o40’10,9”BT
1 Desember 2014
06o39’36,5” LS 106o38’38,9”BT
28 Desember 2014
06o42’36,5” LS 106o38’00,8”BT
8 April 2014 28 Agustus 2014
21 Desember 2015
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Dari 17 kejadian longsor tersebut, maka penulis membuat peta sebaran kejadian longsor di Kecamatan Pamijahan dapat dilihat pada gambar 4.8
Gambar 4.8 Peta Kejadian Longsor Kecamatan Pamijahan tahun 2011-2015
62
1.
Penyebaran Lokasi Terjadi Longsor Tahun 2011-2015
a.
Titik 1 Titik kejadian longsor yang pertama adalah Kp. Gunung Menir RT 01/07
desa Ciasihan dengan titik koordinat 06o41’37,8” LS dan 106o39’53,9” BT. Penggunaan lahan yang ditemukan adalah pemukiman. Longsor terjadi pada tanggal 18 Oktober 2011 menyebabkan 1 rumah rusak sedang. Hal ini disebabkan adanya beban bangunan rumah pada tebing, sehingga tebing tidak kuat menahan beban rumah tersebut.
Gambar 4.9 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Gunung Menir RT 01/07
b. Titik 2 Kejadian longsor di titik 2 ialah Kp. Lebak Sari RT 01/09 desa Pasarean dengan titik koordinat 06o38’57,5” LS dan 106o39’58,6”BT. Penggunaan lahan yang ditemukan ialah jenis pemukiman. Longsor terjadi pada 16 April 2012. Menyebabkan korban jiwa 5 orang dan rumah rusak 1.Penyebabnya ialah adanya beban bangunan rumah di tepi tebing. Dapat dilihat pada gambar 4.8, namun bangunan sudah diperbaiki kembali.
63
Gambar 4.10 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Lebak Sari RT 01/09
c.
Titik 3 Kejadian longsor di titik 3 terjadi di Kp. Taneuh Beureum dengan titik
koordinat 06o41’22,4” LS dan 106o38’53,3” BT. Penggunaan lahan yang ditemukan ialah pemukiman. Longsor terjadi pada tanggal 20 Maret 2013. Penyebabnya ialah adanya tebing yang longsor dengan gerakan menuju rumah yang ada dibawah tebing tersebut.
Gambar 4.11 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Taneuh Beureum
d. Titik 4 Kejadian longsor di titik 4 dengan koordinat 06o41’53,9” LS dan 106o37’42,9” BT di Kp. Lokapurna RT 03/09 terjadi pada tanggal 13 Mei 2013. Penggunaan lahan yang ditemukan ialah jenis pemukiman. Kejadian
64
longsor ini disebabkan adanya rumah di pinggir tebing dan hujan yang sangat deras.
Gambar 4.12 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Lokapurna RT 03/09
e.
Titik 5 Kejadian longsor pada titik 5 terjadi di Kp. Cibunian RW 5 desa
Cibunian
dengan
koordinat
06o40’33,6”
LS
dan
106o37’42,9”BT.
Penggunaan lahan yang ditemukan ialah jenis pemukiman. Longsor terjadi pada tanggal 4 November 2013 menyebabkan korban jiwa sebanyak 27 orang, rumah rusak sedang 10 dan rusak berat 2 rumah. Longsor tersebut terjadi disebabkan adanya pemukiman dibawah tebing yang cukup curam lalu dipicu oleh hujan yang deras pula.Ketika hujan deras, tanah pada tebing merekah dan tanah menjadi labil sehingga terjadilah longsor yang menimpa belasan rumah dan puluhan korban jiwa.
Gambar 4.13 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Cibunian
65
f.
Titik 6 Pada titik 6 longsor terjadi di titik koordinat 06o40’54,9” LS dan
106o38’06,8”BT di Kp. Cipatat Dua RT 02/06 desa Cibunian pada tanggal 21 Januari 2014. Penggunaan lahan yang ditemukan ialah jenis perkebunan. Kejadian longsor ini tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan sarana dan prasarana. Longsor ini terjadi di suatu tebing yang ditanami pohon pisang dan tanaman lainnya.
Gambar 4.14 Kejadian Longsor di Kp. Cipatat Dua RT 02/06
g.
Titik 7 Kejadian longsor di titik 7 terjadi di Kp. Kebon Alas RT 01/09 desa
Ciasmara dengan koordinat 06o41’35,1” LS dan 106o39’21,8”BT. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan ialah pemukiman yang dikelilingi oleh perkebunan. Longsor tersebut terjadi pada tanggal 11 Januari 2014. Kejadian longsor ini menimbulkan korban jiwa sebanyak 19 orang, rumah rusak ringan 3 rumah, dan rusak sedang 1 rumah.
66
Gambar 4.15 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Kebon Alas RT 01/09
h. Titik 8 Kejadian longsor di titik 8 terjadi di Kp. Kananga RT 02/04 desa Gunung Menyan dengan koordinat 06o37’14,0” LS dan 106o40’28,9”BT terjadi pada tanggal 2 Februari 2014 dan menimbulkan korban jiwa sebanyak 5 orang, rumah rusak sedang 1 rumah dan rusak parah 1 rumah. Hal ini dipicu oleh adanya pemukiman di pinggir jalan raya dan di bawah tebing. Tanah tidak kuat menahan beban rumah-rumah sehingga tanah menjadi labil dan terjadilah longsor. Pada gambar 4.16 dibawah ini merupakan kondisi rumah yang sudah di perbaiki.
Gambar 4.16 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Kananga RT 02/04
67
i.
Titik 9 Pada titik 9 longsor terjadi di Kp. Cibeureum RT 04/09 desa Ciasmara
dengan koordinat 06o41’37,9” LS dan 106o39’25,0”BT. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan ialah persawahan. Longsor ini terjadi pada tanggal 1 Februari 2014 yang menimbulkan korban jiwa sebanyak 7 orang dan rumah rusak ringan 2 rumah. Longsor ini disebabkan adanya rumah di pinggir tebing.
Gambar 4.17 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Cibeureum RT 04/09
j.
Titik 10 Kejadian longsor di titik 10 terjadi di Kp. Tegal Leumeung RT 04/01
desa
Gunung
Bunder
1
dengan
koordinat
06o38’35,0”
LS
dan
106o40’49,8”BT. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan ialah perkebunan. Longsor terjadi pada tanggal 4 Februari 2014 dan menimbulkan korban jiwa sebanyak 5 orang dan rumah rusak sedang 1. Bencana longsor ini disebabkan banyak rumah yang dibangun ditepi tebing. Padahal pemerintah daerah sudah memberikan himbauan akan bahaya longsor, namun sedikit warga yang sadar akan hal itu.
68
Gambar 4.18 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Tegal Leumeung RT 04/01
k. Titik 11 Pada titik 11 longsor terjadi di Kp. Campedak RT 02/04 desa Purwabakti berada di koordinat 06o41’22,1” LS dan 106o38’41,9”BT. Longsor ini terjadi pada tanggal 8 April 2014 dan tidak menimbulkan korban jiwa. Longsor terjadi pada tebing jalan raya.
Gambar 4.19 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Campedak RT 02/04
l.
Titik 12 Di titik 12 terjadi longsor di Kp. Parabakti Pasar desa Ciasmara dengan
koordinat 06o41’12,2” LS dan 106o38’54,8”BT. Longsor terjadi pada tanggal 8 April 2014 di pinggir tebing jalan raya. Menurut warga setempat, longsor ini disebabkan adanya gundukan sampah warga yang tidak segera dibersihkan, akibatnya ketika hujan deras sampah-sampah tersebut turun
69
menuruni lereng dan tanah menjadi terkikis. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian longsor tersebut.
Gambar 4.20 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Parabakti Pasar RT 01/07
m. Titik 13 Longsor yang terjadi di titik 13 berada di koordinat 06o39’20,3” LS dan 106o39’42,5”BT di Kp. Lebaksari RT 01/01 desa Gunung Sari. Longsor ini terjadi pada tanggal 8 April 2014 dan tidak menimbulkan korban jiwa maupun rusaknya fasilitas. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan ialah perkebunan. Lokasi kejadian longsor berada di tebing pinggir jalan raya.
Gambar 4.21 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Lebaksari RT 01/01
n. Titik 14 Longsor di titik 14 terjadi Kp. Cibunian RW 7 desa Cibunian dengan koordinat 06o40’50,7” LS dan 106o38’04,3”BT. Pengunaan lahan yang ditemukan ialah perkebunan. Longsor terjadi pada tanggal 28 Agustus 2014 dan tidak menimbulkan korban jiwa.
70
Gambar 4.22 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Cibunian RW 7
o.
Titik 15 Longsor yang terjadi di titik 15 berada di Kp. Pasar Kemis RT 02/03 desa
Gunung Picung dengan titik koordinat 06o39’03,3” LS dan 106o40’10,9”BT. Penggunaan lahan yang ditemukan ialah jenis pemukiman. Longsor ini terjadi pada tanggal 1 Desember 2014 di kawasan perkebunan campuran dengan semak belukar dan pe yang tidak dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Gambar 4.23 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Pasar Kemis RT 02/03
p. Titik 16 Lokasi kejadian longsor di titik 16 berada di koordinat 06o39’36,5” LS dan 106o38’38,9”BT di Kp. Kaung Gading RT 01/02 desa Cibitung Kulon. Longsor ini terjadi pada tanggal 28 Desember 2014 dan tidak menimbulkan korban jiwa.
71
Gambar 4.24 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Kaung Gading RT 01/02
q. Titik 17 Titik kejadian longsor yang terakhir, yaitu di titik 17 terjadi di Kp. Muara Dua RT 02/06 desa Cibunian dengan koordinat 06o42’36,5” LS dan 106o38’00,8”BT. Longsor ini terjadi pada tanggal 21 Desember 2015 dan menimbulkan 47 rumah hancur, jalan raya menuju Sukabumi terputus, namun tidak ada korban jiwa pada kejadian longsor ini.
Gambar 4.25 Lokasi Kejadian Longsor di Kp. Muara Dua RT 02/06
Berdasarkan hasil observasi diatas, banyak ditemukan pemukiman yang dibangun diatas tebing yang cukup curam. Selain itu, faktor hujan deras menjadi pemicu terjadinya longsor. Ketika hujan turun dengan intensitas yang tinggi, tanah akan menjadi labil. Dari 17 titik kejadian longsor diatas, desa Cibunian merupakan desa yang paling sering terjadi longsor, salah satunya
72
ialah longsor yang terbaru terjadi pada tanggal 21 Desember 2015. Longsor tersebut menimbulkan 47 rumah rusak dan jalan raya terputus.Dari hasil wawancara singkat dengan bapak ketua RT 02 Kp. Muara Dua, longsor tersebut merupakan longsor terbesar yang pernah terjadi di Kecamatan Pamijahan. Selain curah hujan, kebiasaan warga yang belum bisa ditinggali ialah membuang sampah di tebing lereng menjadi akibat terjadinya longsor di Kp. Parabakti Pasar desa Ciasmara. Akibatnya, ketika hujan turun dengan deras, sampah tersebut turun menuruni lereng dan tanah menjadi labil dan terkikis.
2.
Peta Tingkat Kerawanan Longsor Mengacu kepada metodologi penelitian yang telah dijabarkan pada Bab
III adalah menggabungkan atau meng-overlay lima peta parameter longsor, yaitu peta curah hujan, peta kemiringan lereng, peta ketinggian, peta jenis tanah, dan peta penggunaan lahan dengan software ArcGIS 10.1. Penetapan tingkat kerawanan longsor dilakukan dengan cara memberikan bobot pada setiap parameter penyebab terjadinya longsor. Porsi pembobotan tiap parameter berbeda, tergantung kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), curah hujan merupakan parameter yang paling tinggi pengaruhnya terhadap longsor, sehingga bobot untuk curah hujan lebih tinggi dibandingkan dengan parameter lainnya. Dari semua parameter kerawanan longsor, maka didapatkan suatu persamaan untuk menghitung nilai kerawanan longsor disuatu wilayah sebagai berikut. Skor = (30% x parameter curah hujan) + (25% x parameter kemiringan lereng) + (10% x parameter ketinggian) + (15% x parameter jenis tanah) + (20% x parameter penggunaan lahan) Setelah dilakukan penghitungan total skor parameter kerawanan longsor sesuai dengan nilai bobotnya masing-masing, maka didapatkan hasil tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan, yaitu tidak rawan, rawan, dan sangat rawan. Kriteria tingkat kerawanan longsor ini mengacu pada kriteria
73
yang ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Berdasarkan nilai skor kumulatif tingkat kerawanan longsor, dapat dibuat suatu peta tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan dapat dilihat pada gambar 4.26
Gambar 4.26 Peta Tingkat Kerawanan Longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
Pada gambar 4.26 menunjukkan lokasi terjadi longsor dengan tingkat kerawanannya. Daerah yang diarsir oleh warna hijau merupakan daerah kurang rawan longsor dan hanya sebagian kecil daerah yang kurang rawan. Daerah yang diarsir oleh warna kuning merupakan daerah yang rawan longsor. dan wilayah berwarna merah merupakan daerah yang sangat rawan longsor. Berikut tabel 4.11 titik kejadian longsor tahun 2011-2015 beserta tingkat kerawanannya.
74
Tabel 4.11 Titik Kejadian Longsor dan Tingkat Kerawanannya
No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lokasi Kejadian Longsor
Titik Koordinat
Ciasihan/Kp. Gunung
06o 41’37,8” LS
Menir RT 01/07 Pasarean/Kp. Lebak
06o38’57,5” LS
Sari RT 01/09
106o39’58,6”BT
Purwabakti/Kp.
06o41’22,4” LS
Taneuh Beureum
106o38’53,3” BT
Gunungsari/Kp.
06 o 41’53,9” LS
Lokapurna RT 03/09
106 o37’42,9” BT
Cibunian Rw 05
12 13
106o37’42,9”BT 06o40’54,9” LS
II RT 02/06
106o38’06,8”BT
Ciasmara/Kp. Kebon
06o41’35,1” LS
Alas RT 01/09
106o39’21,8”BT
Gunung Menyan/Kp.
06o37’14,0” LS
Kananga RT 02/04
106o40’28,9”BT
Ciasmara/Kp.
06o41’37,9” LS
Cibeureum RT 04/09
106o39’25,0”BT
Tegal Leumeung RT 04/01
11
06 o40’33,6” LS
Cibunian/Kp. Cipatat
Gunung Bunder I/Kp. 10
106o 39’53,9” BT
06o38’35,0” LS 106o40’49,8”BT
Tingkat Kerawanan Longsor Sangat rawan
Rawan
Rawan
Rawan
Rawan
Rawan
Sangat rawan
Kurang rawan
Rawan
Rawan
Purwabakti/Kp.
06o41’22,1” LS
Campedak RT 04/02
106o38’41,9”BT
Ciasmara/Kp. Parabakti Pasar RT 01/07 Gunung Sari/Kp. Lebaksari RT 01/01
06o41’12,2” LS 106o38’54,8”BT
Rawan
06o39’20,3” LS 106o39’42,5”BT
Rawan
Rawan
75
No. 14
Lokasi Kejadian Longsor Cibunian RW 07
Titik Koordinat 06o40’50,7” LS 106o38’04,3”BT 06o39’03,3” LS 106o40’10,9”BT
Tingkat Kerawanan Longsor Rawan
Gunung Picung/Kp. Rawan Pasar Kemis RT 02/03 Cibitung Kulon/Kp. 06o39’36,5” LS 16 Kaung Gading RT Rawan 106o38’38,9”BT 01/02 06o42’36,5” LS 17 Cibunian/Kp. Muara Sangat rawan II RT 02/01 106o38’00,8”BT Pada tabel diatas, dapat ditemukan bahwa terdapat 17 titik kejadian 15
longsor tahun 2011-2015 dengan tingkat kerawanannya. Untuk tingkat kerawanan yang kurang rawan longsor ditemukan hanya 1 lokasi saja, yaitu berada di desa Gunung Menyan. Untuk daerah rawan longsor ditemukan sebanyak 13 titik dan menjadi daerah dominasi rawan longsor. Sedangkan tingkat sangat rawan terdapat 3 titik, yaitu desa Cibunian, Ciasmara, dan desa Ciasihan. Berikut akan di deskripsikan masing-masing tingkat kerawanannya berdasarkan PVMBG.
a.
Daerah Kurang Rawan Longsor Daerah kurang rawan longsor adalah daerah yang memiliki potensi
longsor yang kecil. Sebab, dari hasil pengolahan data menunjukkan nilai ≤2,5. Daerah yang termasuk kategori kurang rawan longsor seluas 256,82 ha atau sekitar 2,05%. Desa yang termasuk kategori kurang rawan hanya sebagian kecil saja, yaitu desa Cimayang, Gunung Menyan, Cibunian, Pasarean, Gunung Sari, dan desa Gunung Bunder 2. Kejadian longsor yang memiliki tingkat kerawanan rendah umumnya terjadi di kemiringan lereng datar (0-8%) landai (8-15%) hingga agak curam (15-25%) dengan bentang lahan dataran rendah hingga berombak. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis tanah Mediteran dan Aluvial. Jenis alluvial merupakan jenis tanah yang cukup peka terhadap erosi. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan ialah perkebunan dan sawah. Berdasarkan hasil survei lapangan,
76
perkebunan banyak ditumbuhi pohon singkong dan pisang. Meskipun pada daerah kurang rawan longsor terdapat dataran rendah, longsor akan tetap berpotensi terjadi apabila terdapat tanah tidak kedap air dan hujan dengan intensitas tinggi.
b.
Daerah Rawan Longsor Daerah rawan longsor merupakan daerah yang memiliki potensi longsor
sedang. Dari hasil penghitungan scoring parameter longsor sebesar ≥2,6 – ≤3,6. Daerah yang termasuk kategori rawan longsor seluas 10.215,28 ha atau 81,51%. Desa yang termasuk kategori rawan tersebar di desa Cimayang, Gunung Menyan, Cibening, Pasarean, Pamijahan, Cibitung Wetan, Cibitung Kulon, Gunung Bunder 1, Gunung Picung, Cibunian, Purwabakti, sebagian wilayah Gunung Sari, dan sebagian wilayah Gunung Bunder 2. Kejadian longsor tersebut umumnya terjadi pada kemiringan lereng landai hingga curam pada bentang lahan berbukit hingga bergunung dengan tipe iklim sedang.Jenis tanah yang paling banyak ditemukan adalah jenis tanah Aluvial dan Andosol. Kedua jenis tanah ini cukup peka terhadap erosi, karena tekstur tanah alluvial umumnya lempung liat berpasir halus. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan berupa persawahan, pemukiman, dan perkebunan.
c.
Daerah Sangat Rawan Longsor Daerah sangat rawan longsor merupakan daerah yang paling berpotensi
mengalami longsor. Hal ini dikarenakan hasil dari penghitungan pada nilainilai parameter yang diatas nilai rata-rata dengan total skor mencapai angka ≥3,7. Daerah sangat rawan longsor memiliki luas 2.060,26 ha atau 16,44% tersebar di wilayah sebagian Purwabakti, sebagian Cibunian, Ciasmara, Ciasihan, Gunung Sari, dan desa Gunung Bunder 2. Faktor utama terjadinya longsor di daerah tersebut disebabkan berada di kemiringan lereng yang curam hingga sangat curam (25-40%) dengan bentang lahan perbukitan bergunung. Jenis tanah yang ditemukan berupa jenis Litosol yang banyak ditemukan di daerah lereng gunung dan pegunungan. Penggunaan lahan yang
77
ditemukan ialah perkebunan dan hutan. Pada daerah sangat rawan longsor ini, banyak ditemukan tanaman yang kurang menahan erosi pada lereng yang curam. Contohnya seperti pohon pisang yang berakar serabut sehingga kurang mampu menembus tanah dan tanah mudah labil ketika hujan tiba disertai angin yang kencang.Selain itu, di lokasi kejadian longsor tidak ditemukannya bangunan konservasi yang dapat melindungi lereng dari terjadinya longsor.
Tabel 4.12 Daerah Sebaran Tingkat Kerawanan Longsor Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
Kriteria Zonasi Rawan Longsor
Luasan (ha)
Luasan (%)
Sebaran Sebagian titik saja, seperti
Kurang Rawan (≤ 2,5)
desa Cimayang, Gunung 256,82
2,05
Menyan,
Cibunian,
Pasarean,
Gunung Sari,
dan Gunung Bunder 2. Desa Cimayang, Gunung Menyan,
Cibening,
Pasarean,
Pamijahan,
Cibitung Wetan, Cibitung Rawan ( ≥ 2,6 - ≤ 3,6 )
10.215,28
81,51
Kulon, Gunung Bunder 1, Gunung Picung, Cibunian, Purwabakti,
sebagian
wilayah Gunung Sari, dan sebagian wilayah Gunung Bunder 2. Sangat Rawan ( ≥ 3,7 )
2.060,26
16,44
Sebagian
Purwabakti,
sebagian
Cibunian,
Ciasmara,
Ciasihan,
78
Kriteria Zonasi Rawan Longsor
Luasan (ha)
Luasan (%)
Sebaran Gunung Sari, dan desa Gunung Bunder 2.
Total
12.532,36
100
C. Pembahasan Penelitian analisis tingkat kerawanan longsor ini dilakukan berdasarkan parameter dari Jefri A. Nugroho, yaitu parameter curah hujan, kemiringan lereng, ketinggian, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Untuk kriteria tingkat kerawanan longsor mengacu pada PVMBG dimodifikasi demi kepentingan penelitian. Peneliti menggunakan SIG sebagai alat untuk menganalisis kerawanan longsor. Dalam menganalisis parameter kerawanan longsor, peneliti terlebih dahulu mencari data, mulai dari data kejadian longsor di Kecamatan Pamijahan dan data monografi Kecamatan Pamijahan. Selain itu, untuk analisis dengan menggunakan SIG diperlukan data berupa peta RBI, peta jenis tanah, peta Geologi, peta penggunaan lahan, peta administrasi Kecamatan Pamijahan, citra DEM dari hasil penginderaan jauh, dan data curah hujan. Data tersebut diolah dengan SIG yaitu ArcGIS 10.1 untuk dijadikan peta tematik yang menghasilkan peta kemiringan lereng, peta ketinggian, peta jenis tanah, peta curah hujan, dan peta penggunaan lahan. Ketika sudah menjadi peta tematik, semua peta tersebut dilakukan proses overlay peta, dibantu dengan metode Skoring dan pembobotan. Hasil analisis ditemukan bahwa terjadi bencana longsor di Kaecamatan Pamijahan sebanyak 17 kali dari tahun 2011-2015. Dari 17 titik kejadian longsor, desa Cibunian merupakan desa yang paling sering terjadi longsor. Hasil data tersebut sesuai dengan data kejadian longsor BPBD Kabupaten Bogor, kemudian peneliti melakukan observasi ke 17 titik lokasi kejadian longsor tahun 2011-2015 dengan memanfaaatkan GPS untuk mendeteksi titik
79
koordinat lokasi kejadian longsor tersebut. Selain itu untuk mendapatkan titik koordinat, peneliti juga melakukan observasi pada penggunaan lahan di Kecamatan Pamijahan. Pada observasi penggunaan lahan, banyak ditemukan penggunaan
lahan
berupa
perkebunan,
persawahan
dan
pemukiman.
Penggunaan lahan perkebunan banyak ditemukan di desa Ciasmara, Ciasihan, Gunung Sari, dan Gunung Bunder 2. Secara umum, perkebunan tersebut ditanami pohon pisang dan umbi-umbian seperti singkong dan ubi. Sayangnya, pada lahan perkebunan tidak ditanami pohon dengan akar yang kuat, sehingga ketika musim hujan datang dengan intensintas tinggi, tanah menjadi labil karena tidak ada penahan air yang kuat sehingga menyebabkan longsor. Selain itu, untuk pemukiman banyak dibangun di pinggir lereng yang curam. Tanah pelapukan tidak akan kuat menahan beban bangunan pemukiman, sehingga tanah tersebut turun menuruni lereng apalagi bila dipicu oleh hujan yang sanagat deras. Pada 17 titik kejadian longsor tahun 2011-2015 terdapat 1 titik saja yang berada pada tingkat kuran rawan, yaitu di Kp. Kananga RT 02/04 desa Gunung Menyan. Dilihat dari morfologinya, Kp. Kananga memiliki kemiringan yang landai yaitu 8-15%, sehingga potensi terjadinya longsor sangat kecil. Akses jalan menuju Kp. Kananga pun cukup mudah karena jalannya tidak terlalu terjal. Untuk daerah rawan longsor terdapat 13 titik yang di dominasi oleh desa Cibunian. Dan untuk daerah sangat rawan longsor terdapat 3 titik yaitu Kp. Gunung Menir RT 01/07 desa Ciasihan, Kp. Kebon Alas RT 01/09 desa Ciasmara dan Kp. Muara II RT 02/01 desa Cibunian. Titik longsor di Kp. Muara II desa Cibunian merupakan titik longsor terparah yang terjadi pada akhir tahun 2015. Bencana longsor tersebut menghancurkan 40 rumah warga dan putusnya jalan raya menuju Sukabumi. Dilihat dari morfologinya, Kp. Muara II memiliki kondisi lahan berbukit dan jalan yang terjal. Berdasarkan hasil analisis peta tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan termasuk dalam kategori rawan dengan persentase 81,5%. Hasil tersebut juga sesuai dengan 17 titik longsor yang didominasi oleh tingkat rawan yaitu sebanyak 13 titik. Tingkat rawan longsor didukung dengan
80
parameter jenis tanah yang paling berpengaruh terhadap tingkat kerawanan longsor ialah tanah alluvial dan litosol. Jenis tanah alluvial memiliki tekstur yang umumnya lempung liat dengan berpasir halus. Jenis tanah ini peka terhadap longsor, sedangkan tanah litosol merupakan jenis tanah yang umumnya ditemui di lereng gunung dan pegunungan dan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Untuk parameter penggunaan lahan yang memicu terjadinya longsor ialah perkebunan, persawahan, dan pemukiman. Pada lokasi kejadian longsor banyak ditemukan perkebunan yang dibudidayakan tanpa adanya tanaman keras yang memiliki akar yang kuat untuk menahan longsor dan biasanya hanya berupa tanaman pangan seperti singkong, padi, dan pisang. Jenis vegetasi seperti itu kurang mantap menghujam tanah sehingga ketika hujan tiba tanah akan labil. Selain itu, masih banyak tebing-tebing jalan raya yang tidak dilindungi dengan teras tebing, sehingga dengan lereng yang curam dan hujan deras tiba membuat beberapa lokasi menjadi daerah dengan tingkat kerawanan longsor yang tinggi.Banyaknya pemukiman yang dibangun di pinggir tebing menjadi penyebab terjadinya longsor.tanah akan menjadi labil ketika beban diatasnya terlalu berat dan ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, tanah semakin tidak ada penahan sehingga tanah menuruni lereng. Kejadian longsor dengan kemiringan lereng curam hingga sangat curam dengan bentang lahan berbukit hingga bergunung menjadi daerah yang memiliki tingkat kerawanan longsor tinggi. Ditambah sebelumnya pernah memiliki sejarah kejadian longsor. Untuk rata-rata curah hujan tahunan, daerah dengan tingkat kerawanan kurang rawan, rawan, maupun sangat rawan longsor memiliki rata-rata curah hujan yang rata yaitu 363,16 mm/tahun dan pada umumnya beriklim sedang. Dari uraian diatas, diketahui secara umum kondisi fisik Kecamatan Pamijahan yang dijadikan parameter yang paling berpengaruh terhadap longsor di Kecamatan Pamijahan adalah: 1) Parameter jenis tanah yaitu jenis tanah alluvial dan litosol dengan tekstur tanah lempung liat dan berpasir.
81
2) Parameter penggunaan lahan yaitu jenis perkebunan, persawahan, dan pemukiman.Kondisi daerah rawan longsor terutama tebing pada jalan raya tanpa adanya bangunan konservasi untuk menahan longsor. 3) Parameter kemiringan lereng dan ketinggian yaitu kondisi lereng yang curam hingga sangat curam dengan bentang lahan berbukit hingga bergunung. 4) Parameter curah hujan yaitu kondisi tipe iklim sedang dan curah hujan ratrata 363,166 mm/tahun. Hasil penelitian ini, sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Danil Effendi tentang Identifikasi Kejadian Longsor dan Penentuan Faktor-Faktor Utama Penyebabnya di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor. Dalam penelitiannya, Kecamatan Babakan Madang termasuk tingkat kerawanan longsor kategori rawan. Banyak pula ditemukan lahan perkebunan yang berada di dataran tinggi yang tidak ditanami pohon akar yang kuat. Sama halnya dengan Kecamatan Pamijahan, Kecamatan Babakan Madang banyak ditemukan pemukiman yang berada ditepi tebing pula. Selain itu, pemotongan jalan pada lereng tebing menjadi pemicu terjadinya longsor di Kecamatan Babakan Madang dan tidak adanya bangunan konservasi untuk menahan tejadinya tanah longsor.
D. Keterbatasan Penelitian Peneliti memiliki berbagai keterbatasan dalam melakukan penelitian. Diantaranya, dalam proses pengumpulan sumber buku untuk bahan pada kajian teori. Buku tentang longsor sangat minim dan sulit ditemukan. Akhirnya, peneliti harus langsung mencari sumber-sumber langsung dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung. Selain itu, sumber literature lebih banayk buku yang berbahasa Inggris, sehingga peneliti harus menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dalam proses observasi, peneliti mengalami keterbatasan dalam mencapai titik kejadian longsor yang terjadi di tahun 2011-2015. Kondisi jalan yang rusak dan jalan terjal bebatuan membuat peneliti sulit mencapai lokasi
82
ditambah dengan kondisi hujan. Untuk mencapai titik lokasi kejadian longsor, peneliti harus berjalan kaki dari jalan utama, karena lokasinya cukup terpencil jika dilalui kendaraan beroda empat sangat sulit, dengan sepeda motor pun harus berhati-hati.
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan dari apa yang telah dibahas pada penelitian ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1.
Terdapat 17 titik kejadian longsor di Kecamatan Pamijahan dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Persebaran titik longsor ini berada di Kp. Gunung Menir RT 01/07 desa Ciasihan, Kp. Lebak Sari RT 01/09 desa Pasarean, Kp. Taneuh Beureum desa Purwabakti, Kp. Lokapurna RT 03/09 desa Gunung Sari, Cibunian RW 05 desa Cibunian, Kp. Cipatat II RT 02/06 desa Cibunian, Kp. Kebon Alas RT 01/09 desa Ciasamara, Kp. Kananga RT 02/04 desa Gunung Menyan, Kp. Cibeureum RT 04/09 desa Ciasmara, Kp. Tegal Leumeung RT 04/01 desa Gunung Bunder 1, Kp. Campedak RT 04/02 desa Purwabakti, Kp. Parabakti Pasar Rt 01/07 desa Ciasmara, Kp. Lebaksari RT 01/01 desa Gunung Sari, Cibunian RW 07 desa Cibunian, Kp. Pasar Kemis RT 02/03 desa Gunung Picung, Kp. Kaung Gading RT 01/02 desa Cibitung Kulon, dan di Kp. Muara II RT 02/01 desa Cibunian.
2. Tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu kelas kurang rawan, kelas rawan, dan kelas sangat rawan. Daerah yang termasuk kategori kurang rawan longsor seluas 256,82 ha atau sekitar 2,05%. Desa yang termasuk kategori kurang rawan hanya sebagian kecil saja, yaitu desa Cimayang, Gunung Menyan, Cibunian, Pasarean, Gunung Sari, dan desa Gunung Bunder 2. Untuk kategori rawan longsor seluas 10.215,28 ha atau 81,51%. Desa yang termasuk kategori rawan tersebar di desa Cimayang, Gunung Menyan, Cibening, Pasarean, Pamijahan, Cibitung Wetan, Cibitung Kulon, Gunung Bunder 1, Gunung Picung, Cibunian, Purwabakti, sebagian wilayah Gunung Sari, dan sebagian wilayah Gunung Bunder 2. Dan daerah dengan kategori Daerah
83
84
sangat rawan longsor memiliki luas 2.060,26 ha atau 16,44% tersebar di wilayah sebagian Purwabakti, sebagian Cibunian, Ciasmara, Ciasihan, Gunung Sari, dan desa Gunung Bunder 2. Jadi, tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor termasuk ke dalam kategori rawan longsor dengan luas 10.215,28 ha (81,5%).
B. Saran Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam memperkecil tingkat kemungkinan terjadinya peningkatan tingkat daerah rawan longsor ialah sebagai berikut: 1. Bagi Masyarakat Masyarakat seharusnya lebih menjaga lingkungannya dengan cara melakukan penanaman vegetasi keras (pohon) dengan akar kuat sesuai dengan kondisi fisik wilayah. Selain itu, perlu didirikan bangunan konservasi seperti teras tebing untuk penahan tebing curam yang berada di jalan raya terutama di desa Cibunian, Ciasmara, Ciasihan, dan Gunung Bunder II.
2. Bagi Pemerintah Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam mitigasi pencegahan longsor perlu terus dibina dan ditingkatkan, terutama di desa Cibunian, Ciasmara, Ciasihan, dan Gunung Bunder II dengan alasan di desa-desa tersebut sering terjadinya longsor akibat banyaknya perumahan yang dibangun pada tebing yang curam. Selain itu, rencana pemerintah untuk merelokasi penduduk yang bertempat tinggal pada kawasan rawan longsor perlu segera direalisasikan untuk mencegah timbulnya korban jiwa pada bencana yang akan datang.
85
3. Dinas BPBD Kabupaten Bogor dan Dinas PVMBG BPBD dan PVMBG diharapkan memiliki peta tingkat kerawanan bencana longsor dan melakukan penyuluhan secara rutin kepada masyarakat tentang bahaya bencana tanah longsor.
4. Peneliti Lain Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menemukan jenis vegetasi yang cocok untuk daerah rawan longsor dan dapat menemukan peta prediksi daerah yang akan terjadi longsor dengan memanfaatkan software SIG ArcGIS 10.1 yang didukung dengan data yang lebih lengkap.
C. Implikasi Dengan adanya penelitian ini, baik masyarakat maupun pemerintah lebih waspada dan tanggap terhadap bahaya longsor. peta kerawanan longsor akan dijadikan sebagai early warning system (peringatan dini) pada wilayah rawan terjadi longsor.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Arifianti, Yukni, dan Sumaryono, Mengenal Lebih Dekat Tanah Longsor, Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Mitigasi Bencana, 2011. Budiyanto, Eko. Sistem Informasi Geografis dengan Arc View GIS, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pengenalan Gerak Tanah, Vulcanological Survey of Indonesia, 2005. Faisal, Arif. Indarto.Tutorial Ringkas ArcGIS-10, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013. Hardiyatmo, Hary Christiady, Tanah Longsor dan Erosi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012. Nandi, Modul Longsor, Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, 2007. Paimin, Teknik Mitigasi Banjir dan Longsor, Tropenbos International Indonesia Programme, 2009. Plummer, Physichal Geology 11th Edition. New York: McGraw-Hill, 2007. Prahasta, Eddy, Sistem Informasi Geografis: Konsep-konsep Dasar, Bandung: Informatika, 2009 Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Kunci Taksonomi Tanah, Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1999 Sodikin.Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh. Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
86
87
Sugandi, Dede, Modul SIG, (Jurusan Pendidikan Geografi – FPIPS UPI, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,2006. Varnes, J. David,
Landslide Hazard Zonation: A Review of Principles and
Practice, Paris: United Nations Educational, 1984.
Jurnal: Gani., Herdianto, “Pemetaan Tingkat Kerawanan Longsor di Kota Gorontalo”. Jurnal pada Universitas Negeri Gorontalo, 2014. Indrasmoro, Gigih Prastyo. “Geographic Information System (GIS) Untuk Deteksi Daerah Rawan Longsor Studi Kasus Di Kelurahan Karang Anyar Gunung Semarang”, Jurnal Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 2013. Nugroho, Jefri Ardian. “Pemetaan Daerah Rawan Longsor dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis”, Jurnal ITS-Sukolilo, Surabaya, 2008. Sholahudin, Muhamad, “SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Skoring dan Pembobotan”, Jurnal Fasilkom, Udinus, Jawa Tengah, 2005. Todingan, P. Melisa. “Pemetaan Daerah Rawan Longsor di Wilayah Sub DAS Tondano dengan Sistem Informasi Geografis”. Jurnal Universitas Sam Ratulangi, 2014.
Skripsi/Tesis: Effendi, Ahmad Danil. “Identifikasi Kejadian Longsor Dan Penentuan FaktorFaktor Utama Penyebabnya Di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor”, Skripsi pada Institut Pertanian Bogor, 2008. Lihawa, Fitryane. “Pemetaan Zona Kerentanan Longsoran Di Daerah Aliran Sungai Alo Provinsi Gorontalo”, Skripsi pada Universitas Negeri Gorontalo, 2013.
88
Sriyono, Agus. “Identifikasi Kawasan Rawan Bencana Longsor Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, 2012. Wibowo, Agung. “Identifikasi Wilayah Rentan Longsor di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2009. Yuniarto, Dwi S. “Kesesuaian Penggunaan Lahan Berdasarkan Tingkat Kerawanan Longsor Di Kabupaten Semarang”, Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2010.
Undang-Undang RI: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tentang Ketetapan Pembobotan Undang-undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
89
LAMPIRAN
PETA JENIS TANAH CISADANE HULU (KABUPATEN BOGOR) TAHUN 1992
DEM KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
PETA PENGGUNAAN LAHAN PROVINSI JAWA BARAT
GRIDCODE 290 1001 2002 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 290 290 290 290 290 290 290 290 1001 1001 1001 1001 1001 1001 2002 2002 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ket S_T Luas 0-1000 mdpl 1 9344.29 1000-2000 mdpl 2 3332.83 >2000 mdpl 3 4.81 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0-1000 mdpl 1 9344.29 0-1000 mdpl 1 9344.29 0-1000 mdpl 1 9344.29 0-1000 mdpl 1 9344.29 0-1000 mdpl 1 9344.29 0-1000 mdpl 1 9344.29 0-1000 mdpl 1 9344.29 0-1000 mdpl 1 9344.29 1000-2000 mdpl 2 3332.83 1000-2000 mdpl 2 3332.83 1000-2000 mdpl 2 3332.83 1000-2000 mdpl 2 3332.83 1000-2000 mdpl 2 3332.83 1000-2000 mdpl 2 3332.83 >2000 mdpl 3 4.81 >2000 mdpl 3 4.81 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Desa
Purwabakti Cibunian
Purwabakti Cibunian
Ciasmara Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cibening Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 2 Pasarean Pasarean Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Kulon Pamijahan Pamijahan Pamijahan Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian
CH
363.166 363.166
363.166 363.166
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
N_CH 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0
KET_1
HUTAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH
SAWAH PERKEBUNAN SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH PERKEBUNAN SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SUNGAI HUTAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH
PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH
Luas_Ha N_PL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3411 7634 677 3777 0 0 3777 7634 3777 0 7634 7634 3777 7634 3777 86 7634 7634 3777 86 3411 7634 677 3777 0 0 7634 677 3777 0 0 0 0 0 0
Kode 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 4 5 0 0 5 3 5 0 3 3 5 3 5 1 3 3 5 1 2 3 4 5 0 0 3 4 5 0 0 0 0 0 0
Ket_12
3 11 4 14
Alluvial Mediteran Andosol Litosol
3 11 4
Alluvial Mediteran Andosol
3 4 14
Alluvial Andosol Litosol
14
Litosol
11
Mediteran
4
Andosol
4
Andosol
3 4
Alluvial Andosol
3 3
Alluvial Alluvial
Luas_Ha_1 0 0 0 0 0 3553 1108 4028 4114 0 0 0 0 0 0 0 3553 1108 4028 0 0 0 3553 4028 4114 0 0 0 4114 0 0 0 0 0 1108 0 0 0 0 4028 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4028 0 0 0 0 3553 4028 0 0 3553 3553
Luas_M 0 0 0 0 0 30049640 1085654 19308767 41142287 0 0 0 0 0 0 0 30049640 1085654 19308767 0 0 0 30049640 19308767 41142287 0 0 0 41142287 0 0 0 0 0 1085654 0 0 0 0 19308767 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19308767 0 0 0 0 30049640 19308767 0 0 30049640 30049640
N_T 0 0 0 0 0 1 2 3 4 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 1 3 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 1 3 0 0 1 1
KET_12_13 Luas_1 S_L 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0-8% 47.26 8-15% 6500.98 15-25% 4761.71 25-40% 1342.17 >40% 24.32 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0-8% 47.26 8-15% 6500.98 15-25% 4761.71 0.00 0.00 0.00 15-25% 4761.71 25-40% 1342.17 >40% 24.32 0.00 >40% 24.32 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0-8% 47.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 15-25% 4761.71 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8-15% 6500.98 15-25% 4761.71 8-15% 6500.98 15-25% 4761.71
Skor_Akhir 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 4 5 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 3 4 5 0 5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 2 3 2 3
0.10 0.20 0.30 1.50 1.50 0.15 0.30 0.45 0.60 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.60 1.60 0.25 0.40 0.55 0.35 0.60 0.85 0.35 0.65 0.80 0.95 1.20 1.45 0.90 1.55 1.90 2.10 2.30 2.50 1.80 1.75 2.50 2.10 2.50 1.95 2.10 2.10 2.50 2.10 2.50 1.70 2.10 2.10 2.50 1.70 1.90 2.10 2.30 2.50 1.95 2.25 2.10 2.30 2.50 1.65 1.95 2.00 2.25 0.65 0.90
Status Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan
Luas_Akhir 5.67 2.04 0.09 0.02 0.02 0.72 0.25 2.08 7.83 1.25 19.60 16.14 6.41 1.37 0.05 0.04 0.18 0.10 0.76 0.31 4.53 1.97 0.07 0.23 1.64 1.87 0.80 0.22 0.06 0.00 0.06 0.06 0.02 0.25 0.00 0.00 0.09 0.01 0.05 0.20 0.04 0.09 0.00 0.13 0.13 0.06 0.01 0.15 0.06 0.04 0.07 0.52 0.07 0.01 0.02 0.02 0.86 0.05 0.25 0.02 0.02 0.03 0.02 0.14 0.25
0 0 0 0 0 0 0 0 0 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 2002
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl >2000 mdpl
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 4.81
Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cibening Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Pasarean Pasarean Gn. Picung Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Kulon Pamijahan Pamijahan Pamijahan Gn. Sari Gn. Sari Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian
Ciasmara Gn. Bunder 2 Purwabakti Purwabakti Cibunian
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0
PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH
SAWAH PERKEBUNAN SAWAH
PERKEBUNAN SAWAH PERKEBUNAN SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SUNGAI
HUTAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH
PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH
HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
0 0 0 0 0 0 0 0 0 7634 677 3777 0 0 3777 7634 3777 0 0 0 0 7634 3777 0 7634 3777 86 7634 7634 3777 86 0 0 3411 7634 677 3777 0 0 0 7634 677 3777 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3411 7634 3411 7634 7634 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 5 0 0 5 3 5 0 0 0 0 3 5 0 3 5 1 3 3 5 1 0 0 2 3 4 5 0 0 0 3 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0
11 11 4 14 4 4 14 14 14
Mediteran Mediteran Andosol Litosol Andosol Andosol Litosol Litosol Litosol
11
Mediteran
11 4
4
3 4
Mediteran Andosol
Andosol
Alluvial Andosol
3 3 11 11 4 4
Alluvial Alluvial Mediteran Mediteran Andosol Andosol
3 4 14 4 14 14 14 14
Alluvial Andosol Litosol Andosol Litosol Litosol Litosol Litosol
1108 1108 4028 4114 4028 4028 4114 4114 4114 0 0 0 1108 0 0 0 0 1108 4028 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4028 0 0 0 0 0 3553 4028 0 0 3553 3553 1108 1108 4028 4028 0 0 0 0 0 3553 4028 4114 4028 4114 4114 4114 4114
1085654 1085654 19308767 41142287 19308767 19308767 41142287 41142287 41142287 0 0 0 1085654 0 0 0 0 1085654 19308767 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19308767 0 0 0 0 0 30049640 19308767 0 0 30049640 30049640 1085654 1085654 19308767 19308767 0 0 0 0 0 30049640 19308767 41142287 19308767 41142287 41142287 41142287 41142287
2 2 3 4 3 3 4 4 4 0 0 0 2 0 0 0 0 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 3 0 0 1 1 2 2 3 3 0 0 0 0 0 1 3 4 3 4 4 4 4
0-8% 8-15%
8-15% 15-25% 15-25% 25-40% >40%
0-8%
8-15% 15-25%
15-25%
8-15% 15-25%
8-15% 15-25%
8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 0-8% 8-15% 8-15% 15-25%
15-25%
15-25% 15-25% 25-40% >40% >40%
47.26 6500.98 0.00 0.00 6500.98 4761.71 4761.71 1342.17 24.32 0.00 0.00 0.00 0.00 47.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6500.98 4761.71 0.00 0.00 4761.71 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6500.98 4761.71 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6500.98 4761.71 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 47.26 6500.98 6500.98 4761.71 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4761.71 0.00 0.00 4761.71 4761.71 1342.17 24.32 24.32
1 2 0 0 2 3 3 4 5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 3 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 2 3 0 0 0 0 0 2 3 0 0 0 0 0 2 3 2 3 1 2 2 3 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3 4 5 5
0.55 0.80 0.45 0.60 0.95 1.20 1.35 1.60 1.85 2.20 2.40 2.60 1.90 1.85 2.60 2.20 2.60 1.90 2.05 2.10 2.35 2.20 2.60 2.35 2.20 2.60 1.80 2.20 2.20 2.60 1.80 2.10 2.35 2.00 2.20 2.40 2.60 2.05 2.10 2.35 2.20 2.40 2.60 1.75 2.05 2.10 2.35 0.75 1.00 0.65 0.90 1.05 1.30 2.10 2.30 2.10 2.30 2.30 1.10 0.65 0.80 1.40 1.55 1.80 2.05 2.15
Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan
0.04 0.17 0.00 0.00 0.58 0.73 0.45 4.02 0.97 0.08 0.01 0.28 0.09 0.03 0.10 0.03 0.03 0.00 0.18 0.08 0.14 0.16 0.03 0.72 0.12 0.11 0.05 0.02 0.09 0.10 0.02 0.24 0.30 0.00 0.30 0.09 0.03 0.21 0.10 0.01 0.61 0.04 0.17 0.15 0.00 0.05 0.02 0.34 0.16 0.05 0.09 0.51 0.22 0.05 0.01 0.06 0.03 0.03 0.10 0.01 0.01 0.42 0.21 1.56 0.15 0.04
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Kulon Cibitung Kulon Ciasihan Ciasihan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
HUTAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI SUNGAI HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN
3411 7634 3411 3411 7634 7634 7634 7634 677 677 3777 3777 3777 677 3777 3777 3777 86 7634 7634 677 3777 3777 7634 7634 3777 3777 86 86 0 3411 7634 7634 7634 7634 7634 3777 86 7634 7634 3777 3777 86 86 7634 7634 3777 3777 86 7634 7634 3411 7634 7634 7634 7634 3777 3777 86 86 86 3411 3411 7634 7634 677
2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 1 3 3 4 5 5 3 3 5 5 1 1 0 2 3 3 3 3 3 5 1 3 3 5 5 1 1 3 3 5 5 1 3 3 2 3 3 3 3 5 5 1 1 1 2 2 3 3 4
4
Andosol
4 11
Andosol Mediteran
11
Mediteran
11
Mediteran
3 3 11
Alluvial Alluvial Mediteran
11 11
Mediteran Mediteran
11 11
Mediteran Mediteran
11 4 11 4 11 4 4
Mediteran Andosol Mediteran Andosol Mediteran Andosol Andosol
3 4 14
Alluvial Andosol Litosol
4 4 11
Andosol Andosol Mediteran
11
Mediteran
11
Mediteran
4
Andosol
4
Andosol
4 4
Andosol Andosol
11 4
Mediteran Andosol
11
Mediteran
11 4
Mediteran Andosol
4
Andosol
4
Andosol
4
Andosol
0 0 4028 0 4028 1108 0 0 1108 0 1108 0 0 3553 3553 1108 0 1108 1108 0 1108 1108 0 1108 4028 1108 4028 1108 4028 4028 0 0 3553 4028 4114 0 4028 4028 1108 0 1108 0 1108 0 4028 0 4028 0 4028 4028 0 0 0 1108 4028 0 1108 0 1108 4028 0 4028 0 4028 0 4028
0 0 19308767 0 19308767 1085654 0 0 1085654 0 1085654 0 0 30049640 30049640 1085654 0 1085654 1085654 0 1085654 1085654 0 1085654 19308767 1085654 19308767 1085654 19308767 19308767 0 0 30049640 19308767 41142287 0 19308767 19308767 1085654 0 1085654 0 1085654 0 19308767 0 19308767 0 19308767 19308767 0 0 0 1085654 19308767 0 1085654 0 1085654 19308767 0 19308767 0 19308767 0 19308767
0 0 3 0 3 2 0 0 2 0 2 0 0 1 1 2 0 2 2 0 2 2 0 2 3 2 3 2 3 3 0 0 1 3 4 0 3 3 2 0 2 0 2 0 3 0 3 0 3 3 0 0 0 2 3 0 2 0 2 3 0 3 0 3 0 3
15-25%
0-8% 8-15% 8-15% 0-8% 8-15%
8-15%
8-15%
8-15%
8-15%
15-25%
8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15%
8-15%
8-15% 8-15%
8-15% 15-25% 15-25%
0.00 0.00 0.00 4761.71 0.00 0.00 47.26 6500.98 0.00 6500.98 0.00 47.26 6500.98 0.00 0.00 0.00 6500.98 0.00 0.00 6500.98 0.00 0.00 6500.98 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6500.98 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4761.71 0.00 0.00 0.00 6500.98 0.00 6500.98 0.00 6500.98 0.00 6500.98 0.00 6500.98 0.00 0.00 6500.98 0.00 0.00 0.00 0.00 6500.98 0.00 6500.98 0.00 0.00 6500.98 0.00 4761.71 0.00 4761.71 0.00
0 0 0 3 0 0 1 2 0 2 0 1 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 0 0 0 0 2 0 2 0 0 2 0 3 0 3 0
1.90 2.10 2.35 2.65 2.55 2.40 2.35 2.60 2.60 2.80 2.80 2.75 3.00 2.45 2.65 2.80 3.00 2.00 2.40 2.60 2.60 2.80 3.00 2.40 2.55 2.80 2.95 2.00 2.15 2.45 1.90 2.10 2.25 2.55 2.70 2.85 2.95 2.15 2.40 2.60 2.80 3.00 2.00 2.20 2.55 2.60 2.95 3.00 2.15 2.55 2.60 1.90 2.10 2.40 2.55 2.60 2.80 3.00 2.00 2.15 2.20 2.35 2.65 2.55 2.85 2.75
Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan
0.01 0.01 0.31 0.04 0.14 0.15 0.06 0.06 0.16 0.00 0.69 0.10 0.11 0.04 0.43 0.03 0.01 0.02 0.03 0.03 0.09 0.08 0.07 0.05 0.12 0.20 0.33 0.05 0.06 0.02 0.59 0.59 0.14 0.39 0.03 0.06 0.31 0.05 0.17 0.04 0.15 0.02 0.00 0.00 0.31 0.04 0.09 0.00 0.03 0.00 0.02 0.01 0.01 0.22 0.02 0.05 0.01 0.04 0.02 0.04 0.01 0.41 0.06 0.67 0.22 0.04
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29
Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH
HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SUNGAI
PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH
PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI
PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI
3777 0 7634 7634 7634 7634 677 677 677 677 3777 3777 3777 3777 0 0 3411 3411 7634 7634 7634 677 3777 3777 86 0 0 0 0 7634 7634 7634 677 677 677 3777 3777 3777 0 0 7634 677 677 3777 3777 3777 86 0 0 7634 7634 677 3777 3777 0 7634 7634 7634 677 3777 3777 3777 86 86 0 0
5 0 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 0 0 2 2 3 3 3 4 5 5 1 0 0 0 0 3 3 3 4 4 4 5 5 5 0 0 3 4 4 5 5 5 1 0 0 3 3 4 5 5 0 3 3 3 4 5 5 5 1 1 0 0
4 4 3 4
3 4
Andosol Andosol Alluvial Andosol
Alluvial Andosol
3 4
Alluvial Andosol
3 4 4
Alluvial Andosol Andosol
4
Andosol
3 4 14 14 11
11
11
Alluvial Andosol Litosol Litosol Mediteran
Mediteran
Mediteran
11 11
Mediteran Mediteran
3
Alluvial
3 11
Alluvial Mediteran
11 11 4 11
Mediteran Mediteran Andosol Mediteran
11 11
Mediteran Mediteran
11 11 4
Mediteran Mediteran Andosol
11 4
Mediteran Andosol
11 4 11 4
Mediteran Andosol Mediteran Andosol
4028 4028 3553 4028 0 0 3553 4028 0 0 3553 4028 0 0 3553 4028 4028 0 4028 0 0 0 0 0 0 3553 4028 4114 4114 1108 0 0 1108 0 0 1108 0 0 1108 1108 0 3553 0 3553 1108 0 1108 1108 4028 1108 0 1108 1108 0 1108 1108 4028 0 0 1108 4028 0 1108 4028 1108 4028
19308767 19308767 30049640 19308767 0 0 30049640 19308767 0 0 30049640 19308767 0 0 30049640 19308767 19308767 0 19308767 0 0 0 0 0 0 30049640 19308767 41142287 41142287 1085654 0 0 1085654 0 0 1085654 0 0 1085654 1085654 0 30049640 0 30049640 1085654 0 1085654 1085654 19308767 1085654 0 1085654 1085654 0 1085654 1085654 19308767 0 0 1085654 19308767 0 1085654 19308767 1085654 19308767
3 3 1 3 0 0 1 3 0 0 1 3 0 0 1 3 3 0 3 0 0 0 0 0 0 1 3 4 4 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 0 1 2 0 2 2 3 2 0 2 2 0 2 2 3 0 0 2 3 0 2 3 2 3
15-25%
8-15% 15-25%
8-15% 15-25%
8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 0-8% 8-15% 0-8% 8-15% 0-8% 8-15% 0-8% 8-15% 8-15% 8-15%
8-15% 8-15% 8-15% 8-15%
8-15% 8-15%
8-15% 8-15%
8-15%
0.00 4761.71 0.00 0.00 6500.98 4761.71 0.00 0.00 6500.98 4761.71 0.00 0.00 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 0.00 4761.71 0.00 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 0.00 47.26 6500.98 0.00 47.26 6500.98 0.00 47.26 6500.98 47.26 6500.98 6500.98 0.00 6500.98 0.00 0.00 6500.98 0.00 6500.98 6500.98 0.00 6500.98 0.00 0.00 6500.98 6500.98 0.00 0.00 6500.98 6500.98 0.00 0.00 6500.98 0.00 0.00 0.00 0.00
0 3 0 0 2 3 0 0 2 3 0 0 2 3 2 3 0 3 0 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 0 1 2 0 1 2 0 1 2 1 2 2 0 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0
2.95 2.70 2.25 2.55 2.60 2.85 2.45 2.75 2.80 3.05 2.65 2.95 3.00 3.25 2.15 2.70 2.45 2.75 2.65 2.70 2.95 2.90 3.10 3.35 2.30 2.25 2.80 2.70 2.95 2.50 2.45 2.70 2.70 2.65 2.90 2.90 2.85 3.10 2.15 2.40 2.70 2.55 2.90 2.75 2.90 3.10 2.10 2.40 2.55 2.50 2.70 2.70 2.90 3.10 2.40 2.50 2.65 2.70 2.90 2.90 3.05 3.10 2.10 2.25 1.90 2.05
Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan
0.00 0.02 0.47 0.55 0.17 0.20 0.01 0.02 0.00 0.00 0.28 0.06 0.09 0.04 0.09 0.03 0.00 0.01 0.00 1.73 1.87 0.05 0.78 0.08 0.11 0.86 5.01 0.28 4.24 0.59 0.01 0.09 1.07 0.02 0.03 3.11 0.24 0.23 2.89 1.17 0.41 0.11 0.35 1.65 0.10 0.94 0.13 0.58 0.00 0.40 0.20 0.22 0.72 0.17 17.83 0.09 0.06 0.20 0.76 0.83 2.23 1.33 0.23 0.17 0.00 0.00
290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29
Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Kulon Cibitung Kulon Ciasihan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Purwabakti Purwabakti Purwabakti
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI
PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH
PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH
HUTAN HUTAN PERKEBUNAN
0 0 7634 7634 7634 7634 677 677 677 3777 3777 3777 86 0 0 0 0 0 7634 7634 677 677 3777 3777 86 0 7634 7634 677 3777 0 0 0 0 7634 7634 3777 3777 86 86 0 7634 7634 0 7634 7634 7634 3777 3777 86 86 86 0 7634 7634 677 3777 0 0 0 0 0 0 3411 3411 7634
0 0 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 1 0 0 0 0 0 3 3 4 4 5 5 1 0 3 3 4 5 0 0 0 0 3 3 5 5 1 1 0 3 3 0 3 3 3 5 5 1 1 1 0 3 3 4 5 0 0 0 0 0 0 2 2 3
11 4 3 4
4
4
Mediteran Andosol Alluvial Andosol
Andosol
Andosol
4 3 3 4 4 14 11
Andosol Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol Mediteran
11
Mediteran
11
Mediteran
11
Mediteran
3 4 4 14 4
Alluvial Andosol Andosol Litosol Andosol
4
Andosol
4
Andosol
4 4
Andosol Andosol
14 11 4
Litosol Mediteran Andosol
11
Mediteran
11 4
Mediteran Andosol
4
Andosol
3 3 4 4 14 14 4
Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol Litosol Andosol
4
Andosol
1108 4028 3553 4028 0 0 4028 0 0 4028 0 0 4028 3553 3553 4028 4028 4114 1108 0 1108 0 1108 0 0 1108 0 0 0 0 3553 4028 4028 4114 4028 0 4028 0 4028 0 4028 4028 0 4114 1108 4028 0 1108 0 1108 4028 0 4028 0 0 0 0 3553 3553 4028 4028 4114 4114 4028 0 4028
1085654 19308767 30049640 19308767 0 0 19308767 0 0 19308767 0 0 19308767 30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 1085654 0 1085654 0 1085654 0 0 1085654 0 0 0 0 30049640 19308767 19308767 41142287 19308767 0 19308767 0 19308767 0 19308767 19308767 0 41142287 1085654 19308767 0 1085654 0 1085654 19308767 0 19308767 0 0 0 0 30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 41142287 19308767 0 19308767
2 3 1 3 0 0 3 0 0 3 0 0 3 1 1 3 3 4 2 0 2 0 2 0 0 2 0 0 0 0 1 3 3 4 3 0 3 0 3 0 3 3 0 4 2 3 0 2 0 2 3 0 3 0 0 0 0 1 1 3 3 4 4 3 0 3
8-15% 8-15%
8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25%
8-15% 8-15%
8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25%
6500.98 6500.98 0.00 0.00 6500.98 4761.71 0.00 6500.98 4761.71 0.00 6500.98 4761.71 0.00 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 4761.71 0.00 6500.98 0.00 6500.98 0.00 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 4761.71 0.00 6500.98 0.00 6500.98 0.00 6500.98 6500.98 0.00 6500.98 4761.71 0.00 0.00 6500.98 0.00 6500.98 0.00 0.00 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 0.00 4761.71 0.00
2 2 0 0 2 3 0 2 3 0 2 3 0 2 3 2 3 3 0 2 0 2 0 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 0 2 0 2 0 2 2 0 2 3 0 0 2 0 2 0 0 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 0 3 0
2.40 2.55 2.35 2.65 2.70 2.95 2.85 2.90 3.15 3.05 3.10 3.35 2.25 2.25 2.50 2.55 2.80 2.95 2.50 2.70 2.70 2.90 2.90 3.10 2.30 2.40 2.70 2.95 2.90 3.10 2.50 2.55 2.80 2.95 2.65 2.70 3.05 3.10 2.25 2.30 2.55 2.65 2.70 2.95 2.50 2.65 2.70 2.90 3.10 2.10 2.25 2.30 2.55 2.70 2.95 3.15 3.10 2.25 2.50 2.55 2.80 2.70 2.95 2.45 2.75 2.65
Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan
0.00 5.22 0.46 1.23 0.06 0.88 0.06 0.03 0.01 1.14 0.47 0.01 0.10 7.23 6.52 4.15 0.59 0.31 0.77 0.36 0.02 0.11 1.16 0.61 0.07 3.14 0.01 0.21 0.01 0.10 2.67 24.96 50.51 13.52 1.64 0.37 0.57 0.09 0.92 0.08 0.64 0.08 0.05 1.47 0.79 0.22 0.28 0.19 0.14 0.21 0.33 0.04 0.68 0.79 0.79 0.08 0.10 10.40 23.53 1.59 2.15 7.63 4.81 0.00 0.04 2.53
290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 2002 2002 0
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl >2000 mdpl >2000 mdpl
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 0
9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 4.81 4.81 0.00
Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Picung Gn. Picung Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Ciasmara
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI
HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI
HUTAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH
HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
HUTAN PERKEBUNAN
PERKEBUNAN
HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN
7634 677 677 3777 3777 3777 86 0 0 0 0 3411 7634 7634 7634 7634 677 677 677 677 3777 3777 3777 3777 86 0 0 0 0 0 3411 7634 3411 3411 7634 7634 3777 0 0 3411 7634 7634 7634 7634 0 0 0 3411 7634 0 0 7634 0 0 0 0 3411 3411 7634 7634 0 7634 7634 3411 7634 3411
3 4 4 5 5 5 1 0 0 0 0 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 1 0 0 0 0 0 2 3 2 2 3 3 5 0 0 2 3 3 3 3 0 0 0 2 3 0 0 3 0 0 0 0 2 2 3 3 0 3 3 2 3 2
4 4
Andosol Andosol
4 4 14 14
Andosol Andosol Litosol Litosol
3 4
Alluvial Andosol
3 4
Alluvial Andosol
3 4
Alluvial Andosol
3 3 4 4 14
Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol
4
Andosol
4
Andosol
4 14
Andosol Litosol
3 14
Alluvial Litosol
14 4 14
Litosol Andosol Litosol
14 14
Litosol Litosol
3 4 14 14 4
Alluvial Andosol Litosol Litosol Andosol
4
Andosol
4 4
Andosol Andosol
4
Andosol
0 4028 0 4028 0 0 0 4028 4028 4114 4114 0 3553 4028 0 0 3553 4028 0 0 3553 4028 0 0 0 3553 3553 4028 4028 4114 0 0 4028 0 4028 0 0 4028 4114 0 0 3553 4114 0 4114 4028 4114 0 0 4114 4114 0 3553 4028 4114 4114 4028 0 4028 0 4028 4028 0 0 0 4028
0 19308767 0 19308767 0 0 0 19308767 19308767 41142287 41142287 0 30049640 19308767 0 0 30049640 19308767 0 0 30049640 19308767 0 0 0 30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 0 0 19308767 0 19308767 0 0 19308767 41142287 0 0 30049640 41142287 0 41142287 19308767 41142287 0 0 41142287 41142287 0 30049640 19308767 41142287 41142287 19308767 0 19308767 0 19308767 19308767 0 0 0 19308767
0 3 0 3 0 0 0 3 3 4 4 0 1 3 0 0 1 3 0 0 1 3 0 0 0 1 1 3 3 4 0 0 3 0 3 0 0 3 4 0 0 1 4 0 4 3 4 0 0 4 4 0 1 3 4 4 3 0 3 0 3 3 0 0 0 3
15-25% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25%
8-15% 15-25%
8-15% 15-25%
8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15%
15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25%
15-25% 25-40% 15-25% 15-25%
15-25% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25%
4761.71 0.00 4761.71 0.00 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 4761.71 0.00 0.00 6500.98 4761.71 0.00 0.00 6500.98 4761.71 0.00 0.00 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 0.00 0.00 0.00 4761.71 0.00 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 0.00 0.00 0.00 0.00 4761.71 1342.17 4761.71 4761.71 0.00 0.00 4761.71 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 0.00 4761.71 0.00 4761.71 4761.71 0.00 4761.71 0.00 0.00 0.00
3 0 3 0 2 3 2 2 3 2 3 3 0 0 2 3 0 0 2 3 0 0 2 3 2 2 3 2 3 2 0 0 0 3 0 3 3 3 3 0 0 0 0 3 4 3 3 0 0 3 4 3 3 3 3 4 0 3 0 3 3 0 3 0 0 0
2.95 2.85 3.15 3.05 3.10 3.35 2.30 2.55 2.80 2.70 2.95 2.75 2.35 2.65 2.70 2.95 2.55 2.85 2.90 3.15 2.75 3.05 3.10 3.35 2.30 2.25 2.50 2.55 2.80 2.70 2.10 2.30 2.55 2.85 2.75 3.05 3.45 2.90 3.05 2.10 2.30 2.45 2.90 3.05 3.30 2.90 3.05 2.10 2.30 3.05 3.30 3.05 2.60 2.90 3.05 3.30 2.55 2.85 2.75 3.05 2.90 2.75 3.05 2.20 2.40 2.35
Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan
0.65 0.36 0.09 0.15 0.16 0.05 0.11 0.12 74.32 4.76 1.86 0.02 3.58 3.39 2.58 0.85 0.08 0.02 0.15 0.03 1.21 0.41 1.50 0.17 0.26 33.84 0.36 10.20 14.70 0.68 0.01 0.01 1.59 0.05 0.36 0.17 0.01 7.54 0.61 0.63 0.63 0.35 0.22 0.56 1.33 1.22 0.04 0.00 0.00 0.16 2.90 0.62 0.27 0.92 0.63 7.27 1.76 0.09 0.95 0.09 3.55 0.34 0.01 0.15 0.15 0.66
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cibening Cibening Cibening Cibening Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Pasarean Pasarean Pasarean Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Kulon Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Gn. Sari Gn. Sari Purwabakti Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SUNGAI SUNGAI HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634 677 3777 3777 677 3777 3777 86 7634 7634 677 3777 3777 7634 7634 3777 3777 86 86 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634 7634 7634 3777 86 7634 3777 86 7634 3777 86 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634 3777 86 86 3411 7634 3411 7634 677 7634 7634
3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 5 5 4 5 5 1 3 3 4 5 5 3 3 5 5 1 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 5 1 3 5 1 3 5 1 3 2 3 2 3 3 3 5 1 1 2 3 2 3 4 3 3
4 14 14
4 4 11 11 11 11 11 3 3 11 11 3 11 11 3 11 11 4 11 4 11 4 3 3 14 14
Andosol Litosol Litosol
Andosol Andosol Mediteran Mediteran Mediteran Mediteran Mediteran Alluvial Alluvial Mediteran Mediteran Alluvial Mediteran Mediteran Alluvial Mediteran Mediteran Andosol Mediteran Andosol Mediteran Andosol Alluvial Alluvial Litosol Litosol
3 4 4 14 4 4 11 11 11 4 4 4 4 14 14
Alluvial Andosol Andosol Litosol Andosol Andosol Mediteran Mediteran Mediteran Andosol Andosol Andosol Andosol Litosol Litosol
11 4 11 11 4 14 14 4 4 4 3 4
Mediteran Andosol Mediteran Mediteran Andosol Litosol Litosol Andosol Andosol Andosol Alluvial Andosol
4028 4114 4114 0 0 4028 4028 1108 1108 1108 1108 1108 3553 3553 1108 1108 3553 1108 1108 3553 1108 1108 4028 1108 4028 1108 4028 3553 3553 4114 4114 0 0 0 0 0 0 3553 4028 4028 4114 4028 4028 1108 1108 1108 4028 4028 4028 4028 4114 4114 0 0 1108 4028 1108 1108 4028 4114 4114 4028 4028 4028 3553 4028
19308767 41142287 41142287 0 0 19308767 19308767 1085654 1085654 1085654 1085654 1085654 30049640 30049640 1085654 1085654 30049640 1085654 1085654 30049640 1085654 1085654 19308767 1085654 19308767 1085654 19308767 30049640 30049640 41142287 41142287 0 0 0 0 0 0 30049640 19308767 19308767 41142287 19308767 19308767 1085654 1085654 1085654 19308767 19308767 19308767 19308767 41142287 41142287 0 0 1085654 19308767 1085654 1085654 19308767 41142287 41142287 19308767 19308767 19308767 30049640 19308767
3 4 4 0 0 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 1 1 4 4 0 0 0 0 0 0 1 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 0 0 2 3 2 2 3 4 4 3 3 3 1 3
15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 0-8% 8-15% 8-15% 0-8% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15%
15-25% 15-25% 25-40% 25-40% >40% >40% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15%
25-40% 25-40% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15%
15-25% 15-25% 15-25%
0.00 0.00 0.00 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 47.26 6500.98 6500.98 47.26 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 0.00 0.00 0.00 0.00 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 24.32 24.32 4761.71 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 0.00 0.00 1342.17 1342.17 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 0.00 0.00 4761.71 4761.71 4761.71 0.00 0.00
0 0 0 3 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 4 4 2 2 2 2 2 0 0 3 3 3 0 0
2.55 2.50 2.70 2.65 2.85 3.10 3.30 2.65 2.90 3.10 3.05 3.30 2.95 3.15 3.30 2.50 2.75 2.90 3.10 3.15 3.30 2.90 3.05 3.30 3.45 2.50 2.65 2.05 2.25 2.50 2.70 2.65 2.85 2.90 3.10 3.15 3.35 3.00 3.05 3.30 3.45 3.45 2.65 2.90 3.30 2.50 3.05 3.45 2.65 3.05 2.50 2.70 2.90 3.10 2.90 3.05 3.30 2.50 2.65 2.50 2.70 3.10 3.30 3.50 2.25 2.55
Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan
0.66 0.31 0.31 0.00 0.00 0.17 0.07 0.02 0.10 0.00 0.11 0.34 0.02 0.21 0.06 0.04 0.00 0.08 0.05 0.01 0.06 0.00 0.05 0.13 0.15 0.02 0.10 0.21 0.21 0.39 0.39 0.02 0.02 0.20 0.20 0.02 0.02 0.10 0.01 0.12 0.01 0.21 0.09 0.25 0.11 0.00 0.17 0.06 0.00 0.00 0.89 0.89 0.03 0.03 0.02 0.00 0.03 0.00 0.00 0.40 0.40 0.20 0.27 0.01 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0 0 0 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29
Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cimayang Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 2
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH HUTAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI
HUTAN
7634 7634 7634 677 677 3777 3777 3777 3411 7634 3411 3411 7634 7634 7634 7634 7634 677 677 677 3777 3777 3777 3777 86 86 7634 7634 677 677 3777 3777 7634 7634 7634 677 677 677 3777 3777 3777 86 7634 7634 7634 677 677 3777 3777 3777 7634 7634 7634 677 677 677 3777 3777 3777 86 86 86 86 0 0 3411
3 3 3 4 4 5 5 5 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 1 1 3 3 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 5 5 5 1 3 3 3 4 4 5 5 5 3 3 3 4 4 4 5 5 5 1 1 1 1 0 0 2
3 4 4 3 4 3 4 4
Alluvial Andosol Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Andosol
4 14 3 3 4 14 14 3 14 14 3 3 14 14 3 14 11 11 11 11 11 11 3 11 4 3 11 4 3 11 4 11 3 11 4 11 4 3 11 4 3 11 4 3 11 4 3 11 4 11 4 11 4 11 4 3
Andosol Litosol Alluvial Alluvial Andosol Litosol Litosol Alluvial Litosol Litosol Alluvial Alluvial Litosol Litosol Alluvial Litosol Mediteran Mediteran Mediteran Mediteran Mediteran Mediteran Alluvial Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Andosol Mediteran Alluvial Mediteran Andosol Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Andosol Mediteran Andosol Mediteran Andosol Mediteran Andosol Alluvial
3553 4028 4028 3553 4028 3553 4028 4028 0 0 4028 4114 3553 3553 4028 4114 4114 3553 4114 4114 3553 3553 4114 4114 3553 4114 1108 1108 1108 1108 1108 1108 3553 1108 4028 3553 1108 4028 3553 1108 4028 1108 3553 1108 4028 1108 4028 3553 1108 4028 3553 1108 4028 3553 1108 4028 3553 1108 4028 1108 4028 1108 4028 1108 4028 3553
30049640 19308767 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 19308767 0 0 19308767 41142287 30049640 30049640 19308767 41142287 41142287 30049640 41142287 41142287 30049640 30049640 41142287 41142287 30049640 41142287 1085654 1085654 1085654 1085654 1085654 1085654 30049640 1085654 19308767 30049640 1085654 19308767 30049640 1085654 19308767 1085654 30049640 1085654 19308767 1085654 19308767 30049640 1085654 19308767 30049640 1085654 19308767 30049640 1085654 19308767 30049640 1085654 19308767 1085654 19308767 1085654 19308767 1085654 19308767 30049640
1 3 3 1 3 1 3 3 0 0 3 4 1 1 3 4 4 1 4 4 1 1 4 4 1 4 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 1 2 3 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 3 2 3 2 3 1
8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 0-8% 8-15% 0-8% 8-15% 0-8% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15%
8-15% 8-15% 8-15% 8-15%
6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 47.26 6500.98 47.26 6500.98 47.26 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 0.00 0.00 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 0.00
2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0
2.75 3.05 3.30 2.95 3.50 3.15 3.45 3.70 2.75 2.95 3.20 3.35 2.85 3.10 3.40 3.30 3.55 3.05 3.50 3.75 3.25 3.50 3.70 3.95 2.45 2.90 2.75 3.00 2.95 3.20 3.15 3.40 2.85 3.00 3.15 3.05 3.20 3.35 3.25 3.40 3.55 2.60 2.85 3.00 3.15 3.20 3.35 3.25 3.40 3.55 2.85 3.00 3.15 3.05 3.20 3.35 3.25 3.40 3.55 2.10 2.25 2.60 2.75 2.40 2.55 2.15
Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan
0.41 0.03 0.28 0.00 0.01 0.11 0.03 0.02 0.14 0.14 24.70 11.24 150.61 74.31 26.34 233.47 400.26 40.82 11.85 0.03 341.76 12.63 160.37 22.48 9.45 13.86 3.99 13.94 2.69 25.01 35.45 80.56 7.79 27.51 1.67 25.38 43.10 0.21 102.32 102.09 5.18 0.33 0.17 98.30 4.23 28.44 0.51 0.12 123.90 2.82 10.16 4.71 113.97 31.50 4.78 51.72 148.04 30.25 185.48 0.00 0.00 0.14 0.41 0.00 0.00 0.11
290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29
Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Pasarean Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI
PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI SUNGAI
7634 7634 7634 7634 7634 7634 677 677 677 677 3777 3777 3777 3777 86 7634 7634 677 677 3777 3777 86 86 7634 7634 7634 7634 7634 677 677 677 3777 3777 3777 86 86 0 0 7634 7634 677 677 3777 3777 86 7634 7634 677 677 3777 3777 86 86 7634 7634 7634 7634 677 677 3777 3777 3777 3777 86 86 86
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 1 3 3 4 4 5 5 1 1 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 1 1 0 0 3 3 4 4 5 5 1 3 3 4 4 5 5 1 1 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5 1 1 1
3 3 3 4 4 14 3 3 4 4 3 3 4 4 4 11 4 11 4 11 4 11 4 3 3 4 4 14 3 4 4 3 4 4 3 4 4 14 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 14 14 3 3 3 3 14 14 3 14 14
Alluvial Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol Alluvial Alluvial Andosol Andosol Alluvial Alluvial Andosol Andosol Andosol Mediteran Andosol Mediteran Andosol Mediteran Andosol Mediteran Andosol Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol Alluvial Andosol Andosol Alluvial Andosol Andosol Alluvial Andosol Andosol Litosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Alluvial Litosol Litosol Alluvial Alluvial Alluvial Alluvial Litosol Litosol Alluvial Litosol Litosol
3553 3553 3553 4028 4028 4114 3553 3553 4028 4028 3553 3553 4028 4028 4028 1108 4028 1108 4028 1108 4028 1108 4028 3553 3553 4028 4028 4114 3553 4028 4028 3553 4028 4028 3553 4028 4028 4114 3553 4028 3553 4028 3553 4028 4028 3553 4028 3553 4028 3553 4028 3553 4028 3553 3553 4114 4114 3553 3553 3553 3553 4114 4114 3553 4114 4114
30049640 30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 30049640 30049640 19308767 19308767 30049640 30049640 19308767 19308767 19308767 1085654 19308767 1085654 19308767 1085654 19308767 1085654 19308767 30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 30049640 19308767 19308767 30049640 19308767 19308767 30049640 19308767 19308767 41142287 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 30049640 41142287 41142287 30049640 30049640 30049640 30049640 41142287 41142287 30049640 41142287 41142287
1 1 1 3 3 4 1 1 3 3 1 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 1 3 3 4 1 3 3 1 3 3 1 3 3 4 1 3 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 1 4 4 1 1 1 1 4 4 1 4 4
8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25%
0.00 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71
0 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3
2.35 2.85 3.10 3.15 3.40 3.55 3.05 3.30 3.35 3.60 3.25 3.50 3.55 3.80 2.75 3.00 3.15 3.20 3.35 3.40 3.55 2.60 2.75 2.85 3.10 3.15 3.40 3.55 3.05 3.35 3.60 3.25 3.55 3.80 2.45 2.75 2.80 2.95 2.85 3.15 3.05 3.35 3.25 3.55 2.75 2.85 3.15 3.05 3.35 3.25 3.55 2.45 2.75 2.85 3.10 3.30 3.55 3.05 3.30 3.25 3.50 3.70 3.95 2.45 2.90 3.15
Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan
0.11 19.76 58.92 47.51 15.95 11.75 10.06 3.14 11.25 0.46 35.90 2.49 47.68 0.04 0.22 53.70 15.19 35.44 9.54 134.56 67.84 3.37 3.26 22.70 11.66 139.62 102.35 12.16 18.50 45.62 0.67 98.55 215.36 0.01 5.63 5.54 0.06 0.06 0.00 70.45 0.79 26.57 0.99 205.04 5.66 31.65 24.74 29.14 6.21 147.41 40.17 1.49 2.43 65.48 7.36 6.47 25.87 36.05 1.56 235.92 38.85 0.52 15.18 0.10 0.61 0.06
290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29
Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI SUNGAI
HUTAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI SUNGAI HUTAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH
7634 7634 7634 677 677 677 3777 3777 3777 86 86 86 7634 7634 7634 7634 7634 7634 677 677 677 677 677 3777 3777 3777 86 86 86 0 0 0 0 0 0 3411 3411 3411 7634 7634 7634 7634 677 3777 3777 3777 3777 86 86 86 3411 3411 3411 7634 7634 7634 7634 7634 7634 7634 7634 677 677 677 677 3777
3 3 3 4 4 4 5 5 5 1 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 1 1 1 0 0 0 0 0 0 2 2 2 3 3 3 3 4 5 5 5 5 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5
3 11 4 3 11 4 3 11 4 3 11 4 3 3 4 4 14 14 3 3 4 14 14 3 4 14 3 14 14 3 11 3 4 3 4 4 4 14 4 4 14 14 4 4 4 14 14 4 4 14 3 4 4 3 4 3 3 4 4 14 14 3 4 4 14 3
Alluvial Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Andosol Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol Litosol Alluvial Alluvial Andosol Litosol Litosol Alluvial Andosol Litosol Alluvial Litosol Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Andosol Alluvial Andosol Andosol Andosol Litosol Andosol Andosol Litosol Litosol Andosol Andosol Andosol Litosol Litosol Andosol Andosol Litosol Alluvial Andosol Andosol Alluvial Andosol Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol Litosol Alluvial Andosol Andosol Litosol Alluvial
3553 1108 4028 3553 1108 4028 3553 1108 4028 3553 1108 4028 3553 3553 4028 4028 4114 4114 3553 3553 4028 4114 4114 3553 4028 4114 3553 4114 4114 3553 1108 3553 4028 3553 4028 4028 4028 4114 4028 4028 4114 4114 4028 4028 4028 4114 4114 4028 4028 4114 3553 4028 4028 3553 4028 3553 3553 4028 4028 4114 4114 3553 4028 4028 4114 3553
30049640 1085654 19308767 30049640 1085654 19308767 30049640 1085654 19308767 30049640 1085654 19308767 30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 41142287 30049640 30049640 19308767 41142287 41142287 30049640 19308767 41142287 30049640 41142287 41142287 30049640 1085654 30049640 19308767 30049640 19308767 19308767 19308767 41142287 19308767 19308767 41142287 41142287 19308767 19308767 19308767 41142287 41142287 19308767 19308767 41142287 30049640 19308767 19308767 30049640 19308767 30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 41142287 30049640 19308767 19308767 41142287 30049640
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 1 3 3 4 4 1 1 3 4 4 1 3 4 1 4 4 1 2 1 3 1 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 1 3 3 1 3 1 1 3 3 4 4 1 3 3 4 1
8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25%
8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15%
6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 0.00 0.00 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 0 0 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2
2.85 3.00 3.15 3.05 3.20 3.35 3.25 3.40 3.55 2.45 2.60 2.75 2.85 3.10 3.15 3.40 3.30 3.55 3.05 3.30 3.35 3.50 3.75 3.25 3.55 3.70 2.45 2.90 3.15 2.25 2.40 2.25 2.55 2.50 2.80 2.95 3.20 3.35 3.15 3.40 3.30 3.55 3.60 3.55 3.80 3.70 3.95 2.75 3.00 2.90 2.90 2.95 3.20 2.35 2.65 2.85 3.10 3.15 3.40 3.30 3.55 3.05 3.35 3.60 3.50 3.25
Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan
5.63 36.26 73.54 0.40 8.26 44.01 7.66 44.20 204.04 0.86 1.01 7.56 80.13 46.59 10.86 3.51 41.03 62.35 40.44 6.43 1.26 1.80 0.12 295.37 18.98 10.45 8.43 3.31 0.86 6.29 6.29 0.03 0.03 0.02 0.02 0.27 12.66 0.85 1.95 553.51 5.77 24.11 11.42 2.03 33.26 5.53 0.50 0.99 0.02 0.71 8.75 3.03 19.83 0.01 0.01 425.81 48.48 111.56 439.84 39.48 1.19 32.62 4.42 4.64 8.17 274.17
290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 2002 2002
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl >2000 mdpl >2000 mdpl
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 4.81 4.81
Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Picung Gn. Picung Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Purwabakti Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI SUNGAI
HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH
HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
HUTAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN
3777 3777 3777 3777 3777 86 86 86 0 0 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634 7634 3777 3777 0 0 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634 7634 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 3777 3411 7634 3411 7634 7634 7634 7634 7634 0 0 3411 7634 677 7634 7634 3411 7634
5 5 5 5 5 1 1 1 0 0 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 5 5 0 0 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 5 2 3 2 3 3 3 3 3 0 0 2 3 4 3 3 2 3
3 4 4 14 14 3 4 14 3 4 4 4 14 14
4 3 4 14 14 3 14 4 14 3 3 14 14
3 14 4 14 14 14
14 14 14 14
3 4 14 14 3 4 4 4 4 3 4 14 14
Alluvial Andosol Andosol Litosol Litosol Alluvial Andosol Litosol Alluvial Andosol Andosol Andosol Litosol Litosol
Andosol Alluvial Andosol Litosol Litosol Alluvial Litosol Andosol Litosol Alluvial Alluvial Litosol Litosol
Alluvial Litosol Andosol Litosol Litosol Litosol
Litosol Litosol Litosol Litosol
Alluvial Andosol Litosol Litosol Alluvial Andosol Andosol Andosol Andosol Alluvial Andosol Litosol Litosol
3553 4028 4028 4114 4114 3553 4028 4114 3553 4028 4028 4028 4114 4114 0 0 0 0 4028 3553 4028 4114 4114 3553 4114 4028 4114 3553 3553 4114 4114 0 0 0 0 0 0 3553 4114 4028 4114 4114 4114 0 0 0 0 4114 4114 4114 4114 0 0 3553 4028 4114 4114 3553 4028 4028 4028 4028 3553 4028 4114 4114
30049640 19308767 19308767 41142287 41142287 30049640 19308767 41142287 30049640 19308767 19308767 19308767 41142287 41142287 0 0 0 0 19308767 30049640 19308767 41142287 41142287 30049640 41142287 19308767 41142287 30049640 30049640 41142287 41142287 0 0 0 0 0 0 30049640 41142287 19308767 41142287 41142287 41142287 0 0 0 0 41142287 41142287 41142287 41142287 0 0 30049640 19308767 41142287 41142287 30049640 19308767 19308767 19308767 19308767 30049640 19308767 41142287 41142287
1 3 3 4 4 1 3 4 1 3 3 3 4 4 0 0 0 0 3 1 3 4 4 1 4 3 4 1 1 4 4 0 0 0 0 0 0 1 4 3 4 4 4 0 0 0 0 4 4 4 4 0 0 1 3 4 4 1 3 3 3 3 1 3 4 4
15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15%
15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25%
15-25% 15-25% 25-40% 25-40% >40% >40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25%
15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25%
15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25%
4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 0.00 0.00 0.00 0.00 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 0.00 0.00 0.00 0.00 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 24.32 24.32 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 0.00 0.00 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 0.00 0.00 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 0.00 0.00
3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 0 0 0 0 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 0 0 0 0 3 3 4 4 5 5 3 3 3 3 0 0 3 3 4 4 3 3 0 0 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 0 0
3.50 3.55 3.80 3.70 3.95 2.45 2.75 2.90 2.25 2.55 2.55 2.75 2.70 2.90 2.85 3.05 3.10 3.30 3.30 3.20 3.50 3.65 3.90 3.60 4.05 2.90 3.05 2.25 2.45 2.70 2.90 2.85 3.05 3.10 3.30 3.35 3.55 3.20 3.65 3.50 3.65 2.70 2.90 2.85 3.05 3.10 3.30 3.65 4.05 2.70 2.90 2.85 3.05 3.20 3.50 3.65 3.90 2.60 2.90 3.30 3.50 3.70 3.20 3.50 2.80 3.00
Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan
0.69 59.16 19.57 42.92 0.02 2.04 0.20 1.08 0.10 0.10 2.22 2.22 1.65 1.65 0.05 0.05 0.17 0.17 5.42 12.21 2.27 171.46 14.49 0.24 0.32 0.08 0.08 0.56 0.56 2.28 2.28 1.75 1.75 1.99 1.99 0.33 0.33 5.65 7.17 12.79 7.38 4.40 4.40 0.40 0.40 0.42 0.42 33.50 1.71 1.61 1.61 1.56 1.56 14.83 3.20 42.05 9.09 0.02 0.02 36.46 14.79 0.06 2.17 2.39 0.22 0.22
2002 2002 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290
>2000 mdpl >2000 mdpl
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl
3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.81 4.81 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29
Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Cibening Cibening Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Ciasihan Ciasihan Gn. Sari Gn. Sari Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Cibening Gn. Menyan Gn. Menyan Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 1 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
HUTAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH PERKEBUNAN SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH PERMUKIMAN SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
3411 7634 3411 3411 7634 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3777 3777 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634 3777 3777 3777 3777 7634 3777 7634 7634 677 677 3777 3777 677 3777 7634 7634 677 677 3777 3777 3777 3777 3411 7634 3411 7634 7634 3777 3411 7634 7634 7634
2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 5 5 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 5 5 5 5 3 5 3 3 4 4 5 5 4 5 3 3 4 4 5 5 5 5 2 3 2 3 3 5 2 3 3 3
4 14 4 14 4 4 14 14 14 14 3 11 3 3 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 3 3 4 4 14 14 4 14 3 11 3 14 4 4 3 11 3 11 3 11 11 11 3 11 11 4 3 11 11 4 3 3 14 14 4 4 4 4 3 4
Andosol Litosol Andosol Litosol Andosol Andosol Litosol Litosol Litosol Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Alluvial Litosol Litosol Litosol Litosol Litosol Litosol Litosol Litosol Litosol Litosol Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol Litosol Andosol Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Litosol Andosol Andosol Alluvial Mediteran Alluvial Mediteran Alluvial Mediteran Mediteran Mediteran Alluvial Mediteran Mediteran Andosol Alluvial Mediteran Mediteran Andosol Alluvial Alluvial Litosol Litosol Andosol Andosol Andosol Andosol Alluvial Andosol
0 0 4028 4114 4028 4114 4028 4028 4114 4114 4114 4114 3553 1108 3553 3553 4114 4114 4114 4114 4114 4114 4114 4114 4114 4114 3553 3553 4028 4028 4114 4114 4028 4114 3553 1108 3553 4114 4028 4028 3553 1108 3553 1108 3553 1108 1108 1108 3553 1108 1108 4028 3553 1108 1108 4028 3553 3553 4114 4114 4028 4028 4028 4028 3553 4028
0 0 19308767 41142287 19308767 41142287 19308767 19308767 41142287 41142287 41142287 41142287 30049640 1085654 30049640 30049640 41142287 41142287 41142287 41142287 41142287 41142287 41142287 41142287 41142287 41142287 30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 41142287 19308767 41142287 30049640 1085654 30049640 41142287 19308767 19308767 30049640 1085654 30049640 1085654 30049640 1085654 1085654 1085654 30049640 1085654 1085654 19308767 30049640 1085654 1085654 19308767 30049640 30049640 41142287 41142287 19308767 19308767 19308767 19308767 30049640 19308767
0 0 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 3 4 4 3 4 1 2 1 4 3 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 3 1 1 4 4 3 3 3 3 1 3
>40% >40%
15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% >40% >40% 25-40% 25-40% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15%
24.32 24.32 0.00 0.00 0.00 0.00 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 24.32 24.32 1342.17 1342.17 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98
5 5 0 0 0 0 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2
3.45 3.65 2.35 2.50 2.55 2.70 3.10 3.30 3.25 3.45 3.50 3.70 3.15 3.30 2.80 3.00 3.25 3.45 3.50 3.70 3.75 3.95 3.50 3.70 3.50 3.70 2.90 3.10 3.20 3.40 3.35 3.55 3.40 3.55 3.25 3.40 3.50 3.95 3.15 3.55 2.85 3.00 3.05 3.20 3.25 3.40 3.20 3.40 2.85 3.00 3.20 3.35 3.25 3.40 3.40 3.55 2.90 3.10 3.35 3.55 3.15 3.55 3.20 3.40 2.85 3.15
Rawan Sangat Rawan Kurang Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan
0.10 0.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.39 0.39 0.18 0.18 0.30 0.30 0.01 0.01 0.14 0.14 0.00 0.00 0.20 0.20 0.50 0.50 1.00 1.00 0.30 0.30 0.66 0.66 247.69 247.69 79.09 79.09 0.04 0.04 7.92 7.92 0.03 0.03 0.00 0.00 0.03 0.03 0.03 0.03 0.31 0.31 1.72 1.72 0.02 0.02 0.01 0.01 0.57 0.57 0.06 0.06 4.75 4.75 0.13 0.13 0.00 0.00 1.27 1.27 0.07 0.07
290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29
Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Wetan Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Cibitung Kulon Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Pamijahan Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH
7634 7634 7634 7634 677 677 677 677 3777 3777 3777 3777 86 86 677 677 3777 3777 7634 7634 677 677 3777 3777 86 86 3411 7634 7634 7634 7634 7634 7634 7634 677 677 3777 3777 3777 3777 86 86 7634 7634 3777 3777 86 86 3411 7634 7634 7634 7634 7634 7634 7634 7634 7634 677 677 677 677 3777 3777 3777 3777
3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 1 1 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5 1 1 3 3 5 5 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5
3 4 4 14 3 11 3 4 3 11 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 14 14 3 11 3 14 3 14 3 11 3 11 3 14 3 11 3 4 3 4 3 4 14 14 3 11 3 4 3 4 3 14 3 11 3 4 3 11 3 4
Alluvial Andosol Andosol Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Andosol Alluvial Mediteran Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Litosol Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Litosol Alluvial Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Mediteran Alluvial Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Litosol Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Andosol Alluvial Mediteran Alluvial Andosol
3553 4028 4028 4114 3553 1108 3553 4028 3553 1108 3553 4028 3553 4028 3553 4028 3553 4028 3553 4028 3553 4028 3553 4028 3553 4028 4114 4114 3553 1108 3553 4114 3553 4114 3553 1108 3553 1108 3553 4114 3553 1108 3553 4028 3553 4028 3553 4028 4114 4114 3553 1108 3553 4028 3553 4028 3553 4114 3553 1108 3553 4028 3553 1108 3553 4028
30049640 19308767 19308767 41142287 30049640 1085654 30049640 19308767 30049640 1085654 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 41142287 41142287 30049640 1085654 30049640 41142287 30049640 41142287 30049640 1085654 30049640 1085654 30049640 41142287 30049640 1085654 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 41142287 41142287 30049640 1085654 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 41142287 30049640 1085654 30049640 19308767 30049640 1085654 30049640 19308767
1 3 3 4 1 2 1 3 1 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 4 4 1 2 1 4 1 4 1 2 1 2 1 4 1 2 1 3 1 3 1 3 4 4 1 2 1 3 1 3 1 4 1 2 1 3 1 2 1 3
15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15%
4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3.10 3.40 3.40 3.55 3.05 3.20 3.05 3.35 3.25 3.40 3.25 3.55 2.45 2.75 3.05 3.35 3.25 3.55 2.85 3.15 3.05 3.35 3.25 3.55 2.45 2.75 3.35 3.55 2.85 3.00 2.85 3.30 3.10 3.55 3.05 3.20 3.25 3.40 3.50 3.95 2.45 2.60 2.85 3.15 3.25 3.55 2.45 2.75 3.35 3.55 2.85 3.00 2.85 3.15 3.10 3.40 2.85 3.30 3.05 3.20 3.05 3.35 3.25 3.40 3.25 3.55
Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan
0.24 0.24 0.02 0.02 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.41 0.41 0.02 0.02 0.01 0.01 0.09 0.09 0.09 0.09 0.10 0.10 0.43 0.43 0.01 0.01 0.73 0.73 12.86 12.86 0.00 0.00 0.05 0.05 3.36 3.36 42.90 42.90 0.28 0.28 0.19 0.19 0.04 0.04 0.32 0.32 0.01 0.01 22.63 22.63 11.79 11.79 0.12 0.12 0.17 0.17 0.21 0.21 2.44 2.44 0.01 0.01 32.21 32.21 0.49 0.49
290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 290 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001
0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83
Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Cibunian Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN SAWAH SAWAH SUNGAI SUNGAI HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
3777 3777 86 86 86 86 3411 7634 3411 7634 3411 3411 7634 7634 7634 7634 3777 3777 86 86 3411 3411 7634 7634 7634 7634 7634 7634 7634 7634 677 677 3777 3777 3777 3777 3777 3777 3411 7634 3411 7634 3411 3411 7634 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634
5 5 1 1 1 1 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 5 5 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3
3 14 3 11 3 14 4 4 14 14 4 14 4 14 4 14 4 14 4 14 3 4 3 4 3 4 4 14 4 14 3 4 3 4 3 4 4 14 3 3 3 3 4 14 4 14 4 4 14 14 14 14 3 14 3 3 3 3 14 14 14 14 14 14 3 14
Alluvial Litosol Alluvial Mediteran Alluvial Litosol Andosol Andosol Litosol Litosol Andosol Litosol Andosol Litosol Andosol Litosol Andosol Litosol Andosol Litosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Andosol Litosol Andosol Litosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Andosol Litosol Alluvial Alluvial Alluvial Alluvial Andosol Litosol Andosol Litosol Andosol Andosol Litosol Litosol Litosol Litosol Alluvial Litosol Alluvial Alluvial Alluvial Alluvial Litosol Litosol Litosol Litosol Litosol Litosol Alluvial Litosol
3553 4114 3553 1108 3553 4114 4028 4028 4114 4114 4028 4114 4028 4114 4028 4114 4028 4114 4028 4114 3553 4028 3553 4028 3553 4028 4028 4114 4028 4114 3553 4028 3553 4028 3553 4028 4028 4114 3553 3553 3553 3553 4028 4114 4028 4114 4028 4028 4114 4114 4114 4114 3553 4114 3553 3553 3553 3553 4114 4114 4114 4114 4114 4114 3553 4114
30049640 41142287 30049640 1085654 30049640 41142287 19308767 19308767 41142287 41142287 19308767 41142287 19308767 41142287 19308767 41142287 19308767 41142287 19308767 41142287 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 19308767 41142287 19308767 41142287 30049640 19308767 30049640 19308767 30049640 19308767 19308767 41142287 30049640 30049640 30049640 30049640 19308767 41142287 19308767 41142287 19308767 19308767 41142287 41142287 41142287 41142287 30049640 41142287 30049640 30049640 30049640 30049640 41142287 41142287 41142287 41142287 41142287 41142287 30049640 41142287
1 4 1 2 1 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 1 3 1 3 1 3 3 4 3 4 1 3 1 3 1 3 3 4 1 1 1 1 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4
8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 8-15% 8-15% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40%
15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% >40% >40% 15-25% 15-25%
6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 6500.98 6500.98 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 0.00 0.00 0.00 0.00 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 24.32 24.32 4761.71 4761.71
2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4 0 0 0 0 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 5 5 3 3
3.25 3.70 2.45 2.60 2.45 2.90 3.20 3.40 3.35 3.55 3.20 3.35 3.15 3.30 3.40 3.55 3.55 3.70 2.75 2.90 2.90 3.20 2.85 3.15 3.10 3.40 3.15 3.30 3.40 3.55 3.05 3.35 3.25 3.55 3.50 3.80 3.55 3.70 3.00 3.20 3.25 3.45 2.55 2.70 2.75 2.90 3.30 3.50 3.45 3.65 3.70 3.90 3.20 3.65 3.00 3.20 3.25 3.45 3.45 3.65 3.70 3.90 3.95 4.15 3.20 3.65
Rawan Sangat Rawan Kurang Rawan Rawan Kurang Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan
0.05 0.05 2.31 2.31 0.09 0.09 21.00 21.00 0.19 0.19 0.19 0.19 0.01 0.01 0.52 0.52 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.05 0.98 0.98 0.54 0.54 0.00 0.00 0.00 0.00 0.15 0.15 0.84 0.84 0.01 0.01 0.01 0.01 12.18 12.18 4.25 4.25 0.08 0.08 0.08 0.08 219.11 219.11 449.85 449.85 237.34 237.34 0.05 0.05 51.66 51.66 6.17 6.17 53.35 53.35 277.21 277.21 16.47 16.47 0.01 0.01
1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 2002 2002 290 290 290 290 290 290 290 290 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001
1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl >2000 mdpl >2000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 0-1000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 4.81 4.81 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 9344.29 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83
Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Purwabakti Purwabakti Cibunian Cibunian Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Purwabakti Purwabakti Purwabakti Purwabakti Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Ciasmara Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Bunder 2 Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung Gn. Picung
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 3411 7634 7634 7634 3411 7634 7634 7634 3411 7634 3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634
2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3
3 3 4 4 14 14 14 14 4 14 3 3 3 3 14 14 14 14 3 3 4 4 14 14 14 14 3 4 4 4 3 4 14 14 4 14 4 14 4 14 4 14 3 14 3 14 4 14 4 14 3 14 3 14 3 14 3 14 3 4 3 4 4 14 4 14
Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol Litosol Litosol Litosol Andosol Litosol Alluvial Alluvial Alluvial Alluvial Litosol Litosol Litosol Litosol Alluvial Alluvial Andosol Andosol Litosol Litosol Litosol Litosol Alluvial Andosol Andosol Andosol Alluvial Andosol Litosol Litosol Andosol Litosol Andosol Litosol Andosol Litosol Andosol Litosol Alluvial Litosol Alluvial Litosol Andosol Litosol Andosol Litosol Alluvial Litosol Alluvial Litosol Alluvial Litosol Alluvial Litosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Andosol Litosol Andosol Litosol
3553 3553 4028 4028 4114 4114 4114 4114 4028 4114 3553 3553 3553 3553 4114 4114 4114 4114 3553 3553 4028 4028 4114 4114 4114 4114 3553 4028 4028 4028 3553 4028 4114 4114 4028 4114 4028 4114 4028 4114 4028 4114 3553 4114 3553 4114 4028 4114 4028 4114 3553 4114 3553 4114 3553 4114 3553 4114 3553 4028 3553 4028 4028 4114 4028 4114
30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 41142287 41142287 41142287 19308767 41142287 30049640 30049640 30049640 30049640 41142287 41142287 41142287 41142287 30049640 30049640 19308767 19308767 41142287 41142287 41142287 41142287 30049640 19308767 19308767 19308767 30049640 19308767 41142287 41142287 19308767 41142287 19308767 41142287 19308767 41142287 19308767 41142287 30049640 41142287 30049640 41142287 19308767 41142287 19308767 41142287 30049640 41142287 30049640 41142287 30049640 41142287 30049640 41142287 30049640 19308767 30049640 19308767 19308767 41142287 19308767 41142287
1 1 3 3 4 4 4 4 3 4 1 1 1 1 4 4 4 4 1 1 3 3 4 4 4 4 1 3 3 3 1 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 1 4 1 4 3 4 3 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1 3 1 3 3 4 3 4
15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% >40% >40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25%
4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 24.32 24.32 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3.00 3.20 3.30 3.50 3.45 3.65 3.70 3.90 3.50 3.65 3.00 3.20 3.25 3.45 3.45 3.65 3.70 3.90 3.00 3.20 3.30 3.50 3.45 3.65 3.70 3.90 3.20 3.50 3.30 3.50 3.20 3.50 4.05 4.25 3.20 3.35 3.40 3.55 3.20 3.35 3.40 3.55 3.00 3.45 3.20 3.65 3.30 3.45 3.50 3.65 3.00 3.45 3.20 3.65 3.25 3.70 3.45 3.90 3.00 3.30 3.20 3.50 3.30 3.45 3.50 3.65
Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan
0.54 0.54 21.60 21.60 43.19 43.19 1.77 1.77 0.02 0.02 31.70 31.70 6.53 6.53 115.09 115.09 429.79 429.79 46.74 46.74 11.65 11.65 499.67 499.67 326.60 326.60 0.12 0.12 2.19 2.19 0.01 0.01 4.15 4.15 2.50 2.50 2.50 2.50 0.05 0.05 0.05 0.05 0.22 0.22 0.22 0.22 3.58 3.58 3.58 3.58 0.02 0.02 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.10 0.10 0.10 0.10 0.34 0.34 0.34 0.34
1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001 1001
1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl 1000-2000 mdpl
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83 3332.83
Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Ciasihan Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari Gn. Sari
363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166 363.166
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN HUTAN HUTAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634 3411 3411 7634 7634
2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3
3 14 3 14 3 14 3 14 3 4 3 4 4 14 4 14
Alluvial Litosol Alluvial Litosol Alluvial Litosol Alluvial Litosol Alluvial Andosol Alluvial Andosol Andosol Litosol Andosol Litosol
3553 4114 3553 4114 3553 4114 3553 4114 3553 4028 3553 4028 4028 4114 4028 4114
30049640 41142287 30049640 41142287 30049640 41142287 30049640 41142287 30049640 19308767 30049640 19308767 19308767 41142287 19308767 41142287
1 4 1 4 1 4 1 4 1 3 1 3 3 4 3 4
15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 25-40% 25-40% 25-40% 25-40% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25% 15-25%
4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 1342.17 1342.17 1342.17 1342.17 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71 4761.71
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3.00 3.45 3.20 3.65 3.25 3.70 3.45 3.90 3.00 3.30 3.20 3.50 3.30 3.45 3.50 3.65
Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Sangat Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Sangat Rawan
0.36 0.36 0.36 0.36 0.06 0.06 0.06 0.06 0.28 0.28 0.28 0.28 0.08 0.08 0.08 0.08
DOKUMENTASI
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 7 April 1994. Penulis merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak H. Supriatna, S.Ag dan Ibu Hj. Siti Maryam (Almh). Pendidikan penulis dimulai dari Pendidikan Dasar yang diselesaikan pada tahun 2006 di MI Mathlaul Anwar Sibanteng Bogor, Sekolah Menengah Pertama diselesaikan pada tahun 2009 di MTsN 2 Bogor dan Sekolah Menengah Atas dilaksanakan di SMAN 1 Leuwiliang Bogor yang diselesaikan tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur Mandiri dan terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan memilih Konsentrasi Geografi pada tahun 2013. sejak SMA, penulis aktif dalam organisasi dibawah naungan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bogor, yaitu menjadi anggota PASKIBRAKA tingkat Kabupaten Bogor tahun 2010 sebagai pembawa baki bendera. Selama kuliah, penulis mengikuti kontes foto model dan pernah menjadi juara I pada Contest Hijabers Indonesia tahun 2014.