Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA BUDHA DI DESA SELOREJO KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
OLEH : SUMIATI NPM: 14.1.01.02.0070P
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2016
SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 1 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 3 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI TENTANG KOMUNITAS AGAMA BUDHA DI DESA SELOREJO KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG SUMIATI NPM 14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi Sejarah Email :
[email protected] Drs.Yatmin,M.Pd¹ dan Drs. Agus Budianto,M.Pd² UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ajaran agama Budha Dharma yang berada di Desa Selorejo, Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung yang berhasil mempertahankan Agama Budha di tengah-tengah agama lain yang jauh lebih banyak penganutnya, karena mereka percaya harus mempertahankan Budha Dharma yang merupakan warisan dari leluhur mereka. Komunitas agama Budha di desa Selorejo ini memiliki keunikan tersendiri karena berada ditengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam. Meskipun begitu aktivitas maupun kegiatan sehari-hari komunitas ini tidak ubahnya dengan masyarakat lain, saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaannya masing-masing. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana sejarah masuknya agama Budha di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung? 2) Apa saja upacara keagamaan yang dilakukan oleh komunitas agama Budha di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung? 3)Bagaimana pengamalan ajaran Budha dalam kehidupan sehari-hari? 4) Bagaimana bentuk-bentuk hubungan dan kerjasama dengan umat lain? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian historis (sejarah) dan sosiologi dengan lokasi penelitian di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Sedangkan obyek penelitian ini adalah komunitas agama Budha yang berada di desa Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa komonitas agama Budha di desa Selorejo kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung sangat menjaga nilai-nilai yang diajarkan oleh sang Budha. Nilai yang dicerminkan oleh masyarakat yang beragama Buddha di Desa Selorejo adalah nilai kesederhanaan hidup, etika menghargai alam dan saling toleransi antar sesama umat beragama Kata kunci : komunitas, agama Budha
SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 4 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mereka. Komunitas agama Budha di desa
I. LATAR BELAKANG Di
Indonesia banyak sekali agama
Selorejo ini memiliki keunikan tersendiri
yang berkembang yaitu Islam, Kristen,
karena berada ditengah-tengah masyarakat
Khatolik, juga
Hindu,
agama
Budha,
Konghuchu,
yang mayoritas beragama Islam. Meskipun
tradisional
lain yang
begitu aktivitas maupun kegiatan sehari-
menjadi
minoritas.
hari komunitas ini tidak ubahnya dengan
Islam
menduduki
masyarakat lain, saling menghormati dan
jumlah
menghargai agama dan kepercayaannya
sekarang
ini
Walaupun
agama
peringkat
pertama
untuk
penganutnya, tetapi agama-agama yang
masing-masing.
lain dapat tumbuh dengan penuh toleransi.
Dari latar belakang tersebut di atas
Agama Buddha termasuk minoritas di
maka peneliti tertarik untuk mengadakan
Indonesia, tetapi agama ini mempunyai
penelitian tentang komunitas agama Budha
latar
di Desa Selorejo Kecamatan Ngunut
sejarah
kejayaan Wijaya
di
yang era
dan
Indonesia.
mencapai
masa
menyebar Dalam
masa
kerajaan ke
Agama
Sri
Kabupaten Tulungagung.
seluruh Buddha
II. METODE
terdapat 200 lebih sekte di dunia dan di Indonesia terdapat Theravada, Tridharma,
9 sekte antara lain
Mahayana, Maitreya,
Tantrayana,
dalam penelitian ini adalah
penelitian
historis (sejarah) dan sosiologi. Penelitian
Satya
sejarah adalah seperangkat aturan dan
Budhagama, Budhayana dan Tradisional.
prinsip sistematis untuk mengumpulkan
Ajaran
dalam agama Budha tersebut
sejarah-sejarah secara efektif, menilainya
tersebut memberikan pengaruh terhadap
secara kritis, dan mengajukan sintesa dari
masyarakat
hasil-hasil
di
Nichiren,
Jenis penelitian yang digunakan
sekitarnya,
yang
yang
dicapai.
(Gilbert
J.
mencakup aspek sosial , aspek budaya dan
Garraghn (dalam Abdurrahman, 2011:
aspek agama.
103))
Ajaran Budha Dharma yang berada
Sedangkan penelitian sosiologi adalah
di Desa Selorejo, Kecamatan Ngunut
suatu landasan kajian studi atau penelitian
Kabupaten Tulungagung telah
untuk mempelajari hidup bersama dalam
mempertahankan
Agama
berhasil
Budha
di
masyarakat baik itu persamaan.
tengah-tengah agama lain yang jauh lebih
Sumber data dalam penelitian ini
banyak penganutnya ,dan mereka percaya
adalah : 1) Pustaka, yang ada kaitannya
harus mempertahankan Budha Dharma
dengan
yang merupakan warisan dari leluhur
perkembangan agama Buddha dan merujuk
SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
masalah
yang
akan
ditulis
simki.unpkediri.ac.id || 5 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pada penelitian. 2) Sumber lisan yaitu berdasarkan
hasil
wawancara
informan (narasumber)
dengan
yaitu
dengan
Kepala Desa, pengurus wihara, warga masyarakat yang memeluk agama Buddha, dan juga warga masyarakat non Buddha yang penentuannya
dilakukan
dengan
selektif. 3) Lapangan (observasi)
yaitu
a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Pandansari b. Sebelah timur berbatasan dengan desa Kacangan c. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Samir d. Sebelah barat berbatasan dengan desa Balesono
dilakukan secara non formal dengan cara
Desa Selorejo memiliki luas wilayah
mengunjungi langsung objek penelitian
141.20 hektar (Profil Desa Selorejo Tahun
guna melakukan pengamatan, hal ini
2013). Desa Selorejo terdiri dari satu
ditempuh
hasil
dusun dan dibagi menjadi 6 RW dan 12 RT
prosedur
dengan jumlah penduduk sebanyak 2.357
untuk
wawancara.
mendukung
Sedangkan
pengumpulan data menggunakan teknik
jiwa.
observasi, teknik wawancara dan teknik
Sejarah Agama Budha di Desa Selorejo
dokumentasi.
Agama Budha Jawi Wisnu masuk di
Pengolahan data menggunakan dua
desa Selorejo tahun 1967 oleh Suteni,
data yaitu data primer dan data sekunder.
Kepala Pusat Budha Jawi Wisnu dari
Data primer didapat langsung dari hasil
Tulungagung. Perkembangan umat Budha
wawancara
Jawi Wisnu tersebar di berbagai desa
dan observasi di lapangan.
Data sekunder diperoleh dari catatan atau
selain
dokumen yang
desa
Salakkembang dan Kalidawir. Tokoh-
maupun instansi diatasnya. Pengumpulan
tokoh pemeluk agama Budha Jawi Wisnu
data primer diperoleh melalui serangkaian
antara lain adalah Sarwono (Sekretaris
wawancara dengan daftar pertanyaan bebas
Desa
menggunakan pedoman wawancara.
Notosiswoyo, Tarmijan Siswo Pranoto,
ada
di
tingkat
Selorejo
Selorejo),.
seperti
Sapari,
Samir,
Soemardji
Mursalim, Kasim dan Sunar. III. HASIL DAN KESIMPULAN
Tahun 1970 mulai masuk agama
Hasil
Budha Dharma dari Ngunut ke desa
Letak Geografis
Selorejo.
Aliran
Budha
Dharma
Desa Selorejo terletak di kecamatan
mendirikan tempat ibadah yang bernama
Ngunut kabupaten Tulungagung. Desa
Wihara Sariputta, namun pada tahun 2001
Selorejo berbatasan dengan beberapa desa,
nama wihara diganti dengan nama Sasana
yaitu :
Bakti.
SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 6 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Upacara Keagamaan Komunitas Umat
diajarkan dalam konsep Pancasila ini
Budha di Desa Selorejo
meliputi:
Umat
Budha
di
Desa
Selorejo
a. Ora keno nganiyoyo lan mateni liyan
melakukan ibadah setiap malam Minggu
(tidak
dan malam Rabu dimulai pukul 17.30
membunuh sesama manusia),
sampai dengan pukul 20.00 malam.
boleh
menganiyaya
atau
b. Tidak boleh mengambil atau memiliki
Selain ritual ibadah yang dilakukan
sesuatu yang bukan haknya,
setiap dua kali seminggu tersebut, pada
c. Akan melaksanakan hidup susila,
hari-hari besar agama Budha, umat Budha
d. Tidak seorang, tidak berzina, tidak
di desa Selorejo juga merayakannya.
dusta, tidak menipu atau memfitnah
Umat Budha merayakan empat hari raya yaitu Waisak pada tanggal 15 purnama sidi, Asada setiap bulan Juli, Katina
setiap
bulan
Oktober,
dan
Megapuja. Pengalaman
yang lain, e. Harus berkata benar dan menjauhi percakapan yang tidak berguna. Umat Buddha juga harus menerapkan dan tidak boleh melanggar janji agar
Ajaran
Budha
dalam
menjauhi perbuatan yang terlarang sebagai berikut :
Kehidupan Sehari-hari Umat Budha di Desa Selorejo juga mempunyai amalan-amalan ajaran Budha yang dilakukan setiap hari. Menurut Bapak
a. Tidak
akan
membunuh
atau
mengambil
atau
menganiaya b. Tidak
akan
Sutiono umat Budha melakukan puja bakti
mengambil
setiap dua kali sehari yaitu ketika akan
yang bukan haknya,
tidur dan bangun tidur di rumah masing-
c. Tidak akan berzina,
masing. Kalau ingin tidur didahului dengan
d. Tidak berdusta
meditasi, membaca parita-parita, seperti
e. Menjauhi minuman keras, makanan
Wandana,
Tisarana,
Pancasila,
Budhanusati, Damanusati, dan lain-lain
yang
atau
memiliki
memabukkan
atau
sesuatu
merusak
kesadaran,
kemudian ditutup dengan membaca Pareta,
f. Tidak akan makan diatas jam 12
Etawata. Meditasi adalah menenangkan
g. Tidak
menyanyi,
menari,
bermain
melihat
pertunjukan,
pikiran pada satu obyek yaitu untuk
musik,
pernapasan.
memakai wangi-wangian perhiasan dan
Dalam konsep kehidupan sehari-hari umat
Buddha
menerapkan
yang
tidak
sebagainya, h. Tidak akan memakai tempat tidur yang tinggi dan mewah
SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 7 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dan
terciptanya suasana yang damai dalam
Kerjasama Komunitas Agama Budha di
bermasayarakat, menciptakan rasa aman
Desa Selorejo dengan Umat Lain
bagi penganut agama minoritas dalam
Bentuk-bentuk
Hubungan
Bentuk-bentuk
hubungan
dan
melaksanakan ibadahnya masing-masing
kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat
dan meminimalisir konflik yang terjadi
desa Selorejo yang berlainan keyakinan
yang mengatasnamakan agama.
antara lain : a. Dalam pendirian tempat ibadah umat Budha dengan umat agama lain saling membantu dan bekerja sama. b. Kalau ada kematian baik itu umat
KESIMPULAN Berdasarkan analisa
dan
penulis
paparkan
hasil
penelitian,
interpretasi
data
dalam
kajian
Budha maupun umat agama lain saling
“Komunitas
menghormati, datang dan ikut berbela
Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten
sungkawa
Tulungagung” dapat disimpulkan sebagai
c. Pada mereka
hari-hari
besar
saling
keagamaan
anjangsana
atau
silaturrahim.
dianut
menghormati dengan
Budha di Desa
berikut: 1. Komunitas agama Budha di Desa Selorejo masih sangat sederhana dalam
d. Tidak melakukan diskriminasi. e. Saling
Umat
yang
agama
cara
kehidupan yang
memberikan
dapat
sehari-hari
dilihat
dari
yang
segi
mana
pekerjaan
antara lain buruh, petani, kuli, dan
kesempatan beribadah apabila sudah
hanya
waktunya beribadah.
bekerja di instansi pemerintah seperti
f. Selalu siap membantu dalam keadaan apapun
tanpa
memandang
status
agama.
beberapa
orang
saja
yang
PNS, TNI, POLRI, Kejaksaan. 2. Komunitas Buddha Di Desa Selorejo adalah orang-orang yang memeluk
Bentuk-bentuk hubungan dan kerjasama
Agama Buddha dari turunan Agama
yang dilakukan oleh masyarakat desa
nenek moyang mereka yang dulu
Selorejo Kecamatan Ngunut Kabupaten
pemeluknya
Tulungagung merupakan bentuk toleransi
meskipun
antar umat beragama yang patut dijadikan
Mereka
contoh atau teladan dalam menjunjung
karena memegang teguh prinsip hidup
tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. Hal
kebudhaan yang diperoleh dari ajaran
ini
positif
sang Buddha. Terutama tentang Anitya
terhadap penganut agama minoritas seperti
yang artinya tidak ada yang kekal
dapat
membawa
dampak
SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
hampir kini
bertahan
satu
tinggal hingga
Desa
29 jiwa. sekarang
simki.unpkediri.ac.id || 8 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
di
dunia
ini
dan
Dukkha
yang
sumber yang cukup agar mendapat
memuat arti bahwa segala sesuatu itu
hasil
adalah menderita.
penelitian yang sejenis hendaknya
3. Konsep
hidup
masyarakat
Agama
Buddha Di Desa Selorejo ini adalah penerapan hidup yang diajarkan dalam
yang
maksimal.
menyiapkan
diri
Jika
dengan
ada
matang
sebelum melakukan penelitian. 2. Pada
masyarakat
desa
Selorejo
konsep Pancasila yang pertama dan
khususnya
Ajaran
hendaknya melakukan lebih banyak
Theravada didasarkan pada
Agama
Buddha
apa yang dikatakan Sang Buddha
aktivitas keagamaan supaya
kepada murid-muridnya.
bisa melestarikan Agama Buddha.
4. Gaya hidup Kebudhaan didapat dari
3. Kepada
masyarakat
terus
desa Selorejo
riwayat hidup Buddha Gautama. Dan
meskipun
pepatah hidup orang Jawa itu sing kuat
perkembangan
ora bakal mlarat (yang kuat tidak akan
globalisasi terutama perkembangan
sengsara), sengsara dalam ungkapan
IPTEK
itu bukan sengsara kekurangan harta
hendaknya
dan benda selama di dunia. Tetapi
peninggalan-peninggalan
lebih
maupun prinsip hidup dan ajaran
ke
dapat
kemakmuran
dicapai
hati
ketika
yang
seseorang
berani bertahan dalam hidup yang serba sederhana. 5. Nilai
yang
dengan modernisasi
yang
melaju tetap
dan
pesat
melestarikan tradisi
Agama Buddha. 4. Kepada adik-adik tingkat program studi Pendidikan Sejarah jika akan
dicerminkan
oleh
melakukan penelitian lanjutan bisa
masyarakat yang beragama Buddha
dengan
di
Komunitas
Buddha
kesederhanaan hidup, etika menghargai
diaplikasikan
dengan
alam dan saling toleransi antar sesama
globalisasi.
Desa
adanya
Selorejo
adalah
nilai
bahasan
masyarakat Dharma masa
era
umat beragama. Berdasarkan
uraian
tentang
“Komunitas Buddha Dharma Di Desa Selorejo”, dapat diajukan beberapa saran
IV. DAFTAR PUSTAKA Alex Krik, Jay Anderson & Dkk. 2010. Komunitas yang Diubahkan. Jakarta : Literatur Perkantas
antara lain : 1. Dalam penelitian sosiologi seperti ini membutuhkan waktu yang tidak
Dipuhtera, Oka. 1997. Dammavisarada, Sila dan Vinaya. Jakarta: Penerbit Bodhist
singkat, dan harus mencari banyak SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 9 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Hadikusuma, Hilman. 1993. Antropologi Agama (Pendekatan Budaya Terhadap Aliran Kepercayaan, Agama Hindu, Buddha, Kong Hu Cu di Indonesia). PT. Citra Aditya Bakti : Bandung Hadiwijono, Harun.2010. Agama Hindu dan Buddha. Jakarta: BPK Gunung Mulia. http://www.artikelsiana.com/2014/11/sejar ah-sejarah-agama-buddhaperkembangan.html# Ikeda Daisaku. 1997. Buddhise Seribu Tahun Pertama. Jakarta: PT Indira. Koentjaraningrat.2002.Pengantar Antropologi. Jakarta: P.D Aksara. http://literatr.blogspot.co.id/2012/05/sejara h-lahirnya-agama-budha.html Metta, Dharmasaputra.1994.Wahana Kehendak Buddha:30 Tahun Agama Buddha Niciren Syosyu Di Indonesia.Jakarta: Yayasan Amerta. Robert, Brow.1998. Asal Mula Agama. Tonis : Bandung. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Radja Grafindo. Jakarta. Soenarno, Kamanto. 2002. Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta. Tedjo, Tony. 2011. Mengenal Agama Hindu, Buddha, Khong Hu Cu. Pionir Jaya : Bandung Wojowasito S. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit CV Pengarang, Malang. Wuryanto, Joko. 2007. Riwayat Hidup Buddha Gotama. Yanwreko Wahana Karya : Jakarta. SUMIATI| NPM.14.1.01.02.0070P FKIP – Prodi SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 10 ||