Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA DI DESA SELOREJO KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan (S.Pt.) Pada Jurusan Peternakan
Oleh : Andhiq Wibowo NPM 12.1.04.01.0023
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA DI DESA SELOREJO KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Andhiq Wibowo 12.1.04.01.0023 Prodi peternakan Fakultas Peternakan
[email protected] Sapta Andaruisworo, S.Pt.,M.MA. dan Nur Solikin, S.Pd.,M.MA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pendapatan usaha ternak domba di Desa Selorejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk : Hal yang dianalisis meliputi, Pendapatan, R/C Rasio, Break Event Point (BEP), dan B/C Ratio. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, yaitu bulan September 2015 sampai Maret 2016, berlokasi di Desa Selorejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif untuk mengetahui pendapatan usaha ternak domba. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan secara sengaja (purposive). Sample yang diambil adalah peternak dengan kepemilikan ternak domba sebanyak 5-10 SDD. Hasil penelitian ini diketahui bahwa : rata-rata Pendapatan peternak domba di Desa Selorejo adalah sebesar Rp. 6.970.704,-/tahun. Rata-rata nilai R/C Ratio adalah 1,35. Rata-rata nilai BEP Harga adalah Rp 1.503.955,-. Rata-rata nilai BEP Hasil adalah sebesar Rp. 22.595.833,-. Rata-rata nilai B/C Ratio adalah 1,35. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa usaha ternak domba di Desa Selorejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
Kata Kunci : Analisis pendapatan, Peternak Domba. .
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
Nganjuk yang memiliki jumlah ternak
LATAR BELAKANG Domba
kecil
domba yang cukup besar. Ada hal yang
dan
menarik di desa ini dalam pemeliharaan
kegunaan, salah satunya menghasilkan
ternak domba, yaitu dalam mendapatkan
daging yang dapat memenuhi kebutuhan
pakan hampir semua peternak di daerah ini
protein hewani bagi masyarakat. Ternak ini
tidak
mampu berkembangbiak dengan baik pada
menggembalakan ternak mereka. Peternak
berbagai kondisi dan wilayah di Indonesia.
didaerah ini lebih suka membeli bahan
Keberadaan domba ini merupakan modal
pakan yang berupa limbah pertanian (
usaha
jerami kedelai, jerami
bawang merah)
membudidayakan, sehingga keberadaan
secara
petani
domba tidak
Bahkan pada peternakan domba dengan
yang
merupakan
memiliki
banyak
bagi
lapangan
ternak manfaat
peternak
yang
hanya dapat menciptakan
pekerjaan
maupun
pernah
merumput
borongan
dari
ataupun
sekitar.
lapangan
pakan yang lebih baik, peternak bahkan
usaha, namun juga dapat memberikan
menggunakan dedak padi (juga dari petani
penghasilan bagi pelaku usaha.
sekitar) sebagai bahan konsentrat. Hal ini
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu
daerah
dengan
domba
adalah sentra pertanian penghasil kedelai,
terbesar di Indonesia. Meskipun tidak
bawang merah dan bahkan padi. Sehingga
sebanyak daerah Jawa Barat ataupun Jawa
pada saat musim panen peternak mampu
Tengah tetapi masih memiliki 14 % dari
mendapatkan
seluruh populasi domba di Indonesia.
melimpah dengan harga yang murah.
Salah satu daerah di Jawa Timur yang
Untuk mendapatkan bahan pakan dari
banyak
domba
petani, mereka tidak harus dengan cara
Daerah ini
membeli dengan uang (nebas), ada juga
memiliki populasi domba yang terus
yang memperolehnya sebagai sebagian
meningkat dari tahun ke tahun. Peternakan
upah dari bekerja pada petani. Untuk
domba di Kabupaten Nganjuk selain
limbah tanaman kedelai misalnya, sebagai
berkembang
di
sebagai
upah untuk memotongkan saat panen,
peternakan
rakyat (sebagai pekerjaan
menjemurkan ataupun memisahkan kedelai
ditemukan
populasi
memang memungkinkan karena daerah ini
peternakan
adalah Kabupaten Nganjuk.
masyarakat
sampingan) , juga dijumpai peternakan yang berorientasi pada keuntungan dengan manajemen yang baik.
bahan
pakan
secara
dari kulitnya (ngedos). Cara beternak seperti yang disebutkan diatas tentu saja memerlukan biaya yang
Desa selorejo adalah salah satu desa
lebih besar daripada peternakan domba
yang ada di Kecamatan bagor, Kabupaten
seperti umumnya di Indonesia yang hanya
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dengan menggembalakan atau mencarikan
mengetahui
rumput.
untuk
domba di Desa Selorejo, Kecamatan
pembelian bahan pakan tersebut belum
Bagor, Kabupaten Nganjuk. Hal-hal yang
diketahui berapa jumlahnya. Sampai saat
dianalisis meliputi Total Biaya Produksi,
ini belum pernah dilakukan penghitungan
Total Penerimaan, Pendapatan, Kelayakan
keuangan usaha ternak mereka secara rinci
Usaha (R/C Ratio), Break event Points
sehingga banyak peternak yang tidak
(BEP), Efisiensi Usaha (B/C Ratio). Data
mengetahui seberapa besar keuntungan
dikumpulkan
usaha mereka atau apakah usaha ternak
pengawasan
domba mereka layak untuk diusahakan.
wawancara, dan pengisian kuisioner. Data
Selama ini hampir semua peternak domba
yang berasal dari pengisian kuisioner
di Desa Selorejo berpendapat, selama hasil
meliputi : data lengkap peternak, hasil
penjualan domba mereka masih cukup
penjualan
untuk menutupi biaya pembelian pakan
pemasaran.
maka
kemudian diolah dan ditabulasi.
Penambahan
usaha
biaya
mereka
masih
menguntungkan.
pendapatan
dari
usaha
peternak
langsung
ternak,
ternak
melalui
dilapangan,
pengeluaran,
Data
yang
dan
terkumpul
C. Populasi dan Sampel
Berdasarkan latar belakang tersebut
Populasi dalam penelitian ini adalah
diatas penulis tertarik untuk melakukan
semua
penelitian
dengan
:
Selorejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten
“Analisis
Pendapatan
Ternak
Nganjuk yang berjumlah 113 peternak.
Domba Di Desa Selorejo Kecamatan
Semua ternak domba yang termasuk dalam
Bagor Kabupaten Nganjuk ”.
penelitian ini di seterakan kedalam satuan
.
Setara Domba Dewasa (SDD), yaitu
II.
judul
penelitian
Usaha
peternak
domba
di
Desa
ukuran yang menghubungkan berat badan
METODE
A. Waktu dan Tempat Penelitian
ternak
dengan
jumlah
pakan
yang
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
dihabiskan (Hadiyanto,2009). Satu SDD
Selorejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten
setara dengan 1 ekor domba dewasa atau 2
Nganjuk,
ekor domba
Jawa
Timur.
Penelitian
muda atau 4 ekor domba
dilaksanakan pada bulan September 2015
anak. Penyetaraan ternak domba perlu
sampai Maret 2016.
dilakukan
untuk
menghindari
ketidak
akuratan pada analisis yang dilakukan, sebagai bahan pertimbangan harga domba
B. Jenis Penelitian Jenis adalah
penelitian penelitian
yang
digunakan
kuantitatif untuk
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
dewasa mencapai empat (4) kali harga anakan
domba,
dengan
alasan
ini
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
penggunaan
satuan
per-ekor
akan
menghasilkan data yang tidak akurat.
Pusat Statistik Kabupaten Nganjuk,
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
tentang penelitian ini seperti Badan
Kantor Kepala Desa Selorejo.
menggunakan metode pengambilan
secara sengaja (purposive), yaitu teknik penentuan sample dengan pertimbangan
E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data yang digunakan pada
tertentu (Sugiyono, 2012). Sample yang
penelitian ini yaitu:
diambil
a) Data
adalah
peternak
dengan
kepemilikan ternak domba sebanyak 5-10
kualitatif
adalah
yang
dinyatakan
bentuk
kata,
data dalam
SDD (Setara Domba Dewasa), hal ini dilakukan karena jumlah tersebut mewakili prosentase terbesar skala kepemilikian ternak domba di Desa Selorejo (dengan
dan
kalimat, sketsa
gambar
seperti
sistem
pemeliharaan domba.
rata-rata kepemilikan domba 6-7 ekor atau 5,5 SDD). Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 12 orang, hal ini sesuai dengan pendapat Prasetiyo dan Lina (2005) yang
b) Data kuantitatif adalah data yang
dinyatakan
bentuk
dalam
angka
meliputi
menyatakan bahwa jika jumlah Polulasi lebih dari 100 maka lebih baik diambil antara
10-15
populasi
persen
ataupun
dari
jumlah
tergantung
dari
penerimaan dan biaya – biaya yang
dikeluarkan
peternak
seperti
oleh
biaya tetap
kemampuan peneliti. dan tetap
D. Metode Pengumpulan Data Metode
biaya
pengumpulan
data
variabel.
meliputi
Biaya biaya
penyusutan kandang dan biaya
penelitian dilakukan dengan cara: 1. Data Primer diperoleh langsung dari monitoring responden terhadap kegiatan usaha ternak
domba
penyusutan sedangkan
peralatan biaya
meliputi biaya
variabel
ternak awal,
melalui wawancara dan pengisian transportasi, tenaga kerja, biaya
daftar Kuesioner 2. Data
Sekunder
diperoleh
dari
obat, dan biaya akomodasi.
catatan pembukuan peternak dan berbagai
instansi
yang
terkait
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu: a) Data
perimer
yang
Total
biaya
produksi
adalah jumlah dari biaya tetap (FC) adalah
bersumber
data
dan
biaya
tidak
tetap
dari
(Soekartawi, 2002), maka rumus
wawancara langsung dengan
untuk menghitungnya adalah:
peternak domba.
TC = FC + VC
b) Data
sekunder
(TC)
adalah
data
(VC)
Keterangan:
yang bersumber dari catatan
TC
: Total Biaya Produksi
pembukuan peternak serta dari
FC
: Total Biaya Tetap
kantor
VC
: Total Biaya Variabel
pemerintahan
dan
instansi–instansi yang terkait
2. Total Penerimaan
seperti keadaan wilayah dan lain sebagainya.
Total
revenue
(TR)
atau
pendapatan kotor merupakan total nilai produksi
F. Analisis Penelitian
jangka
usahatani
dalam
tertentu
dikali
waktu
Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, digunakan untuk menggambarkan
analisis
input-output
usaha yang meliputi usaha biaya produksi, penerimaan dan keuntungan,
dengan harga 2002).
jual (Soekartawi,
Untuk
menghitung
pendapatan kotor (total revenue)
efisiensi
usaha (R/C Ratio) dan Break Event Point (BEP)
yang selanjutnya dipergunakan
untuk
mengetahui
keuntungan
serta
kelayakan usaha ternak domba di
Desa
dapat digunakan rumus: Penerimaan ( TR) = Q x P TR
Adapun cara perhitungannya :
Total
Revenue/
Penerimaan (Rp/Thn)
Selorejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk.
:
Q
: Jumlah Produksi
P
: Harga (Rupiah)
1. Total Biaya Produksi
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
R/C Rasio>1 = layak
3. Pendapatan Pendapatan usaha tani adalah selisih
antara
penerimaan
dan
semua biaya (Soekartawi, 2002). Jadi,
pernyataan
ini
dapat
R/C Rasio=1 = Impas R/C Rasio<1 =Tidak layak 5. Break Event Point (BEP) Break
event
point
dapat
dituliskan dalam rumusan sebagai
diartikan suatu keadaan dimana
berikut:
dalam
Pendapatan (Pd) = TR – TC
perusahaan tidak memperoleh laba
Pd
=Total Pendapatan yang di
dan tidak menderita rugi. BEP
peroleh peternak (Rp/Thn)
dibedakan menjadi dua yaitu BEP
=Total
harga dan BEP hasil:
TR
TC
Revenue/
operasi
perusahaan,
Penerimaan yang diperoleh
a. BEP harga
peternak (Rp/Thn)
harga terendah dari produk yang
=Total Cost/ Biaya yang
dihasilkan. Apabila harga ditingkat
dikeluarkan
usaha lebih rendah dari harga BEP,
peternak
(Rp/Thn)
maka
Rasio
pelaku
usaha
akan
mengalami kerugian.
4. Kelayakan Usaha R/C
menggambarkan
merupakan
perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran biaya (Soekartawi, 2002).
BEP (Harga) = (Sunarjono, 2000) b. BEP Hasil menggambarkan hasil produksi
R/C Rasio = TR / TC a
= R/C Rasio
TR
= Total Penerimaan
TC
= Total Biaya
dihasilkan,
minimal
yang
harus
agar
usaha
tidak
mengalami kerugian. BEP (Hasil) = (Sunarjono,2000)
Bila: Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pakan utama yang digunakan adalah jerami
6. B/C Ratio (Efisiensi Usaha) Kadariah (2001) menyatakan
kedelai/ tinten, yang mana di daerah ini tersedia secara melimpah dan dengan
bahwa untuk mengetahui tingkat efisiensi
suatu
usaha
dapat
digunakan parameter yaitu dengan
harga
yang
sangat
murah.
Untuk
mendapatkan jerami kedelai bisa dengan membeli dalam kemasan karung (nempil), bisa juga sebagai sebagian upah bekerja
mengukur dibagi
besarnya besarnya
pemasukan pengeluaran,
pada petani, ataupun membeli secara borongan di lahan pada petani (nebas). Sistem
dimana:
pemeliharaan
peternakan
domba yang diterapkan peternak di Desa B/C Ratio =
Selorejo sebagian besar masih sistem tradisional (ekstensif dan semi intensif).
(Sunarjono,2000)
Cara mereka beternak masih sederhana, B/C Ratio > 1 : Efisien
semua
B/C Ratio = 1 : Impas
berdasarkan pengalaman dan pendapat
kegiatan
mereka
dilakukan
mereka sendiri. Pada umumnya usaha
B/C Ratio < 1 : Tidak efisien
beternak
domba
ini
dilakukan
oleh
masyarakat sebagai usaha sampingan dan HASIL DAN KESIMPULAN
sebagai
tabungan.
Pemasaran
A. Keadaan Umum Peternakan Domba
mereka
biasanya
dilakukan
III.
ternak dengan
menjualnya kepada pedagang pengepul/
di Desa Selorejo Desa
Blantik, harga ternak biasanya ditetapkan
Selorejo berjumlah 113 peternak. Skala
oleh pedagang pengepul berdasarkan harga
kepemilikan ternak domba oleh peternak
pasaran.
Jumlah peternak
domba
di
bervariasi, tapi yang terbanyak pada
Ternak domba yang dimiliki oleh
kisaran 5-10 SDD. Kepemilikan domba
peternak responden, berdasarkan umur,
dibawah 5 SDD jarang dilakukan karena
terdiri dari domba anak (jantan/betina)
dianggap kurang menguntungkan, sebab
berumur antara 0-6 bulan, domba muda
tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang
(jantan/betina) berumur antara 7-12 bulan
dikeluarkan. Pada kepemilikan diatas 10
dan domba dewasa (jantan/betina) berumur
SDD peternak juga enggan melakukanya
lebih dari 12 bulan. Semua ternak domba
karena tidak memiliki waktu dan tenaga
yang
yang cukup untuk mengelolanya. Bahan
disetarakan ke dalam Setara Domba
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
termasuk
pada
penelitian
ini
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Dewasa (SDD). Satu SDD setara dengan 1
dan penerimaan dihitung dalam jangka
ekor domba dewasa atau 2 ekor domba
waktu satu tahun pemeliharaan (365 hari).
muda atau 4 ekor domba anak. Analisis
pendapatan
peternakan
domba
mengetahui
dalam
usaha
B. Hasil Penelitian
diperlukan
untuk
1. Biaya Produksi
selisih
besarnya
hasil
Biaya produksi pada usaha ternak
produksi yang diperoleh dengan besarnya
domba
biaya-biaya
dikeluarkan
yang
dikeluarkan
selama
merupakan
biaya-biaya
yang
kegiatan
usaha
dalam
satu tahun pemeliharaan. Melalui analisis
peternak selama satu tahun.Biaya dalam
pendapatan ini peternak dapat membuat
suatu usaha peternakan domba
suatu
kelompokkan menjadi dua bagian yaitu
rencana
berkaitan
dengan
pengembangan usaha yang dikelolanya.
biaya
Untuk dapat menganalisa pendapatan dari
usaha
sebelumnya
peternakan harus
semua
komponen pengeluaran selama proses produksi diperoleh
serta dari
penerimaan hasil
penjualan
(fixed cost)
dan
biaya
variabel (variabel cost).
domba maka
diketahui
tetap
dapat di
Total biaya produksi usaha ternak domba di Desa Selorejo secara perorangan dapat dilihat pada tabel 1.
yang hasil
produksi. Semua komponen pengeluaran
Tabel 1. Total Biaya Produksi Usaha ternak domba di Desa Selorejo.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kepeimilikan Nama (SDD) Responden 5 Kuslan 5 Yateni 6 Panidi 6 Tukijo 6 Samiyem 6 Jono 8 Kusno 8 Bibit 8 Panijo 8 Sugeng 9,5 Juadi 9,5 Hari Total Rata-Rata
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
Biaya Tetap (Rp) 733.400 733.400 733.400 733.400 733.400 733.400 733.400 733.400 733.400 733.400 911.800 911.800 9.157.600 763.133
Biaya Variabel (Rp) 12.055.250 12.055.250 14.377.350 13.477.350 16.299.450 14.166.300 20.065.750 19.543.650 20.065.750 20.065.750 24.315.750 26.612.350 213.099.950 17.758.329
Total Biaya Produksi (Rp) 12.788.650 12.788.650 15.110.750 14.210.750 17.032.850 14.899.700 20.799.150 20.277.050 20.799.150 20.799.150 25.227.550 27.518.150 222.251.550 18.521.462
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Berdasarkan Tabel 1 Dapat dilihat
usahanya dengan lebih efisien untuk
bahwa total biaya produksi pada usaha
mendapatkan hasil yang sama. Misalnya,
peternakan domba
atas
Biaya
membeli jerami kedelai dengan cara
Variabel.
Biaya
memborong langsung di lahan dari pada
variabel merupakan komponen
biaya
membeli dari tangan kedua. Hal ini sesuai
oleh
dengan pendapat Swastha dan Sukotjo
peternak dalam usahanya. Total biaya
(1993) yang menyatakan bahwa biaya
produksi
mengalami
total merupakan seluruh biaya yang akan
peningkatan seiring dengan meningkatnya
dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan
skala
kata lain biaya total ini merupakan jumlah
Tetap
yang
dan
Biaya
terbesar
usaha
terdiri
yang dikeluarkan
cenderung
yang
dimiliki
peternak.
Rata-rata Total Biaya Produksi usaha ternak domba di Desa Selorejo sebesar Rp.18.521.462,00/tahun.
Total
dari biaya tetap dan biaya variabel. 2. Penerimaan
Biaya
Produksi terbesar ada pada responden Hari pada kepemilikan 9,5 SDD sebesar Rp. 27.518.150,00/tahun, sedangkan responden dengan Total Biaya Terkecil adalah Kuslan dan Yateni pada kepemilikan 5 SDD, masing-masing sebesar Rp.12.788.650,00
Penerimaan usaha peternakan domba merupakan
total
peternak dari
hasil
yang diperoleh
hasil pemeliharaan ternak
domba selama satu tahun.
Pada
usaha
ternak domba di Desa Selorejo, sumber penerimaan petani peternak dapat dilihat dari hasil penjualan ternak, penjualan
/tahun.
feses (pupuk kandang) dan nilai akhir Besarnya Total Biaya Produksi usaha ternak domba di tentukan oleh besarnya Biaya Tetap dan Biaya Variabel. Untuk menekan Total Biaya Produksi dipengaruhi oleh
kemampuan
peternak
tahun ternak yang masih dimiliki oleh peternak. Adapun penerimaan peternak domba di Desa Selorejo, dapat dilihat pada tabel2.
mengelola
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tabel 2. Penerimaan rata-rata usaha ternak domba di Desa Selorejo
Kepemilikan (SDD)
Nama Responden
5 5 6 6 6 6 8 8 8 8 9,5 9,5
Kuslan Yateni Panidi Tukijo Samiyem Jono Kusno Bibit Panijo Sugeng Juadi Hari Total Rata-Rata
Nilai ternak akhir tahun (Rp) 8.800.000 9.200.000 10.800.000 10.900.000 10.400.000 10.800.000 14.300.000 14.200.000 14.800.000 14.000.000 17.200.000 19.700.000 155.100.000 12.925.000
Hasil penjualan ternak (Rp) 5.600.000 4.800.000 7.200.000 4.800.000 9.150.000 6.200.000 10.500.000 11.200.000 10.000.000 10.800.000 16.800.000 19.000.000 116.050.000 9.670.833
Penjualan kotoran (Rp) 1.250.000 1.250.000 1.750.000 1.750.000 2.250.000 1.500.000 3.750.000 3.250.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 6.750.000 34.750.000 2.895.833
Jumlah Penerimaan (Rp) 15.650.000 15.250.000 19.750.000 17.450.000 21.800.000 18.500.000 28.550.000 28.650.000 28.550.000 28.550.000 37.750.000 45.450.000 305.900.000 25.491.667
Tabel 2 Menunjukan bahwa rata-rata
perantara (blantik) baik itu ke pasar
Penerimaan usaha ternak domba di Desa
ataupun ke rumah makan. Selisih harga
Selorejo
Rp.
yang diperoleh dari memasarkan ternaknya
25.491.667,00/tahun. Penerimaan usaha
secara langsung dengan melalui pedagang
ternak domba terbesar
pada
perantara mencapai 10 %, sebagai contoh
responden Hari dengan jumlah sebesar Rp
pada penjualan ternak Domba jantan
45.450.000,00/tahun. Jumlah tersebut jauh
dewasa
lebih besar jika dibandingkan peternak
sebesar Rp.2.000.000,00/ekor sedangkan
lainya,
pada penjualan langsung bisa mencapai
adalah
sekalipun
sebesar
ada
dengan
skala
melalui
pedagang
kepemilikan ternak yang sama. Perbedaan
Rp.2.200.000,00/ekor.
Penerimaan
yang
dikatakan
disebabkan
karena
sangat
besar
responden
ini Hari
pemasaran
bahwa secara
perantara
Artinya,
dengan
bisa
melakukan
langsung
maka
melakukan pemasaran ternaknya secara
penerimaan yang diperoleh peternak akan
langsung
semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan
tanpa
bantuan
pedagang
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pendapat
Daniel
menyatakan saluran
(2002)
bahwa
pemasaran
yang
yang
ternak domba di kurangi total biaya
semakin pendek
yang dikeluarkan selama satu tahun. Jika
(Semakin
sedikit
nilai yang diperoleh adalah positif, maka
lembaga pemasaran yang terlibat) dalam
dapat dikatakan bahwa usaha tersebut
suatu pemasaran, maka biaya pemasaran
memperoleh keuntungan sedangkan jika
semakin rendah dan margin tataniaga juga
nilai yang diperoleh bernilai negatif,
semakin kecil. Oleh karena itu penerimaan
maka
yang diperoleh juga semakin besar.
peternakan
dapat
dikatakan tersebut
bahwa
merugi.
usaha Adapun
besarnya pendapatan peternak pada usaha
3. Pendapatan
ternak domba di Pendapatan pada usaha ternak domba
dilihat
pada
Desa Selorejo dapat tabel
3
berikut:
diperoleh dari hasil penerimaan usaha Tabel 3. Besar Pendapatan rata-rata pada ternak domba di Desa Selorejo
Kepemilikan No (SDD) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5 5 6 6 6 6 8 8 8 8 9,5 9,5
Nama Responden Kuslan Yateni Panidi Tukijo Samiyem Jono Kusno Bibit Panijo Sugeng Juadi Hari
Total Rata
Penerimaan (Rp) 15.650.000 15.250.000 19.750.000 17.450.000 21.800.000 18.500.000 28.550.000 28.650.000 28.550.000 28.550.000 37.750.000 45.450.000 305.900.000 25.491.667
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui
Total Biaya Produksi (Rp)
Pendapatan (Rp)
12.788.650 12.788.650 15.110.750 14.210.750 17.032.850 14.899.700 20.799.150 20.277.050 20.799.150 20.799.150 25.227.550 27.518.150 222.251.550 18.521.462
6.970.704,00/tahun.
2.861.350 2.461.350 4.639.250 3.239.250 4.767.150 3.600.300 7.750.850 8.372.950 7.750.850 7.750.850 12.522.450 17.931.850 83.648.450 6.970.704
Responden
dengan
bahwa Rata-rata Pendapatan usaha ternak
Pendapatan terbesar adalah Hari dengan
domba di Desa Selorejo adalah sebesar Rp.
kepemilikan ternak 9,5 SDD, sebesar Rp.
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
17.931.850,00/tahun. Untuk mendapatkan
penerimaan
Pendapatan
Sedangkan upaya yang dilakukan untuk
yang
peternak
ini
sebesar-besarnya,
melakukanya
dengan
memperkecil
semaksimal
Total
mungkin.
Biaya
Produksi
memaksimalkan besarnya Penerimaan dan
dilakukan dengan membeli bahan pakan
memperkecil jumlah Total Biaya Produksi.
(jerami kedelai) dalam jumlah besar secara
Dalam
borongan (nebas).
memaksimalkan
Penerimaan,
dengan
cara
langsung
hasil
Adalah rasio penerimaan atas biaya,
ternak domba-nya baik ke pasar maupun
yang menunjukkan besarnya tambahan
rumah makan. Selain itu juga dengan
penerimaan yang diperoleh dari setiap
memperbanyak
yang
rupiah
dipelihara. Dengan melakukan hal tersebut
2002).
melakukan
responden
dilakukan
besarnya
pemasaran
jumlah
ini
ternak
berhasil
4. R/C Ratio
yang
dikeluarkan
(Soekartawi,
memperoleh
Tabel 4. Nilai R/C Ratio usaha ternak domba di Desa Selorejo No
Kepemilikan (SDD) 5 5 6 6 6 6 8 8 8 8 9,5 9,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Responden Kuslan Yateni Panidi Tukijo Samiyem Jono Kusno Bibit Panijo Sugeng Juadi Hari
Total Rata-Rata
Penerimaan (Rp) 15.650.000 15.250.000 19.750.000 17.450.000 21.800.000 18.500.000 28.550.000 28.650.000 28.550.000 28.550.000 37.750.000 45.450.000 305.900.000 25.491.667
Total Biaya Produksi (Rp) 12.788.650 12.788.650 15.110.750 14.210.750 17.032.850 14.899.700 20.799.150 20.277.050 20.799.150 20.799.150 25.227.550 27.518.150 222.251.550 18.521.462
R/C Ratio 1,22 1,19 1,31 1,23 1,28 1,24 1,37 1,41 1,37 1,37 1,50 1,65 16,14 1,35
Tabel 4. Menunjukan bahwa rata-rata
sebesar Rp.1,35. Responden dengan nilai
nilai R/C Ratio usaha ternak domba di
R/C Ratio tertinggi adalah Hari pada
Desa Selorejo adalah 1,35. Artinya setiap 1
kepemilikan ternak 9,5 SDD dengan nilai
rupiah
R/C
yang
menghasilkan
dikeluarkan tambahan
akan
penerimaan
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
Ratio
1,65.Sedangkan
responden
dengan nilai R/C ratio yang paling rendah
simki.unpkediri.ac.id || 15||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
adalah Yateni dengan kepemilikan ternak domba 5 SDD, yaitu pada nilai 1,19. Perbedaan sangat
besarnya Nilai R/C Ratio dipengaruhi
oleh
besarnya
Penerimaan , artinnya semakin besar Penerimaan maka nilai R/C Ratio juga akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Soekartawi
(2002),
antara
Titik impas atau break even point adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya.
yang
menyatakan bahwa R/C Ratio merupakan perbandingan
5. BEP (Break Event Point)
penerimaan
a. BEP Harga Menurut
dan
pendapat
Soenarjono (2000), BEP harga
pengeluaran biaya.
digunakan untuk menggambarkan Tingkat R/C Ratio di Desa Selorejo berbeda-beda mulai dari yang terkecil 1,19 sampai
yang
terbesar
1,65.
Semua
responden memiliki R/C Ratio diatas 1, sehingga secara keseluruhan usaha ternak domba di Desa Selorejo layak untuk dikembangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Soekartawi
(2002),
yang
menyatakan bahwa untuk nilai R/C ratio
harga terendah dari produk yang dihasilkan. Apabila harga ditingkat usaha lebih rendah dari harga BEP, maka
pelaku
usaha
akan
mengalami kerugian. Adapun besarnya BEP Hasil peternak pada usaha ternak domba di Desa Selorejo dapat dilihat pada tabel 6. berikut:
lebih dari satu (1) maka dinyatakan menguntungkan
dan
layak
untuk
dikembangkan.
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 16||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tabel 5. Nilai Rata-rata BEP Harga pada ternak domba di Desa Selorejo.
No
Kepemilikan (SDD)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5 5 6 6 6 6 8 8 8 8 9,5 9,5
Nama Responden
Total Biaya Produksi (Rp)
Kuslan Yateni Panidi Tukijo Samiyem Jono Kusno Bibit Panijo Sugeng Juadi Hari S. Total Rata-rata
12.788.650 12.788.650 15.110.750 14.210.750 17.032.850 14.899.700 20.799.150 20.277.050 20.799.150 20.799.150 25.227.550 27.518.150 222.251.550 18.521.462
Jumlah Hasil Produksi (SDD) 8,00 8,00 10,00 9,00 11,25 9,75 14,00 14,00 14,00 14,00 18,00 19,50 149,50 12,46
BEP Harga (Rp) 1.598.581 1.598.581 1.511.075 1.578.972 1.514.031 1.528.174 1.485.654 1.448.361 1.485.654 1.485.654 1.401.531 1.411.187 18.047.455 1.503.955
Tabel 5. Menunjukkan bahwa rata-
Artinya semakin banyak jumlah produk,
rata BEP Harga pada usaha ternak domba
semakin rendah nilai harga jual yang
di Desa Selorejo adalah sebesar Rp.
dihasilkan.
1.503.955,00.
Artinya
peternak
akan
mengalami keadaan tidak untung dan tidak merugi apabila mereka menjual ternak mereka sebesar Rp. 1.503.955,00/SDD. Besarnya
nilai
BEP
harga
dipengaruhi oleh besarnya produksi yang
b.
BEP Hasil BEP hasil menggambarkan hasil
produksi
minimal
yang
harus
dihasilkan, agar usaha tidak mengalami kerugian (Soenarjono, 2000). Adapun besarnya
BEP Harga
dihasilkan. Hal ini bisa terjadi karena nilai
peternak pada usaha ternak domba di
dari BEP berbanding lurus dengan jumlah
Desa Selorejo dapat dilihat pada tabel
produk yang dihasilkan (Munawir, 2012).
6. berikut:
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 17||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tabel 6. Nilai Rata-rata BEP Hasil pada ternak domba di Desa Selorejo
Jumlah Nama ternak Responden (SDD)
Total Biaya Produksi (Rp)
Harga jual/SDD
BEP Hasil
Harga BEP (Rp)
(Rp)
5
Kuslan
12.788.650
1.800.000
1.598.581
14.400.002
5
Yateni
12.788.650
1.750.000
1.598.581
14.000.002
6
Panidi
15.110.750
1.800.000
1.511.075
18.000.000
6
Tukijo
14.210.750
1.744.444
1.578.972
15.699.998
6
Samiem
17.032.850
1.737.778
1.514.031
19.550.004
6
Jono
14.899.700
1.743.590
1.528.174
17.000.006
8
Kusno
20.799.150
1.771.429
1.485.654
24.799.999
8
Bibit
20.277.050
1.814.286
1.448.361
25.399.999
8
Panijo
20.799.150
1.771.429
1.485.654
24.799.999
8
Sugeng
20.799.150
1.771.429
1.485.654
24.799.999
9.5
Juadi
25.227.550
1.888.889
1.401.531
33.999.991
9.5
Hari S.
27.518.150
1.984.615
1.411.187
38.699.997
Total
222.251.550
21.577.889
18.047.455
271.149.997
Rata-rata
18.520.963
1.798.157
1.503.955
22.595.833
. Tabel 6. Menunjukkan bahwa rata-
kerugian. Pada hasil penjualan sebesar Rp.
rata BEP Hasil peternak domba di Selorejo
22.595.833,00
adalah sebesar Rp. 22.595.833,00. Artinya
keadaan usaha tidak menderita rugi, tetapi
peternak
melakukan
juga belum memperoleh laba, dengan kata
penjualan ternak mereka sebesar Rp.
lain labanya sama dengan nol (Mulyadi,
22.595.833,00
2005).
minimal
agar
harus
tidak
mengalami
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
peternak
mengalami
simki.unpkediri.ac.id || 18||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Responden dengan nilai BEP Hasil yang paling baik adalah Yateni dengan kepemilikan
ternak
sebesar
5
SDD.
Responden ini mampu mencapai BEP Hasil
pada
penjualan
sebesar
Rp.
14.000.002,00. Hal ini disebabkan karena responden ini memiliki Biaya Produksi Total
yang
paling
rendah
jika
dibandingkan responden lainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Riyanto (2001) yang menyatakan bahwa analisis Breakevent adalah analisis untuk mempelajari hubungan
antara
biaya
tetap,
6. B/C Ratio (Efisiensi Usaha)
biaya
variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
B/C Ratio adalah nilai atau manfaat yang diperoleh dari setiap satuan biaya yang
dikeluarkan.
Kadariah
menyatakan bahwa tingkat
efisiensi
digunakan
untuk suatu
parameter
(2001)
mengetahui usaha
yaitu
dapat dengan
mengukur besarnya pemasukan dibagi besarnya pengeluaran. Adapun besarnya B/C Ratio peternak pada usaha ternak domba di Desa Selorejo dapat dilihat pada tabel 6. berikut :
Tabel 7. Nilai rata-rata B/C Ratio hasil pada ternak domba di Desa Selorejo.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kepemilikan (SDD) 5 5 6 6 6 6 8 8 8 8 9,5 9,5
Nama Responden Kuslan Yateni Panidi Tukijo Samiyem Jono Kusno Bibit Panijo Sugeng Juadi Hari
Total Rata-Rata
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
Penerimaan (Rp) 15.650.000 15.250.000 19.750.000 17.450.000 21.800.000 18.500.000 28.550.000 28.650.000 28.550.000 28.550.000 37.750.000 45.450.000 305.900.000 25.491.667
Total Biaya Produksi (Rp) 12.788.650 12.788.650 15.110.750 14.210.750 17.032.850 14.899.700 20.799.150 20.277.050 20.799.150 20.799.150 25.227.550 27.518.150 222.251.550 18.521.462
B/C Ratio 1,22 1,19 1,31 1,23 1,28 1,24 1,37 1,41 1,37 1,37 1,50 1,65 16,14 1,35
simki.unpkediri.ac.id || 19||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tabel 7. Diperoleh rata-rata nilai B/C
sudah efisien. Hal ini sesuai dengan
ratio usaha ternak domba di Desa Selorejo
pendapat
sebesar 1,35. Nilai B/C Ratio terendah ada
mengatakan jika nilai B/C Ratio >1 artinya
pada responden Yateni pada kepemilikan
suatu usaha dikatakan efisien.
ternak domba 5 SDD dengan nilai 1,19. Responden
dengan
nilai
B/C
Ratio
tertinggi adalah Hari pada kepemilikan ternak 9,5 SDD dengan nilai B/C Ratio
Kadariah
(2001)
yang
C. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil dari Analisis Pendapatan
maka
dapat
disimpulkan bahwa, usaha ternak domba di Desa Selorejo Kecamatan
1,65. Meskipun memiliki Total Biaya
Bagor Kabupaten Nganjuk, sudah
Produksi
menguntungkan, dengan rata-rata
yang
dibandingkan
paling
dengan
tinggi
peternak
jika lainya
Pendapatan
sebesar
Rp.
6.970.704/peternak/tahun.
tetapi, hal tersebut dapat diimbangi oleh
2. Berdasarkan hasil dari Analisis
Penerimaan Responden Hari yang besar.
Kelayakan Usaha yang meliputi
Semakin besar Penerimaan maka nilai R/C
R/C Ratio, BEP, B/C Ratio maka
Ratio juga akan semakin tinggi. Hal ini
dapat disimpulkan usaha ternak
sesuai dengan pendapat Soekartawi (2002)
domba di Desa Selorejo Kecamatan
yang
ratio
Bagor Kabupaten Nganjuk, layak
total
untuk dikembangkan.
menyatakan
merupakan
Benefit/Cost
perbandingan
antara
penerimaan dengan total biaya.
D. SARAN Disarankan sebaiknya peternak domba
Nilai B/C Ratio di Desa Selorejo berbeda-beda mulai dari yang terkecil 1,19 sampai yang terbesar 1,65. Meskipun
di Desa Selorejo untuk menambah jumlah ternak mereka sampai 9,5 SDD untuk memperoleh Pendapatan yang optimal. Dalam memasarkan ternaknya sebaiknya
demikian semua responden memiliki B/C Ratio diatas 1, jadi secara keseluruhan usaha ternak domba di Desa Selorejo
peternak memasarkan sendiri hasil ternak mereka tanpa melalui pedagang perantara. Dengan melakukan pemasaran langsung peternak akan memperoleh nilai jual ternak
Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 20||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
yang lebih tinggi, sehingga pendapatan mereka juga akan meningkat.
G. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A. 2002. Ternak Potong. Jakarta : Direktorat Jenderal Peternakan. Aritonang, D. 2010. Perencanaan dan Pengelolaan Usaha. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar swadaya. BPS. 2014. Kecamatan Bagor Dalam Angka 2014. Nganjuk : Badan Pusat Statistik. BPS. 2015. Kabupaten Nganjuk Dalam Angka 2015. Nganjuk : Badan Pusat Statistik. BPS. 2015. Statistik Daerah Kecamatan Bagor Tahun 2015. Nganjuk : Badan Pusat Statistik. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara. Desa Selorejo. 2015. Monografi Desa Selorejo. Desa Selorejo. Nganjuk Firdaus, A,D,W. 2009. Akutansi Biaya Untuk Ilmu Perhitungan Harga Pokok Industri. Yogyakarta: BPFE. Hadiyanto, 2009. Desain Pendekatan Komunikasi Partisipatif dalam Pemberdayaan Peternak Domba Rakyat. Med.Pet.32:145-154. Halim, A. 2012. Dasar-Dasar Akutansi Biaya. Yogyakarta: BPFE. Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian.Yogyakarta. CV. Andi Offset. Harmono dan Andoko, A. 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Domba. Jakarta: Agromedia Pustaka. Harnanto, F. 2006. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya. Kadariyah. 2001. Evaluasi Proyek; Analisis Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Mulyadi. 2005. Akutansi Biaya. Edisi ke-5. Cetakan ke-7. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiYKPN. Andhiq Wibowo |12.1.04.01.0023 Fakultas Peternakan – Prodi Peternakan
Munawir, S. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty. Murtidjo, B.A. 2001. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Perah.Edisi ke-4. Jakarta: Kanisius. Prasetyo B.dan Lina M.J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Rahardi, F dan Hartono, R. Agribisnis. 2003. Jakarta: Penebar Swadaya. Rahmat, R. 2008. Kontribusi Usaha Ternak Domba Terhadap Pendapatan Keluarga Petani Peternak. Skripsi, Tidak dipublikasikan. Bandung: Fakultas Peternakan IPB. Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi ke-4. Yogyakarta: BPFE Sari, A. 2011. Pengantar Ekonomi Pertanian untuk Perencanaan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Siregar. 2009. Sapi Perah Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisa Usaha. Jakarta: Penebar Swadaya. Soekartawi. 2002. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Soenarjono. 2000. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Suratiah, K. 2006. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya. Swastha, B dan Sukotjo, I. 1993. Pengantar Bisnis Moderns (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern). Yogyakarta: Liberty Offset Yogyakarta. Yacob, H,M. 2002. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.Plasma pada Tikus yang diberi Pakan Lemak Tinggi. J. Sain Vet. Vol. XX No. 1. Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Yogyakarta.
simki.unpkediri.ac.id || 21||