STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI Ria Rahma Putri Rahayu, Rispiningtati , Rahmah Dara Lufira Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. MT.Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341)567886 Email :
[email protected]
ABSTRAK DAS Tukad Melangit memiliki sisa air sebesar 150 lt/dt yang belum dimanfaatkan. Pada studi ini sisa air tersebut akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air baku. Oleh sebab itu studi ini bertujuan untuk mengetahui besar produksi air baku yang siap didistribusikan ke warga, untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari perencanaan jaringan air baku, untuk mengetahui nilai kelayakan ekonominya, juga untuk menetapkan harga air yang layak. Dari hasil analisa diperoleh 150 lt/dt air yang siap didistribusikan dengan 100% terlayani. Debit yang diperoleh pada 100% kebutuhan air bersih terlayani adalah sebesar 89,99 liter/detik pada debit kebutuhan rata-rata, 103,49 liter/detik pada debit kebutuhan maksimum, dan 140,38 liter/detik pada debit kebutuhan jam puncak. Dari studi ini diketahui memiliki harga air minimum dengan kisaran harga sebesar Rp 1.006,00 – Rp. 1.544,00. Dengan hasil analisa ekonomi dari bunga 6%-15% berupa nilai Benefit Cost Ratio adalah ≥ 1, untuk Net Present Value adalah ≥ Rp 348.778.427,71, untuk Tingkat Pengembalian Internal adalah ≥ 8%. Sedang hasil dari Analisa Sensitivitasnya adalah kondisi terjadinya penurunan manfaat sebesar 10% dan kondisi terjadinya keterlambatan pelaksanaan konstruksi. Kata Kunci : sistem jaringan air baku, analisa ekonomi, harga air. ABSTRACT DAS Tukad Melangit has a residual water of 150 liters / second untapped. In this study the rest of the water will be used to meet the needs of raw water. Therefore, this study aims to determine the major raw water production is ready to be distributed to citizens, to find out the benefits of network planning raw water, to determine the feasibility value of its economy, also to set the price of water. From the analysis results obtained 150 liters / second of water is ready to be distributed with 100% served. Discharge obtained in 100% clean water needs of underserved amonted to 89,99 liters/second at an average discharge requirements, 103,49 liters/second at maximum discharge requirements, and 140,38 liters/second at peak hour discharge requirements. From this study have a minimum water prices with a price range Rp 1.006,00 – Rp. 1.544,00. with result of economics analysis are Benefit Cost Ratio is ≥ 1, for Net Present Value is ≥ Rp 348.778.427,71, for the Internal Rate of Return is ≥ 8%. And for Sensitivity Analysis are condition of the decrease in benefits by 10% and conditions construction delays. Keywords : raw water network , economis analysis , the price of water.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan perkembangan terakhir yang terjadi di wilayah Kabupaten Gianyar, kebutuhan air baku semakin lama semakin meningkat, sementara ketersediaan air semakin terbatas. Peningkatan kebutuhan air tersebut sejalan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk fasilitas permukiman, dan kebutuhan irigasi. Hal ini semakin terasa apabila musim kemarau tiba. Proyek perencanaan jaringan air baku ini dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. Dengan perbandingan persentase untuk air baku sebesar 60% dan untuk air irigasi sebesar 40%. Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Melangit memiliki luas area sebesar 53,48 km² dengan panjang sungai 40,97 km. Diharapkan dengan dukungan kondisi DAS yang baik, debit andalan akan mencukupi kebutuhan penyediaan air baku di saat musim kering. Pembangunan proyek perencanaan jaringan air baku ini membutuhkan investasi yang cukup besar, maka sebelum dilaksanakan harus diperhatikan beberapa faktor yang dapat membatalkan pelaksanaannya. Salah satu faktor diantaranya adalah kelayakan ekonomi proyek. Hal ini disebabkan karena pada setiap investasi akan ditemui permasalahan antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan. Perbandingan antara keduanya merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi kelayakan ekonomi proyek tersebut. Untuk itu pada kajian ini lebih di titik beratkan pada penetapan harga jual air baku sesuai dengan inflasi bunga yang berlaku serta menganalisa dari hasil optimasi. Dari hasil optimasi tersebut akan diketahui proyek tersebut layak dibangun atau tidak.
1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dari studi ini adalah terdapat sisa air dari DAS Tukad Oos yang belum dimanfaatkan sebesar 100 lt/dt, kondisi dasar sungai yang cukup sempit, perlu adanya pendistribusian air baku di Kabupaten Gianyar, harga jual air baku belum di tetapkan. 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari jaringan air baku, dapat mengetahui cara mensuplai kebutuhan air baku, dapat mengetahui nilai kelayakan ekonomi setelah ditinjau dari BCR, NPV, IRR, dan Analisa Sensitivitas, serta dapat memprediksi harga air per m3 yang layak secara ekonomi. Untuk manfaat dari studi ini sendiri adalah untuk memberikan masukan kepada instansi terkait dalam penentuan harga air baku agar senantiasa memperhatikan tingkat kesanggupan masyarakat. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Penyedia Air Suatu sistem penyedia air yang mampu menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup besar merupakan hal yang penting bagi suatu kota besar yang modern. Unsurunsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air yang modern meliputi (Lindsey, 1995:89) : sumber-sumber penyediaan,sarana-sarana penampungan,sarana-sarana penyaluran (ke pengolahan), sarana-sarana pengolahan, sarana-sarana penyaluran (dari pengolahan) tampungan sementara, sarana-sarana distribusi. 2.2 Perkembangan Penduduk Proyeksi didefinisikan sebagai perkiraan jumlah penduduk pada tahuntahun yang akan datang. Proyeksi pelanggan menggunakan matemastis
apabila kita mengetahui data tentang komponen daripada pertumbuhan pelanggan, maka disini dianggap yang digunakan hanyalah jumlah pelanggan secara keseluruhan. Kriteria pemilihan didasarkan dari uji korelasi sederhana pada nilai koefisien terbesar, maksudnya nilai koefisien korelasi terbesar yang nantinya dipilih. 2.3 Analisa Kebutuhan Air Daerah yang Dikembangkan Analisis kebutuhan air bersih penduduk perencanaan digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan air selama beberapa tahun mendatang sebagai dasar untuk menentukan spesifikasi dari desain bangunan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut. 2.4 Analisa Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih dengan WaterCAD Dalam studi ini digunakan program WaterCADV8i Series5 karena program ini tergolong baru dan belum banyak diketahui dalam fungsinya untuk menganalisis sistem jaringan distribusi air bersih. 2.5 Komponen Biaya Analisis Ekonomi Biaya merupakan satu-satunya faktor yang memiliki kepastian yang relatif tinggi yang berpengaruh dalam penentuan harga jual produk atau jasa. 2.6 Analisa Manfaat Manfaat dari suatu proyek berarti semua pemasukan keuntungan yang diperoleh sama umur proyek tersebut. Manfaat suatu proyek dapat diklasifikasikan menjadi (Kadariah, 1976:71) : manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat nyata, dan manfaat tidak nyata. Dalam hal ini pemasukan adalah dari pelanggan yang membayar rekening airnya, dan disebut benefit. Pendapatan Penyedia jasa dari air terdiri dari hasil penjualan air, dan beban tetap 2.7 Analisa Biaya Informasi biaya memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan
alokasi sebagai sumber ekonomi untuk menjamin dihasilkannya nilai keluaran yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai masukan yang dikeluarkan, sehingga kegiatan organisai dapat menghsilkan laba atau sisa hasil usaha. 2.8 Analisis Ekonomi Unsur-unsur makroekonomi yang biasa dianalisis melalui analisis ekonomi adalah faktor tingkat bunga, pendapatan nasional suatu negara, kebijakan moneter, dan kebijakan fiskal yang diterapkan oleh suatu negara. Analisis ini digunakan untuk mengetahui potensi dari faktor makro yang pastinya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian dari investasi. 2.9 Nilai Bunga dalam Analisis Biaya dan Manfaat Analisis manfaat dan biaya digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber yang langka dapat digunakan secara efisien. Bunga disini terbagi menjadi bunga biasa (Simple Interest) dan bunga berganda (Compound Interest). 2.10 Nilai Uang dalam Waktu Pengambilan keputusan pada analisis ekonomi akan melibatkan dan menentukan apa yang ekonomis dalam jangka panjang yang dikenal dengan time value of money. 2.11 Indikator Kelayakan Ekonomi Untuk menentukan kelayakan ekonomi dalam kegiatan penetapan tarif dasar air bersih maka dapat dilakukan metode yang umum dipakai, yaitu: Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), dan analisa sensitivitas. 2.12 Perencanaan Detail RAB Penaksiran anggaran biaya sangat diperlukan dalam perhitungan rencana anggaran biaya, dimana pengertian dari penaksiran anggaran biaya adalah suatu proses perhitungan volume pekerjaan , harga-harga bahan
yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi. 3. METODE PENELITIAN Sistematika pembahasan dalam studi ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Proyeksi jumlah penduduk dihitung sampai dengan tahun 2027. b. Besarnya kebutuhan air baku dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk. c. Merencanakan jaringan air baku menggunakan aplikasi WaterCADv8i Series5. d. Dari biaya konstruksi dan biaya O&P, dapat dihitung analisa biayanya. e. Kebutuhan air baku dihitung terhadap debit sumber, apakah debit mencukupi atau tidak sampai tahun 2032. f. Bersarnya produksi air dihitung sehingga diperoleh analisa manfaat. g. Setelah diperoleh analisa biaya dan analisa manfaat, dilakukan analisa ekonomi menggunakan BCR, NPV, IRR, dan Analisa Sensitivitas. h. Prediksi harga air ditetapkan dengan kisaran bunga antar 6%15%. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Penyedia Air Baku 4.1.1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk proyeksi kebutuhan air bersih pada Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar menggunakan prosentase 100%, 80%, 60%, 40%, dan 20%. Berikut ini adalah contoh perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih tahun 2032 dengan prosentase penduduk terlayani sebesar 100% dan kehilangan air sebesar 25%. 1. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2032 sebesar 49.839 jiwa. 2. Kebutuhan air domestik (dengan asumsi 150 liter/orang/hari) = 49.839 x 150
= 6.479.200 liter/hari = 74,99 liter/detik 3. Kebutuhan non domestik (dengan asumsi 20%) = 20% x 74,99 = 15,00 liter/detik 4. Total kebutuhan air = Qdomestik + Qnon domestik = 74,99 + 15,00 = 89,99 liter/detik 5. Kehilangan air = 25% x 89,99 = 22,50 liter/detik 6. Kebutuhan air rata-rata = total kebutuhan air + kehilangan air = 74,99 + 15,00 = 89,99 liter/detik 7. Produksi air baku = kebutuhan air rata-rata + kehilangan air = 89,99 + 22,50 = 112,49 liter/detik 8. Kebutuhan air maksimum = 1,15 x 89,99 = 103,49 liter/detik 9. Kebutuhan jam puncak = 1,56 x 89,99 = 140,38 liter/detik 4.2 Simulasi Program WaterCAD V8i Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air pada titik simpul adalah jumlah orang per-rumah, jumlah rumah yang terlayani dan Load Factor. Sedangkan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tekanan pada titik simpul adalah elevasi reservoir dengan titik simpul, debit kebutuhan dan spesifikasi pipa yang berhubungan dengan kehilangan tinggi tekan mayor. Pada studi ini reservoir yang digambarkan pada aplikasi WaterCAD adalah titik junction J-129. Junction tersebut digambarkan sebagai reservoir. 4.2.1 Evaluasi Hasil Simulasi WaterCAD v8i Setelah menjalankan simulasi, muncul Calculation Summary pada WaterCAD yang menunjukkan tanda
hijau, yang artinya tidak ada masalah pada simulasi yang dijalankan. Dari hasil simulasi, menunjukkan debit yang masuk sebesar 150 L/s, dengan debit yang keluar sebesar 142,943 L/s pada jam puncak. Dapat disimpulkan bahwa kondisi aliran pada jam 00.00 dimana kebutuhan air sedikit dan kondisi aliran pada jam 08.00 yang merupakan jam puncak masih pada kondisi yang aman. Contoh perhitungan manual headloss gradient pada Pipa 3 yang menghubungkan antara Junction 1 dan Junction 2 pada jaringan distribusi air bersih Kecamatan Gianyar Tahun 2032 secara manual pada jam 00.00. Diketahui: 1. Elevasi J-1
= 142.00
2. Elevasi J-2
= 134.00
3. Panjang Pipa = 2,1 m 4. Debit
= 4,947 L/s = 0,004947 m3/s
5. Chw
= 150
6. Diameter Pipa = 6 in = 0,1524m Penyelesaian:
k
= = = 20,169 =k.Q1,85
hf
=20,169 . 0,0049471,85 = 0,00109 m headloss gradient = hf / L = 0,00109/ 2,1 =0,000521m/m = 0,521 m/km
S = hf / L = 0,00109 /2,1
= 5,19 x 10-4 V = 0,85 . Chw . R0,63 . S0,54
= 0,85 . 150 . (
)
= 0,382 m/s Tekanan pada J-2 Hydraulic
Grade
–
.
= Elevasi
Junction – hf = 154,08 – 134 – 0,001 = 20,079 mH2O Jadi, tekanan pada Junction 2 dengan cara perhitungan secara manual pada jaringan distribusi air bersih adalah sebesar 20,079 mH2O. 4.2.2 Evaluasi Kondisi Aliran Pada Pipa Hasil running WaterCAD menunjukkan tanda berwarna hijau yang menunjukkan jaringan distribusi air bersih dapat berjalan lancar tanpa ada masalah. Kebutuhan yang tinggi pada jam puncak menyebabkan kehilangan energi menjadi besar, kehilangan energi terbesar pada jam puncak terjadi pada Pipa 147 sebsar 0,27 m. Pada jam rendah dimana kebutuhan menjadi kecil maka kehilangan energi pun menjadi kecil, dengan kisaran antara 0,001 m – 0,05 m. Kecepatan paling tinggi terdapat pada pipa 45 dengan 2,41 m/s, sedangkan kecepatan paling rendah pada kondisi jam puncak terdapat pada pipa 75 dengan 0,06 m/s. Pada jam rendah dimana kebutuhan menjadi kecil maka kecepatan aliran pun menjadi kecil yaitu berkisar antara 0,02 m/s hingga 0,4 m/s. 4.2.3 Evaluasi Tekanan Pada Titik Simpul Dari hasil analisa didapat bahwa semua tekanan sisa pada tiap titik simpul pada jam puncak dalam keadaan ideal yaitu antara 1 mH2O hingga 148 mH2O. Sedangkan, pada jam rendah dimana kebutuhan air berkurang maka tekanan menjadi besar yaitu berkisar antara 1 mH2O sampai 149 mH2O, tekanan terbesar terdapat pada J-39.
Dengan kondidi tersebut maka kebutuhan air bersih ditiap titik simpul dapat terpenuhi. 4.3 Analisa Biaya 4.3.1 Biaya Modal Biaya modal terdiri dari 2 macam, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung dalam proyek ini meliputi seluruh biaya yang digunakan untuk pembangunan dalam proyek ini. Sedangkan biaya tidak langsung terdiri dari : Biaya Engineering = 5% dari biaya konstruksi Biaya Administrasi = 2,5% dari biaya konstruksi Biaya Tak Terduga = 5% dari biaya konstruksi Cara menghitung biaya modal untuk seluruh perencanaan air baku adalah sebagai berikut : Biaya konstruksi=Rp. 67.208.210,40 Biaya admin =Rp. 67.208.210,40 x 2,5% =Rp. 450.444.231,23 Biaya engineering=Rp. 67.208.210,40x 5% = Rp. 900.888.462,46 Biaya tak terduga=Rp. 67.208.210,40x 5% =Rp. 900.888.462,46 Perhitungan dan analisa biaya modal dapat dilihat pada tabel 4.1 dengan langkah perhitungan sebagai berikut : a) Menghitung biaya konstruksi untuk perencanaan jaringan air baku sebesar Rp. 56.712.358.518. Angka tersebut diperoleh dari total biaya yang harus dikeluarkan dalam pembangunan proyek ini. b) Menghitung biaya konstruksi di kalikan dengan factor konversi untuk mendapatkan biaya konstruksi tiap tahunnya
Tabel 4.1 Tahunan Thn
Analisis Biaya Konstruksi
Faktor Konversi
2015
Biaya Konstruksi
Total
22,296,989,446
22,296,989,446
(F/P,6,1)
1.06
23,634,808,812
(A/P,6,15)
0.103
2,434,385,307
2032
2,434,385,307
Sumber : Hasil Perhitungan 4.3.2 Biaya Tahunan Biaya tahunan dari proyek ini terdiri dari perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan. Dalam biaya operasional terdiri dari : Biaya variabel : biaya yang berhubungan langsung dengan kebutuhan dana untuk menyalurkan air mulai dari sumber hingga ke warga. Biaya tetap : biaya yang meliputi biaya langsung usaha dan beban administasi umum. Dengan menggunakan factor nilai sekarang dapat dilihat pada tabel 4.2 dengan langkah perhitungan sebagai berikut : a) Biaya O&P : Rp. 1,224,083,524.80 b) Biaya O&M : Rp. 2,434,385,307.71 c) Analisis O&P dan O&M tahunan = Rp.1,224,083,524.80+Rp.2,434,385, 307.71= Rp. 3,658,468,832.51 Tabel 4.2 Analisis O&P dan O&M Tahunan Biaya O&P (Rp) 1,224,083,524
Biaya O&M (Rp) 2,434,385,307
Sumber : Hasil Perhitungan
Total (Rp) 3,658,468,832
Tabel 4.3 Biaya Total Rencana Bunga (%)
Biaya Konstruksi (Rp)
Biaya O&P (Rp)
Biaya Total (Rp)
6
2,434,385,307
1,224,083,524
3,658,468,832
7
2,625,321,586
1,224,083,524
3,849,405,111
8
2,814,389,351
1,224,083,524
4,038,472,876
9
2,888,938,670
1,224,083,524
4,113,022,195
10
3,214,178,765
1,224,083,524
4,438,262,290
11
3,443,201,827
1,224,083,524
4,667,285,352
12
3,667,830,766
1,224,083,524
4,891,914,291
13
3,900,201,839
1,224,083,524
5,124,285,363
14
4,139,920,243
1,224,083,524
5,364,003,767
15
4,386,829,842
1,224,083,524
5,610,913,367
Sumber : Hasil Perhitungan 4.4 Harga Air Minimum Sebelum menghitung harga air minimum, ada baiknya untuk mengetahui jumlah produksi airnya terlebih dahulu. Berikut adalah contoh perhitungan tahun 2027: Kebutuhan air : 1,884,259 m3/tahun Kehilangan air : 119,837 (25% dari kebutuhan air) Tabel 4.4 Produksi Air per m3/tahun Tahun
Kebutuhan Air (m3/tahun)
Kehilangan Air (m3/tahun)
Produksi (m3/tahun)
2017
1,884,259
119836.80
1764422.20
2018
2,107,659
120009.30
1987649.70
2019
2,116,643
120181.80
1996461.20
2020
2,367,189
120354.30
2246834.70
2021
2,586,151
120526.80
2465624.20
2022
2,541,839
120699.30
2421139.70
2023
2,718,649
120871.80
2597777.20
2024
2,852,417
121044.30
2731372.70
2025
3,018,716
121216.80
2897499.20
2026
3,186,153
121389.30
3064763.70
2027
3,351,839
121561.80
3230277.20
2028
3,353,718
121734.30
3231983.70
2029
3,416,382
121906.80
3294475.20
2030
3,515,342
122079.30
3393262.70
2031
3,694,172
122251.80
3571920.20
2032
3,757,381
122424.30
3634956.70
Sumber : HasilPerhitungan
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa proyek ini memiliki produksi air sebesar 3634956.70 m3/tahun pada tahun 2032. Harga air minimum juga diperoleh dari jumlah produksi air. Berikut adalah contoh perhitungan harga air minimum untuk tahun 2032. Harga air minimum = = = Rp. 2,282 Dari perhitungan di atas dapat diketahui harga air minimum per m3 adalah Rp. 2,282 untuk tahun 2032. 4.6 Analisa Manfaat Manfaat langsung merupakan manfaat yang ditimbulkan oleh pembangunan jaringan pipa sebagai suplai pemenuhan kebutuhan air baku. Manfaat total tahunan dapat dihitung berdasarkan = produksi air x harga air. Untuk nilai manfaatnya dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Manfaat Total Tahun 2032 Bunga (%)
Produksi (m3/tahun)
Harga Air (Rp)
Manfaat (Rp)
6
3634956.7
1,006
3,658,468,832
7
3634956.7
1,059
3,849,405,112
8
3634956.7
1,111
4,038,472,876
9
3634956.7
1,132
4,113,022,195
10
3634956.7
1,221
4,438,262,290
11
3634956.7
1,284
4,667,285,353
12
3634956.7
1,346
4,891,914,291
13
3634956.7
1,410
5,124,285,364
14
3634956.7
1,476
5,364,003,768
15
3634956.7
1,544
5,610,913,367
Sumber : Hasil Perhitungan 4.7 Analisa Ekonomi 4.7.1 Benefit Cost Ratio (B/C) Dalam perhitungan ini masingmasing komponen manfaat dan biaya dijadikan nilai sekarang (present value). Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 6%-15% dan analisa ekonomi berdasarkan usia guna adalah 15 tahun.
Adapun contoh perhitungan BCR adalah sebagai berikut : Total biaya : Rp. 3,658,468,833 Total manfaat : Rp. 3,658,468,833 Sehingga : BCR = =
= 1
Tabel 4.7 NPV dari Berbagai Tingkat Suku Bunga dengan Bunga 6% Suku bunga (%)
Benefit (Rp)
Cost (Rp)
B-C (Rp)
6
3,658,468,832.51
3,658,468,832.51
-
5
3,658,468,832.51
3,471,620,060.96
186,848,771.56
4
3,658,468,832.51
3,309,690,404.80
348,778,427.71
Sumber : Hasil Perhitungan 4.8.3 Internal Rate of Return (IRR)
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai BCR Bunga (%)
Manfaat (Rp)
Total (Rp)
B/C
6
3,658,468,833
3,658,468,833
1
7
3,849,405,112
3,849,405,112
1
8
4,038,472,876
4,038,472,876
1
9
4,113,022,195
4,113,022,195
1
10
4,438,262,290
4,438,262,290
1
11
4,667,285,353
4,667,285,353
1
12
4,891,914,291
4,891,914,291
1
13
5,124,285,364
5,124,285,364
1
14
5,364,003,768
5,364,003,768
1
15
5,610,913,367
5,610,913,367
1
Sumber : Hasil Perhitungan Karena B/C lebih dari 1, maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi. 4.8.2 Net Present Value (B-C) Nilai dalam NPV pada tingkat suku bunga yang berlaku harus memiliki harga > 0. Jika nilai NPV=0, maka proyek tersebut memiliki manfaat yang senilai dengan biaya investasinya. Namun jika NPV < 0, maka proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak untuk dibangun. Adapun perhitungan sesuai proyek untuk tahun 2032 dengan bunga antara 6%-15% adalah sebagai berikut : (Benefit) = Rp. 3,658,468,833 (Cost) = Rp. 3,658,468,833B–C = Rp 0
IRR atau tingkat pengembalian internal diartikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya memiliki nilai yang sama (B-C = 0 atau B/C = 1). Contoh perhitungan IRR untuk proyek ini adalah sebagai berikut: IRR = I’ + x ( I’-I”) =6% +
x (6%-4%)
= 8% Dari perhitungan IRR di atas dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, dikarenakan hasil perhitungan IRRnya lebih dari suku bunga komersil yang berlaku. Oleh karena itu proyek ini dianggap menguntungkan. 4.8.4 Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas bertujuan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan biaya dan manfaat yang masih merupakan estimasi. Pada analisis ini digunakanlah prosentase kenaikan sebesar 10%. Dengan prosentase tersebut dapat dilihat apakah B/C sesuai dengan ketetapan, yaitu B/C= 1. Maka dari itu dilakukan perhitungan terhadap : 1. Komponen biaya (cost) naik 10%, manfaat (benefit) tetap. 2. Komponen biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) turun 10%. 3. Keterlambatan pelaksanaan konstruksi ( n + 2 ). Karena terdapat beberapa bunga antara 6%-15%, maka analisa
sensitivitasnya pun nantinya tebagi dari bunga 6%-15% juga. Dari berbagai macam kondisi dinyatakan layak karena B/C nya < 1, nilai B–C nya 0, dan nilai IRRnya lebih dari suku bunga komersial yaitu antara 6%-15%. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan Perencanaan Jaringan Air Baku dan Harga Air yang dilakukan di Gianyar, dapat disimpulkan : 1. Cara mensuplai kebutuhan air baku ke unit konsumsi Desa Tulikup dengan cara melalui pengambilan dari long storage kemudian diambil menggunakan pipa primer dengan debit pada jam puncak sebesar 115,72 L/s dan kemudian disalurkan ke pipa sekunder dan tersier yang menghubungkan ke warga dengan menggunakan sistem gravitasi. 2. Biaya perencanaan pembangunan penyedia air baku yang harus dianggarkan untuk proyek ini adalah sebesar Rp. 22,296,989,446.00, dan biaya untuk operasional serta pemeliharaannya sebesar Rp. 1,224,083,524.80 sedangkan untuk biaya organisai dan manajemen sebesar Rp. 28.928.861.777. 3. Proyek ini memiliki manfaat berupa manfaat langsung. Adapun manfaat langsung yang diperoleh dalam perencanaan jaringan air baku terbagi antara bunga antara 6% 15%. Untuk manfaat dengan bunga 6% memiliki manfaat sebesar Rp 3,658,468,833, untuk bunga 7% sebesar Rp 3,849,405,112, untuk bunga 8% sebesar Rp 4,038,472,876, untuk bunga 9% sebesar Rp 4,113,022,195, untuk bunga 10% sebesar Rp 4,438,262,290, untuk bunga 11% sebesar Rp 4,667,285,353, untuk bunga 12% sebesar Rp 4,891,914,291, untuk bunga 13% sebesar Rp 5,124,285,364, untuk
bunga 14% sebesar Rp 5,364,003,768, dan untuk bunga 15% sebesar Rp 5,610,913,367. 4. Untuk analisa ekonomi proyek meninjau Benefit Cost Ratio (B/C), Net Present Value (B-C), Tingkat Pengembalian Internal (IRR), Titik Impas Investasi, serta Analisa Sensitivitas dilakukan dengan bunga antara 6% - 15%. a. Net Present Value (B-C) Saat bunga 6%-15%, B-C memiliki nilai sebesar 0, maka proyek tersebut memiliki manfaat yang senilai dengan biaya investasinya. b. Tingkat Pengembalian Internal (IRR) Pada bunga 6% IRR memiliki nilai sebesar 8% , pada bunga 7% IRR memiliki nilai sebesar 9%, pada bunga 8% IRR memiliki nilai sebesar 10%, pada bunga 9% IRR memiliki nilai sebesar 11%, pada bunga 10% IRR memiliki nilai sebesar 12%, pada bunga 11% IRR memiliki nilai sebesar 13%, pada bunga 12% IRR memiliki nilai sebesar 14%, pada bunga 13% IRR memiliki nilai sebesar 15%, pada bunga 14% IRR memiliki nilai sebesar 16%, dan pada bunga 15% IRR memiliki nilai sebesar 17%. c. Analisa Sensitivitas Dan untuk analisa sensitivitas dari segi ekonomi, proyek jaringan air baku ini dikatakan layak karena sesuai dengan ketetapan yang ada. Seperti B/C = 1, NPV > 0, dan IRR lebih besar dari suku bunga komersil. 5. Setelah dilakukan perhitungan mulai dari B/C hingga analisa sensitivitas, tarif air baku yang disarankan kisaran harga sebesar Rp 1.006 hingga Rp 1.544 dari bunga 6%-15%.
5.2 Saran Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam Studi Perencanaan Jaringan Air Baku dan Harga Air ini adalah sebagai berikut : 1. Perlunya mempertimbangkan tarif air yang akan ditetapkan dengan sebaik mungkin dikarenakan terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, salah satunya adalah tingkat kemampuan dari masyarakat untuk membayar tarif air tersebut. 2. Memaksimalkan penanganan pemeliharaan agar apabila terjadi kerusakan dapat segera diatasi dan meminimalisir biaya operasi dan pemeliharaan. Tinjauan Pustaka Kadariah.1976. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : FE.UI Press. Lindsey, R. K, Joseph, B.F.1986. Teknik Sumber Daya Air Terjemahan