Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015
ISSN : 1412 – 6885
STUDI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Karmini1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman Samarinda, Indonesia. Jl. Pasir Balengkong, Kampus Gunung Kelua, Kotak Pos 1040, Samarinda, Kalimantan Timur. E-Mail:
[email protected]
ABSTRAK Studi Pengembangan Usaha Perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan usaha perkebunan di Kutai Kartanegara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Usaha perkebunan yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat sipil. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan produksi perkebunan di daerah penelitian. Pengembangan perkebunan harus tetap mengerjakan tanah potensial. Pemerintah membuat prosedur investasi di Kutai Kartanegara mudah dan lebih cepat bagi investor. Kata kunci : perkebunan, bisnis, investasi, Kutai Kartanegara.
ABSTRACT Study the Plantation Business Development in Kutai Kartanegara Regency. The aim of this study was to know the development of plantation business in Kutai Kartanegara Regency. Data were analyzed by using descriptive analysis. Plantation business is managed by government-owned enterprise, private sector and farm small holder. The result of study showed the increase of plantation production in study area. Development of plantation should be continued to cultivate potential land. Government shoud made the procedure of investment in Kutai Kartanegara Regency easier and faster for investors. Key words : plantation, business, investment, Kutai Kartanegara.
1. PENDAHULUAN Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki potensi sumberdaya lahan yang sangat besar. Potensi lahan tersebut sebagian telah digunakan untuk kegiatan budidaya tanaman perkebunan. Pada tahun 2006, luas areal tanaman perkebunan rakyat meliputi 45.984 ha. Sementara itu, perkebunan swasta mengelola 39.468 ha sedangkan perkebunan besar negara mengelola hanya 1.875 ha (Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007). Masih terdapat potensi lahan yang belum
dimanfaatkan, seperti lahan yang belum digunakan untuk budidaya tanaman kelapa sawit seluas 238.834 ha (Badan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2008). Pemerintah daerah terus mendorong peningkatan kegiatan investasi untuk pengembangan usaha perkebunan. Hal itu bertujuan agar kesejahteraan masyarakat khususnya petani meningkat melalui peningkatan kegiatan budidaya tanaman perkebunan. Upaya terus dikembangkan berupa penyusunan kebijakan di bidang
69
Studi Pengembangan Usaha…
Karmini.
perkebunan antara lain penyederhanaan prosedur perijinan investasi usaha perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Di samping itu berbagai upaya yang lain juga dilakukan untuk menunjang pengembangan kegiatan ekonomi daerah seperti penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur. Tujuan studi adalah untuk mengetahui pengembangan usaha perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil studi diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang perkembangan usaha perkebunan di lokasi studi.
Kabupaten Kutai Kartanegara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara dan Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode analisis data secara deskriptif diaplikasikan untuk mengetahui kegiatan perkebunan di lokasi penelitian. 2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Petani Usaha perkebunan banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari data bahwa jumlah petani yang membudidayakan tanaman perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2006 adalah 30.780 orang (Tabel 1). Usaha perkebunan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Usaha perkebunan yang banyak dikelola masyarakat adalah usaha perkebunan rakyat. Skala usaha perkebunan rakyat ini relatif kecil. Skala usaha sangat dipengaruhi oleh besarnya modal yang diinvestasikan untuk kegiatan tersebut.
2. METODA PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tenggarong. Pada Bulan Mei-Juni 2014. 2.2. Metode Cakupan studi meliputi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Data yang dikumpulkan untuk studi ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Penanaman Modal Daerah
Tabel 1. Jumlah petani tanaman perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2006. Kecamatan
1.Samboja 2.Muara Jawa 3.Sanga-Sanga 4. Loa Janan 5. Loa Kulu 6. Muara Muntai 7. Muara Wis 8. Kota Bangun 9. Tenggarong 10. Sebulu 11. Tenggarong Seberang 12. Anggana 13. Muara Badak 14. Marang Kayu 15. Muara Kaman 16. Kenohan 17. Kembang Janggut 18. Tabang Jumlah
70
Kelapa sawit
240 10 50 14 9 421 188 30 46 8 420 249 356 2.041
Pinang
45 21 10 76
Kayu Manis
6 4 5 4 19
Panili
Pala
-
4 1 5 1 11
Jahe
20 64 7 91
Jambu mete
9 9
Aren
2 2 2 3 35 7 2 4 4 35 43 3 2 2 4 8 3 12 173
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015
Kecamatan
Kakao
1.Samboja 2.Muara Jawa 3.Sanga-Sanga 4. Loa Janan 5. Loa Kulu 6. Muara Muntai 7. Muara Wis 8. Kota Bangun 9. Tenggarong 10. Sebulu 11. Tenggarong Seberang 12. Anggana 13. Muara Badak 14. Marang Kayu 15. Muara Kaman 16. Kenohan 17. Kembang Janggut 18. Tabang Jumlah
Kelapa
72 92 40 429 5 6 6 64 70 20 8 130 73 133 5 7 6 1.166
3.490 1.701 257 177 252 130 72 1.000 147 250 417 661 331 1.139 367 166 62 130 10.749
ISSN : 1412 – 6885
Cengkeh
0 20 4 49 5 0 0 45 8 0 0 0 0 0 0 131
Kopi
Lada
Karet
821 473 215 575 600 170 312 112 425 161 120 385 271 239 510 135 40 104 5.668
674 385 72 2.132 119 0 14 39 87 170 100 84 351 155 133 12 7 7 4.541
300 506 296 177 75 100 323 780 175 50 123 63 103 1.626 50 50 69 76 4.942
Kemiri
12 45 10 100 150 2 2 262 49 73 97 2 130 30 6 6 7 4 987
Kapuk
12 9 15 7 12 16 5 15 7 24 3 10 7 9 10 15 176
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara (2007).
Kutai Kartanegara tahun 2006 mencapai 6 perusahaan. Perusahaan perkebunan negara yang bergerak di bidang perkebunan hanya 2 buah yaitu PTPN XIII dan Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kertanegara. Tanaman yang dibudidayakan oleh perusahaan perkebunan negara adalah karet dan kelapa sawit.
Luas Lahan dan Produksi Kegiatan investasi yang dilakukan oleh investor pada umumnya dilakukan untuk membangun perkebunan besar swasta. Luas areal perkebunan besar swasta mencapai 39.468 ha pada tahun 2006. Tingkat produksi perkebunan besar swasta adalah 251.999 ton (Tabel 2). Perusahaan perkebunan yang menanamkan modalnya di Kabupaten
Tabel 2. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan besar swasta dan negara menurut jenis tanaman tahun 2006. Perusahaan
Jenis Tanaman
Luas Areal (ha) TBM
TM
Produksi
TT/TR
Jumlah
(ton)
Perkebunan besar swasta PT Rea Kaltim Plantation
Kelapa sawit
-
30.106
250.000 690 839
607
129
14
Karet
0
1.089
5.413
6.502
Kelapa sawit
-
-
700
700
-
Kelapa sawit
81
79
0
160
419
Kenaf
50
30
0
80
51
-
1.170
251.999 257.610
Kelapa sawit
PT Prasetia Utama PT Kutai Agro Jaya PT Jaya Mandiri Sukses
22.106
750
PT Hasfarm Product Ltd
PT Global Agrotek Nusantara
8.000
Kelapa sawit
1.170
-
Jumlah 2006
9.908
23.433
6.127
2005
8.918
23.403
6.127
39.468 38.448
-
106
1.744
1.850
200
25
-
-
25
-
25 25
106 106
1.744 1.744
1.875 1.875
200 10.189
Perkebunan besar Negara Karet
PIRSUS I PTPN XIII Kebun Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kertanegara Jumlah
2006 2005
Kelapa sawit
71
Studi Pengembangan Usaha…
Karmini.
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara (2007). Ket: TBM= Tanaman Belum menghasilkan, TM = Tanaman Menghasilkan, TT/TR = Tanaman Tua/Tanaman Rusak.
Subsektor perkebunan memiliki banyak peluang investasi. Pada tahun 2005 dan 2006 terdapat 18 jenis komoditi yang dikembangkan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Luas areal tanaman perkebunan hingga tahun 2006 adalah 45.984 ha dengan tingkat produksi sebesar 20.689 ton. Kegiatan investasi pada bidang perkebunan tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2005. Luas areal tanaman perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2005 adalah 40.139 ha dengan tingkat produksi 20.366 ton (Tabel 3).
Data pada Tabel 4 menunjukkan tingkat produksi tanaman perkebunan pada setiap kecamatan. Kelapa sawit hanya diproduksi di Kecamatan Samboja, Loa Janan, Kota Bangun, Tenggarong dan Kembang Janggut. Sementara itu karet, kopi dan kelapa dalam diproduksi di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Peningkatan produksi yang sangat signifikan terjadi pada produksi tanaman kelapa sawit, karet, kopi, lada dan kakao pada tahun 2007. Peningkatan produksi antara lain disebabkan peningkatan status dari tanaman belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan.
Tabel 3. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan rakyat menurut jenisnya tahun 2005 dan 2006. Jenis Tanaman 1. Kelapa 2. Kelapa Sawit 3. Karet 4. Lada 5. Kakao 6. Kopi 7. Aren 8. Kapuk 9. Cengkeh 10. Panili 11. Kayu Manis 12. Kemiri 13. Pala 14. Jambu Mete 15. Pinang 16. Jarak Pagar 17. Kapuk 18. Jahe Jumlah 2006 2005
TBM 2.328 4.473 3.481 167 308 979 72 23 8 11 13 444 1 11 414 23 3 14.723 9.727
Luas Areal (ha) TT/TR 8.124 2.874 134 3.524 2.176 5.823 2.419 644 1.511 1.982 910 103 27 60 25 37 80 2 4 1 2 347 297 0,3 3 10 104 3 17 0 0 60 25 20 20.813 10.448 19.501 10.911
TM
Produksi (ton) Jumlah 13.327 4.612 9.181 10.408 2.463 3.871 201 107 124 17 16 1.087 4 114 31 414 107 22 45.984 40.139
5.944 1.740 3.790 7.250 370 1.198 26 21 10 1 0,2 272 0 17 0 0 21 31 20.689 20.366
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara (2007). Ket: TBM= Tanaman Belum menghasilkan, TM = Tanaman Menghasilkan, TT/TR = Tanaman Tua/Tanaman Rusak.
Pengembangan tanaman perkebunan terus dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Hal ini disebabkan masih banyaknya lahan yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat (Tabel 5).
72
Lahan yang potensial untuk mengembangkan tanaman perkebunan sebagian dimiliki negara dan sebagian dimiliki masyarakat. Peluang usaha di bidang perkebunan tersebut perlu
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015
ISSN : 1412 – 6885
dimanfaatkan oleh masyarakat agar sumberdaya lahan yang ada dapat bermanfaat secara optimal demi kesejahteraan masyarakat.
seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi sekuritas yang bisa dipasarkan, seberapa ekstensif dan kapan sebaiknya dilakukan. Ada lima prosedur dalam membuat keputusan yang menjadi dasar proses investasi yaitu:
Proses Investasi Menurut Sharpe dkk. (1995), proses investasi menjelaskan bagaimana
Tabel 4. Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2005-2007 (ton). Kecamatan 1.Samboja 2.Muara Jawa 3.Sanga-Sanga 4. Loa Janan 5. Loa Kulu 6. Muara Muntai 7. Muara Wis 8. Kota Bangun 9. Tenggarong 10. Sebulu 11. Tenggarong Seberang 12. Anggana 13. Muara Badak 14. Marang Kayu 15. Muara Kaman 16. Kenohan 17. Kembang Janggut 18. Tabang Jumlah 2006 2005 Kecamatan 1.Samboja 2.Muara Jawa 3.Sanga-Sanga 4. Loa Janan 5. Loa Kulu 6. Muara Muntai 7. Muara Wis 8. Kota Bangun 9. Tenggarong 10. Sebulu 11. Tenggarong Seberang 12. Anggana 13. Muara Badak 14. Marang Kayu 15. Muara Kaman 16. Kenohan 17. Kembang Janggut 18. Tabang Jumlah 2006 2005
Kelapa sawit
Pinang
20
Kayu manis
Pala
Panili
Jahe
Jambu mete
Aren
0,2
1.450 270 26
1 1
5
17
1.740 1.470 Kakao 35 3 0,3 100 0 2 3 5 4 12 11 110 72 1 1 10 1
1 0 Kelapa 2.502 1.598 45 135 152 16 56 269 19 19 100 215 329 296 106 30 7 50
370 383
5944 5908
0,2 0,2 Cengkeh 1 0,1 1 1
6 0,2
10 8
Kopi 158 500 44 45 96 8 9 29 4 65 19 73 51 36 30 11 6 15 1.198 1.231
1 1 Lada 450 30
31 39 Karet 160 175
50 6.250
82 46
10
43 40
5 9
17 0 Kemiri 15
45
Kapuk 1 1 2 1
23
3 3
22 610
1
1
18 40
37 33
8 14
1 1
45 10
51 42
20 1
2 1
230 91
136 2.149
141 0,03
2
6 4
80 60
1 2
1 2
1 1
16 9
3 1
1 3
7.250 7.262
3.790 3.760
272 262
21 21
73
Studi Pengembangan Usaha…
Karmini.
Tahun 2007 Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah
Kelapa sawit 58 0 0 20 0 0 0 2.800 4.007 0 0 0 0 0 0 0 250.000 0 256.885
500 30 2 6.250 10 0 5 900 18 40 2 10 230 91 5 400 100 50
23.600 116.050 3.300 4.600 4.300 4.000 2.200 39.000 95.213 13.600 500 4.200 13.600 270.000 8.000 6.000 1.550 900
352 754 6 68 96 8 9 29 4 57 19 73 51 36 30 11 16 15
33 3 0 100 0 2 0 3 5 2 5 11 110 82 5 1 48 1
Kelapa dalam 2.502 519 34 135 152 16 56 261 19 20 46 215 329 296 73 30 7 50
8.643
610.613
1.633
411
4.759
Lada
Karet
Kopi
Kakao
Kenaf
Lain-lain
0 0 67.555 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 2 2 47 90 3 0 32 9 38 26 1 144 17 21 4 14 5
67.555
482
Ket: Lain-lain : Aren,Kapuk, Cengkeh, Panili, Kayu Manis, Kemiri, Pala, Jambu Mete, Pinang, Jahe dan Jarak Pagar. Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara (2007) dan Badan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (2008).
Tabel 5. Profil lahan untuk budidaya tanaman perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
74
Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah Kecamatan
Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak
Tersedia 31.000 18.500 6.500 27.500 9.000 20.000 43.390 49.500 11.000 135 5.000 2.000 21.000 2.000 177.000 76.000 151.152 110.300 760.977
Tersedia 1.407,00 1.321,00 741,00 470,00 1.164,00 2.789,00 292,00 1.823,00 8.143,00 1.654,00 2.160,00 225,00 2.473,00
Kelapa Sudah digunakan 23.305 18.500 1.417 18.401 9.000 25.739 33.036 23.609 8.296 38.265 5.000 12.137 30.445 22.503 126.125 31.302 117.811 61.207 606.097 Karet Sudah digunakan 596 952 383 229 6.711 433 265 1.048 175 242 184 100 585
Sawit Belum digunakan 7.695 0 5.083 9.099 0 0 10.354 25.891 2.704 0 0 0 0 0 50.875 44.698 33.341 49.093 238.834
Tersedia 2.317 740 712 8.956 221 154 69 232 1.115 367 649 117 225 2.097 560 160 304 305 19.300
Belum digunakan 811 369 358 241 0 2.356 27 775 7.968 1.412 1.976 125 1.888
Tersedia 1.317,00 1.537,00 623,00 446,00 838,00 1.121,00 54,00 1.500,00 1.101,00 550,00 820,00 1.664,00 605,00
Lada Sudah digunakan 952 324 443 6.750 113 9 47 79 68 187 79 46 584 266 70 10 21 5 10.053 Kopi Sudah digunakan 673 697 50 227 402 121 44 75 122 118 200 193 123
Belum digunakan 1.365 416 269 2.206 108 145 22 153 1.047 180 570 71 -359 1.832 490 150 283 300 9.248 Belum digunakan 644 840 573 219 436 1.000 10 1.426 979 432 620 1.471 482
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015
14 15 16 17 18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah Kecamatan
Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah Kecamatan
Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah
10.959,00 15.158,00 2.643,00 6.106,00 2.206,00 61.734
Tersedia 177,00 171,00 100,00 2.022,00 438,00 200,00 0,00 356,00 3.900,00 314,00 544,00 519,00 1.225,00 597,00 2.504,00 204,00 2.523,00 1.254,00 17.048,00
Tersedia 540,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 500,00 500,00 2.500,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.040,00
5.890 201 230 106 461 18.791 Kakao Sudah digunakan 13 71 21 945 200 8 0 6 73 20 72 21 228 145 195 4 57 98 2.175 Kenaf Sudah digunakan 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 300
ISSN : 1412 – 6885
5.069 14.957 2.413 6.000 1.745 48.490
606,00 2.600,00 1.595,00 2.089,00 2.050,00 21.116
Belum digunakan 164 100 80 1.077 238 192 0 350 3.827 294 472 499 997 453 2.309 200 2.466 1.156 14.873
Tersedia 7.677,00 7.642,00 350,00 533,00 794,00 598,00 166,00 1.700,00 810,00 1.598,00 1.063,00 1.496,00 1.746,00 1.443,00 455,00 1.100,00 1.561,00 1.627,00 32.359,00
Belum digunakan 240 0 0 0 0 0 0 0 0 0 500 500 2.500 0 0 0 0 0 3.740
Tersedia 204,00 120,00 110,00 356,00 450,00 168,00 28,00 170,00 145,00 145,00 610,00 66,00 533,00 262,00 513,00 165,00 275,00 275,00 4.595,00
164 182 103 172 91 3.756 Kelapa Sudah digunakan 3.838 3.181 114 151 302 98 124 923 60 150 244 504 903 646 223 94 69 157 11.780 Lain-lain Sudah digunakan 247 44 28 157 942 17 2 279 89 117 248 14 330 32 97 26 43 24 2.733
442 2.418 1.492 1.917 1.959 17.360 Dalam Belum digunakan 3.839 4.462 236 382 492 500 42 777 750 1.449 819 992 844 797 232 1.006 1.492 1.470 20.580 Belum digunakan 0 77 82 200 0 151 26 0 56 29 362 52 203 230 417 139 232 252 2.505
Ket: Lain-lain : Aren,Kapuk, Cengkeh, Panili, Kayu Manis, Kemiri, Pala, Jambu Mete, Pinang, Jahe dan Jarak Pagar Sumber : Badan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (2008)
1. Penentuan kebijakan investasi. Penentuan kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investor dan banyaknya kekayaan yang dapat diinvestasikan. Langkah dalam proses ini meliputi identifikasi potensi kategori aset keuangan yang akan dimasukkan ke portofolio. Identifikasi ini didasarkan pada beberapa hal yaitu
tujuan investasi, jumlah kekayaan yang akan diinvestasikan dan status pajak dari investor. 2. Melakukan analisis sekuritas. Analisis sekuritas meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk ke dalam kategori luas aset keuangan yang telah diidentifikasi 75
Studi Pengembangan Usaha…
sebelumnya. Pendekatan yang digunakan adalah analisis teknikal meliputi studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan pergerakan harga masa depan untuk saham perusahaan tertentu. Sementara itu terdapat analisis fundamental yang dimulai dengan menaksir bahwa nilai sebenarnya aset keuangan itu sama dengan nilai sekarang dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima oleh pemilik aset itu. Analisis saham fundamental berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian mengkonversikannya menjadi nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto yang tepat. 3. Pembentukan/penyusunan portofolio. Kegiatan ini melibatkan identifikasi aset-aset khusus mana yang akan dijadikan investasi dan menentukan besarnya bagian kekayaan investor yang akan diinvestasikan ke tiap aset tersebut. 4. Merevisi portofolio. Revisi portofolio berkenaan dengan pengulangan periodik dari tiga langkah sebelumnya. Yaitu dari waktu ke waktu, investor mungkin mengubah tujuan investasinya, yang pada gilirannya berarti portofolio yang dipegangnya tidak optimal. Oleh karena itu, investor membentuk portofolio baru dengan menjual portofolio yang dimilikinya dan membeli portofolio lain yang belum dimiliki. 5. Mengevaluasi kinerja portofolio. Penentuan kinerja portofolio secara periodik, tidak hanya berdasarkan return yang dihasilkan tetapi juga risiko yang dihadapi investor. Jadi diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan risiko dan juga standar yang relevan.
76
Karmini.
Investor yang ingin menanamkan modal pada usaha di bidang perkebunan haruslah memperoleh ijin usaha pengembangan perkebunan. Skema permohonan ijin usaha budidaya tanaman perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara (sesuai Perda No. 35 tahun 2000) dapat dilihat pada Gambar 1. Menurut Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara (2005), tahapantahapan yang harus dilalui oleh calon investor perkebunan yang akan melaksanakan investasi di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah: 1. Mengajukan permohonan surat persetujuan fasilitas penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing ke Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara. 2. Investor menyampaikan surat permohonan rekomendasi teknis ke Dinas Perkebunan Kabuaten Kutai Kartanegara untuk mendapatkan ijin lokasi dari Bupati Kutai Kartanegara. 3. Investor selanjutnya mengajukan surat permohonan ijin lokasi untuk usaha perkebunan kepada Bupati Kutai Kartanegara UP Kepala Dinas Pertanahan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut fotocopy akte pendirian perusahaan dan perubahannya, surat NPWP dan NPWPD, peta/sketsa tanah yang dimohon dengan skala yang jelas, pernyataan kesanggupan untuk memberikan ganti rugi atau bermitra dan atau menyediakan tempat bagi pemilik tanah/yang berhak atas tanah yang dimaksud, uraian rencana proyek/project proposal yang akan dibangun, surat persetujuan BPMD bagi perusahaan yang menggunakan fasilitas PMA/PMDN dan atau surat persetujuan teknis dari dinas teknis, pernyataan bersedia membangun
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015
kantor perusahaan di ibukota kabupaten. 4. Setelah mendapat ijin lokasi dari Bupati Kutai Kartanegara pihak investor memproses penyelesaian tahapan untuk mendapatkan Hak Guna Usaha (HGU) dari Kanwil BPN Propinsi Kalimantan Timur. 5. Kemudian menyampaikan surat permohonan untuk mendapatkan ijin usaha budidaya perkebunan kepada Bupati Kutai Kartanegara dengan tembusan Dinas Perkebunan, Dinas Pertanahan, Dinas Kehutanan dan Camat setempat. Dengan melampirkan akte pendirian perusahaan dan perubahannya, proposal mengenai usaha yang akan
ISSN : 1412 – 6885
dijalankan dengan mendapatkan persetujuan oleh Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara, rencana kerja tahunan, dokumen AMDAL (sesuai ketentuan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup), ijin lokasi dan peta lokasi, NPWP dan NPWPD, surat persetujuan BPMD bagi perusahaan yang menggunakan fasilitas PMDN/PMA, pernyataan bersedia membuka kantor perusahaan di ibukota kabupaten, sebelum diterbitkan IUP tersebut dinas teknis terkait akan melakukan peninjauan ke lapangan/lokasi lahan yang akan digunakan untuk usaha perkebunan.
DINAS PERKEBUNAN BUPATI
INVESTOR
PENOLAKAN
PENELITIAN PERMOHONAN PENYERAHAN SK IJIN
Gambar 1. Proses perijinan usaha perkebunan.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengembangan perkebunan adalah tumpah tindih lahan untuk usaha perkebunan. Tumpah tindih lahan dapat terjadi jika pada lahan yang sama terdapat lebih dari satu buah ijin usaha pengembangan perkebunan. Kadangkala terjadi pada lahan yang sama, terdapat ijin untuk usaha perkebunan dan juga ijin untuk usaha pertambangan. Permasalahan tersebut terjadi karena belum tertatanya sistem pelayanan
perijinan usaha investasi. Kelengkapan berkas persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon investor jika ingin mengembangkan usaha perkebunan diperoleh melalui beberapa instansi. Frekuensi koordinasi yang sangat rendah menyebabkan rawan terjadinya tumpang tindih ijin usaha. Oleh sebab itu perlu pembaharuan sistem perijinan usaha pengembangan perkebunan dan kegiatan investasi di sektor lainnya. Pembaharuan sistem mensyaratkan pembagian tugas,
77
Studi Pengembangan Usaha…
wewenang dan koordinasi yang lebih intensif dari seluruh lembaga yang terkait.
Karmini.
menanamkan modalnya pengembangan perkebunan.
di
usaha
DAFTAR PUSTAKA 3. KESIMPULAN Berbagai jenis tanaman perkebunan dibudidayakan oleh petani di Kalimantan Timur antara lain kelapa sawit, pinang, kayu manis, panili, jahe, jambu mete, aren, kakao, kelapa, cengkeh, kopi, lada, karet, kemiri dan kapuk. Kegiatan budidaya tanaman perkebunan sebagian telah menghasilkan produksi. Potensi lahan di Kalimantan Timur sebagian telah digunakan untuk usaha perkebunan namun masih terdapat potensi lahan yang belum dimanfaatkan. Investasi di bidang perkebunan dilakukan untuk membangun perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta dan negara. Prosedur investasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dan pelayanan yang baik bagi investor untuk
78
[1] Badan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. 2008. Profil dan Peluang Investasi Kutai Kartanegara. Badan Penanaman Modal Daerah Kutai Kartanegara, Tenggarong. [2] Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara. 2007. Kutai Kartanegara dalam Angka Tahun 2006. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong. [3] Sharpe, W.F., Alexander, G.J. dan Bailey, JV. 1995. Investasi. Intermasa, Jakarta.