STUDI PENERAPAN OHSAS 18001:1999 PAD A PELAKSANAAN PROYEK MAL TAMAN PALEM OLEH KONTRAKTOR PT. WASKITA KARYA Minawaty Tanudjaja dan Jenny Email:
[email protected] [email protected] Jurusan Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan UPH Tower, Lippo Karawaci, Tangerang 15811, Banten
ABSTRAK: Dewasa ini tuntutan akan kesadaran untuk meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam bidang konstruksi mulai berkembang seiring dengan banyaknya kontraktor asing yang telah mengaplikasikan sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 sehingga kontraktor lokal harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan kesadaran K3 untuk dapat bersaing dengan kontraktor asing. Penelitian ini membahas bagaimana penerapan sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 dalam bidang konstruksi dengan mengambil studi kasus pada proyek Mai Taman Palem oleh kontraktor PT. WASKITA KARYA. Analisis dilakukan dengan gap analysis berdasarkan pengamatan dari bulan Maret sampai Mei 2005 yaitu dengan mengidentifikasikan kesesuaian penerapan cara kerja serta prosedur K3 dengan standar OHSAS 18001:1999 untuk memperoleh gambaran apakah penerapan sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 pada proyek tersebut telah berjalan dengan baik atau masih memerlukan perbaikan. Hasil analisis menunjukkan persentase di atas 50% untuk setiap klausul OHSAS 18001:1999. Nilai ini tidak terlalu besar mengingat PT. WASKITA KARYA baru menjalani pre-asessment audit pada bulan Desember 2004 dan belum memperoleh sertifikat OHSAS 18001:1999. Hasil penilaian sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 pada perusahaan yang sudah mendapat sertifikat OHSAS 18001:1999 biasanya menunjukkan nilai 100% untuk setiap klausul OHSAS 18001:1999. KATA KUNCI: K3, sistem manajemen K3, gap analysis, pre-asessment audit K3
ABSTRACT: Nowadays, the demand in implementing occupational health and safety in construction engineering is increasing because lots of foreign contractors have been using OHSAS 18001:1999 standard. Therefore, local contractors should also prepare and increase the awareness of occupational health and safety to be able to meet the competition. This research concerns about how to implement occupational health and safety management system in construction engineering. This is done by using the case study on project Mai Taman Palem with PT. WASKITA KARYA as the contractor. Analysis is done by using gap analysis based on investigation from March until May 2005. This gap analysis identifies work method adjustment and occupational health and safety procedure with OHSAS 18001:1999 standard in order to get description whether the implementation on this project has been working well or even still needing some improvements. Considering that PT. WASKITA KARYA just had pre-asessment audit on December 2004 and hasn't received OHSAS 18001:1999 certification, gap analysis result shows value above 50% for every OHSAS 18001:1999 clause. Generally, gap analysis result for companies having had OHSAS 18001:1999 certification shows value of 100% for every OHSAS 18001:1999 clause. It means that the gap analysis result on Mai Taman Palem Project is still in normal range. KEYWORDS: occupational health and safety, occupational health and safety management system, gap analysis, pre-asessment audit
PENDAHULUAN Masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) para buruh atau tenaga kerja selama berlangsungnya proyek konstruksi sering kali kurang mendapat perhatian
Studi Penerapan OHSAS 18001:1999 (Tanudjaja dan Jenny)
149
dari berbagai pihak, baik dari pemerintahan ataupun dari kontraktor. Kurangnya kesadaran akan pentingnya K3 inilah yang mengakibatkan banyak terjadinya kecelakaan kerja baik yang serius atau yang tidak serius dan kematian dalam proses pelaksanaan konstruksi setiap tahunnya. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dalam proses konstruksi dapat menghambat proses konstruksi itu sendiri sehingga tujuan manajemen proyek tidak tercapai seperti menambah pembiayaan yang tidak perlu akibat terjadinya kecelakaan kerja dan dari segi waktu akan memperlambat proses konstruksi sehingga produktivitas pekerjaan mengalami penurunan. Hal inilah yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan kontraktor dalam menerapkan sistem manajemen K3 seperti OHSAS 18001:1999 karena penerapan sistem manajemen K3 yang baik dalam proses konstruksi merupakan kunci utama bagi keamanan tenaga kerja. OHSAS (Occupational Health and Safety Assessment Series) 18001 merupakan suatu standar sertifikasi internasional yang memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja. OHSAS 18001 merupakan persyaratan yang dibutuhkan oleh perusahaan, pabrik, atau organisasi lainnya dalam mengaplikasikan sistem manajemen yang baik dalam masalah K3 para tenaga kerja. Spesifikasi OHSAS 18001 memberikan persyaratan bagi sistem manajemen K3 yang memungkinkan suatu organisasi untuk mengendalikan resiko K3 dan meningkatkan pelaksanaannya. OHSAS 18001 pertama kali dipublikasikan pada April 1999, yang dibentuk oleh 13 badan sertifikasi internasional yang ternama seperti LRQA (Llyods Register Quality Assurance), BVQI (Bureau Veritas Quality International), DNV (Det Norske Veritas Quality Assurance), SGS (Societe Generate de Surveillance) dan badan standarisasi nasional dari Inggris, Irlandia, Afrika Selatan, Jepang, Spanyol, Malaysia, Singapura, Meksiko dan badan-badan standarisasi lainnya di dunia. Proses sertifikasi OHSAS 18001 sesuai dengan standar internasional seperti ISO. Perkembangannya sendiri disesuaikan dengan standar sistem manajemen ISO 14001:1996 (lingkungan) dan ISO 9001:2000 (mutu) dengan tujuan untuk memudahkan penggabungan dan penyesuaian dari sistem manajemen mutu, lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja yang akan dilaksanakan oleh organisasi-organisasi seperti perusahaan, pabrik dan Iain-lain. Manfaat penerapan OHSAS 18001:1999 pada perusahaan konstruksi adalah mengurangi jumlah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau proyek melalui pencegahan dan pengawasan bahaya di tempat kerja sehingga dapat mengurangi pembiayaan yang tidak perlu akibat terjadinya kecelakaan kerja dan dari segi waktu akan mempercepat proses konstruksi sehingga produktivitas pekerjaan mengalami peningkatan.
ELEMEN-ELEMEN OHSAS 18001:1999 Elemen-elemen OHSAS 18001:1999 saling terkait satu sama lainnya, terdiri dari (Gambar 1): 1. Kebijakan K3. 2. Perencanaan.
150
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 2, No. 2, Juli 2005:149-161
3. 4. 5. 6.
Implementasi dan Pengoperasian. Tindakan Pemeriksaan dan Perbaikan. Tinjauan Manajemen Peningkatan Berkesinambungan.
Peningkatan Berkesinambungan
<
=
<
>
^
v_L /
Tinjauan Manajemen
/ /
/
/ / / /
Tindakan Pemeriksaan dan Perbaikan
Kebijakan K3
/
/ ~7
7
i
Perencanaan
7
'
/ /
Implementasi dan Pengoperasian
/ /
Gambar 1. Elemen-elemen dari OHSAS 18001:1999
Kebijakan K3 (Klausul 4.2) Kebijakan K3 dibuat dan disahkan oleh manajemen puncak yang menyatakan sasaran-sasaran K3 secara keseluruhan dan komitmen untuk meningkatkan pelaksanaan K3. Kebijakan K3 ini seharusnya disesuaikan dengan sifat dasar dan skala resiko K3 suatu perusahaan atau organisasi dan konsisten dengan visi dan misi perusahaan atau organisasi, mematuhi peraturan perundang-undangan K3 yang berlaku dan harus disampaikan ke seluruh pekerja agar para pekerja mengetahui dan mematuhi kewajiban K3. Selain itu kebijakan K3 juga harus ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut tetap relevan dan sesuai dengan perusahaan atau organisasi serta harus didokumentasikan, diimplementasikan, dan dipertahankan. Kebijakan ini juga menuntut adanya komitmen untuk peningkatan yang berkesinambungan Perencanaan (Klausul 4.3) a. Identiflkasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko (Klausul 4.3.1) Perencanaan ini memuat prosedur-prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pelaksanaan pengendalian resiko yang dibutuhkan, yang terdiri dari aktivitas-aktivitas rutin dan non-rutin, aktivitas-aktivitas dari seluruh orang yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk subkontraktor dan pengunjungpengunjung) dan fasilitas-fasilitas di tempat kerja yang disediakan oleh perusahaan atau lainnya. Dalam perencanaan ini, hasil dari identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pelaksanaan pengendalian resiko yang dibutuhkan harus
Studi Penerapan OHSAS 18001:1999 (Tanudjaja dan Jenny)
151
dipertimbangkan dalam didokumentasikan.
menyusun
sasaran-sasaran
K3
dan
juga
b. Undang-Undang dan Persyaratan Lainnya (Klausul 4.3.2) Perencanaan ini menetapkan dan memelihara suatu prosedur untuk mengidentifikasi dan memeriksa peraturan perundang-undangan K3 dan persyaratan K3 yang sah yang dapat digunakan. Informasi peraturan perundangundangan K3 dan persyaratan K3 hams diperbaharui secara berkala dan didistribusikan kepada para pekerja dan pihak-pihak yang berkepentingan. c. Sasaran-Sasaran (Klausul 4.3.3) Dalam menetapkan dan meninjau ulang hasil sasaran, pemsahaan atau organisasi hams mempertimbangkan peraturan pemndang-undangan K3 dan persyaratan K3 yang sah, kemungkinan terjadinya bahaya dan resiko K3, pilihan teknologi, persyaratan finansial, operasional dan bisnis serta pandangan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil perencanaan sasaran hams konsisten dengan kebijakan K3, didokumentasikan, dan dipertahankan serta mencakup komitmen mengenai peningkatan berkesinambungan. d. Program Manajemen K3 (Klausul 4.3.4) Program manajemen K3 dibuat untuk mencapai sasaran K3 yang ditetapkan pemsahaan atau organisasi. Program manajemen K3 ini hams dipertahankan dan didokumentasikan. Program manajemen K3 akan ditinjau dengan interval yang reguler dan direncanakan. Jika perlu, program manajemen K3 dikembangkan untuk menunjukkan perubahan aktivitas, produk, jasa, atau kondisi operasional pemsahaan. Implementasi dan Operasi (Klausul 4.4) a. Struktur dan Tanggung Jawab (Klausul 4.4.1) Manajemen yang ditunjuk pemsahaan hams menetapkan peran, otoritas dan tanggung jawab masing-masing personil untuk memastikan sistem manajemen K3 ditetapkan, diimplementasikan, dan dipertahankan sesuai dengan spesifikasi OHSAS 18001:1999 dan juga memastikan laporan pelaksanaan sistem manajemen K3 dipresentasikan kepada manajemen puncak untuk ditinjau dan dijadikan dasar untuk meningkatkan sistem manajemen K3. Struktur dan tanggung jawab tersebut hams didokumentasikan dan dikomunikasikan dalam rangka memudahkan implementasi, pengendalian dan peningkatan sistem manajemen K3. b. Pelatihan, Kesadaran, dan Kompetensi (Klausul 4.4.2) Kompetensi digambarkan dalam kaitan dengan pendidikan yang sesuai, pelatihan dan pengalaman dan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab. Prosedur pelatihan hams sesuai dengan tanggung jawab, ketangkasan, kemampuan membaca dan menulis serta resiko. Pemsahaan atau organisasi hams membuat prosedur untuk memastikan para pekerja bekerja sesuai dengan fungsi, tanggung jawab, dan kesadaran masing-masing.
152
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 2, No. 2, Juli 2005:149-161
c. Konsultasi dan Komunikasi (Klausul 4.4.3) Perusahaan harus mempunyai prosedur untuk memastikan bahwa informasi yang berkaitan dengan K3 dapat dikonsultasikan dan dikomunikasikan dengan para pekerja atau pihak-pihak yang berkepentingan. Pengaturan konsultasi, komunikasi, dan keterlibatan para pekerja harus didokumentasikan dan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. d. Dokumentasi (Klausul 4.4.4) Perusahaan atau organisasi harus menetapkan dan memelihara informasi dalam suatu medium yang sesuai, seperti catatan/kertas atau format elektronik, yang menguraikan inti dari sistem manajemen dan interaksinya serta menyediakan petunjuk untuk dokumentasi yang berhubungan. e. Pengendalian Dokumen dan Data (Klausul 4.4.5) Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan dokumen-dokumen dan data-data yang diperlukan oleh spesifikasi OHSAS 18001:1999. f. Pengendalian Operasi (Klausul 4.4.6) Perusahaan harus mengidentifikasikan aktivitas dan operasi yang berhubungan dengan identifikasi resiko dimana ukuran pengendalian perlu diterapkan. Perencanaan pengendalian operasi ini termasuk pemeliharaan untuk memastikan bahwa pengendalian operasi ini dilaksanakan pada kondisi tertentu dengan: • Menetapkan dan memelihara prosedur-prosedur terdokumentasi karena penting dalam menghindari penyimpangan terhadap kebijakan dan sasaran K3. • Menentukan kriteria pengoperasian prosedur-prosedur. • Menetapkan dan memelihara prosedur-prosedur yang berkaitan dengan identifikasi resiko K3 yang berhubungan dengan pembelian peralatan dan jasa atau pelayanan yang digunakan perusahaan atau organisasi serta mengkomunikasikan prosesur-prosedur dan persyaratan-persyaratan yang relevan kepada pemasok barang atau alat dan kontraktor atau subkontraktor. • Menetapkan dan memelihara prosedur-prosedur untuk desain tempat kerja, proses instalasi, mesin, prosedur-prosedur operasi dan pekerjaan termasuk kemampuan personil untuk mengurangi resiko K3 pada tempat kerja. g. Kesiagaan dan Tanggap Darurat (Klausul 4.4.7) Perusahaan atau organisasi harus menetapkan dan memelihara rencana dan prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan menanggapi peristiwa dan situasi darurat, dan untuk mencegah dan mengurangi penyakit dan luka-luka atau kerugian yang berhubungan dengan peristiwa dan situasi darurat tersebut. Perusahan atau organisasi juga harus meninjau rencana dan prosedur kesiagaan dan tanggap darurat secara berkala khususnya setelah terjadi peristiwa atau situasi darurat. Prosedur kesiagaan dan tanggap darurat ini juga harus diuji secara berkala untuk menunjukkan prosedur ini dapat dilaksanakan.
Studi Penerapan OHSAS 18001:1999 (Tanudjaja dan Jenny)
153
Tindakan Pemeriksaan dan Perbaikan (Klausul 4.5) a. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja (Klausul 4.5.1) Perusahaan atau organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja dari pencapaian sistem manajemen K3 secara reguler yang memuat tentang : • Pengukuran baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi. • Pemantauan sasaran K3 perusahaan atau organisasi yang ingin dicapai. • Pengukuran proaktif untuk memantau kesesuaiannya dengan program manajemen K3, kriteria operasional, peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku. • Pengukuran reaktif untuk memantau kecelakaan, penyakit akibat kerja, insiden termasuk yang hampir terjadi dan bukti lainnya dari kekurangan pelaksanaan K3. • Pencatatan data dan hasil yang cukup dari pemantauan dan pengukuran agar dapat dianalisis tindakan koreksi dan pencegahannya. Jika peralatan pemantauan diperlukan untuk melaksanakan pemantauan dan pengukuran, perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk kalibrasi dan memelihara peralatan tersebut. Hasil kalibrasi dan pemeliharaan harus disimpan. b. Kecelakaan, Insiden dan Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan (Klausul 4.5.2) Perusahaan atau organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk menjelaskan tanggung jawab dan otoritas dalam menangani penyelidikan kecelakaan, insiden, sakit dan ketidaksesuaian, tindakan yang diambil untuk mengurangi konsekuensi dari terjadinya kecelakaan, insiden, sakit atau ketidaksesuaian, tindakan awal dan penyelesaian dari tindakan perbaikan dan pencegahan serta konfirmasi dari keefektifan tindakan perbaikan dan pencegahan yang telah dilakukan. Perusahaan atau organisasi akan menerapkan dan mencatat perubahan apapun dalam prosedur yang didokumentasikan sebagai hasil tindakan pencegahan dan perbaikan serta harus ditinjau bagaimana resikonya terhadap implementasi sistem manajemen K3. c. Pencatatan dan Pengelolaan Catatan (Klausul 4.5.3) Perusahaan atau organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi, pemeliharaan dan pembuangan dari pengelolaan catatan K3 seperti halnya hasil audit dan tinjauan, agar dapat dilindungi dari kerusakan atau kehilangan. Waktu penyimpanan juga harus ditetapkan dan dicatat. Pencatatan dan pengelolaan catatan harus dipertahankan sesuai dengan spesifikasi OHSAS 18001:1999 dan sistem perusahaan atau organisasi. d. Audit K3 (Klausul 4.5.4) Perusahaan atau organisasi harus menetapkan dan memelihara suatu program dan prosedur audit berkala untuk sistem manajemen K3 yang dilaksanakan dalam rangka menentukan apakah sistem manajemen K3 yang diterapkan sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001:1999, diimplementasikan dan dipertahankan dengan
154
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 2, No. 2, Juli 2005:149-161
baik dan efektif terhadap kebijakan dan sasaran K3 perusahaan atau organisasi, mengkaji ulang hasil dari audit sebelumnya dan melaporkan hasil audit kepada manajemen. Program audit harus berdasarkan hasil dari penilaian resiko dari aktivitas-aktivitas perusahaan atau organisasi dan hasil dari audit sebelumnya. Prosedur-prosedur audit harus meliputi lingkup, frekuensi, metodologi dan kompetensi seperti tanggung jawab dan persyaratan-persyaratan untuk melaksanakan audit dan pelaporan hasil audit. Program audit sebaiknya dilaksanakan oleh personil independen yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap aktivitas yang diperiksa. Kajian Manajemen (Klausul 4.6) Manajemen yang ditunjuk perusahaan harus secara berkala menentukan dan meninjau ulang sistem manajemen K3 untuk memastikan pantas tidaknya dilanjutkan, efektivitas dan kecukupannya. Proses kajian manajemen ini harus memastikan bahwa informasi penting yang dikumpulkan dapat dievaluasi oleh manajemen. Kajian ulang ini harus didokumentasikan. Kajian manajemen akan menunjukkan kemungkinan kebutuhan untuk perubahan kebijakan, hasil sasaran dan unsur-unsur lain yang menyangkut sistem manajemen K3, dipandang dari sudut hasil audit sistem manajemen K3, keadaan yang berubah dan komitmen ke arah peningkatan berkesinambungan. Peningkatan Berkesinambungan Peningkatan berkesinambungan adalah proses meningkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk mencapai kondisi yang lebih baik di seluruh pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja dalam batas dari kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan. Perusahaan harus terus menerus meningkatkan keefektifan sistem manajemen K3 melalui penggunaan kebijakan K3, sasaran-sasaran K3, hasil-hasil audit, analisis data, tindakan-tindakan perbaikan dan pencegahan dan tinjauan manajemen
GAMBARAN UMUM PT.WASKITA KARYA DAN PROYEK MAL TAMAN PALEM Gambaran Umum PT. WASKITA KARYA PT. WASKITA KARYA merupakan salah satu dari Perusahaan Negara yang bergerak dalam industri konstruksi. Perusahaan ini didirikan pada 1 Januari 1961, yang dulu merupakan perusahaan asing bernama "Volker Aannemings Maatschappij N.V.", kemudian dijadikan Perusahaan Nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah No.62 tahun 1961. Pada waktu itu, lingkup kerja dari PT. WASKITA KARYA adalah sebagai kontraktor di bidang bangunan air seperti pengerukan, pelabuhan dan irigasi. Sejak tahun 1973, status perusahaan berubah menjadi "Persero" PT. WASKITA KARYA dan mulai memperluas bidang usaha sebagai kontraktor umum yang melaksanakan berbagai jenis pekerjaan konstruksi seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandar udara, gedung, pabrik dan Iain-lain. PT. WASKITA KARYA telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:1994 pada tahun 1995 yang kemudian pada tahun 2003 diperbarui menjadi sertifikasi ISO 9001:2000. Pada saat ini PT. WASKITA KARYA sedang dalam tahap
Studi Penerapan OHSAS 18001:1999 (Tanudjaja dan Jenny)
155
implementasi OHSAS 18001:1999 untuk mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001:1999. Gambaran Umum Proyek Mal Taman Palem Proyek Mal Taman Palem yang terletak di Jalan Outer Ring Road Kamal, Cengkareng - Jakarta Barat merupakan proyek pembangunan sarana dan prasarana gedung yang menggabungkan konsep pembangunan mal dan ruko dimana mal yang berfungsi sebagai pusat pembelanjaan dan hiburan dan ruko sebagai pusat perdagangan. Proyek ini terdiri dari 8 lantai, 1 lantai atap dan 2 lantai besmen. Tinggi tiap lantai rata-rata 4,5 meter. Proyek ini dibangun diatas lahan seluas 26.591,49 m2 dengan luas bangunan total 170.543,85 m2 dan tinggi bangunan +31,4 m. Besmen berada pada kedalaman -12,1 m.Di daerah sekitar proyek terdapat banyak ruko dan perumahan dengan bagian depan proyek merupakan jalan raya dengan lalu lintas yang padat.
GAP ANALYSIS OHSAS 18001:1999 PADA PELAKSANAAN PROYEK MAL TAMAN PALEM OLEH KONTRAKTOR PT.WASKITA KARYA Gap analysis OHSAS 18001:1999 pada proyek Mal Taman bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian cara kerja serta prosedur K3 dengan standar OHSAS 18001:1999, mengidentifikasikan gap yang ada, dan untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 pada proyek tersebut. Gap analysis hanya difokuskan pada kantor proyek dan pekerjaan struktur atas, yang dilakukan melalui tinjauan ke lapangan, wawancara dengan personil yang terlibat di proyek dan dokumen-dokumen yang diperoleh di proyek. Gap analysis dilaksanakan berdasarkan pengamatan pada proyek Mal Taman Palem dari bulan Maret sampai Mei 2005. Sistem Penilaian Gap Analysis OHSAS 18001:1999 Untuk sistem penilaian gap analysis pada setiap klausul yang terdapat pada standar OHSAS 18001:1999 menggunakan rumusan sebagai berikut: Nilai = {(1SY + 0.52K + 0ZT)/N} x 100% di mana: SY = jumlah SK = jumlah IT = jumlah N = jumlah
(1)
tanda cek (V) pada kolom Y (Ya) untuk klausul tersebut. tanda cek (V) pada kolom K(Kurang) untuk klausul tersebut. tanda cek (V) pada kolom T (Tidak) untuk klausul tersebut. temuan dalam klausul tersebut.
Detail Temuan Klausul OHSAS 18001:1999 Detail temuan pada proyek Mal Taman Palem ini dapat dijadikan modal dalam menyusun manajemen proyek untuk meningkatkan penerapan OHSAS 18001:1999 sehingga sertifikat OHSAS 18001:1999 dapat diraih oleh PT. WASKTTA KARYA. Detail temuan dan penilaian gap masing-masing klausul OHSAS 18001:1999 disajikan dalam Tabel 1-5.
156
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 2, No. 2, Juli 2005:149-161
Tabel 1. Detail Unman klausul 4.2 Kebijakan K3 Klausul
Nilai (%)
4.2
78.6
Temuan Review
Status K
Y
T
V V V V V V V
Kebijakan K3 telah menyatakan sasaran K3 secara keseluruhan. Kebijakan K3 telah memuat komitmen yang jelas untuk meningkatkan pelaksanaan K3 secara berkesi nambungan. Kebijakan K3 telah disesuaikan dengan sifat dasar dan skala resiko K3 perusahaan dan konsisten dengan visi dan misi perusahaan. Kebijakan K3 telah didokumentasikan dan disosialisasikan dengan cara memasang pada tempattempat tertentu. Kebijakan K3 telah memuat pernyataan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan K3 yang berlaku. Kebijakan K3 telah disampaikan ke seluruh pekerja tetapi belum maksimal, dimana masih terdapat pekerja yang belum memahami dan mengerti kebijakan K3 perusahaan. Kebijakan K3 belum ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut tetap relevan.
Tabel 2. Detail temuan klausul 4.3 Perencanaan Klausul
Nilai (%)
4.3.1
59.1
Temuan Review
Status Y
K
T
V
V 4.3.2
V V
4.3.3
V V V V
Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko belum seluruhnya memuat aktivitas-aktivitas rutin dan non rutin, aktivitas dari seluruh orang yang mempunyai akses ke tempat kerja dan fasilitas-fasilitas kerja yang disediakan. Hasil dari identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko telah didokumentasikan dan dilakukan revisi yang dianggap perlu. Peraturan perundang-undangan K3 dan persyaratan K3 lainnya belum secara maksimal didistribusikan dan dikomunikasikan kepada para pekerja dan pihak-pihak yang berkepentingan. Peraturan perundang-undangan K3 dan persyaratan K3 lainnya belum diperbaharui secara berkala. Sasaran K3 telah konsisten dengan kebijakan K3. Sasaran K3 telah didokumentasikan dan disosialisasikan dengan cara dipasang pada tempattempat tertentu. Sasaran K3 belum jelas mencakup komitmen untuk peningkatan berkesinambungan. Sasaran K3 belum seluruhnya spesifik dan terukur dimana belum mempertimbangkan kemungkinan terjadinya bahaya dan pilihan teknologi.
Studi Penerapan OHSAS 18001:1999 (Tanudjaja dan Jenny)
157
Klausul
Nilai (%)
Temuan Review
Status Y
K
T
V
4.3.4
V V
Program manajemen K3 telah dibuat sesuai dengan sasaran K3 yang akan dicapai. Program manajemen K3 telah didokumentasikan dengan adanya bukti catatan atau rekaman yang disimpan sesuai dengan bidang kerja masing-masing Program manajemen K3 belum dilinjau ulang.
Tabel 3. Detail temuan klausul 4.4 Implementasi dan Operasi Klausul
Nilai (%)
4.4.1
65.6
Status
Temuan Review
K
V V V
4.4.2
V V V
4.4.3
V V
4.4.4
V V
4.4.5 4.4.6
158
V V
Perusahaan telah menetapkan struktur organisasi K3 yang berlaku dan telah ditandatangani dan telah dikomunikasikan ke personil yang terkait. Pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing personil dalam struktur organisasi K3 proyek belum jelas. Struktur organisasi K3 proyek yang berlaku telah didokumentasikan. muuiuniieiuasiK.au, Kompetensi beberapa personil inti dan pekerja yang terdapat pada proyek tidak sesuai dengan unit kerja yang ditangani oleh personil dan pekerja tersebut. Para belum memDunvai mempunyai kesa kesadaran Para personil nersonil dan dan pekerja Dekeria belum akan pentingnya penerapan K3 pada pembangunan proyek. Pelatihan K3 yang dilaksanakan di proyek belum dilakukan secara maksimal dimana belum sesuai dengan bahaya dan resiko yang terdapat di proyek dan ada pelatihan yang tidak dilaksanakan. Perusahaan telah membuat prosedur untuk memastikan innformasi yang berkaitan dengan K3 dapal dikonsultasikan dan dikomunikasikan dengan para pekerja dan pihak-pihak yang terkait. Pengaturan konsultasi dan komunikasi telah didokumentasikan dan disampaikan pada para pekerja dan pihak-pihak yang terkait. Perusahaan telah menetapkan dan memelihara informasi dalam suatu medium yang sesuai seperti catatan/kertas atau format elektronik Beberapa dokumen dan bukti kerja belum didokumentasikan. Pengendalikan dokumen sudah berjalan efektif. Perusahaan telah menetapkan kriteria pengoperasian prosedur-prosedur yang berkaitan dengan identifikasi resiko K3 yang berhubungan dengan pembelian peralatan dan jasa atau pelayanan yang digunakan perusahaan dan prosedur-prosedur untuk desain tempat kerja, proses instalasi, mesin, prosedur-prosedur operasi dan pekerjaan termasuk kemampuan personil untuk mengurangi resiko K3 pada tempat kerja.
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 2, No. 2, Juli 2005:149-161
Klausul
Temuan Review
Status
Nilai (%) Y
K
T
V 4.4.7
V
V V
Prosedur-prosedur yang telah ditetapkan belum dikomunikasikan sepenuhnya kepada para personil, pekerja, pemasok barang atau alat, subkontraktor atau pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan proyek. Perusahaan telah menetapkan rencana dan prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan menanggapi peristiwa dan situasi darurat, dan untuk mencegah dan mengurangi penyakit dan luka-luka atau kerugian yang berhubungan dengan peristiwa dan situasi darurat tersebut Prosedur kesiagaan dan tanggap darurat belum ditinjau ulang. Prosedur kesiagaan dan tanggap darurat telah diuji namun belum dilakukan secara berkala.
Tabel 4. Detail temuan klausul 4.5 Tindakan Pemeriksaan dan Perbaikan Klausul
Nilai (%)
4.5.1
88.9
Y
K
V
V V
4.5.2
V
V 4.5.3
Temuan Review
Status
V
T Perusahaan telah menetapkan prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja dari pencapaian sistem manajemen K3 seperti memantau sasaran K3 perusahaan, memantau kesesuaiannya dengan program manajemen K3, (criteria operasional, peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku, memantau kecelakaan, penyakit akibat kerja, insiden termasuk yang hampir terjadi dan bukti lainnya dari kekurangan pelaksanaan K3 dan Iain-lain Terdapat beberapa rencana pemantauan dan pengukuran kinerja K3 yang belum dilaksanakan. Perusahaan telah menetapkan prosedur untuk kalibrasi dan memelihara peralatan untuk pemantauan pengukuran (Pada proyek Mai Taman Palem tidak terdapat peralatan yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan, getaran, intensitas cahaya pada lokasi proyek dan lingkungan di sekitar proyek, sehingga prosedur ini tidak dilaksanakan pada proyek Mai Taman Palem). Perusahaan telah menetapkan prosedur untuk menjelaskan tanggung jawab dan otoritas dalam menangani penyelidikan kecelakaan, insiden, sakit dan ketidaksesuaian serta tindakan perbaikan dan pencegahannya. Pelaksanaan prosedur tersebut pada proyek Mai Taman Palem ada yang tidak sesuai dengan ketetapan perusahaan Perusahaan telah menetapkan prosedur untuk identifikasi, pemeliharaan dan pembuangan dari pengelolaan catatan K3 agar dapat dilindungi dari kerusakan atau kehilangan. Waktu penyimpanan juga telah ditetapkan dan dicatat.
Studi Penerapan OHSAS 18001:1999 (Tanudjaja dan Jenny)
159
Klausul
Nilai (%) Y
4.5.4
Temuan Review
Status K
T Perusahaan telah menetapkan prosedur audit berkala untuk sistem manajemen K3. Prosedur audit sudah meliputi lingkup, frekuensi, metodologi dan kompetensi seperli tanggung jawab dan persyaratan-persyaratan untuk melaksanakan audit dan pelaporan hasil audit. Program audit dilaksanakan oleh personil independen yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap aktivitas yang diperiksa.
V V V
Tabel 5. Detail temuan klausul 4.6 Kajian Manajemen Klausul
Nilai (%)
4.6
70
Status Y
K
Temuan Review T
V V V V V
Telah memiliki mekanisme untuk melaksanakan kajian manajemen. Manajemen telah mengkaji ulang sistem manajemen K3 untuk memastikan pantas tidaknya dilanjutkan, efektifitas dan kecukupannya. Agenda kajian manajemen belum sepenuhnya sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001:1999 Hasil dari kajian manajemen belum berisi evaluasi dari penerapan sistem manajemen K3. Hasil dari kajian manajemen telah didokumentasikan.
Hasil Penilaian Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:1999 Hasil penilaian sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 pada proyek Mai Taman Palem disajikan dalam Tabel 6 dan Gambar 2. Gambar 2 digunakan sebagai acuan untuk melihat sejauh mana kondisi sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 pada proyek Mai Taman Palem. Tabel 6. Hasil penilaian sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 Klausul 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6
160
Persyaratan OHSAS 18001:1999 Kebijakan K3 Perencanaan Implementasi dan Operasi Tindakan Pemeriksaan dan Perbaikan Kajian Manajemen
Nilai (%) 78.6 59.1 65.6 88.9 70
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 2, No. 2, M i 2005:149-161
Gambar 2. Radar chart sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999
KESIMPULAN Secara umum kondisi sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 pada proyek Mai Taman Palem berdasarkan penilaian gap analysis masih memerlukan beberapa perbaikan untuk mendapatkan sertifikat OHSAS 18001:1999 yaitu dengan meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur-prosedur dan meninjau kembali kesesuaian kebijakan K3, sasaran K3, program manajemen K3, peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 secara berkala agar tetap relevan. Kekuatan sistem manajemen K3 yang terlihat pada proyek Mai Taman Palem adalah kebijakan K3 dan semua prosedur yang ditetapkan perusahaan sudah sesuai dengan yang disyaratkan dalam klausul OHSAS 18001:1999. Hasil penilaian sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 berdasarkan gap analysis menunjukkan persentase nilai di atas 50% untuk setiap klausul OHSAS 18001:1999. Nilai ini tidak terlalu besar mengingat PT. WASKITA KARYA belum memperoleh sertifikat OHSAS 18001:1999. Hasil penilaian sistem manajemen K3 OHSAS 18001:1999 pada perusahaan yang sudah mendapat sertifikat OHSAS 18001:1999 biasanya menunjukkan nilai 100% untuk setiap klausul OHSAS 18001:1999.
REFERENSI "Product and service/health and safety/OHSAS 18001". (2005). http://www.lrqa.co.uk. (27 Januari 2005) Karyono, W. (2003). "An Understanding of OHSAS 18001 Requirement", Seminar Menuju Profesionalisme dalam Bidang Konstruksi, 26 Februari 2003, Karawaci, 19pp. III-3, III-7.
Studi Penerapan OHSAS 18001:1999 (Tanudjaja dan Jenny)
161