Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
STUDI PEMODELAN UNTUK INVESTASI GALANGAN KAPAL KECIL : Studi Kasus Samarinda Achdian Nor*, Triwilaswandio WP**, Daniel M. Rosyid** *) Teknik Produksi & Material Kelautan, Program Pascasarjana Teknologi Kelautan ITS. **) Pembimbing I, Dosen Pascasarjana Teknologi Kelautan – ITS ***) Pembimbing 2, Dosen Pascasarjana Teknologi Kelautan – ITS
ABSTRAK Investasi merupakan aktifitas menanamkan faktor-faktor produksi terbatas dalam proyek tertentu yang bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang cukup layak di kemudian hari, baik manfaat ekonomi maupun non ekonomi. Model investasi galangan kapal kecil yang mempunyai daya saing tinggi di Indonesia dihadapkan pada beberapa kendala atau batasan yang cukup kompleks termasuk sifat investasi galangan kapal kecil yang capital intensive, slow and low yielding. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh model perencanaan investasi dalam pemilihan alternatif galangan kapal di Indonesia umumnya dan di Kota Samarinda khususnya dengan menggunakan pendekatan Analytic Network Process (ANP). Survey terhadap potensi pasar untuk pembangunan galangan kapal baru di Kalimantan Timur, terdapat sembilan alternatif peluang investasi pembangunan galangan kapal kecil. Dari kesembilan alternatif tersebut, dilakukan pilihan (choice) dengan ANP. Hasil running Software Super Decision 2.1 menunjukkan peringkat/prioritas tertinggi adalah galangan kapal untuk reparasi kapal baja dan bangunan baru kapal baja (alternatif F) dengan nilai 20,9%. Total investasi sebesar Rp. 75,827.53 Milyard dengan profitabilitas untuk skenario pertama adalah PBP = 15,11 tahun, NPV = Rp 10,821 Milyard pada discount rate 10%, IRR = 11% dan skenario kedua PBP = 14,33 tahun, NPV = Rp 33,953 Milyard pada discount rate 10%, dan IRR = 15%. Kata kunci : model, investasi, galangan kapal
PENDAHULUAN Latar Belakang Investasi adalah menanamkan faktor-faktor produksi terbatas dalam proyek tertentu yang bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang cukup layak dikemudian hari, baik manfaat ekonomi maupun non ekonomi. Penanaman modal oleh investor pada sektor industri maritim dilakukan apabila kondisi memenuhi syarat untuk memulai suatu usaha baru dalam meningkatkan kapasitas dan daya saing industri galangan kapal kecil dengan fisibilitas yang memadai. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah mengenai aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologis, aspek manajemen operasional serta aspek ekonomi dan keuangan (Sutojo, 1991). ISBN : 979-99735-1-1 E-3-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Studi pemodelan galangan kapal kecil dalam suatu investasi mengalami kendala suku bunga pinjaman yang cukup tinggi, policy pemerintah yang tidak kondusif dan resiko yang cukup tinggi. Studi Pemodelan galangan kapal kecil yang sesuai dengan kondisi riil dan nilai kompetitif tinggi membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga diperlukan suatu model pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Pada proses pengambilan keputusan, policy maker selalu mendasarkan putusan yang diambil berdasarkan kualitatif dan kuantitatif. Pertimbangan kuantitatif didasarkan pada seperangkat analisis empiris, sedangkan analisa kualitatif didasarkan pada pertimbangan judgment pembuat keputusan. Berbagai macam metode pendekatan kuantitatif dengan analisa empiris adalah ANP (Analytic Network Process). Perumusan Masalah Jika diketahui besarnya angaran investasi dan target sale, produk-produk apa saja yang perlu dihasilkan oleh galangan kapal kecil dan bagaimana rancangan konsep galangan kapal kecil tersebut sehingga investasi tadi layak? Jika pemerintah sebagai investasi daerah, kebutuhan-kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi daerah sehingga para investor tadi layak? Tujuan Penelitian 1.
2.
3. 4.
Menerapkan faktor-faktor kendala dan tujuan secara teknis-ekonomis murni serta kontigensi yang berpengaruh dalam memodelkan investasi galangan kapal kecil dengan orentasi masa depan (future oriented). Memperoleh model perencanaan investasi dalam pemilihan alternatif galangan kapal di Indonesia umumnya dan di kota Samarinda khususnya dngan menggunakan pendekatan ANP (Analytic Network Process). Mendapatkan peta kondisi dan persaingan usaha dibidang sarana perhubungan laut. Melakukan evaluasi / penilaian kelayakan investasi galangan kapal kecil
Metodologi Penelitian 1. 2. 3.
Tahap pertama, identifikasi permasalahan meliputi: identifikasi permasalahan, studi literatur dan survey lapangan. Tahap Kedua, pengembangan model meliputi: pembentukan dan pendefinisian model dengan metode ANP (Analytic Network Process), serta validasi model. Tahap Ketiga, implementasi model meliputi: implementasi model yang didasarkan pada data primer dan skunder dengan menggunakan program Super Decisions 1.2.0 dan penetapan alternatif keputusan terbaik.
Kajian Studi Samarinda merupakan Ibu Kota Propinsi Kalimantan Timur dan salah satu pintu gerbang pembangunan di wilayah Indonesia bagian timur. Daerah yang juga dikenal sebagai gudang kayu dan minyak / gas serta batubara ini, mempunyai ratusan sungai yang tersebar pada hampir semua Kabupaten / Kota dan merupakan sarana angkutan utama di samping angkutan darat, dengan sungai yang terpanjang Sungai Mahakam. Sumber ISBN : 979-99735-1-1 E-3-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
daya alam dan hasil-hasilnya sebagian besar diekspor ke luar negri sehingga propinsi ini merupakan propinsi penghasil devisa utama bagi negara, khususnya dari sektor pertambangan, kehutanan dan hasil-hasilnya. Dari grafik 2.1 dapat dilihat kecenderungan dari trafik kapal yang beroperasi pada pelabuhan-pelabuhan di Kalimantan Timur. Seperti dikatakan sebelumnya transportasi laut berhubungan erat dengan perkembangan perekonomian. Diketahui bahwa kondisi perekonomian secara nasional mengalami peningkatan sampai dengan tahun 1999/2000 setelah itu mengalami krisis ekonomi dengan periode paling rendah sekitar 2000/2001. Walaupun periode setelah itu masih dalam kondisi krisis, tetapi mulai terjadi kestabilan pada aktifitas perekonomian yang mulai menunjukkan angka pertumbuhan. Grafik 1 Arus Kunjungan Kapal Menurut Jenis Kapal
6,000 Lainnya Tug Boat/Tongkang
5,000
Perahu Layar/Motor Roro/Ferry
4,000 Jumlah 3,000
Penumpang Curah Kering Pengangkut Gas Cair Curah Cair Non BBM
2,000
Curah Cair BBM Semi Container
1,000 0 1999
Container General Cargo
2000
2001
2002
2003
2004
Tahun
Sumber Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Pemprov KATIM
Untuk kapasitas Gross Tonnage per tahun terjadi kecenderungan peningkatan kapasitas, terutama pada jenis kapal kontainer. Jika dibandingkan dengan grafik di atas dengan kecenderungan yang berlawanan maka dapat dikatakan bahwa frekuensi kapal yang berkunjung semakin sedikit tetapi dengan kapasitas yang makin besar untuk tiap kapal. Dari Tabel 1 dan Grafik 3 dapat dilihat secara total terjadi penurunan jumlah angkutan sungai di Kalimantan Timur. Penurunan jumlah ini terjadi pada jenis-jenis sarana pengangkutan penumpang kecil dan menengah seperti speed boat, long boat, motor boat, dan perahu motor. Sedangkan untuk sarana pengangkutan barang seperti tug boat, tongkang (ponton) dan tanker mengalami kondisi yang stabil dan ada kecenderungan meningkat. Untuk sarana transportasi sungai campuran yaitu penumpang dan barang dengan kapasitas menengah seperti kapal penyeberangan juga mengalami peningkatan.
ISBN : 979-99735-1-1 E-3-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Tabel 1. PERKEMBANGAN JUMLAH KENDARAAN SUNGAI PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
No
Fasilitas
Jenis Kendaraan 1999
2000
2001
2002
2003
2004
1.
Speed Boat
782
788
786
594
578
486
2.
Long Boat
2,920
2,832
2,830
2,262
1,997
830
3.
Tongkang Gandengan
1,123
1,116
1,112
761
701
421
4.
Motor Boat
10,335
10,325
10,342
6,850
6,631
3,254
5.
Tug Boat
79
68
68
101
82
215
6.
Perahu Motor
1,362
1,351
1,362
885
803
676
7.
Perahu Non Motor
351
320
613
460
394
254
8.
Tanker Bermotor
58
56
59
126
114
92
9.
Tanker Tidak Bermotor
216
214
218
183
199
138
10.
Kapal Penyeberangan
5
5
5
6
6
8
sumber Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Propinsi Kalimantan Timur
Grafik 1. Perkembangan Jumlah Kendaraan Sungai
Propinsi Kalimantan Timur kapal penyeberangan
18,000
tanker tidak bermotor
16,000
tanker bermotor
14,000
perahu non motor
12,000
perahu motor
10,000 Jumlah
tug boat
8,000
motor boat
6,000
tongkang gandengan
4,000
long boat 2,000 speed boat 0
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Tahun Sumber Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Pemprov KALTIM
Untuk Kalimantan Timur sampai dengan Maret 2004, terdaftar sebanyak kurang lebih 105 buah kapal baja. Dalam hal ini kapal-kapal rakyat yang dimiliki oleh perusahaan pelayaran rakyat tidak diperhitungkan karena tidak termasuk dalam target pasar galangan kapal. ISBN : 979-99735-1-1 E-3-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Gambar dibawah ini menunjukan proyeksi jumlah kapal sampai tahun 2012 Grafik 3 Proyeksi Jumlah Kapal Sampai 2012 350.00
Lainnya 9 300.00 Tug Boat/Tongkang 8 250.00
Roro/Ferry 7 Penumpang 6
200.00 Unit
Curah Cair Non BBM 5 150.00
Curah Cair BBM 4 Semi Container 3
100.00 Container 2 50.00
0.00 1998
General Cargo 1
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2007
2008
2009
2011
2012
Tahun
Grafik 4 Proyeksi Rata-rata GT per Kapal Sampai 2012
35000 Lainnya 30000 Tug Boat/Tongkang 25000
Roro/Ferry
Gross Tonnage Penumpang 20000 Curah Cair Non BBM 15000
Curah Cair BBM Semi Container
10000 Container 5000
0 1998
General Cargo
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Tahun
ISBN : 979-99735-1-1 E-3-5
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Implementasi Model dengan Metode ANP (Analytical Network Process) Gambar 5 dibawah ini Perbedan antara Hierarki dan Jaringan
Gambar 6 dibawah ini Model yang di implementasikan ke dalam bentuk ANP
ISBN : 979-99735-1-1 E-3-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
KESIMPULAN Dari sembilan alternatif pemilihan investasi galangan kapal baru yang direncanakan, dipilih alternati F yaitu galangan kapal baja bangunan baru dan reparasi kapal baja. Hal ini sesuai dengan running Super Dicisions 1.2.0 menunjukan prioritas / peringkat masing-masing alternatif sebagai berikut: Alternatif A = 0.7%, Alternatif B = 4.7%, Alternatif C = 5.9%, Alternatif D = 14.1%, Alternatif E = 17.8%, Alternatif F = 20.9%, Alternatif G = 12.0% dan Alternatif I = 9.4% Total investasi yang dibutuhkan untuk galangan kapal baja bangunan baru dan reparasi baja sebesar Rp 75,827.53 milyard dengan produk yang akan dihasilkan dari galangan kapal baru yang direncanakan meliputi; reparasi dan perawatan tug boat, LCT, Ferry, dengan kapasitas GT < = 500 adalah ponton kapasitas 500 < GT < = 1000: LCT, Ferry, ponton serta kapasitas 1000 < GT < = 1500: LCT, ponton, tug boat. Secara finansial, rencana investasi alangan kapal tersebut cukup sehat. Profitabilitas yang dinyatakan dalam Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) cukup baik. Ssuai proyeksi arus mutasi kas selama periode 20 tahun untuk kedua skenario tersebutlayak, dimana untuk skenario pertama (25-75)% PBP = 15,11 tahun, NVP = Rp 10,821 Milyard pada discount rate 10%, IRR = 11%. Sedangkan skenario kedua (50 – 50)% menunjukan PBP = 14,33 tahun, NVP = Rp 33,953 Milyard pada discount rate 10% dan IRR = 15%. DAFTAR PUSTAKA Basalamah dan Haming, (2003), “Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis”, Penerbit PPM Jakarta. Birmingham, Richard, et [1997], ”Shipyard Technology Development Strategies” ,Paper presented at Ship Production Symposium, April, 21-23, 1997. Bruce, George and lan Garrard [1999], The Business of Ship Building, LLP Reference Publishing, London. Bruce, George and Keneath Reay [1991], “Cost Effective Planning and Control”, Journal of Ship Production, Vol 7, No. 3, Aug 1991, pp 183-187. “Kajian dan Analisis Kebijakan Ekonomi Kota Samarinda dalam Rangka Pengembangan Usaha Investasi 2003”, Kerja sama BAPPEDA Kota Samarinda dan Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda. Novan, T (2003), “ Perencanaan Galangan Kapal di Kawasan Industri Karianggau Balikpapan, Kalimantan Timur”, Tugas Akhir Sarjana Program Studi Teknik Kelautan - ITS, Surabaya. Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur, (BPID) Badan Promosi dan Investasi Daerah (2000), Peluang Investasi dan Bisnis di Kalimantan Timur. ISBN : 979-99735-1-1 E-3-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Potensi Industri Galangan Kapal di Kota Samarinda (2003), Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Samarinda, Term Of Refrence (TOR). Samarinda Dalam Angka Tahun 2003, Badan Pusat Statistik Propensi Kalimantan Timur, Samarinda 2003. Sanusi, B (2000), “Pengantar Evaluasi Proyek”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Schlott, H.W (1985), “Plan Layout and Equipment for a Shipyard”, Lecturer Notes, Fakultas Teknologi Kelautan ITS, Surabaya. Storch, Richard Lee, et al. (1995), Ship Production, Second Edition, Cornell Maritime Press, Centrevville, Maryland.
ISBN : 979-99735-1-1 E-3-8