ADLN / tfET > f - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI I
W AYAN
BUDHI
ARTAWAN
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA DENGAN ELIMINASI ANTIPIRIN SEBAGAI INDIKATOR
F A K U L TA S FARMASI UN1VERSITAS AIRLANGGA SUR ABAYA 1989
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
STUDI METABOLISME OBAT PADA MANUSIA DENGAN ELIMINASI ANTIPIRIN SEBAGAI INDIKATOR
SKRIPSI
DIBUAT UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT MENCAPAI GELAR SARJANA FARMASI PADA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1989
Oleh
S U R A E
A Y A
I W A Y A N BUDHI AR T A W A K
058410611
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KA T A
Segala
puji
bagi
P E N G A N T A R
Tuhan
melimpahkan rahmatNya sehingga skripsi ini, yang berjudul
Yang
Naha
saya
Esa
dapat
yang
telah
menyelesaikan
: Studi Metabolisme
Obat
pada
Manusia dengan Eliminasi Antipirin sebagai Indikator, bagai salah satu syarat
mencapai
gelar
sarjana
se
farmasi
pada Fakutas Farmasi Universitas Airlangga. Dalam menyelesaikan tugas akhir
ini
banyak
yang telah saya peroleh dari berbagai pihak.
bantuan
Oleli
karena
itu pada kesempatan ini ijinkanlah saya menyampaikan
rasa
terima kasih yang tulus dan sedalam-dalamnya
pem-
kepada
bimbing saya yang terhormat : - Bapak DR. H.A. A 2 iz Hubeis dari Jurusan Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. - Bapak Drs. Harjana, MSc . dari Jurusan Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. - Ibu Dra. Umi Athiyah, MS dari
Jurusan
Farmasetika
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. yang telah banyak memberikan petunjuk/bimbingan dan saran serta dorongan semangat selama
penelitian
sampai
dengan
selesainya naskah skripsi ini.
i i SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Rasa terima kasih
yang
sebesar— besarnya
juga
saya
sampaikan kepada : - Kepala Jurusan Farmasetika Fakultas Farmasi Univer— sitas Airlangga. - Kepala Jurusan Kimia Farmasi Fakultas Farmasi
Uni
versitas Airlangga. yang telah memberikan bantuan fasilitas laboratorium, alatan, serta kemudahan-kemudahan
lain
selama
per—
penelitian
ini. Kepada Bapak dr. S.P. Ediyanto dari
Bagian
Patologi
Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga saya sam paikan banyak terimakasih atas bantuannya yang tulus, mana dalam kesibukan-kesibukannya beliau masih dapat
dimem-
bantu demi kelancaran penelitian ini. Kepada Gogot, Sudana, Armawan, Ary Made Edi saya ucapkan terima
kasih
yang
W,
Yudi
P,
dan
tak
terhingga,
karena disela kesibukan-kesibukan kuliah masih
meluangkan
waktu untuk menjadi sukarelawan dalam penelitian ini. Selanjutnya terima kasih saya sampaikan kepada - Panitia skripsi
F a k u 1tas Farmasi
:
Universitas
Air
langga yang telah memeriksa naskah skripsi ini. - I putu Budhi Nanjaya yang telah banyak memberi ban tuan .fasilitas dalam pengetikan naskah skripsi ini. - Staf pengajar,
rekan-rekan mahasiswa, serta
karya-
wan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. ill SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
- Bapak,
lbu, serta saudara-saudara saya
mendorong
dengan
semangat
dalam
yang
telah
menyelesaikan
skripsi i n i . Semoga Tuhan Yang Naha Esa melimpahkan rahmatNya atas semua kebaikan yang telah
saya
terima.
segala kerendahan hati saya berharap dapat bermanfaat bagi
pengembangan
Akhirnya
semoga iimu
dengan
skripsi
kefarmasian
ini di
masa mendatang.
Surabaya, Desember 1989
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
D A F T
AR
I S I Halaman
KATA PENGAHTAR ..................................
ii
DAFTAR ISI ...................................... .... v DAFTAR T A B E L ................................... .
viii
DAFTAR GAMBAR ...................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................
xi
BAB: I. PENDAHULUAN ............................ ..... t II. TINJAUAN P U S T A K A .......................
4
1. Metabolisme Obat ......................
4
1.1 Tinjauan Umum ................... 1.2 Faktor - faktor yang
4
Mempengaruhi
Metabolisme Obat .................. 1.2.1 Faktor Genetik 1.2.2 Faktor Umur
.............
dan
Jenis
& &
Ke-
lamin .......................
9
1.2.3 Faktor Interaksi Obat ......
10
1.2.4 Faktor Penyakit
//
............
1.2.5 Faktor - faktor
yang
mempercepat atau
dapat
menghambat
aktifitas enzim mikrosom ha ti .......................... 1.2.6 Faktor Nutrisi
..... .......
/ 13
v SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.3 Metode-metode yang dipakai
untuk
memperkirakan aktifitas metabol isme obat .........................
14
2. ANTIPIRIN ..............................
15
2.1 Sifat fisika-kimia ...............
15
2.2 Farmakologi
.......................
16
2.3 Farmakokinetik antipirin .........
15
2.4 Penentuan kadar dalam cairan
bio
logis ..............................
19
III. BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN .......
23
1. Bahan 2. Alat
..................................
23
............................... ....
23
3. Metode penelitian
.....................
3.1 Ketentuan subyek 3.2 Protokol
23
..................
23
..........................
3.3 Metode penentuan
kadar
24
antipirin
dalam plasma ...................... 4. Tahapan percobaan
25
.................... .
4.1 Pembuatan larutan pereaksi
26
......
4.2 Pembuatan larutan
baku
4.3 Penentuan panjang
gelombang
26
antipirin
26
mak
simum .......................... .
26
4.4 Pembuatan kurva baku antipirin ... 4.5 Penentuan
kembali
rin dalam plasma
kadar
antipi
.... .............
‘
27
M I L I IC X: „ ^
"UNIVL.^ T , SKRIPSI
27
S U
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
./.OCA"
A ErtYA
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5. Analisa data ........... ’................... 28 5.1 Penentuan waktu paruh bioJogis ... 5.2 Penentuan volume distribusi 5.3 Penentuan klirens total
28
..... .... 28
.......... .... 29
IV. HASIL PENELITIAN ....................... .... 30 V. PEMBAHASAN............................. .... 44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN............. .... 50 RINGKASAN ............................................ 5 2 DAFTAR PUSTAKA .................................. .... 54
VL t
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
B A B
I
P E N D A H U L U A N
Metabolisme obat, dalam hal ini oksidasi enzimatik di hati adalah salah satu dari disposisi obat dan manusia. nentu
proses-proses
bahan-bahan
kimia
penting
dalam
dalam
tubuh
lain
Kecepatan proses ini sering merupakan
tahap
(rate LimXtirt# step) pada eliminasi obat • atau
pepada
pembentukkan metabolit-metabolit yang aktif [1, 2, 3, 4]. Ada beberapa faktor
mempengaruhi
metabolisme
Keadaan-keadaan seperti : jenis kelamin [5], umur kebiasaan merokok [7], polusi yang berasal [8], obat-obat tertentu, makanan [9, 10],
C5,
dari
sangat besar terhadap aktivitas metabolisme
penyakit-
pengaruh obat.
dan
yang Selain
faktor— faktor seperti di atas, aktivitas metabolisme juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
6]
industri
atau
penyakit tertentu [2, 11] dapat memberikan
obat.
obat gene-
tik [12, 13]. Branch [13] telah membuktikan
adanya
perbedaan
yang bermakna pada waktu paruh eliminasi dan klirens anti pirin pada orang Inggris dan orang Sudan, serta pada orang Sudan yang tinggal di Inggris. Hal ini menunjukkan perbedaan dalam aktivitas metabolisme obat ruhi oleh faktor— faktor
lingkungan
dan
yang
adanya dipenga
genetik,
Adanya
i SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pengaruh lingkungan dan
genetik
akan
memberikan
konse-
kuensi perlunya diperhatikan hubungan antara dosis dan kemampuan metabolisme obat,
terutama obat-obat dengan indeks
terapi yang sempit yang membutuhkan dosis individual [4], Untuk
mengetahui
perbedaan
interindividual
dalam
disposisi obat beberapa metode telah digunakan
seperti
pengukuran parameter senyawa-senyawa endogen
(
^-glutamil
6/?-hidroksi
kortisol),
transpeptidase, D-Glucaric
acid,
:
pengukuran kecepatan metabolisme obat in. vitro dengan sampel biopsi hati, atau pengukuran parameter
farmakokinetik
dari suatu model obat seperti: antipirin, aminopirin, amobarbital,
hexobarbital, diazepam, atau debrisoquin [4],
Secara umum pendekatan
yang
dilakukan
harus
dapat
memperkirakan secara kuantitatif aktivitas dari e n 2 im
me-
tabolik obat yang, akhirnya secara teoritis, dapat dipakai untuk memperkirakan aktivitas metabolisme obat lainnya. Sampai saat ini [14, 153, untuk memperkirakan aktivi tas metabolisme
obat
dilakukan
dengan
cara
menentukan
parameter farmakokinetik dari suatu model obat (drug
mcu—
fceiO. Untuk tujuan ini waktu paruh plasma antipirin sering dipakai sebab antipirin mempunyai sifat-sifat mendukung kesahihan data
yang
diperoleh
yang
seperti
absorbsi cepat dan ha/npir sempurna pada saluran an,
kecil SKRIPSI
:
di-
pencerna-
terdistribusi ke seluruh cairan tubuh (volume
busi 52 liter),
dapat
distri
ikatan dengan protein plasma atau jaringan
(kurang dari
10 7.), dimetabolisme hampir sempurna di
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3 hati dengan rasio ekstraksi hepatik yang rendah, dan minasi renal yang dapat diabaikan. Oleh sebab tuan kecepatan eliminasi
antipirin
memperkirakan fungsi hati termasuk obat [6,
dapat
itu
penen-
dipakai
aktivitas
eli
untuk
metabolisme
16, 173.
Penelitian tentang pengaruh
lingkungan
dan
terhadap aktivitas metabolisme obat sebagian kukan pada orang-orang ras Kaukasia, hanya
genetik
besar
dila-
beberapa
saja
yang dilakukan pada orang bukan ras Kaukasia [10, 13, 18]. Untuk orang
Indonesia , dimana
faktor— faktor
makanan, dan ras/etnisnya berbeda
dengan
lingkungan,
keadaan-keadaan
di Afrika atau Amerika Utara, diperkirakan juga
mempunyai
aktivitas metabolisme obat yang berbeda. Berdasarkan hal-hal
tersebut di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk menentukan aktivitas metabolisme pada beberapa
subyek
menentukan waktu
Indonesia.
paruh
distribusi antipirin.
eliminasi,
Caranya
adalah
klirens,
dan
obat dengan volume
Dari hasil yang diperoleh diharapkan
dapat membantu dalam menunjang sistem pengobatan di
Indo
nesia.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
B A B T I N J A U A N
II P U S T A K A
1. METABOLISME OBAT 1.1. Tinjauan Umum Metabolisme mempunyai tiga tujuan memberikan energi kepada tubuh, untuk
utama,
yaitu
memecah
suatu
senyawa yang lebih sederhana atau biosintesa senyawa yang
lebih kompleks, dan
untuk
senyawa
biatransfor-
masi senyawa-senyawa asing menjadi senyawa yang lebih polar,
larut dalam air dan dalam struktur
yang
ter—
ionisasi, sehingga dapat dieliminasi dengan mudah. Aktivitas metabolisme, atau dalam beberapa
[13],
taka disebut dengan kemampuan metabolisme pasitas metabolisme [6], atau
kecepatan
puska-
metabolisme
[233 semuanya merujuk pada proses oksidasi
enzimatik
di hati oleh enzim mikrosomal oksidase. Metabolisme obat adalah satu-satunya proses biotransformasi obat
oleh
lingkungan
biologis.
Meta
bolisme aobat sering juga disebut sebagai proses
de-
toksikasi atau detoksifikasi. Tetapi istilah ini
ti-
dak dapat dipakai pada semua keadaan. Metabolit
yang
terbentuk kadang-kadang lebih toksik dari obat induknya [2, 33, contohnya: piridin,
metabolisme
dari
fenasetin,
asetaminofen, be n z o (a )piren. Metabolit
rgaktif ini berikatan dengan asam nukleat tein sehingga menyebabkan efek toksis
atau
pada
sel
yang pro dan
l
nekrosis pada jaringan [1, 2], SKRIPSI
A
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tempat yang utama adalah
hati.
bolisme obat paru-paru,
terjadinya
Tempat-tempat misalnya
obat
terjadinya
meta
lain
ginjal,
salur'an
pencernaan,
kulit, adrenal, serta plasenta Cl, 2J.
Pada pemberian per
proterenol ,
oral,
meperidint
sorpsi dari usus
beberapa
pentazosin,
halus
dan
obat
(first-pass
sebelum effect).
(iso
morphin)
diab-
segera
mencapai
terjadi
Beberapa
obat
di
dibanding
dimetabolisme
seperti
: clonazepam., chlorpromazin
usus
first-pass effect merupakan salah perbedaan
waktu
[2].
sistemik
satu
lebih
di
hati,
Terjadinya alasan
yang
ter—
hidroksilasi,
konyugasi serta dibagi menjadi dua fase yaitu : 1 (reaksi-reaksi non sintetik) dan 1
pada
[33.
reduksi,
reaksi sintetik). Reaksi fase
tei—
biologis
Reaksi-reaksi dalam metabolisme obat oksidasi,
meta
bahkan
paruh
pemberian intravena dan per oral
utama adalah
melalui
sirkulasi
banyak
hadap adanya
obat
ditransportasi
sistem portal ke hati, dimana bolisme
metabolisme
fase biasanya
2
dan fase
(reaksimembentuk
metabolit yang polar yang dengan segera dapat
dieks-
kresi. Tetapi banyak metabolit pada fase 1 yang tidak segera dapat dieliminasi. dari fase 1 akan bereaksi endogen seperti asotat, SKRIPSI
atau
Dalam
hal
ini
metabolit
lagi dengan senyawa-senyawa
: as a m glxtkoronat, asam sulfate asam.
amino
untuk
membentuk
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
as am suatu
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
konyugat yang lebih polar lagi. Kadang-kadang reaksi reaksi fase 1, seperti metabolit
yang
fase
2
ditunjukan
hepatotoksik
dan
membentuk
oleh
dari
Pertama terjadi reaksi asetilasi, hidrolisa
dapat
mendahului pembentukan
isoniazid
yang
[2].
diikuti
a s e t i 1hidrazin
oleh
yang
ber-
sifat hepatotoksik.
ABSORPSI
ELIMINASI
METABOLISME FASE 1
FASE 2
me t a b o l i t dengan
a k -
t i v i l a s
be r -
k o n yu g a t
--------- >
-> konyugat
>
•>
ubah
Obat
met a b o l i t t i dak
a k I i f
Lipofilik
Hidrofilik
Gambar 1 . Reaksi fase 1 dan fase 2 dalam biodisposisi obat [2]. Pada proses metabolisme obat, dua som memegang peranan
penting.
Yang
enzim
ir.ikro-
pertama
adalah
suatu flavoprotein, yaitu NADPH-sitokrom P-450 (NADPH sitokrom c reduktase)
. Yang kedua adalah suatu hemo-
protein ( sitokrom P-450 ). Secara
SKRIPSI
sederhana
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
siklus
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
oksidasi obat
dapat
dijelaskan
sitokrom P-450 teroksidasi
sebagai
(Fe
)
berikatan
obat membentuk suatu kompleks (tahap 1). ber! sebuah elektron kepada yang selanjutnya mereduksi P-450 —
Obat]
berikut
flavoprotein kompleks
dengan
NADPH
mem
reduktase,
dari
[Sitokrom
(tahap 2). Elektron kedua didapat dari
NADPH melalui flavoprotein reduktase yang sama, selanjutnya mereduksi
oksigen
dan
kompleks [Oksigen teraktifasi — Obat]
membentuk
Sitokrom
(tahap 3). Kompleks ini memberi
kepada obat dan
membentuk
yang teroksidasi
(tahap 4).
Gambar 2
suatu
P
suatu 450
oksigen.
hasil
yang
—
aktif
(metabolit)
Siklus Sitokrom P-450 daiam oksidasi obat. (RH = obat ; ROH = metabolit teroksidasi Fp * flavoprotein ; e
SKRIPSI
:
= elektron)
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
;
[2].
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
e 1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Metabolisme Obat. 1.2.1. Faktor Genetik. Adanya
variasi
genetik
tingkat aktivitas enzim akan
yang
mempengaruhi
memberikan
pula
va
riasi dalam kecepatan metabolisme obat. Variasi ge netik ini bisa dalam bentuk variasi enzim yang berperanan langsung dalam biotransformasi
obat,
atau
protein lain yang bukan enzim yang berperanan
pen-
ting dalam ika’tan atau transpor obat [12]. Succiniicholine sebagai contoh, hanya dimetabolisme setengah kali orang normal pada orang
yang
secara
genetik kekurangan enzim pseudocholinesterase. Perbedaan dalam kecepatan metabolisme juga tampak pada asetilasi dari isoniazid, dimana
terjadi
perbeda-
an dalam proses asetilasi pada orang-orang
Jepang,
Eskimo, Amerika Latin dan Amerika negro [19], Penelitian yang
dilakukan
oleh
membuktikan adanya pengaruh genetik an dalam disposisi obat. Hal ini adanya perbedaan yang
bermakna
Branch dan
lingkung
ditunjukkan pada
waktu
eliminasi dan klirens antipirin pada orang
eliminasi
antipirin
hampir
dua
kali
oleh paruh
Inggris
dan orang Sudan. Pada orang Sudan, harga waktu ruh
(13)
pa orang
Inggris.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
1.2.1. Faktor Umur dan Jenis Kelamin Beberapa penelitian
membuktikan
bedaan kecepatan metabolisme obat
karena
umur dan jenis kelamin. Pada orang 77,6
tahun)
waktu
paruh
Alvares [6]
29
(rata-rata 26
ditunjukkan
tua
antipirin
butazon masing-masing 45 */. dan dibanding kontrol
adanya
(rata-rata phenil-
2ebih
tahun)
bahwa
pengaruh
dan
X
per
besar
[5].
kecepatan
Oleh
metabo
lisme obat pada anak-anak hampir dua kali lebih besar dibanding orang dewasa. Alasan yang dipakai un tuk menjelaskan keadaan ini adalah adanya perbedaan pada perbandingan (rasio) berat hati terhadap berat badan. Pada anak-anak umur 2 (dua) tahun, harga ra sio ini (40 - 50) 7. lebih besar, sedang umur 6 (enam) tahun
30
'/.
lebih
pada
anak
besar
dibanding
kelamin
terhadap
orang dewasa. Walaupun
pengaruh
kecepatan metabolisme jadi pada tikus
C19],
jenis
obat
baru
tetapi
dilaporkan
oleh
O'Malley
ter— [5]
ditunjukkan bahwa kecepatan metabolisme obat pada wanita lebih besar dibanding pria.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 3
Pengaruh umur dan jenis kelamin terhadap kecepatan metabolisme obat [53.
1.2.3. Faktor Interakgi Obat. Beberapa obat, disebabkan oleh liknya yang sangat tinggi, enzim pada
tempat
sifat
lipofi-
tidak saja diterima oleh
aktifnya
tetapi
secara
tidak
spesifik berikatan dengan membran lipida pada Reti culum endoplasma.
Pada
keadaan
menginduksi enzim mikrosom,
ini
mereka
atau secara
dapat menghambat metabolisme obat lain
kompetitif yang
rikan bersama-sama [1, 23. Hal ini dapat kan efek terapi suatu obat
menjadi
dengan
deks terapi yang sempit. Sebagai cantah pada yang rutin diberi barbiturat,
dibe-
menvebab-
menurun,
menyebabkan efek toksik pada obat-obat
dapat
atau inorang
seda1 1 *hipno1 1 k , atau
tranquilizer akan mempercepat metabol is.ne dari war farin atau dikumarol, Kan menjadi
lebih besar.
nambat metabolisme SKRIPSI
sehingga dosis yang
dan
dipe^lu-
Sebaliknya diKumaroi roengfemtoin
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
sehingga
aapat
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ti
menyebabkan
efek
toksik
seperti
ataxia
dan
menunjukkan
ada
drowsiness. Penelitian oleh Carter [20]
nya pengaruh obat oral kontraseptik roid
(SOC)
ini
ditunjukkan
golongan
ste
terhadap aktivitas metabolisme obat. Hal oleh
meningkatnya
plasma antipirin pada subyek yang
waktu
selama
paruh 3
bulan
mendapat terapi SOC. 1.2.4. Faktor penyakit. Penyakit-penyakit akut atau kronis mengaruhi fungsi hati akan
yang
mempengaruhi
juga
tabolisme obat. Penyakit-penyakit seperti titis alkoholik9 inaktif,
cirrhosis
hemochromatisf
alkoholik
hepatitis
cirrhosis empedu atau hepatitis akut dapat merusak
enzim
mikrosomal oksidase,
metabolik dan
karena
di
:
aktif
kronis
me hepa atau
aktif,
karena hati
itu
mem-
virus
terutama
mempengaruhi
juga eliminasi obat [2]. Sakit jantung juga dilaporkan mengharnbat meta bolisme obat.
Hal
ini
disebabkan
karena
darah ke hati terganggu, sehingga
untuk
yang aliran darah merupakan tahap
penentu
aliran
obat-obat metabo-
lismenya juga akan terhambat. Penvakit-penyakit se perti kanker hati, sakit paru-paru, hipotiroid. ma laria,
skistosomiasis
juga
menghambat
aktivitas
metabolisme obat [1, 2]. SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Oleh Klotz [11] ditunjukan bahwa antipirin dan lorcainide pada
waktu
penderita
alkoholik jauh lebih panjang dibanding mal, sedangkan Kawasaki [153
cirrhosis orang
membuktikan
nya penurunan klirens antipirin sampai
paruh
nor—
terjadi-
61
'/.
pada
orang yang menderita sakit hati kronis. 1.2.5. Faktor— faktor yang
Dapat
Mempercepat
atau
Meng-
hambat aktivitas enzim mikrosom hati. Beberapa
obat
dan
bahan
pengaruhi aktivitas enzim
kimia
mikrosom
golongan barbiturat dan beberapa
dapat
hati.
obat
mem
Senyawa
lain
serta
senyawa - senyawa kimia seperti chlordane ' dan
DDT
[2, 33, polychlorinated biphenyls [83» dan kebiasaan merokok [73, dapat
menginduksi
enzim
mikrosom
hati sehingga kecepatan metabolisme meningkat. Wood [7] membuktikan bahwa klirens hepatik,
meskipun
umur
mempengaruhi
tetapi dipengaruhi juga oleh
fak
tor— faktor lingkungan seperti kebiasaan merokok. Aktivitas enzim mikrosom dapat
dihambat
pemakaian obat-obat tertentu seperti cim&tidine,
:
oleh
proadi fen*
secobarbital * furoxen, dll. [2, 33. Me-
kanisme kerjanya dapat berupa terhadap obat-obat lain,
hambatan
kompetitif
atau interaksi secara
valen dari metabolit
intermediat
yang
reaksi dengan protein
lain dalam sitokrom
dapat
kobe-
sehingga
aktifitas enzim terhambat. SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
i3
0.10
SMOMM *— • I'O.tTt M W -t M H t n
o-
*11 |V*HC'»
0.1*0 »• 0
I'OHl
VOOIO
0.08 0.06 0.04
0.02
20
40
-
60
60
AGE, yi«(t
Gambar 4
Pengaruh umur terhadap
klirens
antipirin
pada
subyek yang merokok dan tidak merokok [7]. 1.2.6. Faktor Nutrisi Diantara faktoi— faktor
lingkungan
pengaruhi aktivitas metabolisme
obat
yang
mem
adalah
fak
tor makanan. Oleh Anderson [9] dan Mucklow [10] di tunjukkan bahwa pada subyek yang mengkonsumsi
pro
tein setiap harinya, waktu paruh antipirinnya lebih pendek dibanding subyek vegetarian.
Kecepatan meta
bolisme obat juga dihambat pada keadaan vitamin A, riboflavin, asam
askorbat,
atau unsur— unsur seperti kalsium,
defisiensi vitamin
magnesium,
E, seng
serta tembaga [1, 19]. SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
t4
1.3. Metoda-metoda yang Dipakai
untuk
Memperkirakan
Ak
tivitas Metabolisme Obat Beberapa kirakan seperti
metoda
aktivitas
telah
dipakai
metabolisme
obat
untuk
memper-
pada
manusia
:
1. Dengan mengukur senyawa endogen,
parameter— parameter
senyawa
yaitu :
- aktivitas ^-glutamil
transpeptidase (^-GT)
dalam plasma. - ekskresi D-glucaric acid dalam urin. - ekskresi <sf?-hidroksi kortisol dalam urin. 2. Dengan mengukur
metabolisme
pada sampel hati
(atau
obat
sampel
leh dari jaringan lain) dengan
in
yang
vitro dipero-
operasi
obat
yang cukup banyak. 3. Dengan mengukur parameter farmakokinetik dari suatu
model
obat
setelah
pemberian
dosis
tungga1. Model obat yang dipakai antara l a m pi r i n ,
aminopirin,
tal, diazepam, Pengukuran
amobarbital,
hexobarbi-
parameter
senyawa-senyawa yang
endogen
disebabkan
induksi enzim. Tidak ada hubungan
yang
ngan
Sedangkan,
kecepatan
anti-
debrisoquin, spartein.
hanya menunjukkan harga-harga
SKRIPSI
:
eliminasi
obat.
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
berarti
oleh de peng-
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
t5
ukuran aktivitas metabolisme sampel biopsi hati hanya
obat
in
menunjukkan
vitro
dengan
korelasi
yang
lemah dengan kecepatan eliminasi antipirin in vivo.
2 ANTIPIRIK 2.1., Sifat Fisika - Kimia Sifat fasika-kiroia antipirin Indonesia edisi
menurut
Farmakope
11 [20] adalah sebagai berikut :
Pemerian
: hablur
atau
serbuk
putih, tidak berbau,
hablur, rasa
warna
agak
pa-
hi t Kelarutan
: larut dalam lebih bagian
kurang
1
(satu)
air dan dalam lebih kurang 1
(satu) bagian
etanol
(90 V.)P, mudah
larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter P. Jarak lebur
: (110 - 113) °C
Rumus bangun C H
\
CH 9
(1-feni1-2, 3-dimetil-3-pirazolin-5-on) C
SKRIPSI
12
H
12
N D Z
BM = 188,23
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
i6
2.2. Farmakologi [1, 22] Antipirin mempunyai sifat non narkotik-analgesik dan antipiretik serta tergolong
pada
turunan
zolin. Antipirin juga mempunyai sifat anti yang baik. Secara topikal antipirin
pira-
inflamasi
mempunyai
sifat
anestesi lokal dan aksi stiptik (mencegah perdarahan) Larutan mengandung 5 7. antipirin
biasanya
digunakan
sebagai obat tetes telinga. Dalam aksinya sebagai analgesik antipirin bersifat seperti
-
salisilat
antipiretik, yaitu
merang-
sang saraf pusat pada hipotalamus dan saraf lieskipun efek agranulositosis jarang dilaporkan, atau tidak
banyak
Sekarang, antipirin
dari
antipirin
senyawa ini sudah lagi
dipakai
dipakai
perifer.
jarang
dalam
untuk
dipakai
pengobatan.
mengukur
tubuh total dan aktivitas enzim mikrosom hati. yang biasa dipakai
sudah
cairan Dosis
(300 - 600) mg.
2.3. Farmakokinetik Antipirin Antipirin cepat dan sempurna dimetabolisme setelah pemberian secara oral. Pada
pemberian
18
berat badan, konsentrasi puncak dalam plasma 15 yg/ ml, dan dicapai dalam (1 - 3)
jam.
terdistribusi merata ke seluruh cairan
mg/kg sekitar
Antipirin
tubuh
dengan
volume distribusi sekitar 52 liter. Juga disekresi di saliva dengan konsentrasi
SKRIPSI
yang
sama
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
seperti
dalam
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
plasma. {<10
Ikatan dengan
protein
plasma
kecil
Antipirin dimetabolisme di hati,
patan biotransformasi ini bervariasi ruhi oleh faktor -
faktor
sekali
dan
kece
serta
dipenga-
dan
genetik.
lingkungan
Sekitar (30 - 40) 7. dimetabol isme menjadi 4-hidroksiantipirin dan diekskresi dalam ronida. Sekitar 5
*/.
urin
diekskresi
sebagai
tidak
gluku-
berubah
dan
sekitar 6 V. sebagai norantipirin dalam urin [17, 221. Metabolisme antipirin dapat dilihat pada gambar 5. Pada orang normal, waktu 11-15 jam. Waktu
paruh
paruh
antipirin
sejumlah faktor seperti
: genetik,
jenis kelamin, pemakaian obat-obat penyakit-penyakit
tertentu.
Waktu
plasma
dipengaruhi lingkungan, lain, paruh
bisa bervariasi setiap waktu, dengan kata jadi variasi intraindividual
dalam
sekitar
atau
oleh umur, pada
antipirin lain
disposisi
pirin [23, 24], Pemberian antipirin secara oral
ter— anti atau
intravena memberikan harga yang sama pada waktu paruh plasma, volume distribusi, atau klirens [25].
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Norantipirin
Antipirin
C H
C H OH
C H
<3 3
<5 4
<5 5
CH
9
CH
a
N /
3
CH
0
N /
N
\
CH
3-hidroksimetil antipirin
4*-hidroksi antipirin
4-hidroksi antipirin
C H
CH
C H OH
<5 5
4
4
CH
CH N /
\ 3-karboksi antipirin
N
COOH
OH /
\
CH
4, 4' -dihidroksi
antipirin
Oambar 5 : Skema Metabolisme antipirin
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
50
50
u.
40
40
30
30
20
20
10 1 ok % Ui J * II £ 0
M .G.
10 oi.v. • p.o.
12
15
12
50
15
DM .
40 30
20 10
12
IS
0
3
6
HOURS AFTER A N T I P Y RI N t
Gambar 6
Kadar
antipirin
sukarelawan
dalam
setelah
plasma
dari
pemberian
4
peroral
dan intra vena. 2.4. Penentuan Kadar dalam Cairan Biologis Ada beberapa metode menentukan kadar
yang
antipirin
Beberapa penelitian yang
dapat
dalam
dipakai
cairan
dilakukan
untuk
biologis.
menggunakan
tode Spektrofotometri [5, 6, 8, 9, 13, 23,
25,
me 20],
metode Kromatografi Gas [10,
15, 18, 24], metode HPLC
[7, 11,
metode
14],
atau
dengan
Radioimmunoassay
[26], Dari metode-metode tersebut yang
paling
dipakai adalah metode Spektrofotometri. SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
banyak
Prinsip
me-
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
tode ini
adalah
mengkonversi
4-nitrosoantipirin. Metode
ini
antipirin
ke
mempunyai
yaitu pembacaan absorbsi harus tepat
kelemahan
pada
sebab absorbsi meningkat sampai maksimum
bentuk
waktunya, sekitar
menit setelah penambahan nitrit dan kemudian
20
menurun
[27], Pemakaian
metode
Kromatografi
Gas
memberikan
hasil yang lebih teliti dan lebih cepat. Prinsip tode ini adalah antipirin ditentukan kadarnya
secara
langsung (tartpa mengkonversi menjadi derivatnya) telah diekstraksi dulu dengan kloroform. bandingkan hasil
penentuan
kadar
Untuk
antipirin
spektrofotometri dengan cara GLC, oleh
se mem-
secara
Prescott
[27] dilakukan penentuan kadar dari 67 sampel
me
dkk
plasma
dari 12 pasien dengan kedua cara tersebut. Dari hasil penelitian tersebut ternyata metode
spektrofotometri
memberikan harga waktu paruh yang lebih besar (11,4 ± 3,1 jam) dibanding
metode
GLC
(10,6
±
3,9
jam).
Perbedaan rata-rata kedua cara tersebut adalah 13,2 ± 5,8 */.. Meskipun
didapatkan
harga
berbeda, tetapi secara statistik
waktu
paruh
perbedaan
yang
tersebut
tidak bermakna.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
i ■ a r Spectrophotometryfigmt_l
u
Gambar 7 : Perbandingan penentuan kadar antipirin dalam plasma dengan cara
spektrofoto
metri dan GLC [27], Penelitian sejenis
dilakukan
oleh
[26], untuk membandingkan penentuan
Chang
kadar
dkk.
antipirin
dalam plasma dan dalam saliva dengan metode
R1A
dan
spektrofotometri. Untuk masing-masing 30 sampel plas ma dan saliva,
kedua metode
tersebut
ternyata
mem-
berikan harga koefisien korelasi yang baik (r =
0,90
untuk plasma dan r = 0,97 untuk saliva). (gambar 8)
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 8 : Perbandingan penentuan kadar antipirin dalam plasma dan dalam
saliva
dengan
cara RIA dan spektrofotometri.[26] Dari data di
atas
dapat
nentuan kadar antipirin dalam
dikatakan plasma
bahwa
dengan
pe
metode
spektrofotometri masih dapat dijamin kesahihannya.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
III
BAHAM ALA T, DAN METODE PENELITIAN
1 . BAHAN - Serbuk antipirin dari PT.CENDO PHARMACEUTICAL TRIES , No. Batch
40063
dengan
sertifikat
INDUS analisa
seperti pada lampiran 3 - Serbuk Seng Sulfat p.a (Merck) - Natrium Hidroksida p.a (Merck) - Natrium Nitrit p.a (Merck) - Asam Hidroklorida p.a (Merck) - Larutan Heparin 5000 Ul/ml 2. ALAT - Double Beam
-
Double
Wavelength
Spectrophotometer
Hitachi 557 - Electric Centrifuge Model Piccolo - Vortex Genie Model K - 550 - GE - Venous canule “Venflon"
3. METODE PENELITIAN 3.1. Ketentuan Subyek Subyek adalah orang berumur 20 - 30 tahun,
Indonesia asli, sehat
berat
badan
tidak merokok, dan telah menyetujui
50
-
untuk
60
dan kg,
menjadi
sukarelawan. Pemilihan subyek sehat didasarkan atas
23 SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
basil pemeriksaan k l i m s
meliputi
taal
hati
dan
faa] ginjal. 3.2. Protokol Satu minggu sebelum percobaan dilakukan, yek tidak diperbolehkan meminum utama antipirin mempengaruhi
atau
aktivitas
sub
obat-obatan,
obat-obat
lain
metabolisme
ter—
yang obat
dapat seperti
fenobarbital dan senyawa barbiturat lainnya,
feni-
toin, teofilin, atau senyawa-senyawa golongan
ste
roid. Menjelang hari percobaan subyek diminta
ber—
puasa mulai malam hari
pada
sampai
pagi
waktu percobaan. Antipirin diberikan
harinya dalam
bentuk
kapsul dengan dosis tunggal 1000 mg, diikuti dengan minum satu gelas air. Subyek diberi makan 2 jam setelah pemberian obat. Sampel darah diambil dari ve na cubiti sebanyak 7 ml dengan menggunakan pada waktu-waktu
: 0, 2, 4, 6, 8, 10, 24,
venflon 27,
30,
33 jam setelah pemberian obat. Pemilihan waktu
in
terval sampling didasarkan atas waktu pirin yang
lama
(11 - 15 jam)
paruh
anti
[17], karena yang di-
utamakan adalah penentuan kecepatan eliminasi, maka pengambi1an sampel darah hanya dilakukan pada
fase
eliminasi. Untuk mencegah pembekuan darah pada vena maka pada setiap pengambilan sampel dengan penyuntikkan
SKRIPSI
heparin
5000
darah Ul/ml
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
diikuti sebanyak
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
0,1 ml ke dalam kanula. Sampel darah ditampung pada tabung sentrifuse yang
telah
diberi
heparin
se-
darah
di-
banyak 0,1 ml lalu disentrifuse. Plasma
pisahkan pada tabung lain. Plasma yang tidak
lang-
sung digunakan disimpan pada freezer sampai dilakukan analisa selanjutnya.
3.3. Metode Penentuan Kadar Antipirin dalam Plasma Penentuan kadar antipirin dalam
plasma
kukan menurut metode dari Cury [26] dengan
dilasedikit
modifikasi disesuaikan dengan alat yang dipakai
:
Sampel plasma 2,0 ml dalam
di-
tabung
sentrifuse
tambah 2,0 ml air kemudian ditambah 2,0 ml pereaksi Seng Sulfat dan 2,0 ml Natrium Hidroksida
0,75
kemudian dikocok kuat selama setengah menit. kan selama 10 menit dan sentrifuse
pada
2000
N,
Diamrpm
selama 15 menit. Dipipet 4,0 ml supernatan, tambahkan 0,2 ml asam hidroklorida 4N. Selanjutnya ditam bah 0,4 ml Natrium Nitrit 0,05 ‘ /. pada selang
waktu
30 detik dan dibaca absorbsinya 12 menit - 15 menit setelah penambahan Natrium Nitrit pada panjang
ge-
lombang maksimumnya. Sebagai blanko digunakan
sam
pel yang diambil pada t * 0 menit.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
4. TAHAPAN PERCOBAAN 4.1. Pembuatan Larutan Pereaksi - Pereaksi ZnSO
: 10,0 g ZnSO 4
ditambah asam 4
sulfat 6 N selanjutnya di tambah air sampai 100,0 ml - Larutan NaNO
2
0,05 7. : 50 mg NaNO
dilarutkan
2
da-
lam air sampai 100,0 ml. - Larutan NaOH 0,75 7.
: 3,0 g NaOH dilarutkan
da
lam air sampai 100,0 ml.
4.2. Pembuatan Larutan Baku 4.2.1. Larutan baku antipirin 500 ^jg/ml. Larutan baku antipirin dengan cara
500
pfg/ml
dibuat
: ditimbang ± 125 mg serbuk antipi
rin kemudian dilarutkan dengan air
dalam
labu
ukur 250 ml sampai tepat garis tanda. 4.2.2. Larutan baku kerja antipirin. Larutan baku kerja dibuat
dengan
cara
:
larutan baku induk diencerkan dengan air sampai volume tertentu sehingga didapat kadar 1,6 ;
5
; 10 ; 20 ; 40 ; 60 ; BO /ig/ml.
4.3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Panjang gelombang maksimum
ditentukan
menggunakan baku kerja antipirin 20, 80 ^g/ml dengan
cara
sebagai
masing larutan tersebut dipipet SKRIPSI
40,
berikut 2,0
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
ml,
dengan 60,
s
dan
masingmasukkan
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
tabung sentrifuse lalu ditambah 2,0 ml air kemudian dikerjakan seperti pada 3.3 dan diamati absorbsinya pada panjang gelombang antara 320 - 360 pengamatan digambarkan dalam hadap panjang gelombang,
kurva
kemudian
nm.
Hasil
absorbsi
ter
ditentukan
pan
jang gelombang maksimum. 4.4. Pembuatan Kurva Baku Antipirin. Dari masing-masing larutan baku kerja 2.0 ml, masukkan tabung sentrifuse,
lalu
2.0 ml air, kemudian dikerjakan seperti
dipipet ditambah
pada
3.3.
dan diamati absorbsinya pada panjang gelombang maksimumnya. Hasil pengamatan digambarkan
pada
kurva
absorbsi terhadap kadar. 4.5. Penentuan Kembali Kadar Antipirin dalam Plasma Untuk menentukan kembali kadar antipirin dalam plasma dibuat larutan antipirin dalam plasma dengan kadar 1,6 ; 5 ; 10 ; 20 ; 40 ; 60 ; BO
^g/ml.
Se
lanjutnya dikerjakan seperti pada 3.4. pada panjang gelombang maksimumnya. Hasil
pengamatan digambarkan
pada kurva absorbsi terhadap kadar, yang untuk lanjutnya dipakai untuk menentukan kadar
se
antipirin
dalam plasma setiap waktu.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
5. PENG OLAHAN DAT A
Setelah pemberian per oral antipirin diabsorbsi secara sepat dan sempurna pada saluran
pencernaan.
dkk [25] membuktikan bahwa harga waktu paruh, volume distribusi antipirin
ternyata
sama
Andreasen
klirens, dan setelah
berian per oral ataupun intravena (gambar 6). sorbsinya yang sempurna
(diasumsikan
pem
Karena
ab
bioavai1ibi1itasnya
100 */.), dan metabolismenya yang lambat oleh enzim mikrosom hepar, maka secara keseluruhan
kinetika
pirin mengikuti sistem kompartemen satu
eliminasi terbuka
13, 15, 18]. Eliminasinya mengikuti persamaan
dimana :
~
kadar
dalam
plasma
yang
anti
[9,
10,
:
didapat
dengan
dalam
plasma
ekstrapolasi pada t = 0.
5.1. Penentuan Waktu Paruh Biologis Dari kurva log kadar terhadap waktu
antipirin
ditentukan
titik-titik
fase
eliminasi. Titik-titik ini diregresi secara
least-
squares sehingga didapatkan suatu persamaan
garis.
Koefisien arah (slope) yang didapat = Harga
K
2 ""303
t^ dapat dihitung berdasarkan persamaan 1 _ 2 “
SKRIPSI
pada
’
:
0,693 K
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
5.2. Penentuan Volume Distribusi Dengan asumsi bahwa antipirin diabsorbsi parna (fraksi obat terabsorbsi, ngalami
first-pass
effect,
F = 1),
dan
sem-
tidak
mengikuti
me-
sistem
kompartemem satu terbuka [9, 10, 13, 15, IB],
maka
volume distribusi dapat ditentukan dengan persamaan V
=
D ose o Cp
d
. F
r
Untuk F = 1, maka : Dose Cp dimana : V. d
= volume distribusi
Dose = dosis yang diberikan Cp°
= konsentrasi plasma pada
t * 0, yang
dengan ekstrapolasi kurva
ke
arah
didapat t
-
0
5.3. Penentuan Klirens Total Klirens total mengalikan volume
dapat
distribusi
tetapan laju eliminasi Cl
SKRIPSI
ditentukan
t
dengan
dengan ( 4/ )
cara dengan
(AT) . =
d
x K
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
B A B
H A S I L
IV
P E N E L I T I A N
1. Penentuan panjang gelombang maksimum (X
) antipirin. m ake
Panjang gelombang maksimum antipirin jakan menurut metode Cury dkk.
yang
didapat
pada
rentang
kadar
diker— 342
nm.
(tabel I, gambar 9). 2. Pembuatan kurva baku antipirin. Kurva baku dibuat tercantum pada tabel
dengan
seperti
II, gambar 10.
3. Penentuan kembali kadar antipirin dalam
plasma
(reco
very ). Hasil
penentuan
kenbali
plasma dapat dilihat pada tabel
kadar
antipirin
dalam
III, gambar 10.
4. Penentuan kadar antipirin dalam plasma dari
subyek
sampai S . Kadar antipirin dalam plasma dari subyek S 5.
5
dapat dilihat pada tabel
Waktu
paruh
eliminasi,
IV, gambar 11 - 15. klirens
distribusi antipirin, dari subyek S Waktu paruh eliminasi
sampai
total, A
dan
volume
sampai S . 5
, klirens total, dan
distribusi antipirin diditentukan dengan
cara
volume seperti
30 SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3t
pada Bab III ad 5, dan
contoh
perhitungannya
seperti
tercantum pada lampiran 1. Waktu paruh eliminasi, klirens total,
dan
distribusi antipirin untuk semua subyek tercantum
volume pada
tabel V.
31 SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
TABEL I N1LAI ABSORBSI
LARUTAN ANTIPIRIN
DARI EMPAT M A C A M K A D A R UNTUK PENENTUAN PA N J A N G GEL O M B A N G MAKSIMUM
Panjang
(nm)
20 fjg/ml
40 fJg/ml
60 pg/ml
80 jjg/ml
320
0,113
0,231
0,344
0,473
328
0,132
0,259
0,396
0,539
336
0,147
0,289
0,442
0,594
340
0,150
0,294
0,456
0,608
341
0,152
0,296
0,458
0,611
342
0,154
0,299
0,464
0,614
343
0,153
0,298
0,460
0,613
344
0,152
0,294
0,458
0,612
348
0,148
0,288
0,455
0,601
352
0,146
0,283
0,443
r-s CD in o
Gelombang
ABSORBSI
356
0,140
0,273
0,425
0,562
360
0,131
0,254
0,395
0,529
...........................
Panjang gelomgang maksimum
(X.
maka
) = 342 nm
(gambar 9)
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSORBSI
33
PANJANG GELOMBANG (run)
Gambar 9 : Kurva nilai absorbsi larutan antipirin dap panjang gelombang untuk penentuan
terha panjang
gelombang maksimum.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
TABEL II
NILAI ABSORBSI LARUTAN ANTIPIRIN DARI BEBERAPA MACAM KADAR PADA \
m ake
« 342 nm
UNTUK PEMBUATAN KURVA BAKU
KADAR (pg/ml)
ABSORBSI RATA-RATA
1,6
0,019
5,0
0,039
10,2
0,088
20,4
0,153
40,8
0,299
61,1
0,460
81,5
0,614
Dengan persamaan
regresi
r = 0,9997 (r
- 0,B74
la b e l
didapatkan
koefisien
korelasi
, p = 0,01 ; d, * 5). T
Persamaan garis kurva baku : V = 7,4345
. 10-S x
+
4,3956 . 10'9
(gambar 10)
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
TABEL III
PENENTUAN KEMBALI KADAR ANTIPIRIN DALAM PLASMA CRECOVERY) PADA X
KADAR
, - 342 nm mok*
KADAR YANG DIDAPAT KEMBALI ABSORBSI
(pg/ml)
7.
1,6
0,016
1,5
95,69
5,1
0,037
4,4
85,06
10,2
0,082
10,4
102,42
20,4
0,159
20,8
102,02
40,8
0,308
CD O
100,17
61,1
0,462
61,5
100,65
81,5
0,613
81,9
100,40
Prosen recovery rata-rata = 98,06 t 6,14 7. (Mean ± SD). Dengan persamaan r = 0,9999 ( r ^ ^
regresi
didapatkan
= 0,874 , p = 0,01
Persamaan garis recovery
koefisien ; d
korelasi
- 5 >.
:
V = 7,4870 . 10"9 x
+
3,4536 . 10‘9
(gambar 10)
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSORBSI
36
■v KADAR ( ^g/ml)
Gambar tO : Kurva nilai absorbi
larutan antipirin
antipirin yang didapat kembali rapa macam kadar pada \
SKRIPSI
maki
(A )
(B) dari
dan
be be-
342 nm.
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
TABEL IV
KADAR ANTIPIRIN DALAM PLASMA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL 1000 mg PER ORAL PADA SUBYEK S. SAMPAI S_
WAKTU
SKRIPSI
5
* l> H-l
1
) A R
(pg/ml)
(jam)
Si
S2
Ss
S4
Ss
2
25,183
27,854
25,985
21,710
19,173
4
22,779
24,916
23,714
19,573
18,906
6
20,909
21,577
22,245
17,570
17,036
a
19,707
20,375
21,443
16,635
15,700
10
17,837
18,505
20,375
14,498
14,498
24
12,62B
11,426
14,231
7,285
6, 0B3
27
10,224
9,957
12,62B
6,618
5,282
30
9,289
9,690
12,094
5,549
3,813
33
0,621
9,155
11,292
4,080
3,011
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
WAKTU (jam)
Gambar 11 : Kurva kadar antipirin dalam plasma se telah
pemberian
per
oral
dengan
dosis
tunggal 1000 mg pada subyek S^.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANTIPIRIN
dalam
plasma
(/jg/ml)
39
Gambar
: Kurva kadar antipirin d a l a m plasma setelah
pemberian
per
oral
dengan
dosis
tunggal 1000 mg pada subyek 5_.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANTIPIRIN
dalam
plasma
40
WAKTU (jam)
Gambar 13 : Kurva kadar antipirin dalam plasma se telah tunggal
SKRIPSI
pemberian
per
oral
dengan
dosis
1000 mg pada subyek 5_. o
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANTIPIRIH
dalam
plasma
(pg/ml)
4t
W A K T U (jam)
Gambar i4 : Kurva kadar antipirin dalam plasma setelah tunggal
SKRIPSI
pemberian
per
oral
dengan
dosis
1000 mg pada subyek S^.
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANTIPIRIN
dalam
plasma
(jjg/ml)
42
W A K T U (jam)
Gambar 15 : Kurva kadar antipirin dalam plasma se telah tunggal
SKRIPSI
pemberian
per
oral
dengan
dosis
1000 mg pada subyek S .
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
TABEL V
HARGA WAKTU-PARUH ELIMINASI, KLIRENS TOTAL DAN VOLUME DISTRIBUSI ANTIPIRIN SETELAH PEMBERIAN PER ORAL DENGAN DOSIS TUNGGAL 1000
V
d
PADA SUBYEK S± - Sg
Cl
T
t
1/2
SUBYEK (L/kg BBJ si S2
V S4 S5
ml/menit/kg
j am
0,663
0,370
20,68B
0,666
0,397
19,363
0,648
0,286
26,215
0,654
0,553
13,651
0,697
0,693
11,605
Waktu paruh eliminasi rata-rata * 18,304 t 5,629 jam Klirens total rata-rata
= 0,460 ± 0,162 ml/mnt/kg
Volume distribusi rata-rata
* 0,666 t 0,019 l^k9
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
V
P E M B A H A S A N
Metabolisme obat, dalam hal ini oksidasi
oleh
mikrosom hati, sering merupakan tahap penentu pada
enzim proses
eliminasi obat. Beberapa faktor dapat mempengaruhi aktivi tas metabolisme obat, seperti : jenis kelamin,
umur,
ke-
biasaan merokok, makanan, ataupun lingkungan dan genetik. Dalam penelitian Indonesia asli,
ini
dipilih
subyek
sehat,
orang
laki-laki dan tidak merokok, umur 21 -
24
tahun (rata-rata 22,60 ± 1,14 tahun), dan berat badan 54 63 kg (rata-rata 58,60 ± 3,29
kg).
Persyaratan
pc?rlukan untuk mengurangi variabel utama
yang
ini
diperkira-
kan dapat mempengaruhi aktivitas metabolisme obat, ti yang diuraikan dalam Bab obat-obat lain sebelum dan
II
ad
selama
1.2.
benar-benar
ngaruhi hanya oleh enzim mikrosom hati,
tanpa
adanya
duk-si atau inhibisi. Selain itu juga untuk mencegah antipirin
secara
minum
berlangsung
dimaksudkan supaya disposisi antipirin
guari pada penetapan kadar
seper—
Larangan
percobaan
di—
dipe— ingang-
spektrofoto-
•etri (misal obat-obat golongan sulfonamida).
44
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
Pada penelitian
ini
diperoleh
hasil-hasil
sebagai
berikut : - waktu paruh eliminasi rata- rata = 18,304 ± 5,029 jam. - klirens total rata-rata = 0,460 ± 0,162 ml/menit/kg. - volume distribusi rata-rata « 0,666 1 0,019 L/kg. Bila
diambil
berat
badan
rata-rata
dari
subyek
yang
diteliti, maka volume distribusi antipirin adalah 0,666
x
58,60 = 39,06 liter atau sekitar 66,65 7. dari berat badan. Harga tersebut hampir sama dengan cairan tubuh total berat badan).
Kalau
dilihat
volume
masing subyek yang berjarak antara
distribusi
0,648
-
(60 7.
masing-
0,697
maka perbedaannya cukup kecil. Oleh karena itu
L/kg,
dapat
katakan tidak terjadi variasi interindividual pada distribusi antipirin. Harga
volume
distribusi
di-
volume
antipirin
yang diperoleh pada penelitian di negara lain adalah
0,71
± 0,15 l/kg (Mean ± SD) untuk subyek Gambia [10] ; 0,60 0,021 l/kg (Mean ± SEM) untuk subyek
Inggris [13].
Kecepatan eliminasi antipirin ditentukan waktu paruh eliminasi dan klirens
±
total.
paruh eliminasi rata-rata yang diperoleh
oleh
harga
Besarnya
waktu
pada
penelitian
ini adalah 10,304 + 5,829 jam dengan jarak 11,605 - 26,215 jam. Dari 5 subyek yang diteliti,
tiga
harga waktu paruh eliminasi sekitar dua lainnya (tabel V). Dapat dikatakan bahwa
SKRIPSI
subyek kali
mempunyai dua
terjadi
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
subyek variasi
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
interindividual dalam eliminasi antipirin. Harga waktu pa ruh eliminasi yang diperoleh pada penelitian di negara la in adalah 13,6 ± 4 , 1 jam (Mean ± SD) untuk untuk
subyek subyek
Gambia
[183
I 12,5 ± 0,9 jam {Mean ± SEM)
Inggris
[133
; 20,4 ± 1,9 jam (Mean ± SEM) untuk subyek Sudan [133
dan 13,0 ± 2,5 jam (Mean ± SD) untuk subyek USA [24}. Klirens total rata-rata yang diperoleh adalah 0,460 ± 0,162 ml/menit/kg. Bila berat badan rata-rata subyek lah 58,60 kg, maka klirens total rata-rata
sekitar
ml/menit. Hasil yang diperoleh pada penelitian lain adalah 0,462 ± 0,04B ml/mnt/kg (Mean 47,5 ± 9,0 ml/mnt (Mean ± SD)
ada
±
di SE)
29,96 negara [153
;
[243-
Terjadinya perbedaan-perbedaan selain dipengaruhi oleh faktor— faktor
pada
penelitian
genetik
dan
ini ling
kungan, juga dipengaruhi oleh faktor diet/nutrisi.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
VI
K E S 1 M P U L A N
Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan
da
pat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Volume distribusi antipirin rata-rata = 0,666
±
0,019
L/kg (koefisien variasi 2,8 7.) atau sekitar 66,5 7.
be
rat badan. 2- Terdapat variasi interindividual dalam
kecepatan
minasi antipirin dengan jarak 11,605-20,600 waktu paruh eliminasi 0,286-0,693
jam
(koefisien variasi 31,8
ml/menit/kg
(koefisien
variasi
eliuntuk
"/.), 35,2
dan 7.)
untuk klirens total.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
R I N G K A S A N
Telah dilakukan penelitian untuk memperkirakan fitas metabolisme obat (oksidasi enzimatik obat) pada subyek Indonesia dengan cara eliminasi,
menentukan
klirens total dan volume
akti-
di
hati
waktu-paruh
distribusi
antipirin
sebagai model obat. Antipirin diberikan dalam bentuk sul dengan dosis tunggal
1000 mg
dengan umur 21 - 24 tahun
kepada
5
kap-
orang
subyek
1,14
tahun)
(rata-rata 22,60 ±
dan berat badan 54 - 63 kg (rata-rata 58,60 ± 3,29 kg). Antipirin dalam plasma ditentukan kadarnya kan metode spektrofotometri dari Cury HS, dan penelitian didapatkan
berdasardari
hasil
:
- waktu-paruh eliminasi rata-rata » 18,304 ± 5,829 jam. - klirens total rata-rata = 0,460 ± 0,162 ml/menit/kg. - volume distribusi rata-rata * Hal ini jika dibandingkan dengan negara lain)
ternyata
waktu
0,666 ± 0,019 pustaka
paruh
L/kg.
(penelitian
eliminasi
pada subyek Indonesia lebih besar. Diduga faktor
di
rata-rata nutrisi,
atau genetik mempengaruhi aktifitas metabolisme obat
pad a
subyek Indonesia. Selanjutnya diharapkan dapat lebih
lanjut . tentang
aktifitas
subyek Indonesia dalam jumlah yang
dilakukan metabolisme lebih
besar
penelitian obat
pada
sehingga
49 SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dapat
memberikan
hasil
dengan
harga-harga
teliti dan dapat memberikan kesimpulan
tentang
yang
lebih
kecepatan
eliminasi antipirin rata-rata pada orang Indonesia.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR
PUSTAKA
1. Craig CR, Stitzel RE, Modern Pharmacology, lsi
Edition
Little Brown and Company, Boston, 19B2, p.37-53. 2. Katzung BG, Basic and
Clinical
Pharmacology,
Second
Edition, Lange Medical Publications, Los Altos, fornia,
Cali
19B4, p.35-43.
3. Ritschel WA, Handbook of Basic Pharmacokinetics, First Edition,
Drug Intelligence Publications,
Inc.,
Hamil
ton, 1976, p.125-142, 168. 4. Breimer DD et al, Assessment
and
vivo Oxidative Drug Metabolising
Predictions Activity,
at the Riegelman Memorial Symposium at San
of
in
Presented Fransisco,
1982. 5. O'Malley K et al, Effect of Age and Sex on Human Metabolism, Br.Hed.J.
3 : 607-609, 1971.
6. Alvares AP et a l , Drug Metabolism in Normal
Children,
Lead-poisoned Children, and Normal Adult, Clin. macol.Ther.
Drug
Phar
17 : 179-183, 1975.
7. Wood AJJ et a l t Effect of Aging and Smoking on Antipyrine and Indocyanine green Elimination, Clin. col. Ther.
Pharma
26 : 16-20, 1979.
B. Alvares AP et a l , Alterations in Workers Exposed to
Drug
Polychlorinated
Metabolism
biphenyls,
in
Clin.
PharmacoI.Ther. 22 : 140-146, 1977.
51 •U; SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
■Yi I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
9. Anderson KE et al, Nutrition and Oxidative Drug bolism in Man
: Relative Influence of Dietary
Carbohydrate, and Protein, Clin. Pharmacol. 493-501,
Meta Lipida,
Th&r.26
:
1979.
10. Mucklow JC, et al, The Relationship between Individual Dietary
Constituents
Indo-Pakistani 13 : 401-486, 11.
Klotz
U
and
Antipyrine
Immigrants to Britain,
in
Br. J. Clin. Pharm.
1982.
et
al,
Alterations
in
Disposition
Differently Cleared Drug in Patients Clin. Pharmacol. Ther.
with
of
Cirrhosis,
26 : 221-227, 1979.
12. Aviado DM, Pharmacologic Principle tice, 8 th Edition, The Williams and Baltimore,
Metabolism
of
Medical
Wilkins
Prac
Company,
1972, p.23-29.
13. Branch RA et a l , Racial Differences
in
Drug
Metabo
lising Ability : A Study with Antipyrine in the Sudan, Clin. Pharmacol. Ther.
24 : 283-286, 197B.
14. Nelson EB, Egan JM, Abernethy DR, The Effect of Propy lene Glycol on Antipyrine Clearance Pharmacol.Ther.
in
Human,
Clin.
41 : 571-573, 1987.
15. Kawasaki,Seiji et al, Hepatic Clearance of
Antipyrine
Indocyanine Green, and Galactose in Normal Subject and in
Patients
with
Pharmacol.Ther.
SKRIPSI
Chronic
Liver
Disease,
Clin.
44 : 217-214, 1908.
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
16. Vessel ES, The Antipyrine Test in
Clinical
logy : Conceptions and Misconceptions, Ther.
26 : 275-206,
Pharmaco
Clin. Pharmacol.
1979.
17. The Pharmaceutical Codex, ceutical Press, London,
18th Editions,
The
Pharma
1979, p.679.
18. Fraser HS et al» Factors Affecting Drug Metabolism West African Villagers, Clin.Pharmacol. Ther. 379,
in
20 : 369-
1976.
19. Testa B and Jener P, Drug Metabolism Biochemical Aspect,
Marcel
Dekker
:
Chemical
Inc.,
New
amd York,
1976, p.387,415. 20. Carter,DE et a l 9 Effect of Oral Contraceptives on Drug Metabolism, Clin. Pharmacol. Ther. 21. Departemen
Kesehatan
Republik
15 .* 22-31,
1975.
Indonesia,
Farmakope
Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta, 1979, p.457. 22. Martindale The Extra Pharmacopoeia, 28lh Edition, Pharmaceutical Press, London,
1982, p.272.
23. Alvares AP et a l ► Intraindividual Clin. Pharmacol. Ther. 24. Vessel ES et a l ,
26 : 407-419,
Temporal
The
in Drug Disposition, 1979.
Variations
of
Half-life in Man, Clin.Pharmacol.Ther. 22
Antipyrine :
843-851,
1977.
SKRIPSI
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25. Andreasen PB and
Vessel
Level of Antipyrine,
ES,
Comparisons
Ther. 16 : 1059-1065, et
at»
Plasma
Tolbutamide, and Warfarine
Oral and Intravenous Administrations,
26. Chang RL
of
after
Clin.Pharmacol.
1974.
Antipyrine
:
Plasma and Saliva Following of a
Radioimmunoassay High
dose
dose, Clin. Pharmacol. Ther. 20:205-207,
1976.
and
Low
27. Prescott L F , Adjepon-Yamoah KK, Roberts E, Rapid Liquid Chromatographic
Estimation
of
Plasma, J .Pharm.Pharmae. 25 : 205-207,
Crofts, New York,
SKRIPSI
Second
Edition,
in
1973. Third
1980, p.120-123
29. Shargel L and Andrew BC, Applied Biopharmaceutics Pharmacokinetics,
Gas-
Antipyrine
28. Cury HS, Manual of Laboratory Pharmacokinetics, Edition, John Willey & Sons, New York,
in
and
Appleton-Century
1980.
STUDI METABOLISME OBAT PAOA MANUSIA .....
I WAYAN BUDHI ARTAWAN