STUDI KELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISONAL PADA KOMUNITAS PASAR PAWON DI BARON –LAWEYAN KOTA SURAKARTA Oleh : Yustina Wuri Wulandari1 dan Dorothea Ririn Indriastuti2 1 Fakultas Teknologi dan Industri Pangan Universitas Slamet Riyadi Surakarta 2 Fakultas Ekonomi Universitas Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRAK Pasar Pawon merupakan suatu tempat dimana komunitas penyedia makanan tradisonal berkumpul dan berinteraksi. Pasar ini telah berdiri sejak 20 tahun dan berlokasi di desa Baro Gede, Laweyan, Surakarta. UKM yang tergabung di Pasar Pawon meliputi komunitas tetap yaitu UKM Pawon dan UKM Pondok Boro. Dilatarbelakangi potensi pasar ini maka tujuan penelitian ini yaitu mengetahui studi kelayakan usaha yang sudah dilakukan di Pasar Pawon sehingga nantinya dapat digunakan untuk menyusun strategi operasional yang tepat dalam mengembangkan usaha. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber publikasi. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif. Berkaitan dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh UKM, ada beberapa strategi untuk mengatasinya. Pengembangan UKM tidak hanya oleh UMKM saja, tetapi juga harus didukung semua stakeholder. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan usaha di Pasar Pawon secara finansial layak untuk dikembangkan ini terlihat dari nilai R/C lebih besar dari satu, yang berarti dalam melakukan kegiatan usaha mendapatkan profit keuntungan. Kata kunci: Studi kelayakan, Pasar Pawon, makanan tradisional
ABSTRACT Pasar Pawon is a place where traditional food provider community to gather and interact. This market has been established since 20 years and is located in the village of Baro Gede, Laweyan, Surakarta. SMEs are incorporated in the Market include community Pawon Pawon SME and Pondok Boro SME. The purpose of this research is to know the feasibility study that has been done in the Pasar Pawon so that later can be used to develop appropriate operational strategies in developing the business. This study uses primary and secondary data. Primary data were obtained from field surveys, while secondary data obtained from various sources publications. The analytical method used is descriptive approach. In connection with the various problems faced by SMEs, there are several strategies to overcome them. Development of SMEs not only by SMEs, but also must be supported by all stakeholders. Based on the survey results revealed that business activity in the market Pawon financially feasible to be developed can be seen from the value of R / C is greater than one, which means in conducting business make a profit advantage. Keywords : Feasibility study , Pasar Pawon , traditional food
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
105
tradisional dan pawon (bahasa jawa) yang
PENDAHULUAN Kota Surakarta atau lebih dikenal
berarti
dapur.
Maka
pasar
pawon
dengan kota Solo merupakan salah satu
merupakan suatu tempat dimana penyedia
kota di Indonesia yang terkenal dengan
dan
wisata kulinernya. Bahkan dalam 5 tahun
tradisional berkumpul dan berinteraksi.
terakhir Solo sebagai ‘Spirit of Java’,
Komunitas ini telah berdiri sejak 20 tahun
banyak event kuliner digelar di kota ini.
dengan manajemen pengelolaan bersifat
Beberapa agenda tahunan kota terkait
kekeluargan. Sampai saat ini jumlah
kuliner antara lain grebeg Pasar Gedhe,
anggota
dalam kegiatan ini masyarakat dapat
tergabung
dalam
menikmati aneka jajanan pasar tradisional
Sedangkan
kelompok
dengan gratis. Selain itu ada event yang
paguyuban
dikemas berbeda setiap tahun contoh pada
tergabung dalam UKM Pondok Boro.
bulan Februari tahun 2015 diselenggarakan
Selain itu ada sekitar 100 pedagang
festival jenang. Bukan hanya pameran
angkringan lain di wilayah Surakarta dan
aneka jenis jajanan olahan jenang saja
sekitarnya
tetapi juga masyarakat boleh menikmati
mengambil jajanan tadisional di pasar
dengan gratis.
Pawon. Pasar Pawon berlokasi di tanah
Sejak dulu kota Solo dikenal dengan makanan khas daerah seperti
penjual
makanan
penyedia
jajanan
30
UKM
pedagang
yang
atau
setiap
jajanan
orang, Pawon.
penjual
yaitu
angkringan
hari
selalu
kas desa wilayah desa Baron Gedhe RT 2 RW 2 Kota Surakarta.
tengkleng, timlo, nasi liwet, tumpeng,
Hal yang menarik dan unik dari
gudeg dan keragaman aneka jajanan pasar.
komunitas di pasar pawon adalah anggota
Banyak orang menyebut bahwa kota Solo
kelompok yang tergabung. Paguyuban
sebagai kota yang tidak pernah tidur
pasar pawon terdiri dari dua kelompok
karena setiap saat orang dapat mencari,
yaitu kelompok pertama sebagai penyedia
mendapatkan
sajian
jajanan yang tergabung dengan nama
kapanpun
UKM Pawon. Aneka jenis jajanan yang
tengah
malam
tersedia di pasar pawon dapat dilihat dalam
yang
melatar
Tabel 1
makanan
dan
yang
menikmati
diinginkan
waktunya,
walaupun
sekalipun.
Hal
inilah
Sedangkan kelompok kedua
belakangi komunitas pedagang di malam
sebagai penjual jajanan dan tergabung
hari akhirnya membentuk kelompok atau
dengan nama UKM Pondok Boro. Dalam
paguyuban dengan nama pasar pawon.
setiap hari aktivitas di pasar pawon hanya
Sesuai dengan namanya pasar yang
akan terjadi pada sore hari pukul 15.00
berarti tempat transaksi jual-beli secara
sampai dengan 16.30 dan pada pagi hari
106
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.00.
TUJUAN PENELITIAN
Selain jam tersebut suasana di rumah
Tujuan dari penelitian ini adalah
pawon sepi, hanya akan terlihat meja
untuk mengetahui apakah usaha makanan
kosong yang berjajar rapi, seperti dalam
tradisional di Pasar Pawon secara finansial
Gambar 3 dan aktivitas penjualan dapat
menguntungkan
dilihat pada Gambar 4. Pada sore hari
nantinya dapat digunakan sebagai evaluasi
merupakan transaksi pengambilan barang,
untuk dikembangkan menjadi agroindustri
dimana para pedagang angkringan yang
berbasis
tergabung dalam Pondok Boro dan UKM
berkelanjutan.
atau
tidak
makanan
sehingga
tradisional
yang
angkringan lain di wilayah Solo dan sekitarnya akan mengambil aneka jajanan
TINJAUAN PUSTAKA
yang telah disediakan oleh UKM pawon.
Makanan Tradisional
Sedangkan pada pagi hari berikutnya
Makanan
angkringan akan membayar jajanan yang
dan/atau hasil peternakan, baik yang
laku dan mengembalikan jajanan yang
sudah diolah maupun
tidak laku khusus bagi anggota paguyuban
namun dapat dikonsumsi. Selain itu,
dan
makanan
menyediakan
menjaga
kesehatan,
anggota
tidak
diberlakukan return produk. Paguyuban
penyedia
barang
pertumbuhan
hasil
yang
berasal
diluar
produk
bahan
terjadi transaksi pembayaran, pedagang
untuk
dari
adalah
pertanian
belum diolah
energi
untuk
mendukung
dan
melanjutkan
jajanan di Rumah Pawon dalam setiap hari
reproduksi (Smolin dan Grosvenor, 2008)
diketahui mampu menyediakan aneka
dan pemuas rasa kenyang. Makanan
macam jajanan masyarakat sekitar 60
merupakan
jenis. Mulai olahan dari bahan nabati,
identitas
kebudayaan
bahan hewani, dan aneka makanan yang
sehingga
makanan
dikukus ataupun digoreng. Harga jual
pangan
yang
produk cukup terjangkau oleh masyarakat,
merupakan
bagian
rata-rata Rp. 500,- sampai dengan Rp.
masyarakat
(Gardjito,
2007)
yang
1.250,- per biji. Sedangkan komunitas
digolongkan
sebagai
bagian
dari
pedagang hik akan menjual dagangan
kebudayaan
materiil
dengan menaikan 10% dari harga pokok.
dan
sistem
pembentuk
aspek
dan
penanda
suatu
(termasuk
dapat
daerah bahan
dikonsumsi) dari
budaya
(Basrowi, 2005) peralatan
hidup
(Koentjaraningrat, 2009). Menurut Den Hartog
(2006),
makanan
merupakan
bagian yang menyatu antara budaya EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
107
kelompok, agama dan bangsa. Pemaknaan
masyarakat luar Kota Surakarta yang
tersebut
tinggal dan menetap di Kota Surakarta.
menandai
konsep
mendasar
tentang makanan tradisional.
Keberadaan masyarakat yang dapat kita
Kota Surakarta atau lebih dikenal
sebut
sebagai
kaum
pendatang
dengan kota Solo merupakan salah satu
membentuk
kota di Indonesia yang terkenal dengan
disebut sebagai warga perumahan. Hal
wisata kulinernya. Bahkan dalam 5 tahun
tersebut memberikan warna budaya dan
terakhir Solo sebagai ‘Spirit of Java’,
kebiasaan yang memengaruhi kehidupan
banyak event kuliner digelar di kota ini.
mereka sehari-hari, salah satunya adalah
Beberapa agenda tahunan kota terkait
kebiasaan mengonsumsi makanan. Warga
kuliner antara lain grebeg Pasar Gedhe,
perumahan umumnya berasal dari luar
dalam kegiatan ini masyarakat dapat
wilayah Kota Bekasi dan memiliki budaya
menikmati aneka jajanan pasar tradisional
yang beragam
dengan gratis. Selain itu ada event yang
pesatnya makanan modern dan makanan
dikemas berbeda setiap tahun contoh pada
instan
bulan Februari tahun 2015 diselenggarakan
makanan,
festival jenang. Bukan hanya pameran
sibuk maupun ketika waktu senggang.
aneka jenis jajanan olahan jenang saja
sebuah
turut
komunitas
ini yang
tiap individu. Selain itu,
mempengaruhi
baik
konsumsi
ketika dalam keadaan
Kondisi masyarakat urban inilah
tetapi juga masyarakat boleh menikmati
yang menimbulkan
dengan gratis. Sejak dulu kota Solo
makanan sebagai simbol ekspresi belaka,
dikenal dengan makanan khas daerah
sehingga warga perumahan akan memilih
seperti
liwet,
makanan tersebut sebagai konsumsi sehari-
tumpeng, gudeg dan keragaman aneka
hari. Meskipun mereka bertempat tinggal
jajanan pasar. Banyak orang menyebut
di
bahwa kota Solo sebagai kota yang tidak
mengenal
pernah tidur karena setiap
berasal dari Kota Surakarta. Bahkan ada
tengkleng,
timlo,
nasi
orang dapat
Kota
perubahan posisi
Surakarta, makanan
mereka
sedikit
tradisional
mencari, mendapatkan dan menikmati
kecenderungan
sajian makanan yang diinginkan kapanpun
makanan tersebut. Apabila hal tersebut
waktunya,
diabaikan maka makanan tradisional akan
walaupun
tengah
malam
sekalipun.
daerah
yang
dikategorikan
Salah satu cara yang dilakukan untuk
sebagai wilayah penyangga bagi Propinsi
makanan
Jawa
dengan
108
Tengah.
melupakan
mengalami kepunahan.
Kota Surakarta merupakan salah satu
mereka
yang
Implikasinya,
banyak
mempertahankan tradisional menyesuaikan
keberadaan
Kota dari
Surakarta konteks
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
kesukaan individu, baik dari sisi ekonomi
yang
maupun
manfaat (benefit), baik dalam arti financial
sensoris.
individu
Faktor
merupakan
kesukaan
memberikan
yang
benefit maupun dalam arti social benefit.
makanan
Layaknya suatu gagasan usaha/proyek
tradisional (Smolin dan Grosvenor,2008).
dalam arti social benefit tidak selalu
Apabila
menggambarkan
menentukan
dalam
memilih
makanan
Surakarta
dapat
faktor
akan dilaksanakan
tradisional
Kota
disesuaikan
layak
dalam
arti
dengan
financial benefit, hal ini tergantung dari
keinginan masyarakat, eksistensi makanan
segi penilaian yang dilakukan. Secara
tradisional akan berjalan baik. Eksistensi
umum aspek-aspek
makanan tradisional Kota
dalam studi kelayakan meliputi :
Surakarta
di
yang akan dikaji
warga perumahan dapat menjadi alat
1.
pemersatu bagi warga perumahan yang
budaya
secara historis memiliki latar budaya
2. Aspek pasar dan pemasaran
beragam.
3. Aspek teknis dan teknologi
ngan
mempertimbangkan
Aspek hukum, sosial-ekonomi dan
keberadaan warga perumahan dan interaksi
4. Aspek manajemen
dengan
5. Aspek keuangan
makanan
tradisional
Kota
Surakarta, maka perlu dilihat penerimaan makanan
tradisional
perumahan
di
faktor
yang
memilih
pada
Kota
S urakart a
mereka
makanan
warga
METODE PENELITIAN
dan
gunakan
dalam
tradisional
Kota
Studi ini merupakan
penelitian
research yang bertujuan untuk menggali berba-
gai
informasi
terkait
dengan
Surakarta.
kelayakan usaha UKM dalam rangka
Studi Kelayakan Bisnis
memberikan
rekomendasi
untuk
pengembangan
keberlanjutan
kegiatan
Studi kelayakan
bisnis (proyek)
adalah kegiatan untuk menilai sejauh
usaha makanan tradisional di Pasar Pawon.
mana
manfaat yang
diperoleh
Berbagai hal ber-kaitan lokasi, metode
dalam
melaksanakan
kegiatan
sampling, tahapan kerja, dan metode
usaha/proyek.
dapat suatu
Studi
kelayakan
merupakan bahan pertimbangan
dalam
analisis dijelaskan sebagai berikut. Lokasi Penelitian
mengambil keputusan, apakah menerima
Riset ini dilaksanakan di komunitas Pasar
atau menolak dari suatu gagasan usaha
Pawon desa Baron Gedhe, kecamatan
atau
Laweyan, Kota Surakarta. Survei lapangan
proyek
Pengertian
yang
direncanakan.
layak dalam penilaian
adalah kemungkinan
gagasan
ini
proyek
dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2016.
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
109
Jenis dan Sumber Data
analisis
Jenis data yang dibutuhkan dalam studi
interprestasi atas data dan hubungan
ini berdasarkan sumbernya adalah data:
yang ada dalam penelitian tersebut. Di
(1)
primer; dan (2) sekunder. Data
samping itu juga dilakukan komparasi
primer biasanya diperoleh dengan survei
antara hasil penelitian dengan hasil-hasil
lapangan
penelitian terkait dan dilakukan korelasi
metode
yang menggunakan semua pengumpulan
data
deskriptif,
dilakukan
orisinal
antara hasil-hasil pene- litian tersebut
(Hanke dan Reitsch, 1998). Selanjutnya
dengan teori atau konsep yang relevan
data primer dapat didefinisikan sebagai
(Singarimbun dan Effendi, 1989).
data yang dikumpulkan dari sumbersumber asli (Kuncoro, 2009). Dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
riset ini data primer dikum pulkan hasil
Profil UKM di Pasar Pawon
wawancara
dengan
dan
Sesuai dengan namanya pasar yang
berbagai
pihak yang telah dipilih
berarti tempat transaksi jual-beli secara
menjadi
sampel
atau
Pengertian
data
data
telah
yang
lembaga
pedagang
respon
sekunder
dipublikasikan
adalah
dikumpulkan
pengumpul
data
kepada
den.
tradisional dan pawon (bahasa jawa) yang berarti
dapur.
Maka
pasar
pawon
oleh
merupakan suatu tempat dimana penyedia
dan
dan
penjual
makanan
atau
jajanan
masyarakat
tradisional berkumpul dan berinteraksi.
pengguna (Hanke dan Reitsch, 1998).
Komunitas ini telah berdiri sejak 20 tahun
Secara singkat dapat dikatakan bahwa
dengan manajemen pengelolaan bersifat
data sekunder adalah data yang telah
kekeluargan. Sampai saat ini jumlah
dikumpulkan oleh pihak lain (Kuncoro,
anggota
2009). Dalam riset ini data
tergabung
dalam
diperoleh dari instansi di lingkungan
Sedangkan
kelompok
Pemerintah Kota Surakarta.
paguyuban
Metode Analisa
tergabung dalam UKM Pondok Boro.
Analisis dalam penelitian ini dilakukan
Selain itu ada sekitar 100 pedagang
dengan pendekatan deskriptif. Analisis
angkringan lain di wilayah Surakarta dan
deskriptif memberikan gambaran pola-
sekitarnya
pola yang konsisten dalam data, sehingga
mengambil jajanan tadisional di pasar
hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan
Pawon.
sekunder
secara singkat dan untuk mengambil simpulan 110
(Kuncoro,
2009).
Dalam
penyedia
jajanan UKM
pedagang
yang
30
setiap
orang, Pawon.
penjual
yaitu
angkringan
hari
selalu
Pasar Pawon berlokasi di tanah kas desa wilayah desa Baron Gedhe RT 2 RW
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
2 Kota Surakarta. Akses jalan menuju
angkringan akan membayar jajanan yang
tempat ini mudah dan hanya berjarak 1 km
laku dan mengembalikan jajanan yang
dari
tidak laku khusus bagi anggota paguyuban
Jantung
Pusat
Kota
Surakarta.
Kemudahan ini
berpengaruh terhadap
dan
kedinamisan
kelompok
diberlakukan return produk. Oleh karena
dalam
untuk
diluar
berwirausaha, sebagai penyedia jajanan
itu
walaupun
ada
rakyat. Walaupun luas areal pasar untuk
jumlahnya kecil.
berjualan tidak begitu luas hanya 100 m x
Kegiatan
anggota
return
transaksi
tidak
produk,
penyediaan
4.5 m namun telah mampu menggerakkan
jajanan terjadi setiap hari mulai hari senin
semangat wirausaha di masyarakat, hampir
sampai hari minggu. Mereka libur hanya
setiap hari selalu ada aktivias di Pasar
pada hari Idul Qurban selama satu minggu.
Pawon.
Setiap harinya telah adanya kesepakatan Hal yang menarik dan unik dari
bersama bahwa anggota UKM Pasar
komunitas di pasar pawon adalah anggota
Pawon membayar retribusi Rp. 1.000,-.
kelompok yang tergabung. Paguyuban
Sedangkan sebagai anggota UKM Pondok
pasar pawon terdiri dari dua kelompok
Boro membayar Rp. 500,-. Selanjutnya
yaitu kelompok pertama sebagai penyedia
pedagang angkringan yang lain dan belum
jajanan yang tergabung dengan nama
tergabung di paguyuban pawar pawon
UKM Pawon. Dalam setiap hari aktivitas
dikenakan
di pasar pawon hanya akan terjadi pada
Pengelolaan
sore hari pukul 15.00 sampai dengan
pengelolaan kebersihan tempat, perbaikan
16.30 dan pada pagi hari pukul 07.00
sarana prasarana, untuk kegiatan sosial
sampai dengan pukul 10.00. Selain jam
seperti kunjungan keanggotan yang sakit
tersebut suasana di rumah pawon sepi,
dan juga untuk kegiatan refreshing setiap
hanya akan terlihat meja kosong yang
setahun sekali, dalam rangka membangun
berjajar rapi. Pada sore hari merupakan
keeratan keluargaan di antara anggota
transaksi pengambilan barang, dimana
kelompok.
para pedagang angkringan yang tergabung dalam
Pondok
Boro
dan
biaya uang
Paguyuban
sama
Rp.
retribusi
penyedia
500,-. adalah
barang
UKM
jajanan di Rumah Pawon dalam setiap hari
angkringan lain di wilayah Solo dan
diketahui mampu menyediakan aneka
sekitarnya akan mengambil aneka jajanan
macam jajanan masyarakat sekitar 60
yang telah disediakan oleh UKM pawon.
jenis. Mulai olahan dari bahan nabati,
Sedangkan pada pagi hari berikutnya
bahan hewani, dan aneka makanan yang
terjadi transaksi pembayaran, pedagang
dikukus ataupun digoreng. Harga jual
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
111
produk cukup terjangkau oleh masyarakat,
diklasifikasikan dalam dua aspek, yaitu
rata-rata Rp. 500,- sampai dengan Rp.
aspek internal yang dihadapi dalam UKM,
1.250,- per biji. Sedangkan komunitas
dan aspek eksternal yang berasal dari luar
pedagang hik akan menjual dagangan
UKM.
dengan menaikan 10% dari harga pokok.
ditempuh
Studi Kelayakan Usaha dan Strategi
pendekatan logis
Pengembangan
melalui
Dalam
menjalankan
usahanya
Strategi
pengembangan
didasarkan
dua
dan
menggunakan managemen yang sangat
pengembangan UKM.
sederhana, sehingga untuk dikembangkan agroindustri
perlu
komprehensif
industri, ditempuh langkah- langkah yang dituangkan
kawasan
pola
langkah sektor/kelompok
UKM di komunitas Pasar Pawon masih
menjadi
kepada
yang
dalam
program
Meskipun pengembangan
pendekatan seperti di atas dapat
pendampingan dari berbagai pihak baik
diterapkan di semua skala satuan obyek
pemerintah
pembinaan
ataupun
dari
Perguruan
dari level sektor ataupun
Tinggi. Kelemahan yang mendasar dalam
kelompok/cabang
mengelola usaha terlihat dari managemen
nasional/daerah secara makro, sampai
keuangan,
tingkat sentra industri dan unit usaha
terutama
dalam
pelaporan
industri
secara
juga bagaiman menciptakan produk yang
pertimbangan
diproduksi menjadi preferensi konsumen.
nasional dan global. Sebelum sesuatu
Oleh karena itu berkaitan dengan tenaga
obyek
kerja khususnya, maka tenaga kerja yang
ditetapkan
merupakan bagian dari keseluruhan proses
pengembangan,
perlu terlebih dahulu
produksi dalam menjalankan usahanya
dinilai
obyek
harus menyadari bagaimana pentingnya
dikembangkan untuk dijadikan proyek
membangun
ataupun sasaran kegiatan.
konsumen
terhadap keamanan produk selain juga harga yang terjangkau. Untuk
efisiensi
sentra
strategi
sentra
untuk
bahwa
daya
industri
dijadikan
tersebut
atas saing
kecil proyek
layak
Kriteria kelayakannya utamanya didasarkan
menentukan
namun
tingkat
keuangan yang belum acountable dan
kepercayaan
mikro,
di
kepada
pertimbangan-
pertimbangan: (1) Kegiatan produksinya
pengembangan UKM secara tepat, maka
berakar
atas dasar hasil survei kelayakan usaha
talenta masyarakat setempat misalnya aset
secara finansial dapat diketahui berbagai
budaya kerajinan/seni
masalah yang dihadapi oleh pelaku UKM.
Melibatkan tenaga kerja yang banyak
Berbagai
khususnya pada penduduk setempat; (3)
112
masalah
tersebut
dapat
dari
terdapatnya SDA dan
tradisional; (2)
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
Menghasilkan nilai tambah agregat yang
kegiatan usaha industri kecil menengah
besar; (4) Dapat memicu pertumbuhan
yang secara komersial dapat berjalan dan
ekonomi di berbagai sektor
tumbuh berkembang secara mandiri dan
khususnya
di
daerah
terkait,
yang
ber-
sehat
tanpa
membebani
pemerintah
sangkutan; (5) Mempunyai prospek pasar
dengan subsidi maupun biaya pembinaan
yang potensial dan berkelanjutan, apalagi
terus menerus.
pasar eks- por; (6) Komponen-komponen
Berdasarkan hasil analisis survey
kegiatan industri di dalamnya mempunyai
di lapangan makan analisis RC Ratio
prospek
yang
terhadap beberapa produk makanan yang
sehingga hasil kegiatan
dijajakan di Pasar Pawon dapat dilihat
kelayakan
menjanjikan, pembinaan
akan
finansial
dapat
mewujudkan
selengkapnya dalam Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Nilai RC ratio per Bulan Juli 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Produk Tempe Mendoan Tempe Bacem Bakwan Tahu Bakso Tahu Bacem Tahu Goreng Tahu Isi Jadah Risoles Martabak Sate Kerang Sate Usus Sate Kulit Telur Gemak Kerupuk Rambak
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pemasaran
aneka jajanan yang
dihasilkan oleh UKM mengalami
analisis kelayakan usaha hasil survey dilapangan dapat dilihat dalam Tabel 3 di bawah ini. Secara keseluruhan dari 15
pasarnya jelas yaitu masyarakat luas. Hal
sampel produk makanan, diketahui bahwa
ini disebabkan karena harga barang yang
nilai R/C semuanya lebih besar dari 1.
dijual di pasar cukup terjangkau di
Hal ini membuktikan bahwa dalam
masyarakat. Aneka jajanan yang dijual di
pemasaran produk diminati konsumen
pasar pawon rata-rata merupakan camilan
dan mendapatkan keuntungan.
sehingga
karena
kesulitan dalam penjualan. Dari hasil
segmen
ringan
kesulitan
Pawon tidak
Nilai R/C 5.357 4.858 5.015 4.587 5.065 5.045 5.038 6.011 5.033 4.865 4.887 5.875 5.667 4.887 5.765
tidak
mengalami
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
113
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran Sesuai hasil kajian penelitian maka
Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan survey
terdapat
beberapa
saran
untuk
dilapangan dapat disimpulkan bahwa
penngembangan kegiatan usaha di Pasar
dalam pengembangan usaha UKM tidak
Pawon meliputi :
hanya dibebankan pada UKM sendiri
Meningkatkan
Kualitas supaya
namun juga harus memperoleh dukungan
dapat bersaing dengan produk
seluruh
sejenis
stake-holders.
Dukungan
dipasaran,
strategi
termaksud diharapkan datang dari asosiasi
dilakukan
pengusaha, Perguruan Tinggi, dan atau
loyalitas konsumen.
dinas terkait di ling kungan pemerintah
untuk
ini
menjaga
Meningkatkan
kualitas
kota Surakarta. Di samping itu juga
pengepakan agar lebih menarik
diperlukan kebijakan pemerintah yang
lagi.
mendorong pengembangan UKM. Ditinjau keuangan
dari
maka
hasil
berdasarkan
analisis
Perlu dukungan terkait
hasil
dari lembaga
dalam
rangka
peningkatan kemampuan UKM
penelitian tentang evaluasi kelayakan
dalam aspek Manajemen
usaha dari 15 produk jajanan di Pasar
Manajemen
Pawon
cara melakukan pendampingan.
diperoleh nilai R/C kegiatan
Keuangan
dan
dengan
usaha di Pasar Pawon cukup prospektif untuk dikembangkan, karena rata-rata
UCAPAN TERIMAKASIH
nilai R/C dari penjualan aneka produk
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
tersebut 5,197. Komunitas Pasar Pawon
KEMENRISTEK DIKTI melalui program
telah mampu menciptakan peluang baru
IPTEK
dibidang pengolahan pangan dan terbukti
Tahun Anggaran 2015 pelaksanaan 2016
mampu
yang
meningkatkan
penghasilan
Pengabdian
telah
bagi
memberikan
Masyarakat
dukungan
ekonomi Rumah Tangga. Oleh karena itu
financial dalam pelaksanaan kegiatan
lebih lanjut kreatifitas usaha jajanan
penelitian ini.
makanan tradisional ini dapat dijadikan contoh bagi desa lain sehingga akan terbangun desa mandiri berbasis ekonomi
DAFTAR PUSTAKA Basrowi. 2005.Pengantar Sosiologi. Ghalia Indonesia. Bogor
kreatif dengan usaha jajanan tradisional dan disisi lain sekaligus juga melestarikan makanan tradisional. 114
Gardjito, M. 2007. Arah Baru Kompetensi Pendidikan Ilmu dan Teknologi
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
Pangan Untuk Mengatasi Masalah Pangan, Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Gadjah Mada. mgb.ugm.ac.id. Diakses pada 4 Januari 2013 pukul 20.30 WIB Hanke, J.E. and Reitsch, A.G. 1998. Business Forecasting. Sixth Edition. London: Pren- tice-Hall International Ltd Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu Antropologi, Edisi Revisi 2009.Rineka Cipta, Jakarta. Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis?, Edisi 3, Cetakan 1. Jakarta: Erlangga Singarimbun, M., dan Effendi, S., (Editor). 1989.Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi, Cetakan 1. Jakarta: LP3ES. Smolin, L.A. dan Grosvenor, M.B. 2008. Nutrition, Science and Applications. John Wiley &Sons. New York.
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
115