73
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN PUYUH DI KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU-RIAU Rika Arianti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau Susie Suryani Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau Abstract This research was conducted at the farm Masagena in Tenayan subdistrict of Pekanbaru Riau Kingdom, the problem in this research were: 1) how business development Cattle Ranching in quail Masagena from the year 2010 to 2012. 2) Whether quail livestock businesses which have been carried out by Masagena Farms viable or not to continue or be developed. The purpose of this study was to describe the development of quail farm in Masagena Farm and analyze the feasibility of the business aspects of livestock Husbandry in quail Masagena. Based on the results of the research business development cattle quail Masagena then it can be inferred that: by using the method of Payback Period (PP) where the calculated how long an investment through the incoming cash and reach the initial capital investment, it brings that livestock business Masagena is worth it, because the return on investment is a 2 semester 2 months 25 days. The use of methods of Profitability Index (PI) found that the present value of net cash flow with positive values produce investment investment that is equal to 246,17% where the value is Profitability Index eligibility eligible due to exceeding the value of 100%. This means that the livestock business Masagena is worth it. Keywords: business development, investment, and Business Feasibility Aspects. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi pengembangan komoditas peternakan yang masih cukup besar merupakan alasan utama untuk menjadikan sub sektor peternakan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi bagi sektor pertanian saat ini. Pengaruh subsektor peternakan yang besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari fungsi dasar subsektor peternakan sendiri dalam pemenuhan pangan dan gizi masyarakat Indonesia,
terutama pemenuhan kebutuhan protein hewani.. Salah satu usaha peternakan petelur yang cukup prospektif yaitu budidaya peternakan burung puyuh. Puyuh sebagai salah satu ternak unggas cocok diusahakan sebagai usaha sambilan maupun komersial karena telur dan dagingnya dibutuhkan sebagai salah satu sumber protein hewani yang cukup penting. Puyuh juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, karena harga telurnya mampu bersaing dengan harga telur yang dihasilkan sesama ras unggas yaitu ayam, itik, angsa dan
74
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
lainnya. Pemeliharaan puyuh sangat mudah dan luas lahan yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan dengan unggas lain dalam jumlah yang sama (Jacksonjip, 2011). Kemampuan tumbuh dan berkembang biak puyuh sangat cepat. Puyuh betina sudah mampu bertelur kurang lebih pada umur 41 hari dan dalam setahun dapat menghasilkan tiga sampai empat keturunan. Dibandingkan unggas lainnya, produksi telur burung puyuh menempati urutan pertama. Selain telurnya produk yang dapat dimanfaatkan dari puyuh yaitu daging, kotoran, dan bulu. Daging puyuh sekarang ini tidak kalah dengan daging ternak lainnya. Daging puyuh mengandung 21,1 persen protein dan lemak hanya 7,7 persen saja. Daging puyuh umumnya diambil dari puyuh yang sudah afkir yaitu puyuh betina yang kemampuan bertelurnya sudah menurun atau puyuh jantan yang tidak terpilih sebagai pejantan. Kotoran puyuh baunya lebih menyengat dibandingkan kotoran ayam atau unggas lainnya, apalagi bila puyuh diberi pakan berkadar protein tinggi.
Akan tetapi kotorannya itu masih dapat dimanfaatkan untuk dibuat pupuk. Pupuk dari kotoran puyuh sangat baik untuk tanaman sayur maupun tanaman hias dan juga dapat digunakan dalam campuran bahan pakan (konsentrat) untuk ternak besar. Pemanfaatan bulu burung puyuh biasanya untuk campuran bahan pakan ternak besar, karena bulu memiliki potensi sebagai sumber protein hewani dan mineral serta kaya akan asam amino esensial. Peternakan Masagena merupakan salah satu peternakan puyuh petelur yang terletak di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Peternakan Masagena berdiri pada tahun 2000. Selama ini peternakan Masagena memasarkan produknya melalui pelanggan yang datang langsung ke peternakan, melalui pedagang pengumpul dan juga langsung menjual ke pasar. Produksi puyuh petelur tiap periode produksi di Peternakan Masagena + 10.000 butir. Berikut ini merupakan hasil produksi peternakan Masagena tahun 2006-2010 yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1. Produksi Peternakan Masagena Tahun 2006-2010 Tahun Telur (Butir) Daging (Ekor) 2006 10.960 2172 2007
12.075
3480
2008
13.620
4104
2009
15.208
4740
2010
16.995
7812
Sumber: Peternakan Masagena, 2013
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa produksi peternakan Masagena cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa prospek pengembangan peternakan puyuh
secara ekonomis cukup menjanjikan. Bahkan hal ini dapat membuka peluang yang besar bagi pengusaha untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin bertambah.
Study Kelayakan Pengembangan Peternakan Puyuh….( Rika & Susie)
Adanya potensi pengembangan usaha telur puyuh yang ditunjukkan oleh peningkatan konsumsi terhadap puyuh, nilai serta gizi yang dikandung telur puyuh, mengindikasikan adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang maksimum bagi pelaku usaha di sektor tersebut. Sehingga dibutuhkan suatu pengembangan usaha yang tepat bagi setiap perusahaan agar dapat memanfaatkan peluang tersebut dan mencegah berbagai ancaman yang datang dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya. Keterbatasan untuk memaksimalkan produksi menyebabkan perusahaan belum mampu memenuhi seluruh permintaan telur puyuh yang jumlahnya semakin berkembang. Dengan demikian, suatu analisis pengembangan terhadap peternakan puyuh menjadi penting untuk dilakukan agar dapat diketahui secara jelas prospek ke depan bagi keberlangsungan usaha peternakan puyuh walaupun resiko usaha yang dihadapi cukup besar. B. Perumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah pengembangan peternakan puyuh yang dilakukan oleh peternakan Masagena layak untuk dilanjutkan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perkembangan usaha peternakan puyuh di Peternakan Masagena dan menganalisis aspek-aspek kelayakan
75
usaha ternak puyuh di Peternakan Masagena. D. Manfaat Penelitian Selanjutnya manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: a. Sebagai sumbangan pemikiran kepada peternak puyuh khususnya Peternakan Masagena dalam menentukan perkembangan usaha dan kelayakan usaha yang dijalankannya. b. Sebagai salah satu bahan evaluasi usaha bagi peternakan puyuh di Peternakan Masagena khususnya sehingga dapat dipakai sebagai pertimbangan untuk rencana pengembangan usaha puyuh pada tahun berikutnya. c. Sebagai bahan referensi untuk memperkaya pengetahuan dan dapat dikembangkan menjadi topik yang lebih spesifik untuk penelitian berikutnya. LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU A. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Terdapat beberapa teori yang mengemukakan tentang studi kelayakan usaha peternakan (feasibility study), namun pada dasarnya semua teori tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu tentang layak atau tidaknya suatu usaha peternakan dilaksanakan. Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapay diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha atau proyek disebut dengan studi kelayakan usaha atau bisnis. Studi kelayakan usaha (feasibility study) adalah suatu penyelidikan yang
76
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
mendalam terhadap suatu rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam waktu yang akan datang, sehingga dapat diketahui kewajaran dan kemanfaatanya. Menurut Husnan dan Suwarsono (2005), studi kelayakan usaha adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan usaha investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Menurut (Suryana, 2008), hasil studi kelayakan usaha peternakan pada prinsipnya biasa digunakan untuk; 1) merintis usaha baru, 2) mengembangkan usaha yang sudah ada, dan 3) memilih jenis usaha atau investasi/proyek peternakan yang paling menguntungkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan usaha merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan. Tujuan studi kelayakan usaha peternakan adalah untuk memberikan gambaran serta arahan atau seperangkat tindakan investasi agar secara ekonomis maupun teknis menguntungkan sehingga kegagalan investasi sekecil mungkin dapat dihindari. Selanjutnya, Husnan dan Suwarsono (2005) menyatakan bahwa tujuan studi kelayakan usaha adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Jadi jelas bahwa studi kelayakan usaha peternakan adalah suatu usulan atau anjuran untuk melakukan suatu investasi usaha peternakan yang secara ekonomis dan teknis adalah memungkinkan untuk dilaksanakan, atau merupakan aspekaspek kelayakan baik komersil, operasional, maupun aspek ekonomis.
Suryana (2008) menjelaskan aspek-aspek yang harus diperhatikan dan dicermati dalam kelayakan usaha peternakan yaitu : a. Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang permintaan dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan, struktur pasar dan strategi pesaing. b. Aspek teknik produksi/operasi meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, tenaga kerja, lokasi dan tata letak peternakan. c. Aspek manajemen/pengelolaan meliputi organisasi, aspek pengelolaan, tenaga kerja dan lingkungan, d. Aspek finansial/keuangan, meliputi sumber dana dan penggunaannya, proyeksi biaya, pendapatan dan keuntungan. Oleh karena itu, sebelum mengambil suatu keputusan diperlukan perhitungan dan pertimbangan yang cermat, agar kemungkinan adanya resiko-resiko yang dihadapi dapat diperhitungkan sebelumnya dan kerugian karena kegagalan usaha tersebut dapat dihindari (Sutoyo, 1999). B.
Metode Penilaian Investsi a. Metode Payback Period “Payback period adalah suatu investasi yang menunjukkan berapa lama (jangka panjang) yang diisyaratkan untuk mengembalikan Initial Cash Invesment dan juga merupakan rasio antara Initial Cash Invesment dengan Net Cash Flow” (Jae K Shim, JG Siegel 2001, 256) b. Metode Net Present Value (NVP) “Metode nilai bersih sekarang (NPV method) adalah merupakan selisih
Study Kelayakan Pengembangan Peternakan Puyuh….( Rika & Susie)
antara cash inflow yang didiskon pada tingkat bunga minimum atau cost of capital perusahaan dikurangi dengan nilai investasi” (Syamsudin Likman, 1992:448). Investasi yang akan diterima apabila NPV lebih besar daripada 0 (NPV>0) c. Metode Internal Rate of Return Metode Internal Rate of Return adalah metode peningkatan usulan investasi dengan berpatokan pada IRR dari aktiva bersangkutan, dimana IRR dihitung dengan menyamakan nilai sekarang dari kas masuk masa mendatang dengan nilai sekarang dari investasi diharapkan dari suatu proyek sama dengan nilai sekarang dari perkiraan proyek tersebut.Suatu C.
investasi akan terima apabila IRR lebih besar daripada Cost of Capital (biaya modal). d. Profitability Indeks “Metode Profitability Indeks adalah rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awal” (Arthur Jk, Chaerul DD. 1999:312).“Metode Profitability Indeks yang juga disebut sebagai indeks selisih nilai sekarang atau rasio biaya/manfaat adalah indeks bersih dan bukannya indeks agregat serta digunakan untuk membedakan investasi kas awal dengan investasi kas akhir” Suatu investasi akan diterima apabila benefit cost rasionya lebih besar dari 1 (PI>1)
Penelitian Terdahulu Peneliti Anandra (2010)
Budiharjo (2005)
77
Judul
Hasil Penelitian
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Di Kabupaten Magelang. Analisis Profitabilitas Pengembangan Usaha Ternak Itik di Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal
Hasil dari penelitian ini adalah adanya inefisiensi pada penggunaan faktorfaktor produksi di daerah penelitian. Usaha ternak ayam ras pedaging di Kabupaten Magelang belum efisien dan harus dilakukan penambahan faktorfaktor produksi agar tercapai efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata peternak itik di Kecamatan Pagerbarang memelihara ternak sebanyak 231 ekor. Pendapatan rata-rata perbulan yang diperoleh sebesar Rp 1.744,384,78. Setiap ekor itik yang dipelihara mampu menghasilkan laba sebesar Rp 7.551,45/bulan. Usaha ini profitable, ditunjukkan oleh nilai Gross Profit Margin sebesar 49,6%, Return on Investment sebesar 226,3% dan nilai
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
78
Yamesa (2010)
Strategi pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur pada perusahaan AAPS Kecamatan Guguak, Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat
Edi Syafutra Siregar (2011)
Analisis Kelayakan Investasi Pengembangan Perumahan Griya Tika Pasir Putih pada PT Florida Kontrasindo Mandiri Pekanbaru
Rika Arianti (2013)
Analisis Pengembangan Usaha Peternakan Puyuh Masagena di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru.
rasio laba-biaya sebesar 100,8%. Dari empat strategi yang dihasilkan maka yang dapat digolongkan ke dalam strategi intensif (penetrasi pasar) adalah Peningkatan kapasitas produksi, peningkatan Jumlah Karyawan, dan Pemanfaatan Teknologi. Untuk Melakukan Promosi. Sedangkan yang dapat digolongkan ke strategi integratif adalah melakukan diverensiasi usaha dengan menjual pakan serta sarana produksi ternak lainnya (backward strategy integrative). promosi dengan skor 4,089. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditentukan yaitu 12,5% sedangkan metode PI (Profitabilitas Index) menunjukkan hasil yang diperoleh lebih besar dari 100 yaitu sebesar 118,11. Dari perhitungan keempat metode tersebut dapat ditunjukkan juga bahwa rencana pengembangan perumahan Griya Tika Pasir Putih PT Florida Kontrasindo Mandiri dapat diterima dan layak dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha peternakan puyuh Masagena layak untuk diteruskan. Tingkat pengembalian yang diperoleh adalah selama 1 tahun 13 hari sedangkan metode PI (Profitability Index) menunjukkan hasil yang diperoleh lebih besar dari 100 yaitu 269,94%. Dari perhitungan keempat metode tersebut menunjukkan bahwa usaha peternakan puyuh Masagena dapat diterima dan layak dilaksanakan.
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Peternakan Masagena yang terletak di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Riau.
B. Operasional Variabel Untuk keseragaman penelitian, dibuat definisi operasional sebagai berikut: a. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) digunakan untuk menilai manfaat investasi
Study Kelayakan Pengembangan Peternakan Puyuh….( Rika & Susie)
b.
c.
d.
e.
dengan ukuran nilai sekarang (present value) dari keuntungan bersih usaha (Kadriah, 1999). Net Benefit Cost Ratio (B/C) Net benefit-cost ratio atau perbandingan manfaat dan biaya bersih suatu proyek adalah perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya terdiri atas present value total dari benefit bersih dalam tahun dimana benefit bersih itu bersifat positif, sedangkan penyebut terdiri atas present value total dari benefit itu bersifat negatif (Kadariah, 1999). Internal Rate of Return (IRR) IRR atau Internal Rate of Return merupakan nilai discount rate (bunga potongan) yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. IRR ini dapat juga dianggap sebagai tingkat keuangan atas investasi bersih dalam suatu proyek, jika setiap benefit bersih yang diwujudkan secara otomatis ditanamkan kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama yang diberi bunga selama sisa umur usaha (Kadariah, 1999) Discount Rate Discount Rate (bunga potongan) merupakan bilangan yang dipergunakan untuk mendiskon penerimaan yang akan didapat pada tahun mendatang menjadi nilai sekarang. Biaya Investasi Modal tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dikeluarkan pada awalawal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif besar dan berdampak
79
jangka panjang untuk kesinambungan usaha tersebut. f. Biaya Operasional Merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas usaha tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya dikeluarkan secara rutin atau periodik waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama atau sesuai dengan jadwal kegiatan produksi. g. Biaya Tetap Merupakan biaya yang harus dikeluarkan relatif sama walaupun volume produksi berubah dalam batasan-batasan tertentu. C.
Jenis Data Penelitian Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama yang mencakup daya tetas, angka kematian, produksi, produksi daging, karakteristik responden, pemasaran, teknis pemeliharaan, analisis finansial, biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) yang dikeluarkan dalam usaha peternakan tersebut. Data sekunder merupakan data pendukung yang meliputi data dari profil usaha peternakan dan data dari instansi-instansi terkait seperti Kantor Desa atau Kantor Camat berupa data geografis lokasi penelitian. D.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuisioner). Sebagai responden adalah pemilik peternakan puyuh petelur beserta tenaga kerja yang ada didalamnya.
80
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
E.
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Menurut Nazir (1988) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomenafenomena yang diselidiki. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk menganlisi kelayakan finansial usaha Peternakan Masagena berdasarkan kriteria kelayakan investasi yaitu NPV, IRR, BCR dan Payback Period. Data produksi puyuh Peternakan Masagena dianalisis dengan menggunakan rata-rata dan standar deviasi menurut Sudjana (2002) dengan rumus sebagai berikut: a. Rata-rata
Dimana : x = Mean atau rata-rata ∑x = Jumlah data sampel n = Jumlah sampel b.
Standar Deviasi
Dimana : SD : Standar deviasi xi : Data ke-i x : Mean atau rata-rata n : Jumlah sampel Rumus kelayakan dalam perhitungan secara finansial adalah sebagai berikut: a. Proyeksi Cash Flow CF = NI + I (100% + T) + Depresiasi Keterangan : CF : Arus Kas NI : Laba Bersih
I T
: Bunga : Pajak
b. Metode Depresiasi atau Penyusutan Dalam menghitung penyusutan aktiva perusahaan Masagena menggunakan metode garis lurus (straight line method). B-S P = N Keterangan : p : Jumlah penyusutan tahun B : Harga beli asset S : Nilai sisa N : Umur ekonomis asset
per
c.
Analisis Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) usaha Peternakan Masagena adalah selisih present value (PV) arus benefit dengan PV arus cost. NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima usaha peternakan puyuh petelur Masagena selama umur proyek pada tingkat discount rate tertentu. NPV secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: n B Ct NPV = t t t n (1 i ) Keterangan : Bt : Penerimaan (benefit) bruto dari usaha pada tahun t, merupakan perkalian antara harga telur puyuh dengan jumlah telur yang dipanen dalam satu siklus (setahun) Ct : Biaya (cost) bruto dari usaha pada tahun t, terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi berupa kandang, instalasi listrik, dan peralatan pemeliharaan. Biaya operasional meliputi biaya tetap yaitu
Study Kelayakan Pengembangan Peternakan Puyuh….( Rika & Susie)
biaya tenaga kerja, listrik, BBM, sewa lahan, dan perawatan investasi, serta biaya variabel yaitu biaya bahan baku produksi serta kebutuhan variabel perusahaan. n : Umur ekonomis peternakan puyuh (tahun). Umur ekonomis ditetapkan 7 tahun didasarkan pada umur ekonomis barang investasi berupa kandang. i : Suku bunga deposito (discount factor) sebesar 15%. Kriteria yang dipakai dalam menilai suatu usaha ditentukan oleh: NPV > 0 : artinya usaha tersebut dinyatakan layak dilaksanakan NPV < 0 : artinya usaha tersebut ditolak karena tidak menguntungkan NPV = 0 : artinya usaha tersebut mampu mengembalikan persis sebesar social opportunity cost faktor produksi modal yang dikeluarkan. d. Analisa Net Benefit Cost Ratio (B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang positif (sebagai pembilang) dengan jumlah present value yang negatif (sebagai penyebut). Net Benefit Ratio (Net B/C) dihitung dengan rumus menurut Kadariah (1999) sebagai berikut: ( Bt C t ) tn n (1 i2 ) B/C Ratio = (C Bt ) tn n t (1 i2 ) t Keterangan: Bt = Benefit kotor pada tahun ke-t Ct = Biaya kotor pada tahun ke-t n = Umur ekonomis perusahaan/proyek
i rate)
81
= bunga potongan (discount
Kriteria yang dipakai dalam menilai sesuatu usaha ditentukan oleh: B/C Ratio > 1 : Usaha tersebut boleh dilaksanakan (menguntungkan) B/C Ratio < 1 : Usaha tersebut ditolak karena tidak menguntungkan B/C Ratio = 1 : Usaha tersebut mengembalikan modal persis sama dengan biaya yang dilakukan (impas). e. Analisis Internal Rate of Return (IRR) Interrnal Rate of Return (IRR) adalah nilai discount rate yang membuat NPV peternakan puyuh petelur Masagena bernilai nol. IRR adalah tingkat ratarata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. IRR dihitung dengan rumus menurut Kadariah (1999) sebagai berikut : NPV1 (i1 i2 ) IRR = i1 + NPV1 NPV 2 Keterangan : i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV1 = NPV pada tingkat discount rate tertinggi NPV2 = NPV pada tingkat discount rate terendah Kriteria yang dipakai dalam menilai suatu usaha ditentukan oleh: IRR > Cost of capital maka usaha dianggap layak IRR < Cost of capital maka usaha dianggap tidak layak
82
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
f. Pay back period Pay Back Period adalah titik balik atau titik impas merupakan perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh (Krista dan Harianto, 2010). tn 1 I i tn 1 B icp 1 PBP = BP Keterangan: Tp-1 = Tahun sebelum terdapat pay back period Ii = Jumlah investasi yang telah di-discount Bicp – 1 = Jumlah benefit yang telah di-discount sebelum pay back period Bp = Jumlah benefit pada pay back period berada. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Produksi Rrata-rata produksi telur puyuh di peternakan puyuh Masagena adalah sebesar 1.504.425,50 butir per semester sedangkan rata-rata produksi daging adalah 43.519,17 ekor per semester. Biaya yang digunakan dalam usaha Peternakan Masagena, terdiri dari biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya awal yang digunakan untuk membeli barangbarang modal atau barang yang penggunaannya lebih dari satu tahun. Biaya investasi ini terdiri dari investasi lahan, investasi bangunan dan investasi peralatan.
Biaya Tetap Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha Peternakan Masagena adalah biaya Pajak Bumi dan Bangunan dan penyusutan. Penyusutan Biaya penyusutan yang dihitung pada usaha Peternakan Masagena yaitu penyusutan asset tetap (investasi) diantaranya bangunan kandang, instalasi listrik dan peralatan kandang. Total biaya penyusutan asset tetap sebesar Rp. 13.920.735,- per tahun atau sekitar 20% per tahun. Biaya Variabel Biaya variabel yang digunakan oleh usaha Peternakan Masagena terdiri dari pembelian Day Old Quail (DOQ), pakan, obat-obatan, vaksin, vitamin, listrik, minyak tanah, bensin, koran, tenaga kerja dan transportasi. B. Analisis Pemasaran Usaha Peternakan Masagena memasarkan produknya dengan cara menawarkannya kepada agen. Setelah harga disepakati, pembeli (agen) datang langsung ke kandang untuk mengambil telur puyuh ataupun juga dapat diantar ke tempat dan menjualnya kembali kepada pedagang pengecer yang terdapat di berbagai pasar di Pekanbaru seperti Pasar Pagi Panam, Pasar Pagi Arengka, Pasar Cik Puan serta rumah makan dan restoran disekitar Kecamatan Tampan. Rata-rata bobot panen dan harga jual telur puyuh di Peternakan Masagena tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Study Kelayakan Pengembangan Peternakan Puyuh….( Rika & Susie)
Tabel 2.
83
Bobot Panen dan Harga Jual Telur Puyuh dan Puyuh Pedaging Tahun 2010 – 2012
Semester
Nilai Penjualan Nilai Penjualan Total Nilai Telur Puyuh (Rp) Puyuh Pedaging (Rp) Penjualan (Rp) 1 244.149.624 133.712.548 377.862.172 2 346.858.878 96.936.916 443.795.794 3 248.022.210 102.680.700 350.702.910 4 317.312.725 102.530.524 419.843.249 5 346.408.615 123.959.852 470.368.467 6 401.907.990 111.520.613 513.428.603 Sumber: Olah data peneliti, 2013 Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai C. Analisis Penerimaan dan jual telur puyuh dan daging puyuh di Pengeluaran Peternakan Masagena dari tahun 2010Penerimaan adalah jumlah yang 2012 fluktuatif. Nilai jual telur puyuh dijual dikalikan dengan harga jual yang paling tinggi terjadi pada tahun (Rasyaf, 2002). Penerimaan merupakan 2010 semester 1, dimana untuk nilai arus kas yang masuk dari usaha penjualan telur puyuh mencapai Rp. peternakan puyuh pada Peternakan 133.712.548,- dan nilai penjualan untuk Masagena. Penerimaan pada usaha puyuh pedaging tertinggi terjadi pada Peternakan Masagena berasal dari tahun 2012 semester 6 yaitu sebesar penjualan telur puyuh dan daging Rp. 513.428.603,-. Peningkatan puyuh. Rincian penerimaan Peternakan penjualan ini disebabkan karena karena Masagena dapat dilihat pada tabel kurangnya pasokan telur dan daging berikut ini. puyuh dari luar kota atau daerah tetangga seperti Sumatera Barat. Tabel 3 Penerimaan Usaha Peternakan Masagena Semester I sampai dengan Semester VI 2010
2011
2012
Jumlah
Rincian Nilai Penjualan Puyuh Pedaging (Rp) Nilai Penjualan Telur Puyuh (Rp) Total Penerimaan
Jan - Jun
Jul - Des
Jan - Jun
Jul - Des
Jan - Jun
Jul - Des
(Rp)
133.712.548
96.936.916
102.680.700
102.530.524
123.959.852
111.520.613
671.341.153
244.149.624
346.858.878
248.022.210
317.312.725
346.408.615
401.907.990
1.904.660.042
377.862.172
443.795.794
350.702.910
419.843.249
470.368.467
513.428.603
2.576.001.195
Sumber: Olah data peneliti, 2013
Sedangkan rincian pengeluaran Peternakan Masagena dapat dilihat pada tabel berikut ini.
84
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
Tabel 4. Pengeluaran Usaha Peternakan Masagena Semeter I sampai dengan Semeter VI 2010 Jan - Jun (I) Jul - Des (II)
2011 Jan - Jun (III) Jul - Des (IV)
Pembelian DOQ
128,575,000
140,525,000
125,203,000
129,425,000
139,750,000
125,750,000
Pembelian Pakan Pembelian Obat, Vaksin dan vitamin
118,920,000
106,921,200
103,492,000
110,735,000
109,050,000
103,020,240
1,970,500
1,779,500
1,485,000
1,715,000
1,940,000
2,140,000
3,920,500
2,679,500
3,290,000
3,750,000
3,215,000
2,935,000
Minyak Tanah
415,000
535,000
585,000
615,000
600,000
750,000
Bensin
620,500
579,500
680,000
820,000
875,000
925,000
Koran
675,000
645,000
695,000
625,000
645,000
675,000
5,150,000
4,450,000
4,870,000
4,970,000
6,245,000
6,875,000
2,950,000
2,450,000
2,550,000
2,850,000
2,855,000
3,145,000
6,960,367
6,960,368
6,960,367
6,960,368
6,960,367
6,960,368
57,500
57,500
57,500
57,500
57,500
57,500
270,214,367
267,582,568
249,867,867
262,522,868
272,192,867
253,233,108
Rincian
Listrik
Tenaga Kerja Transportasi dan Komunikasi Beban Penyusutan PBB Total Biaya
Sumber: Olah data peneliti, 2013 D. Analisis Kelayakan Finansial Analisa finansial sangat diperlukan untuk menemukan kelayakan dalam usaha peternakan, yaitu dengan menghitung arus biaya dan arus penerimaan. Analisis finansial dalam usaha Peternakan Masagena menggunakan kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR). Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tingkat suku bunga deposito dan tingkat suku bunga pinjaman Bank Mandiri. Tingkat suku bunga deposito Mandiri digunakan dengan asumsi bahwa Peternakan Masagena menggunakan modal sendiri,
2012 Jan - Jun (V) Jul - Des (VI)
sehingga opportunity cost yang dipakai adalah suku bunga deposito sebesar 6,25% per tahun. Sedangkan tingkat suku bunga pinjaman bank Mandiri digunakan dengan asumsi bahwa Peternakan Masagena menggunakan modal pinjaman dari Bank Mandiri dengan tingkat suku bunga sebesar 15% per tahun. 1.
Analisis Arus Kas (Cash Flow) Arus kas merupakan pengeluaran untuk investasi dana arus kas masuk setiap tahun setelah proyek beroperasi, atau kas bersih actual yang masuk dan yang keluar dari dalam dan ke dalam suatu perusahaan dimana arus kas berbeda dari laba akuntansi
Study Kelayakan Pengembangan Peternakan Puyuh….( Rika & Susie)
85
Tabel 5.10 Pencarian Arus Kas (Cash Flow) Rincian Penerimaan Penjualan Puyuh Pedaging Penjualan Telur Puyuh Total Penerimaan
2010 Jan - Jun (I)
2011
Jul - Des (II)
2012
Jan - Jun (III)
Jul - Des (IV)
Jan - Jun (V)
Jul - Des (VI)
133.712.548
96.936.916
102.680.700
102.530.524
123.959.852
111.520.613
244.149.624
346.858.878
248.022.210
317.312.725
346.408.615
401.907.990
377.862.172
443.795.794
350.702.910
419.843.249
470.368.467
513.428.603
Pembelian DOQ
128,575,000
140,525,000
125,203,000
129,425,000
139,750,000
125,750,000
Pembelian Pakan Pembelian Obat, Vaksin dan Vitamin Listrik
118,920,000
106,921,200
103,492,000
110,735,000
109,050,000
103,020,240
1,970,500
1,779,500
1,485,000
1,715,000
1,940,000
2,140,000
3,920,500
2,679,500
3,290,000
3,750,000
3,215,000
2,935,000
Minyak Tanah
415,000
535,000
585,000
615,000
600,000
750,000
Bensin
620,500
579,500
680,000
820,000
875,000
925,000
Koran
675,000
645,000
695,000
625,000
645,000
675,000
5,150,000
4,450,000
4,870,000
4,970,000
6,245,000
6,875,000
2,950,000
2,450,000
2,550,000
2,850,000
2,855,000
3,145,000
6,960,367
6,960,368
6,960,367
6,960,368
6,960,367
6,960,368
57,500
57,500
57,500
57,500
57,500
57,500
Total Biaya
270,214,367
267,582,568
267,582,568
249,867,867
272,192,867
253,233,108
Pendapatan
107.646.805
176.213.226
83.120.342
169.975.382
198.175.600
260.195.495
Biaya
Tenaga Kerja Transportasi dan Komunikasi Beban Penyusutan PBB
Sumber: Olah data peneliti, 2013 Keterangan : CF : Arus kas NI : Laba bersih Semester I CF = = = Semester II CF = = = Semester III CF = =
I : Bunga T : Pajak Arus kas Peternakan Masagena adalah: NI + I (100% - T) + Depresiasi 107.646.805 + 6.960.367 100.686.438 NI + I (100% - T) + Depresiasi 176.213.226 + 6.960.368 169.252.858 NI + I (100% - T) + Depresiasi 83.120.342 + 6.960.367
86
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
= Semester IV CF = = = Semester V CF = = =
76.159.975 NI + I (100% - T) + Depresiasi 169.975.382 + 6.960.368 163.015.014 NI + I (100% - T) + Depresiasi 198.175.600 + 6.960.367 191.215.233
Semester VI CF = NI + I (100% - T) + Depresiasi = 260.195.495 + 6.960.368 = 253.235.127 2.
Payback Period Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flownya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Berdasarkan hasil analisa investasi, maka Peternakan Masagena dapat menutup kembali semua biaya yang dikeluarkan dalam investasi usaha adalah 2 semester 2 bulan 13 hari. Untuk perhitungan payback dapat dilihat sebagai berikut: Investasi 306,083,500 Arus Kas I 100.686.438 205.397.062
Arus Kas II
169.252.858 36.144.204
Arus Kas III
36.144.204 76.159.975
2,847
= 0,47 = 0,47 x 6 bulan =
= 0,847 x 30 hari = 13 Jadi payback periode = 2 semester 2 bulan 13 hari. 3. Net Present Value (NPV) Untuk menghitung NPV ini terlebih dahulu harus diketahui Present Value dari Benefit tiap tahunnya, kemudian dikurangi dengan biaya tiap tahunnya. Metode ini untuk melihat selisih antara nilai sekarang dari aliran kas bersih dan nilai sekarang dari total investasi awal. Seperti perhitungan dibawah ini:
Study Kelayakan Pengembangan Peternakan Puyuh….( Rika & Susie)
87
Tabel 5.11 Perhitungan Net Present Value (NPV) (dalam Rupiah) Semester Arus Kas DF (6,25%) PV 1 100.686.438 0.941 94.745.938 2 169.252.858 0.886 149.958.032 3 76.159.975 0.834 63.517.419 4 163.015.014 0.785 127.966.785 5 191.215.233 0.739 141.308.057 6 253.235.127 0.695 175.998.413 Arus kas bersih 753.494.644 Investasi 306,083,500 NPV 447.411.144 Sumber: Olah data peneliti, 2013 Dari tabel di atas diketahui bahwa : Nilai sekarang aliran kas bersih 753.494.644 Investasi awal 306.083.500 NPV 447.411.144 Dari perhitungan NPV di atas diperoleh nilai positif (+447.411.144) dan ini Nilai sekarang aliran kas bersih Investasi awal 306.083.500 Profitability = PV Arus Kas x Index Investasi
menunjukkan bahwa investasi layak untuk dilaksanakan. 4. Analisi Profitability Index (PI) Metode ini berguna untuk menghitung perbandingan antara nilai sekarang aliran kas bersih dengan nilai sekarang investasi awal. 753.494.644 100%
=
753.494.644 306.083.500
x
100%
=
2,4617
x
100%
=
246,17%
Dari hasil perhitungan PI menunjukkan bahwa usaha peternakan Masagena adalah layak karena hasil PI di atas 1 atau 100%.
5. Internal Rate of Return (IRR) Metode ini berguna untuk mencari tingkat yang dipakai unuk mendiskonto aliran kas bersih yang akan diterima dimasa yang akan dating sehingga jumlahnya sama
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
88
besar dengan investasi awal. Menurut kriteria, jika IRR lebih besar dari investasi awal, maka investasi dikatakan layak. Perhitungan untuk mendapatkan IRR dilakukan dengan
coba-coba. Dalam melakukan pendekatan akan digunakan tingkat bunga sebesar 40% seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.12 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) (dalam Rupiah) DF Tahun Arus Kas PV DF (40%) PV TC (6,25%) 1
100.686.438
0.941
94.745.938
0,714
71.890.117
2
169.252.858
0.886
149.958.032
0,510
86.318.958
3
76.159.975
0.834
63.517.419
0,364
27.722.231
4
163.015.014
0.785
127.966.785
0,260
42.383.904
5
191.215.233
0.739
141.308.057
0,186
35.566.033
6
253.235.127
0.695
175.998.413
0,133
33.680.272
PV Arus Kas Bersih
753.494.644
297.561.515
Investasi
306,083,500
306,083,500
NPV
447.411.144
(8.521.985)
Sumber: Olah data peneliti, 2013
Dari perhitungan IRR menunjukkan bahwa modal yang di investasikan sebesar Rp. 306.083.500 apabila dibandingkan dengan bunga atau biaya atau biaya modal sebesar 6,25% maka investasi layak diterima karena nilai IRR di atas bunga atau biaya modal sebesar 39,37%.
Untuk menghitung dapat juga dihitung dengan menggunakan pendekatan 2 tingkat bunga yang berbeda, yaitu sebesar 39% dan 40% karena nilainya nanti akan berada di antara nilai investasi awal.
Study Kelayakan Pengembangan Peternakan Puyuh….( Rika & Susie)
Tabel 5.13 Perhitungan Present Value (43%) (dalam Rupiah) DF DF Tahun Arus Kas PV (6,25%) (39%) 1 100.686.438 0.941 94.745.938 0,725 2 169.252.858 0.886 149.958.032 0,525 3 76.159.975 0.834 63.517.419 0,381 4 163.015.014 0.785 127.966.785 0,276 5 191.215.233 0.739 141.308.057 0,200 6 253.235.127 0.695 175.998.413 0,145 PV Arus Kas 753.494.644 Bersih Investasi 306,083,500 NPV 447.411.144 Sumber: Olah data peneliti, 2013 DF 39% NPV = 310.634.738 – 306.083.500 = 4.551.238 Tabel 5.14 Perhitungan Present Value (45%) (dalam Rupiah) DF Tahun Arus Kas PV DF (40%) (6,25%)
89
PV TC 72.961.187 88.874.637 28.979.410 44.948.092 38.205.603 36.664.809 310.634.738 306,083,500 4.551.238
PV TC
1
100.686.438
0.941
94.745.938
0,714
71.890.117
2
169.252.858
0.886 149.958.032
0,510
86.318.958
3
76.159.975
0.834
63.517.419
0,364
27.722.231
4
163.015.014
0.785 127.966.785
0,260
42.383.904
5
191.215.233
0.739 141.308.057
0,186
35.566.033
6
253.235.127
0.695 175.998.413
0,133
33.680.272
PV Arus Kas Bersih
753.494.644
297.561.515
Investasi
306,083,500
306,083,500
NPV
447.411.144
(8.521.985)
Sumber: Olah data peneliti, 2013 DF 45% NPV = 297.561.515 – 306.083.500
90
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
= - 8.521.985 IRR = 39% + 4.551.238 / (-8.521.985-4.551.238) x (45%-39%) = 39% + (4.551.238/3.970.747) x 1% = 39% + 1,15% = 40,15% Karena IRR untuk proyek ini sebesar 40,15% berarti lebih dari biaya ratarata yang 6,25% sehingga dapat dikatakan usaha peternakan Masagena ini layak. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa hal yang dapat dibahas untuk dapat diketahui lebih lanjut: a. Profil Usaha Peternakan Masagena merupakan usaha peternakan yang bergerak dalam bidang peternakan puyuh yang terletak di jalan keliling Gunung Gayo, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Luas lahan yang dipergunakan untuk lokasi peternakan adalah 0,5 Ha. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan usaha ini adalah tenaga kerja yang masih terbatas yang hanya berjumlah 3 orang, selain itu tidak adanya tenaga pemasaran yang akan mendistribusikan produk dengan lebih maksimal. b. Analisis Kelayakan Proyek Suatu usaha yang sudah berjalan beberapa lama memerlukan evaluasi atau peninjauan kembali apakah usaha tersebut menguntungkan atau tidak dan apakah usaha tersebut layak sebagai suatu investasi masa depan. Oleh karena itu perlu adanya kajian guna mengetahui apakah layak atau tidaknya suatu usaha dilaksanakan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis pengembangan usaha peternakan puyuh Masagena dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan puyuh Masagena layak untuk diteruskan karena dengan penggunaan tingkat diskonto biaya modal sebesar
6,25% dapat menghasilkan Net Present Value bernilai positif yaitu 447.411.144. Hal ini berarti pengembangan usaha peternakan puyuh Masagena layak untuk dilaksanakan oleh Bapak Rusli. Dengan menggunakan analisis dari Internal Rate of Return (IRR), yang dicari dengan metode coba-coba (trial and error) dan mencari interpolasi antara 2 tingkat pengembalian yaitu pada 39% dan 40%. Pada tingkat pengembalian 39% mengahasilkan Net Present Value (NPV) sebesar 4.551.238 masih bernilai positif dan pada tingkat pengembalian 40% menghasilkan Net Present Value (NPV) yang bernilai negatif yaitu -8.521.985. Setelah dihitung dengan menggunakan kedua tingkat pengembalian maka IRR diketahui sebesar 39,37% nilai yang melebihi biaya modal yaitu sebesar 6,25%. Nilai ini memenuhi syarat kelayakan yang berlaku. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha peternakan puyuh Masagena adalah layak karena dari kelima kriteria yang dianalisis menunjukkan hasil yang layak sesuai dengan kriteria masing-masing metode analisis. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian perkembangan usaha ternak puyuh Masagena maka dapat disimpulkan bahwa:
Study Kelayakan Pengembangan Peternakan Puyuh….( Rika & Susie)
1.Analisis produksi menunjukkan bahwa usaha peternakan Masagena layak untuk dikembangkan. Begitu juga dengan analisis pemasarannya. 2.Analisis Finansial dan metode penilaian investasi yang meliputi metode Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI) dan Internal Rate of Return (IRR) semuanya menyimpulkan bahwa usaha peternakan Masagena adalah layak karena dari keempat kriteria yang dianalisis menunjukkan hasil yang layak sesuai dengan kriteria masingmasing metode analisis. B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan sebaiknya meneruskan usaha pembibitan sendiri, selain karena menguntungkan juga akan dapat mengembangkan usaha untuk melakukan ekspor ke luar negeri dengan prospek daging puyuh. 2. Untuk memasarkan produk sebaiknya Bapak Rusli menetapkan beberapa agen sehingga Bapak Rusli tidak menunggu pedagang pengumpul dating ke peternakan untuk membeli telur puyuh ataupun pedaging.
91
3. Perusahaan sebaiknya mengurus izin-izin usaha seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU) agar memiliki kekuatan hukum yang lebih kuat. Dengan adanya kelengkapan suratsurat tersebut maka peternak dapat dengan leluasa mengembangkan usahanya ke daerah lain ataupun negara lain.
92
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013