ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN (Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012)
Disusun oleh: MUHAMMAD DOLI GIRANTAMA (107081003536)
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN (Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Muhammad Doli Girantama (107081003536)
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT SE, MM Nidn. 04221 259 02
Titi Dewi Warninda, SE, M.Si NIP. 1973 1221 2005 01 2 002
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, tanggal 10 Juni 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa: 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Muhammad Doli Girantama : 107081003536 : Manajemen : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan (Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 10 Juni 2014
1. Ali Rama, SE., M.Sc Nidn. 2028068401
(
)
2. Muniaty Aisyah, Dr. Ir. MM NIP. 19780307 201101 2 003
( _______________________ Sekertaris
)
3. Amalia, SE., M.S.M NIP. 19740821 200901 2 005
(
)
Ketua
Penguji Ahli
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Selasa, tanggal 2 Desember 2014 telah dilakukan ujian Skripsi atas Mahasiswa : 1. Nama
: Muhammad Doli Girantama
2. NIM
: 107081003536
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi
: Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan (Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2 Desember 2014
1. Yulianti, SE,. M.Si NIP.19820318 201101 2 001
(
2. Dr. Muniaty Aisyah, MM NIP.19780307 201101 2 003
(
3. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM NIDN. 03251 168 03
(
4. Dr. Herni Ali HT SE, MM NIDN. 04221 259 02
(
5. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si NIP. 19731221 2005 01 2 002
(
) Ketua
) Sekretaris
) Penguji Ahli
) Pembimbing I
) Pembimbing II
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Muhammad Doli Girantama
No. Iduk Mahasiswa
: 107081003536
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya; 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 20 November 2014 Yang Menyatakan,
(Muhammad Doli Girantama)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi: Nama
: Muhammad Doli Girantama
Tempat/Tanggal lahir
: Jakarta, 9 Mei 1990
Alamat
: Jl. H. Mandor Salim No.29-A RT 005/02 Kel. Srengseng Kec. Kembangan Jakarta Barat.
Telepon
: 0896 0411 2282
Email
:
[email protected]
B. Pendidikan: 1. SDN 01 Kebon Jeruk
Tahun 1995-2001
2. SMPN 75 Jakarta Barat
Tahun 2001-2004
3. SMAN 112 Jakarta Barat
Tahun 2004-2007
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007-2014
C. Pengalaman Organisasi: 1. Anggota Divisi HMMJ BEM Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Jakarta 2009/2010
v
ABSTRACT .
This research aims to analyze and measure specific factors that influence interest rate time deposits three months, by using four independent variables, they are: Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) and Non Performing Loan (NPL). The data in this study used secondary data from Bank of Indonesia. The result of this research indicate that CAR, ROA and NPL have no significant influence on interest rate time deposits three months at state-owned banks in Indonesia. While LDR has significant influence on interest rate time deposits three months at state-owned banks in Indonesia.
Keyword : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) and Interest Rate Time Deposits Three Months.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengukur pengaruh faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan, dengan menggunakan empat variabel independen, yaitu: capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR, ROA dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan pada Bank Persero di Indonesia. Sementara LDR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan pada Bank Persero di Indonesia.
Kata kunci : capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR), non performing loan (NPL), tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat, karunia, kudrat dan iradat, serta Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR), DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN (STUDI KASUS PADA BANK PERSERO DI INDONESIA PADA TAHUN 2004-2012)” Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Perbankan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. ALLAH Subhanahu Wata’ala yang maha pengasih dan penyayang serta tak lupa juga untuk pembimbing umat islam nabi besar yang mulia Rasulullah MUHAMMAD SAW. 2. Bapak Zainuddin Siagian dan Ibunda Herawati Harahap sebagai orang tua yang tak akan terganti budi baik dan pengorbanan beliau, terima kasih yang teramat banyak untuk beliau berdua. Semoga tenang di alam sana dan diampuni segala dosa-dosanya.
viii
3. Istri ku Ayu terima kasih dorongan semangatnya semoga engkau selalu makin baik, anak ku Khanza yang menjadi pembakar semangat untuk melanjutkan skripsi ini dan adik-adik ku Rina dan Regsa terima kasih atas kritikannya. 4. Keluarga besar bapak dan ibu ku, uwa batupulut, uwa husein, uda asrul, bou nida, bang mukti, bang gian, bang rashid, bang maruli, tulang pirgong dan semuanya yang tidak tersebut terima kasih atas nasihat dan bimbingannya selama ini. 5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajaran dekanat lainnya terima kasih sudah banyak membantu. 6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM, terima kasih sudah berbagi pengalaman dan memberikan nasihat yang membangun. 7. Bapak Dr. Herni Ali HT. SE. MM dan Ibu Titi Dewi Warninda. SE,. M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang sudah mengarahkan serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Ibu Dr. Ir. Muniaty Aisyah . MM , selaku ketua jurusan manajemen yang sudah banyak membantu. 9. Seluruh Dosen dan seluruh staff FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan yang bermanfaat selama penulis. 10. Sahabat-sahabatku Awang, Adhit, Agung, Martin dan Johan yang memberikan pengalaman-pengalaman hidup yang sangat berharga. 11. Teman-teman terbaik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ole, Lae bangga, Wawo, Bombom dan yang terakhir Mbaw karena sama-sama terakhir, terima kasih telah memberi semangat, berbagi ilmu, materi dan pengalaman. 12. Teman-teman “Bank Mini”, Haikal, Ivan, Aan, Lingga, dll.
ix
13. Temen-teman Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2007 yang seperjuangan sampai detik-detik akhir. Acal, Boncel, Qolbi, Dika, Bebek, Icha, Ramdhan, Irsyam, Risboy, Caunk, Ayip dan Rahmat. 14. Teman-teman secara umum FEB UIN 2007, kelas manajemen B dan perbankan 2007 yang tidak dapat disebut satu-persatu terima kasih. 15. Keluarga Besar M. Yusuf terima kasih selama ini sudah membantu dan memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini 16. Keluarga Besar “WHITEBLACK” . 17. Teman tak terduga. Hafiz, terima kasih banyak atas ilmu dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan, karena hanya dengan ridha-Nya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, 20 November 2014
(Muhammad Doli Girantama)
x
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v Abstract ........................................................................................................... vi Abstrak ........................................................................................................... vii Kata Pengantar .............................................................................................. viii Daftar Isi ........................................................................................................ xi Daftar Tabel.................................................................................................... xiii Daftar Gambar ............................................................................................... xiv Daftar Lampiran ........................................................................................... xv BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................... 7 1. Tujuan Penelitian ................................................................ 7 2. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 9 A. Landasan Teori ......................................................................... 9 1. Bank .................................................................................... 12 2. Tingkat Suku Bunga ........................................................... 18 3. Simpanan Deposito Berjangka ........................................... 21 4. Capital Adequacy Ratio (CAR) .......................................... 22 5. Return on Asset (ROA) ....................................................... 23 6. Loan to Deposit Ratio (LDR) ............................................. 26 xi
7. Non Performing Loan (NPL) .............................................. 27 8. Pengaruh Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito .............................................................................. 29 B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 33 C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 35 D. Hipotesis................................................................................... 37 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 38 A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 38 B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 38 C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 40 D. Metode Analisis Data ............................................................... 41 E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 50
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 53 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 53 B. Hasil Analisis dan Pembahasan ............................................... 57 1. Statistik Deskriptif .............................................................. 57 2. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................... 59 3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................. 64 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................. 67 5. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ........................ 68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 70 A. Kesimpulan .............................................................................. 70 B. Saran ........................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73 LAMPIRAN .................................................................................................. 76
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
1.1
Keterangan
Halaman
Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA) Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) di Indonesia ............................................................................. 5
2.1
Penelitian Terdahulu ................................................................ 33
3.1
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ............. 45
3.2
Operasional Variabel Penelitian .............................................. 52
4.1
Daftar Nama Perusahaan ......................................................... 56
4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 57
4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov – Smirnov .. 61
4.4
Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................... 61
4.5
Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 63
4.6
Hasil Uji Hipotesis t (parsial) .................................................. 64
4.7
Hasil Uji Hipotesis F (simultan) .............................................. 67
4.8
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .................................. 68
4.9
Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................. 69
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ................................................................ 36
4.1
Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Grafik P – Plot .................................................................................... 60
4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................... 62
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Nama Perusahaan Objek Penelitian.......................................... 76
2
Data Mentah Variabel Penelitian ............................................. 77
3
Hasil Uji Regresi Linier Berganda .......................................... 82
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini, yang dengan sendirinya akan membawa suatu perubahan dalam struktur ekonomi. Didalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Keberhasilan
pelaksanaan
pembangunan yang sedang dilaksanakan tentunya tidak terlepas dari besarnya sumber
pembiayaan
pembangunan
itu
sendiri.
Sumber
pembiayaan
pembangunan Indonesia berasal dari dalam dan luar negeri, akan tetapi sumber dana dari dalam negeri menjadi prioritas dalam pelaksanaan pembangunan. Pembangunan merupakan suatu disiplin ilmu yang bersumberkan pada berbagai pengkajian, bidang pengkajian pembangunan luas cakupannya (Nain dan Yusoff, 2003:1). Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat,dimana dana yang dihimpun tersebut memegang peranan dalam pembangunan. Sebagai badan usaha, bank tentunya mempunyai strategi dalam mobilisasi dana dari masyarakat seiring dengan semakin luasnya perkembangan dunia perbankan di
1
Indonesia. Mengenal dan memahami bisnis perbankan di indionesia merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari mengenal dan memahami perekonomian Indonesia. Sangat erat kaitanya antara kestabilan perbankan dengan kestabilan perekonomian, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian besarnya sehingga sulit bagi kita untuk mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang baik tanpa didukung penuh oleh lembaga perbankan (Sipahutar, 2007:3). Sesuai dengan fungsinya menghimpun dana dari masyarakat, bank menempuhnya dengan berbagai cara, diantaranya dengan pelayanan yang baik kepada masyarakat atau pemilik dana, memberikan suku bunga yang menarik, meningkatkan penggunaan tekhnologi dan menawarkan berbagai produk perbankan yang sangat beragam. Dengan demikian bank dapat memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat dalam kegiatan perbankan, sehingga dana bank yang dihimpun dapat meningkat. Untuk menarik dana dari masyarakat, salah satu produk yang ditawarkan oleh bank yaitu deposito, yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan oleh Bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan oleh pihak ketiga (Suyatno, dkk, 2007:42). Tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang diinformasikan secara resmi dengan harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang. Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripada
2
menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar (Almilia dan Utomo, 2006:4). Kebijakan uang ketat di satu sisi memang menunjukkan indikasi yang baik pada nilai tukar yang secara bertahap menunjukkan kecenderungan menguat namun disisi lain kebijakan uang ketat yang mendorong tingkat suku bunga tinggi ternyata dapat menyebabkan cost of money menjadi mahal, hal yang demikian akan memperlemah daya saing ekspor dipasar dunia sehingga dapat membuat dunia usaha tidak bergairah melakukan investasi dalam negeri, produksi akan turun, dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan. Tingkat suku bunga yang tinggi belum tentu intensif bagi kinerja perbankan karena walaupun mampu mendapatkan dana segar dari masyarakat yang besar, perbankan tidak akan mampu bertahan selama modal mereka terus-menerus terkuras akibat negative spread (selisih bunga deposito dengan kredit). (Almilia dan Utomo, 2006:4). NPL mempunyai pergerakan yang meningkat dari tahun ke tahun hal tersebut searah dengan pergerakan perubahan laba sehingga menunjukkan indikasi positif, semakin besar NPL pada bank besar maka akan meningkatkan perubahan laba, hal ini dikarenakan bank besar sudah mencapai skala ekonomis (Artwienda, 2009:8). Pada penelitian-penelitian sebelumnya yang mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka dengan dari sisi internal dan eksternal sebagai variabel bebasnya. Merujuk dari penelitian-penelitian tersebut, peneliti dalam penelitian ini memfokuskan faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka dengan menambahkan variabel bebas NPL sebagai
3
variabel yang diteliti. Non performing loan (NPL) merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi bank, semakin tinggi non performing loan (NPL), menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank (Riyadi, 2006:45). Sektor perbankan sebagai intermediary institution antara pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (deficit spending unit) memiliki posisi strategis dalam perekonomian nasional. Keadaan tersebut memerlukan suatu pembiayaan, dalam hal ini pembiayaan merupakan hal yang mampu memenuhi kebutuhan pihak yang membutuhkan dana. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2008:96). Dengan demikian peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, serta penyediaan layanan jasa perbankan lainnya. Sejalan dengan upaya restrukturisasi perbankan untuk membangun kembali sistem perbankan yang sehat dalam rangka mendukung program peningkatan ekonomi nasional, maka salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan adalah pengembangan perbankan nasional. Berikut ini merupakan data mengenai capital adequacy ratio (CAR),
4
return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) di Indonesia (http//www.bi.go.id). Tabel 1.1 Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) di Indonesia Tahun
CAR ROA (Persen) (Persen) 19,33 1,25 2010 17,87 1,79 2011 17,33 2,14 2012 17,32 2,00 2013 Sumber: http//www.bi.go.id (diolah).
LDR (Persen) 73,01 74,74 77,04 73,16
NPL (Persen) 3,02 2,52 2,26 2,96
Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi tentang laporan keuangan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan intepretasi rasio keuangan yang ada dalam laporan keuangan (Lesmana, 2008:56). Dalam analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Dalam menilai kinerja perusahaan perbankan, umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (capital, assets, management, earnings, liquidity). Kelima aspek tersebut dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi kesehatan perbankan, memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak sehat (Wilopo, 2006:23). Fenomena perbankan persero di indonesia yang mengalami kondisi yang naik turun dalam menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan perbankan perseroan di indonesia. Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi perbankan tersebut, maka dalam hal ini perbankan harus
5
bisa memutuskan kebijaksanaan yang harus diambil sehingga dapat memperbaiki maupun meningkatkan struktur dan kualitas perbankan Indonesia. Atas dasar pemikiran tersebut, 4 bank persero yang termasuk sebagai 10 bank yang memiliki aset terbesar di Indonesia cukup mewakili bank-bank yang ada di Indonesia sebagai objek yang akan diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kejelasan tentang besarnya pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return on Assets), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan NPL (Non Performing Loan) terhadap tingkat suku bunga deposito tiga bulan pada bankbank persero di Indonesia. Dari kondisi-kondisi tersebut di atas, maka penulis mengajukan skripsi tersebut dengan judul “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. (Studi Kasus Pada Bank Persero di Indonesia Pada Tahun 2004 - 2012)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini: 1. Apakah terdapat pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan 2. Apakah terdapat pengaruh return on asset (ROA) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan 3. Apakah terdapat pengaruh loan deposit ratio (LDR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan
6
4. Apakah terdapat pengaruh non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan 5. Apakah terdapat pengaruh capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, dalam penelitian yang dilakukan penulis mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut: a. Untuk menganalisis pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan b. Untuk menganalisis pengaruh return on asset (ROA) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan c. Untuk menganalisis pengaruh loan deposit ratio (LDR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan d. Untuk menganalisis pengaruh non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan e. Untuk menganalisis pengaruh capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan
7
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta. Selain itu penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan. b. Bagi Akademisi Dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan bagi kalangan mahasiswa dan civitas akademika. Dapat dijadikan bahan studi atau bahan untuk menganalisa masalah yang sama dengan metode yang lain baik dari segi jangka waktu, data yang digunakan, maupun kaedah analisisnya. c. Bagi Dunia Perbankan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen perbankan dalam mengevaluasi kinerja keuangan perbankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Bank a. Pengertian Bank Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Supriyanti, 2009:5). Pengertian
yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990. Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (2010) bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Menurut Kasmir (2012:13) bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya masalah perbankan selalu berkaitan masalah bidang keuangan, jadi dapat disimpulkan bahwa perbankan meliputi tiga kegiatan utama: 1) Menghimpun dana 2) Menyalurkan dana
9
3) Memberikan jasa bank lainnya Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
b. Jenis - Jenis bank 1) Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya menurut Siamat (2005:47) yaitu: a) Bank Sentral Menurut UU No.3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan
kebijakan
moneter,
mengatur
kelancaran
sistem
pembayaran,
dan
menjaga
mengatur
dan
mengawasi perbankan serta menjalan fungsi sebagai lender of the last resort. Di Indonesia yang dimaksud dengan Bank Sentral adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen. Pemerintah atau pihak lainnya dilarang melakukan campur tangan terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia (Rodoni, 2006:9).
10
(1) Tujuan Bank Indonesia Menurut UU RI No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, dijelaskan tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud Bank
Indonesia
melaksanakan
kebijakan
berkelanjutan,
konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. (2) Tugas Bank Indonesia Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut: (a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. (b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. (c) Mengatur dan mengawasi bank.
b) Bank Umum Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Rodoni, 2006:21). Berikut ini merupakan fungsi pokok bank umum adalah (Rodoni, 2006:22):
11
(1) Menyediakan mekanisme alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi. (2) Menciptakan uang. (3) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat. (4) Menawarkan jasa-jasa keuangan. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah (Rodoni, 2006:22): (1) Menghimpun dana dari masyarakat. (2) Memberi kredit (3) Menerbitkan surat pengakuan hutang. (4) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. (5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. (6) Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari atau meminjamkan
dana
kepada
bank
lain,
baik
dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel tunjuk, cek atau sarana lainya. (7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan antara pihak ketiga. (8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
12
(9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (custodian). (10) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercacat di bursa efek. (11) Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang di beli tersebut wajib dicairkan secepatnya. (12) Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan kegiatan wali amanat (trustee). (13) Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
c) Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah didefinisikan oleh undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran (Triandaru, 2007:86). BPR dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh bank konvensional (bank umum). Ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu (Rodoni, 2006:57): (1) menerima simpanan berupa giro, (2) mengikuti kliring,
13
(3) melakukan kegiatan valuta asing, (4) melakukan kegiatan perasuransian. Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi hal-hal berikut ini (Rodoni, 2006:55): (1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito. (2) Memberikan pinjaman kepada masyarakat. (3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah. (4) Menempatkan
dananya
dalam
bentuk
Sertifikat
Bank
Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposit dan tabungan pada bank lain.
2) Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut (Kasmir, 2008:36): a) Bank Milik Pemerintah Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya.
14
b) Bank Milik Swasta Nasional Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain. c) Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik
milik
swasta
asing
atau
pemerintah
asing.
Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya UOB bank, Citibank, dan lain-lain.
3) Jenis Bank Berdasarkan Pengenaan Bunga Jenis-jenis bank berdasarkan pengenaan bunga menurut Siamat (2005:47) yaitu: a) Bank Konvensional Menurut Rodoni (2006:31) bank konvensional yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena
15
metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank konvensional yang menggunakan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu (Kasmir, 2012:23): (1) Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikina pula harga untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. (2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional (barat) menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
b) Bank Syariah Menurut Triandaru (2007:153) bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah. Bank syariah adalah institusi keuangan institusi keuangan yang berbasis syariah islam. Hal ini berarti secara makro bank syariah adalah institusi keuangan yang memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung dan
16
memainkan kegiatan investasi di masyarakat sekitarnya. Dalam kacamata mikro bank syariah adalah institusi keuangan yang menjamin seluruh aktivitas investasi yang menyertainya telah sesuai dengan syariah (Ascarya, 2011:1). Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa bank syariah merupakan bank yang melakukan aktivitas penghimpunan dana dan penyaluran dana berdasarkan prinsip-prinsip muamalah secara islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya.
Kebersamaan
mengacu
pada
prinsip
saling
menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas (Rodoni, 2006:36) Kegiatan bank produknya
sangat
syariah berbeda
dalam dengan
hal
penentuan
bank
harga
konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah (Kasmir, 2012:24):
17
(1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). (2) Pembiayaan
berdasarkan
prinsip
penyertaan
modal
(musharakah). (3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah). (4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). (5) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Menurut penjelasan di atas, dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. Dewasa ini selain produk perbankan syariah, produkproduk keuangan syariah lainnya sudah memasuki sektor perekonomian di berbagai negara, antara lain produk pasar modal syariah (misalnya obligasi syariah), reksa dana syariah, indeks syariah, dan di sector industry asuransi dikenal pula dengan asuransi berdasarkan prinsip syariah (Siamat, 2005:408). 2. Tingkat Suku Bunga Bunga adalah biaya yang dibayar oleh peminjam atas penggunaan dananya. Perusahaan dan pemerintah meminjam dana dengan menerbitkan obligasi, dan mereka membayar bunga kepada perusahaan dan rumah tangga
18
yang membeli obligasi tersebut. Rumah tangga atau perusahaan yang telah meminjam dari sebuah bank harus membayar bunga atau pinjaman tersebut kepada bank (Case dan Fair, 2004:153). Berdasarkan para ahli suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu (Gilarso, 2003:221): a. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang berlaku di pasar. Tetapi dalam keadaan inflasi, tingkat bunga nominal belum mencerminkan besarnya bunga yang sebenarnya. b. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga (Kasmir, 2012:37): a. Kebutuhan Dana Apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhidengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun. b. Target Laba yang Diinginkan Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman juga ikut besar dan demikian juga sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.
19
c. Kualitas Jaminan Semakain likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. d. Kebijaksanaan Pemerintah Ada batasan maksimal dan batasan minimal untuk suku bunga yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersaing secara sehat. e. Jangka Waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. f. Reputasi Perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan suku bunga yang akan dibebankan. Karena sebuah perusahaan bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan begitupun sebaliknya. g. Produk yang Kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetitif bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. h. Hubungan Baik Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.
20
i. Persaingan Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, maka bank harus memperhatikan pesaing dalam memperubutkan dana simpanan.
3. Simpanan Deposito Berjangka Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank (Kasmir, 2012:65). Di sisi bank, sumber dana deposito berjangka ini digolongkan sebagai dana mahal dibandingkan dana lainnya, namun keuntungannya yaitu penyediaan likuiditas untuk kebutuhan penarikan dana ini hamper dapat diprediksi secara akurat (Siamat, 2005:301). Berikut ini jenis-jenis simpanan deposito yang ditawarkan oleh bank sebagai berikut (Kasmir, 2012:67): a. Deposito berjangka, merupakan deposito yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan deposan yang bersangkutan, yang pada umumnya berjangka waktu 1, 2, 3, 6, 12, sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik seseorang atau lembaga si pemilik deposito
berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka dapat
dilakuakan setiap bulan atau setelah jatuh tempo atau setelah jangka waktunya.
Penarikan
dapat
dilakukan
secara
tunai
maupun
pemindahbukuan dan setiap bunga deposito dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya.
21
b. Sertifikat deposito, adalah jenis deposito berjangka yang dapat di pindahtangankan (diperjualbelikan) dalam bentuk sertifikat dan memiliki jangka waktu yang sama yaitu 1, 2, 3, 6 , 12, dan 24 bulan. Perpindahan kepemilikan tersebut dimungkinkan karena deposito ini diterbitkan atas unjuk bukan atas nama seperti dalam deposito berjangka pada umumnya. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun non-tunai, disamping setiap bulan atau jatuh tempo. Kemudian peneerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasnya dalam jumlah bulat sehingga nasabah dapat membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah nominal yang diinginkan. c. Deposito on call (DOC) merupakan deposito yang digunakan untuk deposan yang memiliki uang dalam jumlah besar atau deposito harian yang pengambilannya berdasarkan pemberitahuan terlebih dahulu oleh nasabah yang bersangkutan dengan perjanjian tenggang pengambilan yang telah disepakati bersama. Penerbitan deposito on call memiliki jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Deposito on call diterbitkan atas nama.
4. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR merupakan rasio kecukupan modal dengan menunjukkan kemampuan bank saat mempertahankan modal yang mencukupi serta kemampuan
manajemen
bank
dalam
mengidentifikasi,
mengukur,
mengawasi serta mengontrol risiko-risiko mungkin timbul karena pengaruh
22
dari kinerja suatu bank pada saat menghasilkan suatu keuntungan dan menjaga besarnya modal yang dimiliki perusahaan perbankan (Wulandari dan Sudjarni, 2013:5). Menurut Riyadi (2006:145) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank dibagi Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). CAR memperlihatkan kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modalnya. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko, CAR juga menjadi indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana modal bank yang digunakan untuk investasi. Apabila persentase CAR terlalu kecil (lebih rendah dari standar BI) maka bank tersebut termasuk ke dalam kategori bank tidak sehat, namun apabila persentase CAR terlalu besar berarti terlalu besar dana bank yang menganggur (idle fund). Secara matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyadi, 2006:149):
5. Return on Asset (ROA) Profitabilitas
merupakan
rasio
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115).
23
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan (operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba (Hakim, 2006:19). ROA (return on asset); Rasio ini sering juga disebut sebagai Return on Investment. Hasil pengembalian investasi atau lebih di kenal dengan nama return on investasi atau return on total asset merupakan rasio yang menunjukan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil dari pengembalian investasi menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari seluruh perusahaan (Kasmir, 2008:201). Salah satu rasio profitabilitas yaitu return on asset, return on asset merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja
24
perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan (Tjiptono dan Fakhruddin, 2006:200). Return on asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2004:83) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Mishkin (2007:232) menyatakan bahwa, because owners of a bank must know whether their bank is being managed well, they need good measures of bank profitability. A basic measure of bank profitability is return on assets (ROA). ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba (Hakim, 2006:19). Menurut Riyadi (2006:137) “Return on Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan”. Adapun rumus dari return on asset adalah sebagai berikut:
25
6. Loan to Deposit Ratio (LDR) Menurut Riyadi (2006:146) LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai berikut: a. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat. b. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi. c. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan. d. Surat berharga yang ditebitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan. e. Modal pinjaman. f. Modal inti. Berdasarkan rumus di atas, yang dimaksud jumlah kredit yaitu kredit yang diberikan bank yang sudah ditarik atau direalisasi. Sedangkan dana pihak ketiga meliputi simpanan masyarakat yang berupa giro, tabungan, dan berbagai jenis deposito, KLBI yang diberikan Bank Indonesia kepada bank yang bersangkutan, serta modal inti dari bank yang bersangkutan.
26
Rasio ini juga merupakan teknik yang sangat umum digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. Rasio ini merupakan indikator kerawanan maupun kemampuan suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya, 2006:118). Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kondisi likuiditas bank. Bank Indonesia member nilai nol (0) bagi bank yang memiliki rasio sebesar 115% atau lebih berdasarkan ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank untuk faktor likuiditas (Siamat, 2005:344). Maka dapat disimpulkan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perbankan.
7. Non Performing Loan (NPL) Menurut Darmawan dalam Artwienda (2009:21) NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengkover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Menurut Siamat (2005:358) NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur. Dari pengertian di atas dapat katakan bahwa NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank. Menurut Siamat (2005:361) persyaratan yang ketat dalam kebijakan kredit akan mengurangi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun
27
tidak akan menghilangkan timbulnya masalah-masalah seperti terjadinya default atau penunggakan pembayaran. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 besarnya NPL dihitung sebagai berikut :
Penggolongan kredit atau kolektibilitas kredit berdasarkan kategori tertentu guna memantau kelancaran pembayaran kembali (angsuran) oleh debitur. Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/Kep/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif pasal 6 ayat, membagi tingkat kolektibilitas menjadi : a. Kredit lancar. Kredit yang perjalanannya lancar atau memuaskan, artinya segala kewajiban (bunga atau angsuran utang pokok) diselesaikan oleh nasabah secara baik. b. Kredit dalam perhatian khusus. Kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya mulai tidak lancar, debitur mulai menunggak. c. Kredit tidak lancar. Kredit yang selama 3 atau 6 bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran bunga atau utang pokoknya tidak baik. Usaha-usaha approach telah dilakukan tapi hasilnya tetap kurang baik.
28
d. Kredit diragukan. Kredit yang telah tidak lancar dan telah jatuh temponya belum dapat juga diselesaikan oleh debitur yang bersangkutan. e. Kredit macet. Sebagai kelanjutan dari usaha penyelesaian atau pengaktifan kembali kredit yang tidak lancar dan usaha itu tidak berhasil, barulah kredit tersebut dikategorikan kedalam kredit macet. Menurut Mabruroh dalam Artwienda (2009:22) NPL berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Semakin tinggi NPL maka semakin menurun perubahan laba. Hal ini sejalan dengan Dendawijaya (2006:102) dimana adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan (income) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba bank.
8. Pengaruh Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito a. Pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank (Dendawijaya, 2006:120). Dengan demikian CAR rasio kecukupan modal yang merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Semakin kecilnya CAR, sebagian perbankan tidak bisa lagi menjalankan kegiatan operasionalnya. Rendahnya CAR secara langsung akan menyebabkan
29
corporate value dari perbankan menurun di pasar bursa. Agregasi dari hal ini akan menyebabkan sentimen yang kurang baik pada pasar yang secara umum akan membawa perekonomian kearah resesi (Almilia, 2006:2). Penelitian yang dilakukan oleh Sudarmadi (2009:5) terhadap 5 Bank Persero di Indonesia yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return on Assets) dan LDR (Loan Deposit Ratio) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas bulan untuk kategori Bank Persero di Indonesia, dengan periode pengamatan selama 3 tahun, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 secara triwulan. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial adanya pengaruh yang signifikan dari variabel CAR terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas bulan pada Bank Persero di Indonesia. b. Pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115). Besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh pada kontrak mudharabah salah satunya bergantung pada pendapatan bank.Untuk mengetahui pendapatan bank, peneliti menggunakan rasio profitabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Return on Asset (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
30
(BOPO). ROA adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan BOPO adalah rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi kinerja operasional bank. Alasan dipilihnya variabel ROA dikarenakan analisisnya bersifat komprehensif atau menyeluruh yaitu
meliputi
kegiatan
penjualan,
investasi,
dan
pengeluaran-
pengeluaran (Isna, 2012:3). Tingginya ROA suatu bank menunjukkan tingginya profitabilitas. Dengan profitabilitas yang tinggi, bank dapat mengumpulkan cadangan dan memperbesar modal untuk mendapatkan kesempatan memberikan pinjaman dengan lebih luas. Di sisi lain, kredibilitas bank juga meningkat karena para nasabah merasa aman menyimpan dananya pada bank yang memiliki profitabilitas tinggi (Raharja, 2011:10). Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Utomo (2006) terhadap Bank Umum yang ada di Indonesia yang masih beroperasi selama tahun 1999 hingga 2003, dapat menyimpulkan adanya pengaruh signifikan antara ROA terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito. Hasil ini menunjukkan setiap kali ada perubahan pada ROA maka bankbank umum harus segera melakukan perubahan pada tingkat suku bunga deposito dua belas bulannya. c. Pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Menurut Riyadi (2006:146) LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank. Apabila LDR perbankan meningkat maka dapat dikatakan bahwa bank tersebut menjalankan fungsinya sebagai lembaga
31
intermediasi dengan baik karena tidak hanya mampu menghimpun dana, tetapi bank tersebut juga mampu menyalurkan dananya lagi dalam bentuk kredit yang diberikan. Jika diasumsikan tingkat suku bunga deposito memiliki hubungan yang searah dengan tingkat suku bunga kredit, maka LDR dan tingkat suku bunga deposito akan memiliki hubungan yang negatif. Naiknya suku bunga deposito akan meningkatkan pula suku bunga kredit, secara otomatis hal ini menambah biaya yang akan ditanggung debitur saat meminjam di bank sehingga minat masyarakat untuk melakukan pinjaman di bank akan menurun karena tingkat suku bunga kreditnya naik. Keadaan ini menyebabkan menurunnya LDR pada perbankan (Raharja, 2011:9). d. Pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Menurut Darmawan dalam Artwienda (2009:21) NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengkover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Menurut Siamat (2005:358) NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur. Dari pengertian di atas dapat katakan bahwa NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank. Penelitian yang dilakukan oleh Wiranata (2008) terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum, Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kondisi eksternal dan internal perbankan serta mengetahui
32
risiko yang muncul akibat semakin ketatnya persaingan dikalangan perbankan. Sampel penelitian adalah 130 bank umum yang beroperasi pada bulan Maret 2003 – Desember 2007. Hasil penelitian menyatakan bahwa NPL, LDR, CAR dan inflasi berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum. B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu merupakan acuan dalam suatu penelitian, sebagai pembanding penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu yang dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian sebelumnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun) Almilia dan Utomo (2006)
Wiranata (2008)
Judul Penelitian
Variabel
Metode Analisis
Kesimpulan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum di Indonesia
X = CAR, LDR, ROA, Inflasi, Likuiditas perekonomian, Pertumbuhan ekonomi
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa CAR, ROA, LDR, GDP, likuiditas perekonomian dan inflasi berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan NPL, LDR, CAR dan inflasi berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Pada Bank Umum Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
Y = Suku bunga deposito X = NPL, LDR, CAR dan Inflasi. Y = Suku Bunga Deposito
Regresi linear berganda
33
Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Sudarmadi & Oswari (2009)
The Influence of Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, and Loan to Deposit Ratio to Deposit Twelve Month Bank Persero in Indonesia
X = CAR, ROA, LDR.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum di Indonesia Tahun 20062009
X= CAR,LDR,RO A dan Inflasi.
Raharja (2011)
Variabel
Y = Suku bunga deposito berjangka 12 bulan
Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum Di Indonesia
Metode Analisis
Kesimpulan
Regresi 1) Secara simultan linear ada pengaruh berganda yang signifikan dari variabel CAR, ROA, LDR terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas bulan pada Bank Persero di Indonesia. Secara parsial hanya variabel CAR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka 12. Regresi 2) Berdasarkan hasil Linear penelitian secara Berganda simultan berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito sedangkan secara parsial CAR, LDR dan inflasi berpengaruh secara signifikan sementara ROA tidak berpengaruh
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti (Tahun) Rosianto dan Susilowati (2013)
Prihastuti (2007)
Judul Penelitian
Variabel
Pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
X = LDR, CAR dan ROA.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Persero di Indonesia
X = ROA, CAR, LDR, BOPO dan NPL
Metode Analisis
Kesimpulan
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif, CAR tidak berpengaruh dan negatif dan ROA berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka Pada penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka 12 bulan, variabel variabel bebas yang berpengaruh sigifikan adalah variabel ROA, LDR dan BOPO. sedangkan NPL tidak berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan dibandingkan dengan suku bunga deposito berjangka 1,3 dan 6 bulan.
Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum Di Indonesia
Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Persero Di Indonesia
Regresi Linier Berganda
Jurnal Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pemikiran Dari pemaparan telaah pustaka di atas, maka susunan kerangka berpikir teoritis yang dibangun adalah sebagai berikut:
35
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran CAR
ROA
LDR
NPL
Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
1. 2. 3. 4.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi
Uji Hipotesis 1. Uji t 2. Uji F Uji Regresi Berganda Koefisiensi Determinasi Kesimpulan dan Saran
36
D. Hipotesis Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, dapat dirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut : 1. Ho1: Tidak terdapat pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. Ha1: Terdapat pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. 2. Ho2: Tidak terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. Ha2: Terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. 3. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. Ha3 : Terdapat pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. 4. Ho4 : Tidak terdapat pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. Ha4 : Terdapat pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. 5. Ho5: Tidak terdapat pengaruh CAR, ROA, LDR dan NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. Ha5: Terdapat pengaruh CAR, ROA, LDR dan NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah pada perusahaan perbankan yang termasuk dalam bank Persero periode 2004 - 2012 dan penelitian dilakukan pada tahun 2014. Adapun yang akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh capital adequacy ratio (X1), return on asset (X2), loan deposit ratio (X3) dan non perfoming loan (X4) terhadap variabel dependen, yaitu tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan. Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah yang diberi capital adequacy ratio (X1), return on asset (X2), loan deposit ratio (X3) dan non perfoming loan (X4). Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan yang diberi lambang (Y).
B. Metode Pemilihan Sampel Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi dari penelitian ini adalah jumlah bank umum sesuai data yang dirilis oleh Otoritas
38
Jasa
Keuangan
per
Oktober
2013
pada
situs
resminya
(www.ojk.go.id/dl.php?i=1966) diakses pada tanggal 20 Juni 2014)yaitu mencantumkan 120 bank. Jumlah tersebut terbagi-bagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan jenis kepemilikannyadan ruang lingkup operasinya. Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut. Metode penentuan sampel dalam penentuan ini menggunakan purposive sampling, yaitu yaitu metode pengambilan sampel yang tidak bersifat acak danberdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Alasan utamanya adalah karena objek penelitian ini sangat jelas bahwa bank yang dibedakan atas jenis kepemilikannya dan jumlahsampel yang termasuk dalam penelitian ini tergolong tidak banyak, yaitu kurang dari 5, sehingga pemilihan sampelnya tidak diacak. Sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, antara lain: 1. Bank yang menjadi sampel merupakan Bank Umum Persero sesuai definisi yang telah dipaparkan sebelumnya serta sesuai dengan daftar nama dan kantor bank yang telah dirilis di Bank Indonesia.
39
2. Data mengenai laporan keuangan bank triwulan per 31 Maret 2004-2012 tersedia diwebsite Bank Indonesia. 3. Bank Umum Persero menjalankan usahanya secara umum sesuai dengan UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Sampel penelitian ini adalah bank-bank persero yang berjumlah 4 bank umum yang dimaksud meliputi bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Data pemberian kredit bank persero yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pertriwulan dari maret tahun 2004 hingga desember tahun 2012. C. Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun luar BI, BPS. sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut meliputi: a. Laporan keuangan bank umum persero tentang tingkat suku bunga deposito berjangka yang dipublikasikan oleh BI. b. Data rasio keuangan yang di pubilkasikan BI dan BPS c. Data penelitian ini menurut waktunya merupakan data time series atau juga disebut data deret waktu yang merupakan data deret waktu yang merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu dalam berbagai interval waktu tertentu.
40
2. Library Research Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisa Pengujian Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2009:19). Dengan menggunakan pengujian statistik berbantuan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 akan diketahui rata-rata, nilai minimum dan maksimum, dan standar deviasi dari setiap variabel yang digunakan.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi dependen variabel, independen variabel ataupun keduanya mempunyai
41
distribusi yang normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat data yang telah memenuhi uji Normalitas adalah dengan menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah bila distribusi errornya normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009:160). 1) Pengujian Normalitas Menggunakan P-Plot Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan: a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Pengujian Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas
42
dengan menggunakan statistik Kolmogorov – Smirnov (Ghozali, 2009:160). Cara untuk mendeteksi normalitas dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu: Hipotesis nol (Ho)
: data terdistribusi secara normal
Hipotesis Alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal
b. Uji Multikolinearitas Ghozali (2009:105) menyatakan bahwa Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009:106). Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance Inflatiion Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output SPSS melalui grafik
43
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2009:139). Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. d. Uji Autokolerasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu kelompok
yang sama pada periode berikutnya. Pada data
crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi
44
karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali 2009:139). Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan: 1) Varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasi. 2) Model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu. 3) Varians dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi, sehingga koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat. Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tersebut tetap digunakan, maka kesimpulan yang diperoleh salah. Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0) Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis nol Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada korelasi negatif Tdk ada korelasi negatif Tdk ada autokorelasi positf atau negatif Sumber: Ghozali, 2009:99
Keputusan Tolak No decision Tolak No decision Tdk ditolak
Jika 0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4 dl d 4 4 – da ≤ d ≤ 4 - dl Du < d < 4 - du
45
3. Uji Hipotesis Penelitian a. Uji Signifikan Parsial (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2009:177). Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai thitung > ttabel maka secara satu persatu variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh
terhadap
variabel
dependen.
Sedangkan
jika
nilai
probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah,
46
biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89). Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel yaitu, 1) Apabila - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, 2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabelvariabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Ghozali, 2009:177). Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
47
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara varibel independen terhadap variabel dependen.
4. Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besarnya keterikatan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2010:163). Metode yang digunakan untuk menganalisis skripsi ini adalah menggunakan model analisis regresi berganda, dengan beberapa pengujian data yang berasal dari BEI. Variabel-variabel yang terdiri dari variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Variabel terikat terdiri dari satu variabel, yaitu “nilai perusahaan”, dan Variabel bebas yang terdiri dari "return on asset dan kebijakan deviden" Dari variabel-variabel
48
tersebut akan diteliti suatu analisa apakah adanya pengaruh variabel X terhadap Variabel Y dalam analisis regresi. Dalam analisis akan menggunakan alat analisis berupa suatu software SPSS.20. Y = a + β1X1 + β2X2 + + β3X3 + β4X4 + εi Keterangan : a
: Konstanta
Y
: Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan
b1 - b2
: Koefisien Regresi
X1
: Capital Adequacy Ratio
X2
: Return on Asset
X3
: Loan Deposit Ratio
X4
: Non Perfoming Loan
εi
: Standard Error
5. Koefisien Determinasi (Adjusted R²) Menurut Ghozali (2009:177) menyatakan Uji koefisien determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R² ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5, maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat estimasi. Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.
49
E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Tingkat bunga deposito berjangka adalah suatu harga penggunaan uang yang dapat diukur dari besarnya penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu yang disesuaikan dengan tingkat permintaan dalam pasar dana investasi sebagai imbalan atas penanaman dana pada deposito berjangka. Variabel ini dinyatakan dalam persen. Pengukuran yang digunakan adalah satuan persentase dan data yang diambil adalah tingkat suku bunga deposito mulai bulan Maret 2004-Desember 2012.
2. Variabel Independen a. Capital Adequecy Ratio (CAR) CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8%. CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:
b. Return on Assets (ROA) Menurut Riyadi (2006:137) “Return on Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi
50
pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan”. Adapun rumus dari return on asset adalah sebagai berikut:
c. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
d. Non Performing Loan (NPL) NPL menunjukan kemampuan kolektibilitaas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet). NPL mempunyai hubungan yang negatif terhadap kredit. NPL dapat dirumuskan sebagai berikut:
51
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) / X1
Indikator
Satuan Skala Persen Rasio
Sumber: Riyadi, 2006:149 Return on Asset (ROA) / X2
Persen Rasio
Sumber: Riyadi (2006:137) Loan Deposit Ratio (LDR) / X3
Persen Rasio
Sumber: Riyadi (2006:146) Non Performing Loan (NPL) / X4
Persen Rasio
Sumber: Siamat (2005:361) Tingkat Bunga Deposito Berjangka / Y
Sumber: Kasmir, 2012:65
Rata - rata tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan pada Bank Persero
Persen Rasio
52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perkembangan Perbankan di Indonesia. a. Periode 1988 - 1996 Dikeluarkannya paket deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 88), antara lain berupa relaksasi ketentuan permodalan untuk pendirian bank baru telah menyebabkan munculnya sejumlah bank umum berskala kecil dan menengah. Pada puncaknya, jumlah bank umum di Indonesia membengkak dari 111 bank pada Oktober 1988 menjadi 240 bank pada tahun 1994‐1995, sementara jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) meningkat drastis dari 8.041 pada tahun 1988 menjadi 9.310 BPR pada tahun 1996. b. Periode 1997 – 1998 Pertumbuhan pesat yang terjadi pada periode 1988 – 1996 berbalik arah ketika memasuki periode 1997 - 1998 karena terbentur pada krisis keuangan dan perbankan. Bank Indonesia, Pemerintah, dan juga lembaga‐lembaga internasional berupaya keras menanggulangi krisis tersebut, antara lain dengan melaksanakan rekapitalisasi perbankan yang menelan dana lebih dari Rp. 400 triliun terhadap 27 bank dan melakukan pengambilalihan kepemilikan terhadap 7 bank lainnya.
53
Secara spesifik langkah‐langkah yang dilakukan untuk menanggulangi krisis keuangan dan perbankan tersebut adalah: 1) Penyediaan likuiditas kepada perbankan yang dikenal dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) 2) Mengidentifikasi dan merekapitalisasi bank‐bank yang masih memiliki potensi untuk melanjutkan kegiatan usahanya dan bank‐bank yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakannya 3) Menutup bank‐bank yang bermasalah dan melakukan konsolidasi perbankan dengan melakukan merger 4) Mendirikan lembaga khusus untuk menangani masalah yang ada di industri perbankan seperti Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) 5) Memperkuat
kewenangan
Bank
Indonesia
dalam
Pengawasan
perbankan melalui penetapan Undang‐Undang No. 23/1999 tentang Bank Indonesia yang menjamin independensi Bank Indonesia dalam penetapan kebijakan.
c. Periode 1999 - 2002 Krisis perbankan yang demikian parah pada kurun waktu 1997 1998 memaksa pemerintah dan Bank Indonesia untuk melakukan pembenahan di sektor perbankan dalam rangka melakukan stabilisasi sistem keuangan dan mencegah terulangnya krisis. Langkah penting yang dilakukan sehubungan dengan itu adalah:
54
1) Memperkuat
kerangka
pengaturan
dengan
menyusun
rencana
implementasi yang jelas untuk memenuhi 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision yang menjadi standar internasional bagi pengawasan bank 2) Meningkatkan
infrastruktur
sistem
pembayaran
dengan
mengembangkan Real Time Gross Settlements (RTGS) 3) Menerapkan bank guarantee scheme untuk melindungi simpanan masyarakat di bank 4) Merekstrukturisasi kredit macet, baik yang dilakukan oleh BPPN, Prakarsa Jakarta maupun Indonesian Debt Restrukturing Agency (INDRA) 5) Melaksanakan program privatisasi dan divestasi untuk bank‐ bank BUMN dan bank‐bank yang direkap 6) Meningkatkan persyaratan modal bagi pendirian bank baru.
d. Periode 2002 - Sekarang Berbagai perkembangan positif pada sektor perbankan sejak dilaksanakannya program stabilisasi antara lain tampak pada pemberian kredit yang mulai meningkat pada inovasi produk yang mulai berjalan, seperti pengembangan produk derivatif (antara lain credit linked notes), serta
kerjasama
produk
dengan
lembaga
lain
(reksadana
dan
bancassurance).
55
2. Bank Persero Bank persero atau juga Bank BUMN yang juga dikenal sebagai bank pemerintah, adalah bank umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah. Di awal dekade 2000-an, restrukturisasi yang sangat fundamental terhadap bank-bank persero sebagai dampak terjadinya krisis perbankan. Bank persero yang sebelumnya berjumlah 7 bank diperkecil jumlahnya menjadi hanya 4 bank. Kebijakan pemerintah terhadap bank persero dilakukan dengan menggabungkan (merger) Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Dagang Negara ke dalam Bank Mandiri. Sementara BTN, BNI dan BRI tetap harus beroperasi seperti sebelumnya. Bank Ekspor Impor Indonesia berubah menjadi Bank Ekspor Indonesia yang tidak lagi beroperasi sebagai bank dan berubah fungsi menjadi lembaga pembiayaan ekspor. Dengan demikian, fungsi Bank Exim sebelumnya sebagai bank umum kini tidak lagi dilakukan. Komposisi kepemilikan bank persero juga ikut mengalami perubahan, di mana saham bank-bank persero tidak lagi sepenuhnya dimiliki pemerintah. Beberapa bank persero telah menjadi bank publik melalui penjualan sebagian sahamnya melalui pasar modal (divestasi) (Siamat, 2005:54). Adapun yang termasuk ke dalam bank persero adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Nama Perusahaan No Nama Bank Kode 1 PT. Bank Mandiri Tbk MDR 2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk BRI 3 PT. Bank Negara Indonesia Tbk BNI 4 PT. Bank Tabungan Negara Tbk BTN Sumber: www.ojk.go.id/dl.php?i=1966, diakses pada tanggal 20 Juni 2014
56
B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar dapat
memberikan
penjelasan
yang
memudahkan
peneliti
dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya, berikut penjelasannya. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N CAR ROA LDR NPL SBD Valid N (listwise)
144 144 144 144 144 144
Minimum .1202 .0047 .4332 .0022 .0605
Maximum .2981 .0608 1.1604 .2766 .1697
Mean .179655 .027703 .744917 .046643 .091475
Std. Deviation .0359870 .0131701 .1749472 .0564713 .0285102
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa variabel independen capital adequacy ratio (CAR) memiliki nilai minimum sebesar 0,1202 yang diperoleh BNI pada triwulan III di tahun 2010, sedangkan untuk nilai maksimumnya yang sebesar 0,2981 diperoleh bank Mandiri pada triwulan I di tahun 2004. Nilai rata-rata CAR sebesar 0,179655 dan standar deviasinya adalah sebesar 0,359870. Kemudian variabel independen return on asset (ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0,0047 yang diperoleh Bank Mandiri pada triwulan IV di tahun 2005 sedangkan nilai maksimumnya yang sebesar 0,0608 diperoleh
57
BRI pada triwulan I di tahun 2005. Nilai rata-rata ROA sebesar 0,027703 dan standar deviasinya adalah sebesar 0,0131701. Variabel independen Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai minimum sebesar 0,4332 yang diperoleh Bank Mandiroi pada triwulan I di tahun 2004 sedangkan nilai maksimumnya yang sebesar 1,1604 diperoleh BTN pada triwulan II di tahun 2010. Nilai rata-rata LDR sebesar 0,744917 dan mememiliki standar deviasinya adalah sebesar 0,1749472. Variabel independen Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai minimum sebesar 0,0022 yang diperoleh dari BTN di triwulan IV tahun 2004, sedangkan nilai maksimum 0,2766 diperoleh dari Mandiri pada triwulan I di tahun 2006. Nilai rata-rata NPL sebesar 0,046643 dan standar deviasinya adalah 0,0564713. Selanjutnya variabel independen Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan memiliki nilai minimum sebesar 0,0605 yang diperoleh dari BNI, BTN, BRI, dan Mandiri pada setiap triwulan II di tahun 2004, sedangkan nilai maksimumnya yang sebesar 0,1697 diperoleh dari dari BNI, BTN, BRI serta Mandiri pada triwulan I di tahun 2011. Nilai rata-rata Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan sebesar 0,091475 dan standar deviasinya adalah 0,0285102.
58
2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Data Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh
harus
dilakukan
uji
normalitas
terhadap
data
yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Menurut Ghozali (2009:160) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan statistik, adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 2) Hasil Uji Normalitas Secara Menggunakan Grafik P-Plot Salah satu menentukan uji normalitas yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2009:160). Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan pada gambar grafik p-p plot berikut ini:
59
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Grafik P – Plot
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014 Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas (Ghozali 2009:112).
3) Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2009:149). Adapun hasil perhitungan uji normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji kolmogorofsmirnov adalah sebagai berikut:
60
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov - Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 144 Mean 0E-7 a,b Normal Parameters Std. Deviation 40.16503440 Absolute .096 Most Extreme Differences Positive .096 Negative -.074 Kolmogorov-Smirnov Z 1.151 Asymp. Sig. (2-tailed) .141 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014 Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada unstandardized residual memiliki nilai sig. > 0,05, ini mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independen, digunakan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Pengujian terhadap gejala multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi yang sempurna antar variabel independen yang digunakan dalam model regresi (Ghozali, 2009:105). Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas a
Coefficients Collinearity Statistics Tolerance
Model
VIF
(Constant) CAR ROA LDR NPL a. Dependent Variable: SBD 1
.699 .941 .776 .567
1.431 1.063 1.289 1.764
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
61
Dari tabel di atas menunjukkan suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika data mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari tabel diatas diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai tolerance berada di bawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah pada uji multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedastistas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut (Ghozali 2009:139): Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
62
Dengan melihat grafik scatterplot di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heterokedastisitas pada model transformasi regresi yang digunakan (homokedastisitas).
d. Uji Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW). Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi b
Model
Model Summary R Square Adjusted R Square
R
Std. Error of the Estimate
a
1 .269 .072 .045 a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: SBD
40.73885
Durbin-Watson 1.856
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014 Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,856 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 144 dan jumlah variabel independen (k) adalah 4. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,78 dan 4 – du = 4 – 1,78 = 2,22. Oleh karena nilai du < d < 4-du atau 1,78 < 1,856 < 2,22 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.
63
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian a. Hasil Uji Hipotesis t (Uji Parsial) Menurut Ghozali (2009:17), uji t dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan signifikan rata-rata untuk dua kelompok dalam variabel penelitian. Proses pengujiannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis t (parsial) a
Coefficients Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model
(Constant) CAR 1 ROA LDR NPL a. Dependent Variable: SBD
72.662
14.513
-.023 -.114 .211 -.076
.098 .084 .093 .108
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
5.007 .000 -.023 -.114 .211 -.076
-.238 -1.350 2.272 -.701
.812 .179 .025 .485
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa capital adequacy ratio, return on asset, non performing loan tidak berpengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan, sedangkan variabel loan deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan: 1) Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 Bulan Variabel capital adequacy ratio mempunyai nilai thitung sebesar -0,238 > -1,97 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa capital adequacy ratio tidak
64
signifikan dan negatif secara parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Prihastuti (2007:7) dan Susilowati (2013) dimana CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
2) Pengaruh Return on Asset terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 Bulan Variabel return on asset mempunyai nilai thitung sebesar -1,350 > -1,97 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,179 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa return on asset tidak signifikan dan negatif secara parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Hal ini disebabkan karena laba perusahaan yang diperoleh dalam waktu 1, 3 atau 6 bulan tidak digunakan dalam perhitungan penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka karena perubahan laba dalam tempo tersebut hanya mengalami perubahan yang tidak terlalu berarti bila dibandingkan dengan perubahan perolehan laba tiap tahunnya (Prihastuti, 2007:10). Hasil penelitian ini sejalan dengan Raharja (2011) hasil penelitian menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap suku bunga deposito Bank Umum di Indonesia. 3) Pengaruh Loan Deposit Ratio terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 Bulan Variabel loan deposit ratio mempunyai nilai thitung sebesar 2,272 > 1,97 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,025 < 0,05), maka
65
dapat disimpulkan bahwa loan deposit ratio signifikan dan positif secara parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Hal ini disebabkan karena Bank selalu berusaha memelihara tingkat likuiditasnya yang besar yang ditandai dengan tingkat LDR yang stabil dan tidak terlalu tinggi, sehingga ketika likuiditas baik maka perbankan akan menaikkan tingkat bunga depositonya karena bagi bank merupakan keyakinan untuk mampu membayarkan kembali simpanan deposito berjangkanya saat jatuh tempo berikut bunganya (Prihastuti, 2007:11). Hasil penelitian ini sejalan dengan Almilia dan Utomo (2006) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. 4) Pengaruh Non Performing Loan terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 Bulan Variabel non performing loan mempunyai nilai thitung sebesar 0,701 > -1,97 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,485 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa non performing loan tidak signifikan dan negatif secara parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya kredit yang tidak lancar semakin menurun tingkat suku bunga, sehingga tidak adanya keinginan nasabah melakukan simpanan deposito, karena nasabah tidak mau mengalami kerugian (Wiranata, 2008:10). Hasil penelitian ini sejalan Prihastuti (2007) yang menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 1,3,6 dan 12 bulan.
66
b. Uji Hipotesis F (Uji Simultan) Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut adalah langkah-langkah uji F serta penjelasannya dari hasil olahan data yang didapat tersebut (Ghozali, 2011:177): Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis F (simultan) a
Model Regression 1
ANOVA Sum of Squares df 17948.112 4
Residual
230691.888
139
Total
248640.000
143
Mean Square 4487.028
F 2.704
Sig. b .033
1659.654
a. Dependent Variable: SBD b. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh sebesar 2,704 > Ftabel sebesar 2,44 dengan tingkat signifikansi 0,033 < 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa capital adequacy ratio, return on asset, loan deposit ratio dan non performing loan terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan berpengaruh secara simultan.
4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh dari CAR, ROA, LDR, NPL terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan aplikasi SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
67
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda a
Coefficients Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model (Constant) CAR 1 ROA LDR NPL a. Dependent Variable: SBD
72.662
14.513
-.023 -.114 .211 -.076
.098 .084 .093 .108
Standardized Coefficients Beta -.023 -.114 .211 -.076
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014 Dari tabel di atas, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: Y = 72,662 + 0,211X3 Berdasarkan Persamaan regresi linier berganda di atas menunjukkan bahwa: a. Nilai konstanta sebesar 72,662 yang artinya jika seluruh variabel bebas memiliki nilai 0 (nol) atau konstan, maka variabel terikat yaitu Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan akan meningkat sebesar 72,662. b. Variabel LDR memiliki nilai sebesar 0,211 artinya, jika LDR naik 1%, dan variabel lainnya memiliki nilai 0 (nol) atau konstan, maka variabel Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan akan mengalami peningkatan sebesar 21,1%. 5. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Pada tabel regresi berganda penggunaan adjusted R2 (Adj. R2), atau koefisien determinasi yang telah disesuaikan, lebih baik dalam melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen bila dibandingkan dengan R2 (koefisien determinasi). Kelemahan
68
dalam menggunakan nilai R2 adalah karena adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Selengkapnya mengenai hasil koefisien Adjusted R2 penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) b
Model
Model Summary R Square Adjusted R Square
R a
1 .269 .072 a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: SBD
.045
Std. Error of the Estimate 40.73885
Durbin-Watson 1.856
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014 Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda (R), koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel 4.9, model summaryb diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,269. Ini menunjukkan bahwa variabel capital adequacy ratio, return on asset, non performing loan terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan mempunyai hubungan yang rendah. Hasil pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,072 dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0,045. Hal ini berarti 4,5% variasi dari suku bunga deposito berjangka 3 bulan bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (capital adequacy ratio, return on asset, non performing loan). Sedangkan sisanya (100% - 4,5% = 95,5%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini, seperti inflasi (Almilia dan Utomo, 2006), beban operasional dan pendapatan operasional (Prihastuti, 2007) dan lain-lain .
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai thitung 0,238 > dari ttabel -1,97. Dengan demikian Ho diterima, maka variabel CAR secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012. 2. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung 1,350 > dari ttabel -1,97. Dengan demikian Ho diterima, maka variabel ROA secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012 3. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai thitung 2,272 > dari ttabel 1,97. Dengan demikian Ho ditolak, maka variabel LDR secara parsial memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 – 2012. 4. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai thitung 0,701 < dari ttabel -1,977. Dengan demikian Ho diterima, maka variabel NPL secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012
70
5. Secara uji hipotesis F, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung 2,704 > dari Ftabel = 2,44 dengan tingkat signifikansi 0,033 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak, maka variabel CAR, ROA, LDR serta NPL secara simultan memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012
B. Saran Hasil menyatakan bahwa loan deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan, sedangkan capital adequacy ratio, return on asset, non performing loan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan maka perlu adanya analisa laporan keuangan untuk meningkatkan suku bunga deposito berjangka 3 bulan, dengan demikian peneliti akan memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya: 1. Menganalisa pertumbuhan capital adequacy ratio, return on asset, loan deposit ratio dan non performing loan terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. 2. Melakukan penelitian dengan periode waktu, dengan menambah periode yang lama agar menghasilkan data yang lebih baik lagi. 3. Menambahkan jumlah variabel yang dapat mempengaruhi suku bunga deposito berjangka 3 bulan seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi. 4. Menggunakan metode analisis penelitian yang berbeda agar menghasilkan data yang lebih baik lagi.
71
5. Bagi perusahaan perbankan di Indonesia, lebih meningkatkan tingkat suku bunga deposito, sehingga nasabah akan lebih banyak lagi melakukan simpanan pada perusahaan perbankan. 6. Bagi Nasabah sebaiknya menganalisa perkembangan suku bunga deposito pada perusahaan perbankan dan melakukan analisa rasio perbankan lebih teliti lagi sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi nasabah.
72
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana dan Wahyu Utomo, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No. 1, Oktober, 2006. Artwienda, Nur, “Analisis Pengaruh Capital Aduquacy Ratio, Non Performing Loan, BOPO, Net Interest Margin dan Loan to Deposit Ratio terhadap Perubahan Laba”, Tesis Universitas Diponegoro, 2009. Ascarya, “Akad dan Produk Bank Syariah”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011. Bank Indonesia, “Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) di Indonesia” diambil dari http//www.bi.go.id, Pada Tahun 2014. Case, Karl E dan Fair, “Prinsip-prinsip Ekonomi Makro”, Indeks, Jakarta, 2004. Dendawijaya, Lukman, “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006. Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analisis Multivariate”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Gilarso, “Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro”, Kanisius, 2003. Hakim, Abdul, “Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah”. JRBI. Vol 2. No 2, Jawa Tengah, 2006. Hamid, Abdul, ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hanafi, M Mamduh dan Halim, Abdul, “Manajemen Keuangan”, PT. BPFE, Yogyakarta, 2004. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),“Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Tahun 2010. Salemba Emapat, Jakarta, 2010. Isna, Andryani dan Sunaryo Kunti, Analisis Pengaruh Return on Asset, BOPO, dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 11. Nomor 01. September 2012, Yogyakarta, 2012.
73
Kasmir, “Analisa Laporan Keuangan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta, 2012. _______, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008. _______, “Dasar-dasar Perbankan”, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010. Mishkin, Frederic S, “The Economics of Money, Banking, and Financial Markets”, Pearson Education Inc, New York, 2007. Nain, Mohammad dan Yusoff, Mohamad, “Konsep, Teori, Dimensi & Isu Pembangunan”, Journal of University Teknologi Malaysia, Malaysia: 2003. Prihastuti, Dewi Ayu, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Persero di Indonesia”, Jurnal Perbanas, Surabaya, 2007. Raharja, Sanityasa, “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum di Indonesia Tahun 2007 – 2010”, Jurnal Perbankan dan Bisnis, Yogyakarta, 2011. Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liabilitiy Management”, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Rodoni, Ahmad dan Indoyama N, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Center for Sosial Economics Studies, Jakarta: 2007. Rosianto dan Susilowati, “Pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka”, Jurnal Perbankan, Semarang, 2013. Santoso, Singgih, “Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2010. Siamat, Dahlan, “Manajemen Lembaga Keuangan”, LPFEUI, Jakarta, 2005. Sipahutar, Mangasa Augustinus, “Persoalan - Persoalan Perbankan Indonesia, Praninta Jaya Mandiri, Jakarta, 2007. Sudarmadi dan Teddy Oswari, “The Influence of Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, and Loan to Deposit Ratio to Deposit Twelve Month Bank Persero in Indonesia”, Jurnal Univesitas Gunadarma, Jakarta, 2009. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, Alfabeta, Bandung, 2010.
74
Suharyadi dan Purwanto, S.K, “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Buku 2”, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Supriyanti, Neni, “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga BI terhadap Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri, Tbk Berdasarkan Rasio Keuangan”, jurnal bisnis dan kewirausahaan, Vol. 15:13-15, 2009. Suyatno, Thomas, “Kelembagaan Perbankan”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007. Tjiptono, Darmadji dan Fakhruddin, Hendy M, “Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat. Jakarta, 2006. Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Wilopo, Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi, Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006. Wiranata, Rahmat, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum”, Jurnal Akuntansi Audit Vol.1, No.2, Yogyakarta, 2008. Wulandari, Luh Putu Fiadevi dan Sudjarni Luh Komang “Pengaruh CAR, NPL, DAN CR pada Profitabilitas BPR Se- Kabupaten Gianyar”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Bali, 2013.
75
Lampiran 1: Nama Perusahaan Objek Penelitian
No 1 2 3 4
Nama Bank PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk PT. Bank Negara Indonesia Tbk PT. Bank Tabungan Negara Tbk
Kode MDR BRI BNI BTN
76
Lampiran 2: Data Mentah Variabel Penelitian BNI
Capital Adequacy Ratio (CAR) Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
BTN Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Mandiri Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 BRI
T1
T2
T3
0,1913 0,1988 0,1848 0,1894 0,1667 0,1605 0,2030 0,2002 0,1757 0,1681 0,1587 0,1989 0,1833 0,1608 0,1513 0,1500 0,1430 0,1551 0,1309 0,1332 0,1202 0,1836 0,1734 0,1665 0,1811 0,1676 0,1705 Capital Adequacy Ratio (CAR) T1
T2
T3
0,1440 0,1394 0,1718 0,1963 0,1789 0,1658 0,2104 0,1817 0,1817 0,2002 0,2527 0,2343 0,2102 0,2021 0,1686 0,1668 0,1559 0,1500 0,2020 0,1871 0,1699 0,1713 0,1585 0,1544 0,1689 0,1559 0,1522 Capital Adequacy Ratio (CAR) T1
T2
T3
0,2981 0,2752 0,2656 0,2662 0,2372 0,2365 0,2522 0,2513 0,2545 0,2714 0,2513 0,229 0,2242 0,1772 0,1708 0,1537 0,1410 0,1420 0,1596 0,145 0,1326 0,1852 0,1665 0,1601 0,1754 0,1615 0,1608 Capital Adequacy Ratio (CAR)
T4 0,1713 0,1667 0,1595 0,1765 0,1438 0,1378 0,1863 0,1763 0,1667 T4 0,1589 0,1660 0,1823 0,2291 0,1644 0,2149 0,1674 0,1503 0,1769 T4 0,2528 0,2365 0,253 0,2111 0,1572 0,1555 0,1336 0,1513 0,1548
Keterangan
T1
T2
T3
T4
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
0,2399 0,2117 0,2397 0,2220 0,1736 0,1545 0,1544 0,1560 0,1736
0,2036 0,1700 0,2032 0,1901 0,1454 0,1515 0,1411 0,1479 0,1600
0,1965 0,1611 0,1977 0,1819 0,1390 0,1377 0,1336 0,1484 0,1595
0,1789 0,1625 0,1997 0,1666 0,1367 0,1330 0,1376 0,1496 0,1695
77
BNI
Return on Assets (ROA) Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
BTN Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Mandiri Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 BRI
T1
T2
0,0241 0,0244 0,0274 0,0195 0,0090 0,0164 0,0141 0,0176 0,0050 0,0076 0,0119 0,0162 0,0251 0,0234 0,0282 0,0305 0,0276 0,0281 Return on Assets (ROA) T1
T2
0,0161 0,0242 0,0216 0,0209 0,0228 0,0176 0,0231 0,0122 0,0167 0,019 0,0135 0,0126 0,0194 0,0192 0,0193 0,0185 0,0199 0,0198 Return on Assets (ROA) T1
T2
0,0413 0,0376 0,0131 0,0076 0,0124 0,0093 0,0231 0,0242 0,0278 0,0262 0,0246 0,0267 0,0293 0,0293 0,0470 0,0388 0,0325 0,0335 Return on Assets (ROA)
T3
T4
0,0243 0,0171 0,0181 0,0174 0,0094 0,0157 0,0261 0,0296 0,0281
0,0245 0,0161 0,0185 0,0085 0,0112 0,0172 0,0249 0,0294 0,0292
T3
T4
0,0208 0,0168 0,0191 0,0168 0,0173 0,0133 0,0193 0,0177 0,0201
0,0183 0,0166 0,0178 0,0192 0,018 0,0147 0,0205 0,0203 0,0194
T3
T4
0,0359 0,0105 0,0096 0,0239 0,0264 0,0278 0,0305 0,0369 0,0347
0,0319 0,0047 0,0112 0,024 0,0269 0,0313 0,0363 0,0337 0,0355
Keterangan
T1
T2
T3
T4
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
0,0578 0,0608 0,0559 0,0449 0,0417 0,0392 0,0371 0,0441 0,0511
0,0532 0,0484 0,0428 0,0429 0,0406 0,0361 0,0351 0,0444 0,0487
0,0581 0,0462 0,0456 0,0427 0,0414 0,0347 0,0365 0,0467 0,0487
0,0577 0,0504 0,0436 0,0461 0,0418 0,0373 0,0464 0,0493 0,0515
78
BNI
Loan to Deposit Ratio (LDR) Keterangan
T1
T2
T3
T4
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
0,4908 0,5842 0,5049 0,4885 0,7046 0,6876 0,6723 0,7327 0,7436
0,5081 0,5827 0,5178 0,5532 0,6955 0,7097 0,6821 0,7608 0,7361
0,5049 0,5656 0,4855 0,5942 0,7320 0,746 0,6864 0,7829 0,7682
0,551 0,5424 0,4898 0,6056 0,6861 0,6406 0,7015 0,7037 0,7752
Loan to Deposit Ratio (LDR)
BTN Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Mandiri Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 BRI
T1
T2
T3
0,6183 0,6429 0,6514 0,7543 0,7839 0,8003 0,8007 0,8147 0,8376 0,8552 0,8930 0,9338 0,9629 0,996 1,0743 1,0196 1,0466 1,1308 1,1397 1,1604 1,143 1,1033 1,1085 1,1227 1,0277 1,0830 1,1044 Loan to Deposit Ratio (LDR) T1
T2
T3
0,4332 0,4632 0,4977 0,5584 0,5462 0,553 0,5090 0,5236 0,5354 0,5533 0,5364 0,551 0,5664 0,5953 0,6207 0,6132 0,5981 0,6043 0,6189 0,6422 0,6962 0,6793 0,7343 0,7625 0,7897 0,8142 0,8223 Loan to Deposit Ratio (LDR)
T4 0,679 0,7893 0,8375 0,9238 1,0183 1,0129 1,0842 1,0257 1,0090 T4 0,5184 0,4988 0,5502 0,5202 0,5689 0,5915 0,6544 0,7165 0,7766
Keterangan
T1
T2
T3
T4
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
0,6599 0,7650 0,7819 0,7470 0,7419 0,8135 0,8653 0,8575 0,8403
0,6902 0,7680 0,7626 0,7273 0,7701 0,8533 0,8836 0,9022 0,8213
0,7431 0,8033 0,7729 0,7388 0,8635 0,8735 0,8898 0,8922 0,8523
0,7569 0,7783 0,7253 0,6880 0,7993 0,8088 0,7517 0,7620 0,7985
79
BNI
Non Performing Loan (NPL) Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
BTN Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Mandiri Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 BRI
T1
T2
T3
0,0443 0,0598 0,0612 0,0202 0,0782 0,083 0,1088 0,1125 0,1158 0,0668 0,0540 0,0470 0,0317 0,0171 0,0106 0,0154 0,0117 0,019 0,0113 0,0089 0,0074 0,0085 0,0073 0,0058 0,0065 0,0071 0,0076 Non Performing Loan (NPL) T1
T2
T3
0,0479 0,0079 0,0481 0,0105 0,0153 0,0192 0,0250 0,0255 0,0341 0,0299 0,0308 0,0317 0,0344 0,0364 0,0323 0,0336 0,0339 0,0429 0,0328 0,0343 0,0348 0,0339 0,0365 0,0346 0,0222 0,0242 0,0251 Non Performing Loan (NPL) T1
T2
T3
0,0866 0,0856 0,0749 0,1888 0,2583 0,2439 0,2766 0,2645 0,2603 0,1702 0,1618 0,1268 0,0514 0,0474 0,0442 0,0593 0,0478 0,0364 0,0053 0,0053 0,0071 0,0061 0,0051 0,0057 0,0046 0,0044 0,0038 Non Performing Loan (NPL)
T4 0,046 0,0836 0,0655 0,0401 0,0174 0,0084 0,0111 0,0051 0,0075 T4 0,0022 0,0118 0,0177 0,0281 0,0266 0,0336 0,0266 0,0223 0,0312 T4 0,0743 0,2658 0,1708 0,0733 0,0469 0,0262 0,0054 0,0045 0,0037
Keterangan
T1
T2
T3
T4
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
0,0630 0,0458 0,0502 0,0531 0,0383 0,0324 0,0121 0,0076 0,0077
0,0646 0,0562 0,0509 0,0545 0,0337 0,0370 0,0118 0,0102 0,0055
0,0575 0,0515 0,0479 0,0499 0,0290 0,0392 0,0115 0,0075 0,0054
0,0419 0,0468 0,0481 0,0344 0,028 0,0352 0,0074 0,0042 0,0034
80
BNI
Suku Bunga Deposito 3 bulan Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
BTN Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Mandiri Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 BRI
T1
T2
T3
0,0608 0,0605 0,0633 0,066 0,0717 0,0856 0,1203 0,1158 0,1079 0,0844 0,0776 0,0728 0,0701 0,0696 0,0900 0,0996 0,0939 0,0849 0,0674 0,067 0,0668 0,1697 0,1576 0,1423 0,1272 0,1135 0,0827 Suku Bunga Deposito 3 bulan T1
T2
T3
0,0608 0,0605 0,0633 0,066 0,0717 0,0856 0,1203 0,1158 0,1079 0,0844 0,0776 0,0728 0,0701 0,0696 0,0900 0,0996 0,0939 0,0849 0,0674 0,067 0,0668 0,1697 0,1576 0,1423 0,1272 0,1135 0,0827 Suku Bunga Deposito 3 bulan T1
T2
T3
0,0608 0,0605 0,0633 0,066 0,0717 0,0856 0,1203 0,1158 0,1079 0,0844 0,0776 0,0728 0,0701 0,0696 0,0900 0,0996 0,0939 0,0849 0,0674 0,067 0,0668 0,1697 0,1576 0,1423 0,1272 0,1135 0,0827 Suku Bunga Deposito 3 bulan
T4 0,0647 0,1171 0,0960 0,0733 0,1047 0,0734 0,0673 0,1365 0,0711 T4 0,0647 0,1171 0,0960 0,0733 0,1047 0,0734 0,0673 0,1365 0,0711 T4 0,0647 0,1171 0,0960 0,0733 0,1047 0,0734 0,0673 0,1365 0,0711
Keterangan
T1
T2
T3
T4
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
0,0608 0,066 0,1203 0,0844 0,0701 0,0996 0,0674 0,1697 0,1272
0,0605 0,0717 0,1158 0,0776 0,0696 0,0939 0,0670 0,1576 0,1135
0,0633 0,0856 0,1079 0,0728 0,0900 0,0849 0,0668 0,1423 0,0827
0,0647 0,1171 0,0960 0,0733 0,1047 0,0734 0,0673 0,1365 0,0711
81
Lampiran 3: Hasil Uji Regresi Linier Berganda Descriptive Statistics N CAR ROA LDR NPL SBD Valid N (listwise)
144 144 144 144 144 144
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Minimum .1202 .0047 .4332 .0022 .0605
Maximum .2981 .0608 1.1604 .2766 .1697
Correlations SBD CAR SBD 1.000 -.107 CAR -.107 1.000 ROA -.064 -.136 LDR .238 -.273 NPL -.161 .549 SBD . .101 CAR .101 . ROA .222 .052 LDR .002 .000 NPL .027 .000 SBD 144 144 CAR 144 144 ROA 144 144 LDR 144 144 NPL 144 144
ROA -.064 -.136 1.000 .132 -.243 .222 .052 . .057 .002 144 144 144 144 144
Mean .179655 .027703 .744917 .046643 .091475
LDR .238 -.273 .132 1.000 -.473 .002 .000 .057 . .000 144 144 144 144 144
Std. Deviation .0359870 .0131701 .1749472 .0564713 .0285102
NPL -.161 .549 -.243 -.473 1.000 .027 .000 .002 .000 . 144 144 144 144 144
b
Model
Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate
R
Durbin-Watson
a
1 .269 .072 .045 40.73885 a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: SBD
1.856
a
Model Regression 1
ANOVA Sum of Squares 17948.112
df 4
Mean Square 4487.028 1659.654
Residual
230691.888
139
Total
248640.000
143
F 2.704
Sig. b .033
a. Dependent Variable: SBD b. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR a
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
Model
(Constant) CAR 1 ROA LDR NPL a. Dependent Variable: SBD
72.662
14.513
-.023 -.114 .211 -.076
.098 .084 .093 .108
-.023 -.114 .211 -.076
t
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
5.007
.000
-.238 -1.350 2.272 -.701
.812 .179 .025 .485
VIF
.699 .941 .776 .567
1.431 1.063 1.289 1.764
82
83
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 144 Mean 0E-7 a,b Normal Parameters Std. Deviation 40.16503440 Absolute .096 Most Extreme Differences Positive .096 Negative -.074 Kolmogorov-Smirnov Z 1.151 Asymp. Sig. (2-tailed) .141 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
84