STUDI DESKRIPTIF PENGARUH LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN MUNCAR, BANYUWANGI TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR Siti Roudlotul Hikamah, Husni Mubarok Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Jember ABSTRACT Waste is a substance, energy or components that could be degrading the environmental quality. Waste (pollutants) may be solid, liquid and gas. Liquid waste in the form of fish oil and some gas or solid waste from fish processing in Muncar, Banyuwangi has positive and negative impacts for the environment. The purpose of this study was to determine the extent of the influence of fish processing wastes on aquatic ecosystems and the economic aspects of communities around the industrial area as well as ways to overcome them. This study uses descriptive research method with interview techniques and field observations in three stages, namely interviews, observation and determination. The independent variable is industrial waste. Dependent variable is the environment surrounding industrial area. There are changes in color, odor and sediment colloids in the waters around the industry. Disease often complained about the plant communities are coughing and itching. For people who were left to waste disposal plants, the waste is very harmful to society, but for the scavengers of fish oil, waste to be very beneficial because it can make money. Profits average of fish oil processing is 52.67%. The way of handling liquid waste pollution is can be making room seepage, selfpurification and the establishment of fish oil processing plant.
Key words: waste, industry, fish processing, Muncar, environmental
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
1
ABSTRAK Limbah adalah zat, energi atau komponen yang dapat menurunkan kualitas lingkungan umumnya. Limbah (polutan) dapat berbentuk padat, cair dan gas. Limbah cair yang berupa minyak ikan dan beberapa limbah padat dan gas dari proses pengolahan ikan di Muncar, Banyuwangi memberikan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana pengaruh limbah pengolahan ikan terhadap ekosistem perairan dan aspek ekonomi masyarakat sekitar kawasan industri tersebut serta cara penanggulangannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi lapangan dengan tiga tahapan yaitu tahap wawancara, pengamatan dan penentuan. Variabel bebas yaitu limbah industri. Variabel terikat yaitu lingkungan sekitar kawasan industri. Terdapat perubahan warna, bau dan endapan koloid di lingkungan perairan sekitar industri. Penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat sekitar pabrik adalah batuk dan gatal. Bagi masyarakat yang hanya bisa pasrah terhadap limbah buangan pabrik, limbah tersebut sangat merugikan masyarakat, tetapi bagi masyarakat pengais minyak ikan, limbah menjadi sangat menguntungkan karena dapat menghasilkan uang. Randemen rata-rata pengolah minyak ikan yaitu 52,67%. Cara penanggulangan pencemaran limbah cair dapat berupa pembuatan ruang rembesan, penjernihan diri sendiri (Self Purification) dan pendirian pabrik pengolahan minyak ikan.
Kata kunci: limbah, industri, pengolahan ikan, muncar, lingkungan
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
2
Pendahuluan Semakin menjamurnya berbagai industri di Indonesia menyebabkan sering terjadinya pencemaran, baik berupa pencemaran air, udara dan tanah. Adanya pencemaran tersebut pada akhirnya yang menjadi korban adalah makhluk hidup dan lingkungan yang berada di sekitar kawasan industri tersebut (Azwar, 1996). Muncar adalah salah satu kecamatan di kabupaten Banyuwangi yang terkenal dengan sebagai kawasan industri pengolahan ikan yaitu pengalengan ikan. Kawasan industri ini memiliki sekitar empat belas pabrik besar pengolahan ikan. Pabrik tersebut mengeluarkan hasil sampingan dari proses produksi yang sering disebut limbah, limbah itu sendiri adalah zat, energi atau komponen yang dapat menurunkan kualitas lingkungan umumnya, dapat berbentuk padat, cair atau gas (Sudarmadji, 2004). Limbah dari industri tersebut pada awalnya hanya memberikan pengaruh negatif pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya, namun sekarang limbah tersebut memberikan pengaruh positif karena dapat dimanfaatkan lagi sehingga dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat. Dahulu limbah dari pengolahan ikan langsung dibuang di selokan atau sungai di
sekitar kawasan industri, tetapi begitu ada perusahaan yang mau menampung limbah ikan untuk diperas minyaknya, limbah itu tidak lagi dibuang. Nelayan lebih lanjut mengolah minyak tersebut dan dijual ke perusahaan tersebut. Kegiatan tersebut menyebar ke masyarakat lain yang bukan nelayan yang tinggal di sekitar kawasan pengalengan ikan, mereka beramai-ramai mengumpulkan air buangan pabrik yang masih mengandung minyak ikan. Pihak pabrik yang semula membuang limbahnya sembarangan, kini ikut mengumpulkan limbahnya sendiri ke dalam drum khusus. Sesudah dipisahkan air dan minyak ikannya, barulah air limbah itu dibuang ke saluran, selanjutnya ‘pemulung minyak ikan’ yang memungut dan mengolahnya. Limbah memang memberikan dampak negatif dan positif secara bersamaan (Sudarmadji, 2004). Perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui pengaruhnya, mana yang lebih banyak memberikan pengaruh, pengaruh positif atau negatif. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan 05 Mei sampai 11 Mei 2009 di sekitar pabrik pengolahan ikan desa Sampangan, kecamatan Muncar, kabupaten Banyuwangi,
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
3
Jawa timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi lapangan dengan tiga tahapan yaitu tahap wawancara yang meliputi wawancara dengan pihak salah satu pabrik pengolahan ikan, dengan masyarakat sekitar yang mengais limbah minyak ikan dan dengan masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik. Tahap pengamatan yang meliputi pengamatan proses pengolahan (pengalengan) ikan, limbah proses, penyaringan limbah proses pengalengan ikan, dampak limbah terhadap ekosistem perairan sekitar, cara pembuatan minyak ikan, sifatsifat fisik limbah dari sisa pengolahan minyak ikan dan efeknya terhadap lingkungan sekitar. Tahap terakhir yaitu tahap penentuan dan perhitungan yaitu penentuan sifat-sifat fisik (warna, bau, wujud, kandungan) dari limbah penyaringan, penentuan perbedaan antara minyak ikan mentah dengan minyak ikan proses dari segi bau dan warna, perhitungan besarnya limbah yang dapat menghasilkan minyak ikan, perhitungan keuntungan dari proses pembuatan minyak ikan dari limbah dan penentuan cara alternatif penanggulangan pencemaran limbah industri perikanan.
Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, penggaris, lembar pengamatan, lembar pertanyaan (questioner), pulpen. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel pertama yaitu limbah yang diambil dari pabrik, penampungan dan disekitar lingkungan industri. Sampel kedua yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik pengolahan ikan dan pihak pabrik pengolahan ikan. Prosedur Penelitian a) Tahap Wawancara Tahap wawancara ini terbagi menjadi: 1) Wawancara dengan pihak salah satu pabrik sekaligus meminta izin untuk melakukan pengamatan proses prooduksi pengolahan ikan 2) Wawancara dengan masyarakat sekitar yang mengais limbah minyak ikan tentang cara pembuatan minyak ikan dan melakukan quesioner tentang jumlah limbah yang dapat menghasilkan minyak ikan, keuntungan yang diperoleh serta kendala yang dihadapi. 3) Wawancara dengan masyarakat yang tinggal
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
4
di sekitar pabrik, mendata tentang kendala yang dihadapi selama tinggal di sekitar pabrik.
7) Pengamatan sifat-sifat fisik limbah dari sisa pengolahan minyak ikan dan efeknya terhadap lingkungan sekitar
b) Tahap Pengamatan Tahap pengamatan ini dibagi menjadi: 1) Pengamatan proses pengolahan (pengalengan) ikan, yang meliputi pengamatan: penimbangan, pemotongan, pencucian ikan, pengisian ikan dalam kaleng, pemasakan pertama (pre cooking), penirisan, pengisian saus, penutupan kaleng (seaming), pencucian kaleng (can washing), sterilisasi, pendinginan (cooling), pengemasan. 2) Pengamatan limbah proses 3) Pengamatan penyaringan limbah proses pengalengan ikan 4) Pengamatan sifat-sifat fisik limbah dari sisa pengolahan minyak ikan 5) Pengamatan dampak limbah terhadap ekosistem perairan sekitar 6) Pengamatan cara pembuatan minyak ikan, yang meliputi penyaringan minyak mentah, penggodokan, penyaringan minyak ikan
c) Tahap Penentuan dan Perhitungan 1) Penentuan sifat-sifat fisik (warna, bau, wujud, kandungan) dari limbah penyaringan 2) Penentuan perbedaan antara minyak ikan mentah dengan minyak ikan proses dari segi bau dan warna 3) Perhitungan keuntungan dari proses pembuatan minyak ikan dari limbah 4) Penentuan cara alternatif penanggulangan pencemaran limbah industri perikanan. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil yaitu: Tabel
No. 1 2
3 4
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
5
1. Hasil pengamatan limbah dari pengolahan ikan pada pabrik A
Keterangan Wujud limbah proses Kandungan limbah proses
Warna limbah cair Pemisahan limbah proses
Hasil Pengamatan · Padat · Cair · Padat: kepala, sisik dan isi perut ikan · Cair: air yang mengandung minyak ikan Cokelat muda · Limbah padat dibuat tepung ikan
5
6 7
8
Wujud limbah buangan pabrik A Warna limbah Kandungan dalam limbah buangan pabrik A Bau limbah
· Limbah cair dibuang ke penampungan minyak ikan masyarakat Cair
o 1 2 3 4
Cokelat tua · Sisik, isi perut ikan dan kepala ikan yang lolos dari penyaringan · Minyak ikan Bau ikan yang menyengat (amis)
N
Keterangan
Hasil
7
Penyakit yang sering diderita Asal air untuk hidup Kondisi air untuk hidup Penggunaan air sungai Keinginan pindah rumah Usaha membuat minyak ikan Sikap terhadap situasi ini Santunan dari pabrik
Batuk, gatalgatal
Bau amis yang menyengat, kotor Batuk, gatalgatal
PDAM
PDAM
Bersih, tidak bau -
Bersih, tidak bau -
Ada
ada
Sekali-sekali
-
Pasrah saja
Pasrah saja
10 kg beras tiap hari raya
10 kg beras tiap hari raya
Keterangan
Hasil Wawancara Asma 60 Wanita
Hasil Wawancara Marsiah 30 Wanita
Belakang pabrik, tepi sungai Bau amis, kotor Gatal-gatal
Ibu rumah tangga Belakang pabrik, tepi sungai Bau amis, kotor Batuk
PDAM
PDAM
Bersih, tidak bau
Bersih, tidak bau
-
-
Tidak ada
Tidak ada
12
13
14
No . 1 2 3 4
Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan
5
Tempat Tinggal
6
Keluhan
7
Penyakit yang sering diderita Asal air untuk hidup Kondisi air untuk hidup Penggunaa n air sungai Keinginan pindah
8
9
10 11
6
Nelayan
Keluhan
11
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
Buruh pabrik Belakang pabrik, depan sungai Bau amis, kotor
6
10
Hasil
Wawancara Sukonto 32 Pria
Tempat Tinggal
9
Tabel 2. Hasil wawancara dengan masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik
Wawancara Anhar 31 Wanita
5
8
Sebagian besar limbah akhir yang dikeluarkan pabrik berwujud cair, tetapi masih ada yang berwujud padat. Limbah yang berwujud padat merupakan limbah yang lolos dari proses pemisahan dengan conveyer. Berdasarkan pengamatan, limbah padat tersebut yaitu sisik, kepala, ekor dan isi perut ikan. Bagianbagian ikan tersebut ikut hanyut keluar pabrik. Limbah yang dikeluarkan oleh pabrik A berwarna cokelat yang mengandung ampas berwarna putih serta terdapat minyak pada bagian atas limbah tersebut. Bau yang ditimbulkan oleh limbah tersebut sangat menyengat dan amis. Limbah tersebut berwarna cokelat karena tercampur dengan darah ikan (ikan lemuru). Selengkapnya dapat diamati dari Tabel 1.
Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan
Belakang pabrik, di tepi sungai
12
13
14
No . 1 2 3 4
rumah Usaha membuat minyak ikan Sikap terhadap situasi ini Santunan dari pabrik Keterangan Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan
5
Tempat Tinggal
6 7
Keluhan Penyakit yang sering diderita Asal air untuk hidup Kondisi air untuk hidup Penggunaa n air sungai Keinginan pindah rumah Usaha membuat minyak ikan Sikap terhadap situasi ini Santunan dari pabrik
8
9
10 11
12
13
14
No . 1 2 3 4
Keterangan Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan
5
Tempat Tinggal
6 7
Keluhan Penyakit yang sering
-
-
Pasrah saja
Pasrah saja
10 kg beras tiap hari raya Hasil Wawancara Ardi 29 Pria
10 kg beras tiap hari raya Hasil Wawancara Suparti 42 wanita
-
Ibu rumah tangga Belakang pabrik, tepi sungai
8
9
10 11
12
13
Belakang pabrik, depan sungai Gatal-gatal
PDAM
14
No . 1 2 3
Gatal-gatal
PDAM 4
diderita Asal air untuk hidup Kondisi air untuk hidup Penggunaa n air sungai Keinginan pindah rumah Usaha membuat minyak ikan Sikap terhadap situasi ini Santunan dari pabrik Keterangan Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan
Bersih, tidak bau
Bersih, tidak bau
5
Tempat Tinggal
-
-
6 7
Ada
Tidak ada
-
-
Keluhan Penyakit yang sering diderita Asal air untuk hidup Kondisi air untuk hidup Penggunaa n air sungai Keinginan pindah rumah Usaha membuat minyak ikan Sikap terhadap situasi ini Santunan dari pabrik
8
9 Pasrah saja
Pasrah saja 10
10 kg beras tiap hari raya Hasil Wawancara Samsiah 46 Wanita
10 kg beras tiap hari raya Hasil Wawancara Sriani 48 Wanita
Buruh pabrik Belakang pabrik, depan sungai Batuk
Blantik ikan
11
12
13
14 Belakang pabrik, depan sungai -
PDAM
PDAM
Bersih, tidak bau
Bersih, tidak bau
-
-
Ada
Ada
-
-
Pasrah saja
Pasrah saja
10 kg beras tiap hari raya Hasil Wawancara Hasan 96 Pria
10 kg beras tiap hari raya Hasil Wawancara Ani 65 Wanita
Belakang pabrik, tepi sungai -
Pengais minyak ikan Belakang pabrik, tepi sungai Batuk
Sumur
Sumur
Bersih, tidak bau
Bersih, tidak bau
-
-
Tidak ada
Tidak ada
-
Ada
Pasrah saja
Pasrah saja
10 kg beras tiap hari raya
10 kg beras tiap hari raya
Hampir semua limbah cair dari industri pengolahan ikan di
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
7
Muncar dibuang ke sungai yang berada di sekitar kawasan industri, selebihnya dibuang di selokan. Berdasarkan hal tersebut tentunya dapat menyebabkan pencemaran badan perairan yaitu sungai dan selokan, sekaligus mengganggu kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik maupun yang tinggal di sekitar sungai. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sampel masyarakat yang diambil berjumlah 10 orang, dimana 7 orang wanita dan 3 orang pria, sampel tinggal di sekitar pabrik dan sungai. Beberapa kebutuhan yang esensial seperti air, kesehatan dan tempat tinggal menjadi masalah penting, dimana masyarakat secara umum mengandalkan air dari PDAM , karena air dari sungai tidak lagi jernih dikarenakan limbah minyak, minyak akan menghalangi penetrasi sinar matahari yang menjadi sumber energi biota perairan, sehingga tidak akan ada lagi biota dan organisme penyeimbang ekosistem yang mampu hidup di sungai tersebut (Sudarmadji, 2004). Hal ini juga akan berpengaruh kepada pasokan air tanah yang berada di sumur masyarakat yang tinggal di sekitarnya, selengkapnya lihat Tabel 2. Dalam keadaan keadaan lingkungan yang tidak semakin membaik, masyarakat sekitar
mengeluhkan beberapa penyakit yang sering mereka derita akibat limbah yang ada, seperti batuk dan gatal-gatal. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar
1. Grafik keluhan penyakit yang sering diderita masyarakat sekitar pabrik
Secara umum masyarakat tersebut tidak berinisiatif untuk memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang menguntungkan, hanya sebagian kecil masyarakat tersebut yang mengolah limbah menjadi minyak ikan. Bagi masyarakat yang hanya bisa pasrah terhadap limbah buangan pabrik, limbah tersebut sangat merugikan masyarakat, tetapi bagi masyarakat pengais minyak ikan, limbah menjadi sangat menguntungkan karena dapat menghasilkan uang. Peralatan yang digunakan oleh para pengais minyak ikan dalam mengolah limbah yaitu Drum (100 L), Serok, Jerigen (20 L), Blek (12 L), Timba dan Kayu. Proses pengolahan limbah terdiri dari (1) Penyaringan Minyak, (2)
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
8
Penggodokan, (3) Penyaringan minyak ikan. Kehidupan para pengais minyak ikan sangat bergantung dengan adanya limbah dari pabrik, oleh karena itu, jika pabrik tidak melakukan produksi maka limbah yang keluar tidak ada dan para pengais minyak ikan tidak mendapat uang. Dalam mengolah minyak ikan para pengais minyak ikan melakukannya secara perorangan atau kelompok, ada yang berkelompok 1-2 orang (lihat Tabel 3)
15
Hasil sampingan
Jual limbah minyak mentah Rp. 1000/L
N o. 1 2 3
Keterangan
Hasil Wawancara Hasanah 35 Wanita
dikeringkan, dijual ke pabrik tepung Jusl sisa sisik ikan dari limbah Rp. 400/kg, kepala dan isi perut ikan Rp.1000/kg Hasil Wawancara Andre 30 Pria
2 orang Pengais minyak ikan 70 liter
1 orang Pengais minyak ikan 40 liter
40 liter
20 liter
Rp. 30.000/20 liter Rp. 1.500/ L
Rp. 15.000/20 liter Rp. 750/ L
Rp. 60.000 Rp. 30.000
Rp. 15.000 Rp. 15.000
Belakang pabrik A Sungai
Depan pabrik C Selokan
-
-
-
-
4 5 6
Jumlah minyak mentah Jumlah minyak proses Harga jual
7
Tabel 3. Hasil wawancara dengan masyarakat pengais minyak ikan N o. 1 2 3 4 5
6
Keterangan Nama Umur Jenis Kelamin 1 kelompok Pekerjaan
Jumlah minyak mentah Jumlah minyak proses Harga jual
7
8
9 10 11 12
13 14
Harga / Liter Hasil Hasil Perorangan Tempat kerja Pembuanga n limbah Daur ulang limbah hasil minyak ikan
Hasil Wawancara Yati 28 Wanita
Hasil Wawancara Sugiono 39 Pria
3 orang Pengais minyak ikan 50 liter
3 orang Nelayan, Pengais minyak ikan 200 liter
24 liter
140 liter
Rp. 15.000/12 liter Rp. 1.250/L
Rp. 35.000/20 liter Rp. 1.750/L
Rp. 30.000 Rp. 10.000
Rp. 245.000 Rp. 80.000
Selokan depan pabrik B Ke selokan
Belakang pabrik A
-
Limbah yang tidak bisa dibuat minyak
Nama Umur Jenis Kelamin 1 kelompok Pekerjaan
8
9 10 11 12 13 14
15
Harga / Liter Hasil Hasil Perorangan Tempat kerja Pembuanga n limbah Daur ulang limbah hasil minyak ikan Hasil sampingan
Masyarakat pengais minyak ikan menjual minyak ikan dengan harga yang berbedabeda, hal ini tergantung pada bagus tidaknya minyak ikan yang dihasilkan dari proses pembakaran minyak mentah. Minyak ikan proses yang kurang bagus dijual dengan harga murah sedangkan yang bagus dijual dengan harga yang mahal.
Ke sungai
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
9
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Produksi minyak ikan beberapa pengais minyak ikan No.
Nama
Volume Limbah (L)
Volume Minyak (L)
Randemen Hasil (%)
50
24
48
1
Yati
2
Sugiono
200
140
70
3
Hasanah
70
40
57,14
4
Andre
50
20
40
92,5
56
52,67
Ratarata
Selanjutnya berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui randemen hasil (persen keuntungan) dari masing-masing sampel pengais minyak. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik randemen hasil (keuntungan ratarata) pengolah (pengais) minyak ikan.
Selain membuat minyak ikan, beberapa pengais minyak mengumpulkan limbah padat pabrik seperti sisik, kepala, ekor dan isi perut ikan untuk diolah kembali menjadi tepung ikan. HalHasil ini relatif menguntungkan Harga/ / (lihat 3). Menurut L (Rp.) Orang Tabel (Rp.) masyarakat pengais minyak ikan, 1250 10000 minyak ikan digunakan sebagai 1750 80000 bahan campuran cat. 1500 30000Indikasi adanya 750 15000 pencemaran badan perairan di kawasan pabrik pengolahan ikan 1312,5 33750 Muncar yaitu: (1) Perubahan warna dan bau, dimana terdapat bau amis yang sangat menyengat dari limbah yang dikeluarkan atau dibuang ke sungai dan selokan, (2) Timbulnya endapan dan koloid yang disebut Blendet yaitu ampas atau sari minyak ikan yang tidak dapat diolah lagi yang umumnya berwarna hitam pekat. Limbah pabrik pengolahan ikan Muncar umumnya berbentuk cair, oleh karena itu dapat dilakukan cara penanggulangan pencemaran limbah tersebut seperti: (1) Pembuatan ruang rembesan, (2) Penjernihan diri sendiri (Self Purification) yang meliputi Degradation, Decomposition, Recovery dan Cleaner Water. (3) Pendirian pabrik pengolahan minyak ikan. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
10
1. Terdapat perubahan warna, bau dan endapan koloid di lingkungan perairan sekitar industri. 2. Penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat sekitar pabrik adalah batuk dan gatal. 3. Bagi masyarakat yang hanya bisa pasrah terhadap limbah buangan pabrik, limbah tersebut sangat merugikan masyarakat, tetapi bagi masyarakat pengais minyak ikan, limbah menjadi sangat menguntungkan karena dapat menghasilkan uang. 4. Kehidupan para pengais minyak ikan sangat bergantung dengan adanya limbah dari pabrik, oleh karena itu, jika pabrik tidak melakukan produksi maka limbah yang keluar tidak ada dan para pengais minyak ikan tidak mendapat uang 5. Randemen rata-rata pengolah minyak ikan yaitu 52,67%. 6. Cara penanggulangan pencemaran limbah cair dapat berupa: (1) Pembuatan ruang rembesan, (2) Penjernihan diri sendiri (Self Purification) yang meliputi Degradation, Decomposition, Recovery dan Cleaner Water.
(3) Pendirian pabrik pengolahan minyak ikan. Saran dari penelitian ini adalah: 1. Masyarakat harus lebih arif dan bijak dalam mengatasi masalah pencemaran limbah, pengolahan limbah kembali memang merupakan salah satu cara untuk mengurangi tingkat pencemaran yang ada, tetapi pada prosesnya, jangan sampai pengolahan kembali tersebut malah menimbulkan masalah pencemaran baru. 2. Kerjasama pihak pabrik dengan masyarakat seharusnya lebih ditingkatkan dalam usaha pengolahan limbah yang baik, agar alam dan ekosistem sekitar dapat sehat dan berguna untuk generasi selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Anggoro, S. 1996. Dampak Pencemaran terhadap Fisik-Kimia Air. Materi Kursus AMDAL. PPLH Undip. Semarang. [APHA] American Public Health Association, [AWWA] American Water Works Association. 1995. Standart Methods for the Examination of Water and
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
11
Waste Water. 17th Ed. Washington. Azwar, azrul. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya Connell, D.W., and G.J. Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Y. Koestoer [Penerjemah]; Terjemahan dari: Chemistry and Ecotoxicology of Pollution. UI-Press. Jakarta. Parmadi. 2002. Stabilitas Emulsi dan Efisiensi Enkapsulasi Minyak Ikan Lemuru. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Subchan,
Wachju. 2005. Ilmu Pengetahuan Lingkungan. Jember: Universitas Jember.
Sudarmadji. 2005. Pengantar Ilmu Lingkungan. Jember: Universitas Jember.
Bioshell vol.1. no.1 2012 hal. 1-12
12