Struktur Ketimpangan Ekonomi Nasional Ahmad Erani Yustika Jakarta, 3 Maret 2015
Pengantar • Ketimpangan pembangunan merupakan fakta global yang tak bisa disanggah, juga dialami Indonesia. Saat ini situasinya makin mencemaskan. • Industrialisasi menjadi sumbu pertama ketimpangan: efisiensi dan produktivitas menumpuk di sektor sekunder dan tersier; sektor primer tak bergerak. • Aset produktif (modal dan lahan) mengumpul ke sedikit pelaku ekonomi, baik oleh sebab mekanisme kebijakan (konsesi) maupun pasar (akumulasi profit) • Liberalisasi menjadi kutub ketimpangan baru: formasi kapital kian terkonsentrasi pada pelaku ekonomi tertentu dengan fasilitas tanpa batas
Perekonomian Nasional • Ketimpangan produktivitas antarsektor ekonomi sangat besar sehingga menjadi sumber disparitas antarsektor. • Ketimpangan antargolongan juga kian membesar, porsi 20% penduduk paling kaya semakin banyak mengambil kue ekonomi. Disparitas antarwilayah juga tak mengalami perbaikan meskipun otonomi daerah dijalankan. • Ketimpangan aset produktif (modal dan lahan) tak bisa dibantah, sehingga output ekonomi mengerucut ke pemilik aset. • Pertumbuhan upah sangat lamban dibandingkan dengan pertumbuhan aset (properti, saham, deposito, dll) • Kualitas tenaga kerja sangat menyedihkan, 67% hanya tamat SMP ke bawah. Mereka yang berpendidikan tinggi bekerja di non-tradeable sektor yang ekonominya tumbuh pesat.
Kontribusi Menurut Sektor (%) No
Sektor
2010
2011
2012
2013
2014-Q3
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
15.29
14.71
14.5
14.43
15.21
2
11.16
11.82
11.8
11.24
10.49
24.8
24.34
23.97
23.7
23.38
0.76
0.75
0.76
0.77
0.81
10.25
10.16
10.26
9.99
9.76
13.69
13.8
13.96 14.33
14.26
6.56
6.62
6.67
7.01
7.29
8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
7.24
7.21
7.27
7.52
7.49
9
10.24
10.58
10.81 11.02
11.32
3 4
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
Konstruksi Perdagangan, Hotel dan 6 Restoran 7
Pengangkutan dan Komunikasi
Jasa-jasa
Sumber: BPS, 2015
Kontribusi terbesar terhadap PDB adalah sektor-sektor tersier yang kurang menyerap tenaga kerja dan kurang berdampak pada sektor riil
Ketimpangan Sektor Ekonomi •
Terjadi ketimpangan antara sektor tradable dan non-tradable. Sumber pertumbuhan ekonomi didominasi oleh sektor non-tradable.
•
Sektor industri mengalami penurunan pertumbuhan yang drastis. Hal ini dikarenakan ketiadaan kebijakan dan startegi pembangunan industri di Indonesia.
•
Industri yang berkembang adalah industri yang mempunyai daya saing rendah karena ketergantungan bahan baku, barang modal, dan teknologi impor.
•
Pembangunan industri gagal membangun industri hilir yang berbasis pertanian dan pertambangan yang memiliki daya saing dan nilai tambah besar.
Perbandingan Pertumbuhan Sektor Tradable dan Non Tradable Sektor
1970-1984
1985-1997
1997-1998
1999-2006
2007-2012
Tradable Pertanian
3,7
2,9
-0,2
2,9
3,77
Pertambangan dan Penggalian
4,9
2,7
-0,3
0,6
2,31
Industri pengolahan Non-tradable Listrik, air & gas Konstruksi Perdagangan, hotel & restoran
11,4
10,3
-3,1
4,9
4,53
12,8 13 8
13,7 9,7 7,5
7,7 -14,5 -6,2
6,9 5,5 4,9
8.68 7,38 7,18
Pengangkutan & komunikasi
11,1
7,5
-4,1
9,6
13,43
Keuangan, real estat & jasa perusahaan
11,1
8,1
-10,3
4,7
6,85
8 6,7
4,6 6,3
-0,1 -4,2
4 4,4
6,19 5,99
Jasa-jasa PDB
Sumber: BPS, diolah
Rasio Gini Beberapa Negara Negara
Rasio Gini
Brazil
0,54 (2009)
Afrika Selatan
0,63 (2009)
Tiongkok
0,42 (2009)
Amerika Serikat
0,49 (2012)
Jerman
0,29 (2010)
Polandia
0,32 (2011)
Indonesia
0,41 (2013)
Sumber: World Bank dan sumber lain
Indeks Gini 0.45
0.41 0.41 0.413
0.4 0.35
0.363
0.32
0.33
0.38 0.364 0.35 0.37
0.3 0.25 0.2 0.15
Semakin besarnya nilai rasio gini menggambarkan kian melebarnya ketimpangan yang terjadi
0.1 0.05 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Distribusi Pendapatan Penduduk (%) 40% penduduk lowest income
40% penduduk middle income
20% penduduk high income
60 50 42.07
44.78
42.15
44.79 44.77
41.24
45.47
48.42 48.61 49.04
16.87 34.09
16.98 34.41
16.85 34.73
18.05 36.48
21.22 37.54
19.56 35.67
19.1 36.11
19.75 38.1
20
18.18 36.4
30
20.8 37.13
40
10 0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Data Distribusi Simpanan Berdasarkan Segmen Nominal (Agustus 2013) Nominal Simpanan
Rekening
%
Nominal (Rp Miliar)
125.685.740
97,59%
529.284,33
15,41%
100 juta-200 juta
1.409.632
1,09%
194.997,17
5,68%
200 juta-500 juta
942.606
0,73%
300.945,57
8,76%
500 juta- 1 miliar
393.466
0,31%
286.225,90
8,33%
2 miliar – 5 miliar
103.478
0,08%
323.402,12
9,41%
59.122
0,05%
1.526.429,43
44,44%
28.793.085
100%
3.435.188,06
100%
< 100 juta
> 5 miliar Total Sumber: LPS, 2013
%
Income Tax Rate 2014 (%) Indonesia 35 Australia 45 Austria 50 Chile 40 China 45 Denmark 55 Jerman 45 Hongkong 16 India 33 Singapura 20 Korea Selatan 38 Malaysia 26 Sumber: kpmg global tax
Tax Ratio Indonesia (%) 13.3 12.2
2004
12.5
2005
12.3
2006
12.4
2007
2008
11.1
11.2
2009
2010
11.8
11.9
2011
2012
12.2
12.4
2013
2014*
Tax Ratio stagnan, bahkan cenderung mengalami penurunan. Padahal pertumbuhan ekonomi diklaim cukup tinggi dan pertumbuhan kelas menengah cukup tajam.
Kemiskinan, Perdesaan, dan Ketimpangan Lahan •
Dari 28,6 juta orang miskin di Indonesia, sekitar 63% berada di perdesaan (September 2012)
•
Sekitar 32% nelayan hidup dg pendapatan < USD 1/hari (Data 2006 Dit.PMP-KKP)
Ketimpangan penguasaan lahan pertanian semakin tinggi
Luas Lahan Pertanian per Kapita (m2/orang)
Sumber: Rusastra, I.W. dkk. Land and Household Economy: Analysis of Agricultural Census 1983-2003 (PSE-Kementerian Pertanian)
12
Nilai Tukar Petani (%) 117.4
105.2
2005
105.8 101.2
100.6
2004
107.9
106.5
105.9
102.8
102.0
99.0
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014*
NTP tidak kunjung meningkat, akibatnya kesejahteraan petani semakin terpinggirkan. Penyebab utamanya adalah disparitas harga yang tajam antara harga di level petani dengan harga di level konsumen pada komoditas pertanian. Petani menerima harga di bawah harga keekonomiannya.
Kontribusi PDB Nasional (%) 70
58.7
60
50
Sekitar 82% PBD berasal dari Jawa dan Sumatera
40
30
2012 2013
2014 TWI
23.74
2014TWII
20
8.31
10
2.5
4.84
1.91
0
Sumatera
Jawa
Sumber: BPS diolah 2014
Bali dan Nusa Kalimantan Tenggara
Sulawesi
Maluku dan Papua 14
Perbandingan Ketenagakerjaan Beberapa Negara Uraian
Indonesia Malaysia Thailand
China
Angkatan Kerja
Juta orang
117.4
12.7
39.3
783.9
Bekerja
Juta orang
109.7
12.3
38.9
761.1
Formal
%
38
31
45
49
Informal
%
62
31
55
51
Juta orang
7.7
0.4
0.2 9.1 (rural)
6.56
3.2
0.6 4.1 (rural)
Penganggur Tingkat Pengangguran
%
Upah Minimun Terendah*
USD/bulan
99
157
146
78
Tertinggi**
USD/bulan
170
497
198
175
Sumber: Investor Daily, 2012
Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan (Sakernas, Februari 2013) Jumlah (Juta Orang) Angkatan Kerja
Bekerja
Menganggur
% Pekerja berdasarkan pendidikan
SD Ke Bawah
56,67
54,62
2,05
47,9%
SMP
22,11
20,29
1,82
17,8%
SMA
19,61
17,77
1,84
15,6%
SMK
11,03
10,18
0,85
8,9%
Diploma I/II/III
3,41
3,22
0,19
2,8%
Universitas
8,36
7,94
0,42
7,0%
Jumlah
121,19
114,02
7,17
100%
Pendidikan
Sumber: BPS, 2013
Persoalan Kualitas Tenaga Kerja dan Implikasi Formal 45,59 juta)
39,98%
Informal (68,43 juta)
60,02%
TK Menurut Pendidikan
Dominasi sekor informal disebabkan kualitas SDM yang hampir 50% berpendidikan <=SD Kondisi itu diperparah dengan minimnya angkatan kerja yang tidak memiliki keterampilan (94%)
Angkatan Kerja Minim Keterampilan
17
Pendidikan dan Produktivitas
SDM Sektor Pertanian terendah
Produktivitas (PDB Nominal/Tenaga Kerja) (Juta Rp)
Lebih dari 33 juta individu usia 18-60 tahun bekerja di berbagai lapangan pekerjaan, berstatus kesejahteraan 30% terendah
18
Upah Minimum • Pada 2004 rata-rata upah minimum regional sebesar Rp 458 ribu. Pada 2013 upah minimum regional rata-rata sebesar Rp 1.332 ribu (naik sekitar 200%). • Upah rata-rata industri kecil pada 2004 sebesar Rp 310 ribu dan 2013 sebesar Rp 590 ribu (naik sekitar 90%).
• Pada 2004 harga beras rata-rata Rp 2850/kg dan 2013 harga rata-rata Rp 8300/kg. • Pada 2004 upah minimum setara 160,7 kg beras dan pada 2013 upah setara 160,4 kg. • Sementara untuk di industri kecil, upah pada 2004 setara beras 108,7 kg dan pada 2013 setara hanya 71 kg (Data BPS, diolah).
Tarif Bea Masuk Beberapa Negara Kelompok Produk Produk hewan Produk susu Buah, sayur, tanaman Kopi, the Sereal & preparat Minyak biji, lemak, minyak Gula dan permen Katun Minuman & tembakau Produk pertanian lain Rata-rata produk pertanian Ikan & produk ikan Mineral & logam Petroleum Bahan kimia Kayu, kertas, dll . Textil Pakaian Kulit, alas kaki Mesin non-listrik Mesin listrik Peralatan transportasi Manufaktur, n,e.s. Rata-rata Produk non-pertanian Total Rata-rata
India 31,6 33,8 29,7 56,1 30,8 26,2 34,4 17 70,8 21,9 35,23 29,6 7,4 9 7,9 9,1 14,1 19,9 10,1 7,1 6,9 14,8 8.8 12,1 23,1
Vietnam 20,1 21,9 30,6 37,9 27,4 13,4 17,7 6 66,6 7,8 24,94 30,9 10,2 17,5 5,2 17,2 30,4 49,3 19 5,4 12,8 22,2 15,2 19,6 22,2
Jepang 13,9 169,3 12,7 15,6 72 12,3 24,5 0 14,4 5,7 34,04 5,5 1 0,6 2,2 0,8 5,5 9,2 12,9 0 0,2 0 1,2 3,3 18,0
Thailand 30,5 22,6 31,5 30,8 21,1 19,3 32 0 44,6 10,4 24,28 13,5 6,2 5,4 3,3 6,9 8,3 30,4 12,1 4,4 7,9 21 10,6 10,8 17,3
China 14,7 12 14,8 14,7 23,9 10,6 27,4 22 22,9 11,5 17,45 10,7 7,5 4,5 6,6 4,4 9,6 16 13,4 7,8 8 11,5 11,9 9,3 13,2
Indonesia 4,4 5,5 5,9 8,3 6,1 4 11 4 51,8 4,3 10,53 5,8 6,6 0,5 5,3 5 9,3 14,4 9 2,3 5,8 11,6 6,9 6,9 8,6
Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan RI (US$ Miliar) No
Tahun
Ekspor
Impor
Neraca
1
2004
71,58
46,52
25,06
2
2005
85,66
57,70
27,96
3
2006
100,80
61,07
39,73
4
2007
114,10
74,47
39,63
5
2008
137,02
129,20
7,82
6
2009
116,51
96,83
19,68
7
2010
157,78
135,66
22,12
8
2011
203,50
177,44
26,06
9
2012
190,04
191,67
-1,63
10
2013
182,57
186,63
-4,06
Sumber: BPS, 2013
Sumber: Diolah dari BI, 2014
Peranan investasi terhadap PDB di Indonesia mengikuti siklus ekonomi. Pada saat krisis terjadi pangsa investasi terhadap PDB cenderung menurun dan sebaliknya saat kondisi normal. Saat krisis minyak, keuangan global, dan krisis Eropa peranan investasi terhadap PDB rata-rata 25% dan menjadi sekitar 30% pada periode 2011-2013.
22
Pertumbuhan Ekonomi Tidak Banyak Memproduksi Lapangan Kerja
2013
2008 1% growth membuka lapangan kerja 436 ribu
1% growth membuka lapangan kerja 164 ribu
Turun 272 ribu 23
Debottlenecking infrastructure Infrastructure Quality (Ranking out of 133 countries)
Source: FDI Strategy Paper 2010, WEF
Negara dengan Struktur Ekonomi Kuat Indikator
HDI GDP (miliar USD)
Korea Selatan (2013)
0.90 (2012) 1,197.5
GDP growth (%)
2,8
Unemployment (%)
2,7
Gini Index
0,31 (2011)
Poverty (%)
16% (2009)
Income Share
Low (20%) High (20%)
Lanjutan… • Keadaan Tenaga Kerja di Korea (2013) – agriculture: 6.9%
– industry: 23.6% – services: 69.4%
• Ekspor (2013): 557.3 (miliar USD) • Impor (2013): 516.6 (miliar USD) • Komoditas Ekspor: – semiconductors, wireless telecommunications equipment, motor vehicles, computers, steel, ships, petrochemicals
Penutup • Menata struktur ekonomi dengan rapi sesuai dengan karakteristik sumber daya ekonomi dan tenaga kerja. Pendalaman industri berbasis pertanian, di wilayah pedesaan/laut, dan bertumpu koperasi/UMKM. • Disribusi aset dan mendinamisir sektor pertanian. Langkah paling mendesak adalah reforma agraria dan mengaitkan industri-pertanian. • Pajak progresif perlu dijalankan secara bertahap, termasuk mereformulasi liberalisasi ekonomi.
• Penguatan kapasitas tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas. Kebijakan upah perlu direformasi: mengurangi hambatan ekonomi yang menjadi beban pengusaha.