Struktur dan Mekanisme Ke~a untuk Mendukung Kine~a Program Studi; 8eberapa Pengalaman dan Pelajaran Dahrul Syah
Abstrak Tugas utama seorang pengelola Program Studi adalah memikirkan cara agar mahasiswa program studi tersebut lulus tepat waktu , memiliki IPK yang optimal serta mudah memasuki dunia karya. Untuk mencapai ketiga hal tersebut di atas dibutuhkan kepekaan dan ketajaman dalam mensinergikan berbagai faktor internal dan eksternal baik yang berhubungan dengan proses pendidikan itu sendiri maupun dengan alokasi sumberdaya. Untuk itu dibutuhkan orkestra kerja yang harmonis dan dalam perspektif inilah struktur dan mekanisme kerja harus diletakkan. Makalah ini akan mengurai keterkaitan berbagai prestasi dan capaian yang berhasil diraih oleh Program Studi Teknologi Pangan dari perspektif struktur dan mekanisme kerja yang telah diterapkan. Pengalaman menunjukkan bahwa upaya sinergitas menuntut adanya suatu grand scenario sehingga setiap orang mengetahui posisinya dalam kerangka pengembangan departemen/program studi secara keseluruhan. Untuk inilah dibutuhkan struktur dan mekanisme kerja yang runut dan logis.
I
Pendahuluan
Sesuai dengan dokumen perundangan yang ada program studi merupakan tempat diselenggarakannya pendidikan tinggi atas dasar kurikulum yang disusun oleh masing-masing perguruan tinggi. Ketua Program Studi harus berpikir keras agar paket pendidikan yang direncanakan berjalan dengan Ian car yang dicerminkan oleh indikator agregatif ketepatan waktu studi, IPK yang optimal dan kemudahan diterima oleh dunia karya. Berangkan dari kerangka pikir di atas, maka tupoksi utama seorang ketua program studi adalah menciptakan atmosfer yang kondusif sehingga proses pendidikan dapat terselenggara dengan optimal. Kondisi yang kondusif inilah yang pada akhirnya akan bermuara kepada berbagai prestasi program studi baik pada tataran departemen, program studi, staf pengajar maupun mahasiswa. Pengalaman dan pembelajaran menunjukkan bahwa prestasi-prestasi yang dicapai oleh program studi merupakan muara dari berbagai kegiatan yang berlangsung secara sinergis dan terencana. Dengan kata lain sinergi merupakan sesuatu yang direncanakan. Dengan kerangka pikir di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah ,
MAKALAH PADA WORKSHOP MANAJEMEN PROGRAM STUDI, UNIVERSITAS INDONESIA 13 DESEMBER 2013
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
menelaah dan menarik pelajaran dan pengalaman dalam menerapkan struktur dan mekanisme kerja tertentu dalam rangkai mencapai prestasi program studi.
Merangkai Faktor Internal dan Eksternal Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya penumbuhan sinergi faktor internal dan eksternal dapat ditinjau dari aspek proses pendidikan di program studi maupun alokasi sumberdaya. Untuk merangkai kedua hal ini telah dilakukan serangkaian upaya dengan berlandaskan kepada target-target program studi dan Departemen pada tingkat outcome. Dengan pendekatan ini, maka target-target program studi diuraikan lebih lanjut dalam rangkaian dan tahapan kerja yang harus dilakukan. Pekerjaan-pekerjaan ini lah yang kemudian diorganisir berdasarkan kesamaan karakter dan akhirnya diformulasi dalam suatu kegiatan pengembangan. Kegiatankegiatan pengembangan ini diwujudkan dalam suatu struktur dan mekanisme kerja di tingkat departemen sebagaimana disajikan pada Gambar 1. Pembahasanpembahasan capaian dan prestasi akan selalu dinisbatkan kepada struktur dan mekanisme kerja Departemen berikut ini. Badan Penasehal: (Guru Besar, Alumni, Industri Pangan dan Kepala Bagian
• Seh I (Admim.hasi d:m.I<~
• Sell" n (Allademik dan P~ang:m.)
J- ....' ... ,.., -.....
.- - - ..... - - ')
"
I
, I
1
I
I'
-----,,
,------
I:
I
P"'!;I'lnl Pendidikan
;=======;
: l.Pelayanan Admi• nistrasi bidans I Akademik,. Kema: hasiswaan dan , Staf : 2.PenselolaanFasiI Ulas Labomt<>I. rium danPenins: katan KemamI. puan Teknis : S .Peninska tan Peran , leT dalam Proses : . Bela jar Menga jar , 4 .Pensembansan , Labom. ti:>rium : AnaUs;' Pangan , Terakredilasi : 5.Pensembansan 1
F oodlndustri
:
T ..."hing Syst""
,,.
1 .implementasi danPensembansan Program Pendidikan: • Sarjana (S1)
S .Peninskatan Produktivilas PeneUtiandan Pubhlasi Ihniah 4 .Pensembansan Program Serlifibsi I
• Pases. sarjara.
(S2/SJ • Magister Profesi 2 .Peninskatan Mutu Proses Bela jar Mengajar
, ~
6.Pensembansan Kogia tan E1<stra-Ialrikuler danl<emahasislV8.an
7.l<egia tan I
--------_.1:
Uml p.. ndul.-ur.o
Gambar 1. Struktur dan mekanisme kerja Departemen IImu dan Teknologi Pangan
2
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
Struktur dan mekanisme kerja di atas merupakan panduan kerja bagi setiap staf di Departemen IImu dan Teknologi Pangan (ITP). Sebagaimana terlihat di dalam diagram ketua Departemen didampingi oleh dua orang Sekretaris Departemen yaitu bidang Administrasi dan Keuangan dan bidang Akademik. Ketua dan kedua orang sekretaris ini mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang digolongkan dalam unit pelayanan, outreach, akademik, penelitian serta mahasiswa dan alumni. Setiap kegiatan pada gambar di atas dikoordinir oleh seorang penanggung jawab kegiatan yang dikenal dengan nama Person in Charge (PiC). Mekanisme pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang PiC berikut indikatorindikator targetnya dibahas tuntas terlebih dahulu di awal tahun. Dengan demikian setiap PiC mengetahui dengan jelas, langkah-Iangkah kerja yang harus dilakukannya berikut tolok ukur keberhasilan melaksanakan kegiatan tersebut serta posisi pekerjaan tersebut dalam landscape pengembangan secara keseluruhan. Dua bulan sekali diadakan pertemuan untuk membahas kemajuan yang telah dicapai oleh setiap PiC.
Peran dalam Menggapai Prestasi Secara garis besar struktur dan mekanisme kerja pada gambar 1 dapat dikategorikan dalam unit pendukung yang memberikan layanan dan program akademik. Program layanan dan unit pendukung merupakan penjabaran lebih lanjut dari aspek alokasi sumberdaya sedangkan program akademik dibagi lebih lanjut dalam pendidikan, penelitian dan outreach serta mahasiswa dan alumni. Berikut akan diilustrasikan kontribusi beberapa kegiatan pada tingkat PiC dalam menggapai prestasi
Kontribusi Unit Layanan Unit Pelayanan merupakan unit yang mengelola suatu sumberdaya tertentu yang mendukung proses belajar mengajar di program studi. Jadi unit layanan ini memiliki dua tug as yaitu mengelola sumberdaya secara efisien pada satu sisi dan berkontribusi dalam pengayaan proses pendidikan pad a sisi yang lain. Untuk itu akan dilakukan pembahasan terhadap 2 unit layanan yaitu fasilitas komputer dan laboratorium analisis pangan terakreditasi. Penanggung jawab fasilitas komputer Departemen sekaligus memiliki tugas untuk memfasilitasi proses dan upaya pengayaan bahan ajar dengan muatan "information and communication technology" (ICT) sebagaimana dikutipkan dalam kotak berikut ini.
3
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
Kotak 1. Rincian tugas seorang PiC dalam unit layanan Koorclinator Kegiatan Peningkatan Peran rCf Dalam Proses BeIajar Mengajar (Ir. Arif Hart0yo,MSi)
Di bawah koordinasi Sekretaris Departemen bidang Akademik dan Pengembangan, wewenang, tanggung jawab dan lingkup tugas Koordinator Peningkatan Peran lCT Dalam Proses Belajar Mengajar adalah sebagai berikut : 1. Mengkoordinasikan pengelolaan fasilitas laboratorium komputer dan lCT. 2. Mengkoordinasikan teknisi di laboratorium komputer. 3. Memonitor dan selalu mengupayakan peningkatan penggunaan komputer dalam proses belajar mengajar. 4. Mengelola dan updating website lIP. 5. Mengidentifikasi bahan ajar elektronik yang dapat mendukung proses belajar mengajar. 6. Merencanakan kebutuhan peralatan audio visual dan komputer, beserta keperluan pemeliharaannya untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar. 7. Bertanggung jawab terhadap administrasi stock room kebutuhan komputer. 8. Membuat laporan keuangan kepada Sekdep AK setiap 6 bulan sekali. Terlihat jelas dalam uraian tugas di atas, bahwa seorang penanggung jawab tasilitas komputer tidak hanya bertugas menjaga keberlangsungan layanan komputer, tetapi juga bertugas memtasilitasi stat pengajar agar dapat memperkaya bahan ajarnya Selain itu, PiC bertanggung jawab pula terhadap dengan muatan ICT. keberlangsungan dan kemutakhiran website ITP. Dengan upaya tasilitasi ini, maka tidaklah mengherankan jika manajemen Departemen I Program Studi dapat mendorong stat pengajar (termasuk beberapa diantaranya Guru Sesar Senior) untuk berkompetisi dalam pengembangan "course content" dalam rangka "Global Distance Learning Network" (GDLN). Hasilnya sendiri sangat membanggakan yaitu berhasil memenangkan 7 grant dari 16 grant yang disediakan secara nasional. Pelaksanaan belajar jarak jauh secara"real time" telah berhasil dilaksanakan dengan Universitas Riau, Jambi, Udayanan dan Hasanuddin. lIustrasi di atas memperlihatkan bahwa aksi manajerial pada akhirnya akan berkontribusi dalam capaian-capaian prestasi pada tataran akademik. Pada tataran program studi, capaian ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah mata ajaran yang memasukkan dimensi ICT dalam proses belajar mengajarnya. Indikatorindikator inilah yang digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan Peningkatan Peran ICT dalam Proses Selajar Mengajar sebagaimana dikutipkan dalam kotak 2 berikut ini.
4
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KlNERJA PROGRAM STUDI
Kotak 2. Indikator keberhasilan PiC Peningkatan Peran ICT dalam proses belajar mengajar. No.
Indikator Kine~a
2007 (baseline)
2008
2009
2010
2011
1.
Jumlah bahan ajar (e-book) yang di-upload dalam website ITP (kumulatif)
NA
2
4
8
12
2.
Memenangkan lomba website
NA
4
1
1
1
3.
Jumlah anggota forum ITP
NA
NA
300
400
500
4.
Mata kuliah yang menggunakan 4 fasilitas Laboratorium Komputer
4
4
5
5
Kegiatan kedua yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan kontribusi unit layanan dalam menggapai prestasi adalah kegiatan Pengembangan Laboratorium Analisis Pangan Terakreditasi. Jenis akreditasi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah ISO 17025 yang telah dicapai oleh Laboratorium Jasa Analisis Pangan (LJAP) pad a tahun 2005 dan berhasil dipertahankan setelah serangkaian uji surveillan dan profisiensi serta reakreditasi yang dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Prestasi ini tidak lepas dari prestasi manajerial dibalik struktur dan mekanisme ke~a departemen. LJAP dipimpin oleh seorang penanggung jawab kegiatan yang lingkup tugasnya disajikan dalam kotak berikut. Kotak 3. Tugas dan tanggung jawab PiC Pengembangan Laboratorium Analisis 1.1.
Koordinator Pengembangan Laboratorium Analisis Pangan Terakreditasi (Dr.lr. Dede R. Adawlyah, MSi)
Di bawah koordinasi Sekretaris Departemen bidang Administrasi dan Keuangan, wewenang, tanggung jawab dan lingkup tugas Koordinator Pengembangan Laboratorium Analisis Pangan Terakreditasi adalah sebagai berikut: 1. Bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian semua aktivitas di Laboratorium Analisis Pangan. 2. Menjamin penerapan sistem mutu laboratorium analisis pang an sesuai dengan kebijakan yang sesuai dengan standar SNI-17025-2005 agar status laboratorium terakreditasi terpelihara. 3. Membantu menyusun pedoman anal isis rutin yang dilakukan Departemen. 4. Menjamin pencapaian mutu peke~aan teknis yang sesuai dengan komitmen pelayanan jasa pengujian dan menjamin konsistensi pengelolaan teknis laboratorium sesuai dengan standar yang ditentukan. 5. Mengkoordinasi pengembangan metode anal isis spesifik yang sesuai dengan kebutuhan industri pangan dan pengembangan keilmuan di Depar-temen ITP. 6. Bersama-sama Koordinator Laboratorium bertanggung jawab terhadap administrasi peralatan laboratorium, bahan habis dan alat gel as dan meren-canakan penggunaan sumberdaya laboratorium yang ada secara efisien. 7. Bersama-sama Koordinator Kegiatan Peningkatan Promosi Departemen ITP melakukan sosialisasi dan promosi laboratorium analisis pang an kepada stokeholder(industri pangan/pemerintah). 8. Membuat laboran administrasi keuangan bulanan dan melaporkan ke Sek-dep AK setiap 6 bulan.
5
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
Sebagaimana halnya PiC yang lain, penanggung jawab LJAP ini pun memiliki indikator-indikator kesuksesan sebagaimana disajikan pada kotak berikut ini. Kotak 4. Indikator kinerja penanggung jawab LJAP No.
1.
Indikator Kinerja
2007 (baseline)
2008
2009
2010
2011
10 35
11 40
12 45
Ruang lingkup terakreditasi (kumu-Iatif) Metode
6
Produk
15
7 30
2.
Jumlah institusi yang bekerjasama dalam analisis pangan (per tahun)
150
183
190
200
210
3.
Jumlah Instruksi Ke~a (IK) analisis yang dihasilkan (kumulatif)
10
15
20
25
30
4.
Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan pengembangan 3 metode anal isis (per tahun)
2
2
2
2
5.
Jumlah siswalmahasiswa magang (per tahun)
2
3
3
3
3
6.
Jumlah IK yang diadopsi dalam penuntun praktikum (kumulatif)
5
7
9
11
13
Dalam hal keterkaitan dengan proses pendidikan di program studi, kontribusi kegiatan ini terutama terlihat dalam indikator nom or 4. Keterlibatan mahasiswa dalam pengembangan metode anal isis tentu saja akan berkontribusi besar dalam perluasan wawasan yang secara empirik terbukti mampu memudahkannya memasuki dunia karya . Selain itu pengalaman staf pengajar dalam pengembangan metode analisis menurut ISO 17025 akan memperkaya bahan ajarnya dalam mata kuliah Analisis Pangan .
Kontribusi Kegiatan Akademik Mengacu kepada struktur dan mekanisme kerja Departemen (Gambar 1), analisisanalisis data evaluasi dalam rangka menemukan butir-butir untuk perbaikan Lingkup dikoordinasikan di kegiatan Peningkatan Mutu Proses 8elajar Mengajar. tug as dari koordinator kegiatan ini disajikan dalam kotak berikut ini.
6
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
Kotak 5. Lingkup tug as Kegiatan Peningkatan Mutu Belajar Mengajar Koordimtor Kegialan Peningkalan Mutu Pra;es BeIajar Mengajar (Siti Nurjanah,STP, MSi)
Di bawah , koordinasi Sekretaris Departemen bidang Akademik dan Pengembangan, wewenang, tanggung jawab dan lingkup tugas Koordinator Kegiatan Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar adalah sebagai berikut 1. Menyusun prosedur operasional standar bidang akademik yang diperlu-kan untuk perbaikan penyelenggaraan proses belajar mengajar. 2. Memverifikasi jadwal kuliah dan praktikum (bertindak sebagai anggota panitia jadwal dalam menyusun jadwal terpadu di tingkat IPB). 3. Bersama-sama Sekdep AP menyusun draft pembagian tugas mengajar setiap semester dan menghitung Beban kerja (F1E) tiap-tiap dosen, sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Kepala Bagian. 4. Bertanggung jawab terhadap tabulasi, analisis data absensi dan menghitung kecukupan persyaratan bagi mahasiswa untuk mengikuti UIS/ VAS. 5. Menganalisis data hasil evaluasi proses belajar mengajar dan merumuskan tindakan perbaikan untuk dilaksanakan pada periode berikutnya. Sedangkan indikator kinerja untuk kegiatan ini adalah sebagai berikut. Kotak 6. Indikator Kinerja Kegiatan Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar No.
2007 (baseline)
2008
2009
2010
2011
NA
Drat
Ada
Ada
Ada
3,20
3,25
3,30
3,30
50
80
85
90
100
Predikat Cum Laude
15
15
16
17
18
IPK> 3,50 (per tahun)
27,8
30,9
33,0
36,0
39,0
IPK< 3,00 (per tahun)
21,4
19,04
17,0
15,0
Indikator Kinerja
2.1. Program S1 Teknologi Pangan 1.
Ketersediaan SOP pelaksanaan aka-demik Nilai rata-rata EPBM dosen (per semester)
2.
Kuliah Praktikum
3.
Persentase penyerahan nilai tepat waktu (per semester) Persentase IPK Lulusan (per tahun)
4.
7
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
2007 (baseline)
2008
2009
2010
2011
Kuliah
3,10
3,10
3,20
3,25
3,30
Praktikum
NA
NA
3,00
3,10
3,20
2.
Persentasi mata kuliah yang meme-nuhi 14 minggu perkuliahan
NA
63
70
80
90
3.
Persentase penyerahan nilai tepat waktu (per semester)
NA
80
85
90
No.
Indikator Kinerja
2.2. Program S2/S3 IImu Pangan Nilai rata-rata EPBM dosen (per semester) 1.
Sejak pelaksanaan proyek QUE hingga saat ini, pemantauan dan evaluasi telah menjadi praktek sehari-hari di program studi Teknologi Pangan. Sesuai dengan prinsip perbaikan yang terus menerus dan pola Plan, Do, Check and Action (PDCA) maka tatacara dan lingkup evaluasi pun selalu disempurnakan dalam dua tahun terakhir. Dalam bidang pendidikan evaluasi dilakukan terhadap proses belajar mengajar dan ketepatan rencana dengan realisasi yang berkasnya turut dilampirkan dalam dokumen pendung. Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM) telah berhasil dimapankan pada tingkat universitas. Peran Departemen / Program Studi adalah memberdayakan data dan fakta ini untuk mendorong perbaikan yang terus menerus. Hasil olahan EPBM dipaparkan dan sekaligus dianalisis secara bersama dalam forum rabuan . Diskusi difokuskan kepada kriteria evaluasi yang memiliki nilai rendah. Berdasarkan diskusi ini, dapat dirumuskan akar masalah sekaligus solusisolusi yang tersedia. Contoh berikut dapat digunakan untuk mengilustrasikan proses di atas. Pada tahun 2007, salah satu butir evaluasi yang banyak mendapat nilai rendah dari mahasiswa adalah upaya dosen untuk memberi muatan moral dalam materi yang disampaikan. Salah satu dosen yang mendapatkan nilai tinggi untuk kriteria ini diminta memaparkan kiat-kiatnya dalam memberi muatan moral terhadap materi Setelah pemaparan, hampir semua dosen yang hadir yang diajarkannya. mendapatkan kesimpulan bahwa memberi muatan moral bukanlah hal yang sulit. Hal ini terbukti dari adanya perbaikan terhadap butir ini pad a saat evaluasi di tahun 2008. Staf pengajar yang mendapatkan nilai EPBM rata-rata di bawah 2,8 akan diajak berdiskusi oleh ketua program studi untuk mencari solusi perbaikan di masa berikutnya. Evaluasi lain yang dilakukandalam bidang pendidikan adalah kesesuaian antara rencana dengan realisasi proses belajar mengajar. Hasil evaluasi menunjukkan 8
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
kesesuaian yang mencapai 97 % antara rencana dengan realisasi , baik ditinjau dari segi jumlah maupun pengajar yang masuk ke kelas. Meskipun demikian, ketua Departemen tetap memanggil dosen yang belum melaksanakan tugasnya secara 100 % untuk mendiskusikan masalahnya secara bersama. Berdasarkan hasil diskusi ini, didapatkan berbagai alasan, data dan fakta serta pada akhirnya solusi terhadap permasalahan tersebut. Unjuk kerja staf pengajar dalam melaksanakan solusi hasil diskusi dipantau kembali di semester yang akan datang. Untuk kedua jenis evaluasi pendidikan tersebut di atas, data dan pengalaman menunjukkan bahwa kinerja merupakan fenomena yang sinusiodal. Dengan kata lain pasang naik dan surut dapat dijumpai dengan mudah dalam beberapa kali pemantauan dan evaluasi. Berdasarkan fakta ini maka fungsi manajemen program studi adalah menciptakan impuls-impuls secara kontinyu sehingga selalu tercipta tantangan untuk mencegah penurunan kinerja. Hal ini telah dilaksanakan dalam dua tahun terakhir melalui inovasi dalam penyelenggaraan kelas paralel, e-Iearning, pengembangan learning assessment tools dll. Impuls-impuls ini terbukti cukup ampuh untuk menimbulkan rangsangan baru bagi sedang berada di puncak dan menjadi lecutan bagi yang sedang berada di lembah. Cukup banyak temuan dan fakta yang berhasil digali berdasarkan data-data hasil evaluasi proses belajar mengajar. Selain fenomena kinerja yang sinusoidal dan impuls yang dibutuhkan untuk selalu merangsangnya, berhasil juga digali fakta berikut ini. •
Frekuensi mengajar tidak berkorelasi dengan hasil EPBM. Hal ini penting untuk menjawab kekhawatiran beberapa staf pengajar bahwa frekuensi mengajar yang lebih banyak akan berkontribusi negatif dalam pencapaian nilai EPBM oleh mahasiswa.
•
Untuk dosen yang sama, hasil EPBM mata ajaran yang berada di rumpun bagiannya cenderung menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan nilai EPBM dosen yang bersangkutan di mata ajaran yang berada di luar rumpun bagiannya. Dengan kata lain dosen dari bagian Mikrobiologi Pangan mendapatkan nilai EPBM yang lebih baik jika yang bersangkutan mengajar Mikrobiologi dibandingkan jika mengajar mata ajaran dari bag ian Pengolahan Pangan. Fakta ini telah mendasari penugasana-penugasan dosen di dua tahun terakhir.
Hal yang sama juga dilakukan terhadap PiC lain baik berada di unit layanan, pengabdian masyarakat, akademik, penelitian maupun mahasiswa dan alumni. Selain menetapkan cara dan target masing-masing PiC, mekanisme dan struktur kerja ini juga memberikan ruang yang luas terhadap umpan balik dari dosen dalam rangka perbaikan yang terus menerus. Kunci penting untuk dari proses ini adalah komunikasi yang lancar. Forum pertemuan minggunan (Rabuan) merupakan cara yang efektif untuk menampung berbagai saran dan kritik. Ketua dan sekretaris departemen menyarikan serta mengklasifikasi saran dan kritik ini. Masukan yang 9
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
berada pada tataran departemen/program studi akan ditindak lanjuti oleh manajemen departemen/program studi. Sedangkan hal-hal yang relevan dengan PiC akan didiskusikan dengan PiC masing-masing. Struktur dan mekanisme ke~a ini juga mejelaskan tentang pengelolaan tenaga kependidikan dan kemahasiswaan. Pembinaan tenaga kependidikan dikoordinir oleh Sekretaris bidang Administrasi dan Keuangan . Tugas pokok dan fungsi semua tenaga kependidikan tercantum dengan jelas di dalam buku panduan kerja. Untuk urusan-urusan dan layanan tertentu, peran dan tugas tenaga kependidikan ditulis dengan jelas di dalam SOP. Dengan demikian baik pemberi layanan (pada umumnya tenaga kependidikan) maupun penerima layanan (pada umumnya mahasiswa) mengetahui dengan jelas mekanisme kerja yang harus dilakukan. Untuk menggerakkan kegiatan kemahasiswaan, dua PiC disediakan khusus untuk ini yaitu pengembangan kegiatan ekstra kurikuler dan kemahasiswaan serta konseling mahasiswa. Dengan cara ini Himpunan Mahasiswa (HIMITEPA) memiliki partner yang jelas dalam menggodok dan mengelola kegiatannya. Selain itu dorongandorongan dapat diberikan dengan lebih sistematis. Hal ini pada akhirnya bermuara pad a berbagai capaian ekstra kurikuler mahasiswa baik pada tataran internasional (IMS, 1FT), nasional (berbagai jenis PKM) maupun pada tataran universitas.
Kontribusi kegiatan«egiatan lintas PiC Selain yang dapat ditelusur hingga pekerjaan pada tingkat PiC, terdapat banyak sekali capaian yang merupakan kontribusi berbagai PiC . Contoh pertama untuk hal ini adalah upaya mendapatkan "approval" dari Institute of Food Technologist (1FT) dalam kerangka akreditasi Internasional. Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan status approval I kesetaraan substansi (substantially equivalent) penyelenggaraan Program Mayor Teknologi Pang an IPB dari Institute of Food Technologist (1FT). Kesepadanan antara informasi yang diperlukan oleh 1FT dengan dokumen yang dipersiapkan disajikan dalam tabel berikut ini. Informasi yang diperlukan 1FT
Tertuang dalam dokumen yang disusun
the organization , teaching faculty and physical facilities
Buku Profil , Buku Katalog, Website
details of the curriculum
Buku Katalog, Website
content element and the background courses
Buku Katalog, Course Design, Coverage of Core Competence
the learning outcomes for each course
Course Design
That the learning outcomes of each course are assessed
Website, Learning Assessment
10
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
Keberhasilan membangun matrik antara kompetensi yang disyaratkan oleh 1FT dengan mata kuliah yang diberikan di program studi Teknologi Pangan tidak dapat dilepaskan dari kesuksesan melakukan penataan program mayor dan minor di tingkat IPS. Melalui penataan ini maka program studi dapat meletakkan fokus pendidikannya dengan lebih baik sehingga lebih mudah dalam memenuhi standar dan prasyarat 1FT. Akreditasi internasional pada akhirnya harus didukung oleh proses pendidikan yang lancar. Untuk menjamin hal ini telah diterbitkan 3 buah Standard Operating Procedures yang menjadi acuan kerja sehari-hari seluruh insan ITP. Capaian lintas PiC kedua yang ingin dibahas dalam makalah ini adalah pengembangan praktikum terpadu. Model ini dikembangkan untuk mencapai kompetensi Lulusan Mayor Teknologi Pangan yaitu kompeten dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi pangan serta prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen pad a sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan, distribusi, pemanfaatan bahan pangan yang baik, aman dan bermutu, maka mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman praktis untuk menerapkan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi pangan secara komprehensif dalam kegiatan proses produksi di industri pangan, sehingga mahasiswa dapat men genal kondisi nyata di industri pangan. Dengan alasan tersebut, maka dirancang model Praktikum Terpadu Pengolahan Pangan yang penekanan utamanya pada upaya untuk memberikan pemahaman dan pengalaman secara komprehensif tentang kegiatan produksi dan bisnis di industri pangan dengan berbekal pada pengetahuan yang telah diperoleh mahasiwa pada mata kuliah/praktikum yang telah diambil sebelumnya. Dalam kegiatan praktikum terpadu ini, mahasiswa secara mandiri melaksanakan simulasi dalam mengelola sebuah model industri pangan. Kegiatan praktikum terpadu juga menjadi wahana bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan soft skillnya, yaitu dalam mendemonstrasikan kemampuan komunikasi lisan dan tulisan tentang aspek teknis secara baik, berfikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan dan menyesuaikan dengan situasi terkini, bekerja secara efektif dengan orang lain, memimpin dalam berbagai situasi, mengelola waktu secara efektif, merumuskan strategi pelaksanaan pekerjaan secara optimal, dan menangani berbagai kegiatan secara simultan pada berbagai kondisi, bekerja dengan individu yang memiliki beragam latar belakang untuk mencapai hasil maksimal dengan mengedepankan integritas profesional dan nilai-nilai etika, merumuskan strategi untuk selalu belajar, mencari, merunut, menyarikan informasi dari berbagai sumber dalam rangka pemecahan berbagai masalah secara kritis. Serdasarkan jabaran di atas, maka Praktikum terpadu merupakan wahana yang cocok untuk memadukan peningkatan kompetensi mayor terkait ketrampilan teknis (technical skill) dan kecakapan hidup ("soft skills") secara simultan . Dalam rangka proses akreditasi internasional oleh Institute of Food Technologist (1FT), Praktikum terpadu dijadikan contoh "capstone course" yang sangat cocok, karena 1FT telah
11
STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI
merumuskan kompetensi minimal program pendidikan teknologi pangan, baik berhubungan kompetensi technical skill maupun soft skill. Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa praktikum terpadu yang berjalan lancar merupakan hasil sinergi kerja berbagai pihak, baik para PiC, staf pengajar lain, teknisi dan tenaga administrasi. Pelaksanaan praktikum terpadu yang dilaksanakan selama dua minggu dan 8 jam sehari menuntut pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya belajar yang optimal. Dengan kata lain kolegialitas yang kompak dan tanggung jawab yang jelas merupakan prasyarat untuk lancarnya praktikum terpadu dan ini hanya dimungkinkan dengan adanya struktur dan mekanisme kerja yang jelas.
Penutup Dari uraian di atas terlihat bahwa struktur dan mekanisme kerja Departemen dengan tanggung jawab, cara kerja dan target-target yang jelas dapat memfasilitasi tumbuhnya capaian-capaian unggul program studio Titik tolak ini dapat digunakan dalam membedah karya unggul yang telah dicapai oleh PROGRAM STUDI dalam dua tahun terakhir. Kata program studi sengaja ditampilkan khusus, untuk memberi penekanan bahwa yang diuraikan dalam karya tulis ini adalah capaian program studi / departemen secara keseluruhan dan bukanlah Ketua Program Studi seorang. Selain itu perlu juga diutarakan disini bahwa capaian dua tahun terakhir tidak bisa dilepaskan dari capaian-capaian tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu capaian program studi dua tahun terakhir harus dipandang sebagai suatu kontinum dari ketua-ketua program studi sebelumnya.
Acuan Kusnandar, F., L. Nuraida, R. Dewanti, Subarna, D.R. Adawiyah , H.N. Lioe. 2008. Penuntun Praktikum Terpadu Pengolahan Pangan; Teknologi Produk Pasta. Departemen IImu dan Teknologi Pangan, IPB. Kusnandar, F., Palupi, N.S., Syah, D., dan Nurjanah, S. 2009. Prosedur Operasi Baku Penyelenggaraan Kuliah dan Praktikum. Departemen IImu dan Teknologi Pangan, IPB Palupi, N.S., Kusnandar, F. dan Syah, D. 2009. Panduan Kerja; Deskripsi Lingkup Tugas, Wewenang, Tanggung Jawab dan Indikator Kinerja Tahun 2009-2012. Departemen IImu dan Teknologi Pangan, IPB Palupi, N.S. Kusnandar, F., Nurjanah, S., Syah, D., Purnomo, E.H., Herawati, D. 2009. Prosedur Operasi Baku Penyelesaian Tugas Akhir dan Ujian Sa~ana. Departemen IImu dan Teknologi Pangan, IPB
12