STRATEGI SEKOLAH DALAM MEMBENTUK TENAGA KERJA TERAMPIL UNTUK BIDANG OTOMOTIF DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Infan Ade Rundhana, Ranto, Ngatou Rohman. Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, FKIP, UNS Kampus V FKIP UNS Jl. Ahmad Yani No. 200 Pabelan, Surakarta, Tlp/Fax (0271) 716266 Email:
[email protected] ABSTRACT The objectives of research are: (1) SMK graduates knowing the expected competencies for automotive sector. (2) Knowing the criteria for skilled labor produced by SMK to enter the working world. (3) Knowing SMK strategy in the form of skilled labor. This study belonged to a qualitative research with descriptive qualitative reseacrh method. The data source was obtained from the interview with informant, document, and archive as well as field observation. The sampling technique used was purposive sampling, by selecting the informants considered as knowledgeable about information consistent with the research problem. Technique of analyzing data used in this research was an interactive analysis one encompassing three component: data display, data reduction, and conclusion drawing. The conclusions of research were: (1) SMK strategy in the form of skilled people, including: (a) Increase the quality of teachers with some training and evaluation in PKG. (b) The division of teaching tasks appropriate to their area of expertise. (c) Providing facilities which support the learning progam planing. (d) Applying appropriate learning methods to student. (e) Introduce the tool in the industry work to students. (f) Giving additional hours for students who do not understand the lessons. (g) Managing practise and classroom space as well. (2) Criteria for skilled labor, including; (a) Capable of completing any work for their duty. (b) Have basic skill to complete the work in accordance with the skill. (c) Have ability and willingness to harrwork. (d) Have willingness to constantly learn new things related to work to add to the experience in translating work. (e) Can and projecting the type of work assigned. (3) SMK graduate labor competencies expected for the automotive, among other: (a) Able to repair hydraulic systems and air compressors. (b) Can using tooling hand equipment. (c) Can do welding prosedure. (d) Care implement prosedures and servicing the fuel system. (e) Repair clutch unit and system componet. (f) Repair wheel drive shaft. (g) Repair the wheel n rubber. (h) Repair minor damage electrical system circuit. (i) improve the brake system. (j) Repair the suspension. (k) Repair the power steering. (l) Repair system starter and charging system. Key Words: School strategies to form a skilled workforce automotive field. A. PENDAHULUAN Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau
bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Di SMK,terdapat banyak sekali Program Keahlian. SMK merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang 1
memiliki kemampuan, ketrampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat menggembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Apapun jenis progam pendidikan pada sekolah menengah kejuruan (SMK ) tidak lain muara lulusannya agar mereka memiliki kemampuan, serta ahli di bidang ilmu tertentu. Selanjutnya mampu dan terampil di aplikasikan untuk dunia kerja. Oleh sebab itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangat berbeda dengan sekolah menengah lainnya seperti SMU/SMA. Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat sebesar 10,01 juta orang mengganggur pada Agustus 2013, hal ini merupakan indikator rendahnya penyerapan tenaga kerja oleh dunia kerja serta masih kurangnya kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah menengah kejuruan dinilai belum cukup membekali siswa supaya siap kerja karena kurang melakukan praktik kerja di lapangan. Akibatnya sampai sekarang umumnya perusahaan masih kesulitan mencari tenaga terampil lulusan SMK. Berdasar beberapa uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ STRATEGI SEKOLAH DALAM MEMBENTUK TENAGA KERJA TERAMPIL UNTUK BIDANG OTOMOTIF DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA”. B. LANDASAN TEORI 1. Konsep Strategi Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) pengertian strategi adalah “ perencanaan yang cermat mengenai suatu kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. Sebuah organisasi dalam usaha
merealisasikan tujuannya sangat memerlukan strategi yang tepat sehingga tujuan dapat tercapai dengan sempurna dan dalam waktu yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sekolah kejuruan adalah merupakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan demi kemajuan pendidikan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah kejuruan adalah melahirkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga hasil atau produk lulusan dari sebuah sekolah kejuruan dapat segera memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain (2002: 5) berpendapat Strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan beertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dalam pembelajaran, strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan antara pendidik dan anak didik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 2. Tugas dan Fungsi SMK Sekolah Menengah Kejuruan adalah Sekolah yang dikembangkan untuk menyiapkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga kerja terlatih memasuki dunia kerja yang menguntungkan bagi dirinya. SMK memiliki tugas antara lain: (1) mengembangkan skill, kecakapan, sikap, apresiasi kerja, kebiasaan kerja, bermakna, dan produktif; (2) mempersiapkan seseorang untuk bekerja; (3) memberdayakan individu untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang layak; (4) berkaitan dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan; (5) ada pengawasan dari masyarakat luas; dan (6) menguntungkan bagi diri siswa sebagai pekerja. Fungsi SMK dalam mempersiapkan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk mengembangkan perekonomian daerah mencakup dua dimensi: (1) dimensi kuantitatif, yaitu yang berkaitan dengan fungsi program pendidikan SMK dalam memasok tenaga 2
kerja terdidik dan terampil sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja yang ada di daerah, dan (2) dimensi kualitatif, yaitu menyangkut fungsinya sebagai penghasil tenaga kerja terdidik, terlatih dan terampil yang akan menjadi sumber penggerak (driving force) pengembangan perekonomian daerah. 3. Tenaga Kerja Terampil Wawasan pengembangan SDM dalam frame kebijakan link and match berencana dan berusaha menempatkan pendidikan kejuruan sebagai sub-sistem pembangunan nasional. Pengembangan SDm menuntut penyelenggaraan pendidikan di SMK tidak sebatas proses persekolahan sebagai layanan sosial pemenuhan kebutuhan akses pendidikan dan kewajiban belajar bagi masyarakat, tetapi lebih kepada kesungguhan untuk meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bersaing memperebutkan pasar tenaga kerja dan bersifat produktif. Masih sejalan dengan pemikiran Wardiman (1998), SMK harus dapat diprogramkan untuk menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi penguasaan IPTEK, produktif, sebagai aset bangsa berpenghasilan sendiri, unggul dalam kompetisi menghadapi persaingan global, berkembang secara berkelanjutan. Secara terus menerus SMK harus mengukur kualitas pendidikannya menggunakan ukuran atau standar dunia kerja, cara kerja sesuai persyaratan teknis dunia kerja. Dengan demikian diklat di SMK membutuhkan pengujian oleh pihak dunia kerja dalam bentuk uji kompetensi. Pendek kata SMK harus berkemampuan sebagai pusat pengembangan budaya industri. C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanaan di SMK Negeri 2 Surakarta. Obyek penelitiannya adalah Progam Keahlian Teknik Otomotif. Pemilihan tempat ini dikarenakan penulis telah mengetahui keadaan obyek penelitian yang sebenarnya dan didasarkan pada
dukungan terhadap data yang diperlukan. Penelitian dilaksanakan pada bulan april 2015. 2. Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk peneliti ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Strategi penelitian sangat tergantung pada penelitian yang dipilah. Acuan yang dipakai dalam strategi penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian ini di antaranya: a. Eksploratif Eksploratif memiliki tujuan untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep atau pola yang di gunakan dalam penelitian. b. Deskriptif Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. c. Eksplanatif Penelitian eksplanatif atau eksplanatori adalah penelitian bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada. 3. Sumber Data Data-data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang akan digali dari beragam sumber data. Jenis sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbersumber terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengadakan wawancara langsung dengan responden penelitian, antara lain: 1) Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta. 2) Ketua Progam Studi Keahlian Teknik Otomotif. 3
3) Guru Progam Keahlian Teknik Otomotif. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, dan mendukung data-data primer. Data sekunder diperoleh dengan jalan mempelajari, membaca, dan mencatat buku-buku, dokumen-dokumen, serta laporan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya: 1) Data-data sekolah meliputi: visi, misi, struktur organisasi, progam tahunan, progam semester, dan Rencana Progam Pembelajaran. 2) Arsip, referensi, dan dokumen resmi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. 4. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yang merupakan teknik cuplikan (sampling) yang bersifat selektif dengan menggunakan keinginan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya dan lain-lain. Peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu tentang permasalahan yang akan diteliti, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk menghasilkan data yang objektif, perlu diperhatikan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul atau pengambil data. Sesuai dengan pendekatan penelitian dan jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan meliputi: a. Wawancara Metode wawancara adalah proses tanya jawab antar dua orang yang dilaksanakan secara sistematis yang pelaksanaannya secara lisan untuk memperoleh keterangan dari responden. b. Observasi Langsung
Suharsimi Arikunto (1993:128) “Kegiatan observasi meliputi kegiatan pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan terhadap kegiatankegiatan yang ada kaitannya dengan persepsi perotomotifan terhadap ketrampilan lulusan SMK. c. Mencatat Dokumen Menurut Lexy J. Moleong (2001:161) menjelaskan bahwa “ Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Dengan demikian metode ini untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan melihat atau meniliti dokumen”. 6. Validitas Data Dalam penelitian ini, untuk memperdalam tingkat kepercayaan atau teknik pemeriksanaan keabsahan data, dipergunakan triangulasi. Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam triangulasi data lebih menekankan pada sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain. Peneliti mengumpulkan berbagai data mengenai Strategi SMK Dalam Membentuk Tenaga Kerja Terampil dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber ini kemudian di uji validitasnya dengan triangulasi data (sumber). Wawancara Data
Validitas Data
Observasi Dokumen
Gambar 1. Teknik Validitas Data 7.
Analisis Data Analisis data dilakukan apabila data telah terkumpul. Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami pleh setiap peneliti kualitatif. Tiga komponen utama tersebut 4
adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, (3) penarikan kesimpulan serta veriikasinya. 8. Prosedur Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan akan direncanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Persiapan Penelitian Kegiatan persiapan ini meliputi perijinan, penyusunan strategi pengumpulan data, strategi penelitian dan persiapan yang menyangkut alatalat bantu pengumpulan data. b. Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data ini meliputi tentang pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara, arsip dan dokumen serta observasi langsung. Kemudian melakukan review dan pembahasan data yang telah terkumpul. Setelah itu mengelompokkan data yang sesuai dengan kelompoknya masingmasing. Hal ini akan memudahkan untuk analisis data dan pengolahan data. c. Analisis Data Kegiatan analisis dan pengolahan data ini meliputi pengujian data, analisis, dan pengolahan data. d. Penyajian Simpulan/hasil Simpulan data yang dihasilkan berupa laporan yang bersifat deskriptif kualitatif mengenai Strategi SMK Dalam Membentuk Tenaga Kerja Terampil Untuk Bidang Otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta. D. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Lokasi penelitian a. Deskripsi Umum SMK Negeri 2 Surakarta Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta, dirintis sejak tahun 1952 dan telah mengalami berbagai perubahan sesuai dengan periodenya. Pada tanggal 1 Juli 1952 berdirilah sekolah yang diberi nama STM Solo berlokasi di Gendengan Solo, lokasi ST Negeri Solo, yang sejak tahun 1998 menjadi SMP
Negeri 24 dan SMP Negeri 25 Surakarta. Jurusan yang di buka saat itu adalah bangunan, mesin dan listrik. Pada tanggal 22 Juli 1952 terbit surat Keputusan Menteri Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 3095/B. Maka STM Solo resmi menjadi STM Negeri Solo dengan pimpinan Bp. Ir. Frederik Camalius Lovis Olden. SMK Negeri 2 Surakarta terletak di dalam Kota Surakarta, lokasi sangat strategis dan dekat dengan Gelora manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan olah raga. Luas sekolah kurang lebih 23.150 m2. b. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-Nilai Sekolah Sebagai sekolah negeri SMK N 2 Surakarta berusaha membantu pemerintah baik tingkat daerah maupun pusat dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkarakter sebagai iron stock yang unggul terutama di tingkat menengah demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional melalui visi, misi, tujuan, kebijakan mutu dan etos kerja sekolah, SMK N 2 memiliki visi dan misi sebagai acuhan kerja untuk meraih hasil yang terbaik. c. Kebijakan Mutu Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta sesuai dengan visi dan misi sekolah, tujuan, nilai, menyadari bahwa keberadaan sekolah sangat tergantung kepada stakeholder. SMK Negeri 2 Surakarta bertekad untuk mengutamakan kepuasan para pelanggan dengan senantiasa melaksanakan Perbaikan Berkelanjutan Sistem Manajemen Mutu dan berusaha untuk memenuhi persyaratan pelanggan. SMK N 2 Surakarta bertekad membentuk tamatan yang tangguh dan kompeten. 2. Deskripsi Permasalahan Penelitian a. Strategi SMK Dalam Membentuk Tenaga Terampil Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa, Kepala Sekolah sebagai pimpinan tertinggi di Sekolah mempunyai hak menentukan kebijakan sekolah antara lain menentukan 5
pembagian tugas mengajar kepada guru sesuai dengan bidang keahlian masingmasing. Beliau juga mengatakan Setiap guru mempunyai kompetensi yang tidak sama. Senioritas juga perlu diperhatikan dalam hal ini sesuai dengan kompetensi masing-masing. Kelas XII diserahkan kepada guru yang sudah berpengalaman karena menjadi penentuan baik tidaknya lulusan kelak. Pembagian jam disesuaikan dengan sertifikasi yaitu minimal 24 jam dalam 1 minggu. Apabila guru merasa tidak sanggup untuk mengemban tugas tersebut diijinkan untuk mencari sekolah lain dengan materi ajar yang sama. Kurikulum 2013 yang kita pakai mewajibkan dalam seminggu kita ada 48 jam pelajaran. Dalam meningkatkan mutu kualitas SMK 2 kami menambah menjadi 54 jam, tentunya sesuai dengan kebijakan sekolah. SMK mempunyai Basic school management untuk mengatur hal tersebut.dalam hal ini siswa yang lebih diuntungkan karena dapat memperoleh tambahan waktu belajar. Administrasi sekolah disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada. SMK 2 ini menggunakan kurikulum 2013, peraturan dari tingkat pusat, daerah atau peraturan sekolah disampaikan langsung kepada guru dalam rapat sekolah tujuannya adalah untuk memberikan informasi sehubungan dengan proses pembelajaran. Sekolah juga mempunyai rencana untuk mengunggah RPP di situs SAS ( Sistem administrasi Sekolah), sehingga guru yang lupa tidak membawa RPP bisa langsung mengakses situs tersebut. Strategi adalah suatu cara untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam Sekolah Strategi guru dalam mengajar sangatlah penting. Salah satu cara yang digunakan di SMK 2 adalah dengan metode demontrasi dan diskusi. Guru mendemonstrasikan, siswa dapat memahami dengan cepat di banding dengan menggunakan media power point ataupun fotocopi. Setelah guru mendemonstrasikan kemudian siswa
mempelajari, dari situ akan timbul permasalahan yang nantinya akan ditanyakan langsung kepada guru yang bersangkutan. Ada juga metode pembelajaran siswa aktif, yaitu posisi guru sebagai fasilitator. Penataan ruang kelas di buat baik agar siswa dalam proses belajar mengajar dapat mengikuti dengan baik tanpa terganggu dengan ruang kelas yang kotor, berantakan dan tidak rapi. Sirkulasi udara atau ventilasi juga merupakan hal yang penting dalam penataan ruang kelas agar siswa tidak merasa gerah dan cukup oksigen. b. Pendidikan Tenaga Terampil Hasil wawancara diperoleh informasi bahwa untuk membentuk siswa agar dapat menjadi tenaga kerja terampil ada beberapa cara. Cara yang paling utama adalah kaitannya dengan pendidik atau guru. Banyak pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh SMK Negeri 2 Surakarta untuk guru baik yang dilaksanakan dari pihak sekolah dan direktorat. Hal ini berlaku bagi semua guru baik ketrampilan kejuruan maupun normatif adatif. Kelengkapan fasilitas juga berperan penting untuk membentuk lulusan SMK yang terampil. Semakin bagus fasilitas yang digunakan oleh siswa semakin baik pula hasil yang akan dicapai. Keseimbangan antara teori dan praktek juga harus diperhatikan, dalam hal ini pembagian jam antara teori dan praktek diserahkan langsung kepada guru. Guru mempunyai hak untuk memilih cara mengajar agar memperoleh hasil yang maksimal. Kaitannya dengan kegiatan praktek di SMK 2, biasanya siswa dibekali dengan teori terlebih dulu baru kemudian praktek. Hubunganya dengan tenaga terampil berarti siswa dituntut untuk lebih menguasai praktek lapangan daripada teori, antara 70% untuk praktek dan 30% untuk teori. Pemakaian alat praktekpun tidak boleh 100% karena efisiensinya tidak bagus, maksimal pemakainnya adalah 80% dan yang 20% untuk persiapan dan perbaikan. Pengaturan tempat praktek/lab 6
juga harus diperhatikan, di SMK 2 tempat praktek antara kelas X dan XI berbeda karena karakteristik pembelajarannya juga berbeda. Untuk kelas X dipusatkan pada pengenalan alat, cara kerja dan fungsi, masih bersifat hafalan. Kelas XI sudah pada pengenalan, membongkar dan memasang, sifatnya mencocokan dengan teori yang sudah disampaikan pada awal semester. c.
Kriteria Tenaga Terampil Untuk dapat bekerja di dunia industri, seorang tenaga kerja harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan, diantaranya: 1) Mampu menyelesaikan setiap pekerjaanyang ditugaskan. 2) Memiliki skill dasar untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. 3) Memiliki kemampuan dan kemauan untuk bekerja keras. 4) Memiliki kemauan untuk selalu belajar hal-hal baru yang berkaitan dengan pekerjaan guna menambah pengalaman dalam bekerja. 5) Mampu menerjemahkan dan memproyeksikan jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan. d. Kompetensi Tenaga Kerja Lulusan SMK untuk Bidang Otomotif Hasil wawancara dari ketiga narasumber yaitu Wakil Kepala Sekolah 1 bagian Kurikulum, Kepala Kompetensi Keahlian Teknik Otomotif dan Guru Keahlian Teknik Otomotif dapat diketahui bahwa kompetensi lulusan SMK yang diharapkan oleh industri otomotif sebagai berikut: 1) Mampu memperbaiki sistem hidrolik dan kompresor udara. 2) Mampu menggunakan peralatan perkakas tangan. 3) Mampu melaksanakan prosedur pengelasan. 4) Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.
5) Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian 6) Memperbaiki poros penggerak roda. 7) Memperbaiki roda dan ban. 8) Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan . 9) Memperbaiki sistem rem. 10) Memperbaiki sistem suspensi. 11) Memperbaiki sistem kemudi. 12) Memperbaiki sistem starter dan pengisisan. E. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan deskripsi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Strategi SMK Dalam Membentuk Tenaga Terampil 1) Meningkatkan mutu kualitas guru dengan mengadakan pelatihanpelatihan dan evaluasi dalam Penilaian Kinerja Guru (PKG). 2) Pembagian tugas mengajar yang tepat sesuai dengan bidang keahlian. 3) Menyediakan sarana penunjang yang mendukung kegiatan penyusunan rencana progam pembelajaran. 4) Menerapkan metode pembelajaran yang tepat kepada siswa. 5) Mengenalkan alat-alat di industri dunia kerja kepada siswa. 6) Pemberian jam tambahan bagi siswa yang kurang memahami materi. 7) Mengelola ruang praktek dan kelas secara baik. b. Kriteria Tenaga Terampil Seorang tenaga kerja harus memenuhi persyaratan atau yang telah ditentukan oleh perusahaan, diantaranya: 1) Mampu menyelesaikan setiap pekerjaan yang ditugaskan. 2) Memiliki skill dasar untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. 7
3) Memiliki kemampuan dan kemauan untuk bekerja keras. 4) Memiliki kemauan untuk selalu belajar hal-hal baru yang berkaitan dengan pekerjaan guna menambah pengalaman dalam bekerja. 5) Mampu menerjemahkan dan memproyeksikan jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan. c. Kompetensi Tenaga Kerja Lulusan SMK untuk Bidang Otomotif Kompetensi lulusan SMK yang diharapkan untuk bidang otomotif, antara lain: 1) Mampu memperbaiki sistem hidrolik dan kompresor udara. 2) Mampu menggunakan peralatan perkakas tangan. 3) Mampu melaksanakan prosedur pengelasan. 4) Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin. 5) Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian. 6) Memperbaiki poros penggerak roda. 7) Memperbaiki roda dan ban. 8) Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan . 9) Memperbaiki sistem rem. 10) Memperbaiki sistem suspensi. 11) Memperbaiki sistem kemudi. 12) Memperbaiki sistem starter dan pengisisan. 2. Implikasi a. Implikasi Teoritis Penelitian ini menggambarkan tentang strategi SMK Negeri 2 Surakarta untuk membentuk lulusan atau tenaga kerja yang terampil di bidang keahlian teknik otomotif. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar kajian untuk menemukan dan memperbaharui informasi yang lebih akurat untuk penelitian selanjutnya. b. Implikasi Praktis Implikasi praktis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu sekolah dapat lebih meningkatkan
kemampuan dalam bentuk kesanggupan mental dan fisik, membekali siswa dengan kepededulian dan kecepatan bereaksi, dan mendorong tumbuhnya kekuatan dan energi fisik serta ketahanan mental kepada peserta didiknya sebelum masuk dunia kerja. 3. Saran Saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini antara lain: a. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Progam keahlian Teknik Otomotif, diharapkan menyusun strategi-strategi pembelajaran yang baik demi tercapainya visi, misi dan tujuan Sekolah. b. Bagi siswa Progam Keahlian Teknik Otomotif, diharapkan lebih meningkatkan minat dan niat bersungguh-sungguh untuk belajar di Sekolah. c. Disarankan kepada para peneliti bidang pendidikan khususnya managemen mutu sekolah hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian yang lebih luas. F. DAFTAR PUSTAKA Anggardianhttp://anggardian.wordpress.co m/2012/03/23/kurikulumpendidika n-kejuruan/di akses pada tanggal 18 Agustus 2012 Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Badan standar Nasional Pendidikan.“ Petujuk Teknik Uji Kompetensi Keahlian SMK 2008/2009” Djoko Sutrisno. 2007. Jalan Panjang Membalik Rasio. Tempo Dudung Z. Arifin. 2008. Kebikajan Sertifikasi Tenaga Kerja. Seputar Indonesia H. B. Sutopo. 2002. “Metodologi http://www.Dutamasyarakat.com/2 012/kesiapan tenaga kerja/diakses tanggal 18 Agustus 8
penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terpannya dalam penelitian”. Surakarta: UNS Press htpp://www.Nakertrans.co.id.Pengembang an Pendidikan Berbasis Potensi Sumber Daya Alam/di akses pada tanggal 8 mei 2015 Lexy J. Moleong. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Siswanto, Joko. 2003. Implementasi Managemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi. Lokakarya pengukuran kompetensi individu Suharsini Arikunto. 1990. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Kejuruan. Jakarta Rajawali Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Syaiful Sagala. 2007. Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfa Beta Universitas Sebelas Maret Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2012. Pedoman Penulisan skripsi. Surakarta: UNS Press . 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
9