Danu Widiantoro. Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
Danu Widiantoro Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia
Abstract The rapid development of the city of Yogyakarta impact on the increasing number of new buildings being built on an area of green open space where water seeped into the ground. Reduced green open land is increasingly impact the least amount of water that seep into the ground. Along with the growing number of population, the need for clean water is increasing as well. Increased water demand will certainly reduce the amount of raw water in the soil. In connection with the action for tackling the threat preservation of raw water in the soil, we need a movement of people and of course the support of the government which aims to revive public awareness of the preservation of raw water in the soil through the medium of visual communication, among others, posters. This paper intends to outline the strategy of designing visual communication about the importance of saving water for the people of Yogyakarta . In this strategy is media designed poster . The analysis is a SWOT analysis with regard geographic segmentation, demographic, psychographic target audience as well as the habits of the people of Yogyakarta which deals with designing media.
Kata Kunci: raw water, media, strategy
155
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
Pendahuluan Air merupakan salah satu sumber daya alam yang menjadi kebutuhan pokok manusia dan dibutuhkan secara berkelanjutan. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, semakin berkembangnya kawasan hunian, serta meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka kebutuhan air bersih juga menjadi semakin meningkat untuk disediakan. Namun demikian, kenyataannya ketersediaan air bersih atau cadangan air baku dalam tanah pada saat ini justru semakin berkurang. Salah satu penyebab berkurangnya ketersediaan air baku dalam tanah tersebut adalah ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air juga semakin berkurang karena tertutup beton atau bangunan, akibatnya air hujan yang jatuh di permukaan bumi tidak bisa terserap ke tanah, melainkan hanya mengalir di permukaan dan akhirnya terbuang ke laut. Oleh karena itu wajar apabila sektor ini perlu mendapatkan prioritas penanganan karena menyangkut kehidupan banyak orang. Aspek lain yang mengakibatkan cadangan air tanah semakin cepat berkurang adalah penggunaan air untuk kepentingan komersial, misalnya hotel, pusat perbelanjaan, apartemen, laundry, dan sebagainya. Keterbatasan perusahaan air minum menyediakan air bersih, berdampak pada penyedotan air tanah menggunakan su156
mur bor yang mampu menyedot air tanah dengan debit air yang tinggi. Dampak dari penggunaan sumur bor ini adalah cadangan air bersih baku dalam tanah semakin cepat berkurang. Ancaman terhadap kondisi air tanah seperti dalam paparan tersebut diatas ternyata juga terjadi di kota Yogyakarta. Kondisi tersebut penting disosialisasikan kepada masyarakat guna memunculkan kepedulian masyarakat untuk melakukan kegiatan berupa gerakan pelestarian cadangan air tanah di Yogyakarta. Untuk menyampaikan informasi tersebut dibutuhkan suatu media antara lain media komunikasi visual dalam bentuk desain poster. Rumusan Masalah Bagaimana konsep strategi perancangan poster yang efektif untuk membantu menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian cadangan air tanah di Yogyakarta? Kajian Objek Perancangan Permasalahan air bersih merupakan permasalahan yang terjadi di banyak daerah di wilayah Indonesia termasuk Yogyakarta dan sekitarnya. Pentingnya air bagi kehidupan manusia dan alam serta untuk melindungi pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan juga telah diakui PBB dengan menetapkan tanggal 22 Maret sebagai hari air sedunia dan mulai diperin-
Danu Widiantoro. Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
gati pertama kali pada tahun 1993. (www. worldwaterdav2011.org). Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Se Dunia, Kamis 25 Juni 2009 di Kepatihan, Yogyakarta. Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menyatakan pencemaran air dan udara di wilayah pemukiman padat dan perkotaan DIY sudah dalam taraf mencemaskan. Ini ditambah semakin berkurangnya tingkat ketersediaan air bersih akibat penggunannya yang tidak efisien. (http://regional. kompas.com). Agus Maryono, pakar air dan lingkungan yang juga Direktur Magister Sistem Teknik di Universitas Gadjah Mada, dalam Kompas.Com 14 Mei 2014 mengatakan, krisis air ini akan mencapai titik terparah dengan cepat jika warga tak segera sadar bahwa cadangan air bisa menuju habis. Dikatakannya pula bahwa sebenarnya warga sudah merasakan. Sebagai contoh kecil adalah ketika sumur- sumur harus terus diperdalam setiap beberapa tahun. Itu artinya tinggi permukaan air tanah terus berkurang. Air bawah tanah terancam habis. Sebagai solusi dari masalah tersebut, antara lain dengan membuat lubang resapan biopori yang berfungsi menahan air hujan tak langsung lolos ke sungai, tapi ditahan di dalam tanah dan menjadi cadangan air baku dalam tanah. Sehubungan dengan pencegahan dan penanggulangan terhadap ancaman kele-
starian air bersih baku dalam tanah, pada prinsipnya ada tiga macam tindakan yang dapat dilakukan antara lain: tindakan hukum, tindakan teknis, dan tindakan edukatif/pendidikan. Tindakan hukum merupakan tindakan yang dilakukan pemerintah dalam bentuk pembuatan peraturan daerah (perda) atau undang- undang. Salah satu contoh peraturan yang berhubungan dengan kelestarian lingkungan adalah peraturan tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) bagi pengusaha yang akan membangun pabrik atau proyek lainnya. Penanggulangan secara teknis erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi untuk membangun sistem pengendalian air tanah sehingga air hujan atau air buangan yang tidak mengandung zat berbahaya bisa lebih banyak terserap dalam tanah, misalnya dengan pembuatan sumur resapan dan pembuatan lubang resapan biopori. Pada penanggulangan secara edukatif biasanya dilakukan dengan mengadakan kegiatan pendidikan/penyuluhan kepada masyarakat dan membuat iklan layanan masyarakat baik melalui media elektronik atau media cetak dalam bentuk billboard, poster, atau brosur/liflet. Melalui kegiatan ini masyarakat mengetahui informasi terkait dengan permasalahan air dan pengetahuan tentang tindakan yang harus dilakukannya. 157
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
Kajian Media Dalam hubungannya dengan kampanye, media merupakan senjata yang digunakan untuk menaklukan target audiensnya. Penentukan media perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain daya tarik visual media, cara penyampaian pesan serta jangkauan media terhadap target audiens. Pujiyanto (2013: 94) mengatakan bahwa iklan layanan masyarakat sebaiknya harus dapat memancing reaksi, menarik perhatian, membangkitkan perhatian, dan menimbulkan kesan. Agar harapan itu terwujud, maka iklan layanan masyarakat harus memperhatikan elemen desain komunikasi, seperti tipografi/ huruf, ilustrasi, warna, identitas perusahaan, dan layout. Berkaitan dengan cara penyampaian pesannya, iklan dapat divisualkan melalui suatu pemilihan tema, misalnya tema larangan, sindiran, peringatan, himbauan/ anjuran dan ilmiah, sedangkan jangkauan media akan banyak dipengaruhi oleh bentuk media, jumlah serta distribusi/sebarannya, Dalam perancangan ini, media poster menjadi pilihan utama karena melalui visualisasi desain yang menarik jenis media yang cukup populer di mata masyarakat tersebut mudah penempatannya dan desainnya relatif mudah untuk dikembangkan ke dalam bentuk media lain misalnya
158
billboard/papan reklame, iklan majalah, dan sebagainya. Segmentasi Target Audiens Yang dimaksud dengan target audiens adalah masyarakat yang akan dijadikan sebagai sasaran kampanye. Target audiens dibagi dalam segmentasi geografis, demografis, dan psikografis. Selain itu perilaku masyarakat juga menjadi aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan. Secara geografis masyarakat yang tinggal di wilayah Yogyakarta dan sebagian masyarakat di wilayah Sleman yang tinggal berbatasan dengan wilayah Jogja menjadi target audiens dengan pertimbangan wilayah tersebut memiliki kaitan dengan permasalahan air di Yogyakarta. Pada segmentasi demografis, salah satu faktor yang dipakai sebagai bahan pertimbangan adalah usia target audiens yaitu masyarakat umum berusia 18-45 tahun. Usia tersebut cukup strategis dipilih karena merupakan usia produktif dan bisa diharapkan mampu memberikan perubahan positif pada masyarakat. Pada segmentasi psikografis target audiens adalah masyarakat umum kelas menengah bawah. Pada kelas ini kemampuan masyarakat untuk membaca atau memahami pesan suatu media iklan cukup baik. Selain faktor segmentasi diatas, kebiasaan atau aktivitas masyarakat selaku
Danu Widiantoro. Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
target audiens yang dilakukan setiap hari perlu diperhatikan karena mampu memberikan kontribusi positif terhadap konsep perancangan, dalam hubungannya dengan tempat-tempat strategis untuk pemasangan media. Kebiasaan masyarakat tersebut antara lain bepergian menggunakan kendaraan pribadi atau umum yang melewati jalan raya, berkumpul dalam kegiatan lingkungan, pertemuan, arisan warga, dan sebagainya. Landasan Teori Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang sesuai dengan karakter media, segmen pasar dan kebutuhan masyarakat untuk mendapat tanggapan positif mengonsumsi produk untuk membantu tercapainya tujuan pemrakarsa (Runtiko, 2013:23). Dilihat dari sisi kepentingannya, selain untuk kepentingan komersial, iklan juga ada yang mengedepankan kepentingan non komersial atau semi komersial (ibid.) Iklan Layanan Masyarakat (ILM) merupakan iklan untuk kepentingan non komersial yaitu disebarluaskan tidak untuk mencari keuntungan. Pujiyanto (2013: 8) mendefinisikan iklan layanan masyarakat adalah iklan yang ditujukan untuk menyampaikan informasi, mengajak atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial.
Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapat citra yang baik di mata masyarakat. Iklan Layanan Masyarakat merupakan program pemasaran sosial dimana target audiensnya adalah masyarakat dengan berbagai macam perilakunya. Menurut Lestari, (2014), dalam membuat program social marketing, pemasar hendaknya mengerti secara jelas tentang perilaku apa yang diinginkan masyarakat untuk diterapkan. Menurut Kotler dan Armstrong dalam Lestari (2014), kampanye pemasaran sosial dapat diartikan perancangan, penerapan dan pengendalian program seperti pemasaran komersial namun ditujukan untuk perubahan sosial seperti perubahan perilaku seseorang atau sekelompok masyarakat ke arah tertentu sesuai dengan gerakan yang dilaksanakan oleh pembuat kampanye. Di dalam Desain Komunikasi Visual, komunikasi dipahami sebagai bentuk penyampaian pesan/informasi dan pengertian dari seorang kepada yang lain. Dalam semua usaha komunikasi pemasaran, tujuan diarahkan pada pekerjaan satu atau lebih, yaitu (1) membangun keinginan, (2) menciptakan kesadaran, (3) meningkatkan sikap dan mempengaruhi niat, (4) mempermudah pemakaian atau pembeli159
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
an (Safanayong. 2006:10). Sedangkan variabel yang mempengaruhi proses komunikasi yaitu persepsi, motivasi, learning, memori, sikap, kepercayaan, kepribadian, pengaruh kelompok, gaya hidup, dan nilai-nilai. (ibid.,12). Media komunikasi adalah alat/media yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan kepada target audiens. Fungsi media komunikasi adalah sebagai alat untuk mempermudah penyampaian pesan (efektif), mempercepat penyampaian pesan (efisiensi), memperjelas maksud dan tujuan penyampaian pesan, dan membangkitkan motivasi dalam mendengarkan suatu informasi. Menurut Surmanek (1985: 3), setiap bentuk media digunakan untuk tujuan yang berbeda. Pada umumnya tidak ada satu media khusus yang dapat memenuhi semua sasaran suatu rencana media. Dari pendapat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa pemilihan media hendaknya mempertimbangkan tujuan dan sasaran yang dicapainya serta keterjangkauan media komunikasi untuk menyentuh target audiensnya. Dalam menentukan suatu media dibutuhkan konsep desain guna mendapatkan media yang tepat sasaran, tepat pesan, dan tepat capaian. Tepat sasaran berhubungan dengan target audiens yang ditentukannya. Tepat pesan adalah informasi yang disampaikannya adalah sama dengan yang 160
diterima target audiens. Sedangkan tepat capaian artinya target audiens menanggapi pesan media sesuai dengan tujuan desain dibuat. Dalam kaitannya dengan tepat pesan, menurut Pri (2014:2), media pada dasarnya dapat dimaknai sebagai sesuatu yang membawa pesan dan informasi antara pengirim dan penerima. Setiap jenis media memiliki kemampuan dan karakteristik atau fitur spesifik yang dapat digunakan untuk keperluan yang spesifik pula. Kemp dalam Pri (2014) mengemukakan beberapa fitur yang juga merupakan karakteristik dari media yaitu faktor presentasi atau kemampuan dalam menyajikan gambar, ukuran (size);besar atau kecil, faktor warna (color):hitam putih atau berwarna, faktor gerak-diam atau bergerak , faktor bahasa- tertulis atau lisan, dan faktor keterkaitan antara gambar dan suara, gambar saja, suara saja atau gabungan antara gambar dan suara. Dalam memilih media, berbagai model pendekatan bisa digunakan sebagai acuan pertimbangannya. Menurut Surmanek (1985: 29), media campuran adalah media yang merujuk kepada penggunaan dua atau lebih bentuk media yang berbeda di dalam suatu rencana iklan. Ada sejumlah alasan penggunaan media campuran, yang paling umum adalah untuk menjangkau orang (target audiens) yang tidak terjangkau oleh media pertama atau untuk mem-
Danu Widiantoro. Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
berikan terpaan ulangan tambahan ke dalam media kedua setelah jangkauan yang optimum diperoleh dari media pertama. Media campuran atau mix media disebut pula bauran media yaitu macam- macam media yang digunakan dalam kampanye sosial. Bauran media merupakan strategi menggabungkan setiap kelebihan yang dimiliki oleh setiap media guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan kampanye. Menurut sifatnya, dalam bauran media ini dikenal istilah media lini atas dan media lini bawah. Menurut Pujiyanto (2013: 170) Media lini atas (Above The Line) bersifat massal, seperti iklan koran, majalah, televisi, internet dan lain-lain. Pemasangan iklan di dalam media tersebut tujuannya adalah untuk membangun image, yang disebut full factor. Sedangkan media lini bawah (Below The Line) merupakan pelengkap yang mendukung media lini atas. Dalam kaitannya dengan iklan layanan masyarakat, media lini bawah ini bertujuan mendekatkan produk pada konsumen dan membangun pengalaman khusus target audiens. (ibid. 181) Sebagai media komunikasi visual yang berorientasi pada aspek sosial, maka media komunikasi ini hendaknya juga bisa berfungsi sebagai media pendidikan, dan mengarahkan masyarakat melakukan sesuatu yang baik. Sutrisnaatmaka dalam Margantoro ((2008: 26) mengatakan bah-
wa media komunikasi sosial sudah selayaknya menjadi media pendidikan, mempertajam hati nurani untuk bisa memilih yang baik secara bertanggungjawab. Selanjutnya sarana informasi yang semakin canggih ini juga dapat mempromosikan: kesejahteraan, kedamaian, ketentraman, keselamatan antara lain dengan menggalang solidaritas semesta, kasih saling tolong manakala terjadi musibah “. Strategi Media Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. (http://id.wikipedia.ors/ wiki/Poster) Salah satu kajian karya desain yang sudah pernah dibuat adalah poster gerakan sejuta biopori. Gerakan sejuta biopori merupakan gerakan gotong royong untuk membuat Lubang Resapan Biopori (LRB) yang melibatkan warga Bandung di 9691 RT, 1561 RW, 151 Kelurahan dan 30 Kecamatan. Gerakan yang diprakarsai oleh Ridwan Kamil, walikota Bandung ini sukses dilaksanakan pada 20 - 25 Desember 2013.
161
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
media perancangan ini, analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT yaitu analisis tentang Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman) terhadap media yang dirancang
Gambar 1. Poster Gerakan Sejuta Biopori. Penerbit: Pemerintah Kota Bandung Sumber: http://www.infobds.com/v2/wp-content/uploads/2013/12/Poster-Biopori2-02.ips Diunduh : 28 Juni 2014
Analisis Perancangan Dalam hubungannya dengan kampanye, media merupakan senjata yang digunakan untuk menaklukan target audiensnya. Media yang baik adalah yang paling efektif dan efisien menyentuh target audiens, ekonomis, serta bersahabat dengan lingkungan sekitar. Untuk mendapatkan media seperti itu, tentunya membutuhkan analisis yang tepat dan akurat sehingga tidak terjadi pemborosan media namun hasil tidak optimal. Sehubungan dengan 162
Analisis Poster memiliki fungsi menyampaikan pesan ditempat publik. Bentuknya yang relatif kecil membuat jenis media ini lebih murah biaya pembuatannya, lebih ekonomis untuk diproduksi banyak dan lebih fleksibel lokasi penempatannya. Sebagai bahan analisis, data-data pendukung perlu diperhatikan antara lain data target audiens yaitu usia 18 - 45 tahun, kelas menengah, tinggal di Yogyakarta dan Sleman, mobilitas cukup tinggi, sering jalan/ berkendara keluar rumah, berkumpul di pertemuan warga atau ruang publik lainnya. STRENGHT (S) WEAKNESS (W) • Menjangkau banyak • Material mudah rusak masyarakat khususnya terutama jika diluar yang beraktivitas di ruang. ruang publik.. • Informasi cukup lengkap dan dapat dibaca berulang-ulang oleh audiens. • Mudah ditempatkan di berbagai lokasi. • Mudah dikembangkan untuk jenis media lain. Poster yang bagus dapat berfungsi sebagai elemen estetis ruang publik.
Danu Widiantoro. Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA OPPORTUNITY (O)
THREAT (T)
• Target audiens usia produktif. • Mampu membaca dan memahami media. Masih adanya tempat orang berkumpul. Adanya pertemuan warga Mendukung program pelestarian air bersih.
• Penempatan tidak tepat mengganggu lingk dan menjadi sampah visual.
S-W
: Dipasang di lokasi strategis, terlindungi, menyampaikan informasi dengan visualisasi yang menarik dan mudah dipahami. Pada pemasangan di luar ruang poster dicetak diatas bahan yang lebih tahan terhadap cuaca panas dan hujan. S-O : Desain poster dibuat simpel, komunikatif, pesan mudah dipahami dan memperhatikan fungsi sebagai elemen estetis ruang publik. Poster dipasang ditempat banyak warga sering berkumpul, misalnya balai RT/RW/RK, sudut-sudut jalan, dsb. O-W : Melibatkan lembaga masyarakat setempat (LPMD/ RT/RW) dalam produksi media, penempatan dan perawatannya. O - T/S -T : Lembaga masyarakat setempat (LPMD/RT/RW) men-
garahkan / menentukan tempat pemasangan/penempatan media. W-T : Poster diproduksi dengan finishing yang layak untuk ditempatkan sebagai elemen estetis ruang/lingkungan. Dari analisis tersebut dapat dirumuskan bahwa poster perlu memiliki kriteria antara lain : Terlihat menarik dan estetis di ruang publik, komunikatif, mudah terbaca, mudah dipahami, diproduksi diatas material cetak yang tahan terhadap cuaca, melibatkan lembaga masyarakat setempat untuk menentukan titik penempatan dan terkait dengan ijin pemasangan. Kesimpulan. Gerakan masyarakat dan pemerintah untuk memperbaiki kondisi air baku dalam tanah di Yogyakarta membutuhkan media untuk mensosialisasikannya. Dalam upaya tersebut, dibutuhkan strategi yang harus dianalisis secara mendalam dengan memperhatikan faktor media dan target audiensnya. Berbagai macam media banyak ditemukan sebagai media komunikasi visual. Sebagai media penyampai pesan, efektifitas suatu media banyak dipengaruhi oleh bagaimana media tersebut mampu berkomunikasi dengan target audiens dan seberapa sering komunikasi berlangsung. Demikian pula dalam perancangan ko-
163
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
munikasi visual iklan layanan masyarakat menabung air di Yogyakarta, segmentasi dan kebiasaan target audiens menjadi faktor penting yang perlu dipahami dalam menentukan desain media. Daftar Pustaka. Buku Margantoro, YB. (2008). Masyarakat Berkomunikasi. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Pujiyanto. (2013) . Iklan Layanan Masyarakat., ANDI Offset, Yogyakarrta. Safanayong, Yongky. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu., Arte Intermedia, Jakarta. Surmanek, Jim. (1991). Perencanaan Media. Penerbit PT Elex Media Computindo, Jakarta. Jurnal Ilmiah Canny Lestari, Vanessa Gafar. (2014). “Pengaruh Social Marketing Campaign Terhadap Proses Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi Donatur Greenpeace Indonesia” dalam Jurnal Manajemen Vol 2, Nomor 1 April 2014. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Runtiko, Agus Ganjar. (2013). “Desain Iklan Layanan Masyarakat Pemerintah” dalam Jurnal Penelitian Komunikasi. FISIP Universitas Jenderal
164
Sudirman. Banyumas.Vol 16. No. 1 Juli 2013. ISSN 1410-8291. Modul Pelatihan: Dr. Benny A. Pri. (2014). Modul Pelatihan. Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya. Modul JFPTP http://sumberbelaiar.belaiar.kemdikbud.go.id Media Massa. Kompas.com Kamis, 25 Juni 2009 | 20:05 WIB Pencemaran Lingkungan Memprihatinkan. http://regional.kompas.com/ read/2009/06/25/20051113/Pencemaran.Lingkungan.Memprihatinkan Megapolitan.Kompas.Com .Senin, 22 Maret 2010 | 14:01 WIB Cadangan Air Tanah Menuju Habis. http://megapolitan.kompas.com/read/2010/03/22/ 1 4 0 1 3 1 8 / C a d an g an . Ai r. Tan a h . Menuiu.Habis Website. www.worldwaterday2011.org http://www.infobd2.com/v2/wp-content/ uploads/2013/12/Poster-Biopori2-02. jpg