STRATEGI PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PRODUK DAN PENGURANGAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN LABA UKM MAMANAIA
ELITA FEBRIANI SIPAYUNG
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Peningkatan Volume Penjualan Produk dan Pengurangan Biaya Operasional dalam Meningkatkan Laba UKM Mamanaia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015
Elita Febriani Sipayung NIM H24110093
ABSTRAK ELITA FEBRIANI SIPAYUNG. Strategi Peningkatan Volume Penjualan Produk dan Pengurangan Biaya Operasional dalam Meningkatkan Laba UKM Mamanaia. Dibimbing oleh BUDI PURWANTO. UKM Mamanaia cenderung memiliki biaya operasional dan volume penjualan produk yang fluktuatif, sehingga laba yang diperoleh tidak stabil. Tujuan utama penelitian ini adalah memberikan strategi analisis cost volume profit (CVP) yang cocok diterapkan dalam meningkatkan laba. Analisis tren, break even point, contribution margin, margin of safety, operating leverage, dan CVP digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah: (1) Struktur biaya operasional periode September 2014-Februari 2015 terdiri dari biaya tetap dengan komponen utama biaya tenaga kerja langsung dan biaya variabel dengan komponen utama biaya bahan baku; (2) Volume penjualan produk yang dicapai rata-rata meningkat 0.36% per hari dan biaya operasional harian yang dikeluarkan rata-rata meningkat 0.23% per hari; (3) UKM Mamanaia telah mencapai keadaan break even point dalam menjalankan bisnisnya pada periode September 2014-Februari 2015; (4) Nilai operating leverage usaha ini adalah 1.79, artinya jika terjadi peningkatan penjualan produk sebesar 10% maka laba bersih akan meningkat sebesar 17.9%; (5) Alternatif penerapan CVP yang dirumuskan adalah (a) mengurangi biaya variabel harian terpilih sebesar 0.25%, volume penjualan produk dan harga jual tetap; (b) meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 0.4%, biaya variabel harian terpilih dan harga jual tetap; dan (c) meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 0.4%, mengurangi biaya variabel harian terpilih 0.25%, dan harga jual tetap. Kata kunci: analisis CVP, peningkatan laba, UKM ELITA FEBRIANI SIPAYUNG. Strategies of Increasing Sales Volume Product and Decreasing Operational Cost to Increase SMEs Mamanaia’s Profits. Supervised by BUDI PURWANTO. SMEs Mamanaia tends to have fluctuation on operational cost and sales volume product, so that achievement profits of this business is unstable. The main goal of this research is giving suitable strategy CVP analysis to be applied for increasing profit. Trend, break even point, contribution margin, margin of safety, operating leverage, and CVP analysis are applied on this research. The results of this research are: (1) Operational cost structure on period September 2014-Februari 2015 consist of fixed cost with direct labour cost as the main component and variable cost with direct material cost as the main component; (2) The sales volume product is increasing 0.359% per day and the operational cost is increasing 0.23% per day; (3) SMEs Mamanaia have reached break even point condition on period September 2014-Februari 2015; (4) The value of operating leverage in this business is 1.79, that means if sales volume product increases 10%, the net income will increase 17.9%; (5) Alternative application of CVP are (a) decrease 0.25% chosen variable cost, sales volume product and selling price are fixed; (b)increase 0.4% sales volume product, chosen variable cost and selling price are fixed; (c)increase 0.4% sales volume product, decrease 0.25% chosen variable cost, and selling price is fixed. Key words: CVP analysis, increasing profits, SMEs
STRATEGI PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PRODUK DAN PENGURANGAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN LABA UKM MAMANAIA
ELITA FEBRIANI SIPAYUNG
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2014 sampai Maret 2015 ini ialah akuntansi manajemen, dengan judul Strategi Peningkatan Volume Penjualan Produk dan Pengurangan Biaya Operasional dalam Meningkatkan Laba UKM Mamanaia. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.Ir Budi Purwanto,ME selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan dan inspirasinya selama proses penelitian ini. Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Umar Sahab dan Ibu Usiah selaku pemilik UKM Mamanaia yang telah bersedia untuk memberikan informasi dan data terkait pengelolaan usahanya. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Mama, Papa, keluarga, dan sahabat atas doa, semangat dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2015 Elita Febriani Sipayung
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Biaya
3
Perilaku biaya
4
Cost Volume Profit Analysis
4
Trend Analysis
4
Contribution Margin
5
Break Even Point
5
Margin of Safety
5
Operating Leverage
5
Penelitian Terdahulu
6
METODE
6
Kerangka Penelitian
6
Lokasi dan Waktu Penelitian
8
Jenis dan Sumber Data
8
Pengolahan dan Analisis Data
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Gambaran Umum UKM Mamanaia
9
Volume Penjualan UKM Mamanaia
10
Biaya Operasional UKM Mamanaia
15
Laba UKM Mamanaia
15
Analisis Margin Kontribusi
20
Analisis Break Even Point
21
Analisis Margin of Safety
22
Analisis Operating Leverage
23
Analisis Cost Volume Profit
23
SIMPULAN DAN SARAN
26
Simpulan
26
Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
28
RIWAYAT HIDUP
29
DAFTAR TABEL 1 Pertumbuhan industri kecil menengah besar kota Bekasi 2 Data nilai MAPE, MAD, dan MSD pada volume penjualan produk 3 Data penjualan UKM Mamanaia bulan September 2014 4 Data penjualan UKM Mamanaia bulan Oktober 2014 5 Data penjualan UKM Mamanaia bulan November 2014 6 Data penjualan UKM Mamanaia bulan November 2014 7 Data penjualan UKM Mamanaia bulan Januari 2015 8 Data penjualan UKM Mamanaia bulan Februari 2015 9 Data nilai MAPE, MAD, dan MSD pada biaya operasional produk 10 Data biaya bahan baku periode September 2014-Februari 2015 11 Biaya penyusutan peralatan UKM Mamanaia 12 Biaya Kualitas 13 Biaya operasional 14 Data nilai MAPE, MAD, dan MSD pada laba 15 Analisis margin kontribusi UKM Mamanaia 16 Analisis break even point UKM Mamanaia 17 Analisis margin of safety UKM Mamanaia 18 Analisis operating leverage UKM Mamanaia
1 11 12 13 13 13 14 14 15 16 16 17 18 19 20 21 22 23
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8
Laba UKM Mamanaia periode September 2014 – Februari 2015 Kerangka pemikiran penelitian Struktur organisasi UKM Mamanaia Analisis tren volume penjualan produk UKM Mamanaia Pola pembelian produk harian UKM Mamanaia Analisis tren biaya operasional UKM Mamanaia Analisis tren laba UKM Mamanaia Analisis tren break even point UKM Mamanaia
2 7 10 11 12 15 19 22
DAFTAR LAMPIRAN 1 Volume penjualan produk harian UKM Mamanaia 2 Biaya operasional harian UKM Mamanaia 3 Biaya kualitas harian UKM Mamanaia 4 Laba UKM Mamanaia
30 31 32 33
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pelaku bisnis penting baik pada negara berkembang maupun negara maju. Menurut Tulus (2009), UMKM dapat menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan produk domestik bruto lebih banyak dibandingkan usaha besar. Hal tersebut dapat di lihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 mencapai angka 5.78% dengan pendapatan nasional bruto (PDB) mencapai Rp2 770,3 triliun berdasarkan harga konstan (tahun 2000). Data pada Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2012 mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dicapai dengan kontribusi sebesar 59.08% dari usaha mikro kecil dan menengah. Perkembangan UMKM Indonesia pun semakin menunjukkan peningkatan yang berarti, khususnya pada salah satu kota besar di provinsi Jawa Barat yaitu Bekasi. Hal tersebut dapat terlihat pada Tabel 1 yang menunjukkan peningkatan jumlah usaha mikro kecil dan menengah di kota Bekasi pada periode tahun 2008-2013. Tabel 1. Pertumbuhan industri kecil menengah besar kota Bekasi Tahun Industri Industri Industri Kecil Menengah Besar 2008 2210 371 360 2009 2255 385 369 2010 2313 405 387 2011 2346 427 407 2012 2418 470 450 2013 2420 470 450 Sumber: Disperindagkop Kota Bekasi, 2014 Pertumbuhan jumlah UMKM di kota Bekasi pada Tabel 1, mengindikasikan adanya persaingan ketat antar entitas usaha. Strategi pengelolaan usaha yang tidak memadai dapat menurunkan daya saing UMKM dalam menjalankan bisnisnya. Maka, proses membantu UMKM dalam memecahkan masalah pada bisnisnya, dapat memberikan dampak positif pada usaha secara langsung. Terlebih lagi, hal tersebut dapat memberikan kontribusi yang lebih baik pada pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia. UKM Mamanaia adalah salah satu usaha mikro di kota Bekasi, yang masih memiliki masalah dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Usaha yang bergerak pada industri makanan siap saji ini, menggunakan peluang perubahan pola gaya hidup masyarakat dalam mengonsumsi makanan. Masyarakat membutuhkan alternatif pemenuh kebutuhan makanan di tengah padatnya aktivitas, salah satunya adalah makanan siap saji. Namun, perubahan pola konsumsi tersebut dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi UKM Mamanaia. Semakin berkembangnya industri makanan siap saji di kota Bekasi, akan menuntut pihak UKM dalam menerapkan strategi pengelolaan usaha yang lebih baik agar tetap memiliki daya saing yang tinggi.
2 Dalam menjaga keunggulan kompetitif dari pesaing industri sejenis, UKM Mamanaia dapat memperhatikan dua kebutuhan utama yang cenderung kontradiktif, yaitu kebutuhan bisnis dan kebutuhan konsumennya. Konsumen membutuhkan produk yang memiliki kualitas tinggi dengan harga yang terjangkau, sedangkan kebutuhan bisnis UKM adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan biaya minimal. Ketika pihak UKM melakukan perhitungan yang kurang tepat dalam biaya operasional maupun harga jual produk, maka akan memberikan dampak negatif pada keuntungan yang didapatkan oleh pihak UKM. Akibatnya, perolehan keuntungan yang maksimal sebagai kebutuhan bisnis suatu UKM dan indikator keberhasilan suatu usaha tidak dapat terpenuhi. Pihak UKM Mamanaia belum mengendalikan faktor-faktor yang menghambat terpenuhinya dua kebutuhan utama tersebut. Usaha ini belum menerapkan analisis perhitungan biaya yang dikeluarkan, harga jual produk, dan volume penjualan produk dalam memperoleh keuntungan yang maksimal. UKM Mamanaia cenderung memiliki biaya operasional dan volume penjualan produk yang fluktuatif., yang ditunjukkan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Maka, laba yang diperoleh oleh pihak UKM (Gambar 1) pun cenderung tidak stabil.
Gambar 1. Laba UKM Mamanaia periode September 2014 – Februari 2015 Oleh karena itu, peneliti ingin membahas strategi cost-volume-profit (CVP) yang tepat dalam mencapai rencana peningkatan laba UKM Mamanaia pada periode selanjutnya secara stabil. Hal ini dilakukan agar UKM Mamanaia memiliki daya saing yang lebih baik daripada industri makanan siap saji sejenis di Bekasi. Ketika kebutuhan bisnis UKM dalam mencapai keuntungan maksimal terpenuhi, maka pihak UKM pun dapat mempertahankan keunggulan kompetitif serta mengembangkan usahanya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perumusan Masalah Dalam rencana peningkatan laba pada UKM Mamanaia dan uraian latar belakang yang telah disampaikan maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: (1) bagaimana pertumbuhan volume penjualan produk dan biaya operasional pada UKM Mamanaia pada periode bulan September 2014Februari 2015? (2) bagaimana struktur biaya operasional UKM Mamanaia pada periode bulan September 2014-Februari 2015? (3) apakah UKM Mamanaia telah
3 mencapai keadaaan break even point?, (4) Bagaimana kondisi operating leverage pada UKM Mamanaia? dan (5) strategi analisis CVP manakah yang cocok diterapkan pada UKM Mamanaia untuk meningkatkan laba ? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi analisis yang cocok terkait dengan biaya operasional, volume penjualan, dan laba sehingga dapat meningkatkan pendapatan pihak UKM Mamanaia pada periode selanjutnya. Adapun dalam mencapai tujuan tersebut terdapat beberapa tujuan khusus yaitu (1) menganalisis pertumbuhan volume penjualan produk dan biaya operasional pada UKM Mamanaia pada periode bulan September 2014- Februari 2015, (2) menganalisis struktur biaya operasional UKM Mamanaia pada periode bulan September 2014-Februari 2015, (3) mengetahui keadaaan break even point pada UKM Mamanaia, (4) mengetahui kondisi operating leverage pada UKM Mamanaia, dan (5) memberikan strategi analisis CVP yang cocok diterapkan pada UKM Mamanaia untuk meningkatkan laba. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menetapkan kebijakan manajerial yang optimal terkait hubungan antara biayavolume-laba. Implikasi manajerial tersebut terkait dalam mencapai pertumbuhan penjualan produk yang lebih baik, menghindari kerugian, menghindari keputusan manajerial yang kurang tepat, serta mengambil strategi yang tepat dalam mencapai target laba yang diinginkan. Penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi bahan referensi terkait strategi implementasi cost volume profit analysis dan rencana peningkatan laba pada usaha mikro kecil dan menengah. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada data cost volume profit pada UKM Mamanaia selama periode bulan September 2014–Februari 2015. Dalam penelitian ini, akan diteliti produk yang ditawarkan oleh UKM Mamanaia yaitu ayam goreng tepung pada empat gerai yang dimiliki oleh pihak UKM.
TINJAUAN PUSTAKA Biaya Menurut Hansen (2004), biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi.
4 Perilaku biaya Menurut Samryn (2001), berdasarkan pola perilakunya, biaya dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : 1. Fixed cost Fixed cost adalah suatu biaya yang konstan dalam total tanpa mempertimbangkan perubahan tingkat aktivitas dalam suatu relevant range tertentu. Fixed cost selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai committed fixed cost dan discretionary fixed cost. Committed fixed cost meliputi biaya tetap yang berhubungan dengan investasi dalam fasilitas, peralatan dan struktur dasar organisasi perusahaan. Discretionary fixed cost meliputi biaya tetap yang timbul dari keputusan tahunan manajemen dalam membelanjai bidang biaya tetap tertentu seperti iklan dan penelitian. 2. Variable cost Variable cost adalah biaya yang secara total berubah secara proporsional dengan perubahan dalam tingkat aktivitas. Variable cost selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai engineered variable cost dan discretionary variable cost. Engineered variable cost meliputi biaya yang memiliki spesifikasi hubungan fisik yang eksplisit dengan pelaksanaan suatu aktivitas seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langung. Discretionary variable cost meliputi biaya yang memiliki pola grafis variabilitas yang berhubungan dengan otoritas manajemen dalam membelanjainya. 3. Mixed cost atau semivariable cost Mixed cost atau semivariable cost adalah biaya yang di dalamnya terdiri dari elemen –elemen biaya tetap dan biaya variabel. Cost Volume Profit Analysis Cost Volume Profit Analysis merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, dengan penekanan pada keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga (Hansen dan Mowen 2005). Analisis biaya-volume-laba memiliki beberapa manfaat yaitu : 1. Mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu pemecahan masalahnya 2. Mengetahui jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas 3. Mengetahui dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas 4. Mengetahui dampak kenaikan harga terhadap laba 5. Memungkinkan manajer dalam melakukan analisis sensivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba Trend Analysis Trend Analysis adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui kecenderungan keadaaan keuangan suatu perusahaan di masa yang akan datang baik kecenderungan naik, turun maupun tetap (Harahap 2008). Dalam melakukan
5 analisis tren digunakan alat bantu analisis yang tersedia pada software (perangkat lunak) Minitab versi 16. Perangkat lunak Minitab ini memiliki beberapa model umum digunakan untuk analisis tren, yaitu : model tren linier, model tren kuadratik, dan model tren eksponensial. Model Tren Linier menganalis kecenderungan data yang perubahannya berdasarkan waktu adalah tetap (konstan), model tren kuadratik menganalisis kecenderungan data yang kurvanya berupa lengkungan (curvature), sedangkan model tren eksponensial menganalisis kecenderungan perubahan data yang semakin lama semakin bertambah secara eksponensial Setelah hasil peramalan diperoleh dengan menggunakan model yang telah dipilih, ketepatan hasil peramalan perlu diuji terlebih dahulu. Semakin kecil nilai yang diperoleh ketiga alat ukur dibawah ini , maka semakin baik peramalan yang digunakan. Alat ukur akurasi untuk menilai ketepatan model tersebut, yaitu : a) Mean absolute percentage erorr (MAPE) merupakan rata-rata dari keseluruhan persentase kesalahan (selisih) antara data aktual dengan data hasil peramalan. Ukuran akurasi dicocokkan dengan data time series, dan ditunjukkan dalam persentase. b) Mean absolute deviation (MAD) merupakan rata-rata dari nilai absolut simpangan. c) Mean squared deviation (MSD) merupakan rata-rata dari nilai kuadrat simpangan data. Contribution Margin Menurut Rayburn (1999), contribution margin adalah hasil penjualan dikurangi semua beban variabel untuk produksi, pemasaran, dan administrasi. Marjin kontribusi merupakan hasil penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba, yang dapat dinyatakan dalam total, jumlah per unit, atau sebagai persentase. Break Even Point Menurut Hansen dan Mowen (2005), titik impas atau break even point adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya dan titik di mana laba sama dengan nol. Margin of Safety Menurut Warindrani (2006), margin of safety adalah penjualan sesungguhnya di atas penjualan break even point yang memberikan petunjuk terkait seberapa banyak penjualan boleh turun sebelum perusahaan mengalami kerugian serta risiko usaha suatu perusahaan. Operating Leverage Menurut Hansen dan Mowen (2005), operating leverage merupakan penggunaan biaya tetap untuk menciptakan perubahan persentase laba yang lebih
6 tinggi ketika aktivitas penjualan bertambah. Semakin besar tingkat operating leverage, semakin banyak pula perubahan dalam aktivitas penjualan yang akan mempengaruhi laba. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Wulansari (2011) membahas penerapan cost volume profit analysis dalam menunjang rencana pencapaian laba Ka Nung Bakery. Metode dan pengolahan analisis data yang digunakan adalah cost volume profit. Dengan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa titik impas tercapai saat penjualan produk roti konde sebesar 1 579 unit, roti konde kacang hijau 316 unit, kulit pastry 16 unit, martabak 20 unit dan asyidah 18 unit. Produk yang memberikan keuntungan terbesar adalah Roti Konde dengan margin kontribusi sebesar Rp43 402 162,30, sedangkan produk yang memberikan keuntungan paling kecil terhadap adalah Asyidah atau dodol arab dengan margin kontribusi Rp377 559.18. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2013) membahas penerapan cost voulume profit analysis sebagai perencanaan pencapaian laba dan penjualan pada PAPAPIA. Metode dan pengolahan analisis data yang digunakan adalah cost volume profit. Dengan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa titik impas bulan Januari 2013 tercapai saat penjualan 3 229 buah, bulan Februari 2013 tercapai saat penjualan sebesar 2 842 buah. Bulan Maret sebesar 2 681 buah, bulan April sebesar 2 668 buah, dan bulan Mei sebanyak Jumlah 2 797 buah. Margin kontribusi terbesar selama bulan Januari 2013 yaitu pia isi keju dan margin terkecil yaitu pia isi durian, bulan Februari 2013-Mei 2013 margin terbesar yaitu pia isi kacang hijau dan margin terkecil yaitu pia isi durian. Alternatif penerapan CVP ialah menaikkan harga jual 5 persen, volume penjualan tetap dan biaya tetap akan tetap, kedua menaikkan volume penjualan 10 persen, harga jual tetap.
METODE Kerangka Pemikiran UKM Mamanaia memproduksi makanan siap saji yaitu ayam goreng tepung. Analisis produk tersebut terkait faktor pengendali pencapaian laba yang dipengaruhi oleh biaya operasional, volume penjualan, dan harga jual. Tiap produk yang disajikan oleh UKM Mamanaia terlebih dahulu di analisis biaya operasional produksinya. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh UKM Mamanaia merupakan titik awal penentu komponen harga jual pada tiap produknya. Total biaya produksi pada UKM Mamanaia dikelompokkan berdasarkan komponen biaya tetap dan biaya variabel. Harga jual yang telah ditentukan oleh pihak UKM tersebut pun akan berpengaruh terhadap volume penjualan yang akan dicapainya. Pertumbuhan volume penjualan per produk pada usaha ini dapat menunjukkan potensi penjualannya selama periode tertentu. Berdasarkan volume penjualan yang telah dicapai dan harga jual tiap produknya, dihasilkan total pendapatan yang didapatkan oleh UKM Mamanaia pada tiap produk yang terjual. Dengan demikian, dapat ditentukan pertumbuhan penjualan, biaya operasional, dan pendapatan pada UKM
7 Mamanaia untuk dilakukan analisis tren untuk mengetahui keadaan tersebut dalam periode penjualan selanjutnya. Hubungan antara biaya, volume penjualan, dan harga jual dapat dihitung dengan menggunakan metode break even point dimana total pendapatan sama dengan total biaya dan titik dimana laba sama dengan nol. Perhitungan titik impas dapat menunjukkan bahwa UKM Mamanaia telah memperoleh keuntungan atau kerugian. Produk UKM Mamanaia pun dianalisis seberapa banyak penjualannya dapat diturunkan, namun tetap memperhatikan kondisi break even point melalui analisis margin of safety. Pihak UKM Mamanaia pun dapat mengetahui sensitivitas perubahan penggunaan biaya tetap untuk mengetahui jumlah laba yang didapatkan ketika aktivitas penjualan ditingkatkan melalui analisis operating leverage. Dengan demikian dapat dilakukan cost volume profit analysis untuk mengambil keputusan yang terbaik demi pencapaian target laba yang telah ditentukan yaitu mengenai kebijakan harga jual dan volume penjualan yang harus dicapai oleh UKM Mamanaia. UKM Jenis Produk Target Laba
Tetap
Harga Jual
Volume Penjualan
Biaya Operasional
Variabel
Total Pendapatan
Struktur Total Biaya
Analisis Tren
Cost Volume Profit Analysis
Break Even Point
Contribution Margin
Margin of Safety
Strategi CVP
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Operating Leverage
8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UKM Mamanaia yang terletak pada Grand Bekasi, Jalan Apel Merah VI Blok A3 No.2, Bekasi Timur. Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu Februari-Maret 2015. Pemilihan tempat penelitian didasarkan oleh pertimbangan bahwa bisnis ini termasuk salah satu UKM yang bergerak pada bidang makanan siap saji daerah Bekasi, masih memiliki masalah dalam menjalankan bisnisnya, serta ketersediaan pihak UKM memberikan data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan penelitian. Jenis dan Sumber Data Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara langsung dengan pemilik dan karyawan UKM Mamanaia. Data sekunder didapatkan melalui buku teks, makalah ilmiah, jurnal penelitian, internet, laporan keuangan dan arus kas UKM Mamanaia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data-data dan laporan yaitu data volume penjualan, biaya operasional, dan pendapatan yang dihasilkan. Data kualitatif yaitu data yang berupa penjelasan dan keterangan-keterangan terkait UKM Mamanaia. Pengolahan dan Analisis Data Langkah-langkah yang harus diambil dalam mengolah data dan informasi yang telah dikumpulkan adalah : 1. Menganalisa laporan volume penjualan produk dan biaya operasional UKM Mamanaia selama bulan September 2014 – Februari 2015. 2. Memisahkan semua biaya yang telah dikeluarkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. 3. Membuat peramalan atas besarnya biaya operasional, volume penjualan produk dan perolehan laba pada periode selanjutnya. 4. Membuat analisis break even point berdasarkan data penjualan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat menghasilkan gambaran titik dimana perusahaan tidak mendapat laba maupun mengalami kerugian. 5. Membuat analisis operating leverage untuk mengetahui perubahan pada laba ketika aktivitas penjualan ditingkatkan atau diturunkan. 6. Membuat analisis CVP sehingga dapat diketahui langkah yang harus diambil UKM demi mencapai laba yang maksimum. Analisis Cost Volume Profit Cost Volume Profit Analysis menguji perilaku pendapatan total, biaya total, dan laba operasi ketika terjadi perubahan dalam tingkat output, harga jual, biaya variabel per unit, atau biaya tetap produk. Dengan demikian: Pendapatan = Harga jual x Kuantitas yang terjual Atau, P = HJ (Q).................................................................................................. (1) Jumlah biaya mempunyai hubungan yang linear dengan biaya dan kuantitas unit yang dibeli atau diproduksi. Persamaan jumlah biaya adalah:
9 Jumlah biaya = (Biaya variabel per unit x kuantitas unit yang dihasilkan ) + Biaya tetap Atau, JB = BV (Q) + BT ........................................................................................ (2) Dalam analisis biaya-volume-laba, laba usaha adalah kelebihan pendapatan di atas biaya. Laba usaha = Pendapatan – Jumlah biaya Atau, LU = (HJ − BV) (Q) − BT ....................................................................... (3) keterangan, P = Pendapatan JB = Jumlah Biaya LU = Laba usaha
HJ = Harga Jual BV= Biaya Variabel
Q = Kuantitas BT= Biaya Tetap
Analisis Contribution Margin Margin kontribusi = Penjualan – Biaya Variabel ............................................ (4) Analisis Break Even Point Multiple Product Terdapat dua perhitungan titik BEP: 1. Metode Persamaan Penjualan = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba bersih .......................... (5) 2. Metode Contribution Unit Biaya Tetap Titik BEP dalam unit = (Harga Jual−Biaya Variabel per unit) ....................... (6) Biaya Tetap
Titik BEP dalam rupiah = 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 ratio ................................ (7) Analisis Margin of Safety 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑜𝑓 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 = Total Penjualan – Penjualan BEP ............................... (8) Analisis Operating Leverage 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 Tingkat 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = ......................................... (9) 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum UKM Mamanaia Sejarah UKM Mamanaia UKM Mamanaia didirikan oleh Bapak Umar Sahab pada tahun 2010 sebagai salah satu wujud perpindahan minat pemilik usaha dalam menjalankan suatu bisnis. Usaha elektronik yang ditekuni oleh pemilik dengan modal yang cukup besar, dianggap memiliki keuntungan yang tidak seimbang dengan usaha keras yang dilakukan. Pemilik UKM pun mulai melirik bidang usaha lain yang kian hari semakin populer, yaitu makanan siap saji. Berbekal pengetahuan dan keahlian pemilik ketika bekerja pada salah satu restoran makanan siap saji, Bapak Umar pun
10 memilih untuk menekuni bidang usaha serupa. Beliau memutuskan untuk membeli resep produk ayam goreng tepung pada restoran tersebut dan menjalankan usaha mandiri dengan brand Ayam Goreng Tepung Mamanaia. UKM Mamanaia memiliki pusat produksi pada rumah pribadi pemilik yaitu Perumahan Grand Bekasi. Pemilik UKM pun memilih meletakkan gerai usahanya pada tempat yang ramai pengunjung yaitu di depan usaha indomaret. Pemilihan lokasi didasarkan pada besarnya omset indomaret pada wilayah tersebut Sejauh ini UKM Mamanaia telah memiliki empat gerai, yang teletak di depan lokasi indomaret Grand Bekasi, Benda, Grand Regensi, dan Rawalumbu. Banyaknya peminat pada usaha ini pun mendatangkan peluang bagi pemilik UKM untuk melakukan franchise terhadap produknya. Struktur Organisasi UKM Mamanaia UKM Mamanaia masih memiliki struktur organisasi yang sederhana dalam menjalankan bisnisnya. Bapak Umar bertanggung jawab penuh pada kegiatan produksi dalam pemilihan bahan baku hingga pembuatan modul produk. Namun, kegiatan produksi tersebut masih dibantu oleh istri pemilik yaitu Ibu Usiah, terutama dalam proses pencucian bahan baku. Namun, proses penggorengan produk, penjagaan gerai dan pelayanan pengunjung dibantu oleh satu orang karyawan pada masing-masing gerainya. Struktur organisasi UKM Mamanaia dapat dilihat pada Gambar 3. Pemilik Umar Sahab Produksi Usiah Karyawan Asep
Karyawan Fitri
Karyawan Holik
Karyawan Yanto
Gambar 3. Struktur organisasi UKM Mamanaia Deskripsi Produk Produk ayam goreng tepung yang dijual oleh UKM Mamanaia terdiri atas bagian sayap, paha atas, paha bawah dan dada. Produk UKM Mamanaia memiliki bahan baku utama ayam dan tepung, namun bahan lain yang termasuk di dalamnya merupakan rahasia dari pihak UKM. Proses produksi pun masih dilakukan secara mandiri oleh pemilik UKM dengan istrinya. Maka, pemilik UKM pun masih ikut dalam proses pemilihan bahan baku hingga pembuatan modul produk yang akan didistribusikan pada masing-masing gerai. Volume Penjualan Produk UKM Mamanaia Pertumbuhan Volume Penjualan Periode September 2014-Februari 2015 Produksi ayam goreng tepung UKM Mamanaia periode bulan September 2014-Februari 2015 masih terdiri atas bagian dada, paha atas, paha bawah dan sayap.
11 Pertumbuhan volume penjualan produk UKM Mamanaia dan peramalan kondisi usaha di masa depan dapat dilihat melalui analisis tren. Gambar 4 menunjukkan peramalan volume penjualan UKM Mamanaia akan meningkat pada Maret 2015 dan menurun pada April 2015.
Gambar 4. Analisis tren volume penjualan produk UKM Mamanaia Analisis tren volume penjualan produk UKM Mamanaia menggunakan model tren kuadratik karena memiliki ukuran akurasi terendah dari semua model. Ukuran akurasi semua model yang terdiri dari MAPE, MAD, dan MSD dapat dilihat pada Tabel 2. Semakin kecil hasil ukuran akurasi pada tiap model maka semakin akurat pula peramalan volume penjualan produk di masa depan. Tabel 2. Data nilai MAPE, MAD, dan MSD pada volume penjualan produk MAPE MAD MSD
Linier 4.800 16.343 462.733
Kuadratik 4.776 16.249 460.836
Eksponensial 4.791 16.347 463.444
S-curve 4.831 16.497 467.722
Analisis tren model kuadratik meramalkan volume penjualan UKM Mamanaia pada Maret 2015 akan meningkat sebesar 10.72% dibandingkan Februari 2015 yaitu sebesar 10 906 unit produk , dan menurun sebesar 3.34% pada April 2015 yaitu sebesar 10 542 unit. Hal ini mengindikasikan perlunya perhatian terhadap biaya operasional produk yang akan dikeluarkan akibat meningkatnya aktivitas penjualan agar tetap mencapai peningkatan laba. Volume penjualan harian UKM Mamanaia yang ditunjukkan pada Lampiran 1 memiliki pola yang fluktuatif. Rata-rata volume penjualan produk harian usaha ini sebesar 342.85 unit. Volume penjualan harian produk tertinggi adalah 400 unit produk, sedangkan volume penjualan harian produk terendah
12 dicapai pada 300 unit produk. Hal yang mempengaruhi volume penjualan produk pada UKM Mamanaia adalah kondisi cuaca. Ketika cuaca baik, pengunjung akan ramai mendatangi gerai. Namun, pengunjung akan jarang mendatangi gerai ketika cuaca buruk. Pola pembelian volume penjualan produk usaha harian dapat dilihat pada Gambar 5. Hal ini menunjukkan pembelian tertinggi dicapai pada hari Kamis sedangkan pembelian terendah dicapai pada hari Minggu.
Gambar 5. Pola pembelian produk harian UKM Mamanaia 1. Data penjualan UKM Mamanaia bulan September 2014 Data penjualan meliputi volume penjualan dan harga jual empat produk UKM Mamanaia pada periode bulan September 2014. Data penjualan UKM Mamanaia pada bulan September 2014 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data penjualan UKM Mamanaia bulan September 2014 Produk Volume penjualan (unit) Harga (Rp) Dada 3 884 7 500 Paha atas 1 942 7 500 Paha bawah 1 942 6 000 Sayap 1 942 5 000 Total 9 710 Sumber : Data UKM Mamanaia (diolah), 2014
Total pendapatan (Rp) 29 130 000 14 565 000 11 652 000 9 710 000 65 057 000
Tabel 3 menunjukkan total volume penjualan yang dicapai pada bulan September 2014 adalah sebesar 9 710 unit. Total volume penjualan dicapai melalui penjumlahan produk ayam goreng tepung Mamanaia bagian dada, paha atas, paha bawah, dan sayap. Total pendapatan yang diperoleh pada bulan September 2014 adalah sebesar Rp65 057 000. Total pendapatan dicapai melalui penjumlahan pada hasil perkalian antara volume penjualan produk dan harga jual masing-masing produk. 2. Data penjualan UKM Mamanaia bulan Oktober 2014 Volume penjualan yang dicapai usaha ini pada bulan Oktober adalah sebesar 10 230 unit. Data penjualan UKM Mamanaia pada bulan Oktober 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.
13 Tabel 4. Data penjualan UKM Mamanaia bulan Oktober 2014 Produk Volume penjualan (unit) Harga (Rp) Dada 4 092 7 500 Paha atas 2 046 7 500 Paha bawah 2 046 6 000 Sayap 2 046 5 000 Total 10 230 Sumber : Data UKM Mamanaia (diolah), 2014
Total pendapatan (Rp) 30 690 000 15 345 000 12 276 000 10 230 000 68 541 000
Tabel 4 menunjukkan total volume penjualan yang dicapai pada bulan Oktober 2014 mengalami kenaikan sebesar 5.35% dibandingkan bulan lalu. Peningkatan ini berpengaruh langsung dengan total pendapatan yang diperoleh usaha sehingga mengalami kenaikan yang serupa. Kenaikan volume penjualan dan total pendapatan mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas UKM pada bulan Oktober 2014. 3. Data penjualan UKM Mamanaia bulan November 2014 Produk yang terjual pada bulan November 2014 adalah sebanyak 10 280 unit. Data penjualan UKM Mamanaia pada bulan Oktober 2014 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Data penjualan UKM Mamanaia bulan November 2014 Produk Volume penjualan (unit) Harga (Rp) Dada 4 112 7 500 Paha atas 2 056 7 500 Paha bawah 2 056 6 000 Sayap 2 056 5 000 Total 10 280 Sumber : Data UKM Mamanaia (diolah), 2014
Total pendapatan (Rp) 30 840 000 15 420 000 12 336 000 10 280 000 68 876 000
Tabel 5 menunjukkan total volume penjualan yang dicapai pada bulan November 2014 mengalami kenaikan sebesar 0.49% dibandingkan bulan lalu. Total pendapatan usaha ini pun mengalami peningkatan yang serupa. Namun, peningkatan volume penjualan produk dan total pendapatan bulan November 2014 mengalami penurunan sebesar 4.86% dibandingkan peningkatan bulan lalu. Hal ini mengindikasikan peningkatan aktivitas UKM tidak sebanyak pada bulan September 2014. 4. Data penjualan UKM Mamanaia bulan Desember 2014 Pada akhir tahun 2014, UKM Mamanaia mencapai volume penjualan produk tertinggi pada periode bulan September 2014-Desember 2014, yaitu sebanyak 10 800 unit. Data penjualan UKM Mamanaia pada bulan Oktober 2014 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Data penjualan UKM Mamanaia bulan November 2014 Produk Dada
Volume penjualan (unit) 4 320
Harga (Rp) 7 500
Total pendapatan (Rp) 32 400 000
14 Produk Volume penjualan (unit) Harga (Rp) Paha atas 2 160 7 500 Paha bawah 2 160 6 000 Sayap 2 160 5 000 Total 10 800 Sumber : Data UKM Mamanaia (diolah), 2014
Total pendapatan (Rp) 16 200 000 12 960 000 10 800 000 72 360 000
Tabel 6 menunjukkan UKM Mamanaia mengalami peningkatan volume penjualan produk dan total pendapatan sebesar 5.06% dibandingkan bulan lalu. Bahkan, peningkatan volume penjualan produk dan total pendapatan tersebut mengalami kenaikan sebesar 4.57% dibandingkan peningkatan pada bulan November 2014. Hal ini mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas UKM kembali pada akhir tahun 2014. 5.
Data penjualan UKM Mamanaia bulan Januari 2015 Volume penjualan produk yang dicapai usaha ini pada awal tahun 2015 mencapai 10.770 unit. Data penjualan UKM Mamanaia pada bulan Januari 2015 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Data penjualan UKM Mamanaia bulan Januari 2015 Produk Volume penjualan (unit) Harga (Rp) Dada 4 308 7 500 Paha atas 2 154 7 500 Paha bawah 2 154 6 000 Sayap 2 154 5 000 Total 10 700 Sumber : Data UKM Mamanaia (diolah), 2015
Total pendapatan (Rp) 32 310 000 16 155 000 12 924 000 10 770 000 72 159 000
Tabel 7 menunjukkan volume penjualan produk dan total pendapatan yang diperoleh oleh usaha ini mengalami penurunan sebesar 0.28% dibandingkan bulan lalu. Dengan demikian, penurunan volume penjualan produk dan total pendapatan mencapai 4.78% dibandingkan peningkatan pada akhir tahun 2014. 6. Data penjualan UKM Mamanaia bulan Februari 2015 Volume penjualan produk terendah dicapai pada bulan Februari 2015 yaitu sebesar 9 850 unit. Data penjualan UKM Mamanaia pada bulan Januari 2015 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Data penjualan UKM Mamanaia bulan Februari 2015 Produk Volume penjualan (unit) Harga (Rp) Dada 3 940 7 500 Paha atas 1 970 7 500 Paha bawah 1 970 6 000 Sayap 1 970 5 000 Total 9 850 Sumber : Data UKM Mamanaia (diolah), 2015
Total pendapatan (Rp) 29 550 000 14 775 000 11 820 000 9 850 000 65 995 000
15 Tabel 8, volume penjualan produk dan total pendapatan yang diperoleh oleh usaha ini mengalami penurunan hingga 7.94% dibandingkan bulan lalu. Maka, peningkatan terhadap penurunan volume penjualan produk dan total pendapatan terjadi pada usaha ini hingga 7.66% dibandingkan penurunan pada bulan Januari 2015. Struktur Biaya Operasional UKM Mamanaia Pertumbuhan Biaya Operasional Periode September 2014-Februari 2015 Biaya operasional UKM Mamanaia adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh entitas usaha dalam menjalankan bisnisnya. Pertumbuhan dan peramalan biaya operasional produk UKM Mamanaia dapat dilihat melalui analisis tren. Gambar 6 menunjukkan peramalan biaya operasional harian UKM Mamanaia akan cenderung menurun. Namun, peramalan biaya operasional usaha dalam periode bulan akan meningkat pada Maret 2015 dan kembali menurun pada April 2015.
Gambar 6. Analisis tren biaya operasional UKM Mamanaia Analisis tren biaya operasional pada UKM Mamanaia menggunakan model kuadratik. Ukuran akurasi yang terdiri dari MAPE, MAD, dan MSD pada model kuadratik memiliki nilai terkecil dibandingkan model linier dan eksponensial. Nilai alat ukur akurasi pada ketiga model tersebut dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Data nilai MAPE, MAD, dan MSD pada biaya operasional produk Linier MAPE MAD MSD
4 71 846 7 847 687 148
Kuadratik 4 69 206 7 448 064 727
Eksponensial 4 71 943 7 882 336 023
S-curve 4 74 410 9 025 599 369
16 Analisis tren meramalkan adanya peningkatan biaya operasional UKM Mamanaia pada Maret 2015 sebesar 9.47% dibandingkan bulan Februari 2015 yaitu Rp57 515 798.. Namun, biaya operasional produk pada bulan April 2015 diramalkan akan kembali menurun 0.05% pada April 2015 dengan jumlah Rp54 772 240 dibandingkan Maret 2015. Hal ini indikasi biaya operasional mengikuti tren pertumbuhan volume penjualan produk. Biaya operasional UKM Mamanaia yang ditunjukkan pada Lampiran 2 memiliki pola yang fluktuatif. Biaya operasional harian tertinggi pada UKM Mamanaia mencapai Rp2 070 108, sedangkan biaya operasional harian terendah sebesar Rp1 597 878. Rata-rata biaya operasional harian pada usaha ini sebesar Rp1 818 232. Besarnya biaya operasional berbanding lurus dengan banyaknya volume penjualan produk. Ketika volume penjualan produk meningkat, maka biaya operasional pada UKM Mamanaia akan meningkat pula, demikian pula sebaliknya. Biaya Bahan Baku Periode September 2014-Februari 2015 Biaya pemakaian bahan baku dalam memproduksi ayam goreng tepung pada UKM Mamanaia dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Data biaya bahan baku periode September 2014-Februari 2015 Bahan Baku Ayam Minyak Tepung Total biaya
Sept’14 26 136 000 2 332 000 4 596 000 33 064 000
Okt’14 27 621 000 2 540 000 4 924 000 35 085 000
Biaya (Rp) Nov’14 Des’14 29 161 000 32 400 000 2 475 000 2 635 000 4 749 000 5 045 000 36 385 000 40 080 000
Jan’14 32 310 000 2 626 000 4 604 000 39 540 000
Feb’14 29 340 000 2 280 000 3 956 000 35 576 000
Sumber : Data UKM Perusahaan (diolah), 2015 Biaya bahan baku pada UKM Mamanaia paling dipengaruhi oleh biaya pembelian ayam. Biaya pembelian ayam tertinggi dicapai pada bulan Desember 2014, yang dipengaruhi oleh pencapaian harga rata-rata ayam tertinggi yaitu Rp30 000. Bulan September 2014 mencapai biaya pembelian bahan baku ayam yang terendah karena harga ayam rata-rata pada bulan tersebut sebesar Rp26 921. Biaya Penyusutan Periode September 2014-Februari 2015 Peralatan yang dimiliki UKM Mamanaia mengalami penyusutan yang dapat dikonversikan ke dalam suatu biaya. Biaya penyusutan pada usaha ini dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Biaya penyusutan peralatan UKM Mamanaia Peralatan
Jumlah
Harga beli (Rp)
Total biaya (Rp)
Nilai sisa (Rp)
Gerobak Kompor Kuali Marina color box Stainless Codet Saringan minyak Baskom
Biaya penyusutan (Rp) 15 000 3 750 4 167 4 167
Total biaya penyusutan
1 920 000 230 000 0 100 000
Umur ekonomis (tahun) 15 10 1 8
4 4 4 4
3 000 000 500 000 50 000 400 000
12 000 000 2 000 000 200 000 1 600 000
4 4 4
30 000 30 000 50 000
120 000 120 000 200 000
9 750 0 12 500
8 1 2
281,25 2 500 521
1 125 10 000 2 083
4
30 000
120 000
7 500
8
312,5
1 250
60 000 15 000 16 667 16 667
17 Peralatan
Jumlah
Harga beli (Rp)
Total biaya (Rp)
Nilai sisa (Rp)
Biaya penyusutan (Rp) 104
Total biaya penyusutan
2 500
Umur ekonomis (tahun) 8
Nampan plastik Nampan stainless Ember besar Ember kecil Tempat sampah
4
10 000
40 000
4
35 000
140 000
8 750
6
365
1 458
4
30 000
120 000
0
1
2 500
10 000
4
10 000
40 000
0
1
833
3 333
4
25 000
100 000
0
1
2 083
8 333
Total biaya
146 333
417
Sumber : Data UKM Mamanaia (diolah), 2015 Tabel 11 menunjukkan biaya penyusutan peralatan UKM Mamanaia setiap bulannya sebesar Rp146 333. Biaya penyusutan yang terbesar dialami oleh gerobak yang besarnya Rp60 000 per bulan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan gerobak tiap hari dalam penggorengan modul ayam goreng tepung dan tempat display produk. Biaya Kualitas Periode September 2014-Februari 2015 Biaya kualitas yang ditanggung oleh usaha ini hanya terdiri dari biaya kegagalan eksternal. Hal ini diakibatkan oleh biaya kualitas lain yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan internal tidak ditemukan pada usaha ini. Biaya kegagalan eksternal pada UKM Mamanaia adalah besarnya biaya yang ditanggung akibat adanya produk cacat maupun pengembalian produk masing-masing gerai. Biaya kualitas tersebut dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Biaya kualitas Bulan
Biaya kualitas (Rp)
Penjualan aktual (Rp)
September 1 109 000 65 057 000 Oktober 1 307 000 68 541 000 November 1 421 000 68 876 000 Desember 819 000 72 360 000 Januari 796 000 72 159 000 Februari 519 000 65 995 000 Sumber : Data UKM Mamanaia (diolah), 2015
Presentasi biaya kualitas terhadap penjualan(%) 1,70 1,91 2,06 1,13 1,10 0,79
Tabel 12 menunjukkan besar presentase biaya kualitas produk terhadap penjualan pada usaha ini cenderung fluktuatif. Fluktuasi biaya kualitas harian pada usaha ini dapat ditunjukkan pada Lampiran 3. Biaya kualitas terbesar yang ditanggung oleh UKM Mamanaia terjadi pada bulan November, sedangkan biaya kualitas terkecil dicapai pada bulan Februari. Hal ini mengindikasikan masih adanya produk cacat yang diproduksi oleh entitas usaha sehingga masih menimbulkan kerugian pada bisnisnya.
18 Klasifikasi biaya operasional UKM Mamanaia Biaya operasional pada UKM Mamanaia diklasifikasikan berdasarkan perilaku biaya tetap dan biaya variabel. Biaya operasional yang dikeluarkan oleh UKM Mamanaia pada periode bulan September 2014-Februari 2015 dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Biaya operasional Jenis biaya Bahan baku langsung Saos Kemasan Plastik Gas Bonus karyawan Biaya pemasaran Biaya kualitas Biaya transportasi Total biaya variabel Tenaga Kerja langung Sewa tempat Biaya penyusutan Total biaya tetap Total biaya operasional
Biaya variabel (Rp) Nov’14 Des’14
Jan’14
Feb’14
40 080 000 3 042 000 459 000 528 000 1 380 000
39 540 000 3 078 000 330 000 804 000 1 368 000
35 576 000 2 718 000 363 000 869 000 1 514 000
500 000
0
0
0
622 000
472 000
467 000
303 000
253 000
1 109 000 300 000
1 307 000 310 000
1 421 000 300 000
819 000 310 000
796 000 310 000
519 000 280 000
40 410 000
43 424 000
44 382 000
47 085 000
46 529 000
42 092 000
9 000 000
9 000 000
9 000 000
9 000 000
9 000 000
8 500 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
146 333
146 333
146 333
146 333
146 333
146.333
10 946 333
10 946 333
10 946 333
10 946 333
10 946 333
10 946 333
51 356 333
54 370 333
55 328 333
58 031 333
57 475 333
52 538 333
Sept'14
Okt'14
33 064 000 2 874 000 495 000 616 000 1 411 000
35 085 000 3 065 000 501 000 572 000 1 462 000
36 385 000 3 089 000 450 000 320 000 1 445 000
0
500 000
541 000
Sumber : Data UKM Mamanaia, 2015 (diolah) Tabel 13 menunjukkan bahwa biaya operasional UKM Mamanaia cenderung fluktuatif, yang diiringi dengan naik turunnya biaya variabel pada periode bulan September 2014 - Februari 2015. Struktur biaya operasional usaha ini pada periode tersebut rata-rata disusun oleh 79.65% komponen biaya variabel dan 20,35% komponen biaya tetap. Biaya operasional UKM Mamanaia meningkat sejak bulan September 2014 hingga Desember 2014, namun di awal tahun 2015 mulai mengalami penurunan biaya.
Laba UKM Mamanaia Pertumbuhan Laba Periode September 2014-Februari 2015 Pertumbuhan laba yang dihasilkan produk UKM Mamanaia dan peramalan kondisi laba di masa depan dapat dilihat melalui analisis tren. Gambar 6 menunjukkan peramalan laba harian UKM Mamanaia pada bulan Maret 2015 akan cenderung meningkat. Laba yang dihasilkan oleh UKM Mamanaia pun cenderung
19 fluktuatif seperti pada Lampiran 4. Laba harian tertinggi yang diperoleh usaha ini adalah Rp705 456, sedangkan laba harian terendah yang diperoleh sebesar Rp241.456. Rata-rata laba harian yang diperoleh usaha ini adalah Rp463 470. Laba yang diperoleh usaha ini berbanding terbalik dengan besarnya volume penjualan dan biaya operasional produknya. Semakin tinggi biaya operasional dan volume penjualan produk maka semakin rendahlah laba yang dihasilkan, demikian pula sebaliknya.
Gambar 7. Analisis tren laba UKM Mamanaia Alasan pemilihan model kuadratik masih berdasarkan rendahnya nilai ukur akurasi pada MAPE, MAD, dan MSD pada ketiga model lainnya. Besar nilai alat ukur akurasi pada analisis tren laba UKM Mamanaia dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Data nilai MAPE, MAD, dan MSD pada laba MAPE MAD MSD
Linier 14 61 704 6 382 503 572
Kuadratik 14 60 678 6 317 962 230
Eksponensial 14 62 263 6 434 559 216
Analisis tren meramalkan laba yang diperoleh UKM Mamanaia pada bulan Maret 2015 sebesar Rp15 569 325. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan perolehan laba sebesar 13.57% dibandingkan bulan Februari 2015. Sedangkan pada April 2015, laba yang diperoleh pada April 2015 akan kembali meningkat 0.02% yaitu sebesar Rp15 887 435 dibandingkan bulan Maret 2015. Meningkatnya laba yang diperoleh oleh usaha ini pada April 2015 karena peramalan volume penjualan produk yang meningkat, namun diiiringi besarnya biaya operasional yang menurun. Maka, dalam rencana peningkatan laba, maka pihak UKM harus tetap memperhatikan pengendalian biaya operasional produk dan aktivitas penjualannya.
20 Laba UKM Mamanaia Periode Bulan September 2014-Februari 2015 Laba UKM Mamanaia merupakan perolehan dari selisih total penjualan produk dengan biaya operasional produknya. Besarrnya laba usaha tersebut dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Laba periode bulan September 2014-Februari 2015 Bulan
Total penjualan Biaya operasional (Rp) (Rp) September 65 057 000 51 356 333 Oktober 68 541 000 54 370 333 November 68 876 000 55 328 333 Desember 72 360 000 58 031 333 Januari 72 159 000 57 475 333 Februari 65 995 000 52 538 333 Sumber : Data UKM Mamanaia, 2015 (diolah)
Laba (Rp) 13 700 667 14 170 667 13 547 667 14 328 667 14 638 667 13 456 667
Tabel 15 menunjukkan laba tertinggi yang diperoleh usaha ini terjadi pada bulan Januari, sedangkan laba terendah diperoleh pada bulan Februari. Besarnya laba pada usaha ini pun dipengaruhi oleh faktor fluktuatifnya biaya variabel pada produk. Oleh karena itu, untuk tetap fokus dalam meningkatkan laba yang diperoleh, UKM Mamanaia harus mempersiapkan strategi khusus terkait dengan biaya operasional dan penjualan produknya. Analisis Margin Kontribusi Analisis Margin Kontribusi Periode Bulan September 2014-Februari 2015 Margin kontribusi adalah besarnya hasil penjualan dikurangi biaya variabel untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Analisis margin kontribusi pada UKM Mamanaia dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16. Analisis margin kontribusi UKM Mamanaia Keterangan Penjualan Biaya variabel Bahan baku langsung Saos Kemasan Plastik Gas Bonus karyawan Biaya pemasaran Biaya kualitas Biaya transportasi
Sept’14 65 057 000
Okt’14 68 541 000
Bulan Nov’14 Des’14 68 876 000 72 360 000
Jan’15 72 159 000
Feb’15 65 995 000
33 064 000 2 874 000 495 000 616 000 1 411 000
35 085 000 3 065 000 501 000 572 000 1 462 000
36 385 000 3 089 000 450 000 320 000 1 445 000
40 080 000 3 042 000 459 000 528 000 1 380 000
39 540 000 3 078 000 330 000 804 000 1 368 000
35 576 000 2 718 000 363 000 869 000 1 514 000
0
500 000
500 000
0
0
0
541 000
622 000
472 000
467 000
303 000
253 000
1 109 000
1 307 000
1 421 000
819 000
796 000
519 000
300 000
310 000
300 000
310 000
310 000
280 000
21 Keterangan Total biaya variabel Margin kontribusi
Sept’14 40 410 000
Okt’14 43 424 000
Bulan Nov’14 Des’14 44 382 000 47 085 000
Jan’15 46 529 000
Feb’15 42 092 000
24 647 000
25 117 000
24 494 000
25 630 000
23 903 000
25 275 000
Tabel 16 menunjukkan besarnya margin kontribusi pada produk UKM Mamanaia kurang stabil. Margin kontribusi terbesar dicapai pada bulan Desember 2014 dan terkecil dicapai pada bulan Februari 2015. Margin kontribusi pada bulan September sebanyak Rp24 647 000, yang meningkat sebesar 1.91% pada bulan Oktober yaitu Rp25 117 000. Namun, adanya penurunan margin kontribusi sebesar 2.48% pada bulan November yaitu Rp24 494 000, yang diikuti peningkatan kembali sebesar 3.19% pada bulan Desember yaitu Rp25 275 000. Bulan Januari, margin kontribusi meningkat sebesar 1.40% yaitu Rp25 630 000, dan menurun sebesar 6.74% yaitu Rp23 903 000. Analisis Break Even Point Analisis Break Even Point Periode Bulan September 2014-Februari 2015 Break even point adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya dan titik di mana laba sama dengan nol. Analisis break even point pada usaha ini dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17. Analisis break even point UKM Mamanaia Bulan September Oktober November Desember Januari Februari
Margin Kontribusi (Rp) 24 647 000 25 117 000 24 494 000 25 275 000 25 630 000 23 903 000
Penjualan (Rp) 65 057 000 68 541 000 68 876 000 72 360 000 72 159 000 65 995 000
Rasio margin kontribusi 0.379 0.366 0.356 0.349 0.355 0.362
Biaya tetap (Rp) 10 946 333 10 946 333 10 946 333 10 946 333 10 946 333 10 446 333
BEP (Rp) 28 893 399 29 871 109 30 780 585 31 338 345 30 818 434 28 841 809
Tabel 17 menunjukkan besarnya break even point produk UKM Mamanaia yang kurang stabil. Break even point tertinggi dicapai pada bulan Desember 2014 yaitu sebesar Rp31 338 345, sedangkan break even point terkecil dicapai pada bulan Februari 2014 yaitu sebesar Rp28 841 809. Break even point dicapai melalui pembagian biaya tetap dengan rasio margin kontribusi produk UKM Mamanaia. Tabel 16 menunjukkan pula bahwa pada periode bulan September 2014-Februari 2015, UKM Mamanaia telah mencapai titik impasnya sehingga dapat menghasilkan laba bagi usahanya. Kondisi break even point pada UKM Mamanaia pada periode bulan September 2014-Februari 2015 dapat dilihat melalui analisis tren pada Gambar 8. Analisis tren break even point pada UKM Mamanaia dapat menunjukkan pertumbuhan kondisi titik impas pada usaha dan dapat dijadikan landasan pemilihan keputusan manajemen dalam rencana meningkatkan laba.
22
Gambar 8. Analisis tren break even point UKM Mamanaia Gmabar 8 menunjukkan tren break even point harian pada usaha ini cenderung fluktuatif. Break even point harian tertinggi dicapai sebesar Rp1 234 813, sedangkan yang terendah dicapai sebesar Rp867 632. Rata-rata kondisi Break even point harian pada usaha ini adalah Rp1 002 077. Analisis tren pada Gambar 5 meramalkan adanya peningkatan kondisi break even point sebesar 12.11% pada bulan Maret 2015 dibandingkan bulan lalu dan akan kembali menurun sebesar 2.05% pada April 2015. Analisis tren kondisi break even point UKM Mamanaia menggunakan model tren eksponensial karena memiliki ukuran akurasi terendah dari semua model. Ukuran akurasi semua model yang terdiri dari MAPE, MAD, dan MSD dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Data nilai MAPE,MAD, daN MSD pada kondisi break even point Linier MAPE MAD MSD
Kuadratik
5 46 991 3 827 540 675
Eksponensial
5 47 087 3 710 466 440
5 46 719 3 835 239 690
Analisis Margin of Safety Analisis margin of safety dapat menunjukkan seberapa banyak penjualan sesungguhnya di atas penjualan break even point yang boleh turun sebelum perusahaan mengalami kerugian serta risiko bisnis. Analisis margin of safety UKM Mamanaia dapat dilihat pada tabel 19. Tabel 19. Analisis margin of safety UKM Mamanaia
Total Penjualan Penjualan BEP
Bulan Des’14 72 360 000
Sept’14 65 057 000
Okt’14 68 541 000
Nov’14 68 876 000
(28 893 399)
(29 9871 109)
(30 780 585)
(31 338 345)
Jan’14 72 159 000
Feb’14 65 995 000
(30 818 434)
(28 841 809)
23
Margin of safety Rasio Margin of safety
Sept’14 36 163 601
Okt’14 38 669 891
Nov’14 38 095 415
55.59
56.42
55.31
Bulan Des’14 41 021 655 56.69
Jan’14 41 340 566
Feb’14 37 153 191
57.29
56.30
Margin of safety diperoleh dari selisih total penjualan dengan penjualan saat break even point. Analisis margin of safety UKM Mamanaia tertinggi dicapai pada bulan Januari 2015 sebesar Rp41 340 566, sedangkan margin of safety terendah dicapai pada bulan September 2015 sebesar Rp36 163 601. Risiko kerugian UKM Mamanaia cukup besar karena rata-rata besarnya penurunan penjualan harian yang dapat terjadi sebesar 55.86%. Semakin kecil nilai margin of safety ratio dalam suatu usaha, maka semakin besat risikonya untuk mengalami kerugian. Analisis Operating Leverage Analisis operating leverage menunjukkan besarnya penggunaan biaya tetap untuk menciptakan perubahan persentase laba yang lebih tinggi ketika aktivitas penjualan bertambah. Analisis operating leverage UKM Mamanaia dapat dilihat pada tabel 20. Tabel 20. Analisis operating leverage UKM Mamanaia
Margin contribution Laba bersih Operating leverage
Bulan Des’14
Sept’14
Okt’14
Nov’14
Jan’15
Feb’15
24 647 000
25 117 000
24 494 000
25 275 000
25 630 000
23 903 000
13 700 667 1.80
14 170 667 1.77
13 547 667 1.81
14 328 667 1.76
14 638 667 1.75
13 456 667 1.78
Analisis operating leverage diperoleh melalui perbandingan margin contribution dengan laba bersih. Rata-rata nilai operating leverage UKM Mamanaia sebesar 1.79. Dengan nilai operating leverage tersebut, ketika terjadi peningkatan penjualan sebesar 10%, maka laba bersih akan meningkat sebesar 17,9%. Namun, ketika terjadi penurunan penjualan sebesar 10%, maka laba bersih akan menurun sebesar 17.9%. Semakin besar tingkat operating leverage, maka semakin banyak pula perubahan dalam aktivitas penjualan yang akan mempengaruhi laba. Analisis Cost Volume Profit Cost Volume Profit Analysis dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan pengambilan keputusan yang erat kaitannya dengan biaya operasional, volume penjualan produk dan laba usaha. Maka, UKM Mamanaia harus mulai memperhatikan faktor pengendali laba usaha tersebut yaitu biaya operasional dan volume penjualan dalam rencana peningkatan laba pada usahanya. Perkembangan bisnis UKM Mamanaia periode September 2014-Februari 2015 dapat dilihat dari laju pertumbuhan dan penurunan pada faktor pengendali perolehan laba. Rata-rata volume penjualan produk harian pada usaha ini adalah
24 342.85 unit, dengan rata-rata peningkatan volume penjualan produk harian sebesar 0.36%. Hal tersebut diiringi dengan rata-rata biaya operasional harian sebesar Rp1 818 232, dengan rata-rata peningkatan biaya operasional harian sebesar 0.23%. Berdasarkan data pemilik, UKM Mamanaia belum pernah menaikkan harga jual produknya selama periode usaha. Namun, pada bulan Februari 2015, UKM Mamanaia menurunkan sebesar 5.6% biaya tetap yang bersumber dari gaji karyawan sehingga menurunkan biaya operasional entitas usaha. Analisis break even point pada usaha ini pun menunjukkan adanya peningkatan rata-rata kondisi break even point harian sebesar 0.31%, Dengan adanya perkembangan usaha tersebut, UKM Mamanaia harus memilih alternatif cost volume profit (CVP) yang paling rasional dilakukan untuk mencapai peningkatan laba pada periode selanjutnya,. Namun, perkembangan usaha UKM Mamanaia di masa depan pun dapat dilihat melalui analisis tren. Analisis tren pada volume penjualan produk UKM Mamanaia (Gambar 3), meramalkan adanya penurunan rata-rata volume penjualan produk harian UKM Mamanaia sebesar 0.0037%. Sedangkan analisis tren biaya operasional produk usaha tersebut (Gambar 4), meramalkan adanya penurunan ratarata biaya operasional harian sebesar 0,0527%. Alternatif CVP yang diberikan pada UKM Mamanaia dalam mencapai peningkatan laba pada periode selanjutnya dipertimbangkan berdasarkan tiga landasan pokok yaitu asumsi peramalan faktor pengendali laba, laju perkembangan analisis tren faktor pengendali laba periode bulan September 2014-Februari 2015 dan target laba pemilik UKM. Volume penjualan produk UKM Mamanaia memiliki pertumbuhan harian meningkat, yang diiringi dengan peramalan penurunan kuantitas. Namun, biaya operasionalnya memiliki pertumbuhan harian yang meningkat dan diiringi peramalan penurunan atas biaya. Oleh karena itu, asumsi volume penjualan produk dan biaya operasional UKM Mamanaia pada alternatif CVP demi perolehan laba maksimaladalah sebagai berikut : 1. Mengurangi biaya variabel harian terpilih 0.25%, sedangkan volume penjualan produk dan harga jual tetap 2. Meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 0.4%, sedangkan biaya variabel harian terpilih tetap dan harga jual tetap. 3. Meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 0.4%, mengurangi biaya variabel harian terpilih 0.25%, dan harga jual tetap Struktur biaya operasional UKM Mamanaia untuk periode selanjutnya diasumsikan sama dengan bulan Februari 2015. Maka alternatif CVP yang mungkin digunakan pada usaha ini demi menghasilkan laba yang maksimal dapat dilihat pada tabel 21. Tabel 21. Analisis cost volume profit dalam pencapaian laba maksimal Keterangan
Penjualan Dada (@7 500)
Rata-rata Volume penjualan produk (unit)
Mengurangi biaya variabel harian terpilih 0.25%, volume penjualan dan harga jual tetap (Rp)
141
1 057 500
Meningkatkan volume penjualan produk harian 0.4%, biaya variabel harian terpilih dan harga jual tetap. (Rp) 1 065 000
Meningkatkan volume penjualan produk harian 0.4%, mengurangi biaya variabel harian terpilih 0.25%, dan harga jual tetap 1 065 000
25 Keterangan
Rata-rata Volume penjualan produk (unit)
Mengurangi biaya variabel harian terpilih 0.25%, volume penjualan dan harga jual tetap (Rp)
525 000
Meningkatkan volume penjualan produk harian 0.4%, biaya variabel harian terpilih dan harga jual tetap. (Rp) 532 500
Meningkatkan volume penjualan produk harian 0.4%, mengurangi biaya variabel harian terpilih 0.25%, dan harga jual tetap 532 500
Paha atas 70 (@7 500) Paha bawah 70 (@6 000) Sayap 70 (@5 000) Total Penjualan 351 Biaya variabel Biaya variabel yang tidak berubah Biaya pemasaran Biaya kualitas Total biaya variabel Margin kontribusi Rasio margin kontribusi Biaya tetap Laba BEP
420 000
426 000
426 000
350 000
355 000
355 000
2 352 500
2 378 500
2 378 500
1 465 714
1.477.566
1.477.566
9 013.41 18 489.66 1 493 217.07 859 282.93 0.3652 383 083 476 199.93 1 048 967.69
9 036 18 536 1 505 138 873 362 0.3671 383 083 490 279 1 043 538.55
9 013.41 18 489.66 1 505 069.07 873 430.93 0.3672 383 083 490 347.93 1 043 254.36
Tabel 21 telah menunjukkan alternatif CVP yang dipilih akan menghasilkan perolehan laba dan kondisi break even point yang berbeda-beda. Adapun analisis CVP terkait perlakuan pada volume penjualan usaha ini tetap disesuaikan dengan keadaaan sesungguhnya yaitu dalam bentuk pembulatan ke atas. Variabel Y (biaya variabel yang tidak berubah) pada analisis ini dipengaruhi oleh variabel X (volume penjualan produk). Maka, perlakuan pada biaya variabel disesuaikan dengan asumsi model linear pada persamaan y = 3 682.3x + 170 349. Oleh karena itu, hasil olahan ketiga alternatif tersebut adalah sebagai berikut: Mengurangi biaya variabel harian terpilih sebesar 0.25%, sedangkan volume penjualan produk dan harga jual tetap. Alternatif ini melakukan pengurangan pada biaya pemasaran dan biaya kualitas yang termasuk dalam biaya variabel UKM Mamanaia. Berdasarkan simulasi alternatif pertama ini, perolehan laba yang dihasilkan adalah Rp476 199.93, dengan kondisi BEP pada Rp1 048 967.69. Berdasarkan hasil tersebut, laba yang dihasilkan belum meningkat dari periode sebelumnya, sehingga alternatif ini masih kurang baik. 2. Meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 0.4%, sedangkan biaya variabel harian terpilih tetap dan harga jual tetap. Alternatif kedua diharapkan dapat memperoleh laba yang maksimal dengan meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 0.4%. Peningkatan volume produk pun masih rasional karena memperhitungkan perkembangan kuantitas produk yang dibeli pelanggan selama periode yang ada dan peramalan pada periode berikutnya. Volume penjualan produk pada alternatif ini disesuaikan dengan keadaaan penjualan sesungguhnya maka dibulatkan menjadi
1.
26 355 unit. Alternatif CVP ini menghasilkan perolehan laba harian sebesar Rp490 279 dengan kondisi BEP pada Rp1 043 538.55. Alternatif ini lebih baik daripada alternatif pertama karena menghasilkan laba yang lebih tinggi dengan kondisi BEP yang lebih rendah. 3. Meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 0.4%, mengurangi biaya variabel harian terpilih 0.25%, dan harga jual tetap Alternatif CVP ini merupakan simulasi kombinasi dari altenatif pertama dan kedua. Berdasarkan analisis yang dilakukan, laba yang dihasilkan adalah Rp490 347.93, dengan kondisi BEP pada Rp1 043 254.36. Alternatif ini merupakan pilihan yang terbaik karena menghasilkan perolehan laba yang tertinggi dari semua alternatif dengan kondisi BEP yang terendah pula. Hal ini mengindikasikan bahwa UKM Mamanaia sangat potensial untuk meningkatkan volume penjualan produknya, namun tetap memperhatikan pengeluaran biaya operasionalnya. Usaha ini pun perlu menerapkan usaha dengan fokus pada zero defect untuk memaksimumkan perolehan laba. Implikasi Manajerial Volume penjualan produk UKM Mamanaia sangat potensial untuk ditingkatkan. Analisis laju pertumbuhan volume penjualan dan peramalan yang telah dilakukan, menunjukkan kebutuhan konsumen akan produk ini cenderung meningkat setiap harinya. Maka, pihak UKM diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan produk sesuai dengan alternatif CVP terbaik dengan tetap memperhatikan pola pembelian konsumen per hari. Namun, volume penjualan produk yang potensial harus diiringi dengan pengendalian pengeluaran biaya operasional produk. Usaha ini pun perlu menerapkan fokus zero defect dalam mengurangi besarnya biaya kualitas pada penanganan produk cacat atau retur. Terlebih lagi, pengendalian terhadap pengeluaran biaya pemasaran dengan memperhatikan asas kehati-hatian dalam memaksimumkan perolehan laba.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan terkait cost volume profit pada UKM Mamanaia, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Periode September 2014-Februari 2015, UKM Mamanaia memiliki pertumbuhan volume penjualan produk lebih besar daripada biaya operasionalnya. Volume penjualan produk rata-rata meningkat sebesar 0.359% per harinya atau meningkat 1.063% per bulan. Sedangkan biaya operasional pada usaha ini rata-rata meningkat sebesar 0.23% per hari atau meningkat sebesar 1.23% per bulan. 2. Struktur biaya operasional UKM Mamanaia pada periode bulan September 2014-Februari 2015 disusun oleh 79.65% komponen biaya variabel dan 20,35% komponen biaya tetap. Biaya tetap terdiri dari biaya tenaga kerja langsung, sewa tempat, dan penyusutan. Komponen biaya tenaga kerja langsung merupakan
27 komponen utama pada biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku langsung, saos, kemasan, plastik, gas, bonus karyawan, pemasaran, dan kualitas. Biaya bahan baku mendominasi struktur biaya variabel dengan komponen utama bahan baku ayam. 3. UKM Mamanaia telah mencapai keadaan break even point (BEP) dalam menjalankan bisnisnya pada periode bulan September 2014-Februari 2015. Keadaan BEP pada usaha ini cenderung mengalami peningkatan sebesar 0.3056% per hari atau meningkat 0.03% per bulannya. Rata-rata kondisi BEP harian pada usaha ini adalah Rp1 002 077 atau Rp30 090 614 per bulannya. BEP tertinggi dicapai pada bulan Desember 2014 yaitu sebesar Rp31 338 345, sedangkan BEP terendah dicapai pada bulan Februari 2015 yaitu sebesar Rp28 841 809. 4. Nilai operating leverage UKM Mamanaia pada periode bulan September 2014Februari 2015 rata-rata sebesar 1.79. Dengan nilai operating leverage tersebut, ketika terjadi peningkatan penjualan sebesar 10%, maka laba bersih akan meningkat sebesar 17,9%. Namun, ketika terjadi penurunan penjualan sebesar 10%, maka laba bersih akan menurun sebesar 17.9%. 5. Dalam rencana mencapai peningkatan laba pada periode selanjutnya, maka dirumuskanlah alternatif cost volume profit (CVP) pada UKM Mamanaia terkait faktor pengendali laba yaitu volume penjualan produk dan biaya operasional. Alternatif CVP yang pertama adalah mengurangi biaya variabel harian terpilih sebesar 0.25%, sedangkan volume penjualan produk dan harga jual tetap. Alternatif CVP pertama menghasilkan perolehan laba sebesar Rp476 199.93 per hari, dengan kondisi BEP pada Rp1 048 967.69 per hari. Alternatif CVP yang kedua adalah meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 0.4%, sedangkan biaya variabel harian terpilih tetap dan harga jual tetap. Alternatif CVP kedua menghasilkan perolehan laba Rp490 279 per hari dan kondisi BEP pada Rp1 043 538.55. Alternatif CVP yang ketiga adalah meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 0.4%, mengurangi biaya variabel harian terpilih 0.25%, dan harga jual tetap. Alternatif ketiga menghasilkan perolehan laba sebesar Rp490 347.93, dengan kondisi BEP pada Rp1 043 254.36. Oleh karena itu, strategi analisis CVP yang cocok diterapkan pada UKM Mamanaia dalam memenuhi kebutuhan bisnis UKM adalah alternatif CVP yang ketiga. Alasannya adalah perolehan laba pada alternatif ini paling tinggi dibandingkan alternatif lainnya, dengan kondisi break even point yang paling rendah pula dibandingkan alternatif lainnya. Pihak UKM Mamanaia hendaknya mulai memperhitungkan efektivitas dan efisiensi tiap aktivitas produksinya untuk dapat mengetahui lebih rinci titik temu dalam meningkatkan laba pada bisnisnya. Penggunaan biaya pemasaran pada produk pun harap diperhitungkan agar tidak terjadi pengeluaran biaya yang tidak diperlukan. Aktivitas produksi dengan fokus zero defect pun hendaknya dilakukan untuk mengurangi biaya operasional yang ada dan menciptakan laba usaha yang maksimal. Saran 1. Pihak UKM Mamanaia sebaiknya lebih memperhatikan faktor pengendali laba dalam menjalankan bisnisnya yaitu harga jual, biaya operasional, dan volume
28
2.
3.
4. 5.
penjualan produk. Hal ini dilakukan untuk mencapai peningkatan perolehan laba secara stabil pada tiap periode yang diinginkan. Dalam rencana peningkatan laba tiap periode, hendaknya UKM Mamanaia mempertimbangkan hasil analisis CVP yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Pihak UKM pun hendaknya tetap meningkatkan volume penjualan produk per harinya karena kebutuhan konsumen akan produk pun cenderung meningkat. UKM Mamanaia dapat meninjau penghitungan biaya operasional melalui activity based costing dalam setiap proses bisnisnya. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan biaya operasional secara lebih spesifik dalam meningkatkan perolehan laba secara stabil. Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk bidang industri makanan sejenis dalam pencapaian pendapatan yang maksimal pada usahanya. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut menggunakan analisis tren dengan pola musiman, sesuai dengan faktor yang mempengaruhi fluktuatifnya faktor pengendali laba.
DAFTAR PUSTAKA Budiwibowo S. 2012. Analisis estimasi cost volume profit (CVP) dalam hubungannya dengan perencanaan laba pada hotel tlogo mas sarangan. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan.Volume 1:13-23. [Disperindagkop] Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Bekasi. 2014. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kota Bekasi Tahun 2013 [Internet]. [diunduh 2015 Jan 02]. Tersedia pada: http:// http://bekasikota.go.id/files/fck/lkpj%202013%20fix_.pdf Hansen DR, Mowen MM.. 2001. Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian. Penerbit Salemba Empat, penerjemah. Jakarta (ID): PT Salemba Emban Patria. Terjemahan dari: Cost Management: Accounting and Control. Ed ke-2. Hansen DR, Mowen MM. 2004. Akuntansi Manajemen. Fitriasari D, Kwary DA, penerjemah; Nicodemus B, editor. Volume ke-1. Jakarta (ID): Penerbit Salemba Empat. Terjemahan dari: Management Accounting. Ed ke-7. Hansen DR, Mowen MM. 2005. Akuntansi Manajemen. Fitriasari D, Kwary DA, penerjemah; Amelia V, Setyaningsih N, editor. Volume ke-2. Jakarta (ID): Penerbit Salemba Empat. Terjemahan dari: Management Accounting. Ed ke-7. Harahap SS. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta (ID): PT. Rajagrafindo Persada Horngren CT, Datar SM, Foster G. 2006. Akuntansi Biaya, Penekanan Manajerial. Lestari PA, penerjemah; Saat S, Hardani HW, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Cost Accounting, A ke-12. Managerial Emphasis. Ed Martua R, Putri R. 2010. Penerapan cost volume profit analysis sebagai alat bantu dalam perencanaan penjualan atas target laba yang ditetapkan (Studi kasus pada toko Mei Pastry). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi.Volume 3:1-19.
29 Rayburn LG. 1999. Akuntansi Biaya : dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya. Sirait A, penerjemah; Sumiharti Y, Saat S, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Cost Accounting: Using A Cost Management Approach. Ed ke-6. Samryn LM. 2001. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. Jakarta (ID). PT Raja Grafindo Persada. Sembiring B. 2013. Penerapan cost volume profit analysis sebagai perencanaan pencapaian laba dan penjualan pada PAPAPIA [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tambunan, Tulus. 2009. Umkm di indonesia. Bogor (ID). Ghalia indonesia Warindrani AK. 2006. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta (ID). Graha Ilmu. Wulansari W. 2011. Penerapan cost volume profit analysis dalam menunjang rencana pencapaian laba Ka Nung Bakery Tahun 2011 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
30
LAMPIRAN Lampiran 1 Volume penjualan produk UKM Mamanaia Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Total
Volume penjualan produk (unit) September Oktober November Desember Januari Februari 340 350 400 350 360 350 340 370 370 330 370 370 310 350 400 370 340 330 330 330 390 350 360 350 300 340 340 370 360 370 300 340 370 340 350 370 350 310 330 340 340 360 310 370 370 330 370 330 300 330 390 350 350 370 310 330 340 300 340 350 340 350 330 350 350 350 330 360 340 350 360 340 320 340 350 330 320 360 340 340 330 330 340 360 340 330 310 310 340 370 350 300 370 300 350 340 310 310 350 340 360 350 330 330 330 350 340 360 350 300 340 340 340 330 300 330 370 320 370 330 310 340 310 370 330 360 310 310 330 350 320 350 350 330 340 350 350 350 300 350 300 360 350 360 340 300 300 370 350 360 330 310 320 360 360 350 300 300 330 400 330 330 300 330 300 370 340 350 330 300 310 350 350 340 310 320 400 350 340 370 330 9710 10230 10280 10800 10770 9850
31 Lampiran 2 Biaya operasional UKM Mamanaia Biaya operasional (Rp) Tanggal September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
1
1.795.878
1.820.237
1.974.544
1.942.108
1.882.108
1.891.083
2
1.760.878
1.908.237
1.836.544
1.794.108
1.911.108
1.967.083
3
1.658.878
1.845.237
2.024.544
2.048.108
1.774.108
1.834.083
4
1.748.878
1.704.237
1.972.544
1.930.108
1.895.108
1.853.083
5
1.639.878
1.802.237
1.807.544
2.000.108
1.868.108
1.993.083
6
1.597.878
1.801.237
1.832.544
1.819.108
1.821.108
1.935.083
7
1.827.878
1.615.237
1.714.544
1.858.108
1.820.108
1.902.083
8
1.650.878
1.967.237
1.913.544
1.791.108
1.926.108
1.812.083
9
1.671.878
1.684.237
1.954.544
1.897.108
1.829.108
1.960.083
10
1.668.878
1.746.237
1.843.544
1.676.108
1.814.108
1.874.083
11
1.802.878
1.841.237
1.719.544
1.920.108
1.829.108
1.881.083
12
1.736.878
1.878.237
1.845.544
1.902.108
1.908.108
1.824.083
13
1.672.878
1.817.237
1.839.544
1.829.108
1.742.108
1.892.083
14
1.787.878
1.766.237
1.710.544
1.830.108
1.910.108
1.927.083
15
1.805.878
1.733.237
1.669.544
1.692.108
1.836.108
1.974.083
16
1.803.878
1.603.237
1.933.544
1.703.108
1.885.108
1.839.083
17
1.684.878
1.666.237
1.939.544
1.905.108
1.927.108
1.846.083
18
1.685.878
1.752.237
1.784.544
1.876.108
1.799.108
1.893.083
19
1.786.878
1.655.237
1.905.544
1.876.108
1.851.108
1.800.083
20
1.606.878
1.749.237
2.018.544
1.735.108
1.967.108
1.826.083
21
1.636.878
1.881.237
1.763.544
2.039.108
1.772.108
1.886.083
22
1.707.878
1.622.237
1.853.544
1.791.108
1.718.108
1.862.083
23
1.738.878
1.799.237
1.863.544
1.811.108
1.866.108
1.866.083
24
1.690.878
1.798.237
1.732.544
1.896.108
1.871.108
1.868.083
25
1.816.878
1.683.237
1.768.544
1.890.108
1.841.108
1.891.083
26
1.775.878
1.629.237
1.847.544
1.846.108
1.933.108
1.822.083
27
1.605.878
1.671.237
1.922.544
2.067.108
1.795.108
1.755.083
28
1.621.878
1.747.237
1.702.544
1.886.108
1.825.108
1.863.083
29
1.679.878
1.662.237
1.801.544
1.811.108
1.910.108
30
1.684.878
1.687.237
1.831.544
2.070.108
1.980.108
1.898.108
1.767.108
58.031.333
57.475.333
31 Total
1.832.237 51.210.000
54.370.333
55.328.333
52.538.333
32 Lampiran 3 Biaya kualitas harian UKM Mamanaia Biaya kualitas (Rp) Tanggal September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
1
17.000
35.000
40.000
40.000
23.000
15.000
2
57.000
27.000
37.000
25.000
27.000
20.000
3
34.000
50.000
70.000
67.000
15.000
32.000
4
43.000
40.000
80.000
25.000
18.000
30.000
5
25.000
37.000
25.000
30.000
20.000
20.000
6
25.000
65.000
25.000
25.000
10.000
27.000
7
37.000
25.000
30.000
40.000
15.000
18.000
8
42.000
60.000
70.000
13.000
25.000
15.000
9
53.000
18.000
60.000
35.000
17.000
17.000
10
32.000
35.000
45.000
37.000
20.000
32.000
11
32.000
47.000
35.000
20.000
15.000
10.000
12
38.000
56.000
60.000
19.000
35.000
12.000
13
18.000
73.000
40.000
17.000
40.000
13.000
14
41.000
37.000
30.000
45.000
37.000
13.000
15
33.000
40.000
35.000
40.000
30.000
31.000
16
63.000
24.000
90.000
25.000
25.000
20.000
17
41.000
35.000
35.000
37.000
15.000
12.000
18
45.000
47.000
37.000
30.000
25.000
14.000
19
31.000
35.000
30.000
30.000
43.000
27.000
20
15.000
60.000
65.000
40.000
15.000
21.000
21
37.000
71.000
47.000
30.000
15.000
10.000
22
45.000
25.000
50.000
15.000
20.000
15.000
23
27.000
45.000
30.000
10.000
10.000
20.000
24
60.000
47.000
35.000
24.000
25.000
15.000
25
55.000
36.000
70.000
15.000
24.000
25.000
26
40.000
20.000
45.000
10.000
10.000
10.000
27
25.000
40.000
60.000
17.000
20.000
10.000
28
43.000
71.000
35.000
13.000
25.000
15.000
29
18.000
26.000
60.000
10.000
17.000
30
37.000
60.000
50.000
10.000
150.000
25.000
10.000
819.000
796.000
31 Total
20.000 1.109.000
1.307.000
1.421.000
519.000
33 Lampiran 4 Laba UKM Mamanaia Laba (Rp) Tanggal September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
1
482.122
524.763
705.456
402.892
529.892
453.917
2
517.122
570.763
642.456
416.892
567.892
511.917
3
418.122
499.763
655.456
430.892
503.892
376.917
4
462.122
506.763
640.456
414.892
516.892
491.917
5
370.122
475.763
470.456
478.892
543.892
485.917
6
412.122
476.763
646.456
458.892
523.892
543.917
7
517.122
461.763
496.456
419.892
457.892
509.917
8
426.122
511.763
565.456
419.892
552.892
398.917
9
338.122
526.763
658.456
447.892
515.892
518.917
10
408.122
464.763
434.456
333.892
463.892
470.917
11
475.122
503.763
491.456
424.892
515.892
463.917
12
474.122
533.763
432.456
442.892
503.892
453.917
13
471.122
460.763
505.456
381.892
401.892
519.917
14
490.122
511.763
500.456
380.892
367.892
484.917
15
472.122
477.763
407.456
384.892
441.892
504.917
16
541.122
406.763
545.456
306.892
459.892
438.917
17
392.122
410.763
405.456
372.892
484.892
498.917
18
525.122
458.763
426.456
468.892
478.892
518.917
19
558.122
354.763
372.456
401.892
426.892
410.917
20
403.122
461.763
460.456
408.892
511.892
384.917
21
440.122
396.763
313.456
439.892
438.892
525.917
22
369.122
454.763
357.456
553.892
425.892
482.917
23
606.122
411.763
414.456
533.892
478.892
478.917
24
319.122
546.763
277.456
515.892
473.892
543.917
25
461.122
326.763
241.456
588.892
503.892
520.917
26
435.122
447.763
296.456
565.892
478.892
522.917
27
404.122
338.763
288.456
612.892
415.892
455.917
28
388.122
463.763
307.456
592.892
452.892
481.917
29
531.122
347.763
275.456
533.892
434.892
30
593.122
389.763
312.456
609.892
364.892
580.892
443.892
14.328.667
14.683.667
31 Total
445.763 13.700.667
14.170.667
13.547.667
13.456.667
34 RIWAYAT HIDUP Elita Febriani Sipayung lahir di kota Bekasi pada tanggal 02 Februari 1993 sebagai putri pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Kapt.Arm Nelson Sipayung dan Dra.Nurhayati Sinaga. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Santa Lusia pada tahun 2005, selanjutnya melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kota Bekasi dan kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Bekasi. Pada tahun 2011 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Tulis pada mayor Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama perkuliahan penulis aktif dalam berorganisasi pada beberapa kegiatan baik di dalam maupun di luar kampus. Penulis tergabung sebagai Bendahara Departemen Hubungan Eksternal, Badan Eksekutif Mahasiswa FEM IPB, Kabinet Simfoni pada tahun 2014. Penulis juga tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa pada PSM IPB Agriaswara (Batch Spectaforia), Keluarga Mahasiswa Katolik IPB, dan Debate Marketing Club Manajemen IPB. Penulis pun aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan pada Himpunan Profesi Manajemen IPB, UKM Century, dan BEM-KM IPB. Penulis tergabung dalam program internship di Mitsui-Sumitomo Insurance Group (MSIG) pada tahun 2015 yang menerbitkan proyek “Design and Product Development Strategy of Micro Insurance PT Asuransi MSIG Indonesia”. Selain itu, beberapa prestasi yang diraih oleh penulis adalah asisten praktikum terbaik mata kuliah Ekonomi Umum, Departemen Ilmu Ekonomi IPB tahun 2014; delegasi Malaysia International Youth Exchange pada Kementrian Belia dan Sukan Malaysia pada tahun 2014, dan juara satu cabang aerobik The 8th Sportakuler pada tahun 2015.