STRATEGI PENINGKATAN PERAN PROGRAM PENGUATAN MODAL KELOMPOK (PMUK) DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI SAYUR DI KABUPATEN PELALAWAN PROPINSI RIAU
YULIATMI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Srategi Peningkatan Program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) dalam Pemberdayaan Klomok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan. Adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebitkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini,
Bogor,
Januari 2009
Yuliami Nrp. A.153050235
2
ABSTRACT YULIATMI. Strategies in Improving the Role of the Program in Strengthening Group Business’s Capital (PSGBC) in the Empowerment of Vegetable Farmer Groups in the Regency of Pelalawan, Province of Riau. Under the Supervision of Dr.Ir.Dedi Budiman Hakim, M.Sc as Head and Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja,M.Sc as Member of the Supervisory Commission In the empowerment of farmer community, a Program in Strengthening Group Business’s Capital (PSGBC) has been conducted through a Direct Loan to the community. Pelalawan is one regency that has received PSGBC since 2004. The program has involved eight groups of farmers (consisting of 54 farmers) who deal with vegetables commodities such as chilly, spinach, kangkung (water spinach), etc. In its operation, PSGBC has some problems. First, there are still farmers who have not returned the fund of PSGBC to the farmer groups. This has affected the sustainability of their farm businesses. Second, some farmers still move from one area to another because those who receive PSGBC are the farmers who cultivate lands. Further, the farmers in the Regency of Palalawan often produce the same commodities as other farmer groups, thus making the price of the commodities low. Those problems above will certainly inhibit the attainment of PSGBC’s goals, particularly increased production, productivity, and the income of farmers receiving PSGBC. The first objective of the study was descriptively analyzed and the second was examined with the methods of SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats) and QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Based on the resulted evaluation of the PSGBC, the vegetable farmers have not been successful as a result of their low education (of nine years). The relatively low education will cause a slow change in thinking ability through the development program because in general a person with a low education is slow in making decisions. The status of borrowed land is also a constraint to the success of PSGBC because the period of utilizing the land is only 2-3 years and after the period the land must be returned to its owner. The results of SWOT and QSPM analysis show that there are three major priorities for the improved role of PSGBC in the Regency of Pelalawan in increasing the income of vegetable farmers: (1) accelerating land certification for the farmers of PSGBC; (2) improving access to
3
marketing; and (3) empowering institutions for extension, capital arrangement, promotion, and marketing in the Regency of Pelalawan to support PSGBC. To be successful, PSGBC requires the support of the local government, particularly of Pelalawan Regency. First, it is necessary for the related institution to form RTRW (a neighborhood) for the purpose of developing and establishing a vegetable region as well as confirming the land rights for the farmers. Second, it is necessary to create coordination between the provincial government and regency government in formulating the development plan in horticultural agribusiness (vegetables) by expanding cultivated land (sharing program). Third, it is necessary to improve human resources through training, internship, and comparative studies to successful regions; in which case the most important to consider is the identification
of
potential
farmers
and
locations.
Fourth,
institutional
empowerment is also necessary, i.e. by developing and supervising the existing institutions, conducted by the local governments through related institutions such as Food Crop Services, and by empowering KUD (Sub-district Cooperative Unit) in providing production facilities. The role of the government is also needed to facilitate the provision of capital for farmers.
4
RINGKASAN YULIATMI. Strategi Peningkatan Peran Program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau. Dibimbing oleh Dr.Ir.Dedi Budiman Hakim, M.Sc sebagai ketua dan Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja,M.Sc sebagai anggota komisi pembimbing.
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat petani telah diterapkan program PMUK melalui pendekatan (pola) Bantuan Pinjaman Langsung ke Masyarakat (BPLM). Pelalawan merupakan salah satu kabupaten yang mendapatkan program PMUK yaitu sejak tahun 2004. Program ini telah melibatkan 8 kelompok tani, dengan jumlah petani 54 orang, dengan berbagai komoditas sayuran seperti cabai, bayam, kangkung, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan PMUK, terdapat beberapa permasalahan. Pertama, masih ada petani yang belum mengembalikan dana PMUK kepada kelompok tani. Sehingga hal tersebut berdampak pada status keberlanjutan para petani dalam usahataninya. Permasalahan kedua yaitu masih ditemukannya petani yang berpindah-pindah. Hal tersebut terjadi karena petani yang mendapatkan PMUK adalah petani penggarap. Selain kedua masalah tersebut para petani di Kabupaten Palalawan sering mempoduksi komoditi yang sama dengan kelompok tani lainnya sehingga harga komoditi tersebut menjadi murah. Permasalahan di atas tentunya akan menghambat pencapaian tujuan PMUK khususnya peningkatan produksi, produktivitas, dan pendapatan petani penerima PMUK. Tujuan penelitan pertama dianalisis secara diskriptif sedangkan untuk tujuan ke dua dianalisia dengan metoda SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Berdasarkan hasil evaluasi Program PMUK petani sayur di Kabupaten Pelalawan belum berhasil dikarenakan tingkat pendidikan yang masih rendah yaitu 9 tahun, kondisi tingkat pendidikan yang relatif rendah ini menyebabkan perubahan pola pikir melalui program pembangunan akan berjalan lambat, karena pada umumnya orang yang berpendidikan rendah akan lambat dalam pengambilan keputusan. Status lahan pinjam ini juga merupakan penghambat keberhasilan
5
program PMUK karena jangka waktu pemanfaatan lahan pinjaman 2-3 tahun setelah itu diambil kembali oleh pemilik lahan. Sedangkan hasil analisis SWOT dan QSPM menunjukkan bahwa tiga prioritas utama strategi peningkatan peran program PMUK di Kabupaten Pelalawan untuk meningkatkan pendapatan petani sayur yaitu (1) mempercepat sertifikasi lahan petani PMUK; (2) mempercepat peningkatan akses jalan pemasaran; dan (3) pemberdayaan kelembagaan seperti penyuluhan, Permodalan, promosi dan pemasayaran di Kabupaten Pelalawan untuk mendukung program PMUK. Untuk mencapai keberhasilan program PMUK maka diperlukan dukungan dari Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Pelalawan. Pertama, perlu penyusunan RTRW oleh instansi terkait, untuk menumbuhkan dan memantapkan kawasan sayuran serta memberikan penguatan hak atas tanah kepada petani. Kedua, perlu koordinasi antara pemerintah provinsi dengan Kabupaten dalam penyusunan rencana pengembangan agribisnis hortikultura (sayuran) melalui Perluasan areal tanam (sharing program). Ketiga, perlu melakukan peningkatan sumberdaya manusia melalui pelatihan, magang dan studi banding ke daerah yang telah berhasil, yang paling diperhatikan sekali yaitu Identifikasi calon petani dan calon lokasi. Keempat, perlu pemberdayaan kelembagaan dengan cara menumbuh kembangkan serta pembinaan kelembagaan yang ada oleh pemda melalui instansi terkait seperti dinas Tanaman Pangan, Koperasi, memberdayaan KUD dalam hal penyediaan sarana produksi serta perlu peran pemerintah guna menfasilitasi ketersediaan modal bagi petani.
6
@ Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
7
STRATEGI PENINGKATAN PERAN PROGRAM PENGUATAN MODAL KELOMPOK (PMUK) DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI SAYUR DI KABUPATEN PELALAWAN PROPINSI RIAU
YULIATMI
Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Magister Manajemen Pembangunan Daerah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
8
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir: Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec
9
Judul Tesis
:
Strategi Peningkatan Peran Program Penguatan Modal Kelompok (PMUK) Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau
Nama
:
Yuliatmi
NRP
:
A 153050235
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Sc
Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja, M.Sc
Ketua
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
10