STRATEGI PENGUATAN DAYA SAING PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN DOMPET DHUAFA (DD) WATER (Studi Pada PT. DAYA Consumer Goods)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
oleh: Farhan Asyhadi 107046200307 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432
STRATEGI PENGUATAN DAYA SAING PRODUK AIR MINERAL DALAM KEMASAN DOMPET DHUAFA (DD) WATER (Studi Pada PT. DAYA Consumer Goods)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)
oleh:
FARHAN ASYHADI NIM : 107046200307 Pembimbing
Prof. Dr. H. M. ATHO MUDZHAR, MSPD NIP. 150 077 526 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Strategi Penguatan Daya Saing Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) DD Water (Studi Pada PT. DAYA Consumer Goods), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (SI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Jakarta, 11 Juli 2011 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP.195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua
: Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012
(........................)
Sekretaris
: Mu'min Rauf, MA NIP.150281979
(........................)
Pembimbing I
: Prof. DR. H. M Atho Mudzhar, MSPD NIP. 150077526
(........................)
Penguji I
: Drs. Noryamin Aini, MA NIP.196303051991031002
(........................)
Penguji II
: Amalia, SE, MM NIP.197408212009012005
(........................)
LEMBAR PERNYATAAN 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universiatas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universiatas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 10 Mei 2011
Farhan Asyhadi
ABSTRAKSI Farhan Asyhadi, NIM 107046200307, Strategi Penguatan Daya Saing Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) DD Water (Studi Pada PT. DAYA Consumer Goods), Skripsi, Program Studi Muamalat, Jurusan Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Jumlah i – x + 90 halaman. Kerjasama sejak tahun 2005 antara PT. DAYA Consumer Goods dengan PT. Dompet Dhuafa Republika dalam pengembangan bisnis di bidang pemberdayaan telah menghasilkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “DD Water” yang cukup menjanjikan. Ketiga macam produk baik Galon 19 lt, Botol 600 ml maupun Cup 240 ml, meskipun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi, tetapi mengarah kepada peningkatan produksi dan puncaknya pada tahun 2009 dengan omset penjualan mencapai Rp. 1.314.566.900,00 ( satu milyar tiga ratus empat belas juta lima ratus enam puluh enam ribu sembilan ratus rupiah). Trend peningkatan ini menimbulkan pertanyaan, langkah strategi apa yang telah dilakukan oleh PT. DAYA Consumer Goods untuk meningkatkan daya saing produknya itu. Inilah yang menjadi pokok masalah skripsi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi penguatan daya saing yang dilakukan oleh PT. DAYA Consumer Goods. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif analisis dengan menggunakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan penelusuran data sekunder atau dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa strategi yang dilakukan “DD Water” dari segi mutu, produk “DD Water” sudah mendapatkan sertifikat produk penggunaan tanda SNI dari Lembaga Sertifikasi. Dari segi penetapan harga produk, “DD Water” menerapkan harga di bawah harga saingan. Produk “DD Water” dilihat dari kualitas dan harga dapat disejajarkan dengan produk yang sudah terkenal di pasaran antar wilayah kabupaten/kota. Dari segi kemasan,. Dilihat dari daya tarik visual, strategi yang dilakukan oleh “DD Water” adalah pencitraan air tidak identik hanya dengan warna biru, sifat asli air yang bermakna menyegarkan dan menyejukkan, pencitraan yang tergambar adalah warna hijau, “DD Water” memilih warna hijau untuk desain warna produknya. Strategi yang dilakukan PT. DAYA Consumer Goods dari segi promosi adalah dengan berperan aktif menggunakan metode public relation. Promosi dilakukan melalui poster dan selebaran, berupa spanduk untuk distributor dan agen, stiker, brosur dan VCD persentasi proses produksi. Penguatan daya saing melalui strategi pemasaran yang dilakukan “DD Water” adalah dengan memasarkan produk lebih memperhatikan kepada instansi/lembaga, karena titik awal pendirian “DD Water” berangkat dari komunitas yang memiliki kekuatan hubungan emosional dan psikologis dengan instansi/lembaga, berawal dari kekuatan sebagai komunitas sampai menjaring konsumen ke pasaran bebas. Kata Kunci : AMDK, DD Water, daya saing, mutu, kemasan, promosi, pemasaran. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar, MSPD Daftar Pustaka : 1984 s/d 2010
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayang kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang tetap istiqomah sampai dengan akhir zaman. Perkenankanlah penulis memberikan ungkapan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi dan selama menjalankan studi di Fakultas Syariah dan Hukum sampai selesai. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH. MH. MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia. M.Ag., Ketua Jurusan Muamalat Konsentrasi Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Mu’min Rouf, MA., Sekretaris Jurusan Muamalat Konsentrasi Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
i
4. Kepala Perpustakaan Umum dan Kepala Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan. 5. Bapak
Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si., Pembimbing Akademik, yang
telah memberikan saran serta kritik untuk Penulis 6. Bapak Prof. Dr. H.M. Atho Muzhar, MSPD., Pembimbing Skripsi, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuannya kepada Penulis. 7. Ibu Lani Setyawati, Pimpinan perusahaan AMDK “DD Water” dan staf karyawan mba Arti, Putri, serta Heni, yang sudah bersedia meluangkan waktunya dan bersedia memberikan keterangan dalam wawancara dan membantu memberikan data sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Orang Tuaku Tercinta, Ayahanda Drs. H. Syafi’uddin, SH. MH., dan Ibunda Hj. Tuti Haryati yang sudah mendoakan serta memberi semangat untuk saya agar dapat menyelesaikan studi dengan baik. Serta adikku tercinta Rizka Muthiadina yang selalu memberikan semangat serta senyuman, canda dan tawa. 9. Teman-teman Asuransi Syariah kelas B angkatan 2007, Rully, Lukman, Wawan, Mita, Puput, Vivi, Qisty, Neng, dan teman-teman lain yang telah memberikan info-infonya terkait dengan studi ataupun diluar studi. ii
10. Sahabat satu kost, M. Panji Pratama dan Gilang Nugraha yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, untuk penulis khususnya dan bagi pihak pada umumnya. Hanya kepada Allah SWT penulis memohon bimbingan dan menggantungkan semua harapan.
Jakarta, 10 Mei 2011
Farhan Asyhadi
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI………………………………………………………………………...i KATA PENGANTAR………………………………………………………............ii DAFTAR ISI………………………………………………………………………...v DAFTAR TABEL……………………………………………………………….….vii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………...……………………...1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………....…..……..…...8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………………..9 D. Metode Penelitian ……………………..……..………………………...10 E.
Studi Review Terdahulu ………………………………………………..11
F.
Teknik dan Sistematika Penulisan ……………………………...……...14
BAB II STRATEGI DAN PENGUATAN DAYA SAING A. Strategi 1. Pengertian Strategi…………………………………………..…..17 2. Tahapan-Tahapan Strategi……………...…………………..……19 3. Jenis-Jenis Strategi……………………………………………….21 B. Penguatan Daya Saing 1. Pengertian Daya Saing……..……………………………………23 2. Daya Saing dari Segi Mutu dan Kemasan……………………….25 3. Daya Saing dari Segi Promosi dan Pemasaran…………………..32 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing…….………….38
iv
BAB III PROFIL PT. DAYA CONSUMER GOODS A. Organisasi dan Visi PT. DAYA Consumer Goods…………….........41 B. Proses Produksi dan Pengembangan ……….…………………..........45 BAB IV STRATEGI PENGUATAN DAYA SAING DARI SEGI MUTU DAN KEMASAN A. Strategi Penguatan Daya Saing dari Segi Mutu………………………52 B. Strategi Penguatan Daya Saing dari Segi Kemasan…………….........57 BAB V STRATEGI PENGUATAN DAYA SAING DARI SEGI PROMOSI DAN PEMASARAN A. Strategi Penguatan Daya Saing dari Segi Promosi…………………...64 B. Strategi Penguatan Daya Saing dari Segi Pemasaran…………………67 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………….…………………75 B. Saran…………………………………….……………………………..78 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...……………79 LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.1
Tinjauan studi terdahulu………………………………………………38
3.1
Produk dan Bottom Price Distributor…………………………………46
5.1
Omset Laba/Rugi…………………………………………………......50
4.1
Analisis faktor-faktor internal..………………………………………59
5.1
Analisis faktor-faktor eksternal………………………………………69
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Struktur Organisasi PT. DAYA Consumer Goods……………………… 43
3.1
Volume Produksi Jenis Cup 240 ml…………………………………….. 47
3.2
Volume Produksi Jenis Botol 60 ml…………………………………….. 48
3.3
Volume Produksi Jenis Galon 19 lt…………………………………...... 49
5.1
Skema Distribusi Pemasaran DD Water...……………………………....67
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Agama merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mendapat perhatian secara mendalam karena agama dapat mempengaruhi proses kehidupan manusia, terutama dalam hal martabat kemanusiaan, etika, estetika dan norma. Islam adalah cara hidup yang seimbang dan koheren dirancang untuk kebahagiaan (falah) manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara kebutuhan moral dan kebutuhan material manusia dan aktualisasi keadilan sosial ekonomi serta persaudaraan dalam masyarakat. Telah menjadi kehendak Allah SWT bahwa manusia harus hidup bermasyarakat dan saling tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan andil dalam kehidupan orang lain, saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kemajuan dalam hidupnya. Untuk mencapai kemajuan dan tujuan hidup, diperlukan kerjasama yang baik antara sesama manusia.1Di antara sekian banyak aspek kerja sama yang paling menonjol di antara menusia adalah aspek ekonomi. Ekonomi Islam bersifat dinamis menurut dimensi ruang dan waktu, karena Islam adalah rahmatan lil
1
Hamzah Ya’qub, Kode Etika Dagang Menurut Islam; Pola Pembinaan dalam Berekonomi,
(Bandung : Diponogoro, 1984), h. 13-14
1
‘alamin.2 Dalam kehidupan ekonomi Islam penekanannya difokuskan pada dinamika vertikal dan horizontal.3 Islam menegaskan bahwa pemilik alam beserta isinya secara mutlak adalah Allah SWT. Manusia sebagai khalifah diberikan kemampuan yang bersifat konseptual, sehingga dapat mengolah dan memanfaatkan alam beserta isinya untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bersama.4 Dalam kehidupan masyarakat yang maju, hampir kita tidak dapat menemukan perindustrian yang hidup tanpa persaingan. Di Indonesia, keinginan dan kesungguhan negara untuk menciptakan iklim industri yang sehat telah dilakukan dengan memberlakukan undang-undang tentang larangan praktek monopoli dan persaingan industri tidak sehat yakni Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang dikeluarkan pada tanggal 5 Maret 1999, dan berlaku efektif satu tahun kemudian.5 Dengan demikian, persaingan dalam perniagaan adalah hal yang wajar.6 Kegiatan perniagaan dalam pandangan Islam
merupakan kelaziman tuntutan kehidupan, disamping
memiliki dimensi ibadah.
2
Tim Penyusun Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2002), h. 267
3
Dinamika vertikal ekonomi Islam adalah transendensi kepemilikan kekayaan yang diperoleh melalui bekerja sebagai realisasi kewajiban agama, sehingga setiap kewajiban ekonomi tidak terlepas dari dimensi moralitas dan mencari ridha Ilahi, sedangkan dinamika horizontal merupakan makna sosial dalam bekerja dan kemajuan usaha. Lihat Musa Asy’ari, Islam dan Etos Kerja Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 1987), h. 68 4 Haris Faulidi Asnawi, Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam (Yogyakarta: Magistra Insani Press, 2004), Cet. ke-1, h. 2 5 Gelhorn dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h.7 6 Adi Warsidi, Administrasi, (Jakarta : Universitas Terbuka. Gelhorn dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h.7, 1999
2
Tujuan aktivitas ekonomi dalam Islam adalah mewujudkan kesejahteraan ekonomi dalam kerangka moral Islam, sebagaimana Allah berfirman dalam surat alJumu’ah ayat 10:
ö/ä3¯=yè©9 #ZÏWx. ©!$# (#ρãä.øŒ$#uρ «!$# È≅ôÒsù ÏΒ (#θäótGö/$#uρ ÇÚö‘F{$# ’Îû (#ρãϱtFΡ$$sù äο4θn=¢Á9$# ÏMuŠÅÒè% #sŒÎ*sù ∩⊇⊃∪ tβθßsÎ=øè? Artinya: “Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Dalam surat an-Nahl ayat 71, bermakna terwujudnya pendapatan dan kekayaan yang merata dan adil.
$tΒ 4’n?tã óΟÎγÏ%ø—Í‘ “ÏjŠ!#tÎ/ (#θè=ÅeÒèù šÏ%©!$# $yϑùs 4 É−ø—Ìh9$# ’Îû <Ù÷èt/ 4’n?tã ö/ä3ŸÒ÷èt/ Ÿ≅Òsù ª!$#uρ ∩∠⊇∪ šχρ߉ysøgs† «!$# Ïπyϑ÷èÏΖÎ6ùs r& 4 í!#uθy™ ϵŠÏù óΟßγsù öΝåκß]≈yϑ÷ƒ&r ôMx6n=tΒ Artinya: “Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah”. 7 Dilanjutkan dalam surat al-An’am ayat 152, Allah SWT berfirman:
tβ#u”Ïϑø9$#uρ Ÿ≅ø‹x6ø9$# (#θèù÷ρr&uρ ( …çν£‰ä©r& x'è=ö7tƒ 4®Lym ß|¡ômr& }‘Ïδ ÉL©9$$Î/ ωÎ) ÉΟŠÏKuŠø9$# tΑ$tΒ (#θç/tø)s? Ÿωuρ «!$# ωôγyèÎ/uρ ( 4’n1öè% #sŒ tβ%Ÿ2 öθs9uρ (#θä9ωôã$$sù óΟçFù=è% #sŒÎ)uρ ( $yγyèó™ãρ ωÎ) $²¡øtΡ ß#Ïk=s3çΡ Ÿω ( ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ∩⊇∈⊄∪ šχρã©.x‹s? ÷/ä3ª=yès9 ϵÎ/ Νä38¢¹uρ öΝà6Ï9≡sŒ 4 (#θèù÷ρr&
7
Ayat ini salah satu dasar ukhuwah dan persamaaan dalam Islam
3
Artinya: Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Tujuan aktivitas ekonomi lainnya adalah dengan mewujudkan persaudaraan dan keadilan universal, sebagaimana terdapat dalam surat al- A’raaf ayat 159, Allah SWT berfirman,
∩⊇∈∪ tβθä9ω÷ètƒ ϵÎ/uρ Èd,ptø:$$Î/ šχρ߉öκu‰ ×π¨Βé& #y›θãΒ ÏΘöθs% ÏΒuρ Artinya: “Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak dan dengan yang hak Itulah mereka menjalankan keadilan”.8 Bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama : (1) target hasil : profit-materi dan benefit-nonmateri, (2) pertumbuhan, (3) keberlangsungan, (4) keberkahan.9 Bisnis dalam Islam disamping harus dilakukan dengan cara professional yang melibatkan ketelitian dan kecermatan dalam proses manajemen dan administrasi agar terhindar dari kerugian, juga harus terbebas dari unsur-unsur penipuan (gharar), kebohongan, riba dan praktek-praktek lain yang dilarang oleh syari’ah. Islam menghendaki perdagangan yang berlangsung dengan bebas dan bebas dari distorsi. Hal ini bertujuan untuk memelihara unsur keadilan semua pihak dan Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan secara adil. Persaingan dan globalisasi adalah sesuatu yang mesti dihadapi. Untuk menghadapinya diperlukan
8 Maksudnya: mereka memberi petunjuk dan menuntun manusia dengan berpedoman kepada petunjuk dan tuntunan yang datang dari Allah s.w.t. dan juga dalam hal mengadili perkara-perkara, mereka selalu mencari keadilan dengan berpedomankan petunjuk dan tuntunan Allah 9 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta Gema Insani Press. 2000), hal. 18
4
kekuatan-kekuatan atau daya saing (terutama dalam bidang produksi termasuk perniagaan ), antara lain sebagai berikut10 : 1. Daya saing harga, tidak mungkin akan memenangkan persaingan jika produkproduk yang dimiliki dan ditawarkan harganya sangat mahal, tidak mungkin akan memasarkan produk dengan harga yang tinggi sekalipun dengan kualitas yang baik. 2. Daya saing kualitas, produk-produk yang akan dipasarkan harus memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda dari produk lainnya. 3. Daya saing marketing, hal terpenting dari segi marketing ialah bagaimana bisa menarik minat konsumen untuk membeli produk yang kita miliki dan merasa puas dengan apa yang kita pasarkan, dalam hal ini kemampuan untuk mengemas produk menjadi menarik merupakan bagian terpenting. 4. Daya saing jaringan kerja (networking), suatu bisnis tidak akan memiliki daya saing dan akan kalah jika “bermain sendiri” dalam hal ini bermakna tidak melakukan kerjasama, koordinasi dan sinergi dengan pihak bisnis manapun di berbagai bidang. Dalam konteks persaingan usaha dikembangkan prinsip bersaing yang sehat dan benar. Prinsip persaingan yang sehat dan benar menurut Islam, antara lain : memberikan yang terbaik kepada konsumen, tidak berlaku curang dan kerjasama
10
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek (Jakarta :
Gema Press cet. 1, 2003), h. 44
5
positif.11 Prinsip memberikan yang terbaik kepada konsumen dapat berupa memberikan
kualitas
produk
terbaik,
memberikan
harga
yang
kompetitif
dibandingkan dengan yang lain dan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Dalam konsep ini, segala aktivitas bisnis mulai dari kegiatan produksi sampai kegiatan barang tiba di pasar, ditujukan untuk merebut hati atau membangun image konsumen dengan memberikan yang terbaik. Orang tidak dapat berasumsi bahwa pasar atau dunia bisnis dipenuhi oleh orang-orang jujur, berhati mulia, dan bebas dari akal bulus serta kecurangan atau manipulasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini pasti ada dalam persaingan bisnis guna mendapatkan keuntungan materil semata tanpa melihat kemaslahatan yang di dapat. PT. DAYA Consumer Goods, yaitu sebuah perusahaan swasta yang dikelola dengan prinsip syariah Islam di bawah naungan yayasan Dompet Dhuafa Republika yang bergerak di bidang Consumer Goods terutama Air Minum dalam Kemasan “DD Water”. “DD Water” memiliki komitmen untuk membantu terlaksananya programprogram usaha bagi masyarakatnya khususnya kaum dhuafa. Setiap 5 % keuntungan dari setiap produk yang dihasilkan akan diinfaqkan melalui Dompet Dhuafa Republika untuk mendukung program-program pemberdayaan kaum dhuafa yang dibina oleh Baznas Dompet Dhuafa Republika.
11
Muslich, Etika Bisnis Islami : Landasan Filosofis, Normatif dan Substansi Implementatif,
(Yogyakarta : Ekonisia, 2004). hal. 108
6
Bahan baku air mineral ini berasal dari sumber mata air murni alami Cidahu, Sukabumi. Air mineral DD Water telah dianalisa dan melalui uji laboratorium secara berkala, dan secara umum hasil pengujian menyatakan air minum dalam kemasan “DD Water” memiliki karakteristik yaitu; a) fisik kimia: Tidak berbau, Rasa Normal, Bening, PH 6.14; b) Mikrobiologi: Coliform (negatif), E. coli (negatif), Yeast dan Mould (negatif), P. aeruginosa (negatif). Selain itu pemetaan wilayah dalam strategi pemasarannya yaitu tidak boleh ada lebih dari satu Distributor/ Agen “DD Water” dalam satu wilayah yang sama. Wilayah pemasaran “DD Water” selama 3 tahun ini sudah sampai ke Yogyakarta. Marketing mix “DD Water” khususnya strategi harga berbeda dengan perusahaan air mineral lainnya. Karena “DD Water” memberlakukan bottom price (harga terendah) pada setiap produknya tidak hanya untuk Distributor dan Agen tetapi juga untuk and user, tujuannya untuk mengantisipasi persaingan yang tidak sehat, yaitu saling menjatuhkan harga. Dari segi legalitasnya produk “DD Water”, sudah terdaftar di Badan POM RI dengan nomor BPOM RI MD 249110026871, telah mendapatkan sertifikat produk pengguna tanda Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nomor 013553 dan Halal dari MUI (01121028910308). Melihat peran penting usaha air minum dalam kemasan ini, maka dibutuhkan adanya upaya penelitian untuk mengetahui strategi penguatan daya saing yang dilakukan oleh “DD Water” dalam menghadapi persaingan, karena menjamurnya perusahaan air minum dalam kemasan di Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan
7
penelitian yang membahas strategi apa yang dilakukan “DD Water” dalam meningkatkan daya saing dengan produk yang telah ada di pasaran antar wilayah. Dari paparan latar belakang masalah tersebut, studi ini ingin mengetahui tentang strategi apa saja yang dilakukan “DD Water”, dalam rangka penguatan daya saing produknya. Untuk itu, penulisan skripsi ini mengambil judul : “Strategi Penguatan Daya Saing Produk Air Minum Dalam Kemasan Dompet Dhuafa (DD) Water (Studi Pada PT. DAYA Consumer Goods)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk menjaga agar pembahasan skripsi ini tidak meluas, tidak terarah maka penulisan skripsi ini hanya difokuskan pada pembahasan mengenai strategi penguatan daya saing produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “DD Water”. 2. Perumusan Masalah Faktor harga dan kualitas produk menjadi hal yang paling krusial dalam penguatan daya saing. Karena itu skripsi ini merinci perumusan masalahnya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1.
Bagaimana strategi penguatan daya saing dari segi mutu dan kemasan?
2.
Bagaimana strategi penguatan daya saing dari segi promosi dan pemasaran?
8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui cara strategi penguatan daya saing produk DD Water.
2.
Mengetahui berbagai strategi untuk merebut pangsa pasar serta bagaimana mempertahankan konsumen ketika banyaknya industri baru yang berdatangan.
Manfaat dari penelitian, yaitu : a. Masyarakat Akademisi Memberikan informasi mengenai keberadaan ilmu dan sistem ekonomi Islam yang tidak terbatas pada lembaga keuangan syariah tetapi juga industri dalam menghadapi persaingan yang berlaku dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan syariah Islam dan menjadi salah satu sumber referensi untuk masyarakat akademisi apabila ingin mengkaji lebih dalam masalah yang terkait langsung dengan judul tersebut. b. Fakultas Memberikan sumbangsih hasil pengamatan tentang ekonomi mikro Islam khususnya pada aspek persaingan dalam industri dilihat dari penguatan daya saing guna memperkaya khazanah pengamatan dan aplikasi persaingan industri dalam ekonomi Islam di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta menambah literatur kepustakaan khususnya mengenai pengamatan dan aplikasi
9
Strategi Penguatan Daya Saing Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “DD Water” yang berlaku di masyarakat. D. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Data Secara keseluruhan pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan matematis, statistik dan lain sebagainya, melainkan menggunakan pendekatan ilmiah yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan prosedurprosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantitatif. Dari sisi substansi, penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu ekonomi, khususnya menerapkan teori-teori tentang penguatan daya saing suatu perusahaan, baik dari segi mutu dan kemasan maupun promosi dan pemasaran. Adapun jenis data yang digunakan pada dasarnya adalah data kualitatif, meskipun data kuantitatif dalam bentuk tabel dan diagram juga digunakan bilamana perlu. 2. Data Penelitian Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer pada skripsi ini merujuk pada penelitian langsung ke objek penelitian, sedangkan untuk data sekunder adalah literatur yang berhubungan dengan ekonomi Islam secara umum atau literatur lain yang dapat memberikan informasi tambahan pada judul yang diangkat dalam skripsi ini, yaitu ; buku, majalah, jurnal, artikel dan lain sebagainya.
10
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah wawancara dengan pimpinan PT. DAYA Consumer Goods, dimana percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.12 Selain itu juga dilakukan observasi pada PT. DAYA Consumer Goods dan Studi Dokumentasi (studi pustaka), yaitu pengumpulan data dengan cara mengkaji buku-buku ilmiah, literatur, media cetak dan atau semua bahan tertulis lainnya, termasuk karya tulis lainnya yang diakses dari internet dan data observasi pada PT. DAYA Consumer Goods Ciputat. 3. Teknik Analisis Data Teknis analisis data yang digunakan pada skripsi ini adalah deskriptif analisis yaitu suatu teknik analisis data dimana dipaparkannya terlebih dahulu semua data yang
diperoleh
kemudian
menganalisisnya
dengan
mengelompokkan
atau
mengklasifikasikan data yang sejenis dan menghubungkannya satu sama lain.
E. Review Studi Terdahulu Dalam tinjauan literatur, peneliti memperoleh empat tema yang lebih mendekati terhadap tema yang akan penulis bahas, yaitu: Tabel 1.1 Tinjauan studi terdahulu 1. Judul “Persaingan Industri PT. Pancanata Sentralindo (Perspektif Etika Bisnis Dalam Islam)”
12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
2002), h. 135
11
Penulis
Muhammad Saman, Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah UIN Jakarta (2010)
Jenis penelitian dan Menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan analisis data statistik jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi Hasil Penelitian
Memperlihatkan bahwa etika perilaku yang ditanamkan PT. Pancanata Sentralindo terhadap karyawannya tidak sepenuhnya dilaksanakan, terbukti masih ada banyak karyawan yang menjual harga barang berbeda dengan harga yang telah diberlakukan oleh pemilik perusahaan. Barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan ukuran yang tidak sesuai dan barang yang dipesan lama sampainya dan ada barang yang cacat.
2. Judul
“Peran Strategis Linkage Program Bank Syariah terhadap Penguatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi pada Bank Muamalat Indonesia)”
Penulis
Jubaedah, Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah UIN Jakarta (2009)
Jenis penelitian dan Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis data statistik deskriptif analisis. Pengumpulan data melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi Hasil Penelitian
Peran BMI dalam implementasi linkage program tampak pada penggunaam modal linkage program yang sebagian dilakukan dengan pola exsecuting. Berbagai permasalahan tersebut menjadi
kendala bagi
peran
BMI
terhadap
penguatan
manajemen, operasional dan administrasi BPRS. Sehingga setelah dilakukan analisis oleh peneliti muncul strategi yang dilakukan oleh BMI yang bisa dijadikan kekuatan untuk
12
mengembangkan linkage program ini yaitu berupa penguatan manajemen,
administrasi
dan
operasional
BPRS
dan
memantapkan sistem, SDM, dan pendamping yang maksimal dari
BMI,
serta
penggunaan
yang
maksimal
terhadap
infrastruktur perbankan syariah Indonesia. 3. Judul
“Strategi Pemasaran Air Mineral Dompet Dhuafa Water (DD Water) Dalam Upaya Meningkatkan Kepuasaan Konsumen (Studi Pada PT. DAYA Consumer Goods) ”.
Penulis
Leni
Maryani,
Mahasiswa
Program
Studi
Muamalat
Konsentrasi Perbankan Syariah UIN Jakarta (2010) Jenis penelitian dan Penelitian survei dengan pendekat kuantitatif dan menggunakan analisis data statistik metode statistik dengan model regresi linear berganda dan metode Serviqual. Menggunakan 60 sampel responden dengan Convenience Sampling dan 24 sampel data perusahaan. Hasil Penelitian
Menunjukkan bahwa volume penjualan dan stok barang berpengaruh signifikan terhadap volume produksi sedangkan biaya distribusi dan biaya promosi berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan.
4.
Judul
“Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Perilaku
Konsumen Dalam Pembelian Air Minum di Kotamadya Surabaya” Penulis
R. Tedjakusuma, Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya (2003)
Jenis penelitian dan Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik regresi linier berganda, yaitu: Y=B + B X + B X + B X + B X + B X + B X + e 1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
Metode penarikan yang digunakan adalah Incidental Sampling, yaitu responden yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai.
13
Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan kuisioner Hasil Penelitian
Faktor-faktor
pendidikan,
pendapatan,
harga,
kualitas,
distribusi, dan promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen. Hasil-hasil uji parsial menyatakan bahwa harga berpengaruh dominan terhadap pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya, maka hal ini mencerminkan bahwa faktor harga merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pembelian air minum mineral. Sumber: Tinjauan literatur skripsi terdahulu diambil dari tahun 2003 sampai 2010
Dari keempat skripsi yang telah penulis uraikan di atas, inti masing-masing permasalahannya, sama sekali tidak ada kesamaan dengan skripsi yang penulis buat. Dari judul satu dan dua sama-sama menekankan mekanisme dan realisasi dari program-program yang telah terkonsep bisa terealisasi dengan baik. Skripsi yang ketiga dan keempat menekankan konsep strategi pemasaran untuk meningkatkan kepuasaan konsumen. Belum ada pembahasan yang membahas mengenai strategi penguatan daya saing produk “DD Water”. Maka dari itu penulis ingi menindaklanjutinya dalam sebuah skripsi.
F.
Teknik dan Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini menggunakan pedoman yang tertuang pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2007” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
14
Adapun keseluruhan isi dari skripsi ini terdiri dari 6 (enam) bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, motode penelitian, studi review terdahulu, serta teknik dan sistematika penulisan.
BAB II
Strategi dan Penguatan Daya Saing. Bab ini menjelaskan tinjauan teori mengenai pengertian stategi, tahapan-tahapan strategi, jenis-jenis strategi, pengertian penguatan daya saing, faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing, penguatan daya saing dari segi mutu dan kemasan, serta penguatan daya saing promosi dan pemasaran.
BAB III
Profil PT. DAYA Consumer Goods. Bab ini menjelaskan organisasi dan visi PT. DAYA Consumer Goods meliputi, visi dan misi PT. DAYA Consumer Goods, struktur organisasi PT. DAYA Consumer Goods dan proses produksi dan pengembangan.
BAB IV
Daya Saing Dari Segi Mutu Dan Kemasan. Bab ini membahas dua permasalahan, yaitu: 1. Strategi penguatan daya saing dari segi mutu, dilihat dari proses produksi yang dilakukan, pengolahan, dan pengepakan serta perkembangannya. 2. Strategi penguatan daya saing dari segi kemasan, dilihat dari bagaimana proses pengepakan, desain produk dan aspek-aspek desain yang menjadi nilai lebih dari produk itu sendiri.
15
BAB V
Daya Saing Dari Segi Promosi Dan Pemasaran. Bab ini membahas dua permasalahan, yaitu: 1. Strategi penguatan daya saing dari segi promosi, dilihat dari proses bagaimana produk ini di sosialisasikan melalui berbagai metode promosi untuk menarik konsumen agar dapat mengkonsumsi produk ini. 2. Strategi penguatan daya saing dari segi pemasaran, ini merupakan tindak lanjut dari segi promosi dilihat dari bagaimana
proses
menjaring
konsumen
lebih
memperhatikan
instansi/lembaga dalam memasarkan produk ini. BAB VI
Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
16
BAB II STRATEGI DAN PENGUATAN DAYA SAING A. Kajian Teoritis Strategi 1. Pengertian Strategi Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, strategeta (stratus = militer, dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Konsep ini sesuai dengan situasi dan zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar selalu memenangkan perang.1 Seiring dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia, strategi militer sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non profit. Banyak terdapat kesamaan/kemiripan antara strategi bisnis atau non bisnis dengan strategi militer. Diantaranya lembaga profit atau non profit maupun militer berusaha untuk menggunakan kekuatan-kekuatan mereka sendiri dalam menggempurkan kelemahan lawan. Seperti yang diungkapkan Carl Von Clausewitz (1780-1831) bahwa “strategi terbaik selalu menjadi amat kuat, mula-mula secara umum kemudian dengan tujuan
1
Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management; Back to Basic Approch (Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003), h. 19.
17
tertentu tidak ada hukum yang lebih jelas dan lebih sederhana untuk strategi selain menyatukan kekuatan”.2 Henry Mintzberg seperti dikutip oleh J. Hutabarat dan M. Husaini mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai PERSPEKTIF, yaitu dimana strategi membentuk misi. Misi menggambarkan perspektif kepada semua aktifitas. Strategi sebagai POSISI, yaitu dimana dicari pilihan untuk bersaing. Strategi sebagai PERENCANAAN, yaitu dalam strategi menentukan tujuan performansi perusahaan . strategi sebagai POLA kegiatan dan strategi sebagai “PENIPUAN” (Ploy), yaitu dimana strategi dibentuk suatu pola,
yaitu umpan balik dan
penyesuaian.3 Memang sangat jelas pengertian strategi di atas, namun perlu dispesifikasi dan dirumuskan tentang pengertian strategi yang mengarah ke bidang bisnis atau non bisnis, berikut di bawah ini beberapa pengertian strategi bisnis atau non bisnis: 1. Strategi merupakan suatu upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat dicapai dengan mempergunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh suatu
2
Warren J. Keegen, Manajemen Pemasaran Global, Terjemahan Alexander Sindoro & Tanty Syahlena Tarigan, MM., (Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003, Edisi 6, h.1) 3 Kutipan dari buku pengantar manajemen strategic kontemporer, strategik di tengah operasional / J. Hutabarat dan M. Husaini, diakses pada 7 Maret 2011 dari hhtp://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian- strategi/.
18
lembaga/perusahaan disamping diusahakan pula untuk mengatasi kesulitankesulitan serta tantangan yang ada.4 2. Strategi merupakan seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan kompetitif yang diharapkan.5 3. Strategi merupakan alat untuk mencapai perubahan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.6 Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem sebagai satu kesatuan yang memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula. 2. Tahapan-Tahapan Manajemen Strategi 1. Perumusan Strategi Ini
mencakup
kegiatan
mengembangkan
visi
dan
misi
organisasi,
mengidentifikasikan peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan 4
Veitzhal Rivai, MBA, dkk, Credit Management Hand Book: Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir & Nasabah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi 1, h. 150 5 Blocher, dkk, Manajemen Biaya, terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si., (Jakarta: Salemba empat, 2000), h.3 6 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet. 12, h. 3
19
kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan. Strategi menentukan keunggulan kompetitif jangka panjang. Baik buruknya keputusan-keputusan strategi tersebut memiliki multifungsi dan dampak yang lama untuk organisasi. 2. Pelaksanaan Strategi Ini disebut tahapan tindakan dalam manajemen strategi. Melaksanakan strategi berarti mendorong atau memobilisasi para manajer dan karyawan untuk melaksanakan strategi-strategi yang dirumuskan. Pelaksanaan strategi sering dianggap sebagai tahap yang paling sulit, dalam manajemen strategi menuntut disiplin, komitmen dan pengorbanan pribadi. Keterampilan antar pribadi sangat penting untuk keberhasilan pelaksanaan strategi. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan strategi mempengaruhi semua manajer dan karyawan dalam lembaga atau organisasi. Tantangan dalam tahap pelaksanaan strategi adalah mendorong para manajer dan karyawan di seluruh lembaga atau organisasi untuk bekerja dengan rasa bangga dan antusias guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
20
3. Evaluasi Strategi Ini tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah:8 1. Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini. 2. Mengukur kinerja. 3. Melakukan tindakan-tindakan korektif. Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari esok. Proses manajemen strategis ditujukan untuk membuat organisasi dapat menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang, sebagaimana diterangkan oleh Waterman, seperti dikutip oleh Fred R. David: “Di lingkungan bisnis/non bisnis saat ini, dibandingkan dengan era sebelumnya, satu-satunya hal yang tetap adalah perubahan. Organisasiorganisasi yang berhasil adalah organisasi yang secara efektif mengelola perubahan dan selalu menyesuaikan birokrasi, strategi, sistem, produk dan budaya mereka supaya dapat bertahan dan berkembang melalui guncangan dan kekuatan-kekuatan yang menghancurkan persaingan”.9 3.
Jenis-Jenis Strategi Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan,
namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di
8
Fred R. David, Manajemen Strategi, Terjemahan Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2004), edisi 9, h. 6-7 9 Ibid
21
perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan. Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:10 1. Strategi Integrasi: Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan pesaing. 2. Strategi Intensifikasi: Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan. 3. Strategi Diversifikasi: Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
10
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik; Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003), Cet.2, h. 148-151
22
4. Strategi Defensif: Disamping strategi integratif, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi defensif melalui rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. B. Penguatan Daya Saing 1. Pengertian Daya Saing Daya saing adalah produktivitas yang didefinisikan sebagai output yang dihasilkan oleh tenaga kerja. Menurut World Economic Forum, daya saing nasional adalah kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.11 Penjelasan tentang istilah daya saing ini, yaitu: “Kata daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu.” Daya saing menurut referensi Pusat Studi dan Pendidikan Kebanksentralan Bank Indonesia harus mempertimbangkan beberapa hal: 1. Daya saing mencakup aspek yang lebih luas dari sekadar produktivitas atau efisiensi pada level mikro. Hal ini memungkinkan kita lebih memilih
11
Michel E. Porter, Competitive Advantage, Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia, 2001), edisi 4, h. 12-14
23
mendefinisikan daya saing sebagai “kemampuan suatu perekonomian” daripada “kemampuan sektor swasta atau perusahaan” 2. Pelaku ekonomi atau economic agent bukan hanya perusahaan, akan tetapi juga rumah tangga, pemerintah, dan lain-lain. Semuanya berpadu dalam suatu sistem ekonomi yang sinergis. Tanpa memungkiri peran besar sektor swasta perusahaan dalam perekonomian, fokus perhatian akan diperluas, tidak hanya terbatas akan hal itu saja dalam rangka menjaga luasnya cakupan konsep daya saing. 3. Tujuan dan hasil akhir dari meningkatnya daya saing suatu perekonomian tak lain adalah meningkatnya tingkat kesejahteraan penduduk di dalam perekonomian tersebut. Kesejahteraan atau level of living adalah konsep yang maha luas yang pasti tidak hanya tergambarkan dalam sebuah besaran variabel seperti pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi hanya satu aspek dari pembangunan ekonomi dalam rangka peningkatan standar kehidupan masyarakat. 4. Kata kunci dari konsep daya saing adalah kompetisi. Disinilah peran keterbukaan terhadap kompetisi dengan para kompetitor menjadi relevan. Kata daya saing menjadi kehilangan maknanya pada suatu perekonomian yang tertutup. Berkaitan dengan penjelasan konsep daya saing, secara tidak langsung setiap organisasi atau kemitraan memiliki konsep untuk membuka jaringan agar akses
24
perluasan produk dapat dinikmati masyarakat luas, beberapa alasan organisasi melakukan sinergi atau kemitraan antara lain: (a) memperoleh akses ke dalam pasar baru, (b) memasuki bisnis baru, (c) memperkenalkan produk baru, (d) mengatasi halangan perdagangan, (e) menghindari persaingan tidak sehat, (f) memperoleh akses ke dalam sumberdaya komplementer, (g) menggabungkan sumber daya, keahlian, dam modal resiko, (h) berbagi resiko, dan (i) berbagi biaya penelitian dan pengembangan.12 2. Daya Saing dari Segi Mutu dan Kemasan 2.a Daya Saing dari Segi Mutu Kata ‘Mutu’ selalu berhubungan dengan pikiran seseorang, baik dalam prosesnya membeli atau menjual barang atau jasa. Kata ini sepertinya merupakan pengertian secara universal, tapi ketika diminta untuk mendefinisikan ‘apa itu mutu?' tiap definisinya bervariasi tergantung posisi seseorang (apakah ia pembeli atau penjual) dan pengertian orang tersebut tentang barang atau jasa dipertanyakan. Di bawah ini terdapat beberapa definisi mutu yang memiliki makna yang luas. Mutu secara umum bisa juga berarti nilai harga. Nilai harga suatu produk, mencerminkan kualitas dari produk yang dipasarkan. Persepsi yang sering berlaku
12
Tumar Sumihardjo, Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Melalui Pengembangan Daya Saing Berbasis Potensi Daerah (Bandung: Penerbit Fokusme, 2008), h. 39
25
bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Ada 3 kemungkinan dalam menentukan kebijaksanaan harga, diantaranya:
a. Penetapan harga diatas harga saingan: Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada dipasaran. b. Penetapan harga dibawah harga saingan: Kebijakan ini dipilih untuk menarik lebih banyak langganan untuk barang yang baru diperkenalkan dan belum stabil kedudukannya dipasar. c. Mengikuti harga saingan: Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat lain. Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembelinya. Pasalnya di sini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu pihak. Selain keberadaan suatu produk, Islam juga memerintahkan untuk memperhatikan kualitas produk, barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi
26
penilaian.13Tentang kualitas dan keberadaan produk Allah SWT.berfirman dalam AlQuran surat al-Baqarah ayat 267:
Ÿωuρ ( ÇÚö‘F{$# zÏiΒ Νä3s9 $oΨô_t÷zr& !$£ϑÏΒuρ óΟçFö;|¡Ÿ2 $tΒ ÏM≈t6ÍhŠsÛ ÏΒ (#θà)ÏΡr& (#þθãΖtΒ#u tÏ%©!$# $y㕃'r ¯≈ƒt ;Í_xî ©!$# ¨βr& (#þθßϑ=n ôã$#uρ 4 ϵ‹Ïù (#θàÒÏϑøóè? βr& HωÎ) ϵƒÉ‹Ï{$t↔Î/ ΝçGó¡s9uρ tβθà)ÏΨè? çµ÷ΖÏΒ y]ŠÎ7y‚ø9$# (#θßϑ£ϑ‹u s?
∩⊄∉∠∪ Ïϑm y Artiya: “Hai orang-orang yang beriman, bersedekahkah dari sebaik-baik hasil usahamu dan dari apa yang kami tumbuhkan untukmu dari bumi. Dan jangan sengaja memilih yang busuk untuk kamu sedekahkan, padahal kamu sendiri tidak mau menerimanya melainkan dengan memejamkan mata. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi sangat Terpuji”.
Dalam surat Ali-Imran ayat 92:
∩⊄∪ ÒΟŠÎ=tæ ϵÎ/ ©!$# ¨βÎ*sù &óx« ÏΒ (#θà)ÏΖè? $tΒuρ 4 šχθ™6ÏtéB $£ϑÏΒ (#θà)ÏΖè? 4®Lym §É9ø9$# (#θä9$oΨs? s9 Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. Berdasarkan dalil diatas, Islam mengajarkan bila ingin memberikan hasil usaha yang baik berupa barang maupun pelayanan atau jasa hendaknya memberikan yang berkualitas, jangan memberikan yang buruk atau tidak berkualitas kepada orang lain. Islam mengajarkan kualitas pelayanan yang baik harus dilaksanakan pada segala kegiatan termasuk kegiatan ekonomi (bermuamalat). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produk dalam perspektif syariah (fiqh muamalat) harus memenuhi standarisasi mutu dan keberadaan barang. Fiqh 13
Firdaus, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 23
27
muamalat tegas mengharamkan praktik jual beli yang menipu dengan ketidakjelasan mutu dan keberadaan barang.
2.b Daya Saing dari Segi Kemasan Hermawan Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual).” Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi)”.14 Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple (sederhana), fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung “berkata”, “Belilah saya.” Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 % adalah penginderaan melalui penglihatan atau kasat mata (visual). Karena itulah, unsurunsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata
14
Hermawan Kartajaya (1996), Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan
Global, PT. Gramedia Pustaka Utama. h.263
28
letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasat mata (visual communication). Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik. Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional).15 1. Daya tarik visual (estetika) Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsurunsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respons positif tanpa disadarinya. Sering terjadi konsumen membeli suatu produk yang tidak lebih baik dari produk lainnya walaupun harganya lebih mahal. Dalam hal ini dapat dipastikan bahwa terdapat daya tarik tertentu yang mempengaruhi konsumen secara psikologis tanpa disadarinya. 2. Daya tarik praktis (fungsional)
15
Hal ini sesuai dengan sifat dasar desain, yaitu bersifat fungsional dan estetis. (Christine S.
Cenadi (1999), Jurnal Nirmana Jurusan Desain Komunikasi Visual Volume 1, Universitas Kristen Petra, Surabaya.)
29
Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk. Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut. 1. Faktor pengamanan: Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama. 2. Faktor ekonomi: Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produkproduk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain. 3. Faktor pendistribusian: Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan. 4. Faktor komunikasi: Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan
30
pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal. 5. Faktor ergonomi: Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak. 6. Faktor estetika: Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal. 7. Faktor identitas: Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produkproduk yang lain. 8. Faktor promosi: Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.
31
3. Daya Saing dari Segi Promosi dan Pemasaran 3.a Daya Saing dari Segi Promosi Strategi promosi adalah cara untuk mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran dan menjauhi unsur penipuan. Promotional Mix merupakan kombinasi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan (advertising), pemasaran langsung (direct marketing), promosi penjualan (sales promotion), hubungan
masyarakat
(public relation), dan
penjualan
perseorangan (personal selling) yang semuanya direncanakan untuk membantu pencapaian tujuan program penjualan perusahaan.16 Dalam Islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja dalam berpromosi tersebut seseorang harus mengedepankan faktor kejujuran dan menjauhi penipuan. Disamping itu, metode yang dipakai dalam berpromosi tidak bertentangan dengan syariah Islam.17 Dalam beberapa ayat, Allah Swt. telah memerintahkan untuk berlaku jujur. Di antaranya pada firman Allah SWT. :
∩⊇⊇∪ šÏ%ω≈¢Á9$# yìtΒ (#θçΡθä.uρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈ƒt
16 17
Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, h. 48 Firdaus, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 27.
32
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119). Dalam hadits dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ُ ق يَ ْھ ِدى إِلَى ْالبِ ﱢر َوإِ ﱠن ْالبِ ﱠر يَ ْھ ِدى إِلَى ْال َجنﱠ ِة َو َما يَزَا ُل ال ﱠر ُج ُل يَصْ ُد ق ق فَإ ِ ﱠن ال ﱢ َعلَ ْي ُك ْم بِال ﱢ َ ص ْد ِ ص ْد َب ِع ْن َد ﱠ ُور َوإِ ﱠن َويَتَ َحرﱠى ال ﱢ َ ص ْد َ ب فَإ ِ ﱠن ْال َك ِذ َ صدﱢيقًا َوإِيﱠا ُك ْم َو ْال َك ِذ َ ق َحتﱠى يُ ْكت ِ ِﷲ ِ ب يَ ْھ ِدى إِلَى ْالفُج َب ِع ْن َد ﱠ ﷲِ َك ﱠذابًا َ ار َو َما يَزَا ُل ال ﱠر ُج ُل يَ ْك ِذبُ َويَتَ َحرﱠى ْال َك ِذ َ ب َحتﱠى يُ ْكت ِ ْالفُجُو َر يَ ْھ ِدى إِلَى النﱠ Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.18 Dalam kegiatan promosi, terdapat beberapa keutamaan yang menjadi fokus dalam mempromosikan suatu produk, diantaranya:19 1.
Jumlah dan promosi: sebelum memutuskan jenis kegiatan promosi ataupun jenis media
komunikasi
apa
yang
akan
dipilih
perlu
setiap
perusahaan
mempertimbangkan jumlah dan promosi untuk jangka waktu tertentu. 2.
Pembeli sasaran yang dituju: sasaran pembeli ada 2 yaitu kelompok pembeli, pemakai sendiri dan perusahaan yang membeli produk untuk keperluan usaha.
18 19
Ahmad Hasyimi, Mukhtarul Ahadits An-Nabawiyah, (Beirut, Darul Fikr, h.99). Tjiptono, Strategi Bauran Pemasaran, h. 25
33
3.
Personal selling: komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
4.
Mass Selling, terdiri atas periklanan dan publisitas: Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel personal selling namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas.
5.
Promosi penjualan : Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
6.
Public relations (hubungan masyarakat) : merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
34
7.
Direct
Marketing:
sistem
pemasaran
yang
bersifat
interaktif,
yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. 3.b Daya Saing dari Segi Pemasaran Kotler dan Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat mempengaruhi permintaan produk. Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal sebagai “empat P”: Product, Price, Place and Promotion (produk, harga, distribusi, promosi).20 Empat P dalam marketing mix yaitu: 1.
Product (produk) Menurut Philip Kotler “produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan, atau untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan”.21 Dalam bentuk definisi seca ra luas produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk yang sudah disebutkan. Dalam strategi produk yang harus kita lakukan untuk mengembangkan suatu produk adalah:22
20
Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, h. 48 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), Jilid 1ed. Ke-8, h. 346 22 Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, h. 141-143 21
35
1. Penentuan logo dan moto. Logo merupakan ciri khas suatu perusahaan sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata yang berisi visi dan misi. 2. Menciptakan merek. Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap jasa harus memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat. 3. Menciptakan kemasan. Kemasaan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam hal ini kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa kepada para konsumen. Dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat produk apa yang lebih dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh banyak konsumen. Selain itu kualitas dan keberadaan produk juga harus diperhatikan sehingga tidak berpotensi terjadi penipuan. 2.
Price (harga) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh suatu produk.23 Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran. Dan pertemuan antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung secara sukarela. Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan dizalimi. Mekanisme Pasar menurut Ibnu Taimiyah dalam pandangannya tentang pasar bebas, dimana suatu harga dipertimbangkan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Ia mengatakan;
23
Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, h.48
36
Naik turunnya harga tak selalu berkait dengan kezhaliman yang dilakukan seseorang. Sesekali alasannya adalah adanya kekurangan dalam produksi atau penurunan imor dari barang-barang yang diminta. Jadi jika membutuhkan peningkatan jumlah barang, sementara kemampuannya menurun, harga dengan sendirinya akan naik. Disisi lain, jika kemampuan penyediaan barang meningkat dan permintaan menurun, harga akan turun. Kelangkaan dan kelimpahan tak mesti diakibatkan oleh perbuatan seseorang. Bisa saja berkaitan dengan sebab yang tidak melibatkan keadilan. Atau sesekali, bisa juga disebabkan oleh ketidakadilan. Maha besar Allah, yang menciptakan kemauan pada hati manusia.24 Dalam praktik fikih muamalat, harga mengambil posisi tengah, tidak berlebihlebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti bahwa dalam praktik fikih muamalat harga mestinya harus proporsional.25 3.
Place (tempat distribusi) Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi
konsumen sasaran. Setiap perusahaan haruslah memiliki pandangan saluran distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. 4.
Promotion (promosi) Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi, yang dapat diggunakan oleh
perusahaan, yaitu:26 24
Ibnu Taimiyah, Majmu Fatawa, Riyad:Matabi-Riyad, 1993, Vol. 29, h. 5832
25
Firdaus NH, Muhammad, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 24-25 Kasmir, Pemasaran Bank, h. 176-177
26
37
Pertama, periklanan (advertising). Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, koran, majalah, televisi, atau radio. Kedua, publisitas (publicity), merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan di depan para calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial. Ketiga, penjualan pribadi, merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadipribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah. Strategi pemasaran adalah suatu himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai pasar sasaran yang dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka pendek dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi bauran pemasaran yang menetapkan komposisi yang terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. 2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing Ada 4 Faktor yang mempengaruhi daya saing di suatu negara, yaitu:27
27
Rahayu Agus, Strategi Meraih Keunggulan dalam Industri Jasa Pendidikan ;Suatu Kajian
Manajemen Stratejik, (Bandung: Penerbit Alfabeta 2008), h. 34
38
1. Strategi, Struktur, dan Tingkat Persaingan Perusahaan, yaitu bagaimana unitunit usaha di dalam suatu negara terbentuk, diorganisasikan, dan dikelola, serta bagaimana tingkat persaingan dalam negerinya. 2. Sumber Daya di Suatu Negara, yaitu bagaimana ketersediaan sumber daya di suatu negara, yakni sumber daya manusia, bahan baku, pengetahuan, modal, dan infrastruktur. Ketersediaan tersebut menjadi penentu perkembangan industri di suatu negara. Ketika terjadi kelangkaan pada salah satu jenis faktor tersebut maka investasi industri di suatu negara menjadi investasi yang mahal. 3. Permintaan Domestik, yaitu bagaimana permintaan di dalam negeri terhadap produk atau layanan industri di negara tersebut. Permintaan hasil industri, terutama permintaan dalam negeri, merupakan aspek yang mempengaruhi arah pengembangan faktor awalan keunggulan kompetitif sektor industri. Inovasi dan kemajuan teknologi dapat terinspirasi oleh kebutuhan dan keinginan konsumen. 4. Keberadaan Industri Terkait dan Pendukung, yaitu keberadaan
industri
pemasok atau industri pendukung yang mampu bersaing secara internasional. Faktor ini menggambarkan hubungan dan dukungan antar industri, dimana ketika suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif, maka industriindustri pendukungnya juga akan memiliki keunggulan kompetitif. Porter mencontohkan Italia sebagai negara yang menerapkan hal tersebut. Italia tidak
39
hanya sukses dalam industri sepatu dan kulit, namun juga telah berhasil mendorong industri pendukungnya seperti desain kulit, serta pengolahan kulit sepatu untuk berkembang sejalan dengan perkembangan industri sepatu dan kulit.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu sistem kesatuan yang memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi serta bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula. Adapun tahapan-tahapan manajemen strategi meliputi perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi. Sedangkan jenis-jenis strategi meliputi strategi integral, strategi intensif, strategi diversifikasi dan strategi defensif. Adapun daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing yaitu strategi, struktur dan tingkat persaingan perusahaan, sumber daya di suatu Negara, permintaan domestik serta keberadaan industri terkait dan pendukung.
40
BAB III
PROFIL PT. DAYA CONSUMER GOODS
A. Organisasi dan Visi PT. DAYA Consumer Goods PT. DAYA Consumer Goods adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang produksi dan distribusi berbagai kebutuhan sehari-hari, terutama produksi dan distribusi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang diberi label Dompet Dhuafa Water (DD Water). PT. DAYA Consumer Goods berdiri sejak tahun 2005, merupakan gagasan yang dilakukan oleh Ibu Lani Setyawati. Awalnya PT. DAYA Consumer Goods berkeinginan untuk kerjasama dengan PT. Dompet Dhuafa Republika dalam bidang bisnis pemberdayaan, karena
PT. Dompet Dhuafa
Republika yang berdiri sejak tanggal 2 Juli 1993 memiliki beberapa program dalam pengembangan bisnis salah satunya adalah pemberdayaan.1 Pada tahun 2005 ditandatangani kesepakatan kerjasama antara PT. Dompet Dhuafa Republika dan PT. DAYA Consumer Goods. Diantara isi kesepakatan tersebut menyatakan bahwa PT. Dompet Dhuafa Republika, setiap 5 % dari keuntungan yang diraih oleh PT. DAYA Consumer Goods dari penjualan “DD Water” akan diberikan kepada PT. Dompet Dhuafa Republika untuk pemberdayaan 1
Wawancara Pribadi dengan pimpinan PT. DAYA Consumer Goods, Lani Setyawati.
Jakarta, 2 April 2011
41
kaum dhuafa dan PT. Dompet Dhuafa Republika diberi kewenangan yang sifatnya mengawasi, sedangkan pengoperasian perusahaan bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), seluruhnya diserahkan kepada PT. DAYA Consumer Goods. PT. DAYA Consumer Goods, terletak di Komp. Ruko Pamulang Permai I Blok SH 1 No. 13 Pamulang Tangerang Selatan. Luas lahan bangunan sekitar 400 m, panjang 20 m x lebar 20 m. Fasilitas yang ada yaitu 4 perangkat komputer, peralatan ATK, alat pengiriman surat (faksimile), 3 unit telepon seluler, 1 unit televisi, 1 unit AC, 1 ruang musholla, dapur, dan ruang gudang penyimpanan barang produksi, serta 2 buah mobil armada pengiriman barang.2 1.
Visi dan Misi PT. DAYA Consumer Goods Visi PT. DAYA Consumer Goods adalah menciptakan suatu usaha yang
berlandaskan syariah Islam. Misi PT. DAYA Consumer Goods adalah pemberdayaan dengan cara menciptakan peluang usaha dimana hasil dan kegiatan dari usaha itu dapat bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya kaum dhuafa.
2
Wawancara Pribadi dengan pimpinan PT. DAYA Consumer Goods Lani Setyawati tanggal 5 April 2011
42
2. Struktur Organisasi Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. DAYA Consumer Goods Swasta/Konseptor LANI SETYAWATI
Dompet Dhuafa Republika ISMAIL A. SAID
PT. DAYA Consumer Goods Komisaris : Ismail A. Said Direktur : Lani Setyawati
Accounting Budiarti
Finance Heni Cahyani
Stokist & Administrasi Anita Putri
Sumber: Dokumen kepegawaian PT. DAYA Consumer Goods
Adapun pembagian dan wewenang dalam struktur organisasi tersebut di atas secara garis besar adalah sebagai berikut: 1.
2.
Tugas dan Fungsi Komisaris -
Memiliki saham dari setengah modal perusahaan
-
Mengawasi jalannya perusahaan, baik dari sistem maupun produk
Tugas dan Fungsi Direktur -
Manajeman dan mengawasi para karyawan dalam bekerja.
-
Menganalisis laporan dari tiap karyawan.
43
3.
4.
5.
Tugas dan Fungsi Accounting Staff -
Input laporan kas keuangan,
-
Pembuatan laporan dari buku bank dan rekening koran dari finance,
-
Menginput dan menghitung laba/rugi,
-
Menginput dan menghitung neraca bulanan dan tahunan.
Tugas dan Fungsi Financial Staff -
Mengatur schedule pmbayaran keluar dan masuk.
-
Memegang uang setoran dari mitra usaha
-
Menangani pembayaran dari distributor dan tagihan dari bank
-
Mengerjakan laporan piutang distributor tiap bulan
Tugas dan Fungsi Administrasion Staff -
Membuat daily stock bahan baku dan produk jadi ataupun persediaan barang yang ada.
-
Mengatur schedule pengiriman barang ke distributor.
Pembentukan PT. DAYA Consumer Goods, tidak terlepas dari jaringan kerja samanya dengan pihak-pihak yang terkait, terutama pabrik pemproduksian air DD Water, masih bekerja sama dengan PT. Cisalada Jaya Tirtama, Cidahu Sukabumi selaku water provider. Ekspedisi untuk angkutan barang bawaan besar, PT. DAYA Consumer Goods masih menyewa dengan PT/CV angkutan-angkutan untuk membawa pesanan-pesanan bagi distributor yang menjadi mitra usaha PT. DAYA Consumer Goods. Selain itu juga pengembangan bisnis Consumer Goods, tidak
44
hanya terpaku pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) saja, melainkan sudah memasarkan produk beras organik, sirup quash rasa jeruk, sari apel Malang, dll. Dari awal berdirinya sejak tahun 2005 sampai sekarang distributor yang sudah bergabung dengan PT. DAYA Consumer Goods untuk mengembangkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “DD Water”, terdapat 11 Distributor yang tersebar, yaitu: Frenchise di Yogyakarta, Ciputat, Lebak Bulus, Bogor, Pondok Kelapa, Kelapa Gading, Pamulang, Mampang Prapatan, Ciledug, Bekasi Utara dan Bekasi Barat. Sedangkan mitra usaha (Agen) tersebar di 7 lokasi di wilayah Jabodetabek, yang merupakan agen yang membeli langsung melalui retail.
B. Proses Produksi dan Pengembangan B.1 Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Dompet Dhuafa (DD) Water Proses awal pembuatan AMDK “DD Water” pertama, air murni yang berasal dari mata air pegunungan Cidahu Sukabumi disalurkan kedalam tabung penyimpanan air melalui pipa-pipa besar, selanjutnya air tersebut diproses melalui penyulingan agar air benar-benar murni. Setelah proses penyulingan tahap berikutnya adalah pengetesan air di laboratorium sebelum air dimasukkan ke dalam kemasan, baik Galon, Cup, maupun Botol. Setelah air dinyatakan layak selanjutnya dilakukan terlebih dahulu pengukuran berat galon (measurement) setelah itu baru dilakukan proses
45
pembersihan bagian dalam galon (pre-wash inspection) agar air tidak tercemar oleh bakteri dan kotoran, tahapan selanjutnya dilakukan pengeringan galon (pasterisasi), barulah dilakukan pengisian air dalam kemasan (Galon, Cup, maupun Botol) dengan istilah lain filling process. Setelah proses pengisian air dalam kemasan selesai barulah dilakukan pemberian tutup botol (Cupping) dilanjutkan dengan penyeleksian barang (visual inspection) hal ini dilakukan untuk mengecek galon, cup atau botol yang cacat atau tidak, terakhir penempelan logo (process selling) selanjutnya produk siap diedarkan. Dalam proses pembuatan produk cup, dilakukan pencetakan cup ukuran 240 ml terlebih dahulu, setelah selesai dicetak langsung dilakukan visual inpection untuk melihat ada yang gagal atau tidak dalam proses pencetakan, setelah itu dilakukan filling proses dengan pengisian air ke dalam cup, dilanjutkan perekatan atau pengeleman, proses terakhir yaitu pengepakan ke dalam kardus selanjutnya produk siap untuk dipasarkan. Tentang harga kemasan produk dapat dilihat pada tabel 3.1: Tabel 3.1 Produk dan Bottom Price Distributor Galon 19 Liter
Cup 240 ml
Botol 600 ml
Harga Distributor
Rp. 4.500/gallon
Rp. 12.000/kardus
Rp. 19.000/kardus
Harga Dasar Agen
Rp. 5.500/gallon
Rp. 12.500/kardus
Rp. 19.500/kardus
Harga Dasar Konsumen Akhir
Rp. 7.000/gallon
Rp. 13.500/kardus
Rp. 20.500/kardus
Sumber: Data Primer PT. DAYA Consumer Goods diambil tahun 2011
46
B.2. Pengembangan PT. DAYA Consumer Goods Sebelum melihat perkembangan jumlah produksi, investasi awal dari produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “DD Water” adalah sebesar Rp. 200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah) pada awal pendirian. Perkembangan jumlah produksi air minum dalam kemasan “DD Water” dalam 5 tahun terakhir berjalan berjalan sebagai berikut: Gambar 3.1 Volume produksi jenis Cup 240 ml
Sumber: Volume produksi cup 240 ml yang diolah dari tahun 2006-2010
Dari grafik diatas dapat diketahui volume produk cup 240 ml berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awal tahun 2006, volume produksi produk cup 240 ml masih rendah. Hal ini dikarenakan pada tahun 2006 masih sedikit distributor yang menjadi mitra usahanya. Sedangkan di tahun 2009 “DD Water” memproduksi 44. 438 cup atu dapat dikatakan pada tahun 2009
volume produksi cup 240 ml paling tinggi
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan sesudah produksi berjalan. Hal ini dikarenakan banyaknya permintaan yang terjadi pada tahun tersebut. Banyaknya permintaan terjadi karena pada tahhun 2009 permintaan untuk kegiatan pada bulan
Ramadhan berlanjut sampai Idul Fitri cukup meningkat, sehingga banyak dari
47
konsumen yang memesan produk cup kepada distributor maupun agen terdekat untuk mengadakan acara Pesantren Ramadhan atau Majlis Ta’lim sehingga produk cup 240 ml pada tahun 2009 lebih banyak permintaan dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Gambar 3.2 Volume produksi jenis Botol 600 ml
Sumber: Volume produksi botol 600 ml yang diolah dari tahun 2006-2010
Dari grafik diatas dapat diketahui volume produksi produk Botol 600 ml berfluktuasi dari tahun ke tahun. Namun pada awal tahun 2006, volume produksi
produk Botol 600 ml masih belum ada permintaan sama sekali. Hal ini dikarenakan tahun 2006 masih belum adanya permintaan dari distributor untuk memesan produk
Botol 600 ml. Sedangkan di tahun 2009 “DD Water” memproduksi 4. 356 botol atau dapat dikatakan pada tahun 2009 volume produksi Botol 600 ml tinggi dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya dan sesudah produksi berjalan. Hal ini dikarenakan banyaknya permintaan yang terjadi pada tahun tersebut. Banyaknya permintaan terjadi karena pada tahhun 2009 permintaan untuk kegiatan Ramadhan dan berlanjut kepada Idul Fitri banyak dar darii konsumen yang memesan produk Cup kepada
48
distributor maupun agen terdekat untuk mengadakan acara Pesantren Ramdhan atau
Kuliah Ramadhan. Permintaan akan produk C Cup up 240 ml tahun 2009 lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 permintaan cukup besar hampir mendekati banyaknya permintaan di tahun 2009, dikarenakan sudah mulai adanya adanya peningkatan dari para distributor untuk permintaan produk Botol 600 ml, faktor promosi dan pemasaran sudah mulai dijalankan dari para distributor dibandingkan dengan 3 tahun kebelakang di mulai dari tahun 2008 dan seterusnya. Gambar 3.3 Volume produksi jenis Galon 19 liter
Sumber: Volume produksi galon 19 lt yang diolah dari tahun 2006-2010
Dari grafik diatas dapat diketahui volume produksi produk Galon 19 lt. berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awal tahun 2006, volume produksi produk galon 19 lt masih rendah walupun sudah ada permintaan dan ini wajar untuk tahap pembukaan produksi. Hal ini dikarenakan pada tahun 2006 masih sedikit distributor
49
yang menjadi mitra usahanya. Sedangkan pada tahun 2010 “DD Water” memproduksi 146.514 galon atau dapat dikatakan pada tahun 2010 volume produksi Galon 19 lt paling tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelum produksi berjalan, hal ini dikarenakan banyaknya permintaan yang terjadi pada tahun tersebut. Banyaknya permintaan karena tingkat permintaan dari para distributor khususnya Galon 19 lt lebih banyak diminati dibandingkan dengan produk ukuran lain, karena baik instansi atau perusahaan maupun rumah-rumah warga lebih banyak mengkonsumsi produk Galon 19 lt untuk kebutuhan sehari-hari.
TAHUN
Tabel 3.8 Omset dan Laba/Rugi OMSET PENJUALAN
Laba/Rugi
2007
Rp. 819.238.600
Rp. 61.509.355,58 (R)
2008
Rp. 1.058.200.481
Rp. 61.092.973,89 (R)
2009
Rp. 1.314.566.900,01
Rp. 28.527.492 (L)
2010
Rp. 1.247.910,106
Rp. 40.048,893,54 (L)
Sumber: Omset dan laba/rugi yang diolah dari tahun 2007-2010
Omset penjualan pada tahun pertama 2007 sebesar Rp. 819.238.600, mengalami kerugian sebesar Rp. 61.509.355,58 dikarenakan masih baru menjalankan usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan masih mencari mitra usaha atau pelanggan yang ingin bergabung, apalagi memasarkan AMDK “DD Water” yang bernuansa Islam sangat berbeda dengan produk yang konvensional. Di tahun kedua juga mengalami kerugian sebesar Rp. 61.092.973,89 dan belum ada perubahan sama
50
sekali hampir sama dengan kerugian yang dialami di tahun 2007, yang membedakan dari segi omset penjualan yang naik menjadi Rp. 1.058.200.481. Tahun 2009 menjadi titik awal dari pertumbuhan “DD Water”, dengan pertumbuhan
yang
cukup
baik
dengan
omset
penjualan
mencapai
Rp.
1.314.566.900,01 serta mengalami keuntungan yang tidak begitu besar dibandingkan omset penjualan yaitu Rp. 28.527.492. Dan di tahun 2010 dari segi omset penjualan masih berada di atas Rp. 1.247.910,106 atau bisa dikatakan diatas 1 milyar pertahun dan keuntungan yang mulai tumbuh 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp. 40.048.893,54. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kerjasama antara PT. DAYA Consumer Goods dengan PT. Dompet Dhuafa Republika dalam pengembangan bisnis di bidang pemberdayaan sehingga menghasilkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “DD Water” cukup positif dan menjanjikan, karena dari ketiga macam produk baik Galon 19 lt, Cup 240 ml maupun Botol 600 ml dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terjadi fluktuasi yang mengarah kepada peningkatan produksi dan puncaknya pada tahun 2009 dengan omset penjualan mencapai Rp. 1.314.566.900,00 ( satu milyar tiga ratus empat belas juta lima ratus enam puluh enam ribu sembilan ratus rupiah).
51
BAB IV STRATEGI PENGUATAN DAYA SAING DARI SEGI MUTU DAN KEMASAN A. Strategi Penguatan Daya Saing dari Segi Mutu Sumber bahan baku air yang digunakan “DD Water” adalah murni mata air dari pegunungan. Mata air terbagi dari mata air yang diambil dari sumur yang di bor, sumur tersebut terdiri dari air resapan, air tengah dan air dalam. Perusahaan Daerah Air Mineral (PDAM) mengeluarkan aturan bahwa setiap orang tidak boleh mengebor air di tanah sembarangan. Kebanyakan masyarakat tidak memiliki izin untuk mengebor air, sebagian besar air yang mereka bor bukan air tengah dan dalam, melainkan air resapan yang mereka ambil untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, minum dan mencuci. Sedangkan air yang memenuhi syarat untuk dikonsumsi seharihari adalah air yang berasal dari air sedang dan air dalam.1 Air minum dalam kemasan yang beredar di pasaran, tidak semua berasal dari pegunungan. Air pegunungan ada yang murni diambil dari mata air, ada juga yang diambil dari sumur. Belum tentu air yang diproduksi setiap perusahaan air minum dalam kemasan berasal dari air pegunungan murni, banyak merek yang terdapat dalam air minum dalam kemasan yang mencantumkan nama sumber dari mata air
1
Wawancara pribadi dengan Lani Setyawati pimpinan PT. DAYA Consumer Goods tanggal 25 Juni 2011.
52
pegunungan. Persepsi kita terhadap slogan tersebut berarti murni dari mata air padahal belum tentu.2 Komitmen “DD Water” dari segi mutu adalah murni berasal dari mata air. Perbedaan dari kemasan produk, menurut peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI) menyatakan bahwa air apabila bahan bakunya murni dari mata air, produk tersebut boleh mencantumkan gambar gunung pada label produk, akan tetapi apabila bahan bakunya bukan dari sumber mata air yang digunakan, maka produk tersebut tidak boleh mencantumkan gambar gunung di label produknya. Apabila terdapat jenis produk yang secara langsung mencantumkan gambar gunung dan ternyata produk tersebut belum mendapatkan pengesahan dari Standar Nasional Indonesia (SNI) maka produk tersebut akan dikenakan sanksi. Dari segi mutu terdapat beberapa komponen dalam komposisi air, “DD Water” mengacunya dari dua komponen yaitu: TDS (Total Dissolved Solid) dan pH (Power of Hydrogen), pengertian dari TDS adalah tingkat kekeruhan air dan pH adalah tingkat keasaman. TDS (Total Dissolved Solid) limitnya adalah antara 300 sampai 500 mg/L, sedangkan pH berkisar antara 6,0 sampai 8,5 yang layak dikonsumsi bagi metabolisme kesehatan tubuh sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).3
2
Ibid Wawancara pribadi dengan Lani Setyawati pimpinan PT. DAYA Consumer Goods tanggal 28 Juni 2011 3
53
Air minum dalam kemasan “DD Water” mengacu pada TDS (Total Dissolved Solid) kurang dari 100 mg/L dan pH (Power of Hydrogen) berada di kisaran 6,8 sampai 7 sedangkan produk air minum dalam kemasan “Aqua” komposisi TDS (Total Dissolved Solid) berkisar antara 140-180 mg/L dan pHnya (Power of Hydrogen) lebih dari 7,5. Apabila TDS (Total Dissolved Solid) dikisaran 140-180 mg/L dilihat dari rumus kimianya maka dia akan meninggikan pH (Power of Hydrogen). Dari segi pH (Power of Hydrogen) memang lebih tinggi “Aqua”, sedangkan “DD Water” mempunyai TDS (Total Dissolved Solid) lebih rendah. Ada kelebihan dan kekurangan dari segi penetapan komponen mutu air. “DD Water” konsisten memakai TDS (Total Dissolved Solid) kurang dari 100 mg/L dan pH (Power of Hydrogen) 6,8 sampai 7.4 Air yang terdapat dalam galon apabila disimpan dalam waktu yang cukup lama akan menimbulkan kerak. Hasil penelitian yang dilakukan “DD Water” bahwa penggunaan air yang secara terus menerus melalui media plastik (galon) dengan TDS (Total Dissolved Solid) lebih dari 100 mg/L akan menimbulkan kerak, ketika kerak masuk ke saluran air melalui dispenser dan kita meminumnya maka akan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Semakin tinggi TDS (Total Dissolved Solid) maka semakin cepat kerak yang akan keluar, komposisi air yang “DD Water” berikan dengan TDS (Total Dissolved Solid) kurang dari 100 mg/L maka tidak akan meninggalkan kerak terhadap media galon yang digunakan.5
4 5
Ibid Ibid
54
“DD Water” sudah melakukan kuisioner yang disebarkan di awal 2011, hasilnya dari 500-1000 kuisioner yang berkaitan terhadap kualitas dan harga produk “DD Water”, responden menjawab dari segi kualitas air menyamai dengan air minum dalam kemasan “Aqua”, sedangkan dari segi harga menyamakan dengan produk air minum dalam kemasan “VIT”. Air minum dalam kemasan “DD Water” menerapkan bottom price kepada distributor, agen, maupun and user.6 Bottom price merupakan harga dasar distributor menjual produk ke konsumen. Sebagai contoh produk galon 19 liter dengan harga Rp. 7000 per/galon. Seorang distributor boleh menjual dengan harga lebih akan tetapi tidak boleh menjual di bawah harga dasar (bottom price). Produk air minum dalam kemasan konvensional dalam menjual produk dengan harga tinggi, melalui alur distribusi yang relatif banyak apabila dibandingkan produk “DD Water”, sudah barang tentu dari sisi keuntungan tidak sebanyak “DD Water” melalui alur distribusi yang langsung kepada and user.7 Produk air minum dalam kemasan “DD Water” aman untuk dikonsumsi, sertifikasi produk dari Pusat Standarisasi Depertemen Perindustrian dengan penggunaan tanda SNI, sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Propinsi Jawa Barat dengan No: 01121028910308 serta dari Badan Pengawas Obat dan
6 Wawancara pribadi dengan ketua koperasi Dompet Dhuafa (DD) merangkap distributor “DD Water” Bapak Isam tanggal 28 Juni 2011 7 Wawancara pribadi dengan pimpinan PT. DAYA Consumer Goods Ibu lani Setyawati tanggal 28 Juni 2011
55
Makanan ( BPOM ) No. HK.00/05.1.2569/2004 dengan nomor pendaftaran produk pangan BPOM RI MD 249110026871. 9 Sertifikasi yang diperoleh “DD Water” dari Departemen Perindustrian dalam penggunaan tanda SNI, sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pengelolaan Obat dan Makanan (BPOM) menjadi kelebihan bagi “DD Water” dibandingkan dengan produk air minum dalam kemasan lain yang masih terdapat kekurangan dalam hal legalitas produknya. Hal ini menjadi kekuatan bagi “DD Water” untuk dapat melebarkan sayap ke pasaran bebas. Distributor merupakan pemain besar dalam pendistribusian produk “DD Water” ketika ada permintaan pembelian, “DD Water” memiliki komitmen untuk melayani penjualan produk terutama galon dengan mengirim 1 truk yang terdiri 450 galon dan tidak melayani penjualan di bawah 1 truk, apabila ada pembelian di bawah 1 truk maka akan dialihkan kepada distributor daerah pemasaran terdekat. Tugas “DD Water” adalah membina distributor-distributor daerah. Dari segi kuantitas isi, produk air minum dalam kemasan “DD Water” memiliki kelebihan dari muatan air yang lebih sampai kepada tutup botol dibandingkan dengan produk air minum dalam kemasan “Aqua” yang muatannya di bawah leher, kalau dicermati secara teliti ukuran 19 liter sebenarnya sampai penuh ke mulut botol. Isi air “DD Water” tercermin dari komitmen manajemen untuk tidak
9
Dokumen legalitas produk PT. DAYA Consumer Goods 2008
56
membohongi dan berusaha transparan dari segi apapun, walaupun permasalahan tersebut tidak terlalu penting.10 Menurut penulis, kekuatan “DD Water” sebagai produk Islam mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk air minum dalam kemasan lain, lambang 5% yang “DD Water” berikan sebagai simbol kepada masyarakat agar lebih memperhatikan kaum dhuafa sebagai saudara kita di muka bumi sekaligus sebagai jalan dakwah mensosialisasikan produk “DD Water”. Pendapat masyarakat akan produk “DD Water” yang mayoritas konsumennya orang-orang komunitas Islam, baik organisasi partai Islam maupun lembaga, mereka berpendapat “DD Water” memiliki nilai kemanusiaan (sosial) tinggi.
B. Strategi Penguatan Daya Saing dari Segi Kemasan Dilihat dari segi visual meliputi desain warna, “DD Water” memilih warna hijau sebagai warna dari kemasan produk, hijau melambangkan warna favorit Nabi Muhammad saw, hijau identik dengan fresh yang memberikan kesegaran dan menyejukkan. Awal “DD Water” launching produk air demandnya identik dengan warna biru, citra air yang tergambar dalam pikiran masyarakat adalah berwarna biru,
10
Wawancara pribadi dengan Bapak Dani agen “DD Water” daerah Pamulang, Tangerang Selatan tanggal 29 Juni 2011
57
“DD Water” ingin merubah paradigma masyarakat yang mengidentikkan air berwarna biru, sifat air sebenarnya menggambarkan kesejukkan dan kesegaran.11 Faktor estetika sebagai bentuk keindahan yang dirancang pada kemasan merupakan daya tarik visual yang tujuannya mencapai mutu dari produk yang dipasarkan. Merek atau logo yang menggambarkan huruf “DD Water” berarti Dompet Dhuafa, pola pikir masyarakat pasti di bawah naungan Dompet Dhuafa Republika. Label 5% yang tertera diatas kemasan bahwa keuntungan dari mengonsumsi akan diinfaqkan untuk kaum dhuafa. Textline “More Than a Drink” memberikan pengertian bahwa “DD Water” lebih baik dari sekedar minuman. Ada unsur kesehatan dalam mutu air yang diberikan oleh “DD Water”.12 Pendapat masyarakat terhadap produk “DD Water” ketika melihat tampilan kemasan rata-rata mengungkapkan bagus dari segi warnanya, kesan yang disampaikan “DD Water” terhadap visualisasi desain kemasan telah mampu menyihir paradigma masyarakat bahwa air tidak selamanya berwarna biru, ciri khas inilah yang merupakan perbedaan dengan produk air minum dalam kemasan lain.13 Dilihat dari daya tarik praktis, bagaimana cara penempatan dan penyimpanan produk yang benar sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Setiap distributor sudah mengetahui treatment atau aturan dasar penyimpanan dan penempatan produk yang benar baik produk galon 19 liter, botol 600 ml dan cup 240 11 Wawancara pribadi dengan Pimpinan PT. DAYA Consumer Goods Ibu Lani Setyawati tanggal 28 Juni 2011 12 Ibid 13 Wawancara pribadi dengan Bapak Dani agen “DD Water” daerah Pamulang, Tangerang Selatan.
58
ml. Dari segi penyimpanan ada aturan standarisasi, misalnya galon 19 liter dapat ditempatkan diatas keramik, tetapi jika produk di tempatkan diatas plesteran yang rata dan tidak ada pasir diperbolehkan, apabila penempatan produk diatas tanah yang tidak rata dan terdapat pasir maka akan mengakibatkan kerusakan pada galon tersebut yang menyebabkan kebocoran halus pada galon.14 Penyimpanan dan penempatan produk kemasan karton (cup dan botol), hasil produk tidak boleh diletakkan langsung ke lantai atau keramik dan harus diberikan alas/pallet agar kemasan dapat terlindung dari kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya cuaca, sinar matahari, jatuh karena tumpukan yang terlalu banyak, karton sobek, serta masuknya kuman dan serangga ke dalam kemasan. Sosialisasi selalu diberikan kepada para distributor, baik sosialisasi secara langsung mapun penyuluhan yang berkaitan dengan produk. Pertimbangan faktor ergonomi, kemasan harus dapat memberikan rasa nyaman bagi konsumennya, baik dari sisi mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil, dapat diisi ulang serta dapat digunakan kembali kemasannya, pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan juga mempengaruhi kenyamanan bagi para pemakai.15 Secara umum pencitraan yang diberikan masyarakat terhadap “DD Water” dari segi kemasan adalah produk air minum dalam kemasan “DD Water” merupakan 14
Ibid Hal ini sesuai dengan sifat dasar desain, yaitu bersifat fungsional dan estetis. (Christine S. Cenadi (1999), Jurnal Nirmana Jurusan Desain Komunikasi Visual Volume 1, (Unversitas Kristen Petra, Surabaya.) 15
59
produk Islami yang memiliki nilai tambah, dalam arti mempunyai nilai sosial tinggi bagi umat manusia. Semua jaringan distributor yang bergabung ingin menjadi bagian keluarga besar Dompet Dhuafa dalam kepengurusan yang secara konsisten mengusung nilai-nilai kemanusiaan.16 Tabel 4.1 Analisis faktor-faktor internal Kekuatan (Strenght) - Produk Islami - Sedekah 5% untuk kaum dhuafa - Komitmen untuk berkembang besar - Kualitas air yang dapat disejajarkan dengan produk “Aqua” - SNI dan BPOM - Margin besar - Memiliki nilai sosial tinggi
Kelemahan (Weaknesess) - Struktur organisasi - Lemahnya jiwa kewirausahaan setiap distributor - Promosi dan pemasaran - Service control yang belum optimal - Belum mampu menjangkau ke wilayah di luar Jakarta - Modal
Sumber: Hasil wawancara pribadi dengan Lani Setyawati pimpinan “DD Water”
Kekuatan “DD Water” tercitrakan oleh produk Islaminya yang terbentuk dari kekuatan lembaga Dompet Dhuafa sebagai pilar yang mengusung nilai kemanusiaan khususnya umat Islam. Komitmen yang diberikan “DD Water” sebesar 5% jika kita mengkonsumsinya sekaligus telah mensedekahkan harta untuk kehidupan kaum dhuafa. Simbol 5% sebagai kekuatan “DD Water” mempunyai point lebih, dalam arti memiliki nilai kemanusiaan (sosial) tinggi, khususnya untuk kesejahteraan kaum dhuafa. Dari segi kualitas air, “DD Water” mengacu pada TDS (Total Dissolved Solid) <100 (kurang dari sepuluh) mg/L dan pH (Power of Hydrogen) berada di
16
Wawancara pribadi dengan konsumen “DD Water” Ibu Tuti Haryati tanggal 14 Maret
2011.
60
kisaran 6,8 (enam koma delapan) sampai 7 (tujuh). Penetapan komposisi TDS dan pH sebesar <100 (kurang dari sepuluh) mg/L dan 6,8 (enam koma delapan) sampai 7 (tujuh) berindikasi bahwa air akan tetap stabil terhadap media galon yang digunakan. Bisnis air minum dalam kemasan “DD Water” sangat menjanjikan dibandingkan dengan produk air minum dalam kemasan lain, karena alur pendistribusian hanya terdapat 3 tahap, yaitu: Distributor, Agen, langsung kepada and user, dalam hal ini margin keuntungan yang didapat berkali lipat dibandingkan penjualan air minum dalam kemasan lain. Menurut penulis, jiwa kewirausahaan yang ada pada distributor “DD Water” masih lemah karena setiap distributor masih belum mampu memahami konsep pemasaran, hal ini dikatakan oleh pimpinan “DD Water” dalam sesi wawancara. Service control dari setiap distributor masih rendah, baik dalam pelayanan pengiriman barang, ketepatan waktu ke tempat konsumen, rendahnya infrastruktur yang memadai yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk serta kendala operasional dalam pendistribusian produk. Belum mampu mendistribusikan produk ke wilayah luar Jakarta dan sekitarnya karena kendala modal, operasional dan infrastruktur pendistribusian yang masih minim. Struktur organisasi “DD Water”, hanya terdapat tiga karyawan yang menangani divisi bagian accounting, financial, dan administration. Belum adanya divisi yang terstruktur dan terintegrasi dalam kepengurusan “DD Water”, terutama dalam hal promosi dan pemasaran. Kelemahan faktor inilah yang menjadi hambatan
61
belum terdistribusi dan terarahnya produk masuk ke skala mana. Kendala lain adalah setiap distributor daerah
belum mampu menggerakkan “DD Water” untuk bisa
dinikmati banyak orang atau belum bisa mengorder produk ke pasaran bebas, lebih banyak bergerak memasarkan produk ketika ada acara-acara besar saja. Sosialisasi yang dilakukan “DD Water” dalam promosi dan pemasaran belum mampu bermain dalam media elektronik. Belum terdapatnya investor yang mendukung dari segi budgeting menjadi kendala dalam mempromosikan produk ke masyarakat banyak. Promosi yang dilakukan “DD Water” didukung sepenuhnya dari media-media PT. Dompet Dhuafa Republika, melalui iklan di koran Republika setiap hari Jumat dan media cetak seperti majalah Suara Cinta dan brosur. Adapun bentuk promosi lainnya, seperti kegiatan off air yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga yang ingin membutuhkan sponsorship dari “DD Water”, “DD Water” selalu memberikan bantuan dalam bentuk produk. Struktur organisasi “DD Water” masih di bawah naungan PT. Dompet Dhuafa Republika, kerjasama Dompet Dhuafa Water dengan PT. Dompet Dhuafa Republika dari sisi investasi “DD Water” masih mengandalkan dana swasta tidak ada bantuan dari investasi luar. Hambatan ini menyebabkan lemahnya permodalan yang dialami “DD Water” untuk memajukan pangsa pasarnya ke pasaran bebas. Akibatnya kendala-kendala bermunculan, baik dari infrastruktur, operasional, sampai kepada sosialisasi melalui promosi dan pemasaran.
62
Secara struktural “DD Water” resmi dibawah naungan Dompet Dhuafa (DD) Corporation, Dompet Dhuafa (DD) Corporate merupakan perusahaan yang dibentuk di bawah yayasan PT. Dompet Dhuafa Republika, bertugas menangani semua bidang bisnis yang ada di PT. Dompet Dhuafa Republika. Lahirnya Dompet Dhuafa (DD) Corportion akan diresmikan pada 15 Juli 2011. Dengan adanya Dompet Dhuafa (DD) Corporation, struktur kepengurusan “DD Water” akan berubah, keterbukaan investasi akan mempermudah “DD Water” melebarkan sayap ke pasaran bebas. Adanya Dompet Dhuafa (DD) Corporation akan menjadi payung bagi permodalan “DD Water”. Menurut penulis, adanya struktur kepengurusan yang baru nanti, dimana “DD Water” resmi dibawah kepengurusan Dompet Dhuafa (DD) Corporation, dapat memberikan ruang yang sangat besar bagi datangnya investor untuk memajukan “DD Water”. Kendala-kendala yang dihadapi saat ini, baik kelemahan operasional, sumber daya manusia (SDM) di setiap divisi, dan infrastruktur lainnya yang menjadi penghambatan belum meluasnya pangsa pasar “DD Water” diharapkan bisa terealisasi dengan baik demi kemajuan “DD Water”.
63
BAB V STRATEGI PENGUATAN DAYA SAING DARI SEGI PROMOSI DAN PEMASARAN A. Strategi Penguatan Daya Saing dari Segi Promosi Promosi yang dilakukan “DD Water” didukung sepenuhnya dari media-media PT. Dompet Dhuafa Republika, setiap hari Jumat “DD Water” diberikan 1 kolom untuk promosi produk di koran Republika, Dompet Dhuafa mempunyai majalah Suara Cinta yang merupakan media promosi “DD Water”. Selain majalah, “DD Water” mensosialisasikan produk melalui brosur kepada suplyer berbentuk merchendise, setiap pembelian ada ridding point yang dapat ditukarkan disetiap distributor dengan merchendise berupa hadiah bagi costumernya. Kegiatan promosi selain media cetak “DD Water” juga aktif dalam kegiatan off air, kegiatan di lingkungan masjid Pondok Indah seperti kegiatan yang membutuhkan sponsorship meliputi ramadhan, pesantren kilat, majelis taklim, festival anak soleh di daerah Bogor.1 Kegiatan off air lainnya seperti kegiatan organisasi masa Front Betawi Rempug (FBR), “DD Water” memberikan sponsorship dalam bentuk produk. “DD water” juga berperan aktif dalam berbagai acara yang diadakan PT. Dompet Dhuafa Republika, dalam kegiatan sosial seperti: gerak jalan santai, musibah gunung meletus,
1
Wawancara pribadi dengan Lani Setyawati pimpinan PT. DAYA Consumer Goods tanggal 25 Juni 2011.
64
banjir dan tanah longsor. Kegiatan-kegiatan yang diikuti “DD Water” secara tidak langsung merupakan sarana promosi kepada masyarakat luas untuk lebih mengenal “DD Water”.2 Sosialisasi melalui media elektronik belum pernah dilakukan oleh “DD Water”, karena membutuhkan anggaran yang tinggi, sedangkan dari sisi produksi “DD Water” masih jauh dibandingkan air minum dalam kemasan “Aqua”, membuat iklan di media elektronik nilai promosi dibebankan di harga jual, “DD Water” secara kualitas menurut pendapat masyarakat menyamai dengan “Aqua”, harga jual “DD Water” kepada distributor jauh lebih murah dibandingkan produk “Aqua”, karena ada beban cost yang harus dikeluarkan, kata kuncinya produksi “DD Water” belum sampai ke media elektronik.3 Strategi promosi yang dilakukan “DD Water” melalui public relation dengan menjaring instansi atau lembaga dan organisasi Islam. Unsur kepercayaan yang diberikan instansi atau organisasi Islam kepada “DD Water” sebagai wujud ukhuwah Islamiyah dari produk air minum dalam kemasan yang dimiliki oleh umat Islam. Kelemahan “DD Water” belum mampu menjual produk ke pasaran bebas karena butuh anggaran yang tinggi. Kapasitas produksi masih belum sebesar competitor air minum dalam kemasan yang sudah eksis di pasaran. Seperti contoh, air minum dalam kemasan Manajemen Qolbu (MQ) dibawah naungan Darut Tauhid
2
Ibid Wawancara pribadi dengan Lani Setyawati pimpinan PT. DAYA Consumer Goods tanggal 29 Juni 2011. 3
65
pimpinan Abdullah Gymnastiar sebagai competitor “DD Water” pada 7-8 tahun silam mencapai angka produksi 10 kali lipat dari produksi “DD Water” sekarang. Apakah produk “MQ” melakukan sosialisasi melalui iklan?, tidak. Permasalahnnya kenapa? karena ada minimum produksi yang menjadi patokan standar “DD Water”, bahwa kita masuk ke skala mana. Belum terdapatnya investor yang mendukung “DD Water” dari segi budgeting menjadi kendala dalam mempromosikan produk ke pasaran bebas.4 “DD Water” tidak memberikan diskon kepada distributor, karena akan merusak harga dasar penjualan (bottom price). Pemberian diskon dalam bentuk pencapaian target penjualan yang berlaku di produk konvensional tidak berlaku dalam produk “DD Water” karena produk “DD Water” berprinsip syariah. Hal-hal yang lumrah dalam berbisnis konvensional tidak “DD Water” adopsi dalam manajemen. Reward yang “DD Water” berikan sifatnya merchendise berupa pemberian dispenser, apabila dari distributor mempunyai penjualan tertinggi dalam menjual produk. Bottom price yang “DD Water” sosialisasikan sudah berhasil menjaga kekerabatan antar distributor semua, harga menjadi aman dan stabil di pasaran.5 Menurut penulis, kekuatan dari segi promosi yang “DD Water” berikan adalah konsep bottom price merupakan kebijakan yang dipilih untuk menarik lebih banyak langganan untuk barang yang baru diperkenalkan dan belum stabil 4
Wawancara pribadi dengan Lani Setyawati pimpinan PT. DAYA Consumer Goods tanggal 10 Maret 2011. 5 Ibid
66
kedudukannya di pasar. Konsep bottom price yang disosialisasikan “DD Water” sudah berhasil menjaga kekerabatan antar semua distributor disetiap daerah, harga menjadi aman dan stabil di pasaran. Strategi promosi yang dilakukan “DD Water” melalui public relation dengan menjaring instansi atau lembaga dan organisasi Islam. Unsur kepercayaan yang diberikan instansi atau organisasi Islam kepada “DD Water” sebagai wujud ukhuwah Islamiyah dari produk air minum dalam kemasan yang dimiliki oleh umat Islam.
B. Strategi Penguatan Daya Saing dari Segi Pemasaran Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap perusahaan haruslah memiliki pandangan saluran distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.6 Dalam kegiatan distribusinya perusahaan dapat memperhatikan, pertama, kantor pusat pemasaran, yaitu depertemen ekspornya atu divisi yang membuat keputusan mengenai saluran distribusi dan elemen-elemen bauran pemasaran lainnya. Kedua, mengenai jenis-jenis perantaranya, yaitu agen, perusahaan perdagangan dalam hal ini adalah kantor cabang. Letak kantor-kantor cabang yang mudah 6
Murti Sumarni, Marketing Perbankan, h. 269
67
dijangkau oleh masyarakat dapat mempermudah pendistribusian produk yang ditawarkan kepada konsumen. Dalam strategi distribusi tempat yang mudah dijangkau oleh nasabah merupakan hal yang terpenting. Karena dapat menghemat waktu dan biaya dalam menjangkau kantor pusat atau perusahaan yang menawarkan suatu produk yang dibutuhkan oleh konsumen.7 Koperasi Dompet Dhuafa mempunyai hubungan mitra usaha dengan agen, lembaga dan distributor. Pemasaran melalui agen, untuk wilayah Ciputat terdapat 20 sampai 25 agen yang tersebar di wilayah Jakarta. Pemasaran kelembagaan, “DD Water” lebih banyak memasarkan produk kepada lembaga yang bernaung di bawah yayasan Dompet Dhuafa Republika, terdapat 20 lembaga yang termasuk jejaring koperasi “DD” seperti: Dompet Dhuafa Republika, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) milik Dompet Dhuafa, Dompet Dhuafa (DD) Stok, kelembagaan di luar Dompet Dhuafa seperti Rumah Sakit UIN Syarif Hidayatullah, PT. Arun di Jakarta Pusat dan Panti Jompo Kristen Grausi di daerah Cinere Depok.8 Koperasi PT. Dompet Dhuafa Republika berdiri sejak “DD Water” belum lahir, setelah “DD Water” lahir dan bekerjasama dengan PT. Dompet Dhuafa Republika, maka koperasi turut andil dalam memasarkan produk “DD Water”. Rutinitas pendistribusian koperasi “DD” setiap minggunya mendistribusikan 2 kali dalam seminggu, yaitu hari Senin dan Kamis. Khusus Rumah Sakit UIN Syarif 7
Ibid Wawancara pribadi dengan Bapak Isam Ketua Koperasi Dompet Dhuafa Republika merangkap distributor “DD Water” tanggal 28 Juni 2011. 8
68
Hidayatullah pengiriman produk 1 kali kirim kisaran 30-40 galon/hari, berlanjut pada hari berikutnya pengiriman dilakukan dengan kisaran yang sama dengan sebelumnya. Lembaga Panti Jompo Grausi yang berada di Cinere-Depok yang mayoritas non muslim menganggap produk “DD Water” memiliki kualitas air yang baik dan harga yang relatif sesuai dengan kualitas yang diberikan.9 Gambar 5.1 SKEMA DISTRIBUSI PEMASARAN DD Water
PT. DAYA Consumer Goods
MAIN DIST Wil
DIS
DIS
AGEN
AGEN
MAIN DIST Wil
DIS
DIS
AGEN
AGEN
MAIN DIST
DIS
Wil
MAIN DIST Wil
DIS
DIS
AGEN
AGEN
AGEN
MAIN DIST Wil
DIS AGEN
KONSUMEN AKHIR QS Q
zS sw
Sumber: Dokumen distribusi pemasaran “DD Water”
Alur distribusi pemasaran produk “DD Water” terdiri dari 3 (tiga) alur distribusi berjalan, yaitu: distributor, agen, and user (konsumen akhir). “DD Water” memangkas alur distribusi yang berkembang dari 7 (tujuh) sampai 9 (sembilan) menjadi 3 (tiga) alur pendistribusian air minum dalam kemasan yang sudah berkembang dipasaran. Tujuan pemangkasan yang “DD Water” lakukan karena “DD
9
Ibid
69
Water” muncul dengan konsep bisnis Islami. Perbandingan dengan produk setara seperti “Aqua”, alur distribusi di bagian manapun rata-rata mendapatkan keuntungan Rp. 750 per/galon. Sementara untuk distributor maupun agen “DD Water” minimal mendapatkan Rp. 1500 sampai Rp. 2500 per/galon, dilihat dari selisih keuntungannya terdapat 2 (dua) sampai 3 (tiga) kali lipat keuntungan yang didapat. Pelayanan dalam pengiriman barang yang “DD Water” berikan tidak boleh terlambat karena akan berdampak pada kekecewaan pelanggan terhadap distributor. Terdapat beberapa kendala dalam operasional perusahaan “DD Water”, baik dalam hal manajemen waktu pengiriman, armada dan tenaga kerja. Kendala yang dihadapi “DD Water” dalam pengiriman barang terjadi ketika terdapat keterlambatan barang sampai di tangan and user. Keterlambatan terjadi disebabkan oleh kemacetan dan mobil mogok. Manajemen “DD Water” lebih mendahulukan pengiriman produk kepada instansi/lembaga yang lebih penting, seperti RS UIN Syarif Hidayatullah dan Panti Jompo Grausi Cinere-Depok dikarenakan jarak tempuh yang tidak jauh dengan koperasi. “DD Water” selalu memberikan loyalitas kepada setiap konsumen agar instansi/lembaga tidak beralih kepada produk lain.10
10
Wawancara pribadi dengan Bapak Isam Ketua Koperasi Dompet Dhuafa Republika merangkap distributor “DD Water” tanggal 28 Juni 2011.
70
Tabel 5.1 Analisis faktor-faktor eksternal Peluang (Opportunity) - Potensi bisnis yang menjanjikan - Jalinan kerja sama yang kuat antar instansi/lembaga - Perubahan struktural di bawah DD Corporation - Alternatif bagi umat Islam, dengan banyaknya produk air minum dalam kemasan yang bermunculan.
Ancaman (Threats) - Persaingan bisnis yang terus meningkat - Inflasi dan harga bahan baku - Melemahnya daya beli konsumen - Rendahnya infrastruktur yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk - Ketika musim hujan penjualan turun
Sumber: Hasil wawancara pribadi dengan Lani Setyawati pimpinan “DD Water”
Menurut penulis, peluang dalam menjalankan bisnis “DD Water” sangat menjanjikan karena dalam hidup setiap manusia pasti membutuhkan air untuk minum. Potensi “DD Water” sangat besar dalam menjaring distributor, permasalahan yang dihadapi adalah “DD Water” belum mampu menjangkau wilayah-wilayah yang jauh dari main distributor karena hambatan infrastruktur dan operasional pendistribusian produk. Adapun kekuatan “DD Water” mempunyai jalinan kerjasama yang kuat antar komunitas kelembagaan, yang meliputi organisasi Islam, perusahaan, dan lembaga-lembaga lainnya. “DD Water” sampai saat ini masih terhambat kurangnya permodalan untuk memajukan dan mengembangkan produk “DD Water”. Adanya kendala tersebut mampu diatasi oleh PT. Dompet Dhuafa Republika dengan mendirikan Dompet Dhuafa (DD) Corporation untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang 71
dihadapi oleh bidang pemberdayaan di bawah naungan PT. Dompet Dhuafa Republika, khususnya bisnis “DD Water. Adanya Dompet Dhuafa (DD) Corporation, struktur kepengurusan “DD Water” akan berubah, keterbukaan investasi akan mempermudah “DD Water” melebarkan sayap ke pasaran bebas. Adanya Dompet Dhuafa (DD) Corporation akan menjadi payung bagi permodalan “DD Water”.11 Menurut penulis, “DD Water” lahir sebagai alternatif pilihan air minum dalam kemasan yang telah menjamur di masyarakat, kedatangannya membawa kekuatan akan misi kemanusiaan yang menjadi simbol dari pendirinya, yaitu PT. Dompet Dhuafa Republika. “DD Water” merupakan produk Islam yang mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari sebagai pertanggung jawaban atas maraknya produk air minum dalam kemasan yang notabene kepemilikannya dimiliki oleh orang asing/swasta. “DD Water” lahir dari kekuatan bawah yang mempunyai hubungan loyal costumer dengan masyarakat. Makin menjamurnya usaha bisnis air minum dalam kemasan dengan banyak merek dan desain yang ditampilkan, memunculkan potensi adanya persaingan dalam merebut pangsa pasar terutama dalam menarik minat masyarakat agar tertarik mengkonsumsi produk yang kita tawarkan. Potensi persaingan bisnis yang makin menjamur akan menimbulkan suatu kekuatan-kekuatan yang menjadi tantangan
11
Wawancara pribadi dengan Lani Setyawati pimpinan PT. DAYA Consumer Goods tanggal 26 Juli 2011.
72
dalam mempertahankan produk yang kita pasarkan, apakah mampu bertahan atau kalah dalam peperangan. Keadaan
perekonomian
yang
tidak
menentu,
makin
meningkatnya
pertumbuhan inflasi dan berkurangnya nilai bahan baku yang menyebabkan makin mahalnya harga bahan baku menjadi tugas “DD Water” ke depan, bagaimana menghadapi permasalahan tersebut. Makin menjamurnya produk air minum dalam kemasan di pasaran dengan harga yang relatif murah dibandingkan produk-produk lain membuat timbulnya suatu permasalahan akan melemahnya daya beli konsumen. Konsumen lebih melihat harga dan menyampingkan masalah kualitas dan kuantitas produk. Menurut penulis, masalah permodalan menjadi titik penting dalam berbisnis, tersedianya modal yang rendah membuat perkembangan bisnis tidak berkembang. Rendahnya infrastruktur disegala bidang menyebabkan tingginya biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Tingginya biaya-biaya dibutuhkan untuk keperluan operasional, SDM, bahan baku, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya menjadi faktor kemajuan perusahaan itu sendiri. “DD Water” dalam hal ini perlu memikirkan faktorfaktor yang selama ini menjadi kendala dalam distribusi, promosi dan pemasaran. Keadaan cuaca yang tidak menentu, menyebabkan masyarakat tidak menentu mengkonsumsi air setiap hari. Ketika terjadi musim hujan, penjualan air minum dalam kemasan menjadi turun karena masyarakat enggan mengkonsumsi air terlalu banyak. Kebalikannya apabila terjadi musim panas, penjualan air minum dalam
73
kemasan menjadi meningkat karena masyarakat lebih banyak mengkonsumsi air. Ancaman seperti inilah yang harus diperhatikan “DD Water” agar tidak menanggung resiko yang terlalu besar. Kekuatan dari segi pemasaran yang “DD Water” berikan adalah “DD Water” lahir dari kekuatan bawah dalam artian lahir dari komunitas kecil yang memiliki hubungan loyal consumer terhadap masyarakat bawah khususnya kaum dhuafa. Jalinan kerjasama yang kuat antar komunitas kelembagaan yang meliputi organisasi Islam, perusahaan, dan lembaga-lembaga lainnya dengan menjadi bagian keluarga besar Dompet Dhuafa yang secara konsisten menjaga ukhuwah Islamiyah serta mengusung nilai-nilai kemanusiaan bagi kesejahteraan umat Islam.
74
BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini, maka penulis menyimpulkan hal-hal berikut: 1. Kerjasama antara PT. DAYA Consumer Goods dengan PT. Dompet Dhuafa Republika dalam pengembangan bisnis di bidang pemberdayaan sehingga menghasilkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Dompet Dhuafa Water (DD Water) cukup positif dan menjanjikan, karena dari ketiga macam produk baik Galon 19 lt, Botol 600 ml maupun Cup 240 ml, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terjadi fluktuasi yang mengarah kepada peningkatan produksi dan puncaknya pada tahun 2009 dengan omset penjualan mencapai Rp. 1.314.566.900,00 ( satu milyar tiga ratus empat belas juta lima ratus enam puluh enam ribu Sembilan ratus rupiah). 2. Dalam kerjasama yang dibuat pada tahun 2005 antara PT. Dompet Dhuafa Republika dan PT. DAYA Consumer Goods, dinyatakan bahwa PT. Dompet Dhuafa Republika setiap 5 % dari keuntungan yang diraih oleh PT. DAYA Consumer Goods dari penjualan “DD Water” akan diberikan kepada PT. Dompet Dhuafa Republika untuk pemberdayaan kaum dhuafa dan PT. Dompet
Dhuafa
Republika
hanya
bersifat
mengawasi
sedangkan
pengoperasian perusahaan bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), seluruhnya diserahkan kepada PT. DAYA Consumer Goods. Dengan
75
kerjasama ini secara tidak langsung dibangun image bahwa “DD Water” ialah perusahaan yang telah mendapat pengawasan dari pihak lain dan karenanya bersifat kredibel. 3. Produk Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) “DD Water” merupakan produk yang berlandaskan syariah Islam, setiap mengkonsumsi produk PT. DAYA Consumer Goods, secara otomatis telah mensyiarkan ajaran Islam dengan berinfaq sebesar 5% dari keuntungan. 4. Dari segi mutu, produk air minum dalam kemasan “DD Water” aman untuk dikonsumsi,
sertifikasi
produk
dari
Pusat
Standarisasi
Depertemen
Perindustrian dengan penggunaan tanda SNI, sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Propinsi Jawa Barat dengan No: 01121028910308 serta dari Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) No. HK.00/05.1.2569/2004 dengan nomor pendaftaran produk pangan BPOM RI MD 249110026871. “DD Water” konsisten memakai TDS (Total Dissolved Solid) dibawah 100 mg/L dan pH (Power of Hydrogen) 6,8 (enam koma delapan) sampai 7 (tujuh) untuk menjaga kualitas air dan aman untuk dikonsumsi. 5.
Dilihat dari segi kemasan, daya tarik visual produk air minum dalam kemasan “DD Water” yang mampu mempengaruhi psikologis masyarakat secara tidak langsung untuk tertarik mengkonsumsi produk “DD Water”, strategi yang dilakukan oleh “DD Water” adalah pencitraan air tidak identik hanya dengan
76
warna biru, lihat dari sifat asli air yang bermakna menyegarkan dan menyejukkan, pencitraan yang tergambar adalah warna hijau“DD Water” memilih warna hijau untuk warna produknya 6.
Strategi yang dilakukan PT. DAYA Consumer Goods dari segi promosi adalah lebih berperan aktif menggunakan metode public relation (hubungan masyarakat), unsur ini secara tidak langsung mengandung unsur personal selling dengan para konsumen dengan cara bertatap muka. Promosi dilakukan dengan media iklan melalui poster dan selebaran, strategi ini dilakukan melalui distributor dan agen yang berada di setiap wilayah pemasaran yang bermitra dengan “DD Water”, mendapatkan produk barang yang diberikan secara cuma-cuma untuk promosi kepada konsumen, bentuknya berupa spanduk untuk distributor dan agen, stiker, brosur, VCD persentasi proses produksi, dan masih banyak jenis promosi yang diberikan “DD Water”.
7.
Kekuatan dari segi pemasaran yang “DD Water” berikan adalah “DD Water” lahir dari kekuatan bawah dalam artian lahir dari komunitas kecil yang memiliki hubungan loyal consumer terhadap masyarakat bawah khususnya kaum dhuafa. Jalinan kerjasama yang kuat antar komunitas kelembagaan yang meliputi organisasi Islam, perusahaan, dan lembaga-lembaga lainnya dengan menjadi bagian keluarga besar Dompet Dhuafa yang secara konsisten menjaga ukhuwah Islamiyah serta mengusung nilai-nilai kemanusiaan bagi kesejahteraan umat Islam.
77
B. Saran Berdasarkan kenyataan yang sudah diuraikan diatas, maka penulis menyarankan : 1. Hendaknya lebih meningkatkan dan mengembangkan sarana promosi tidak hanya memfokuskan kepada instansi atau lembaga saja, tetapi seluruh aspek masyarakat bisa merasakan produk “DD Water” yang bernuansa Islam. Selama 5 tahun berjalan masyarakat
belum sepenuhnya mengetahui keberadaan
produk “DD Water”. 2. Meningkatkan sosialisasi yang terencana baik dilakukan setiap 3 (tiga) bulan atau 5 (lima) bulan sekali, melalui kegitan seminar-seminar, event-event wirausaha, kegiatan amal, dan banyak kegiatan, intinya, masyarakat bisa merasakan produk “DD Water”. 3. Dari segi Manajemen sudah baik, perlu ditambah divisi-divisi yang bergerak di bidang promosi dan pemasaran, untuk memperluas jaringan pasar. 4. Dari segi produk, lebih ditambah lagi barang-barang kebutuhan sehari-hari tidak hanya air minum dalam kemasan saja.
78
DAFTAR PUSTAKA Alqur’an al-Karim Agus, Rahayu, Strategi Meraih Keunggulan dalam Industri Jasa Pendidikan; Suatu Kajian Manajemen Stratejik, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2008). Asnawi, Haris Faulidi, Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam, cet. ke-1 (Yogyakarta: Magistra Insani Press, 2004). Blocher, dkk, Manajemen Biaya, Terjemahan A. Susty Ambariani, (Jakarta: Salemba Empat, 2000). Cenadi, Christine S, “Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual”. Jurnal Nirmana, Volume 1 Nomor 1, (Surabaya: Unversitas Kristen Petra, 1999). David, Fred R, Manajemen Strategi, Edisi Bahasa Indonesia, edisi 9 (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2004). Kuncoro. E. A, Leadership sebagai Primary Forces dalam Competitive Strength, Competitive Area, Competitive Result guna meningkatkan Daya Saing Perguruan Tinggi, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2008). Firdaus NH, Muhammad, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005). Gelhorn dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis: Merger dalam Perspektif Monopoli, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000). Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek, (Jakarta : Gema Press cet. 1, 2003). Hasyimi, Ahmad, Mukhtarul Ahadits An-Nabawiyah, (Beirut, Darul Fikr).. Ismail Yusanto, Muhammad dan Muhammad Karebet Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000). Kartajaya, Hermawan. Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996).
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004).
79
Kotler, Philip dan Amstrong, Marketing, (Jakarta: Erlangga, 2004). Kotler, Philip dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Indeks, 2003). ……………………., Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001). Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2002). Muslich, Etika Bisnis Islami: Landasan Filosofis, Normatif dan Substansi Implementatif, (Yogyakarta : Ekonisia, 2004). Nawawi,
Hadari, Manajemen Strategik; Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, Cet.2, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003).
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Cet.5, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003). Sumarni, Murti, Marketing Perbankan, (Yogyakarta : Liberty, 1997). Sumihardjo, Tumar, Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Melalui Pengembangan Daya Saing Berbasis Potensi Daerah, (Bandung: Penerbit Fokusme, 2008). Supratikno, Hendrawan, Advanced Strategic Management; Back to Basic Approach (Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003). Supranto, J, Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000). Taimiyah, Ibnu, Majmu Fatawa, (Riyad: Marbi’ Riyad, 1993), Vol. 29. ……………..., al-Hisbah fi al-Islam, Cet.1, (Libanon: Dar al-Kitab al-Islamiyah, 1996). Tim Penyusun Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2002). Porter, Michel E, Competitive Advantage, (USA: Collier Macmillan Publising, 1993) Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cet.12 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006).
80
Rivai, Veitzhal MBA, dkk, Credit Management Hand Book: Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir & Nasabah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006). Ya’qub, Hamzah, Kode Etika Dagang Menurut Islam; Pola Pembinaan dalam Berekonomi, (Bandung: Diponogoro, 1984). Keegan, Warren J. Manajemen Pemasaran Global, Terjemahan Alexander Sindoro & Tanty Syahlena Tarigan, MM., (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003), Edisi 6. Wawancara dengan pimpinan PT. DAYA Consumer Goods Ibu Lani Setyawati. Wawancara dengan Bapak Isam Ketua Koperasi Dompet Dhuafa Republika merangkap distributor “DD Water”. Wawancara dengan Ibu Tuti Haryati konsumen “DD Water”.
81
HASIL WAWANCARA
Nama
: Lani Setyawati
Jabatan
: Pimpinan PT. DAYA Consumer Goods Ciputat
Tempat
: Komp. Ruko Pamulang Permai 1 Blok SH 1 No. 13 Pamulang – Tangerang Selatan
1.
Siapa pendiri PT. DAYA Consumer Goods Ciputat? PT. DAYA Consumer Goods adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang produksi dan distribusi berbagai kebutuhan sehari-hari, terutama produksi dan distribusi Air Minum Dalam Kemasan “DD Water”. Berdirinya PT. DAYA Consumer Goods merupakan gagasan yang dilakukan oleh Ibu Lani Setyawati untuk bisa bekerjasama dengan PT. Dompet Dhuafa Republika dalam bidang bisnis pemberdayaan. PT. Dompet Dhuafa Republika memiliki beberapa program dalam pengembangan bisnis salah satunya adalah berdirinya PT. DAYA Consumer Goods.
2.
Apa Visi dan Misi PT. DAYA Consumer Goods ? Visi PT. DAYA Consumer Goods adalah berlandaskan syariah Islam.
menciptakan suatu usaha yang
Misi PT. DAYA Consumer Goods adalah
pemberdayaan dengan cara menciptakan peluang usaha dimana hasil dan
kegiatan daripada usaha itu dapat bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya kaum dhuafa. 3.
Jenis produk apa saja yang diproduksi ? Jenis produk yang diproduksi oleh PT. DAYA Consumer Goods terdiri dari 3 jenis ukuran, yaitu: Cup 240 ml, Botol 600 ml, dan Galon 19 lt.
4.
Bagaimana strategi yang dilakukan PT. DAYA Consumer Goods terutama dari segi mutu dan kemasan ? Kekuatan “DD Water” tercitrakan oleh produk Islaminya yang terbentuk dari kekuatan lembaga Dompet Dhuafa sebagai pilar yang mengusung nilai kemanusiaan khususnya umat Islam. Komitmen yang diberikan “DD Water” sebesar 5% jika kita mengkonsumsinya sekaligus telah mensedekahkan harta untuk kehidupan kaum dhuafa. Simbol 5% sebagai kekuatan “DD Water” mempunyai point lebih, dalam arti memiliki nilai kemanusiaan (sosial) tinggi, khususnya untuk kesejahteraan kaum dhuafa. Dari segi kualitas air, “DD Water” mengacu pada TDS (Total Dissolved Solid) di bawah 100 mg/L dan pH (Power of Hydrogen) berada di kisaran 6,8 (enam koma delapan) sampai 7 (tujuh). Penetapan komposisi TDS dan pH sebesar <100 (kurang dari sepuluh) mg/L dan 6,8 (enam koma delapan) sampai 7 (tujuh) berindikasi bahwa air akan tetap stabil terhadap media galon yang digunakan. Faktor estetika sebagai bentuk keindahan yang dirancang pada kemasan merupakan daya tarik visual yang tujuannya mencapai mutu dari produk yang
dipasarkan. Merek atau logo yang menggambarkan huruf “DD Water” berarti Dompet Dhuafa, pola pikir masyarakat pasti di bawah naungan Dompet Dhuafa Republika. Label 5% yang tertera diatas kemasan bahwa keuntungan dari mengonsumsi akan diinfaqkan untuk kaum dhuafa. Textline “More Than a Drink” memberikan pengertian bahwa “DD Water” lebih baik dari sekedar minuman. Ada unsur kesehatan dalam mutu air yang diberikan oleh “DD Water” 5.
Bagaimana strategi yang dilakukan PT. DAYA Consumer Goods terutama dari segi promosi dan pemasaran ? Promosi yang dilakukan “DD Water” didukung sepenuhnya dari media-media PT. Dompet Dhuafa Republika, setiap hari Jumat “DD Water” diberikan 1 kolom untuk promosi produk di koran Republika, Dompet Dhuafa mempunyai majalah Suara Cinta yang merupakan media promosi “DD Water”. Selain majalah, “DD Water” mensosialisasikan produk melalui brosur kepada suplyer berbentuk merchendise, setiap pembelian ada ridding point yang dapat ditukarkan disetiap distributor dengan merchendise berupa hadiah bagi costumernya. Kegiatan promosi selain media cetak “DD Water” juga aktif dalam kegiatan off air, kegiatan di lingkungan masjid Pondok
Indah seperti
kegiatan
yang
membutuhkan sponsorship meliputi ramadhan, pesantren kilat, majelis taklim, festival anak soleh di daerah Bogor.
6.
Bagaimana peningkatan dari segi distribusi setiap tahunnya, dan bagaiman omset setiap tahunnya mengalami peningkatan atau penurunan? Alhamdullah dari 5 tahun kita berjalan, dari segi omset penjualan mengalami peningkatan yang cukup baik, diikuti dengan keuntungan yang baik juga. Ya pokoknya berbisnis air minum tidak ada matinya.
7.
Mungkin setiap berbisnis selalu berhadapan dengan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan? Bisa ibu jelaskan hal apa saja yang berdampak langsung maupun tidak langsung, negatif atau positifnya bagi perusahaan? Hambatan kita adalah wawasan masyarakat/distributor tentang prinsip syariah masih rendah. Belum paham tentang konsep syariah secara keseluruhan. Dari segi Struktur organisasi “DD Water” masih di bawah naungan PT. Dompet Dhuafa Republika, kerjasama Dompet Dhuafa Water dengan PT. Dompet Dhuafa Republika dari sisi investasi “DD Water” masih mengandalkan dana swasta tidak ada bantuan dari investasi luar. Hambatan ini menyebabkan lemahnya permodalan yang dialami “DD Water” untuk memajukan pangsa pasarnya ke pasaran bebas. Akibatnya kendala-kendala bermunculan, baik dari infrastruktur, operasional, sampai kepada sosialisasi melalui promosi dan pemasaran.
HASIL WAWANCARA
Nama
: Isam
Jabatan
: Ketua Koperasi Dompet Dhuafa merangkap Distributor “ DD Water”
Tempat
: Komp. Ruko Pamulang Permai 1 Blok SH 1 No. 13 Pamulang – Tangerang Selatan
1. Dari segi pemasaran, bagaimana alur pendistribusian yang bapak lakukan terhadap agen, dll? Ada agen, lembaga, dan distributor dari segi alur pendistribusian. Kalau agen wilayah kita terdapat 20 sampai 25 agen yang tersebar di wilayah Jakarta. Dari segi lembaga, kita lebih banyak mendistribusikan punya “DD”, seperti “DD” sudah pasti kita menyuplai, LPM, “DD” stok, dan di luar “DD” seperti RS UIN Syarif Hidayatullah, PT. Arun yang berada di Jakarta pusat kita juga masuk kesana, kisaran lembaga ada 20 lembaga. Dalam seminggu kita rutin mendistribusikan 2 kali setiap hari Senin dan Kamis. Kalau di RS UIN kisaran 30-40 galon per sekali kirim sama dengan hari selanjutnya. Ada juga Grausi di Cinere kita juga menyuplai dan itu bukan orang Islam, tetapi komunitas Kristen. Ketika harga cukup bersaing dan kualitas “DD” bagus dia tetap mau mengkonsumsi “DD” karena dilihat dari kualitas airnya.
2. Klo dari segi harga dan kualitas “DD Water” bisa disejajarkan dengan apa? Klo perhitungan kita dengan PT. DAYA kita menyamai dengan “VIT” dan “Club”. Paling banyak orang menyamainya dengan “VIT” dari hasil kuisoner yang disebarkan oleh PT. DAYA waktu itu. “Aqua” kita belum bisa melawan artinya harga juga lebih tinggi dibandingkan dengan kita. “Aqua” sudah berdiri sejak awal, ketika orang mengenal “DD Water” aja nih, orang beranggapan bahwa ini air “Aqua”, dipikiran orang juga pasti ini “Aqua”, karena memang lahir sudah lama, pasar Indonesia semua sudah dikuasai oleh “Aqua”, padahal kualitas belum tentu, harga pun semuanya tergantung dari perusahaan, kalau menurut saya “Aqua” tidak tergantung dari 1 distributor, tetapi pada alur 7 distribusi, yang terdiri dari distributor, sub distributor, agen, sub agen, dan bawahan lain dibawahnya, hal ini mengakibatkan harga kepada konsumen menjadi mahal, kita melihat kontrak dari PT. DAYA ini langsung terbagi atas 3 alur yang langsung jatuh kepada konsumen akhir, terkonsep adanya pemangkasan alur distribusi yang relatif panjang dan mengakibatkan harga mahal di pasaran. 3. Pencitraan seperti apa sih yang diberikan “DD Water” dari segi kemasan? Ini adalah produk Islami yang memiliki nilai tambah, dalam arti nilai sosial tinggi, rata-rata pendapat masyarakat terhadap produk “DD Water” adalah mempunyai nilai sosial tinggi, kualitas itu setelah mereka merasakan produknya. Mereka ingin menjadi bagian dalam keluarga besar “DD” yng memang kita
mengusung dari nilai kemanusiaan, rata-rata hampir sama ya, termasuk saya pun duduk disini ya kita mempunyai misi dan misi ini adalah misi untuk umat manusia semua, jadi kita berbicara sosial ruang lingkupnya, cuma kita agak agamis aja. 4. Apakah
dari
sisi
operasional
seperti
kurangnya
armada
menjadi
penghambat? Selama ini sih kendala pasti ada, tapi kita bisa mengatasinya, armada yang kita gunakan sekarang ada 1 mobil yang sehari-hari kita pakai itupun sifatnya pihak ketiga (rekanan) dan kerjasama dengan pihak ketiga itu cuma satu, kalupun ada kendala bisa diantisipasi dengan mobil yang lain dengan adanya pihak ketiga yang kita menjalin mitra operasional, ya alhamdulillah selama ini bisa diantisipasi. 5. Saran dari bapak untuk PT. DAYA Consumer Goods? Promosi, mainlah di media cetak, dalam sebulan sekali. Ada orang yang bertugas khusus menangani masalah ini, yang bisa mengatasi masalah promosi, terkait dengan masalah ini, masyarakat sudah mengenal “DD” secara baik, sudah barang tentu kita juga harus siap mengantisipasi masalah ini, baik dari operasional, modal, dan hal-hal yang mendukung pemasaran lebih luas kepada masyarakat. Kita harus siap segala-galanya dalam hal distribusi . Kita lebih banyak komunitas, karena “DD Water” pasar komunitas, jangan salah banyak orang masih
beranggapan “DD Water” adalah punya Islam, menjual khusus kepada orang Islam, tetapi kita tidak seperti itu. Harusnya perusahaan memiliki divisi yang menangani khusus bagian-bagian terpenting dalam memasarkan produk ke pasaran bebas. “DD Water” belum mempunyai ini semua, kalau mau besar jangan tanggung-tanggung, mau besar-besar sekalian, tapi lagi-lagi ini yang menjadi masalah kita. Tapi Insyaallah kedepannya “DD Water” akan berkembang.
Produk “DD Water”