Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menegah (Studi Kasus Perkampungan Industri Kecil, Cakung, Jakarta Timur) Teta Amenda dan Nurmala Program Studi S1 Ekstensi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstrak Strategic development merupakan hal yang sangat penting bagi dunia bisnis, termasuk bagi perusahaan yang memiliki usaha kecil dan menengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan strategi-strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan usaha kecil dan menengah yang berada di PIK, Cakung. Data yang diambil berasal dari data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan TOWS dan IE Matriks melalui hasil olah data dari survei menggunakan AHP, IFE dan EFE. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan didapatkan bahwa strategi yang cocok untuk diusulkan pada industri kecil di PIK adalah defensive strategy dan harvest strategy. Defensive strategy mengusulkan strategi untuk perusahaan mengatasi permasalahan internal perusahaan dan juga mengatasi ancaman di masa depan. Dalam harvest strategy mengusulkan strategi yang mengedapankan penghematan, perbaikan kelemahan dan tidak melakukan perluasan. Kata kunci: AHP; IE; Strategi; TOWS; UKM Abstract Strategic development is a great importance in the business world, including for the small and medium enterprises. The purpose of this study is to propose strategies that can be used for the development of small and medium enterprises in PIK, Cakung. The data that being used are from primary and secondary data. The method of analysis that used in this research are using TOWS and IE matrix and the primary data are obtained from the survey using AHP, IFE and EFE. The results showed that the outcome from the internal and external factors proposed a defensive and harvest strategy that being most likely suitable for small industry in PIK. Defensive strategy propose a strategy that the firm should handle or manage the internal problems and also manage the future threats. For the harvest strategy, strategy that being propose are strategy that prioritize savings, improve the weakness and not performing expansion. Keyword: AHP; IE; SME; Strategy; TOWS
1.
Latar Belakang Dewasa ini usaha kecil dan menengah (UKM) semakin dilihat bermain sebagai peran
penting dalam perekonomian di banyak negara. Pemerintah diseluruh dunia berfokus pada pengembangan sektor usaha kecil dan menengah ini demi mendorong pertumbuhan ekonominya. Secara luas sudah diakui bahwa pertumbuhan dari usaha kecil punya dampak
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
positif dalam perekonomian dalam hal peningkatan kekayaan, inovasi dan pekerjaan (Carter and Jones-Evans, 2006). Pengembangan usaha kecil dianggap salah satu cara terbaik dalam mengatasi pengangguran karena potensinya dalam penciptaan lapangan pekerjaan (FinMark Trust, 2006). 70% penciptaan pekerjaan baru di Asia Tenggara diklaim berasal dari SME serta Harvie dan Lee (2005) menyatakan bahwa SME berkontribusi lebih dari setengah tenaga kerja dalam suatu sektor privat. Di Indonesia sektor UKM telah terbukti tangguh. Ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Ketangguhan UKM telah terbukti sebagai jaring pengaman perekonomian di saat perusahaan besar banyak yang gulung tikar. Mudradjad Kuncoro (2008) mengemukakan bahwa UKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive. Perencanaan strategis sangat penting dalam manajemen strategik demi berjalannya sebuah perusahaan khususnya dalam perusahaan bisnis. Sebelum menentukan alternatif strategis yang layak, perencanaan strategis harus menganalisis situasi dimana sesuai dengan peluang eksternal dan kekuatan internal ataupun mengatasi kelemahan internal dan ancaman eksternal. Industri kecil yang saat ini merupakan tumpuan bagi perekonomian Indonesia dan juga jumlahnya yang mencapai sebesar 90% dari unit usaha yang di Indonesia haruslah dapat mengembangkan perencanaan strategisnya, sehingga unit usaha baik kecil dan menengah dapat bersaing di era globalisasi saat ini. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini terbatas pada analisis faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), serta faktor eksternal yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Hasil dari penemuan faktor eksternal dan internal yang ditemui pada objek penelitian kemudian akan dianalisis formulasi strategi usaha yang sesuai. Untuk merangkumnya, pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apa saja faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada serta formulasi strategi apakah yang paling sesuai untuk diterapkan pada unit usaha kecil dan menengah di Perkampungan Industri Kecil di Jakarta Timur. Tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah untuk menjawab seluruh rumusan permasalahan yang terdapat pada penelitian ini.
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
2.
Tinjauan Teoritis Menurut David (2009), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang.
Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Manajemen strategis (David, 2009) merupakan ilmu tentang perumusan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Menajemen
strategis
terfokus
pada
upaya
memadukan
menajemen
pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Tujuan manajemen strategis adalah memanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang baru dan berbeda di masa mendatang. Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Umar (2008) menjelaskan, lingkungan ekternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Kekuatan ekternal dapat dibagi menjadi dua yaitu: lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro mencangkup faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi. Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana perusahaan berada. Faktor- faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk kondisi persaingan industri tersebut meliputi pendatang baru, produk pengganti, pembeli, pemasok dan pesaing. Model lima kekuatan Michael Porter adalah model yang digunakan untuk melakukan analisis industri. Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada di dalam suatu perusahaan. Analisis internal adalah proses perencanaan strategi menentukan letak kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Lingkungan internal menurut David (2004) merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen.
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2001). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasikan keempat faktor-faktor tersebut dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik di antara mereka (Pearce dan Robinson, 1997). Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Faktor-faktor strategis perusahaan disusun dalam matriks SWOT, yang menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi (Rangkuti, 2001). Gabungan kedua matriks IFE dan EFE menghasilkan matriks eksternal-internal memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks-matriks IFE dan EFE. Tujuan memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Diagram tersebut dapat mengidentifikasi sembilan strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya ke sembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yaitu strategi tumbuh dan membangun, strategi pertahankan dan pelihara, strategi panen dan divestasi. Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi kekurangan dari model pengambilan keputusan yang lainnya. Alat analisis ini membantu para pembuat keputusan untuk mengidentifikasikan dan sekaligus membuat prioritas berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, pengetahuan yang dimiliki, dan pengalaman yang mereka miliki untuk masing-masing masalah yang dihadapi (Saaty, 2000). Kelebihan model AHP dibandingkan model pengambilan keputusan lainnya terletak pada kemampuan AHP untuk memecahkan masalah yang multiobjectives dan multicriterias.
3.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif
dilaksanakan dengan melakukan in-depth interview untuk mendapatkan faktor internal dan eksternal perusahaan. Penelitian secara kualitatif akan menggunakan kombinasi antara
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
analisis TOWS (Threat, Opportunity, Weaknesses, Strength) dan
analisis IE (Internal
External) melalui pengolahan hasil kuesioner menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process). AHP akan digunakan selama proses input untuk mendapatkan persentase bobot prioritas setiap elemen dalam faktor internal dan eksternal. Penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi model model manajemen strategi oleh David (2004) dan jurnal yang ditulis oleh Kandakoglu, et al (2007). Gambar 3.1 menunjukan alur dalam proses SWOT AHP.
Gambar Alur Proses Pendekatan SWOT dan AHP Sumber: Kandakoglu, et al (2007)
Pada penelitian ini prinsip penyusunan struktur hierar hierarki ki didasarkan pada tiga tingkatan sesuai yang ditunjukan pada gambar 3.2. Pada tingkatan teratas adalah SWOT yang ada dalam lingkungan PIK. Kemudian tingkatan kedua empat elemen dari SWOT yaitu strength
(S), weakness (W), opportunity (O), threats (T). Tingkatan ketiga merupakan faktor-faktor yang menjadi sub faktor dari strength, weakness, opportunity, threats.
Gambar Penyusunan Hirarki Model AHP Sumber: Kandakoglu, et al (2007)
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan, yakni: 1) Kuesioner, 2) Kajian Literatur (dokumentasi). Dalam penelitian ini, akan dikumpulkan dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik dari usaha kecil dan menengah (UKM). Dalam penelitian ini yang merupakan populasi adalah seluruh UKM yang ada di Indonesia yang telah terdaftar di Dinas Pelayanan Koperasi yaitu sebanyak 54 juta lebih UKM menurut data tahun 2011, yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia. Karena jumlah total populasi tidak terjangkau secara keseluruhan oleh peneliti maka penelitian akan menggunakan sampel. Adapun sampel penelitian ini akan berjumlah sebanyak 20 responden yang diambil datanya guna membantu penelitian ini. Mereka terdiri dari para pelaku yang menjalankan kegiatan usahanya di Perkampungan Industri Kecil (PIK) di Jakarta Timur. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa pada kawasan industri ini para pelaku usaha bergerak pada sektor usaha sejenis yaitu sektor pembuatan sepatu, tas dan barang-barang sejenis lainnya. Untuk menganalisis lingkungan eksternal digunakan teori David (2004) yang terbagi dalam lima kategori besar yaitu kekuatan politik, ekonomi, sosial, teknologi serta kekutan industri. Dalam menganalisis lingkungan internal akan digunakan teori David (2004) yang dilakukan pada bidang-bidang yang meliputi manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, serta penelitian dan pengembangan. Matriks EFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi informasi yang didapat dari input informasi eksternal perusahaan dan matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi informasi yang didapat dari input informasi internal dalam perusahaan. Kuesioner yang bermodelkan AHP dibagikan kepada responden bertujuan untuk menjaring persepsi responden untuk menghasilkan data primer. Penilaian responden atas kuisioner AHP dilakukan dengan memberikan penilaian dari skala 1 sampai 9 yang sesuai dengan teori Saaty (1986). Pengolahan data dalam metode AHP ini akan dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif statistik, penggunaan peranti lunak Microsoft Office Exel 2007 dan Expert Choice versi 11. Perumusan strategi akan dilakukan menggunakan matriks TOWS dan IE. Matriks TOWS (Threat, Opportunitym Weakness, Strength) adalah alat untuk mencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: SO (kekuatan-peluang; strenghtopportunities), WO (kelemahan-peluang; weakness-opportunities), ST (kekuatan-ancaman;
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
strenght-threats), WT (kelemahan-ancaman; weakness-threats). Matriks IE (InternalExternal) merupakan pemetaan skor matriks EFE dan IFE yang telah dihasilkan pada tahap input dimana hasil pada setiap sumbu akan menunjukan posisi perusahaan. Sel-sel pada matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama dengan implikasi strategi yang berbedabeda. Daerah pertama terdiri dari sel I, II, dan IV disebut tumbuh dan bina (grow and build), hold and maintain strategy, dan terakhir strategi panen atau divestasi (harvest or divestiture).
4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis lingkungan makro PIK dilakukan menggunakan analisis Politic, Economy,
Social, Technology atau dikenal dengan PEST. Faktor politik dalam lingkungan makro usaha adalah tingkatan intervensi dari pemerintah dalam perekonomian. Pemerintah merupakan kunci penciptaan kondisi yang kondusif yang mendorong perkembangan usaha. Salah satu intervensi pemerintah yang mendukung perekonomian Indonesia dibuktikan dengan pembentukan dari kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) di Cakung. Pemerintahan Indonesia mendukung pemberdayaan bagi industri kecil dengan dasar hukum tertuang pada UndangUndang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil. Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap potensi perkembangan usaha baik kecil, menengah dan besar. Salah satu isu yang sedang sering dibicarakan adalah mengenai rencana pemerintah untuk menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL). Kenaikan TDL bagi industri akan berdampak pada kenaikan ongkos produksi dan kenaikan harga barang. Jika ternyata TDL benar-benar dinaikkan, skenario terburuk yang dapat terjadi yaitu banyak industri, terutama industri kecil dan menengah, akan kesulitan menjalankan produksinya karena biaya yang terlalu tinggi. Selain rencana kenaikan TDL, pemerintah juga berencana untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium yang disubsidi oleh pemerintah. Rencana kenaikan tersebut sangat berpengaruh besar mengingat isu kenaikan BBM yang sensitif dan berdampak psikologis cukup besar pada masyarakat karena berpotensi meningkatkan inflasi, yang berdampak tidak hanya pada kenaikan biaya produksi tetapi juga penurunan kemampuan beli masyarakat. Tren sosial dapat membentuk cara seseorang hidup, bekerja, berproduksi dan mengosumsi. Sikap konsumsi dan gaya hidup masyarakat secara langsung mempengaruhi peningkatan ataupun penurunan penjualan pada semua jenis barang dan jasa. Dilihat dari data
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
yang dikeluarkan BPS, menunjukan bahwa sejak tahun 1999, 2002-2011 terjadi penurunan pola konsumsi masyarakat yaitu pengeluaran untuk konsumsi penduduk Indonesia rata-rata per kapita terhadap konsumsi pakaian, alas kaki, dan tutup kepala. Sedangkan bila dilihat dari pengeluaran rata-rata per kapita untuk jumlah bukan makanan terjadi kenaikan hampir pada setiap tahunnya. Hal ini menunjukan bahwa industri kecil di Cakung yang seluruh industrinya merupakan industri konveksi/tekstil menghadapi kemungkinan untuk mengalami penurunan penjualan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, yang menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik. Kelemahan dari perkembangan teknologi tidak hanya perkembangan teknologi dapat secara cepat berkembang, namun dapat secara cepat pula menjadi usang. Perkembangnya teknologi, memiliki ancaman tersendiri yaitu apabila tidak secara cepat mengadopsi teknologi yang baru maka kemungkinan dapat ketinggalan dari para pesaingnya sangatlah besar. Untuk analisis lingkungan industri, akan dianlisis berdasarkan pada Porter’s Five Forces Model yang terdiri dari lima kekuatan. Untuk rivalitas dalam industri dalam lingkungan PIK persaingan tidak terlalu ketat, karena selain skala usaha yang sama-sama kecil, setiap perusahaan memiliki agen yang berbeda. Selain itu, hubungan antar perusahaan satu dengan perusahaan lainnya cukup baik dan bahkan dapat menjalin kerjasama. Untuk ancaman pendatang baru, hambatan untuk masuk industri disini sangat rendah, calon pengusaha yang memiliki modal dapat dengan mudah untuk melakukan usaha dalam lingkungan ini. Walaupun demikian ancaman pendatang baru punya sedikit pengaruh atas pemilik usaha disini. Sedangkan untuk pendatang baru di luar PIK Cakung lebih banyak memiliki pengaruh pada para pemilik usaha di PIK. Dalam hal daya tawar pemasok, harga yang murah tidak menjadi faktor paling terutama, karena ketepatan waktu pengiriman merupakan faktor yang sama pentingnya dengan faktor harga. Efek dari keterlambatan penyelesain produksi adalah hilangnya kepercayaan agen kepada pengusaha sehingga berpotensi kedepannya agen akan berhenti melakukan pemesanan. Sedangkan dalam hal daya tawar pembeli, pengusaha melihat bahwa mereka memiliki daya tawar yang tinggi. Banyaknya UKM yang bergerak pada bidang sejenis, membuat pilihan bagi konsumen untuk berpindah sanggat tinggi. Serta yg terakhir dalam analisis lingkunga industri yaitu produk substitusi dimana dianggap merupakan ancaman tersendiri dan disadari langsung oleh para pengusaha. Produk substitusi yang menjadi
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
ancaman bagi barang-barang yang diproduksi pada industri kecil disini adalah barang-barang yang sejenis yang bisa didapatkan lebih murah oleh konsumen. Dalam analisis lingkungan internal dimana pembahasan faktor-faktor internal didasarkan pada faktor-faktor kunci yang mempengaruhi lingkungan internal perusahaan menurut David (2009). Dalam faktor pemasaran ditemukan bahwa di kawasan ini dilakukan pemasaran terhadap barang-barang yang diproduksinya hampir sebagian besar dilakukan secara tidak langsung dan sisanya pemasaran secara langsung. Perdagangan melalui agen menyumbang penjualan yang terbesar terhadap usaha yang mereka jalankan. Setiap pengusaha memiliki lebih dari satu agen yang umumnya memiliki daerah pemasaran yang berbeda. Dilihat dari sisi manajemen, para pemilik usaha melaksanakan produksi sesuai dengan perencanaan proses produksi yang telah ditentukan sebelumnya. Selain menjalankan manajemen perencanaan, para pengusaha menjalankan manajemen dalam fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan yang dijalankan pengusaha adalah dalam bentuk pengawasan proses produksi dan kualitas hasil produksi. Dari sisi produksi dan operasi, bahan baku domestik dipasok dari kota-kota di Indonesia sistem distribusinya seringkali tidak lancar dan perubahan harga yang terjadi tidak diumumkan sebelumnya oleh para pemasok, sehingga perencanaan harga proses produksi tidak akurat dan berimbas pada kerugian para pemilik usaha akibat kenaikan biaya produksi. Selain itu sistem produksi dilaksanakan dengan terspesialisasi. Dalam hal faktor keuangan, para pemilik usaha baik rumah tangga, kecil dan menengah menggunakan modal sendiri atau kerjasama (keluarga) ketika memulai usahanya. Keengganan untuk memakai lembaga keuangan disebabkan oleh kerumitan dalam pengajuan kredit dan dianggap bahwa modal sendiri dirasa sudah cukup untuk memulai usaha dan menutupi biaya-biaya yang ada. Terakhir dalam segi penelitian dan pengembangan, para pengusahan tidak melakukan penelitian dan pengembangan secara formal. Pada tahapan ini hasil dari survei melalui kuesioner 20 responden dirata-ratakan dengan menggunakan pairwise comparison (lampiran). Diperoleh nilai rata-rata untuk masingmasing sel seperti yang tertulis pada tabel di bawah ini.
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
No.
Elemen
1.
S1 S1 S1 S2 S2 S3
2. 3. 1.
2.
3. 4. 1.
2. 3. 1.
2.
3. 4.
W1 W1 W1 W1 W2 W2 W2 W3 W3 W4 O1 O1 O1 O2 O2 O3 T1 T1 T1 T1 T2 T2 T2 T3 T3 T4
Tabel Score Rata-Rata Elemen SWOT Nilai Tingkat Kepentingan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan (Strengths) 4 2 4 1 2 3 Kelemahan (Weaknesses) 7 5 3 4 1 2 1 1 2 2 Peluang (Opportunities) 1 3 4 4 5 2 Ancaman (Threats) 4 2 2 2 5 5 5 2 2 1
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
Elemen
S2 S3 S4 S3 S4 S4 W2 W3 W4 W5 W3 W4 W5 W4 W5 W5 O2 O3 O4 O3 O4 O4 T2 T3 T4 T5 T3 T4 T5 T4 T5 T5
Hasil dari score rata-rata elemen SWOT kemudian di input ke dalam peranti lunak expert choice. Hasil pembobotan didapatkan sebagai berikut:
Gambar Pembobotan Kekuatan
Gambar Pembobotan Kelemahan
Gambar Pembobotan Peluang
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
Gambar Pembobotan Ancaman
Dari hasil pembobotan rata-rata menunjukan bahwa dalam kelompok kekuatan didapatkan bahwa tetapnya saluran pemasaran berpengaruh paling besar dalam faktor
kekuatan industri kecil di Cakung. Kemudian dari hasil pembobotan rata-rata dalam kelompok kelemahan yang ditunjukan dalam gambar, diketahui bahwa kelemahan terbesar industri kecil di PIK adalah ketergantungan penjualan pada agen, yang biasanya melakukan
pembelian dalam jumlah besar dan sifatnya rutin. Dari segi peluang, hasil pembobotan ratarata dalam kelompok peluang didapatkan bahwa perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara perkembangan teknologi dan dukungan pemerintah menunjukan bahwa keduanya
memiliki kepentingan yang hampir sama. Terakhir, dilihat dari sisi ancaman, hasil pembobotan rata-rata dalam kelompok ancaman didapatkan bahwa fluktuasi perubahan bahan baku menjadi faktor yang paling besar pengaruhnya dalam menyumbang tingkat ancaman
bagi pengusaha.
Gambar Global Weight dan SWOT Factors
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
Masalah yang paling signifikan dalam langkah ini adalah pertimbangan faktor SWOT memiliki bobot prioritas tertinggi.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa grafik
menunjukan dari sisi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dari hasil penilaian global weight, nilai terbesar jatuh pada W1 yaitu ketergantungan pengusaha atas penjualan kepada agen. Sedangkan dari faktor eksternal (peluang dan ancaman) diketahui bahwa nilai terbesar dari hasil perhitungan global weight adalah T2 yaitu fluktuasi perubahan harga bahan baku. Strategi yang dapat dibentuk dari hasil pembobotan global adalah strategi WT (weaknessthreat) atau strategi bertahan (strategy defensive). Melalui matriks TOWS, strategi yang dapat diusulkan adalah adalah Strategi Weakness – Threat (WT) atau defensive strategy yaitu strategi yang mengharuskan perusahaan untuk mengatasi ancaman di masa depan dan mengatasi permasalah saat ini yang ada di dalam internal perusahaan. Salah satu strategi yang dapat penulis rekomendasikan adalah strategi dengan membangun hubungan jangka panjang antara pemasok (supplier) dan agen (retailer) dengan komunikasi yang baik dan berkesinambungan. Untuk alternatif strategi melalui matriks IE didapatkan dari perhitungan bobot IFE dan EFE didapatkan dengan melakukan perkalian antara bobot dan rata-rata rating. Tabel Bobot dan Rating IFE dan EFE
No.
Elemen
Perkalian Tingkat Bobot Bobot Pengaruh dan (Rating) Tingkat Pengaruh
Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Kekuatan (Strengths) 1. Memiliki saluran pemasaran yang tetap
22,00%
4
0,88
2. Produk yang dihasilkan berkualitas
8,00%
3
0,24
3. Ketepatan waktu dalam penyelesaian order
10,00%
4
0,4
4. Harga yang ditawarkan bersaing
4,00%
3
0,12
29,00%
1
0,29
5,00%
2
0,1
Kelemahan (Weaknesses) 1. Ketergantungan penjualan kepada agen 2.
Tidak familiar terhadap pinjaman melalui bank
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
3. Keterbatasan lahan/tempat
7,00%
2
0,14
4. Tingkat perputaran SDM tinggi
9,00%
1
0,09
5. Manajemen keuangan belum/tidak teratur
5,00%
2
0,1
Total
100%
2,36
External Factor Analysis Summary (EFAS) Peluang (Opportunities) 1.
Pemerintah mendorong pengembangan UMKM
16,00%
3
0,48
2. Perkembangan teknologi
19,00%
4
0,76
3. Lokasi strategis
6,00%
3
0,18
4,00%
2
0,08
10,00%
3
0,3
2. Fluktuasi harga bahan baku
29,00%
3
0,87
3. Hambatan masuk industri rendah
7,00%
2
0,14
5,00%
2
0,1
5,00%
2
0,1
4.
Jumlah penduduk Indonesia sebagai pasar potensial Ancaman (Threats)
1.
4.
Kekuatan daya tawar menawar dengan pembeli
Kebijakan pemerintah dalam perdagangan bebas
5. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Total
100%
1,51
Dari hasil penyusunan matriks EFE dengan rata-rata tertimbang sebesar 1,51 dan matriks IFE dengan rata-rata tertimbang sebesar 2,36 maka perusahaan berada pada kotak VIII dengan strategi panen atau divestasi. Dalam posisi ini perusahaan sebaiknya melakukan penghematan, diversifikasi, memperbaiki kelemahan dan tidak melakukan perluasan. Melakukan divestasi dapat dilakukan apabila pemilk usaha melihat pasar lain yang lebih atraktif dibandingkan dengan usaha yang dijalankan saat ini.
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
5.
Kesimpulan Dengan melihat hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat peneliti simpulkan,
yaitu dari segi kekuatan terdapat empat point penting, pertama saluran pemasaran yang tetap yaitu menjual produk atau menerima pemesanan produk melalui agen yang melakukan pemesanan dalam kuota besar dan rutin; produk yang dihasilkan berkualitas yang merupakan hasil campur tangan sumber daya manusia berpengalaman, pengawasan atau kontrol dalam proses produksi serta kewajiban menjaga citra baik dalam rangka menjaga hubungan bisnis antara pengusaha dan agen; ketepatan waktu dalam penyelesaian order melalui perencanaan proses produksi yang matang; dan penawaran harga jual produk yang bersaing. Dari sisi faktor kelemahan (weaknesses) utama yang dimiliki oleh para pemilik usaha di kawasan industri kecil di Cakung adalah ketergantungan penjualan kepada agen dimana tanpa adanya pemesanan dari agen akan mengurangi keuntungan atau bahkan tidak bergeraknya usaha/produksi sebuah usaha; ketidakfamiliaran dan keenganan pengusaha terhadap pinjaman melalui bank; keterbatasan lahan sebagai tempat usaha/produksi; tingkat perputaran sumber daya manusia tinggi karena sistem penggunaan tenaga kerja bersifat lepas; dan ketidakaturan dalam pencatatan arus keuangan perusahaan. Dari segi faktor peluang (oppoerunites) yang berada dalam lingkungan usaha di kawasan industri kecil di Cakung adalah pemerintah lokal mendorong pengembangan UMKM baik dalam penyediaan lahan dan aktivitas promosi; perkembangan teknologi dalam produksi, komunikasi, informasi, dan transportasi; penempatan lokasi usaha yang strategis; jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia sebagai pangsa pasar potensial. Terakhir dilihat dari faktor ancaman (threats) yang berada dalam lingkungan usaha di kawasan industri kecil di Cakung adalah; tingginya kekuatan daya tawar menawar pembeli akibat dari banyaknya jumlah pengusaha yang bergerak dalam bidang sejenis; fluktuasi dari harga bahan baku; tingkat hambatan masuk industri yang rendah; kebijakan pemerintah yang mengikutsertakan Indonesia dalam perjanjian perdagangan bebas; perubahan pola dan gaya hidup masyarakat yang mulai menyukai produk-produk branded. Dari hasil penghitungan dan analisis didapatkan dua alternatif strategi. Alternatif strategi pertama adalah membangun hubungan jangka panjang antara pemasok (supplier) dan agen (retailer) dengan komunikasi yang baik dan berkesinambungan. Alternatif kedua melakukan penghematan, diversifikasi, memperbaiki kelemahan dan tidak melakukan perluasan.
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
Melakukan divestasi dapat dilakukan apabila pemilk usaha melihat pasar lain yang lebih atraktif dibandingkan dengan usaha yang dijalankan saat ini.
6.
Saran Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian ini adalah dengan Pemerintah Daerah
membuat prioritas pembangunan yang berkelanjutan dimana memperhatikan dan mengawasi keberadaan dan keberlanjutan dari industri kecil dan usaha kecil dan menengah (UKM) yang di ada di PIK Cakung, karena bagaimanapun UKM memberikan sumbangan yang cukup besar pada struktur perekonomian. Pemerintah Pusat menyempurnakan berbagai infrastruktur yang dapat mendukung sektor industri kecil baik UMKM dan Koperasi berjalan dengan baik. Pemilik usaha untuk mempunyai strategi jangka panjang (visioner) dan pendek yang didasarkan dari informasi keuangan (pencatatan keuangan yang baik), dan tidak berprioritas hanya pada jumlah penjualan yang didapatkan. Sedangkan saran yang dapat disampaikan untuk penelitian selanjutnya adalah dengan menambahkan responden yang lebih variatif, misalnya dengan melakukan pemberian rating didasarkan pada orang yang expert dalam bidangnya.
7.
Kepustakaan
Carter, S. & Jones-Evans, D. 2006. Enterprise and Small Business. Principles, Practice and Policy. (Second Edition). Harlow: FT Prentice Hall. David, Fred R. 2004. Manajemen Strategi: Konsep-Konsep.Edisi Sembilan. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia David, Fred R. 2009. Strategic Management: Concept and Cases. New Jersey: Prentice Hall Harvie, C. and Lee, B.C. 2005. Sustaining Growth and Performance in East Asia: The Role of Small and Medium Sized Enterprises (Studies of Small and Medium Sized Enterprises in East Asia Series), Volume III, Edward Elgar, Cheltenham. UK Kandakoglu, Ahmet., et al. 2007. Strategy Development and Evaluation In The Battlefield Using Quantified SWOT Analytical Method
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013
Kuncoro, Mudradjad. 2008. Harian Bisnis Indonesia, Oktober. Pearce, J.A. & R.B. Robbinson. 1997. Manajemen Strategi: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, Terjemahan, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan 8. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Saaty, L. Thomas 1986. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Diterjemahkan 1993 oleh Ir.Liana Setiono. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Umar, H. 2008. Manajemen Stretegi in Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Strategi pengembangan..., Teta Amenda Sembiring, FE UI, 2013