STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BERAS HITAM PADA ASOSIASI TANI ORGANIK SAWANGAN DI KABUPATEN MAGELANG
ESKA STEFANI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesisi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di Kabupaten Magelang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2016
Eska Stefani NIM H351130291
iv
RINGKASAN ESKA STEFANI. Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di Kabupaten Magelang. Dibimbing oleh RITA NURMALINA dan AMZUL RIFIN. Beras merupakan makanan pokok dari setengah populasi dunia, dari beberapa jenis beras tersebut ada yang tidak umum dari segi aroma, warna biji dan komposisi kimianya. Jenis beras ini disebut beras khusus, salah satu jenisnya adalah beras hitam. Proyeksi permintaan untuk jenis beras khusus ini masih tinggi. Indonesia sebagai negara ketiga yang mempunyai semberdaya beras hitam terbanyak di dunia berpotensi untuk mengembangkan beras hitam. Beras hitam mempunyai banyak sekali manfaat kesehatan dan dikenal sebagai pangan fungsional sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Di Indonesia hanya ada beberapa daerah yang mempunyai varietas lokal beras hitam, salah satu daerah yang mempunyai varietas lokal adalah Kabupaten Magelang. Pengembangan beras hitam di Kabupaten Magelang didukung oleh Asosiasi Tani organik Sawangan. Namun dalam usahanya mengalami kendala yaitu lahan beras hitam yang semakin sempit dan penjualan yang semakin menurun. Oleh karena itu diperlukan strategi pengembangan usaha beras hitam. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis lingkungan internal dan eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan, merumuskan alternatif strategi serta prioritasnya dalam pengembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam, dan memetakan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan. Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif untuk mendeskripsikan gambaran umum dan faktor-faktor internal dan ekternal Asosiasi Tani Organisasi Sawangan. Data kuantitatif berupa pembobotan untuk faktorfaktor internal dan penentuan prioritas strategi pengembangan. Alat analisis yang digunakan adalah metode A’WOT yaitu kombinasi dari AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan analisis SWOT (Stengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats). Kemudian dilakukan pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi, dilakukan dengan metode arsitektur strategik. Hasil analisis didapatkan faktor-faktor internal yaitu kekuatan yang dimiliki adalah tersedia RMU, menerapkan teknologi pertanian oragnik, produk bersertifikat organik, produk menawarkan banyak manfaat kesehatan, adanya pelatihan anggota, dan dapat melakukan pemurnian benih. Sedangkan kelemahannya adalah luas tanam padi beras hitam yang menurun, promosi belum maksimal, kemasan masih sederhana, ketersediaan modal terbatas, pengorganisasian belum berjalan baik, dan kemampuan administrasi rendah. Faktor-faktor eksternal yaitu peluangnya adalah industri pengolahan mulai berkembang, adanya kredit dari bank, gaya hidup sehat dilingkungan masyarakat, lingkungan mendukung untuk pertanian oraganik, Kabupaten Magelang mempunyai daya tarik wisata, adanya dukungan dari Dinas Pertanian, dan kemajuan teknologi informasi. Sedangkan ancamannya adalah pengetahuan
v
masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas, adanya hama burung, dan persaingan dalam industri beras hitam semakin tinggi. Prioritas alternatif strategi yang diterapkan pada Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam, mulai dari prioritas pertama sampai kedelapan adalah membangun mitra kerja yang continue (0.326), menguatkan kelembagaan (0.163), memperluas jaringan pasar (0.148), memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan (0.135), mengembangkan produk dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada (0.100), mengembangkan produk dengan penelitian dan pengembangan (0.052), menambah modal dengan kredit (0.045) serta memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing (0.031). Berdasarkan alternatif strategi tersebut kemudian dipetakan menjadi sepuluh program rutin dan dua belas program yang dijalankan secara bertahap. Kata kunci : beras hitam, Asosiasi Tani Organik Sawangan, strategi pengembangan, A’WOT, arsitektur stretegik
vi
SUMMARY ESKA STEFANI. Black Rice Business Development Strategy at Association of Sawangan Organic Farmers in Magelang Regency. Supervised by RITA NURMALINA and AMZUL RIFIN. Rice is the staple food of half the world's population, some types of rice are uncommon in terms of aroma, karnel colour and chemical composition. This type of rice called special rice, one of its kind is black rice. Projected demand for this special rice is high. Indonesia as a third country that has black rice resource in the world has the potential to develop black rice. Black rice has a lot of health benefits and known as functional foods that have a high value. In Indonesia there are only a few areas that have local varieties of black rice, one of the areas that have local varieties are Magelang regency. Black rice development in Magelang regency is supported by the Association of Organic Farmers Sawangan. But in his quest to experience problems that black rice lands of the narrow and diminishing sales. Therefore we need the business development strategies of black rice. The objectives of this study are to analyze the internal and external environment Association of Sawangan Organic Farmers (TOS), formulate alternative strategies, making priorities in the black rice business development of the Association of Sawangan Organic Farmers (TOS), and mapping recommendations program of alternative strategies in black rice business development at Association of Sawangan Organic Farmers (TOS). Processing and analyzing data on this research, using qualitative and quantitative method. The qualitative data were presented in descriptive form to describe a general overview, internal and external factors from Association of Sawangan Organic Farmers (TOS). The quantitative data in the form of weighting factors of internal and prioritization of the development strategy. The analysis tool was used A'WOT method, it is a combination of AHP (Analytical Hierarchy Process) with SWOT analysis (Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats). Then conducted the mapping recommendations program of alternative strategies by the method of strategic architecture. The results from internal factor, obtained that The Strength were availability of RMU, applying organic agricultural technology, organic products certified, the product offers many health benefits, training members, and can perform the purification of seed. The Weakness were a reduction of black rice field, the promotion is not maximized, the packaging is still modest, limited availability of fund, poor in the organizing of association (TOS) and administrative capacity. From External factors obtained that Opportunity were processing industry began to bloom, credit from banks, healthy lifestyle community, environmental support for the organic agriculture, Magelang Regency has a tourist attraction, the support of the Department of Agriculture, and advances in information technology. The threat were public knowledge of black rice and benefits limited, bird pests, and competition in black rice industry getting tougher. Priority alternative strategy adopted at the Association of Sawangan Organic Farmers (TOS) in developing black rice business, from first priority to the eighth were: 1) build a continue business partner (0.326), 2) strengthen institutional (0.163), 3) expanding the market (0148), 4) utilizing information technology to
vii
increase sales ( 0.135), 5) developing products by utilizing existing resources (0.100), 6) developing products with research and development (0.052), 7) increase its capital to loans (0.045) and 8) improved packaging to improve competitiveness (0.031). Based on strategic alternatives above then divided into ten regular programs and twelve programs that run gradually. Keywords: black rice, Association of Sawangan Organic Farmers, strategy development, A'WOT, architecture strategy
viii
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
ix
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BERAS HITAM PADA ASOSIASI TANI ORGANIK SAWANGAN DI KABUPATEN MAGELANG
ESKA STEFANI
Tesis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Agribisnis
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
x
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Burhanuddin, MM
xii
xiii
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 ini ialah pengembangan usaha beras hitam, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di Kabupaten Magelang. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian karya ilmiah, yaitu kepada: 1. Ibu Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS dan Bapak Dr Amzul Rifin, SP MA selaku pembimbing, 2. Ibu Dr Ir Rr Heny K Daryanto, MEc selaku dosen evaluator pada kolokium, 3. Bapak Dr Ir Burhanuddin, MM dan Bp Dr Ir Suharno, MADev sebagai dosen penguji pada ujian sidang, 4. Ibu Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS dan Bapak Dr Ir Suharno, MADev selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis IPB, 5. Ibu Yuni Sulistyawati, SAB Ibu Dewi Martiawaty Utami, SPi dan Bapak Yusuf yang membantu proses administrasi tingkat program studi, 6. Bapak Widagdo, Fajar dan Saleh selaku pengurus Asosiasi Tani Organik Sawangan, Bapak Slamet selaku Kasi Tanaman Padi dari Dinas Pertanian Kabupaten Magelang dan Bapak Iwan selaku direktur dari PT Martani yang telah membantu pengumpulan data selama melakukan penelitian. 7. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan selaku pemberi Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN) Direktorat Pendidikan Tinggi, 8. Kedua orang tua Ayah Supriwasono KH, SIP dan Ibu Sriwiyani, SPd serta seluruh keluarga dan saudara-saudara atas doa dan motivasinya. 9. Suami M. Aji Permana, ST dan anak tercinta Azwa yang selalu menemani saat suka maupun duka, terima kasih atas kasih sayang, motivasi dan kesabaran yang selalu diberikan, 10. Sahabat-sahabat Magister Sains Agribisnis (MSA) Angkatan 4 IPB atas segala dukungan dan motivasinya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor,
Agustus 2016
Eska Stefani
xiv
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 Latar Belakang................................................................................................. 1 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 7 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 8 Potensi Beras Hitam ......................................................................................... 8 Strategi Pengembangan .................................................................................... 9 Analisis A’WOT............................................................................................. 10 3 KERANGKA PEMIKIRAN............................................................................. 11 Konsep Strategi .............................................................................................. 11 Identifikasi Lingkungan Organisasi ............................................................... 12 SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat) ................................ 16 AHP (Analytic Hierarchy Process) ................................................................ 16 A’WOT ........................................................................................................... 17 Arsitektur Strategi .......................................................................................... 17 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................................... 19 4 METODE PENELITIAN .................................................................................. 21 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 21 Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 21 Metode Penentuan Responden ....................................................................... 21 Metode Pengumpulan dan Analisis Data ....................................................... 21 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 27 Gambaran Umum Asosiasi Tani Organik Sawangan ..................................... 27 Sejarah dan Perkembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan ...................... 27 Visi dan Misi Asosiasi Tani Organik Sawangan ............................................ 28 Lokasi dan Letak Geografis ........................................................................... 28 Struktur Organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan .................................. 29 Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi TOS .................. 31 Analisis Lingkungan Asosiasi Tani Organik Sawangan ................................ 31 Komponen SWOT .......................................................................................... 45 Pembobotan Faktor ........................................................................................ 53 Alternatif Strategi Pengembangan ................................................................. 55 Analisis Prioritas Strategi ............................................................................... 59 Struktur Hierarki AHP-SWOT ....................................................................... 60 Perencanaan Arsitektur Strategik ................................................................... 60 6 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 66 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67 LAMPIRAN .......................................................................................................... 71 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 78
xv
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Proyeksi permintaan untuk beras berkualitas tinggi (1000t) ........................1 Penyebaran beras hitam di dunia ..................................................................2 Komposisi kandungan gizi pada jenis-jenis beras ........................................2 Harga gabah dan beras organik ditingkat petani sampai pengecer ...............3 Beberapa jenis beras hitam di Indonesia .......................................................4 Penjualan beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan bulan Februari-Juli tahun 2015 ...............................................................................5 Matriks perbandingan berpasangan antar subfaktor ...................................23 Skala banding secara berpasangan ..............................................................23 Nilai Random Index ....................................................................................25 Luas wilayah menurut penggunaan di Kecamatan Sawangan tahun 2014 .28 Identifikasi faktor strategis internal Asosiasi Tani Organik Sawangan ......37 Identifikasi faktor strategis eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan ...45 Bobot prioritas faktor SWOT pengembangan usaha beras itam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan ...............................................................54 Urutan prioritas strategi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan ..............................................................................59 Rekomendasi program kegiatan pengembangan usaha beras hitam pada Aosiasi Tani Organik Sawangan .......... 62
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Grafik penjualan beras hitam di JaPPSA 2012 ........................................... 6 Permintaan beras hitam di salah satu lokasi pelestarian padi beras hitam di Sleman ........................................................................................................ 6 Model manajemen strategi ........................................................................ 11 Model lima kekutan Porter ....................................................................... 15 Kerangka pemikiran operasional .............................................................. 20 Matriks SWOT .......................................................................................... 24 Persentasi hierarki dari analisis A'WOT ................................................... 26 Kerangka perencanaan arsitektur strategi pada Asosiasi Tani Organik Sawangan .................................................................................................. 26 Struktur organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan .............................. 31 Saluran distribusi Asosiasi Tani Organik Sawangan ................................ 34 Proporsi diabetes militus pada penduduk usia 15 tahun hasil wawancara di Indonsia tahun 2007 dan 2013 .................................................................. 40 Kemasan produk beras hitam kelompok tani di Karanganyar .................. 44 RMU (Rice Milling Unit) milik Asosiasi Tani Organik Sawangan .......... 46 Sertifikat organik Asosiasi Tani Organik Sawangan ................................ 46 Training SAFSeN ..................................................................................... 47 Kemasan produk beras hitam Asosiasi Tani Organik Sawangan ............. 48 Berbagai macam olahan beras hitam ........................................................ 50 Pendapatan objek wisata di Kabupaten Magelang 2014 .......................... 51
xvi
19 20 21
Matriks SWOT Asoaisai Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam ............................................................................................... 56 Persentasi hierarki dari analisis A'WOT pada Asosiasi Tani Organik Sawangan ................................................................................................. 60 Rancangan arsitektur strategi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan 65
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Perbandingan berpasangan pada level faktor ............................................. 73 Bobot level faktor ....................................................................................... 73 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor kekuatan ........................ 73 Bobot pada level subfaktor kekuatan ......................................................... 73 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor kelemahan ..................... 74 Bobot level pada subfaktor kelemahan ...................................................... 74 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor peluang .......................... 74 Bobot level pada subfaktor peluang ........................................................... 74 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor ancaman ........................ 75 Bobot pada level subfaktor ancaman ......................................................... 75 Perbandingan berpasangan pada level alternatif strategi ........................... 75 Dokumentasi di lapang ............................................................................... 75 Peta Penyebaran Lokasi Organik Asosiasi Tani Organik Sawangan ......... 77
1
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan bahan makanan pokok dari setengah populasi dunia. Masyarakat di 135 negara menggunakan beras, 95% beras diproduksi dan dikonsumsi di Asia. Di negara-negara Eropa dan Amerika Utara penduduknya juga mulai mengonsumsi beras. Beras menyediakan protein dari nutrisi berkualitas tinggi, dan juga mineral, vitamin dan serat. Ada 20 jenis beras yang dikenal, hanya Oriza sativa dan Oriza glaberrima yang dibudidayakan dan merupakan jenis beras yang biasa dikonsumsi oleh 5 milyar orang. Dari beberapa produk beras Oriza sativa ada beberapa jenis yang tidak umum dari segi aroma, warna biji dan komposisi kimianya, beras-beras itu disebut dengan “beras khusus”. Terdapat beragam warna padi/beras dan warna tergantung pada pigmen warna khususnya antosianin pada lapisan pericarp, kulit biji (seed coat), tetapi sebagian besar beras yang dikonsumsi adalah beras putih. Dengan semakin meningkatnya kemakmuran, permintaan untuk beras khusus ini juga bertambah. Permintaan untuk beras hitam bertambah pesat dari Amerika dan Eropa karena dinilai sebagai pangan sehat dan pangan organik berwarna (Chaudhary 2003). Tabel 1 Proyeksi permintaan untuk beras berkualitas tinggi (1000t) Negara/wilayah Amerika Latin Sub-Saharan Afrika Asia barat dan Afrika utara Asia Asia selatan Asia tenggara Asia timur Negara Berkembang Negara Maju Dunia
1993
2010
4 725 245 2 197 14 818 7 953 2 279 4 586 5 076 21 985 27 061
6 091 419 3 283 19 776 11 164 2 752 5 861 6 038 29 570 35 608
2020 7 114 566 4 096 21 482 12 395 2 779 6 308 6 777 33 259 40 036
% perubahan (1993-2020) 51 131 86 45 56 22 38 34 51 48
Sumber : Rosegrant et al. dalam Chaudhary (2003)
Beras hitam merupakan beras khusus yang berasal dari Asia. Analisis dari 46 0000 temuan dari Bank Gen China dan 75 000 dari Bank Gen IRRI terungkap bahwa China merupakan negara terkaya dalam sumberdaya beras hitam (61.6%), diikuti oleh Sri Lanka kemudian Indonesia diperingkat ketiga. Sebagai negara ketiga di dunia yang mempunyai sumberdaya beras hitam terbanyak, Indonesia menjadi negara yang berpotensi untuk mengembangkan beras hitam. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.
2
Tabel 2 Penyebaran beras hitam di dunia No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Negara Cina Sri Lanka Indonesia India Filipina Banglades Malaysia Thailand Miyanmar
% 61.6 8.6 7.2 5.1 4.3 4.1 2.2 1.7 1.4
No 10 11 12 13 14 15 16 17
Negara Jepang Vietnam Laos Nepal Libya Nigeria Pakistan Lain-lain Total
% 0.9 0.7 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.7 100
Sumber : Tang dalam Chaudhary (2003)
Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen paling baik, berbeda dengan jenis beras lainnya. Beras hitam memiliki aroma yang baik dengan penampilan yang spesifik dan unik. Bila dimasak, nasi beras hitam berubah warna menjadi pekat (Suardi dan Ridwan 2009). Beras hitam banyak mengandung aleuron dan endospermia yang dapat memproduksi antosianin sehingga warna beras menjadi ungu pekat mendekati hitam. Selain antosianin, beras hitam juga mengandung kadar gula yang lebih sedikit, lebih banyak serat dan vitamin E (BPTP 2010). Sehingga beras hitam sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain sebagai antioksidan, baik bagi penderita diabetes, baik untuk diet, serta mencegah penuaan dini pada kulit. Menurut Tabel 3 beras hitam memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis beras lainnya, yaitu kandungan seratnya paling tinggi bahkan 100 kali lipat dibanding dengan beras putih. Tabel 3 Komposisi kandungan gizi pada jenis-jenis beras Jenis beras Beras hitam Beras putih Beras merah
Energi (Kkal) 351 357 352
Protein (gr) 8.0 8.4 7.3
Karbohidrat (gr) 1.3 1.7 0.9
Lemak (gr) 76.9 77.1 76.2
Serat (gr) 20.1 0.2 0.8
Sumber : DPPKP Kabupaten Purworejo (2012)
Beras hitam dikenal sebagai pangan fungsional, yaitu pangan yang secara alami atau melalui proses tertentu mengandung satu atau lebih senyawa yang dianggap mempunyai fungsi fisiologi yang bermanfaat bagi kesehatan (Kristamtini et al. 2014). Kebutuhan masyarakat akan makanan tidak hanya ditujukan untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi juga adanya kepercayaan bahwa makanan akan berkontribusi secara langsung terhadap kesehatan manusia, terutama untuk masyarakat yang berpendidikan atau masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah keatas. Hal ini akan berdampak pada peningkatan nilai jual dan permintaan bahan makanan atau produk-produk dengan label pangan fungsional. Mengingat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan, yang diiringi dengan keinginan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memperbaiki pola diet atau asupan makanan yang lebih baik (Bech-Larsen
3
dan Scholderer 2007). Sehingga pengembangan budidaya dan produksi beras hitam akan memiliki prospek ekonomi yang cukup signifikan. Pangan warna hitam kini mulai banyak diminati. Industri pengolahan makanan dan minuman di Asia dan Barat semakin marak mempromosikan pangan warna hitam. Produk makanan dan minuman dari kacang hitam, wijen hitam, dan beras hitam menjadi popular. Di Korea, beras hitam menjadi bagian penting dalam pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan (Suardi dan Ridwan 2009). Menurut Lee et al. (2015) beras hitam banyak dikonsumsi di Korea sebagai pangan fungsional, dengan mencampurkan lebih dari 10% beras hitam dengan beras putih pada saat memasak nasi untuk diet terbukti dapat menurunkan resiko obesitas pada laki-laki. Di Cina beras hitam digunakan untuk pemulihan patah tulang dan digunakan sebagai pewarna makanan orhanik (Chaudhary 2003). Indonesia sendiri telah mengekspor beras hitam ke beberapa negara seperti Eropa, Amerika, Kanada dan Jepang. Ekspor yang paling besar ke Singapura yaitu sebesar 44%, AS 13%, Taiwan 10% dan Belgia 3%. Untuk pasar di dalam negeri beras hitam banyak dipasarkan di sekitar Jabodetabek. Hal ini menunjukkan adanya potensi pemasaran yang besar untuk beras hitam. Jika dilihat dari nilai ekonomisnya, beras hitam memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis beras lainnya. Seperti yang terlihat pada Tabel 4 baik harga gabah maupun beras hitam memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Ditingkat petani gabah padi hitam mencapai 10 000 rupiah per kilo, ditingkat dipengumpul mencapai 17 000 rupiah per kilo, ditingkat distributor mencapai 30 000 rupiah per kilo bahkan ditingkat pengecer mencapai 58 000 rupiah per kilo. Selain itu jika dilihat dari pendapatan usahatani beras hitam pada penelitian Djatiharti dan Kristamtini (2009) apabila dijual dalam bentuk gabah kering beras hitam memiliki nilai B/C sebesar 1,39 dan nilai R/C 2,39. Dan keuntungannya akan meningkat jika dijual dalam bentuk beras yaitu memiliki nilai B/C sebesar 1,59 serta nilai R/C sebesar 2,59. Hal ini dapat menunjukan beras hitam layak untuk diusahakan oleh petani. Tabel 4 Harga gabah dan beras organik ditingkat petani sampai pengecer Jenis beras Beras hitam Beras merah Beras putih
a
Gabah (Rp/kg)
9 000 -10 000 4 000 - 4 500 7 000
a
Pengumpul (Rp/kg) 17 000 7 000 - 8 000 13 000
Beras Distributorb (Rp/kg) 30 000 25 000 16 000
Pengecerb (Rp/kg) 58 000 49 000 33 000
Sumber : aICCO Coorperation, bdata primer
Perkembangan beras hitam di Indonesia masih mengalami beberapa kendala yaitu petani masih enggan untuk menanam beras hitam karena beberapa alasan, yaitu karena umur tanaman yang relatif panjang jika dibandingkan umur padi pada umumnya, produktivitas relatif rendah bila dibandingkan dengan varietas unggul dan tanaman sangat disukai oleh burung. Di Indonesia sendiri beras ini belum banyak dikenal sehingga masyarakat belum mengetahui manfaat kesehatan yang dimiliki beras hitam.
4
Beras hitam kebanyakan hanya dijumpai di kawasan Asia, termasuk di Indonesia dan orang Amerika sering menyebutnya sebagai Indonesia Black Rice1. Keberadaannya hanya ada di beberapa daerah saja di Indonesia dan memiliki nama-nama tersendiri disetiap daerahnya (Tabel 5). Salah satu daerah yang mempunyai varietas lokal beras hitam adalah Kabupaten Magelang dimana beras hitam yang dikembangkan di daerah ini adalah varietas Jowo Melik dan Cempo Ireng (Sa’adah et al 2013). Daerah di Kabupaten Magelang yang paling banyak mengusahakan beras hitam adalah Kecamatan Sawangan, dimana usaha beras hitam di daerah ini didukung oleh Asosiasi Tani Organik Sawangan. Pengembangan beras hitam menjadi penting untuk dilakukan karena dapat memberikan beberapa manfaat yaitu sumberdaya genetik beras hitam dapat dilestarikan, petani produsen dan pedagang mendapat untung serta konsumen dapat memperoleh lebih banyak ragam pilihan pangan fungsional. Selain itu diperlukan strategi pengembangan mengingat peluang pasar yang masih besar dan ada beberapa kendala pengembangan usaha beras hitam yang perlu diatasi. Tabel 5 Beberapa jenis beras hitam di Indonesia No 1 Melik 2 3 4 5 6 7
Varietas
Jlitheng Cempo Ireng Pari Ireng
Padi Hitam NTT Padi Hitam Bantul Padi Hitam Magelang (berbulu) / Jawa Melik 8 Padi Hitam Magelang (Tidak berbulu)/ Cempo Ireng 9 Padi Hitam Sragen 10 Padi Hitam Banjarnegara-Wonosobo 11 Padi Hitam Banjarnegara Sumber : Kristamtini et al. (2014)
Daerah Asal Kedon – Ganjuran – Bantul – Yogyakarta Sleman Yogyakarta Seyegan – Sleman - Yogyakarta Padasan – Pakembinangun – Sleman - Yogyakarta Alor – NTT Njayan – Imogiri – Bantul Sawangan – Magelang – Jawa Tengah Sawangan – Magelang – Jawa Tengah Sragen – Jawa Tengah Wonosobo – JawaTengah Banjarnegara – Jawa Tengah
Rumusan Masalah Asosiasi Tani Organik Sawangan merupakan gabungan petani di Kecamatan Sawangan yang peduli akan kesehatan dan lingkungannya. Asosiasi TOS mengembangkan beras hitam varietas Cempo Ireng yang merupakan varietas lokal Kabupaten Magelang. Kecamatan Sawangan merupakan daerah di Kabupaten Magelang yang paling banyak mengusahakan beras hitam2. 1
Beras Hitam Organik, Makanan Diet, Makanan Penyakit Jantung dan Makanan Diabetes Terbaik. [Internet]. Diakses 8 Agustus 2015). Tersedia pada : https://berasorganikblog.worspress.com 2 Riyanto, Slamet. 2015. Kecamatan Sawangan Pengembang Beras Hitam. [komunikasi singkat] Magelang: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang
5
Diharapkan keberadaan asosiasi ini dapat mendukung upaya pelestarian varietas lokal beras hitam. Asosiasi TOS berperan dalam membantu anggotanya memasarkan beras hitam serta mendukung dalam proses produksinya. Asosiasi tani ini telah melakukan usahataninya secara organik dan sudah memiliki sertifikasi organik oleh LESOS (Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman). Anggota TOS saat ini mencapai 883 orang petani dan memiliki luas tanam sebesar 508 Ha3. Namun saat ini petani anggota Asosiasi TOS yang menanam padi beras hitam jumlahnya semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat dari luas lahan yang ditanami beras hitam berkurang secara signifikan. Pada tahun 2013 luas lahan padi beras hitam mencapai 50 Ha tapi saat ini hanya 10 Ha. Hal ini dikarenakan pernah terjadi pelanggaran kerjasama dengan salah satu distributor yang akan mengambil beras hitam dalam jumlah banyak, secara sepihak distributor tersebut menurunkan harga beras hitam dari harga yang telah disepakati sebelumnya. Sejak saat itu hanya ada beberapa petani yang mau menanam beras hitam. Selain itu ada beberapa alasan lain yang membuat petani enggan untuk menanam beras hitam yaitu hasil produksi tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan jenis beras lain yang ditanam di Sawangan serta masa tanam lebih panjang jika dibanding dengan varietas yang lain, untuk varietas beras hitam yang dikembangkan di Kabupaten Magelang ini masa tanam beras hitam mencapai 120 hari serta hama burung yang sangat mengganggu. Asosiasi TOS masih sulit untuk memasarkan beras hitam karena jenis beras ini belum banyak dikenal oleh masyarakat terutama terkait khasiat beras hitam. Serta dalam melakukan promosi Asosiasi TOS belum maksimal, promosi yang dilakukan hanya melalui pameran-pameran saja, belum ada upaya lebih untuk mempromosikan beras hitam. Bahkan penjualan beras hitam cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Penjualan beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan bulan Februari-Juli tahun 2015 Periode penjualan Februari Maret April Mei Juni Juli
Volume (ton) 5.13 2.35 7.55 5.56 12.57 5.05
Penerimaan (Rp) 97 565 000 44 650 000 143 545 000 105 640 000 238 868 000 95 950 000
Sumber : Asosiasi Tani Organik Sawangan
Potensi pasar untuk beras hitam di Indonesia masih terbuka, hal ini dapat dilihat dari stok penjualan beras hitam di JaPPSA (Jaringan Pemasaran Pertanian Selaras Alam) yang masih sering kosong karena supply yang sedikit dan tidak kontinyu, bahkan dalam satu tahun selama delapan bulan tidak ada stok beras hitam. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 (Ildrakasil et al. 2013).
3
Widagdo. 2015. Anggota Asosiasi Tani Organik Sawangan. [Komunikasi singkat]. Magelang : Asosiasi Tani Organik Sawangan
6
Gambar 1 Grafik penjualan beras hitam di JaPPSA 2012
Selain itu adanya permintaan beras hitam juga dapat dilihat dari permintaan beras hitam di salah satu lokasi pelestarian beras hitam di Sleman, dimana jumlah permintaan beras hitam cenderung naik. Permintaan beras hitam tidak hanya dari Yogyakarta tetapi juga dari luar kota seperti Tuban, Depok, Bogor dan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2 ( Kristamtini et al. 2011). Artinya jika dapat mencari cerug pasar untuk beras hitam sebenarnya pasar masih terbuka dan diperlukan pemasaran yang eksklusif karena harga beras hitam yang cukup mahal jika dibanding dengan jenis beras lainnya serta manfaat kesehatan yang membuat beras hitam menjadi beras khusus.
Gambar 2 Permintaan beras hitam di salah satu lokasi pelestarian padi beras hitam di Sleman
Asosiasi Tani Organik Sawangan dihadapkan pada kenyataan munculnya kelompok–kelompok tani dan pesaing lain yang mulai mengusahakan beras hitam. Hal ini dikarenakan besarnya peluang yang ada dan keuntungan yang mampu diperoleh namun budidaya yang dilakukan tidak berbeda dengan jenis beras lainnya. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, beberapa daerah yang juga mengusahakan beras hitam di Kabupaten Magelang adalah di Kecamatan Bandongan, Muntilan, dan Kaliangkrik. Saat ini kelompok tani tersebut juga mengusahakan beras hitam dan bersaing untuk memperoleh pasar. Berdasarkan hal tersebut maka Asosiasi Tani Organik Sawangan perlu memiliki daya saing dan juga keunggulan. Hal ini dilakukan guna memenuhi dan mempertahankan posisi usaha serta permintaan yang ada ditengah persaingan yang terus berkembang
7
melalui strategi pengembangan. Strategi pengembangan digunakan agar peluang dan sumber daya yang dimiliki Asosiasi Tani Organik Sawangan dapat termanfaatkan dengan baik dan kendala serta ancaman yang dihadapi mampu teratasi. Strategi pengembangan juga diperlukan agar kelompok tani mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi. Untuk itu diperlukan kajian lebih agar Asosiasi TOS dapat membantu pengembangan beras hitam di Kabupaten Magelang. Berdasarkan uraian diatas, maka beberapa pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini antara lain : 1. Faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan, dengan mengkaji lebih dalam faktor internal dan eksternal? 2. Bagaimana strategi yang dapat dirumuskan dengan tepat dan prioritasnya untuk dilakukan dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan? 3. Bagaimana pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan 2. Merumuskan alternatif strategi serta prioritasnya dalam pengembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam 3. Memetakan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan
Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan topik strategi pengembangan maupun objek beras hitam. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan bagi Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam menentukan strategi pengembangan usahanya. Serta, diharapkan dapat memberikan pengetahuan atau informasi bagi masyarakat umum atau pelaku usaha terkait dengan peluang usaha beras hitam.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Komoditi yang menjadi objek penelitian adalah beras hitam. Ruang lingkup penelitian difokuskan pada analisis faktor internal dan eksternal dan perumusan strategi pengembangan usaha Asosiasi Tani Organik Sawangan serta prioritas strategi. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis A’WOT dan arsitektur strategik.
8
2
TINJAUAN PUSTAKA Potensi Beras Hitam
Beras hitam memang belum banyak dikenal, namun beras ini memiliki banyak keunggulan terutama untuk kesehatan tubuh. Beras hitam memiliki kadar antosianin dan aktivitas anti oksidan paling tinggi dibanding beras yang lain (Widarta et al. 2013 dan Swasti 2007). Selain itu beras hitam juga telah terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Narwidina (2009), dengan mengonsumsi minuman isotonik berbasis antosianin beras hitam dapat memberikan efek rehidrasi secara optimal dan dapat meningkatkan kapasitas pertahanan antioksidan dalam tubuh. Manfaat utama dari beras hitam adalah membersihkan racun dari dalam tubuh (detoksifikasi), membantu memelihara ketahanan tubuh dan membantu memelihara keseimbangan sistem organ dan hormon serta dapat menurunkan kadar kolesterol. Selain itu beras hitam mampu mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti jantung coroner dan hipertensi (Sa’adah 2014). Beras hitam juga dapat dikembangkan menjadi minuman fungsional yang terbukti dapat menurunkan kadar gula dalam darah (Pramitasari 2014). Pangan warna hitam kini mulai banyak diminati. Industri pengolahan makanan dan minuman di Asia dan Barat semakin marak mempromosikan pangan warna hitam. Produk makanan dan minuman dari kacang hitam, wijen hitam, dan beras hitam menjadi popular. Di Korea, beras hitam menjadi bagian penting dalam pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan (Suardi dan Ridwan 2009). Menurut Lee et al (2015) beras hitam banyak dikonsumsi di Korea sebagai pangan fungsional, dengan mencampurkan lebih dari 10% beras hitam dengan beras putih pada saat memasak nasi untuk diet terbukti dapat menurunkan resiko obesitas pada laki-laki. Hal ini menunjukkan adanya potensi pemasaran yang besar untuk beras hitam. Ada beberapa keunggulan beras hitam yang membuat petani ingin menanamnya. Motivasi utama petani untuk menanam padi hitam adalah harga yang tinggi (26%), untuk kesehatan (14%), untuk pelestarian padi (12%), merupakan kultivar berkualitas dan kemandirian petani (12%). Terdapat empat kelompok varietas padi hitam yaitu Melik, Cempo Ireng, Padi Hitam dan Padi Hitam Cianjur (Sa’adah 2013). Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli beras hitam, dalam penelitian ini beras organik yang dimaksud adalah beras varietas pandan wangi, beras merah dan beras hitam yaitu pendapatan dan persepsi konsumen. Dimana jika terjadi peningkatan pendapatan sebesar 1juta rupiah maka peluang seseorang membeli beras organik akan meningkat 13,2 persen. Berdasarkan hasil penelitian hal ini terjadi karena pendapatan konsumen beras organik lebih tinggi dibandingkan dengan beras anorganik (Ildrakasih et al 2013). Hal ini juga menunjukan bahwa pangsa pasar untuk beras hitam yaitu orang-orang dengan penghasilan tinggi. Selain itu yang mempengaruhi pembelian beras organik yaitu persepsi konsumen dimana semakin banyak konsumen yang paham akan kualitas dan manfaat beras organik maka konsumen akan tertarik dan terdorong untuk membeli dan mengonsumsinya (Ildrakasih et al 2013).
9
Beras hitam merupakan komoditi yang sangat layak untuk dikembangkan. Usahatani beras hitam memiliki nilai R/C 1,61 yang berarti penambahan biaya sebesar satu persen akan memberikan tambahan pendapatan sebesar 1,61 persen. Dan nilai tersebut merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan nilai R/C untuk usahatani beras merah dan beras putih. Selain itu beras hitam juga memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Keunggulan kompetitif dapat dilihat dari besarnya PCR (Privat Cost Ratio) dan KP (Keuntungan Privat). Nilai PCR untuk beras hitam sebesar 0,6 yang artinya untuk mendapatkan nilai tambahan output satu satuan pada harga privat diperlukan biaya faktor domestik sebesar 0,6 dan untuk KP mencapai dua belas juta rupiah lebih per hektar. Selain itu usahatani beras hitam juga memiliki keunggulan komparatif yang dapat dilihat dari nilai DRC (Domestic Resource Cost) dan KS (Keuntungan Sosial), nilai DRC untuk usahatani beras hitam adalah 0,17 dan nilai KS mencapai hampir lima puluh dua juta rupiah per hektar. Bahkan nilai DRC yang paling rendah adalah usahatani beras hitam jika dibandingkan dengan usahatani beras putih dan merah, artinya beras hitam memiliki keunggulan komparatif dibandingkan beras putih dan merah (Jakiyah 2015). Kelayakan usaha beras hitam juga ditunjukkan pada penelitian Djatiharti dan Kristamtini (2009) apabila dijual dalam bentuk gabah kering beras hitam memiliki nilai B/C sebesar 1,39 dan nilai R/C 2,39. Dan keuntungannya akan meningkat jika dijual dalam bentuk beras yaitu memiliki nilai B/C sebesar 1,59 serta nilai R/C sebesar 2,59. Strategi Pengembangan Luthfiningtyas (2014) melakukan penelitian tentang strategi pengembangan usaha batik warna alami di CV Naf Mandiri Sukses. Menganalisisi lingkungan internal dan eksternal, mengidentifikasi dan menetapkan strategi serta menetapkan prioritas strategi. Teknik pengolahan dan analisis data melalui tahapan analisis lingkungan internal dan eksternal, menyusun struktur hierarki, perbandingan berpasangan faktor SWOT, mengembangkan strategi, dan menyusun evaluasi strategi dengan menggunakan metode A’WOT. Strategi yang dapat diterapkan pada pengembangan usaha beras organik antara lain: menyediakan kemasan yang bervariasi dengan informasi produk yang lengkap mengenai kandungan gizi serta jaminan bebas dari bahan kimia, meningkatkan luasan lahan padi organik agar ketersediaan beras lebih kontinu, menerapkan harga bersaing, menerapkan rantai pemasaran yang pendek, penguatan kelembagaan petani padi organik melalui gapoktan serta kemitraan yang dapat memperluas akses pasar ke saluran-saluran khusus, serta promosi melalui leaflet dan media internet oleh pemasar ataupun petani beras organik (Idaman 2012). Dalam penelitian Mojaveri dan Fazlollahtabar (2012) perumusan strategi pengembangan pertanian di Iran dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dan perekomendasian strategi dilakukan dengan penilaian dari AHP. Permasalahan pertanian di Iran adalah teknologi pertanian yang dinilai sudah baik akan tetapi sebagian petani tidak tahu informasi seputar pertanian sehingga strategi yang diusulakan dalam pengembembangan pertanian di Iran adalah pengembangan teknologi informasi. Dengan demikian diharapkan kesenjangan
10
informasi dengan petani dapat dihubungkan dengan adanya kemajuan teknologi informasi. Arsitektur strategi digunakan dalam penelitian Fauzi et al (2016) yaitu strategi pengembangan agribisnis kentang merah di Kabupaten Solok. Penggunaan alat analisis ini dengan alasan bentuk arsitektur strategi lebih mudah dipahami karena strategi ini dijabarkan dalam bentuk gambar dan merumuskan strategi kedalam roadmap untuk meraih visi dan misi perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan lebih mudah memahami perubahan dan konsekuensi yang harus dilaksanakan sehubungan dengan strategi yang dipilih. Selain itu akan sangat berguna bagi perusahaan yang belum memiliki rancangan arsitektur strategik. Analisis A’WOT Teknik SWOT telah terbukti sangat membantu dalam mengetahui lingkungan suatu organisasi dan menghasilkan rencana strategi pertumbuhan dan pengembangan organisasi tersebut. Namun teknik ini harus disempurnakan dengan menggunakan teknik yang lain. Dalam beberapa kasus teknik SWOT dikombinasikan dengan teknik AHP untuk dipilih strategi yang terbaik untuk organisasi tersebut (Osuna dan Aranda 2007). Metode SWOT digabungkan dengan metode AHP untuk menentukan pembobotan dalam analisis SWOT. Tujuannya adalah untuk mengurangi subjektifitas penilaian terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, baik menyangkut kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengambilan keputusan strategi. Hasil analisis A’WOT dari persepsi stakeholders digunakan untuk menyusun rumusan rencana dan strategi pengembangan (Rudita et al 2012). Penggabungan metode AHP dan SWOT dapat diaplikasikan untuk menambah dan memperbaiki dasar informasi dari proses perencanaan strategi. Alat analisis ini tidak hanya mendukung keputusan yang kuat tapi juga dapat memberikan kerangka kerja yang efektif untuk membuat keputusan strategi dalam berbagai situasi. A’wot juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan pembelajaran dalam proses pembuatan keputusan diberbagai bidang (Kangas et al 2001), seperti bidang pariwisata (Wikramasinghe dan Takano 2009), bidang teknik (Triantaphyllou dan Mann 1995), pertanian (Zhang dan Feng 2013), dan agroindustri (Rochman et al 2011). Kelebihan dari penggunaan metode A’WOT adalah memungkinkan pengujian kuantitatif dari faktor SWOT dan melibatkan pilihan pembuat keputusan dalam merencanakan strategi, selain itu metode ini menggunakan pendekatan sistematik dalam pembuatan keputusan dengan kerangka analisis SWOT. Memungkinkan perbandingan berpasangan antara faktor-faktor SWOT dengan analisis eigenvalues sehingga dapat mengukur rasio konsistensi dalam pembobotan. Setelah melakukan perbandingan berpasangan, pembuat keputusan mendapat informasi kuantitatif ang baru tentang situasi dari keputusan yang akan dibuat (Oreski 2012).
11
3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintergrasian segala keunggulan organisasi dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk menghadapi di masa yang akan datang oleh organisasi tersebut (Yoshida 2006). Strategi dimulai dengan menggunakan konsep bagaimana menggunakan sumberdaya perusahaan secara paling efektif dalam lingkungan yang berubahubah. Sedangkan menurut David (2011) strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputuasan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi perlu mempertimbangkan faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan karena mempunyai konsekuensi multifungsional. Proses manajemen strategik meliputi aktivitas-aktivitas mulai dari pengamatan lingkungan sampai dengan evaluasi kinerja. Manajemen mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan. Faktor yang paling penting untuk perusahaan disebut faktor-faktor strategis yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Setelah menganalisis faktor-faktor strategis, manajemen mengevaluasi interaksinya dan menentukan misi perusahaan yang sesuai. Langkah pertama merumuskan strategi adalah pernyataan misi, yang berperan dalam menentukan tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan strategi dan kebijakan tersebut melalui program, anggaran dan prosedur. Akhirnya evaluasi kinerja dan umpan balik untuk memastikan tepatnya pengendalian aktivitas perusahaan (Wheelen dan Hunger 2008). Pengamatan
evaluasi dan perumusan strategi
implementasi strategi
Lingkungan Eksternal lingk sosial Lingk tugas
Pengendalian misi Tujuan Strategi Kebijakan
Internal Struktur
Program Anggaran
Budaya
Prosedur
Sumber daya
Kinerja
Gambar 3 Model manajemen strategi Sumber : (Wheelen dan Hunger 2008)
12
Identifikasi Lingkungan Organisasi Lingkungan dimana suatu organisasi berada dibagi dalam dua kelompok yaitu lingkungan internal dan eksternal. Tujuan dilakukannya analisis terhadap lingkungan internal perusahaan adalah mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada sumber daya dan proses bisnis suatu perusahaan. Kekuatan merupakan sumber daya dan proses bisnis yang dapat menciptakan kompetensi khusus sehingga perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif. Sedangkan kelemahan merupakan sumber daya dan proses bisnis yang dapat tidak mampu menciptakan kopetensi khusus sehingga perusahaan kalah bersaing dengan perusahaan lain. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan eksternal perusahaan. Peluang merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan yang berpotensi memberikan laba pada perusahaan. Sedangkan ancaman merupakan tren negatif pada lingkungan eksternal perusahaan yang berpotensi menimbulkan kerugian pada perusahaan (Solihin 2012). Identifikasi terhadap lingkungan internal merupakan langkah awal untuk merumuskan strategi. Menurut David (2011) identifikasi dimulai dengan menganalisis semua aspek yang ada didalam suatu organisasi. Aspek-aspek yang dianalisis untuk mengidentifikasi lingkungan internal antara lain : 1. Aspek manajemen Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian motivasi (actuating), pengendalian (controlling), dan penunjukan staf (delegating). Perencanaan terdiri dari semua aktivitas yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan. Tugas spesifik termasuk meramalkan, menetapkan sasaran, menetapkan strategi, dan mengembangkan kebijakan. Pengorganisasian termasuk semua aktivitas yang menghasilkan semua struktur tugas, dan hubungan wewenang. Tugas spesifik termasuk deskripsi organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, dan analisis pekerjaan. Pemotivasian termasuk usaha yang diarahkan untuk membentuk perilaku manusia. Pengendalian merujuk pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil actual konsisten sesuai dengan perencanaan. Penunjukkan staf dipusatkan pada manajemen personalia. 2. Aspek pemasaran Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atas barang dan jasa. Terdapat tujuh fungsi pemasaran yaitu analisis pelanggan, penjualan produk/jasa, merencanakan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pasar, dan analisis peluang. 3. Aspek keuangan Kondisi keuangan dianggap ukuran tunggal untuk mengetahui posisi persaingan perusahaan dan merupakan daya tarik bagi investor. Menetapkan kekuatan keuangan organisasi dan kelemahannya penting dilakukan untuk merumuskan strategi secara efektif. Likuiditas, solvabilitas, modal kerja, profitabilitas, pemanfaatan harta, arus kas dan modal dapat menghilangkan
13
beberapa strategi sebagai alternatif yang layak. Faktor keuangan dapat mengubah strategi yang ada dan mengubah rencana implementasi. 4. Aspek produksi Fungsi produksi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi terdiri dari lima fungsi yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas. Proses menyangkut desain dari sistem produksi fisik. Kapasitas menyangkut penetapan tingkat keluaran maksimal untuk organisasi. Persediaan mencakup mengelola banyaknya bahan baku, barang setangah jadi dan barang jadi. Keputusan tenaga kerja berkenaan dengan mengelola tenaga kerja terampil, tidak terampil dan manajerial. Keputusan kualitas bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang bermutu tinggi dihasilkan. 5. Aspek penelitian dan pengembangan Anggaran litbang diarahkan pada pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya, memperbaiki mutu produk, atau memperbaiki proses manufaktur untuk menekan biaya. Organisasi melakukan investasi dalam litbang karena yakin bahwa investasi akan mengarah pada produk dan jasa superior dan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. 6. Aspek sistem informasi manajemen Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial. Informasi mewakili sumber utama keunggulan satu kelemahan bersaing. Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, mengkodekan, menyimpan, menyintesis, dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga mampu menjawab berbagai pertanyaan operasi dan strategi. Inti sistem informasi adalah basis data yang berisi beragam dokumen dan data yang penting bagi manajer. Berdasarkan David (2011) secara umum lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan makro dan lingkungan industri. Namun kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori besar antara lain : 1. kekuatan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan memberikan peluang bagi perusahaan dalam suatu Negara untuk mengalami pertumbuhan akibat meningkatnya investasi tapi sebaliknya akan mengalami kontraksi akibat resesi yang dapat mengakibatkan penyusutan kegiatan investasi sehingga dapat mengancam kelangsungan kegiatan usahanya. Menurut Solihin (2012), berbagai faktor yang perlu dianalisis dalam dimensi ekonomi antara lain : tingkat pertumbuhan ekonomi, kebijakan tingkat bunga, kebijakan moneter, besarnya belanja pemerintah, kebijakan untuk mengatasi pengangguran, kebijakan perpajakan, kebijakan nilai tukar, tahap siklus bisnis, pendapatan yang bisa dibelanjakan, kebijakan devaluasi/revaluasi 2. kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan kondisi sosial, budaya, demografi dan lingkungan yang terdiri dari tingkat pertumbuhan penduduk, gaya hidup, tingkat kesadaran penduduk atas kesehatan dan kesejahteraan, distribusi pendapatan, mobilitas tenaga kerja, tingkat pendidikan, kebijakan mengenai penggunaan produk ramah lingkungan, daya dukung lingkungan terhadap keberlanjutan usaha
14
3. kekuatan politik, pemerintah, dan hukum faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat mencerminkan peluang dan ancaman kunci untuk organisasi kecil atau besar. Untuk perusahaan yang tergantung pada kontrak dan subsidi pemerintah, tingkat pajak dapat berpengaruh signifikan. Situasi politik yang kurang kondusif dapat berdampak negatif bagi dunia usaha begitu juga sebaliknya. Meningkatnya persaingan global membuat kebutuhan akan peramalan politik, pemerintah dan hukum yang akurat. 4. kekuatan teknologi perubahan teknologi dan penemuan secara revolusioner berdampak dramatis pada organisasi. Kekuatan teknologi mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktek pemasaran, dan posisi pesaing. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru dan lebih baik, mengubah posisi biaya bersaing relatif dalam suatu industri, dan membuat produk serta jasa yang sudah ada menjadi ketinggalan jaman. Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan hambatan biaya antara bisnis, menciptakan rangkaian produksi yang lebih pendek, menciptakan kekurangan keterampilan teknis, dan menghasilkan perubahan nilai serta harapan karyawan, manajer, dan pelanggan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan bersaing yang lebih berdaya guna. 5. kekuatan pesaing kekuatan kompetitif atau lingkungan industri dijelaskan melalui Model Lima Kekuatan Porter. Model ini dapat mengidentifikasi adanya ancaman yang berasal dari lima kekuatan dalam suatu industri. 1) Persaingan antara perusahaan sejenis Persaingan antara perusahaan yang sejenis merupakan kekuatan yang paling berpengaruh dibandingkan kekuatan yang lain. Intensitas persaingan akan semakin bertambah jika jumlah pesaing bertambah. Hal ini terjadi karena perusahaan yang bersaing mempunyai ukuran dan kemampuan yang sama, permintaan produksi menurun, potongan harga menjadi hal yang biasa. Persaingan juga bertambah karena konsumen semakin mudah mengganti merek; ketika hambatan meninggalkan psar tinggi; ketika produk mudah rusak; ketika perusahaan pesaing berbeda dalam hal strategi, tempat mereka berasal, dan budaya; serta ketika merjer dan akuisisi menjadi umum dalam suatu industry. Strategi yang dijalankan oleh perusahaan akan berhasil jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaingnya. 2) Potensi masuknya pesaing baru Jika perusahaan baru masuk dengan mudah dalam suatu industri maka intensitas persaingan akan meningkat. Masuknya pendatang baru dipengaruhi oleh adanya hambatan. Hambatan tersebut anatara lain Keperluan untuk memperoleh skala ekonomi yang cepat, kebutuhan untuk mendapat teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, tingginya loyalitas pelanggan, kuatnya preferensi merek, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan pemerintah, kurangnya akses ke bahan baku, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balik dari perusahaan yang
15
bertahan, dan potensi kejenuhan pasar. Namun hambatan ini dapat diatasi dengan produk yang lebih tinggi, harga yang lebih rendah dan sumber pemasaran yang luar biasa. 3) Potensi pengembangan produk substitusi Tekanan persaingan dari produk substitusi meningkat jika harga relatif dari produk substitusi turun dan jika biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Kekuatan persaingan dari produk substitusi dapat diukur dengan pangsa pasar yang direbut oleh produk tersebut, disamping rencana perusahaan itu yang meningkatkan kapasitasnya dan penetrasi pasar. 4) Daya tawar pemasok Kekuatan menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama jika jumlah pemasok banyak, jika bahan baku pengganti yang baik jumlahnya sedikit, atau jika biaya mengganti bahan baku sangat tinggi. Untuk kepentingan produsen dan pemasok untuk meraih laba jangka panjang keduanya saling membantu dengan harga yang wajar, mutu yang diperbaiki, pengembangan pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya sediaan. Perusahaan mungkin menggunakan strategi integrasi ke belakang untuk memperoleh kendali. Strategi ini efektif jika pemasok tidak dapat diandalkan, biayanya terlalu tinggi, atau tidak mampu memenuhi keperluan perusahaan secara konsisten. 5) Daya tawar konsumen Jika konsumen terkonsentrasi atau dalam jumlah besar atau membeli dalam jumlah banyak, maka kekuatan menawarnya dapat mempengaruhi tingkat persaingan dalam suatu industri. Konsumen memiliki daya tawar yang dinggi jika dalam keadaan : dengan mudah dan mudah beralih ke merek lain atau pengganti pesaing; menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual; penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen; konsumen memegang informasi tentang produk, harga dan biaya penjual; konsumen memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk. Potensi pengembangan produk substitusi
Daya tawar pemasok
Persaingan antar perusahaan sejenis
Potensi masuknya pesaing baru
Gambar 4 Model lima kekutan Porter Sumber : David (2011)
Daya tawar konsumen
16
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat) SWOT merupakan salah satu alat analisis strategi yang popular, dengan tujuan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari sebuah organisasi serta peluang dan ancaman dari lingkungannya. Strategi dibentuk dengan membangun kekuatan, menghilangkan kekurangan, memanfaatkan peluang dan memperhitungkan ancaman (Wang et al 2014). Teknik SWOT merupakan salah satu yang terbaik dan paling sederhana dalam penilaian situasional. Meskipun hasilnya lebih subjektif dan kualitatif jika digunakan dengan hati-hati, SWOT dapat memberikan dasar yang baik bagi kesuksesan perumusan strategi (Pesonen et al. 2000). Menurut Wheelen dan Hunger (2008) strategi yang mungkin dibentuk untuk perusahaan berdasarkan empat kelompok faktor, antara lain : 1. Strategi S-O (Strength-Opportunity) merupakan strategi yang dihasilkan dari pemikiran bagaimana suatu perusahaan dapat menggunakan kekuatannya untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada 2. Strategi S-T (Strenghth-Threat) yaitu strategi yang mempertimbangkan kekuatan perusahaan sebagai cara untuk menghindari ancaman 3. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) yaitu usaha dengan mengambil keuntungan dari peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki 4. Strategi W-T (Weakness-Threat) yaitu strategi yang pada dasarnya untuk bertahan dan melakukan hal utama untuk meminimalisir kelemahan dan menghindari ancaman Tujuan dari penggunakan SWOT yaitu alat pencocokan untuk menghasilkan strategi-strategi alternatif yang masuk akal, bukan untuk memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT ini akan dipilih untuk diterapkan (David 2011). Kelebihan dari analisis SWOT yaitu alat analisis ini telah terbukti dapat mempermudah untuk memahami lingkungan dari suatu organisasi dan lingkungan eksternalnya. Namun analisis SWOT juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat mengukur pengaruh dari bobot dan faktor strategi pada sebuah alternatif. Walaupun dalam beberapa hal ada bobot kuantitatifnya, tapi tidak dapat menghitung hubungan atau ketergantungan faktor dalam analisis SWOT. Hal ini menjadi sangat penting karena ini tidak dapat diasumsikan bahwa faktor dari analisis SWOT bebas dan tidak dapat dihubungkan satu dengan lainnya. Analisis SWOT pada umumnya berdasarkan pada analisis kuantitatif, keterampilan dan seorang ahli (Oreski 2012). AHP (Analytic Hierarchy Process) Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teori dari perhitungan perbandingan berpasangan dan penilaian dari ahli untuk mendapatkan skala prioritas. Skala prioritas ini digunakan untuk mengukur hubungan antara hal-hal yang intangible. Perbandingan yang dibuat dengan menggunakan skala dari penilaian yang memperlihatkan tingkat kepentingannya, dominasi dari satu elemen terhadap elemen yang lain. Penelitian yang diberikan dapat bersifat tidak konsisten dan bagaimana cara untuk mengukur nilai konsistensinya dapat dilakukan dengan AHP (Saaty 2008).
17
Proses AHP digunakan untuk membantu dalam membangun model dan membantu mengambil keputusan serta menghasilkan kesimpulan yang dimbil menurut evaluasi berdasarkan pengetahuan dan penilaian (Dalalah et al. 2010). Prinsip kerja AHP adalah penyerderhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki (Triantaphyllou dan Mann 1995). Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin 2004). Prioritas dibuat pada setiap objek disetiap level, setiap level berhubungan dengan level diatas dan dibawahnya dan seluruh sistem terhubung satu sama lain sehingga dapat memecahkan suatu masalah (Banuelas dan Antony 2004). A’WOT A’WOT merupakan metode gabungan dari analisis AHP dan SWOT. Ide dalam menggunakan AHP dalam kerangka SWOT digunakan untuk mengevaluasi secara sistematik faktor-faktor SWOT dan membuat faktor-faktor tersebut sesuai dengan bobotnya. Kualitas AHP dapat dinilai berdasarkan karakteristik analisis SWOT. Nilai tambah dari analisis SWOT dapat disampaikan melalui perbandingan berpasangan antara faktor-faktor SWOT dan dianalisis dengan mengartikan eigenvalue seperti yang dilakukan dalam AHP. SWOT memberikan suatu kerangka dasar dalam menganalisis situasi untuk mengambil keputusan dan AHP membantu SWOT agar lebih analitis (Kangas et al 2001). Metode AHP dilakukan dengan memodelkan permasalahan kompleks dan tidak terstruktur ke dalam bentuk permasalahan secara bertingkat/berjenjang, Kemudian memberikan penilaian secara kualitatif terhadap elemen-elemen setiap tingkatannya, dengan pola penilaian tersebut ketelitian hasilnya sangat ditentukan oleh relevansi dan tingkat pemahaman permasalahan dari penilai. Penilaian akan lebih berbobot jika dilakukan secara berkelompok. Sifatnya yang menyeluruh (tujuan dan kriterianya dapat beragam), akomodatif (mampu menampung aspirasi berbagai aktor), serta penilaiannya yang tidak saja berdasarkan angka absolut tapi juga relatif (menggunakan skala) membuat metode AHP lebih flexible, aktual dan handal untuk dapat dipakai sebagai alat dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau untuk mengevaluasi tingkat optimasi dari alternatif yang ada. Di dalam penelitian yang menggunakan AHP sebagai alat analisisnya, dibutuhkan perhitungan nilai eigen yang terintegrasi dengan analisis SWOT (Gorener et al 2012). Arsitektur Strategi Perubahan lingkungan yang cepat menuntut suatu organisasi dapat bersifat lebih adaptif dan fleksibel. Menurut Yoshida (2006) arsitektur strategik merupakan pendekatan yang lebih adaptif dan fleksibel dalam perencanaan strategik dan sebagaii solusi untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Arsitektur strategik dapat digunakan oleh organisasi untuk merumuskan strateginya kedalam blue print strategy untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi dalam waktu yang telah ditentukan.
18
Penyususnan arsitektur strategik yang lengkap perlu memperhatikan komponen inti dan komponen pendamping. Komponen inti adalah komponen krusial yang menjadi syarat cukup untuk menyususn arsitektur strategik. Yang termasuk dalam komponen inti adalah visi dan misi, sasaran atau tujuan organisasi, industry foresight (pandangan atau gambaran tentang masa depan organisasi/industri) dan tantangan yang dihapai organisasi akiba perubahan lingkungan organisasi ataupun tuntutan perubahan peran organisasi akibat perubahan lingkungan tersebut. Sedangkan komponen pendamping adalah komponen yang akan melengkapi komponen inti. Komponen pendamping merupakan turunan lanjutan dari komponen inti. Yang termasuk dalam komponen pendamping adalah kompetensi inti organisai yang digali lebih lanjut dari visi, misi, sasaran/tujuan organisasi dan strategis intent yang digali dari visi dan misi organisasi (Yoshida 2006). Menurut Yoshida (2006), arsitektur strategik disusun melalui pendekatan dnegan memperhatikan beberapa unsur yaitu visi dan misi organisasi, analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi, industry foresight, tantangan organisasi dan sasaran organisasi. 1. Visi dan misi organisasi Visi organisasi adalah pernyataan tentang cita-cita yang ingin dicapat di masa mendatang (what do we want to become). Misi organisasi adalah pernyataan tentang alasan keberadaan organisasi (the reason for being). 2. Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi Analisis lingkungan internal dan eksternal merupakan identifikasi terhadap faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi organisasi saat ini dan dimasa yang akan datang. 3. Industry foresight Industry foresight merupakan suatu asumsi terbaik yang disepakati bersama tentang masa depan suatu industri atau perusahaan maupun organisasi dan berdasarkan hal ini dibangun segala hal yang diperlukan untuk menunjang evolusi bisnis tersebut. Industry foresight memberikan gambaran tentang halhal yang potensial dalam organisasi untuk dikembangkan di masa depan dan memungkinkan organisasi tersebut untuk mengambil posisi sebagai pemimpin. 4. Tantangan organisasi (strategic challenge) Tantangan organisasi adalah sarana atau tata cara operasional yang harus dimiliki dan harus diaplikasikan organisasi untuk memperoleh keunggulankeunggulan bersaing baru dan secara bertahap. Tantangan rencana organisasi juga merupakan rencana awal (tujuan jangka pendek) yang perlu dipersiapkan organisasi meliputi potensi bisnis dan perkiraan investasi yang diperlukan untuk merealisasikan bisnis baru. 5. Sasaran yang ingin dicapai Sasaran yang ingin dicapai merupakan tujuan organisasi yang telah dikuantifisir dengan baik. Sasaran dibuat dalam rangka memudahkan organisasi dalam mencapai tujuannya, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Sasaran diidentifikasi dengan memperjelas visi, misi, dan tujuan organisasi. Biasanya sasaran perusahaan merupakan visi, misi, dan tujuan organisasi itu sendiri.
19
Kerangka Pemikiran Operasional Pengembangan beras hitam sangat penting dilakukan dengan beberapa alasan mengingat keberadaan beras hitam yang masih jarang ditemukan maka diperlukan upaya pelestarian sumber genetik varietas lokal, dari segi bisnis menguntungkan untuk petani dan pedagang mengingat harganya yang lebih tinggi dibanding dengan beras lain, serta bagi konsumen dapat memperoleh banyak ragam pilihan pangan fungsional. Selain itu pasar yang masih terbuka untuk beras hitam. Salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai varietas lokal beras hitam adalah Kabupaten Magelang. Pengembangan beras hitam di Kabupaten Magelang didukung oleh Asosiasi Tani Organik Sawangan (TOS). TOS dalam menjalankan usaha beras hitam masih mengalami beberapa kendala antara lain semakin berkurangnya luas tanam padi beras hitam. Selain itu Asosiasi TOS masih kesulitan untuk memasarkan beras hitam karena beras hitam belum banyak diketahui keberadaannya dan khasiat dari beras hitam yang sebenarnya sangat bagus untuk kesehatan serta promosi yang dilakukan belum maksimal. Langkah pertama dari penelitian ini adalah menganalisis faktor internal dan eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan. Analisis lingkungan internal dilakukan melalui pendekatan fungsional dengan mengidentifikasi aspek manajemen, keuangan, produksi operasi, pemasaran, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Asosiasi Tani Organik Sawangan. Analisis lingkungan eksternal dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan industri dan lingkungan makro. Lingkungan makro dianalisis dengan memperhatikan kekuatan: 1) ekonomi; 2) sosial, budaya, demografi dan lingkungan; 3) politik, pemerintah dan hukum serta 4) teknologi. Lingkungan industri dianalisis dengan Model Lima Kekuatan Porter yaitu potensi pengembangan produk substitusi, kemungkinan masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli dan persaingan antara perusahaan sejenis. Analisis eksternal bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dimiliki Asosiasi Tani Organik Sawangan. Hasil analisis ini digunakan untuk membantu merumuskan alternatif strategi pengembangan yang tepat pada matriks SWOT dan analisis A’WOT. Setelah melakukan analisis lingkungan, hasil analisis berupa faktor strategis internal dan eksternal dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan beras hitam yang tepat untuk diterapkan. Perumusan alternatif strategi pengembangan dilakukan dengan menggunakan Matriks SWOT. Kemudian dilakukan pembobotan dengan metode AHP sehingga diperoleh prioritas strategi. Dengan diketahuinya alternatif strategi pengembangan beras hitam yang tepat bagi Asosiasi Tani Organik Sawangan diharapkan dapat digunakan untuk mencapai visi, misi dan tujuan kelompok serta membantu pengembangan beras hitam di Kabupaten Magelang. Kemudian alternatif strategi yang telah dihasilkan dirancang dan dijabarkan menjadi rekomendasi programprogram kegiatan yang lebih mudah dipahami dan diimplementasikan oleh asosiasi. Rekomendasi program tersebut kemudian dipetakan dalam rancangan arsitektur strategi dengan menggunakan rentang waktu. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 5.
20
Beras hitam mempunyai manfaat kesehatan Nilai ekonomi tinggi Keberadaan beras hitam masih jarang Potensi pasar masih terbuka
Pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan
Penjualan beras hitam berkurang Luas tanam padi beras hitam semakin berkurang Potensi pasar terbuka
Analisis lingkungan usaha beras hitam Asosiasi Tani Organik Sawangan
Lingkungan eksternal
Lingkungan internal (fungsional) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
manajemen pemasaran keuangan produksi litbang sistem informasi manajemen
Lingkungan makro 1. 2. 3. 4.
kekuatan
kelemahan
ekonomi sosial, budaya, demografi politik, pemerintahan dan hukum teknologi
peluang
Alternatif strategi pengembangan usaha beras hitam
Prioritas strategi pengembangan usaha beras hitam
Implementasi alternatif strategi
Gambar 5 Kerangka pemikiran operasional
Lingkungan industri (5 kekuatan porter) 1. 2. 3. 4. 5.
Pengembangan produk substitusi Masuknya pesaing baru Daya tawar pemasok Daya tawar konsumen Persaingan antar perusahaan sejenis
ancaman
21
4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Asosiasi Tani Organik Sawangan (TOS) yang berlokasi di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Lokasi dipilih secara purposive dengan pertimbangan daerah ini merupakan wilayah yang mempunyai varietas lokal beras hitam, selain itu asosiasi ini merupakan pengembang beras hitam paling banyak di Kabupaten Magelang dan percontohan bagi poktan di Kabupaten Magelang khususnya dalam pengusahaan beras hitam. Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Desember 2015. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung atau observasi, wawancara mendalam dengan beberapa responden ahli dan pengisian kuesioner dengan dipandu oleh peneliti. Data primer yang diperoleh meliputi gambaran umum, visi, misi, tujuan, sasaran, serta informasi mengenai lingkungan internal dan eksternal dari Asosiasi Tani Organik Sawangan. Data sekunder diperoleh melalui study literature dari penelitian terdahulu, buku, jurnal, internet, dan literatur lain yang berhubungan dengan topik penelitian. Selain itu data penunjang diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang dan BPPK Kecamatan Sawangan. Metode Penentuan Responden Metode penentuan responden untuk perumusan strategi pengembangan dilakukan dengan purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden merupakan ahli yang benar-benar berkompeten dan memiliki informasi yang dibutuhkan peneliti terkait dengan pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan. Responden internal antara lain ketua, sekretaris dan bendahara Asosiasi Tani Organik Sawangan. Sedangkan responden eksternal terdiri dari PT Martani selaku distributor TOS, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang, dan penyuluh pendamping TOS. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara dengan para responden. Dari hasil wawancara akan diperoleh informasi terkait dengan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi penembangan usaha beras hitam di Asosiasi TOS. Pada tahap kedua, hasil pada tahap pertama digunkan untuk menyusun kuesionar tahap
22
kedua. Wawancara tahap kedua dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor SWOT dengan perbandingan berpasangan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh. Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif untuk mendeskripsikan gambaran umum dan faktor-faktor internal dan ekternal Asosiasi Tani Organisasi Sawangan. Data kuantitatif berupa pembobotan untuk faktorfaktor internal dan eksternal kemudian pembobotan untuk tahap pengambilan keputusan dan penentuan prioritas strategi pengembangan. Alat analisis yang digunakan adalah metode A’WOT yaitu kombinasi dari AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan analisis SWOT (Stengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats). Kemudian dilakukan pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi, dilakukan dengan metode arsitektur strategik. Analisis Alternatif Strategi Pengembangan dengan A’WOT Ketika menerapkan AHP, skema keputusan hirarki dibangun oleh permasalah yang ada menjadi elemen keputusan. Pentingnya atau preferensi dari elemen keputusan dibandingkan dengan cara berpasangan dengan melihat elemen sebelumnya dalam hirarki tersebut. Teknik numerik yang digunakan untuk memperoleh nilai-nilai kuantitatif dari perbandingan verbal. Keuntungan dari penggunaan AHP yaitu kemampuannya untuk membuat kedua keputusan kualitatif dan kuantitatif menjadi atribut sepadan, dan fleksibilitas dengan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pilihan subjektif, ahli pengetahuan dan informasi yang obyektif semua dapat dimasukkan dalam satu dan analisis keputusan yang sama. AHP mudah diterapkan dan dipahami. Pada dasarnya, hasil analisis AHP adalah prioritas keseluruhan dari alternatif keputusan. Ide dalam memanfaatkan AHP dalam kerangka SWOT adalah untuk secara sistematis mengevaluasi faktor SWOT dan sepadan intensitasnya. Keuntungan penggunaan AHP yaitu pendekatan siatematis terhadap keputusan masalah dan kesepadanan, dapat dianggap menjadi karakteristik berharga dalam analisis SWOT. Nilai tambah dari analisis SWOT dapat dicapai dengan melakukan perbandingan berpasangan antara faktor SWOT dan menganalisisnya dengan cara teknik nilai eigen yang diterapkan di AHP. Teknik ini menawarkan dasar yang baik untuk memeriksa keadaan sekarang atau mengantisipasi situasi, atau alternatif strategi baru menjadi lebih komprehensif. Setelah melaksanakan perbandingan ini, pengambil keputusan akan memiliki informasi kuantitatif baru tentang pengambilan keputusan situasi. Hanya konsep yang paling penting dari teori AHP yang disajikan di sini. Definisi berikut harus membuat pada titik ini; kelompok SWOT merujuk empat entitas yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor SWOT merujuk kepada individu faktor yang mendasari kelompok-kelompok ini. Langkah-langkahnya menggunakan metode A’WOT adalah sebagai berikut (Kurttila et al 2000) : 1. Melakukan analisis SWOT, pada langkah ini mengidentifikasi terlebih dahulu faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan perusahaan dan dimasukkan dalam analisis SWOT. Ketika menerapkan metode standar dari AHP, dianjurkan bahwa jumlah faktor dalam kelompok
23
SWOT tidak melebihi 10 karena jumlah perbandingan berpasangan yang dibutuhkan dalam analisis ini berkembang. 2. Melakukan perbandingan berpasangan antara faktor SWOT dalam setiap kelompok SWOT Ketika membuat perbandingan, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah: 1) yang mana dari dua faktor yang dibandingkan yang lebih besar kekuatannya (peluang, kelemahan, atau ancaman) dan 2) seberapa besar. Dengan perbandingan ini sebagai masukan , prioritas lokal relatif dari faktor dihitung dengan menggunakan metode nilai eigen. Prioritas ini mencerminkan persepsi pembuat keputusan dari kepentingan relatif dari faktor-faktor. Perdandingan berpasangan dilakukan dengan menyusun matriks, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen baris ke-j. Untuk mengisi matriks berpasangan, digunakan skala banding berpasangan. Angka tersebut menunjukkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu. Pengisian matriks harus dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dan di bawah garis diagonal. Tabel 7 Matriks perbandingan berpasangan antar subfaktor C A1 A2 … An
A1 1 … … …
A2 … 1 … …
… … … 1 …
An … … … 1
Perbandingan berpasangan dilakukan untuk melihat pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berasal setingkat di atasnya. Perbandingan berpasangan dilakuakan dengan menghubungkan semua elemen setiap levelnya. Kemudian dilakukan pembobotan terhadap kriteria dengan perbandingan berpasangan dengan skala 1 sampai dengan 9. Pengalaman telah membuktikan bahwa skala dengan sembilan satuan dapat diterima dan mencerminkan derajat sampai mana seseorang mampu membedakan intensitas tata hubungan antar elemen. Tabel 8 Skala banding secara berpasangan Intensitas Pentingnya 1 3 5 7 9
2,4,6,8
Definisi Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya Elemen yang satu sangat penting daripada elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan
Sumber : Saaty (1993)
Penjelasan Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya. Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas lainnya Satu elemen yang kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktik Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan
24
3. Perbandingan berpasangan yang dibuat antara empat kelompok SWOT Faktor dengan prioritas lokal tertinggi dipilih dari masing-masing kelompok untuk mewakili kelompok. Keempat faktor ini kemudian dibandingkan dan prioritas relatifnya dihitung seperti pada Langkah 2. Ini adalah faktor skala dari empat kelompok SWOT dan digunakan untuk menghitung prioritas global dari faktor independen dalam setiap kelompok. Hal ini dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal faktor dengan nilai faktor skala yang sesuai dari kelompok SWOT. Jumlah prioritas global jika dijumlahkan bernilai satu. 4. Menggunakan hasil dalam perumusan strategi dan proses evaluasi. Kontribusi terhadap proses perencanaan strategis datang dalam bentuk nilai-nilai numerik untuk faktor. Target baru dapat diatur, strategi didefinisikan dan rencana pelaksanaan mempertimbangkan berdasarkan faktor yang paling penting. Pada tahap ini perumusan strategi dilakukan dengan mencocokkan antara faktor internal dan eksternal. Faktor internal dan eksternal merupakan data yang telah diperoleh dari tahap input. Pada tahap ini alat analisis yang digunakan adalah matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 6. Delapan tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu : 1. Daftar peluang dari perusahaan 2. Daftar ancaman dari perusahaan 3. Daftar kekuatan dari perusahaan 4. Daftar kelemahan dari perusahaan 5. Cocokan kekuatan-kekuatan dan peluang-peluang perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi S-O 6. Cocokan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi W-O 7. Cocokan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi S-T 8. Cocokan kelemahan-kelemahan dan ancaman-ancaman perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi W-T Faktor Internal
Strenghts (S)
Weakness (W)
Faktor Eksternal Opportunities (O)
Threats (T)
Strategi S-O strategi disini menggunakan kekuatan memanfaatkan peluang Strategi S-T strategi di sini menggunakan kekuatan menghindari ancaman
yaitu untuk
yaitu untuk
Staregi W-O strategi di sini yaitu memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan Strategi W-T strategi di sini yaitu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 6 Matriks SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (2008)
Hubungan strategis merupakan kontribusi antara faktor kekuatan dan peluang untuk menerapkan strategi serta adanya perbaikan pada faktor kelemahan
25
dan ancaman dengan menerapkan strategi tertentu. Hubungan antara faktor pada SWOT dan strategi memungkinkan menghasilkan peringkat prioritas strategi. Prioritas strategi dilakukan dengan perbandingan berpasangan antara alternatif strategi yang telah dibuat. Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap konsistensi untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pertanyaan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Menggunakan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan perioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio konsistensi (CR) dari indeks konsistensi (CI) dengan nilai yang tepat. CI dirumuskan sebagai berikut:
Dimana, n menyatakan jumlah kriteria/alternatif yang dibandingkan dan λ max adalah nilai eigen (eigen value) yang terbesar dari matriks perbandingan berpasangan orde n. Jika CI bernilai 0 maka keputusan penilaian tersebut bersifat perfectly consistent dimana λ max sama dengan jumlah kriteria yang diperbandingkan yaitu n. Semakin tinggi nilai CI semakin rendah tingkat kekonsistenan dari keputusan perbandingan yang telah dilakukan. CI dapat dikatakan baik atau tidak, perlu diketahui nilai rasio dianggap baik bila CR tidak lebih 0,1. Jika lebih dari itu, mutu informasi itu harus diperbaiki, dengan cara menggunakan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasangan. Bila tindakan ini gagal, konsistensi dapat diperbaiki dengan peninjauan ulang persoalan yang tidak terstruktur secara tepat seperti dilakukan pada langkah 2 walaupun hanya bagian-bagian dari hierarki yang perlu diperbaiki. Rasio konsistensi (CR/Consistency Ratio) dirumuskan sebagai perbandingan antara Consistency Index (CI) dan Random Index (RI) dengan rumus sebagai berikut:
Nilai RI untuk beberapa nilai n diberikan dalam berikut: Tabel 9 Nilai Random Index N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 Sumber : Marimin (2004)
Penyusunan hierarki dimulai dari persoalan yang akan diselesaikan dan diurai menjadi empat level. a. Level 1 merupakan tujuan yang ingin dicapai yaitu mengembangkan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan
26
b. Level 2 merupakan faktor-faktor yang diidentifikasi dalam analisis lingkungan internal dan eksternal yaitu Strenght (S) atau kekuatan, Weakness (W) atau kelemahan, Opportunity (O) atau peluang, dan Threats (T) atau ancaman. c. Level 3 merupakan faktor-faktor yang diidentifikasi dari masing-masing komponen SWOT yang diurai dalam S1, S2, Sn, W1, W2, Wn, O1, O2, On, T1, T2, Tn d. Level 4 adalah alternatif strategi yang akan dievaluasi dan dibandingkan sehingga diperoleh prioritas strategi Level 1 Fokus
Pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan
Level 2 Faktor
S
W
O
T
Level 3 Sub faktor
S1,S2..Sn
W1,W2...Wn
O1,O2…On
T1, T2…Tn
Level 4 Usulan Strategi
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
….
Strategi n
Gambar 7 Persentasi hierarki dari analisis A'WOT
Arsitektur strategi Perumusan arsitektur strategik dilakukan dengan mempertimbangkan input – input berupa hasil identifikasi terhadap visi, misi dan tujuan, industry foresight, tantangan yang dihadapi dan sasaran yang ingin dicapai oleh Asosiasi Tani Organik Sawangan. Pada penelitian ini, arsitektur strategik diturunkan dari hasil matriks SWOT berupa strategi SO, WO, ST dan WT yang diperoleh sebelumnya dengan menggunakan input dari hasil analisis lingkungan internal dan ekstenal. Dengan mempertimbangkan input - input yang telah diperoleh, masing-masing alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dikembangkan secara lebih rinci menjadi rekomendasi program-program kegiatan dengan rentang waktu tertentu. Program-program yang dilengkapi dengan rentang waktu pelaksanaan tersebut lebih mudah untuk dipahami dan diimplementasikan oleh organisasi khususnya kelompok tani. Tahap perencanaan arsitektur strategik pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Visi dan misi
Analisis A’WOT
Arsitektur Strategik Sasaran
Industry Foresight
Tantangan organisasi
Rekomendasi program
Gambar 8 Kerangka perencanaan arsitektur strategi pada Asosiasi Tani Organik Sawangan
27
5 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Asosiasi Tani Organik Sawangan Sejarah dan Perkembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan Asosiasi Tani Organik Sawangan (TOS) merupakan kumpulan dari para petani di wilayah Sawangan yang peduli akan kesehatan dan lingkungannya. Kecamatan Sawangan sendiri merupakan daerah organik terluas di Kabupaten Magelang. Kepengurusan dipilih melalui musyawarah anggota pada 22 Oktober 2012 di aula Kantor Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang yang dihadiri oleh 87 orang. Asosiasi ini terbentuk karena beberapa alasan diantaranya gapoktan tidak berjalan sebagaimana mestinya dan kondisi lahan pertanian yang semakin menurun kualitasnya akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan. Hingga saat ini anggota TOS berjumlah 883 petani dengan luas lahan 508 Ha. Saat ini TOS berfokus pada komunitas petani produsen beras sehat organik salah satunya adalah beras hitam. Produk yang dibudidayakan TOS adalah padi dengan berbagai varietas seperti Mentik Wangi Susu, pandan wangi, rojo lele, andel rojo, ketan kutuk, cempo ireng (beras hitm), cempo merah (beras merah), dan C4. Untuk beras hitam sendiri awalnya varietas yang diproduksi adalah jowo melik tetapi dengan alasan hama burung pipit yang sulit untuk dikendalikan, menyebabkan petani sulit memperoleh hasil panen yang diinginkan sehingga beras hitam yang diproduksi diganti dengan varietas cempo ireng yang tinggi tanamannya lebih pendek jika dibanding varietas jowo melik. Selain itu lama masa tanam yang mencapai 150 hari membuat petani beralih ke varietas cempo ireng yang umur tanamnya lebih pendek yaitu 120 hari. Produk lain yang dihasilkan adalah gula semut, pupuk organik cair (POC) dan kompos. Wilayah tanam TOS tersebar di beberapa dusun antara lain, Gadingsari, Papringan, Podosoko, Mranggen, Japunan, Margowangsan, Kebokuning, Mungkidan, Tirtosari, Sawangan, Seketi, Cowor, Penggaron, Butuh. Kegiatan yang dilakuakan oleh TOS adalah melakukan budidaya pertanian yang berorientasi pelestarian dan ramah lingkungan dengan sistem penganekaragaman tanaman produksi aneka sistem pangan dan menggunakan benih unggul lokal, menggerakkan penggunaan pupuk organik yang berbahan dasar pupuk kandang, eceng gondok, limbah pertanian azola, dan sampah organik keluarga, menggunakan cara-cara alternatif dalam pengendalian hama dengan menggunakan bahan pestisida nabati yang ramah lingkungan serta meningkatkan gerakan pengendalian hama terpadu. Kegiatan TOS yang lain adalah membina tata ekonomi mandiri dengan cara mengupayakan dan menempatkan sumberdaya pertanian sebagai tulang punggung ekonomi dalam kehidupan keluarga petani, berusaha mengembangkan prakarsa-prakarsa yang dapat menopang ekonomi keluarga petani, dan menangani kegiatan pasca panen dan jaringan pemasaran guna meningkatkan hasil usaha yang sifatnya ekonomi. Peran Asosiasi TOS dalam pengembangan beras hitam adalah memperkenalkan benih beras hitam kepada anggotanya serta menjamin produksinya dilakukan secara organik. Selain itu Asosiasi TOS membantu dalam pemasaran beras hitam.
28
Visi dan Misi Asosiasi Tani Organik Sawangan Visi Asosiasi Tani Organik Sawangan adalah melestarikan budaya pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sedangkan misinya adalah menumbuhkembangkan gerakan petani dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keprihatinan atas kerusakan lingkungan dan menurunnya keanekaragaman hayati serta meningkatkan aktifitas kelompok tani sebagai wadah paguyuban yang berperan sebagai media belajar petani, menjalin hubungan intern personal sesama petani, bermusyawarah dan bekerja sama. Visi merupakan harapan dan cita-cita yang hendak dicapai suatu organisasi di masa mendatang. Dan visi tersebut akan dilengkapi dengan misi yang merupakan implementasi dari kehendak visi. Lokasi dan Letak Geografis Asosisasi Tani Organik Sawangan berada di Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Luas wilayah Kecamatan Sawangan mencapai 7.183,61 Ha dengan ketinggian 450 m dpl – 1.400 m dpl oleh karena itu kecamatan ini mempunyai topografi dataran rendah sampai dataran tinggi hal ini merupakan indikasi bahwa kecamatan ini memiliki potensi untuk mengembangkan pertanian dengan berbagai jenis tanaman. Kecamatan ini terdiri dari 15 desa/kelurahan antara lain Gondowangi, Sawangan, Mangunsari, Tirtosari, Podosoko, Butuh, Krogowanan, Kapuhan, Gantang, Jati, Soronalan, Wulunggunung, Ketep, Wonolelo, dan Banyuroto. Luas wilayah Kecamatan Sawangan paling banyak digunakan untuk area tegal/kebun yaitu sebesar 55,94%. Sebesar 22,82% untuk lahan persawangan hal ini menunjukkan potensi yang baik untuk mengembangkan sektor pertanian di Kecamatan Sawangan. Dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Luas wilayah menurut penggunaan di Kecamatan Sawangan tahun 2014 Penggunaan tanah Luas (Ha) Persen (%) Sawah 1 639.69 22.82 Rumah dan halaman 747.24 10.40 Tegal / kebun 4 018.40 55.94 Hutan 650.00 9.05 Kolam perikanan 9.80 0.14 Lainnya 118.48 1.65 Total 7 183.61 100.00 Sumber : BPS, 2014 (diolah)
Rata-rata curah hujan di Kecamatan Sawangan 2.186 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari. Kelembaban antara 85 – 95 dengan suhu antar 16-26 oC. Batas wilayah Kecamatan Sawangan yaitu : - sebelah utara : Kecamatan Candimulyo dan Pakis - sebelah timur : Kabupaten Boyolali - sebelah selatan : Kecamatan Dukun dan Muntilan - sebelah barat : Kecamatan Mungkid Kondisi wilayah TOS pada umumnya merupakan berupa teras sering di hamparan kaki gunung Merbabu dan Merapi dengan agroklimat yang khas karena berada diantara celah gunung Merbabu dan Merapi, sehingga varietas yang dihasilkan memiliki rasa dan aroma khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
29
Selain itu sumber air yang digunakan berasal dari sungai Mangu dan Pabelan sebagai sarana irigasi sehingga belum banyak terkontaminasi limbah dan bahan kimia dari aliran irigasi. Oleh karena itu daerah ini sangat berpotensi untuk pengembangan pertanian organik. Sungai Mangu melewati Desa Mangunsari, Tirtosari, Butuh sedangkan Sungai Pabelan melewati Desa Gondowangi, Sawangan, Krogowanan, dan Kapuhan. Jumlah penduduk Kecamatan Sawangan mencapai 55.225 jiwa terdiri dari laki-laki 27.636 jiwa dan perempuan sebanyak 27.589 jiwa. Jumlah kepala keluarga tani mencapai 14.454, jika dilihat dari status kepemilikan lahan antara lain pemilik sebesar 12%, pemilik penggarap 58%, penggarap 30%, dan buruh tani 21%. Jika dilihat dari luas kepemilikan lahan rata-rata 0,2 Ha per keluarga tani. Sumberdaya ekonomi yang dimiliki yaitu berupa 2 cabang pembantu bank pemerintah daerah dan 1 cabang pembantu bank pemerintah serta pasar di 3 lokasi. Struktur Organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan Struktur organisasi pada Asosiasi Tani Organik Sawangan terdiri dari ketua kelompok dan wakilnya yang dibantu oleh bendahara, sekretaris serta didampingi oleh penyuluh dan pendamping dari BPPK (Balai Penyuluh Pertanian dan Kehutanan) Kecamatan Sawangan serta membawahi bidang benih, pupuk dan pestisida organik serta pengurus ICS (Internal Control System). Untuk pengurus ICS memiliki penyuluh internal yang merupakan penyuluh swadaya. ICS merupakan sistem penjamin mutu yang memperkenankan lembaga sertifikat untuk mendelegasikan inspeksi tahunan semua anggota asosiasi secara individual kepada lembaga dari operator yang telah disertifikasi. Artinya dalam proses sertifikasi, memungkinkan lembaga sertifikasi mendelegasikan sebagian tugas inspeksi pada pihak intern organisasi, yang disebut sebagai inspeksi internal. Sedangkan lembaga sertifikasi nantinya berperan sebagai eksternal inspeksi. Adapun tugas-tugas dari koordinator ICS adalah : 1. melakukan koordinasi pelaksanaan/penerapan ICS 2. mengorganisir pelaksanaan pendaftaran dan inspeksi internal (siapa yang akan melakukan pendaftaran, inspeksi internal dan kapan akan dilakukan, mempersiapkan sarana agar petugas pendaftaran dan inspeksi bisa menjalankan tugas dengan baik, memastikan bahwa setiap petani telah didaftar dan diinspeksi) 3. mengatur koordinasi tim ICS (internal inspector dan staf-staf lain seperti : staf pendataan (administrasi), staf pembelian/pemasaran sesuai dengan struktur organisasi ICS) 4. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inspeksi internal eksternal dengan Lembaga Sertifikat Organik 5. mengawasi kegiatan pembelian padi di asosiasi 6. mengawasi pelaksanaan inspeksi di lapang 7. mewakili tim ICS untuk urusan kedalam dan keluar bersama ketua asosiasi. Tugas-tugas dari inspektoral internal adalah : 1. membuat peta umum, peta lokasi lahan petani organik dan sketsa lahan petani organik
30
2. mengkoordinasikan pendaftaran petani 3. mengkoordinasikan dan melakukan inspeksi internal minimal sekali dalam setahun dan melakukan dokumentasi terhadap hasil inspeksi dalam formulir inspeksi internal 4. mengkoordinasikan kunjungan ke tempat-tempat pembelian selama musim panen untuk memastikan prosedur pembelian dijalankan sesuai standar internal organik.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sedangkan untuk tugas komisi persetujuan adalah: memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan terhadap data-data hasil inspeksi internal melakukan inspeksi terhadap data-data atau laporan yang perlu didiskusikan lebih lanjut oleh inspektor internal melakukan pertemuan minimal satu kali dalam satu musim tanam pada waktu setelah inspeksi internal dilakukan dan sebelum dimulai pembelian mengambil keputusan organik sesuai prosedur pengambilan keputusan organik dalam pertemuan tersebut melakukan semua dokumentasi terhadap semua keputusan tentang petani yang memperoleh persetujuan maupun petani yang memperoleh sanksi menandatangani hasil keputusan untuk diajukan/dikirim ke lembaga sertifikasi. Tugas-tugas dari unit pembelian dan pemasaran adalah: melakukan pembelian padi organik dari petani anggota asosiasi sesuai pembagian wilayah kerjanya melakukan penanganan pasca panen dari pengangkutan, penjemuran, penyosohan hingga menjadi beras melakukan pengasahan (packing), labeling dan penyimpanan sebelum produk dipasarkan menjual produk padi organik asosiasi membuat catatan dan administrasi pembelian dan penjualan produk melakukan pembayaran kepada petani dan menerima pembayaran hasil penjualan dari konsumen.
ICS atau sistem kontrol internal merupakan salah satu sistem pengawasan mutu yang dapat membantu produsen/petani serta mampu disesuaikan dengan kondisi lokal. Pengawasan produk organik yang menggunakan ICS memiliki standar yang menjadi acuan dalam pencapaian kualitas yang diharapkan. Standar tersebut berisi informasi mengenai proses atau metode produksi yang diperkenankan dalam budidaya pertanian organik dan hal-hal yang terkait dengan prinsip-prinsip dari pertanian organik itu sendiri. Manfaat ICS bagi petani adalah produsen (petani) bisa memberikan jaminan terhadap mutu produk yang dihasilkan, produk petani bisa masuk ke pasar yang lebih luas, petani mempunyai sistem penjaminan yang diterima dan diakui oleh publik, agar petani kecil bisa melakukan proses sertifikasi produk secara lebih luas jika diperlukan.
31
Penyuluh dan Pendamping Sunaryo Sonni Suhardiyanto Pungki Basuki Abdul fajar Sri Rahayu Sutapa Ahmad Saifudin Slamet widodo
Ketua dan wakil Widagdo H Marsin Sekretaris Andono Abdul Fajar
Bendahara Alief Hidayati Ahmad Saleh
Benih Bugel windarto
Pengurus ICS : Koordinator : Bugel Windarto Anggota 1. Sunyata 2. Supeno 3. Prabowo 4. Sri Haryuni
Inspektoral internal Sarwidi Tumardi Ngudi Slamet Witono Hamid Haris Ahmad Saleh Sunyata Susanta Agus W
Komisi persetujuan Agus Suratno Priharto Tauchid Purwanto
Penyuluh internal Tumiriyanto Sudarto Wibowo Agus Bugel Windarto
Pupuk dan pestisida organik H Marsin Ahmad Saleh Ny Muhlasin Prabowo
Pembelian dan pemasaran hasil Yudan Haris Wartono Hamid Abdullah
Gambar 9 Struktur organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan
Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi TOS Analisis Lingkungan Asosiasi Tani Organik Sawangan Analisis lingkungan merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan. Lingkungan asosiasi mencakup semua faktor yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan usahanya. Secara garis besar lingkungan yang dianalisis terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada dalam asosiasi dan memiliki pengaruh langsung terhadap usahanya. Setiap perusahaan atau organisasi seperti halnya Asosiasi Tani Organik Sawangan ini mampu mengendalikan lingkungan internal. Analisis terhadap lingkungan internal merupakan proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan asosiasi dengan dilihat dari aspek produksi, pemasaran, keuangan, manajemen, sistem informasi manajemen serta penelitian dan pengembangan.
32
Produksi Proses produksi yang dilakukan dengan pertanian organik. Budidaya ini mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Proses dilakukan oleh para petani dimulai dari kegiatan penyediaan bahan baku, pengolahan lahan hingga pemanenan. Kegiatan produksi diuraikan sebagai berikut : 1. Penyediaan bahan baku Bahan baku yang diperlukan untuk produksi beras hitam antara lain benih beras hitam, pupuk organik, pestisida nabati, agensi hayati. Proses perolehan bahan baku dilakukan secara mandiri oleh para petani. Benih beras hitam diperoleh dari sesama anggota Asosiasi TOS . Sedangkan untuk pupuk organik dan pestisida organik dibuat sendiri oleh petani dengan bahan-bahan alami yang diperoleh dari lingkungan sekitar. 2. Pengolahan lahan Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor, tanah yang diolah ditaburi dengan jerami dan pupuk organik serta dijaga kadar airnya. Pada pengolahan lahan setelah panen tidak dianjurkan untuk dibakar karena dapat mengurangi unsur hara dalam tanah, pembakaran pada sisa panen hanya dilakukan jika terjadi serangan virus dan dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah. 3. Pembenihan Benih beras hitam yang digunakan merupakan varietas cempo ireng. Awalnya petani menggunakan varietas jowo melik, namun karena untuk varietas jowo melik tinggi tanaman mencapai dua meter membuat serangan burung pipit sulit untuk dikendalikan sehingga hasil panen sangat sedikit. Oleh karena itu saat ini varietas beras hitam yang digunakan adalah cempo ireng. Benih yang digunakan berumur 15-20 hari, sebenarnya umur yang bagus untuk mulai ditanam adalah 7-15 hari ketika bibit masih berdaun dua helai. 4. Penanaman Penanaman dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan menggunakan tenaga wanita sebagai tenaga kerjanya, namun ada juga yang menanam menggunakan mesin rice transplanter. Penaman dilakukan dengan sistem jajar legowo dengan jarak tanam bervariasai antara 18 cm sampai 30 cm atau dengan ubin bervariasi antara 18cm x 18cm sampai 30cm x 30cm. Pemindahan tanaman harus sesegera mungkin dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal. 5. Penyiangan Penyiangan dilakukan oleh petani biasanya sebelum melakukan pemupukan. penyiangan dilakukan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari. Setelah dilakukan penyiangan hari berikutnya dilakukan pemupukan. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan tanaman dari gulma yang mengganggu tanaman yang dapat mengurangi hasil produksi. 6. Pemupukan Pemupukan dilakukan untuk tujuan perbaikan kesehatan tanah dan penambahan unsur hara yang berkurang setelah pemanenan. Pupuk awal yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 300-400 kg per 1 ha. Kemudian
33
dilakukan pupuk susulan yaitu dengan menggunakan MOL (mikroorganisme lokal) yang dibuat sendiri oleh petani. MOL untuk masa pertumbuhan dibuat dari rebung, keong dan bonggol pisang sedangkan saat masa padi bunting digunakan MOL buah seperti nanas dan nangka atau semua buah yang sudah sangat matang. 7. Pengairan Pengairan dilakukan pada umur 1-10 HST tanaman padi digenangi dengan ketinggian air rata-rata 1 cm kemudian pada umur 10 hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi. Untuk perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman digenangi. Pada saat tanaman berbunga, tanaman digenangi dan setelah matang susu tanaman tidak digenangi sampai panen. Pengairan di daerah Sawangan tidak pernah mengalami masalah, karena pada wilayah ini terdapat dua mata air yaitu Tuk Maren dan Tuk Mandal serta dialiri oleh sungai Pabelan. Sumber air tersebut yang menjadi andalan bagi petani untuk mengaliri sawahnya. 8. Pemberantasan hama dan penyakit Pemberantasan hama dan penyakit digunakan pestisida nabati, pemberian pestisida nabati hanya dilakukan jika tanaman terserang hama dan penyakit. Bahan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati antara lain daun sirsat, biji sirsat, biji buah srikaya, daun/biji pohon mindi, daun/biji suren, daun/biji nimba. Pemberian pestisida nabati 3-4 hari sekali. Burung menjadi hama yang paling dapat menimbulkan kerugian, untuk mengendalikan ham burung petani akan menunggu sawahnya ketiga padi mulai siap panen. 9. Pemanenan dan pasca panen Pemanenan dilakukan saat padi telah menghitam 90 persen atau dapat dikatakan cukup umur. Untuk beras hitam yang dikembangkan umur panennya 120 hari. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan harvester, dan sebagian dilakukan secara tradisional. Perontokan dilakukan dengan power tressher dan tradisional. Bulir-bulir padi yang telah dirontokan dikumpulkan dalam karung dan ditimbang. Setelah itu bulir padi dijemur sampai kering, biasanya dilakukan selama 3 hari tergantung dengan cuaca. Kemudian bulir padi diayak untuk memisahkan bulir yang berisi dan kosong. Sebelum digiling bulir padi didiamkan terlebih dahulu dalam karung agar hasilnya baik ketika digiling. Asosiasi Tani Organik Sawangan sudah memiliki RMU (Rice Milling Unit) yang merupakan bantuan dari kementrian pertanian. RMU ini sangat penting, karena untuk menggiling padi organik tidak boleh bercampur dengan beras anorganik. Hal ini menjadi salah satu cara menjamin mutu beras organik. Untuk beras hitam penggilingan dilakukan sampai dengan pecah kulit saja. Setelah itu bulir padi disimpan dalam karung untuk mengembalikan ke suhu normal. Untuk pemasaran dengan tujuan bazar atau konsumen akhir dikemas dalam plastik kemudian di press dan diberi label sticker sebagai brand dari Asosiasi TOS. Sedangkan untuk tujuan curah yang akan dikirim ke distributor atau retailer dikemas dengan menggunakan karung. Untuk penyimpanan gabah tidak boleh menggunakan wadah bekas kimia, penyimpanan gabah organik dan anorganik
34
harus dipisahkan, ruang penyimpanan harus mendapat sinar matahari dan sirkulasi udara yang cukup agar tidak pengap. Pemasaran Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang atau jasa. Aspek pemasaran mencakup bauran pemasaran yang perlu diperhatikan, antara lain produk, harga, distribusi dan promosi. Selain itu, analisis aspek pemasaran juga mencakup segmenting, targeting, dan positioning. Beras hitam yang diusahakan Asosiasi Tani Organik Sawangan (TOS) memiliki manfaat kesehatan dan ramah lingkungan karena diusahakan secara organik. Namun dalam pemasarannya mengalami kendala karena pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas. Beras hitam yang diusahakan TOS sudah memiliki sertifikat organik dan nama jual. Sertifikat organik diberikan oleh LeSOS (Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman) dengan no sertifikat 077-LSPO-005-IDN-12-13, sertifikat ini untuk ruang lingkup padi dan palawija serta memiliki masa berlaku dari 18 Desember 2013 sampai dengan 18 Desember 2016. Selain sudah bersertifikat organik, produk ini juga sudah memiliki nama jual yaitu Tuton. Namun pengemasannya masih sederhana, untuk pemasaran dengan tujuan bazar atau konsumen akhir dikemas dengan plastik ukuran 1 kg dan 5 kg kemudian ditempel dengan stiker. Sedangkan untuk pemasaran secara curah untuk distributor dikemas dengan karung ukuran 25 kg. Kemasan beras hitam dan sertifikat organik dapat dilihat seperti gambar berikut. TOS membeli gabah kering beras hitam dari petani anggota dengan harga Rp 8000 per kg. kemudian gabah kering tersebut digiling oleh TOS dan satu ton gabah kering dapat menghasilkan 7 kw beras hitam. Gabah digiling hanya sampai pecah kulit atau masih mengandung kulit ari, kulit ari ini yang membuat beras berwarna hitam. Produk beras hitam yang dihasilkan TOS dijual dengan harga Rp 17.000 per kg. Untuk konsumen akhir dan harga distributor TOS tidak memberikan harga yang berbeda. Distribusi yang dilakukan TOS melalui beberapa saluran distribusi. Saluran distribusi yang pertama dilakukan dengan menjual langsung ke konsumen akhir. Konsumen akhir yang membeli adalah karyawan Dinas Peranian Kabupaten Magelang, penikmat beras organik dan orang berkebutuhan khusus untuk beras hitam karena alasan kesehatan. Penjualan langsung ini dilakukan melalui bazar atau pembeli melakukan kunjungan langsung ke TOS. Saluran pemasaran yang kedua dilakukan melalui distributor yaitu PT Martani yang kemudian dijual lagi ke retailer atau langsung ke konsumen akhir. Selain itu TOS juga menjual ke Rumah Bio yang merupakan retailer serta beberapa hotel di Jakarta seperti Hotel Amaris, Hotel Sakati dan. 16% 37%
TOS
PT Martani
retailer
konsumen
47%
Gambar 10 Saluran distribusi Asosiasi Tani Organik Sawangan
35
Promosi yang dilakukan oleh TOS masih terbatas dilakukan melalui pameran-pameran atau bazar seperti bazar yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Magelang. Kegiatan promosi yang dilakukan masih terbilang sederhana mengingat terbatasnya biaya dan kemampuan untuk melakukan promosi dengan lebih baik. Segmentasi untuk konsumen beras hitam TOS tidak membedakan dari jenis kelamin, usia, pekerjaan, atau letak geografisnya. Segmentasi untuk beras hitam adalah semua konsumen yang peduli akan kesehatan. Hal ini sama seperti penelitian Ildrakasih et al (2013) yang menyebutkan bahwa persepsi konsumen yang paham akan kualitas dan manfaat beras hitam menjadi dasar keputusan pembelian beras hitam. Target dari produk beras hitam adalah masyarakat kalangan menengah keatas mengingat harga beras hitam yang lebih tinggi dibandingkan jenis beras lainnya. Namun tidak menutup kemungkinan adanya masyarakat menengah kebawah yang mengonsumsi beras hitam untuk alasan kesehatan. Positioning atau citra dari beras hitam merupakan beras sehat yang mempunyai berbagai manfaat untuk kesehatan bahkan ada yang menyebutnya sebagai beras obat atau bahkan “superfood” (makanan super) karena mampu mencegah dan mengobati beberapa penyakit. Selain baik untuk kesehatan, beras ini juga dikenal sebgai beras ramah lingkungan karena diusahakan secara organik. Keuangan Aspek keuangan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh setiap usaha. Keuangan sering dianggap sebagai ukuran terbaik untuk posisi kopetitif perusahaan atau organisasi. Semakin baik kondisi keuangan suatu perusahaan maka semakin baik penilaian terhadap organisasi tersebut. Asosiasi Tani Organik Sawangan didirikan berdasarkan hasil musyawarah masyarakat, pihak desa dan BPPK Sawangan dengan menggunakan modal awal berasal dari ketua asosiasi. Modal tersebut digunakan untuk keperluan kelompok seperti pembuatan spanduk asosiasi, pembelian alat-alat administrasi dan pembukuan, dan keperluan lainnya. Asosiasi Tani Organik Sawangan memiliki sistem keuangan yang masih sangat sederhana, alat-alat yang digunakan dalam pencatatan keuangan berupa buku keuangan yang berisi data pemasukan dan pengeluaran, kwuitansi penjualan dan kalkulator untuk proses perhitungan. Namun pencatatan keuangan yang dilakukan belum dilakukan secara rajin, dan tidak tersimpan dengan baik serta masih terpisah antara yang satu dengan yang lain sehingga peneliti sulit untuk mendokumentasikannya. Asosiasi TOS membentuk Koperasi Petani Organik Sawangan yang berprinsipkan pada member base. Dalam pengambilan keputusan setiap orang mempunyai hak yang sama atau dengan kata lain satu orang satu suara. Namun dalam pembagian keuntungan didasarkan pada besarnya simpanan masing-masing orang yang berasal dari simpanan pokok 100 ribu rupiah per anggota pada saat awal masuk menjadi anggota. Simpanan wajib dilakukan tiap musim panen yaitu 10 kg Gabah Kering Panen (GKP) atau setara dengan 65 ribu rupiah serta simpanan sukarela. Namun keberadaan koperasi ini belum berjalan baik, koperasi yang ada saat ini berfungsi mengumpulkan dana. Saat ini Asosiasi Tani Organik Sawangan mendapat bantuan RMU (Rice Milling Unit) dari Ditjen PPHP (Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian) kementerian pertanian. Selain itu Asosiasi TOS juga memiliki harvester atau alat
36
untuk memanen serta powertressher (perontok padi). Mesin dan sarana prasarana yang diperoleh kelompok dari bantuan dapat digunakan oleh seluruh anggota untuk keperluan produksi pertanian. Manajemen Aktivitas dasar dalam manajemen antara lain planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pemberian motivasi), controlling (pengendalian), leading (pengolahan staf). Perencanaan merupakan aktivitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan untuk menjalankan rencana dimasa yang akan datang. Asosiasi TOS belum mempunyai perencanaan tertulis untuk jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Walaupun belum memiliki rencana tertulis namun asosiasi ini memiliki rencana yang hendak direalisasikan. Rencana yang ingin direalisasikan TOS yaitu menambah lahan dengan sertifikat organik dan meningkatkan penjualan beras hitam. Selain rencana kerja TOS juga memiliki visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai. Proses perencanaan didominasi oleh ketua kelompok, pengurus seperti sekretaris dan bendahara serta penyuluh pendamping. Hal ini dikarenakan baik ketua maupun pengurus kelompok merupakan perwakilan dari kelompok yang sering berhubungan dengan pihak luar. Pengorganisasian merupakan semua aktivitas manajerial yang meghasilkan stuktur pekerjaan dan hubungan wewenang. Asosiasi TOS memiliki struktur organisasi yang dipilih dan ditentukan secara terbuka dengan kesepakatan bersama. Adapun struktur organisasi asosiasi TOS terdiri dari ketua yang dibantu oleh sekretaris, bendahara, Internal Control Sistem (ICS), bagian benih, bagian pupuk dan pestisida organik,inspektoral internal, komisi persetujuan, serta pembelian dan pemasaran hasil. Setiap pengurus dalam organisasi tersebut memiliki tugas masing-masing. Fokus dari asosiasi ini yang ingin mengembangkan pertanian organik terlihat dari pembagian tugas kepengurusannya. Namun pengorganisasian masih terpusat pada beberapa orang saja karena tugas dari masing-masing pengurus belum dijalankan dengan baik. Hal ini menjadi salah satu kendala dalam pengembangan Asosiasi TOS. Pengendalian merujuk pada semua aktivitas menajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil aktual konsisten sesuai dengan perencanaan. Pengendalian terdiri dari empat tahap dasar yaitu menetapkan standar kinerja, mengukur kinerja individu dan organisasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar-standar yang direncanakan, dan melakukan tindakan korektif. Asosiasi TOS melakukan pertemuan secara berkala yaitu sebulan sekali setiap tanggal 10 untuk membahas agenda yang telah ditetapkan. Pertemuan ini sangat penting karena dapat membantu menyelesaikan masalah, atau sebagai media pertanggung jawaban ataupun laporan pengurus serta sebagai media pengambilan keputusan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Pertemuan diadakan di sekretariat, pada setiap pertemuan akan dibahas informasi-informasi yang akan dibahas seperti pertanian organik, cara bercocok tanam, teknik SRI, cara penanggulangan hama, cara pembuatan pupuk, adanaya permintaan serta informasi baru lainnya. Adapun kegiatan evaluasi adalah memonitor pelaksanaan rencana kerja agar berjalan sesuai yang seharusnya hingga tercapai target yang diinginkan. Target yang ingin dicapai adalah menambah daerah luasan pertanian organik mencapai 1500 Ha. Untuk mencapai hal tersebut Asosiasi TOS membuat pembagian tugas pengurus
37
untuk mengawasi jalannya produksi. Mulai dari jadwal tanam hingga menunjuk koordinator pada untuk tempat-tempat yang telah ditentukan, dan setiap koordinator mengawasi luas daerah sebesar 20 Ha. Koordinator tersebut yang nantinya bertanggung jawab atau memberi laporan kepada koordinator ICS. Pengelolaan staf dipusatkan pada manajemen sumber daya manusia. Saat ini Asosiasi TOS memiliki anggota berjumlah 883 orang, namun yang menanam beras hitam semakin berkurang saat ini. Dalam merekrut anggotanya Asosiasi TOS mempunyai syarat khusus yaitu petani yang akan menjadi anggota adalah petani yang menerapkan pertanian organik. Ada beberapa kali pelatihan yang diterima untuk menambah skill anggotanya, diantaranya dari SEACON dan NOSC. Penelitian dan Pengembangan Anggota Asosiasi TOS telah mampu melakukan pemurnian benih untuk mendapatkan benih beras hitam sendiri. Inti dari pemurnian benih adalah isolasi dari varietas lain. Caranya yaitu dengan menutup plastik petak sawah yang akan dijadikan tempat pemurnian benih. Kemudian diambil tanaman yang tengah, dipilih tanaman dengan malai terpanjang dan daun bendera yang paling dekat dengan malai. Jika terjadi kemunculan varietas lain kemudian dibuang. Isolasi ini dilakukan sampai semua seragam yaitu butuh 5-6 kali. Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Internal Identifikasi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing lingkungan internal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11 Identifikasi faktor strategis internal Asosiasi Tani Organik Sawangan 1.
Lingkungan internal Produksi
1. 2. 3.
2.
Pemasaran
4.
3. 4.
Keuangan Manajemen
5.
Kekuatan Tersedia Rice Milling Unit (RMU) Telah menerapkan pertanian organik Produk bersertifikat organic Produk menawarkan banyak manfaat kesehatan dan ramah lingkungan Pelatihan anggota
1.
Kelemahan Luas tanam padi beras hitam semakin berkurang
2. 3.
Promosi belum maksimal Kemasan masih sederhana
4. 5.
Ketersediaan modal terbatas Pengurus belum konsisten menjalankan tugasnya Kemampuan administrasi rendah
6. 5.
Penelitian dan 6. pengembangan Sumber : data primer, 2016 (diolah)
Dapat melakukan pemurnian benih sendiri
Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal merupakan proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang akan menjadi peluang dan ancaman bagi Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam mengembangkan beras hitam. Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada diluar dari Asosiasi
38
Tani Organik Sawangan sehingga asosiasi ini cenderung tidak memiliki kendali atas lingkungan tersebut. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan industri. Dimana untuk lingkungan makro diliat dari aspek ekonomi, aspek sosial, budaya, demografi dan lingkungan, aspek politik, pemerintah dan hukum, aspek teknologi. Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan lingkungan diluar asosiasi baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi usaha Asosiasi Tani Organik Sawangan. Adapun lingkungan makro yang dapat mempengaruhi pengembangan usaha suatu organisasi adalah aspek ekonomi, aspek sosial, budaya, demografi dan lingkungan, aspek politik, pemerintah dan hukum, serta aspek teknologi. Keadaan ekonomi Bahan pangan warna hitam semakin marak dipromosikan oleh industri pengolahan makanan dan minuman, tidak hanya di Asia tapi juga di dunia Barat. Beras hitam di Korea sudah secara tradisional di nilai memiliki khasiat kesehatan yang khas (Dispertan Prov Jabar 2008). Saat ini industri olahan pangan di Indonesia mulai diramekan dengan adanya olahan beras hitam yang mulai bermunculan. Tidak mudah untuk memasarkan beras hitam karena belum banyak yang mengetahui adanya beras hitam dan khasiatnya. Selain itu rasanya yang agak pera jika dimakan dalam bentuk nasi membuat sebagian orang enggan untuk mengonsumsinya. Namun saat ini sudah bermunculan olahan dari beras hitam seperti wedang beras hitam, tepung beras hitam, makanan pendukung asi beras hitam untuk bayi, biscuit bayi, sereal beras hitam dan lain-lain. Olahan dari beras hitam ini dapat menjadi sarana pengenalan kepada masyarakat akan keberadaan beras hitam serta khasiat yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat menjadi peluang tersendiri bagi Asosiasi TOS sebagai alternatif dalam memasarkan beras hitam. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam perekonomian. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Bank digunakan sebagai sumber pembiayaan kegiatan perekonomian, termasuk untuk sektor pertanian. Bagi bank yang sudah cukup lama menggeluti sektor pertanian, seperti BRI yang memiliki jaringan hingga pelosok kecamatan (bank unit desa), pengetahuan pengelola terhadap sektor pertanian cukup baik. Faktor inilah yang menjadikan BRI masih menjadi leader dalam penyaluran kredit di sektor pertanian dan pedesaan. BRI memiliki program yang disebut dengan KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) yang merupakan kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan program ketahanan pangan dan program pengembangan tanaman bahan baku bahan bakar nabati. Ada beberapa objek yang dapat dibiayai melalui program ini dan salah satunya adalah padi. Sasaran penerima KKP-E adalah: (1). Petani yang tergabung dalam kelompok tani/kelompok usaha bersama/kelompok; (2). Petani sebagai anggota koperasi; (3). Koperasi primer dalam rangka pengadaan pangan. Fitur KKP-E
39
antara lain (1). Limit kredit maksimal Rp. 100 juta; (2). Jangka waktu kredit modal kerja sesuai siklus usaha dan tidak dapat diperpanjang dan jangka waktu kredit investasi sesuai siklus usaha dan maksimum 5 tahun; (3). Suku bunga lebih ringan dari kredit umum karena mendapat subsidi dari pemerintah. Keuntungan KKP-E ini antara lain: (1). Kredit dapat diberikan kepada petani, (2). Penyaluran dapat dilakukan secara langsung maupun melalui kelompok, (3). Suku bunga bersaing, mendapat bantuan subsidi pemerintah. Dalam pelaksanaan KKP-E ini, pemerintah memberi subsidi bunga pada penyaluran Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). Subsidi bunga adalah bagian bunga yang menjadi beban pemerintah sebesar selisih antara tingkat bunga KKP-E yang berlaku dengan tingkat bunga yang dibebankan kepada peserta KKPE. Tingkat bunga yang menjadi beban peserta KKP-E ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan usul menteri teknis dan pendapat Komite Kebijakan atas hasil kajian Komite Teknis. Permintaan pembayaran subsidi bunga KKP-E diajukan oleh bank pelaksana kepada Menkeu u/p Dirjen Perbendaharaan. Jika disetujui, subsidi bunga itu akan dibayarkan setiap 3 bulan sekali. Pemerintah hanya akan memberikan subsidi bunga selama masa jangka waktu KKP-E, tidak termasuk perpanjangan waktu pinjaman. Plafon individual KKP-E untuk petani paling tinggi Rp 25 juta sedangkan untuk koperasi dalam rangka pengadaan pangan (gabah, jagung dan kedelai) ditetapkan paling tinggi Rp 500 juta. Jangka waktu KKP-E ditetapkan oleh bank pelaksana berdasar siklus tanam atau siklus usaha namun ditetapkan paling lama 5 tahun. Resiko KKP-E ditanggung oleh bank pelaksana, tetapi sebagian resiko KKP-E tertentu yang ditetapkan pemerintah dapat dijaminkan oleh bank pelaksana dengan membayar premi kepada lembaga penjamin yang didukung oleh pemerintah. Jangka waktu KKP-E ditetapkan oleh bank pelaksana berdasarkan siklus tanam atau siklus usaha, paling lama lima tahun. Bank pelaksana KKP-E tidak mengenakan provisi kredit dan biaya komitmen kepada peserta KKP-E. Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan Kondisi sosial, budaya, demografi, dan lingkungan yang terdiri dari sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan dapat berubah-ubah dan memiliki pengaruh besar terhadap sebuah produk, jasa , pasar dan pelanggan. Indonesia yang sebagian besar penduduknya menjadikan beras sebagai bahan pangan utama memiliki budaya “belum makan jika belum mengkonsumsi nasi”. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan konsumsi nasi tertinggi. Padahal jika ditinjau dari segi kesehatan konsumsi beras secara berlebihan dapat mengakibatkan diabetes. WHO mengungkapkan diabetes merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan 70% diabetes disebabkan oleh konsumsi beras yang terlalu banyak (BKPD 2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa proporsi diabetes mellitus pada tahun 2013 meningkat hampir dua kali lipat jika dibanding tahun 2007, dapat dilihat pada Gambar 11 Proporsi penderita diabetes mellitus meningkat seiring meningkatnya usia, bahkan ada konsekuensi dari penyakit diabetes antara lain meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke, kerusakan syaraf pada kaki, diabetes merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal, adanya resiko kematian penderita diabetes dan kali lipat dibanding bukan penderita diabetes.
40
Gambar 11 Proporsi diabetes militus pada penduduk usia 15 tahun hasil wawancara di Indonsia tahun 2007 dan 2013 Sumber : BKPD (2014)
Beras hitam dapat dikonsumsi sebagai pangan fungsional karena secara alami mengandung senyawa-senyawa yang mempunyai fungsi fisiologis yang bermanfaat bagi kesehatan. Beras hitam mempunyai indeks glikemik yang lebih rendah dari beras putih. Indeks glikemik beras hitam sekitar 42,3± 9,0 sedangkan beras putih memiliki indeks glikemik sebesar 82,3 ± 3,1. Beras hitam termasuk dalam kelompok makanan dengan indeks glikemik rendah (indeks glikemik <55) dan beras putih termasuk dalam kelompok makanan dengan indeks glikemik tinggi (indeks glikemik >75). Mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah akan memperlama rasa kenyang dan mampu menjaga kestabilan kadar gula dalam darah. Beras hitam sangat bermanfaat bagi penderita diabetes, terutama berhubungan dengan kemampuannya dalam hal meningkatkan metabolisme. Hal ini berarti dengan mengkonsumsi beras hitam dapat meningkatkan penggunaan gula sebagai energi sehingga pelepasan gula ke dalam aliran darah dapat dicegah secara efektif. Warna hitam pada beras hitam adalah zat warna antosianin yang merupakan pigmen tanaman dan merupakan komponen flovanoid yaitu turunan polifenol pada tumbuhan yang memiliki kemampuan antioksidan dan anti kanker. Selain berfungsi sebagai antioksidan, kegunaan lain dari flavonoid adalah meningkatkan air susu ibu. Beras hitam mengandung asam folat lebih tinggi dibanding beras putih. Hal ini juga membuat beras hitam unggul dalam memperlambat proses berkurangnya daya ingat dan dapat menyingkirkan sumbatan pembuluh darah pemicu serangan stroke dan jantung coroner (BPTP 2010). Selain itu, beras hitam juga mengandung serat yang sangat tinggi sangat baik untuk pencernaan sehingga dapat mencegah sembelit. Kandungan serat yang tinggi juga dapat membuat lebih cepat kenyang dan tidak mudah lapar sehingga cocok untuk pola diet. Oleh karena itu beras hitam banyak dikonsumsi karena alasan kesehatan. Beras hitam banyak dikonsumsi untuk alasan kesehatan, oleh karena itu pembudidayaannya harus dilakukan secara organik. Lingkungan sangat mempengaruhi untuk budidaya organik dan pada umumnya ditanam di daerah yang memiliki udara dingin. Kecamatan Sawangan terletak pada ketinggian 450 m dpl – 1.400 m dpl dan mempunyai kelembaban antara 85 – 95 dengan suhu antar 16-26 oC. Lingkungannya pun mendukung untuk melakukan pertanian organik, wilayah Kabupaten Magelang secara topografi merupakan daratan tinggi yang berbentuk menyerupai cawan karena dikelilingi oleh lima gunung yaitu Gunung
41
Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh. Kondisi ini menjadikan sebagian besar wilayah kabupaten Magelang merupakan daerah tangkapan air sehingga menjadikan tanaknya subur karena berlimpah sumber air. Di Kecamatan Sawangan mempunyai persediaan air yang banyak dan murni dari daerah pegunungan karena pada wilayah ini terdapat dua mata air yaitu Tuk Maren dan Tuk Mandal serta sungai Pabelan yang menjadi andalan untuk pengairan sawah. Selain lingkungan yang mendukung untuk menanam beras hitam, petani memiliki masalah dengan lingkungan yaitu adanya hama burung yang masih sulit untuk dikendalikan. Kabupaten Magelang merupakan daerah dengan daya tarik wisata yang luar biasa. Tempat wisata di Kabupaten Magelang terdiri dari wisata alam, wisata religi, wisata budaya dan desa wisata. Tempat wisata di Kabupaten Magelang yang popular hingga ke mancanegara adalah Candi Borobudur dan tempat wisata yang lain adalah Air Terjun Sekar Langit, Curug Silawe, Telaga Bleder. Di Kecamatan Sawangan sendiri memiliki kawasan wisata yaitu Ketep Pass, tempat wisata ini merupakan gardu pandang yang menawarkan wisata alam berupa pemandangan gunung yang mengelilingi Kabupaten Magelang dan terdapat Museum Vulcanologi, air terjun Kedungkayang dan bumi perkemahan yang keduanya berada di Desa Wonolelo (Disbudpar 2015). Banyaknya kawasan wisata yang dimiliki mendukung semakin banyaknya para wisatawan baik domestik maupun internasional. Kekuatan politik, pemerintah dan hukum Faktor pemerintah dapat menjadi peluang atau ancaman utama untuk perusahaan kecil maupun besar. Berdasarkan rencana Strategi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014-2019, program kerja dari Dinas Pertanian Kabupaten Magelang yang dapat mendukung pengembangan beras hitam pada Asosiasi Tnai Organik Sawangan antara lain : 1. Program kelembagaan tani, melalui kegitan pembinaan kelembagaan tani 2. Program peningkatan pemasaran hasil produksi, melalui kegiatan promosi produk unggulan 3. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian, melalui kegiatan pengadaan sarana prasarana laboratoriun pertanian, aplikasi teknologi pasca panen, pengadaan alat pertanian 4. Program peningkatan produksi pertanian, melalui kegiatan pengendalian hama penyakit pada tanaman padi, sertifikat pangan organik, operasi pengembangan unit unggul hartikultura dan tanaman pangan, pengembangan benih pagi unggul. Kekuatan teknologi Perubahan dan penemuan teknologi memiliki dampak besar terhadap organisasi. Teknologi yang terus berkembang membuat penyebaran informasi dapat berkembang cepat dan membawa dampak cukup positif pada perkembangan usaha. Bahkan di era masa kini, perusahaan yang ingin maju harus mampu mengadopsi teknologi terkini untuk mengembangkan bisnisnya. Jika tidak perusahaan ini akan kesulitan dalam persaingan dan menghadapi pelanggan yang semakin mengenal dan menggunakan teknologi tersebut. Penggunaan teknologi ini dapat menjadi peluang besar yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan
42
pemasaran. Pemasaran dengan menggunakan internet ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas yaitu dapat membantu mendapatkan pelanggan dari segala tempat. Tidak hanya mempermudah dalam bertransaksi, internet ini dapat membantu mendapatkan customer lebih mudah. Toko online saat ini sudah sangat canggih, misalnya adanya aplikasi mobile yang mudah untuk diakses. Pembuatan website atau mengembangkan toko online ini dapat membuat usaha lebih dikenal. Dan yang tidak kalah penting adalah tampilan toko online harus menarik, peraturan dalam bertransaksi harus dijelaskan dan meninggalkan contact agar mudah untuk dihubungi. Namun Asosiasi TOS belum bisa memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk menunjang pemasaran, hal ini dikarenakan sumberdaya manusia yang belum dapat menggunakan aplikasi yang sudah berkembang saat ini. Menurut Husodo (2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa banyak pengusaha agribisnis yang menggunakan fasilitas internet, hal ini menunjukkan para pengusaha tersebut dapat menangkap peluang pemasaran melalui cara on line. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat yaitu 3-4 jam per hari waktu yang dianggap cukup untuk melakuka promosi melalui internet. Sebanyak 44% responden menggunakan waktu 3jam per hari, 33 % menggunakan waktu 4jam perhari. Media promosi online yang ada cukup beragam dalam penelitian Husodo (2013) sebanyak 56 % responden lebih suka menggunakan email, kemudian disusul situs belanja online, blog, search engine dan media lainnya. Lingkungan industri (kekuatan kompetitif) Sebuah organisasi bekerja dalam suatu lingkungan kompetitif, lingkungan kompetitif meliputi organisasi-organisai yang berinteraksi dengan organisasi lainnya. Lingkungan kompetitif termasuk persaingan antara para pesaing yang ada, ancaman dari para pendatang baru, ancaman dari barang substitusi, kekuasaan pemasok, dan kekuasaan konsumen 1) Potensi pengembangan produk substitusi Barang substitusi adalah barang yang dapat menggantikan fungsi atau kegunaan barang lain secara sempurna, artinya bila tidak ada barang yang satu maka dapat digantikan dengan barang yang lainnya. Produsen akan bersaing ketat dengan produsen produk pengganti, tekanan persaingan akibat adanya produk substitusi akan semakin bertambah ketika harga produk substitusi harganya relative lebih rendah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Kandungan gizi pada beras merah hampir sama dengan beras hitam. Beras merah dapat digunakan untuk menggantikan beras hitam. Namun kandungan gizi yang dimiliki beras hitam lebih baik dari pada beras merah. Beras merah dan beras hitam sama-sama rendah lemak dan merupakan sumber karbohidrat yang baik dan sehat. Beras hitam mengandung kalori yang lebih rendah dan merupakan sumber serat yang lebih baik. Sebanyak 76 gram beras hitam mengandung 200 kalori. Sedangkan beras merah mengandung 226 kalori. Beras hitam memiliki kandungan serat yang lebih tinggi serta sumber protein yang lebih baik dari beras merah. Sebanyak 76 gram beras hitam mengandung 43 gram karbohidrat, 3 gram serat, 6 gram protein dan 2 gram lemak. Sedangkan beras merah mengandung karbohidrat sebanyak 47 gram, serat 2 gram, protein 5 gram dan lemak 2 gram. Mineral dari dua jenis beras ini sama namun beras hitam merupakan sumber zat besi yang lebih baik karena dapat memenuhi hingga 6 persen dari kebutuhan sehati-hari sedangkan beras merah hanya 5 persen. Beras hitam mengandung antosianin yang
43
jumlahnya lebih dari buah blueberry. Meskipun beras merah bukan sumber antosianin terbaik, namun beras hitam mengandung vitamin E yang tinggi sehingga dapat berperan sebagai antioksidan. 2) Daya tawar pemasok Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan suatu industri, khususnya ketika terdapat banyak pemasok atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah yang bagus atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi. Namun untuk Asosiasi TOS sendiri sumber-sumber sarana produksi seperti benih, pupuk, pestisida, mesin, dan peralatan pertanian dimiliki sendiri. Berarti dalam mengembangkan beras hitam ini Asosiasi TOS tidak bergantung pada pemasok karena dapat dipenuhi secara mandiri. Pupuk dan pestisida organik telah mampu dibuat sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan yang diperoleh dari lingkungan sekitar. 3) Daya tawar konsumen Kekuatan tawar menawar pembeli dipengaruhi oleh jumlah konsumen besar atau pembeli terkonsentrasi, pembeli membeli dalam jumlah yang banyak, produk yang dibeli standar atau tidak terdifferensiasi, produk merupakan komponen yang penting dan biaya yang cukup besar bagi pembeli, pembeli menerima laba yang rendah, kemampuan pembeli untuk melakukan integrasi balik dan pembeli mempunyai informasi yang lengkap. Harga jual beras hitam pada Asosiassi TOS terbentuk dari kesepakatan antara pihak asosiasi dan distributor. Kedua belah pihak mempunyai kekuatan yang sama dalam menentukan harga. 4) Potensi masuknya pesaing sejenis Pendatang baru akan bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Jika perusahaan baru dapat dengan mudah memasuki suatu industri maka intensitas persaingan antar perusahaan akan meningkat. Mudah atau tidaknya perusahaan baru untuk memasuki suatu industri yaitu tergantung dari hambatan yang ada. Hambatan bagi masuknya perusahaan baru antara lain : a. Skala ekonomi Skala ekonomis memaksa pendatang baru harus memikul biaya tinggi terutama dalam produksi, riset, pemasaran, dan layanan serta distribusi. Dalam mengusahakan beras hitam dapat dikembangkan dengan skala kecil dengan pasar rumah tangga atau kosumen akhir yang permintaannya cenderung dalam jumlah kecil akan dapat terpenuhi. Namun jika bersaing dalam pangsa pasar yang lebih luas, pengusahaan dengan skala kecil akan kalah bersaing dengan pengusaha beras hitam dengan skala besar. Pendatang baru dengan skala ekonomi lebih kecil akan mengeluarkan biaya untuk setiap unitnya dalam jumlah yang lebih besar sehingga keuntungan yang diperoleh cenderung lebih sedikit. b. Differensiasi produk Diferensiasi produk secara umum merupakan pembedaan suatu produk dengan produk lainnya. Diferensiasi produk ini dilakukan agar konsumen dapat memilih produk yang diinginkan. Diferensiasi produk dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain merek. Asosiasi TOS sudah memiliki merek dagang pada produk beras hitamnnya, dalam kemasannya pun sudah berlebel organik. Namun untuk kemasannya produk beras hitam dari Asosiasi TOS masih tergolong kurang menarik karena hanya dikemas dalam plastik jika dibandingkan dengan produk yang dimiliki oleh kelompok tani yang lainnya. Seperti kemasan pada beras hitam pada kelompok tani di Karanganyar.
44
Gambar 12 Kemasan produk beras hitam kelompok tani di Karanganyar Produk beras hitam memang mimiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis beras lainnya karena beras hitam dikenal sebagai beras obat yang mampu mencegah berbagai penyakit, menawarkan banyak manfaat kesehatan serta ramah lingkungan. Namun untuk membedakan dengan produk beras hitam dari produsen lain diperlukan nama jual serta kemasan yang menarik. Untuk itu differensiasi produk ini dapat menjadi hambatan bagi masuknya pendatang baru. c. Kebutuhan modal Kebutuhan modal yang cukup besar juga merupakan hambatan, karena ada beberapa modal yang tidak kembali seperti iklan rintisan, riset pengembangan. Namun untuk memulai usaha beras hitam ini tidak diperlukan riset terlebih dahulu karena budidaya beras hitam sama dengan beras jenis lainnya. Kebutuhan produksi dapat dipenuhi sendiri karena dibudidayakan secara organik, mulai dari benih beras hitam, pupuk sampai pestisida dapat dibuat sendiri oleh anggota Asosiasi TOS. Hanya saja ketersediaan modal Asosiasi TOS untuk membeli beras dari petani dalam jumlah yang sangat besar masih belum bisa tercover. d. Akses ke saluran distribusi Akses ke saluran distribusi dari perusahaan yang mapan merupakan hambatan bagi pendatang baru. Oleh karena itu diperluakan usaha yang keras dan modal yang cukup besar untuk dapat mengamankan distribusinya. Beras hitam memiliki target pasar yang khusus karena beras ini biasanya dikonsumsi karena alasan kesehatan. Selain itu beras hitam belum banyak dikenal masyarakat, tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membentuk saluran distribusi baru. 5) Persaingan antar perusahaan saingan Intensitas persaingan antarperusahaan saingan cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah. Beras hitam mulai banyak dikembangkan di beberapa daerah antara lain (Sleman, Bantul) Yogyakarta, Karanganyar, Brebes, Tasikmalaya, Nusa Tenggara Timur, Sragen, Wonosobo, Banjarnegara, Tana Toraja. Beras hitam mempunyai daya tarik tersendiri untuk diusahakan, antara lain karena harganya yang tinggi sehingga mampu mendatangkan keuntungan yang besar, sebagai pangan fungsional beras hitam mulai banyak dilirik oleh masyarakat, dan di daerah Tana Toraja beras hitam ini dugunakan sebagai salah satu menu dalam ritual Rambu Tuka’ sebagai penghargaan kepada tamu bahkan dikalangan bangsawan sering dikatakan acara tidak lengkap tanpa ada beras
45
hitam. Ada beberapa kecamatan di Kabupaten Magelang yang mulai mengusahakan beras hitam seperti Kecamatan Bandongan, Kecamatan Kaliangkrik dan kecamatan Muntilan. Tabel 12 Identifikasi faktor strategis eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan Lingkungan eksternal 1. Ekonomi
1.
2.
2. 3.
Sosial, budaya, demografi, lingkungan
4. 5.
3.
4.
Politik, pemerintahan hokum Teknologi
5.
Kompetitif
6. dan 7.
Peluang Industri pengolahan beras hitam mulai berkembang Program kredit dari bank Gaya hidup sehat dikalangan 1. masyarakat Lingkungan yang mendukung pertanian organik Kab. Magelang memiliki daya tarik wisata 2. Adanya dukungan dari Dinas Pertanian Adanya teknologi (internet)
Ancaman
Pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas Adanya hama burung
informasi 3.
Persaingan dalam industri semakin tinggi
Sumber : data primer, 2016 (diolah)
Komponen SWOT Strategi pengembangan usaha beras hitam disusun berdasarkan hasil identifikasi terhadap lingkungan internal dan eksternal yaitu berupa factor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Identifikasi lingkungan internal dan eksternal diperoleh dari hasil wawancara dengan responden internal dan eksternal serta hasil observasi lapang dan studi literatur. Berikut uraian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Asosiasi TOS. Kekuatan (Strenght) Berdasarkan identifikasi terhadap lingkungan internal, terdapat 6 kekuatan yang dimiliki Asosiasi TOS yaitu : 1. Tersedia RMU (Rice Milling Unit) Asosiasi Tani Organik Sawangan memiliki alat-alat pertanian sebagai penunjang dalam melakukan produksi beras hitam antara lain traktor, rice transplanter (penanam padi), harvester (alat panen padi), power tressher (perontok padi), Rice Milling Unit (RMU) atau mesin penggiling padi, bangunan gudang dan sekretariat. RMU menjadi penting bagi produsen padi organik karena dapat menjamin produknya tidak tercampur dengan padi nonorganik. RMU ini merupakan bantuan dari Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementrian Pertanian. Mesin-mesin yang dimiliki Asosiasi TOS dapat diakses oleh semua anggota untuk keperluan produksinya. Dengan alat-alat ini tentunya sangat membantu dan mempermudah anggota dalam produksi beras hitam. Alat-alat tersebut belum dimiliki oleh petani di daerah lain.
46
Gambar 13 RMU (Rice Milling Unit) milik Asosiasi Tani Organik Sawangan 2. Telah menerapkan pertanian organik Asosiasi TOS menerapkan pola budidaya organik, cara budidaya ini memberikan keuntungan tersendiri untuk menanam beras hitam. Seperti hasil penelitian Hadi dan Sarwono (2013) bahwa penggunaan pupuk kandang dan pestisida organik berpengaruh nyata pada pertumbuhan dan hasil padi beras hitam. Perlakuan macam pupuk kandang berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, berat segar brangkasan, jumlah gabah isi permalai, gabah kering panen per-rumpun, dan berat gabah kering giling per-petak. Sedangkan perlakuan macam pestisida organik berpengaruh nyata pada jumlah gabah hampa per malai. 3. Dapat melakukan pemurnian benih Kemampuan Asosiasi TOS untuk pemurniaan benih ini menjadi kekuatan tersendiri bagi TOS. Karena dengan pemurniaan ini TOS tidak perlu mencari benih dari luar dan varietas beras hitam di Kabupaten Magelang ini dapat dilestarikan keberadaannya. Benih beras hitam ini diperoleh dari sesama anggota TOS. 4. Produk bersertifikat organik Lahan berasertifikat organik menjadikan jaminan bahwa produk beras hitam di Sawangan ini merupakan produk organik. Hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi asosiasi dengan adanya sertifikat ini, karena dalam setiap melakukan transaksi pasti pembeli akan bertanya mengenai produk yang telah disertifikasi. Hal ini menjadi penting mengingat produk beras hitam ini merupakan produk yang dikonsumsi karena alasan kesehatan, jadi sangat penting bagi konsumen untuk mendapat jaminan bahwa produknya merupakan produk sehat.
Gambar 14 Sertifikat organik Asosiasi Tani Organik Sawangan
47
5. Produk menawarkan banyak manfaat kesehatan dan ramah lingkungan Saat ini pangan fungsional mendapat sorotan tersendiri bagi masyarakat seiring semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Masyarakat mulai menilai bahwa kebutuhan masyarakat akan makanan tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi juga berkontribusi untuk kesehatan terutama untuk masyarakat yang berpendidikan tinggi dan masyarakat menengah keatas. Berdasarkan BBPTP (2010), beras hitam memiliki berbagai manfaat kesehatan yaitu : 1. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit 2. Memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirosis) 3. Mencegah gangguan fungsi ginjal 4. Mencegah kanker/tumor 5. Memperlambat penuaan 6. Sebagai antioksidan 7. Membersihkan kolesterol dalam darah 8. Mencegah anemia Antioksidan antosiasis dapat mengurangi kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL), atau kolesterol jahat dalam darah dan dapat membantu memerangi penyakit jantung. Selain itu beras hitam mengandung zat besi sebesar 15,52 ppm, jauh lebih tinggi disbanding varietas IR 64, Ciherang, Cisadane, Sintanur, Pandanwangi, dan Batang Gadis. Tingginya zat besi menjadikan beras hitam sangat baik untuk dikonsumsi oleh penderita anemia (BBPTP 2010). Selain itu menurut Baitariza et al. (2014) mikroemulsi ekstrak beras hitam dapat menurunkan rata-rata level kerut wajah sebesar 44,46%. 6. Adanya pelatihan untuk anggotanya Pelatihan untuk anggota sangat penting guna meningkatkan keterampilan anggota terutama dalam menerapkan pertanian organik. pelatihan yang didapat antara lain dari SEACON (Southest Asian for Food and Security & Fair Trade) yaitu training SAFSeN (Sustainable Agriculture, Food Security And Nutrition), NOSC (Nusantara Organik SRI Center) dan dari Romo Nangsir. Untuk pelatihan SAFSeN diadakan pada tanggal 13-14 Agustus 2014 yaitu organizational training dan field training. SAFSeN merupakan platform baru untuk pertanian yang memiliki fasilitas multi bahasa yang dapat dimanfaatkan petani untuk mengakses informasi lebih luas lagi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia tenggara. Dengan adanya SAFSeN diharapkan petani dapat membangun jaringan dengan petani di Asia Tenggara. Untuk pelatihan dari NOSC yaitu pelatihan untuk menerapkan metode SRI (System Rice Intensification). Dan pelatihan dari Romo Nangsri merupakan pelatihan penerapan pertanian organik.
Gambar 15 Training SAFSeN
48
Kelemahan (Weakness) 1. Luas tanam padi beras hitam semakin berkurang Saat ini tidak semua anggota TOS menanam beras hitam. petani anggota yang mau menanam beras hitam semakin berkurang. Alasan petani enggan untuk menanam beras hitam anatara lain karena masa tanam yang lebih lama, produktivitas yang lebih rendah serta pasar yang belum pasti untuk TOS. Oleh karena itu anggota TOS lebih memilih menanam varietas mentik susu wangi. Selain itu adanya pelanggaran perjanjian oleh pihak distributor yang secara sepihak menurunkan harga membuat perjanjian terhenti dan petani menjadi trauma untuk menanam kembali beras hitam. Selain itu umur yang panjang, habitus tanaman tinggi, rasa kurang enak dan potensi relative rendah hanya 3ton/ha. Luas tanam padi beras hitam yang awalnya mencapai 50 Ha saat ini hanya 10 Ha. Jika luas tanam beras hitam terus berkurang, akan berdampak pada jumlah produksi beras hitam asosiasi. Selain itu akan berpengaruh pada pelestarian varietas beras hitam asli Magelang jika tidak ada yang mau menanam beras hitam. 2. Promosi belum maksimal Beras hitam merupakan pangan fungsional yang belum banyak dikenal masyarakat. Padahal beras hitam memiliki manfaat yang sangat banyak untuk mencegah penyakit maupun membantu dalam proses penyembuhan penyakit. Oleh karena itu dibutuhkan promosi yang lebih untuk memperkenalkan beras hitam kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mulai mengonsumsi beras hitam. Promosi yag dilakukan masih sangat sederhana yaitu melalui brosur pada saat mengikuti pameran saja. Belum ada upaya lebih untuk mempromosikan beras hitam. 3. Kemasan masih sederhana Kemasan menjadi hal yang penting untuk menarik konsumen, apalagi untuk produk organik seperti beras hitam ini dibutuhkan packing khusus agar tidak cepat diserang kutu beras, misalnya seperti difacum. Saat ini kemasan produk Asosiasi masih sangat sederhana hanya dikemas dalam plastik dan diberi stiker berlebel Asosiasi TOS.
Gambar 16 Kemasan produk beras hitam Asosiasi Tani Organik Sawangan
49
4. Ketersediaan modal terbatas Modal merupakan hal yang penting dalam membangun sebuah usaha. Saat ini Asosiasi TOS belum dapat membeli beras dari petani dalam jumlah yang besar karena adanya keterbatasan dana yang dimiliki. Modal juga diperluakan untuk memperbaiki kemasan serta biaya promosi, biaya untuk penelitian dan pengembangan produk olahan. Sedangkan koperasi yang dimilikipun sampai saat ini belum berjalan. 5. Pengorganisasian belum berjalan baik Asosiasi TOS sudah memiliki struktur organisasi yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan bagian pada kepengurusan ICS. Kepengurusan ICS ini menjadi salah satu ciri dari organisasi yang bergerak dalam pertanian organik. keberadaan ICS ini diharapkan dapat membantu dalam pemantauan kinerja organisasi dalam menjalankan usaha organiknya. ICS sendiri dibagi dalam beberapa bagian inspektor internal, komisi persetujuan dan bagian pembelian dan pemasaran hasil. Jika masing-masing posisi tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik tentunya Asosiasi TOS ini dapat berjalan dengan lebih baik. Sayangnya dari sekian banyak pengurus yang ada hanya ada beberapa orang saja yang bekerja untuk menjalankan pengorganisasian di TOS ini. Hal ini menjadi kelemahan bagi TOS yang dapat menghambat kemajuan usaha beras hitam. 6. Kemampuan administrasi rendah Kemampuan administrasi yang dimiliki oleh Asosiasi TOS masih rendah, hal ini dapat dilihat dari administrasi keuangan yang belum rapih, masih menggunakan alat tulis sederhana, belum menggunakan komputer dan belum disimpan dengan baik. Peluang (Opportunity) 1. Industri pengolahan beras hitam semakin berkembang Saat ini beras hitam tidak hanya dapat dikonsumsi dalam bentuk nasi. Industri pengolahan beras hitam mulai berkembang dengan mengolah beras hitam kedalam bentuk yang lain, seperti minuman instan, sereal, kerupuk, cookies, lulur dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja dapat menjadi peluang untuk petani beras hitam dalam memasarkan produknya atau mungkin dapat mengolahnya sendiri kedalam bentuk lain, sehingga bisa menambah nilai jual dari beras hitam. Atau bisa dikatakan sebagai modifikasi cara memasarkan beras hitam.
Kerupuk beras hitam (Rp24 000 / 200 gr)
Sereal beras hitam (Rp22 900 / 340 gr)
Blackrice cookies (Rp40 000 / 200 gr)
50
Lulur beras hitam Wedang beras hitam Konsentrat beras hitam (Rp75 000 / 250 ml) (Rp25 000 / 115 gr) (Rp15 000 / 150 gr) Gambar 17 Berbagai macam olahan beras hitam 2. Program kredit dari bank Adanya program kredit bagi petani tentunya dapat menjadi peluang untuk mengatasi masalah modal yang banyak dihadapi oleh petani. Tentunya peluang ini diikuti dengan berbagai persyaratan yang harus dapat dipenuhi oleh petani peminjam kredit dari bank. Untuk kredit KKPE ini dapat dipijnjam oleh petani, koperasi, serta mitra usaha yang berkaitan dengan bidang pertanian. 3. Gaya hidup sehat di kalangan masyarakat Peningkatan kesejahteraan penduduk telah mendorong terjadinya perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya berbagai ancaman penyakit degenerative. Kesadaran akan besarnya hubungan makanan dan kemumgkinan munculnya penyakit telah mengubah pandangan bahwa makanan bukan sekedar untuk mengenyangkan, tetapi juga untuk kesehatan. Gaya hidup sehat di kalangan masyarakat saat ini dapat menjadi peluang tersendiri bagi berkembangnya pangan fungsional. Selain itu alasan lainnya adalah tuntutan konsumen akan adanya makanan yang memiliki sifat lebih yaitu memiliki kandungan fungsional, pengalaman masyarakat mengenai alternative medicine, studi epidemiologi mengenai prevalensi penyakit tertentu yang ternyata dipengaruhi oleh kebiasaan makanan dan bahan yang dimakan oleh suatu populasi (Marsono 2008). Di Indonesia sendiri belum ada data tentang besarnya produksi dan perdagangan makanan fungsional. Tetapi, di pasar sudah mulai banyak ditawarkan minuman maupun makanan fungsional. Salah satunya produk olahan beras hitam seperti wedang beras hitam, makanan bayi dan lain sebagainya. Beras hitam pun banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai alternatif medicine seperti untuk penyakit diabetes dan jantung serta tidak jarang beras hitam dikonsumsi untuk proses penyembuhan. 4. Lingkungan yang mendukung pertanian organik Sebagai tanaman yang banyak manfaatnya bagi kesehatan, tentunya beras hitam lebih baik dibudidayakan secara organik. Berada di lingkungan yang mendukung untuk pertanian organik menjadi peluang tersendiri bagi Asosiasi TOS dalam mengambangkan beras hitam. Bahkan diyakini beras yang di produksi di Kecamatan Sawangan ini memiliki aroma khas yang hanya dapat ditemukan pada beras produksi di daerah ini saja.
51
5. Kabupaten Magelang mempunyai daya tarik wisata Tempat wisata dapat menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan asing maupun domestik untuk datang ke Kabupaten Magelang. Bahkan Magelang mempunyai daya Tarik wisata yang dikenal sampai manca Negara yaitu Candi Borobudur dan masih banyak lain tempat wisata di Kabupaten Magelang. Bahkan di daerah Sawangan terdapat tempat wisata yang cukup dikenal yaitu Ketep Pass. Seharusnya hal ini dapat dimanfaatkan oleh pengembang beras hitam untuk memperkenalkan beras hitam varietas lokal Magelang. Bahkan beras hitam berpotensi untuk menjadi produk ungulan mengingat keunikan yang dimiliki oleh produk beras hitam. Atau beras hitam dapat diolah menjadi tepung atau minuman kesehatan yang sudah mulai banyak di produksi sehingga produk beras hitam maupun turunannya dapat menjadi salah satu oleh-oleh khas Kabupaten Magelang. Potensi dari daya Tarik wisata di Kabupaten Magelang dapat terlihat dari pendapatan yang diperoleh dari objek wisata di Kabupaten Magelang yaitu Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon, Telaga Bleder, PAH Candi Umbul, Taman Rekreasi Mendut, Ketep Pass dan lainnya pada bulan Januari sampai Desember tahun 2014. Pendapatan dari bulan Februari sampai Agustus Berfluktuatif dengan tren meningkat bahkan pada bulan Desember pendapatan mencapai Rp15 265 804 845 seperti yang terlihat pada Gambar 18.
pendapatan
Rp20.000.000.000 Rp15.000.000.000 Rp10.000.000.000 Rp5.000.000.000 Rp1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
bulan
Gambar 18 Pendapatan objek wisata di Kabupaten Magelang 2014 Sumber : Disbudpar, 2015 (diolah)
6. Adanya dukungan dari Dinas Pertanian Berdasarkan Renstra (Rancangan Strategis) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014-2019 Kabupaten Magelang, ada beberapa program yang dapat mendukung pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan yaitu : 1. Program kelembagaan tani, melalui kegitan pembinaan kelembagaan tani 2. Program peningkatan pemasaran hasil produksi, melalui kegiatan promosi produk unggulan
52
3. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian, melalui kegiatan pengadaan sarana prasarana laboratoriun pertanian, aplikasi teknologi pasca panen, pengadaan alat pertanian 4. Program peningkatan produksi pertanian, melalui kegiatan pengendalian hama penyakit pada tanaman padi, sertifikat pangan organik, operasi pengembangan unit unggul hartikultura dan tanaman pangan, pengembangan benih pagi unggul. Ada beberapa bantuan yang sudah dapat dirasakan program dari pemerintah ini. Salah satu programnya dengan memberikan bantuan peralatan pertanian untuk menunjang kegiatan produksi. Asosiasi TOS sudah mendapatkan bantuan beberapa alat produksi pertanian seperti harvester, mesin perontok padi dan yang paling baru adalah RMU (Rice Milling Unit). Dengan alat-alat pertanian tersebut dapat menjadi sarana penunjang untuk produksi beras hitam. selain itu melalui Dinas Pertanian Asosiasi TOS dapat memperoleh pasar dengan cara mengikuti bazar-bazar yang diadakan oleh Dinas Pertanian. Dinas Pertanian juga membantu dalam proses sertifikasi organik. 7. Teknologi informasi Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat maju, terutama yang terkait dengan e-commerce. Tidak seperti dulu pasar harus bertemu secara fisik atau harus bertemu langsung. Saat ini dunia maya sangat membantu dalam memasarkan sebuah produk, bahkan dengan cara ini dapat menghemat biaya promosi. Banyak sosial media yang dapat dimanfaatkan untuk sarana promosi bahkan mudah untuk mengaksesnya dan masyarakat pun sudah familiar dengan social media atau aplikasi penjualan yang sudah banyak saat ini. Hal ini dapat menjadi peluang yang besar bagi Asosiasi TOS guna mempromosikan produk beras hitam yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Melalui media ini dapat juga diperkenalkan manfaat beras hitam bagi kesehatan. Sehingga cara ini cukup efektif untuk memperoleh pasar yang baru. Ancaman (Threat) Terdapat beberapa ancaman bagi usaha beras hitam, antara lain : 1. Pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas Beras hitam merupakan pangan yang belum popular, terbukti dari banyaknya orang yang belum mengetahui keberadan beras hitam apalagi manfaatnya bagi kesehatan. Hal ini menjadi ancaman tersediri bagi pengembangan beras hitam khususnya untuk memasarkan produk beras hitam ini. Masyarakat perlu diedukasi tentang besarnya manfaat beras hitam bagi kesehatan. 2. Adanya hama burung Saat ini burung menjadi musuh utama untuk padi beras hitam. Bahkan menurut ketua Asosiasi TOS jika tidak ditunggu ketika mulai masa panen petani dapat mengalami kerugian sampai 30%. Selain itu ketika berada dihamparan yang sama dengan jenis padi yang lain, burung akan lebih memilih memakan jenos padi beras hitam dari pada padi merah atau putih. 3. Persaingan industri semakin tinggi Usaha beras hitam mulai banyak dilirik oleh pengusaha beras, hal ini karena cara budidaya yang sama dengan jenis beras lainnya namun dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar. Ada beberapa kecamatan yang ikut mengusahakan beras hitam yaitu Kecamatan Bandongan, Kaliangkrik dan Muntilan. Hal ini
53
menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi, dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi ini dapat menjadi ancaman bagi Asosiasi TOS dalam mengembangkan usahanya. Pembobotan Faktor Analisis pendapat gabungan para responden menunjukkan pembobotan pada level faktor menghasilkan bobot tertinggi pada faktor kekuatan dengan nilai 0.445 kemudian diikuti oleh peluang, kelemahan, dan ancaman dengan masing-masing nilai 0.393, 0.083, 0.079 dengan nilai nilai inconsistency 0.00385. Hal ini menunjukan bahwa penilaian tersebut telah memenuhi syarat perbandingan berpasangan karena nilai batas maksimum inconsistency adalah 0,1. Kekuatan yang dimiliki Asosiasi TOS mempunyai bobot yang tertinggi, hal ini dikarenakan Asosiasi TOS memiliki potensi yang besar dalam mengembangakan beras hitam, Asosiasi TOS didukung oleh lingkungan yang mendukung untuk pertanian organik mengingat beras hitam lebih baik diproduksi secara organik, mempunyai RMU untuk pengolahannya, telah memiliki sertifikat organik. Dengan kekuatan yang dimiliki oleh Asosiasi TOS akan menjadi modal tersendiri dalam menghadapi persaingan yang ada. Pembobotan selanjutnya adalah pembobotan pada level subfaktor yang dilakukan dengan perbandingan berpasangan pada setiap subfaktor berdasarkan masing-masing kelompoknya dimana nilai inconsistency untuk faktor kekuatan sebesar 0.02. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian tersebut memenuhi syarat perbandinagn berpasangan. Yang termasuk dalam faktor kekuatan adalah memiliki RMU, menerapkan pertanian organik, produk bersertifikat organik, produk menawarkan banyak manfaat kesehatan, adanya pelatihan anggota, dapat melakukan pemurnian benih. Dari enam subfaktor tersebut, produk bersertifikat organik mempunyai nilai pembobotan tertinggi yaitu sebesar 0.277. Adanya sertifikat organik dapat menjadi jaminan bagi para konsumen bahwa produk yang dihasilkan telah diproduksi secara organik atau telah memiliki kriteria tertentu yang telah memenuhi standar organik. Untuk produk beras hitam adanya sertifikat organik ini menjadi penting karena sering dipertanyakan oleh calon pembeli baik konsumen langsung maupun distributor memingat produk ini dikonsumsi untuk alasan kesehatan. Menurut Djazuli (2014) bahwa manfaaat sertifikasi produk organik antara lain memberi jaminan produk produk organik, melindungi konsumen dari penipuan, menjamin praktek perdagangan yang lebih adil dan memberikan nilai tambah dan akses pasar. Kelompok selanjutnya yang akan dibobotkan adalah faktor kelemahan. Faktor kelemahan terdiri dari luas tanam padi beras hitam semakin berkurang, ketersediaan modal terbatas, promosi belum maksimal, kemasan masih sederhana, pengorganisasian belum berjalan baik, kemampuan administrasi rendah. Nilai inconsistency pada kelompok ini adalah 0.02, artinya penilaian tersebut sudah memenuhi syarat untuk perbandingan berpasangan. Penilaian yang dianggap penting oleh para responden untuk diminimalkan adalah luas tanam padi beras hitam semakin berkurang dengan nilai sebesar 0.375. Jika lahan tanaman padi beras hitam semakin berkurang tentu saja akan sangat berpengaruh pada proses pengembangan usaha beras hitam. Semakin berkurangnya luas tanam beras hitam ini dikarenakan petani enggan untuk menanam beras hitam. Ada beberapa hal yang menyebabkan petani enggan untuk menanam beras hitam yaitu para petani
54
merasa trauma karena pernah terjadi pelanggaran perjanjian dengan salah satu pihak distributor sehingga hasil produksi mereka tidak jadi dibeli oleh pihak distributor dan tidak mudah untuk membangun kembali kepercayaan petani untuk menanam beras hitam lagi. Tabel 13 Bobot prioritas faktor SWOT pengembangan usaha beras itam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan Faktor SWOT Kekuatan
Inconsistency
Sub faktor SWOT
0.02 Tersedia RMU (Rice Milling Unit) Menerapkan pertanian organic Produk bersertifikat organic Produk menawarkan banyak manfaat kesehatan Adanya pelatihan anggota Dapat melakukan pemurnian benih
Kelemahan
0.02 Luas lahan padi beras hitam semakin berkurang Promosi belum maksimal Kemasan masih sederhana Ketersediaan modal terbatas Pengorganisasian belum berjalan baik Kemampuan administrasi rendah
Peluang
0.03 Industri pengolahan mulai berkembang Adanya kredit dari bank Gaya hidup sehat dikalangan masyarakat Lingkungan mendukung untuk pertanian oraganik Kab Magelang mempunyai daya tarik wisata Adanya dukungan dari Dinas Pertanian Kemajuan teknologi
Ancaman
0.00146
Pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas Adanya hama burung Persaingan dalam industri beras hitam semakin tinggi Sumber = Data primer, 2016 (diolah)
Bobot global 0.445 0.119 0.060 0.124 0.089
Bobot lokal
0.025 0.029 0.083 0.031
0.055 0.064
0.009 0.008 0.017 0.011 0.006 0.393 0.059 0.040 0.099
0.113 0.101 0.207 0.136 0.067
0.089
0.226
0.025
0.064
0.041 0.039 0.079 0.038
0.105 0.100
0.032 0.009
0.403 0.114
0.267 0.136 0.277 0.201
0.375
0.151 0.102 0.251
0.483
Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang berpengaruh pada pengembangan usaha beras hitam yaitu faktor peluang dan ancaman. Faktor peluang dapat memberikan kondisi yang mmenguntungkan jika dapat dimanfaatkan oleh perusahaan atau organisasi. Faktor peluang yang dibobotkan yaitu industri pengolahan beras hitam semakin berkembang, adanya program kredit dari bank, gaya hidup sehat dikalangan masyarakat, lingkungan yang mendukung untuk pertanian organik, Kabupaten Magelang memiliki daya tarik wisata, adanya dukungan dari Dinas Pertanian, kemajuan teknologi informasi. Niali inconsistency pada kelompok ini adalah 0.03, artinya penilaian tersebut
55
sudah memenuhi syarat perbandingan berpasangan. Kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin meningkat menurut para responden menjadi faktor peluang yang paling tinggi yaitu bernilai 0.251. beras hitam dinilai sebangai pangan fungsional yang memiliki banyak manfaat kesehatan, hal ini menjadi alasan utama bagi konsumen untuk mengonsumsi beras hitam sehingga dapat menjadi peluang yang besar untuk produk beras hitam. Faktor eksternal lain yang akan dibobotkan adalah ancaman, nilai inconsistency yaitu 0.00146. Adapun faktor-faktor yang dibandingkan penilaiannya adalah pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas, adanya hama burung, serta persaingan dalam industri beras hitam semakin meningkat. Menurut para responden ancaman yang paling penting untuk dihindari adalah beras hitam belum banyak dikenal oleh masyarakat yaitu sebesar 0.432. Begitu banyak manfaat beras hitam bagi kesehatan, namun sayang sekali keberadaanya masih belum begitu diketahui oleh masyarakat. Hal ini menjadi ancaman paling besar yang harus diatasi agar semakin banyak orang yang mengonsumsi beras jenis ini dengan mengetahui begitu beras manfaat beras hitam bagi kesehatan. Alternatif Strategi Pengembangan Alternatif strategi disusun berdasarkan faktor-faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal yaitu peluag dan ancaman. Matriks SWOT menghasilkan alternatif strategi yang dikelompokkan menjadi empat strategi umum yaitu SO, ST, WO, dan WT. Berdasarkan analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 19. Strategi S-O (Strenghts-Opportunities) Alternatif strategi SO merupakan strategi yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kekuatan yang dimiliki Asosiasi TOS untuk dapat menfaatkan peluang yang ada. Strategi SO yang dapat dirumuskan adalah : 1. Membangun mitra kerja secara continue dalam pemasaran produk [SO1] Adanya gaya hidup sehat dikalangan masyarakat dan adanya dukungan dari Dinas Pertanian dapat menjadi peluang tersendiri bagi TOS untuk memasarkan produknya. Dalam melakukan pemasaran produknya TOS didukung dengan kekuatan yaitu tersedianya RMU yang dapat dijadikan jaminan bahwa produknya tidak akan bercampur dengan produk non organik karena pengguna RMU hanya anggota TOS. Selain itu TOS sudah menerapkan pertanian organik dan didukung dengan lingkungan untuk menerapkan pertanian organik, produknya juga sudah bersertifikat organik serta menawarkan banyak sekali manfaat kesehatan. Oleh karena itu strategi membangun mitra kerja yang continue dapat dijalankan dalam menjalankan pemasaran untuk menjamin pasar bagi hasil produksi beras hitam. 2. Memperluas jaringan pasar [SO2] Memperluas jaringan pemasaran dilakuakan untuk meningkatkan penjualan TOS yang cenderung menurun. Adanya peluang industri pengolahan yang semakin berkembang, gaya hidup sehat di kalangan masyarakat, Kabupaten Magelang yang memiliki daya tarik wisata, serta adanya dukungan Dinas Pertanian yang membantu dalam promosi beras hitam dapat dimanfaatkan TOS untuk memperluas jaringan pasarnya. Strategi ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki Asosiasi TOS yaitu tersedia Rice Milling
56
Unit (RMU) sebagai jaminan produk tidak akan tercampur dengan produk non organik, sudah menerapkan pertanian organik, produk bersertifikat organik sebagai jaminan produk organik untuk konsumen, produk menawarkan banyak manfaat kesehatan, dapat melakukan pemurnian benih sehingga jika terdapat permintaan dalam jumlah banyak dapat terjamin produksi beras hitam. Perluasan jaringan pasar ini dapat dilakukan melalui beberapa cara. Misalnya, dengan khasiat kesehatan yang luar biasa, beras hitam dapat ditawarkan ke rumah sakit-rumah sakit. Beras hitam biasanya juga dapat digunakan untuk proses pemulihan kesehatan. Selain itu dengan daya tarik wisata yang dimiliki, beras hitam bisa mulai dikenalkan sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Magelang. Industri pengolahan beras hitam yang semakin berkembang membuka peluang untuk mengolah beras hitam sehingga tidak hanya dijual dalam bentuk beras. Kekuatan (Strenght) Tersedia Rice Milling Unit (RMU) 2. Menerapkan pertanian organik 3. Produk bersertifikat organik 4. Produk menawarkan banyak manfaat kesehatan 5. Adanya pelatihan bagi anggotanya 6. Dapat melakukan pemurnian benih Strategi S-O [SO1] Membangun mitra kerja yang continue dalam pemasaran produk (S1,S2,S3,S4,O3,O4,O6) 1.
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
1.
2. 3.
Peluang (Opportunity) Industri pengolahan beras hitam semakin berkembang Program kredit dari bank Gaya hidup sehat dikalangan masyarakat Lingkungan yang mendukung untuk pertanian organik Kab Magelang memiliki daya tarik wisata Adanya dukungan dari Dinas Pertanian Kemajuan teknologi informasi Ancaman (Threath) Pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas Adanya hama burung Persaingan dalam industri semakin meningkat
[SO2] memperluas jaringan pasar (S1,S2,S3,S6,O1,O3,O5)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelemahan (Weakness) Luas tanam padi beras hitam semakin berkurang Promosi kurang maksimal Kemasan masih sederhana Ketersediaan modal terbatas Pengorganisasian belum berjalan baik Kemampuan administrasi rendah
Strategi W-O [WO1] memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan penjualan (W1,W2, O7) [WO2] Menguatkan kelembagaan Asosiasi TOS (W1, W5, W6, O6) [WO3] meningkatkan ketersediaan modal (W4, O2, O6)
Strategi S-T [ST1] Mengembangkan produk beras hitam dengan optimalisasi sumberdaya yang ada untuk memenangkan persaingan (S2,S3,S5,T3)
Strategi W-T [WT1] mengembangkan produk dengan penelitian dan pengembangan (W1, T2) [WT2] memperbaiki kemasan produk untuk meningkatkan dayasaing produk (W3, T1,T3)
Gambar 19 Matriks SWOT Asoaisai Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam
Strategi W-O (Weakness-Opportunities) Alternatif strategi WO merupakan strategi yang dirumuskan dengan melihat peluang untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki Asosiasi TOS. Strategi WO yang dapat dirumuskan adalah :
57
1. Memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan penjualan [WO1] Berkurangnya luas tanam padi beras hitam yang diakibatkan berkurangnya petani yang mau menanam beras hitam akibat menurunnya penjualan beras hitam di TOS serta promosi yang belum maksimal selama ini menjadi kelemahan yang harus diatasi. Hal ini dapat dilakuakan dengan memanfaatkan peluang yang ada yaitu kemajuan teknologi informasi. Selama ini TOS hanya melakukan promosi melalui pameran saja, adanya peluang teknologi informasi saat ini yang sudah sangat maju dan kemudahan untuk mengaksesnya dapat menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Asosiasi TOS dalam mengatasi masalah promosi yang belum maksimal serta keterbatasan modal untuk mempromosikannya. Dengan memanfaatkan banyak aplikasi sosial media pada internet dapat dengan mudah dan tidak memerlukan biaya yang banyak untuk mengaksesnya. Namun strategi ini harus didukung dengan SDM yang dapat mengakses aplikasi media sosial tersebut. Jika promosi yang dilakukan dapat menghasilkan pasar yang baru, maka jumlah petani yang menanam beras hitam dapat bertambah. 2. Menguatkan kelembagaan Asosiasi TOS [WO2] Luas tanam padi beras hitam yang semakin berkurang akibat berkurangnya jumlah petani yang menanam beras hitam dapat diatasi salah satu caranya dengan memotivasi anggota TOS agar mau menanam beras hitam. selain itu pengorganisasian yang belum berjalan baik dan kemampuan administrasi yang masih rendah menandakan manajemen TOS yang kurang baik sehingga diperluakan strategi menguatkan kelembagaan Asosiasi TOS. Strategi penguatan kelembagaan ini dapat dijalankan dengan memanfaatkan peluang adanya dukungan dari Dinas Pertanian dengan adanya pendampingan atau pelatihan manajemen untuk memperbaiki kinerja dari Asosiasi TOS. Asosiasi TOS perlu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan administrasi baik administrasi keuangan ataupun administrasi kegiatan bagi pengurus kelompok dan petani anggota. Selain itu setiap pengurus yang tercatat dalam struktur organisasi belum dapat menjalankan tugasnya masing-masing, sedangkan pembagian bidang-bidang pada kepengurusan sudah baik. Perbaikan sistem manajemen harus dibuat berdasarkan kesepakatan bersama agar pelaksanaannya dapat berjalan secara partisipasif. Untuk dapat meningkatkan partisipasi pengurus diperlukan pengendalian dan pemotivasian. Pengendalian dapat dilakukan dengan membuat aturan dan SOP secara tertulis terkait dengan proses produksi sampai dengan pemasaran serta dilengkapi dengan evalusai dan adanya punishment jika terjadi pelanggaran. Perbaikan manajemen ini memerlukan bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Magelang melalui pendampingan maupun pelatihan manajemen untuk memperbaiki kinerja asosiasi. 3. Meningkatkan ketersediaan modal dengan kredit [WO3] Dalam mengembangkan usaha beras hitam salah satu kendala yang dialami Asosiasi TOS adalah adanya kendala keterbatasan modal. Namun saat ini bank milik negara yang letaknya juga masih di wilayah Sawangan menawarkan kredit usaha pertanian. Selain itu adanya dukungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Magelang tidak menutup kemungkinan dapat membantu untuk memperoleh investor dalam mengembangkan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan.
58
Strategi S-T (Strenghts-Threats) Alternatif strategi ST merupakan strategi yang dirumuskan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki Asosiasi TOS untuk meminimalkan ancaman yang ada. Strategi ST yang dapat dirumuskan adalah : Mengembangkan produk beras hitam dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk memenangkan persaingan [ST] Persaingan industri yang semakin tinggi menuntut TOS harus dapat menerapkan teknik penjualan yang lebih bagus daripada yang sudah dijalankan saat ini. Teknik yang belum diterapkan oleh asosiasi untuk memenangkan persaingan seperti melakukan grading. Grading dapat dilakukan untuk menjaga kualitas dari beras hitam yang dijual. Beras hitam dengan grade yang baik dapat dipasarkan melalui distributor retailer, rumah sakit bahkan hotel-hotel dan beras hitam dengan grade yang kurang baik dapat dijual langsung ke konsumen akhir atau diolah menjadi produk turunannya agar produk beras hitam dapat memberikan nilai tambah. Selain itu memasarkan beras hitam dengan dicampur dengan jenis beras putih dan beras organik dapat dapat menjadi solusi agar beras hitam yang dijual dapat dibeli dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan hanya menjual beras hitam saja. Usaha yang dilakuakan TOS ini didukung dengan kekuatan yang dimiliki seperti sertifikat organik yang telah dimiliki serta manfaat kesehatan yang dimiliki beras hitam dapat mendukung pemasaran ke rumah sakit maupun hotel-hotel. Selain itu pelatihan yang telah dilakukan oleh anggota dalam mengelola produk beras hitam pasca panen dapat mendukung kegiatan grading ataupun membuat olahan beras hitam. Pelatihan pertanian organik pun dapat menjadi kekuatan bagi anggota dalam menerapkan pertanian organik, yang belum tentu didapat oleh pesaing yang produknya belum organik. Strategi W-T (Weakness-Threats) Alternatif strategi WT merupakan strategi yang dirumuskan untuk meminimalkan kekurangan dan menghindari ancaman yang dimiliki Asosiasi TOS. Strategi WT yang dapact dirumuskan adalah : 1. Mengembangkan produk beras hitam dengan penelitian dan pengembangan [WT1] Penelitian dan pengembangan yang perlu dilakuakan oleh Asosiasi TOS terkait dengan benih beras hitam yang memiliki masa tanam 120 hari sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dan bekerjasama dengan instansi pendidikan atau peneliti agar masa tanamnya dapat lebih pendek serat habitus tanaman yang tinggi mencapai 1 meter dapat dibuat lebih pendek. Tinggi tanaman beras hitam ini membuat tanaman padi beras hitam ini agak sulit pengendalian hama burung. Perlu dilakukan persilangan dengan varietas lain agar didapat kriteria tanaman yang diinginkan. 2. Memperbaiki kemasan produk untuk meningkatkan daya saing [WT2] Kemasan produk merupakan hal yang penting untuk mendukung penjualan. Selama ini kemasan produk beras hitam di Asosiasi TOS masih sederhana. Hanya dikemas dengan plastik kemudian ditempel stiker logo Asosiasi. Jika ingin menembus pasar yang lebih besar perlu di dukung dengan kemasan yang menarik. Beras hitam sendiri merupakan produk organik yang sangat mudah diserang kutu, hal ini bisa diatasi dengan kemasan vacum. Selain itu banyaknya masyarakat yang
59
belum mengetahui kandungan beras hitam, akan lebih mengedukasi masyarakat jika diberi keterangan kandungan gizi beras hitam serta cara untuk memasaknya. Serta diberi keterangan takaran dalam memasak, karena beras hitam ini lebih banyak membutuhkan air dalam memasak jika dibanding dengan beras putih karena hanya pecah kulit saja. Analisis Prioritas Strategi Prioritas strategi dilakukan pada delapan alternatif strategi yang telah didapatkan dari kombinasi SWOT. Pada tahap ini diberikan nilai pada setiap alternatif strategi untuk menentukan prioritas utama yang harus didahulukan. Dari hasil perbandingan berpasangan diperoleh overall inconsistency bernilai 0.02 dan prioritas pertama adalah membangun mitra kerja secara continue dengan nilai sebesar 0.326. Prioritas ke dua adalah menguatkan kelembagaan Asosiasi TOS 0.163. Prioritas ketiga adalah memperluas jaringan pasar dengan nilai sebesar 0.148. Prioritas keempat adalah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan 0.135. Prioritas kelima dari alternatif strategi yang ada adalah mengembangkan produk dengan optimalisasi sumberdaya (0.100). Prioritas berikutnya adalah pengembangan produk dengan penelitian dan pengembangan (0.52). prioritas keenam yaitu menambah modal (0.045) dan yang terakhir adalah memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing (0.31). Tabel 14 Urutan prioritas strategi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan Tipe strategi S-O S-O W-O W-O W-O S-T W-T W-T
Alternatif strategi Membangun mitra kerja yang continue Memperluas jaringan pasar Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan Menambah modal Menguatkan kelembagaan Asosiasi TOS Mengembangkan produk dengan optimalisasi sumberdaya yang dimiliki Pengembangkan produk dengan penelitian dan pengembangan Memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing
Bobot Prioritas 0.326 1 0.148 3 0.135
4
0.045 0.163
7 2
0.100
5
0.052
6
0.031
8
Sumber : data primer, 2016 (diolah)
Setiap strategi yang dibentuk bertujuan untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai. Hasil prioritas strategi bukan suatu proses pemilihan salah satu strategi terbaik saja. Namun hasil prioritas strategi yang dihasilkan berurutan oleh kombinasi AHP dan SWOT ini tidak harus diaplikasikan secara berurutan berdasarkan skor. Prioritas alternatif strategi yang dibuat pada penelitian ini tidak menunjukkan urutan waktu pelaksanaan strategi, namun berdasarkan keputusan pemangku kepentingan kapan strategi tersebut dapat diaplikasikan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh asosiasi.
60
Struktur Hierarki AHP-SWOT Pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan
1.
2. 3.
4.
5. 6.
O
W
S Tersedia RMU (Rice Milling Unit) Menerapkan pertanian organik Produk bersertifikat organik Produk menawarkan banyak manfaat kesehatan Pelatihan anggota Pemurnian benih
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1.
2. 3. 4. 5.
6.
Luas tanam padi beras hitam semakin berkurang Promosi kurang maksimal Kemasan masih sederhana Ketersediaan modal terbatas Pengorganisasi an belum berjalan baik Kemampuan dministrasi rendah
1.
2. 3.
4.
5. 6. 7.
Industri pengolahan berkembang Program kredit dari bank Gaya hidup sehat dikalangan masyarakat Lingkungan mendukung untuk pertanian organik Memiliki daya tarik wisata Adanya dukungan dari dinas Pertaian Kemajuan teknologi informasi
T 1.
2. 3.
Pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas Adanya hama burung Persaingan dalam industri semakin meningkat
Membangun mitra kerja yang continue Memperluas jaringan pasar Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan Menambah modal Menguatkan kelembagaan Asosiasi TOS Mengembangkan produk dengan optimalisasi sumberdaya yang dimiliki Pengembangkan produk dengan penelitian dan pengembangan Memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing
Gambar 20 Persentasi hierarki dari analisis A'WOT pada Asosiasi Tani Organik Sawangan Struktur hierarki pada penelitian ini secara utuh digambarkan seperti Gambar 20. Hierarki pada model AHP merupakan bagian yang penting karena digunakan sebagai dasar bagi responden untuk memberikan pembobotan secara lebih sederhana. Diharapkan dengan hierarki ini permasalahan yang kompleks dapat terlihat lebih sederhana dan mudah dipahami. Metode A’WOT ini merupakan penggunaan AHP dengan kerangka SWOT. Hierarki akan tersusun dalam empat level. Level pertama adalah goal atau tujuan, yaitu keputusan yang dijalankan dalam mengembangkan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan. Level kedua adalah kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada faktor SWOT. Level ketiga adalah subfaktor yaitu hasil dari analisis lingkungan internal dan eksternal asosiasi yang merupakan faktor kekuatan, kelemahan,
61
peluang, dan ancaman. Level keempat merupakan alternatif strategi yang didapat dari matriks SWOT. Perencanaan Arsitektur Strategik Visi dan Misi Asosiasi Tani Organik Sawangan Visi Asosiasi Tani Organik Sawangan adalah melestarikan budaya pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sedangkan misinya adalah menumbuhkembangkan gerakan petani dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keprihatinan atas kerusakan lingkungan dan menurunnya keanekaragaman hayati serta meningkatkan aktifitas kelompok tani sebagai wadah yang berperan sebagai media belajar petani, menjalin hubungan intern personal sesama petani, bermusyawarah dan bekerja sama. Industry Foresight Industry foresight memberikan gamabaran tentang hal-hal yang potensial dalam perusahaan atau suatu organisasi untuk dikembangkan di masa depan dan memungkinkan perusahaan tersebut untuk mengambil posisi sebagai pemimpin. Menurut ketua Asosiasi TOS beras hitam organik memiliki peluang yang sangat baik untuk dikembangkan oleh petani. Pangan fungsional seperti beras hitam akan tetap banyak peminatnya seiring pola hidup sehat yang semakin populer dikalangan masyarakat. Selain itu saat ini semakin banyak dikembangkan produk olahan dari beras hitam. Asosiasi TOS sendiri sebagai salah satu pengembang varietas lokal beras hitam memiliki modal yang besar untuk dapat memimpin di dalam industri beras hitam yaitu produk yang sudah bersertifikat organik serta lingkungan yang sangat mendukung untuk menjalankan pertanian organik. Tantangan Organisasi Beberapa tantangan yang dihadapi oleh Asoasiasi Tani Organik Sawangan dalam mengembangakan beras hitam adalah : 1. Luas tanam padi beras hitam yang semakin berkurang 2. Pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas Sasaran Organisasi Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara dengan ketua kelompok Asosiasi Tani Organik Sawangan, rentang waktu pelaksanaan strategi dan program kerja yang ditetapkan akan dijalankan dalam kurun waktu 6 tahun. Rentang waktu selama 6 tahun ini ditetapkan sesuai dengan sasaran Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam pengembangan usaha beras hitam yang akan dicapai pada tahun 2022. Sasaran dibuat untuk memudahkan organisasi dalam mencapai tujuannya. Sasaran yang ingin dicapai oleh Asosiasi Tani Organik Sawangan adalah : 1. Pelestarian varietas lokal beras hitam berbasis pertanian organik serta peningkatan mutu dan pengembangan produk beras hitam 2. Peningkatan peran asosiasi 3. Menguasai pasar llokal beras hitam
62
Rekomendasi Program Kegiatan Alternatif strategi yang telah terbentuk berdasarkan faktor internal dan eksternal dari Asosiasi Tani Organik Sawangan akan memberikan dampak positif jika dapat dilaksanakan secara keseluruhan. Adapun alternatif strategi yang terbentuk adalah (1) membangun mitra kerja yang continue (2) memperluas jaringan pasar (3) memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan (4) menambah modal dengan kredit bank (5) menguatkan kelembagaan Asosiasi TOS (6) mengembangkan produk dengan optimalisasi sumberdaya yang dimiliki (7) pengembangan produk dengan penelitian dan pengembangan (8) memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing. Rekomendasi program kegiatam ini diharapkan dapat lebih mudah dimengerti sehingga akan lebih muda untuk diimplementasikan dalam upaya mengembangkan usaha beras hitam di asosiasi ini. Rekomendasi program kegiatan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Rekomendasi program kegiatan pengembangan usaha beras hitam pada Aosiasi Tani Organik Sawangan Alternatif Strategi 1. membangun mitra kerja yang continue
Rekomendasi Program Kegiatan a.
b.
2. menguatkan kelembagaan Asosiasi TOS
a.
b.
c.
d.
mempertahankan kerjasama yang sudah dan yang akan dijalin dengan pihak distributor, retailer, maupun konsumen yang ada membuat kontrak kerja (MoU) dengan mitra untuk mendapatkan jaminan keberlangsungan kerjasama yang telah dijalin mengadakan pertemuan untuk mengumpulkan kembali semua pengurus maupun anggota untuk memperbaiki struktur organisasi yang ada saat ini serta serta menjelaskan tugas dari masing-masing jabatan dibuat secara tertulis dan disepakati bersama menyusun rencana kerja secara jelas dan tertulis serta melakukan evaluasi disetiap akhir pelaksanaan menetapkan aturan dan sanksi dalam proses pelaksanaan kinerja pengurus maupun anggota serta dibuat secara tertulis dan disepakati bersama Melengkapi dan memperbaiki administrasi keuangan maupun kegiatan
Penanggung Jawab Bagian pemasaran
Bagian pemasaran
Pengurus TOS
Pengurus TOS
Pengurus TOS
Bendahara dan sekretaris
Rentang waktu pelaksanaan I II III IV
63
Tabel 15 Rekomendasi program kegiatan pengembangan usaha beras hitam pada Aosiasi Tani Organik Sawangan (lanjutan) Alternatif Strategi
Rekomendasi Program Kegiatan e.
3. Memperluas jaringan pasar
4. Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan
5. Mengembangkan produk dengan optimalisasi sumberdaya yang dimiliki
Memotivasi anggota untuk menanam beras hitam f. Mengadakan pelatihan dan pendampingan manajemen a. Melakukan kerjasama dengan rumah sakit, minimarket lokal, dan distributor baru b. Membuka stan penjualan di daerah wisata di daerah Kab Magelang c. Membuat brosur dengan penjelasan manfaat beras hitam dalam memasarkan produknya d. Aktif dalam mengikuti pameran produk organic a. Memanfaatkan sosial media yang saat ini banyak diakses oleh banyak orang
Ketua TOS
b.
Memanfaatkan aplikasi jual beli online Melakukan grading pada beras hitam yang diproduksi dan membuat segmentasi pasar untuk masing-masing grade
Bagian pemasaran Bagian pemasaran
Mengembangkan produk dengan olahan produk turunannya a. Bekerjasama dengan institusi pendidikan atau peneliti untuk uji kandungan pada beras hitam produknya b. Bekerjasama dengan pihak terkait untuk memperoleh jenis beras hitam dengan masa tanam yang lebih cepat serta tinggi tanaman yang lebih pendek dengan varietas yang dibudidayakan saat ini a. Meminjam kredit bank jika distributor dapat menjamin permintaannya a. Beras hitam dikemas dengan cara divacum agar lebih tahan lama
Bagian pemasaran Ketua TOS
b.
Bagian pemasaran
a.
b. 6. Pengembangkan produk dengan penelitian dan pengembangan
7. Menambah modal dengan kredit bank 8. Memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing
Penanggung Jawab
Membuat kemasan dengan dilengkapi kandungan gizi beras hitam dan manfaatnya serta cara untuk memasak
Rentang waktu pelaksanaan I II III IV
Ketua TOS Bagian pemasaran Bagian pemasaran Bagian pemasaran Bagian pemasaran Bagian pemasaran
Bagian benih
Ketua TOS
Bagian pemasaran
Keterangan : I = 2016-2017, II = 2018-2019, III = 2020-2021, IV = 2022
64
Rancangan Arsitektur Strategik Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan Rancangan arsitektur strategik yang dibuat untuk pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan merupakan peta strategi untuk mewujudkan sasaran asosiasi pada tahun 2022. Sumbu X merupaka rentang waktu selama enam tahun untuk mengambangkan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan. Lamanya waktu ini berdasarkan keinginan ketua asosiasi untuk mencapai sasaran pada tahun 2022. Sumbu Y merupakan program kegiatan yang direkomendasikan untuk mencapai sasaran asosiasi. Program rekomendasi dibagi dalam dua kelompok yaitu program yang dilakukan secara bertahap dan program yang dilakukan secara rutin. Rekomendasi program ini sudah didiskusikan dengan ketua kelompok asosiasi. Program kerja yang dilakukan secara bertahap diturunkan dari alternatif kebijakan yang telah dibuat yaitu : 1. Mengadakan pertemuan untuk memperbaiki struktur organisasi serta menjelaskan tugas dari masing-masing jabatan 2. Menetapkan aturan dan sanksi dalam proses pelaksanaan kinerja pengurus maupun anggota 3. Mengadakan pelatihan dan pendampingan manajemen 4. Melakukan kerjasama dengan rumah sakit, minimarket lokal, dan distributor baru 5. Membuat brosur dengan penjelasan manfaat beras hitam dalam memasarkan produknya 6. Meminjam kredit bank jika distributor dapat menjamin permintaannya 7. Membuka stan penjualan di daerah wisata di daerah Kab Magelang 8. Bekerjasama dengan pihak terkait untuk uji kandungan pada beras hitam produknya 9. Mengembangkan produk dengan olahan produk turunannya 10. Bekerjasama dengan pihak terkait untuk memperoleh jenis beras hitam baru 11. Beras hitam dikemas dengan cara divacum agar lebih tahan lama 12. Membuat kemasan dengan dilengkapi kandungan gizi beras hitam dan manfaatnya Rekomendasi program-program yang harus dilaksanakan secara rutin yaitu : 1. mempertahankan kerjasama yang sudah dan yang akan dijalin dengan pihak distributor, retailer, maupun konsumen yang ada 2. membuat kontrak kerja (MoU) dengan mitra untuk mendapatkan jaminan keberlangsungan kerjasama yang telah dijalin 3. menyusun rencana kerja secara jelas dan tertulis serta melakukan evaluasi disetiap akhir pelaksanaan 4. Melengkapi dan memperbaiki administrasi keuangan maupun kegiatan 5. Memotivasi anggota untuk menanam beras hitam 6. Aktif dalam mengikuti acara-acara produk organik 7. Memanfaatkan sosial media 8. memanfaatkan aplikasi jual beli online 9. Melakukan grading pada beras hitam yang diproduksi dan membuat segmentasi pasar untuk masing-masing grade
65
Alternatif Strategi : 1. Membangun mitra kerja yang continue 2. Menguatkan kelembagaan Asosiasi TOS 3. Memperluas jaringan pasar 4. Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan 5. Pengembangan produk dengan optimalisasi sumber daya yang dimiliki 6. Mengembangkan produk dengan penelitian dan pengembangan 7. Penambahan modal 8. Memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing
1. 2.
Tantangan : Berkurangnya luas tanam padi beras hitam Pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas
2016-2017
2018-2019
2020-2021
2020 Sasaran : 1.
8b. Membuat kemasan dengan dilengkapi kandungan gizi beras hitam dan manfaatnya
2f mengadakan pelatihan dan pendampingan manajemen 2c menetapkan aturan dan sanksi dalam proses pelaksanaan kinerja pengurus maupun anggota serta dibuat secara tertulis dan disepakati bersama 2a. mengadakan pertemuan untuk memperbaiki struktur organisasi serta serta menjelaskan tugas dari masing-masing jabatan
8a. Beras hitam dikemas dengan cara divacum agar lebih tahan lama
7a. Meminjam kredit bank jika distributor dapat menjamin permintaannya 3c. Membuat brosur dengan penjelasan manfaat beras hitam dalam memasarkan produknya 3a. Melakukan kerjasama dengan rumah sakit, minimarket lokal, dan distributor baru
2. 3.
Pelestarian varietas lokal beras hitam berbasis pertanian organik Menguasai pasar lokal beras hitam Peningkatan peran asosiasi
6b Bekerjasama dengan pihak terkait untuk memperoleh jenis beras hitam baru 6a Bekerjasama dengan pihak terkait untuk uji kandungan pada beras hitam produknya 5b. Mengembangkan produk dengan olahan produk turunannya 3b Membuka stan penjualan di daerah wisata di daerah Kab Magelang
Program Rutin : 1a. mempertahankan kerjasama yang sudah dan yang akan dijalin dengan pihak distributor, retailer, maupun konsumen yang ada 1b. membuat kontrak kerja (MOU) dengan mitra untuk mendapatkan jaminan keberlangsungan kerjasama yang telah dijalin 2b. menyusun rencana kerja secara jelas dan tertulis serta melakukan evaluasi disetiap akhir pelaksanaan 2d. Melengkapi dan memperbaiki administrasi keuangan maupun kegiatan 2e. Memotivasi anggota untuk menanam beras hitam 3d. Aktif dalam mengikuti acara-acara produk organik 4a. Memanfaatkan sosial media 4b memanfaatkan aplikasi jual beli online 5a. Melakukan grading pada beras hitam yang diproduksi dan membuat segmentasi pasar untuk masing-masing grade
Gambar 21 Rancangan arsitektur strategi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan
66
6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan yaitu a. Faktor-faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan yang dimiliki adalah tersedia RMU, menerapkan teknologi pertanian oragnik, produk bersertifikat organik, produk menawarkan banyak manfaat kesehatan, adanya pelatihan anggota, dan dapat melakukan pemurnian benih. Sedangkan kelemahannya adalah lahan tanam padi beras hitam semakin berkurang, promosi belum maksimal, kemasan masih sederhana, ketersediaan modal terbatas, pengorganisasian belum berjalan baik, dan kemampuan administrasi rendah. b. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi TOS terdiri dari peluang dan ancaman. Peluangnya adalah industri pengolahan mulai berkembang, adanya kredit dari bank, adanya gaya hidup sehat dikalangan masyarakat, lingkungan mendukung untuk pertanian oraganik, Kabupaten Magelang mempunyai daya tarik wisata, adanya dukungan dari Dinas Pertanian, dan kemajuan teknologi informasi. Sedangkan kelemahannya adalah pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas, adanya hama burung, dan persaingan dalam industri beras hitam semakin tinggi. 2. Prioritas alternatif strategi apa yang diterapkan pada Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam, mulai dari prioritas pertama sampai kedelapan adalah membangun mitra kerja yang continue, menguatkan kelembagaan, memperluas jaringan pasar, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan, mengembangkan produk dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada, mengembangkan produk dengan penelitian dan pengembangan, menambah modal dengan kredit serta memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing. 3. Rekomendasi program dipetakan dalam dua belas program yang dijalankan secara bertahan dan sembilan program yang dijalankan secara rutin Saran 1. Diharapkan Asosiasi Tani Organik Sawangan segera memperbaiki kinerjanya agar setiap bidang dapat bekerja secara maksimal 2. Sebaiknya Asosiasi Tani Organik Sawangan dapat menberikan jaminan pasar bagi anggotanya serta melakukan pengembangan produk dan perbaikan sifat varietas dari padi hitam di Kabupaten Magelang melalui kerjasama dengan pihak pemerintah maupun peneliti 3. Diarapkan pengimplementasian alternatif strategi pengambangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan dilakukan dengan kerjasama yang baik dan komitmen yang tinggi dari seluruh stakeholder, baik pengurus maupun petani anggota.
67
DAFTAR PUSTAKA Baitariza A, Darijanto ST, Pamudji JS, Fidrianny I, dan Suherman, SE. 2014. Formulasi dan Evaluasi Mikroemulsi Antikerut Ekstrak Beras HItam (Oriza sativa L). Jurnal IJPST (1) 1 : 14-19 Banuelas R dan Antony J. 2004. Modified Analytic Hierarchy Process to Incorporate Uncertainty and Managerial Aspect. International Journal of Production Research (42) 18 : 3851-3872 Bech-Larsen T, Scholdere J. 2007. Functional Foods in Europe: Consumer Reasearch, Market Experiences and Regulatory aspects. Journal Trends in Food Science & Technology 18 : 231-234 [BBPTP] Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2010. Mengenal Beras Hitam. Informasi Ringkas Bank Penegetahuan Tanaman Pangan Indonesia. [BKPD] Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat. 2014. Wamentan :Konsumsi Beras Berlebihan Sebabkan Diabetes [Internet]. [Diakses pada 27 Desember 2015]. Terdapat pada : http://bkpd.jabarprov.go.id [BPS]. Badan Pusat Statistik. 2014. Luas wilayah menurut penggunaan di Kecamatan Sawangan tahun 2014. Jakarta (ID) : Badan Pusat Statistik [BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. 2010. Kelebihan Beras Hitam sebagai Pangan Fungsional. [Internet]. [Diakses pada 27 Desember 2015]. Terdapat pada : http://yogya.litbang.pertanian.go.id Chaudhary R C. 2003. Speciality Rice of The World : Effect of WTO and IPR on Its Production Trend and Marketing. Journal Food, Agriculture & Environment. 1(2) : 34-41 Dalalah D, Al-Oqla F, dan Hayajneh M. 2010. Application of The Analytic Hierarchy Process (AHP) in Multi-Criteria Analysis of The Selection of Cranes. Jordan Journal of Mechanical and Industrial Engineering (JJMIE) (4) 5 : 567-578 David, FR. 2011. Manajemen Strategi : Konsep Edisi 12. Dono Sunardi penerjemah; Palupi Wuriarti editor. Jakarta (ID) : Salemba Empat. Terjemahan dari : Strategik Management : Concept [Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magelang. 2015. Tempat Wisata di Kabupaten Magelang. [Internet]. [Diakses pada 16 Maret 2016]. Tersedia pada : http://pariwisata.magelangkab.go.id [Dispertan] Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2008. Pangan Warna Hitam Kembali Berkibar. [Internet]. [Diakses 19 Januari 2016]. Tersedia pada : http//118.97.186.221/index.php/submenu/informasi/berita /detaiberita/50 [Distanbunhut] Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan. 2014. Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan kehutanan Tahun 2014-2019. [Internet]. [Diunduh pada 16 Maret 2016]. Terdapat pada:http//magelangkab.go.id Djatiharti A dan Kristamtini. 2009. Potensi Usahatani Padi Beras Hitam Melik di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Padi 2009 : Inovasi Teknologi Padi untuk mempertahankan Swasembada dan Mendorong Ekspor Beras. 1281-1286
68
Djazuli, M. 2014. Manfaat dan Proses Sertifikasi Pertanian Organik. [Internet]. [Diunduh pada 17 April 2016]. Tersedia pada : http://www.balittro.litbang.pertanian.go.id [DPPKP] Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo. 2012. Beras Hitam [Internet]. [Diakses 5 Maret 2015]. Tersedia pada : http://www.purworejokab.go.id.com/ Fauzi D, Baga L M dan Tinaprilla N. 2016. Strategi Pengembangan Agribisnis Kentang Merah di kabupaten Solok. Jurnal Agraris (2) 1: 87-96 Gleuch W F dan Lawrence RJ. 1991. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta (ID): Erlangga Gorener A, Toker K, dan Ulucay K. 2012. Application of Combined SWOT and AHP : A Case Study for a Manufacturing Firm. Procedia Social and Behavioral Sciences 58(2012) 1525-1524. Istanbul, Turkey Hadi P dan Sarwono. 2013. Pengaruh Macam Pupuk dan Pestisida Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Hitam. Jurnal Inovasi Pertanian. (11) 1 Husodo S. 2013. Perilaku Pemanfaatan Internet sebagai Media Promosi Agribisnis (Studi Kasus Yahoo Groups Agromania). Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Yogyakarta. Idaman N, Yuliati LN, dan Retnaningsih. 2012. Sikap Konsumen terhadap Beras Organik. Jurnal Manajemen dan Agribisnis (9) 2 Ildrakasih N, Chalil D, dan Ayu SF. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli Beras Organik. Journal on Social Economic of Agriculture and Agribusiness. (2) 5 Jakiyah U. 2015. Analisis Daya Saing Usahatani Beras Organik di Kabupaten Tasikmalaya. [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor Kangas J, Pesonen M, Kurttila M, dan Kajanus, M. 2001. A’WOT : Integrating The AHP with SWOT Analysis. Proceedings-6th ISAHP :189-190 Berne. Switzerland [KEMENTAN]. Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2014. Rencana Kinerja Tahunan Kementerian OPertanian Tahun 2015. Jakarta (ID) : kementerian Pertanian Republik Indonesia Kristamtini, Taryono, Basunanda P, dan Murti RH. 2014. Keragaman Genetik dan Korelasi Parameter Warna Beras dan Kandungan Antosianin Total Sebelas Kultivar Padi Beras Hitam Lokal. Jurnal Ilmu Pertanian (17) 1 : 90-103 Kristamtini, Widyayanti S, Sutarno, dan Wiranti E W. 2011. Pelestarian Partisipatif Padi Beras HItam Lokal di Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian : 101- 109 Kurttila M, Pesonen M, Kangas J, dan Kajangus M. 2000. Utilizing The Analytic Hierarchy Process (AHP) in SWOT Analysis- A Hybrid Method and Its Application to A Forest-certification Case. Forest Policy and Economic 1 : 4152 Lee HJ, Ha SA, Kim YS dan Lee Y. 2015. Higher Ratio of Black Rice to White Rice is Associated with Lower Risk Abdomina Obesity in Korean Men. Proceedinds of The Nutrition Society , 74 (OCEI), E132 Luthfianingtyas D. 2014. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Batik Warna Alami CV Naf Mandiri Sukses. [Tesis]. Bogor (ID) : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
69
Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan : Kriteria Majemuk. Jakarta (ID) : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Marsono Y. 2008. Prospek Pengembangan Makanan Fungsional. Jurnal teknologi Pangan dan Gizi 1 (7) : 19-27 Mojaveri HS and Fazlollahtabar H. 2012. Designing an Integrated AHP based Fuzzy Expert System and SWOT Analysis to Prioritize Development Strategies of Iran Agriculture. Review of International Comparative Management. 1 (13):117-129. Narwidina P. 2009. Pengembangan Minuman Isotonik Antosianain Beras Hitam (Oriza sativa L. indica) dan Efeknya terhadap Kebugaran dan Aktivitas Antioksidan pada Manusia Pasca Stres Fisik :: A Case Control Study. [Tesis]. Yogyakarta (ID) : Universitas Gajah Mada Oreski D. 2012. Strategy Development by Using SWOT-AHP. TEM Journal (1) 4: 283-291 Osuna EE and Aranda A. 2007. Combining SWOT And AHP Techniques For Strategik Planning. ISAHP. Viña del Mar. Chile. Parissing CHS. 2011. Peluang Bisnis Beras Hitam (Barra’ Lotong) [Internet]. [Diakses 13 September 2015]. Tersedia pada : http://cybex.pertanian.go.id/materilokalita/detail/3682 Pesonen M, Kurttila M, Kangas J, Kajanus M, Heinonen P. 2000. Assessing The Priorities Using A’WOT Among Resource Management Strategies at The Finnish Forest and Park Service. Journal of Forest Science. 47(4):534-541. Pramitasari R. 2014. Potensi Antioksidan Minuman Fungsional Berbasis Beras Hitam (Oriza sativa L indica) dan Kedelai Hitam (Glycine max L Merr) untuk Lansia Penyandang Diabetes Millitus Tipe 2. [Tesis]. Yogyakarta (ID) : Universitas Gajah Mada Rochman NT, Sa’id EG, DaryantoA, dan Nuryartono N. 2011. Analysis of Indonesian Agroindustry Competitiveness in Nanotechnology Development Perspective Using SWOT-AHP Method. International Journal of Business and Management (6) 8 : 235-244 Rudita IKP, Sitorus SRP, dan Hadi S. 2012. Potensi Objek Wisata dan Keterpaduannya dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Jurnal Lanskap Indonesia (4) 1 : 38-39 Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Komplek. Liana Setiono penerjemah. Kirti Peniwati editor. Jakarta (ID) : PT Gramedia. Terjemahan dari : Decision Making for Leaders The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World Saaty TL. 2008. Decision Making with The Analytic Hierarchy Process. International Journal. Services (1) 1 Sa’adah NN. 2014. Kandungan ROS dan Apa B-100 Serum serta Indeks Aterogenik Tikus Putih (Rattus Novenicus Berkenhout, 1769) Hiperlipidemia dengan Asupan PELET Nasi dan Bekatul Beras Hitam (Oriza sativa L) “Cempo Ireng”. [Tesis]. Yogyakarta (ID) : Universitas Gajah Mada Sa’adah IR, Supriyanta dan Subejo. 2013. Keragaman Warna Gabah dan Warna Beras Varietas Lokal Padi Beras Hitam (Oryza sativa L) yang Dibudidayakan oleh Petani Kabupaten Sleman, Bantul, dan Magelang. Vegetalika (2) 3: 13-20 Siagian, S. 2008. Manajemen Strategik. Edisi 8. Jakarta (ID) : Bumi Aksara
70
Solihin I. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta (ID) : Erlangga Suardi D dan Ridwan I. 2009. Beras Hitam, Pangan Berkhasiat yang Belum Populer. [Internet]. [Diunduh 1 Maret 2015]. Terdapat pada http://www.pustaka.litbang.pertanian.go.id/ Suryana A, Mardianto S, Kariyasa K, Wardana IP. 2009. Kedudukan Padi dalam Perekonomian Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. [Internet]. [Diunduh 1 Maret 2015]. Terdapat pada http://litbang.pertanian.go.id/ Swasti YR. 2007. Aktivitas Antioksidan Antosianin Beras Hitam dalam LowDensity Lipoprotein (LDL) Plasma Darah Manusia secara In Vitro. [Tesis]. Yogyakarta (ID) : Universitas Gajah Mada Takano S dan Wickramasinghe V. 2009. Application of Combined SWOT and Analytic Hierarchy Process (AHP) for Tourism Revival Strategik Marketing Planning : A Case of Sri Lanka Taoursm. Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies (8) Triantaphyllou E dan Mann SM. 1995. Using The Analytic Hierarchy Process for Decision Making in Engineering Applications : Some Challenges. Inter’l Journal of Industrial Engineering : Applications and Practice. (2) 1 :35-44 Wang XP, Zhang J, an Yang T. 2014. Hybrid SWOT Approach for Strategik Planning and Formulation in China Worldwide Express Mail Service. Journal of Applied Research and Technology. (12) : 230-238 Wheelen TL, Hunger JD. 2008. Strategic Management and Business Policy : Concept and Cases Edisi 11. New Jersey : Pearso Education Inc Widarta IWR, Nocianitri KA; Sari LPIP. 2013. Ekstraksi Komponen Bioaktif Bekatul Beras Lokal dengan Beberapa Jenis Pelarut. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2 (2) Yoshida DT. 2006. Arsitektur Strategik : Sebuah Solusi Meraih Kemenangan dalam Dunia yang Senantiasa Berubah. Jakarta (ID) : PT Elex Media Komputindo Zhang Y dan Feng L. 2013. Development Assessment of Leisure Agriculture in Henan Province of China based on SWOT-AHP Method. Journal of Industrial Engineering and Management (JIEM), 6 (2) : 642-653
71
LAMPIRAN
72
73
Lampiran 1 Perbandingan berpasangan pada level faktor
Lampiran 2 Bobot level faktor
Lampiran 3 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor kekuatan
Lampiran 4 Bobot pada level subfaktor kekuatan
74
Lampiran 5 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor kelemahan
Lampiran 6 Bobot level pada subfaktor kelemahan
Lampiran 7 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor peluang
Lampiran 8 Bobot level pada subfaktor peluang
75
Lampiran 9 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor ancaman
Lampiran 10 Bobot pada level subfaktor ancaman
Lampiran 11 Perbandingan berpasangan pada level alternatif strategi
Lampiran 12 Dokumentasi di lapang Sekretariat Asosiasi Tani Organik Sawangan
76
Tanaman padi beras hitam di lapang
Peralatan pertanian milik Asosiasi Tani Organik Sawangan
PT Martani (distributor Asosiasi Tani Organik Sawangan)
77
Lampiran 13 Peta Penyebaran Lokasi Organik Asosiasi Tani Organik Sawangan
78
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Magelang pada tanggal 23 Februari 1988 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Supriwasono KH, SIP dan Sriwiyani, SPd. Pendidikan sarjana (S1) ditempuh di Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Program Studi Agrobisnis pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010-2013 penulis bekerja sebagai pengajar di PT. Mitra Pelajar. Tahun 2013 penulis diberi kesempatan melanjutkan pendidikan pascasarjana (S2) di Institut Pertanian Bogor Fakultas Ekonomi Manajemen Program Studi Magister Sains Agribisnis melalui Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) Direktorat Pendidikan Tinggi yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Penulis pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi (HIMASETA) Fakultas Pertanian UNS. Pernah menjadi Co-Asisten Praktikum mata kuliah Tataniaga Pertanian, Ekonometrika, dan Statistika.