STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BEPANG SPESIAL CAP POHON KELAPA DI KABUPATEN TAKALAR, SULAWESI SELATAN
LIKA ANNISA NURRAHMA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Lika Annisa Nurrahma NIM H34120056
ABSTRAK LIKA ANNISA NURRAHMA. Strategi Pengembangan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh BURHANUDDIN. Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa adalah salah satu usaha yang bergerak di industri pengolahan makanan yang berbahan baku dasar beras ketan putih di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dapat memengaruhi usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. Responden yang terpilih dalam penelitian ini berasal dari pihak internal. Data diperoleh dari hasil analisis matriks SWOT dan arsitektur strategi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima alternatif strategi yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam membuat rancangan peta strategi. Dengan menggunakan arsitektur strategi, rancangan program kegiatan diperoleh berdasarkan hasil analisis tantangan serta sasaran yang akan dicapai. Rekomendasi program kegiatan terdiri atas program bertahap dan berkelanjutan. Kata kunci: arsitektur strategi, bepang, matriks SWOT
ABSTRACT LIKA ANNISA NURRAHMA. The Strategy of “Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa” Business Development in District of Takalar, South Sulawesi. Supervised by BURHANUDDIN. Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa is one of business in food processing industry that made from white glutinous rice in Takalar District, South Sulawesi. This study aimed to identify and analyze the factors internal and external environment that affect the business of “Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa”. Respondents were selected in this study originated from internal management. Data were analyze by SWOT matrix and architecture strategies. The results showed that there were five alternative strategies that can be used as reference in drafting the strategy map. By using the architecture strategy, designed program obtained based on the result of the threat analysis along with the targeting goal. Recomendation program consists with gradual program and sustainable program. Keywords: bepang, strategy architecture, SWOT matrix
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BEPANG SPESIAL CAP POHON KELAPA DI KABUPATEN TAKALAR, SULAWESI SELATAN
LIKA ANNISA NURRAHMA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan sebagai syarat kelulusan pada Studi Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret-Mei 2016 dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Burhanuddin, MM selaku pembimbing. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Usman, Ibu Najmah, dan Yusnita yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2016 Lika Annisa Nurrahma
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN Latar Belakang
viii viii 1 1
Perumusan Masalah
4
Tujuan Penelitian
6
Manfaat Penelitian
7
Ruang Lingkup Penelitian
7
TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
7 9 9
Kerangka Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
14 15 15
Jenis dan Sumber Data
16
Metode Pengumpulan Data
16
Metode Pengolahan dan Analisis Data
17
GAMBARAN UMUM USAHA Sejarah dan Perkembangan
20 20
Visi, Misi dan Tujuan
21
Struktur Organisasi
21
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan Internal
22 22
Lingkungan Eksternal
26
Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan
29
Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman
30
FORMULASI STRATEGI Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats)
30 30
Arsitektur Strategi Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa
34
Rekomendasi Program Kegiatan Pengembangan Usaha
37
Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha
39
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA
43 43 43 44
LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
45 47
DAFTAR TABEL 1 Golongan industri pengolahan berdasarkan jumlah tenaga kerja 2 Peranan lapangan usaha terhadap PDRB kategori industri pengolahan
(persen) 2010-2014
1 2
3 Jumlah UMKM berdasarkan hasil rekapitulasi per sektor usaha di
wilayah Kabupaten Takalar tahun 2012-2015 4 Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan 5 Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman 6 Rekomendasi Program Kegiatan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon
Kelapa Periode 2016-2020
3 29 30 38
DAFTAR GAMBAR 1 Peningkatan jumlah karyawan pada usaha Bepang Spesial Cap Pohon 2 3 4 5 6 7 8
9 10
Kelapa Total penjualan produk Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Matriks SWOT Tahap Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa Struktur Organisasi Dari Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa Saluran Pemasaran 1 Saluran Pemasaran 2 Hasil analisis matriks SWOT Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa Tahun 2016 - 2020
5 6 15 18 19 22 24 24 32 42
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Sulawesi Selatan menjadi pusat produksi dan distribusi barang dan jasa ke wilayah Indonesia Timur lainnya karena posisinya strategis yang berada di tengah-tengah wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan informasi dari Biro Bina Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan bahwa dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menetapkan bahwa Sulawesi Selatan sebagai sentra distribusi di kawasan timur Indonesia yang berfokus pada pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, migas dan pertambangan nasional. Penetapan kawasan mencakup wilayah Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar sebagai proyek percontohan pengembangan tata ruang terpadu di Indonesia. Salah satu contoh produksi dan pengolahan hasil pertanian yang diolah menjadi barang dengan nilai tambah tinggi adalah pada bidang industri makanan dan minuman yang berbentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi di Sulawesi Selatan dan merupakan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dibanding sektor formal pada umumnya. Kategori menurut tenaga kerja pada penggolongan sektor industri pengolahan dibuat berdasarkan banyaknya tenaga kerja seperti pada tabel 1 dibawah ini tanpa memerhatikan penggunaan tenaga mesin atau tidak di perusahaan dan besarnya modal yang dimiliki perusahaan tersebut. Tabel 1 Golongan industri pengolahan berdasarkan jumlah tenaga kerja No 1 2 3 4
Golongan Industri Besar Sedang Kecil Rumah tangga
Banyaknya Tenaga Kerja 100 orang atau lebih 20 – 99 orang 5 – 19 orang 1 – 4 orang
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan 2014
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha di Provinsi Sulawesi Selatan tidak mengalami pergeseran dari lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya. Perkembangan lapangan usaha pada tahun 2014 memberikan sumbangan terbesar yang dihasilkan oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yaitu 22.80 persen dibanding tahun 2013 hanya mencapai 22.18 persen. Kemudian industri pengolahan mencapai 13.75 persen, perdagangan besar dan eceran 12.54 persen, konstruksi memberikan sumbangan sebesar 11.98 persen dan lapangan usaha jasa pendidikan mencapai 5.16 persen. Sedangkan peran lapangan usaha lainnya berada dibawah 5 persen. Data tersebut menunjukkan PDRB dari sisi lapangan usaha dimana penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai aktivitas produksinya (BPS Provinsi Sulawesi Selatan 2015). Data tersebut dapat dilihat bahwa kategori industri pengolahan di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki peluang yang berpotensi untuk dikembangkan, karena
2 dengan berkembangnya industri ini maka diharapkan dapat berperan besar terhadap perekonomian Indonesia seperti membantu mengurangi tingkat pengangguran dengan menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Menurut Badan Pusat Statistik, industri pengolahan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sendiri sehingga menjadi barang yang nilainya lebih tinggi, dan sifatnya lebih dekat kepada konsumen akhir. Secara keseluruhan, laju pertumbuhan pada kategori industri pengolahan tahun 2014 sebesar 9.45 persen. Tabel 2 menyimpulkan bahwa perkembangan industri makanan dan minuman terus meningkat pada peranan lapangan usaha terhadap PDRB kategori industri pengolahan pada tahun 2010 sampai 2014. Tabel 2 Peranan lapangan usaha terhadap PDRB kategori industri pengolahan (persen) 2010-2014 No
Lapangan usaha/industry
1
Industri batu bara dan pengilangan migas Industri makanan dan minuman Industri pengolahan tembakau Industri tekstil dan pakaian jadi Industri kulit, barang dari kulit dan alas Industri kayu, barang dari kayu dan gabus serta barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya Industri kertas dan barang dari kertas; percetakan dan reproduksi media rekaman Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional Industri karet, barang dari karet dan plastic Industri barang galian bukan logam Industri logam dasar Industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik Industri mesin dan perlengkapan Industri alat angkutan Industri furniture Industri pengolahan lainnya; jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan Industri pengolahan
2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan 2015
2010
2011
2012
2013
2014
-
-
-
-
-
45.32 0.10 0.10
45.84 0.10 0.10
45.50 0.11 0.90
45.80 0.11 0.90
46.71 0.11 0.90
0.61
0.59
0.57
0.56
0.53
2.00
2.00
1.78
1.64
1.55
0.95
0.89
0.90
0.87
0.89
0.09
0.09
0.08
0.08
0.07
0.39
0.37
0.36
0.33
0.29
45.80
45.40
46.48
46.58
46.15
0.79
0.81
0.70
0.64
0.62
3.41
3.38
3.01
2.91
2.65
-
-
-
-
-
0.15 0.12
0.15 0.12
0.15 0.11
0.14 0.10
0.13 0.09
0.16
0.16
0.16
0.14
0.12
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
3 Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2015) menyatakan bahwa beberapa industri pengolahan bidang makanan menggunakan bahan baku utama yang terbuat dari beras ketan putih. Biasanya beras ketan putih hanya diolah secara tradisional di kalangan masyarakat biasa dalam pembuatan kue tradisional, tetapi saat ini bahan baku tersebut sudah mulai banyak digunakan di industri rumah tangga hingga industri yang berskala besar. Beras ketan berbeda dengan beras biasa yang dikonsumsi sehari-hari karena ketan memiliki butir opak, kadar amilosa sangat rendah dan memiliki tekstur nasi yang sangat lengket akibat kadar amilopektin yang tinggi. Selain itu, butir ketan ada yang berwarna merah, hitam dan putih. Kandungan antioksidan yang dimiliki ketan merah atau hitam biasanya dikonsumsi masyarakat untuk menjaga kesehatan tubuh. Ketan putih biasa dikonsumsi dalam bentuk ketan sosoh sempurna, sedangkan ketan merah atau hitam biasa dipasarkan dalam bentuk ketan pecah kulit atau ketan sosoh sebagian. Data dari Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian RI (2013) adalah sebanyak 118 848 ton merupakan realisasi impor beras ketan utuh sedangkan beras ketan pecah 100 persen yaitu 64 213 ton. Impor ini dilakukan juga pada tahun 2010 silam, Indonesia harus mengimpor beras ketan dari Thailand dengan total impor menjadi 120 000 ton. Selama ini, beras ketan sebagai kebutuhan industri dalam penggunaan bahan baku mencapai 200 000 ton per tahun, tetapi impor beras ketan sampai pada tahun 2014 masih dilakukan karena produksi dalam negeri tidak mencukupi dan beras ketan yang diimpor merupakan jenis beras tertentu yang diperbolehkan impor oleh pemerintah. Kabupaten Takalar merupakan salah satu kabupaten yang berpotensi di bidang industri pengolahan untuk dikembangkan, berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kabupaten Takalar seperti pada tabel 3 menyatakan bahwa sektor industri pertanian memiliki angka peningkatan yang cukup signifikan setelah sektor perdagangan. Salah satu bidang yang bergerak di sektor industri pertanian adalah industri pengolahan makanan dan minuman, industri ini mengubah bahan baku dari sektor pertanian menjadi barang atau produk baru yang memiliki nilai tambah dan manfaat yang sesuai keinginan konsumen. Tabel 3 Jumlah UMKM berdasarkan hasil rekapitulasi per sektor usaha di wilayah Kabupaten Takalar tahun 2012-2015 No 1 2 3 4
Sektor Sektor perdagangan Sektor industri pertanian Sektor industri bukan pertanian Sektor aneka jasa Jumlah UMKM (Unit)
2012 (unit) 6 190 2 469
2013 (unit) 6 343 2 475
Tahun 2014 (unit) 6 513 2 475
398
398
398
401
651 9 708
660 9 876
660 10 046
670 10 093
2015 (unit) 6 545 2 477
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Takalar 2015 (diolah)
Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa merupakan salah satu UMKM yang bergerak di sektor pertanian dengan kategori industri pengolahan makanan di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang
4 dimiliki usaha ini adalah delapan orang tenaga kerja dari luar keluarga dan termasuk dalam golongan industri kecil. Usaha ini merupakan produksi rumahan yang memproduksi cemilan khas daerah dengan menggunakan beras ketan putih dan gula aren lokal sebagai bahan baku utamanya. Dari segi pemasaran, produk sudah mulai tersebar di beberapa toko makanan yang bekerjasama dalam hal penjualan produk Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. Hal ini membuktikan bahwa usaha kue bepang telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah Kabupaten Takalar. Dampak positif yang dihasilkan dari usaha ini adalah mengurangi tingkat pengangguran dengan melakukan penambahan beberapa tenaga kerja dari luar keluarga untuk bidang produksi dan bidang pemasaran. Selain itu, Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sering dijadikan sebagai oleh-oleh khas daerah jika ada kunjungan wisatawan baik dari luar daerah, luar kota, bahkan sampai luar negeri dan seringkali dijadikan sebagai jamuan makanan khas dalam acara-acara formal atau nonformal pemerintah daerah Kabupaten Takalar. Permintaan bahan baku beras ketan putih pada industri-industri pengolahan makanan menyebabkan pemerintah setiap tahunnya harus memenuhi kebutuhan produksi industri. Impor dilakukan dari beberapa negara dengan alasan produksi dalam negeri belum terpenuhi. Disisi lain, pemerintah ingin membatasi jumlah impor dengan pertimbangan bahwa produksi dalam negeri juga harus dipenuhi. Sedangkan usaha ini memproduksi bepang hanya dengan menggunakan beras ketan impor dari Thailand karena kualitas dan mutunya yang berbeda dari beras ketan lokal. Peluang usaha ini berkesempatan untuk memperkenalkan makanan khas dari daerah Makassar secara global dengan mengembangkan pasar melalui promosi lewat media sosial atau secara langsung. Selain itu, salah satu yang menjadi ancaman dari usaha ini adalah mulainya bermunculan kompetitor lain. Berdasarkan pertimbangan diatas maka perlu dianalisis langkah-langkah strategis dalam mengembangkan usahanya jika dihadapkan pada situasi dan kondisi lingkungan tertentu. Perumusan Masalah Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa berdiri sejak tahun 1999 dan satusatunya produsen Bepang di Kabupaten Takalar yang berhasil dipasok ke berbagai daerah. Bepang ini merupakan hasil produksi beras ketan putih yang diolah menjadi berbagai macam rasa. Bahan baku yang digunakan merupakan beras ketan putih impor dari Thailand yang dicampur dengan gula aren lokal. Cemilan bepang merupakan makanan khas dari daerah Bugis-Makassar tetapi dikembangkan oleh pengusaha dari daerah Takalar. Saat ini, industri kecil tersebut sudah memiliki delapan orang tenaga kerja dari luar keluarga dan tiga orang dari dalam keluarga termasuk pemilik. Gambar 1 menjelaskan grafik peningkatan jumlah karyawan dari tahun 2011 sampai 2015 cukup signifikan, menandakan bahwa terjadi perubahan perkembangan usaha dari industri rumah tangga menuju industri berskala kecil. Grafik tersebut menunjukkan terjadi perubahan jumlah tenaga kerja sejak tahun 2011 sebanyak delapan orang, sedangkan pada tahun 1999 pemilik belum memiliki tenaga kerja dari luar keluarga. Perkembangan terus terlihat saat
5 memasuki tahun 2012, pemilik sudah memiliki jumlah karyawan sebanyak sepuluh orang sampai pada tahun 2013. Peningkatan tersebut terjadi perubahan karena jumlah permintaan dari konsumen cukup meningkat, sedangkan tahun 2014 dan 2015 menunjukkan bahwa jumlah karyawan sudah mencapai sebelas orang. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin meningkat jumlah permintaan terhadap produk Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa maka semakin dibutuhkan juga tambahan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen.
Jumlah karyawan (orang)
12 10 8 6 4 2 0 2011
2012
2013 Tahun
2014
2015
Gambar 1 Peningkatan jumlah karyawan pada usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa
Umumnya, bepang diolah secara tradisional dengan menggunakan bahan baku lokal dan tambahan rasa manis dari gula. Namun, pelaku bisnis dari Kabupaten Takalar mengolah Bepang dengan menggunakan bahan baku impor dari Thailand yang berkualitas, gula aren lokal dan tambahan irisan kacang tanah, kacang mete, atau wijen yang telah disangrai. Perbedaan yang terlihat dalam menggunakan beras ketan putih lokal adalah bepang menjadi tidak tahan lama jika tidak disimpan pada suhu udara tertentu dan ukurannya lebih kecil. Sedangkan penggunaan beras ketan putih impor dari Thailand, produk bepang menjadi tahan lama, rasanya lebih gurih, dan bentuknya yang lebih besar. Produksi Bepang mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir dari tahun 2011 sampai 2015. Total penjualan produk terbesar dalam lima tahun terakhir adalah bepang rasa kacang mete yaitu Rp 623 315 000 dibanding rasa original, kacang, dan kacang wijen secara berturut-turut adalah Rp 377 975 000, Rp 432 495 000, dan Rp 459 755 000. Peningkatan penjualan mulai terjadi saat memasuki tahun 2012 karena mengalami tambahan produksi saat diadakan pemilihan Bupati Kabupaten Takalar yaitu terdapat permintaan sebesar 260 kotak dan tahun 2014 sebanyak 300 kotak saat pemilihan Presiden Republik Indonesia yang diadakan di wilayah Kabupaten Takalar. Berikut penjelasan mengenai grafik total penjualan produk Bepang dari tahun 2011 sampai 2015. Gambar perbandingan grafik pertama dan kedua seperti dibawah ini menunjukkan bahwa produktivitas sumberdaya manusia semakin tinggi ketika terjadi penambahan tenaga kerja pada setiap tahun. Berdasarkan perbandingan grafik tersebut terlihat bahwa jika ingin meningkatkan kapasitas produksi, dibutuhkan peningkatan jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat. Sehingga ada gap antara permintaan dan penawaran terhadap produk Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa.
6
Total Penjualan (x 1.000.000 )
IDR 180,000 IDR 160,000 IDR 140,000 IDR 120,000 IDR 100,000 IDR 80,000 IDR 60,000 IDR 40,000 IDR 20,000 IDR 2011 Original
2012 Kacang
2013 Tahun Kacang Wijen
2014
2015
Kacang Mete
Gambar 2 Total penjualan produk Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa
Permasalahan lain yang dihadapi oleh pelaku usaha bepang tersebut adalah kurangnya promosi produk melalui media sosial, sehingga produk ini hanya diketahui oleh beberapa pelanggan tertentu saja dan penyebaran informasinya masih dari mulut ke mulut. Karena itu, pelaku usaha bepang harus mampu mencapai keunggulan kompetitif dengan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki. Sehingga mampu bersaing dengan kompetitor lain dan mencapai skala usaha besar. Hasil uraian tersebut menjelaskan bahwa suatu perusahaan atau pelaku bisnis diharapkan mampu merumuskan strategi untuk mencapai tujuan, yang sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternalnya. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang akan dianalisis melalui penelitian ini adalah : 1. Apa saja faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dimiliki Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa? 2. Apa saja alternatif strategi yang dapat diterapkan Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa berdasarkan hasil analisis dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancamannya? 3. Bagaimana gambaran rancangan arsitektur strategi yang dapat diimplementasikan oleh Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sesuai dengan alternatif strategi yang diperoleh? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang memengaruhi usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa.
7 2.
3.
Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa berdasarkan hasil analisis dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancamannya. Menggambarkan rancangan arsitektur strategi yang dapat diterapkan oleh Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sesuai dengan alternatif strategi yang diperoleh. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dapat menjadi proses pembelajaran bagi penulis dalam merumuskan strategi pengembangan bisnis dan menambah wawasan penulis dalam penerapan rancangan arsitektur strategi dalam dunia agribisnis. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan atau pertimbangan bagi usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dalam mengembangkan bisnisnya dan dapat menjadi bahan rujukan bagi pembaca dalam menentukan strategi pengembangan bisnis berdasarkan analisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yaitu menentukan gambaran rancangan arsitektur strategi pengembangan bisnis usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa berdasarkan alternatif strategi yang telah dirumuskan atas hasil analisis faktorfaktor lingkungan internal dan eksternal. Penelitian ini hanya terbatas pada pengkajian dan perumusan strategi pengembangan bisnis usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sedangkan untuk tahap implementasi dan seluruh penerapannya diserahkan kepada pengambil keputusan usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. Data dalam penelitian ini hanya mengambil perspektif dari responden internal usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dan tidak melibatkan responden dari luar.
TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini dilakukan dengan topik strategi pengembangan bisnis dan mengacu pada beberapa penelitian terdahulu. Data dan informasi diperoleh untuk memudahkan peneliti dalam membandingkan dan memberikan gambaran umum tentang konsep yang akan digunakan. Topik ini sudah banyak dikaji sebelumnya dengan memberikan gambaran mengenai analisis lingkungan internal dan eksternal yaitu dari segi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dimiliki oleh suatu kegiatan bisnis atau perusahaan. Variabel yang digunakan dalam menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal suatu bisnis meliputi beberapa aspek. Sesuai dengan penelitian Sari (2015) mengenai strategi pengembangan bisnis yang dilakukan oleh gabungan kelompok tani dari Baby French Farmer Group terdapat faktorfaktor internal yang menggunakan teori dari David (2011) yaitu dari aspek
8 manajemen, pemasaran, keuangan, operasional, penelitian dan pengembangan, serta informasi. Aspek-aspek tersebut juga digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis lingkungan internal suatu bisnis yang berbasis industri rumah tangga. Sedangkan analisis lingkungan eksternal yang menentukan faktor ancaman dan peluang yang dimiliki dalam merumuskan suatu alternatif strategi terdapat persamaan pada penelitian ini yaitu dari aspek ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan lingkungan, dan politik, pemerintah, dan hukum, teknologi, serta aspek kompetitif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan utama yang dimiliki berasal dari aspek manajemen dan aspek keuangan, sedangkan kelemahan utamanya adalah dari aspek keuangan dan aspek operasional. Aspek-aspek tersebut pada topik pembahasan ini juga dibahas oleh peneliti terdahulu Wahyudi (2011) dan hasilnya menunjukkan bahwa kekuatan utama yang dimiliki adalah berasal dari aspek manajemen dan keuangan, sedangkan kelemahan utama yang dimiliki yaitu aspek manajemen, pemasaran, keuangan, serta penelitian dan pengembangan. Strategi pengembangan bisnis diperoleh dengan beberapa tahap analisis seperti yang dilakukan para peneliti terdahulu. Mengacu pada Putri (2012) dan Wahyudi (2011), alat analisis yang digunakan adalah matriks SWOT (StrenghtsWeaknesses-Opportunities-Threats) dan arsitektur strategi. Alat analisis yang digunakan memiliki persamaan pada penelitian ini dalam merumuskan beberapa alternatif strategi yang akan diimplementasikan menjadi rancangan arsitektur strategi. Peneliti terdahulu tersebut melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan dengan tujuan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki untuk memperoleh rumusan alternatif strategi, dan merekomendasikan program-program kegiatan berdasarkan hasil alternatif strategi yang diperoleh. Putri (2012) menghasilkan enam alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh Koperasi Unit Desa Puspa Mekar, yaitu meningkatkan kegiatan produksi berstandar teknologi modern, mengembangkan pasar alternatif melalui promosi pemasaran, memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi pasca panen untuk penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan produk, membangun akses permodalan dari pemerintah melalui skim kredit bersubsidi dan mengadakan promosi investasi yang saling menguntungkan kepada para investor, membangun hubungan kerja sama yang baik dan berkelanjutan dengan pemasok dan IPS, serta membangun manajemen kualitas sumberdaya manusia (SDM) peternak dan manajemen pengelolaan SDM karyawan. Enam alternatif strategi ini diperoleh untuk merancang peta arsitektur strategi berdasarkan waktu pelaksanaannya. Sehingga, diperoleh program-program kegiatan yang akan diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan rencana strategis, visi, misi, dan tujuan KUD Puspa Mekar untuk pengembangan usahanya. Berbeda dengan Wahyudi (2011) yang menggunakan alat analisis matriks SWOT, QSPM, dan arsitektur strategi dalam menganalisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman hias kreatif. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa berdasarkan sembilan alternatif strategi yang telah dirumuskan, urutan prioritas strategi teratas sesuai dengan alat analisis QSPM yaitu membangun mitra kerja sama yang kontinu dalam hal penyediaan input, sumber modal, pemasaran produk, serta penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan produk.
9 Terkait penelitian terdahulu pada topik penelitian strategi pengembangan bisnis memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Letak perbedaannya yaitu pada objek kajian, tempat penelitian, dan hasil penelitian. Adapun letak persamaan dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat dari topik strategi pengembangan usaha, tujuan penelitian, perumusan alternatif strategi, dan penggunaan alat analisis. Sesuai dengan penjelasan dari hasil penelitian terdahulu, tahap dalam merumuskan strategi pengembangan usaha dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis matriks SWOT dan merancang peta arsitektur strategi melalui beberapa hasil alternatif strategi yang telah diperoleh.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Strategi Menurut Pearce dan Robinson (2009) menjelaskan mengenai arti dari strategi adalah rencana berskala besar dan untuk mencapai tujuan perusahaan maka perlu adanya tujuan masa depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan. Sedangkan sebuah organisasi jika dihadapkan dengan berbagai macam persaingan, yang akan terjadi tentunya organisasi tersebut akan mencapai kinerja yang unggul (Magretta 2014). Selain itu, konsep strategi juga didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya. Strategi memiliki kaitan yang erat dengan konsep perencanaan dan pengambilan keputusan, sehingga strategi berkembang menjadi manajemen strategi (David 2010).
Manajemen Strategis Penjelasan konsep strategi diatas mengatakan bahwa saat pengambilan keputusan dalam merumuskan strategi, dapat berkembang menjadi manajemen strategis. Menurut David (2004) manajemen strategis merupakan seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan yang bersifat lintas fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategi juga bisa diartikan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan, perlu menggunakan atau menangkap peluang bisnis yang muncul sebagai usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada di perusahaan (Dirgantoro 2001). Menurut Hunger dan Wheelen (2003), manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka
10 panjang), implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Visi, Misi, dan Tujuan Usaha Tahap pertama yang dirumuskan dalam suatu perencanaan adalah menyusun sebuah visi dengan tujuan agar suatu usaha atau bisnis yang didirikan memiliki arahan yang jelas. Menurut Dirgantoro (2001), visi merupakan suatu pandangan yang jauh kedepan mengenai perusahaan dengan menentukan tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan perusahaan dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Menjelaskan tujuan dan alasan dari visi yang telah dirumuskan maka selanjutnya adalah memaparkan misi agar mudah dimengerti. Misi dirumuskan dengan tujuan dasar tertentu untuk menjelaskan misi yang baik dan benar. Menurut David (2010) mengatakan bahwa misi yang baik hendaknya menjelaskan konsumen; produk atau jasa; pasar; teknologi; fokus pada kelangsungan hidup; pertumbuhan, dan profitabilitas; filosofi; konsep diri; fokus pada citra produk; dan fokus pada karyawan pada suatu organisasi. Sedangkan untuk menjalankan misi yang telah dirumuskan, suatu usaha atau bisnis tentunya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh pelaku bisnis. Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat digunakan (Jauch dan Gleck 1995).
Analisis Lingkungan Usaha Sebelum merumuskan beberapa alternatif strategi pengembangan suatu usaha, dibutuhkan definisi terlebih dahulu mengenai lingkungan usaha suatu bisnis. Lingkungan pemasaran yang selalu berubah mengikuti tren membuat perusahaan atau usaha bisnis yang sedang dijalankan untuk peka terhadap lingkungan bisnis dan perusahaan tersebut harus mampu bersaing dan mengikuti perubahan yang terjadi. Lingkungan bisnis tersebut terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Lingkungan Internal Menurut Jauch dan Glueck (1995), untuk mengidentifikasi dengan jelas mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki suatu usaha atau perusahaan maka dibutuhkan suatu proses perumusan rencana strategi dengan mengkaji pemasaran dan distribusi, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumberdaya dan karyawan, serta faktor keuangan dan akuntasi dari suatu perusahaan. David (2011) membagi bidang fungsional bisnis dalam analisis faktor lingkungan internal pada suatu perusahaan, yaitu : 1. Aspek Manajemen
11
2.
3.
4.
5.
6.
Sumber daya manusia terdiri dari lima aktivitas pokok dalam fungsi manajemen, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. Pada aspek manajemen ini, sumberdaya manusia merupakan aset yang paling berharga karena mengarah pada kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai keuntungan. Aspek Pemasaran Aspek ini merumuskan suatu kegiatan dalam memenuhi keinginan konsumen. Dalam pemasaran terdapat beberapa variabel yang dapat membantu menilai berjalannya suatu perusahaan dari segi internal. Adapun variabel tersebut yaitu bauran pemasaran yang terdiri dari produk (Product), tempat (Place), harga (Price) dan promosi (Promotion). Aspek Keuangan Aspek keuangan pada suatu perusahaan dapat menentukan kekuatan dan kelemahannya. Hal ini dapat terlihat dari segi likuiditas, solvabilitas, modal kerja, keuntungan, utilitas aset, arus kas, dan modal perusahaan. Selain itu, dalam fungsi keuangan terdapat tiga jenis keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan dividen, dan keputusan pembiayaan. Aspek Produksi/Operasional Kegiatan produksi perusahaan merupakan segala aktivitas yang berhubungan dalam mengubah input menjadi output. Manajemen produksi/operasi berhubungan dengan input, transformasi, dan output. Aspek Penelitian dan Pengembangan Melakukan pengembangan produk, suatu perusahaan dibutuhkan untuk mampu meningkatkan kualitas produk, ataupun memperbaiki proses produksi melalui aktivitas penelitian dan pengembangan. Aspek Informasi Salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan manajerial dan penyampaian informasi dengan cepat dan efektif adalah dengan menerapkan sistem informasi manajemen. Sistem informasi berkaitan dalam mengumpulkan, mengkodekan, menyimpan, mensintesis, dan menyajikan informasi sehingga dapat menjawab berbagai pertanyaan mengenai strategi dan operasi.
Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang mungkin akan menentukan peluang dan ancaman yang dimiliki oleh suatu bisnis yang sedang dijalankan. Hal ini mengindikasikan pada pilihan arah dan tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dan akhirnya memengaruhi struktur organisasi dan proses internal perusahaan. David (2011) membagi kekuatan eksternal menjadi lima bagian, yaitu : 1. Aspek Ekonomi Pada aspek ekonomi terdapat beberapa hal yang memengaruhi secara langsung atau tidak langsung terhadap kinerja perusahaan yaitu tingkat inflasi, suku bunga, surplus atau defisit neraca pembayaran, fluktuasi kurs mata uang, tingkat tabungan nasional, dan produk domestik bruto. 2. Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
12 Adapun faktor sikap, keyakinan, nilai, budaya, suku, ras, gaya hidup, kebiasaan masyarakat sekitar dan sebagainya yang berinteraksi dengan perusahaan merupakan faktor-faktor sosial budaya yang secara tidak langsung dapat memengaruhi kinerja perusahaan. 3. Aspek Politik, Pemerintah dan Hukum Faktor-faktor yang mampu mempresentasikan peluang dan ancaman utama pada organisasi atau suatu perusahaan baik dalam skala kecil atau besar adalah faktor lingkungan dari aspek polotik, pemerintah, dan hukum dimana pemerintah pusat ataupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. 4. Aspek Teknologi Faktor teknologi mencakup penemuan-penemuan baru berupa benda (alat, mesin, dan sebagainya), serta cara pelaksanaan dan metode-metode baru dalam pengerjaan suatu pekerjaan. 5. Aspek Kompetitif Aspek kompetitif adalah untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi pesaing dalam merumuskan strategi pengembangan bisnis. Karena itu, mengidentifikasi pesaing utama tidaklah mudah karena banyaknya jenis industri yang berbeda-beda.
Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) Menurut David (2011), tahap kedua dalam analisis perumusan strategi adalah tahap pencocokkan (the matching stage). Tahap ini menggunakan matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) yaitu mencocokkan empat tipe strategi yang digunakan sebagai alat analisis. SWOT dapat membantu tugas seorang manajer dalam mengembangkannya seperti Strategi SO (Strength Opportunities), yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal perusahaan, Strategi WO (WeaknessesOpportunities), yaitu strategi yang bertujuan meminimalisir kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan celah peluang eksternal perusahaan, Strategi ST (Strengths-Threats), yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk meminimalisir ancaman eksternal perusahaan, dan Strategi WT (Weaknesses-Threats), yaitu strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman eksternal perusahaan (Kotler dan Keller 2009).
Arsitektur Strategi Konsep arsitektur strategi yang dikembangkan oleh Hamel dan Prahald membahas mengenai pengembangan bisnis berbasis kekuatan internal organisasi (kompetensi inti) dan membangun ulang batasan industri yang akan dimasuki pada masa yang akan datang (Industry Foresight). Kompetensi inti merupakan kumpulan keterampilan dan teknologi yang memungkinkan suatu perusahaan dalam menyediakan manfaat tertentu kepada pelanggan. Arsitektur strategi lebih mengutamakan aspek strategic stretch daripada strategic fit. Artinya, strategic
13 stretch lebih mempertimbangkan untuk membangun secara berkelanjutan pada kekuatan internal agar dapat mengungguli persaingan dibanding dengan strategic fit yaitu merumuskan strategi yang sesuai atau diperkirakan sesuai dengan perkembangan pasar. Pada awal tahun 1990-an, arsitektur strategi pertama kali diperkenalkan oleh Hamel dan C.K Prahald. arsitektur strategi adalah gambar rancangan arsitektur strategi yang memiliki manfaat bagi suatu organisasi untuk merumuskan strategi ke dalam kanvas rencana organisasi untuk mencapai visi misinya dan strateginya bersifat bentangan (strategic stretch). Menurut Yoshida (2006), berbagai macam strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT kemudian dibuat implementasinya dengan tujuan untuk melakukan analisis arsitektur strategi. Berikut merupakan penjelasan dari beberapa unsur dalam melakukan pendekatan untuk menyusun arsitektur strategi.
Redefinisi Masa Depan Industri Redefinisi masa depan (Industry Foresight) membahas mengenai gambaran tentang hal-hal yang potensial dalam organisasi untuk dikembangkan di masa depan dan memungkinkan organisasi tersebut untuk mengambil posisi sebagai pemimpin. Industry Foresight merupakan suatu asumsi terbaik yang disepakati bersama mengenai masa depan suatu perusahaan atau industri dan dapat mengontrol evolusi industrinya sehingga dapat membentuk masa depannya sendiri.
Tantangan Organisasi Menurut Hamel dalam Yoshida (2006), tantangan organisasi merupakan sarana atau tata cara operasional yang harus dimiliki dan diaplikasikan oleh organisasi untuk memperoleh keunggulan-keunggulan bersaing secara baru dn bertahap. Rencana awal yang perlu dipersiapkan organisasi dalam menghadapi sebuah tantangan organisasi meliputi potensi bisnis dan perkiraan investasi yang diperlukan untuk merealisasikan bisnis baru. Tantangan organisasi dijadikan sebagai tujuan jangka pendek atau menengah dalam membangun kapabilitas organisasi.
Sasaran Organisasi Menurut Yoshida (2006) acuan dalam Wahyudi (2011), sasaran merupakan tujuan organisasi yang dikuantifikasikan dengan baik. Dalam memudahkan organisasi untuk mencapai tujuan jangka pendek atau jangka panjang, perlu adanya sasaran agar mampu mengidentifikasi dengan jelas mengenai visi, misi, dan tujuan perusahaan.
14 Kerangka Operasional Merumuskan strategi pengembangan bisnis dapat dimulai dari mengidentifikasi permasalahan pada usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa, Kabupaten Takalar, mengetahui visi, misi, dan tujuan didirikannya aktivitas bisnis ini dan memberikan gambaran umum usaha tersebut. Setelah itu masuk ke tahap selanjutnya yaitu menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternalnya sehingga memperoleh alternatif strategi yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya. Identifikasi yang ditentukan berdasarkan analisis faktor-faktor lingkungan internal yaitu dilihat dari aspek manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasional, penelitian dan pengembangan, serta aspek informasi. Sedangkan faktor lingkungan eksternal meliputi aspek ekonomi, sosial, budaya, demografi dan lingkungan, politik, pemerintah dan hukum, teknologi dan aspek kompetitif. Setelah memperoleh faktor internal dan eksternal, tahap selanjutnya adalah tahap perumusan strategi dengan menggunakan alat analisis matriks IFE dan EFE yang merupakan tahp awal input. Kemudian menggambarkan matriks SWOT untuk mendapatkan alternatif strategi sebagai perumusan hasil dari analisis dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Terakhir, tahap pengambilan keputusan dilakukan melalui arsitektur strategi untuk membuat strategi alternatif terbaik yang dihasilkan dari blue print berdasarkan waktu pelaksanaannya dan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai oleh Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. Beberapa alternatif strategi yang dituangkan menjadi peta strategi (blue print) berupa gambaran masa depan untuk beberapa tahun kedepan agar mampu bersaing di pasar bebas dan mampu mengembangkan usahanya dengan memiliki faktor lingkungan internal dan eksternal yang sudah diperhitungkan.
15 Visi, Misi, dan Tujuan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa
Masalah Bisnis: Distribusi pemasaran yang belum luas Belum bisa mencapai target produksi bepang sesuai permintaan yang semakin meningkat Bentuk promosi produk yang digunakan masih dari mulut ke mulut
Analisis Lingkungan Internal: 1. Aspek Manajemen 2. Aspek Pemasaran 3. Aspek Keuangan 4. Aspek Operasional Produksi
Analisis Lingkungan Eksternal: 1. Aspek Ekonomi 2. Aspek Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan 3. Aspek Politik, Pemerintah dan Hukum 4. Aspek Teknologi 5. Aspek Kompetitif
Matriks SWOT
Arsitektur Strategi Gambar 3 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa yang bertempat di Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa adalah satu-satunya yang menjalankan bisnis dengan menggunakan bahan baku beras ketan putih dan usaha ini memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternalnya. Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2016.
16 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data yang terdiri dari data primer dengan didukung oleh beberapa data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi secara langsung dengan pihak internal Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa yang memahami kondisi kegiatan bisnis tersebut. Hasil survei dari data primer yang telah diperoleh digunakan sebagai gambaran umum potensi usaha dan mengetahui keadaan lingkungan internal dan eksternalnya. Metode yang digunakan dalam menentukan responden adalah metode judgemental sampling dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki oleh responden dan tidak ada jumlah batasan responden yang diperlukan selama responden mengetahui dinamika usaha yang sedang dijalankan. Sedangkan data sekunder merupakan data penunjang yang dapat diperoleh dari berbagai sumber terkait strategi pengembangan usaha seperti penelitian terdahulu atau hasil riset, makalah-makalah seminar serta data-data dari Badan Pusat Statistik (BPS) baik dari kabupaten, provinsi, atau pusat, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Takalar, situs internet yang relevan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan, dan bahan pustaka lainnya. Metode Pengumpulan Data Pemilihan objek penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan karena memiliki potensi usaha dalam perumusan dan pelaksanaan strategi pengembangan, sehingga data primer mudah diperoleh melalui wawancara dan observasi secara langsung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: 1. Wawancara Peneliti akan memperoleh informasi sebenarnya mengenai keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian melalui proses wawancara langsung secara tatap muka (face to face), tidak terstruktur hingga terstruktur. Wawancara dilakukan oleh pihak internal usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa yang memahami dinamika usahanya yaitu pemilik usaha, Ibu Najmah dan bagian internal lainnya seperti Bapak Usman selaku penanggungjawab operasional produksi dan Yusnita selaku bagian administrasi dan keuangan. Tahap awal wawancara adalah bertemu langsung dengan pemilik usaha untuk menyampaikan rencana penelitian yang akan dilakukan dan mencari informasi mengenai gambaran umum usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa serta menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam persaingan industri makanan saat ini. Kemudian tahap wawancara selanjutnya adalah melakukan sesi tanya jawab dengan ketiga pihak internal secara acak untuk mendapatkan informasi faktor - faktor yang memengaruhi lingkungan internal dan eksternal usaha tersebut. Berdasarkan tahap wawancara yang dilaksanakan maka diperoleh data keadaan lingkungan internal dan eksternal yang meliputi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa, sehingga dapat dibuatkan rekomendasi program kegiatan berupa peta arsitektur strategi dalam kurun waktu tertentu. Wawancara dilakukan dengan menyesuaikan waktu luang
17 yang dimiliki pemilik dan pihak internal usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa lainnya. 2. Observasi Salah satu bentuk lain teknik pengumpulan data primer adalah dengan observasi. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati kondisi secara langsung di lokasi penelitian pada usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dan mengamati objek secara terstruktur untuk mengetahui secara detail mengenai permasalahan dan potensi yang dapat dikembangkan pada usaha tersebut. Peneliti mengamati keadaan lokasi usaha dan kegiatan karyawan dalam memproduksi kue Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa untuk memperoleh data primer yang lebih akurat lagi. 3. Studi literatur Salah satu studi literatur dapat dilakukan melalui pencarian data sesuai kebutuhan penelitian yang dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), materi seminar atau jurnal terkait topik penelitian strategi pengembangan bisnis, teori-teori yang berasal dari buku mengenai manajemen strategik, serta beberapa artikel dari Kementerian Pertanian. Metode Pengolahan dan Analisis Data Mengenai strategi pengembangan bisnis pada usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa yang dapat diimplementasikan oleh pihak pengambil keputusan maka dilakukan proses perumusan alternatif strategi dengan menggunakan matriks. Metode pengolahan dan analisis data akan dilakukan secara kualitatif yaitu mendeskripsikan dengan jelas mengenai visi, misi, dan tujuan dari organisasi atau perusahaan untuk mengetahui gambaran dari usaha tersebut, serta mendefinisikan dalam menentukan kondisi dari faktor-faktor lingkungan usaha berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk proses merumuskan beberapa alternatif strategi seperti menggunakan matriks SWOT dan arsitektur strategi.
Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) Kombinasi matriks SWOT merupakan tahap selanjutnya setelah menganalisis matriks IFE dan EFE. Model ini dapat merumuskan alternatif strategi yang dikombinasikan dari data – data yang telah diperoleh yaitu data internal dan eksternal dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan usaha. Menurut David (2010), alat analisis yang digunakan untuk menganalisis lingkungan yang berupa kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) disebut analisis SWOT atau matriks SWOT. Dalam kegiatan pencocokan faktor internal dan eksternal ini adalah bagian yang paling sulit dilakukan karena membutuhkan penilaian yang baik dan pencocokan yang tepat. Penjabaran dari alternatif strategi adalah sebagai berikut:
18 1. Strategi Strengths - Opportunities (SO): strategi ini menggunakan segala kekuatan internal organisasi untuk memanfaatkan peluang eksternal (strategi ofensif). 2. Strategi Weaknesses - Opportunities (WO): strategi untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada dalam mengatasi kelemahan internal (strategi defensif atau konsolidasi). 3. Strategi Strengths – Threats (ST): strategi yang mengerahkan kekuatan internal suatu organisasi untuk meminimalkan ancaman eksternal organisasi (strategi diversifikasi). 4. Strategi Weaknesses – Threats (WT): strategi yang dilakukan dengan mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi diferensiasi). Berikut adalah tahap-tahap dalam pembuatan matriks SWOT: a. Tuliskan peluang eksternal perusahaan. b. Tuliskan ancaman ekternal perusahaan. c. Tuliskan kekuatan internal perusahaan. d. Tuliskan kelemahan internal perusahaan. e. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, catat hasil pada sel SO. f. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang ekternal, catat hasil pada sel WO. g. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, catat hasil pada sel ST. h. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman ekternal, catat hasil pada sel WT. Kekuatan (Strengths – S)
Kelemahan (Weaknesses – W)
Peluang (Opportunities - O)
Strategi SO, Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Ancaman (Threats – T)
Strategi ST, Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WO, memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan Strategi WT, Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman
Sumber: David (2010)
Gambar 4 Matriks SWOT
Arsitektur Strategi Tahap terakhir yang dilakukan dalam merumuskan alternatif strategi pengembangan pada suatu perusahaan atau organisasi adalah arsitektur strategi. Penelitian ini akan menggunakan bentuk arsitektur strategi agar memudahkan pihak Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dalam memahami untuk melakukan dan mengevaluasinya karena alternatif strategi akan dijelaskan melalui gambar berupa peta strategi dengan rentang waktu empat periode. Langkah awal untuk memudahkan peneliti dalam mengaplikasikan arsitektur strategi yaitu dengan memulai menganalisis visi, misi, dan tujuan yang dimiliki oleh Bepang Spesial
19 Cap Pohon Kelapa, kemudian menganalisis lingkungan eksternal dan internalnya, menyusun industry foresight atau gambaran masa depan suatu industri, setelah itu merumuskan tantangan dan sasaran organisasi. Tahap terakhir yaitu merumuskan strategi yang diperoleh melalui hasil analisis SWOT dan kemudian membuat rancangan program-program menjadi bentuk gambar berupa peta strategi (blue print strategy). Seluruh strategi yang dipetakan dalam blue print strategy yaitu strategi yang memiliki rentang waktu agar pelaksanaan dari strategi-strategi tersebut dapat berkesinambungan dan mencapai sasaran dalam waktu yang sudah ditentukan. Rentang waktu untuk pelaksanaan program-program tersebut dan bentuk pemetaan arstitetur strategi tidak memiliki aturan atau standar baku tertentu melainkan disesuaikan dengan kebijakan atau keputusan Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa untuk mencapai tujuan perusahaan. Rancangan peta arsitektur strategi ini merupakan suatu proses berpikir kreatif yang menggabungkan seni dan hasil strategi yang diperoleh. Tahapan rancangan arsitektur strategi pengembangan usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dapat dilihat pada gambar berikut.
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Matriks SWOT
Tantangan dan Sasaran
Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi
Arsitektur Strategi
Rekomendasi Program
Gambar 5 Tahap Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa
20
GAMBARAN UMUM USAHA Sejarah dan Perkembangan Sejak tahun 1999, usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa mulai didirikan dengan aset kepemilikan yang masih kecil. Ibu Hj. Siti Najmah yang merupakan pemilik usaha ini memulai usahanya berawal dari hobi membuat kue, khususnya kue tradisional khas dari Makassar. Awal didirikannya usaha ini masih menggunakan kemasan yang cukup sederhana yaitu dikemas dengan plastik bening biasa, belum memiliki merek dagang sendiri dan dijual dengan harga Rp 2.400/bungkus. Kue yang terbuat dari olahan beras ketan putih ini, pada waktu itu hanya memproduksi satu rasa yaitu original sedangkan keseluruhan proses produksi hingga pemasaran dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga. Proses pembuatan kue Bepang ini dapat dikatakan cukup rumit karena beras ketan putih tersebut harus diolah terlebih dahulu dengan menggunakan mesin rice puff. Sedangkan pada tahun 1999 mesin tersebut tidak mudah didapatkan karena harganya yang sulit dijangkau. Jadi untuk menggembungkan beras ketan putih tersebut, Ibu Hj. Siti Najmah menggunakan jasa orang lain yang memiliki mesin tersebut dan selebihnya proses produksi dilakukan di rumahnya sendiri dengan bantuan keluarga yaitu dibantu oleh suami dan anak-anaknya. Pemilik yang akrab disapa Ibu Najmah ini menggunakan bahan baku utama impor, namun sebelum itu beliau pernah melakukan uji coba pembuatan `kue Bepang dengan menggunakan beras ketan lokal dan hasilnya kurang memuaskan karena ukurannya kecil dan tidak memiliki rasa khas yang berbeda seperti beras ketan impor. Bersamaan dilakukannya uji coba tersebut, Ibu Najmah melakukan survei ke beberapa pelanggan tetapnya dan hasilnya konsumen lebih menyukai Bepang yang terbuat dari beras ketan putih impor dibanding lokal. Peluang pasarnya semakin terlihat ketika permintaan konsumen setiap hari semakin meningkat. Karena itu, memasuki awal tahun 2000 Ibu Najmah mencoba memperbesar usaha ini dengan memiliki alat produksi sendiri dan memperluas ruang khusus produksi kue Bepang. Disisi lain Ibu Najmah melakukan perekrutan tenaga kerja dari luar keluarga, awalnya hanya merekrut dua orang saja yaitu satu orang bagian penggunaan mesin rice puff dan satu lagi bagian produksi untuk membantu Ibu Najmah. Melihat kemajuan usaha yang didirikannya bersama keluarga, Ibu Najmah mengikuti penyuluhan dari beberapa dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan pelatihan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan di Kota Makassar guna mempelajari lebih dalam mengenai bisnis bidang industri makanan dan peraturan yang berlaku sesuai undang-undang. Saat ini perkembangan produk kue Bepang milik Ibu Najmah sudah dikemas sesuai standar operasional yang berlaku, memiliki merek dagang sendiri yaitu Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dan sudah tersedia berbagai macam rasa. Selain itu, kue Bepang ini selalu dijadikan sebagai jamuan di setiap acara pemerintahan daerah Kabupaten Takalar dan menjadi oleh-oleh khas dari daerah Takalar, Sulawesi Selatan jika ada kunjungan dari daerah lain. Dengan melalui banyak rintangan dan tantangan dalam mendirikan usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa, tahun 2013 produk milik Ibu Najmah berhasil
21 mendapatkan penghargaan Piagam Bintang Keamanan Pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan yang telah menerapkan prinsip dasar keamanan pangan meliputi higiene karyawan, penanganan dan penyimpanan pangan, pengendalian hama, sanitasi tempat dan peralatan serta sudah memiliki label halal. Setiap tahun usaha Bepang ini semakin berkembang pesat dan tentunya sampai pada saat ini Ibu Najmah sudah memiliki delapan karyawan dari luar keluarga melalui pemberdayaan masyarakat sekitar dan berharap dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran. Visi, Misi dan Tujuan Ibu Najmah memiliki visi dan misi tersendiri walaupun belum dituangkan secara tertulis. Visi dari usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa adalah mewujudkan masyarakat produktif dan menjadikan Bepang sebagai cemilan khas Makassar serta mampu menembus pasar global. Setelah merumuskan visi, selanjutnya adalah membuat tujuan dan alasan yang ingin dicapai melalui pembentukan misi sebagai berikut: 1. Melayani konsumen dengan tetap mempertahankan kualitas produk 2. Mengembangkan dan memperkenalkan produk cemilan khas Makassar 3. Memberdayakan masyarakat yang kurang produktif dengan membangun hubungan kerja berprinsip kekeluargaan, kepercayaan, dan keuletan kerja. Disisi lain Bepang spesial cap pohon kelapa tentunya memiliki tujuan utama dalam mendirikan usaha ini yaitu mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang kurang produktif sebelumnya atau memiliki keterbatasan pendidikan sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar yang dituju dan dapat menambah nilai keuntungan untuk pemilik. Struktur Organisasi Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa didirikan oleh Ibu Najmah sebagai pemilik dan sekaligus memimpin jalannya usaha ini. Dalam menjalankan usahanya, suami dari Ibu Najmah turut ikut membantu bertanggungjawab di bagian operasional produksi dan membawahi dua orang bagian teknik mesin dan lima orang di bagian produksi kue Bepang. Selain itu, dalam mengatur bagian administrasi dan keuangan dibantu oleh anak dari Ibu Najmah juga bernama Yusnita yang kebetulan sedang menempuh pendidikan pascasarjana sehingga pengetahuan di bidang ini tidak diragukan lagi dalam menyusun masalah administrasi keuangan. Adapun bagian pemasaran atau biasa ditugaskan di bagian kasir toko hanya satu orang yang bernama Arya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat sebagai berikut mengenai penjelasan struktur organisasi dalam membangun sebuah bisnis.
22 Pemilik Usaha
Penanggungjawab Operasional Produksi
Bagian Teknik Mesin
Penanggungjawab Administrasi dan Keuangan
Bagian Produksi
Bagian Pemasaran
Gambar 6 Struktur Organisasi Dari Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan Internal Aspek Manajemen Awal didirikan usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa ini masih mengandalkan tenaga kerja dalam keluarga untuk menangani persoalan manajemen mulai dari perencanaan produksi sampai pada pengendalian usaha. Perencanaan manajemen ini dilakukan Ibu Najmah dengan bantuan suaminya sendiri yaitu Pak usman. Pak Usman membantu dalam memasarkan produk kue Bepang sedangkan anak-anaknya membantu dalam bidang produksi. Namun, saat ini Ibu Najmah sudah memiliki delapan karyawan diluar keluarga. Proses pengambilan keputusan sepenuhnya dilakukan oleh pemilik baik dari penentuan harga setiap produk ataupun jumlah produksi harian. Untuk menghindari kewalahan produksi, setiap hari pembuatan kue Bepang dibatasi sebanyak 120 bungkus. Penetapan jam kerja karyawan adalah jam sembilan pagi sampai pada jam satu siang. Setelah itu, karyawan diperbolehkan untuk beristirahat dan lanjut lagi jam lima sore tetapi jam kerja ini bukan untuk produksi melainkan hanya untuk membersihkan ruang produksi dan menyediakan bahan untuk persiapan produksi pada hari selanjutnya sedangkan hari libur diberikan pada hari sabtu dan minggu. Usaha ini termasuk dalam kategori bisnis industri makanan yang masih dalam skala kecil sehingga tidak memiliki manajemen formal dalam struktur organisasi dari usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. Namun, Ibu Najmah mengelola semua sumber daya yang dimiliki untuk mengembangan keunggulan kompetitif sesuai kinerja manajemen strategis sehingga mampu menciptakan kesuksesan di masa yang akan datang. Berikut merupakan faktor-faktor lingkungan yang termasuk dalam kekuatan pada usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa: 1. Sistem koordinasi antar anggota yang efektif
23 Manajemen dalam penyampaian informasi untuk mengefisienkan sistem koordinasi antar anggota belum menggunakan sistem penggunaan internet secara umum tetapi proses ini dilakukan secara langsung atau tatap muka antara pemilik dengan karyawan. Sesuai dengan hasil diskusi dengan pemilik usaha ini menyatakan bahwa penyebaran informasi kepada seluruh karyawan sudah dikatakan efektif dengan cara menyampaikan suatu informasi secara langsung ke setiap karyawan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa penggunaan internet untuk saat ini masih belum dibutuhkan. Prinsip yang diterapkan dalam membangun koordinasi yang baik antara pimpinan usaha dan karyawan adalah prinsip kekeluargaan, kepercayaan, dan keuletan kerja. Hal ini diterapkan untuk membangun rasa kepercayaan terhadap sesama sehingga karyawan memiliki rasa tanggungjawab yang besar dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Prinsip kekeluargaan diterapkan dengan memberi karyawan fasilitas seperti tempat tinggal yang dekat dengan ruang produksi sehingga karyawan mudah dikontrol oleh pemilik baik dari aktivitas kesehariannya maupun saat produksi berlangsung. Sedangkan dengan membangun rasa kekeluargaan dan kepercayaan antara pemilik usaha dan karyawan maka akan tercipta sikap kerja yang ulet, tekun, dan bertanggung jawab. 2. Menerapkan sistem reward Pemberian motivasi kepada seluruh karyawan, pemilik menerapkan sistem reward. Artinya setiap menerima orderan khusus dari permintaan pelanggan, karyawan mendapatkan bonus sebesar 10% dari penjualan. Pada hari-hari tertentu seperti bulan ramadhan dan hari raya idul fitri, setiap karyawan akan mendapatkan tunjangan hari raya sebesar Rp 500.000. Sistem manajemen lain yang diterapkan pada karyawan dalam menjalani usaha ini adalah menerapkan sistem simpan pinjam setiap bulannya sebesar Rp 100.000 per bulan. Salah satu bentuk simpan pinjamnya adalah bisa dalam bentuk barang atau uang jika suatu saat nanti karyawan membutuhkannya. 3. Memiliki SOP keamanan kerja sesuai standar peraturan BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan standar operasional produksi seperti menggunakan tutup kepala, pakaian bersih, mencuci tangan sebelum memulai proses produksi bepang, masker atau penutup mulut, dan celemek. Peraturan ini harus dipatuhi oleh setiap karyawan untuk tetap menjaga kebersihan dan keamanan pangan. Selain itu, karyawan yang baru diterima bekerja akan diberi pelatihan khusus mengenai cara pembuatan kue bepang serta penggunaan standar peraturan keamanan kerja yang baik dan benar sesuai dengan peraturan dari BPOM yang berlaku. Aspek Pemasaran Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa memiliki beberapa variabel dalam kegiatan pemasaran seperti produk (product), tempat (place), harga (price), dan promosi (promotion) yang akan dijelaskan sebagai berikut: a. Produk (Product)
24 Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa merupakan cemilan khas Makassar yang terbuat dari olahan beras ketan putih dan dicampur dengan gula aren, biasanya disebut dengan kue Bepang. Bahan baku yang digunakan adalah beras ketan putih impor dari Thailand dengan kualitas yang tinggi seperti ukurannya lebih besar dibanding lokal. Selain itu untuk menambah berbagai varian rasa diberi tambahan kacang, wijen dan mete. Jenis kue Bepang yang disediakan ada empat rasa yaitu original atau spesial, spesial kacang, spesial kacang wijen, dan spesial mete. Sementara itu, produk Bepang ini sudah mendapatkan label halal dan piagam bintang satu keamanan pangan dari badan pengawas obat dan makanan sehingga kualitas produk lebih dipercaya oleh konsumen dibanding produk lainnya. b. Tempat (Place) Terdapat ruang khusus produksi yang lokasinya tepat berada di belakang rumah Ibu Najmah dan disediakan juga beberapa sekat ruangan khusus untuk karyawannya. Penyimpanan bahan baku sampai proses pengemasan dilakukan di ruangan tersebut. Setelah dilakukan pengemasan, semua hasil produknya disimpan di sebuah toko yang lokasinya masih satu rumah. Sebagian produk didistribusikan pada beberapa toko tertentu yang telah melakukan kesepakatan kerja di wilayah Kabupaten Takalar. Adapun untuk diluar wilayah tersebut, produk sudah tersedia dibeberapa toko pusat oleholeh khas Makassar di bagian Kota Makassar dan terdapat satu toko di wilayah Palopo. c. Harga (Price) Produk dijual dengan harga Rp 14.000 untuk rasa original atau spesial, Rp 16.000 rasa spesial kacang, Rp 17.000 rasa spesial kacang wijen, dan Rp 23.000 rasa spesial mete. Penetapan harga bisa saja berubah sesuai dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Jika terjadi hal serupa maka harga setiap produk meningkat sebesar Rp 1.000. d. Promosi (Promotion) Penawaran produk Bepang spesial cap pohon kelapa dilakukan dengan mengikuti kegiatan pameran dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan belum menggunakan media sosial sebagai media promosi, sehingga masih banyak konsumen lain yang belum mengetahui keberadaan produk ini. Sistem penyebaran lainnya masih secara tradisional atau penyebaran informasi produk dari mulut ke mulut. Kegiatan pemasaran dalam mendistribusikan produknya melalui beberapa saluran yaitu: Konsumen Akhir
Produsen
Gambar 7 Saluran Pemasaran 1 Produsen
Retailer
Gambar 8 Saluran Pemasaran 2
Konsumen Akhir
25 Rata-rata penjualan produk yang didistribusikan langsung ke konsumen akhir dan yang melalui retailer hanya beberapa saja karena terdapat perbandingan harga dengan margin Rp 2.000 sehingga konsumen lebih memilih membeli langsung ke toko milik Ibu Najmah sendiri untuk wilayah di Kabupaten Takalar. Beda lagi dengan retailer, untuk mendapatkan produk Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa harus melakukan pemesanan langsung ke Ibu Najmah via telefon terlebih dahulu dengan memastikan jumlah yang ingin dipesan, kemudian produk diambil sendiri oleh retailer. Saat ini pihak manajemen usaha Bepang berharap bisa memiliki beberapa cabang toko milik sendiri di Kota Makassar agar produk lebih dikenal lagi oleh masyarakat sekitar. Berdasarkan uraian diatas maka dapat simpulkan bahwa faktor lingkungan internal yang termasuk dalam kekuatan usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa terdapat pada poin satu dan dua, sedangkan poin ketiga merupakan kelemahan dari usaha ini. 1. Memiliki saluran distribusi yang tetap Pendistribusian produk sudah cukup tersebar luas di beberapa toko oleholeh khas Makassar di Kota Makassar dan Kota Palopo, sehingga mudah dijangkau oleh pelanggan untuk wilayah Sulawesi Selatan dan para wisatawan baik dari luar kota hingga mancanegara. Pemilik membatasi jumlah produk yang dikeluarkan untuk para pedagang pengecer karena jumlah produk yang diproduksi masih terbatas sehingga produk bepang selalu laku terjual habis setiap minggu. 2. Memiliki sertifikat halal dan Piagam Bintang 1 Keamanan pangan BPOM Memasuki tahun 2013, produk bepang tersebut berhasil mendapatkan sertifikat halal dan penghargaan dari BPOM dengan kategori Piagam Bintang 1 Keamanan Pangan. Adanya prestasi bisnis yang diperoleh membuat produk bepang semakin dipercaya oleh pelanggan dan konsumen lainnya mengenai kualitas yang dimiliki Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. 3. Tidak melakukan promosi secara online Penjualan produk didistribusikan secara langsung ke konsumen akhir tanpa menggunakan media sosial atau promosi produk secara online. Kendala dari kelemahan ini adalah kurangnya sumber daya manusia yang menguasai teknik pemasaran secara online dan pemilik serta pihak manajemen internal dari usaha bepang tersebut hanya fokus pada pendistribusian produk ke para pedagang pengecer. Aspek Keuangan 1. Manajemen keuangan belum terinput secara komputerisasi Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa memiliki sumber keuangan yang berasal dari modal sendiri tanpa melakukan pinjaman dari pihak lembaga keuangan lainnya. Arsip keuangan sudah dibuat secara rapih dan teratur secara manual tetapi belum terkomputerisasi karena dianggap tidak perlu. Biaya operasional dan produksi dikelolah oleh pemilik dengan bantuan dari bagian administrasi dan keuangan, seperti biaya input untuk menyediakan stok bahan baku dalam satu minggu dan hasil penjualan setiap harinya. Namun, terkadang tidak dilakukan pencatatan secara rutin setiap hari
26 sehingga dapat dikatakan manajemennya masih kurang baik dalam perencanaan administrasi dan keuangan. Aspek Operasional Produksi Kegiatan operasional produksi berlangsung di ruang khusus produksi yang dapat digunakan sebagai gudang penyimpanan bahan baku, dapur untuk melakukan proses pembuatan kue bepang sampai pada pengemasan produk. Sedangkan untuk proses penggembungan beras ketan digunakan alat rice puff sebanyak dua buah mesin untuk mengefisienkan waktu. Alat produksi lain yang digunakan terdiri atas empat kompor gas, wajan besar, ember, gelas ukur minyak, spatula, alat gulung kue, dan peralatan dapur lainnya. Kemasan Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa berupa plastik bening tipis kemudian dilapisi dengan plastik yang sedikit tebal kemudian dibungkus dengan kertas kemasan yang sudah dicetak. 1. Memiliki supplier bahan baku yang tetap Bahan baku diperoleh dari para supplier tetap dan sudah bernegosiasi mengenai kesepakatan harga sejak awal transaksi. Bahan baku gula aren diperoleh dari luar Kabupaten Takalar yaitu dari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dengan jarak tempuh 132,5 km sedangkan beras ketan diperoleh dari Kota Makassar dengan jarak tempuh 37,7 km. Kualitas bahan baku yang tinggi dapat diperoleh hanya dari kedua tempat tersebut. Gula aren dan beras ketan dapat diperoleh langsung dengan menggunakan jasa antar dari pihak para supplier. 2. Menerima pesanan produk secara khusus sesuai permintaan dari konsumen Pengembangan inovasi rasa masih dalam proses uji coba diluar empat macam rasa yang sudah tersedia. Uji coba masih dilakukan karena adanya pertimbangan bahwa konsumen kurang menyukai keluaran produk baru kecuali jika terdapat pesanan khusus dari para pelanggan untuk membuat rasa baru seperti rasa durian, rasa nangka, rasa coklat dan lain-lain. Lingkungan Eksternal Aspek Ekonomi 1. Permintaan Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa oleh konsumen yang cukup tinggi Pengaruh ekonomi secara nasional terhadap kelangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia cukup berpengaruh, salah satunya adalah kenaikan harga bahan bakar dan minyak yang sering terjadi di Indonesia. Usaha Bepang spesial cap pohon kelapa mengalami kenaikan harga jual jika terjadi kenaikan harga BBM karena biaya bahan baku dan produksinya juga meningkat, bahan baku yang sangat berpengaruh dalam kenaikan harga BBM adalah harga minyak kelapa dan gula aren. Selama berdirinya usaha ini perubahan harga pada setiap produk sering kali berubah, mulai dari harga Rp 12.000 hingga pernah menjadi Rp 18.000 untuk rasa original atau
27 spesial, tentunya pemilik adalah yang berperan utama dalam menentukan perubahan harga produk. Walaupun sering terjadi kenaikan harga BBM tetapi kualitas tetap dipertahankan dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk agar tidak mengecewakan konsumen. Disisi lain mulai berlaku aktifnya pasar bebas yang sedang terjadi saat ini, pemilik masih belum terlalu merasakan pengaruhnya secara langsung. Namun hal ini dapat menjadi peluang bagi pengembangan usaha kue Bepang ini karena banyak konsumen yang menyukai rasanya yang pas dan tidak terlalu manis. Beberapa pembeli berasal dari luar kota bahkan pernah ada pengunjung dari Malaysia yang membeli produk ini dan sangat menyukainya. Selain cemilan ini sangat cocok untuk dikonsumsi saat bersantai bersama keluarga dan bisa juga sebagai pengganjal perut, biasanya dijadikan juga sebagai oleh-oleh khas dari Kabupaten Takalar. Karena itu, permintaan dari konsumen pada produk ini dapat dikatakan cukup tinggi. Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan 1. Pemberdayaan masyarakat sekitar bagi yang berpendidikan rendah sebagai karyawan Dampak yang dirasakan masyarakat sekitar dengan adanya usaha ini adalah masyarakat sekitar yang belum memiliki pekerjaan dengan alasan minimnya pendidikan, diberdayakan oleh Ibu Najmah sebagai karyawannya atau kadang sebagai pengganti karyawan untuk sementara.Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi bepang tidak perlu memiliki pendidikan yang tinggi, yang terpenting merupakan orang yang dapat diberi kepercayaan, bertanggung jawab, dan pekerja keras. 2. Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sudah menjadi oleh-oleh khas dari Kabupaten Takalar Pariwisata untuk daerah Kabupaten Takalar saat ini sering mendapat kunjungan dari luar kota atau luar negeri seperti Malaysia, dampak yang dirasakannya adalah produk bepang milik Ibu Najmah laku terjual berkat info dari keluarga atau pemandu wisatanya. Hal ini menjadi salah satu kendala yang dialami usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa karena tidak memiliki media sosial untuk mempromosikan produknya sebagai oleh-oleh khas dari Kabupaten Takalar melainkan wisatawan mengetahui informasinya secara langsung dari masyarakat yang menetap di daerah tersebut. 3. Tidak memiliki limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitar Lokasi usaha bepang ini berada di lingkungan yang padat penduduk sehingga ruang khusus produksi sudah di desain dengan bangunan yang lebih tinggi dan kedap suara agar tidak mengganggu masyarakat sekitar karena adanya suara bising dari mesin produksi rice puff. Selain itu, limbah yang dihasilkannya adalah hanya berupa plastik dan sisa air yang tidak terpakai lagi. Pembuangan limbah sampah plastik dikumpulkan di satu tempat kemudian dijual kembali sedangkan limbah yang berupa air kotor dibuang ke saluran drainase untuk mencegah pencemaran lingkungan.
28 Aspek Politik, Pemerintah dan Hukum 1. Adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat Peran pemerintah cukup membantu dalam membangun usaha bepang dengan memberikan penyuluhan mengenai kebersihan dalam mendirikan usaha berbasis industri rumah tangga sesuai peraturan standar keamanan. Sedangkan untuk bantuan modal usaha, Ibu Najmah tidak pernah mendapatkannya karena menurut pemilik rumitnya mengurus administrasi yang harus dipenuhi. 2. Di bawah pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Setiap bulan Ibu Najmah mendapat kunjungan oleh BPOM dari Makassar untuk mengawasi berlangsungnya proses produksi dalam memenuhi standar keamanan kerja untuk karyawan dan kebersihan makanan seperti penggunaan masker atau penutup mulut, topi penutup rambut, celemek, menggunakan pakaian yang bersih dalam setiap proses produksi kue bepang.
Aspek Teknologi 1. Keterbatasan penggunakan teknologi produksi modern dalam proses pembuatan bepang Pembuatan kue Bepang tidak membutuhkan banyak penggunaan alat teknologi yang canggih dalam proses pembuatannya. Alat teknologi yang digunakan dalam proses produksi adalah rice puff dan alat press untuk mencetak kemasan produk. Proses pembuatan kue bepang tidak menggunakan alat teknologi secara otomatis melainkan dibuat secara manual atau tradisional untuk mempertahankan kualitasnya. Kendalanya disebabkan karena susahnya menggunakan peralihan alat canggih dalam proses pembuatan sehingga kurang mampu meningkatkan kuantitasnya dalam sehari, berdasarkan hasil diskusi dengan Ibu Najmah mengatakan bahwa jika terdapat alat yang memudahkan untuk memproduksi kue bepang maka hasilnya akan berbeda dengan cara tradisional atau manual. Rice puff merupakan alat mesin untuk menggembungkan beras ketan putih menjadi bepang dan saat ini Ibu Najmah baru memiliki dua buah mesin tersebut, tetapi mesin rice puff dimodifikasi lagi dengan menambahkan besi timah untuk memudahkan saat proses produksi berlangsung. Aspek Kompetitif 1. Banyak agen penjualan yang ingin melakukan kerjasama Faktor tersebut menjadi salah satu peluang usaha bepang yang terlihat dari beberapa retailer lain yang ingin melakukan kerjasama dengan Ibu Najmah, tetapi Ibu Najmah belum bisa memenuhi semua permintaan retailer karena setiap harinya hanya bisa memproduksi 120 bungkus dan masih terbatasnya jumlah karyawan dan mengingat proses produksinya dibuat secara tradisional. Jika Ibu Najmah sudah memiliki banyak karyawan dan
29 tambahan alat produksi dapat memungkinkan menerima tawaran kerjasama dari beberapa retailer. 2. Adanya Kompetitor lain Saat ini tanpa adanya persaingan, dinamika dan strategi bisnis tidak akan bermanfaat bagi pemilik usaha. Sementara usaha bepang ini tentunya memiliki beberapa pesaing yang bergerak di industri makanan baik yang sejenis ataupun yang bisa menjadi sebagai substitusinya. Di Kabupaten Takalar terdapat beberapa penjual Bepang yang lain tetapi bahan dasar yang digunakan sudah berbeda sehingga dapat dikatakan sebagai pesaing yang tidak sebanding. Sementara itu, supplier tetap untuk pasokan bahan bakunya sudah menjalin kerjasama dengan pihak tertentu dalam memasok bahannya seperti gula aren, beras ketan putih, dan minyak kelapa. Namun, yang menjadi kendala pada usaha ini adalah Ibu Najmah tidak bisa menganggap remeh kompetitor lain karena selera konsumen itu berbeda-beda apalagi jika sudah berkaitan dengan masalah harga produk. Ibu Najmah beranggapan bahwa untuk mendapatkan konsumen yang loyal itu sulit untuk dipertahankan sehingga beliau bersama seluruh karyawannya berusaha terus dalam menjaga kualitas dari produknya. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Identifikasi faktor kekuatan dan kelemahan merupakan hasil analisis dari lingkungan internal yang meliputi faktor manajemen, pemasaran, keuangan, operasional, penelitian dan pengembangan, serta informasi. Setelah dilakukan analisis lingkungan internal maka tahap selanjutnya adalah mengelompokkan faktor kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa untuk memperoleh beberapa rumusan alternatif strategi. Berikut diperoleh sebelas faktor kekuatan dan tiga faktor kelemahan yang dimiliki usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa.
Tabel 4 Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan 1. Sistem koordinasi antar anggota yang efektif 2. Menerapkan sistem reward 3. Memiliki SOP keamanan kerja sesuai standar peraturan BPOM 4. Memiliki saluran distribusi yang tetap 5. Memiliki sertifikat halal dan Piagam Bintang 1 Keamanan pangan BPOM 6. Memiliki supplier bahan baku yang tetap 7. Menerima pesanan produk secara khusus sesuai permintaan dari konsumen
Kelemahan 1. Tidak melakukan promosi secara online 2. Manajemen keuangan belum terinput secara komputerisasi
30 Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Identifikasi faktor peluang dan ancaman merupakan hasil analisis dari lingkungan eksternal yang meliputi faktor ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan lingkungan, politik, pemerintah, dan hukum, teknologi, serta kompetitif. Setelah dilakukan analisis lingkungan eksternal maka tahap selanjutnya adalah mengelompokkan faktor peluang dan ancaman yang terdapat pada usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa untuk memperoleh beberapa rumusan alternatif strategi. Berikut diperoleh delapan faktor peluang dan tiga faktor ancaman yang dimiliki usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. Tabel 5 Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Peluang 1. Permintaan Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa oleh konsumen yang cukup tinggi 2. Pemberdayaan masyarakat sekitar bagi yang berpendidikan rendah sebagai karyawan 3. Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sudah menjadi oleh-oleh khas dari Kabupaten Takalar 4. Tidak memiliki limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitar 5. Adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat 6. Dibawah pengawasan balai BPOM 7. Banyak agen penjualan yang ingin melakukan kerjasama
1.
2.
Ancaman Keterbatasan penggunakan teknologi produksi modern dalam proses pembuatan bepang Adanya Kompetitor lain
FORMULASI STRATEGI Formulasi strategi merupakan tahap selanjutnya yang akan diimplementasikan dan disusun sesuai dengan hasil identifikasi faktor-faktor terhadap lingkungan internal dan eksternal yang dipadukan dengan arah organisasi yang telah ditetapkan. Tahap ini adalah proses untuk merancang, menyeleksi, dan memilih strategi yang lebih tepat untuk diterapkan dari serangkaian strategi yang disusun untuk mencapai tujuan dari organisasi. Perumusan strategi yang digunakan dalam mengembangkan usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa adalah menggunakan matriks SWOT dan rancangan arsitektur strategi. Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) Matriks SWOT merupakan alat analisis yang dapat membantu pemilik usaha atau manajer dalam suatu organisasi dalam mengembangkan usahanya melalui empat tipe strategi yaitu strategi strength-oppurtunity (SO), strategi weakness-oppurtunity (WO), strategi strength-threat (ST), strategi weakness-
31 threat (WT). Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal untuk meraih peluang dari lingkungan ekternalnya sedangkan strategi WO bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi ST artinya menggunakan kekuatan internal untuk menghindari ancaman dari lingkungan eksternalnya dan strategi WT merupakan taktik untuk bertahan dengan meminimalisasi kelemahan dan menghindari suatu ancaman dari lingkungan eksternalnya. Gambar 7 merupakan hasil analisis dari matriks SWOT yang akan menjadi beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan pada usaha Bepang spesial cap pohon kelapa. Berdasarkan gambar tersebut diperoleh beberapa alternatif strategi sesuai dengan hasil analisis matriks SWOT sebagai berikut: 1. Strategi SO (Strength-Opportunity) a. Mengembangkan potensi dan pelatihan SDM Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sudah memiliki arsip keuangan yang teratur, tetapi masih diarsipkan secara manual dan belum diinput kedalam sistem komputerisasi. Melihat kondisi manajemen keuangan seperti itu maka diharapkan menambah tenaga kerja diluar keluarga dengan minimal kemampuan bisa menggunakan aplikasi komputer agar data keuangan tersusun rapih dan memiliki pembukuan tersendiri. Selain itu, perlu adanya tenaga kerja yang inisiatif dalam pencatatan secara rutin mengenai biaya-biaya variabel yang digunakan dalam menjalani usaha ini. Bidang produksi juga membutuhkan tambahan tenaga kerja yang berpotensi dan produktif, hal ini terlihat dari jumlah permintaan kue Bepang yang semakin meningkat tetapi produk yang disediakan terbatas, adanya peluang besar pasar bebas yang sudah mulai berlaku aktif Januari 2016, dan pemerintah setempat juga mendukung jalannya usaha ini karena membantu dalam mengurangi jumlah pengangguran khusus wilayah Kabupaten Takalar. Karena itu, strategi penambahan tenaga kerja dilakukan pada dua bidang tersebut karena memiliki kekuatan dalam memberdayakan masyarakat sekitar seperti sistem koordinasi antar anggota yang efektif, terdapat sistem reward and punishment, penyampaian informasi secara merata kepada seluruh karyawan, memiliki SOP keamanan kerja sesuai standar peraturan BPOM dan tentunya berada dibawah pengawasan BPOM dari Kota Makassar.
32
Peluang (O) 1. Permintaan Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa oleh konsumen yang cukup tinggi 2. Pemberdayaan masyarakat sekitar bagi yang berpendidikan rendah sebagai karyawan 3. Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sudah menjadi oleh-oleh khas dari Kabupaten Takalar 4. Tidak memiliki limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitar 5. Adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat 6. Dibawah pengawasan balai BPOM 7. Banyak agen penjualan yang ingin melakukan kerjasama Ancaman (T) 1. Keterbatasan penggunakan teknologi produksi modern dalam proses pembuatan bepang 2. Adanya Kompetitor lain
Kekuatan (S) 1. Sistem koordinasi antar anggota yang efektif 2. Menerapkan sistem reward 3. Memiliki SOP keamanan kerja sesuai standar peraturan BPOM 4. Memiliki saluran distribusi yang tetap 5. Memiliki sertifikat halal dan Piagam Bintang 1 Keamanan Pangan BPOM 6. Memiliki supplier bahan baku yang tetap 7. Menerima pesanan produk secara khusus sesuai permintaan dari pelanggan Strategi SO 1. Mengembangkan potensi dan pelatihan SDM (S1, S2, S3, S7, O1, O2, O5, O6, O7) 2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi (S2, S3, S4, S5, S6, S7, O1, O3, O4, O5, O6, O7)
Strategi ST Perencanaan kerja lebih dimatangkan agar mampu mencapai target produksi dan penjualan sesuai permintaan pasar dengan cepat dan tepat waktu (S1, S2, S3, S5, S7, T1, T2)
Kelemahan (W) 1. Tidak melakukan promosi secara online 2. Manajemen keuangan belum terinput secara komputerisasi
Strategi WO Promosi produk melalui pemanfaatan media sosial (W1, O1, O2, O3, O5, O7)
Strategi WT Mulai mengembangkan sistem manajemen yang baik dan teratur (W2, T1)
Gambar 9 Hasil analisis matriks SWOT b. Meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi Produk Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sudah memiliki label halal dan pernah mendapatkan piagam bintang 1 keamanan pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sehingga konsumennya sudah mulai loyal terhadap produk tersebut. Pemilik juga selalu mengutamakan kualitas produk walaupun profit yang diperoleh tidak begitu banyak pada setiap
33 penjualan produk. Strategi peningkatan skala produksi dari segi kauntitas dan kualitas dibuat karena terdapat peluang bagi pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya seperti jumlah permintaan produk yang semakin meningkat, banyak agen penjualan yang ingin melakukan kerjasama, berkesempatan memperkenalkan dan menjual produk secara global. Berdasarkan hal tersebut kualitas produk menjadi nomor satu dalam melayani konsumen dengan tetap menjaga kebersihan makanan sesuai standar BPOM, dan dilakukan pengembangan inovasi rasa lain diluar empat rasa yang telah disediakan. Selain itu kuantitasnya dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah tenaga kerja dalam penggunaan mesin rice puff dan bagian pembuatan kue Bepang agar dapat mengefektifkan produksi dan mampu menghindari kewalahan produksi dalam memenuhi jumlah permintaan konsumen. 2. Strategi WO (Weakness-Opportunity) Promosi produk melalui pemanfaatan media sosial dan media cetak merupakan strategi pemasaran yang perlu dilakukan karena sistem pemasaran yang diterapkan pada usaha ini adalah masih tradisional yaitu penyampaian informasi produk dari mulut ke mulut sehingga misalnya jika ada wisatawan dari luar, mereka bisa mengetahuinya lewat internet sebagai oleh-oleh khas dari Kabupaten Takalar. Pemilik usaha bisa memberdayakan karyawannya yang bisa menggunakan media sosial sebagai promosi produk seperti membuat akun sosial instagram, facebook, dan blog khusus penjualan kue Bepang. Selain itu strategi pemasaran yang mudah dilakukan adalah membuat iklan lewat pembuatan brosur, banner, atau spanduk karena pemerintah setempat juga mendukung usaha milik Ibu Najmah. 3. Strategi ST (Strength-Threat) Keterbatasan penggunaan teknologi produksi dalam proses pembuatan bepang menjadi salah satu ancaman yang harus dihindari pengusaha dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki yaitu dapat direalisasikan dengan perencanaan kerja lebih dimatangkan agar mampu mencapai target produksi dan penjualan sesuai permintaan pasar dengan cepat dan tepat waktu. Hal ini diterapkan melalui pengembangan sumber daya manusianya atau tenaga kerja yang dimiliki pemilik usaha dilatih secara terus menerus dan berkelanjutan dalam bekerja, seperti memberikan reward kepada karyawan yang mampu memproduksi bepang sesuai target yang diminta pasar. Selain itu, strategi dapat dibuat dengan mengembangkan teknologi produksi untuk menghindari hal seperti ini, yaitu dengan mencari mesin rice puff yang lebih canggih dan modern agar memudahkan dalam penggunaan teknologi dan siapapun bisa menggunakannya. 4. Strategi WT (Weakness-Opportunity) Strategi yang tidak menguntungkan pemilik usaha yaitu pemilik harus membuat strategi dalam meminimalisir kelemahan dan menghindari ancaman. Kelemahan yang dimiliki usaha bepang adalah kurangnya manajemen yang baik pada laporan keuangan seperti tidak melakukan pencatatan secara rutin mengenai pengeluaran dan pemasukan setiap harinya dan ancaman yang perlu dihindari adalah bagaimana menangani adanya kompetitor lain yang sudah mulai
34 bermunculan. Solusi dari beberapa faktor tersebut dapat diperoleh dengan membuat strategi mengembangkan sistem manajemen yang baik dan teratur. Artinya, memilih salah satu karyawan yang berpotensi di bagian laporan keuangan. Kriteria karyawan seperti tipe orang yang rajin, tekun, dan mengerti mengenai pemasukan dan pengeluaran biaya produksi. Selain itu, perlu ditekankan bahwa tugas tersebut harus dilaksanakan secara rutin, teratur, dan benar. Arsitektur Strategi Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa Analisis Visi, Misi, dan Tujuan Usaha Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa memiliki visi yaitu mewujudkan masyarakat produktif dan menjadikan Bepang sebagai cemilan khas Makassar serta mampu menembus pasar global. Sedangkan misi dari usaha tersebut adalah melayani konsumen dengan tetap mempertahankan kualitas produk, mengembangkan dan memperkenalkan produk cemilan khas Makassar, serta memberdayakan masyarakat yang kurang produktif dengan membangun hubungan kerja berprinsip kekeluargaan, kepercayaan, dan keuletan kerja. Perumusan visi usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa merupakan suatu gambaran keinginan atau cita-cita masa depan yang ada dalam benak pengurus dan anggota yang menunjukkan kea rah mana Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa akan dibawa. Sesuai dengan hasil analisis visi dan misi usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa memiliki cita-cita ingin mewujudkan masyarakat sekitar wilayah Kabupaten Takalar menjadi lebih produktif, mampu menjadikan Bepang sebagai oleh-oleh khas dari Makassar, serta mampu menembus pasar secara global baik di Indonesia hingga ke mancanegara. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa misinya terutama terkait dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produk, menjalin hubungan kemitraan dengan pihak terkait atau mengikuti pameran produk yang biasanya diadakan oleh dinas pemerintahan, dan menambah jumlah tenaga kerja yang lebih berpotensi serta diberikan pelatihan dan penyuluhan kepada karyawan. Redefinisi Masa Depan Penyusunan industry foresight dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perkembangan teknologi, regulasi yang dikeluarkan dan ancangan regulasi yang akan ditetapkan, demografi wilayah seperti faktor tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan, dan gaya hidup yang berlaku di masa depan. Industri masa depan ini memberikan gambaran mengenai hal-hal yang potensial dalam organisasi untuk dikembangkan di masa depan dan memungkinkan organisasi tersebut untuk mengambil posisi sebagai pemimpin. Gambaran mengenai industri makanan pada masa yang akan datang diperoleh dari usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa, yaitu usaha pada bidang makanan yang dijadikan sebagai oleh-oleh khas makanan daerah ini memiliki peluang dan prospek yang sangat baik untuk dikembangkan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu semakin meningkatnya jumlah permintaan kue Bepang sebagai oleh-oleh khas dari Kabupaten Takalar membuat pemilik harus menyediakan produk lebih dari jumlah permintaan dari
35 konsumen atau dari pihak retailer lainnya. Karena itu untuk memenuhi hal tersebut yang dapat menjadi masa depan usaha milik Ibu Najmah lebih potensial lagi, pemilik perlu menambah sumber daya manusianya sebagai tenaga kerja untuk memproduksi lebih, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Selain itu, perlu adanya tambahan alat mesin rice puff dan alat produksi lainnya dengan kapasitas yang lebih besar. Mempertimbangkan masyarakat ekonomi ASEAN yang sudah mulai berlaku, Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain baik dari persaingan industri bisnis maupun mencari pekerjaan. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat Indonesia tidak dapat selamanya bergantung pada lapangan kerja yang disediakan oleh beberapa instansi terkait tetapi sebagai masyarakat Indonesia yang cerdas harus mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini bukan hanya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pemilik usaha tetapi dapat mengurangi jumlah pengangguran yang akan terjadi pada masa mendatang. Melihat peluang tersebut, usaha Bepang spesial cap pohon kelapa akan membuka beberapa toko milik sendiri di Kota Makassar dan sudah memiliki banyak variasi rasa yang berbeda dari empat rasa yang sudah tersedia seperti rasa durian, strawberry, coklat, dan sebagainya. Untuk menjadi lebih besar lagi, usaha milik Ibu Najmah ini dapat bersaing dengan toko oleh-oleh khas Makassar lainnya dengan menyediakan produk yang lain juga di bidang makanan. Melihat kebutuhan dan keinginan pelanggan yang semakin kompleks, Bepang spesial cap pohon kelapa berkesempatan untuk mengembangkan usaha ini dengan berbasis ecommerce. Adanya gambaran usaha ini untuk masa yang akan datang, pemerintah setempat berharap agar pemilik usaha Bepang tersebut dapat menularkan semangat berwirausahanya kepada masyarakat lainnya. Dengan demikian, usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa mampu bersaing dengan toko oleh-oleh khas Makassar lainnya dan bisa unggul dalam memimpin pasar dalam menghasilkan produk kue Bepang yang berkualitas. Tantangan Pengembangan Usaha Mengembangkan suatu organisasi atau bisnis yang sedang dijalankan tentunya memiliki tantangan tersendiri untuk mencapai keunggulan-keunggulan bersaing yang baru secara bertahap. Tantangan pengembangan usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dapat dilihat dari hasil analisis lingkungan internal serta visi dan misi Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. Dengan adanya hal ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa program untuk menghadapi tantangan tersebut, adapun tantangannya antara lain: a. Memberdayakan masyarakat yang kurang produktif dengan membangun hubungan kerja berprinsip kekeluargaan, kepercayaan, dan keuletan kerja Salah satu tantangan yang harus diperhatikan oleh usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sebagai titik fokus dalam menjalani salah satu misinya adalah memberdayakan masyarakat yang kurang produktif dengan membangun hubungan kerja berprinsip kekeluargaan, kepercayaan, dan keuletan kerja. Namun, hal ini belum terealisasi sepenuhnya karena pemilik masih belum mampu untuk mengelolah karyawan dengan jumlah lebih dari sepuluh orang, selain iu pemilik belum mampu dalam memberikan pelatihan
36 kerja secara keseluruhan dan kemampuan ekonomi dalam memberikan upah harian. Adapun yang menjadi permasalahan dalam merekrut masyarakat sekitar adalah kurangnya minat masyarakat menjadi tenaga kerja dalam pembuatan kue Bepang. hal ini terjadi karena salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah bersedia untuk tinggal di rumah Ibu Najmah karena proses pembuatan kue Bepang yang bersifat berkelanjutan. Artinya, pagi adalah waktu untuk membuat kue Bepang kemudian memasuki waktu sore adalah waktu untuk menyediakan topingnya seperti kacang, wijen, dan mete, sedangkan malam adalah waktu untuk membersihkan seluruh peralatan yang telah digunakan. Syarat ini diinginkan oleh pemilik agar dapat membangun hubungan kerja yang berprinsip kekeluargaan, kepercayaan, dan keuletan kerja agar setiap karyawan mampu bertanggungjawab pada diri sendiri dan setiap tugas yang diamanahkan tanpa diawasi langsung oleh pemilik, sehingga berhasil membuat masyarakat menjadi lebih produktif dan tidak ketergantungan pada pemilik. b. Memperluas distribusi pemasaran melalui promosi dengan menggunakan media sosial Produk Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dikenal oleh masyarakat sekitar khususnya wilayah Kabupaten Takalar hanya melalui penyebaran informasi produk dari mulut ke mulut. Sedangkan jika terdapat kunjungan wisatawan dari luar kota atau luar negeri, produk tidak mudah ditemukan sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Takalar di media sosial. Hal tersebut membuat calon konsumen menjadi susah dalam mendapatkan informasi dalam era teknologi saat ini, sehingga tantangan ini dapat dijadikan sebagai keunggulan baru dalam mengembangkan usaha milik Ibu Najmah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Tujuan tersebut dapat meminimalisir kerugian dalam mendapatkan konsumen baru, hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial sebagai media promosi dalam memperluas distribusi pemasaran secara menyeluruh. c. Mempertahankan kualitas produk Kualitas produk Bepang tergantung pada bahan baku utama yang digunakan yaitu beras ketan putih impor, jika menggunakan beras ketan putih lokal maka kualitasnya juga akan berbeda dari produk saat ini. Namun, yang menjadi tantangan bagi usaha Bepang tersebut adalah ketergantungan bahan baku impor dari Thailand sedangkan pemerintah berencana akan membatasi jumlah impor yang akan masuk ke Indonesia. Rata-rata industri makanan di indonesia menggunakan beras ketan putih impor sebagai bahan baku utamanya dengan pertimbangan kualitasnya yang lebih tinggi dibanding beras ketan putih lokal. Beras ketan putih lokal biasanya digunakan untuk pembuatan kue tradisional. Salah satu strategi agar usaha Bepang dapat berkembang dan mampu bersaing dengan usaha yang lain adalah mempertahankan kualitas produk. Hal ini dapat tercapai dengan tetap menjaga hubungan kerjasama yang bersifat berkelanjutan dan terintegrasi pada setiap kegiatan usahanya, seperti mengawasi kualitas dan
37 kuantitas bahan baku dari pemasok seperti beras ketan putih, gula aren, kacang, wijen, dan mete. Sasaran Pengembangan Usaha Sasaran yang ingin dicapai merupakan tujuan organisasi atau perusahaan yang telah terkuantifisir dengan baik. Sasaran pengembangan usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dibuat sesuai dengan tantangan yang dihadapi kemudian dikuantifikasikan. Mengacu pada visi usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa, yaitu mewujudkan masyarakat produktif dan menjadikan Bepang sebagai cemilan khas Makassar serta mampu menembus pasar global merupakan sasaran yang ingin dicapai secara umum. Adapun sasaran yang ingin dicapai berdasarkan tantangan yang dihadapi adalah tercapainya pemberdayaan masyarakat yang kurang produktif menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki akun media sosial sebagai media promosi seperti website, blog, atau akun sosial lainnya sehingga memudahkan calon pelanggan dalam mengakses atau mencari produknya hanya lewat internet sebagai oleh-oleh khas dari Kabupaten Takalar, serta konsumen menjadi loyal terhadap produk dengan tetap menjaga kualitas produk dan meningkatkan nilai tambah produk. Rekomendasi Program Kegiatan Pengembangan Usaha Rekomendasi strategi prioritas pengembangan usaha dibagi menjadi tiga bagian yang sesuai dengan penanggung jawab pada manajemen internal usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa yaitu pemilik usaha, bidang operasional produksi dan bagian administrasi keuangan bertanggung jawab pada strategi mengembangkan potensi dan pelatihan sumber daya manusia dan mulai mengembangkan sistem manajemen yang baik dan teratur. Hal ini berdasarkan tantangan dalam memberdayakan masyarakat yang kurang produktif dengan membangun hubungan kerja berprinsip kekeluargaan, kepercayaan, dan keuletan kerja, sehingga sasaran yang ingin dicapai adalah tercapainya sumber daya yang berkualitas. Memasarkan produk dengan menggunakan sistem online adalah salah satu sasaran yang ingin dicapai pemilik. Sehingga bagian pemasaran bertanggung jawab dalam mencapai strategi pelaksanaan promosi produk melalui pemanfaatan media sosial untuk memperluas jaringan distribusi pemasaran. Selain itu, yang harus dipertahankan dalam bisnis ini adalah mempertahankan kualitas produk agar menjaga pelanggan tetap loyal terhadap produk bepak milik Ibu Najmah. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi dengan perencanaan yang lebih matang agar mampu mencapai target produksi sesuai dengan permintaan pasar. Tahap selanjutnya adalah merancang rekomendasi program kegiaran usaha yang akan dijalankan dalam periode 2016-2020. Hal ini dibuat dengan tujuan agar memudahkan pemilik usaha melihat hasil dari rumusan strategi yang akan dilaksanakan sesuai hasil kesepakatan dengan pihak internal.
38 Tabel 6 Rekomendasi Program Kegiatan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa Periode 2016-2020 No 1
2
3
3
Strategi Prioritas Mengembangk an potensi dan pelatihan SDM
Mulai mengembang kan sistem manajemen yang baik dan teratur
Promosi produk melalui pemanfaata n media sosial
Promosi produk melalui pemanfaata n media sosial
Program Kegiatan Merekrut SDM berpotensi serta memberi pelatihan standar produksi dan arsip keuangan Menambah kuantitas penggunaan mesin teknologi rice puff dan peralatan lain untuk membuat kue Bepang dengan kapasitas yang lebih besar Melakukan pengawasan secara rutin terhadap pemasok bahan baku untuk menghindari bahan baku yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Mengoperasikan website, blog, akun sosial lainnya serta brosur dan banner iklan Memasarkan produk melalui kerjasama dengan pihak pengelolah bidang pariwisata Takalar Menjadi pihak sponsor jika ada kegiatan dari pemerintah Kabupaten Takalar atau membuat promosi produk di radio untuk pengiklanan di setiap radio swasta wilayah Kota Makassar dan Kabupaten Takalar
2016
Periode (tahun) 2017 2018 2019
2020
39 Tabel 6 Rekomendasi Program Kegiatan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa Periode 2016-2020 No
4
Strategi Prioritas
Program Kegiatan
Perencanaan Mengadakan kerja lebih kegiatan family dimatangkan gathering untuk agar mampu membina mencapai hubungan yang target baik antar produksi dan karyawan penjualan Memberi reward sesuai kepada permintaan karyawan yang pasar dengan lembur untuk cepat dan menggembungka tepat waktu n beras ketan putih jika berhalangan hadir kerja pada hari selanjutnya
Periode (tahun) 2016
2017
2018
2019
2020
Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha Serangkaian tahapan telah diuraikan sebelumnya, maka tahap selanjutnya akan disajikan sebagai hasil rancangan arsitektur strategi pengembangan usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa berupa peta dalam sebuah gambar. Dalam peta strategi usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa terdapat visi dan misi yang akan diwujudkan melalui program-program kegiatan yang telah dibuat. Program kegiatan dibuat berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu rentang waktu yang akan ditetapkan sesuai dengan hasil kesepakatan dengan pemilik usaha, tantangan yang harus dihadapi, dan sasaran yang ingin dicapai. Rentang waktu yang telah ditentukan termasuk ke dalam jangka menengah yang dimulai tahun 2016 sampai tahun 2020 serta kondisi internal dan eksternal dari usaha kue Bepang akan menjadi salah satu pertimbangan juga dalam menentukan rentang waktu tersebut. Sebuah persegi empat berwarna hijau di bagian kiri atas menerangkan visi dan misi dari usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dan juga gambar kotak di bagian bawah berwarna hijau merupakan tantangan yang harus dihadapi. Terdapat bentangan garis berupa sumbu X (horizontal) yang menunjukkan rentang waktu yang dipersiapkan oleh usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa (framework of time) dalam mengimplementasikan program kegiatannya. Sumbu Y (vertikal) merupakan alur atau proses dalam mengimplementasikan enam alternatif strategi dan program-program kegiatan yang direkomendasikan untuk meraih sasaran umum suatu perusahaan. Alternatif strategi digambarkan oleh kotak berwarna biru dan kotak berwarna merah merupakan program kegiatan dari setiap strategi
40 prioritas yang direkomendasikan. Selanjutnya, terdapat kotak berwarna orange yang menyatakan rentang waktu pelaksanaan setiap program kegiatan. Bagian yang ditandai dengan tanda panah putus-putus berwarna hitam mengarah keatas secara diagonal menunjukkan perubahan bisnis yang akan dilalui usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa untuk mewujudkan sasarannya di tahun 2020. Kotak berwarna hitam yang berada dalam tanda panah tersebut merupakan gambaran mengenai hal-hal yang potensial dan dapat dikembangkan di masa depan. Pemetaan program dibuat dalam arsitektur strategik menjadi dua bagian yaitu program kegiatan bertahap dan program yang bersifat kontinu, artinya program yang dilakukan secara rutin. Hasil analisis matriks SWOT menyatakan beberapa alternatif strategi prioritas dan dibuat program kegiatan yang dilakukan secara bertahap sesuai rentang waktu yang telah ditentukan bersama pemilik. Program kegiatan tersebut akan dimulai pada bulan agustus 2016. Program kegiatan pertama yang akan dilaksanakan adalah dengan membenahi bagian manajemen internalnya terlebih dahulu. Strategi pertama yang akan diimplementasikan adalah meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi dengan menambah kuantitas penggunaan mesin teknologi rice puff dan peralatan lain untuk membuat kue Bepang dengan kapasitas yang lebih besar. Selain itu, program kedua yang akan dibuat adalah melakukan penelitian dan pengembangan pada inovasi produk. Program kedua ini akan dilakukan sampai pada tahun 2018 dengan pencapaian uji coba aneka rasa lain yang dapat dijualkan seperti rasa durian, coklat, dan sebagainya. Program ini terinspirasi dari permintaan konsumen yang menginginkan rasa lain dari empat rasa yang tersedia. Pemilik pernah melakukan percobaan dengan uji coba rasa durian seperti yang diinginkan konsumen. Strategi yang akan dilaksanakan juga mulai tahun 2016-2017 adalah promosi produk melalui pemanfaatan media sosial dan media cetak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan program kegiatan membuat media sosial seperti website, blog, atau akun sosial lainnya khusus untuk penjualan produk Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa dan membuat brosur, banner, iklan sebagai media promosi untuk memasarkan produk kue Bepang. Setelah membuat promosi produk, rencana tahap selanjutnya yang akan dilakukan pada tahun 2018 hingga 2019 adalah mencoba memasarkan produk melalui kerjasama dengan pihak pengelolah bidang kepariwisataan khusus wilayah Kabupaten Takalar. Bidang kepariwisataan dipilih sebagai salah satu tempat pemasarannya karena Kabupaten Takalar memiliki cukup banyak tempat pariwisata yang sering mendapat kunjungan dari luar kota bahkan dari luar negeri seperti Malaysia. Ditambah sejak tahun lalu, pemerintah daerah Kabupaten Takalar sedang menggembor-gemborkan kepariwisataan yang dimilikinya dan hingga saat ini proses perbaikan masih dilakukan di beberapa tempat wisata. Strategi mengenai pengembangan potensi dan pelatihan sumberdaya manusia yang bekerja di usaha milik Ibu Najmah akan dilakukan pada pertengahan tahun 2017 sampai pada tahun 2018. Strategi ini dapat tercapai dengan merekrut sumberdaya manusia sekitar yang berpotensi untuk diberdayakan serta memberi pelatihan standar produksi dan arsip keuangan. Calon karyawan yang ingin direkrut Ibu Najmah adalah masyarakat sekitar yang kurang produktif atau belum memiliki pekerjaan tetap, sehingga keinginan beliau dalam pemberdayaan masyarakat sekitar bisa tercapai secara bertahap.
41 Menjalin hubungan kerjasama dan mengembangkan teknologi merupakan strategi selanjutnya yang akan dilaksanakan dengan program rutin selama rentang waktu yang direncanakan yaitu dari tahun 2016 sampai pada tahun 2020. Program rutin tersebut adalah mengadakan kegiatan family gathering untuk membina hubungan yang baik antar karyawan dan pemilik seperti mengadakan acara hiburan keluarga atau makan siang bersama. Program rutin lainnya yang dimaksud yaitu memberi reward kepada karyawan sebagai bentuk penghargaan kepada karyawan yang sudah melakukan lembur kerja untuk memproduksi kue Bepang. Biasanya lembur dilakukan jika salah satu karyawan berhalangan hadir kerja pada hari selanjutnya, seperti dengan alasan karyawan ingin mudik atau memiliki acara spesial bersama keluarga. Tahun 2020 merupakan tahun untuk mencapai strategi menjalin kemitraan antara produsen (Gapoktan), penggilingan padi, dan pedagang beras (importir) dengan program kegiatan mendorong pemerintah daerah dan petani untuk bisa melaksanakan pemurnian benih dan mengembangkan budidaya padi ketan sesuai tuntutan kualitas yang diminta oleh pasar. Sedangkan program yang bersifat kontinu atau dapat dilakukan secara rutin adalah mengawasi pemasok bahan baku secara rutin untuk menghindari bahan baku yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, menjadi pihak sponsor jika ada kegiatan dari pemerintah Kabupaten Takalar atau membuat desain iklan untuk disebarkan di setiap radio swasta wilayah Kota Makassar dan Kabupaten Takalar. Namun, disisi lain alasan pemilik merekrut masyarakat sekitar sebagai karyawan tetap yang mudah diajak bekerjasama dan berpotensi dilakukan pada tahun 2017-2018 karena mengingat pemilik belum bersedia menambah jumlah karyawan tetap pada tahun 2016 dengan alasan ingin membenahi bagian manajemen internal terlebih dahulu. Setelah melakukan perancangan arsitektur strategik tersebut, diharapkan pada tahun 2020 usaha Bepang milik Ibu Najmah dapat berkembang dengan memiliki keunggulan-keunggulan baru yang mampu bersaing dengan kompetitor lain. Hal ini tak dapat dipungkiri bahwa dalam menuju menjadi industri makanan berskala lebih besar pasti akan melewati beberapa rintangan yang akan menjadi tantangan bagi pemilik tersendiri. Pada umumnya, semua strategi hasil dari analisis SWOT dapat diimplementasikan menjadi program kegiatan sesuai dengan rancangan arsitektur strategik dengan perbedaan rentang waktu dalam melaksanakannya. Rancangan peta arsitektur strategi usaha Bepang spesial cap pohon kelapa dapat dilihat pada gambar 10.
Penambahan jumlah outlet bepang milik sendiri
Mampu menularkan semangat berwirausaha
1. Tercapainya pemberdayaan masyarakat yang kurang produktif 2. Pemanfaatan media sosial sebagai promosi produk 3. Konsumen menjadi loyal terhadap produk dengan tetap menjaga kualitas produk dan meningkatkan nilai tambah produk
Sasaran
Strategi 5 Mengembangkan sistem manajemen yang baik dan teratur
2020
Program yang Bersifat Rutin: (1) Mengawasi pemasok bahan baku secara rutin (2) Menjadi pihak sponsor dan membuat promosi produk (3) Mengadakan kegiatan family gathering untuk membina hubungan yang baik antar karyawan (4) Memberi reward kepada karyawan
Permintaan BSCPK semakin meningkat
Program Kegiatan 3 Membuat website, blog, akun sosial lainnya serta brosur dan banner iklan
Program Kegiatan 4 Memasarkan produk melalui kerjasama dengan pihak pengelolah bidang pariwisata Takalar
Program Kegiatan 2 Merekrut SDM berpotensi serta memberi pelatihan standar produksi dan arsip keuangan
Strategi 4 Perencanaan kerja lebih dimatangkan sesuai kondisi pasar
2019
Strategi 2
2018
Mengembangkan potensi dan pelatihan SDM
2017
Strategi 3 Promosi produk melalui pemanfaatan media sosial
Program Kegiatan 1 Menambah kuantitas penggunaan mesin teknologi rice puff dan peralatan produksi lainnya
Strategi 1 Meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi
2016
Gambar 10 Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa Tahun 2016 - 2020
Tantangan 1. Memberdayakan masyarakat yang kurang produktif dengan membangun hubungan kerja berprinsip kekeluargaan, kepercayaan, dan keuletan kerja 2. Memperluas distribusi pemasaran melalui promosi dengan menggunakan media sosial 3. Mempertahankan kualitas produk
Visi: Mewujudkan masyarakat produktif dan menjadikan Bepang sebagai cemilan khas Makassar serta mampu menembus pasar global Misi: (1) Meningkatkan kualitas produk (2) Mengembangkan dan memperkenalkan produk cemilan khas Makassar (3) Memberdayakan masyarakat yang kurang produktif dengan membangun hubungan kerja berprinsip kekeluargaan, kepercayaan, dan keuletan kerja.
42
43
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa memiliki faktor internal yang terdiri atas faktor kekuatan dengan sistem koordinasi antar anggota yang efektif, sistem reward, SOP keamanan kerja sesuai standar peraturan BPOM, saluran distribusi yang tetap, sertifikat halal dan piagam bintang 1 keamanan pangan BPOM, memiliki supplier bahan baku yang tetap, dan menerima pesanan produk secara khusus sesuai permintaan dari konsumen. Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah manajemen keuangan belum terinput secara komputerisasi dan tidak melakukan promosi secara online. Adapun faktor eksternal terdiri atas faktor peluang dengan permintaan bepang oleh konsumen yang cukup tinggi, pemberdayaan masyarakat sekitar bagi yang berpendidikan rendah sebagai karyawan, Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa sudah menjadi oleh-oleh khas dari Kabupaten Takalar, kondisi lingkungan yang mendukung, adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat, dibawah pengawasan BPOM, dan banyak agen penjualan yang ingin melakukan kerjasama. Faktor ancaman yang dimiliki adalah keterbatasan penggunaan teknologi produksi modern, dan adanya kompetitor lain. Strategi prioritas sesuai dengan hasil analisis SWOT antara lain meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi, mengembangkan potensi dan pelatihan sumberdaya manusia, promosi produk melalui pemanfaatan media sosial dan media cetak, perencanaan kerja lebih dimatangkan agar mampu mencapai target produksi dan penjualan sesuai permintaan pasar dengan cepat dan tepat waktu, dan mulai mengembangkan sistem manajemen yang baik dan teratur. Berdasarkan alternatif strategi tersebut kemudian dibuat rancangan arsitektur strategik untuk dapat menerapkan program-program kegiatan yang dihasilkan. Program kegiatan tersebut terdiri atas program bertahap dan program yang bersifat berkelanjutan. Saran Setelah menganalisis usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa, diharapkan pemilik dan pihak pengambil keputusan dapat mengimplementasikan beberapa hasil dari rumusan alternatif strategi dalam mengembangkan usahanya. Alternatif strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bertahap dengan peta strategi yang telah dirancang sesuai dengan rencana strategis, visi, misi, dan tujuan dari usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa. Jika diimplementasikan sesuai dengan yang telah dirumuskan, usaha tersebut dapat meraih keunggulan-keunggulan yang baru dan mampu bersaing di bidang bisnis industri makanan.
44
DAFTAR PUSTAKA [BALITBANG]. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2015. Padi Ketan: Rendah Kadar Amilosa, Tinggi Kadar Amilopektin. [Internet]. [Diakses pada Februari 2016]. Tersedia pada: http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id [BPS SULSEL]. Badan Pusat Statistika Sulawesi Selatan. 2015. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Lapangan Usaha (20102014). [Diakses pada Februari 2016]. Tersedia pada: sulsel.bps.go.id David FR. 2011. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi 13. Salemba Empat. Jakarta. Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Takalar. 2015. Rekapitulasi Per Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Se-Kabupaten Takalar. Takalar (ID): Kantor Koperasi dan UMKM Kabupaten Takalar. Dirgantoro C. 2001. Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan Implementasi. Jakarta (ID): Grasindo. Hunger JD, Wheelen TL. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta (ID) : ANDI. Jauch LR, Glueck WF. 1995. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Murad dan A.R. Henry Sitanggang, penerjemah; Agus Dharma, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Strategic Management and Business Policy. Ed ke- 3. Magretta J. 2014. Understanding Michael Porter: Panduan Paling Penting tentang Kompetisi dan Strategi. Andi. Yogyakarta. Pearce JA, Robinson RB. 2009. Competitive Strategy. New York: M Graw-Hill. Putri DE. 2012. Strategi pengembangan usaha Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sari MI. 2015. Strategi pengembangan bisnis Baby Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) di Baby French Farmer Group, Kabupaten Bandung Barat. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Wahyudi AF. 2011. Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman hias kreatif pada “Creative Shop” di Desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Yoshida DT. 2006. Arsitektur Strategi. Jakarta: PT. Gramedia.
45
LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi Usaha Bepang Spesial Cap Pohon Kelapa
46
47
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kendari pada tanggal 15 Juli 1994. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bapak Nurjading dan Ibu Rahmawati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN No.1 Centre Pattallassang, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Takalar. Kemudian penulis lulus pada tahun 2012 di SMA Negeri 1 Takalar dalam menyelesaikan pendidikan menengah atas. Tahun 2012, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan sebagai mahasiswi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada pendidikan Program Sarjana (S1). Berbagai organisasi maupun kegiatan mahasiswa diikuti oleh penulis selama mengikuti perkuliahan di tingkat departemen, fakultas dan universitas. Penulis cukup berkontribusi dalam kegiatan mahasiswa berupa pengurus kepanitiaan, diantaranya Masa Perkenalan Kampus dan Mahasiswa Baru (MPKMB) 50 2013, Sportakuler 2013, Agribusiness Festival 2014, IPB Art Contest (IAC) 2014, IDEA 2014, Scholarship Fair 2015, dan Politik Ceria 2015. Periode tahun 2013-2014 penulis aktif mengikuti organisasi Lembaga Struktural Bina Desa BEM KM dan menjadi pengurus di Departemen Kesejahteraan Sosial Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM) Kabinet Cakrawala pada tahun 2015-2016. Selain itu, penulis juga menerima beasiswa PPA/BBM tahun 2014-2016