STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA USAHA PISANG AROMA DI KABUPATEN TEMANGGUNG Yunita Hispana Suiza, Mohd. Harisudin, Arip Wijianto Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 Email :
[email protected]. Telp. 08995246552 Abstract: The study aims to determine the cost, revenue and income received by entrepreneur pisang aroma, identify internal and external factors, formulate alternative strategies and priorities in developing strategic business centers pisang aroma. The basic method of research is descriptive. Data analysis: business analysis; SWOT analysis; SWOT matrix and matrix QSP. The research concludes average revenues of Rp 11.142,.800,00 micro scale and on a small scale Rp24.542.808,00. The average total cost of each scale to reach Rp 8.233.886,00 and Rp 18.816.003,00. The median income in each business scale of Rp 2.908.914,00 and Rp 5.726.805,00. The internal factor is the strength of active entrepreneurs in developing their business, the distribution of tasks within the production process, the product does not use chemicals and durable, the product is typical of Temanggung Regency, absence of government assistance in the form of procurement of production equipment and training, the government has doing promotional activities. The internal factor is the weakness of limited capital, enterpreneurlow education, financial bookkeeping simple, the product was still unknown to most people, lack of promotion, lack of association for entrepreneurs, lack of guidance and supervision of the government. External factors are adding employment opportunities, production waste not pollute the environment, technology is sufficiently developed, established a good relationship between manufacturers and suppliers, demand reached outside Java, established a good relationship between the manufacturer and the customer. The external factor is the threat of rising prices of production inputs, fluctuations in raw material prices, the high cost of technology procurement, demand high quality products. The resulting strategic priority is re-establishing the container association for employers in order to further facilitate the coordination between entrepreneur and government relations with business centers with a value of 6.089 Total Attractiveness Score. Keywords: Pisang Aroma, Strategy Development, SWOT, QSPM Abstrak: Penelitian bertujuan mengetahui besar biaya, penerimaan dan pendapatan yang diterima pengusaha pisang aroma, mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif strategi dan prioritas strategi dalam mengembangkan sentra usaha pisang aroma. Metode dasar penelitian adalah deskriptif. Analisis data: analisis usaha;analisis SWOT;matriks SWOT dan matriks QSP. Hasil penelitian menyimpulkan penerimaan rata-rata skala mikro Rp 11.142.800,00 dan pada skala kecil Rp 24.542.808,00. Biaya total rata-rata masing-masing skala usaha sebesar Rp 8.233.886,00 dan Rp 18.816.003,00. Pendapatan rata-rata pada masing-masing skala usaha yaitu Rp 2.908.914,00 dan Rp 5.726.805,00. Faktor internal kekuatan adalah pengusaha aktif dalam mengembangkan usahanya, dilakukan pembagian tugas dalam proses produksi, produk tidak menggunakan bahan kimia dan tahan lama, produk merupakan khas Kabupaten Temanggung, adanya bantuan dari pemerintah berupa pengadaan peralatan produksi dan pelatihan, pemerintah sudah melakukan kegiatan promosi. Faktor internal kelemahan adalah modal terbatas, pegusaha berpendidikan rendah, pembukuan keuangan sederhana, produk masih belum dikenal bagi sebagian masyarakat, kurangnya promosi, tidak adanya asosiasi bagi para pengusaha, kurangnya pembinaan dan pengawasan dari pemerintah. Faktor eksternal peluang adalah menambah lapangan kerja, limbah produksi tidak mencemari lingkungan, teknologi yang cukup berkembang, terjalin hubungan yang baik antara produsen dan pemasok, permintaan mencapai luar Pulau Jawa, terjalin hubungan yang baik antara produsen dan pelanggan. Faktor eksternal ancaman adalah kenaikan harga sarana produksi, fluktuasi harga bahan baku, mahalnya biaya pengadaan teknologi, permintaan produk dengan kualitas tinggi. Prioritas strategi yang dihasilkan adalah mendirikan kembali wadah perkumpulan bagi pengusaha agar lebih memudahkan dalam pengkoordinasian antar pengusaha dan hubungan sentra usaha dengan pemerintah dengan nilai Total Attractiveness Score 6,089. Kata kunci: Pisang Aroma, Strategi Pengembangan, SWOT, QSPM
PENDAHULUAN Indonesia adalah negara agraris yang sektor pertaniannya memiliki kontribusi besar dalam pembangunan perekonomian. Hal ini menarik perhatian pemerintah untuk menitikberatkan pembangunan sektor pertanian agar terwujud pertanian yang tangguh. Menurut Udayana (2011) dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama perkembangan sektor pertanian. Agroindustri merupakan subsistem pencipta nilai tambah dari sebuah komoditas primer hasil pertanian. Semakin banyak produk hilir yang tercipta dari komoditas tersebut maka semakin banyak nilai tambah yang dihasilkan sehingga pada akhirnya akan semakin besar memberikan kemanfaatan masyarakat secara keseluruhan. (Kusnandar, 2009). Usaha mikro, kecil dan menengah merupakan bagian dari agroindustri yang dapat menunjang pergerakan perekonomian daerah dan
mampu memproduksi barang menggunakan bahan baku utama berbasis pada pendayagunaan sumberdaya alam, bakat, dan karya seni tradisional dari daerah setempat. Pengembangan dan pembinaan yang berkesinambungan pada industri kecil menengah diperlukan guna meningkatkan kemajuan industri kecil menengah itu sendiri agar mampu menjadi usaha yang tangguh dan memiliki keunggulan didalam memberikan kepuasan konsumen serta dapat menciptakan peluang pasar yang lebih besar. Usaha pisang aroma adalah usaha yang mengolah buah pisang menjadi makanan ringan. Pisang aroma yang berpusat produksi di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Usaha pisang aroma ini didukung dengan ketersediaan bahan baku buah pisang di Kabupaten Temanggung. Data mengenai jumlah produksi buahbuahan di Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Temanggung Tahun 2007-2011 Jumlah Produksi Tahun Buah (Kwintal) 2007 2008 2009 2010 2011 Pisang 80.995 117.090 148.287 222.870 205.285 Pepaya 51.585 39.451 6.228 28.306 38.098 Kelengkeng 13.603 12.716 10.992 37.997 48.627 Jambu biji 26.679 20.109 21.233 15.929 38.490 Rambutan 15.724 18.800 15.572 8.085 23.097 Durian 4.278 11.277 9.928 4.099 12.845 Semangka 710 1.000 2.800 240 0 Sumber : BPS Kabupaten Temanggung, 2012
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa Kabupaten Temanggung memiliki jumlah produksi buah pisang tertinggi dibanding dengan buah yang lain. Keberadaan jumlah produksi buah pisang yang tinggi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk agroindustri berupa pisang aroma. Masalah yang dihadapi dalam usaha pisang aroma antara lain keterbatasan modal, rendahnya pendidikan pengusaha pisang aroma, serta produk masih belum dikenal bagi sebagian masyarakat. Usaha pisang aroma merupakan salah satu industri yang dikembangkan di Kabupaten Temanggung karena memiliki prospek yang bagus bila dikembangkan dengan baik agar penyediaan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat melalui usaha tersebut dapat semakin meningkat. Sehingga keadaan masyarakat lokal didaerah tersebut menjadi lebih sejahtera. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Penentuan responden penelitian untuk analisis usaha dilakukan dengan cara sensus sebanyak 6 orang. Pemilihan informan kunci dilakukan secara purposive, jumlah informan kunci sebanyak 14 orang. Informan kunci yang dipilih tersebut dianggap mengetahui secara keseluruhan mengenai dinamika agroindustri pisang aroma sehingga peneliti dapat menggali informasi mengenai
lingkungan internal dan eksternal sebanyak-banyaknya. Informan kunci yang dipilih yaitu pengusaha pisang aroma yang usahanya sudah maju dibanding yang lainnya, mantan ketua sentra usaha “Rukun Sentosa” yang merupakan salah satu pengusaha pisang aroma di Desa Gesing dan pihak Disperindagkop dan UMKM. Informan kunci yang dipilih yaitu orang yang dianggap sebagai pihak yang paling memahami usaha pisang aroma. Sedangkan informan kunci untuk menentuan nilai daya tarik adalah yang nantinya sebagai pelaku atau pelaksana strategi nilai daya yaitu pihak Disperindagkop dan UMKM. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis usaha yang terdiri dari biaya produksi, penerimaan usaha dan pendapatan usaha. Untuk perumusan strategi pengembangan dilakukan dengan analisis SWOT, matriks SWOT dan matriks QSP. Biaya Produksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: TC = FC+VC………………...(1) Dimana : TC (Biaya total usaha pisang aroma(Rp)), FC (Total biaya tetap usaha pisang aroma (Rp)), VC (Total biaya variabel usaha pisang aroma (Rp)). Penerimaan Usaha dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: TR = Y . Py…………………..(2) Dimana : TR (Penerimaan usaha pisang aroma (Rp)), Y (Produksi yang diperoleh (kg)), Py (Harga jual (Rp)).
Pendapatan Usaha dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pd = TR – TC……………….(3) Dimana : Pd (Pendapatan total usaha pisang aroma (Rp)), TR (Penerimaan total usaha pisang aroma (Rp)), TC (Biaya produksi total pisang aroma (Rp)). Digunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam mengembangkan usaha pisang aroma di Desa Gesing
Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Perumusan alternatif strategi pengembangan pisang aroma digunakan Matriks SWOT. Analisis SWOT digambarkan ke dalam Matriks SWOT dengan 2 kemungkinan alternatif strategi, yaitu stategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahanpeluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi kelemahan-ancaman (WT strategies). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Matriks SWOT
Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktorfaktor peluang eksternal Threats (T) Tentukan 5-10 faktorfaktor ancaman eksternal Sumber : Rangkuti, 2006
Strengths (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Kemudian menentukan prioritas strategi menggunakan analisis Matriks QSP. Alternatif strategi yang memiliki nilai total daya tarik terbesar merupakan strategi yang dipilih. HASIL PEMBAHASAN Analisis Usaha Pendapatan adalah selisih dari ratarata total penerimaan yang dihasilkan dengan rata-rata total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi pisang aroma. Untuk mengetahui
Weaknesses (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal Strategi W-O Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
besar rata-rata pendapatan yang diperoleh pada sentra usaha pisang aroma di Desa Gesing berdasarkan masing-masing skala usaha dapat diketahui pada Tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 3. Rata-Rata Pendapatan Sentra Usaha Pisang Aroma di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung pada Bulan Juni 2013 Rata-rata Pendapatan No Uraian Usaha Pisang Aroma Usaha Pisang Aroma Skala Mikro Skala Kecil 1 Penerimaan 11.142.800,00 24.542.808,00 2 Biaya 8.233.886,00 18.816.003,00 Pendapatan 2.908.914,00 5.726.805,00 Sumber: Analisis Data Primer, 2013 Berdasarkan rata-rata penerimaan dari sentra usaha pisang aroma pada skala mikro dan kecil diperoleh sebesar Rp 11.142.800,00 dan Rp 24.542.808,00 dan rata-rata biaya sebesar Rp 8.233.886,00 dan Rp 18.816.003,00 sehingga diperoleh pendapatan rata-rata tiap skala usaha adalah Rp 2.908.914,00 dan Rp 5.726.805,00 pada bulan Juni 2013. Pendapatan tersebut dapat mencukupi kebutuhan hidup pengusaha karena menguntungkan, sehingga pengusaha pisang aroma menjadikan usaha ini sebagai pekerjaan utama keluarganya. Perumusan Strategi Pengembangan Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan sentra Usaha pisang aroma di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Faktorfaktor kunci strategis tersebut dapat diketahui pada Tabel 5 dan Tabel 6. Alternatif Strategi Alternatif strategi pengembangan sentra usaha pisang aroma dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat sel
kemungkinan alternatif strategi yaitu, strategi S-O (Strength-Opportunity), strategi W-O (WeaknessOpportunity), strategi W-T (Strenght-Threats) dan strategi S-T (Weakness-Threats). Strategi S-O yang diperoleh berupa pemanfaatan bantuan pemerintah untuk meningkatkan inovasi, teknologi dan kualitas pengusaha dan optimalisasi penggunaan berbagai media untuk meningkat-kan promosi agar produk dapat dikenal lebih luas dan permintaan meningkat. Strategi W-O yang dieproleh adalah mendirikan kembali wadah perkumpulan bagi pengusaha agar lebih memudahkan dalam pengkoordinasian antar peng-usaha dan hubungan sentra usaha dengan pemerintah dan menerapkan pencatatan administrasi keuangan yang tertib secara bertahap. Strategi S-T yang dihasilkan adalah menjaga kepercayaan pelangg-an dengan meningkatkan kualitas produk sentra dan meningkatkan kualitas tenaga kerja agar meningkatkan efisiensi produksi. Strategi W-T yang dihasilkan adalah meningkatkan kualitas pengusaha dengan kegiatan pembinaan secara rutin dan menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk mengatasi permodalan
Tabel 4. Faktor-Faktor Strategis Lingkungan Internal Sentra Usaha Pisang Aroma di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temangggung No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan 1 Kondisi • Modal terbatas keuangan 2 Sumber daya • Pengusaha berusaha • Pegusaha manusia untuk meningkatkan berpendidikan rendah pengetahuan dan keterampilan mereka 3 Manajemen • Dilakukan pembagian • Pembukuan keuangan tugas dalam proses masih sederhana produksi 4 Produksi • Produk tidak menggunakan bahan kimia sebagai pengawet dan tahan lama 5 Pemasaran • Produk merupakan khas • Produk masih belum Kabupaten Temanggung dikenal bagi sebagian masyarakat • Promosi yang dilakukan sentra masih kurang 6 Kelembagaan • Tidak adanya asosiasi bagi para pengusaha • Kurangnya pembinaan 7 Kebijakan • Adanya bantuan dari dan pengawasan Pemerintah pemerintah berupa langsung dari pengadaan peralatan pemerintah produksi dan pelatihan • Pemerintah sudah melakukan kegiatan promosi Sumber: Analisis Data Primer, 2013
Tabel 5. Faktor-Faktor Strategis Lingkungan Eksternal Sentra Usaha Pisang Aroma Di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temangggung No Faktor Peluang Ancaman Eksternal 1 Kondisi • Kenaikan harga ekonomi sarana produksi 2 Sosial budaya • Dapat menambah lapangan kerja di wilayah tersebut • Limbah produksi tidak mencemari lingkungan 3 Teknologi • Dilakukan pengenalan • Mahalnya biaya teknologi pada proses pengadaan teknologi produksi pisang aroma 4 Pemasok • Terjalin hubungan yang • Fluktuasi harga baik antara produsen dan bahan baku pemasok 5 Pelanggan • Permintaan mencapai • Permintaan produk luar pulau Jawa dengan kualitas tinggi • Terjalin hubungan yang baik antara produsen dan pelanggan Sumber: Analisis Data Primer, 2013 Prioritas Strategi Pengembangan Sentra Usaha Pisang Aroma di Kabupaten Temanggung Berdasarkan hasil dari perumusan strategi dengan menggunakan matriks SWOT maka diperoleh delapan alternatif strategi yang bisa diterapkan dalam pengembangan sentra usaha pisang aroma di Kabupaten Temanggung. Dari delapan alternatif strategi yang dihasilkan dipilih salah satu sebagai prioritas strategi dengan menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Dari delapan alternatif strategi dipilih 4 alternatif strategi yang dirasa paling mudah dilakukan dan paling
diperlukan oleh sentra usaha pisang aroma tersebut. Kemudian dari keempat alternatif strategi tersebut dipilih satu yang menjadi prioritas strategi. Alternatif strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam pengembangan sentra usaha pisang aroma di Kabupaten Temanggung adalah strategi I yaitu Mendirikan kembali wadah perkumpulan bagi pengusaha agar lebih memudahkan dalam pengkoordinasian antar pengusaha dan hubungan sentra usaha dengan pemerintah (6,073).
Tabel 6. Matriks QSPM pada Pengembangan Sentra Usaha Pisang Aroma di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Faktor-Faktor Strategis Faktor Kunci Internal Kekuatan 1. Pengusaha berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka 2. Dilakukan pembagian tugas dalam proses produksi 3. Produk tidak menggunakan bahan kimia sebagai pengawet dan tahan lama 4. Produk merupakan khas Kabupaten Temanggung 5. Adanya bantuan dari pemerintah berupa pengadaan peralatan produksi dan pelatihan 6. Pemerintah sudah melakukan kegiatan promosi Kelemahan 1. Modal terbatas 2. Pegusaha berpendidikan rendah 3. Pembukuan keuangan masih sederhana 4. Produk masih belum dikenal bagi sebagian masyarakat 5. Promosi yang dilakukan sentra masih kurang 6. Tidak adanya asosiasi bagi para pengusaha 7. Kurangnya pembinaan dan pengawasan langsung dari pemerintah Faktor Kunci Eksternal Peluang 1. Dapat menambah lapangan kerja di wilayah tersebut 2. Limbah produksi tidak mencemari lingkungan 3. Dilakukan pengenalan teknologi pada proses produksi pisang aroma 4. Terjalin hubungan yang baik antara produsen dan pemasok 5. Permintaan mencapai luar pulau Jawa 6. Terjalin hubungan yang baik antara produsen dan pelanggan Ancaman 1. Kenaikan harga sarana produksi 2. Fluktuasi harga bahan baku 3. Mahalnya biaya pengadaan teknologi 4. Permintaan produk dengan kualitas tinggi TOTAL TAS
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Bobot
Strategi 1 Strategi 2 AS TAS AS TAS
Strategi 3 AS TAS
Strategi 4 AS TAS
0.114
2
0.229
3
0.343
1
0.114
4
0.457
0.086
3
0.257
2
0.171
1
0.086
4
0.343
0.086
3
0.257
2
0.171
1
0.086
4
0.343
0.067
3
0.200
4
0.267
2
0.133
1
0.067
0.086
3
0.257
2
0.171
1
0.086
4
0.343
0.114
2
0.229
4
0.457
3
0.343
1
0.114
0.114 0.029 0.067
3 4 3
0.343 0.114 0.200
2 2 1
0.229 0.057 0.067
1 1 2
0.114 0.029 0.133
4 3 4
0.457 0.086 0.267
0.076
3
0.229
4
0.305
2
0.152
1
0.076
0.076
3
0.229
4
0.305
3
0.229
2
0.152
0.086
4
0.343
1
0.086
3
0.257
2
0.171
0.076
4
0.305
1
0.076
3
0.229
2
0.152
Bobot
Strategi 1 Strategi 2 AS TAS AS TAS
Strategi 3 AS TAS
Strategi 4 AS TAS
0.106
3
0.319
1
0.106
2
0.213
4
0.426
0.085
3
0.255
2
0.170
1
0.085
4
0.340
0.074
3
0.223
4
0.298
1
0.074
2
0.149
0.106
3
0.319
2
0.213
1
0.106
4
0.426
0.106
3
0.319
4
0.426
1
0.106
2
0.213
0.106
2
0.213
3
0.319
1
0.106
4
0.426
0.096 0.106 0.106
4 3 3
0.383 0.319 0.319
2 1 1
0.191 0.106 0.106
3 4 4
0.287 0.426 0.426
1 2 2
0.096 0.213 0.213
0.106
2
0.213
1
0.106
3
0.319
4
0.426
6.073
4.747
4.139
5.954
Keterangan : Strategi 1. Mendirikan kembali wadah perkumpulan bagi pengusaha agar lebih memudahkan dalam pengkoordinasian antar pengusaha dan hubungan sentra usaha dengan pemerintah (6,073) Strategi 2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja agar meningkatkan efisiensi produksi (5,954) Strategi 3. Optimalisasi promosi yang dilakukan oleh pemerintah agar produk dapat dikenal lebih luas dan permintaan meningkat (4,747) Strategi 4. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk mengatasi permodalan (4,139) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian adalah penerimaan ratarata yang diperoleh pengusaha pisang aroma skala mikro Rp 11.142.800,00 dan pada skala kecil Rp 24.542.808,00. Biaya total ratarata pada masing-masing skala usaha Rp 8.233.886,00 dan Rp 18.816.003,00. Pendapatan rata-rata pada masing-masing skala usaha yaitu Rp 2.908.914,00 dan Rp 5.726.805,00. Faktor-faktor strategis dalam pengembangan sentra usaha pisang aroma meliputi faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal eluang dan ancaman. Faktor internal yang menjadi kekuatan terdiri dari pengusaha berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
meningkatkan kualitas dan mengembangkan produk mereka; melakukan pembagian tugas dalam proses produksi; produk tidak menggunakan bahan kimia sebagai pengawet dan tahan lama; produk merupakan khas Kabupaten Temanggung; adanya bantuan dari pemerintah berupa pengadaan peralatan produksi; pemerintah sudah melakukan kegiatan promosi. Faktor internal yang menjadi kelemahan adalah modal usaha terbatas; pengusaha yang berpendidikan rendah; pembukuan keuangan masih sederhana; produk masih belum dikenal bagi sebagian masyarakat; promosi yang dilakukan sentra kurang; tidak adanya asosiasi bagi para pengusaha sebagai wadah interaksi antar pengusaha pisang aroma; kurangnya Pembinaan dan pengawasan langsung dari pemerintah terhadap sentra usaha pisang aroma. Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah sentra usaha pisang aroma dapat menambah lapangan kerja di wilayah lokasi usaha; limbah produksi tidak mencemari lingkungan sekitar; sudah dilakukan pengenalan teknologi pada proses produksi pisang aroma; terjalin hubungan yang baik antara produsen dan pemasok; permintaan mencapai luar Pulau Jawa; terjalin hubungan yang baik antara produsen dan pelanggan. Faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah kenaikan harga sarana produksi; fluktuasi harga bahan baku pisang aroma; mahalnya biaya pengadaan teknologi. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan sentra usaha pisang aroma meliputi (1) Pemanfaatan bantuan pemerintah
untuk meningkatkan inovasi teknologi dan kualitas pengusaha, (2) Optimalisasi promosi yang dilakukan oleh pemerintah agar produk dapat dikenal lebih luas dan permintaan meningkat, (3) Mendirikan kembali wadah perkumpulan bagi pengusaha agar lebih memudahkan dalam pengkoordinasian antar pengusaha dan hubungan sentra usaha dengan pemerintah, (4) Menerapkan pencatatan administrasi keuangan yang tertib secara bertahap, (5) Menjaga kepercayaan pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk sentra, (6) Meningkatkan kualitas tenaga kerja agar meningkatkan efisiensi produksi, (7) Meningkatkan kualitas pengusaha dengan kegiatan pembinaan secara rutin, (8) Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk mengatasi permodalan. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan sentra usaha pisang aroma di Kabupaten Temanggung adalah mendirikan kembali wadah perkumpulan bagi pengusaha agar lebih memudahkan dalam pengkoordinasian antar pengusaha dan hubungan sentra usaha dengan pemerintah dengan nilai TAS/Total Attractiveness Score 6,073. Saran Saran dari hasil penelitian adalah pemerintah Kabupaten Temanggung dapat membantu untuk membangun kembali wadah perkumpulan pengusaha pisang aroma di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Disperindagkop dan UMKM yang ada di Kecamatan Kandangan dengan cara program-
program yang terkait dengan pengembang-an sentra diberikan melalui kelompok atau mensyaratkan pengelolaan secara komunal, sehingga mendorong para pengusaha untuk membuat suatu kelompok usaha atau wadah perkumpulan. Terbentuknya kembali wadah perkumpulan bagi pengusaha pisang aroma diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah didalam sentra usaha pisang aroma, memudahkan dalam pengkoordinasian antar pengusaha serta mengurangi persaingan diantara para pengusaha. Mengenai kondisi akses permodalan menjadi hal utama dalam pengembangan UKM belum dibahas secara mendalam menjadi kelemahan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan hal ini dapat menjadi masukan pada penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Salemba Empat. Jakarta. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Temanggung. 2010. Statistik Industri 2006-2010. Disperindag. Temanggung. Kusnandar. 2009. Pengembangan Agroindustri Skala Kecil Melalui Jaringan Usaha dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Global. http://kusnandar.staff.perta nian.uns.ac.id/2009/04/15/5 /. Diakses pada tanggal 7 April 2013. Nawawi, H dan Martini, M. 1996. Penelitian Terapan.
Gadjahmada University Press. Yogyakarta.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rangkuti, freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Udayana, I Gusti Bagus. 2011. Peran Agroindustri dalam Pembangunan Pertanian. Jurnal Singhadwala. Edisi 44. Hal: 3-8. Bali.
Sutopo, H., B. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian.