STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KRECEK SINGKONG DI KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL Yunita Puspita Dewi, Mohd. Harisudin, R. Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl Ir Sutami No 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax. (0271) 637457 Email :
[email protected] Telp : 085725085873 Abstract : This research aimed to know the quantity of benefit from the businessman of krecek singkong, to know the internal and external factors, to formulate alternative strategy, and to formulate the priority strategy. The basic method of this research was analysis description. The methods of data analysis used include: (1) analysis of business, (2) SWOT matrix, and (3) QSP matrix. The results of this research: (1) the average of business profit each month was Rp 422.257,35, (2) The internal factors consist of the duration of business experience, the high patience and skill, the product superiority to the other districts, the profitable business, the equable price, the good relationship with vendors and consumer, the lack of fund, the seasonal raw material, the conventionally drying product, the low management, the ineffective krecek cutter, and the simple ordering products. The external factors consist of the amount of available workers, the contribution and equipment from government, the lower quality product of competitor, the high demand of product, the souvenir product, the high price of basic material, the lower quality of raw material from the other districts, the law synergy between subdistrict and regency government, the expensive packaging tool, and the production depending on the weather, (3) the alternative strategies are strengthening the relationship among krecek singkong businessman by taking advantage on the routine meeting as a place to exchange information, expanding the market coverage, improving cooperation with singkong suppliers, maintaining the consumer confidence by maintaining the quality and continuity of krecek singkong products, improving the production and operation management, finance, and marketing, using help as well as possible to increase business activities, creating synergism among businessman, village government, subdistrict government, and district government, and improving the communication network with relevant party to progress the business center, (4) the resulted priority strategies are by improving the production and operation management, finance, and marketing. Keywords : Strategy, Internal, External, Profit, SWOT Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan usaha industri krecek singkong, mengetahui faktor internal dan eksternal sentra industri, menganalisis alternatif strategi, dan mengetahui prioritas strategi. Metode penelitian adalah deskriptif analitis. Metode analisis data menggunakan analisis usaha, matriks SWOT, dan matriks QSP. Hasil penelitian 1) rata-rata keuntungan sebesar Rp 422.257,35/bulan. 2) Faktor internal: lama pengalaman usaha, ketelatenan dan keterampilan yang tinggi, produk lebih unggul daripada daerah lain, usaha menguntungkan, harga yang seragam, hubungan baik dengan pedagang dan pelanggan, kurangnya modal, bahan baku musiman, teknologi pengeringan produk konvensional, manajemen masih lemah, alat pemotong krecek yang kurang efektif dan kemasan produk masih sederhana. Faktor eksternal: tenaga kerja tersedia, anggaran bantuan dari pemerintah, kualitas produk pesaing lebih rendah, permintaan produk tinggi, produk oleh-oleh khas, tingginya harga bahan baku, suplai singkong dari luar sentra berkualitas rendah, lemahnya koordinasi antara pemerintah kabupaten dan kecamatan, alat pengemasan yang mahal dan cuaca mempengaruhi produksi. 3) Alternatif strategi: memperkuat hubungan antar pelaku usaha krecek singkong; memperluas cakupan pasar; meningkatkan kerjasama dengan pemasok bahan baku; menjaga kepercayaan konsumen dengan menjaga kualitas dan kontinyuitas produk; meningkatkan manajemen produksi dan operasi, keuangan, dan pemasaran; memanfaatkan bantuan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan kegiatan usaha; menciptakan kesinergisan antara pelaku usaha, pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan pemerintah kabupaten; dan meningkatkan jaringan komunikasi dengan pihak terkait untuk kemajuan sentra. 4) Prioritas strategi adalah meningkatkan manajemen produksi dan operasi, keuangan, dan pemasaran. Kata kunci : Strategi, Internal, Eksternal, Keuntungan, SWOT
PENDAHULUAN Indonesia sejak lama dikenal sebagai negara agraris. Pertanian, sejak dulu merupakan sektor ekonomi utama di negara-negara berkembang. Peranan atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki posisi yang vital sekali. Peran utama yang diberikan kepada sektor pertanian itu, berarti bahwa sektor pertanian harus dapat dikembangkan sedemikian rupa, sehingga disamping tugas memenuhi kebutuhan pokok bagi keberlanjutan hidup sehari-hari, ia juga harus dapat menumbuhkan dan menyokong usahausaha pembangunan di sektor yang lainnya (Kusnandar dkk, 2010). Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri,
Komoditas pertanian yang dapat dikembangkan sebagai agroindustri adalah komoditas tanaman pangan. Salah satu komoditas tanaman pangan berupa umbi-umbian yang banyak dibudidayakan masyarakat adalah singkong. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu penghasil singkong di Indonesia. Data luas panen dan hasil produksi singkong Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan Tabel 1. tersebut dapat diketahui bahwa luas panen dan produksi singkong yang tertinggi terdapat di Kabupaten Gunungkidul dibandingkan dengan wilayah Kabupaten lain di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu industri hasil pertanian di Kabupaten Gunungkidul yaitu pengolahan dari produk singkong
Tabel 1. Luas Panen dan Hasil Produksi Singkong Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 No 1 2 3 4 5
Kabupaten Kulon Progo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta
Luas panen (Ha) 3.539 2.215 56.040 1.096 -
Produksi ( ton) 4.325 44.003 762.554 14.741 -
Sumber: BPS Daerah Istimewa Yogyakarta 2012 meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Soekartawi, 2001). Komoditas pertanian secara umum dihasilkan sebagai bahan mentah dan produk pertanian mempunyai sifat mudah rusak, sehingga perlu segera dikonsumsi atau secepatnya mengalami proses pengolahan (Elina, 2012).
mentah menjadi produk makanan ringan berupa krecek singkong. Krecek singkong merupakan makanan ringan olahan singkong yang diolah dalam dua tahapan pemasakan. Krecek singkong ini berbentuk irisan tipis, panjang, berwarna putih, bertekstur seperti kerupuk saat digigit. Konsumen yang akan mengkonsumsi hanya perlu menggoreng krecek singkong. Industri krecek singkong di sentra industri krecek singkong
Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul ini merupakan industri rumah tangga. Bahan baku pembuatan krecek singkong merupakan produk musiman, sehingga pada saat tidak musim akan sulit sekali untuk mendapatkannya. Proses produksi pengolahan krecek singkong ini menggunakan peralatan yang cukup sederhana. Sentra industri krecek singkong terdapat di Desa Bedoyo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Di desa inilah sudah terdapat sentra industri. Sentra krecek singkong ini memiliki potensi untuk dikembangkan karena merupakan makanan khas daerah yang memanfaatkan sumber daya lokal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besarnya keuntungan usaha dari pelaku industri krecek singkong di sentra industri krecek singkong, mengetahui faktor internal dan eksternal sentra industri krecek singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul, merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan sentra industri krecek singkong, dan merumuskan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan sentra industri krecek singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang (Surakhmad, 1994). Penentuan lokasi secara purposive yaitu sentra industri krecek singkong di Desa Bedoyo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Alasan
pemilihan ini adalah Kecamatan Ponjong mempunyai produktivitas singkong yang terbesar di Kabupaten Gunungkidul. Adapun pemilihan satu desa yaitu Desa Bedoyo karena terdapat sentra industri krecek singkong. Penentuan responden untuk analisis usaha pada penelitian ini pelaku usaha industri krecek singkong yang dilakukan dengan cara sensus yaitu berjumlah 21 orang responden. Penentuan informan untuk faktorfaktor strategis dengan purposive terdiri dari ketua sentra, pelaku usaha krecek singkong (5 orang), Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (1 orang), Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (1 orang), pedagang pengumpul krecek singkong (3 orang), lembaga pembiayaan (1 orang), pemasok bahan baku (2 orang) dan konsumen krecek singkong (2 orang) Informan yang digunakan dalam penentuan bobot terdiri dari ketua sentra industri krecek singkong, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Gunungkidul (1 orang), Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul (1 orang). Sedangkan informan yang digunakan dalam penentuan Nilai Daya Tarik adalah ketua sentra industri krecek singkong. Data primer berupa identitas responden, analisis usaha, dan faktorfaktor strategis diperoleh dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Sumber data terdiri dari pelaku usaha krecek singkong, ketua sentra, konsumen, pedagang pengumpul, dinas pemerintah, pemasok bahan baku, dan lembaga pembiayaan. Data sekunder berupa data kondisi wilayah yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Kantor Kecamatan
Ponjong. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan pencatatan. Metode analisis data yang digunakan terdiri dari: Analisis Usaha Menurut Sukirno (2005), biaya total produksi adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. TC = TFC + TVC ……………….. (1) Dimana TC adalah Total costs/Biaya Total (Rp), TFC adalah Total Fixed Cost/Biaya Tetap Total (Rp) TVC adalah Total Variable Cost/Biaya Variabel Total (Rp). Menurut Sukirno (2002), untuk mengetahui jumlah penerimaan yang diperoleh yaitu mengalikan jumlah produk dengan harga. TR = Q x P……………………….. (2) Dimana TR adalah Total revenue/ Total Penerimaan (Rp), P adalah Price/Harga Produk (Rp), Q adalah Quantity/Jumlah Produk (kg). Menurut Soeharno (2007), keuntungan adalah selisih antara penerimaan dan biaya total yang dikeluarkan dalam usaha. π = TR – TC ……………………... (3) Dimana π adalah Keuntungan/ profit (Rp), TR adalah Penerimaan total (Rp), TC adalah Biaya total (Rp). Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam pengembangan sentra industri krecek singkong. Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan sentra industri krecek singkong. Matriks SWOT adalah alat yang
dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis: Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST, dan Strategi WT (Rangkuti, 2002). QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Daya tarik relatif dari setiap strategi di dalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari setiap faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Berapa pun rangkaian strategi alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM, dan berapa pun strategi dapat dimasukkan dalam setiap rangkaian tersebut, tetapi hanya strategi-strategi di dalam rangkaian tertentu yang dievaluasi relative satu terhadap yang lain (David, 2009).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keragaan Agroindustri Krecek Singkong di Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Proses produksi dalam pengolahan krecek singkong adalah pengupasan, pencucian, perebusan, pengirisan, perendaman, pengukusan, pengeringan tahap I, pembumbuan, pengeringan tahap II, dan pengemasan. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi antara lain
pisau/pasah, ember, panci, soblok/dandang, kukusan, tungku, blender/cobek, jaring, serok, idik/terpal, anjangan, baskom, timbangan, plastik/bagor, steples/mesin press, dan kayu. Pemasaran merupakan kombinasi 4 variabel yang berpengaruh dalam pemasaran krecek singkong. Produk, krecek singkong merupakan produk olahan singkong berbentuk irisan tipis,
Kecamatan Ponjong, Wonosari, dan Yogyakarta. Promosi, promosi yang telah dilakukan adalah dari mulut ke mulut. Rata-rata jumlah biaya tetap sebesar Rp 18.962,65. Rata-rata jumlah biaya variabel adalah sebesar Rp 760.180,003. Rata-rata biaya total produksi pengusaha krecek singkong adalah sebesar Rp 779.142,65 (Tabel 3).
Tabel 3. Rata-Rata Total Biaya Produksi Usaha Krecek Singkong selama 1 Bulan No. Jenis Biaya 1. Biaya Tetap a. Biaya Penyusutan Alat b. Bunga Modal Investasi Jumlah Biaya Tetap 2. Biaya Variabel a. Bahan Baku Utama b. Bahan Penolong c. Tenaga Kerja d. Pasca Produksi 1) Biaya Pengemas 2) Biaya Transportasi e. Air Jumlah Biaya Variabel Total Biaya Sumber: Analisis Data Primer, 2013 panjang, berwarna putih, bertekstur seperti krupuk saat digigit. Harga, harga perbungkus krecek singkong adalah Rp 20.000,00/kg. Tempat distribusi, di lingkup Bedoyo,
Rata-rata (Rp) 18.389,90 572,75 18.962,65 415.119,05 108.683,33 205.476,19 12.472,86 6.428,57 12.000,00 760.180,00 779.142,65 Hasil dari usaha krecek singkong adalah krecek singkong mentah berbumbu. Harga per kg krecek mentah berbumbu ini adalah Rp 20.000,00. Dari keseluruhan pengusaha
Tabel 4. Rata-Rata Penerimaan Usaha Krecek Singkong selama 1 Bulan No. 1.
Jenis Produk Krecek Singkong Jumlah
Jumlah Produksi (kg) 60,07
Sumber: Analisis Data Primer, 2013
Harga (Rp) 20.000
Penerimaan (Rp) 1.201.400,00 1.201.400,00
diperoleh rata-rata penerimaan selama satu bulan adalah sebesar Rp 1.201.400,00 (Tabel 4). Rata-rata keuntungan dari usaha pengolahan krecek singkong di Sentra Industri Krecek Singkong Bedoyo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul selama satu bulan adalah sebesar Rp 422.257,35. Pada industri rumah tangga keuntungan tersebut sudah dianggap cukup besar dilihat dari perbandingannya dengan biaya yang dikeluarkan. Sehingga usaha tersebut perlu dikembangkan.
Analisis faktor internal menghasilkan kekuatan yang terdiri dari lama pengalaman usaha, ketelatenan dan keterampilan yag tinggi, usaha menguntungkan, produk lebih unggul daripada daerah lain, harga yang seragam, dan hubungan yang baik dengan pedagang dan pelanggan. Kelemahan antara lain kurangnya modal, persediaan bahan baku di sentra industri yang terbatas, teknologi pengeringan produk yang konvensional, alat pemotong krecek yang kurang efektif, manajemen masih
Tabel 5. Rata-Rata Keuntungan Usaha Krecek Singkong selama 1 Bulan No. Uraian 1. Total Penerimaan 2. Total Biaya Keuntungan
Rata-Rata (Rp) 1.201.400,00 779.142,65 422.257,35
Sumber: Analisis Data Primer, 2013 Tabel 6. Identifikasi Faktor-Faktor Internal pada Pengembangan Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Faktor Internal SDM
Kondisi Keuangan/Modal Produksi/Operasi
Manajemen Pemasaran
Kekuatan (Strength) - Lama pengalaman usaha - Ketelatenan dan keterampilan yang tinggi - Usaha menguntungkan
- Produk lebih unggul daripada daerah lain - Harga yang seragam - Hubungan baik dengan pedagang dan konsumen
Sumber: Analisis Data Primer, 2013
Kelemahan (Weakness)
- Kurangnya modal - Persediaan bahan baku di sentra industri yang terbatas - Teknologi pengeringan produk konvensional - Alat pemotong krecek yang kurang efektif - Manajemen masih lemah - Kemasan produk masih sederhana
lemah, dan kemasan produk yang masih sederhana.
pengemasan yang mahal, dan cuaca mempengaruhi produksi.
Tabel 7. Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal pada Pengembangan Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Faktor Eksternal Kondisi Perekonomian Sosial dan Budaya
Peluang (Opportunity)
- Jumlah tenaga kerja tersedia
Pemasok Bahan Baku
Pemerintah
- Adanya anggaran bantuan pemerintah
Teknologi Persaingan Konsumen
Ancaman (Threats) - Tingginya harga bahan baku
- Suplai singkong dari luar luar sentra berkualitas rendah - Lemahnya koordinasi antara pemerintah kabupaten dan kecamatan - Alat pengemasan yang mahal
- Kualitas produk pesaing lebih rendah - Permintaan produk tinggi - Produk oleh-oleh khas
Keadaan Alam
- Cuaca yang mempengaruhi produksi
Sumber: Analisis Data Primer, 2013 Kondisi Faktor Eksternal Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Analisis faktor eksternal menghasilkan peluang berupa jumlah tenaga kerja tersedia, adanya bantuan dari pemerintah, suplai singkong dari luar sentra berkualitas rendah, permintaan produk tinggi, dan produk merupakan oleh-oleh khas. Ancaman berupa tingginya harga bahan baku, lemahnya koordinasi antara pemerintah kabupaten dan kecamatan, alat
Alternatif Strategi Pengembangan Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Hasil perumusan alternatif strategi pengembangan sentra industri krecek singkong adalah: Memperkuat hubungan antar pelaku usaha krecek singkong dengan memanfaatkan pertemuan rutin sebagai tempat bertukar informasi Memperluas cakupan pasar
Meningkatkan kerjasama dengan pemasok bahan baku singkong Menjaga kepercayaan konsumen dengan menjaga kualitas dan kontinyuitas produk krecek singkong Meningkatkan manajemen produksi dan operasi, keuangan, dan pemasaran Memanfaatkan bantuan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan
kegiatan usaha Menciptakan kesinergisan antara pelaku usaha, pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan pemerintah kabupaten Meningkatkan jaringan komunikasi dengan pihak terkait untuk kemajuan sentra
Tabel 8. Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Strenghts (S)
Weakness (W)
1. 2.
1. 2.
3. 4. 5. 6.
Opportunities (O) 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah tenaga kerja tersedia Adanya anggaran bantuan dari pemerintah Kualitas produk pesaing lebih rendah Permintaan produk tinggi Produk oleh-oleh khas
Threats (T) 1. 2. 3.
4. 5.
Tingginya harga bahan baku Suplai singkong dari luar sentra berkualitas rendah Lemahnya koordinasi antara pemerintah kabupaten dan kecamatan Alat pengemasan yang mahal Cuaca mempengaruhi produksi
a.
b.
a.
b.
Lama pengalaman usaha Ketelatenan dan keterampilan tinggi Usaha menguntungkan Produk lebih unggul daripada daerah lain Harga yang seragam Hubungan baik dengan pedagang dan konsumen Memperkuat hubungan antar pelaku usaha krecek singkong dengan memanfaatkan pertemuan rutin sebagai tempat bertukar informasi (S1, S2, S3, S5, S6, O1, O3, O4, O5) Memperluas cakupan pasar (S3, S4, S6, O3, O4, O5) Meningkatkan kerjasama dengan pemasok bahan baku singkong (S3, S4, T1, T2, T5) Menjaga kepercayaan konsumen dengan menjaga kualitas dan kontinyuitas produk krecek singkong (S1, S2, S4, S5, S6, T1, T2, T4)
3. 4. 5. 6. a.
b.
a.
b.
Kurangnya modal Persediaan bahan baku di sentra industri terbatas Teknologi pengeringan produk konvensional Alat pemotong krecek yang kurang efektif Manajemen masih lemah Kemasan produk masih sederhana Meningkatkan manajemen produksi dan operasi, keuangan, dan pemasaran (W1, W2, W3, W4, W5, W6, O3, O4, O5) Memanfaatkan bantuan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan kegiatan usaha (W1, W5, W6, O2) Menciptakan kesinergisan antara pelaku usaha, pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan pemerintah kabupaten (W1, W5, T3, T4) Meningkatkan jaringan komunikasi dengan pihak terkait untuk kemajuan sentra (W1, W2, W5, T2, T3, T4)
Prioritas Strategi Pengembangan Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Strategi I adalah Memperkuat hubungan antar pelaku usaha krecek singkong dengan memanfaatkan
pertemuan rutin sebagai tempat bertukar informasi (4,168), strategi II adalah Menjaga kepercayaan konsumen dengan menjaga kualitas dan kontinyuitas produk krecek singkong (4,953), strategi III adalah Meningkatkan manajemen produksi
Tabel 9. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Pengembangan Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul FAKTOR-FAKTOR KUNCI
Bobot AS
Faktor Kunci Internal 1. Lama pengalaman usaha 2. Ketelatenan dan keterampilan tinggi 3. Usaha menguntungkan 4. Produk lebih unggul daripada daerah lain 5. Harga yang seragam 6. Hubungan baik dengan pedagang dan konsumen 7. Kurangnya modal 8. Bahan baku di sentra industri terbatas 9. Teknologi pengeringan produk konvensional 10. Alat pemotong krecek yang kurang efektif 11. Manajemen masih lemah 12. Kemasan produk masih sederhana Total Bobot Faktor Kunci Eksternal 1. Jumlah tenaga kerja tersedia 2. Bantuan dana dan peralatan dari pemerintah 3. Kualitas produk pesaing lebih rendah 4. Permintaan produk tinggi 5. Produk oleh-oleh khas 6. Tingginya harga bahan baku 7. Suplai singkong dari luar sentra berkualitas rendah 8. Lemahnya koordinasi antara pemerintah kabupaten dan kecamatan 9. Alat pengemasan yang mahal 10. Cuaca mempengaruhi produksi Total Bobot Jumlah Total Nilai Daya Tarik
I TAS
Alternatif Strategi II III AS TAS AS TAS
0.080
2
0.160
3
0.240
4
0.320
0.083 0.085
2 1
0.169 0.085
1 4
0.083 0.340
4 3
0.332 0.255
0.078 0.080
1 2
0.078 0.160
2 3
0.156 0.240
3 4
0.234 0.320
0.092 0.085
2 4
0.184 0.340
3 1
0.276 0.085
4 3
0.368 0.255
0.082
1
0.082
3
0.246
2
0.164
0.083
1
0.083
2
0.166
4
0.332
0.082 0.090
1 3
0.082 0.270
4 1
0.328 0.090
3 4
0.246 0.360
0.080 1,000
2
0.160
3
0.240
4
0.320
0.107
4
0.428
2
0.214
3
0.321
0.107
2
0.214
1
0.107
3
0.321
0.093 0.101 0.099 0.105
1 3 4 2
0.093 0.303 0.398 0.210
2 4 3 3
0.186 0.404 0.297 0.315
3 2 2 4
0.279 0.202 0.198 0.420
0.097
3
0.291
4
0.338
2
0.194
0.087 0.097 0.107 1,000
2 1 1
0.174 0.097 0.107
1 2 3
0.087 0.194 0.321
3 3 4
0.261 0.291 0.428
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013
4.168
4.953
6.421
dan operasi, keuangan, dan pemasaran (6,421). Strategi terbaik untuk mengembangkan sentra industri krecek singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul yang terpilih berdasarkan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) adalah strategi III dengan jumlah nilai terbesar (6,421) yaitu meningkatkan manajemen produksi dan operasi, keuangan, dan pemasaran. Strategi ini akan sangat sesuai dengan keadaan sentra industri tersebut. Karena untuk menciptakan kemajuan dan perkembangan harus dimulai dengan penguatan internal sentra. Manajemen merupakan kunci keberhasilan usaha. Sehingga harus dilakukan oleh semua pengusaha di sentra industri dengan sebaik mungkin. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini: Besarnya biaya rata-rata usaha krecek singkong adalah Rp 779.142,65/bulan, penerimaan rata-rata sebesar Rp 1.201.400,00/bulan, dan keuntungan rata-rata adalah Rp 422.257,35/bulan. Faktor Internal Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul: Lama pengalaman usaha, ketelatenan dan keterampilan tinggi, usaha menguntungkan, produk lebih unggul daripada daerah lain, harga yang seragam, hubungan baik dengan pedagang dan konsumen, kurangnya modal, bahan baku di sentra industri terbatas, teknologi pengeringan produk konvensional, alat pemotong krecek
yang kurang efektif, manajemen masih lemah, kemasan produk masih sederhana. Faktor Eksternal Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul: Jumlah tenaga kerja tersedia, Adanya anggaran bantuan dari pemerintah, Kualitas produk pesaing lebih rendah, Permintaan produk tinggi, Produk oleholeh khas, Tingginya harga bahan baku, Suplai singkong dari luar sentra berkualitas rendah, Lemahnya koordinasi antara pemerintah kabupaten dan kecamatan, Alat pengemasan yang mahal, Cuaca mempengaruhi produksi. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan sentra industri krecek singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul adalah: Memperkuat hubungan antar pelaku usaha krecek singkong dengan memanfaatkan pertemuan rutin sebagai tempat bertukar informasi, Memperluas cakupan pasar, Meningkatkan kerjasama dengan pemasok bahan baku singkong, Menjaga kepercayaan konsumen dengan menjaga kualitas dan kontinyuitas produk krecek singkong, Meningkatkan manajemen produksi dan operasi, keuangan, dan pemasaran, Memanfaatkan bantuan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan kegiatan usaha, Menciptakan kesinergisan antara pelaku usaha, pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan pemerintah kabupaten, Meningkatkan jaringan komunikasi dengan pihak terkait untuk kemajuan sentra. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan sentra industri krecek singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten
Gunungkidul adalah meningkatkan manajemen produksi dan operasi, keuangan, dan pemasaran. Saran Berdasarkan hasil penelitian pada Sentra Industri Krecek Singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: Bagi sentra industri krecek singkong, dalam meningkatkan manajemen produksi dan operasi, yaitu dengan memperbaiki penjadwalan produksi dan bagaimana memperbaiki alat pemotong krecek sehingga lebih efektif digunakan. Dalam hal keuangan perlu melakukan pencatatan pembukuan usaha dan memisahkan antara keuangan pribadi dan keuangan usaha. Dalam hal pemasaran, misalnya dengan memperbaiki kemasan produk agar lebih menarik konsumen sehingga produk mampu memasuki pasar baru dengan promosi. Dengan hal tersebut diatas diharapkan dapat meningkatkan keuntungan usaha sehingga usaha pengolahan krecek singkong menjadi usaha pokok yang menjadi prioritas. Hal inilah diharapkan mampu mengembangkan sentra industri krecek singkong. Bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul diharapkan mampu melakukan pendampingan terhadap sentra industri krecek singkong di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Pendampingan ini dapat dilakukan dengan pelatihan pengemasan pasca produksi, pembuatan label dan pendaftaran ijin produk dan sebaiknya membantu dalam melakukan promosi seperti melalui pameran produk UKM dan promosi
dalam berbagai media iklan.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik 2012. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka. BPS. Daerah Istimewa Yogyakarta. David, F.R. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta. Elina 2012. Karakteristik Produk Pertanian. http://elinalilinagribisnis.blogsp ot.com/2012/10/karakteristikproduk-pertanian-dan.html. Diakses pada tanggal 13 Maret 2013. Kusnandar, Totok Mardikanto, Agung Wibowo 2010. Manajemen Agroindustri, Kajian Teori dan Model Kelembagaan Agroindustri Skala Kecil Pedesaan. UNS Press. Surakarta. Rangkuti, F 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Soeharno 2007. Teori Mikroekonomi. CV ANDI OFFSET, Yogyakarta. Soekartawi 2001. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sukirno, S 2002. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 3 Cetakan 17. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Surakhmad, Winarno 1994. Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik. Tarsito. Bandung.