ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA USAHA “KEDU SUSU” DI KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH
GRACETA PUTRA PRATAMA
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha “Kedu Susu” di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2015
Graceta Putra Pratama NIM H24110009
ABSTRAK GRACETA PUTRA PRATAMA. Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha “Kedu Susu” di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Dibimbing oleh Edward H. Siregar.
Pertumbuhan industri kecil yang semakin pesat di Kabupaten Temanggung menimbulkan persaingan antar usaha kecil di Temanggung. Kedu Susu sebagai salah satu usaha kecil yang bergerak di bidang kuliner merupakan usaha kecil yang tengah berkembang di Temanggung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat agar Kedu Susu dapat memenangi persaingan dan menjadi usaha yang lebih maju di masa depan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis faktor internal dan eksternal (IFE dan EFE), matriks IE, matriks SWOT, serta QSPM. Penelitian ini juga menggunakan kanvas model bisnis untuk merumuskan strategi bisnis Kedu Susu. Hasil penelitian ini menunjukkan jika strategi melakukan edukasi pasar tentang Kedu Susu konsep one stop educulinary-nya melalui berbagai media sosial dan media promo kreatif yang dimiliki Kedu Susu menjadi strategi pemasaran yang peneliti rekomendasikan bagi Kedu Susu. Kata kunci : kanvas model bisnis, persaingan usaha, QSPM, strategi pemasaran. ABSTRACT GRACETA PUTRA PRATAMA. Marketing Strategy Analysis on “Kedu Susu” Enterprise in Temanggung, Central Java. Supervised by Edward H. Siregar.
The growth of small industries, which grew rapidly in Temanggung cause competition among small enterprise in Temanggung. Kedu Susu as one of the small enterprise engaged in the culinary field is thriving small enterprise in Temanggung. This study was conducted to determine the right marketing strategy in order to win the competition and be more advanced enterprise in the future. Analytic tools used in this research is descriptive analysis, analysis of internal and external factors (IFE and EFE), IE matrix, SWOT matrix, and QSPM. This study also uses canvas business model to formulate business strategies Kedu Susu. The results of this study indicate if the strategy to educate the market about the concept of one stop educulinary through a variety of social media and creative promo owned by Kedu Susu be a marketing strategies that researchers recommend for Kedu Susu. Keywords: canvas business model, competition , marketing strategy, QSPM.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA USAHA “KEDU SUSU” DI KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH
GRACETA PUTRA PRATAMA
Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha "Kedu Susu" di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah Nama
: Graceta Putra Pratama
NIM
: H24110009
Disetujui oleh
Drs. Edward H. Siregar SE, MM Pembimbing
Tanggal Lulus:
1 3 APR 2015
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha Kedu Susu di Kabupaten Temanggug, Jawa Tengah. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Edward H. Siregar SE, MM. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan serta semangat sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada segenap jajaran dosen serta staf Tata Usaha Departemen Manajemen atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Selain itu, terima kasih penulis sampaikan kepada Mas Henry Herdiawan selaku owner Kedu Susu yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Kedu Susu. Terima kasih yang luar biasa besar penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta, adik, keluarga, teman-teman seperjuangan Manajemen 48 serta Meylia Dewi Widowati yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukungan selama ini. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini tidak hanya menjadi syarat memperoleh gelar sarjana tapi juga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis karya ilmiah yang lebih baik.
Bogor, Maret 2015 Graceta Putra Pratama
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
METODE
4
Kerangka Pemikiran
4
Lokasi dan Waktu Penelitian
5
Jenis dan Sumber Data
5
Metode Penarikan Sampel
6
Metode Pengolaha dan Analisis Data
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Gambaran Usaha Kedu Susu
9
Segmentation, Targeting dan Positioning (STP)
10
Bauran Pemasaran Kedu Susu
10
Tahap Masukan
11
Tahap Pencocokan
15
Tahap Pengambilan Keputusan
16
Implikasi Manajerial
17
SIMPULAN DAN SARAN
19
Simpulan
19
Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
23
RIWAYAT HIDUP
29
DAFTAR TABEL Jumlah unit industri kecil dan tenaga kerja di Kabupaten Temanggung tahun 2012 Harga produk Kedu Susu
1 2
1 11
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4
Kerangka pemikiran penelitian Kanvas model bisnis Matriks SWOT Kanvs model bisnis Kedu Susu
5 9 16 19
DAFTAR LAMPIRAN 1 Matriks EFE dan IFE 2 Perhitungan Attractive Score 3 Perhitungan QSPM
23 24 28
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Kabupaten Temanggung terletak di Provinsi Jawa Tengah, diapit oleh Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Temanggung memiliki potensi yang besar di bidang pertanian. Produk pertanian yang menjadi unggulan Temanggung adalah tembakau dan kopi. Tidak mengherankan jika pertanian menjadi mata pencaharian utama mayoritas penduduk Temanggung. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung menunjukkan pada tahun 2012, 45,60% dari total penduduk Temanggung bekerja di bidang pertanian. Namun, kondisi pertanian yang fluktuatif seringkali menjadi permasalahan bagi berbagai pihak di kabupaten yang terkenal sebagai kota tembakau ini. Untuk sedikit mengurangi ketergantungan penduduk terhadap bidang pertanian, mulai bermunculan industri kecil yang memberikan warna baru bagi perekonomian Temanggung. Seperti terlihat pada Tabel 1, jumlah unit industri kecil mengalami pertumbuhan tiap tahunnya, mulai dari tahun 2008 hingga tahun 2012, meskipun tingkat penyerapan terhadap tenaga kerja mengalami penurunan pada tahun 2012 jika dibandingkan tahun 2011. Tabel 1 Jumlah unit industri kecil dan tenaga kerja di Kabupaten tahun 2012.
Temanggung
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung Pertumbuhan industri kecil yang semakin pesat di Kabupaten Temanggung memunculkan persaingan di antara usaha-usaha kecil yang ada. Berbagai usaha kecil berlomba untuk mendapatkan pangsa pasar terbesar dengan beragam strategi. Salah satu usaha kecil di Temanggung yang cukup berkembang adalah Kedu Susu (selanjutnya disebut KS). Usaha yang menawarkan produk olahan susu sapi, yang terletak di Kecamatan Kedu. Untuk menghadapi persaingan, KS selalu menjaga kualitas dari produk yang mereka tawarkan. Selain itu, harga yang ekonomis juga menjadi jurus KS agar dapat terus bersaing dengan kompetitor. Namun dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks, menjaga kualitas dan menawarkan harga yang ekonomis saja tidaklah cukup, diperlukan strategi pemasaran yang tepat dan sistematis. Tidak dapat dipungkiri jika kendala yang
2 sering dihadapi usaha kecil adalah belum adanya strategi yang tepat dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan. Oleh karena itu perlu dirancang strategi pemasaran yang tepat, sesuai dengan kondisi internal maupun eksternal KS, agar KS dapat mempertahankan bahkan meningkatkan penjualan dan menjadi usaha yang lebih maju di masa depan.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana bauran pemasaran yang diterapkan KS? 2. Apa saja faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran KS? 3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan KS? 4. Apa strategi pemasaran yang paling tepat bagi KS, berdasarkan faktor internal dan eksternal yang ada?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis bauran pemasaran yang diterapkan KS. 2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi strategi pemasaran KS. 3. Menganalisis alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan KS. 4. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang paling tepat bagi KS berdasarkan faktor internal dan eksternal yang ada.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Memberikan rekomendasi alternatif strategi pemasaran kepada KS. 2. Menjadi sarana peneliti untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu manajemen yang berkaitan dengan strategi pemasaran. 3. Menjadi acuan bagi penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan strategi pemasaran.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisis strategi pemasaran KS dengan memerhatikan bauran pemasaran, lingkungan internal, serta lingkungan eksternal yang dihadapi KS. Selain itu, penelitian ini juga memberikan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan di KS.
3
TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran Menurut Kotler dan Amstong (2008), pemasaran adalah suatu proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap kembali nilai dari pelanggan. Kotler (2010) juga mengemukakan jika pemasaran telah bergerak dari pendekatan product-based dan consumer-based ke pendekatan holistik terhadap pelanggan dengan melihat pelanggan sebagai manusia yang multidimensi, values-driven dan sebagai mitra kolaborasi. Strategi Pemasaran Chandler dalam Solihin (2012) menyatakan bahwa strategi adalah penjelasan mengenai tujuan jangka panjang perusahaan dan bagaimana perusahaan melakukan tindakan serta mengalokasikan sumber daya untuk mencapi tujuan. Sedangkan Hunger dan Wheelen (2003) menyatakan jika implementasi strategi adalah sejumlah total aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis. Strtategi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2008) diartikan sebagai logika pemasaran di mana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Kartajaya dan Ridwansyah (2014) merumuskan strategi pemasaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi konsumen, yaitu satukan kata dengan perbuatan, tambahkan kejutan bagi pelanggan, ajari pelanggan untuk tumbuh, dan rawat pertemanan untuk berjualan. Menurut Kartajaya dan Setiawan (2014) strategi pemasaran akan berhasil mencapai target yang diinginkan jika perusahaan dapat mengenali konsumen, menciptakan brand yang menarik sertea mampu membuat konsumen merasa penasaran, mendorong komitmen konsumen serta berkata dan berlaku jujur kepada konsumen. Watono dan Watono (2011) mengenalkan istilah brand soul yang diartikan sebagai sumber keunggulan produk dalam bersaing di pasar.
Blue Ocean Strategy Kim dan Mauborgne (2005) menyatakan jika strategi samudra biru menciptakan pasar yang tidak dapat ditentang, membuat persaingan menjadi tidak relevan, menciptakan dan menangkap permintaan baru. Terdapat empat tindakan dalam samudra biru, yaitu mengurangi, menciptakan, meningkatkan serta menghapuskan. Penelitian Terdahulu Pramesti et al. (2014) melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran dalam jurnal yang berjudul “Perencanaan Strategi Pemasaran Produk So Kreesh
4 Menggunakan Metode QSPM (Studi Kasus : CV Kajeye Food)”. Peneliti menggunakan alat analisis berupa matriks EFE-IFE, matrisk SWOT dan QSPM. Dari penelitian tersebut, diketahui jika terdapat sepuluh alternatif strategi dengan tiga prioritas strategi utama, yaitu melakukan inovasi produk, menjaga dan meningkatkan kualitas produk serta melakukan kerjasama dengan pemasok buah. Nugaraha (2011) juga melakukan penelitian tentang strategi pemasaran dalam skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Keripik Tempe pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri”. Peneliti menggunakan alat analisis berupa matriks EFE-IFE, matriks SWOT dan QSPM. Peneliti memberikan rekomendasi strategi pemasaran berupa pemberian merk untuk media promosi produk ketika keripik dibawa ke luar daerah. Penelitian tentang strategi pemasaran juga dilakukan oleh Hidayatulloh (2011) dalam skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Objek Wisata Alam Talaga Remis di Taman Nasional Gunung Ciremai”. Alat analisis yang digunakan peneliti adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT serta QSPM. Strategi pemasaran yang direkomendasikan adalah mengoptimalkan fasilitas yang ada serta menjalankan capital building SDM secara rutin.
METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat KS perlu membuat strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran disusun berdasarkan faktor eksternal dan internal yang dihadapai KS. Faktor lingkungan yang telah terindentifikasi kemudian dievaluasi dan disusun dalam matriks IE dan matriks SWOT. Selanjutnya dihasilkan alternatif strategi pemasaran yang akan dinilai menggunakan QSPM, untuk menghasilkan rekomendasi strategi pemasaran bagi KS. Alternatif strategi pemasaran yang dipilih akan dirumuskan menggunakan suatu pendekatan baru dalam membangun model bisnis, yaitu kanvas model bisnis (Osterwalder dan Pigneur 2012) untuk dapat memberikan implikasi manajerial. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
5
Kedu Susu Kompetisi semakin ketat Nilai dan strategi pemasaran Kedu Susu Analisis faktor eksternal dan internal External factors evaluation
Internal factors evaluation
Matriks IE dan Matriks SWOT Alternatif strategi pemasaran QSPM Kanvas model bisnis Implikasi manajerial Rekomendasi strategi Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di KS yang berlokasi di Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai Februari 2015.
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh lewat kueioner yang didapat dari wawancara pribadi atau pembicaraan tatap muka antara pewawancara dengan responden
6 (Churchill 2002). Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan topik yang dibahas.
Metode Penarikan Sampel Responden dalam penelitian ini dipilih secara sengaja untuk mendapatkan responden yang mengetahui kondisi KS serta responden yang memahami bidang pemasaran. Responden dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang terdiri dari dua orang pihak internal KS, satu orang akademisi, satu orang konsumen serta satu orang pelaku usaha sejenis.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data diawali dengan melakukan analisis deskriptif KS yang menjelaskan tentang profil usaha, bauran pemasaran serta segmentation, targeting dan positioning KS. Selanjutnya dilakukan analisis faktor internal dan faktor eksternal untuk mendapatkan input dalam penyusunan matriks IE dan matriks SWOT. Matriks SWOT yang telah disusun akan diolah menggunakan QSPM untuk mendapatkan rekomendasi terbaik. Secara garis besar, proses penyusunan strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap masukan menggunakan external factors evaluation dan internal factors evaluation, tahap pencocokan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT dan tahap pengambilan keputusan menggunakan QSPM. Ditambahkan model baru dalam penyusunan strategi bisnis yaitu kanvas model bisnis. Berikut ini adalah penjelasan dari metode-metode yang peneliti gunakan dalam penelititan ini : External Factors Evaluation (EFE) Analisis faktor eksternal dilakukan setelah faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang berpengaruh bagi sebuah usaha diidentifikasi. Tabel EFE digunakan untuk menampilkan hasil analisis terhadap faktor eksternal. Berikut adalah ilustrasi dari tabel EFE: Faktor Peluang Ancaman Total
Bobot
Peringkat
Nilai Tertimbang
1,00
Sumber : David (2006). Internal Factors Evaluation (IFE) Analisis faktor internal dilakukan setelah faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang berpengaruh bagi sebuah usaha dapat diidentifikasi. Tabel IFE digunakan untuk menampilkan hasil analisis terhadap faktor internal. Berikut adalah ilustrasi dari tabel IFE :
7 Faktor Kekuatan Kelemahan Total
Bobot
Peringkat
Nilai Tertimbang
1,00
Sumber : David (2006). Matriks Internal-Eksternal (IE) Matriks IE menggunakan hasil yang didapat dari IFE dan EFE untuk mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan. Namun pada dasarnya 9 sel strategi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu : Pertama, berada pada sel I, II atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi yang sesuai adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke depan, belakang dan horizontal). Kedua, berada pada sel III, V atau VII dapat dikelola dengan strategi jaga dan pertahankan. Strategi yang tepat adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Ketiga, berada pada sel VI, VIII atau IX dapat menggunakan strategi tuai atau divestasi. Strategi yang dipakai pada kondisi ini adalah strategi divestasi atau memperkecil usaha yang dilakukan. Berikut adalah ilustrasi matriks IE : Total Nilai Tertimbang IFE Kuat Rata-rata Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,00-1,99 Total Tinggi Nilai 3,0-4,0 Tertimbang EFE Menengah 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sumber : David (2006).` Matriks SWOT Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil formulasi Internal Factors Evaluation (IFE) dan External Factors Evaluation (EFE). Matriks SWOT menghasilkan kombinasi antara faktor internal dan eksternal. Lebih jauh, matriks SWOT menghasilkan beberapa pilihan strategi (Solihin 2012). Penyusunan matriks SWOT adalah sebagai berikut :
8 Intermal Factors
Strengths (S)
Weaknessess (W)
External Factors Opportunities (O) Threats (T)
Sumber : Wheelen dan Hunger dalam Solihin (2012). Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. QSPM memiliki beberapa unsur, yaitu faktor kunci internal dan eksternal, bobot, serta alternatif strategi, seperti tampak pada tabel di bawah ini :
Faktor Kunci Internal Eksternal
Bobot
Alternatif Strategi 1
Strategi 2
Sumber : David (2006) Kanvas Model Bisnis Kanvas model bisnis adalah cara baru untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis (Osterwalder dan Pigneur 2012) . Kanvas model bisnis menggambarkan 9 blok bangunan yang berpengaruh terhadap kesuksesan usaha, yaitu : Segmen pelanggan Proposisi nilai Saluran Hubungan pelanggan Arus pendapatan Sumber daya utama Aktivitas kunci Kemitraan utama Struktur biaya Kanvas model bisnis digambarkan seperti Gambar 2 berikut :
9
Gambar 2. Kanvas Model Bisinis. Sumber : Osterwalder dan Pigneur (2012)
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kedu Susu Sejarah dan Perkembangan Kedu Susu KS merupakan UMKM di Temanggung, Jawa Tengah yang bergerak di bidang kuliner. KS berlokasi di Gang Carikan, Kedu. Usaha ini mulai dirintis tahun 1999 oleh Bapak Suryanto. Pada awalnya, beliau memelihara 6 ekor sapi perah di halaman belakang rumahnya. Susu segar yang dihasilkan sapi perah milik Bapak Suryanto dijual kepada pengecer-pengecer yang berasal dari sekitar Kedu. Susu sapi yang dijual Bapak Suryanto adalah susu sapi murni tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu, sehingga memiliki nilai jual yang rendah, di mana susu murni dijual dengan harga Rp 5 000 per liter Menyadari rendahnya nilai jual susu yang dijual tanpa pengolahan, Henry Herdiawan, yang merupakan putra dari Bapak Suryanto, memiliki ide untuk menciptakan nilai lebih pada susu murni yang dihasilkan sapi milik Bapak Suryanto. Pada tahun 2012 berdirilah KS, sebuah usaha yang menawarkan susu sapi dalam beragam varian rasa. Dalam menjalankan usaha, Henry selaku owner dan bagian marketing dibantu oleh Bapak Suryanto yang mengontrol proses produksi dan istri Henry serta Umi yang mengurusi bagian dapur KS. Proses produksi susu dilakukan oleh 2 pegawai, sedangkan pelayanan terhadap konsumen dilakukan oleh 2 pegwai. Nama KS sesuai dengan lokasi KS berada, yaitu Kecamatan Kedu. Kedai KS terletak berdampingan dengan rumah Henry yang terletak di Gang Carikan. Selain untuk menghemat biaya, lokasi ini diharapkan mampu membuat konsumen penasaran karena lokasi kedai KS berada di tengah perkampungan yang cukup
10 jauh dari jalan raya, sehingga terkadang membuat konsumen harus menggunakan Google Maps ataupun Waze untuk menemukan kedai Kedu Susu. Setelah lebih dari dua tahun berdiri, omzet KS mencapai 6-8 juta rupiah per bulan. Saat ini KS telah banyak dikenal masyarakat. Hal ini tak lepas dari partisipasi Kedu Susu dalam beberapa event di Temanggung, salah satunya Pazaar Minggu. Promosi yang gencar di berbagai media sosial, seperti Facebook dan Twitter, membuat KS tidak hanya dikenal masyarakat Temanggung saja, namun juga dari luar Temanggung. Nilai, Visi dan Misi Kedu Susu KS belum memiliki visi dan misi secara tertulis, namun berdasarkan wawancara peneliti terhadap pihak internal, KS memiliki value yang menjadi dasar kegiatan usaha KS. Nilai tersebut adalah : 1. Menggali potensi lain Kecamatan Kedu agar tidak hanya dikenal sebagai sentra ayam cemani, namun juga sentra sapi perah. 2. Menciptakan produk yang dapat meningkatkan nilai jual susu sapi. 3. Menciptakan produk yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat dan bergizi.
Segmentation, Targeting dan Positioning (STP) KS menetapkan segmentasi pasar berdasarkan kondisi demografis, di mana KS membuat segmen pasar berdasarkan usia dan profesi. Target pasar utama KS adalah konsumen usia sekolah (5-19 tahun) serta masyarakat yang telah berkeluarga. Konsumen keluarga biasanya datang secara bersama-bersama pada sore atau malam hari untuk menikmati sajian KS sambil meningkatkan kedekatan antar anggota keluarga. Sedangkan konsumen sekolah biasanya datang ke KS dalam rombongan kelas atau sekolah. Mereka tidak hanya menikmati hidangan di KS, namun juga dapat melihat kandang sapi dan proses pemerahan sapi. Itulah yang menjadi positioning KS. Lovelock (2012) menyatakan jika positioning harus menjauhkan pesaing, bukan menarik mereka. KS tidak hanya sekedar usaha yang menawarkan hidangan yang lezat dan berkualitas, namun juga memberikan edukasi kepada konsumennya.
Bauran Pemasaran Kedu Susu Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong 2008). Bauran pemasaran KS, yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi. Produk yang sesuai kondisi pasar, harga yang terjangkau, saluran distribusi yang tepat serta program promosi yang efektif, menjadi kombinasi yang dapat membawa kesuksesan dalam memasarkan suatu produk. Berikut adalah bauaran pemasaran KS : 1. Produk (Product) Produk utama yang ditawarkan KS adalah susu sapi yang tersedia dalam aneka rasa, seperti cokelat, jagung manis, ubi ungu, pisang dan tomat.
11 Tersedia susu sapi tanpa rasa bagi konsumen yang ingin menikmati cita rasa original susu sapi. Selain itu, KS juga menyediakan makanan ringan, seperti jadah bakar, spaghetti, roti bakar aneka rasa, sosis bakar dan juga pisang bakar. 2. Harga (Price) KS menawarkan produk dengan harga yang bervariasi. Harga produk KS dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Harga produk Kedu Susu Produk Makanan Jadah bakar aneka rasa Spaghetti Roti bakar aneka rasa Sosis bakar Pisang bakar aneka rasa
Harga (Rp) 5 000 sampai 6 000 9 000 4 000 sampai 5 500 14 000 4 000 sampai 5 500
Susu sapi aneka rasa (200 ml)
6 000
Sumber : Data diolah Harga yang ditetapkan KS disesuaikan dengan biaya total yang diperlukan. Selain itu, harga yang ditetapkan juga disesuaikan dengan daya beli konsumen agar produk Kedu Susu dapat dijangkau oleh konsumen. 3. Promosi (Promotion) Dalam memasarkan produknya, KS mengandalkan berbagai media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Media sosial dipilih karena lebih hemat dari segi biaya, selain itu media sosial dapat menjangkau konsumen tanpa ada batasan waktu dan tempat. Selain menggunakan media sosial sebagai sarana mengenalkan produknya, KS juga pernah mengikuti event yang digelar di Temanggung, seperti Pazaar Minggu. Dengan mengikuti event yang menghadirkan banyak pengunjung, KS dapat melakukan edukasi pasar terhadap konsumen tentang produk KS. KS juga mengandalkan word of mouth untuk mempromosikan produknya. 4. Distribusi (Place) Konsumen bisa mendapatkan produk KS dengan datang langsung ke kedai KS yang terletak di Gang Carikan, Kedu, Temanggung. Pemilik KS sengaja tidak membuka kedai di pusat kota dan lebih memilih membuka kedai di daerah pedesaan karena pemilik KS ingin menciptakan desa wisata di gerai tersebut berada. Selain itu, konsumen juga bisa mendapatkan produk KS di booth KS yang ada pada even-event tertentu yang digelar di Temanggung.
Tahap Masukan Identifikasi Faktor Eksternal Identifikasi faktor eksternal akan menunjukkan peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh KS. Peluang merupakan kondisi yang diinginkan dan dapat memberikan dampak positif bagi kelangsungan KS. Sedangkan ancaman adalah
12 kondisi yang tidak diinginkan dan dapat memberikan dampak negatif. Berikut ini adalah peluang dan ancaman yang dihadapi oleh KS : Peluang 1. Perubahan gaya hidup masyarakat Seiring perkembangan jaman, masyarakat mulai menyadari pentingnya mengonsumsi susu. Fenomena tersebut merupakan peluang yang dapat dioptimalkan oleh KS untuk mendongkrak nilai penjualannya. Selain itu, tren masyarakat perkotaan yang gemar berlibur ke daerah-daerah pedesaan membuat KS banyak dicari wisatawan atau perantau yang berkunjung ke Temanggung. 2. Populasi penduduk Temanggung Data Badan Pusat Statistik menyebutkan pada tahun 2013 penduduk Temanggung berjumlah 739 873 jiwa, dengan 24% di antaranya berada pada usia sekolah (5-19 tahun). Jumlah yang besar tersebut dapat menjadi pendorong KS untuk memasarkan produk serta meningkatkan nilai penjualannya. 3. Perkembangan teknologi Teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu, baik teknologi produksi maupun teknologi informasi. Teknologi yang semakin maju akan menguntungkan KS yang saat ini masih menggunakan teknologi produksi sederhana tanpa peralatan modern. Teknologi yang digunakan secara tepat akan menekan biaya yang diperlukan, sehingga dapat menciptakan keunggulan dalam segi biaya. 4. Peningkatan daya beli masyarakat Peningkatan upah minimun kabupaten (UMK) Temanggung dari tahun ke tahun akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan daya beli masyarakat. UMK Temanggung pada tahun 2014 sebesar Rp 1 050 000 naik 11,7% dari UMK Temanggung tahun 2013 sebesar 940 000, dan kemungkinan akan naik menjadi Rp 1 178 000 pada tahun 2015. Geliat perekonomian Temanggung yang mulai meningkat akan menjadi peluang bagi KS untuk dapat meningkatkan skala usahanya. 5. Banyak event yang digelar di Temanggung Sebagai daerah yang sedang berkembang, banyak event yang digelar di Temanggung, baik event yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun komunitas di Temanggung. Keikutsertaan KS pada berbagai event dapat meningkatkan atensi masyarakat terhadap KS. Ancaman 1. Munculnya pesaing Tidak dapat dipungkiri jika pesaing adalah ancaman bagi kelangsungan suatu usaha. Munculnya usaha yang menawarkan produk sejenis serta produk susu dalam kemasan yang diproduksi oleh perusahaan besar menjadi pesaing KS dalam mendapatkan pangsa pasar. 2. Fluktuasi harga bahan baku pendukung Harga buah-buahan, gula serta bahan baku pembuatan makanan ringan yang tidak menentu akan memengaruhi biaya yang dibutuhkan KS. Alokasi anggaran yang besar pada bahan baku pendukung dapat mengurangi alokasi anggaran di bagian lainnya, termasuk pemasaran. 3. Peningkatan harga kebutuhan pokok
13 Harga kebutuhan pokok yang terus meningkat akan mengurangi proporsi pendapatan masyarakat untuk membeli produk KS. Sebagai contoh, ketika harga BBM naik, masyarakat akan mengalokasikan pendapatannya lebih besar untuk membeli BBM. 4. Kurangnya dukungan pemerintah Kurangnya dukungan pemerintah, baik daerah maupun pusat, terhadap KS dapat memberikan pengaruh buruk terhadap KS. Kurangnya dukungan, baik dalam hal pelatihan, pendampingan maupun pinjaman modal, membuat KS harus benar-benar mandiri. 5. Munculnya penyakit pada sapi Sapi sebagai penghasil bahan baku utama KS sangat rawan terserang penyakit. Penyakit pada sapi, seperti penyakit kuku dan mulut sapi, akan memengaruhi kinerja sapi dalam menghasilkan susu. Indentifikasi Faktor Internal Identifikasi faktor internal akan menunjukkan kekuatan dan kelemahan KS. Faktor internal menjadi kekuatan jika faktor tersebut mampu memberikan keunggulan kompetitif. Sedangakn faktor internal menjadi kelemahan jika faktor tersebut tidak dapat dtangani dan dikelola dengan baik oleh KS. Berikut ini adalah faktor internal yang terdapat pada KS : Kekuatan 1. Memiliki produk yang bervariasi Susu aneka rasa menjadi daya tarik utama KS. Beragam rasa yang ditawarkan membuat produk KS dapat dinikmati oleh konsumen dengan selera yang berbeda-beda. Selain itu, produk yang bervariasi dapat memperlambat bahkan mengatasi kejenuhan yang dialami konsumen. 2. Cita rasa produk yang khas Susu sapi segar yang dikombinasikan dengan perasa alami dan berkualitas membuat produk KS memiliki cita rasa yang berbeda, baik dengan susu produksi perusahaan besar atau susu dari sesama usaha kecil. 3. Konsep one stop educulinary Selain menawarkan minuman dan makanan, KS juga memberikan kesempatan kepada konsumen untuk “bermain” ke kandang sapi perah sekaligus melihat proses pemerahan susu sapi secara langsung. Kelebihan ini menjadi nilai lebih yang tidak dimiliki dan sulit untuk ditiru oleh usaha sejenis. 4. Lokasi booth yang mudah dijangkau KS biasanya membuka booth di event yang mendatangkan banyak pengunjung. Ketika ada event mingguan, seperti Pazaar Minggu, KS turut berpartisipasi sehingga konsumen mudah mendapatkan produk KS. 5. Ketersediaan bahan baku Susu merupakan bahan baku utama yang diperlukan KS. Dengan enam ekor yang sapi yang dimiliki, KS mampu memenuhi permintaan yang mencapai rata-rata 60 liter per hari. Ketersediaan bahan baku menjadi keunggulan KS dibandingkan kompetitor yang tidak memiliki sapi sebagai sumber bahan baku.
14 6. Pemanfaatan teknologi untuk keperluan promosi Teknologi yang terus berkembang tidak akan berarti jika KS tidak dapat memanfaatkannya. Dengan aktif di dunia maya lewat Facebook, Twitter ataupun website, KS mengoptimalkan perkembangan teknologi menjadi suatu kekuatan dalam bidang pemasaran dan promosi. Kelemahan 1. Jumlah karyawan yang terbatas Kegiatan operasional KS dijalankan oleh 8 orang. Ketika penjualan sepi, jumlah tersebut cukup untuk menjalankan kegiatan KS. Namun ketika penjualan meningkat, pegawai yang ada kewalahan dalam melayani konsumen sehingga terkadang pelayanan terhadap konsumen menjadi lambat. 2. Terbatasnya modal usaha Sebagai usaha yang dirintis secara kecil-kecilan, modal usaha yang dimiliki KS juga terbatas. Modal usaha yang terbatas membuat KS kurang leluasa dalam melakukan ekspansi bisnis. 3. Belum terdapat standar operasional prosedur (SOP) Kegiatan operasional KS belum terstruktur dengan rapi. “apa yang dilakukan?”, “siapa yang melakukan?”, “kapan dilakukan?” dan “bagaimana cara melakukan?”, menjadi pertanyaan yang belum dapat dijawab secara pasti karena belum adanya SOP yang dapat berpengaruh terhadap kualitas produk dan pelayanan KS. 4. Manajemen belum profesional Seperti kebanyakan usaha kecil, manajemen KS belum sepenuhnya profesional. Manajemen KS cenderung dilakukan secara tradisional. Pembagian job desc yang belum jelas, pengadaan bahan baku tambahan yang belum teratur, serta kondisi keuangan yang belum ditata menjadi kelemahan yang dapat menghambat kinerja KS. 5. Lokasi kedai kurang strategis Meskipun lokasi kedai yang masuk ke perkampungan menjadi suatu kelebihan karena menawarkan suasana pedesaan, di sisi lain lokasi tersebut menjadi satu kelemahan karena konsumen akan kesulitan mengakses kedai KS. External Factors Evaluation Analisis faktor eksternal KS menunjukkan bahwa faktor eksternal yang menjadi peluang utama bagi KS adalah peningkatan daya beli masyarakat. Faktor tersebut mendapatkan skor sebasar 0,429. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama KS adalah kurangnya dukungan pemerintah yang mendapat skor sebesar 0,188. Perhitungan EFE secara keseluruhan menghasilkan skor 2,520 yang menunjukkan bahwa KS mampu merespon faktor eksternal di atas rata-rata (2,5). Hasil perhitungan EFE yang menunjukkan skor faktor eksternal peluang (1,698 lebih besar dibandingkan faktor eksternal ancaman (0,823) menggambarkan jika KS harus menyusun strategi pemasaran yang dapat mengoptimalkan peluang untuk mengatasi ancaman yang akan muncul.
15 Internal Factors Evaluation Analisis faktor internal KS menunjukkan jika konsep one stop educulinary yang diusung KS menjadi kekuatan utama dengan skor 0,384. Sedangkan kelemahan terbesar adalah lokasi kafe yang kurang strategis yang mendapat skor 0,153. Perhitungan IFE secara keseluruhan menghasilkan skor 2,622 yang berarti bahwa KS memiliki posisi internal yang kuat. Skor faktor kekuatan (1,972) yang lebih besar dari skor faktor kelemahan (0,650) dapat diartikan jika KS dapat mengoptimalkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang ada.
Tahap Pencocokan Matriks Internal-Eksternal Hasil analisis faktor eksternal dan internal menggunakan matriks EFE dan IFE yang menghasilkan skor 2,520 dan 2,622, KS menempati sel V pada matriks IE yang menunjukkan bahwa KS berada pada posisi jaga dan pertahankan. Strategi yang cocok adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi merupakan strategi yang dilakukan untuk memperluas pangsa pasar melalui berbagai kegiatan pemasaran agar penjualan produk dapat meningkat. Sedangkan strategi pengembangan produk dilakukan melalui perbaikan atau penambahan varian produk. Matriks SWOT Matriks SWOT adalah cara yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk menyusun alternatif strategi dengan mencocokkan peluang dan ancaman yang dihadapai suatu organisasi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi. Terdapat empat bagian alternatif strategi dalam matriks SWOT, yaitu bagian yang mencocokkan kekuatan dengan peluang (SO), kekuatan dengan ancaman (ST), kelemahan dengan peluang (WO) serta kelemahan dengan ancaman (WT). Berdasarkan matriks SWOT telah didapatkan sepuluh alternatif strategi bagi KS seperti tampak pada gambar di berikut ini :
16
Internal
Eksternal
OPPORTUNITIES (O) 1. Perubahan gaya hidup masyarakat (O1) 2. Populasi penduduk Temanggung (O2) 3. Perkembangan teknologi (O3) 4. Peningkatan daya beli masyarakat (O4) 5. Banyak event yang digelar di Temanggung (O5)
THREATS (T) 1. Munculnya pesaing (T1) 2. Fluktuasi harga bahan baku pendukung (T2) 3. Peningkatan harga kebutuhan pokok (T3) 4. Kurangnya dukungan pemerintah (T4) 5. Munculnya penyakit pada sapi (T5)
STRENGTHS (S) 1. Beragam variasi produk (S1) 2. Cita rasa produk khas (S2) 3. Konsep one stop culinary (S3) 4. Lokasi booth mudah dijangkau (S4) 5. Ketersediaan bahan baku (S5) 6. Pemanfaatan teknologi untuk promosi (S6) Strategi SO 1. Menjaga kualitas dan cita rasa produk (S2-O3) 2. Melakukan inovasi rasa dan varian produk (S1-S5O3) 3. Melakukan edukasi pasar tentang konsep one stop educulinary-nya melalui berbagai media sosial dan media promo kreatif yang dimiliki (S3-S6-O1-O2O3) 4. Menambah jumlah dan sebaran booth untuk memperluas pasar (S4-O4O2-O5) Strategi ST 1. Mengoptimalkan bahan baku yang dapat diproduksi sendiri agar dapat menekan biaya secara keseluruhan, sehingga dapat menghasilkan produk yang terjangkau (S5-T1-T2-T3) 2. Menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku pendukung (S6-T2-T3) 3. Meningkatkan kerjasama dan hubungan dengan pemerintah (S6-T4)
WEAKNESSES (W) 1. Jumlah karyawan terbatas (W1) 2. Terbatasnya modal usaha (W2) 3. Belum terdapat SOP (W3) 4. Manajemen belum profesional (W4) 5. Lokasi kafe kurang strategis (W5)
Strategi WO 1. Memanfaatkan beragam event yang dapat mengundang masa dalam jumlah banyak sebagai sarana melakukan promo, mengenalkan produk serta meningkatkan keuntungan (W2-W5-O3-O5) 2. Pemanfaatan teknologi dalam proses produksi untuk menghemat biaya (W1-O3)
Strategi WT 1. Merancang standar operasional prosedur (SOP), mulai dari proses produki hingga proses penghantaran produk kepada konsumen, agar nilai yang KS tawarkan pada konsumen dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen (W3-W4-T2T5)
Gambar 3. Matriks SWOT
Tahap Pengambilan Keputusan Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap menentukan strategi terbaik yang dapat dilakukan KS dari sekian alternatif strategi yang dihasilkan pada
17 matriks SWOT. Untuk menentukan strategi pemasaran terbaik bagi Kedu Susu digunakan Quatitive Strategic Planning Matric (QSPM). Terdapat sepuluh strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT, namun tidak semua strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT harus dievaluasi dalam QSPM. Penilaian strategi harus menggunakan penilaian intuitif yang bagus untuk memilih strategi yang akan dimasukan dalam QSPM (David,2006). Sepuluh strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dikerucutkan menjadi empat strategi yang akan dinilai menggunakan QSPM. Keempat strategi tersebut dipilih karena strategi tersebut dianggap paling sesuai untuk diterapkan oleh KS berdasarkan kondisi lingkungan internal dan eksternal KS. Strategi-strategi tersebut adalah : 1. melakukan edukasi pasar tentang KS serta konsep one stop educulinarynya melalui berbagai media sosial dan media promo kreatif yang dimiliki KS (SA) 2. memanfaatkan beragam event yang dapat mengundang masa dalam jumlah banyak sebagai sarana melakukan promo, mengenalkan produk serta meningkatkan keuntungan (SB) 3. mengoptimalkan bahan baku yang dapat diproduksi sendiri agar dapat menekan biaya secara keseluruhan, sehingga dapat menghasilkan produk yang terjangkau (SC) 4. merancang standar operasional prosedur (SOP), mulai dari proses produki hingga proses penghantaran produk kepada konsumen, agar nilai yang KS tawarkan kepada konsumen dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen (SD). Berdasarkan perhitungan menggunakan QSPM, nilai (total attractiveness score) tertinggi didapat strategi (SA) dengan nilai sebesar 5,911. Posisi kedua ditempati strategi (SB) dengan skor 5,611. Posisi ketiga dan keempat berturutturut ditempati strategi (SD) dan strategi (SC) dengan nilai 4,912 dan 4,532. Terpilihnya strategi SA sebagai strategi dengan nilai tertinggi dianggap tepat, karena strategi tersebut sesuai dengan salah satu stratgi yang harus dikembangkan KS berdasarkan matriks IE, yaitu strategi penetrasi pasar. Melakukan edukasi pasar melalui berbagai media akan meningkatkan awareness konsumen terhadap KS, yang akan berimplikasi pada peningkatan penjualan dan pangsa pasar KS. Implikasi Manajerial Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penerapan strategi pemasaran KS dirumuskan dalam kanvas model bisnis di bawah ini. Kanvas Model Bisnis Kanvas model bisnis terdiri dari sembilan blok bangunan yang digunakan untuk mengembangkan model bisnis, termasuk strategi pemasaran, sekaligus menjadi rekomendasi peneliti kepada KS agar dapat diaplikasikan di KS. Kanvas model bisnis KS adalah sebagai berikut: 1. Segmentasi Pelanggan (Customer Segments) Segmentasi pasar KS dibuat berdasarkan kondisi demografis pasar, dimana yang menjadi target pasar Kedu Susu adalah segmen konsumen usia sekolah dan keluarga.
18
2. Proposisi Nilai (Value Propositions) Kaplan (2013) menyatakan jika proposisi penjualan yang khas merupakan kualitas yang membuat barang atau jasa yang ditawarkan lebih unggul dibanding pesaing. Kedu Susu tidak hanya menawarkan produk makanan dan minuman saja, namun juga menawarkan pengalaman menikmati sajian di lingkungan pedesaan. Kedu Susu juga memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melihat kandang sapi sekaligus proses pemerahan susu sapi, sehingga nilai yang diberikan Kedu Susu kepada pelanggan tidak hanya dalam bentuk sajian kuliner namun juga dalam bentuk edukasi kepada pelanggan, sekaligus memberikan pengalaman berbeda dalam menikmati susu sapi. Nilai inilah yang menjadi keunggulan KS dibanding pesaing, sehingga pesaing akan sulit untuk menyaingi dan merebut pangsa pasar Kedu Susu. 3. Saluran (Channels) Internet menyediakan peluang bagi pemasar dan konsumen untuk interaksi dan individualisasi yang jauh lebih besar (Kotler dan Keller 2009). KS memanfaatkan Facebook dan Twitter untuk menjalin komunikasi dua arah dengan konsumennya. Media sosial dianggap efektif dan efisien untuk melakukan edukasi pasar tentang Kedu Susu karena media sosial tidak terbatas pada tempat dan waktu tertentu. Dalam melakukan penjualan, KS masih mengandalkan kafe dan booth. Kedepannya, pengembangan website dapat menjadi saluran untuk lebih mengedukasi konsumennya. 4. Hubungan Pelanggan (Customer Relationships) Sejauh ini hubungan yang dijalin KS dengan pelanggan masih sebatas hubungan penjual dan pembeli. Perlu dibangun hubungan yang lebih dekat antara KS dan konsumennya, agar KS memiliki konsumen yang loyal, karena menurut Lovelock (2013), pelanggan menjadi lebih menguntungkan ketika mereka makin lama menggunakan produk . Pride dan Ferrel (1993) menyatakan jika memelihara hubungan positif dengan pembeli adalah salah satu sasaran penting bagi penjual. KS dapat membangun komunitas atau membuat member card bagi konsumen akan meningkatkan hubungan antara konsumen dengan KS. 5. Aliran Pendapatan (Revenue Streams) Pendapatan yang diterima KS berasal dari penjualan susu sapi aneka rasa serta berbagai jenis makanan ringan, seperti roti bakar dan pisang bakar. Menciptakan produk baru dapat menjadi pilihan Kedu Susu untuk meningkatkan aliran pendapatannya. Youghurt, kefir ataupun merchandise merupakan produk-produk yang dapat prosepektif untuk dikembangkan. 6. Sumber Daya Kunci (Key Resource) Sapi menjadi aset terpenting yang dimiliki KS, karena akan mempermudah pengadaan susu sapi murni. Sumber daya intelektual KS juga menjadi aset yang tak kalah penting, karena dari sumber daya tersebut ide-ide kreatif akan bermunculan. Selain itu, kedai yang berada di lingkungan pedesaan juga menjadi aset penting bagi KS.
19
7. Aktivitas Kunci (Key Activities) Proses produksi dan pengembangan produk manjadi aktivitas yang harus diperhatikan karena aktivitas ini akan menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Aktvitas pemasaran juga menjadi aktivitas penting bagi KS, karena produk berkualitas tidak akan diserap oleh pasar jika tidak dipasarkan dengan baik. 8. Kemitraan Utama (Key Partnership) Menjalin kerjasama dengan supplier bahan baku pendukung akan memudahkan proses produksi KS. Selain itu, kerjasama dengan instansi pemerintah serta lembaga pendidikan juga menjadi kerjasama yang akan menguntungkan, mengingat target pasar KS adalah anak usia sekolah dan masyarakat yang telah berkeluarga. 9. Struktur Biaya (Cost Structure) Biaya yang dikeluarkan KS untuk menjalankan usahanya terdiri dari biaya produksi, promosi, pengadaan peralatan dan sumber daya manusua. Kontrol yang ketat terhadap biaya-biaya yang ada sangat diperlukan agar tidak terjadi pembengkakan biaya yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha KS. Santoso (2011) menyatakan sekitar 25% - 50% biaya dapat dihemat dengan cara meninjau kembali komponen yang dibutuhkan, mengolan kembali bahan sisa, menggunakan sistem barter, menjadikan konsumen sebagai coproducer, menetapkan harga yang pasti dan wajar, berkomunikasi via internet serta berpromosi via telepon genggam.
Gambar 4. Kanvas model bisnis Kedu Susu
20
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
-
-
-
-
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Produk utama yang ditawarkan KS adalah susu sapi yang tersedia dalam aneka rasa serta beragam makanan ringan. Harga yang ditawarkan untuk produk KS berkisar antara Rp 4 000 hingga Rp 14 000. Promosi dilakukan dengan mengikuti berbagai event serta menggunakan berbagai media sosial. Konsumen dapat memperoleh produk KS dengan datang langsung ke kedai atau booth KS. Faktor eksternal yang menjadi peluang KS adalah perubahan gaya hidup masyarakat, populasi penduduk Temanggung, perkembangan teknologi, peningkatan daya beli masyarakat serta banyak event yang digelar di Temanggung. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah munculnya pesaing, fluktuasi harga bahan baku pendukung, peningkatan harga kebutuhan pokok, kurangnya dukungan pemerintah dan munculnya penyakit pada sapi. Faktor internal yang menjadi kekuatan adalah beragam variasi produk, cita rasa produk yang khas, konsep one stop educulinary, lokasi booth yang mudah dijangkau, ketersediaan bahan baku dan pemanfaatan teknologi untuk promosi. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelamahan adalah jumlah karyawan terbatas, terbatasnya modal usaha, belum terdapat SOP, manajemen belum profesional dan lokasi kafe kurang strategis. Terdapat sepupuh alternatif strategi yang didapat melalui matriks SWOT, namun hanya empat strategi yang menurut peneliti paling tepat diterapkan di KS, yaitu melakukan edukasi pasar tentang KS serta konsep one stop educulinary-nya melalui berbagai media sosial dan media promo kreatif yang dimiliki KS; memanfaatkan beragam event yang dapat mengundang masa dalam jumlah banyak sebagai sarana melakukan promo, mengenalkan produk serta meningkatkan keuntungan; mengoptimalkan bahan baku yang dapat diproduksi sendiri agar dapat menekan biaya secara keseluruhan, sehingga dapat menghasilkan produk yang terjangkau; dan merancang standar operasional prosedur (SOP), mulai dari proses produki hingga proses penghantaran produk kepada konsumen, agar nilai yang KS tawarkan kepada konsumen dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen. Alternatif strategi yang terpilih berdasarkan matriks QSPM adalah strategi melakukan edukasi pasar tentang KS serta konsep one stop educulinary-nya melalui berbagai media sosial dan media promo kreatif yang dimiliki KS (S3).
Saran Saran yang peneliti ajukan dari peneliti ini ditujukan untuk KS dan penelitian berikutnya. Saran yang peniliti ajukan yaitu :
21 1. KS lebih meningkatkan hubungan dengan pelanggan, agar KS memiliki basis konsumen yang kuat. Selain itu, promosi yang lebih gencar dengan berbagai cara yang kreatif, misal dengan memberikan kalender atau jam dinding ikonik KS ke sekolah-sekolah, akan lebih mendekatkan KS kepada segmen pasar yang ditargetkan. 2. Untuk penelitian berikutnya, peneliti berharap adanya peneliti yang menggunakan kanvas model bisnis secara lebih mendalam untuk menyusun strategi bisnis.
DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. 2013. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, 2008-2012. Temanggung. [BPS] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. 2013. Temanggung Dalam Angka 2013. Temanggung. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. 2013. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 2013. Temanggung. Churchill GA. 2002. Dasar-Dasar Riset Pemasaran Jilid 1. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga. David FR. 2006. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep edisi 10. Jakarta (ID) : Penerbit Salemba Empat. Hidayatulloh YN. 2011. Strategi Pemasaran Objek Wisata Alam Talaga Remis di Taman Nasional Gunung Ciremai. [internet]. [diunduh 2014 Okt 29]. Tersedia pada : http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49867. Hunger JD dan Wheelen TL. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta (ID) : Penerbit Andi. Kaplan S. 2013. Be The Elephant Membangun Bisnis yang Lebih Besar dan Lebih Baik. Jakarta (ID) : Elex Media Komputindo. Kartajaya H dan Ridwansyah A. 2014. WOW Selling “Salespeople Are The Real Marketeers”. Jakarta (ID) : Kompas Gramedia. Kartajaya H dan Setiawan I. 2014. WOW Marketing. Jakarta (ID) : Kompas Gramedia. Kotler P dan Amstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Keduabelas Jilid 1. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga. Kim W dan Mauborgne R. 2005. Blue Ocean Strategy How to Create Uncontested Market Space and Make the Competition Irrelevant. Boston (US) : Harvard Business School Press. Kotler P dan Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Kotler P, Kartajaya H, Setiawan I. 2010. Marketing 3.0. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga. Laks E. 2014. UMK Naik Menjadi Rp 1,178 juta. [internet]. [diunduh pada 2014 Nov 13]. Tersedia pada : http://www.temanggungkab.go.id/detailberita. php?bid=2499
22 Lovelock C, Wirtz J, Mussry J. 2012. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi Perspektif Indonesia Jilid 1 Edisi Ketujuh. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga. Lovelock C, Wirtz J, Mussry J. 2013. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi Perspektif Indonesia Jilid 2 Edisi Ketujuh. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga. Nugraha AS. 2011. Strategi Pemasaran Keripik Tempe pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. [internet]. [diunduh 2014 Okt 29]. Tersedia pada : http://eprints.uns.ac.id/9749/1/189002411201 109461.unlocked.pdf Osterwalder A dan Pigneur Y. 2012. Business Model Generation. Jakarta (ID) : Elex Media Komputindo. Pramesti N, Santoso I, Silalahi R L R. 2014. Perencanaan Strategi Pemasaran Produk So Kreesh Menggunakan Metode QSPM (Studi Kasus : CV Kajeye Food)”. [internet]. [diunduh 2014 Okt 29]. Tersedia pada : http://skripsitip.staff.ub.ac.id/files/2014/09/Ninggar-Pramesti.pdf Pride W dan Ferrel O. 1995. Pemasaran Teori & Praktek Sehari-hari Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta (ID) : Binarupa Aksara. Solihin I. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga. Santoso I. 2011. Marketing Is Bullshit. Jakarta (ID) : Elex Media Komputindo. Watono AA dan Watono MC. 2011. IMC Integrated Marketing Communication Thats Sells. Jakarta (ID): Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
23
LAMPIRAN Lampiran 1 Matriks EFE dan IFE Matriks IFE
SIMBOL A B C D E F G H I J K
R1 0,105 0,077 0,127 0,082 0,095 0,100 0,059 0,064 0,105 0,123 0,064
R2 0,105 0,091 0,123 0,077 0,127 0,064 0,059 0,082 0,100 0,095 0,077
BOBOT R3 R4 0,108 0,142 0,104 0,047 0,108 0,066 0,072 0,075 0,122 0,085 0,081 0,066 0,077 0,123 0,104 0,113 0,068 0,104 0,072 0,094 0,086 0,085
R5 RATAAN 0,100 0,112 0,109 0,086 0,109 0,107 0,073 0,076 0,091 0,104 0,068 0,076 0,082 0,080 0,086 0,090 0,082 0,092 0,086 0,094 0,114 0,085
R1
RATING
R1 0,137 0,093 0,104 0,120 0,071 0,104 0,109 0,104 0,098 0,060
R2 0,089 0,083 0,133 0,117 0,094 0,078 0,128 0,117 0,056 0,106
BOBOT R3 R4 0,094 0,106 0,089 0,061 0,089 0,072 0,122 0,100 0,111 0,050 0,117 0,139 0,117 0,106 0,106 0,133 0,072 0,117 0,083 0,117
R5 RATAAN 0,117 0,108 0,094 0,084 0,094 0,099 0,106 0,113 0,083 0,082 0,106 0,109 0,083 0,109 0,089 0,110 0,128 0,094 0,100 0,093
R1
R2
R3
3 4 4 3 3 4 2 2 1 2 2
3 3 4 3 4 3 1 2 1 1 2
4 3 4 4 3 1 2 1 2 1
R2 3,000 3,000 4,000 4,000 3,000 2,000 1,000 1,000 2,000 1,000
R4 3 4 4 4 3 4 2 2 1 1 2
R5 3 4 3 3 4 3 1 1 1 1 1
4 4 3 4 4 4 1 1 2 2 2
RATAAN 3,200 3,800 3,600 3,400 3,600 3,600 1,400 1,600 1,200 1,400 1,800 TOTAL
SKOR 0,358 0,325 0,384 0,258 0,375 0,273 0,112 0,144 0,110 0,132 0,153 2,622
3 3 3 3 4 2 2 2 2 1
RATAAN 3,400 3,400 3,400 3,800 3,400 1,600 1,600 1,600 2,000 1,200 TOTAL
SKOR 0,369 0,286 0,335 0,429 0,279 0,174 0,174 0,175 0,188 0,112 2,520
MATRIKS EFE
SIMBOL M N O P Q R S T U V
RATING R3 R4 4,000 3,000 4,000 4,000 3,000 3,000 4,000 4,000 4,000 3,000 1,000 2,000 1,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 1,000
R5
24 Lampiran 2 Perhitungan Attractive Score Penentuan Attractive Score Strategi melakukan edukasi pasar tentang KS ATTRACTIVE SCORE (AS) SIMBOL FAKTOR KUNCI R1 R2 R3 R4 KEKUATAN A Beragam variasi produk 3 3 4 4 B Cita rasa produk yang khas 4 4 3 4 c Konsep one stop educulinary4 4 4 4 D Lokasi booth yang mudah dijangkau 3 3 3 3 E Ketersediaan bahan baku 3 3 2 4 F Pemanfaatan perkembangan4 teknologi 4untuk promosi 4 4 KELEMAHAN G Jumlah karyawan terbatas 3 2 1 1 H Terbatasnya modal usaha 3 4 4 3 I Belum terdapat standar operasional 1 prosedur 2 1 1 J Manajemen usaha belum sepenuhnya 1 profesional 3 1 3 K Lokasi kafe sulit diakses 4 4 4 3 PELUANG M Perubahan gaya hidup masyarakat 3 4 4 3 N Populasi penduduk Temanggung 3 yang besar 3 4 3 O Perkembangan teknologi 4 4 4 3 P Peningkatan daya beli masyarakat 4 3 4 4 Q Banyak event yang digelar di3Temanggung 3 3 4 ANCAMAN R Munculnya pesaing 3 3 4 2 S Fluktuasi harga bahan baku 1pendukung1 3 2 T Peninkatan harga kebutuhan1 pokok 2 1 2 U Dukungan pemerintah minim 4 3 3 3 V Munculnya penyakit pada sapi 2 1 1 1
R5
RATAAN AS 3 3 3 4 2 4 2 3 1 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2
3,4 3,6 3,8 3,2 2,8 4 0 1,8 3,4 1,2 2,2 3,6 0 3,4 3,4 3,8 3,8 3,4 0 3,2 2 1,6 3,2 1,4
25 Lanjutan Lampiran 2
Penentuan Attractive Score Strategi memanfaatkan beragam event yang dapat mengundang masa dalam jumlah banya ATTRACTIVE SCORE (AS) SIMBOL FAKTOR KUNCI R1 R2 R3 R4 R5 RATAAN AS KEKUATAN A Beragam variasi produk 4 4 3 4 4 3,8 B Cita rasa produk yang khas 3 3 3 4 4 3,4 c Konsep one stop educulinary1 2 3 4 4 2,8 D Lokasi booth yang mudah dijangkau 4 4 4 4 3 3,8 E Ketersediaan bahan baku 1 2 1 4 3 2,2 F Pemanfaatan perkembangan4 teknologi 4untuk promosi 4 4 3 3,8 KELEMAHAN 0 G Jumlah karyawan terbatas 4 3 3 1 2 2,6 H Terbatasnya modal usaha 1 2 3 1 3 2 I Belum terdapat standar operasional 2 prosedur 1 2 1 3 1,8 J Manajemen usaha belum sepenuhnya 2 profesional 1 2 1 3 1,8 K Lokasi kafe sulit diakses 3 3 3 1 4 2,8 PELUANG 0 M Perubahan gaya hidup masyarakat 4 3 3 4 4 3,6 N Populasi penduduk Temanggung 4 yang besar 4 3 4 3 3,6 O Perkembangan teknologi 3 1 2 4 3 2,6 P Peningkatan daya beli masyarakat 3 4 3 4 3 3,4 Q Banyak event yang digelar di4Temanggung 4 4 4 3 3,8 ANCAMAN 0 R Munculnya pesaing 4 4 3 2 3 3,2 S Fluktuasi harga bahan baku 2pendukung2 2 2 1 1,8 T Peninkatan harga kebutuhan2 pokok 1 2 2 1 1,6 U Dukungan pemerintah minim 3 4 4 4 2 3,4 V Munculnya penyakit pada sapi 1 2 2 1 2 1,6
26 Lanjutan Lampiran 2 Penentuan Attractive Score Strategi mengoptimalkan bahan baku ATTRACTIVE SCORE (AS) SIMBOL FAKTOR KUNCI R1 R2 R3 R4 KEKUATAN A Beragam variasi produk 1 1 2 B Cita rasa produk yang khas 2 1 2 c Konsep one stop educulinary3 1 1 D Lokasi booth yang mudah dijangkau 2 1 1 E Ketersediaan bahan baku 4 2 4 F Pemanfaatan perkembangan2 teknologi 2untuk promosi 1 KELEMAHAN G Jumlah karyawan terbatas 1 1 2 H Terbatasnya modal usaha 2 1 2 I Belum terdapat standar operasional 3 prosedur 3 3 J Manajemen usaha belum sepenuhnya 3 profesional 2 3 K Lokasi kafe sulit diakses 1 2 2 PELUANG M Perubahan gaya hidup masyarakat 1 1 2 N Populasi penduduk Temanggung 1 yang besar 2 1 O Perkembangan teknologi 1 2 3 P Peningkatan daya beli masyarakat 1 2 1 Q Banyak event yang digelar di1Temanggung 2 1 ANCAMAN R Munculnya pesaing 2 1 1 S Fluktuasi harga bahan baku 4pendukung4 4 T Peninkatan harga kebutuhan4 pokok 4 4 U Dukungan pemerintah minim 2 1 1 V Munculnya penyakit pada sapi 4 4 3
R5
RATAAN AS
3 3 4 3 4 4
2 2 1 1 4 2
1 1 3 3 1
3 4 3 1 2
2 2 4 4 4
2 1 1 1 2
2 2 2 3 1
2 4 4 4 4
1,8 2 2 1,6 3,6 2,2 0 1,6 2 3 2,4 1,6 0 1,6 1,4 2,2 1,8 2 0 1,6 3,6 3,6 2,2 3,2
27 Lanjutan Lampiran 2 Penentuan Attractive Score Strategi merancang standar operasional prosedur (SOP) ATTRACTIVE SCORE (AS) SIMBOL FAKTOR KUNCI R1 R2 R3 R4 R5 RATAAN AS KEKUATAN A Beragam variasi produk 2 2 1 3 1 1,8 B Cita rasa produk yang khas 1 2 1 3 1 1,6 c Konsep one stop educulinary2 3 2 4 2 2,6 D Lokasi booth yang mudah dijangkau 1 2 2 4 2 2,2 E Ketersediaan bahan baku 2 1 3 4 1 2,2 F Pemanfaatan perkembangan1 teknologi 1untuk promosi 2 4 1 1,8 KELEMAHAN 0 G Jumlah karyawan terbatas 2 4 4 2 4 3,2 H Terbatasnya modal usaha 4 3 1 2 1 2,2 I Belum terdapat standar operasional 4 prosedur 4 4 3 4 3,8 J Manajemen usaha belum sepenuhnya 4 profesional 4 4 3 4 3,8 K Lokasi kafe sulit diakses 1 1 1 3 1 1,4 PELUANG 0 M Perubahan gaya hidup masyarakat 2 4 4 2 1 2,6 N Populasi penduduk Temanggung 2 yang besar 3 1 2 2 2 O Perkembangan teknologi 2 4 4 3 2 3 P Peningkatan daya beli masyarakat 2 4 4 3 2 3 Q Banyak event yang digelar di2Temanggung 1 1 3 1 1,6 ANCAMAN 0 R Munculnya pesaing 1 2 2 4 1 2 S Fluktuasi harga bahan baku 3pendukung3 1 3 2 2,4 T Peninkatan harga kebutuhan3 pokok 3 3 2 3 2,8 U Dukungan pemerintah minim 1 2 2 4 1 2 V Munculnya penyakit pada sapi 3 3 4 3 3 3,2
28
Lampiran 3 Perhitungan QSPM HASIL QSPM
SIMBOL A B c D E F G H I J K M N O P Q R S T U V
STRATEGI A AS WAS
FAKTOR KUNCI BOBOT KEKUATAN Beragam variasi produk0,112 3,4 0,380 Cita rasa produk yang khas 0,086 3,6 0,308 Konsep one stop educulinary 0,107 3,8 0,405 Lokasi booth yang mudah 0,076 dijangkau 3,2 0,243 Ketersediaan bahan baku 0,104 2,8 0,291 Pemanfaatan perkembangan 0,076 teknologi4,0 untuk promosi 0,303 KELEMAHAN 0,0 0,000 Jumlah karyawan terbatas 0,080 1,8 0,144 Terbatasnya modal usaha 0,090 3,4 0,305 Belum terdapat standar0,092 operasional prosedur 1,2 0,110 Manajemen usaha belum 0,094 sepenuhnya profesional 2,2 0,207 Lokasi kafe sulit diakses0,085 3,6 0,306 PELUANG 0,0 0,000 Perubahan gaya hidup masyarakat 0,108 3,4 0,369 Populasi penduduk Temanggung 0,084 yang besar 3,4 0,286 Perkembangan teknologi 0,099 3,8 0,374 Peningkatan daya beli masyarakat 0,113 3,8 0,429 Banyak event yang digelar 0,082 di Temanggung 3,4 0,279 ANCAMAN 0,0 0,000 Munculnya pesaing 0,109 3,2 0,347 Fluktuasi harga bahan baku 0,109pendukung2,0 0,217 Peninkatan harga kebutuhan 0,110 pokok 1,6 0,175 Dukungan pemerintah minim 0,094 3,2 0,301 Munculnya penyakit pada 0,093 sapi 1,4 0,130 TOTAL 5,911
ALTERNATIF STRATEGI STRATEGI B STRATEGI C AS WAS AS WAS 3,8 3,4 2,8 3,8 2,2 3,8 0,0 2,6 2,0 1,8 1,8 2,8 0,0 3,6 3,6 2,6 3,4 3,8 0,0 3,2 1,8 1,6 3,4 1,6
0,425 0,291 0,299 0,288 0,229 0,288 0,208 0,179 0,165 0,170 0,238 0,390 0,303 0,256 0,384 0,312 0,347 0,195 0,175 0,320 0,149 5,611
1,8 2,0 2,0 1,6 3,6 2,2 0,0 1,6 2,0 3,0 2,4 1,6 0,0 1,6 1,4 2,2 1,8 2,0 0,0 1,6 3,6 3,6 2,2 3,2
0,201 0,171 0,213 0,121 0,375 0,167 0,128 0,179 0,275 0,226 0,136 0,173 0,118 0,217 0,203 0,164 0,174 0,391 0,395 0,207 0,298 4,532
STRATEGI D AS WAS 1,8 1,6 2,6 2,2 2,2 1,8 0,0 3,2 2,2 3,8 3,8 1,4 0,0 2,6 2,0 3,0 3,0 1,6 0,0 2,0 2,4 2,8 2,0 3,2
0,201 0,137 0,277 0,167 0,229 0,136 0,255 0,197 0,348 0,358 0,119 0,282 0,168 0,296 0,339 0,131 0,217 0,260 0,307 0,188 0,298 4,912
29
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Temanggung pada tanggal 30 Januari 1993 dari pasangan Arijanto dan Ermasari Setyowati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis lulus dari SD N 1 Jampiroso pada tahun 2005, dari SMP N 2 Temanggung pada tahun 2008, serta dari SMA N 1 Temanggung pada tahun 2011. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama masa kuliah, penulis pernah aktif pada beberapa organisasi. Penulis pernah menjadi staf Direktorat Human Resource Centre of Management periode 2012-2013, wakil ketua Paguyuban Mahasiswa Temanggung Makukuhan pada tahun 2013 serta Divisi Human Resource HR Clinic pada tahun 2013-2014. Selain aktif dalam organisasi, enulis juga aktif sebagai bassist di Bidik Misi Music Club. Prestasi yang pernah penulis raih adalah 20 Besar IPB Business Festival serta juara 1 Pekan Ilmiah Departemen Manajemen.