STRATEGI PENGEMBANGAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN LABA BERSIH (NIM) PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE TAHUN 2000-2010 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh : RYAN YUDHITAMA NIM : 207046100270
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
ABSTRAK Ryan Yudhitama, 207046100270, Pengaruh Strategi pengembangan Dana Pihak Ketiga Terhadap Peningkatan Laba Bersih Pada Bank Syariah Mandiri, dibawah bimbingan Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA, Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh strategi pengembangan DPK Terhadap Peningkatan Laba Bersih Pada Bank Syariah Mandiri periode 2001-2010 serta mengetahui seberapa besar pengaruh kedua variabel tersebut. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode kausal (asosiatif). Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana, uji-t, dan koefisien determinasi. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang kuat dan positif dengan koefisien R Square 0,752 atau 75,2%. Dan hasil analsis regresi menghasilkan persamaan Y = 75.400.000.000 + 14.710.000X1. Hasil penelitian dengan tingkat signifikansi 5 %, diperoleh thitung 4,920 > ttabel 2,306, maka Ha1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Strategi pengembangan dana pihak ketiga terdapat peningkatan Laba Besih Pada Bank Syariah Mandiri. Kata kunci : Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Laba Bersih
ABSTRACT
Ryan Yudhitama, 207046100270, influence the development of Third Party Fund Strategy Against Increased Net Profit At Bank Syariah Mandiri, under the guidance of Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA, Faculty of Sharia and Islamic Banking Department of Law, Syarif Hidayatullah State Islamic University, 2011. This study aims to determine how much influence the development strategy of DPK Against Increased Net Profit At Bank Syariah Mandiri period 2001-2010 and to know how much influence these two variables. The method used is descriptive analysis method and the method of causal (associative). While the method of analysis used in this research is simple regression, t-test, and coefficient of determination. The analysis showed a strong and positive relationship with the coefficient R Square 0.752 or 75.2%. And the results of regression analysis produced the equation Y = -75.4 billion + 14.710.000X1. The results with a significance level of 5%, obtained thitung 4.920> 2.306 TTable, the ha1 accepted and H0 is rejected. This means that there is significant influence between the strategy for development of third-party funds have increased Besih Profit At Bank Syariah Mandiri. Key words: Third Party Fund (TPF) and Net Profit
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, segala puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul STRATEGI PENGEMBANGAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN LABA BERSIH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2001-2010. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan saran, bimbingan serta bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam berbagai penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat, Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag., selaku Koordinator Teknis Program Non Reguler, Bapak Mumin Rauf, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat, dan Ibu Mufidah SHI selaku Sekretaris Program Non Reguler. 3. Bapak Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis hingga selesai penulisan ini.
v
4. Kepada Seluruh pimpinan dan karayawan Bank Syariah Mandiri Cabang serang, yang telah memberikan izin untuk peneliti untuk mengadakan penelitian di Bank Syariah Mandiri Cabang serang , dan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan dalam proses penyelesaian penulisan ini. 5. Para dosen, Staf dan Civitas Akademika, atas segala bentuannya kepada penulis langsung atau tidak langsung dalam proses penyelesaian studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. , serta kesabaran dalam mendidik selama proses perkuliahan. Semoga menjadi berkah bagi penulis 6. Orang tua penulis (Ayah dan Ibu) yang sealu mendoakan secara tulus, memberikan semangat kasih sayang dan dukungannya baik moril maupun materil, untuk adik adik penulis Willy oktaviano, Sonya Nabila dan Meta wulandari yang telah menberikan masukan, sarannya dan yang selalu menghibur untuk tetap semangat. 7. Segenap staf Perpustakan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perputakaan Utama UIN yang telah memfasilitasi untuk melengkapi referensi dalam penyusunan skripsi ini. 8. Teman-teman jurusan Perbankan Syariah angkatan 2007 Non Reguler khususnya kelas A yang selalu memberikan saran, mensuport, dan membantu penulis hingga penulisan ini rampung, dan untuk Ibu Fida yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan sarannya dalam penulisan ini.
vi
9. Rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, namun telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani perkuliahan di UIN hingga akhir. Besar harapan skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pihak-pihak yang memberikan bantuan kepada penulis terutama rekan-rekan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Program studi Muamalat Kesemuanya itu sesuai dengan kapasitasnya masing-masing telah berupaya secara maksimal untuk menghantarkan kepada penyelesaian studi yang penulis lakukan. Maka atas dasar keterbatasan penulis, itu dijadikan sebagai amal shaleh sekaligus merupakan awal yang membawa kepada keberkahan hidup. Apa yang merupakan kekurangan terdapat dalam penulisan ini, baik itu yang menyangkut; penataan kalimat, penelusuran data serta penyajian data secara tuntutan teoritis dan praktis, itu adalah merupakan gambaran kelemahan dan keterbatasan dari pihak penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf dan atas segala usul dan saran demi perbaikan karya ilmiyah ini, diucapkan terima kasih.
Jakarta, 14 september 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
9
D. Metode Penelitian
11
E. Review Studi Terdahulu
24
F. Sistematika Penulisan
26
LANDASAN TEORI A. Pengertian Strategi dan Pengembangan
28
B. DPK (dana pihak ketiga) 1. Pengertian DPK (Dana Pihak Ketiga)
32
2. Fungsi DPK (Dana Pihak Ketiga)
32
C. Pengertian Kinerja
35
D. Laporan Keuangan viii
BAB III
1. Pengertian Laporan Keuangan
36
2. Tujuan Laporan Keuangan
35
E. Pengertian dan Karateristik laba
38
F. Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank
40
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan BSM
47
B. Visi dan Misi
49
C. Shared Values
50
D. Filosopi Perbankan
51
E. Operasional Perbankan Syariah
54
F. Profil Bank Syariah Mandiri Cabang Serang
BAB IV
1. Sejarah singkat Bank Syariah Mandiri Cabang Serang
56
2. Budaya PT. Bank Syariah Mandiri
58
3. Produk dan Jasa PT. Bank Syariah Mandiri
59
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi Pengembangan Yang Dilakukan Pada PT. Bank Syariah Mandiri 1
Strategi Yang Diterarapkan Pada PT. Bank Syariah Mandiri
63
2
Faktor – faktor yang Mendukung Strategi Pengembangan
64
B. Perkembangan Dana Pihak Ketiga ix
67
C. Analisis Pertumbuhan Laba Bersih
68
D. Hasil Analisis Data
BAB V
1. Statistik Deskriptif
71
2. Uji Asumsi Klasik
72
3. Analisis Regresi
78
E. Uji Hipotesis
80
F. Koefisien Determinasi
81
G. Pembahasan
82
PENUTUP A. Kesimpulan
84
B. Saran
86
DAFTAR PUSTAKA
87
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
NOMOR
KETERANGAN
HALAMAN
Tabel 1.1
Perbandingan dan Pertumbuhan DPK
6
Tabel 1.2
Pengambilan Keputusan ada atau tidak autokorelasi
20
Tabel 1.3
Perbandingan Studi Terdahulu
25
Tabel 4.1
Data pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK)
67
Tabel 4.2
Data pertumbuhan laba
68
Tabel 4.3
Statistic Deskriptif DPK dan Pertumbuhan Laba
71
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas histrogram
73
Tabel 4.5
Hasil Hasil Uji Normalitas pp plot
74
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
75
Tabel 4.7
Uji Heterokedastisitas
76
Tabel 4.8
Uji Glejser
76
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokelasi
79
Tabel 4.10
Perhitungan Regresi Linier
78
Table 4.11
Persamaan Regresi Parsial DPK terhadap Laba bersih
80
Tabel 4.12
Uji-t
78
Tabel 4.13
Koefisien Determinasi
80
xi
DAFTAR LAMPIRAN
NOMOR
KETERANGAN
HALAMAN
Lampiran 1
Surat pengesahan dosen pembimbing akademik
88
Lampiran 2
Surat pembimbing skripsi
89
Lampiran 5
Surat keterangan Bank Syariah Mandiri
90
Lampiran 6
Tabel distribusi t
93
Lampiran 7
Data Laporan Keuangan
94
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu : asset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan. Berdasarkan data statistik perbankan syariah Bank Indonesia dapat diketahui bahwa perkembangan asset bank syariah pada bulan November 2007 dan 2008 masing-masing sebesar 0.82% dan 9.76%. Tetapi pada Desember 2007 perkembangan asset bank syariah sempat mencapai angka 9.76%. Secara terinci pertumbuhan asset bank syariah dari November 2007 sampai 20081. Jumlah dana pihak ketiga yang dimiliki oleh perbankan syariah di Indonesia dari mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank syariah berjumlah Rp 20.672.181 juta, sedangkan pada tahun 2007 mencapai Rp 28.011.670 juta. Pada Desember 2008 jumlah DPK juga bertambah menjadi Rp 36.852.158 juta2. Menurut data yang diperoleh, kenaikan jumlah dana pihak ketiga disebabkan karena beragamnya produk-produk yang dimiliki perbankan syariah dan pelayanan yang relatife baik. Perkembangan jumlah DPK juga menunjukan semakin banyaknya masyarakat yang menyimpan dananya dibank-bank syariah. Hal ini juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat pada bank syariah.
1 2
http://www.bi.go.id , diakses pada tanggal 5 Januari 2011 http://www.bi.go.id , diakses pada tanggal 10 Januari 2011
1
2
faktor-faktor apa saja
yang diduga mempengaruhi
pembentukan
Peningkatan DPK akan memperbesar peluang untuk dapat meningkatkan penyaluran pembiayaannya, peningkatan pembiayaan dan disebabkan karena beragamnya produk-produk yang dimiliki perbankan syariah, tingkat bagi dan pelayanan yang relatife baik. dengan ini diduga akan meningkatkan jumlah laba yang akan diperoleh pada bank tersebut. Dana yang di simpan oleh pihak ketiga sebagian besar berbentuk Deposito Mudharabah, dengan pangsa pasar mencapai 54.66 %. Pembiayaan pada perbankan syariah meliputi pembiayaan Musyarakah, pembiayaan Mudharabah, Piutang Murabahah, piutang Salam, piutang Istishna’, piutang Qardh, dan Ijarah. Penyaluran
pembiayaan
dari
bank
syariah
berdasarkan
jenis
penggunaan berbentuk modal kerja (working capital), investasi (investment), dan konsumsi (consumption). Sedangkan pembiayaan berdasarkan golongan pembiayaan dibedakan menjadi UKM dan Non UKM. Sebagian besar pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah Indonesia tersebut di salurkan kepada UKM (Unit Kegiatan Masyarakat) dalam bentuk modal kerja. Kesehatan Bank Syariah, merupakan harapan masyarakat untuk memperoleh jaminan keamanan atas uang yang disimpan di Bank Syariah. Meski terjadi persaingan yang semakin ketat dengan bank konvensional dalam mengumpulkan dana masyarakat, namun perbankan syariah memiliki timbal hasil yang tetap menarik. Terbukti banyak investor yang ingin menanamkan
3
uang di bank syariah namun ditolak oleh bank syariah karena kesulitan tidak bisa menyalurkan dana tersebut ke masyarakat. Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu.3 Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan.4 Laba memiliki potensi informasi yang sangat penting bagi pihak eksternal dan internal perusahaan. Laba dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan serta memberikan informasi yang berkaitan dengan kewajiban manajemen atas tanggung jawabnya dalam pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Informasi laba diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk membuat keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola perusahaan di masa yang akan dating dan hal-hal lain yang langsung 3
Siegel Joel G. dan Joek Shim (1994). Kamus Istilah Akuntansi. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo). 4 Maharani Ika Lestari dan Toto Sugiharto (2007). Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Proceeding PESAT Auditorium Kampus Gunadarma 21-22 Agustus 2007. (Jakarta: Universitas Gunadarma).
4
menarik perhatian pemakai seperti pembayaran nisbah bagi hasil nasabah, upah, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.5 Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” memuat visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan inisiatif strategis dengan prioritas yang jelas untuk menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, yaitu 5
Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin (2003). Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol. 7 No. 4, 2003.
5
pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional, regional dan internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dengan sektor keuangan syariah lainnya. Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan Syariah nasional harus sanggup untuk menjadi pemain domestik akan tetapi memiliki kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf internasional. Walaupun secara ekonomis adanya ketentuan pendirian bank umum syariah dan unit syariah dirasakan cukup berat karena harus memenuhi permodalan
tetentu.
Berdasarkan
kondisi demikian,
Bank
Indonesia
mengintrodusir pembentukan bank syariah, melalui mekanisme akuisisi dan konversi bank konvensional. Hal mana berdasarkan undang-undang tentang perseroan terbatas dan peraturan perundang-undangan di bidang perbankan. PT. Bank Syariah Mandiri yang pada awalnya adalah bank konvensional yang bernama Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti di akuisisi oleh PT. Bank Mandiri (persero) Tbk yang kemudian dikonversi menjadi Bank yang berdasarkan prinsip Syariah yang bernama PT. Bank Syariah Mandiri, Hingga kini, outlet BSM mencapai 520 terdiri atas 120 kantor cabang, 264 kantor cabang pembantu, 31 kantor kas, 51 konter layanan syariah, dan 54 payment point6. 6
http://www.syariahmandiri.co.id/ diakses pada tanggal 1juli 2011
6
Dalam upaya pengembangan sistem perbankan syariah yang sehat dan mampu menjawab tantangan masa mendatang, Bank Indonesia menyusun “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” (Biro Perbankan Syariah BI, 2002)7. Sasaran pengembangan perbankan syariah sampai tahun 2011 tersebut memuat : 1. Terpenuhi prinsip syariah dalam operasional ; 2. Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah; 3. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien, serta 4. Terciptanya
stabilitas
sistemik
serta
terealisasinya
masyarakat luas. Tabel 1.1 Perbandingan dan Pertumbuhan DPK TAHUN / BANK
BSM
BMI
BNI
2001
475
1198
400
2002
1117
1696
1082
2003
2629
2528
1051
2004
5725
4330
1486
2005
7037
5750
5380
2006
8220
6837
8034
2007
11106
8691
14576
2008
14898
10073
15745
2009
19338
13316
18745
2010
28998
16566
19429
7
http://www.bi.go.id , diakses pada tanggal 1Desember 2010
kemanfaatan
7
Pertumbuhan dana pihak ketiga Jumlah dana pihak ketiga (DPK) di perbankan syariah nasional hingga Oktober 2010 tercatat Rp 103,3 triliun. DPK yang dihimpun dari sekitar delapan juta nasabah tersebut bertumbuh hingga 50% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 69 triliun. Dalam
upaya mewujudkan
sasaran
tersebut,
Bank
Indonesia
mencanangkan langkah-langkah strategis yang pelaksanaanya dibagi dalam empat focus area, yakni : mendorong kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah secara konsisten, menyempurnakan regulasi dan sistem pengawasan yang sesuai dengan karakteristik perbankan syariah, mendukung terciptanya efisiensi operasional dan daya saing bank syariah, serta meningkatkan kestabilan sistem, peran, dan kemanfaatan
perbankan syariah
bagi
perekonomian secara umum. Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Strategi pengembangan Dana Pihak Ketiga Terhadap Peningkatan Laba Bersih”
8
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Skripsi yang akan dibuat, menekankan pada masalah sebagai berikut: a. Penelitian dilakukan pada Bank Syariah Mandiri dan yang berstatus sebagai Bank Umum Syariah. b. Perhitungan dan analisa dilakukan berdasarkan laporan keuangan dan data-data pendukung lain berupa sejarah dan profil bankbank umum syariah yang ada di pada tahun 2001 sampai dengan 2010.
2. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, bahwa kinerja bank syariah Mandiri agar dapat lebih memaksimalkan dalam peningkatan laba ini dibutuhkan strategi pengembangan terhadap DPK (dana pihak ketiga) oleh karena itu penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan laba besih PT. Bank Syariah Mandiri pada periode (2001-2010)? 2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap laba bersih PT. Bank Syariah Mandiri pada periode (2001-2010)?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis, dan membuktikan secara empirik pada Strategi Pengembangan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri dan analisis komponen alat analisis kesehatan bank terhadap kinerja bank (laba).
Analisis
managemen
tidak
dilakukan
karena
analisis
manajemen harus melibatkan penelitian secara mendalam kedalam perusahaan sedangkan data yang diperoleh bersifat abstrak dan empiris yaitu dari http://www.bi.go.id. Selain itu, analisis manajemen memerlukan data yang harus diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk: a. Untuk mengetahui pengaruh strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih Bank Syariah Mandiri pada periode (2001-2010). b. Faktor – faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih Bank Syariah Mandiri pada periode (2001-2010).
2. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai strategi pngembangan dana pihak ketiga pada kinerja keuangan perbankan syariah antara lain:
10
1. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan serta keputusan terutama yang berhubungan dengan pencapaian keuntungan atau laba pada perusahaan. 2. Bagi Peneliti Bagi peneliti diharapkan mampu memberikan pengembangan keilmuan
yang
telah
didapat
selama
penulis
mengikuti
perkuliahan di Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat serta dapat diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru tentang ilmu ekonomi islam terutama Perbankan syariah. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini secara akademis diharapkan mampu memberikan pengembangan ilmu ekonomi terutama di bidang kajian ilmu Perbankan syariah khususnya melalui penerapan dan aplikasi teori-teori khususnya tentang pokok bahasan tertentu. 4. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Bagi
lembaga
perguruan
tinggi
dapat
digunakan
untuk
menambah yang dapat memberikan informasi jika kemungkinan ada penelitian lebih lanjut.
11
D. Metode Penelitian 1.
Jenis dan Sumber Data 1) Jenis Data a)
Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka. Data kuantitatif yang penulis kumpulkan adalah berupa dana pihak ketiga (DPK) dan laba bersih
pada Bank Syariah
Mandiri periode 2001 sampai 2010. b)
Data kualitatif merupakan data berupa gambaran umum Bank
Syariah
Mandiri
mengenai
sejarah
singkat
perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi perusahaan, serta data - data teoritis yang berhubungan dengan penelitian yang diperoleh dari buku referensi, jurnal, publikasi ilmiah dan hasil wawancara di Bank Syariah Mandiri cabang serang. 2) Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.8 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 8
Husein Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.h 42
12
a) Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari narasumber dari pihak Bank Syariah Mandiri. b) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari laporanlaporan atau data-data berupa data kuantitatif yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri.
2. Objek penelitian Menjelaskan tentang apa dan siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.9 Objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Laba Bersih Bank Syariah Mandiri. Adapun data yang digunakan untuk Menganalisa strategi penngembangan dana pihak ketiga yang dilakukan di Bank Syariah Mandiri adalah laporan keuangan periode 2001 sampai 2010 dan hasil wawancara di Bank Syariah Mandiri.
3. Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian juga dapat merupakan kerangka kerja dalam suatu studi tertentu
9
Husein Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.h 303
13
guna mengumpulkan, mengukur, dan melakukan analisis data sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian.10 Berkaitan dengan penelitian ini maka desain penelitian yang digunakan adalah desain riset konklusif. Desain riset konklusif ini untuk membantu dalam pengambilan keputusan guna menetukan, mengevaluasi, dan memilih alternatif yang terbaik dalam memecahkan masalah. Tujuan utama dari desain ini adalah menguji hipotesis yang berhubungan dengan berbagai variabel.11
4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah data yang merupakan suatu cara atau proses untuk mendapatkan informasi dan data sekunder. Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang didapat dari pihak Bank Syariah Mandiri, maupun dari situs internet. Teknik pengumpukan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Studi Dokumentasi Penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari sumber data sekunder yakni dilakukan dengan melakukan 10 11
Widayati dan Amirullah., Metode Penelitian. 2002.Bandung : IKAPI. Ibid. h.5
14
kunjungan ke Bank Indonesia (BI) atau dengan kunjungan pada PT.
Bank
Syariah
Mandiri,
dengan
mengumpulkan
data
perusahaan yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang diteliti. b. Study kepustakaan (Library Research) Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data-data dan informasi yang berdasarkan literature dan berdasarkan teoritis dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang menyangkut bahan yang akan diteliti yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan kesimpulan dam mengemukakan saransaran. Teori-teori tersebut antara lain: 1) Teori mengenai Laba Bersih, Dana Pihak Ketiga (DPK), serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, 2) Jurnal yang menerangkan teori Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Laba Bersih, 3) Teori metode penelitian seperti teori mengenai desain penelitian, jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data. Serta teori statistika untuk penelitian seperti teori mengenai statistik deskriptif, pengujian asosiatif, uji asumsi klasik, analisis regresi, uji hipotesis (Uji-t), dan koefisien penentuan/ determinasi. c. Teknik wawancara
15
Wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh
wawancara untuk mendapatkan informasi dari nara sumber guna mendapatkan data-data yang dibutuhkan secara intraktif. 5. Analisis Data Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai berikut12 : a. Statistik Deskriptif Fungsi
dari
analisis
statistik
deskriptif
ini
adalah
memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data
dengan
cara
mendeskripsikan
atau
menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku atau generalisasi. Statistik deskriptif digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. b. Pengujian Asosiatif Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini bentuk hubungan 12
Sugiyono. 2004, Statistika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta : Bandung. h.206
16
antara variabel yang digunakan yaitu hubungan kausal. Hubungan kausal menjelaskan hubungan antar variabel dimana merupakan hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum menggunakan analisis regresi
dan korelasi dalam
menjelaskan pengaruh dan hubungan antara dua
atau lebih
variabel, maka perlu diyakini terebih dahulu bahwa secara teoritis atau perkiraan sebelumnya dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian ini digunakan Regresi Berganda yang mengharuskan Uji Asumsi Klasik. Analisis yang akan dilalui dalam penelitian ini ada beberapa tahap yaitu, antra lain: 1. Menganalisa dan mengukur dana Pihak Ketiga yang diperoleh dari laporan keuangan pada Bank Syariah Mandiri periode 2001-2010. 2. Menganalisa dan mengukur Laba Bersih yang diperoleh dari laporan keuangan pada Bank Syariah Mandiri periode 20012010. 3. Sebelum menganalisis regresi dan koefisien determinasi dan menguji kebenaran hipotesis, terlebih dahulu melakukan Uji Asumsi Klasik dengan 4 (empat) uji yang terdiri dari : Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Multikolinieritas.
17
4. Pemecahan masalah dan menguji kebenaran hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana , yakni meramalkan bagaimana
keadaan
(naik
turunnya)
variabel
dependen
(kriterium), bila variabel independen sebagai faktor predikator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Dengan menentukkan persamaan regresi variabel independen dan variabel dependen, selanjutnya akan dilakukan analisis koefisien determinasi untuk melengkapi dan memperkuat hasil yang telah diperoleh pada hasil regresi tersebut.
5. Analisis Statistik
Analisis statistik pada penelitian ini diolah menggunakan program statistik SPSS 19. a. Uji Asumsi Klasik Model regresi dikatakan valid jika bebas dari masalah asumsi klasik. Asumsi klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi. Asumsi tersebut adalah: 1) Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah variabel independent yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dan variabel dependen yaitu Laba Bersih, keduanya berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data digunakan
18
normal probability plot, yaitu deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada sebuah grafik. Dasar pengambilan keputusan13: a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data tidak berdistribusi normal maka dapat diatasi dengan menambah jumlah periode data.
13
Ghozali, Imam. 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.h 112
19
2) Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastistitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.14 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan meihat grafik plot setiap substuktur, yaitu antara nilai prediksi variabel dependen (Return Saham) dengan residualnya. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.15 Dasar pengambilan keputusan16: a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. 14
Ibid. h.105
15
Ibid. h.105
16
Santoso, Singgih. 2001, Statistik Diskriptif Konsep dan Aplikasi Dengan Microsoft Exel dan SPSS, Edisi satu, Penerbit ANDI, Yogyakarta.h 210
20
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan
apabila
terdapat
heteroskedastisitas
maka
mengatasinya dengan transformasi logaritma. LnYi = Ln + ui.
3) Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Regresi yang baik adalah regresi yang bebas Dari autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilihat pada besaran durbin Watson dengan patokan sebagai berikut : Tabel 1.2 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi Hipotesis nol •
Tidak ada autokorelasi positif
•
Tidak ada autokorelasi positif
•
Tidak ada autokorelasi negative
• •
Tidak ada autokorelasi negativ Tidak ada autokorelasi positif dan negative
Keputusan
Jika
Tolak
0 < d < dI
Tidak dapat disimpulkan
DI ≤ d ≤ du
Tolak
4 - dl < d < 4
Tidak dapat disimpulkan
4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ditolak
Du < d < 4 - du
21
Dan
apabila
terdapat
autokorelasi
maka
dapat
dilakukan dengan perbaikan data dengan cara pengurangan data dengan data baru. b. Analisis Regresi 1) Analisis Regresi Sederhana Persamaan Regresi, dimaksudkan untuk mengetahui bentuk hubungan antara Dana Pihak Ketiga/DPK (X1) terhadap Laba Bersih (Y). Secara umum regresi sederhana dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
Dimana untuk mencari koefisien regresi digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : : Dana Pihak Ketiga (DPK) Y : Laba Bersih : intercept
dan
22
: estimator dari parameter atau koefisien regresi n : jumlah dataatau observasi
Dari penjelasan diatas maka dapat digambarkan sebagai berikut:
5 4 3 2 1
α 0
1
2
3
4
5
6. Rancangan Uji Hipotesis Uji Hipotesis Pengaruh Strategi pengembangan Terhadap Laba Bersih : β1 = 0, X1→ Y, artinya tidak terdapat pengaruh Strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih Bank Syariah Mandiri. Ha1: β1 > 0, X1→ Y, artinya terdapat pengaruh Strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih Bank Syariah Mandiri. Uji t digunakan untuk menentukan apakah variabel bebas (X) berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat (Y).
23
Nilai t hitung dicari dengan rumus :
Dimana : b = Beta sb = Simpangan Baku t = t hitung yang seanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel Pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel (nilai kritis) sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. a. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. b. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
7. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Persamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses perhitungan tidak selalu baik untuk mengestimasi nilai variabel terikat (Y), sehingga diperlukan perhitungan koefisien determinasi17.
17
Nazir, M., Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2009
24
Koefisien determinasi merupakan persentase pengaruh semua variabel bebas (dua atau lebih variabel independent) terhadap nilai variabel terikat. Dihitung dengan rumus:
KD = R2
Adapun untuk menentukan nilai R perlu dihitung terlebih dahulu koefisien korelasinya, yaitu:
E. Review Studi Terdahulu Pada penyusunan dan penulisan skripsi ini terdapat beberapa kajian yang dijadikan sebagai studi terdahulu Berikut ini adalah kajian terdahulu yang menjadi bahan pertimbangan dan acuan dalam penyusunan skripsi yaitu: a. Strategi Pengembangan Pola Investasi Mudharabah Dalam Meningkatkan Pendapatan PT Bank Negara Indonesia Syariah Tbk. ( Dini Restu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010) Dalam skripsi ini disimpulkan bahwa, BNI Syariah menerapkan strategi tersebut antara lain pertama, meningkatkan promosi pembiayaan mudharabah dengan mengoptimalkan penyaluran pembiayaan, kedua berusaha memberikan tingkat bagi hasil yang bersaing dengan lembaga keuangan syariah lainnya. Ketiga, berusaha memberikan edukasi kepada masyarakat, baik melalui penyuluhan, pelatihan dan seminar, maupun interaksi secara langsung dikantor layanan BNI Syariah.
25
Tabel 1.3 Perbandingan Studi Terdahulu Judul Skripsi
Skripsi Terdahulu
Strategi Pengembangan Pola
a. Judul skripsi pada variabel
Investasi Mudharabah Dalam
independen
Meningkatkan Pendapatan PT
investasi
Bank
Negara
Indonesia
Syariah Tbk. ( Dini Restu,
strategipola dan
Syarif
varibel
a. Judul
skripsi
variabel
pada
independen
strategi
dependen pendapatan PT.
pengembangan
BNI Syariah
dan
b. Metode
UIN
Pembeda Skripsi
analisis
Hidayatullah menggunakan
regresi
Jakarta 2010) sederhana secara manual c. Tidak
mengunakan
uji
DPK
variabel
dependen peningkatan
laba
bersih b. Metode
analisis
validitas dan reabilitas d. Menggunakan 1 variabel independen
statistik deskriptif dan menggunakan
SPSS
19 c. Menggunakan uji t untuk
mengetahui
signifikansi d. Menggunakan teknik wawancara
26
F. Sistematika Penelitian Dalam hal ini sistematika penulisannya diuraikan dalam 5 bab secara terpisah, yaitu : Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah serta tujuan dan manfaat penulisan. Selanjutnya disajikan pula hipotesis yang merupakan dugaan awal dari hasil penelitian. Bab II : Landasan Teori Bab ini menguraikan secara singkat teori yang melandasi penelitian, termasuk pembahasan tentang pengertian dan strategi pengembangan bank syariah pada dana pihak ketigapengertian dan tujuan laporan keuangan, arti penting laporan keuangan, jenis-jenis laporan keuangan, unsur laporan keuangan, mengenai teori pengukuran kinerja bank yang ditekankan pada perhitungan rasio keuangan bank (financial rasio). Bab III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan secara detail tentang metode penelitian yang digunakan. Penjelasan dimulai dari metode pengumpulan data, dilanjutkan dengan metode analisis data. Bab IV : Pembahasan Masalah Bab ini berisi analisa permasalahan berdasarkan data yang telah diolah pada bab sebelumnya.
27
Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi intisari atau kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan kesimpulan itulah penulis akan memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dalam upaya meningkatkan kinerja suatu bank.
28
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Strategi dan Pengembangan Menurut (Freddy Rangkuty, 1997) Strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal
serta
kekuatan
dan
kelemahan
internal yang
dapat
mempengaruhi organisasi dan menurut Kenneth Andrew sebagaimana dikutip oleh James C.Craig dan Robert M. Grant, Strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan serta rencana penting untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut perusahaan ini.18 Strategi Pengembangan disini adalah salah satu untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang, perumusan strategi yang baik perlu dilakukan agar seluruh perencanaan yang telah disusun dapat berjalan dan diantisipasi dengan sebaik-baiknya, berbagi pendekatan untuk merumuskan strategi perusahaan bias dilakukan antara lain melului pendekatan.
18
James C. Craig dan Robert M. Grant, Strategic Management, Jakarta. Alex Media Computindo, 2002, h. 5.
29
Jenis-jenis strategi akan dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok strategi Integrasi, Intensif, Diversifikasi, dan Defensif.19 1. Strategi Integrasi Yang termasuk dalam strategi ini adalah integrasi ke depan (forward integration),
Integrasi
ke
Belakang
(Backward
Integration), dan Integrasi Horizontal (Horizontal Integration). Di mana tujuan dari integrasi ke depan adalah memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Strategi Integrasi ke Belakang bertujuan untuk mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Strategi Integrasi Horizontal bertujuan untuk mencoba memiliki dan meningkatkan kendali perusahaan pesaing. 2. Strategi Intensif Disebut strategi intensif karena semuanya memerlukan usahausaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.Yang termasuk dalam kategori strategi ini adalah sebagai berikut : a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Peneration Strategy) Strategi Penetrasi Pasar berusaha untuk mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang
19
.h.7
Fred R. David. Manajemen Strategis : Konsep-Konsep. Jakarta: Indeks. 2004. Ed. 9
30
sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. b. Strategi
Pengembangan
Pasar
(Market
Development
Strategy) Strategi Pengembangan Pasar terdiri dari upaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru. c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) Strategi Pengembangan Produk adalah strategi yang
berupaya meningkatkan
penjualan
dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada ataupun mengembangkan yang baru. Pengembangan produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan. 3. Strategi Diverifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi
yaitu : a. Strategi
Diversifikasi
Konsentrasi
(Concentric
Diversification Strategy) Strategi ini dilakukan dengan cara menambah produk dan jasa baru tetapi masih saling berhubungan (terkait). b. Strategi
Diversifikasi
Horizontal
(Horizontal
Diversification Strategy) Strategi ini dilaksanakan dengan cara menambah produk dan jasa baru yang tidak terkait untuk
pelanggan
yang
ada. c. Strategi
Diversifikasi
31
Konglomerat
(Conglomerate
Diversification
Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan cara menambah produk dan jasa baru yang tidak terkait untuk para pelanggan yang baru. 4. Strategi Defensif
Strategi ini terdiri dari :
a. Rasionalisasi Biaya (rentrenchment) Rasioanalisasi Biaya (rentrenchment) terjadi jika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turn around) atau reorganisasi (reorganization), rasionalisasi biaya
mungkin
mengharuskan
penjualan
lahan
dan
bangunan untuk menambah uang tunai yang diperlukan, mengurangi
lini
produk, menutup
menutup
pabrik
yang
bisnis
marginal,
ketinggalan
zaman,
mengotomasikan proses, mengurangi jumlah karyawan, dan melaksanakan sistem pengendalian biaya. b. Divestasi Dalam strategi ini dilaksanakan dengan cara menjual
suatu
divisi
atau bagian
dari
organisasi.
Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut.
32
c. Likuidasi
(liquidation) Likuidasi
(liquidation)
adalah
menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. B. DPK (Dana Pihak Ketiga) 1. Pengertian DPK (Dana Pihak Ketiga) Pengertian menurut undang-undang perbankan no 10 tahun 1998 Pasal 1, pengertian dari pihak ketiga adalah dana pihak ketiga adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat luas di luar bank kepada bank berdasarkan pinjaman penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu20. Karena fungsinya sebagai fanancial intermediary, yang menjembatani antara pihak yang surplus unit of found dengan deficit unit of found, maka keberadaan dana dari pihak ketiga dalam hal ini nasabah penabung sangatlah besar peranan nya untuk membiayai usaha bank dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah peminjam. 2. Fungsi Dana Pihak Ketiga Fungsi dana nasabah atau dana pihak ketiga, adalah sebagai sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan 20
Undang-undang perbankan Nomor 1998 pasal 1
33
juga merupakan suatu ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari dana tersebut. Dana nasabah yang telah diserap oleh bank dapat dipergunakan kembali untuk membiayai semua kegiatan bank. Baik untuk biaya operasi maupun untuk disalurkan kembali kepada nasabah
pembiayaan
dengan
persyaratan-persyaratan
yang
disepakati. Sesuai dengan undang-undang perbankan nomor 10 1998 pasal 1, dan simpanan masyarakt atau dana pihak ketiga dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atu bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.21 Penghimpunan Dana pihak ketiga pada Bank Syariah Mandiri, Penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip operasional bank syariah
yang ditetapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip Wadiah dan Mudharabah. b. Prinsip Wadi’ah Al wadi’ah adalah titipan murni yang dapat diambil setiap saat jika pemiliknya menghendaki. Terdapat dua jenis wadi’ah, yaitu : wadi’ah yad alamanah dan wadi’ah yad ad-dhamanah.
21
undang-undang perbankan nomor 10 1998 pasal 1
34
Pada wadi’ah yad al-amanah, barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sedangkan dalam wadi’ah yad adh-dhamanah harta yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh yang menerima titipan. c. Prinsip Mudharabah Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah seperti yang dijelaskan terlebih dahulu. Dana tersebut juga bisa digunakan oleh bank untuk melakukan mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal penggunaan di mudharabah kedua ini, bank bertanggung jawab secara penuh atas kerugian yang terjadi. Berdasarkan kewenangan yang diberikan pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua. 1) Mudharabah Mutlaqah. Penerapan mengembangkan
mudharabah produk
tabungan
mutlaqah dan
ini deposito
mudharabah. Prinsip ini mengindikasikan bahwa tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.
35
2) Mudharabah Muqayyadah. Prinsip terbagi dua, yaitu pertama, Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet merupakan simpanan khusus (restricted investment), dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Contohnya disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau untuk nasabah tertentu. Kedua, Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, bank
bertindak
sebagai
perantara
(arranger)
yang
mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-sarat tertentu yang harus dipatuhi bank dalam mencari bisnis (pelaksana usaha). C. Pengertian Kinerja Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 1996) Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas
36
dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, Mengingat banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut, maka
laporan
keuangan
yang
disajikan
tersebut
harus
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau kelayakannya.22 D. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu bank pada suatu periode tertentu. Secara umum ada empat bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan perusahaan yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas23. Dari keempat laporan tersebut hanya 2 macam yang umum digunakan untuk analisis, yaitu laporan neraca, dan laporan laba rugi. Hal ini disebabkan laporan
22
Teguh Pudjo Muljon,. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, (Jakarta: Djambatan, 1995), h.4 23
Indra Bastian, Suhardjono. Akuntansi Perbankan, Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat.2006) h.236
37
perubahan modal dan laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan pada laporan neraca dan laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu bank yang melibatkan neraca dan laporan laba rugi. Neraca suatu bank menggambarkan jumlah kekayaan, kewajiban, dan modal dari bank tersebut pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun pembukuan (31 Desember). Kekayaan atau harta disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban atau lutang dan modal disajikan pada sisi pasiva. Laporan Laba Rugi suatu bank menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari bank tersebut pada periode tertentu. Sebagaimana halnya dengan neraca, laporan laba rugi disusun jumlah pendapatan dan jumlah biaya yang terjadi selama satu tahun yaitu mulai tanggal 1 Januari 31 Desember. Apabila jumlah pendapatan melebihi jumlah biaya akan menghasilkan laba, sedangkan apabila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya maka perusahaan mengalami kerugian. 2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum adalah sebagai berikut: a.
Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan modal bank pada waktu tertentu.
38
b.
Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
c.
Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
d.
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode.
Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja mnanajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi dasar apakah manajemen berhasil atau tidak dalam melaksanakan kebijakan yang telah digariskan dalam bidang manajemen keuangan khususnya dan hal ini akan dapat tergambar dari laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen.
E. Pengertian dan Karakteristik Laba Pengertian laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.
39
Terdapat empat unsur laba rugi dalam laporan laba rugi bank syariah24. 1. Pendapatan Operasi utama Unsur ini merupakan kelompok pendapatan operasi utama bank syariah atas penyaluran yang dilakukan sesuai prinsip syariah, yaitu : 1)pendapatan penyaluran yang mempergunakan prinsip bagi hasil, yaitu pendapatan bagi hasil mudharabah dan musyarakah, 2) pendapatan penyaluran yang mempergunakan prinsip
jual
beli,
yaitu
pendapatan
margin
murabahah,
pendapatan bersih salam paralel dan ishtishna paralel dan 3) pendapatan bersih ijarah. Pendapatan operasi utama ini dipisahkan agar dapat memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan, atas pendapatan utama operasional bank syariah dan akan dikaitkan dengan bagi hasil yang telah diberikan oleh bank syariah. 2.
Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Investasi tidak Terikat Unsur ini merupakan jumlah bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah kepada pemilik dana sesuai nisbah yang disepakati. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat ini tidak dapat dikategorikan sebagai pendapatan dan beban bank syariah, tetapi merupakan alokasi pendapatan dari bank syariah. Hak
24
Yayu, A. 2006. Analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba Bank Umum Syariah Di Indonesia [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor . h 28
40
pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat juga tidak dikategorikan sebagai beban bank syariah karena besarnya sangat tergantung pada pendapatan operasi utama bank syariah, besarnya sebanding dengan pendapatan operasi utama, besarnya tidak tetap. 3. Pendapatan Operasi lainnya Unsur ini menampung pendapatan operasi utama lainnya yang merupakan milik bank syariah sepenuhnya (tidak dibagihasilkan), meliputi pendapatan atas fee mudharabah muqayyadah, fee wakalah, fee kafalah dan pendapatan atas layanan berdasarkan imbalan lainnya. 4. Beban-beban Beban-beban ini merupakan semua beban yang menjadi tanggungan bank sebagai mudharib sebagaimana layaknya bank. Beban-beban bank syariah meliputi beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi dan beban operasi lainnya.
F. Jenis Rasio Keuangan Bank 2. Rasio Likuiditas Suatu bank dikatakan liquid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan, Likuiditas secara
41
luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai25. Oleh karena itu, bank dapat dikatakan liquid apabila: 1) bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi likuiditasnya, 2) bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari kebutuhan likuiditasnya, tetapi mempunyai aset atau aktiva lainnya (misal surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya, dan 3) bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk hutang. Dalam rasio likuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain: quick ratio, banking ratio, dan loans to assets ratio. 3. Quick Ratio Rasio ini untuk mengetahui kemampuan dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan aktiva lancar yang lebih liquid yang dimilikinya. 4. Banking Ratio/Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. 25
Muhammad Syafi’I Antonio.Bank Syariah dari Teori ke Praktik, h.178
42
5. Rasio Solvabilitas (Capital) Rasio
permodalan
sering
disebut
juga
rasio-rasio
solvabilitas atau capital adequacy ratio. Analisis solvabilitas digunakan untuk: 1) ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, 2) sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang tidak dipakai dan lain-lain, 3) alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan 4) dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Pada rasio permodalan, dapat diukur antara lain: capital adequacy ratio. 6. Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio
ini
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam
kegiatan
perkreditan
dan
perdagangan
surat-surat
berharga. 7. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemempuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas
43
manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas (keuntungan), rasio yang dapat diukur antara lain: return on assets, biaya operasi/pendapatan operasi, gross profit margin, dan net profit margin. 8. Return On Assets (ROA) Rasio ini mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. 9. Return on Equity (ROE), yaitu indikator kemampuan perbankan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas (Net Income dibagi Total Equity). 10. Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO) Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi/biaya intermediasiterhadap
pendapatan
operasi
yang
diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin baik kondisi bank tersebut. 11. Gross Profit Margin Rasio ini untuk mangetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi rasionya, semakin baik hasilnya. 12. Net Interest Margin (NIM)
44
Rasio
ini
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil 13. Net Profit Margin Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya 14. Rasio Resiko Usaha Bank Setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai resiko, begitu pula didalam bisnis perbankan, banyak pula resiko yang dihadapinya. Resiko-resiko ini dapat pula diukur secara kuantitatif antara lain dengan: deposit risk ratio, dan interest risk rate ratio. 15. Deposit Risk Ratio Rasio ini memperlihatkan resiko yang menunjukkan kemungkinan kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. 16. Interest Risk Rate Ratio
45
Rasio
ini
memperlihatkan
resiko
yang
mengukur
kemungkinan bunga (interest) yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan oleh bank. 17. Rasio Efisiensi Usaha Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini juga dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio-rasio yang digunakan antara lain: leverage multiplier ratio, assets utilazation ratio, dan operating ratio.
18. Leverage Multiplier Ratio Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank didalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas pengunan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. Semakin banyak/cepat bank mengelola aktivanya semakin efisien. 19. Assets Utilazation Ratio Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank didalam memanfaatkan aktiva yang dikuasainya untuk memperoleh total income. 20. Operating Ratio.
46
Rasio ini untuk mengukur rata-rata biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk memperoleh pendapatan.
47
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis
multi-dimensi
termasuk
di
panggung
politik
nasional,
telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
48
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di
kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia
melalui SK Gubernur BI No. 1/24/
49
KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
2. Misi
a.
Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
b.
Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM
50
c.
Merekrut
dan
mengembangkan
pegawai
profesional
dalam
lingkungan kerja yang sehat d.
Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
e.
Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
C. Shared Values
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.
Excellence:
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.
Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity:
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
Integrity:
51
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
Customer Focus:
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan
D. Filosofi perbankan syariah
Perbankan syariah merupakan bagian dari ekonomi syariah, dimana ekonomi syariah merupakan bagian dari muamalat (hubungan antara manusia dengan manusia). Oleh karena itu, perbankan syariah tidak bisa dilepaskan dari al Qur`an dan as sunnah sebagai sumber hukum Islam. Perbankan syariah juga tidak dapat dilepaskan dari paradigma ekonomi syariah.
Berikut beberapa paradigma ekonomi syariah:
1. Tauhid. Dalam pandangan Islam, salah satu misi manusia diciptakan adalah untuk menghambakan diri kepada Allah SWT: ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (51:56). Pengambaan diri ini 2. merupakan realisasi tauhid seorang hamba kepada Pencipta-Nya. Konsekuensinya, segenap aktivitas ekonomi dapat bernilai ibadah jika diniatkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. 3. Allah SWT sebagai pemilik harta yang hakiki. Prinsip ekonomi syariah memandang bahwa Allah SWT adalah pemilik hakiki dari
52
harta. ” Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi…” (2:284). Manusia hanya mendapatkan titipan
harta
dari-Nya,
sehingga
cara
mendapatkan
dan
membelanjakan harta juga harus sesuai dengan aturan dari pemilik hakikinya, yaitu Allah SWT. 4. Visi global dan jangka panjang. Ekonomi syariah mengajarkan manusia untuk bervisi jauh ke depan dan memikirkan alam secara keseluruhan.
Ajaran
Islam
menganjurkan
ummatnya
untuk
mengejar akhirat yang merupakan kehidupan jangka panjang, tanpa melupakan
dunia:
”Dan
carilah
pada
apa
yang
telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (28: 77). Risalah Islam yang diturunkan kepada Muhammad SAW pun mengandung rahmat bagi alam semesta: ”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (23:107). Dengan demikian dalam dimensi waktu, ekonomi syariah mempertimbangkan dampak jangka panjang, bahkan hingga kehidupan setelah dunia (akhirat). Sedangkan dalam dimensi wilayah dan cakupan, manfaat dari
53
ekonomi syariah harus dirasakan bukan hanya oleh manusia, melainkan alam semesta. 5. Keadilan.
Allah
SWT
telah
memerintahkan
berbuat
adil:
”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil” (4: 48). Bahkan, kebencian seseorang terhadap suatu kaum tidak boleh dibiarkan sehingga menjadikan orang tersebut menjadi tidak adil: ”Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (5:8). 6. Akhlaq mulia. Islam menganjurkan penerapan akhlaq mulia bagi setiap manusia. bahkan Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa: ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia” (HR. Malik). Termasuk saat mereka beraktivitas dalam ekonomi. Akhlaq mulia semisal ramah, suka menolong, rendah hati, amanah, jujur sangat menopang aktivitas ekonomi tetap sehat. Contoh terbaik dalam akhlaq adalah Muhammad SAW, sehingga Allah SWT memuji beliau: ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar
54
berbudi pekerti yang agung” (68:4). Sebelum diangkat menjadi Rasul, Muhammad sangat dipercaya oleh kaumnya sehingga diberi gelar ’al Amin’ (yang terpercaya). Hasilnya, beliau menjadi pengusaha yang sukses. 7. Persaudaraan. Islam memandang bahwa setiap orang beriman adalah bersaudara: ”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara..” (49:10). Konsep persaudaraan mengajarkan agar orang beriman bersikap egaliter, peduli terhadap sesama dan saling tolong menolong. Islam juga mengajarkan agar perbedaan suku dan bangsa bukanlah untuk dijadikan sebagai pertentangan, melainkan sebagai sarana untuk saling mengenal dan memahami: ”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.” (49:13).
E. Operasional Perbankan Syariah
Perbankan syariah menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi (penyaluran), dari nasabah pemilik dana (shahibul mal) dengan nasabah yang membutuhkan dana. Namun, nasabah dana dalam bank syariah diperlakukan sebagai investor dan/atau penitip dana. Dana tersebut disalurkan perbankan syariah kepada
55
nasabah pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal kerja) maupun konsumtif.
Dari pembiayaan tersebut, bank syariah akan memperoleh bagi hasil/marjin yang merupakan pendapatan bagi bank syariah. Jadi, nasabah pembiayaan akan membayar pokok + bagi hasil/marjin kepada bank syariah. Pokok akan dikembalikan sepenuhnya kepada nasabah dana sedangkan bagi hasil/marjin akan dibagi hasilkan antara bank syariah dan nasabah dana, sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.
Artinya dalam bank syariah, dana dari nasabah pendanaan harus diusahakan terlebih dahulu untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan itulah yang akan dibagi hasilkan untuk keuntungan bank syariah dan nasabah dana.
F. Profil Bank Syariah Mandiri Cabang Serang Nama
: Bank Syariah Mandiri Cabang Serang
Alamat
: Jl. Jendral. Ahmad Yani No 152A Serang Banten
Telepon
: (0254) 222984/ 210191
1. Sejarah singkat Bank Syariah Mandiri Cabang Serang
56
Bank Syariah Mandiri Cabang Serang berdiri sejak delapan tahun yang lalu, tanggal 06-februari-2002 sebagai Kantor Kas, dan di kepalai oleh Bapak Imat Imatullah. Pada tahun 2005 Bank Syariah Mandiri pindah ke JL A. Yani No. 10 Serang. Pada awal tahun 2006 ada pergantian kepala Kantor Kas, yaitu Bapak Wahyu Permana. Kemudian pada tanggal 14-agustus-2007 berubah status menjadi Kantor Cabang Pembantu dengan Kepala Cabang Pembantu Bapak Otto Hapdillah Kurniawan, pada waktu itu KCP ini merupakan kantor cabang satu- satunya diserang. BSM cabang pembantu ini merupakan cabang pembantu dari Kantor Cabang BSM Cilegon. Berdasarkan Keputusan Direktur BSM No.12/123-KEP/DIR tanggal 21 April 2010 dan SK No. 12/318/-KUA/DIR tanggal 3 Mei 2010 Kantor bank syariah mandiri Cabang Pembantu Serang berubah status menjadi Kantor Cabang Serang. Pada saat itu belum ada Kepala Cabang dan Manager Operasional. Kemudian pada tanggal 10 Mei 2010, Pak Djoko Saptadi datang ke BSM Cabang Serang sebagai Pimpinan Cabang. Dan pada tanggal 25 Mei 2010, pak Heru datang sebagai Manager Oprasional. Karena kantor BSM cabang serang masih terhitung baru, BSM cabang ini belum mempunyai kantor kas ataupun kantor cabang pembantu. Setiap cabang- cabang dari bank syariah mandiri mempunyai visi dan misi yang sama dengan bank syariah mandiri pusat. Kantor Cabang
57
Bank Mandiri selalu berusaha dengan semaksimal mungkin untuk memberikan terbaik bagi menejmen dan seluruh stakeholder. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Cabang serang sama dengan visi dan misi PT. Bank Syariah Mandiri Pusat, dengan Visi Misi berikut : Prinsip- prinsip Bank Syariah Mandiri a. Keadilan Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil dan transfer prestasi dari mitra usaha dalam porsi yang adil sesuai dengan fitrah alam. b. Kemitraan Posisi nasabah investor, pengguna dana dan bank berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan dan tanggung jawab. Bank Syariah Mandiri benar- benar berfungsi sebagai intermediary institution lewat skema pembiayaan yang dimilikinya. c. Keterbukaan Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank.
d. Universalitas
58
Bank Syariah Mandiri dalam mendukung operasionalnya tidak membeda- bedakan suku, agama, ras dan golongan dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin. 2. Budaya PT. Bank Syariah Mandiri Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sebagaimana tersebut di atas, diperlukan prinsip- prinsip atau kualitas yang dinilai penting dan perlu untuk menjadi pegangan bagi setiap insan bank syariah mandiri dalam mejalankan organisasi perusahaan. Prinsip- prinsip yang telah digali dan disepakati oleh seluruh insan bank syariah mandiriri inilah yang disebut shared values
bank syariah mandiri. Dalam
pelaksanaannya shared values bank syariah mandiri didukung oleh prilaku- prilaku utama (core behavior ). Kombinasi dari nilai- nilai keyakinan (shared value) yang telah terimplementasi dalam prilaku sehari- hari di organisasi perusahaan ini yang nanti akan menjadi budaya kerja bank syariah mandiri. Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai bank syariah mmandiri sejak pertengahan tahun 2005 lalu, lahirlah nilai- nilai perusahaan yang baru yang di sepakati bersama untuk di – shared oleh seluruh pegawai bank syariah mandiri yang di sebut shared value bank syariah mandiri. Shared values ini selalu dibacakan pada rutinitas do’a pagi bank syariah mandiri.
59
3. Produk dan Jasa PT. Bank Syariah Mandiri PT bank Syariah Mandiri memiliki tiga jenis produk perbankan, yaitu: 1. Pendanaan, meliputi giro, tabungan, Deposito dan tabungan haji dan umroh. 2. Jasa perbankan, meliputi wakalah (transfer, kliirng, inkaso dan SKBDN), kafalah (garansi bank) dan ATM. 3. Pembiayaan, meliputi pembiayaan modal kerja, investasi, konsumtif dan pinjaman kebajikan. Konsep /akad yang dipakai adalah Murobahah, musyarokah, mudhorobah, ijarah, salam, istishna’, dan qardh. Berikut ini adalah beberapa tentang produk bank syariah mandiri: a. Pendanaan 1) Tabungan syariah mandiri, yaitu dana yang disimpan nasabah dalam bentuk tabungan dan disepakati bahwa dana tersebut dapat dikelola oleh bank dan akan
disalurkan
dalam
aktivitas
pembiayaan.
Keuntungan dari pembiayaan tersebut akan diberikan pada nasabah berdasarkan formula bagi hasil yang disepakati bersama. Produk ini dijalankan dnegan prinsip mudharabah al muthlaqoh.
60
2) Giro Syariah Mandiri, yaitu titipan dana dari satu pihak (nasabah) kepada pihak lain (bank) , dimana penerima titipan dapat memanfaatkan barang titipan tersebut
atas
izin
pemiliknya.
Nasabah
akan
mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan danan tersebut oleh bank. Besarnya bonus tidak ditetapkan dimuka melainkan merupakan kebijakan bank. Produk ini dijalankan dengan prinsip wadi’ah yad ad domanah. 3) Deposito syariah mandiri, yaitu simpanan dana pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan. Keuntungan
dari
pembiayanan
tersebut
akan
diberikan pada nasabah berdarkan formjula bagi hasil yang disepakati bersama. Produk ini dijalankan dengan prinsip mudhorabh al muthlaqoh. b. Penyaluran dana 1) Murobahah, yaitu pembiayaan atas dasar jual beli, dimana harg abeli didasarkan atas harga asal yang diketahui
bersama
ditambah
dengan
margin
keuntungan bagi bank yang telah disepakati. Margin keuntungan
adalah
selisih
antara
harga
jual
dikurangi iharga asal yang merupakan pendapatan
61
bank. Jenis pembiayaan ini bersifat konsumtif dan produktif, antara lain: a) Pembiayaan pembelian rumah b) Pembiayaan pembelian kendaraan c) Pembelian dalam rangak ekspor/impor d) Pembiayaan barang modal 2) Mudharabah, yaitu konsep pembiayanan secara total atau 100% yang diberikan bank kepada nasabah. Keuntungan dari usaha tersebut dibagi bersama sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati, jenis usahanya antara lain adlah: Perdagangan , usaha atas dasar kkontrak, industri manufactoring dan lain-lain. 3) Musyarokah, yaitu konsep pembiayaan bersama (kongsi) , berdasarkan kesepakatan bersama antra bank dengan nasabah untuk saling memberikan kontribusi dana sesuai dengan kebutuhan modal usaha.
Selanjutnya
keuntungan
usaha
dibagi
bersama sesuai dengan nisbah yang disepakati. Jenis usahanya antara lain adalah: Perdagangan, usaha atas dasar kontrak, industri manufactoring dan lainlain.
62
4) Salam, yaitu pembiayaan atasa dasar jual beli dimana nasabah terlebih dahulu disyaratkan untuk menyerahkan sejumlah uang pembelian suatu barang yanbg telah dijelaskan spesifikasinya dnegan system pengantaran kemudian. 5) Istishna’, yaitu pembiayaan atsa dasar akad sewa, dimana pihak bank menyewakan barang modal kepada nasabah dengan imbalan uang sewa. Setelah masa sewa berakhir maka barnag sewa
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Strategi Pengembangan Yang Dilakukan Pada PT. Bank Syariah Mandiri 1. Strategi Yang Diterarapkan Pada PT. Bank Syariah Mandiri Dalam pengembangan dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri menerapkan strategi pengembangan, yaitu dengan pengembangan pasar dan pengembangan produk – produk. Pengembangan strategi yang dilakukan yaitu: Fokus utama tersebut dijabarkan dalam 10 (sepuluh) prioritas kerja utama sebagai pedoman strategi secara komprehensip sebagai berikut: a.
Mencapai laba bersih dan ROE sesuai target.
b.
Menghimpun dana pihak III dan meningkatkan porsi dana consumer serta porsi low cost fund.
c.
Mengendalikan kualitas pembiayaan.
d.
Mengembangkan pembiayaan dengan hati-hati dengan fokus pada pembiayaan UMKM.
e.
Mencapai pendapatan berbasis fee based non administrasi pembiayaan.
f.
Meningkatkan efisiensi usaha.
g.
Mengembangkan jaringan.
64
h.
Mengimplementasikan competency based human resource melalui pengembangan kualitas dan utilisasi e-learning.
i.
Memperkuat risk manajemen, productive asset safe-guarding, GCG, Zero-Defect system dan programs.
j.
Mengimplementasikan core bank
2. Faktor – faktor yang Mendukung Strategi Pengembangan Dana Pihak Ketiga Terhadap Peningkatan Laba Bersih Bank Syariah Mandiri menetapkan 4P yaitu : dengan strategi penentuan lokasi, strategi produk bank , strategi promosi dan strategi price (porsi bagi hasil). Adapun strategi tersebut antara lain26 : 1. Strategi Penentuan Lokasi (Place) Dalam bisnis jasa bank, penentuan lokasi dimana bank akan beroperasi merupakan salah satu factor penting. Dalam persaingan yang ketat penentuan lokasi mempunyai pengaruh cukup signifikan dalam aktifitas menghimpun dan masyarakat serta menyalurkan pembiayaan kembali kepada masyarakat . sebab dengan penentuan lokasi yang tepat maka target pencapaian bank akan dapat diraih. Tujuan penentuan lokasi dan ruangan untuk mendukung keunggulan sumber
26
Arifin Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Cet 4 (Jakarta : Pustaka
Alvabet, 2006)
65
daya manusia serta system yang dimiliki oleh perbankan. Dalam hal ini Bank Syariah Mandiri mencari lokasi yang yaitu dilewati oleh transportasi umum, berada di pusat kota, berada di pusat keramaian, dan juga berada di daerah pertokoan, didekat tempat pendidikan, serta jumlah kantor cabang yang lebih dari satu untuk tiap-tiap bank syariah yang ada di setiap kota.
2. Strategi Produk Bank Agar produk yang dibuat dapat diterima pasar, maka penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabah. Produk yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan produk plus harus selalu dapat diciptakan setiap waktu,agar dapat menarik calon nasabah baru atau memperhatikan nasabah yang lama. keunggulan produk Bank Syariah mandiri apabila dibandingkan dengan produk bank konvensional pada umumnya adalah prinsip yang diterapkan pada tiap-tiap produk bank syariah menggunakan prinsip dan syariah Islam. Produk yang diciptakan disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, contoh nya produk ungulan BSM yang dtawarkan yaitu Griya BSM, fasilitas pembiayaan small busine, talangan haji adapun keuntungan atau manfaat dari adanya produk plus adalah : a. Untuk meningkatkan penjualan b. Menimbulkan rasa bangga bagi nasabah
66
c. Menimbulkan kepercayaan d. Menimbulkan kepuasaan 3. Strategi Promosi Bank Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah. Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank dimata nasabah. bank syariah mandiri cukup baik dalam melakukan promosi dengan iklan pada saran televisi, media cetak melakukan seminar-seminar dilembaga pendidikan dan hal yang terbaru yang dilakukan BSM masuk dalam sosial networking. Macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perbankan secara umum adalah : 4. Strategi Harga (Price) Tingkat Bagi Hasil Tingkat bagi hasil merupakan unsur terpenting dalam menarik calon nasabah baru , bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satusatunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan pada bank tersebut.
67
B. Perkembangan Dana Pihak Ketiga
Tabel 4.1 Data Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Dalam Miliar (Rp) Uraian 2001
DPK 475
Pertumbuhan 2001-2010 (%) -
2002
1117
135,1
2003
2629
135,3
2004
5725
117,7
2005
7037
22,9
2006
8220
16,8
2007
11106
35,1
2008
14898
34,1
2009
19338
29,8
2010
28998
49,9
Sumber : Laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Pertumbuhan dana pihak ketiga dan pembiayaan BSM melampaui pertumbuhan pasar perbankan syariah. Sehingga, pasar dana pihak ketiga dan pembiayaan BSM terhadap perbankan syariah meningkat. Dana pihak ketiga perbankan syariah tumbuh 45,48 % dari 52,27 % triliun tahun 2009 Rp 76,04 triliun tahun 2010 . pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan syariah tersebut mendorong kenaikan pangsa pasar dana pihak ketiga BSM terhadap perbankan syariah dari 29,8 % pada tahun 2009 ke 49,9% pada tahun 2010. Dalam hal pertumbuhan dana pihak ketiga menjadi sangat penting untuk tetap terjaga pertumbuhannya, yaitu tidak lain untuk kepentingan semakin masifnya pembiayaan yang akan diberikan bank kepada calon nasabah pembiayaannya dan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat
68
dalam pola bisnis di sektor riil. Basis pembiayaan yang harus memiliki underlying asset atau menyentuh lini rill juga harus didukung dengan semakin besarnya dana yang dimiliki bank syariah untuk bisa mencapai hal itu, Perkembangan jumlah DPK juga menunjukan semakin banyaknya masyarakat yang menyimpan dananya di bank-bank syariah. Hal ini juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat pada bank syariah. C. Analisis Pertumbuhan Laba Bersih Tabel 4.2 Data Pertumbuhan Laba Bersih (NIM) Dalam Ribuan (Rp) Tahun
Laba / Rugi opeasional
Laba / Rugi Sebelum Pajak
Laba / Rugi Bersih
2001
24.122.314
24.819.409
16.703.611
2002
42.338.263
43.426.730
30.155.630
2003
23.037.690
24.466.311
15.810.964
2004
140.642.413
150.420.780
103.446.859
2005
137.178.289
136.712.076
83.819.281
2006
100.831.535
95.236.624
65.480.398
2007
167.067.534
168.183.151
115.455.198
2008
279.939.430
284.084.928
196.415.940
2009
426.149.213.223
418.402.513.083
290.942.628.653
Perubahan % 80.53 -47.57 554.27 -18.97 -21.88 76.32 70.12 48.13 43.85
2010 579.679.076.465 568.732.339.956 418.519.817.959 Sumber : Laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri
Berdasarkan laporan keuangan laba rugi pada tabel tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
69
a. Pada tahun 2001 laba operasional perusahaan sebesar Rp 24.122.314 dengan laba opersional Rp 24.819.409 dan didapatkan laba bersih Rp 16.703.611 tahun ini merupakan tahun dasar penelitian .
b. Pada tahun 2002 perusahaan tersebut mengalami kenaikan laba bersih pada perubahannya yaitu sebesar 80.53 % kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan pada laba operasional dan laba sebelum pajak, laba operasional yang mengalami kenaikan adalah laba kotor, sedangkan laba sebelum pajak yang mengalami kenaikan adalah item pendapatan lain-lain. c. Pada tahun 2003 perusahaan tersebut mengalami penurunan laba bersih pada dan penurunan pada perubahan laba bersih sebesar 47.57. penurunan ini di ikuti oleh turunnya laba operasional dari Rp 42.338.263 menjadi Rp 23.037.690 . d. Pada tahun 2004 perusahaan tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada laba bersih yaitu sebesar 554.27 % kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan laba operasional dan laba sebelum pajak. Laba operasional yang mengalami kenaikan adalah pendapatan operasi utama dan pendapatan bagi hasil bank, sedangkan laba sebelum pajak juga mengalami kenaikan adalah pendapatan lain – lain. e. Pada tahun 2005 perusahaan tersebut mengalami penurunan laba bersih pada perubahannya yaitu sebesar -18.97% , penurunan ini disebabkan penurunan laba operasional dari Rp 140.642.413 menjadi Rp 137.178.289 dan diikuti juga pada laba sebelum pajak yang
70
menjadi Rp 136.712.076 sehingga didapatkan laba bersih Rp 83.819.281 . f. Pada tahun 2006 perusahaan tersebut mengalami penurunan kembali sekitar -21.88 % . penurunan ini disebabkan adanya penurunann laba operasional dan laba sebelum pajak. Penurunan pada pendapatan bank. g. Pada tahun 2007 perusahaan tersebut mengalami kenaikan pada laba bersih pada perubahannya yaitu sebesar 76.32 % Rp 115.455.198 kenaikan ini terjadi laba operasional sebesar Rp 167.067.534 dikarenakan kenaikan pada pendapatan bank dan pendapatan pada operasi utama, sedangkan pada laba sebelum pajak mengalami kenaikan adalah pada pendapatan lain – lainnya . h. Pada tahun 2008 perusahaan tersebut mengalami kenaikan laba bersih pada perubahannya yaitu sebesar 70.12 % , kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan laba operasional dan laba sebelum pajak . laba opeasional yang sebelumnya Rp 167.067.534 menjadi Rp 279.939.430 dan pada laba sebelum pajak Rp 115.455.198 menjadi Rp 196.415.940. i. Pada tahun 2009 perusahaan tersebut mengalami kenaikan laba bersih perubahanya yaitu sebesar 48.13 % Rp 290.942.628.653. kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan laba operasi dan laba sebelum pajak. j. Pada tahun 2010 PT Bank Syariah Mandiri (BSM) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 418,52 miliar di 2010. Laba ini naik 43,85% dari periode sebelumnya Rp290,94 miliar. Laba bersih
71
tersebut ditopang dari pendapatan operasional terutama penyaluran dana. kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan laba operasional dan laba sebelum pajak, laba operasional yang sebelumnya Rp 426.149.213.223 menjadi Rp 579.679.076.465 dan pada laba sebelum pajak yang sebelumnya Rp 418.402.513.083 menjadi Rp 418.519.817.959 dikarenakan kenaikan pada pendapatan bank dan pendapatan pada operasi utama, sedangkan pada laba sebelum pajak mengalami kenaikan adalah pada pendapatan lain – lainnya .
D. Hasil Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Adapun hasil analisis statistik deskriftif yang dihasilkan dan telah diolah oleh penulis dengan menggunakan program statistik SPSS 19 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Statistic Deskriptif DPK Dalam Miliar dan Pertumbuhan Laba Bersih (NIM) Dalam Ribuan (Rp) Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
X_DPK
10
475
28998
9954.30
8990.757
Y_LABABERSIH
10
15810964
4.E11
7.10E10
1.525E11
Valid N (listwise)
10
72
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa perkembangan DPK dari tahun 2001 sampai dengan 2010 tidak stabil dimana nilai. Dilihat dari nilai DPK yang dikarenakan oleh perbankan semakin kreatif untuk meluncurkan poduk baru sehingga konsumen tertarik untuk menyimpan dananya di Bank Syariah Mandiri terutama pada tabungan dan giro serta meningkatnya kepercayaan masyarakat pada perbankan syariah. Yang diakibatkan Bank Syariah Mandiri belum mampu menghasilkan sumber dana yang besar yang berasal dari masyarakat serta masyarakat belum paham atas konsep bagi hasil yang di terapkan pada perbankan syariah. Namun dengan melihat nilai rata-rata DPK bisa dikatakan bahwa DPK Bank Syariah Mandiri cukup baik karena selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan perkembangan Laba Bersih dari tahun 2001 sampai dengan 2010. Dilihat dari nilai maksimum Laba Bersih yang diperoleh oleh Bank Syariah Mandiri ditahun kenaikan sebesar 48% pertahun
yang
dikarenakan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba cukup baik, bisa dikatakan bahwa Laba Bersih Bank Syariah Mandiri baik karena penurunan laba bersih yang terjadi tidak lebih dari 50% sementara kenaikan laba bersih bisa mencapai diatas 500%.
73
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS 19.0 maka yang digambarkan hasil data normalitas tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
74
Dilihat dari penyebaran titik pada normal probability plot bahwa dapat disimpulkan bahwa data-datanya menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka data tersebut memenuhi model regresi asumsi normal Selain uji grafik, uji statistik dapat digunakan untuk menguji normal residual yaitu dengan uji statistik nonparametrik KolmogorovSmirnov (K-S). Tabel 4.6
75 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
10
Normal Parameters
a,,b
Mean
-.0000145
Std. Deviation Most Extreme Differences
7.60178416E10
Absolute
.186
Positive
.141
Negative
-.186
Kolmogorov-Smirnov Z
.587
Asymp. Sig. (2-tailed)
.881
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test, diperoleh informasi bahwa nilai Asymp.Sig 0,881 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan
ke
pengamatan
lain
tetap
maka
homoskedastistitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
disebut
76
Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas
Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Tabel 4.8 Uji Glejser Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) X_DPK
Std. Error
4.592E10
1.771E10
1686207.298
1351091.071
a. Dependent Variable: ABRESID
Coefficients Beta
t
.404
Sig. 2.593
.072
1.248
.247
77
Dari tabel diatas, diperoleh informasi bahwa nilai Sig > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terjadi terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada t-1. Regresi adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Bila dilhat pada statistic Durbin – Watson untuk taraf kepercayaan 99% maka didapat hasil autokorelasi sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokelasi b
Model Summary
Model
R
1
.867
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.752
.721
Durbin-Watson
8.063E10
a. Predictors: (Constant), X_DPK b. Dependent Variable: Y_LABABERSIH
Dari hasil perhitungan didapat nilai Uji Dw = 1,139, sedangkan dengan melihat tabel nilai dU = 1,676, sehingga: DU= 1,001 4-DU= 2,999 Kriteria untu tidak terjadinya Autokorelasi adalah DU s.d. 4 –DU. Dengan demikian DU < DW < 4-DU = 1,001 < 1,139< 2,999 ” Tidak Ada Autokorelasi”.
1.139
78
3.
Analisis Regresi a. Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi digunakan untuk mengukur pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen antara Dana Pihak Ketiga/DPK (X1) terhadap Laba Bersih (Y). Secara umum regresi sederhana dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
Persamaan Regresi Sederhana dengan menggunakan SPSS versi 19.0, maka didapat hasil untuk mengetahui bentuk hubungan antara DPK terhadap Laba Bersih sebagai berikut :
Table 4.10 Perhitungan Regresi Linier Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) X_DPK
Std. Error
-7.540E10
3.919E10
1.471E7
2989332.999
a. Dependent Variable: Y_LABABERSIH
Maka, di peroleh :
Y = -75.400.000.000 + 14.710.000
Coefficients Beta
t
.867
Sig.
-1.924
.091
4.920
.001
79
Keterangan : •
Jika DPK = 0, besarnya Laba Bersih sebesar Rp. – 75.400.000.000.
•
Jika DPK naik Rp. 1, Laba Bersih akan naik sebesar Rp. 75.400.000.000dan se baliknya jika DPK turun Rp. 1, Laba Bersih akan turun sebesar Rp. 75.400.000.000.
Perhitungan nilai Y = -75.400.000.000 + 14.710.000 Jika nilai
= 0, maka:
Y = -75.400.000.000 + 14.710.000 (0) Y = -75.400.000.000 Jika nilai
= 100, maka:
Y = -75.400.000.000 + 14.710.000 (20.000.000) Y = -75.400.000.000 + 29.420.000.000.000.000 Y= 294.124.600.000.000 Jika nilai
= 200, maka:
Y = -75.400.000.000 + 14.710.000 (30.000.000) Y = -75.400.000.000 + 441.300.000.000.000 Y= 441.224.600.000.000 Grafik hasil dari dari perhitungan diatas, dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.11 Persamaan Regresi Parsial DPK terhadap Laba bersih
80
E. Pengujian Hipotesis Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen pada masing-masing koefisien regresi secara parsial digunakan uji t. Pengujian melalui uji t adalah membandingkan thitung dengan ttabel pada derajat signifikan 95% (α = 0,05). Berdasarkan data mengenai nilai Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Laba Bersih pada Bank Syariah Mandiri tahun 2001-2010 yang dianalisis dengan menggunakan program SPSS 19.0:
Tabel 4.12 Uji-t Coefficients
a
81
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) X_DPK
Std. Error
-7.540E10
3.919E10
1.471E7
2989332.999
Coefficients Beta
t
.867
Sig.
-1.924
.091
4.920
.001
a. Dependent Variable: Y_LABABERSIH
Berdasarkan tabel coefficients diatas diperoleh hasil thitung sebesar 4,920 sedangkan ttabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = n-k-1 = 10 – 1 – 1 = 8 adalah sebesar 2,776. Dalam hal ini thitung (4,920) > ttabel (2,306), maka menerima hipotesis (Ha1) artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih. Selain itu dari tabel di atas, dapat dilihat besar probability value yaitu 0,001 yang berarti angka ini lebih kecil dari tingkat signifikansi (0,001 < 0,05), berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa Strategi pengembangan dana pihak ketiga terdapat pengaruh signifikan terhadap peningkatan Laba Besih.
F. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pegaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dimana dinyatakan dengan persentase dari variabel variabel dependen terhadap variasi variabel variabel independen dan untuk member interpretasi terhadap kuatnya hubungan koefisien korelasi hal ini dapat dilihat dari model summary yang dihasilkan dengan menggunakan software SPSS versi 19.
82
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Model Summary
Model
R
1
R Square
.867
a
.752
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .721
8.063E10
a. Predictors: (Constant), X_DPK
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa R2 pada tabel Model Summary yaitu sebesar 0,752 sehingga dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh dana pihak ketiga terhadap laba bersih sebesar 0,752 atau 75,2%. Pengaruh yang terjadi positif atau searah artinya bila dana pihak ketiga mengalami kenaikkan maka laba bersih akan mengalami kenaikan. Begitu pula sebaliknya apabila dana pihak ketiga mengalami penurunan maka laba bersih akan mengalami penurunan.
G. Pembahasan Berdasarkan
Hasil
penelitian
yang
menguji
pengaruh
Strategi
pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih Bank Syariah Mandiri pada periode 2001-2010 di atas, maka ada beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih memiliki pengaruh yang positif atau searah artinya bila dana pihak ketiga mengalami kenaikkan maka Laba Besih akan mengalami kenaikan.
83
Begitu pula sebaliknya apabila dana pihak ketiga mengalami penurunan maka Laba Besih akan mengalami penurunan. Pengaruh Strategi pengembangan dana pihak ketiga yang siginifikan terhadap peningkatan Laba Besih Bank Syariah Mandiri pada periode 20012010 yaitu sebesar 75,2%. Hal ini berarti bahwa besarnya pengaruh Strategi pengembangan dana pihak ketiga yang siginifikan terhadap peningkatan Laba Besih sebesar 75,2%.
84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan serta uraian-uraian sebelumnya mengenai strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri pada periode 2001-2010. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri yaitu Menghimpun dana pihak ketiga dan meningkatkan porsi dana consumer serta porsi low cost fund dan mengembangkan pembiayaan dengan hati-hati terutama lebih fokus pada pembiayaan usaha mikro dan menengah (UMKM). Peningkatan DPK akan memperbesar peluang untuk dapat meningkatkan penyaluran pembiayaannya,
peningkatan
pembiayaan
dan
disebabkan
karena
beragamnya produk-produk yang dimiliki perbankan syariah, tingkat bagi hasil dan pelayanan yang relatife baik. dengan ini akan meningkatkan jumlah laba yang akan diperoleh pada bank. Strategi yang diterapkan pada PT. Bank Syariah Mandiri sudah tepat dikarenakan peningkatan laba bersih yang cukup signifikan sebesar 78,48 % kenaikan rata-rata pertahunnya. 2. Faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi pengembangan dana pihak ketiga yaitu, strategi penentuan lokasi sebab dengan penentuan lokasi yang
85
tepat maka target pencapaian bank akan dapat diraih, strategi produk bank dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, akan lebih meningkatkan layanan melalui inovasi produk dan layanan baru. strategi promosi sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah dan strategi price (porsi bagi hasil) tingkat bagi hasil yang ditawarkan juga merupakan hal untuk menarik calon nasabah baru atau pun nasabah yang sudah ada, selama ini juga Bank Syariah Mandiri sangat competitive dalam porsi bagi hasil yang diberikan. Data print out SPSS yang sudah diolah menunjukan bahwa kajian ini memiliki hasil koefisien determinasinya (r2/R Square) atau koefisien penentunya sebesar 0,752 atau 75,2%. Pengaruh yang terjadi positif atau searah artinya bila dana pihak ketiga mengalami kenaikkan maka laba bersih akan mengalami kenaikan Berdasarkan tabel coefficients 4.8 diperoleh hasil thitung sebesar 4,920 sedangkan ttabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = n-k-1 = 10 – 1 – 1 = 8 adalah sebesar 2,776. Dalam hal ini
thitung (4,920) > ttabel (2,306), maka
menerima hipotesis (Ha1) artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih. Selain itu dari tabel tersebut, dapat dilihat besar probability value yaitu 0,001 yang berarti angka ini lebih kecil dari tingkat signifikansi (0,001 < 0,05), berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa Strategi pengembangan dana pihak ketiga terdapat pengaruh signifikan terhadap peningkatan Laba Besih.
86
A. Saran Berdasarkan uraian analisis dan pembahasan sebelumnya, maka saransaran yang dapat diajukan agar bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan adalah sebagai berikut: 1. Bagi manajemen perusahaan, sebaiknya meningkatkan sosialisasi dengan segera merubah paradigma bahwa bank syariah adalah ekslusif milik dan untuk orang Islam. Bank Syariah Mandiri seharusnya juga lebih mempertimbangkan akad yang dilakukan khususnya dengan orang yang beragama non muslim. Karena dalam hal ini banyak pihak yang merasa kesulitan untuk melakukan akad yang harus dilakukan. Bank Syariah Mandiri juga harus mempertimbangkan adanya permasalahan seperti perbedaan dalam penafsiran konsep bagi hasil, peningkatan SDM internal, inovasi produk dan layanan yang maksimal. Dengan begitu maka sumber dana bank yang berasal dari masyarakat (DPK) dapat terus meningkat setiap tahunnya. Karena haril penelitian ini menunjukan bahwa Laba Besih akan meningkat apabila dana pihak ketiga meningkat. 2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan Strategi pengembangan dana pihak ketiga terhadap peningkatan Laba Besih dengan menambah faktorfaktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan Laba Besih ataupun dapat meneliti dengan topik yang sama tetapi dengan menggunakan industri yang berbeda serta menggunakan sampel yang lebih banyak lagi sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih akurat tentang peningkatan Laba Besih.
87
DAFTAR PUSTAKA
Amin Riawan, A. Menata perbankan Syariah Di Indonesia, Cet 1(Jakarta. UIN Press,2009) Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin (2003). Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol. 7 No. 4, 2003. Antonio, M. S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press. Jakarta.
Arifin Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Cet 4 (Jakarta : Pustaka Alvabet, 2006) Fred R. David. Manajemen Strategis : Konsep-Konsep. Jakarta: Indeks. 2004. Ed.9 Ghozali, Imam. 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harahap, S. S., Wiroso, dan Yusuf, M. 2005. Akuntansi Perbankan Syariah. LPFE-Usakti. Jakarta. http://www.bi.go.id http://www.syariahmandiri.co.id/ Husein Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Cetakan ke6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Indra Bastian, Suhardjono. Akuntansi Perbankan, Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat.2006)
88
James C. Craig dan Robert M. Grant, Strategic Management, Jakarta. Alex Media Computindo, 2002. Kasmir. 2004. Dasar-dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Maharani Ika Lestari dan Toto Sugiharto (2007). Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Proceeding PESAT Auditorium Kampus Gunadarma 2007. (Jakarta: Universitas Gunadarma) Nazir, M., Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2009 Santoso, Singgih. 2001, Statistik Diskriptif Konsep dan Aplikasi Dengan Microsoft Exel dan SPSS, Edisi satu, Penerbit ANDI, Yogyakarta.Siegel Joel G. dan Joek Shim (1994). Kamus Istilah Akuntansi. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo). Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis.Jakarta:Alfabeta ________, 2008, Metode Penelitian Bisnis. Bandung:IKAPI. Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 1. Jakarta:Erlangga Teguh Pudjo Muljon,. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, (Jakarta: Djambatan, 1995), h.4 Undang-undang perbankan Nomor 1998 pasal 1 Widayati dan Amirullah. 2002, Metode Penelitian. Bandung : IKAPI. Yayu, A. 2006. Analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba Bank Umum Syariah Di Indonesia [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.