Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
STRATEGI PENGELOLAAN DAN PENATAAN PRASARANA AIR LIMBAH DOMESTIK PERMUKIMAN KOTA NGAWI Mohammad Sadli, Bieby Voijant Tangahu, Atiek Moesriati Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Email : :
[email protected] ABSTRAK Secara umum pengolahan air limbah domestik di Kota Ngawi saat ini dapat digolongkan sistem setempat, air limbah yang dihasilkan oleh permukiman warga khususnya air limbah tinja diolah melalui tangki septik 54 % dan tanpa tangki septik 46 %, Sedangkan untuk air limbah yang berasal dari aktifitas mandi, cuci langsung dibuang ke saluran drainase atau langsung pada badan air penerima (sungai). Kondisi ini menyebabkan kesehatan lingkungan perkotaan menjadi buruk yang diindikasikan dengan tingginya Coliform ( lebih dari 1600 MPN/100) pada sumur-sumur masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengelolaan dan penataan prasarana air limbah domestik di Kota Ngawi. Evaluasi terhadap kondisi pengelolaan air limbah domestik saat ini dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang bersifat penggalian data awal untuk menyusun strategi dan dipergunakan untuk menganalisis situasi dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, dengan pendekatan pada beberapa aspek yaitu aspek teknis, aspek peran serta masyarakat dan aspek kelembagaan untuk menyusun alternatif strategi dan program pengelolaan air limbah domestik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pengolahan air limbah domestik yang paling sesuai dilakukan dengan membuat IPAL komunal Reaktor Sekat Anaerobik (Anaerobic Baffled Reactor) dengan pipa penyaluran kecil, dan penempatan bangunan pengolah dibagi atas blok-blok (area) pelayanan skala RT/RW. Diperlukan penguatan kelembagaan lokal masyarakat untuk berperan serta pada pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat dengan melibatkan peranserta masyarakat dari tahap perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan. Pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Ngawi sebaiknya dilakukan oleh unit pelaksana teknis (UPT) yang secara khusus menangani masalah air limbah domestik agar lebih efektif dan efisien yang terfokus pada penanganan air limbah domestik dalam rangka peningkatan pencapaian target pelayanan. Kata kunci: air limbah domestik, reaktor sekat anaerobik, kesehatan lingkungan, pengelolaan berbasis masyarakat..
PENDAHULUAN Pertambahan penduduk yang pesat sudah tentu akan meningkatkan penggunaan sumber daya air, pemukiman berkembang dengan segala implikasinya. Sumber daya air yang terbatas masih diperparah dengan pencemaran akibat masalah air limbah yang tidak dikelola secara baik dan benar, sehingga air yang layak sebagai bahan baku air minum juga menjadi semakin terbatas. Sistem pengelolaan air limbah di Kota Ngawi saat ini secara umum dapat digolongkan sistem setempat, air limbah yang dihasilkan oleh permukiman warga
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
khusunya air limbah tinja ditampung atau diolah melalui tangki septik/cubluk. Sedangkan untuk air limbah yang berasal dari aktifitas mandi, cuci langsung dibuang ke saluran drainase atau langsung pada badan air penerima (sungai). Hasil analisa kualitas air tanah dangkal menunjukan bahwa air tanah dangkal/air sumur penduduk telah tercemar limbah domestik baik dari limbah grey water (cuci, dapur, mandi) maupun Black Water (tinja) dengan ditunjukan tingginya Coly form dan coly tinja lebih dari 1600 MPN per 100 ml melebihi Baku Mutu Lingkungan (BML) berdasarkan SK. Menkes No. 416 Tahun 1990. Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah Mengkaji sistem pengelolaan air limbah domestik yang ada pada permukiman kecamatan Ngawi dari aspek teknis, peran serta masyarakat dan kelembagaan. Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini bagi masyarakat, pengelola kota dan sektor publik ataupun swata adalah memberikan alternatif strategi dan program pengelolaan air limbah domestik untuk pemecahan permasalahan yang ada saat ini pada operasional pengelolaan air limbah domestik domestik di Kota Ngawi. METODOLOGI KAJIAN PUSTAKA
PENGUMPULAN DATA
Data Primer Survey kondisi eksisting prasarana air limbah domestic meliputi : - Wawancara kepada masyarakat - Kuesioner pada Masyarakat
Aspek Teknis Sistem pengolahan air limbah domestik Sistem penyaluran dan pengumpulan ALD
Aspek Kelembagaan Pembentukan UPT Pengelolaan ALD
Aspek Peranserta Bentuk Peran serta Kesediaan masyarakat
-
Data Sekunder Data Monografi Peta Topografi Tata Guna Lahan, RUTRK SNI, NSPM Peraturan Pemerintah
Analisis dan Pembahasan
Evaluasi : Peran Masyarakat Kebijakan Pembangunan
STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-13-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
PEMBAHASAN Kondisi eksisting Wilayah permukiman Kota Ngawi terletak di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Ngawi, Kecamatan Geneng dan Kecamatan Pitu, dimana wilayah kota terbesar berada di wilayah Kecamatan Ngawi. Permukiman kota ditinjau dari distribusi penduduk tidak merata, pengelompokan penduduk tampak terjadi disepanjang jaringan jalan utama. Hal ini terjadi karena hampir semua fasilitas pelayanan kebutuhan penduduk berada di kawasan sepanjang jalan utama. Penggunaan air bersih bagi penduduk Kecamatan Ngawi saat ini diperoleh dari PDAM dan sumur gali/pompa, berdasarkan hasil survei terhadap responden dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk memasak, mandi, cuci dan wc adalah bersumber dari Sumur rumah sebesar 57%, air PDAM sebesar 43%. Hampir semua rumah tangga selain berlangganan PDAM juga memiliki sumur gali atau sumur pompa, hal ini disebabkan pelayanan PDAM masih kurang baik terutama pada kwantitas dan tidak lancarnya air sampai dipelanggan. Berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologi sampel air Dinas Kesehatan UPT Laboratorium Kesehatan Kabupaten Ngawi yang di ambil dari sumur gali masyarakat sebagian besar telah tercemar bakteri patogen coliform dengan kandungan 1.600 MPN/100 ml. Sebagian masyarakat belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kesehatan lingkungan permukiman yang baik, sehingga mereka lebih memilih membuang air limbah secara praktis, mudah dan tanpa harus menyediakan tempat pembuangan dan pengumpulan air limbah yang baik. Hasil survei responden air buangan dari kegiatan mandi/WC sebagian besar di buang langsung ke saluran 83 %, dibuang ke halaman 16 % dan ke sumur resapan 1 % Sedangkan hasil air buangan dari kegiatan mencuci dan memasak pada kawasan permukiman sebanyak 85 % dibuang ke saluran, 14 % dibuang ke halaman dan 1 % dibuang ke sumur resapan. Untuk buangan tinja sebagian besar sudah di buang ke tangki septik 54%, ke saluran/got 34% dan 12% dibuang ke sungai Aspek Teknik Dari beberapa teknologi pengolahan air limbah yang dapat diterapkan pada kawasan penelitian adalah sistim yang mempunyai kelebihan antara lain ; Teknologi sederhana yang bisa dimengerti oleh semua orang ; tidak memerlukan lahan yang luas ; biaya pembangunan yang murah ; masa Pakai yang lama tanpa Operasional yang rumit. Tiga teknologi yang dipilih yaitu pembangunan MCK komunal dengan septiktank dengan resapan, septiktank dengan wetland sebagai resapan dan Anaerobic Baffled Reactor (ABR).Dari ketiga alternatif teknologi ini yang mendapat skor tertinggi adalah pemakaian MCK Komunal dengan Anaerobic Baffled Reactor (ABR). Proses yang terjadi pada pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan tangki septik yaitu dengan proses pengendapan, proses stabilisasi dengan cara anaerobik. Konstruksi tangki septik terdiri dari dua buah ruang, ruang pertama merupakan ruang pengendapan lumpur dan busa, pada ruang yang kedua merupakan ruang pengendapan bagi partikel yang tidak terendapkan pada ruang pertama. Efluen yang keluar dari tangki septik diolah lagi dengan menggunakan tangki yang dapat mengurangi kandungan bahan organik yang masih terkandung dalam efluen tersebut. Sistem yang digunakan untuk penurunan bahan organik yaitu Reaktor bafel anaerobik ini dibagi dalam 3 kompartemen, pada kompartemen I dan kompartemen II memiliki panjang yang sama, sedangkan kompartemen III panjangnya lebih panjang dari
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-13-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
kompartemen I dan II. Hal ini untuk menghindari agar pada saat air keluar dari reaktor tidak terjadi golakan (turbulensi) akibat sistem bafel yang ada. Karakteristik air limbah dari tangki septik efisiensinya 50 – 70% untuk parameter SS dan 25 – 40% untuk BOD (De Kruijff G.J.W, 1987), sehingga konsentrasi BOD, COD, dan TSS yang keluar dari tangki septik dapat diperkirakan sebagai berikut : Pada influen tangki septik : TSS = 220 mg/L, dengan efisiensi sebesar 50 % (Desiminasi dan Sosialisasi NSPM, 2007) pada tangki septik akan menjadi : 50% x 220 mg/L = 110 mg/L dan masuk ke bangunan pengolah ABR dengan efisiensi sebesar 70%, maka kadar TSS pada effluennya akan menjadi : 30% x 110 mg/L = 33,00 mg/L. Menurut standar baku mutu limbah domestik Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003, kadar maksimum SS adalah sebesar 100 mg/L lebih besar dari buangan yang dihasilkan oleh effluen bangunan pengolah, sedangkan untuk kadar BOD, pada effluen IPAL komunal sebesar : 220 x 70% x 30% = 46,20 mg/L lebih kecil dari baku mutu yang disyaratkan 100 mg/L. Dengan demikian apabila air limbah yang dihasilkan oleh warga telah melalui proses pengolahan sesuai dengan sistem yang diusulkan diatas dapat dibuang ke badan air. Aspek Peran Serta Masyarakat Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan air limbah masih harus didukung dengan sosialisasi tentang arti penting dan bahaya air limbah. Strategi pengelolaan air limbah berbasis masyarakat dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Tahap sosialisasi, program ini disampaikan dalam forum-forum warga masyarakat, seperti dalam rapat RT/RW, pendekatan langsung ke masyarakat lain, majelis taklim, dll. ; tahap awal pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah domestik berbasis masyarakat dilakukan melalui beberapa tahap pertemuan rembug warga, untuk menentukan perumusan kebutuhan, perumusan program, perumusan sumber dana dan pembentukan panitia pembangunan ; Tahap pembangunan dilaksanakan secara berdampingan dengan pihak donor baik dari lembaga pemerintah maupun swasta bahkan dari masyarakat itu sendiri. Dalam tahap pembangunan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain mobilisasi sumber daya yang ada, program pelaksanaan pembangunan dan pengembangan dan rencana pelibatan stakeholder terkait ; Tahap pengembangan dengan melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap Pelaksanaan yang dikelola dalam struktur organisasi RT/RW. Pola partisipasi masyarakat pengelolaan air limbah dengan pendekatan partisipasi pada proses : perencanaan pada tahap ini partisipasi masyarakat berupa turut serta dalam pemetaan air limbah (jalur pipa), pada tahap penyiapan program melibatkan RT dan RW, pada tahap konstruksi masyarakat sendiri turut berperan membangun sarana dan membiayai pembangunan, pada tahap operasi pemeliharaan yang berperan adalah lembaga paguyuban atau lembaga masyarakat lainnya. Media partisipasi melalui institusi formal lewat RT, dan melalui LSM serta perguruan tinggi. Partisipasi masyarakat sebagai konsumen dalam pengoperasian dan pemeliharaan, setiap masyarakat membantu menjaga keberadaan fasilitas disamping melaksanakan penggelontoran setiap satu minggu sekali disamping membayar iuran perawatan setiap bulan. Aspek Kelembagaan Perhatian pemerintah daerah yang bertanggung jawab masih kurang optimal dan konsekuensinya pengembangan fasilitas air limbah domestik menjadi sangat lambat. Masalah-masalah yang telah diidentifikasi sebagai penyebab adalah tidak adanya
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-13-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
institusi yang khusus mengelola air limbah domestic, tidak adanya rencana penatalaksanaan air limbah domestik dan strategi di pemerintah daerah dan peraturan pemerintah daerah yang tidak memadai untuk mendorong penatalaksanaan air limbah domestik Berdasarkan hasil analisa SWOT diperoleh pada kuadran III, yakni Strategi Turn - Around. Analisis strategi lebih difokuskan pada upaya meminimalkan masalahmasalah internal dinas / instansi dan memaksimalkan pemanfaatan peluang yang ada di masyarakat dengan lebih baik. Strategi dan program yang dapat dikembangkan dinas / instansi teknis terkait, melalui program jangka pendek, program jangka menengah dan program jangka panjang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Matriks Strategi Dan Rencana Tindak Pengelolaan Air Limbah Domestik Stategi
Rencana Tindak dan Implementasi Strategi
Indikator Keberhasilan
Program Jangka Pendek dan Implementasi Strategi (2007-2009) 1. Peningkatan - Program pembentukan UPT PAL - Terbentuknya UPT manajemen sebagai pengelola air limbah Pengelolaan Air Limbah pembangunan air domestik. Domestik. limbah domestik 2. Pengendalian - Program peningkatan kapasitas - Terbangunnya tangki pencemaran air limbah pengolahan melalui pembangunan septik komunal unit domestik terhadap unit Reaktor Sekat Anaerobik reaktor sekat anaerobik lingkungan untuk (Anaerobic Baffled Reactor / (ABR) dengan jaringan mencapai Standar ABR) dan Jaringan Pipa small pipa kecil/small bored Pelayanan Minimal. bored sewer/SBS di lingkungan sewer (SBS) permukiman skala RT/RW. 3. Meningkatkan - Program Sosialisasi dan promosi - Masyarakat tidak lagi kesadaran masyarakat dalam pendidikan tentang membuang air limbah terhadap perlunya pelestarian lingkungan dalam domestik secara langsung hidup sehat dan meningkatkan kesadaran ke lingkungan bersih. masyarakat. Program Jangka Menengah dan Implementasi Strategi (2010-2014) 4. pengembangan - Peningkatan kapasitas pengolahan pelayanan sistem air melalui pembangunan IPAL limbah domestik Komunal dengan reaktor sekat secara bertahap anaerob dan perpipaan small bore berdasarkan tanggap sewer pada kawasan lainnya. kebutuhan (demand - Pembangunan prasarana dan responsive) sarana air limbah domestik untuk masyarakat berpenghasilan rendah melalui pembuatan MCK umum dengan tangki septik komunal. - Program optimalisasi dan rehabilitasi instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) kapasitas 150 m3/hari dan pengadaan 2 unit truk penyedot tinja.
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-13-5
- Terbangunnya tangki septik komunal unit reaktor sekat anaerobik (ABR) dengan jaringan pipa kecil/small bored sewer (SBS). - Terbangunnya MCK umum dan Tangki septik komunal. - Terbangunnya instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) - Pengadaan truk penyedot tinja.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008 Rencana Tindak dan Indikator Keberhasilan Implementasi Strategi Meningkatkan cakupan - Pembinaan dan bimbingan - Menurunnya angka pelayanan air limbah teknis dalam peningkatan kesakitan terutama untuk yang dikelola secara kinerja prasarana air limbah. penyakit berbasis langsung oleh lingkungan. masyarakat Meningkatkan - Pembangunan prasarana dan - Penyelenggaraaan partisipasi masyarakat sarana air limbah domestik pengelolaan air limbah dalam pembangunan berbasis masyarakat berbasis masyarakat dalam dan pengelolaan air - Desiminasi dan sosialisasi pembangunan, limbah domestik. pemeliharaan dan NSPM bidang air limbah . - Bantuan teknis pembangunan operasional prasarana dan sarana. air limbah berbasis masyarakat. Peningkatan - Peningkatan kapasitas - Mempunyai kelembagaan pengelolaan air limbah kelembagaan dan sumber daya yang efisien dan memiliki melalui pelatihan dan manusia SDM yang baik dan pendidikan SDM. - Peningkatan pengawasan - Peningkatan penggunaan kualitas air limbah permukiman jamban keluarga yang dilengkapi tangki septik dari 5.086 KK menjadi minimal 7.253 KK dari 9.419 KK Meningkatkan - Peningkatan koordinasi dengan - Meningkatnya sinergi dan koordinasi dan kerja sektor lain koordinasi antar sektor sama antar kegiatan dan dalam menunjang antar wilayah dalam pengelolaan air limbah pembangunan air domestik. limbah. Program Jangka Panjang dan Implementasi Strategi (2015-2022) Lanjutan strategi dari - Pengelolaan sarana air limbah - Kualitas buangan air program jangka pendek yang telah dibangun yang limbah minimal sama meliputi kegiatan O & P serta dengan baku mutu air pengembanganya. limbah domestik untuk - Peningkatan peranserta swasta masing-masing parameter dalam pembangunan (PP No. 82 tahun 2001 & infrastruktur air limbah Kep.Men. LH No. 112 tahun 2003. domestik. - Monitoring pengelolaan air limbah domestik, serta kualitas dan kuantitas badan-badan air yang ada di perkotaan. Stategi
5.
6.
7.
8.
KESIMPULAN Hasil pembahasan strategi pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Ngawi wilayah perkotaan dapat ditarik beberapa kesimpulan terkait aspek teknis, aspek kelembagaan dan aspek peranserta masyarakat adalah sebagai berikut : Aspek teknis Strategi Pengendalian pencemaran air limbah domestik terhadap lingkungan untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal, strategi pengembangan pelayanan sistem
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-13-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
air limbah secara bertahap berdasarkan tanggap kebutuhan (demand responsive) dan strategi meningkatkan cakupan pelayanan air limbah yang dikelola secara langsung oleh masyarakat baik secara on-site maupun off-site Aspek kelembagaan Strategi meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar wilayah dalam pembangunan air limbah, satrategi Peningkatan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM dan satrategi peningkatan manajemen pembangunan air limbah domestik. Aspek peranserta masyarakat Strategi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya hidup sehat dan bersih, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestic, meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Ngawi dan menekan laju kerusakan (degradasi) lingkungan dan penerapan pola sanksi dan penghargaan (reward and punishment) bagi kelompok masyarakat berkemampuan ekonomi tinggi, sedangkan bagi kelompok masyarakat berkemampuan ekonomi rendah dilakukan subsidi silang (sharing cost) dalam penyediaan infrastruktur air limbah domestik. DAFTAR PUSTAKA Babar.W P. and stuckey,DC , (1999), The Use of the Anaerobic Baffled Reaktor (ABR) for wastewater Treatment : A. Review, wat 33. 1559-1578. Departemen PU, Dirjen Cipta Karya (2007), Diseminasi dan Sosialisasi NSPM Air Limbah, Surabaya. Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Ngawi (2006), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Ngawi, Ngawi. De. Kruijff,G. J. W. Jakarta.
(1987), Rencana Sistem Tangki septik, UNDP INS/84/005,
Langenhoff A.A.M Intrachandra N. and Stuckey D.C (2000). Treatment of Dilute Soluble and Coloidal Wastewater Using An Anaerobik Baffled Reaktor : Influence of Hydraulic Retention Time. Wat. Res. 34. 1307-1317. Mara, Duncan (1980), Sewage Treatment in Hot Climates, John Wiley and Sons Ltd, New Delhi. Metcalf dan Eddy., (1979), Waste Water Engineering-Treatment, Disposal and Reuse, McGraw-Hill, Inc Nachaiyasit S dan Stuckey D.C. (1997), The Effect of Shock Loads On The Performance of An Anaerobic Buffled Reactor (ABR) I. Step Changes in Feed Concentration at Constant Retention Time, Water Research Vol. 31. pp. 2737 – 2746
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-13-7