Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PESISIR KOTA BIMA Slamet Riadi1 dan Sarwoko Mangkoedihardjo2 Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 081-3534 03231, email: sla_bimanes @yahoo.com 2 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 081-3311188118, email:
[email protected]
1
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem pembuangan air limbah domestik di lingkungan permukiman pesisir Kota Bima. Dalam evaluasi ini digunakan metode penelitian deskriptif dan pengambilan data dengan metode stratified random sampling. Hasil survey untuk pembuangan blackwater, sebanyak 40% menggunakan Km/Wc pribadi, 13% menggunakan Km/Wc tetangga/bersama, 33% menggunakan MCK umum dan 14% belum terlayani. Untuk greywater, 60% dibuang ke sungai dan 40% dibuang ke saluran/got. Penyakit yang sering terjadi pada masyarakat antara lain diare sebanyak 47%, malaria sebanyak 40% dan demam berdarah sebanyak 13%. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dilakukan evaluasi terhadap sarana dan prasarana air limbah domestik bagi masyarakat yang tidak memiliki akses. Hasil dari evaluasi ini direncanakan pembangunan dan revitalisasi sarana dan prasarana pembuangan air limbah domestik, antara lain pembangunan 1 unit tangki septic komunal sebagai pilot projek, rehabilitasi 4 unit MCK umum dan pembangunan 9 unit MCK umum. Kata kunci: Air limbah domestik, sarana dan prasarana air limbah domestik, sistem pembuangan, permukiman pesisir, evaluasi.
PENDAHULUAN Sanitasi dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting, karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat dalam suatu permukiman. Kondisi sanitasi juga sangat mendukung kelestarian sumber daya air, terutama kondisi air tanah di daerah pesisir yang mudah terkontaminasi karena tingginya muka air tanah. Wilayah Kota Bima merupakan wilayah yang dekat dengan daerah pesisir. Kelurahan Tanjung sebagai daerah studi utama dalam penelitian ini terletak di bagian barat wilayah Kecamatan Rasanae Barat dengan jumlah penduduk sebesar 6.271 jiwa. Di wilayah permukiman pesisir sistem yang dipakai adalah sistem on site dengan jamban pribadi yang ada dirumah masing-masing, jamban bersama/tetangga, menggunakan MCK, yang kondisi fisik sebagian besar tidak layak. Bagi yang tidak memiliki sarana dan prasarana, masyarakat menggunakan jamban yang dipasang dipinggir sungai atau tambak, serta membuang secara langsung di badan air, seperti saluran drainase, sungai dan laut. Masalah ekonomi masyarakat juga menjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana ini. Seperti penyediaan air bersih, sebagian masyarakat pesisir belum terpenuhi, seperti fasilitas air bersih dari PDAM.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
TE LUK S ORI N EH E
PEMERINTAH KOTA BIMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
Soati
TE LUK S OAT I
Kolo
Toro Buntu
TE LUK B ON TO
Ke We ra
Bonto
TE LUK S ON GG ELA
Songgela
K ECAMATAN
ASAK O TA
Jatibaru TE LUK U I E
Lewijambu Ndanonae
Tolotongga Jatibaru Gindi
MELAYU PELABUHAN BIMA
Lewi Soncolela
Jatiwangi
Tanjung
TE LUK B IM A
Sarae
Busu
Ntobo Rabantala
Na'e PARUGA
Santi Rita
Wenggo
Tolodara
Manggonao
Penanae
PENATOI
K E CAMATAN RASANAE T I M U R
Nggarolo TE LUK A M AH AM I
Amahami
Penaraga Sadia
Soncotengge
Kabanta
Kendo
Rabangodu
Lawata
RAB A
Mande Wodumbolo
Toloweri
Sambinae Rabadompu Kuta Panggi
Rontu
K ECAMATAN RASANAE BARAT
Sori Lelamase
Nungga
Perumnas
Kumbe Oimbo
Dodu Dua Kodo Dua
Mada Oi Masa Niu
Dodu Dodu Satu
Ke Sape
Kodo Satu
UTARA
Oifo 'o Radendeu Nitu Satu
Nitu
Nitu Dua Wangge
PETA LOKASI KECAMATAN KOTA BIMA
S 0
DAERAH KECAMATAN RASANAE W I L A Y A TIMUR H ADMINISTRASI KOTA K ETER A N GA N :
KELURAHAN
Batas Kabupaten / Kota
PETA LOKASI STUDI UMUM
T
B
Lampe
KE C B EL O KA B. BI MA
1. KOLO
Batas Kecamatan
2. MELAYU
Batas Kelurahan / Desa
3. TANJUNG
Pusat Kota Bima
4. SARAE
Ibukota Kecamatan
5. PARUGA
Ibukota Kelurahan / Desa
6. NAE
Jalan Kabupaten
7. SANTI
Jalan Lokal Sungai
LUAS (km2)
PENDUDUK (jiwa)
9,25
38.328
KELURAHAN 14. PENARAGA
0
1
2
3
4
3,00
4.328
15. PENANAE
10 cm 3 km
BIMA
LUAS (km2) PENDUDUK (jiwa) 1,05
DAERAH KECAMATAN RABA 2,50
5
0,3 0,6 0,9 1,2 1,5
9,00
2.618 5.716
7.949
16. KENDO
17,60
1.061
5,68
3.868
17. NTOBO
17,50
2.985
13,00
10.17518
18. NUNGGA
15,92
3,00
3.371 11.017
3,32
10.012
21. RONTU
3,39
12.283
9. SADIA
1,60
7.761
22. RABADOMPU
4,25
8.123
8,00
2.205
23. RABANGODU
4,15
5.419
11. JATIBARU
36,00
26.010
17,60
2.116
12. JATIWANGI
15,05
2.575
6,10
1.071
1,34
6.610
3,00
10. SAMBINAE
13. PENATOI
7.255 2.205
19. DODU
2.835
4,00 7,00
8. MANGGONAO
DAERAH KECAMATAN MPUNDA
20 KUMBE
24. LAMPE 25. NITU
DAERAH KECAMATAN ASAKOTA
DAERAH KECAMATAN RASANAE BARAT PETA LOKASI STUDI FOKUS
Gambar 1. Peta lokasi penelitian Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima
Sebagian masyarakat menggunakan sumur gali, sumur pompa dangkal dan sedang, sebagian lagi dengan membeli menggunakan jerigen untuk kebutuhan memasak, sedangkan untuk mandi masyarakat menggunakan air sumur dangkal atau pompa dangkal yang disediakan pada sebagian MCK masyarakat yang masih berfungsi. Untuk saluran drainase dijadikan tempat membuang sampah dan sebagai tempat pembuangan limbah secara langsung, sehingga air sulit mengalir dan tersumbat oleh sampah, pada musim hujan air mudah meluap dan terkadang menyebabkan terjadinya genangan air.
Gambar 2. Kondisi pembuangan air limbah oleh masyarakat pada badan air, selokan / saluran dan tambak
Akibat dari hal tersebut, kondisi kesehatan masyarakat terganggu karena adanya pelanggaran terhadap baku mutu/pencemaran lingkungan, dimana munculnya beberapa penyakit yang dominan terjadi, seperti malaria, diare, disentri dan muntaber. Hal ini dapat dilihat dari data puskesmas bahwa beberapa penyakit tersebut merupakan penyakit yang terbanyak mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk jumlah kasus diare per kelurahan per tahun dari data puskesmas paruga di wilayah Kecamatan Rasanae Barat bahwa jumlah pasien masyarakat kelurahan Tanjung yang menderita penyakit tersebut adalah sebanyak 365 orang pada tahun 2008 dan 363 orang pada tahun 2009, mengalami penurunan jumlah pasien, tetapi tidak signifikan. Untuk penyakit malaria,
ISBN : 978-979-99735-9-7 D-4-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
jumlah pasien yang menderita penyakit tersebut adalah sebanyak 732 orang pada tahun 2008 dan 949 orang pada tahun 2009, mengalami peningkatan jumlah pasien yang cukup banyak. Permasalahan utama yang terjadi adalah sistem penyediaan sarana dan prasarana sanitasi khususnya sistem pembuangan air limbah domestik di lingkungan permukiman pesisir Kota Bima belum memadai, kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penanganan sistem pembuangan air limbah domestik belum tercipta dengan baik dan akibat sarana dan prasarana air limbah yang belum memadai, tingkat kesehatan masyarakat menjadi rendah karena adanya pelanggaran terhadap baku mutu/pencemaran lingkungan, dengan tujuan untuk mengevaluasi sistem penyediaan sarana dan prasarana sanitasi khususnya sistem pembuangan air limbah domestik di lingkungan permukiman pesisir Kota Bima, dikaitkan dengan tingkat kesehatan masyarakat. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif, yaitu menggali data-data awal dari kondisi eksisting dan permasalahan yang ada (data sekunder dan data primer) kemudian digunakan dalam menganalisa situasi dengan tujuan untuk membuat deskripsi, Gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta - fakta atau hubungan permasalahan yang diteliti dengan kondisi yang ideal. Sehingga keluaran yang diharapkan adalah mendapatkan suatu pola yang menggabungkan sasaran, kebijakan dan rangkaian tindakan utama menjadi satu kesatuan yang terpadu, sesuai dengan misi, sasaran serta kebijakan yang ada sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan. Penelitian yang akan dilakukan lebih bersifat pembenahan kearah yang lebih baik pada situasi dan standar yang ada. Metode sampling yang digunakan adalah dengan cara Stratified Random sampling, dengan jumlah minimal sampel atau responden ditentukan dengan rumus sebagai berikut: (Nasir M.,I999) Jika N = besar populasi n = besar sample Ni = besar subpopulasi stratum ke-i σi2 = variance subpopulasi straum i ni = besar subsample stratum i B = bound of error pada kepercayaan 95 persen L = banyaknya strata Dengan mengambil cara alokasi sample berimbang dengan besarnya strata maka besarnya sample adalah n=
N ∑N i .σi2 ---------------------------N2.D + ∑ Ni.σi2
Dimana : D = B2/4 jika mengadakan estimasi terhadap mean D = B2/4N2 jika mengadakan estimasi terhadap total Dari perhitungan jumlah sample pada wilayah studi tersebut diperoleh total jumlah sampel sebesar 144 responden dengan jumlah responden khusus Kelurahan Tanjung sebesar 15 sample.
ISBN : 978-979-99735-9-7 D-4-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
HASIL DAN DISKUSI Perhitungan Kebutuhan MCK Perhitungan jumlah pemakai Km/Wc jumlah penduduk Kelurahan Tanjung 2008 sebanyak 6271 jiwa dari hasil quesioner pada responden tempat buang tinja Km/Wc pribadi sebanyak 40% atau 2508,4 jiwa, Km/Wc bersama sebanyak 13% atau 815,23 jiwa, MCK umum sebanyak 33% 2069,4 jiwa dan 14% atau 877,94 jiwa belum terlayani.Perhitungan Penggunaan MCK riil lapangan dari data responden sebesar 2069,4 jiwa sisa yang belum tertangani sebesar 877,94 jiwa. Menurut SNI 03-2399-2002 beban pemakaian max 1 unit MCK adalah 200 orang. Dari responden sebanyak 2069 jiwa membutuhkan 10,34 dibulatkan menjadi 10 unit MCK. Data yang belum tertangani yaitu jumlah penduduk yang membuang ke pantai dan lain-lain(sungai/saluran,tambak) adalah 877,94 jiwa sehingga membutuhkan tambahan jumlah MCK sebanyak 4 unit. Total keseluruhan penduduk yang membutuhkan MCK adalah sebanyak 2947 jiwa maka jumlah kebutuhan mck adalah 15 unit. Untuk kondisi existing jumlah MCK di Kelurahan Tanjung sebanyak 10 unit, dengan rincian kondisi MCK yang rusak/tidak terpakai lagi sebanyak 4 unit, MCK terpakai tetapi kondisi buruk sebanyak 4 unit dan 2 unit MCK dengan kondisi baik. Usulan untuk gambar rencana tata letak tangki septic komunal dan MCK Umum, dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini: EXISTING KONDISI BAIK RENCANA BANGUN BARU EXISTING RENCANA REHAB EXISTING TIDAK TERPAKAI/ RENCANA BANGUN BARU EXISTING TIDAK TERPAKAI DI BANGUN BARU DI LOKASI YANG LAIN
RENCANA LOKASI TANGKISEPTIC KOMUNAL
ReNCANA Lokasi Pengguna Tangkiseptic Komunal
Gambar 3. Kondisi existing dan usulan letak MCK dan Septictank Komunal
Sumber: Hasil Analisis 2009. Untuk mencapai jumlah kebutuhan masyarakat akan sarana MCK sebanyak 15 unit, maka perlu ditambah 4 unit baru untuk mengganti yang rusak dan 5 unit tambahan lagi agar mencapai target pemenuhan 15 unit MCK. Sehingga total pembangunan baru MCK sejumlah 9 Unit pada lokasi studi sesuai dengan jumlah penduduk yang belum mendapat akses sarana pembuangan air limbah. Aspek Teknis septictank Komunal Pengelolaan air limbah domestik pada kawasan studi dilakukan dengan membuat proyek percontohan (pilot project) pada kawasan yang cukup representatif dan mewakili kawasan-kawasan lain. Pada penelitian ini Kelurahan Tanjung menjadi proyek
ISBN : 978-979-99735-9-7 D-4-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
percontohan dan akan direplikasikan pada kelurahan lain. Dasar penentuan jumlah penduduk pengguna adalah jumlah responden yang setuju dengan dibangun tangki septic komunal. Perencanaan tangki septik komunal dilakukan dengan perhitungan data responden sangat setuju13,3%, atau 834,043 jiwa, responden setuju13,3% atau 834,043 jiwa dan responden tidak setuju 53,3% atau 3342,443 jiwa dari jumlah penduduk Kelurahan Tanjung tahun 2008 adalah 6271 Jiwa. Oleh karena itu dari jumlah responden yang sangat setuju dan setuju adalah sebesar 26,6% atau sebesar 1668 jiwa atau 334 KK, menjadi dasar dalam perencanaan septictank komunal. Rencana jumlah pemakai (P) = 1668 orang (334 KK) Waktu kuras (N) = 2 tahun Rata-rata volume lumpur l/org/tahun (S) = 40 l/org/th (IKK Sanitation Improvement Programme, 1987) Debit aliran air limbah/orang/hari (Q) = 130 l/org/hr Kebutuhan volume bak penampung lumpur dan busa: A = P x N x S → 1668 x 2 x 40 = 133,440 l = 133,4 m3 Kebutuhan volume bak penahanan cairan: B = P x Q x Th → Th = 1,5 – 0,3 log (P x Q) > 0,2 = 1,5 – 0,3 log (1668 x 130) > 0,2 = - 0,10 < 0,2 (pakai 0,2) B = 1668 x 130 x 0,2 B = 43.36 l = 43,36 m3. Volume tangki septik komunal : V = A + B = 113,4 + 43,36 = 176,7 m3 Dimensi tangki septik komunal : h = 2,5 m ; l = 4,5 m ; p = 16 m Aspek Teknis Reaktor Sekat Anaerobik (anaerobic baffled reactor/ABR) Pengurangan (reduksi) bahan organik pada sistem reaktor sekat anaerobik (anaerobic baffled reactor/ABR) terdiri atas 3 kompartemen atau lebih, pada kompartemen 1 dan kompartemen 2 memiliki panjang yang sama, sedangkan kompartemen 3 panjangnya lebih panjang dari kompartemen 1 dan 2. Hal ini dimaksudkan agar efluen dari reaktor tidak terjadi aliran gejolak (turbulensi) akibat sistem sekat yang ada, dan aliran tetap dalam keadaan tenang (laminer). Efisisiensi ABR diperlihatkan pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Efisiensi Reduksi Reaktor Sekat Anaerobik (ABR)
NO. 1 2 3
PARAMETER INFLUEN PARAMETER EFLUEN BOD 200 mg/l BOD 112 mg/l COD 350 mg/l COD 196 mg/l TSS 250 mg/l TSS 140 mg/l Td (waktu tinggal) = 6 jam Efisiensi reduksi = 80% Sumber: Tchobanoglous, 1991 Karakteristik air limbah dari tangki septik diasumsikan tereduksi 70%, setelah masuk pada unit ABR konsentrasi BOD,COD dan TSS yang keluar (tereduksi 80%)
ISBN : 978-979-99735-9-7 D-4-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Penurunan Beban Pencemar Pada pembahasan ini akan dianalisis kondisi kawasan studi Kelurahan Tanjung yang menjadi proyek percontohan dengan kualitas air limbah eksisting tanpa pengolahan dan mengalami pengolahan sebelum dibuang pada badan air selanjutnya. Berdasarkan hasil quesioner pada responden bahwa masyarakat dalam membuang air limbah mandi, cuci dan dapur (grey water) adalah 40% ke saluran/halaman dan 60% dibuang langsung kesungai/laut. untuk limbah tinja dan urin (black water) adalah 7% ke saluran dan 7% langsung kesungai/laut. a. Beban pencemar tanpa pengolahan Jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima adalah 6.271 jiwa (1.348 KK). Sesuai dengan data hasil quesioner Pada perhitungan ini bila masyarakat yang membuang tinja dan urin (black water) ke saluran atau langsung ke sungai/laut adalah 7% + 7% = 14 % KK atau 877,9 jiwa. Untuk menghitung beban pencemaran oleh tinja dan urin (black water) adalah: Dengan mengacu pada Tabel 1 maka: = 21 g/org/hr x 877,9 jiwa = 18435,9 g ≈ 18,436 kg BOD5/hr Jumlah masyarakat yang menggunakan tangki septik adalah: = 2069 jiwa Bila asumsi efisiensi reduksi dari tangki septik sebesar 70%, maka beban air limbah dari efluen tangki septik adalah: = 70% x 2069 x 21 g/org/hr = 30414,3 g ≈ 30, 4 kg/hr Besar beban BOD5 dari kegiatan mandi, cuci dan dapur (grey water) adalah: = 18 g/org/hr x 2069 jiwa = 37242 g ≈ 37,24 kg BOD5/hr Dengan demikian total beban BOD5 yang dihasilkan adalah: = 18,43 + 30,4 + 37,24 = 86,07 kg BOD5/hr atau 31,415,5 ton BOD5/th. b. Beban pencemar setelah adanya pengolahan Besar beban pencemar pada air limbah domestik tinja dan urin (black water) setelah mengalami proses penguraian pada tangki septik komunal adalah: = 30% x 30% x 21 g/org/hr x 1668 jiwa = 3152,5 g ≈ 3.152 kg BOD5/hr Beban BOD5 dari kegiatan mandi, cuci dan dapur (grey water) adalah: = 30% x 18 g/org/hr x 1668 jiwa = 9007 g ≈ 9,007 kg BOD5/hr Total beban BOD5 yang dihasilkan setelah mengalami proses pengolahan adalah: = 3,125 + 9,007 = 12,132 kg BOD5/hr atau 4,428 ton/th ≈ 4,43 ton/th Dari perhitungan diatas, maka total penurunan (reduksi) beban pencemar air limbah domestik (khususnya BOD5) dari Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima terhadap saluran dan badan air/tanah apabila dilakukan proses pengolahan dari tangki septik komunal dan anaerobic bafled reactor adalah: = 31,415 – 4,44 = 26,975 ton BOD5/th, atau = (31,415 – 4,44) / 31,415 x 100% = 85,8%.
ISBN : 978-979-99735-9-7 D-4-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
KESIMPULAN 1. Kondisi rill di lokasi studi, untuk tempat pembuangan blackwater sebanyak 40% dari jumlah penduduk Kelurahan Tanjung menggunakan Km/Wc pribadi, sebanyak 13% penduduk menggunakan Km/Wc tetangga (bersama), 33% penduduk menggunakan MCK Umum dan 14% penduduk yang membuang kotorannya di pantai, tambak dan sungai/saluran. Untuk tempat pembuangan greywater sebanyak 60% penduduk membuang ke sungai dan 40% penduduk membuang ke saluran/got. 2. Sumber pencemar pada saluran/sungai dan pantai adalah 60% dari sampah, 20% dari rumah tangga dan 20% dari pencucian ikan. Sampah merupakan pencemar utama untuk saluran dan sungai dilokasi studi karena kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan masih tinggi. 3. Penanganan sistem pembuangan air limbah domestik yang belum memadai di lingkungan permukiman pesisir Kelurahan Tanjung, direncanakan dengan Pembangunan dan revitalisasi sarana dan prasarana air limbah domestik, antara lain pembangunan 1 unit tangki septic komunal sebagai pilot projek dengan volume 176,7 m3, dimensi h = 2,5 m; l = 4,5 m; p = 16 m. Rehabilitasi 4 unit MCK umum dan pembangunan 9 unit MCK umum. 4. Dari hasil analisis total penurunan (reduksi) beban pencemar air limbah domestik (khususnya BOD5) dari Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima terhadap saluran dan badan air/tanah apabila dilakukan proses pengolahan dari tangki septik komunal dan anaerobic bafled reactor adalah 26,975 ton BOD5/th, atau 85,8%. DAFTAR PUSTAKA BAPPEDA Kota Bima (2005), Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima 2003-2013, BAPPEDA, Kota Bima. Badan Pusat Statistik Kota Bima tahun 2008 Kecamatan Rasanae Barat Dalam Angka 2008, BPS, Kota Bima Dinas Kesehatan Kota Bima, 2008/2009, Data surveilance Puskesmas Paruga Kementrian Lingkungan Hidup (1999), Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, Men. LH, Jakarta. Nasir Mohammad, I999, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta Tchobanoglous, G., (1991), Waste Water Engineering Collection and Pumping Waste Water, Mc.Graw-Hill Book Co, New York. SK SNI SNI: 03-2399-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan Mck Umum.
ISBN : 978-979-99735-9-7 D-4-7