45
STRATEGI PENGAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA (Studi Kasus Terhadap MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan) Moh. Hasan Basri (Dosen Prodi Penjaskesrek STKIP PGRI Sumenep) Abstrak Strategi pengajaran yang berpusat pada siswa dirancang untuk menyediakan sistem belajar yang fleksibel sesuai dengan kehidupan dan gaya belajar siswa. Pengajaran dapat dikembangkan secara luas dan dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan, dan dilengkapi dengan sumber belajar untuk mengatasi persoalan yang bersifat konvensional. Penelitian eksperimen ini menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif. Sampel yang diambil 11% dari 360 atau 40 siswa. Hasil tes dengan treatment untuk pre-test rata-ratanya 20,05 dengan nilai varians 5,84 sedangkan nilai standar deviasinya 2,41 serta nilai terendah 15 dan nilai tertinggi 26. Sedangkan hasil posttestrata-ratanyasebesar 22,55 dengan nilai varians adalah 9,48 sedangkan nilai standar deviasinya 3,07 serta nilai terendah 12 dan nilai tertinggi 30. Dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho di tolak karena nilai t hitung 3,35 > nilai ttabel 1,68. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes passing bawah bolavoli sebelum dan sesudah diberikan treatment. Penerapan strategi ini juga dapat meningkatkan prestasi belajar 12,46%. Kata Kunci: Strategi Pengajaran, Pengalaman, Passing Bawah, Bolavoli
Abstract Education Students-centered learning strategy is designed to provide a flexible learning system suited to students learning styles. Learning instruction can be developed and implemented at any level of education, equipped with learning sources to overcome the conventional problems. This is an experimental research with descriptive and qualitative approaches. The samples used in this research were 40 out of 360 students or equals to 11%. The result of the test after the treatment was 20.05 in averages with variant score 5.48 while the standard deviation score was 2.41. It was also shown that the lowest score in pre-test was 15 and the highest score was 26. The average of the post-test was 22.55 with the variant score 9.48 while the standard deviation score was 3.07. The lowest score was 12 and the highest was 30. It could be concluded that Ha was accepted but Ho was rejected because t value of calculation 3.35 > t value of table; 1.68. Therefore, there was a significant difference between the result of the test after and before the implementation of the strategy. The students’ learning outcome also increased as much as 12,46%. Key Words: Teaching strategy, experience, under hand pass, volley-ball
A. Pendahuluan Pengajaran yang efektif berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan, terarah berdasarkan perencanaan yang matang. Proses pengajaran itu dilandasi oleh prinsip-prinsip yang fundamental yang akan menentukan apakah pengajaran itu berlangsung secara wajar dan berhasil. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Hal
tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut pasal 3 UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tertera bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan Volume 7, Nomor 1, Desember 2014
46
STRATEGI PENGAJARAN PASSING BAWAH
tujuan pendidikan nasional. Selan-jutnya pasal 4 UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional nenyebutkan: “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Tujuan pendidikan nasional tersebut sangat erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan tidak hanya berperan sebagai informator saja, tetapi juga sebagai organisator, motivator, fasilitator, mediator dan evaluator. Ddalam mengajar diperlukan strategi dan pendekatan yang menarik serta memudahkan siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru secara maksimal sehingga dapat tersimpan dalam waktu yang relatif lama dalam ingatan siswa. Menurut Hamalik (2005: 210), keberhasilan kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah besarnya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Semakin aktif siswa dalam mengambil bagian dalam kegiatan belajar maka akan berhasil pula kegiatan pembelajaran tersebut. Belajar akan memberikan hasil yang baik apabila disertai dengan aktivitas siswa. Jika siswa kurang menanggapi materi yang diberikan oleh guru, siswa cenderung pasif, kurang melibatkan aktivitas gerak maupun tanggung jawab siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang berfikir kritis dalam memahami konsep-konsep pendidikan jasmani. Oleh karena itu, guru harus pandai memilih strategi pengajaran yang variatif, menarik, serta melibatkan aktivitas maupun tanggung jawab siswa. Salah satunya yaitu strategi pengajaran berpusat pada siswa, strategi pengajaran merupakan keseluruhan metode dan prosedur yang menitik beratkan Jurnal Pelopor Pendidikan
pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks strategi pengajaran tersusun hambatan-hambatan yang dihadapi, tujuan yang hendak dicapai, materi yang hendak dipelajari, pengalaman-pengalaman belajar, dan prosedur evaluasi. Pengajaran yang berpusat pada siswa adalah proses belajar mengajar berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Strategi pengajaran yang berpusat pada siswa dirancang untuk menyediakan sistem belajar yang fleksibel sesuai dengan kehidupan dan gaya belajar siswa. Lembaga pendidikan dan guru tidak berperan sebagai sentral melainkan hanya sebagai penunjang. Pengajaran dapat dikembangkan secara luas dan dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan, bahkan sering dilengkapi dengan sumber belajar untuk mengatasi hambatan-hambatan yang bersifat konvensional. Dengan strategi pengajaran berdasarkan pengalaman siswa diharapkan semua potensi siswa dapat berkembang sesuai dengan latar belakang usia dan latar belakang lainnya dari masing-masing individu siswa. Menurut pengamatan peneliti di MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan adalah hal yang menarik, yaitu ada beberapa siswa yang sangat menonjol pada olahraga bolavoli. Siswa tersebut sering mewakili MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan untuk pertandingan diluar sekolahannya. Tetapi hal ini bertolak berlakang dengan siswa di kelasnya, yang mana banyak siswa satu kelas mereka belum menguasai dalam pembelajaran bolavoli, sehingga dapat dikatakan perbedaannya sangat menonjol antara siswa yang biasa mengikuti pertandingan dengan siswa yang tidak pernah mengikuti pertandingan. Berdasarkan hal tersebut di atas itulah yang mendorong pelaksanaan penelitian ini. Sehingga peneliti mengambil judul “Penerapan Strategi Pengajaran Berdasarkan Pengalaman Siswa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Pada Siswa Kelas VIII MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan.
Moh. Hasan Basri
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan pendekatan diskriptif kuantitatif. Tujuan dari penelitian diskriptif kuantitatif adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut, dengan cara memberikan perlakuan tertentu kepada kelompok eksperimen (Arikunto, 1998: 117). Desain penelitian yang digunakan adalah Desain pre test-post-test satu kelompok. Disain ini menempuh tiga langkah, yakni: memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan (pre-test), memberikan perlakuan kepada subjek berupa pembelajaran dengan penerapan strategi pengajaran berdasarkan pengalaman pada pembelajaran passing bawah bolavoli, dan memberikan tes lagi untuk mengukur variabel terikat setelah diberikan perlakuan (post-test). Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan sebanyak 9 kelas, yang masing masing kelas terdiri dari 40 siswa, jadi jumlah populasi adalah 360 siswa. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 11% dari 360 siswa yaitu sebanyak satu kelas, yang terdiri dari 40 siswa jadi jumlah sampelnya adalah 40 siswa. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan sistem cluster random sampling. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini ialah dengan melakukan penilaian passing dengan menggunakan tes umpan dan passing dari French-Cooper, tahap-tahap tes passing yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Umpan dan Passing Dari French-Cooper (Yunus, 1992: 205)
Pelaksanaan: Petugas B. melambungkan bola melewati di atas jaring ke arah testi yang berdiri pada posisi A. Bola lambungan dari petugas yang dianggap buruk boleh tidak diambil testi dan tidak dihitung. Setiap testi melakukan 10 kali umpan dan passing. Bola passing menyentuh tali C dianggap syah. Skor : Jumlah nilai yang didapat dari 10 kali pelaksanaan sesuai dengan angka-angka tempat jatuhnya bola. Bola passing yang melewati ke seberang net dan masih masuk ke dalam lapangan mendapat nilai 2. Bola yang jatuh pada garis-garis batas sasaran. mendapat nilai yang tertinggi dari sasaran yang terdekat. B. Hakekat Strategi Pengajaran Berdasarkan Pengalaman Pengajaran berdasarkan pengalaman akan melengkapi pengetahuan antara siswa satu dengan siswa yang lain. Suatu alternatif pengalaman belajar menggunakan pendekatan kelas bukan hanya dengan cara mendengarkan pengarahan guru dengan metode ceramah di depan kelas. Strategi pengajaran berdasarkan pengalaman menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif dengan personalisasi. Rumusan pengertian tersebut menunjukkan bahwa pengajaran berdasarkan pengalaman memberi siswa seperangkat atau serangkaian situasi-situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru. Menurut Hamalik (2005: 212), cara ini mengarahkan para siswa ke dalam eksplorasi yang alami dan investigasi langsung ke dalam suatu situasi pemecahan atau daerah mata ajaran tertentu. Tujuan Volume 7, Nomor 1, Desember 2014
47
48
STRATEGI PENGAJARAN PASSING BAWAH
pendidikan yang mendasari strategi menurut Hamalik (2005: 212) adalah: 1. Untuk menambah rasa percaya diri dan kemampuan pelajar melalui partisipasi belajar aktif (berlawanan dengan partisipasi pasif), 2. Untuk menciptakan interaksi sosial yang positif guna memperbaiki hubungan sosial dalam kelas. Menurut John Dewey (dalam Hamalik, 2005: 213) prinsip belajar sambil berbuat (learning by doing). Prinsip ini berdasarkan asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan personal, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi pembelajaran atau hanya penjelasan konsep. Menurut Hamalik (2005: 214) menunjuk-kan bahwa kemampuan siswa dalam usaha memecahkan masalah, meningkat apabila guru menerapkan peranan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Menurut pendapat Hamalik (2005: 218) prosedur untuk mempersiapkan pembelajaran pengalaman belajar sambil berbuat bagi siswa adalah sebagai berikut: 1. Guru merumuskan secara seksama suatu rencana pengalaman belajar yang bersifat terbuka (open minded) mengenai hasil yang potensial atau memiliki seperangkat hasil-hasil alternatif tertentu. 2. Guru memberikan rangsangan dan motivasi pengenalan pada pengalaman. 3. Siswa dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok-kelompok kecil atau keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman. 4. Para siswa ditempatkan di dalam situasi-situasi nyata pemecahan masalah, bukan dalam situasi pengganti. Contoh, di dalam kelompok kecil siswa membuat miniatur kota dengan menggunakan potongan-potongan kayu, bukan menceritakan cara membangun suatu miniatur kota. Dalam Jurnal Pelopor Pendidikan
penelitian ini siswa yang menjadi model dalam kelas adalah 4 siswa. 5. Siswa aktif berpartisipasi di dalam pengalaman yang tersedia, membuat keputusan sendiri, dan menerima konsekuensi berdasarkan keputusan terse-but. 6. Keseluruhan kelas menyajikan pengalaman yang telah dipelajari sehubungan dengan mata ajaran tersebut untuk memperluas belajar dan pemahaman guru melaksanakan pertemuan yang membahas bermacam-macam pengalaman tersebut. Menurut Hamalik (2005: 219) pertemuan pembelajaran yang baik terdiri dari 4 bagian, yaitu review, analisis, distilasi, dan integrasi, yaitu: 1. Mekaji ulang terhadap peristiwa secara terperinci/mendetail. 2. Menganalisis aspek-aspek peristiwa. Guru harus membantu siswa mengidentifikasi masalah sentral atau isu yang berkaitan dengan peristiwa. 3. Mendistilasi prinsip-prinsip dan nilai premisis yang berkaitan dengan peristiwa. 4. Mengintegrasikan pengalaman baru ke dalam kerangka bela-jar siswa. Guru menghubungkan pengalaman baru itu dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Dengan cara melaksanakan pertemuan, pembahasan tersebut men-definisikan apa yang terjadi, dan pembagian temuan merupakan karakteristik yang membedakannya dengan strategi pembelajaran, yaitu belajar pengala-man. Belajar pengalaman terutama terpusat pada pemberian kepada siswa pengalaman belajar yang bersifat terbuka dan siswa membimbing diri sendiri. B. Hakekat Hasil Belajar Passing Bawah 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima
Moh. Hasan Basri
perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu (diakses dari: http:// duniabaca.com/pengertian-belajar-danhasil-belajar.html) Dalam proses belajar-mengajar, hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat dan terarah. Setiap proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Artinya, seberapa jauh hasil belajar dimiliki siswa, hasil belajar harus nampak dalam tujuannya, sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar. Menurut Sudjana (2002: 53) Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikatagorikan menjadi tiga bagian yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan atau keterampilan bertindak atau berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa yang mencakup ketiga aspek tersebut. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui plroses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut:
1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa. 2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. 3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainya. 4) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan dirinya terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya Menurut Sudjana (2001: 215) aspek yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian, sebagai berikut: a. Penilaian tidak hanya diarahkan pada pemeriksaan terhadap tujuantujuan yang tersembunyi, termasuk efek samping yang ditimbulkan b. Penilaian tidak dilakukan hanya melalui pengukuran prilaku siswa melainkan juga melalui pengkajian langsung terhadap aspek masuk dan proses pendidikan c. Penilaian tidak hanya tidak dimaksud-kan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan tercapai melainkan juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting untuk dicapai. d. Mengingat tujuan dan objek penilaian cukup luas, cara dan alat pun cukup beragam. 2. Pengertian Passing Bawah Bolavoli Dalam permaian bolavoli terdapat istilah passing bawah yaitu menerima bola dengan menggunakan kedua tangan lurus ke depan dan sikap tubuh agak jongkok. Volume 7, Nomor 1, Desember 2014
49
50
STRATEGI PENGAJARAN PASSING BAWAH
Sikap permulaan badan sedemikian rupa sehingga dalam keadaan seimbang labil, lengan dijulurkan ke depan bawah dan pada siku lengan tidak ditekuk (sudut antara lengan dan badan kira-kira 45°). “Badan agak dibungkukkan, kaki seperti hendak melangkah dengan posisi kaki selebar bahu, lutut ditekuk, kedua lengan bawah dirapatkan sampai siku, sementara jari-jari tangan yang satu memegang jarijari yang lainnya” (Sarumpaet, 1992: 91). a. Teknik melakukan passing bawah bolavoli 1. Sikap awal Kedua lutut ditekuk dengan badan sedikit dibengkokkan ke depan, berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan keseimbangan labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat bergerak cepat ke segala arah. Kedua tangan saling berpegangan yaitu punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri kemudian saling berpegangan.
Gambar 3 : Gerak pelaksanaan passing bawah bolavoli (Yunus, 1992: 83)
3. Gerakan lanjutan Setelah ayunan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke depan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk passing bawah ke depan tidak melebihi sudut 90 derajat dengan bahu atau badan lihat gambar 4:
Gambar 4 : Gerakan lanjutan passing bawah bolavoli (Yunus. 1992:84)
Gambar 2. Posisi pergelangan tangan pada passing bawah (Yunus, 1992: 83)
2. Gerak pelaksanaan Ayunan kedua lengan kearah bola, dengan sumbu gerak persendian bahu dan siku betul-betul dengan keadaan lurus. Perkenaan bola pada bagian bola pada bagian prosimal dari lengan, di atas dari pergelangan tangan dan pada waktu lengan membentuk sudut sekitar 45 derajat dengan badan, lengan diayunkan dan diangkat hampir lurus lihat gambar 3. Jurnal Pelopor Pendidikan
4. Variasi passing bawah a. Passing bawah ke depan pada bola rendah (erouching underhand pass)
Gambar 5. Passing bawah ke depan pada bola rendah (Yunus, 1992: 85)
Moh. Hasan Basri
b. Passing bawah bergeser diagonal 45 derajat ke depan (45 degreediagonal underhand pass)
Dalam proses belajar passing bawah, hasil belajar yang diharapkan yaitu siswa dapat melakukan passing bawah dengan baik dan benar. Untuk itu diharapkan agar guru dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat dan terarah. Setiap proses pembelajaran passing bawah keberhasilannya diukur dari seberapa jauh penguasapassing bawah yang dicapai oleh siswa, disamping diukur dari segi prosesnya yaitu seberapa jauh hasil belajar passing bawah yang dipahami oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar passing bawah harus nampak dalam tes akhir pembelajaran, sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajarmengajar dalam menguasai passing bawah menggunakan tes umpan dan passing dari French-Cooper. Deskripsi data pada penelitian ini merupakan pencatatan hasil pretest atau tes awal sebelum diberi perlakuan dan post-test atau tes akhir pada penerapan strategi pengajaran berdasarkan pengalam-an siswa untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas VIII MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan. Deskripsi data didasarkan hasil tes keterampilan passing bawah passing bawah bolavoli yang dipraktekan. Data disajikan dengan tabel di bawah ini. a
Gambar 6 : Passing bawah bergeser diagonal 45 derajat ke depan (Yunus, 1992: 86)
c. Passing bawah pada bola jauh disamping (underhand pass hitting ball away from body).
Gambar 7 : Passing bawah pada bola jauh disamping (Yunus, 1992:87)
d. Passing bawah ke belakang pada bola rendah (backward underhand pass)
Gambar 8 : Passing bawah ke depan pada bola rendah (Yunus, 1992: 88)
n
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah sampel pada pre-test adalah 40 siswa. Hasil tes pada penerapan strategi pengajaran berdasarkan pengalam-an siswa untuk meningkatkan hasil Volume 7, Nomor 1, Desember 2014
51
52
STRATEGI PENGAJARAN PASSING BAWAH
belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas VIII MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan dalam bermain bolavoli untuk pre test rata-ratanya sebesar 20,05 dengan nilai varians adalah 5,84 sedangkan nilai standar deviasinya 2,41 serta nilai terendah 15 dan nilai tertinggi sebesar 26. Jadi rentangnya adalah 11. Untuk nilai median atau nilai tengah adalah sebesar 20 hal ini menunjukkan bahwa 50% passing bawah bolavoli siswa adalah nilainya 50% diatas 20 dan 50 % adalah dibawah 20. Dari data tersebut di atas jika diklasifikasikan sesuai dengan data statistik rata-rata dan standar deviasi hasil tes didapatkan sebagai berikut:
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel pada post-test adalah 40 siswa. Hasil tes pada penerapan strategi pengajaran berdasarkan pengalaman siswa untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas VIII MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan dalam bermain bolavoli untuk posttest rata-ratanya sebesar 22,55 dengan nilai varians adalah 9,48 sedangkan nilai standar deviasinya 3,07 serta nilai terendah 12 dan nilai tertinggi sebesar 30. Jadi, rentangnya adalah 18. Untuk nilai median atau nilai tengah adalah sebesar 23 hal ini menunjukkan bahwa 50% passing bawah bolavoli siswa adalah nilainya 50% diatas 23 dan 50 % adalah dibawah 23. Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan, maka uji analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini Jurnal Pelopor Pendidikan
adalah uji perbandingan menggunakan t-tes, sebagai berikut:
Dengan mengkonsultasikan nilai thitung dan nilai ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho di tolak karena nilai thitung 3,35 > nilai ttabel 1,68. Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes passing bawah bolavoli sebelum dan sesudah diberikan penerapan strategi pengajaran berdasarkan pengalaman siswa dalam meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas VIII MTs Negeri Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan. Data diatas jika dibandingkan dengan uji t menggunakan SPSS 17.00, maka hasilnya tidak jauh berbeda, untuk lebih jelasnya lihat table dibawah ini: Untuk mengetahui besarnya pengaruh atau peningkatan keterampilan passing bawah bolavoli sebelum diberikan tes dan tes sesudah diberikan penerapan strategi pengajaran berdasarkan pengalaman siswa dalam meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas VIII MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan dapat dihitung dengan rumus.
Moh. Hasan Basri
Menurut hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa penerapan strategi pengajaran berdasarkan pengalaman siswa dapat meningkatkan hasil tes sebesar 12,46% hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas VIII MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan.
Pada saat guru penjas MTsN Model Sumber Bungur pakong melakukan kegiatan atau proses belajar mengajar, peneliti mengadakan suatu pengamatan bagaimana proses belajar mengajar tersebut berjalan. Adapun aspek-aspek yang diamati terdapat pada tabel diatas. Dimana pada hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa guru penjas di MTsn Model Sumber Bungor Pakong hampir mendekati baik. Hal ini dikarena guru penjas disana sering mengikuti diklat tentang bagaimana cara mengajar siswa yang baik.
D. Penutup Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah : 1. Penerapan modifikasi permainan bolavoli siswa kelas VII MTS Modern Sumber Bungor Pakong Pamekasan dalam bermain bolavoli pada hasil pre passing bawah bolavoli didapatkan thitung sebesar 3,35 dan nilai t tabel 1,68 maka dapat dikatakan bahwa (3,35 > 1,68) nilai t hitung lebih besardari t tabel.. Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes passing bawah bolavoli sebelum dan sesudah diberikan penerapan strategi pengajaran berdasarkan pengalaman siswa dalam meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas VIII MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan. t
e
s
d
e
n
g
a
n
p
o
s
t
e
s
2. Strategi pengajaran berdasarkan pengalaman siswa dapat meningkatkan hasil tes sebesar 12,46% hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas VIII MTsN Model Sumber Bungur Pakong Pamekasan.[]
DAFTAR PUSTAKA: Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta _________________. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno. 1989. Statistik Jilid II. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Maksum, A. 2006. Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya : Unesa Fakultas Ilmu Keolahragaan. __________. 2007. Statistika. Surabaya: Unesa Fakultas Ilmu Keolahragaan. __________. 2009. Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Volume 7, Nomor 1, Desember 2014
53
54
STRATEGI PENGAJARAN PASSING BAWAH
Martini. 2007. Prosedur dan Prinsip-prinsip Statistika. Surabaya. University Press IKIP Surabaya. Oemar, Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sarumpeat. 1992. Bolavoli. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Santoso, Singgih. 2001. SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : Elex Media Komputindo Gramedia. Sudjana, Nana. 1996. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. ______________. 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Lembar Negara Yunus, M. 1992. Bolavoli. Jakarta : Departemen Pendidikan dan kebudayaan
Jurnal Pelopor Pendidikan