STRATEGI PENDAMPINGAN PENGARUSUTAMAAN BERITA DESA
Disusun oleh
Pradna Phone/Whatsapp
: 081 66 99 892
PIN BBM
: 73CA87BB
Email
:
[email protected]
Twitter
: @pradna
Facebook
: fb.com/pradna
URL
: pradna.com
STRATEGI PENDAMPINGAN PENGARUSUTAMAAN BERITA DESA oleh Pradna1
ABSTRAKSI Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Pendamping Gerakan Desa Membangun (GDM) dalam membantu mengarusutamakan berita desa. Membahas pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi, jejaring sosial, kerjasama, kegiatan dengan tujuan desa mampu bersuara sehingga potensi dapat dikenal. Hal ini akan menjadikan desa berdaya (karena potensi desa dikenal luas) dan bermartabat (mandiri dan tidak bergantung kepada bantuan) .
PENDAHULUAN Desa dengan segala stigma negatif ketertinggalan, kemiskinan dan ketidakmampuan telah melekat begitu lama. Hingga kemudian melahirkan jargon “Mbangun Desa”, yang justru pada prakteknya seringkali membebani desa. Karena pemaksaan program atau kebijakan yang tidak sesuai dengan kondisi kebutuhan desa. Berdasar pertimbangan tersebut, satu desa terpencil di kecamatan Jatiwaras, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang menginginkan sesuatu yang berbeda. Desa membangun desanya sendiri dengan segenap potensinya sendiri. Desa tersebut adalah desa Mandalamekar. Mandalamekar kemudian bertemu dengan beberapa pegiat online dari Yogyakarta. Dari pertemuan tersebut ditentukan langkah awal adalah membuat desa mampu bersuara melalui sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal itu dipilih bukan tanpa alasan. Karena suara desa selama ini telah terpinggirkan karena media-media arus utama (media mainstream) lebih memilih menyajikan berita yang “layak jual” yang sensasional dan “Jakartasentris”. Sehingga jika desa mampu bersuara secara bersama-sama tentunya akan terdengar baik potensi maupun kebutuhannya. 1
Web Developer dan Publisher. Pegiat Komunitas Blogger Banyumas.
Salah satu strategi yang dapat diadaptasi secara murah dan mudah bagi desa adalah memanfaatkan internet. Terbukti dalam beberapa bulan, hasil ketekunan bersuara di internet membuat desa pelopor GDM ini dikenal hingga mancanegara. Desa Mandalamekar memetik hasilnya. Langkah ini kemudian diadaptasikan di desa-desa wilayah Banyumas. Memiliki keuntungan adanya pendamping desa dari beberapa komunitas yang ada di Banyumas, konsep ini berkembang menjadi sebuah gerakan sosial yang meluas, menarik banyak pihak
untuk
ikut
bergotong-royong
sesuai
dengan
kemampuan
dan
keahlian
masing-masing mendampingi desa. Maka kemudian disepakati nama gerakan ini adalah Gerakan Desa Membangun (GDM) pada tanggal 24 Desember 2011. Sebuah gerakan sosial tanpa sokongan dana khusus dari pihak tertentu yang bertahan hingga sekarang.
TUJUAN Tulisan yang merupakan rekam jejak apa yang telah dilakukan oleh pendamping GDM dengan tujuan menjadi referensi bagi pihak-pihak yang bermaksud mendampingi pengarusutamaan berita desa.
URAIAN Wujud pendampingan selalu diharapkan dalam bentuk berkelanjutan. Karena jika tidak, transfer ilmu hanya akan menjadi sebuah formalitas yang segera terlupa. Sementara itu, pendampingan bukanlah model bisnis yang menguntungkan. Maka biasanya yang terjun di dunia ini disebut relawan. Berpegang pada prinsip tidak ada paksaan, “Uraian” ini menjelaskan langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mendampingi desa bersuara sesuai dengan kemampuan dan kondisi lapangan.
1. KESIAPAN MENTAL Keinginan untuk berbagi adalah hasrat alami manusia sebagai makhluk sosial. Rasa empati ini acapkali melimpah-ruah pada suatu waktu. Hanya saja ketika berhadapan dengan dinamika di lapangan, dimana pengorbanan tidak berbanding lurus dengan materi yang didapat, hasrat berbagi akan mudah terkikis. Langkah logis untuk tetap menjaga semangat untuk berbagi selalu hadir adalah :
Menentukan tujuan menjadi pendamping. Apapun itu. Baik dari segi agama, moral, ataupun kemanusiaan. Tujuan ini yang seringkali akan direview oleh diri sendiri ketika semangat berbagi sedang surut.
Sesuaikan ekspetasi dengan kondisi dan kemampuan desa yang tidak bisa begitu saja langsung mendapatkan hasil ideal. Keinginan dan harapan berlebihan bisa menyebabkan frustasi yang justru akan mematahkan semangat berbagi.
Lakukan apa yang bisa dikerjakan. Saat semangat melimpah tetap tidak dianjurkan untuk memforsirnya dan mengerjakan semuanya sendiri. Membagi beban dan peran tidak akan mengurangi kehebatan seseorang. Jika hasil kerja yang mendapat kepercayaan tidak sesuai harapan, tidak perlu bersusah hati. Ini bukan kerja profesional. Mungkin juga ada keterbatasan di tiap pelaksana.
Tidak perlu membebani diri dengan target-target yang justru mematahkan semangat jika tidak tercapai. Akan lebih baik jika terus bergerak, memanfaatkan setiap kesempatan dan melakukan apa yang bisa dilakukan.
Karena bukan merupakan gerakan yang diwajibkan, berapapun desa yang tetap konsisten bersuara (sebagai bagian wajar seleksi alam gerakan sosial), tidaklah menjadikan alasan untuk patah arang.
Kata kunci : memiliki tujuan, melihat kenyataan, tidak memaksakan kehendak
2. KOMUNIKASI Diantara banyak pihak yang terlibat, diperlukan komunikasi yang baik. Tidak ada larangan untuk menyampaikan pendapat, diskusi hingga berbeda pendapat. Hanya saja, ketika Pendamping bersikap terlalu keras, justru akan memunculkan resistensi dari pihak-pihak yang seharusnya melangkah bersama untuk desa bersuara. Bahkan apa yang sangat tidak diharapkan dengan sikap keras ini adalah surutnya semangat belajar desa karena merasa terintimidasi dan tidak dihargai. Maka, tidak salahnya demi kepentingan yang lebih besar, tensi tutur bahasa lebih diredam ketika berhadapan dengan kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Sikap kritis bukan berarti bebas menyakiti. Adab santun dalam berkomunikasi banyak terbukti membawa keberhasilan dalam berdiplomasi. Demikian sebaliknya, ketika menghadapi kendala atau membutuhkan bantuan, tidak perlu
sungkan
untuk
mengutarakannya.
Pendampingan
desa
adalah
kerja
gotong-royong. Selain itu, sifat desa adalah egaliter dan terbuka. Ini terbukti desa dapat dengan cepat menyerap dan memanfaatkan teknologi komunikasi untuk bersuara, walau sebelumnya sama sekali belum pernah menyentuhnya. Kata kunci : santun, terbuka, santai, egaliter
3. BERJEJARING Pendampingan pengarusutamaan berita desa dapat bertahan dan terus berkembang karena kerja bersama dari berbagai elemen sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. Berbagi peran dan beban ini tidak bisa terlaksana jika tidak ada komunikasi membangun jaringan. Tidak dapat dipungkiri, bagi beberapa kalangan, keikutsertaan mendampingi desa telah melalui proses hitungan untung-rugi bagi kepentingan perusahaan, pribadi, kelompok, partai ataupun institusi. Di tengah dinamika kehidupan, sebetulnya itu adalah kenyataan yang mesti diterima. Namun, berpegang pada prinsip : “selama bisa dimanfaatkan desa dan tidak meminta imbal balik yang merugikan, bantuan dari siapapun bisa diterima.”
Jadi, tidak perlu bersusah hati dengan pemikiran “bantuan ini dimanfaatkan untuk kepentingan itu”.
Desa terbukti sudah cukup cerdas untuk tidak mengorbankan
kepentingan desanya dan menggantinya dengan keinginan yang merugikan. Inilah salah satu tanda desa yang berdaya dan bermartabat karena desa telah mampu bersuara. Berdasar pertimbangan tersebut, bangun jejaring seluas mungkin. Baik dengan pihak-pihak yang dipandang netral, atau dengan elemen yang membawa kepentingan. Bahkan lebih jauh, bangun jejaring dengan mengabaikan karakter seseorang yang mungkin membuat tidak nyaman. Demi kepentingan desa. Kata kunci : berjejaring seluas-luasnya untuk kepentingan desa 4. PENGARUSUTAMAAN DESA Tidak dapat dihindari, Pendamping desa bersuara diharapkan telah terbiasa dengan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini bertujuan untuk transfer ilmu ke desa sekaligus untuk membantu menggaungkan suara desa. Poin yang ditekankan adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk berkomunikasi. Maka, kekhawatiran karena tidak menguasai TIK tidak menjadi alasan. Karena Pendamping diminta untuk memanfaatkan dan tidak harus menguasai lebih mendalam, layaknya Sarjana Komputer. Selain itu, teknologi hanyalah alat dan bukan menjadi beban. Apapun bentuknya, selama bisa digunakan untuk mensuarakan desa, dapat digunakan. Pendamping juga diharapkan untuk dapat jeli mencari celah infrastuktur dan layanan komunikasi termurah bagi desa agar bisa bersuara. Berikut poin-poin pejelasannya : 4.1. WEBSITE Website adalah langkah awal bagi desa untuk bersuara. Peran penting website ini membuat desa-desa berhasil mengusulkan domain khusus desa, yaitu “desa.id”. Maka, diharapkan pembuatan website tiap desa menggunakan nama domain “desa.id” ini. Sebagai indentitas desa Indonesia di ranah maya.
Pembuatan website desa bisa ikut dikoordinir melalui GDM (Gerakan Desa Membangun) atau swadaya. Jika berkeinginan untuk pembuatan secara mandiri, domain “desa.id” bisa dibeli seharga Rp. 55.000 (sudah termasuk pajak) di registrar yang ditunjuk di situs Pandi (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia). Sedangkan untuk hosting dan format (CMS) website, bebas menggunakan apa yang mudah dan terbiasa digunakan. Sebagai alternatif pembuatan website mandiri, GDM mengkoordinir pembelian domain untuk desa tersebut dan memfasilitasi hosting dan pembuatan website desa secara gratis. Syarat yang diminta adalah konsistensi penulisan web dari desa. Sehingga jika dalam waktu tiga bulan web desa tidak aktif, akan dibekukan (suspend). Setelah web desa jadi, tugas berikutnya adalah mendampingi desa mengisi konten diwebnya. Untuk itu, setidaknya Pendamping telah mengusai bagaimana mengunggah tulisan, halaman dan gambar di web desa. 4.1.1. Penulisan Cepat Berita di Website Desa Untuk memudahkan desa dalam menulis berita, rumus 5W + 1 H bisa diajarkan. Dengan menjawab 5W + 1H sudah bisa tersaji tulisan dengan cepat. Selain itu, penulisan yang sesuai dengan kaidah penulisan jurnalistik seperti ini, pewarta bisa mendapat payung hukum UU no 40 tahun 1999 tentang Pers. 4.1.2. Strategi Promosi Website Desa Beberapa strategi untuk membantu web desa lebih cepat dikenal bisa dilakukan dengan cara :
Pendamping diharapkan juga memiliki web atau blog sendiri dan aktif menulisnya. Selain memberikan link ke web desa, sesekali (atau seringkali) menulis tentang kegiatan pendampingan desa.
Bersama-sama desa menggiatkan mengunjungi tulisan di web lain dan meninggalkan (blogwalking).
komentar
disertai
alamat
web
desa
atau
sendiri
Bagi Pendamping yang aktif di forum online, tambahkan alamat website sendiri di bagian signature profil.
Beri contoh dan dorong desa untuk menuliskan alamat web masing-masing di setiap profil sosial media yang digunakan.
Terus mempromosikan web secara offline di setiap ada kesempatan.
Kata kunci : satu desa satu website dengan domain desa.id, platform web desa bebas atau dikoordinir GDM, menulis cepat dengan 5W + 1 H, desa dan pendamping aktif menulis di web, blogwalking, signature web di forum dan sosial media, promo web offline. 4.2. SOSIAL MEDIA Website adalah ibarat toko potensi desa. Setelah memiliki toko yang terus diperbarui isinya, strategi yang harus dilakukan adalah mempromosikannya secara kontinyu. Promosi secara murah dan efesien bisa memanfaatkan sosial media. Sesuai arti nama, sosial media adalah media (di internet) untuk tempat bersosialisasi. Sehingga ciri utama sosial media adalah terjadinya interaksi antar sesama pengguna di situ. Maka tidak mengherankan jika kemudian banyak yang memanfaatkan sebagai media promosi berbagai produk. Hanya saja, hal yang perlu digarisbawahi bahwa pengguna sosial media adalah manusia. Biasanya merasa terganggu jika linimassa (timeline) sosial medianya selalu dipenuhi dengan promosi produk. Maka, selalu berpromosi dengan wajar di sosial media. Berikut beberapa sosial media yang dapat dimanfaatkan untuk suara desa: 4.2.1. Facebook Sosial media terpopuler di masyarakat yang telah digunakan untuk berbagai keperluan sesuai dengan ragam fitur yang disediakan oleh Facebook. Selain kepemilikan akun pribadi, desa sebaiknya memiliki akun Facebook resmi. Sehingga update berita, foto dan kegiatan desa bisa disampaikan secara resmi.
Promosi website desa bisa dilakukan dengan mensalin-tempel (copy-paste / kopas) alamat (URL) tulisan dari web ke kolom status Facebook. Sebarkan alamat tulisan desa baik di akun resmi desa atau akun pribadi. Dorong desa untuk melakukan ini setiap ada tulisan baru di web desa. Juga minta kepada desa untuk mengajak warga melakukan hal yang sama di akun-akun pribadinya. Beberapa fitur Facebook yang bisa dimanfaatkan desa : Facebook Chat Fasilitas ruang obrol bisa digunakan untuk saling bersilaturahmi, diskusi dan tempat bertanya bagi desa jika ada kesulitan. Facebook chat juga mendukung obrolan grup yang bisa dimanfaatkan untuk diskusi kelompok tanpa harus hadir di satu tempat. Facebook Group Desa bisa membuat grup khusus untuk warganya. Grup ini bisa dijadikan untuk media diskusi, penyebaran informasi dan edukasi satu desa. Facebook Page Guna memperluas penyebaran informasi, desa bisa membuat Halaman Facebook (Facebook Page). Karakteristik Halaman ini adalah tidak terikat oleh “pertemanan”. Sehingga meski tidak berteman dengan Desa yang bersangkutan, orang lain masih bisa mengikuti Halaman desa hanya dengan mengklik “Like”. Selebihnya, desa bisa meng-copy-paste setiap informasi yang disampaikan di akun resminya ke Halaman-nya. 4.2.2. Twitter Sama seperti Facebook, cara promosi tulisan web di Twitter adalah dengan kopas URL tulisan desa di status twitter (twit). Selain itu twitter juga mendukung sisipan gambar. Ini bisa digunakan untuk promosi potensi desa atau pelaporan cepat kondisi lapangan jika ada kegiatan ataupun musibah di desa.
Twitter memiliki kekurangan hanya 140 karakter per twit. Kelebihannya, twitter memungkinkan berinteraksi dengan pengguna yang tidak menjadi teman (follower). Sehingga seringkali sebuah isu bisa tergaungkan dengan cepat dengan Twitter (contoh : kasus Prita). Maka jika semakin banyak desa “berkicau” di ranah twitter, suara desa akan semakin didengar. Semakin banyak pengikut (follower) sebuah akun, tentunya semakin besar prosentase twitnya dibaca oleh orang lain. Beragam cara bisa dilakukan untuk menambah follower. Hanya saja, karena ini bukan akun bisnis yang harus segera mendapat banyak pengikut. Sebaiknya santai saja, lakukan optimasi secara alami dan wajar. Justru nanti akan menghasilkan follower asli manusia yang memang berniat untuk mengikuti twit desa. Beberapa strategi alami untuk menambah follower organik :
Ikuti
terlebih
menginginkan
dahulu follow
akun
lain.
Jika
memang
back,
bisa
dengan
benar-benar
memulai
mengikuti
akun-akun twitter dengan follower yang masih sedikit (di bawah 300). Kecenderungan pemilik akun dengan sedikit follower akan mengikuti balik demi membangun jejaring pertemanan yang baru.
Berinteraksilah dan tidak perlu mempermalukan diri untuk sekedar minta follow back (folback). Jika kerapkali mentwit berita yang bermanfaat dan berinteraksi wajar dengan akun twitter lain, secara otomatis akan mendapatkan folback .
Retweet dari akun dengan follower banyak akan berpengaruh besar. Lakukan dengan wajar dan tidak usah sungkan untuk mention tulisan web desa ke tokoh-tokoh dengan pengikut besar yang dianggap peduli desa.
Konsisten “berkicau” setiap ada kesempatan.
4.2.3. Foursquare Sosial media berbasis geotagging cocok untuk mengenalkan lokasi desa di internet. Pendamping bisa membuatkan lokasi check in desa jika belum ada.
Kemudian dorong desa yang telah terbiasa menggunakan sosial
media untuk check in di lokasi desa yang sudah dibuatkan tadi. Ini akan membuat lokasi desa juga akan dikenal keberadaaannya. Foursquare dapat terhubung dengan Facebook dan Twitter. Sehingga lokasi dan foto lokasi saat check in di desa juga dapat dilihat teman di kedua akun sosial tersebut.
PENUTUP KERJA KOLABORASI Mendampingi desa agar mampu bersuara bukanlah seperti kerja orang punya hajat. Selesai pelatihan kemudian ditinggal pergi. Melainkan kerja berkesinambungan hingga desa mampu bersuara secara mandiri dan dapat menularkannya kepada desa yang lain. Untuk itu, dengan segala keterbatasan sumber daya,
Pendamping diharapkan bisa
mengatur ritme kerja cerdasnya supaya bisa tetap bertahan dalam waktu yang tidak terbatas. Untuk kegiatan kelas atau bengkel kerja desa, tidak ada keharusan bagi Pendamping untuk selalu menyelenggarakan acara sendiri. Membuka jejaring seluas-luasnya, kegiatan tersebut dapat diadakan dengan mengkolaborasikan dalam acara pihak lain. Baik acara yang diadakan oleh desa, PNPM, Pemerintah daerah maupun pusat, ataupun swasta. Hal ini justru akan menumbuhkan ketertarikan elemen di luar desa untuk turut serta membantu desa. Selain itu, ajak juga sebanyak-banyaknya komunitas yang ada dan akan lebih bagus jika ada Perguruan Tinggi.