STRATEGI PEMASARAN WISATA ALAM DI KECAMATAN BAYAH, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
DEWI PUSPITASARI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN DEWI PUSPITASARI. Strategi Pemasaran Wisata Alam Di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten. Dibimbing
oleh EVA
RACHMAWATI dan JONO M. MUNANDAR. Kecamatan Bayah adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang memiliki potensi sumberdaya alam yang dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata alam, tetapi belum terlalu dikenal oleh masyarakat luas. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat agar dapat dikenal oleh masyarakat luas. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi potensi objek wisata alam menggunakan metode analisis deskriptif, kemudian mengetahui permintaan pasar menggunakan kuisioner, setelah itu menentukan strategi pemasaran wisata alam menggunakan metode Fishbein, IFE, EFE, SWOT, IE dan AHP. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten pada bulan Juni - Juli 2011. Alat dan bahan yang digunakan adalah voice recorder, buku lapang, kamera, alat tulis menulis pedoman wawancara, kuisioner dan peta-peta kawasan wisata alam di Kecamatan Bayah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (90 pengunjung) dan penyebaran kuisioner (lima pengelola), kemudian melalui observasi lapang dan studi literatur. Kawasan wisata alam Kecamatan Bayah memiliki tiga objek wisata alam, yaitu Pantai Karang Taraje, Pantai Pulau Manuk dan Sawarna (Pantai Ciantir, Tanjung Layar dan Goa Lalay). Pengunjung berasal dari Jabodetabek, umumnya berkunjung pada hari libur nasional dengan tujuan rekreasi dan hiburan. Aktivitas yang dilakukan yaitu menikmati pemandangan alam dengan obyek yang disukai adalah pantai. Sebagian besar pengunjung mendapatkan informasi mengenai kawasan dari keluarga. Hasil analisis menunjukan lima strategi yang dinilai baik yaitu: (1) memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak; (2) penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami; (3) melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain; (4) melakukan promosi wisata
alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam; (5) pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi. Strategi yang memiliki nilai tertinggi yaitu memperluas promosi ke segmen lain dengan nilai serbesar 0,249. KATA KUNCI: Wisata Alam, Kecamatan Bayah, Strategi, Pemasaran
SUMMARY DEWI PUSPITASARI. Marketing Strategy of Nature-based Tourism at Bayah Sub-district, Lebak Regency, Banten Province. Under Supervision of EVA RACHMAWATI and JONO M. MUNANDAR. Bayah sub-district was one of sub-district that located in Lebak Regency of Banten Province, which has potential natural resources to be developed into nature-based tourism area. However, ther are only a small number of people who knew it. Therefore, marketing strategy should be developed in order to promote Bayah to a broader community. The objective of this research was to inventory and identify the potential of nature-based tourism using descriptive analysis method; to identify market demand using questionnaire; and to determine the marketing strategy of naturebased tourism by using Fishbein, IFE, EFE, SWOT, IE and AHP methods. This research was conducted at Bayah Sub-district of Lebak Regency, Banten Province from June to July 2011. Materials and equipments used were voice recorder, field book, camera, stationery, interview guideline, questionnaire and ecotourism site map of Bayah Sub-district. Data was collected through interview (to five managers), questionnaire (dissemination to 90 visitors) field observation and literature review. nature-based tourism area of Bayah Sub-district had three ecotourism objects, those were Karang Taraje Beach, Pulau Manuk Beach and Sawaarna (Ciantir Beach, Tanjung Layar and Lalay Cave). Most visitors came from Jabodetabek area, mainly at national holiday with main purpose to have recreation and entertainment. Most preferred activity was to enjoy natural scenery with beach as the most preferred object. Their information source was from family. The analysis resulted in five strategies, which were: 1) expanding promotion to other market segments, which means to expand the promotion geographically, using media, exhibition and also the saija and adinda election nature-based tourism ambassador of Lebak Regency; 2) nature-based tourism brand reinforcement of Bayah Sub-district as an unique and natural tourism; 3) promoting “visit Banten” along with other nature-based tourism; 4) promoting
ecotourism by emphasizing the uniqueness and sensitivity of natural resources; and 5) developing of educational and scientific tourism, nature exploration and interpretation. The strategy which had the highest score was the first strategy; that was expanding the promotion to other market segments, with a score of 0,249. Keywords: Nature-based Tourism, Bayah Sub-district, Strategy, Marketing
STRATEGI PEMASARAN WISATA ALAM DI KECAMATAN BAYAH, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
DEWI PUSPITASARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten” adalah benar-benar hasil kerja Saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, September 2011
Dewi Puspitasari NRP E34070045
Judul Skripsi
: Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Nama
: Dewi Puspitasari
NIM
: E34070045
Menyetujui: Komisi Pembimbing
Pembimbing I,
Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si NIP. 19770321 200501 2 003
Pembimbing II
Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc NIP.19610123 198601 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, M.S. NIP. 19580915 198403 1 003
Tanggal Lulus:
i
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah. Penulis mengucapkan puji syukur dan terimakasih kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW atas selesainya karya ilmiah ini. Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan penulis sejak Juni hingga Juli 2011, yang berjudul “Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam skripsi strategi pemasaran ini. Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran-saran yang bersifat membangun dari pembaca, sehingga menjadi lebih baik. Akhir kata semoga Allah SWT melimpahkan rakmat dan hidayah-Nya, serta membalas semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungannya kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bogor, September 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis
(Dewi
Puspitasari)
dilahirkan
di
Rangkasbitung (Lebak, Banten) pada tanggal 19 Mei 1989. Penulis adalah putri kedua dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Purwadi dan Ibu Sudarti. Riwayat pendidikan penulis adalah SD Negeri Bayah Barat II, SMP Negeri I Bayah, SMA Negeri I Bayah dan lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan S1 mayor Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Penulis aktif pada organisasi kemahasiswaan yaitu staf pengurus Himpunan
Mahasiswa
Konservasi
Sumberdaya
Hutan
dan
Ekowisata
(HIMAKOVA) periode 2008-2010. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Sebangau-Kalimatan Tengah pada tahun 2010, serta penulis juga pernah mengikuti kegiatan Eksplorasi Flora, Fauna dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Rawa Danau dan Gunung Tukung Gede Timur-Banten pada tahun 2009. Penulis juga pernah melakukan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Sebangau-Kalimantan Tengah pada tahun 2011. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Penulis dibimbing oleh Eva Rachmawati S.Hut, M.Si dan Dr. Ir. Jono M Munandar M.Sc.
UCAPAN TERIMAKASIH Alhamdulillaahirobbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas anugerah sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada: 1. Keluarga besar penulis: Purwadi (Ayah), Sudarti (Ibu), Eko Nugroho (Kakak) dan Rinda Tri Utami (Adik). 2. Dosen pembimbing: Ibu Eva Rachmawati S.Hut, M.Si (Pembimbing I) dan Bapak Dr. Ir. Jono M Munandar M.Sc. (Pembimbing II). 3. Dosen penguji: Ir. Muhdin, M. Sc 4. Ketua siding: Ir. Rachmad Hermawan, M.Sc 5. Pimpinan dan staf Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupeten Lebak. 6. Pimpinan dan staf KPH Banten bagian BKPH Bayah. 7. Divisi-divisi Pemerintah Provinsi Banten: Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbupar) Provinsi Banten dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten. 8. Pengelola Kawasan Wisata Alam : Pantai Karang Teraje, Pantai Pulau Manuk dan Pantai Sawarna. 9. Teman-temanku, Resi, Anin, Mprit, Rurun, Adit, Yunda, Meli, Nazmi atas bantuannya selama menyusun skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan di lab RAE atas kerjasama dan dukungannya selama ini. 11. Teman-teman Kelompok Pemerhati Ekowisata (KPE) atas ilmu dan pengalaman. 12. Keluarga besar KOAK 44 DKSHE, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 13. Seluruh pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dari awal hingga selesainya tugas akhir penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih.
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Tujuan ...................................................................................... 2 1.3 Manfaat .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3 2.1 Wisata Alam ............................................................................. 3 2.2 Objek dan Daya Tarik Wisata .................................................. 3 2.3 Permintaan Pasar ..................................................................... 4 2.4 Segmentasi Pasar ..................................................................... 6 2.5 Strategi Promosi ....................................................................... 7 2.6 Analisis SWOT ........................................................................ 9 2.7 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ......................... 10 BAB III METODOLOGI ........................................................................... 12 3.1 Kerangka Penelitian ................................................................. 12 3.2 Lokasi dan Waktu .................................................................... 13 3.3 Alat dan Bahan ......................................................................... 13 3.4 Jenis Data ................................................................................. 13 3.4.1 Data Primer ..................................................................... 14 3.4.2 Data Sekunder ................................................................. 14 3.5 Pengumpulan Data ................................................................... 15 3.5.1 Observasi Lapang ........................................................... 15 3.5.2 Wawancara ...................................................................... 15 3.5.3 Studi literatur .................................................................. 15 3.6 Analisis Data ............................................................................ 16
iii
3.6.1 Analisis Fishbein ............................................................. 16 3.6.2 Analisis Faktor Internal dan Eksternal (IFE - EFE) ........ 17 3.6.3 Analisis Matriks Internal – Eksternal (IE) ...................... 20 3.6.4 Analisis SWOT ............................................................... 21 3.6.5 Analisis Bayes ................................................................. 21 3.6.6 Analisis AHP .................................................................. 23 BAB IV KONDISI UMUM ........................................................................ 30 4.1 Administrasi Pemerintahan ...................................................... 30 4.2 Letak dan Luas ......................................................................... 30 4.3 Kondisi Fisik ............................................................................ 30 4.4 Potensi Kawasan ...................................................................... 31 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 33 5.1 Potensi Kawasan Wisata Alam Kecamatan Bayah .................. 33 5.1.1 Pantai Karang Taraje....................................................... 33 5.1.1.1 Daya Tarik Fisik ................................................. 33 5.1.1.2 Daya Tarik Biologi ............................................. 34 5.1.1.3 Daya Tarik Sosial Budaya................................... 34 5.1.1.4 Sarana dan Prasarana .......................................... 35 5.1.1.5 Aksesibilitas Kawasan ........................................ 35 5.1.2 Pantai Pulau Manuk ........................................................ 36 5.1.2.1 Daya Tarik Fisik ................................................. 36 5.1.2.2 Daya Tarik Biologi ............................................. 37 5.1.2.3 Daya Tarik Sosial Budaya................................... 38 5.1.2.4 Sarana dan Prasarana .......................................... 38 5.1.2.5 Aksesibilitas Kawasan ........................................ 39 5.1.3 Sawarna ........................................................................... 39 5.1.3.1 Daya Tarik Fisik ................................................. 39 5.1.3.2 Daya Tarik Biologi ............................................. 41 5.1.3.3 Daya Tarik Sosial Budaya................................... 42 5.1.3.4 Sarana dan Prasarana .......................................... 42 5.1.3.5 Aksesibilitas Kawasan ........................................ 43 5.2 Pengelolaan .............................................................................. 44
iv
5.3 Permintaan Pasar Wisata.......................................................... 44 5.3.1 Karakteristik Wisatawan/Pengunjung ............................. 45 5.3.2 Preferensi Pengunjung .................................................... 48 5.4 Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepercayaan........ 52 5.4.1 Analisis Tingkat Kepentingan (ei) .................................. 53 5.4 2 Analisis tingkat Kepercayaan (bi) ................................... 53 5.4.3 Analisis Sikap Konsumen ............................................... 54 5.5 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ................................ 55 5.5.1 Analisis Faktor Internal ................................................... 55 5.5.2 Analisis Faktor Eksternal ................................................ 56 5.5.3 Matriks Faktor Internal dan Eksternal ............................ 57 5.5.3.1 Matriks IFE ......................................................... 58 5.5.3.2 Matriks EFE ........................................................ 59 5.5.3.3 Matriks IE (Internal - Eksternal) ......................... 60 5.5.4 Analisis Matriks SWOT .................................................. 61 5.5.4.1 Strategi SO (Strengths-Opportunities) ................ 62 5.5.4.2 WO (Weaknesses-Opportunities)........................ 63 5.5.4.3 ST (Strengths-Threats)........................................ 64 5.5.4.4 WT (Weaknesses-Threats) .................................. 65 5.5.5 Pemilihan Strategi dari Matriks SWOT dan Matriks Internal-Eksternal ........................................................... 66 5.6 Analisis Pengambilan Keputusan Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah Menggunakan Analsis Hirarki Proses (AHP) ....................................................................................... 68 5.6.1 Faktor yang Berpengaruh dalam Penyusunan Strategi Pemasaran ...................................................................... 69 5.6.1.1 Aktor .................................................................. 69 5.6.1.2 Tujuan ................................................................ 69 5.6.1.3 Alternatif Strategi .............................................. 69 5.7 Hasil Pengolahan Data ............................................................. 70 5.7.1 Pengolahan Horizontal .................................................... 71 5.7.2 Pengolahan Vertikal ........................................................ 73
v
5.8 Implikasi Manajerial ................................................................ 76 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 78 6.1 Kesimpulan .............................................................................. 78 6.2 Saran ........................................................................................ 79 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 80 LAMPIRAN ................................................................................................. 82
vi
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1. Jumlah Objek Wisata di Provinsi Banten ............................................... 1 2. Data Potensi Wisata Alam ...................................................................... 14 3. Data Pengunjung ..................................................................................... 14 4. Data Sekunder yang Dikumpulkan ......................................................... 14 5. EFE ......................................................................................................... 18 6. IFE ........................................................................................................... 19 7. Penentuan Bobot Faktor Strategis dalam Analisis SWOT ..................... 19 8. Rating Faktor Strategis dalam Analisis SWOT ...................................... 20 9. Matriks SWOT ........................................................................................ 21 10. Tabel Pay Off Matrix .............................................................................. 22 11. Nilai Banding Berpasangan ................................................................... 24 12. Nilai Evaluasi Kepentingan terhadap Atribut-Atribut Wisata Alam di Kecamatan Bayah ............................................................................... 53 13. Nilai Evaluasi Kepercayaan Atribut-Atribut Kawasan Wisata Alam Kecamatan Bayah ................................................................................... 54 14. Nilai Sikap Responden terhadap Atribut Wisata Alam di Kecamatan Bayah ...................................................................................................... 55 15. Skala Penilaian Sikap Konsumen terhadap Atribut Wisata Alam di Kecamatan Bayah ............................................................................... 55 16. Matriks IFE ............................................................................................. 58 17. Matriks EFE ............................................................................................ 59 18. Matriks SWOT ........................................................................................ 61 19. Bobot untuk Masing-Masing Kriteria ..................................................... 66 20. Hasil Pembobotan untuk Masing-Masing Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah ......................................................... 67 21. Bobot Hasil Pengolahan Horizontal pada Tingkat 3............................... 71 22. Bobot Hasil Pengolahan Horizontal pada Tingkat 4 ............................... 72 23. Bobot Hasil Pengolahan Horizontal pada Tingkat 5 ............................... 73 24. Bobot Faktor secara Vertikal .................................................................. 73
vii
25. Bobot Aktor secara Vertikal ................................................................... 74 26. Bobot Tujuan secara Vertikal ................................................................. 75 27. Bobot Alternatif secara Vertikal ............................................................. 76
viii
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1. Bagan Kerangka Penelitian ..................................................................... 12 2. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................. 13 3. Skor Bobot Total IE ................................................................................ 21 4. Struktur Hirarki Pemilihan Strategi Pemasaran ...................................... 23 5. Matriks Pendapat Individu ...................................................................... 25 6. Matriks Pendapat Gabungan ................................................................... 26 7. Pantai Karang Teraje............................................................................... 33 8. Daya Tarik Biologi Pantai Karang Teraje............................................... 34 9. Sarana dan Prasarana Karang Teraje ...................................................... 35 10. Pantai Pulau Manuk....................................................................................... 37 11. Daya Tarik Biologi Pantai Pulau Manuk .................................................... 37 12. Sarana dan Prasarana Pulau Manuk ........................................................ 38 13. Pantai Sawarna ........................................................................................ 40 14. Pantai Ciantir .......................................................................................... 40 15. Tanjung Layar ......................................................................................... 41 16. Gua Lalay ................................................................................................ 41 17. Daya Tarik Biologi Pantai Sawarna ........................................................ 42 18. Sarana dan Prasarana Sawarna................................................................ 43 19. Karakteristik Kelas Umur Pengunjung ................................................... 45 20. Karakteristik Asal Pengunjung ............................................................... 46 21. Karakteristik Asal Pengunjung dari Propinsi Banten ............................. 46 22. Karakteristik Jenis Kelamin Pengunjung ................................................ 46 23. Karakteristik Pendidikan Pengunjung ..................................................... 47 24. Karakteristik Pekerjaan Pengunjung ....................................................... 47 25. Karakteristik Profesi Pengunjung ........................................................... 48 26. Karakteristik Pendapatan Pengunjung .................................................... 48 27. Preferensi Tujuan Pengunjung ................................................................ 49 28. Preferensi Aktivitas Pengunjun ............................................................... 49 29. Preferensi Waktu Kunjungan .................................................................. 50
ix
30. Preferensi Asal Informasi........................................................................ 50 31. Preferensi Informasi yang Dicari ............................................................ 50 32. Preferensi Obyek Wisata ......................................................................... 51 33. Preferensi Biaya yang Dikeluarkan......................................................... 51 34. Preferensi Lama Kunjungan.................................................................... 52 35. Matriks IE Wisata Alam di Kecamatan Bayah ....................................... 61 36. Struktur AHP pada Wisata Alam di Kecamatan Bayah .......................... 77
x
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman
1. Panduan Wawancara ............................................................................... 83 2. Kuisioner kepada Pengunjung ................................................................ 84 3. Kuisioner kepada Pihak Pengelola.......................................................... 89 4. Kuisioner Penilaian terhadap Kriteria Pemilihan Strategi ...................... 96 5. Kuisioner Penilaian terhadap Bobot Pemilihan Strategi ......................... 98 6. Kuisioner Penentuan Strategi Pemasaran Menggunakan Perbandingan Berpasangan ............................................................................................ 103 7. Data Hasil Rating IFE dan EFE Wisata Alam di Kecamatan Bayah ...... 115 8. Data Hasil Metode Bayes ........................................................................ 117 9. Data Hasil Pemilihan Strategi Metode Bayes ......................................... 118 10. Data Hasil AHP Pengolahan Horizontal ................................................. 121 11. Data Hasil Pengelolaan AHP Vertikal .................................................... 123
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Peraturan pemerintah tentang Otonomi Daerah (UU No. 22 dan No. 25
Tahun 1999) membawa harapan baru pada pelayanan publik. Selain itu juga dapat membuka peluang bagi pemerataan pembangunan dan peningkatan perekonomian Pemerintah Daerah (PEMDA) serta peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun kebijakan yang disusun harus sesuai dengan harapan semua lapisan masyarakat terlebih pada pemanfaatan Sumberdaya Alam (SDA). Salah satu bentuk peran pemerintah dalam peningkatan perekonomian Pemerintah Daerah (PEMDA) dan peningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu dengan cara mengembangkan suatu daerah yang memiliki sumberdaya alam dan keindahan alam yang menarik menjadi suatu kawasan wisata alam. Kecamatan Bayah adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lebak dan merupakan bagian dari Provinsi Banten. Daerah tersebut memiliki potensi sumberdaya alam yang menarik yang dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata alam, namun pengembangan wisata alam di daerah tersebut masih belum terarah. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan kawasan melalui aspek pemasaran agar kawasan dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat. Tabel 1 Jumlah obyek wisata di Provinsi Banten Kabupaten
Pantai
Tempat bersejarah
Pandeglang 4 Lebak 8 Tangerang 5 Serang 35 Cilegon 10 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten (2010).
6 6 18 1
Kawasan pelestarian alam 2 1 1 -
Usaha untuk memperkenalkan suatu obyek wisata akan memerlukan waktu yang relatif lama, karena langkah pemasaran yang dilancarkan tidak serta merta diikuti hasil penjualan dalam waktu singkat. Hal itu dipengaruhi oleh strategi yang dipakai untuk memasarkan obyek wisata itu sendiri, apalagi sasaran produknya berorientasi pada pasar manca negara.
2
Pertumbuhan jumlah pengunjung yang melakukan perjalanan wisata ke Banten mengalami penurunan. Menurut data dari BPS Banten 2010, jumlah pengunjung yang datang ke Banten pada tahun 2007 sebanyak 880.148 ribu wisatawan, pada tahun 2008 meningkat menjadi 939.971 ribu wisatawan, tetapi pada tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan menjadi 49.967 ribu wisatawan dan 173.967 ribu wisatawan. Strategi pemasaran merupakan suatu cara yang cukup menentukan dalam memasarkan suatu obyek wisata. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan lebih menarik diperlukan suatu alternatif pemasaran yang dapat memudahkan obyek wisata yang akan dipasarkan sesuai dengan keinginan para calon wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat agar pengunjung yang datang lebih banyak sehingga target dari pemasaran akan tercapai. 1.2
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Inventarisasi dan identifikasi potensi obyek wisata alam di Kecamatan Bayah. 2. Mengetahui permintaan pasar wisata alam di Kecamatan Bayah. 3. Menentukan strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah.
1.3
Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan bagi pihak
pengelola wisata alam Kecamatan Bayah dalam menentukan bentuk strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini sehingga dapat dipergunakan untuk sekarang dan masa yang akan datang dalam memasarkan kawasan wisata, serta sebagai bahan perbandingan bagi pengelola dengan mengambil hal-hal yang bermanfaat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Wisata Alam Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan
sumberdaya alam dan tata lingkungan (Suwantoro 2002). Sedangkan menurut Yoeti (2000) wisata alam adalah kegiatan perjalanan sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara, untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam. Sedangkan menurut PHKA (2003) wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati keunikan dan keindahan alam di taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. Berbeda dengan wisata konvensional, ekowisata merupakan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata (Damanik 2006). Ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu (1) Produk, mencakup semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam, (2) Pasar, yaitu perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan, dan (3) Pendekatan pengembangan, meliputi metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan (Damanik 2006). Kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan di dalam obyek wisata (Suwantoro 2002). Menurut Suwantoro (2002) menyebutkan bahwa obyek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah
pembudidayaan.
Tujuan
pengembangan
wisata
alam
adalah
memanfaatkan dan mengalokasikan potensi ekonomis berbagai sumber daya alam yang ada di dalam kawasan wisata alam untuk kepariwisataan dengan efisien, tanpa meninggalkan prinsip pelestarian sumber daya alam tersebut (Suwantoro 2002). 2.2
Obyek dan Daya Tarik Wisata Obyek dan daya tarik wisata adalah sumber daya alam dan tata lingkungan
yang menjadi dasar sasaran wisata di taman nasional, taman hutan raya, taman
4
wisata alam, taman buru, taman wisata laut, serta kawasan hutan lainnya (Yoeti 2000). Sedangkan menurut Darsoprajitno (2002) menyatakan bahwa obyek daya tarik wisata adalah rangsangan atau daya tarik sumberdaya alam yang kemudian dikembangkan untuk kepentingan kepariwisataan. Obyek dan daya tarik wisata merupakan suatu potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata (Suwantoro 2002). Menurut Suwantoro (2002) terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam beberapa macam sistem klasifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke dalam tiga klasifikasi yaitu: 1. Obyek dan daya tarik wisata alam. 2. Obyek dan daya tarik wisata budaya. 3. Obyek dan daya tarik wisata minat khusus. Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan pada pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang sasarannya adalah wisata. Berdasarkan pasal 4 disebutkan bahwa yang termaksuk obyek dan daya tarik wisata yaitu: 1. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna. 2. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisat petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan. Pengertian obyek dan daya tarik wisata dapat disimpulkan berdasarkan penjelasan dan ciri-ciri yang telah di jelaskan di atas. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu baik berupa tempat atau wilayah yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi wiasatawan yang merupakan cipataan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia. 2.3
Demand (Permintaan) Pasar Permintaan pasar adalah sejumlah barang ekonomi yang akan dibeli
konsumen dengan harga tertentu dalam suatu waktu atau periode tertentu (Yoeti 2003). Sedangkan menurut Damanik (2006) permintaan pasar wisata adalah wisatawan dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa) wisata. Pengaruh harga terhadap permintaan hanya berlaku bagi barang-barang,
5
tetapi terhadap produk industri pariwisata berbeda. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi orang untuk melakukan perjalanan wisata pada suatu daerah wisata (DTW) tertentu. Faktor-faktor tersebut yaitu pendapatan, waktu senggang, teknologi, jumlah keluarga, keamanan dan aksesibilitas (Yoeti 2003). Permintaan terhadap wisata dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu permintaan yang potensial dan permintaan nyata atau sebenarnya. Permintaan potensial adalah sejumlah orang yang secara potensial yang sanggup dan mampu melakukan perjalanan wisata, sedangkan permintaan nyata (aktual) adalah orangorang yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, artinya sejumlah wisatawan yang nyata-nyata datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (Yoeti 2003). Menurut Damanik (2006) perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan wisatawan berdampak langsung pada kebutuhan wisata, dalam hal ini yaitu permintaan pasar. Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 tahun 1990 menyatakan bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Sedangkan menurut Muljadi (2009) wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat di klasifikasikan sebagai berikut: 1. Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olah raga. 2. Bisnis/ mengunjungi kaum keluarga. Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Dan apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam mereka disebut pelancong (excursionist). Yang dimaksud dengan pengunjung (visitor) yaitu setiap orang yang berkunjung ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah (Suwantoro 2002). Adapun faktor-faktor yang penting yang menentukan kepergian untuk berwisata antara lain yaitu: 1. Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi.
6
2. Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian. 3. Dorongan kebutuhan keagamaan. 4. Dorongan kebutuhan kesehatan. 5. Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian. 6. Dorongan kepentingan keamanan. 7. Dorongan kepentingan hubungan keluarga. 8. Dorongan kepentingan politik. Motivasi pengunjung datang ke kawasan wisata alam juga perlu diketahui untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung (Mujaldi 2009). Menurut Mujaldi (2009) menyatakan bahwa motivasi pengunjung melakukan perjalanan mempunyai dampak pada sendi-sendi kehidupan orang dan masyarakat, antara lain sosial ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan hidup. Adapun syarat utama yang harus dipenuhi untuk mengadakan perjalanan yaitu: 1. Kebutuhan fisiologis, seperti istirahat. 2. Kebutuhan akan keamanan dan rasa nyaman. 2.4
Segmentasi Pasar/ Pengunjung Segmentasi adalah proses membagi-bagi pasar sesuai dengan sifat dan
karakteristik pasar atau kelompok orang yang diharapkan menjadi konsumen produk yang akan kita tawarkan atau dengan kata lain membagi pasar sesuai perilaku konsumen yang terdapat dalam pasar (Yoeti 2003). Sedangkan menurut Yoeti (2005) Segmentasi pasar adalah komponen utama dalam perencanaan pemasaran strategis. Kriteria segmentasi pasar dapat dibagi menjadi empat katagori besar seperti: secara geografi, sosio-ekonomi, demografi, psikologi dan perilaku. Menurut David (2009) segmentasi pasar merupakan sebuah variabel penting dalam penerapan strategi paling tidak untuk tiga alasan, pertama strategi seperti pengembangan pasar, pengembangan produk, penetrasi pasar dan diversifikasi membutuhkan peningkatan penjualan melalui pasar dan produk yang baru. Sebuah produk wisata akan memiliki keunggulan kompetitif jika produk wisata tersebut menawarkan atribut-atribut determinan (yang penting dan dinilai unik oleh pasar/ pengunjung). Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tiap segmen
7
pasar yang akan dimasuki (Yoeti 2005). Adapun manfaat segmentasi pasar menurut (Yoeti 2005) diantaranya yaitu: 1. Untuk mendapatkan gambaran dari keinginan dan kebutuhan konsumen. 2. Untuk mementukan potensi penjualan dan profit 3. Untuk menentukan intensitas persaingan. 2.5
Strategi Pemasaran Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak
dicapai (David 2009). Strategi suatu daya tarik wisata harus mencangkup semua strategi, baik untuk daya tarik wisata itu sendiri maupun untuk perusahaanperusahaan kelompok industri pariwisata yang terdapat dan terlibat dalam kegiatan pariwisata di daya tarik wisata tersebut (Yoeti 2005). Pemasaran wisata adalah suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang mempunyai keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan komunikasi
dengan
mereka,
mempengaruhi
keinginan,
kebutuhan,
memotivasinya, terhadap apa yang disukai dan yang tidak disukainya, pada tingkat daerah-daerah lokal, regional, nasional ataupun internasional dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan memperoleh kepuasan optimal (Yoeti 2005). Pemasaran wisata sangat kompleks sifatnya dibandingkan dengan pemasaran barang-barang yang dihasilkan perusahaan manufaktur yang biasa kita kenal, dan produk yang ingin dipasarkan sangat terkait dengan suplier yang menghasilkannya, instansi, organisasi atau lembaga pariwisata yang mengelolanya (Yoeti 2005). Pada dasarnya, pemasaran wisata adalah usaha yang dilakukan suatu Organisasi Pariwisata Negara (OPN) atau Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) untuk menarik wisatawan (wisman dan wisnus) lebih banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak membelanjakan dolar atau rupiahnya pada DTW yang dikunjungi. Dalam strategi pemasaran pariwisata, promosi mempunyai fungsi untuk merangsang transaksi (Yoeti 2005). Strategi pemasaran adalah suatu komponen analisis situasi (situation analysis) dalam hal ini dapat dibagi atas dua bagian penting, masing-masing yaitu
8
analisis lingkungan dan analisis sumber daya. Analisis tersebut dapat menilai kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Sedangkan dalam bidang strategi pemasaran ada empat variabel yang dapat dipermainkan untuk memenangkan persaingan yaitu segmentasi pasar, bauran pemasaran, anggaran pemasaran dan ketepatan waktu (Yoeti 2005). Menurut Kotler (2008) strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan dapat mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Analisis pemasaran berhubungan dengan analisis bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah suatu strategi untuk mempengaruhi calon konsumen melakukan pembelian (Yoeti 2003). Menurut Lovelock (2007) bauran pemasaran dibagi menjadi delapan komponen, yaitu produk (product), tempat dan waktu (place and time), proses (process), orang (people), produktivitas dan kualitas (productivity and quality), promosi (promotion), bukti fisik (physical evidence) dan harga (price). 1. Produk (product) Semua komponen kinerja jasa yang merupakan nilai bagi pelanggan. 2. Tempat dan waktu (place and time) Keputusan
manajemen
tentang
kapan,
dimana
dan
bagaimana
menyampaikan jasa kepada pelanggan. 3. Proses (process) Metode pengoprasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. 4. Orang (people) Karyawan dan pelanggan yang terlibat dalam proses produksi. 5. Produktivitas dan kualitas (productivity and quality) Produktivitas adalah seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. Kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka.
9
6. Promosi (promotion) Semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. Bauran promosi (promotion mix) yang dapat dilakukan oleh suatu daerah sebagai DTW, diantaranya adalah Advertising, Sales Promotion, Personal Selling, Brochures Printing, Public Relations, Publicity, Exhibitions dan Trade Promotions. 7. Bukti fisik (physical evidence) Petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberikan bukti atas kualitas jasa. 8. Harga (price) Pengeluaran uang dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. 2.6
Analisis SWOT Setiap strategi pemasaran mempunyai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan. Strategi pemasaran tersebut dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Menurut Damanik (2006) analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) adalah suatu analisa lingkungan internal dan eksternal. Sedangakan menurut David (2009) analisis SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi : strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman) dan strategi WT (kelemahan-ancaman). Analisa internal lebih menitikberatkan pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi, sedangkan analisa eksternal digunakan untuk menggali dan mengidentifikasi semua peluang yang ada dan yang akan datang serta ancaman dari pesaing dan calon pesaing sehingga strategi pemasaran membuat kelebihankelebihan tiap komponen tersebut didesain dalam bauran pemasaran (Damanik 2006). Sehingga manajemen pemasaran akan memperoleh keuntungan dengan menggabungkan komponen-komponen pemasaran ke dalam suatu strategi terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan orang lain yang mempengaruhi keputusan-keputusan membeli (David 2009).
10
2.7
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process -AHP) merupakan
suatu metode yang pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli matematika dari Universitas Pisburgh, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan akan diselesaikan dalam suatu kerangka pemikiran yang terorganisir, sehingga dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut (Saaty dalam Marimin 2010). Dalam metode ini, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisa logis eksplisit, yaitu: 1. Penyusunan Hirarki (menggambarkan dan menguraikan secara hirarki). Penyusunan hirarki dilakukan dengan cara mengidentifikasi pengetahuan atau informasi yang sedang diamati. Penyusunan tersebut dimulai dari permasalahan yang kompleks yang diuarikan menjadi elemen pokoknya, elemen pokok ini diuraikan lagi ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hirarki. Jumlah bagian ini berkisar antara lima sampai Sembilan. Dalam struktur hirarki lengkap, jumlah tingkatan faktor-faktor tergantung pada pemilihan peneliti, secara umum unsur yang digunakan pada hirarki adalah faktor, aktor, tujuan dan alternatif. 2. Penilaian Setiap Level Penilaian setiap hirarki dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty dalam Marimin (2010) untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Skala 1-9 ditetapkan sebagai pertimbangan dalam membandingkan pasangan elemen di setiap level hirarki terhadap suatu elemen yang berada diatasnya. Skala dengan Sembilan satuan dapat menggambarkan derajat sampai mana kita mampu membedakan intensitas tata hubungan antarelemen. Perbandingan berpasangan ini dilakukan dalam sebuah matriks. Matriks merupakan tabel untuk membandingkan elemen satu dengan elemen lain terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Matriks memberikan kerangka untuk menguji konsistensi,
membuat
segala
pembandingan
yang
mungkin
dan
menganalisis kepekaan prioritas menyeluruh terhadap perubahan dalam pertimbangan.
11
3. Penetuan Prioritas Setiap level hirarki, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons) untuk menentukan prioritas. Sepasang elemen dibandingkan berdasarkan kriteria tertentu dan menimbang intensitas preferensi antarelemen. Hubungan antarelemen dari setiap tingkatan hirarki ditetapkan dengan membandingkan elemen itu dalam pasangan. Hubungan menggambarkan pengaruh relatif elemen pada tingkat hirarki terhadap setiap elemen pada tingkat yang lebih tinggi. Perbandingan berpasangan diulangai lagi untuk semua elemen dalam tiap tingkat. Langkah terakhir adalah dengan memberi bobot setiap vektor dengan prioritas sifatnya. 4. Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Penilaian yang mempunyai
konsisten
tinggi
sangat
diperlukan
dalam
persoalan
pengambilan keputusan agar hasil keputusannya akurat. Konsistensi sampai batas tertentu dalam menetapkan prioritas sangat diperlukan untuk memperoleh hasil-hasil yang akurat dalam dunia nyata. AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio konsistensi. Nilai rasio konsistensi harus 10 persen atau kurang. Jika lebih dari 10 persen, maka penilaian masih acak dan perlu diperbaiki.
BAB III METODOLOGI 3.1
Kerangka Penelitian Kerangka penelitian dibutuhkan dalam merencanakan suatu penelitian.
Kerangka penelitian bertujuan untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan. Berikut ini kerangka penelitian Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Propinsi Banten.
Inventarisasi potensi wisata
Pengunjung
Karakteristik pengunjung
Bentuk obyek wisata
Fishbein Evaluasi kondisi terakhir IFE + EFE Analisis SWOT dan IE
Perumusan strategi pemasaran Bayes AHP Rekomendasi strategi pemasaran Gambar 1 Bagan Kerangka Penelitian.
13
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Provinsi
Banten. Kegiatan ini dilakukan selama 2 bulan, yaitu dari bulan Juni sampai bulan Juli 2011.
LOKASI PENELITIAN
Gambar 2
3.3
Peta Lokasi Penelitian (Sumber: http://4.bp.blogspot.com/i3d1mVEjyW4/TfbOmF1Vt5I/AAAAAAAAAsY/jLtTg2CkZXI/ s1600/peta+banten.jpg ).
Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah voice recorder, buku
lapang, kamera dan alat tulis menulis. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, kuisioner dan peta-peta kawasan wisata alam di Kecamatan Bayah. 3.4
Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer (Tabel 2 dan Tabel 3) dan
data sekunder (Tabel 4). Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan serta hasil wawancara dan kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur.
14
3.4.1
Data Primer
Tabel 2 Data potensi wisata alam No. 1
Data Fisik
Rincian data Kondisi tapak, sarana dan prasarana, aksesibilitas.
2
Biologi
Flora dan fauna yang unik dan khas lokasi setempat, fenomena alam, sejarah obyek wisata
3
Sosekbud
Atraksi budaya, jenis cinderamata. harga, asal.
Metode pengumpulan data Observasi lapang dan wawancara Observasi lapang, studi literatur, wawancara Observasi lapang dan wawancara
Tabel 3 Data pengunjung No.
Data
1
Karakteristik
2
Tujuan datang berwisata Waktu berwisata
3 4 5 6 7 8
3.4.2
Rincian data Nama, jenis kelamin, umur, daerah asal, pendidikan, pekerjaan, profesi dan pendapatan. Tujuan utama pengunjung datang berwisata Waktu saat pengunjung datang berwisata
Informasi yang diinginkan Preferensi
Informasi yang ingin dicari oleh pengunjung Obyek wisata alam yang lebih disukai oleh pengunjung Daya tarik utama pengunjung
Obyek wisata yang disukai Sumber informasi Sikap pengunjung terhadap atribut wisata alam (evaluasi kondisi terakhir wisata alam)
Sumber informasi mengenai obyek wisata yang didapatkan oleh pengunjung Tingkat kepentingan atau evaluasi dan tingkat kepercayaan.
Metode pengumpulan data Kuisioner dan wawancara Kuisioner dan wawancara Kuisioner dan wawancara Kuisioner dan wawancara Kuisioner dan wawancara Kuisioner dan wawancara Kuisioner dan wawancara Kuisioner
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang mendukung atau melengkapi data primer
atau mendukung kegiatan yang dilakukan. Data sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang diperoleh secara tidak langsung dari laporan-laporan atau dokumen atau dengan pihak-pihak yang tidak langsung berkaitan dengan obyek kajian. Tabel 4 Data sekunder yang dikumpulkan No.
Data
Rincian data
1
Kondisi umum lokasi penelitian
2
Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak
Sejarah, letak dan luas, topografi, hidrologi, iklim dan cuaca hujan, kehidupan sosial dan agama Rencana pengembangan dan pengelolaan wisata, data pengunjung lima tahun terakhir dan bentuk promosi yang sudah, sedang dan akan dilakukan.
Metode pengumpulan data Studi literatur dan wawancara. Studi literatur dan wawancara.
15
3.5
Pengumpulan Data Cara pengumpulan data adalah sebagai berikut:
3.5.1
Observasi Lapang Observasi lapang yang dilakukan yaitu mengamati dan mencatat secara
langsung bentuk-bentuk potensi sumberdaya alam yang dijadikan obyek kawasan wisata alam, serta mengamati pola kebiasaan pengunjung. 3.5.2
Wawancara Wawancara yang dilakukan yaitu dengan mencatat semua hasil wawancara
terhadap responden dan informan yang terpilih dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan dan secara langsung wawancara dengan responden tersebut. Hal ini untuk mengetahui aspek pemasaran wisata yang mempengaruhi responden dalam melakukan kegiatan wisata. Responden yang dipilih adalah pengunjung dan pengelola kawasan wisata alam. 1. Pengunjung Pengambilan contoh dilakukan secara acak dengan jumlah sample pengunjung yang diambil menggunakan metode slovin (Umar 2005). Jumlah kuisioner yang berhasil disebarkan sebanyak 90 orang pada tiga lokasi wisata, dengan proporsi masing-masing setiap tempat wisata adalah sebanyak 30 kuisioner. 2. Pengelola Metode yang digunakan dalam melakukan wawancara adalah metode sampling bertujuan atau Purposive sampling (sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu). Responden yang digunakan adalah key informan pengelola yaitu pengelola wisata alam Karang Taraje, pengelola wisata alam Pulau Manuk, pengelola wisata alam Sawarna, pengelola Perum Perhutani BKPH Bayah dan bagian pemasaran dari Disporabudpar serta pihak yang terkait langsung dan memiliki andil pada wisata alam Kecamatan Bayah. 3.5.3
Studi Pustaka/Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan yaitu dengan mencatat dan mempelajari
studi yang telah dilakukan dan berhubungan erat dengan penelitian. Data yang
16
dikumpulkan seperti data jumlah pengunjung dan informasi lain yang dibutuhkan yang berhubungan dengan penelitian. 3.6
Analisis Data Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini disajikan
secara deskriptif dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui sikap pengunjung terhadap atribut wisata alam di Kecamatan Bayah, untuk mengetahui lingkungan internal dan eksternal untuk mendukung analisa kuantitatif yang menggunakan analisis IE dan AHP. Proses perumusan strategi dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap pertama dengan menggunakan analisis Fishbein, tahap kedua yaitu analisis lingkungan internal dan eksternal, tahap ketiga yaitu tahap pencocokan menggunakan matriks SWOT, IE dan tahap keempat yaitu pengambilan keputusan dengan menggunakan alat AHP untuk menentukan strategi alternatif mana yang paling baik untuk dipilih. Penjelasan metode-metode tersebut diuraikan dibawah ini: 3.6.1
Analisis Fishbein Analisis ini digunakan untuk menjelaskan sikap terhadap obyek wisata.
Metode ini menyatakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu obyek akan dibentuk oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh obyek tersebut. Metode ini menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek ditentukan oleh evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen atau merek (komponen
) dan kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk ).
Kepentingan (evaluasi) menggambarkan pentingnya suatu atribut atau karakteristik bagi pengunjung. Pengunjung akan mengidentifikasi atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek yang akan dievaluasi. Pengunjung menganggap tiap atribut memiliki tingkat kepentingan berbeda, kemudian pengunjung mengevaluasi tingkat kepentingan atribut tersebut. Kepercayaan merupakan kekuatan kepercayaan bahwa suatu obyek memiliki atribut atau karakteristik objek wisata. Pengunjung akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek wisata yang dievaluasinya (Engel 1994).
17
Keterangan: = sikap terhadap obyek = kekuatan kepercayaan bahwa obyek memiliki atribut i = evaluasi mengenai atribut i n
= jumlah atribut yang menonjol
3.6.2
Analisis Faktor Internal dan Eksternal (IFE - EFE) Analisis digunakan untuk menentukan strategi yang tepat bagi kawasan
wisata alam dengan menganalisis faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) obyek wisata alam di Kecamatan Bayah. Data internal dapat diperoleh di dalam kawasan wisata itu sendiri, seperti analisis manajemen produksi dan operasional, analisis manajemen sumberdaya manusia, analisis manajemen keuangan dan analisis manajemen pemasaran. Sedangkan untuk data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar kawasan wisata, seperti analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas dan analisis pemerintah. a. Matrik faktor strategi eksternal Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal: 1. Buatlah daftar faktor-faktor eksternal utama, dan susunlah dalam kolom. Pada kolom 1 masukan 1 sampai 10 faktor, termaksuk peluang dan ancaman. 2. Berilah pada kolom 2 setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot itu mengindikasikan signifikansi relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan kawasan wisata. 3. Berilah peringkat pada kolom 3 antara 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama untuk menunjukan seberapa efektif strategi kawasan wisata saat ini dalam merespons faktor tersebut, untuk peluang bobot
18
yang diberikan adalah di mana 4= responsnya sangat bagus, 3= responsnya di atas rata-rata, 2=
responsnya rata-rata, dan 1=
responsnya di bawah rata-rata. Peringkat didasarkan pada keefektifan strategi kawasan wisata. Sementara bobot dilangkah nomor 2 untuk ancaman adalah sebaliknya, di mana 1= responsnya sangat bagus, 2= responsnya di atas rata-rata, 3=
responsnya rata-rata, dan 4=
responsnya di bawah rata-rata. 4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot pada kolom 4. 5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor bobot total untuk organisasi. Tabel 5 EFE Faktor-faktor strategis eksternal 1. Peluang a. b. 2. Ancaman a. b. Total
Bobot
Rating
Bobot x Rating
b. Matrik faktor strategi internal Sebelum membuat matrik faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi internal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi internal: 1. Buatlah daftar faktor-faktor internal utama, dan susunlah dalam kolom. Pada kolom 1 masukan 1 sampai 10 faktor, termaksuk kekuatan dan kelemahan. 2. Berilah pada kolom 2 setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (semua penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu menandakan signifikansi relatif faktor tersebut bagi keberhasilan industri kawasan wisata. 3. Berilah peringkat pada kolom 3 antara 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat 1), lemah (peringkat 2), kuat (peringkat 3), atau sangat kuat (peringkat
19
4). Dengan memperhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. 4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot bagi masing-masing variabel pada kolom 4. 5. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot total organisasi. Tabel 6 IFE Faktor-faktor strategis internal 1. Kekuatan a. b. 2. Kelemahan a. b. Total
Bobot
Rating
Bobot x Rating
c. Penentuan bobot Berdasarkan pendapat responden melalui kuisioner dan wawancara terhadap faktor-faktor strategis terpilih, dibuat tabulasi data sebagai berikut: Tabel 7 Penentuan bobot faktor strategis dalam analisis SWOT Faktorfaktor strategis
Bobot Menurut Pendapat Responden Responden Responden 1 2 X11 X21 Xy1 Total rata-rata bobot (BF)
Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3
Bobot Ratarata
Bobot pada matrik EFAS/IFAS
Bf1 Bf2 Bfy Bf
Bm1 Bm2 Bmy
Responden 3
Xyi
Bobot pada kolom 2 matrik EFE dan IFE ditentukan sebagai berikut: 1. Bobot rata-rata dihitung dengan persamaan sebagai berikut Bfy = Bfy
: bobot rata-rata faktor strategis y
Xyi
: bobot faktor strategis y menurut responden i
i
: jumlah responden
20
2. Bobot pada matriks EFE/ IFE dihitung sebagai berikut Bmy = Bmy : bobot faktor strategis y pada matriks EFE/ IFE Bf
: total rata-rata bobot
d. Penentuan rating Penentuan rating pada matriks EFE/ IFE dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan bobot. Berdasarkan pendapat responden melalui kuisioner dan wawancara terhadap faktor-faktor strategis terpilih dibuat tabulasi data sebagai berikut Tabel 8 Rating faktor strategis dalam analisis SWOT Faktor-faktor strategis
Rating menurut pendapat responden Responden 1
Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3
Responden 2
X11 X21 Xy1
Rating ratarata
Responden 3
Xyi
Rm1 Rm2 Rmy
Rating pada kolom 3 matriks EFE/ IFE ditentukan sebagai berikut Rmy = Rmy
: rating rata-rata faktor strategis y
Xyi
: rating faktor strategis y menurut responden i
i
: jumlah responden
3.6.3
Analisis Matriks Internal – Eksternal (IE) Matriks ini memposisikan berbagai divisi dalam Sembilan sel. Mariks IE
didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah, skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang membuat implikasi strategi berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun.
21
Kedua, divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII dapat ditangani melalui strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Ketiga ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII atau IX adalah panen atau divestasi. SKOR BOBOT TOTAL IFE Kuat (3,0-4,0)
Tinggi (3,0-4,0)
SKOR BOBOT TOTAL EFE
Sedang (2,0-2,99)
Rendah (1,0-1,99)
Sedang (2,0-2,99)
Lemah (1,0-1,99)
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Gambar 3 Skor Bobot Total IE (David, 2009). 3.6.4
Analisis SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis kawasan wisata
adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi kawasan wisata dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. Tabel 9 Matriks SWOT IFE EFE Opportunies (O) Tentukan faktor eksternal
peluang
Threats (T) Tentukan faktor eksternal
ancaman
3.6.5
Strengths (S) Tentukan faktor kekuatan internal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Weakness (W) Tentukan faktor kelemahan internal Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Analisis Bayes Metode Bayes merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan
analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif. Persamaan
22
Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif disederhanakan menjadi:
Keterangan : Total nilai i
: nilai
akhir dari alternatif ke-i
Nilai ij
: nilai
dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j
Krit j
: tingkat
i
: 1, 2, 3,…..n; n = jumlah alternatif
j
: 1, 2, 3,…..n; n = jumlah kriteria
kepentingan (bobot) kriteria ke-j
Nilai peluang didapatkan dari suatu informasi awal yang dapat bersifat subjektif maupun objektif. Nilai peluang ini dapat diperbaiki dengan adanya informasi tambahan yang didapat dari sejumlah percobaan. Informasi awal tentang nilai peluang ini disebut pionir, sedangkan nilai peluang yang sedang diperbaiki dengan informasi tambahan yang didapat dari sejumlah percobaan. Informasi awal tentang nilai peluang ini disebut distributor prior, sedangkan nilai peluang yang sedang diperbaiki dengan informasi tambahan disebut peluang posterior. Pengambilan keputusan merupakan suatu pemilihan aksi a dari sekelompok aksi yang mungkin (A). Pemilihan aksi harus dengan mengetahui akibat dari aksi terpilih, yang biasanya merupakan fungsi dari status situasi (state of nature). Suatu status situasi q menggambarkan situasi atau keadaan nyata yang sebenarnya dimana aksi akan diaplikasikan. Nilai kinerja dari setiap aksi a dan status situasi q digambarkan dengan menggunakan pay off matrix. Tabel 10 Tabel Pay Off Matrix Ө
a
…..
Sumber : Marimin (2008)
X
X
……
X
X
……
…..
…..
……
…..
…..
……
23
Simbol Ө adalah status situasi yang dapat berupa kondisi, kriteria seleksi atau persyaratan pemilihan, A dapat berupa aksi, strategi atau pemilihan, sedangkan x adalah nilai dari setiap aksi atau status situasi. 3.6.6
Analisis AHP Analisis AHP digunakan untuk mendapatkan hasil yang akurat mengenai
prioritas program pemasaran mana yang tepat bagi kawasan wisata. Tahapan pengolahan data selanjutnya yaitu 1. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh. Pada hirarki (Gambar 3), tersusun atas fokus (F) pada tingkat 1, Dasar pemilihan (D) pada tingkat 2, Aktor (A) pada tingkat 3, Tujuan (T) pada tingkat 4, serta alternatif strategi pemasaran (P) pada tingkat 5. Analsisi Pemilihan Strategi Pemasaran (F) D1
D2
D3
D4
Dn
A1
A2
A3
A4
An
T1
T2
T3
T4
Tn
P1
P2
P3
P4
Pn
Gambar 4 Struktur Hirarki Pemilihan Strategi Pemasaran. 2. Menyusun Matriks Pembandingan Berpasangan (MPB) Matriks Pembandingan Berpasangan (MPB) dimulai dari puncak hirarki yang merupakan dasar untuk melakukan pembandingan berpasangan antar elemen yang terkait yang ada di bawahnya. Pembandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki.
24
3. Mengumpulkan
semua
pertimbangan
yang
dilakukan
dari
hasil
perbandingan yang diperoleh pada langkah 3. Melakukan pembandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i pada setiap elemen pada baris ke-j, yang berhubungan dengan fokus. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di kolom sebelah kiri selalu dibandingkan dengan elemen-elemen yang ada di baris puncak. Pembandingan berpasangan antar elemen-elemen tersebut dilakukan dengan pertanyaan “seberapa penting elemen beris ke-i mempengaruhi atau mendominasi fokus permasalahan, dibandingkan dengan kolom kej?” Untuk mengisis MPB menggunakan skala banding yang terdapat pada tabel 11. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri atas ke kanan bawah. Tabel 11 Nilai Banding Berpasangan Nilai Skala 1 3 5
7
9
2,4,6,8 Kebalikan nilai-nilai di atas
Definisis Penjelasan Kedua elemen sama Dua elemen mempengaruhi sama kuat pentingnya pada sifat itu Elemen yang satu sedikit lebih Pengalaman atau pertimbangan sedikit penting dari lainnya menyokong satu elemen atas lainnya Elemen yang satu jelas lebih Pengalaman atau pertimbangan penting dibanding elemen dengan kuat disokong dan lainnya dominasinya terlihat dalam praktek Satu elemen sangat jelas lebih Satu elemen dengan kuat disokong dan penting disbanding elemen dominasinya terlihat dalam praktek lainnya Satu elemen mutlak lebih Sokongan elemen yang satu atas yang penting disbanding elemen lainnya terbukti memiliki tingkat lainnya penegasan tertinggi Nilai-nilai diantara kedua Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan di atas pertimbangan Bilai nilai-nilai diatas dianggap membandingkan antar elemen A dan B, maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, 1/4,………, 1/9) digunakan untuk membandingkan kepentingan B terhadap A
4. Masukan nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila F1 lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat F (fokus) dibandingkan denga F2. Sedangkan
F1
kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi identifikasi masalah dibandingkan dengan F2, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks dibawah garis diagonal utama diisi dengan nilai kebalikannya. Misalnya, bila elemen F12 memiliki nilai 8, maka nilai F21 adalah 1/8.
25
5. Melaksanakan langkah 2,3, dan 4 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen di setiap tingkat hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen diatasnya. Matriks pembandingan dalam model AHP dibandingkan menjadi Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG). MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan
, yaitu elemen matriks pada baris ke-i dan kolom
ke-j (Gambar 5). G
A1
A1
A2
A3
……
An
a12
a13
……
a1n
A2
a21
a22
a23
……
a2n
A3
a31
a32
a33
……
a3n
……
……
…..
…..
…..
……
An
an1
an2
an3
……
ann
Gambar 5 Matriks Pendapat Individu. 6. Mengitung rasio inkonsistensi pada setiap MPI Perhitungan rasio inkonsistensi pada kedua MPI dilakukan dengan menggunakan software expert choice 2000. Tujuannya adalah untuk mengetahui MPI mana yang tidak memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi kurang dari atau sama dengan 10 persen. 7. Revisi Revisi pendapat dilakukan jika rasio inkonsistensi pendapat cukup tinggi yaitu lebih besar dari 10 persen. Nilai yang tinggi ini, menunjukan nilainilai perbandingan antar elemen yang tidak logis. Nilai-nilai MPI dapat diubah-ubah oleh individu yang bersangkutan hingga diperoleh hasil yang memuaskan. 8. Menyusun matriks gabungan MPG adalah susunan matriks baru yang elemennya (
) berasal dari rata-
rata geometriks pendapat-pendapat individu yang memenuhi persyaratan konsistensi, dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI
26
yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Gambar 6. Rata-rata geometrik dapat diperoleh dengan menggunakan rumus matematika
=
Dimana : = elemen MPG baris ke-i kolom ke-j = elemen baris ke-i kolom ke-j dari MPI ke-k k
= indeks MPI dari individu ke-k yang memenuhi syarat
m
= jumlah MPI yang memenuhi syarat = akar pangkat m = perkalian dari elemen k=1 sampai k=m
G
G1
G1
G2
G3
……
Gn
g12
g13
……
g1n
G2
g21
g22
g23
……
g2n
G3
g31
g32
g33
……
g3n
……
……
…..
…..
…..
……
Gn
gn1
gn2
gn3
……
Gnn
Gambar 6 Matriks Pendapat Gabungan. 9. Mensintesisi prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu pengolahan horizontal dan pengolahan vertikal, yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu hitung kalkulator. Pengolahan horizontal dilakukan setelah matriks pendapat yang akan diolah telah siap dan lengkap dengan elemennya.
27
a. Pengolahan horizontal. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengelolaan horizontal ini adalah: 1. Jumlah setiap elemen dalam masing-masing kolom MPG yang telah terisi, dan dapatkan vektor baris
:
=
2. Jumlah baris MPG atau jumlah kolomnya, dihitung untuk memperoleh eigenvector/ vektor prioritas.
3. Perhitungan nilai eigen maks (
maks)
dengan rumus:
dengan VP = vektor prioritas ; VA = ( dengan VB = (
)
)
dengan i= 1, 2, 3, ……, n VA= VB= Vektor antara 4. Perhitungan Indeks Konsistensi (CI) dengan rumus:
b. Pengolahan vertikal, yaitu menyususn prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus. Pengolahan vertikal dilakukan setelah pengolahan horizontal selesai dilaksanakan. Hasil akhir dari pengolahan ini merupakan bobot prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan paling bawah terhadap sasaran utama. Apabila
didefinisikan sebagai nilai
prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka dapat diformulasikan :
28
Keterangan: : nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i : nilai prioritas elemen ke-i pada level ke-j terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-1), yang diperoleh dari pengolahan horizontal. : nilai prioritas elemen ke-t pada tingkat ke (i-1), terhadap sasaran utama (fokus), yang diperoleh dari hasil pengolahan vertikal. s
: jumlah elemen yang ada pada tingkat ke (i-1).
i, j, t
: 1, 2, 3, ……, n
10. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki Langkah terakhir adalah mengevalusi inkonsistensi untuk seluruh hirarki dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas utama kriteria yang menjadi dasar pembandingan, dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks inkonsistensi acak yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Cara yang sama digunakan, dimana setiap indeks inkonsistensi acak juga dikalikan denga bobot berdasarkan prioritas kriteria yang menjadi
dasar
pembandingan,
dan hasilnya
dijumlahkan.
Untuk
memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi hirarki harus bernilai kurang dari atau sama dengan 10 persen. Hasil dari pengolahan data tersebut akan menunjukan mana yang menjadi prioritas untuk setiap tingkat hirarki, yang kemudian akan disusun strategi promosi yang sesuai untuk dijalankan. Setelah diperoleh strategi promosi yang sesuai, diharapkan akan memberikan hasil yang diinginkan oleh kawasan wisata. Pada penilaian jawaban hasil kuisioner dengan menggunakan metode AHP, dapat diketahui mana hasil jawaban yang konsisten dan yang tidak konsisten. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai rasio inkonsistensinya. Rasio inkonsistensi diperoleh setelah matriks diolah secara horizontal dengan software komputer Expert Choice 2000. Apabila berada di batas normal, yaitu antara 0,00 sampai 0,1 berarti kuisioner telah diisi dengan jawaban yang konsisten dan
29
menunjukan bahwa informasi yang diberikan dapat digunakan untuk penelitian. Namun, apabila berada di luar batas tersebut (lebih dari 0,1) maka perlu dilakukan pengulangan pengisian kuisioner untuk didapatkan hasil yang konsisten. Bila nilai rasio inkonsistennya adalah tepat 0,00, hal itu menunjukan hasil yang konsisten dan sempurna.
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1
Administrasi Pemerintahan Kecamatan Bayah secara administrasi pemerintahan termasuk dalam
wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengelolaan kawasan wisata sebagian dikelola oleh Perum Perhutani Unit III (Jabar-Banten) Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dan kawasan wisata lainnya di kelola oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. 4.2
Luas dan Letak Kecamatan Bayah memiliki luas wilayah adalah 15.553 Ha. Secara
geografis kecamatan Bayah terletak pada 160,12˚-160,22˚ Bujur Timur (BT) dan 60,55˚-70,1˚ lintang selatang (LS). Kecamatan Bayah terdiri dari 9 desa yaitu Bayah Barat, Bayah Timur, Darmasari, Sawarna, Cidikit, Pasir Gombong, Suwakan, Cimancak dan Cisuren. Sebelah Utara dan Barat Kecamatan Bayah berbatasan dengan Kecamatan Panggarangan, sebelah Timur Kecamatan Bayah berbatasan dengan Kecamatan Cibeber dan Cilograng, dan sebelah Selatan Kecamatan Bayah berbatasan dengan Samudra Hindia. 4.3
Kondisi Fisik Kecamatan Bayah mempunyai mempunyai Fisiografi daratan, bukit
lipatan dan vulkanis. Jenis tanah terdiri dari enam golongan yang terdiri dari tanah liat, pasir, batu kapur, vulkanis, abu pasir dan batu liat (gabungan dari seluruh jenis tanah). dari jenis tanah tersebut terdiri dari podolsik merah kuning, latosol, aluvial, andosol dan regosol. Kecamatan Bayah memiliki ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Bayah adalah 20 % berbentuk dataran rendah dan sisanya 80% berbentuk perbukitan dan pegunungan. Penggolongan iklim menurut Schimidt Ferguson termasuk dalam iklim B (tanpa musim kering) dengan curah hujan rata-rata per tahun 1.300-2.100 mm serta suhu rata-ratanya bekisar antara 25˚C-30˚C.
31
Sumber air pada kawasan Kecamatan Bayah berasal dari pegunungan sangga Buana, Kendeng dan Sadapulang. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kecamatan Bayah adalah Cimadur (Ciwaru dan Cikumpay), Cimadur (Cidikit dan Cinangga), Cimadur (Cipamumbulan dan Cicalung), Cisawarna (Cisaem dan Cibarengkok), Cimadur (Cidikit, Cipanenjoan dan Cibenguk), Cimadur (Cikaret dan Cipalasari), Cimadur (Cibuntu dan Cimampang), Cimancak (Cimanceri) dan Cimadur (Cigeledug, Cipangasahan dan Cisuren). 4.4
Potensi Kawasan Potensi wisata alam di Kecamatan Bayah memiliki nilai ekonomi tinggi
jika dikelola dengan baik. Obyek-obyek wisata tersebut diantaranya obyek wisata Pantai Ciantir, Tanjung Layar, Pulau Manuk, Karang Taraje, Legon Pari Sawarna, dan Gua Lalay. Serta situs bersejarah seperti Tapak Sikabayan, Makam Belanda dan Tugu Romusha, yang terdapat di dua desa yaitu Desa Bayah Barat dan Sawarna. Kawasan wisata alam di Kecamatan Bayah memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Karena di Kawasan ini memiliki kawasan hutan yang termasuk dalam kelompok hutan gunung kembang dan hutan lindung. Selain itu kawasan tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang berpotensi untuk dimanfaatkan di masa depan. Jenis flora yang dapat ditemukan di kawasan wisata alam adalah Ketapang (Terminalia cattapa), Cantigi (Gaulsharia fragantisisima), Cemara laut (Casaurina equisetifolia), Mahoni (Swetenia mahagoni), Pandan (Pandanus odora), Kelapa (Cocos nucifera), Sukun (Artocarpus communi), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Terap (Artocarpus elasticus), Jabon (Anthocephalus cadamba), Rasamala (Altingia exelsa), Tariti, Ki hujan (Agathis borneensis), Huru (Macaranga rhizinoides), Jati (Tectona grandis), Akasia (Accacia mangium), Damar (Agathis damara), Puspa (Schima wallichii), Sengon (Paraserianthes falcataria),
Sungkai
(Peronema canescens),
Nyamplung
(Callophyllum inophyllum), Rengas (Glutha renghas), Pulei Pandak (Alstonia scholaris), Gaharu (Aquilaria malaccensis), Keben (Barringtonia asiatica), Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Bintangur (Ipomoea pesceprae) Jenis Fauna yang dapat ditemukan adalah jenis mamalia, burung dan serangga. Untuk jenis mamalia yaitu Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)
32
Lutung (Trachypithecus auratus), Kelelawar dan Babi hutan (Sus scrofa). Untuk jenis burung yaitu Walet linchi (Collocalia linchi), Tekukur (Streptopelia chinensis) Kuntul karang (Egretta sacra). Dan untuk jenis serangga terdapat Lipan (Thereuopoda sp.), Jangkrik (Ceuthophilus maculates), Kaki seribu (Arthropoda sp.) dan Kecoa (Blattella sp.).
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Potensi Kawasan Wisata alam Kecamatan Bayah Daya tarik wisata merupakan suatu potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke daerah tujuan wisata (Suwantoro 2002). Daya tarik wisata alam di Kecamatan Bayah terdiri dari daya tarik fisik, daya tarik biologi, dan daya tarik sosial budaya. 5.1.1
Pantai Karang Taraje
5.1.1.1 Daya Tarik Fisik Karang Taraje merupakan pantai yang memiliki bentangan karang panjang dan luas di sepanjang garis pantai (Gambar 7). Penamaan Karang Taraje berasal dari hamparan karang yang menyerupai tangga. Pada sela-sela karangnya terdapat beberapa cekungan yang berisi air dan ikan. Cekungan tersebut digunakan sebagai tempat memancing warga setempat. Selain tempat memancing, Karang Taraje juga menawarkan potensi wisata bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan alam dan aktraksi ombak laut.
Gambar 7 Pantai Karang Taraje. Karang Taraje terletak 4 km dari kantor Kecamatan Bayah dan dapat ditempuh selama 20 menit menggunakan minibus (mobil colt), angkutan desa dan ojeg. Karang Taraje dibuka untuk pengunjung setiap hari mulai pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Harga karcis masuk Karang Taraje sebesar Rp. 3.500 dan berlaku hanya pada hari libur nasional seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Tahun Baru Hijriah. Kepadatan pengunjung di Karang Taraje terjadi pada hari libur nasional dan setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu). Pada hari libur nasional
34
pengunjung dikenakan karcis masuk sedangkan pada akhir pekan pengunjung tidak dikenakan karcis masuk. 5.1.1.2 Daya Tarik Biologi Jenis tumbuhan yang terdapat di Karang Taraje meliputi Ketapang (Terminalia cattapa), Cantigi (Gaulsharia fragantisisima), Cemara laut (Casaurina equisetifolia), Mahoni (Swetenia mahagoni), Pandan (Pandanus odora), Kelapa (Cocos nucifera), Sukun (Artocarpus communi) dan Nangka (Artocarpus heterophyllus). Jenis satwaliar yang terdapat di Karang Taraje meliputi Walet linchi (Collocalia linchi), Tekukur (Streptopelia chinensis) dan Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Jenis-jenis satwaliar tersebut dapat dilihat pengunjung saat mengelilingi Karang Taraje. Beberapa jenis tumbuhan dan satwaliar diatas dapat dilihat pada Gambar 8.
a
b
c
d
Sumber : Endang
Sumber : Endang
Gambar 8 (a) Cantigi; (b) Pandan;dan (c) Sukun; (d) Burung Tekukur. 5.1.1.3 Daya Tarik Sosial Budaya Masyarakat di sekitar kawasan wisata Karang Taraje memiliki kerajinan tangan dan kesenian yang khas. Kerajinan tangan yang adalah membuat makanan khas yaitu sale pisang, keripik pisang dan gula aren. Kesenian yang khas adalah “kedok kojor golok” ( pentas adu golok).
35
5.1.1.4 Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang terdapat di Karang Taraje meliputi toilet, tempat ibadah, pos jaga, pintu gerbang, papan nama lokasi, penginapan dan warung makanan (Gambar 9). Sarana dan parsarana yang belum ada di Karang Taraje antara lain shelter (tempat istirahat), jalan setapak, pusat informasi bagi pengunjung
a
b
c
d
e
f
Gambar 9 (a) Pintu gerbang; (b) Pos jaga; (c) Tempat ibadah; (d) Toilet; (e) Penginapan; (f) Warung makan. 5.1.1.5 Aksesibilitas Kawasan Pantai Karang Taraje dapat ditempuh melalui jalan darat dengan rute perjalanan sebagai berikut: 1. Jakarta - Serang - Malingping - Bayah - Karang Taraje Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 4 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal.
36
2. Jakarta - Balaraja - Maja - Rangkasbitung - Malingping - Bayah - Karang Taraje Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang. 3. Jakarta - Bogor - Pelabuhan Ratu - Bayah - Karang Taraje Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 6 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal yang berkelok. 4. Jakarta - Bogor - Leuwiliang - Rangkasbitung - Malingping - Bayah Karang Taraje Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 7 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal yang mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang. 5. Jakarta – Pandeglang – Rangkasbitung – Saketi – Malimping – Bayah – Karang Taraje Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 6 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal yang mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang. 5.1.2
Pantai Pulau Manuk
5.1.2.1 Daya Tarik Fisik Pulau Manuk merupakan pantai yang memiliki pasir putih dan bentangan karang besar dengan ombak yang tenang (Gambar 10). Penamaan Pulau Manuk berasal dari jenis burung yang bersarang dan berkembang biak di pulau karang. Pada pulau karang tersebut terdapat burung jenis Kuntul. Pulau Manuk menawarkan potensi wisata bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam, berenang dan memancing. Pulau Manuk terletak 7 km dari kantor Kecamatan Bayah dan dapat ditempuh selama 20 menit menggunakan minibus (mobil colt), angkutan desa dan ojek. Pulau Manuk dibuka untuk pengunjung setiap hari mulai pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Harga karcis masuk Pulau Manuk sebesar Rp. 3.500. Kepadatan pengunjung di Karang Taraje terjadi pada hari libur nasional dan setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu).
37
Gambar 10 Pantai Pulau Manuk. 5.1.2.2 Daya Tarik Biologi Jenis tumbuhan yang terdapat di Pulau Manuk meliputi Terap (Artocarpus elasticus), Jabon (Anthocephalus cadamba), Rasamala (Altingia exelsa), Tariti, Cantigi (Gaulsharia fragantisisima), Ki hujan (Agathis borneensis), Huru (Macaranga rhizinoides), Jati (Tectona grandis), Mahoni (Swetenia mahagoni), Akasia (Accacia mangium), Damar (Agathis damara), Ketapang (Terminalia cattapa), Puspa (Schima wallichii), Kelapa (Cocos nucifera) dan Pandan (Pandanus odora). Jenis satwaliar yang terdapat di Karang Taraje meliputi burung Kuntul karang (Egretta sacra), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Trachypithecus auratus) dan Babi hutan (Sus scrofa) (Gambar 11).
a Sumber : Endang
c Sumber : Endang
b Sumber : Endang
d Sumber : Endang
Gambar 11 (a) Jati; (b) Jabon;dan (c) Mahoni; (d) Monyet ekor panjang.
38
5.1.2.3 Daya Tarik Sosial Budaya Masyarakat di sekitar kawasan wisata Pulau Manuk memiliki kerajinan tangan dan kesenian yang khas. Kerajinan tangan yang adalah membuat makanan khas berupa sale pisang, keripik pisang dan gula aren. Kesenian yang khas adalah “kedok kojor golok” ( pentas adu golok). 5.1.2.4 Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang terdapat di Pulau Manuk meliputi toilet, pos jaga, papan nama lokasi, pintu gerbang, shelter (tempat istirahat) dan warung makanan (Gambar 12). Sarana dan prasarana yang belum ada di Pulau Manuk antara lain tempat ibadah, penginapan, jalan setapak, pusat informasi bagi pengunjung.
a
b
c
d
e
f
Gambar 12 (a) Pintu gerbang; (b) Papan nama lokasi; (c) Pos jaga; (d) Toilet; (e) Shelter; (f) Warung makan.
39
5.1.2.5 Aksesibilitas Kawasan Kawasan wisata alam Pantai Pulau Manuk dapat ditempuh melalui jalan darat dan dapat ditempuh lewat kota-kota besar, diantaranya yaitu: 1. Jakarta - Serang - Malingping - Bayah - Pulau Manuk Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 4 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal. 2. Jakarta - Balaraja - Maja - Rangkasbitung - Malingping - Bayah - Pulau Manuk Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang. 3. Jakarta - Bogor - Pelabuhan Ratu - Bayah - Pulau Manuk Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 6 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal yang berkelok. 4. Jakarta - Bogor - Leuwiliang - Rangkasbitung - Malingping - Bayah Pulau Manuk Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang. 5. Jakarta – Pandeglang – Rangkasbitung – Saketi – Malimping – Bayah – Pulau Manuk Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang. 5.1.3
Pantai Sawarna
5.1.3.1 Daya Tarik Fisik Sawarna merupakan pantai yang memiliki pasir putih dan bentangan karang besar (Gambar 13). Penamaan Sawarna berasal dari kata suarna yang artinya emas. Ketika Jepang berkuasa di Indonesia Desa Sawarna dijadikan lokasi penambangan emas dan meninggalkan lubang bekas penggalian emas. Pantai ini memiliki beberapa obyek wisata yang menarik yaitu Pantai Ciantir, Tanjung Layar dan Gua Lalay.
40
Sawarna terletak 10 km dari kantor kecamatan Bayah dan dapat ditempuh selama 1 jam menggunakan minibus (mobil colt), angkutan desa dan ojeg. Tanjung Layar terletak 2 km dari pantai Sawarna dan dapat ditempuh selama 30 menit dengan melewati jembatan gantung yang memiliki lebar 1 meter. Sawarna dikelola masyarakat lokal dan belum memiliki karcis masuk. Pengunjung yang datang ke tempat ini diantar oleh masyarakat lokal untuk menuju objek wisata yang ada di Sawarna. Kepadatan pengunjung di Sawarna terjadi pada hari libur nasional dan setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu).
Gambar 13 Pantai Sawarna. a. Pantai Ciantir Pantai Ciantir merupakan pantai yang memiliki pasir putih dengan panjang mencapai tiga kilometer dan memiliki ombak besar (Gambar 14). Pantai Ciantir menawarkan potensi wisata bagi pengunjung yaitu berjemur, sepak bola pantai, selancar, voli pantai dan menikmati detik-detik terbenamnya matahari (sunset).
Gambar 14 Pantai Ciantir. b. Tanjung Layar Tanjung layar merupakan pantai yang memiliki dua karang besar yang berbentuk kerucut dengan ketinggian 5 meter (Gambar 15). Karang besar
41
tersebut terbentuk karena adanya gejala alam yang terjadi ratusan tahun yang lalu. Tanjung Layar menawarkan potensi wisata bagi pengunjung yang ingin menikmati matahari terbenam.
Sumber : Elan
Sumber : Elan
Gambar 15 Tanjung Layar. c. Goa Lalay Goa Lalay merupakan goa batu gamping (karst) yang memiliki panjang 100 meter dan disertai dengan stalagmit dan stalaktit di dalamnya (Gambar 16). Gua Lalay terbentuk akibat adanya tetesan air yang terjadi ratusan tahun yang lalu. Lantai Goa berupa sungai bawah tanah yang berlumpur dengan ketebalan 10 – 15 cm. Penamaan Goa Lalay berasal dari bahasa sundanya yaitu lalay yang artinya kelelawar. Kelelawar tersebut berada di langit-langit Goa. Selain itu terdapat berbagai jenis satwa lainnya yang mendiami goa lalay seperti Lipan, Jangkrik, kecoa dan kaki seribu.
Sumber : Elan
Sumber : Elan
Gambar 16 Gua Lalay. 5.1.3.2 Daya Tarik Biologi Jenis tumbuhan yang terdapat di Sawarna meliputi sengon (Paraserianthes falcataria), Jati (Tectona grandis), Mahoni (Swietenia mahagoni), Puspa (Schima
42
wallichii), Sungkai (Peronema canescens), Ketapang (Terminalia cattapa), Nyamplung (Callophyllum inophyllum), Rengas (Glutha renghas), Pulei Pandak (Alstonia scholaris), Gaharu (Aquilaria malaccensis), Pandan (Pandanus odora), Keben (Barringtonia asiatica), Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Bintangur (Ipomoea pesceprae). Jenis satwaliar yang terdapat di Sawarna meliputi Walet linchi (Collocalia linchi), Tekukur (Streptopelia chinensis), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Trachypithecus auratus), Kelelawar (Cynopterus titthaecheilus), Lipan, Jangkrik, Kaki seribu (Arthropoda sp.) dan Kecoa (Periplaneta americana) (Gambar 17).
a Sumber : Endang
c Sumber : Elan
b Sumber : Endang
d Sumber : Elan
Gambar 17 (a) Ketapang; (b) Gaharu;dan (c) Kelelawar; (d) Walet. 5.1.3.3 Daya Tarik Sosial Budaya Masyarakat di sekitar pantai Sawarna memiliki kerajinan tangan khas yaitu kerajinan kayu berupa gitar. Selain itu terdapat situs budaya yaitu jejak kaki kiri “Si Kabayan” yang letaknya di pinggir Tanjung Layar. 5.1.4
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang terdapat di Sawarna meliputi papan nama
lokasi penginapan, tempat parker, toilet dan warung makanan (Gambar 18). Sarana dan prasarana yang belum ada di Sawarna antara lain tempat ibadah, toilet,
43
pos jaga, penginapan, pintu gerbang, shelter (tempat istirahat), jalan setapak, pusat informasi bagi pengunjung.
a
b
Gambar 18 (a) Papan nama lokasi; (b) Warung makan. 5.1.5
Aksesibilitas Kawasan Kawasan wisata alam Pantai Sawarna dapat ditempuh melalui jalan darat,
dan dapat ditempuh lewat kota-kota besar, diantaranya yaitu: 1. Jakarta - Serang - Malingping - Bayah - Sawarna Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 4 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal. 2. Jakarta - Balaraja - Maja - Rangkasbitung - Malingping - Bayah - Sawarna Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang. 3. Jakarta - Bogor - Pelabuhan Ratu - Bayah - Sawarna Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 6 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata berupa jalan aspal yang berkelok. 4. Jakarta - Bogor - Leuwiliang - Rangkasbitung - Malingping - Bayah Sawarna Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang. 5. Jakarta - Pandeglang - Rangkasbitung - Saketi - Malimping - Bayah Sawarna Rute perjalanan ini dapat ditempuh selama 5 jam. Kondisi jalan menuju obyek wisata alam berupa jalan aspal yang banyak mengalami kerusakan yaitu berupa jalan berlubang.
44
5.2
Pengelolaan Wisata alam Kecamatan Bayah merupakan kawasan wisata yang berada di
garis pantai selatan. Pengelola kawasan wisata alam Kecamatan Bayah khususnya objek wisata Pantai Pulau Manuk melakukan kerjasama dengan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banten, Badan Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Bayah. Sedangkan untuk objek wisata lainnya dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten. Pihak pengelola bekerjasama dengan investor dan biro perjalanan Banten untuk meningkatkan daya saing dalam memperbaiki sarana dan parasarana yang masih kurang. Kawasan wisata alam Kecamatan Bayah memiliki pesaing dengan kawasan wisata lain yang sejenis. Objek wisata yang berada di sekitar kawasan wisata yaitu Pantai Pelabuhan Ratu, Pantai Cibobos, Pantai Bagedur. Pesaing utama wisata alam Kecamatan Bayah yaitu Pantai Pelabuhan Ratu. Hal tersebut karena lokasinya yang startegis. Indonesia membuka pasar internasional untuk meningkatkan devisa negara. Pengelola berupaya menjaga budaya indonesia sebagai budaya timur untuk menghindari budaya barat masuk ke kawasan wisata alam Kecamatan Bayah. Pengelola juga berkomitmen menjaga kawasan wisata agar tetap alami tanpa merubah bentuk aslinya. Masyarakat sekitar kawasan wisata menunjukan sikap yang baik (ramah) kepada pengunjung. Kondisi ekonomi masyarakat sekitar sebagian besar berinteraksi dengan kawasan, seperti nelayan ikan dan penangkap udang lobster, bahkan ada yang menganggur karena pendidikannya hanya sampai tamatan SMP. Untuk
membantu
perekonomian
masyarakat
pengelola
berupaya
untuk
mengikutsertakan masyarakat setempat dalam pengembangan kawasan wisata sebagai pemandu. 5.3
Permintaan Pasar Wisata Kegiatan analisis pasar wisata dapat dilakukan melalui identifikasi
karakteristik, motivasi dan tanggapan para pengunjung terhadap kawasan wisata alam di Kecamatan Bayah. Kegiatan analisis pasar dilakukan untuk menentukan
45
sistem pemasaran dan memperluas pasar. Kegiatan analisis pasar dapat dilihat melalui penyebaran kuisioner terhadap pengunjung/ responden yang datang ke lokasi wisata alam. 5.3.1
Karakteristik Wisatawan/Pengunjung
a. Usia Pengunjung Pengunjung obyek wisata alam di Kecamatan Bayah didominasi usia 20 – 24 tahun. Persentase pengunjung usia 20 – 24 tahun sebesar 40% (Gambar 19). Hal itu karena pengunjung masih memiliki waktu luang yang lebih banyak. Motivasi pengunjung usia tersebut melakukan wisata adalah menghilangkan rasa jenuh dari rutinitas sehari-hari. 45
40
40 35 30 25 20 15
11.1
12.2
10
10
10 3.4
5
7.7 2.2
3.4
0
Gambar 19 Karakteristik Kelas Umur Pengunjung. b. Asal pengunjung Pengunjung obyek wisata alam sebagian besar berasal dari Provinasi Banten. Persentase pengunjung yang berasal dari Provinsi Banten sebesar 81%, Jabodetabek sebesar 12%, dan Jawa Barat sebesar 7% (Gambar 20). Pengunjung yang berasal dari Provinsi Banten sebagian besar berasal dari Kecamatan Bayah. Persentasi pengunjung yang berasal dari Bayah sebesar 69%, Tangerang sebesar 18%, Serang sebesar 8%, Rangkasbitung sebesar 4% dan Cilegon sebesar 1% (Gambar 21).
46
7%
12% Banten Jawa Barat Jabodebek
81%
Gambar 20 Karakteristik Asal Pengunjung. 8% 1%
4%
18% 69%
Bayah Tangerang Serang Cilegon Rangkasbitung
Gambar 21 Karakteristik Asal Pengunjung dari Propinsi Banten. c. Jenis Kelamin Pengunjung Pengunjung obyek wisata alam di Kecamatan Bayah didominasi oleh perempuan sebesar 57% dan laki-laki sebesar 43% (Gambar 22). Hal itu karena pengunjung perempuan lebih menyukai kegiatan berenang secara rombongan dan sebagian kecil diikuti oleh pengunjung laki-laki.
43% 57%
Laki-laki Perempuan
Gambar 22 Karakteristik Jenis Kelamin Pengunjung. d. Pendidikan Pengunjung Pengunjung obyek wisata alam di Kecamatan Bayah terdiri dari SMAsederajat sebesar 43%, untuk pendidikan yang lebih tinggi/mahasisiwa (D3,S1,S2/S3) yaitu sebesar 40% dan SMP-sederajat sebesar 17% (Gambar 23). Hal itu karena pengunjung dari SMA-sederajat memiliki
47
rutinitas sehari-hari sehingga memerlukan suasana baru yang dapat menghilangkan rasa jenuh. 2%
17%
SMP
34%
SMA Diploma
43%
Sarjana
4%
S2/S3
Gambar 23 Karakteristik Pendidikan Pengunjung. e. Pekerjaan Pengunjung Pengunjung obyek wisata alam di Kecamatan Bayah terdiri dari pelajar/mahasiswa sebesar 39%, karyawan swasta sebesar 16%, PNS sebesar 12%, sebagai wiraswasta sebesar 12% dan sebagai ibu rumah tangga sebesar 21% (Gambar 24). Hal ini karena pengunjung memerlukan suasana baru yang dapat menghilangkan kepenatan dan kejenuhan belajar di sekolah. 12% 21% 12% 16%
39%
Pegawai Negeri Pelajar/Mahasiswa Karyawan Swasta Wiraswata Ibu Rumah Tangga
Gambar 24 Karakteristik Pekerjaan Pengunjung. f. Profesi Pengunjung Pengunjung obyek wisata alam di Kecamatan Bayah terdiri dari pelajar/ mahasiswa sebesar 37.8%, guru sebesar 5.6%, penyuluh kehutanan, dokter, perawat, bidan, polisi dan perbankan sebesar 8.8%, nelayan, pedagang, teknisi, sopir dan penghibur dan ibu rumah tangga sebesar 47.6% (Gambar 25). Hal ini karena pengunjung memerlukan suasana baru yang dapat mengehilangkan kepenatan dan kejenuhan belajar di sekolah.
48
40 30 20 10 0
37.8 21.1
14.3 5.6
1.1
1.1
1.1
2.2
1.1
2.2
1.1
5.6
3.3
2.2
Gambar 25 Karakteristik Profesi Pengunjung. g. Pendapatan Pengunjung Pengunjung obyek wisata alam di Kecamatan Bayah memiliki pendapatan < Rp. 1.000.000,- sebesar 1%, pendapatan Rp. 1.000.000,- Rp. 2.000.000,sebesar 15%, pendapatan Rp. 2.000.000,- Rp. 3.000.000,- sebesar 16%, pendapatan Rp. 3.000.000,-Rp. 4.000.000,- sebesar 6%, pendapatan Rp. 4.000.000,-Rp. 5.000.000,- sebesar 2% dan yang tidak mempunyai pendapatan sebesar 60% (Gambar 26). Hal ini karena pengunjung adalah pelajar dan sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki pendapatan sendiri. Pengunjung obyek wisata alam di Kecamatan Bayah sebagian besar menggunakan sepeda motor dalam melakukan perjalanan wisata. Hal itu karena penggunaan sepeda motor relatif lebih murah dibandingkan dengan kendaraan lainnya. selain itu pengunjung yang melakukan perjalanan juga tidak bermalam di kawasan wisata. 1%
15%
60% 6%
16% < Rp. 1.000.000,Rp. 1.000.000,- Rp. 2.000.000,Rp. 2.000.000,- Rp. 3.000.000,Rp. 3.000.000,-Rp. 4.000.000,Rp. 4.000.000,-Rp. 5.000.000,-
2%
Gambar 26 Karakteristik Pendapatan Pengunjung. 5.3.2
Preferensi Pengunjung
a. Tujuan Pengunjung Pengunjung obyek wisata alam di Kecamatan Bayah mempunyai beberapa tujuan dalam melakukan perjalanan wisata seperti rekresi, liburan,
49
pendidikan dan kesehatan (Gambar 27). Persentase pengunjung yang memiliki tujuan rekreasi sebesar 44%, liburan sebesar 39 %, kesehatan sebesar 9% dan pendidikan sebesar 8%. 8%
9% 44%
39%
Rekreasi Liburan Pendidikan kesehatan
Gambar 27 Preferensi Tujuan Pengunjung. b. Bentuk Aktivitas Pengunjung Aktivitas yang dilakukan pengunjung di obyek wisata alam Kecamatan Bayah meliputi 56% menikmati pemandangan, 22% silaturahmi dengan keluarga besar, 12% berkumpul dengan teman, 7% menikmati keunikan flora dan fauna , 2% berpetualang dan 1% menghadiri suatu acara (Gambar 28). Persentase aktivitas menikmati pemandangan memiliki nilai paling tinggi karena pemandangan alam yang indah merupakan faktor utama dalam menarik pengunjung. 12% 1% 22% 2% 7%
56%
Menikmati Pemandangan Menikmati Keunikan Flora dan Fauna Berpetualang Silaturahmi dengan Keluarga Kumpul dengan Teman Menghadiri event atau acara
Gambar 28 Preferensi Aktivitas Pengunjung. c. Waktu Kujungan Waktu berkunjung yang dilakukan pengunjung ke tempat wisata alam Kecamatan Bayah yaitu pada hari biasa sebesar 3%, hari libur biasa sebesar 18% dan hari libur besar sebesar 79% (Gambar 29). Hal ini karena pada hari libur besar seperti libur Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru HIjriah dan Hari Natal, pengunjung banyak yang mudik dan melakukan liburan ke tempat wisata.
50
3%
18% 79%
Hari Biasa Hari Libur Biasa Hari Libur Besar
Gambar 29 Preferensi Waktu Kunjungan. d. Sumber Informasi Sumber informasi yang diperoleh oleh pengunjung tentang kawasan wisata alam Kecamatan Bayah yaitu mengetahui sendiri sebesar 3%, dari teman sebesar 39%, dari keluarga sebesar 33%, dari cerita orang sebesar 15% dan dari Promosi (leaflet, elektronik, dll) sebesar 10% (Gambar 30). Sumber informasi terbesar adalah dari teman dan keluarga. Hal ini karena sumber informasi tersebut adalah teman dan keluarga dari pengunjung. 15%
10%
Mengetahui Sendiri
3% 39%
Teman
33%
Keluarga
Gambar 30 Preferensi Asal Informasi. e. Informasi yang Ingin Dicari Pengunjung Informasi yang ingin dicari oleh pengunjung dari informasi yang didapat yaitu informasi mengenai lokasi yang mudah dicapai sebesar 37%, mengenai fasilitas yang disediakan sebesar 2% dan untuk informasi obyek wisata sebesar 61% (Gambar 31). Fokus perhatian dari informasi yang diperoleh pengunjung adalah keindahan dari obyek wisata alam. Sehingga faktor tersebut menjadi daya tarik yang besar dari kawasan Wisata alam di Kecamatan Bayah. 37%
Lokasi Yang Mudah Dicapai Fasilitas Yang Disediakan
61% 2%
Gambar 31 Preferensi Informasi yang Dicari.
51
f. Obyek Wisata yang Disukai Pengunjung Objek wisata yang disukai oleh pengunjung terdiri dari hutan, pantai dan gua (Gambar 32). Sebagian besar pengunjung lebih menyukai obyek wisata hutan sebesar 1%, pantai sebesar 79% dan gua sebesar 20%. Hal tersebut karena kawasan wisata alam yang ada di Kecamatan Bayah berupa hamparan pantai. 1% 20%
79%
Hutan Pantai Gua
Gambar 32 Preferensi Obyek Wisata. g. Biaya yang Dikeluarkan Pengunjung Biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung bervariasi (Gambar 33). Pengunjung yang mengeluarkan biaya 5% dari jumlah gaji sebesar 70%, 10% dari jumlah gaji sebesar 29% dan 25% dari jumlah gaji sebesar 1%. Hal ini karena biaya perjalanan yang murah. Selain itu pengunjung tidak bermalam di kawasan wisata melainkan melakukan perjalanan pulang pergi. 1% 29%
70%
5% gaji 10% gaji 25% gaji
Gambar 33 Preferensi Biaya yang Dikeluarkan. h. Lama Kunjungan Pengunjung yang datang ke kawasan wisata alam di Kecamatan Bayah memiliki lama kunjungan yang berbeda-beda (Gambar 34). Pengunjung
52
sebagian besar melakukan kunjungan selama 4-6 jam sebesar 37% dan selama satu hari sebesar 63%. Hal ini karena pengunjung yang melakukan perjalanan tidak bermalam di kawasan wisata melainkan melakukan perjalanan pulang pergi.
37% 63%
4-6 jam Selama Satu Hari
Gambar 34 Preferensi Lama Kunjungan. 5.4
Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepercayaan Sikap pengunjung terhadap atribut wisata alam akan mempengaruhi
perilaku atau tindakan pengunjung terhadap obyek wisata alam tersebut. Metode analisis sikap pengunjung yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sikap multiatribut fishbein. Model ini menyatakan sikap pengunjung terhadap suatu obyek wisata alam akan dibentuk oleh sikapnya terhadap atribut yang oleh obyek tersebut. Model ini menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu obyek ditentukan oleh evaluasi pentingnya atribut dari obyek wisata alam tersebut (komponen ei) dan kepercayaan terhadapa atribut yang
obyek wisata alam
tersebut (komponen bi). Kepentingan (evaluasi) menggambarkan pentingnya suatu atribut atau karakteristik bagi pengunjung. Pengunjung akan mengidentifikasi atribut atau karakteristik yang
oleh suatu objek yang akan dievaluasi. Pengunjung
menganggap tiap atribut memiliki tingkat kepentingan berbeda, kemudian pengunjung mengevaluasi tingkat kepentingan atribut tersebut. Kepercayaan merupakan kekuatan kepercayaan bahwa suatu obyek memiliki atribut atau karakteristik objek wisata. Pengunjung akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut atau karakteristik yang oleh suatu objek wisata yang dievaluasinya.
53
5.4.1
Analisis Tingkat Kepentingan (ei) Evaluasi tingkat kepentingan (ei) terhadap atribut wisata alam di
Kecamatan Bayah diukur dengan skala Likert dengan rentang -2 = sangat tidak penting, -1 = tidak penting, 0= cukup penting, 1 = penting, 2 = sangat penting. Data yang diperoleh (Tabel 12) menyebutkan atribut pemandangan alam memiliki skor evaluasi (ei) tertinggi untuk evaluasi tingkat kepentingan pengunjung wisata alam di Kecamatan Bayah. Atribut pemandangan alam memiliki skor evaluasi (ei) tertinggi yaitu 1,88. Pengunjung menilai atribut pemandangan alam sangat penting karena pemandangan alam merupakan faktor utama dalam menarik pengunjung. Atribut lainnya yang dianggap penting bagi pengunjung adalah pelayanan pengelola dengan skor 1,72. Pengunjung menganggap pelayanan pengelola sebagai atribut yang penting, karena mempengaruhi kenyamanan dan kualitas tempat wisata. Atribut harga karcis memiliki skor evaluasi (ei) terendah yaitu 0.06. Hal itu karena harga karcis sebesar Rp 3.500 dianggap masih terjangkau bagi pengunjung. Tabel 12 Nilai evaluasi kepentingan terhadap atribut-atribut Wisata alam di Kecamatan Bayah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5.4.2
Atribut Pemandangan alam Fasilitas dan sarana wisata Keramahan dan kesopanan pihak pengelola Harga karcis Kemudahan mencapai lokasi wisata Pelayanan pengelola Keamanan Promosi Fasilitas toilet Tempat parker Warung makan
Frekuensi atribut
Skor evaluasi (ei)
-2 0 0 0
-1 0 0 0
0 0 64 24
1 10 26 60
2 80 0 6
0 0
0 0
84 0
6 64
0 26
0.06 1.28
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 58 48 0 82
25 66 32 42 90 8
65 24 0 0 0 0
1.72 1.26 0.35 0.46 1 0.08
1.88 0.28 0.8
Analisis tingkat Kepercayaan (bi) Atribut pemandangan alam memiliki skor tertinggi yaitu 1,83 (Tabel 13).
Pengunjung menilai pemandangan alam sangat percaya karena pemandangan alam di kawasan wisata alam Kecamatan Bayah indah, serta kondisi alamnya masih alami dan belum mengalami banyak perubahan. Atribut lainnya yang
54
memiliki nilai tinggi adalah keramahan dan kesopanan pihak pengelola kepada pengunjung dengan skor 1,65. Pengunjung menilai kawasan wisata alam memiliki kepercayaan atribut tersebut karena pengelola menunjukan sikap yang baik kepada pengunjung. Sedangkan untuk atribut kemudahan dalam mencapai lokasi wisata memiliki skor kepercayaan (bi) terendah yaitu 0.05. Pengunjung menilai atribut tersebut tidak percaya karena aksesibilitas untuk mencapai lokasi wisata sangat sulit dan jauh, selain itu berada di ujung Banten Selatan. Tabel 13 Nilai evaluasi kepercayaan atribut-atribut kawasan wisata alam Kecamatan Bayah No 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 11
5.4.3
Atribut Pemandangan alam menarik Kualitas fasilitas dan sarana baik Keramahan dan kesopanan pihak pengelola kepada pengunjung Harga tiket murah Kemudahan dalam mencapai lokasi wisata Pelayanan yang memuaskan Keamanan yang baik Adanya promosi Fasilitas toilet ada Tempat parker ada Warung makan ada
-2
Frekuensi atribut -1 0 1
2
Skor kepercayaan (bi)
0 0 0
0 0 0
0 74 0
15 16 31
75 0 59
1.83 0.17 1.65
0 0
0 0
0 85
43 5
47 0
1.52 0.05
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
72 16 58 11 0 32
18 74 32 79 90 58
0 0 0 0 0 0
0.2 0.82 0.35 0.87 1 0.64
Analisis Sikap Konsumen Total nilai sikap setelah menjumlahkan nilai setiap atribut adalah 7.9
(Tabel 14). Nilai ini digunakan untuk mengetahui skala penilaian sikap konsumen terhadap atribut wisata alam di Kecamatan Bayah. Kategori sikap dapat diketahui dengan menentukan skala interval terlebih dahulu. Perhitungan skala interval dilakukan dengan menentukan skor maksimun dan minimum sikap yang telah ditentukan. Skor maksimum ditentukan dengan mengalikan nilai evaluasi kepentingan dan kepercayaan dengan jumlah atribut yang digunakan. Skor maksimum adalah 44 (2x2x11) dan skor minimumnya adalah -44 (-2x2x11). Kategori sikap konsumen terbagi dalam 5 kelas, yaitu: Skala interval =
= 17,6
55
Tabel 14. Nilai sikap pengunjung terhadap atribut Wisata alam di Kecamatan Bayah No
Atribut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pemandangan alam Kualitas fasilitas dan sarana Kualitas dan kuantitas SDM Harga Lokasi obyek wisata Pelayanan pengunjung Keamanan tempat wisata Promosi Fasilitas toilet Fasilitas tempat parkir Fasilitas warung makan Total
Nilai evaluasi 1.88 0.28 0.8 0.06 1.28 1.72 1.26 0.35 0.46 1 0.08
Nilai Kepercayaan 1.83 0.17 1.65 1.52 0.05 0.2 0.82 0.35 0.87 1 0.64
Nilai sikap Ao=ei.bi 3.44 0.05 1.32 0.09 0.06 0.34 1.03 0.12 0.26 1 0.05 7.76
Sikap konsumen terhadap atribut wisata alam di Kecamatan Bayah didapat berdasarkan skala penilaian (Tabel 15). Hal tersebut menunjukan bahwa kategori yang memiliki jumlah skor sebesar 7.76 termasuk dalam kategori cukup baik. Kategori cukup baik mengartikan bahwa wisata alam di Kecamatan Bayah dinilai cukup baik dan disukai oleh pengunjungnya dengan keunggulan yang terletak pada atribut pemandangan alam. Tabel 15
Skala penilaian sikap konsumen terhadap atribut Wisata alam di Kecamatan Bayah
Skala penilaian
Kategori
-44 ≥ Nilai sikap ≤ -26,4
Sangat tidak baik
-26,4 > Nilai sikap ≤ -8,8
Tidak baik
-8,8 > Nilai sikap ≤ 8,8
Cukup baik
8,8 > Nilai sikap ≤ 26,4
Baik
26,4 > Nilai sikap ≤ 44
Sangat baik
5.5
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
5.5.1
Analisis Faktor Internal Analisa faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan yang oleh
perusahaan. Faktor internal pada wisata alam di Kecamatan Bayah harus diketahui terlebih dahulu sebelum membuat matriks SWOT. Hasil wawancara dengan pihak pengelola dan analisis lingkungan internal perusahaan dalam sub bab evaluasi kepentingan dan kepercayaan pada sikap konsumen, maka didapatkan beberapa
56
faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang sangat berpengaruh terhadap strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah, antara lain a. Kekuatan 1. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Topografi kawasan wisata alam sangat beragam. 3. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan. 4. Obyek wisata alam di kecamatan bayah masih alami dan belum mengalami perubahan. 5. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 6. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 7. Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung. 8. Kondisi jalan di dalam kawasan cukup baik ditempuh oleh pengunjung. b. Kelemahan 1. Jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. 2. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 3. Kualitas dan kauntitas SDM yang masih kurang. 4. Kurangnya kegiatan promosi wisata. 5. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 6. Kunjungan hanya terfokus pada hari raya besar saja. 7. Belum dikenal masyarakat luas. 8. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja belum ada. 5.5.2
Analisis Faktor Eksternal Analisa faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh perusahaan. Faktor eksternal pada wisata alam di Kecamatan Bayah harus diketahui terlebih dahulu sebelum membuat matriks SWOT. Hasil wawancara dengan pihak pengelola dan analisis lingkungan eksternal perusahaan dalam sub bab evaluasi kepentingan dan kepercayaan pada sikap konsumen, maka
57
didapatkan beberapa faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman yang sangat berpengaruh terhadap strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah, antara lain a. Peluang 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya pencanangan Desa Wisata Sawarna. 3. Adanya
kebijakan
pemerintah
daerah
untuk
mengembangkan
pariwisata. 4. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 5. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 6. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 7. Kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. 8. Penggalakan
program
visit
Indonesia
yang
membuka
pasar
internasional. b. Ancaman 1. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 2. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 3. Citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya. 4. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 5. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah. 5.5.3
Matriks Faktor Internal dan Eksternal Informasi yang telah didapatkan dari hasil identifikasi faktor lingkungan
internal dan eksternal wisata alam di Kecamatan Bayah maka dirumuskan faktorfaktor kunci yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. faktorfaktor tersebut dievalusi dalam matriks IFE dan EFE. Matriks-matriks tersebut digunakan sebagai data masukan untuk menentukan alternatif-alternatif strategi pemasaran.
58
5.5.3.1 Matriks IFE Hasil pengelolaan matriks IFE untuk wisata alam di Kecamatan Bayah (Tabel 16), maka didapatkan yang menjadi faktor kekuatan utama bagi wisata alam di Kecamatan Bayah adalah potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam dengan skor 0.494. Kekuatan terkecil yaitu topografi kawasan wisata alam sangat beragam dengan skor 0.105. Sedangkan yang menjadi kelemahan utama bagi wisata alam di Kecamatan Bayah adalah kurangnya kegiatan promosi wisata dengan skor 0.286 dan yang menjadi kelemahan terkecil yaitu jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung dengan skor 0.031. Table 16 Matriks IFE Faktor-faktor strategis eksternal A. Kekuatan 1. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Topografi kawasan wisata alam sangat beragam. 3. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan. 4. Obyek wisata alam di kecamatan bayah masih alami dan belum mengalami perubahan. 5. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 6. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 7. Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung. 8. Kondisi jalan di dalam kawasan cukup baik ditempuh oleh pengunjung. B. Kelemahan 9. Jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. 10. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 11. Kualitas dan kauntitas SDM yang masih kurang. 12. Kurangnya kegiatan promosi wisata. 13. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 14. Kunjungan hanya terfokus pada hari raya besar saja. 15. Belum dikenal masyarakat luas. 16. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja belum ada. Total
Bobot (b)
Rating (r)
Skor Bobot kekuatan (r x b)
0.130
3.8
0.494
3.2 3.4
0.105 0.19
3
0.246
4
0.352
3.4
0.194
3.8
0.236
3.6
0.137
0.017
1.8
0.031
0.085 0.076 0.102 0.046
2.8 2.4 2.8 2.8
0.238 0.182 0.286 0.129
0.026
1.8
0.046
0.083 0.019
2.8 2.4
0.232 0.046
0.033 0.056 0.082 0.088 0.057 0.062 0.038
1
3.144
59
5.5.3.2 Matriks EFE Hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor strategis eksternal, kemudian memberikan rating dan bobot maka diperoleh hasil (Tabel 17). Berdasarkan pengelolaan matriks EFE untuk wisata alam di Kecamatan Bayah, maka didapatkan yang menjadi faktor peluang utama bagi wisata alam di Kecamatan Bayah adalah trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan dengan skor 0.664. Peluang terkecil yaitu kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial dengan skor 0.089. Sedangkan yang menjadi ancaman utama bagi wisata alam di Kecamatan Bayah adalah citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya dengan skor 0.34 dan yang menjadi ancaman terkecil yaitu meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain dengan skor 0.068. Tabel 17 Matriks EFE Faktor-faktor strategis eksternal A. Peluang 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya pencanangan Desa Wisata Sawarna. 3. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. 4. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 5. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 6. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 7. Kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. 8. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional. B. Ancaman 9. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 10. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 11. Citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya. 12. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 13. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah. Total
Bobot (b)
Rating (r)
Skor Bobot kekuatan (r x b)
0.166
4
0.664
0.04 0.073
2.6 3.6
0.104 0.263
0.1
3.8
0.38
0.1
3.2
0.32
0.059 0.028
3 3.2
0.177 0.089
0.06
3
0.180
0.019
3.6
0.068
0.09
3.6
0.324
0.1
3.4
0.34
0.122
2.6
0.317
0.043
3.2
0.137
1
3.363
60
5.5.3.3 Matriks IE (Internal - Eksternal) Nilai bobot skor kekuatan IFE (3.144) dan EFE (3.363) yang dicocokan dengan matriks IE (Gambar 35), terlihat posisi wisata alam di Kecamatan Bayah berada di sel pertama. Sel pertama, kedua dan keempat menggambarkan bahwa wisata alam di Kecamatan Bayah beerada pada tahap “tumbuh membangun”. Pada tahap ini sebuah usaha harus menjalankan strategi yang intensif dan ataukah integratif. Strategi intensif dapat berupa strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi integratif dapat berupa strategi integrasi ke depan (melakukan akuisisi terhadap distibutor), integrasi ke belakang (melakukan akuisisi terhadap pemasok) dan intergrasi horizontal (melakukan akuisisi terhadap perusahaan pesaing yang sejenis). Setelah diketahui posisi wisata alam di Kecamatan Bayah dimana, maka posisi Wisata alam di Kecamatan Bayah harus cocok dengan tipe strategi intensif yang dihasilkan pada matriks SWOT, yaitu strategi yang sifatnya penetrasi pasar, pengembnagan pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan analisis yang ada, maka tiga tipe strategi umum yang cocok untuk wisata alam di Kecamatan Bayah yaitu: 1. Penetrasi Pasar Strategi pertumbuhan wisata alam di Kecamatan Bayah dengan berusaha memperkenalkan objek wisata yang ada saat ini ke segmen pasar yang sama. Melalui
strategi
ini,
wisata alam
di
Kecamatan Bayah
mengintensifkan penjualannya yaitu segmen wisata alam yang alami dan unik. 2. Pengembangan Pasar Strategi pertumbuhan wisata alam di Kecamatan Bayah dengan cara mengidentifikasi dan mengembangkan segmen-segmen pasar baru untuk produknya yang sekarang. Melalui strategi ini, wisata alam di Kecamatan Bayah lebih mengembangkan produknya di luar segemen pasar yang telah ada. 3. Pengembangan Produk Strategi pertumbuhan wisata alam di Kecamatan Bayah dengan cara menawarkan produk baru atau yang telah dimodifikasi kepada segmen-
61
segmen pasar sekarang. Strategi ini adalah upaya meningkatkan kunjungan melalui pengembangan jasa baru. SKOR BOBOT TOTAL IFE
4,0
Kuat (3,0-4,0)
3.144
3,0
Sedang (2,0-2,99)
2,0
Lemah (1,0-1,99)
I II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Tinggi (3,0-4,0) 3.363
SKOR BOBOT TOTAL EFE
3,0 Sedang (2,0-2,99)
Rendah (1,0-1,99) 2,0
Gambar 35 Matriks IE Wisata alam di Kecamatan Bayah. 5.5.4
Analisis Matriks SWOT Alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan analisis matriks SWOT.
Keunggulan analisis ini adalah dapat memformulasikan strategi berdasarkan gabungan faktor internal dan eksternal. Empat strategi utama yang disarankan yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), ST (Strengths-Threats), WO (Weaknesses-Opportunities)
dan
WT
(Weaknesses-Threats).
Analisis
ini
menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Tabel 18 Matriks SWOT
Internal
Eksternal
Kekuatan (Strengths) 1. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan 3. Obyek wisata alam di kecamatan bayah masih alami dan belum mengalami perubahan. 4. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 5. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 6. Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung.
Kelemahan (Weaknesses) 1. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 2. Kualitas dan kuantitas SDM yang masih kurang. 3. Kurangnya kegiatan promosi wisata. 4. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 5. Belum dikenal masyarakat luas.
62
Peluang (Opportunities) 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. 3. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 4. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 5. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 6. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional.
1.
Ancaman (Threats) 1. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 2. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 3. Citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya. 4. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 5. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah.
1.
2.
3.
Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam (S1, S2, S3, O1, O2, O3, O4, O6). Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi (S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4, O6). Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang dengan bekerjasama dengan masyarakat dalam pemanduan wisata (S5, S6, O4, O5, O6).
1.
2.
3.
2.
3.
Perbaikan pelayanan pengelola kepada pengunjung berupa perbaikan infrastruktur (aksesibilitas, sarana dan prasarana) (W1, W2, W5, O2, O3, O4, O5,O6). Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak (W3, W4, O2, O3, O4, O6). Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain. (W3, W4, O1, O2, O3, O6).
Meningkatkan daya saing obyek wisata 1. Memperbanyak fasilitas yang berkualitas dan unik (S1, S3, T1, pendukung wisata lainnya T2). seperti fasilitas olah raga(W1, Membuat paket wisata yang sesuai W5, T1, T2). dengan harapan pengunjung tanpa 2. Melakukan perencanaan merubah alam(S1, S2, S3, S4, T1, T2, manajement yang baik dalam T3). hal pengelolaan sehingga dapat Melakukan penyuluhan kepada menguntungkan kesejahteraan masyarakat sekitar serta melakukan masyarakat desa setempat (W2, kerjasama dan pengawasan dengan W3, W5, T3, T4, T5). masyarakat sekitar ( S5, S6, T3, T4, 3. Penguatan brand wisata alam T5). Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami (W3, W4, T1, T2, T3).
Penjelasan tentang strategi-strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT (Tabel 18) adalah sebagai berikut: 5.5.4.1 Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan pada lingkungan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada pada lingkungan eksternal. Strategi yang dapat digunakan yaitu: a. Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam (S1, S2, S3, O1, O2, O3, O4, O6). Pihak pengelola wisata alam di Kecamatan Bayah melakukan promosi dengan
mengangkat
atau
menonjolkan
keunikan
dan
kepekaan
sumberdaya alam yang ada. Karena wisata alam di Kecamatan Bayah memiliki sumber daya alam yang masih alami yang dapat diangkat
63
menjadi obyek wisata. Strategi ini dapat digolongkan sebagai penetrasi pasar. b. Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi (S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4, O6). Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi. Pihak pengelola mengembangkan kegiatan wisata yang baru yaitu wisata pendidikan dan ilmu Desa Wisata di Pantai Sawarna. Selain itu mengembangkan wisata jelajah alam pada Goa Lalay, serta mengembangkan jalur interpretasi pada Pantai Pulau Manuk yang merupakan bagian dari Perum Perhutani BKPH Bayah. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. c. Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang dengan bekerjasama dengan masyarakat dalam pemanduan wisata (S5, S6, O4, O5, O6). Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang merupakan hal yang penting karena wisata merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang jasa. Bekerjasama dengan masyarakat sekitar sebagai pemandu wisata merupakan hal yang penting untuk kegiatan wisata yang bersifat jelajah alam. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. 5.5.4.2 WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi WO adalah strategi yang memperkecil kelemahan yang dimiliki lingkungan internal dengan memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada di lingkungan eksternal. a. Perbaikan pelayanan pengelola kepada pengunjung berupa perbaikan infrastruktur (aksesibilitas, sarana dan prasarana) (W1, W2, W5, O2, O3, O4, O5,O6). Aspek yang harus diperbaiki oleh pengelola wisata alam di Kecamatan Bayah adalah infrastrukutur, sarana dan parasarana yang ada seperti aksesibilitas dari jalan kota menuju kawasan wisata banyak yang mengalami kerusakan. Selain itu juga sarana dan prasarana yang ada di
64
setiap kawasan wisata yang rusak maupun belum ada. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. b. Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak (W3, W4, O2, O3, O4, O6). Strategi pemasaran yang telah dilakukan harus lebih intensif dan terencana dengan baik, salah satunya yaitu dengan memperluas target pasar selain di Jabodetabek. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan promosi melalui media, melakukan pameran obyek wisata yang ada di Provinsi Banten, serta pemilihan Saija dan Adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak. Strategi ini dapat digolongkan sebagai penetrasi pasar. c. Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain. (W3, W4, O1, O2, O3, O6). Usaha pengembangan kawasan wisata yang masih alami di sekitar Kabupaten Lebak membuat Provinsi Banten menjadi daerah tujuan wisata. Oleh karena itu, potensi untuk mengundang wisatawan semakin besar. Pada strategi ini pihak pengelola bergabung dengan pihak wisata lain untuk mencari target segmen yang lebih luas. Strategi ini dapat digolongkan sebagai strategi pengembangan pasar. 5.5.4.3 ST (Strengths-Threats) Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan lingkungan internal untuk mengatasi ancaman yang ada dari lingkungan eksternal. Strategi yang dapat diterapkan yaitu: a. Meningkatkan daya saing obyek wisata yang berkualitas dan unik (S1, S3, T1, T2). Persaingan yang semakin tinggi dengan obyek wisata lain baik wisata sejenis maupun tidak sejenis akan mempengaruhi usaha wisata alam Kecamatan Bayah, oleh karena itu pihak wisata alam di Kecamatan Bayah harus meningkatkan pengelolaa yang baik sehingga wisata alam tersebut menjadi berkualitas. Strategi ini dapat digolongkan sebagai strategi penetrasi pasar.
65
b. Membuat paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung tanpa merubah alam (S1, S2, S3, S4, T1, T2, T3). Paket wisata yang merupakan paket yang ditawarkan oleh kawasan wisata di Kecamatan Bayah harus meruapakan paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung. Kualitas dan kuantitas yang memenuhi harapan pengunjung harus dapat dicapai oleh wisata alam Kecamatan Bayah agar pengunjung tidak kecewa. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. c. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar serta melakukan kerjasama dan pengawasan dengan masyarakat sekitar ( S5, S6, T3, T4, T5). Masyarakat sekitar yang memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang kurang merupakan ancaman bagi keberadaan kawasan sekitar wisata alam Kecamatan Bayah. Oleh karena itu diperlukan suatu program penyuluhan oleh pihak pengelola dengan bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk menjaga kawasan. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. 5.5.4.4 WT (Weaknesses-Threats) Strategi WT adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dalam lingkungan internal dan mengatasi ancaman yang ada di lingkungan eksternal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu: a. Memperbanyak fasilitas pendukung wisata lainnya seperti fasilitas olah raga (W1, W5, T1, T2). Pengadakan fasilitas olah raga dapat meningkatkan daya tarik pengunjung, Karena fasilitas olah raga dapat melengkapi objek wisata alam pada obyek wisata Goa Lalay dan untuk kegiatan selancar. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. b. Melakukan perencanaan manajement yang baik dalam hal pengelolaan sehingga dapat menguntungkan kesejahteraan masyarakat desa setempat (W2, W3, W5, T3, T4, T5). Syarat usaha yang baik salah satunya yaitu harus melakukan perencanaan yang baik. Perencanaan terhadap manajemen secara keseluruhan harus
66
tepat sasaran dan tepat guna agar tujuan utama dapat tercapai. Perencanaan yang baik sebelumnya harus mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal. Hal tersebut untuk menghindari kerugian dan usaha tersebut dapat terus berlanjut, sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat desa setempat. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. c. Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami (W3, W4, T1, T2, T3). Cara untuk memperkuat brand adalah dengan edukasi pasar. Edukasi pasar dapat dilakukan di beragam acara formal yang diadakan oleh pemerintah atau pihak terkait dengan wisata alam Kecamatan Bayah. Dengan acara pameran yang diadakan dan informasi tentang keunikan kawasan wisata alam Kecamatan Bayah, dapat digolongkan sebagai strategi penetrasi pasar karena dilakukan di segmen utama wisata alam di Kecamatan Bayah. 5.5.5
Pemilihan Strategi dari Matriks SWOT dan Matriks InternalEksternal Alternatif yang ada, kemudian dipilih lima strategi yang akan dimasukan
ke dalam struktur AHP. Pemilihan strategi dilakukan menggunakan metode Bayes. Metode ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembobotan antar kriteria dan pembobotan alternatif strategi. Berdasarkan hasil survey lapangan dan wawancara, beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur layak atau tidaknya strategi yang digunakan adalah kualitas, SDM, obyek wisata, promosi dan pemasaran, biaya, aksesibilitas, pelayanan, fasilitas, persaingan dan peningkatan kerja. Tabel 19 Bobot untuk masing-masing kriteria Kriteria Kualitas SDM Obyek wisata Promosi dan pemasaran Biaya Aksesibilitas Pelayanan Fasilitas Persaingan Peningkatan kerja
Bobot 0.051 0.051 0.202 0.121 0.190 0.064 0.042 0.144 0.015 0.120
67
Pembobotan kriteria yaitu membandingkan tingkat kepentingan antar kriteria yang ada. Setelah diperoleh nilai masing-masing bobot untuk tiap kriteria (Tabel 19), maka dilakukan pemberian nilai kepentingan untuk setiap stretegi. Tiap strategi memiliki sembilan nilai yang mewakili keunggulan strategi untuk setiap kriteria. Lalu dilakukan perkalian antara sembilan nilai tersebut dengan nilai dari masing-masing kriteria setelah itu dijumlahkan (Tabel 20). Tabel 20 Hasil pembobotan untuk masing-masing strategi pemasaran Wisata alam di Kecamatan Bayah Strategi S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12
Pembobotan 3,816 3,776 3,076 3,276 3,574 3.707 3,13 3,39 2,974 3,329 3.191 3,606
Prioritas 1 2 11 8 5 3 10 6 12 7 9 4
Dimana : S1 : Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam. S2 : Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi. S3 : Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang dengan bekerjasama dengan masyarakat dalam pemanduan wisata. S4 : Perbaikan pelayanan pengelola kepada pengunjung berupa perbaikan infrastruktur (aksesibilitas, sarana dan prasarana). S5 : Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak. S6 : Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain. S7 : Meningkatkan daya saing obyek wisata yang berkualitas dan unik. S8 : Membuat paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung tanpa merubah alam.
68
S9 : Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar serta melakukan kerjasama dan pengawasan dengan masyarakat sekitar. S10 : Memperbanyak fasilitas pendukung wisata lainnya seperti fasilitas olah raga. S11 : Melakukan perencanaan manajement yang baik dalam hal pengelolaan sehingga dapat menguntungkan kesejahteraan masyarakat desa setempat. S12 : Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami. Strategi yang di nilai paling baik kemudian dimasukan sebagai faktor alternatif pada AHP. Dipilih lima strategi yang memiliki bobot terbesar untuk masing-masing strategi, lima strategi dengan nilai terbesar yaitu: 1. Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam: 3,816 2. Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi: 3, 776 3. Memperluas target pasar dengan melakukan promosi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata kabupaten Lebak: 3,574 4. Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain: 3,707 5. Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami: 3,606 5.6
Analisis Pengambilan Keputusan Pemasaran Wisata alam di Kecamatan Bayah Menggunakan Analsis Hirarki Proses (AHP). Identifikasi fokus utama, faktor yang yang berpengaruh, aktor yang
berperan, tujuan yang ingin dicapai dan alternatif strategi pemasaran dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara terstruktur dengan pihak internal Wisata alam di Kecamatan Bayah sebanyak lima responden ahli yang mengerti tentang kondisi Wisata alam di Kecamatan Bayah. Responden ahli dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang oprasional lapang wisata alam di Kecamatan Bayah dan dua orang dari oprasional kantor wisata alam di Kecamatan Bayah.
69
5.6.1
Faktor yang Berpengaruh dalam Penyusunan Strategi Pemasaran. Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan wisata
alam Kecamatan Bayah didapat dari hasil analisis IFE, EFE dan SWOT. Faktorfaktor tersebut yaitu potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam, tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata, trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan, kurangnya kegiatan promosi wisata, meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 5.6.1.1 Aktor Kaitannya dengan implementasi strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah terdapat aktor-aktor yang berperan penting atau mempunyai andil. Aktor-aktor tersebut yaitu pengelola kawasan wisata Karang Taraje, pengelola kawasan wisata Pulau Manuk, pengelola kawasan wisata Sawarna, karyawan Perhutani BKPH Bayah dan pemasaran Disporapudpar Lebak 5.6.1.2 Tujuan Tujuan yang dapat dicapai wisata alam di Kecamatan Bayah berkaitan dengan keberhasilan strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah. Beberapa tujuan tersebut yaitu mendapatkan pelanggan jangka panjang, memperkuat nama wisata alam Kecamatan Bayah, meningkatkan pendapatan dan profit, memperkenalkan wisata alam Kecamatan Bayah ke masyarakat luas, mengembangkan wisata alam Kecamatan Bayah. 5.6.1.3 Alternatif Strategi Alternatif strategi yang dipilih berkaitan dengan strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah. Alternatif tersebut yaitu melakukan promosi wisata alam
dengan
menonjolkan
keunikan dan
kepekaan
sumberdaya
alam,
pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi, memperluas promosi ke segmen lain yaitu upaya memperluas promosi secara geografi melaui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak, melakukan promosi “visit Banten“
70
bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain, penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami. 5.7
Hasil Pengolahan Data Pengolahan data menggunakan AHP terdiri dari dua pengolahan yaitu
pengolahan horizontal dan vertikal. Pengolahan horizontal menunjukan besarnya tingkat pengaruh suatu unsur dengan unsur lainnya terhadap suatu unsur hirarki di atasnya. Sementara itu pengolahan vertikal menunjukan pengaruh masing-masing unsur dalam suatu hirarki terhadap fokus utama. Sistem hirarki keputusan yang dianalisis terdiri dari beberapa tingkatan sesuai dengan kebutuhan. Tingkat pertama adalah sasaran pengelola kawasan wisata yaitu penyusunan strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah. Tingkat kedua adalah lima faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan strategi yaitu potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam (F1), tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata (F2), trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan (F3), kurangnya kegiatan promosi wisata (F4) dan Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain (F5). Tingkat ketiga merupakan lima aktor yang berperan dalam proses pengambilan keputusan yaitu Pengelola Kawasan Wisata Karang Taraje (PKWKT), Pengelola Kawasan Wisata Pulau Manuk (PKWPM), Pengelola Kawasan Wisata Sawarna (PKWS), Karyawan Perhutani BKPH Bayah (KPBB) dan Pemasaran Disporapudpar Lebak (PDL). Tingkat keempat merupakan lima tujuan yang ingin dicapai wisata alam di Kecamatan Bayah yaitu Mendapatkan pelanggan jangka panjang (T1), Memperkuat nama Wisata alam Kecamatan Bayah (T2), Meningkatkan pendapatan dan profit (T3), Memperkenalkan Wisata alam Kecamatan Bayah ke masyarakat luas (T4) dan Mengembangkan Wisata alam Kecamatan Bayah (T5). Tingkat terakhir kelima merupakan lima laternatif strategi yang dapat dilakukan oleh Wisata alam di Kecamatan Bayah yaitu melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam (S1), pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam
71
dan interpretasi (S2), memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak (S3), melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain (S4) dan penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami (S5). 5.7.1
Pengolahan Horizontal
1. Aktor Hasil pengolahan horizontal dari tingkat ke-3 pada hirarki pengambilan keputusan stratgei pemasraan Wisata Alam di Kecamatan Bayah (Tabel 22) dapat dilihat bahwa KPBB memiliki tingkat kepentingan yang tertinggi pada F1 dan F4. Hal ini dikarenakan peran KPBB memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap Wisata Alam di Kecamatan Bayah. Melalui peran KPBB kawasan yang dikelolanya mempengaruhi terhadap keberadaan wisata alam yang ada di Kecamatan Bayah, secara tidak langsung KPBB ikut menjaga kelangsungan kawasan wisata yang ada di Kecamatan Bayah. Tabel 21 Bobot Hasil Pengolahan Horizontal pada Tingkat 3 Aktor / Faktor PKWKT PKWPM PKWS KPBB PDL
F1 0.068 0.074 0.102 0.506 0.251
F2 0.428 0.036 0.398 0.076 0.062
F3 0.069 0.241 0.047 0.298 0.345
F4 0.076 0.292 0.047 0.309 0.276
F5 0.066 0.296 0.045 0.287 0.305
Hasil pengolahan horizontal untuk F2 yaitu tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata sangat penting untuk pihak Pengelola Kawasan Wisata Karang taraje. Hal ini dikarenakan kawasan tersebut akan diarahkan pada pengelolaan wisata yang menjaga alam dan kebersihan. Sementara itu, untuk F3 dan F5 yaitu trend kunjungan wisatawan saat ini cendrung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan dan meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain sangat penting untuk Pemasaran Disporabudpar Lebak. Hal ini dikarenakan peran EDL dalam merumuskan pemasaran harus membuat wisatawan yang memilih obyek
72
wisata alam dan petualang agar tetap setia datang ke tempat wisata tersebut. 2. Tujuan Hasil pengolahan horizontal dari tingkat ke-4 pada hirarki pengambilan keputusan stratgei pemasraan Wisata Alam di Kecamatan Bayah (Tabel 23) dapat dilihat bahwa tujuan dari T1 yaitu mendapatkan pelanggan jangka panjang memiliki tingkat kepentingan tertinggi di semua aktor yang ada, kecuali untuk T2. Hal ini dikarenakan tujuan dari T1 kawasan wisata tersebut akan mendapatkan kesetiaan dari pelanggannya. Sehingga akan mempengaruhi keberadaan kawasan wisata di Kecamatan Bayah. Hasil pengolahan untuk T2 memiliki tingkat kepentingan yang tertinggi pada PKWKT. Hal ini dikarenakan peran T2 yaitu memperkuat nama Wisata Alam Kecamatan Bayah merupakan tujuan tertinggi yang diutamakan oleh PKWKT. Dengan memperkuat tujuan T2, kawasan wisata tersebut akan dapat bersaing dengan kawasan wisata lain yang sejenis. Tabel 22 Bobot Hasil Pengolahan Horizontal pada Tingkat 4 Tujuan / Aktor T1 T2 T3 T4 T5
PKWKT
PKWPM
PKWS
KPBB
PDL
0.068 0.343 0.043 0.259 0.287
0.598 0.076 0.205 0.064 0.057
0.465 0.051 0.352 0.079 0.054
0.393 0.077 0.260 0.145 0.124
0.545 0.065 0.275 0.054 0.061
3. Alternatif Hasil pengolahan horizontal dari tingkat ke-5 pada hirarki pengambilan keputusan stratgei pemasraan Wisata Alam di Kecamatan Bayah (Tabel 24) dapat dilihat bahwa S3 yaitu memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak memiliki tingkat kepentingan yang tertinggi pada T1, T2, T3, T5. Hal ini dikarenakan peran S3 memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap tujuan T1. Melalui strategi S3 kawasan Wisata Alam di Kecamatan Bayah yang memiliki keunikan dan kepekaan sumberdaya
alam akan
73
mendapatkan pelanggan dari luar Jabodetabek. Sehingga kawasan wisata tersebut akan mendapatkan pelanggan baru. Tabel 23 Bobot Hasil Pengolahan Horizontal pada Tingkat 5 Alternatif / Tujuan S1 S2 S3 S4 S5
T1
T2
T3
T4
T5
0.072 0.092 0.336 0.182 0.319
0.078 0.110 0.302 0.215 0.296
0.110 0.104 0.356 0.182 0.247
0.070 0.095 0.236 0.394 0.205
0.078 0.078 0.323 0.312 0.209
Hasil pengolahan horizontal untuk S4 yaitu Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain sangat penting untuk melaksanakan tujuan dari T4. Hal ini dikarenakan peran S4 memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap tujuan T4. Melalui strategi S4 kawasan Wisata Alam di Kecamatan Bayah akan dikenal oleh masyarakat luas dan akan mendapatkan pelanggan baru. 5.7.2
Pengolahan Vertikal
1. Faktor Faktor F4 (Tabel 24) yaitu kurangnya kegiatan promosi wisata (0,464) menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah. Kurangnya kegiatan promosi merupakan faktor yang paling penting (prioritas 1) untuk menetukan strategi pemasaran yang akan di ambil oleh pihak pengelola wisata alam Kecamatan Bayah karena berkaitan dengan pelanggan mana saja yang menjadi target utama oleh pihak pengelola untuk menjadi pelanggan. Tabel 24 Bobot Faktor secara Vertikal Faktor F1 F2 F3 F4 F5
Bobot 0,078 0,124 0,102 0,464 0,233
Prioritas 5 3 4 1 2
Faktor kedua (0,233) yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan stategi pemasaran adalah meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. Faktor ini menjadi faktor penting karena strategi yang disusun adalah strategi pemasaran untuk
74
meningkatkan daya saing dengan obyek wisata lain yang sejenis, agar pelanggan dapat datang ke kawasan wisata di Kecamatan Bayah. Faktor yang menjadi prioritas ketiga sampai kelima dalam penyusunan strategi pemasaran adalah tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata menjadi prioritas ketiga (0,124), trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan (0.102) dan potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam (0.078). 2. Aktor Aktor yang paling berperan (prioritas 1) dalam pengambilan keputusan strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah (Tabel 25) adalah Karyawan Perhutani BKPH Bayah (0,309). Hal ini karena aktor tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap wisata alam di Kecamatan Bayah. Melalui peran aktor berpengaruh terhadap keberadaan wisata alam di Kecamatan Bayah. Pengelola Kawasan Wisata Pulau Manuk merupakan aktor kedua yang berperan (0,292) dalam menyusun strategi pemasaran. Hal ini karena peran pengelola tersebut penting dalam menjaga kawasan wisata alam yang bekerjasama dengan Karyawan Perhutani BKPH Bayah. Aktor yang menjadi peran ketiga sampai kelima dalam menyusun strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah adalah Pengelola Disporabudpar Lebak (0,276), Pengelola Kawasan Wisata Karang Taraje (0,076) dan Pengelola Kawasan Wisata Sawarna (0,047). Tabel 25 Bobot Aktor secara Vertikal Faktor A1 A2 A3 A4 A5
Bobot 0,076 0,292 0,047 0,309 0,276
Prioritas 4 2 5 1 3
3. Tujuan Tujuan utama (prioritas 1) yang ingin dicapai oleh pihak pengelola wisata alam di Kecamatan Bayah dalam penyusunan strategi pemasaran (Tabel 26) adalah mendapatkan pelanggan jangka panjang (0,393). Hal ini
75
karenak tujuan tersebut untuk mendapatkan kesetiaan dari pelanggannya, sehingga akan mempengaruhi keberadaan kawasan wisata di Kecamatan Bayah. Tujuan kedua (prioritas 2) yang ingin dicapai oleh pihak pengelola adalah meningkatkan pendapatan dan profit (0,260). Hal ini karena pihak pengelola kawasan wisata ingin mendapatkan profit atau keuntungan dari adanya kawasan wisata tersebut, sehingga keuntungannya dapat dijadikan modal untuk memperbaiki pelayanan pengunjung yang ada atau belum ada. Tujuan yang menjadi peran ketiga sampai kelima dalam menyusun strategi
pemasaran
wisata
alam
di
Kecamatan
Bayah
adalah
memperkenalkan wisata alam Kecamatan Bayah ke masyarakat luas (0,145), mengembangkan wisata alam Kecamatan Bayah (0,124) dan memperkuat nama wisata alam Kecamatan Bayah (0,077). Tabel 26 Bobot Tujuan secara Vertikal Faktor T1 T2 T3 T4 T5
Bobot 0,393 0,077 0,260 0,145 0,124
Prioritas 1 5 2 3 4
4. Alternatif Strategi Alternatif utama (prioritas 1) yang ingin dicapai oleh pihak pengelola wisata alam di Kecamatan Bayah dalam penyusunan strategi pemasaran (Tabel 27) adalah memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak (0,249). Hal ini karena pengelola ingin kawasan wisata tersebut memiliki keunikan dan kepekaan sumberdaya alam sehingga akan mendapatkan pelanggan dari luar Jabodetabek. Alternatif kedua (prioritas 2) yang ingin dicapai oleh pihak pengelola adalah penguatan
brand
wisata alam
Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami (0,224). Hal ini karena alternatif tersebut memiliki pengaruh yang begitu besar. Melalui strategi tersebut kawasan wisata alam di Kecamatan Bayah akan dikenal oleh masyarakat luas dan akan mendapatkan pelanggan baru. Tujuan yang menjadi peran ketiga sampai kelima dalam menyusun strategi pemasaran
76
wisata alam di Kecamatan Bayah adalah, melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain (0,214), melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam (0,178) dan pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi (0,135). Tabel 27 Bobot Alternatif secara Vertikal Faktor S1 S2 S3 S4 S5
5.8
Bobot 0,178 0,135 0,249 0,214 0,224
Prioritas 4 5 1 3 2
Implikasi Manajerial Kegiatan manajerial yang dapat dilakukan oleh pihak wisata alam di
Kecamatan Bayah berdasarkan hasil penelitian yang ada, yaitu dapat memanfaatkan komitmen pemerintah untuk mengembangkan ekowisata yang memilih obyek wisata alam dan petualangan agar melakukan kegiatan promosi. Oleh karena itu kawasan wisata di Kecamatan Bayah dapat bersaing dengan wisata lain yang sejenis, dan wisatawan dapat berkunjung ke kawasan wisata alam di Kecamatan Bayah. Kegiatan pemasaran yang dapat dilakukan yaitu memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak, akan membantu mendapatkan pelanggan jangka panjang dan pemerintah juga akan mendapatkan keuntungan atau profit dari pelanggan yang setia. Kekurangan wisata alam di Kecamatan Bayah adalah keterbatasan aksesibilitas, sarana dan prasarana. Kondisi jalan dari pusat kota menuju kawasan wisata kurang baik. Selain itu, beberapa ruas jalan banyak yang berlubang dan tidak ada penerangan di saat malam hari. Oleh karena itu, pihak pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kawasan wisata alam agar melakukan perbaikan terhadap infrastruktur yang rusak ataupun belum lengkap.
77 Strategi Pemasaran Wisata Alam Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam (0,078)
Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata (0,124)
Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi objek wisata alam dan petualangan (0,102)
Kurangnya kegiatan promosi wisata (0,464)
Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain (0,233)
Pengelola kawasan wisata Karang Taraje (0,076)
Pengelola kawasan wisata Pulau Manuk (0,292)
Pengelola kawasan wisata Sawarna (0,047)
Karyawan Perhutani BKPH Bayah (0,309)
Pemasaran Disporabudpar Lebak (0,276)
Mendapatkan pelanggan jangka panjang (0,393)
Memperkuat nama wisata alam Kecamatan Bayah (0,077)
Meningkatkan pendapatan dan profit (0,260)
Memperkenalkan wisata alam Kecamatan Bayah ke masyarakat luas (0,145)
Mengembangkan wisata alam Kecamatan Bayah ( 0,124)
Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam (0,178)
Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi (0,135)
Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak (0,249)
Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain (0,214)
Gambar 36 Struktur AHP pada Wisata alam di Kecamatan Bayah.
Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami (0,224)
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Potensi wisata alam di Kecamatan Bayah berupa daya tarik fisik, daya tarik biologi dan daya tarik sosial budaya. Daya tarik fisik meliputi Pantai Karang Taraje, Pantai Pulau Manuk, Pantai Sawarna, Pantai Ciantir, Tanjung Layar dan Goa Lalay. Daya tarik biologi meliputi jenis satwaliar seperti burung kuntul, monyet ekor panjang dan jenis tumbuhan seperti Jati (Tectona grandis), Mahoni (Swetenia mahagoni), Ketapang (Terminalia cattapa), Cantigi (Gaulsharia fragantisisima) dan Pandan (Pandanus odora). Daya tarik sosial budaya meliputi kerajinan tangan yang menghasilkan gitar kayu dan makanan khas berupa sale pisang dan gula aren. 2. Pengunjung yang datang sebagian besar berasal dari Jabodetabek dan daerah sekitar kawasan wisata. Pengunjung biasanya datang pada hari libur nasional untuk tujuan rekreasi dan hiburan. Aktivitas yang biasanya dilakukan pengunjung adalah menikmati pemandangan alam. Pengunjung mendapatkan informasi kawasan wisata dari keluarga dan obyek wisata yang disukai pengunjung adalah pantai. 3. Alternatif strategi yang baik yang dapat diterapkan adalah startegi ketiga yaitu memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak (0,249). Strategi kedua yang diterapkan adalah penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami (0,224). Berturut-turut strategi ketiga dan keempat yang dapat diterapkan adalah melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain (0,214), melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam (0,178) dan pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi (0,135).
79
6.2
Saran Saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perlu peningkatan dan pengembangan potensi obyek wisata alam dari aspek daya tarik. aksesibilitas, sarana dan prasarana sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal 2. Strategi pemasaran wisata alam dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengembangan wisata alam di Kecamatan Bayah.
DAFTAR PUSTAKA Damanik J dan Weber H F. 2006. Perencanaan Ekowisata: Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: ANDI. Darsoprajitno S. 2002. Ekologi Pariwisata. Bandung : ANGKASA David F R. 2009. Manajemen Strategis Konsep Edisi 12. Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba empat. [Dirjen PHKA] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2003. Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA). Bogor: Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan konservasi Alam Departemen Kehutanan. Engle J F, Blackwell R D, Miniard P W. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara. Kotler P. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi 12. Jakarta: PT Indeks. Lovelock C dan Wright L. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Kedua. Jakarta: Indeks. Marimin dan Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Press. Muljadi A J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Saaty dan Thomas L. 1993. Seri Manajemen Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks). Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Kedua. Jakarta: LPPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo.
81
Suwantoro G. 2002. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI. Umar H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Undang-undang No. 9 Tahun 1990. Tentang Kepariwisataan. Jakarta: Departemen Pos dan Telekomunikasi. Yoeti H O A. 2000. Ekowisata: Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta: Pertja Yoeti H O A. 2003. Tours and Travel Marketing. Jakarta: Pradnya Paramitha. Yoeti H O A. 2005. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Pradnya Paramitha.
LAMPIRAN
83
Lampiran 1 Panduan Wawancara. A. Data Kawasan 1. Objek wisata seperti apa yang anda sukai yang ada di kawasan ini? 2. Menurut anda apakah di kawasan ini terdapat flora dan fauna yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan menjadi objek wisata? 3. Menurut anda bagaimana fenomena alam yang ada di kawasan wisata ini? 4. Menurut anda bagaimana kondisi tapak, sarana dan prasarana yang ada di kawasan wisata ini? 5. Menurut anda bagaimana kondisi aksesibilitas untuk menuju kawasan wisata ini? 6. Apa keunggulan dan kekurangan objek wisata yang ada di kawasan ini? 7. Apa saran anda untuk objek wisata yang ada di kawasan ini? A. Panduan Wawancara Pengelola. 1. Pengunjung yang datang ke kawasan ini paling banyak berasal dari mana? 2. Kapan pengunjung paling banyak datang? 3. Objek apa yang paling banyak di sukai oleh pengunjung? 4. Sudah adakah promosi yang dilakukan?
84
Lampiran 2 Kuisioner kepada pengunjung. KUISIONER PENELITIAN STRATEGI PEMASARAN WISATA ALAM KECAMATAN BAYAH KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:……………………
Tanggal
:……………………
Mohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i untuk dapat meluangkan waktu dengan mengisi kuisioner yang telah saya bagikan. Sebelumnya saya meminta maaf apabila saya menggangu Bapak/Ibu/Saudara/i. Peneliti : Dewi Puspitasari E34070045
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
85
Petunjuk pengisian: 1. Isilah jawaban apabila pertanyaan berupa isian langsung 2. Beri tanda (x) apabila pertanyaan berupa pilihan ganda 1. 2. 3. 4. 5.
6.
d. 7.
8.
Nama lengkap : Umur : Tempat tinggal : Jenis kelamin? : a. Laki-laki Pendidikan Terakhir? a. SD b. SMP c. SMA Pekerjaan? a. Pelajar/Mahasiswa b. Karyawan Swasta c. PNS Ibu Rumah Tangga Profesi? a. Guru b. Dosen c. Dokter d. Perawat e. Perbankan f. Petani g. Nelayan Pendapatan? a. < Rp. 1.000.000,b. Rp. 1.000.000,Rp. 2.000.000,c. Rp. 2.000.000,Rp. 3.000.000,-
b. Perempuan d. Diploma III/Akademi e. S1 f. S2/S3 e. Wiraswasta f. Lainnya, sebutkan……..…………
h. i. j. k. l. m.
Pedagang Montir Sopir TNI Polisi Lainnya,
sebutkan……..……
d.
Rp. 3.000.000,-Rp. 4.000.000,e. Rp. 4.000.000,-Rp. 5.000.000,f. > Rp. 5.000.000,g. Lainnya, ………………………
9. Apa tujuan anda mengunjungi tempat wisata ini? a. Rekreasi e. Keagamaan b. Liburan f. Olah raga c. Pendidikan g. Lainnya, sebutkan……………. d. Kesehatan 10. Aktivitas apa yang anda lakukan di tempat wisata ini? a. Menikmati pemandangan e. Silaturahmi keluarga b. Menikmati keunikan flora f. Kumpul dengan teman dan fauna g. Menghadiri event atau acara c. Menikmati kebudayaan h. Lainnya, sebutkan………. d. Berpetualang 11. Objek wisata apa yang paling anda sukai? a. Hutan e. Fauna b. Pantai f. Sungai c. Gua g. Atraksi kebudayaan d. Flora h. Lainnya, sebutkan……….
86
12. Biasanya kapan anda bekunjung ke kawasan wisata ini? a. Hari biasa c. Hari libur besar b. Hari libur biasa 13. Dari mana anda pertama kali mendapat informasi tentang kawasan wisata ini? a. Mengetahui sendiri e. Promosi (leaflet, elektronik, b. Teman cerita orang, dll) c. Keluarga f. Lainnya, sebutkan………. d. Cerita orang 14. Apa yang ingin anda cari dari informasi tersebut? a. Harga tiket f. Pengelola yang ramah b. Lokasi yang mudah dicapai g. Promosi yang telah dilakukan c. Fasilitas yang disediakan h. Kebersihan dan kenyamanan d. Objek wisata i. Lainnya, sebutkan………. e. Pelayanan yang memuaskan 15. Seberapa banyak uang yang anda keluarkan untuk berwisata ke kawasan wisata ini? a. 10% gaji d. 50% gaji e. 100% gaji b. 25% gaji c. 30% gaji f. Lainnya, sebutkan………. 16. Berapa lama anda berada di kawasan wisata ini? d. 2-3 hari a. 2-3 jam b. 4-6 jam e. Satu minggu c. Satu hari f. Lainnya, sebutkan………. 17. Apakah anda akan berkujung ke kawasan wisata ini lagi? a. Ya, alasannya………….. b. Tidak, alasannya……….
87
Daftar isian untuk Atribut Kepercayaan dan Evalusi ANALISIS TINGKAT KEPERCAYAAN ATRIBUT WISATA ALAM KECAMATAN BAYAH Dimohon untuk memberikan tanda (√) pada angka yang sesuai dengan pendapat anda.
Atribut
Pemandangan alam menarik (produk) Kualitas fasilitas dan sarana baik (produktivitas) Keramahan dan kesopanan pihak pengelola kepada pengunjung (orang) Harga tiket murah (harga) Kemudahan dalam mencapai lokasi wisata (lokasi) Pelayanan yang memuaskan (proses) Keamanan yang baik (proses) Adanya promosi (promosi) Fasilitas toilet ada (bukti fisik) Tempat parker ada (bukti fisik) Warung makan ada (bukti fisik)
1 sangat tidak percaya
Kepercayaan 2 3 tidak percaya percaya
4 sangat percaya
Alasan/ Keterangan
88
ANALISIS TINGKAT EVALUASI ATRIBUT WISATA ALAM KECAMATAN BAYAH Dimohon untuk memberikan tanda (√) pada angka yang sesuai dengan pendapat anda. Evaluasi Atribut
Pemandangan alam (produk) Fasilitas dan sarana wisata (produktivitas) Keramahan dan kesopanan pihak pengelola (orang) Harga tiket (harga) Kemudahan mencapai lokasi wisata (lokasi) Pelayanan pengelola (proses) Keamanan (proses) Promosi (promosi) Fasilitas toilet (bukti fisik) Tempat parker (bukti fisik) Warung makan (bukti fisik)
1 Sangat buruk
2 Buruk
3 Baik
4 Sangat baik
Alasan/ Keterangan
89
Lampiran 3 Kuisioner kepada pihak pengelola. KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING TERHADAP FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL STRATEGI PEMASARAN WISATA ALAM KECAMATAN BAYAH KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:……………………
Tanggal
:……………………
Mohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i untuk dapat meluangkan waktu dengan mengisi kuisioner yang telah saya bagikan. Sebelumnya saya meminta maaf apabila saya menggangu Bapak/Ibu/Saudara/i. Peneliti : Dewi Puspitasari E34070045
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
90
Daftar isian untuk Rating dari Matriks EFE dan IFE 1. Tentukan rating dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) berikut ini dengan memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/Ibu. 2. Pilihan rating pada isian berikut terdiri dari : Rating 4 : responden sangat penting terhadap faktor-faktor tersebut. Rating 3 : responden penting terhadap faktor-faktor tersebut. Rating 2 : responden tidak penting terhadap faktor-faktor tersebut. Rating 1 : responden sangat tidak penting terhadap faktor-faktor tersebut. Rating IFE Kekuatan 1. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Topografi kawasan wisata alam sangat beragam. 3. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan. 4. Obyek wisata alam di kecamatan bayah masih alami dan belum mengalami perubahan. 5. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 6. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 7. Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung. 8. Kondisi jalan di dalam kawasan cukup baik ditempuh oleh pengunjung. Kelemahan 1. Jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. 2. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 3. Kualitas dan kauntitas SDM yang masih kurang. 4. Kurangnya kegiatan promosi wisata.
4
3
2
1
91
5. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 6. Kunjungan hanya terfokus pada hari raya besar saja. 7. Belum dikenal masyarakat luas. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja belum ada. Rating EFE Peluang : 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya pencanangan Desa Wisata Sawarna. 3. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. 4. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 5. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 6. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 7. Kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. 8. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional. Ancaman : 1. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 2. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 3. Citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya. 4. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 5. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah.
4
3
2
1
92
Keterangan : Khusus untuk aspek kelemahan rating yang digunakan adalah 1 dan 2, khusus untuk aspek kekuatan rating yang digunakan adalah 3 dan 4. Daftar isian untuk Bobot dari Matriks EFE dan IFE 1. Tentukan bobot atau tingkat kepentingan dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1 sampai 9. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : Nilai Skala 1 3 5
7
9
2,4,6,8 Kebalikan nilai-nilai di atas
Definisis Kedua elemen sama pentingnya
Penjelasan Dua elemen mempengaruhi sama kuat pada sifat itu Pengalaman atau pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya Pengalaman atau pertimbangan dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek Satu elemen dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari lainnya Elemen yang satu jelas lebih penting dibanding elemen lainnya Satu elemen sangat jelas lebih penting disbanding elemen lainnya Satu elemen mutlak lebih Sokongan elemen yang satu atas yang penting disbanding elemen lainnya terbukti memiliki tingkat lainnya penegasan tertinggi Nilai-nilai diantara kedua Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan di atas pertimbangan Bilai nilai-nilai diatas dianggap membandingkan antar elemen A dan B, maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, 1/4,………, 1/9) digunakan untuk membandingkan kepentingan B terhadap A
93
Faktor Strategi Internal A. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. B. Topografi kawasan wisata alam sangat beragam. C. Terdapat lebih dari satu objek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan. D. Objek wisata alam di kecamatan bayah masih alami dan belum mengalami perubahan. E. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. F. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat G. Keramah tamahan penduduk atau
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
94
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
masyarakat kepada pengunjung. Kondisi jalan di dalam kawasan cukup baik ditempuh oleh pengunjung. Jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. Kualitas dan kauntitas SDM yang masih kurang. Kurangnya kegiatan promosi wisata. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. Kunjungan hanya terfokus pada hari raya besar saja. Belum dikenal masyarakat luas. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja belum ada.
95
Faktor Strategi Eksternal A. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi objek wisata alam dan petualangan. B. Adanya pencanangan Desa Wisata Sawarna. C. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. D. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. E. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. F. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. G. Kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. H. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional. I. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. J. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. K. Citra pariwisata yang merusak lingkungan, seni dan budaya. L. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. M. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah.
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
N
96
Lampiran 4 Kuisioner Penilaian terhadap Kriteria pemilihan Strategi. Daftar Isian untuk Rating Kriteria Nama Responden
:
Jabatan
:
1. Tentukan bobot atau tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria yang akan dimasukan kedalam bobot alternatif strategi dengan membandingkan antara strategi horizontal dan vertikal. 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1 sampai 9. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : Nilai Skala 1 3 5
7
9
2,4,6,8 Kebalikan nilai-nilai di atas
Definisis Kedua elemen sama pentingnya
Penjelasan Dua elemen mempengaruhi sama kuat pada sifat itu Pengalaman atau pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya Pengalaman atau pertimbangan dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek Satu elemen dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari lainnya Elemen yang satu jelas lebih penting dibanding elemen lainnya Satu elemen sangat jelas lebih penting disbanding elemen lainnya Satu elemen mutlak lebih Sokongan elemen yang satu atas yang penting disbanding elemen lainnya terbukti memiliki tingkat lainnya penegasan tertinggi Nilai-nilai diantara kedua Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan di atas pertimbangan Bilai nilai-nilai diatas dianggap membandingkan antar elemen A dan B, maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, 1/4,………, 1/9) digunakan untuk membandingkan kepentingan B terhadap A
Kriteria yang dipergunakan untuk pemilihan strategi adalah : A. Kualitas B. SDM C. Objek wisata D. Promosi dan pemasaran E. Biaya F. Aksesibilitas G. Pelayanan
97
H. Fasilitas I. Persaingan J. Peningkatan kinerja A A B C D E F G H I J
B
C
D
E
F
G
H
I
J
98
Lampiran 5 Kuisioner Penilaian terhadap Bobot pemilihan Strategi. Daftar Isian untuk Rating Kriteria Nama Responden
:
Jabatan
:
1. Tentukan bobot atau tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif staretgi
pemasaran
yang
dihasilkan
pada
matriks
SWOT
dengan
membandingkan antara strategi horizontal dan vertikal. 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1 sampai 5. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : Nilai Skala 1
2 3
4 5
Penjelasan Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktik. Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya. Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya. Kedua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu.
99
Kualitas
Kriteria Staretegi
SDM
Objek
Promosi
wisata
dan pemasaran
1. Melakukan
promosi
wisata
dengan
alam
menonjolkan keunikan dan
kepekaan
sumberdaya alam 2. Pengembangan kegiatan
wisata
pendidikan dan ilmu pengetahuan,
jelajah
alam dan interpretasi 3. Meningkatkan pelayanan
terhadap
pengunjung
yang
datang
dengan
bekerjasama
dengan
masyarakat
dalam
pemanduan wisata
Biaya
Aksesibilitas
Pelayanan
Fasilitas
Persaingan
Peningkatan kinerja
Bobot
100
4. Perbaikan
pelayanan
pengelola
kepada
pengunjung
berupa
perbaikan infrastruktur (aksesibilitas,
sarana
dan prasarana) 5. Memperluas
promosi
ke segmen lain dengan cara
memperluas
promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda
sebagai
pariwisata
duta
Kabupaten
Lebak 6. Melakukan
promosi
“visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain
101
7. Meningkatkan saing objek
daya wisata
yang berkualitas dan unik 8. Membuat paket wisata yang sesuai harapan
dengan
pengunjung
tanpa merubah alam 9. Melakukan penyuluhan kepada
masyarakat
sekitar serta melakukan kerjasama pengawasan
dan dengan
masyarakat sekitar 10. Memperbanyak fasilitas pendukung
wisata
lainnya seperti fasilitas olah raga
102
11. Melakukan perencanaan manajement yang baik dalam hal pengelolaan sehingga
dapat
menguntungkan kesejahteraan masyarakat
desa
setempat 12. Penguatan
brand
wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami KRITERIA BOBOT
103
Lampiran 6 Kuisioner Penentuan Strategi Pemasaran Menggunakan Perbandingan Berpasangan. Daftar Isian untuk Rating Kriteria Nama Responden
:
Jabatan
:
1. Untuk menghindari inkonsistensi, dimohon agar Bapak/Ibu mengisi kuisioner ini pada satu waktu 2. Pengisian pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis dengan menjawab semua pertanyaan tertulis. Jawaban dapat merupakan pendapat pribadi ataupun hasil berdiskusi dengan orang lain. 3. Pada pengisian kuisioner ini, Bapak/Ibu diminta untuk membandingkan antara dua elemen yaitu A (kolom kiri) dengan elemen B (kolom kanan). Nilai perbandingan antara dua elemen tersebut ditandai dengan tanda “√”. 4. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1 sampai 9. Berikut ini definisi dari skala banding yang digunakan. Nilai Skala 1
Definisis Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari lainnya Elemen yang satu jelas lebih penting dibanding elemen lainnya Satu elemen sangat jelas lebih penting disbanding elemen lainnya Satu elemen mutlak lebih penting disbanding elemen lainnya Nilai-nilai diantara kedua pertimbangan di atas
5
7
9
2,4,6,8
Penjelasan Dua elemen mempengaruhi sama kuat pada sifat itu Pengalaman atau pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya Pengalaman atau pertimbangan dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek Satu elemen dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek Sokongan elemen yang satu atas yang lainnya terbukti memiliki tingkat penegasan tertinggi Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan
104
Contoh cara menjawab Instruksi : Bandingkan besarnya peran antara faktor –faktor dibawah ini berkaitan dengan fakus “Penyusunan Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten” Kolom kiri
9
8
7
Faktor X Faktor X Faktor Z
6
5 √
4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9 √
√
Kolom kanan Faktor Y Faktor Z Faktor Z
Pengertiannya : Faktor X jelas lebih penting dari pada faktor Y atau sebaliknya faktor Y jelas kurang penting dari pada faktor X Faktor X mutlak kurang penting dari pada faktor Z atau sebaliknya faktor Z mutlak lebih penting dari pada faktor X Ragu-ragu (diperlukan kompromi) untuk mengatakan bahwa faktor Z jelas lebih penting dari pada faktor Y Bagian I Dalam kaitannya dengan fokus hirarki yaitu Penyusunan Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang teridentifikasi adalah : A. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam B. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata C. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi objek wisata alam dan petualangan D. Kurangnya kegiatan promosi wisata E. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain
105
Intruksi 1 Bandingkan besarnya peran masing-masing faktor di bawah ini berkaitan dengan “Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten” Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
Lebih penting 7 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Bagian II Dalam kaitannya dengan faktor-faktor pada bagian I, aktor-aktor utama yang paling berperan dalam penyusunan Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, adalah : A. Pengelola kawasan wisata Karang Teraje B. Pengelola kawasan wisata Pulau Manuk C. Pengelola kawasan wisata Sawarna D. Karyawan Perhutani BKPH Bayah E. Pemasaran Disporapudpar Lebak
Intruksi 2.1 Bandingkan tingat kepentingan/pengaruh realtif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam”dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
106
Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
7
Lebih penting 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
Intruksi 2.2 Bandingkan tingat kepentingan/pengaruh realtif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata”dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten. Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
Lebih penting 7 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Intruksi 2.3 Bandingkan tingat kepentingan/pengaruh realtif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi objek wisata alam dan petualangan”dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
107
Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
7
Lebih penting 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
Intruksi 2.4 Bandingkan tingat kepentingan/pengaruh realtif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Kurangnya kegiatan promosi wisata”dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten. Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
7
Lebih penting 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Intruksi 2.5 Bandingkan tingat kepentingan/pengaruh realtif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain”dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
108
Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
7
Lebih penting 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
BAGIAN III Dalam kaitannya dengan aktor-aktor yang berpengaruh/bertanggung jawab dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten, tujuan yang ingin dicapai adalah A. Mendapatkan pelanggan jangka panjang B. Memperkuat nama Wisata Alam Kecamatan Bayah C. Meningkatkan pendapatan dan profit D. Memperkenalkan Wisata Alam Kecamatan Bayah ke masyarakat luas E. Mengembangkan Wisata Alam Kecamatan Bayah Instruksi 3.1 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh realtif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Pengelola kawasan wisata Karang Teraje” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
109
Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
7
Lebih penting 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
Instruksi 3.2 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh realtif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Pengelola kawasan wisata Pulau Manuk” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten. Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
Lebih penting 7 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Instruksi 3.3 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh realtif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Pengelola kawasan wisata Sawarna” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
110
Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
7
Lebih penting 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
Instruksi 3.4 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh realtif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Karyawan Perhutani BKPH Bayah” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten. Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
Lebih penting 7 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Instruksi 3.4 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh realtif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Pemasaran Disporapudpar Lebak” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
111
Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
7
Lebih penting 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
BAGIAN IV Dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai, maka skenario pemasaran yang dapat dilakukan adalah : A. Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam B. Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi C. Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak. D. Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain E. Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami Instruksi 4.1 Bandingkanlah tingkat kepentingan antara skenario strategi berikut ini dengan tujuan “Mendapatkan pelanggan jangka panjang” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
112
Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
Lebih penting 7 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
Instruksi 4.2 Bandingkanlah tingkat kepentingan antara skenario strategi berikut ini dengan tujuan “Memperkuat nama Wisata Alam Kecamatan Bayah” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten. Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
Lebih penting 7 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Instruksi 4.3 Bandingkanlah tingkat kepentingan antara skenario strategi berikut ini dengan tujuan “Meningkatkan pendapatan dan profit” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
113
Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
Lebih penting 7 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
Instruksi 4.4 Bandingkanlah tingkat kepentingan antara skenario strategi berikut ini dengan tujuan “Memperkenalkan Wisata Alam Kecamatan Bayah ke masyarakat luas” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten. Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
Lebih penting 7 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Instruksi 4.5 Bandingkanlah tingkat kepentingan antara skenario strategi berikut ini dengan tujuan “Mengembangkan Wisata Alam Kecamatan Bayah” dalam penyusunan strategi pemasaran wisata alam di kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
114
Kolom kiri Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor B Faktor B Faktor B Faktor C Faktor C Faktor D
9
8
Lebih penting 7 6 5 4 3
2
1
2
3
Lebih penting 4 5 6 7
8
9
Kolom kanan Faktor B Faktor C Faktor D Faktor E Faktor C Faktor D Faktor E Faktor D Faktor E Faktor E
115
Lampiran 7 Rating IFE dan EFE Wisata Alam di Kecamatan Bayah. Rating IFE/ Responden Kekuatan 1. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Topografi kawasan wisata alam sangat beragam. 3. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan. 4. Obyek wisata alam di kecamatan bayah masih alami dan belum mengalami perubahan. 5. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 6. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 7. Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung. 8. Kondisi jalan di dalam kawasan cukup baik ditempuh oleh pengunjung. Kelemahan 1. Jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. 2. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 3. Kualitas dan kauntitas SDM yang masih kurang. 4. Kurangnya kegiatan promosi wisata. 5. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 6. Kunjungan hanya terfokus pada hari raya besar saja. 7. Belum dikenal masyarakat
1
2
3
4
5
Rataan Bobot
Skor Bobot IFE
4
4
3
4
4
3.8
0,130
0.494
3
3
4
3
3
3.2
0,033
0.105
3
4
3
4
3
3.4
0,056
0.19
3
3
3
3
3
3
0,082
0.246
4
4
4
4
4
4
0,088
0.352
4
3
3
3
4
3.4
0,057
0.194
4
4
3
4
4
3.8
0,062
0.236
4
3
3
1
2
3.6
0,038
0.137
2
1
3
1
2
1.8
0,017
0.031
2
3
4
3
2
2.8
0,085
0.238
2
3
2
3
2
2.4
0,076
0.182
3
3
4
2
2
2.8
0,102
0.286
4
2
4
2
2
2.8
0,046
0.129
2
2
1
2
2
1.8
0,026
0.046
2
3
4
3
2
2.8
0,083
0.232
116
luas. 8. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja belum ada. Rating EFE Peluang : 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya pencanangan Desa Wisata Sawarna. 3. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. 4. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 5. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 6. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 7. Kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. 8. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional. Ancaman : 1. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 2. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 3. Citra pariwisata yang merusak lingkungan, seni dan budaya. 4. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 5. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah.
2
3
2
3
2
2.4
0,019
1
2
3
4
5
4
4
4
4
4
4
0.166
0.664
3
2
3
2
3
2.6
0.04
0.104
4
3
4
3
4
3.6
0.073
0.263
4
4
3
4
4
3.8
0.1
0.38
3
3
4
3
3
3.2
0.1
0.32
4
2
3
2
4
3
0.059
0.177
3
3
4
3
3
3.2
0.028
0.089
3
3
3
3
3
3
0.06
0.180
4
3
4
3
4
3.6
0.019
0.068
3
4
4
4
3
3.6
0.09
0.324
4
3
3
3
4
3.4
0.1
0.34
3
2
3
2
3
2.6
0.122
0.317
3
3
4
3
3
3.2
0.043
0.137
Rataan Bobot
0.046
Skor Bobot IFE
117
Lampiran 8 Metode Bayes A. B. C. D. E. F. G. H. I. J.
Kualitas SDM Objek wisata Promosi dan pemasaran Biaya Aksesibilitas Pelayanan Fasilitas Persaingan Peningkatan kinerja
118
Lampiran 9 Pemilihan Strategi Metode Bayes Kualitas
SDM
Objek
Promosi
wisata
dan
Biaya
Aksesibilitas
Pelayanan
Fasilitas
Persaingan
Peningkatan Bobot kinerja
pemasaran 1. Melakukan promosi wisata
4
3
4
5
3
3
4
4
4
4
3,816
4
3
5
3
3
3
4
4
4
4
3,776
4
3
2
2
3
3
5
4
3
4
3,076
4
2
3
2
3
4
5
4
2
4
3,276
alam dengan menonjolkan keunikan
dan
kepekaan
sumberdaya alam 2. Pengembangan
kegiatan
wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi 3. Meningkatkan
pelayanan
terhadap pengunjung yang datang dengan bekerjasama dengan masyarakat dalam pemanduan wisata 4. Perbaikan
pelayanan
pengelola
kepada
119
pengunjung perbaikan
berupa infrastruktur
(aksesibilitas, sarana dan prasarana) 5. Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak. 6. Melakukan promosi “visit
3
2
4
5
4
3
3
2
4
4
3,574
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3.707
3
2
4
4
2
3
4
2
5
4
3,13
3
2
4
5
4
2
3
2
4
3
3,39
Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain 7. Meningkatkan daya saing objek
wisata
yang
berkualitas dan unik 8. Membuat paket wisata yang sesuai
dengan harapan
pengunjung tanpa merubah alam
120
9. Melakukan
penyuluhan
3
4
2
2
4
2
3
3
3
4
2,974
4
3
4
3
2
2
4
5
3
3
3,329
3
4
2
2
5
2
4
3
2
4
3.191
4
4
5
5
3
2
3
2
5
4
3,606
0.051
0,051
0,202
0,121
0,190
0,064
0,042
0,144
0,015
0,120
kepada masyarakat sekitar serta melakukan kerjasama dan
pengawasan
dengan
masyarakat sekitar 10. Memperbanyak
fasilitas
pendukung wisata lainnya seperti fasilitas olah raga 11. Melakukan
perencanaan
manajement
yang
dalam
pengelolaan
hal
sehingga
baik
dapat
menguntungkan kesejahteraan
masyarakat
desa setempat 12. Penguatan alam
brand
wisata
Kecamatan
Bayah
sebagai wisata yang unik dan alami KRITERIA BOBOT
Numerical Assessment
121 Potensi wisata alam 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tingginya komitmen Kecamatan Bayah yang pemerintah untuk tinggi, baik dari segi meningkatkan peran Lampiran AHP Pengolahan Horizontal lanskap,10 flora, fauna dan ekowisata pemandangan alam Perbandingan Antara Faktor dengan Goal Compare the relative importance with respect to: Goal: Strategi Pemasaran Wisata Alam di K
PotensiTingginya wisata Trend alam komitmen Kecamatan kunjungan Kurangnya pemerintah Meningkatn Bayah wisatawa kegiata yau Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, 1.0 flora, 1.0fauna8.0 dan pemandan 5.0 9/18/2011 11:48:42 PM pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata Page 1 of Tingginya komitmen 1.0 2.0 2.01 Trend kunjungan wisatawan saat ini cendrung memilih destinasi objek wisata alam dan 4.0petualangan 2.0 9/18/2011 11:51:10 PM Page 1 of 1 Kurangnya kegiatan promosi wisata 3.0 Model Name: Goalnormal Meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan Incon: 0.06wisata ke daerah lain Priorities with respect to: Goal: Strategi Pemasaran Wisata Ala...
Model Name: Goalnormal
Numerical Assessment Kurangnya kegiatan promosi wis Meningkatnya minat masyarakat Tingginya komitmen pemerintah Trend kunjungan wisatawan Pengelola kawasansaat Potensi wisata alam Kecamatan wisata Karang Teraje Inconsistency = 0.06 with 0 missing judgments.
.464 .233 9 8 .124 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 .102 .078
Pengelola kawasan wisata Pulau Manuk
121
Perbandingan Aktor Terhadap Faktor with respect to: Kurangnya kegiatan promosi wisata Compare the relative importance
Pengelola Pengelola kawasan Pengelola kawasan wisata Karyawan kawasan Karang wisata Pemasaran Perhutan Pulau Teraje wisataM Pengelola kawasan wisata Karang Teraje 5.0 2.0 3.0 5.0 Pengelola11:54:06 kawasan 5.0 1.0 9/18/2011 PMwisata Pulau Manuk Page 1 1.0 of 1 Pengelola kawasan wisata Sawarna 6.0 6.0 Karyawan Perhutani BKPH Bayah 1.7 Model Name: Goalnormal Pemasaran Disporapudpar Lebak Incon: 0.02 Priorities with respect to: Goal: Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten >Kurangnya kegiatan promosi wi...
Karyawan Perhutani BKPH Bayah Pengelola kawasan wisata Pulau Pemasaran Disporapudpar Lebak Pengelola kawasan wisata Karan Pengelola kawasan wisata Sawar Inconsistency = 0.02 with 0 missing judgments.
.309 .292 .276 .076 .047
EXPERT CHOIS
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mendapatkan pelanggan jangka panjang
Memperkuat nama Wisata Alam Kecamatan Bayah 122
Compare theTujuan relativeTerhadap importance with respect to: Kurangnya kegiatan promosi wis \ Karyawa Perbandingan Aktor
Mendapatkan Memperkuat pelanggan Meningkatkan nama Memperkenalkan jangka Wisata pendapatan Mengembang panjang Alam Kec Wis d Mendapatkan pelanggan jangka panjang 3.0 2.0 3.0 1 of4.0 9/18/2011 11:57:17 PM Page 1 Memperkuat nama Wisata Alam Kecamatan Bayah 3.0 2.0 3.0 Meningkatkan pendapatan dan profit 3.0 2.0 Memperkenalkan Wisata Alam Kecamatan 2.0 Model Name: Goalnormal Mengembangkan Wisata Alam Kecamatan Bayah Incon: 0.06 9/29/2011 4:09:22 AM
Priorities with respect to: Goal: Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten >Kurangnya kegiatan promosi wisata >Karyawan Perhutani BKPH Bayah Model Name: Goalnormal
MendapatkanAssessment pelanggan jangka p Numerical
Meningkatkan pendapatan dan pr Memperkenalkan Alam Kec MelakukanWisata promosi Mengembangkan Wisata Alam Keca
wisata alam dengan
Memperkuat nama Wisata Alam Ke menonjolkan keunikan Inconsistency = 0.06 dan kepekaan with 0 missing judgments.
.393 .260 .145 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 .124 .077
sumberdaya alam
Page 1 of 1
Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi
Compare the relative preference with respect to: Kurangnya kegiatan promosi wis \ Karyawan Perbandingan Alternatif Strategi Terhadap Tujuan
Melakukan Pengembangan promosi Memperluas wisata Melakukan kegiatan alam promosi Penguatan dengan wisata promosi ke segm pen me br " Melakukan promosi 2.0 3.0 sumberdaya 4.0 3.01 9/29/2011 4:11:06 AM wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan Page 1alam of Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam 4.0dan interpretasi 3.0 3.0 Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi 3.0melalui 1.0 media, Melakukan promosi "visit Banten" bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain 3.0 Model Name: Goalnormal Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata Incon: yang 0.07 unik dan alami Priorities with respect to: Goal: Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten >Kurangnya kegiatan promosi wisata >Karyawan Perhutani BKPH Bayah >Mendapatkan pelanggan jan...
Melakukan promosi wisata alam Pengembangan kegiatan wisata p Memperluas promosi ke segmen l Melakukan promosi "visit Bante Penguatan brand wisata alam Inconsistency = 0.07 with 0 missing judgments.
.072 .092 .336 .182 .319
EXPERT CHOIS
123
Lampiran 11 Pengelolaan AHP Vertikal Pengolahan Aktor FAKTOR VP Faktor A1 A2 A3 A4 A5
F1 0.078 0.068 0.428 0.069 0.076 0.066
F2 0.124 0.074 0.036 0.241 0.292 0.296
F3 0.102 0.102 0.398 0.047 0.047 0.045
F4 0.464 0.506 0.076 0.298 0.309 0.287
F5 0.233 0.251 0.062 0.345 0.276 0.305
Bobot Aktor 0,076 0,292 0,047 0,309 0,276
A2 0.292 0.343 0.076 0.051 0.077 0.065
A3 0.047 0.043 0.205 0.352 0.260 0.275
A4 0.309 0.259 0.064 0.079 0.145 0.054
A5 0.276 0.287 0.057 0.054 0.124 0.061
Bobot Tujuan 0,393 0,077 0,260 0,145 0,124
T2 0.077 0.092 0.110 0.104 0.095 0.078
T3 0.260 0.336 0.302 0.356 0.236 0.323
T4 0.145 0.182 0.215 0.182 0.394 0.312
T5 0.124 0.319 0.296 0.247 0.205 0.209
Bobot Strategi 0,178 0,135 0,249 0,214 0,224
Prioritas 4 2 5 1 3
Pengolahan Tujuan AKTOR VP Aktor T1 T2 T3 T4 T5
A1 0.076 0.068 0.598 0.465 0.393 0.545
Prioritas 1 5 2 3 4
Pengolahan Strategi TUJUAN VP Tujuan S1 S2 S3 S4 S5
T1 0.393 0.072 0.078 0.110 0.070 0.078
Prioritas 4 5 1 3 2