STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH (STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI KCP CILANDAK)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh: ADE IKHWAN ANSHORI NIM : 107046100316
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat,
2013 M 1434 H
Ade Ikhwan Anshori
i
ABSTRAK
Ade Ikhwan Anshori (107046100316), “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Studi pada Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak)”, Skripsi, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2013. Di bawah Bimbingan Dr. K.H.A. Juaini Syukri, Lcs, M.A. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu bagaimana Strategi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro dalam upaya menarik minat nasabah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran produk pembiayaan warung mikro, mekanisme pembiayaan warung mikro, dan kendala yang dihadapi dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah hasil wawancara dengan bagian Pelaksana Marketing Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian yaitu Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Jenis penelitian yang digunakan merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan. Teknik pengumpulan data yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik analisis data ini berupa strategi pemasaran, mekanisme dan kendala Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro pada periode 2012-2013 yang akan dianalisis dan dijadikan strategi pemasaran.
Kata kunci : Strategi, Pemasaran, Pembiayaan
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji serta syukur ke hadirat Ilahi Rabbi yang telah menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu kesempurnaannya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, serta kemampuan memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang selalu berpegang teguh hingga akhir zaman. Alhamdulillah, akhirnya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH (STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI KCP CILANDAK)” dengan baik. Tentunya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada, karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin dalam proses penulisan skripsi ini. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari adanya rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya tidak terlepas dari beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam iii
memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna penyempurnaan skripsi ini. Dengan demikian dalam kesempatan yang berharga ini penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih tiada terhingga kepada berbagai pihak yang secara langsung telah membantu penulis, diantaranya: 1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum. 2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat, dan Mu’min Rouf, MA, selaku Sekretaris Prodi Muamalat. 3. Dr. K.H.A. Juaini Syukri, Lcs, M.A, selaku Pembimbing penulis yang tidak kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan dan kritikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingannya Skripsi ini tidak ada apa-apanya. 4. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, MPD dan Ibu Dwi Nuraini Ichsan, SE, MM selaku penguji ujian munaqasyah. 5. Bapak Drs. Noryamin Aini, MA, selaku pembimbing akademik perbankan syariah 2007, yang telah memberikan arahan dan motivasi selama menjadi pembimbing kami di bangku perkuliahan. 6. Pada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Muamalat, beserta para Staf TU baik di Pusat atau
iv
Fakultas tidak hanya Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman dan nasehat pun sangat berharga bagi Penulis. 7. Ibu Lily Choiriah, selaku Kepala KCP Bank Syariah Mandiri Cilandak yang telah memberikan kebijakan dan izin kepada penulis untuk riset skripsi di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. 8. Bapak Zulfan Afandi, selaku Kepala Pembiayaan Warung Mikro yang telah banyak memberikan informasi dan masukan berharga dalam proses penyusunan skripsi ini. 9. Saudara M. Syafiq Umam, selaku asisten analis warung mikro, Riyan Permana Putra dan Abdul Fatah, selaku pelaksana marketing mikro dan juga sahabat penulis yang telah banyak mambantu dan memberikan masukan yang baik dalam proses penulisan skripsi ini. 10. Teristimewa buat Ayahanda tercinta H. Muchyar Basyir dan Ibunda tercinta Hj. Yayah Riayah. Terima kasih atas segala doanya, kesabaran, jerih payah dan pengorbanan serta nasihat yang senantiasa memberikan semangat tanpa henti sehingga ananda dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tiada kata yang pantas selain ucapan terima kasih dan doa, sungguh jasamu tiada tara dan tak akan pernah terbalaskan. Terima kasih juga untuk Kakakku tercinta Aris Aminullah dan Isnani Royhanah yang telah memberikan dukungan moril, dan terima kasih juga untuk Kakak iparku Irfan
v
Apriandi yang telah memberikan dukungan moril dan spirituil dalam proses penulisan skripsi ini. 11. Para sahabat Bayu Dian Pratama, Wahyudin Joni Sukamta, Sam Nur Abdullah, M. Reza Hakim, Muhamad Iqbal, Setio Rohmadi, Azki Erlangga, Ahmad Surya Caunk, Furkon Hakim, Burhan, Anton Kepri Band, Ananda Key Kepri Band, Prass Godeg Kepri Band, teh Aas, Tiyo Sadewa Jamet yang sudah memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini. 12. Mahasiswa-mahasiswi Prodi Muamalat Jurusan Perbankan Syariah D 2007, serta semua mahasiswa-mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum yang telah banyak memberikan kontribusi pemikiran dan sharing pengalaman, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta menjadi amal baik kita di sisi Allah SWT. Akhirnya, semoga setiap bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Amin ya Rabbal ‘alamin. Jakarta, 19 September 2013
Ade Ikhwan Anshori
vi
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. i ABSTRAK ............................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 7 D. Metodologi Penelitian ..................................................................... 8 E. Teknik Penulisan ............................................................................. 10 F. Kerangka Teori ................................................................................ 11 G. Riview Studi Terdahulu ................................................................... 14 H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 16
BAB II
LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran .......................................................................... 18 1. Pengertian Strategi ...................................................................... 18 2. Tahapan-tahapan Strategi ........................................................... 19 vii
3. Jenis-jenis Strategi ...................................................................... 20 4. Pengertian Pemasaran ................................................................. 22 5. Pengertian Strategi Pemasaran ................................................... 23 B. Pembiayaan Dalam Perspektif Islam ............................................... 25 1. Pengertian Pembiayaan ............................................................... 25 2. Penilaian Pembiayaan ................................................................. 28 3. Akad-akad Pembiayaan Syariah ................................................. 30 C. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ................................................ 37 1. Pengertian UMKM ..................................................................... 37 2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah .............................. 39 BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI A. Profil Perusahaan ............................................................................. 42 B. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri ........................................... 43 C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ............................................... 46 D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri ..................................... 49 E. Produk-produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri ........................ 54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah .................................................................. 55 B. Mekanisme Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri .... 73 C. Kendala Yang Dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak Dalam Memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro............... 84 viii
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 87 B. Saran ................................................................................................ 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 95 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 ……………….……………………………………….……...
51
Gambar 3.2 ………………………………………………………………... 53 Gambar 3.3 …………………………………………………………….....
53
Gambar 4.1 ………………………...….……………………...…………… 78 Gambar 4.2 ………………………...….……………………...…………… 83
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 ………………………………………………………………..…… 27 Tabel 4.1 ……………………..……………………………………………… 65 Tabel 4.2 ……………………..……………………………………………… 71
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Islam dan praktik ekonomi Islam secara Internasional maupun Nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia ditandai dengan pesatnya kajian dan publikasi mengenai prinsip-prinsip dan praktik-praktik perbankan syariah. Saat ini kita adalah saksi bagi pertumbuhan pesat perbankan syariah di Indonesia. Keadaan yang semakin kondusif ini seharusnya mampu mendorong pelaku bisnis perbankan di Indonesia yang konon termasuk paling besar di dunia dalam hal jumlah usaha dalam satu negara. Jika ratusan bank umum yang ada di Indonesia membuka Unit Usaha Syariah (UUS), maka masyarakat akan semakin mudah mendapatkan layanan perbankan syariah. Perbankan selalu dituntut untuk lebih peduli terhadap UMKM sebagai pasar potensial dalam penyaluran kreditnya. Di lain pihak perbankan sendiri masih menghadapi sejumlah persoalan yang juga harus segera diselesaikan.1 Berbagai kebijakan dan peraturan telah dikeluarkan pemerintah agar perbankan lebih berorientasi kepada usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM). Program-program pengambangan UMKM seperti penyediaan kredit likuiditas (KL), keharusan memiliki portofolio kredit usaha kecil (KUK) sebesar 25 persen, serta pencantuman komponen
1
K.H. Ma’ruf Amin, Prospek cerah perbankan syariah, Cet. I, (Jakarta : Lekas, 2007), Hal
134.
1
2
KUK dalam laporan keuangan, merupakan salah satu bukti pentingnya kepedulian Bank terhadap UMKM. Tidak dapat dipungkiri bahwa UMKM memiliki daya tahan yang tangguh dalam menghadapi gejolak dan berbagai masalah. Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 yang diikuti oleh krisis ekonomi dan berbagai krisis lainnya, ditemukan suatu kenyataan bahwa ketahanan perekonomian sesungguhnya ditopang oleh UMKM.2 Oleh karena itu upaya untuk terus memberdayakan UMKM merupakan suatu tantangan yang harus selalu ditingkatkan, termasuk dukungan pembiayaan melalui perbankan. Beberapa lama ini BI telah mengeluarkan kebijakan baru mengenai KUK. Dalam ketentuan tersebut antara lain menyangkut plafon kredit untuk usaha kecil maksimal Rp 500 juta dan Bank wajib menyantumkan jumlah kredit untuk usaha kecil, dalam publikasi laporan keuangannya.3 Menyusul ketentuan BI tersebut, kini sudah ada Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pada intinya, semua kebijakan itu menekankan perlunya perbankan memperhatikan usaha-usaha kecil. Akan tetapi yang menjadi persoalan bagi perbankan adalah ditengah ketatnya peraturan yang menghendaki agar perbankan beroperasi menurut prinsip perbankan yang sehat akan menemui kendala apabila
2
“Tak Punya Utang Luar Negri,UMKM Malah Tahan Krisis”. Kompas 27 November 2008. Peraturan Bank Indonesia nomor 13/11/PBI/2011 Tentang Pencabutan Atas PBI Nomor 3/2/PBI/2011 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil dan surat edaran Bank Indonesia nomor 3/9/BKR Perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil. 3
3
dihadapkan dengan kondisi usaha kecil yang belum diberdayakan. Masalah persyaratan teknis Bank merupakan persoalan lama yang terus dihadapi oleh Perbankan ataupun UMKM. Bagi bank, prinsip-prinsip perkreditan yang sehat megharuskan setiap pembiayaan harus memenuhi standar teknis seperti kelayakan peminjam, kelayakan hukum, kelayakan bisnis, kelayakan keuangan, dan kelayakan jaminan. Penerapan kelayakan tersebut mau tidak mau akan diterapkan oleh bank karena selain hal tersebut merupakan kewajiban dan keharusan, Bank pun mengharapkan jaminan keamanan atas dana masyarakat yang telah dihimpun, serta harapan mendapatkan return yang optimal. Sementara pada sisi lain, standar-standar tersebut masih menjadi masalah klasik bagi UMKM dan belum dapat dibenahi secara optimal. Pembangunn Ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menargetkan penurunan pengangguran dari 9,7% tahun 2004 menjadi 5,1 % tahun 2009 yang disertai dengan pengurangan kemiskinan dari 16,6 % tahun 2004 menjadi 8,2 % tahun 2009. Salah satu dari “Tripel Strategy” pemerintah untuk mencapai sasaran adalah dengan menggerakan sektor riil yang komponennya didominasi oleh UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) hingga 99,9 %. Secara lebih rinci, UMKM mengambil
peranan
yang
sangat
strategis
dalam
menggerakkan
aktivitas
perekonomian Indonesia dengan menyediakan 99,5 % kesempatan kerja penduduk yang memproduksi sebanyak 57%
kebutuhan barang dan jasa nasional. Devisa
4
Negara sebesar 19% volume ekspor merupakan hasil produksi UMKM serta kontribusi 2 – 4% pertumbuhan nasional yang disumbangkan oleh UMKM.4 Walaupun menjadi fondasi struktur ekonomi Indonesia dan menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi, tetapi dukungan modal yang diterima UMKM masih minim. Dengan keadaan seperti itu, bantuan seperti keuangan, teknologi, dan manajemen untuk pembangunan kemampuan institusi sangat mereka butuhkan. Satu hal yang sangat sulit ditemui saat ini pada UMKM adalah komitmen dan kepedulian mereka terhadap moralitas. Disaat para pengusaha besar dan konglongmerat ramai melakukan berbagai macam jenis kejahatan bisnis yang melanggar hukum, orangorang yang bergerak di bidang UMKM tetap berpegang teguh pada etika bisnis dan moralitas. Dengan memandang urgensi dan kontribusi UMKM terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia, maka sudah sewajarnya industri perbankan syariah melakukan orientasi ulang pada sektor riil dengan memfokuskan pemberdayaan kepada pengusaha UMKM. Salah satu target pencapaian sistem perbankan syariah nasional yang tercantum pada Blue Print Perbankan Syariah Indonesia adalah memiliki peran yang signifikan dalam sistem perekonomian nasional, serta mampu melakukan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan nilai-nilai prinsip syariah, visi pengembangan perbankan syariah di Indonesia adalah “Terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif,efisien dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang
4
Bappenas, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 , Artikel Diakes pada 10 Juni 2013 dari : http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/7642
5
mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil (share-based financing) dan transaksi riil dalam kerangka keadilan, tolongmenolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan masyarakat”.5 Beberapa hal yang dapat disiapkan oleh Bank Syariah untuk UMKM, kaitannya dengan pencapaian target dan visi diatas, antara lain adalah : pertama, Produk alternatif yang luas dengan bagi hasil sebagai produk utama. Produk-produk dengan sistem profit and lost sharing yang berparadigma kemitraan sangat tepat untuk memberdayakan UMKM. Kedua, pengelolaan bisnis berdasarkan moral dan transaksi sesuai degan prinsip syariah. Keunggulan ini cocok dengan karakteristik orang-orang yeng bergerak di bidang UMKM, yang menginginkan tetap berpegang pada etika bisnis dan moralitas. Ketiga, mengelola dan memiliki akses kepada danadana voluntary sektor. Hal ini sangat sesuai dengan komitmen Bank Syariah yang peduli dengan pengembangan UMKM sebagai bagian dari pengentasan kemiskinan melalui instrument Ekonomi Islam (Zakat,Infaq,Shadaqah,Wakaf).6 Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan UMKM, yaitu produk pembiayaan usaha mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Nama dari produk tersebut adalah BSM Warung Mikro. Maka judul yang akan diangkat oleh penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk
5
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005)
h.37. 6
Muhammad, Bank Syriah : Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta : Graha Ilmu,2005),h.128.
6
skripsi
adalah
“STRATEGI
PEMASARAN
PRODUK
PEMBIAYAAN
WARUNG MIKRO DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH (STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI KCP CILANDAK)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk menjaga agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan menghindari kemungkinan pembahasan yang menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti, serta sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Maka skripsi ini dibatasi pada Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cilandak. 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini diantaranya adalah: a. Bagaimana Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah? b. Bagaimana Mekanisme Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak? c. Apa saja kendala yang dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah dan bagaimana mengatasinya?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penenlitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, adapun tujuan dan manfaat dari penelitian tentang Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cilandak) adalah: a. Mengetahui strategi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah. b. Mengetahui mekanisme Produk Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. c. Mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah. 2. Manfaat penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini diantaranya adalah untuk: a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan dalam mengidentifikasi strategi pemasaran yang tepat bagi para calon nasabah. b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan menjadi alternatif pembiayaan masyarakat terkait dengan Produk Pembiayaan Warung Mikro dalam upaya memberdayakan UMKM.
8
c. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan keilmuan dibidang
perbankan
khususnya
tentang
Strategi
Pemasaran
Produk
Pembiayaan Warung Mikro dan hasil penelitian ini dapat menambah referensi sebagai bahan acuan bagi penelitian yang akan datang.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Suatu metode penelitian akan mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.7 Dalam buku yang berjudul Metodologi Research karangan Sutrisno Hadi, pengertian metode penelitian diambil dari dua kata, yaitu metode dan penelitian. Metode dalam dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan yakni usaha di mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode tertntu.8 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode deskriptif, yaitu metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan situasi atau pristiwa dari penelitian.
7 8
Neong Muhadjir. Metode Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1998), h. 3 Sutrisno Hadi. Metodologi Research. (Yogyakarta : UGM Press, 1997), h. 3
9
Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang diamati.9 2. Subjek dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Kemudian yang menjadi objek penelitian ini adalah mengenai Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah. 3. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Sumber data primer adalah data yang diperoleh penulis langsung dari lembaga yang diteliti. b. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data penunjang penelitian yang diperoleh dari buku, jurnal, dan sumber-sumber lain yang memiliki kaitan dengan skripsi. 4. Teknik Pengumpulan Data Terdapat beberapa teknis atau cara dalam melakukan pengumpulan data, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Wawancara
9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakaya, 1997), Cet. Ke -10, h. 3
10
Metode ini dilakukan dengan cara wawancara yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pihak pewawancara (interviewer) dan pihak yang diwawancarai (interview) karyawan maupun yang berkaitan dengan objek penelitian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan tujuan mengetahui kejadian, kegiatan, dan lain-lain serta dapat memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. b. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.10 Peneliti meminta data-data yang sesuai dengan kebutuhan penelitiannya kepada lembaga yang diteliti, dalam hal ini Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. 5. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian menganalisisnya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.
E. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan pada skripsi ini berpedoman dan disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kauntitatif Kualitatif dan R&B, (Bandung : Alfabeta, 2009), Cet. Ke-6, hal. 240
11
diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
F. Kerangka Teori Dalam melakukan penelitian, perlu memakai beberapa teori yang digunakan, yaitu: 1. Strategi Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani yaitu “strategas” (stratos : Militer dan Ag : memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang. Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam waktu dan ukuran.11 Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah satu faktor terpenting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan
11
Panitia Istilah Manjemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manjemen, (Jakarta : Balai Aksara), cet Ke-2 hal. 245
12
merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.12 2. Pemasaran Drs. Bashu Swasto, MA dan Irawan mengungkapkan bahwa “pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa pada pembeli”.13 Pemasaran
juga
dapat
dipahami
sebagai
suatu
rencana
untuk
memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi, perencanaan penjualan, dan distribusi secara spesifik. 3. Pembiayaan Dalam Perspektif Islam Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang/tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan/kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan yang dipersamakan dengan kredit berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya
12 13
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2002), edisi ke-2, hal. 3 Bashu Swasta, Manajemen Pemasaran Modern, (Jogjakarta: Liberty, 1990), Cet. II, hal. 5
13
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian imbalan atau bagi hasil.14 Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). 15 4. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM): a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria aset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta. b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
14
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan UndangUndang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. (Pasal 1, ayat 12) 15 Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003
14
dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria aset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 milyar. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria aset sebesar 500 juta sampai dengan 10 milyar dan omzet sebesar 2,5 milyar sampai dengan 50 milyar.
G. Review Studi Terdahulu Sebelum melakukan penelitian, penulis telah melakukan review studi terdahulu dan menemukan beberapa penelitian yang sejenis dan relevan. Penelitian tersebut diantaranya adalah : No 1
Identistas
Substansi Lama
Substansi Baru
Ibnu Halim
Skripsi ini lebih
Skripsi saya lebih
(Perbankan Syariah
menekankan kepada
memfokuskan
2006)
tingkat bagi hasil dan
pembiayaan kepada
Judul : Strategi
seberapa besar nilai
sektor UMKM yang
Pemasaran
pembiayaan yang
sulit untuk
15
Pembiayaan
diberikan kepada
memperoleh akses
Musyarakah dalam
masyarakat, dan
permodalan
upaya menarik minat
melihat hasil
nasabah (studi pada
perkembangan
BMT AL-FATH
pembiayaan tersebut
Pamulang) 2
Atep Misbahudin
Skripsi ini lebih
Skripsi saya lebih
(Perbankan Syariah
menekankan kepada
menekankan kepada
2008)
teknis organisasi bisnis
pelaksana marketing
Judul : Strategi
dan pertumbuhan
mikro dalam
Pemasaran gadai emas
peningkatan profit
memasarkan
pada BPRS PNM Al-
penyelesaian gadai.
produknya baik secara
Ma’some dalam
internal maupun
meningkatkan
eksternal
pendapatan Bank.
3
Muhammad Amin
Membahas tentang
Dalam skripsi ini
(Perbankan Syariah)
strategi BPRS dalam
penulis membahas
Judul: Strategi BPRS
pengelolaan resiko
bagaimana strategi
Dalam Pengelolaan
pembiayaan UMKM
Bank Syariah Mandiri
Resiko Pembiayaan
yaitu dengan
dalam memasarkan
16
UMKM.
melakukan beberapa
Produk Pembiayaan
strategi, diantaranya:
Mikro kepada calon
dengan menganalisis
nasabah serta apa saja
prosedur pembiayaan
kendala yang dihadapi
secara cepat, tepat,
dalam memasarkan
cermat dan melakukan
produk ini dan
strategi teknik dalam
bagaimana
pengumpulan piutang
mengatasinya.
naabah.
H. Sistematika Penulisan Untuk memberikan kemudahan dalam hal pembahasan dan penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya menjadi 5 bab. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut : BAB I:
PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metedologi penelitian dan teknik penulisan yang digunakan, kerangka teori, review studi terdahulu, serta sistematika penulisan.
17
BAB II:
LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa teori-teori yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Diantaranya adalah teori tentang Strategi, pemasaran, pembiayaan dalam perspektif Islam, dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah)
BAB III:
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang gambaran umum perusahaan, meliputi sejarah perusahaan. Visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta produk-produk yang terdapat pada perusahaan.
BAB IV:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menjabarkan dan menganalisa hasil dari penelitiannya,
tentang
bagaimana
Strategi
Pemasaran
Produk
Pembiayaan Warung Mikro, Mekanisme Pembiayaan Warung Mikro, serta kendala yang dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah. BAB V:
PENUTUP Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan skripsi ini serta saransaran. Dan bab penutup ini merupakan jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang termuat dalam rumusan masalah serta lampiranlampiran yang berkaitan dengan skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani yaitu “strategas” (stratos : Militer dan Ag : memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang. Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam waktu dan ukuran.1 Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah satu faktor terpenting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.2 Secara khusus, strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan
1
Panitia Istilah Manjemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manjemen, (Jakarta : Balai Aksara), cet Ke-2 hal. 245 2 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2002), edisi ke-2, hal. 3
18
19
kebijakan dan cara tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai. Dewasa ini strategi adalah istilah yang sangat lazim untuk apa yang biasa disebut kebijakan, tetapi tidak terdapat kesepakatan tentang hal itu. Strategi induk dapat dijadikan sebagai kebijakan, biasanya digunakan dalam artian sama untuk keputusan utama dan atau pada tingkat abstraksi yang tinggi. Namun, untuk keputusan yang terinci terdapat perbedaan dalam arti bahwa harus didefinisikan.3 2. Tahapan-tahapan Strategi Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa kemudi, bergerak, berputar tanpa lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara tanpa tujuan tertentu. Proses strategi terdiri dari tiga tahapan:4 a. Perumusan Strategi Dalam
perumusan
strategi
termasuk
didalamnya
ialah
mengembangkan visi dan misi perusahaan, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang perusahaan, membuat
3
George A. Steiner, john B. miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997), Edisi ke-2, hal. 18 4 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta; Indeks, 2004), h. 6-8
20
sejumlah strategi alternatif untuk perusahaan, dan memilih strategi tertentu untuk perusahaan. b. Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaaan untuk menetapkan sasaran
tahunan,
mengalokasikan
membuat sumber
kebijakan,
daya
sehingga
memotivasi perumusan
karyawan, strategi
dan dapat
dilaksanakan. Penciptaan struktur organisasi perusahaan yang efektif, pengarahan
kembali
usaha-usaha
pemasaran,
penyiapan
anggaran,
pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi perusahaan. c. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer harus benar-benar mengetahui alasan strategi-strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini, evaluasi strategi adalah cara pertama untuk memperoleh informasi. Semua strategi dapat diubah sewaktuwaktu karena faktor eksternal dan internal selalu berubah. 3. Jenis-jenis Strategi Jenis-jenis strategi yaitu:5 a. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup
5
George A. Steiner, John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta: Erlangga, 1997), Edisi kedua, hal.18-20.
21
Strategi ini merupakan strategi utama (induk). Strategi ini dapat dirumuskan secara lebih sempit seperti strategi progam, dan ini dapat dirancang sebagai sub strategi. b. Klasifikasi berdasarkan tingkat organisasi Di dalam sebuah perusahaan yang terdiri atas sejumlah divisi yang sekurangkurangnya dua tingkat, yaitu strategi kantor pusat dan strategi divisi. c. Klasifikasi berdasarkan sumber material dan bukan material Kebanyakan strategi berkenaan dengan sumber yang bersifat fisik. Namun, strategi dapat mengenai penggunan tenaga kerja manajer, tenaga ilmuan, dan lain-lain. Strategi dapat juga berkenaan dengan gaya manajemen, pola berpikir, atau falsafah, tentang hal-hal yang merupakan sikap suatu perusahaan terhadap tanggung jawab sosial. d. Klasifikasi berdasarkan tujuan atau fungsi Sebagai contoh, pertumbuhan adalah sasaran utama dari kebanyakan perusahaan dan terdpat banyak strategi yang dapat dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut. e. Strategi pribadi manajer Semakin tunggi tingkat manajer, semakin penting artinya strategi ini bagi kehidupan organisasi. Strategi pribadi adalah petunjuk praktis yang meliputi nilai-nilai,
motivasi,
perlindungan
terhadap
sikap
bermusuhan
dari
lingkungan, metode untuk mengubah lingkungan, teknik bergaul dengan orang-orang, dan untuk terlaksananya suatu (perkerjaan) dengan baik, dan
22
cara untuk memaksimalkan kepuasan pribadi serta kebutuhan dasar. Strategi ini bersifat mendasar, biasanya tidak tertulis, dan merupakan kerangka untuk mengembangkan strategi perusahaan. 4. Pengertian Pemasaran Apabila mendengar kata pemasaran, sering kali dikaitkan oleh banyak pihak dengan penjualan (sales), iklan, promosi, atau produk. Namun sebenarnya pemasaran tidaklah sesempit yang diidentikan oleh banyak orang, karena pemasaran berbeda dengan penjualan. Pemasaran lebih merupakan suatu seni menjual produk, sehingga pemasaran adalah proses penjualan yang dimulai dari perancangan produk sampai dengan produk tersebut terjual. Berbeda dengan penjualan yang hanya terfokus pada terjadinya transaksi penjualan barang atau jasa. Drs. Bashu Swasto, MA dan Irawan mengungkapkan bahwa “pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa pada pembeli”.6 Pemasaran
juga
dapat
dipahami
sebagai
suatu
rencana
untuk
memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi, perencanaan penjualan, dan distribusi secara spesifik.
6
Bashu Swasta, Manajemen Pemasaran Modern, (Jogjakarta: Liberty, 1990), Cet. II, hal. 5
23
5. Pengertian Strategi Pemasaran Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, strategi pemasaran merupakan proses pemasaran yang mencangkup beberapa hal analisis atas kesempatankesempatan, pemilikan sasaran-sasaran, pengembangan strategi, perumusan rencana implementasi serta pengawasan.7 Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasaran yang dengannya unit usaha dapat mencapai tujuan pemasarannya. 8 Strtegi pemasaran juga merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk dapat memenuhi keinginan dan dapat memuaskan pelanggan. Selain itu pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai seleksi atas pasar sasaran, menentukan posisi persaingan dan pengembangan suatu bauran pemasaran yang efektif untuk mencapai dan melayani klien yang dipilih.9 Strategi pemasaran didasarkan atas 4 konsep strategi, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemsaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan 7
Save M. Dagum, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Yopgyakarta: BPFE, 1994), Edisi Pertama, hal. 124 8 Philip Kotler dan Paul N. Blomm, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional, (Jakarta: Intermedia, 1995), hal. 127 9 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997), Edisi ke-2, jilid 1, hal. 3
24
sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para konsumen di pasar produk, menganalisa perbedaan antara pembeli di pasar. b. Pangsa Pasar Pangsa pasar (market share) adalah presentase pasar yang ditentukan dalam ukuran unit maupun revenue dan dihitung berdasarkan specific entity. Market share merupakan sebuah indikator tentang apa yang dilakukan sebuah perusahaan terhadap kompetitornya dengan dukungan perubahan-perubahan dalam penjualan. Pangsa pasar menjelaskan penjualan perusahaan sebagai presentase volume total penjualan dalam industri, market, ataupun produk. c. Posisi Pasar Posisi pasar adalah segala upaya untuk mendesain produk dan merk kita agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dimata pelanggan. Hasil akhir dari positioning adalah terciptanya proposisi nilai yang pas yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk membeli. Dengan kata lain bahwa positioning adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasarannya agar tercipta kesan tertentu dimata konsumen. d. Marketing Mix Marketing mix adalah suatu strategi yang menekankan bagaimana menjual produk secara efektif. Berdasarkan data-data yang diperoleh dan dikumpulkan baik melalui proses komputerisasi maupun data yang dikoleksi berdasarkan langganan, agar proses penjualan berjalan lancar. Dengan kata lain marketing mix merupakan variabel-vriabel yang digunakan di setiap
25
perusahaan, sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen. Jadi marketing mix itu sendiri terdiri atas himpunan variabelvariabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.
B. Pembiayaan Dalam Perspektif Islam 1. Pengertian Pembiayaan Definisi pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukkung invenstasi yang telah direncanakan.10 Pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan hal itu berupa: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah b. Transaksi sewa meyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik c. Transaksi jual beli dlam bentuk piutang murabahah,salam, dan istishna d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh dan e. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk jasa ijarah untuk transaksi multijasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antra Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai atau diberi fasilitas dana
10
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP. AMN YKPN, 2002), h. 17
26
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.11 Sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang/tagihan
yang
dipersamakan
dengan
itu
berdasarkan
persetujuan/kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan yang dipersamakan dengan kredit berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian imbalan atau bagi hasil.12 Pembiyaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administrative serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). 13 Dalam aktivitas pembiayaan, bank syariah akan menjalankan dengan berbgai teknik dan metode yang penerapannya tergantung pada tujuan dan aktivitas nasabah penerima pembiayaan. Mekanisme perbankan syariah yang 11
UU No. 21 Tahun 2008 sebagai revisi UU no. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Syariah, Pasal 1 ayat 25 12 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan UndangUndang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. (Pasal 1, ayat 12) 13 Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003
27
berdasarkan prinsip mitra usaha adalah bebas bunga. Oleh karena itu, masalah membayarkan bunga kepada debitur atau pembebanan bunga kepada nasabah pembiayaan tidak akan timbul. Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan, bagi bank berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan/bagi hasil. Perbedaan lainnya terdiri dari analisis pemberian pembiayaan (kredit) beserta persyaratannya.14
Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil15 BAGI HASIL Penentuan
BUNGA besarnya
Penentuan bunga dibuat pada
rasio/nisbah bagi hasil dibuat
waktu akad dengan asumsi harus
pada
selalu untung.
waktu
akad
dengan
berpedoman
pada
kemungkinan untung rugi.
14 15
h. 61.
Kashmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 72-73. M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),
28
Besarnya
rasio
bagi
berdasarkan
hasil
Besarnya presentase berdasarkan
jumlah
pada jumlah uang (modal) yang
keuntungan yang diperoleh.
dipijamkan.
Bagi hasil bergantung pada
Pembayaran bunga tetap seperti
keuntungan
yang
proyek
yang
dijanjikan
dijalankan. Bila usaha merugi,
pertimbangan
kerugian ditanggung bersama
yang
kedua belah pihak.
nasabah untung atau rugi.
Jumlah
pembagian
meningkat
sesuai
peningkatan
laba
apakah
dijalankan
oleh
tanpa proyek pihak
Jumlah pembayaran bunga tidak
dengan
meningkat
sekalipun
jumlah
jumlah
keuntngan berlipat atau keadaan
pendapatannya.
ekonomi sedang “booming”.
Tidak ada yang meragukan
Eksistensi bunga diragukan (kalau
keabsahan bagi hasil.
tidak
dikecam)
oleh
semua
agama, termasuk Islam.
2. Penilaian Pemberian Pembiayaan Ada beberapa syarat penilaian pembiayaan yang sering dilakukan, diantaranya dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Analisis 5C dan
29
7P memiliki hubungan yang erat dimana analisis 7C merupakan penjelasan dari analisis 5C. Syarat pemberian pembiayaan dengan analisis 5C:16 a. Character (Karakter/Akhlak) Karakter dapat terlihat dari interaksi kehidupan seseorang dengan keluarga dan tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai karakter seseorang biasanya dilakukan dengan bertanya kepada tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga calon penerima pembiayaan. b. Condition of economi (Kondisi usaha) Usaha yang dijalankan oleh calon penerima pembiayaan harus baik, dalam arti mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, menutupi biaya operasional usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi modal usaha untuk lebih berkembang lagi. Jika kelak mendapat pembiayaan, maka usaha terebut diharapkan dapat tumbuh lebih baik dan akhirnya mampu melunasi kewajibannya. c. Capacity (Kemampuan manajerial) Calon penerima pembiayaan harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik, handal, dan tangguh dalam melaksanakan usahanya. Biasanya seorang wirausahawan sudah dapat mengatasi permasalahan yang timbul dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun.
16
Kashmir, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003)
30
d. Capital (Modal) Calon penerima pembiayaan harus harus mampu mengatur keuangannya dengan baik, dalam hal ini seorang pengusaha harus mampu menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon penerima pembiayaan yang sebagian struktur permodalannya berasal dari luar (bukan modal sendiri), maka hal ini akan menimbulkan kerawanan pembiayaan bermasalah. e. Collateral (Jaminan) Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota pembiayaan
dimana
sumber
utama
pelunasan
pembiayaan
nantinya
dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Unuk mengatasi kemungkinan sulitnya pembayaran kembali dana pembiyaan maka perlu diadakannya jaminan. Fungsi jaminan tersebut pertama, sebagai pengganti pelunasan pembiayaan jika penerima pembiayaan sudah tidak mampu melunasi pembiayaan.
Kedua,
sebagai
pelunasan
pembiayaan
jika
penerima
pembiayaan melakukan wanprestasi. 3. Akad-Akad Pembiayaan Syariah Akad, (al-„Aqd) dalam bahasa arab berarti: perikatan, perjanjian dan pemufakatan.17 Secara terminologi, akad memiliki arti umum dan khusus. Adapun arti umum dari akad adalah segala sesuatu yang dikehendaki seseorang 17
Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990)
31
untuk dikerjakan, baik yang muncul dari kehendaknya sendiri, seperti kehendak untuk wakaf, membebaskan hutang, thalaq dan sumpah, maupun yang membutuhkan kehendak dua pihak dalam melakukannya, seperti jual beli, sewa menyewa, perwakilan, gadai/jaminan.18 Sedangkan arti khusus akad adalah pertalian atau keterikatan antara ijab dan qabul sesuai dengan kehendak syariah yang menimbulkan akibat hukum pada obyek akad.19 Menurut Jumhur ulama hukum akad ada tiga; yaitu aqid (orang yang menyelenggarakan akad seperti penjual dan pembeli), harga dan barang yang ditransaksikan (ma‟qud alaih), dan sighatul „aqd (bentuk ucapan akad). Adapun akad-akad pembiayaan yang biasa dipergunakan dalam pembiayaan pada bank syariah adalah sebagai berikut: a. Mudharabah 1) Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank dan nasabah, dimana bank menyediakan 100% pembiayaan bagi usaha tertentu dari nasabah, sedangkan nasabah mengelola usaha tersebut tanpa campur tangan bank.20 Dalam akad mudharabah bank mempunyai hak untuk mengajukan usul dan melakukan pengawasan atas penyediaan dana. Dari
18
Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, (Beirut, Dar al-Fikr, 2002) Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.60. 20 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga terkait di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h.86. 19
32
pembiayaan tersebut bank mendapatkan imbalan atau keuntungan yang besarnya ditetapkan atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh bank, kecuali kerugian akibat kelalaian nasabah. 2) Rukun dan Syarat Mudharabah Adapun rukun dari akad mudhrabah yaitu: a) Pemodal b) Pengelola c) Modal d) Nisbah keuntungan e) Sighat atau akad Syarat dari akad Mudharabah a) Pemodal dan pengelola merupakan orang cakap hukum b) Sighat penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) harus diucapkan oleh kedua belah pihak guna menunjukan kemauan mereka untuk menyempurnakan kontrak. c) Modal harus berupa uang tunai yang jelas jumlahnya. b. Musyarakah 1) Pengertian Musyarakah Musyarakah atau syirkah adalah suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut, serta
33
mewakilkan atau menggugurkan haknya dalam proyek. 21 Keuntungan dari hasil usaha dapat dibagi menurut proporsisi penyertaan modal masingmasing sesuai dengan kesepakatan bersama. 2) Rukun dan Syarat Musyarakah Adapun rukun dari Musyarakah yaitu : a) Pemodal b) Pengelola c) Modal d) Nisbah keuntungan e) Sighat atau akad Sedangkan syarat dalam musyarakah yaiu: a) Pemodal dan pengelola harus cakap hukum. b) Sighat penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) harus diucapkan oleh kedua belah pihak guna menunjukan kemauan mereka untuk menyempurnaan kontrak. c) Modal harus berbentuk uang tunai yang jelas jumlahnya. c. Murabahah 1) Pengertian Murabahah Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang telah disepakati oleh penjual dan
21
Ahmad Ghazali, Serba-serbi Kredit Syariah Jangan ada Bunga Diantara Kita, (Jakarta: Media Komputindo,2005), h.29.
34
pembeli (bank dan nasabah).22 Sedangkan pembiayaan murabahah yaitu suatu perjanjian dimana bank membiayai barang yang diperlukan nasabah dengan sistem pembayaran ditangguhkan. Dalam prakteknya, pembiayaan murabahah dilakukan dengan cara bank membeli dan member kuasa kepada nasabah atas nama bank, dan pada saat yang bersamaan bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga pokok ditambah sejumlah keuntungan atau margin untuk dibayar oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara bank dengan nasabah. Pembiayaan murabahah ditujukan untuk pembiayaan yang sifatnya konsumtif seperti rumah, toko, mobil, motor dan sebagainya. 23 Pada pembiayaan murabahah merupakan perjanjian yang disepkati antara bank, dimana bank menyiapkan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan oleh nasabah yang akan dibayarkan kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank ditambah margin keuntungan) pada saat jatuh tempo.24 2) Syarat-syarat Murabahah Para pihak : a) Berwenang secara hukum b) Rela atau suka sama suka 22
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, cet IV, (Jakarta: IIIT Indonesia, 2003), h.61. 23 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta: Tazkia Institute, 2000), h.251. 24 Muhammad Yusuf dan Junaedi, Pengantar Ilmu Ekonomi dan Perbankan Syariah, (Jakarta: Ganeca Press 2006), h.69.
35
Obyek : a) Ada secara fisik b) Memiliki kepemilikan yang jelas c) Bukan barang haram d) Harga e) Tidak berubah selama masa perjanjian f) Merupakan kesepakatan d. Salam 1) Pengertian Salam Salam adalah jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai. 2) Rukun dan Syarat Salam Adapun rukun dalam akad salam yaitu : a) Pembeli (Muslam) b) Penjual (Muslam ilaih) c) Modal d) Barang (Muslam fihi) e) Ijab qabul (Sighat) Sedangkan syarat dalam akad salam yaitu : a) Modal harus diketahui. b) Barang harus jelas speifikasinya.
36
c) Harus dapat diidentifikasikan secara jelas untuk mengurangi kesalahan akibat kurangnya pengetahuan tentang barang yang diperjualbelikan, tentang kualifikasi kualitas, serta mengenai jumlahnya. d) Penyerahan barang dilakukan dikemudian hari. e) Boleh menentukan waktu di masa yang akan datang untuk penyerahan barang. e. Ijarah 1) Pengertian Ijarah Akad antara bank (muajjir) dengan nasabah (musta‟jir) untuk menyewa suatu barang atau obyek sewa (ma‟jur) milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah.25 Dalam pembiayaan ini pertama, bank akan membeli aset untuk disewakan kepada nasabah dan dikategorikan sebagai aktiva ijarah. Setelah dimiliki bank, selanjutnya nasabah akan menyewanya untuk jangka waktu yang disepakati dengan membayar sewa. Selama jangka waktu yang disepakati aktiva ijarah masih dimiliki bank dan akan dialihkan kepemilikannya pada akhir masa sewa. 2) Rukun Ijarah Adapun rukun dalam akad ijarah yaitu:
25
M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.118.
37
a) Sighat (ucapan): ijab (tawaran), qabul (penerimaan). b) Pihak yang berakad (berkontrak): pemberi sewa (lessor-pemilik asset), penyewa (lessee). c) Obyek kontrak yang terdiri dari pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset.
C. USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH 1. Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Keberadaan usaha kecil, mikro dan menengah dalam perekonomian Indoesia memiliki sumbangan yang sangat positif, diantaranya dalam menyediakan lapangan kerja, menyediakan barang dan jasa, serta pemerataan usaha untuk mendistribusikan pendapatan nasional. Dengan peranan usaha kecil, mikro dan menengah tersebut, posisi UMKM dalam pembangunan ekonomi nasional menjadi sagat penting. Pembahasan tentang UMKM meliputi pengelompokan jenis usaha, yaitu jenis industri skala kecil menengah (ISKM) dan perdagangan skala kecil dan menengah (PSKM). Karena dengan pengelompokannya pada akhirnya terfokus pada permasalahan kesempatan lapangan kerja dan diletakkan pada kemampuan pembangunan ISKM dan PSKM.26
26
Titik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejono, Ekonomi Skala Kecil dan Kecil Menengah dan Koperasi, (Jakarta: Galia Indonesia, 2002), h.16.
38
Adapun pengertian UMKM di berbagai Negara tidak selalu sama dan bergantung pada konsep yang digunakan oleh Negara tersebut. Oleh karena itu pengertian UMKM ternyata berbeda antara satu Negara dengan dan Negara lainnya. Dalam pengertiannya mencakup dua aspek, yaitu aspek tenaga kerja dan aspek pengelompokan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kelompok perusahaan tersebut (range of the member of employs).27 Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM): a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria aset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta. b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria aset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 milyar. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan 27
Ibid, h.14.
39
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria aset sebesar 500 juta sampai dengan 10 milyar dan omzet sebesar 2,5 milyar sampai dengan 50 milyar. 2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 6 menyebutkan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah:28 a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut : 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut : 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
28
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
40
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut : 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Terdapat beberapa acuan definisi UMKM yang digunakan berbagai instansi di Indonesia, yaitu :29 1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai asset tetap (diluar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omzet pertahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Usaha Menengah, batasan asset tetap (diluar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10 milyar. 2. Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omzet kurang dari Rp 1 milyar pertahun. Untuk Usaha
29
Studi, Pengertian UMKM dan Koperasi, Artikel diakses pada 15 Juni 2013 dari http://www.studyandlearningnow.blogspot.com/2013/01/pengertian-umkm-dan-koperasi.html
41
Menengah batasannya adalah usaha yang memliki omzet antara Rp 1 milyar sampai dengan Rp 50 milyar pertahun. 3. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp 5 milyar. Sementara itu usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki asset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omzet pertahun kurang dari Rp 1 milyar (sesuai Undang-Undang No. 9 Tahun1995). 4. Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada UU No. 9 Tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri kriteria asset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industry manufaktur (Rp 200 juta sampai dengan Rp 5 milyar) dan non manufaktur (Rp 60 juta sampai dengan Rp 200 juta). 5. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki pekerja 1-5 orang, usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 6-19 orang, usaha menengah adalah usaha yang memiliki pekerja 20-99 orang, dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
A. Profil Perusahaan Saat ini, dunia perbankan Indonesia tidak hanya didominasi oleh bank yang berkonsep konvensional, tetapi bank yang berkonsep syariah pun mulai menjamur untuk meramaikan persaingan antar bank di Indonesia. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank yang berkonsep syariah di Indonesia. Bank syariah mandiri juga merupakan salah satu pelopor berdirinya bank-bank yang berkonsep syariah di Indonesia dan merupakan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia saat ini. PT. Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 25 Oktober 1999 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 November 1999. Modal dasar pendirian Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 1 triliun rupiah dengan modal disetor sebesar Rp 658.243.565.000,- (enam ratus lima puluh delapan milyar dua ratus empat puluh tiga juta lima ratus enam puluh lima ribu rupiah). Dengan modal sebesar itu sampai Desember 2010 aset Bank Syariah Mandiri mencapai Rp. 32,48 triliun.1 Saat ini Bank Syariah Mandiri telah memiliki total kantor cabang mencapai 1.171 kantor, diluar cabang unit bisnis mikro. Dari jumlah tersebut, sebanyak 977 unit berstatus Kantor Cabang (KC) dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) serta unit
1
Aset Bank Syariah Mandiri Rp. 32,48 triliun, Kompas, 19 April 2011, h.14.
42
43
berupa Kantor Kas (KK) yang semuanya tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Selain itu Bank Syariah Mandiri juga memiliki jaringan ATM sejumlah 220 ATM Syariah Mandiri, 4.795 ATM Mandiri, 20.487 ATM Bersama (termasuk ATM Mandiri dan ATM BSM), 14.403 ATM Prima, 121.743 unit EDC BCA, 7.053 ATM BCA dan 7.435 unit Malaysia Elektronik Payment System (MEPS). Sampai saat ini, hampir 100 persen BSM masih milik Bank Mandiri. Hanya satu lembar saham yang dimiliki oleh Mandiri Sekuritas. Ini membuktikan bahwa Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank dengan prinsip syariah terbesar di Indonesia.
B. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997 yang disusul dengan krisis politik nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi bank-bank konvensional mengalami kolaps dan kekeringan likuiditas. Keadaan tersebut menyebabkan Pemerintah Indonsia terpaksa mengambil kebijakan untuk merestrukturisasi dan merekapitulasi bank-bank yang ada di Indonesia. Kehadiran BSM sejak 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhdap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh
44
bank-bank konvensional mengalami krisis yang luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bankbank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah meakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sebagai pemilik mayoritas BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syriah (dual banking system).2
2
Mini Profile, Menemukan Kembali Konsep Perbankan Modern, (Jakarta, Bank Syariah Mandiri), Edisi Juni 2001. h.4
45
Tim Pengembangan Perbankan Syariah mmandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan
Perbankan
Syariah
segera
mempersiapkan
sistem
dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
46
C. Visi, Misi, Budaya Perusahaan dan Prinsip Opersional Bank Syariah Mandiri 1. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Visi dari Bank Syariah Mandiri adalah “Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”. Sedangkan misi yang ingin dicapai oleh Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut: a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik. b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui kinerja dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. c. Memperkejakan pegawai yang professional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syariah. d. Menunjukan komitmen terhadap standar kinerja operasional perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian. e. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari gologan masyarakat menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq dan shadaqah yang lebih fektif sebagai cerminan kepedulian sosial. f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain, segenap lapisan masyarakat dari investor baik lokal maupun asing.
47
2. Budaya Perusahaan Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima sikap dasar yang disingkat SIFAT, yaitu: a. Shiddiq Menjaga martabat dengan integritas. Awali niat hati yang tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan. b. Istiqomah Konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri. c. Fathonah Profesional adalah gaya kerja kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil. d. Amanah Terpercaya karena penuh tanggung jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin. e. Tabligh Kepemimpinan berlandaskan kasih saying. Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan.3
3
Bank Syariah Mandiri, “Gambaran Umum, Visi dan Misi”, Diakses pada tanggal 18 Juni 2013 dari http://www.syariahmandiri.co.id/2013/06/gambaranumumvisidanmisi.html
48
3. Prinsip Operasional Dalam operasionalnya, Bank Syariah Mandiri berada dalam koridor prinsip-prinsip sebagai berikut:4 a. Keadilan Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil, transfer prestasi dari mitra usaha sesuai dengan kerjanya masing-masing dalam proporsi yang adil. Aplikasi prinsip keadian tersebut adalah pembagian keuntungan antara bank dan pengusaha atas dasar volume penjualan riil. Besarnya pembagian keuntungan tergantung kepada besarnya kontribusi modal masing-masing serta posisi resiko yang disepakati. Semakin besar hasil usaha yang diperoleh pengusaha maka semakin besar pula hasil yang diperoleh pemilik dana. Dalam menjalankan usaha pembiayaan semuanya berlandaskan keadilan dalam berbagi laba sesuai kontribusi dan resiko. Penghargaan akan faktor upaya (skill, pemikiran, kerja keras dan waktu) mendapatkan tempat yang sepadan dengan faktor modal dan resiko. b. Kemitraan Posisi nasabah investor, pengguna dan bank berada dalam hubungan yang sejajar sebagai mitra usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan bersama yang menguntungkan dan bertanggung jawab. c. Transparasi (keterbukaan)
4
Mini Profile, Menemukan Kembali Konsep Perbankan Modern, (Jakarta, Bank Syariah Mandiri), Edisi Juni 2001.
49
Transparasi merupakan faktor internal yang melekat dan menjadi bagian dalam sistem perbankan syariah. Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah pemilik dana dapat dengan segera mengetahui
tingkat
keamanan
dana,
situasi
dunia
usaha,
kondisi
perekonomian bahkan manajemen bank. d. Universal Dalam kemitraan Bank Syariah Mandiri harus manjadi alat ampuh untuk mendukung perkembangan usaha tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil „alamin.
D. Struktur Organisasi Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri terdiri dari Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Penasehat Direksi, Divisi dan Kantorkantor Cabang. Dewan Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan Direktur Bidang Pemasaran Korporasi, Direksi Bidang Pemasaran Menengah Ritel, serta Direktur Bidang Operasi, Kepatuhan dan Manajemen Cabang. Sebagai Bank Syariah, pada struktur organisasinya terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengarahkan, memeriksa dan mengawasi kegiatan bank guna menjamin bahwa bank telah beroperasi sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip Syariah Islam.
50
Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah: 1. Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah. 2. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank. 3. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank. 4. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya. 5. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank. 6. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
51
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
52
Adapun struktur organisasi Bank Syariah Mandiri periode 2013 adalah sebagai berikut: Dewan pengurus Presiden Direktur Utama
: Yuslam Fauzi
Direktur Pembiayaan Koorporasi
: Amran P. Nasution
Direktur Treasury dan Jaringan
: Sugiharto
Direktur Pemb. Komersial dan Konsumer
: Hanawijaya
Direktur Operasi dan Pendukung
: Achmad Syamsudin
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko
: Zainal Fanani
Dewan Komisaris Presiden Komisaris
: Achmad Marzuki
Komisaris Independen
: Abdillah
Komisaris Independen
: Ramzi A. Zuhdi
Komisaris
: Lilis Kurniasih
Komisaris
: Tardi
Dewan Pengawas Syariah Ketua
: Prof. KH. Alie Yafie
Anggota
: Drs Mohammad Hidayat, MBA
Anggota
: Dr. Muhammad Syafi‟I Antonio, Mec
53
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak Kepala Kantor Cabang Pembantu
Marketting
Pelaksana Marketting support
Operasional
Pembiayaan Mikro
Back Office
Officer Operasional
Gadai Emas
Teller
Customer Service
Security
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Divisi Pembiayaan Warung Mikro Kepala KCP
Kepala Pembiayaan Mikro
Asisten Analis Mikro
Administrasi
Pelaksana Marketing Mikro
54
E. Produk-Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Secara umum semua produk pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank Syariah Mandiri ada di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Produk-produk pembiayaan yang ada diantaranya: 1. Pembiayaan Warung Mikro 2. Pembiayaan Perumahan Griya BSM 3. Pembiayaan Pensiun 4. Pembiayaan Eduka (Pendidikan) 5. Pembiayaan Multiguna 6. Pembiayaan Konsumer 7. Pembiayaan Produktif 8. Pembiayaan Kendara Bermotor 9. Pembiayaan Talangan Haji dan Umrah 10. Pembiayaan Koperasi Karyawan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah Melihat tingginya minat masyarakat terhadap perbankan syariah, maka bank syariah harus menyikapinya dengan baik. Bank syariah dapat melakukan pengembangan pengenalan produk-produk yang ditawarkan sehingga memiliki daya tarik dan nilai jual yang dapat memberikan pengaruh pada nasabah maupun calon nasabah untuk mengetahui lebih jauh tentang produk-produk perbankan syariah. Aktivitas pemasaaran diperlukan baik oleh perusahaan yang baru diluncurkan maupun perusahaan yang telah berjalan. Pemasaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan karena itu pemasaran selalu memperoleh posisi penting dan dipandang sebagai jantung suatu perusahaan. Tanpa pemasaran, suatu perusahaan akan seperti kehilangan dorongan untuk bertahan dan bersaing yang selanjutnya membawa perusahaan menuju titik kemunduran, bahkan kekalahan dalam persaingan.1 Menurut analis pembiayaan warung mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak M. Syafiq Umam, pemasaran yang baik adalah pemasaran dengan metode “jemput bola” yaitu layanan yang diberikan kepada nasabah maupun calon nasabah untuk mempermudah nasabah karena nasabah sendiri pada umumnya ingin dimanjakan dengan segala fasilitas dan kenyamanan termasuk dalam hal pelayanan. 1
Serian Wijatno, Pengantar Enterpreunership, h.172.
55
56
Dalam proses pengenalan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada masyarakat, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak juga memiliki strategi yang biasa digunakan oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya, yaitu dengan memanfaatkan media yang ada seperti radio, TV, brosur, pemasangan spanduk di tempat-tempat yang strategis dan menjadi sponsor dalam sebuah acara yang diyakini merupakan target pasar yang tepat. Dengan demikian diharapkan dapat membentuk citra positif ditengah masyarakat terhadap Bank syariah Mandiri KCP Cilandak. Pembahasan strategi pemasaran akan dimulai bagaimana Bank Syariah Mandiri melakukan segmentasi pasar (segmenting), penentuan target pasar (targeting), dan positioning. Selanjutnya akan dibahas bagaimana Bank Syariah Mandiri membangun bauran pemasarannya 1. Segmentasi Demografis Pada segmentasi demografis, varibel yang sering digunakan adalah umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, daur hidup keluarga, generasi, etnik, agama, kebangsaan, dan kelas sosial.2 Segmentasi demografis yang dilakukan Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro hanya terbatas pada usia, yaitu usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal usia 55 tahun pada saat jatuh tempo atau pembiayaan lunas. Selebihnya berhak untuk dapat memanfaatkan Produk Pembiayaan Warung Mikro. Produk Pembiayaan Warung Mikro merupakan produk alternatif yang ada di Bank Syariah Mandiri dan produk ini difokuskan 2
Ibid, h. 176
57
kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan limit pembiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 100 juta. Dengan adanya Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri, kelompok pengusaha UMKM dapat memanfaatkan produk ini untuk memenuhi kebutuhan usahanya sehingga dapat mejalankan perputaran ekonomi dengan baik dan berkembang. 2. Segmentasi Geografis Segmentasi geografis misalnya menggunakan variabel seperti propinsi, kabupaten, kota, dan densitas populasi. Segmentasi geografis yang dilakukan Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah:3 a. Pedagang Pasar 1) Letak pasar maksimum 5 km dari kantor layanan warung mikro 2) Jumlah pedagang minimal 1000 pedagang 3) Jenis pasar retail / semi grosir 4) Pasar dikelola oleh pemda setempat b. Usaha Mikro 1) Letak usaha dalam radius maksimum 10 km dari kantor layanan warung mikro
3
M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak, 4 November 2013.
58
2) Jenis usaha perdagangan dan jasa, seperti warung kelontong, kaki lima, warung sembako, bengkel, salon, dan usaha lain yang tidak termasuk dalam negatif list Bank Syariah Mandiri c. Usaha Mikro Cluster Usaha-usaha mikro sejenis yang terdapat dalam satu wilayah dan memiliki satu hubungan bisnis dengan lembaga pembinaan, contohnya cluster petani sawit, cluster pengusaha kerajinan, cluster petani karet. d. Usaha Supply Chain Usaha-usaha mikro yang tergabung dalam satu rangkaian bisnis atau asosiasi atau lembaga binaan yang lokasinya tersebar, contohnya seperti pengusaha roti yang dikoordinir oleh produsen terigu bogasari, warung-warung binaan makro, agen penyalur voucher. Setelah proses segmentasi dilakukan maka langkah selanjutnya adalah mengevaluasi daya tarik setiap segmen dan memeriksa apakah segmen tersebut sesuai dengan kapabilitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Target pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah semua market dimasuki dari segi segmen demografis dan geografis, dimana produk ini difokuskan pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bertempat tinggal di daerah Cilandak dan sekitarnya, seperti Pondok Labu, Ragunan, Cinere, Pasar Rebo dan daerah-daerah di sekitaran Cilandak yang tidak jauh dari kantor layanan warung mikro, yaitu minimal
59
dalam radius 5 km sampai dengan 15 km dari kantor layanan warung mikro. 4 Karena Produk Pembiayaan Warung Mikro telah hadir di tengah-tengah masyarakat dalam rangka memberi pembiayaan kepada calon nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di sektor UMKM, maka produk ini sangat bermanfaat sekali bagi pengusaha-pengusaha yang bergerak di sektor UMKM karena proses dan persyaratan pembiayaan yang relatif cukup mudah serta jumlah plafon pembiayaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu mulai dari Rp 2 juta sampai dengan Rp 100 juta. Hal ini tentunya bisa menjadi solusi bagi pengusaha mikro dan kecil yang kesulitan untuk memperoleh akses permodalan. Setelah memilih target pasar, maka langkah perusahaan selanjutnya adalah menetapkan „posisi‟ dirinya sedemikian rupa relatif terhadap pesaingnya. Artinya perusahan harus memiliki dan memperlihatkan keunikannya. 5 Produk Pembiayaan Warung Mikro yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri jelas akan dapat menarik minat masyarakat untuk menjadi calon nasabahnya baik dari calon nasabah non muslim maupun nasabah muslim, karena Produk Pembiayaan Warung Mikro memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Rasa tentram dan aman karena produk pembiayaan yang ada di Bank Syariah Mandiri terhindar dari riba. Seluruh agama melarang adanya transaksi ribawi. Riba bukan hanya merupakan persoalan masyarakat Islam, tetapi kalangan diluar Islam pun memandang serius 4
M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak, 4 November 2013. 5 Serian Wijatno, Pengantar Enterpreunership, hal.178
60
masalah ini. Karenanya, kajian masalah riba dapat dirunut mundur hingga lebih dari dua ribu tahun silam. Masalah riba telah menjadi bahan bahasan bagi kalangan Yahudi, Yunani, demikian juga bangsa Romawi. Kalangan Kristen juga mempunyai pandangan tersendiri mengenai riba dimana mereka juga mengecam praktek pengambilan keuntungan dari transaksi ribawi. 2. Selama masa pembiayaan, besarnya angsuran tetap dan tidak berubah sampai pembiayaan lunas. Pada kredit konvensional, angsuran bersifat floating (mengambang) tergantung pada tingkat suku bunga yang berlaku. Lain halnya dengan Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri, angsuran akan tetap selama masa pembiayaan sesuai dengan kesepakatan pada saat penandatanganan akad. Nasabah tidak akan dipusingkan dengan masalah naiknya angsuran jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga, karena besarnya nilai angsuran tetap sampai masa angsuran pembiayaan selesai. 3. Jumlah plafon pembiyaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon nasabah . Dengan jumlah plafon pembiayaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, yaitu mulai dari Rp 2 juta sampai dengan Rp 100 juta, hal ini tentunya akan menjadi solusi bagi para pengusaha mikro dan kecil yang sulit untuk mendapatkan akses permodalan. 4. Margin kompetitif
61
Dengan tingkat margin yang kompetitif, Produk Pembiayaan Warung Mikro ini juga menjadi produk andalan Bank Syariah Mandiri untuk membiayai segmen masyarakat menengah kebawah atau masyarakat kecil. 5. Proses pengajuan pembiayaan yang mudah dan relatif cepat Proses pengajuan Pembiayaan Warung Mikro juga relatif mudah dan cepat. Ketika nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan sudah melengkapi persyaratan dan data-data yang dibutukan dan pengajuan pembiayaan itu telah disetujui oleh pihak bank, maka selanjutnya akan diadakan akad atau kontrak perjanjian antara nasabah dan pihak bank dan setelah itu dana pembiayaan bisa langsung cair. 6. Jangka waktu pembiayaan yang panjang Semakin panjang jangka waktu pembiayaan maka akan semakin kecil jumlah angsuran yang disetorkan pada tiap bulannya. Dengan jangka waktu hingga 4 tahun, nasabah bisa mengangsur sesuai dengan kemampuan finansial yang dimiliki oleh nasabah tersebut. 7. Adanya fasilitas auto debit online bagi nasabah yang membayar angsuran pembiayaan, jadi tidak diperkenankan untuk collecting angsuran nasabah secara langsung. Oleh karena itu sebelum mendapatkan fasilitas ini, calon nasabah pemohon pembiayaan mikro diharuskan untuk memiliki atau membuka rekening di Bank Syariah Mandiri. Fasilitas ini sangat bermanfaat bagi para nasabah karena mudah untuk melakukan pembayaran angsuran pembiayaan di Bank
62
Syariah Mandiri yang terdekat dengan domisili nasabah dan juga sangat memudahkan bagi pihak Bank Syariah Mandiri dalam collecting angsuran. 8. Merupakan salah satu perusahaan pemerintah yang memiliki brand yang cukup familiar bagi masyarakat di Indonesia. Untuk mencapai pasar sasaran tersebut strategi pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri adalah dengan metode marketing mix. Philip Kotler mendefinisikan marketing mix sebagai seperangkat variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.6 Marketing mix ini meliputi empat variabel, yaitu product, price, place, dan promotion. 1. Product (Produk) Dari keseluruhan bauran pemasaran, strategi produk adalah strategi yang paling kursial. Ketiga elemen bauran pemasaran lainnya berkaitan dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan demikian strategi lainnya belum relevan apabila produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut belum unggul. Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Dalam konteks pemasaran produk mencangkup produk fisik, jasa, pengalaman, orang, tempat, property, organisasi, informasi, ide, dan kejadian.
6
Philip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, edisi ke III, (Jakarta: FEUI, 1987) hal. 63.
63
Menurut Philip Kotler, produk adalah setiap apa saja yang ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Dalam hal ini, salah satu produk yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri adalah Produk Pembiayaan Warung Mikro dengan menggunakan akad murabahah. Akad murabahah adalah akad pembiayaan dengan prinsip jual beli dengan menyertakan harga pokok dan keuntungan (margin) yang disepakati. Dengan demikian masyarakat akan merasa tenang karena selama masa pembiayaan besar angsuran tidak akan berubah meskipun kondisi ekonomi sedang tidak baik. Strategi Pemasaran Produk yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dalam upaya menarik minat nasabah adalah dengan menampilkan mutu dari Produk Pembiayaan Warung Mikro tersebut serta mengedepankan keunggulan dari produk-produk perbankan syariah dan memberi kemudahan bagi pengusahapengusaha skala mikro dan kecil yang sulit untuk memperoleh akses permodalan, sehingga Bank Syariah Mandiri dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar sasarannya. Pembiayaan Warung Mikro sendiri menawarkan tiga jenis produk, diantaranya adalah: a. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas
64
Pembiayaan usaha mikro dari Bank kepada perorangan atau badan usaha dengan plafon pembiayaan keseluruhan minimum Rp2.000.000 dan maksimum Rp10.000.000. b. Pembiayaan Usaha Mikro Madya Pembiayaan usaha mikro dari Bank kepada perorangan atau badan usaha dengan plafon pembiayaan keseluruhan diatas Rp10.000.000 dan maksimum Rp50.000.000. c. Pembiayaan Usaha Mikro Utama Pembiayaan usaha mikro dari Bank kepada perorangan atau badan usaha dengan plafon pembiayaan keseluruhan diatas Rp50.000.000 dan maksimum Rp100.000.000. 2. Price (Harga) Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan konsumen untuk memperoleh sebuah produk. Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang perlu diperhatikan. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Serian Wijatno, ada empat alasan kenapa harga layak diperhatikan, pertama harga merupakan salah satu komponen yang dapat digunakan oleh entrepreneur untuk meningkatkan revenue perusahaan selain dengan meningkatkan volume produk yang dijual, kedua harga merupakan elemen bauran pemasaran yang paling mudah diubah. Mengubah produk, promosi, dan distribusi mungkin akan memakan waktu cukup lama sedangkan mengubah harga bisa dilakukan pada saat ini juga, ketiga strategi dan taktik harga pesaing memberikan pengaruh besar
65
terhadap penjualan suatu perusahaan, keempat harga merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk diferensiansi pada pasar yang telah jenuh dan terjadi komoditasi produk. Harga harus ditentukan besarnya, hal ini sangat penting karena harga dapat menentukan laku tidaknya produk yang akan ditawarkan di pasar. Salah menentukan harga maka akan berakibat buruk bagi produk yang ditawarkan kepada konsumen. Tabel 4.1 Margin Warung Mikro Price Limit Pembiayaan
(eq. efektif / th)
Rp2.000.000 s.d Rp10.000.000
36,00%
Rp10.000.000 s.d Rp50.000.000
32,00%
Rp50.000.000 s.d Rp100.000.000
28,00%
Dari tabel diatas, penetapan strategi harga pada Produk Pembiayaan Warung Mikro yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri untuk masing-masing pembiayaan adalah sebagai berikut: a. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) adalah 36% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ± 1,7% per bulan.
66
b. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) adalah 32% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ± 1,5% per bulan. c. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) adalah 28% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ± 1,2% perbulan. Penetapan price tersebut berlaku untuk pembiyaan segmen mikro yang disalurkan melalui Warung Mikro baik untuk tujuan produktif maupun multiguna dan pembiayaan segmen mikro produktif komersial yang disalurkan melalui Kantor Cabang/Cabang Pembantu. 3. Place (Tempat) Pemilihan lokasi sangat penting, karena apabila salah dalam memilih lokasi maka akan menyebabkan meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan dan lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan dengan bank. Dalam hal ini lokasi yang dipilih oleh Bank Syariah Mandiri KCP ini berada di pusat bisnis di Cilandak Jakarta Selatan. Lokasi yang mudah diakses dan dikelilingi oleh sektor-sektor UMKM dan pasar-pasar tradisional yang berada disekitar Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Pada lokasi ini tersedia sarana dan prasarana seperti listrik, telepon, dan lain-lain serta respon masyarakat yang baik, jumlah pesaing yang ada di lokasi tersebut, dan terdapat beberapa fasilitas penunjang lainnya seperti pusat perbelanjaan atau perumahan.
67
4. Promotion (Promosi) Promosi adalah arus informasi atau persuasi suatu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.7 Promosi merupakan aktivitas yang menunjang keberhasilan strategi bauran pemasaran lainnya. Tanpa Promosi keunggulan produk tidak dapat diketahui oleh konsumen. Program penentuan harga diskon yang disusun perlu diperkuat dengan iklan sehingga dketahui oleh target pasar. Promosi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak pada Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah sebagai berikut: a. Periklanan (Advertising) yaitu melakukan promosi dengan menggunakan brosur, iklan majalah, spanduk baik di media cetak maupun media elektronik. b. Publisitas (Publicity) yaitu promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan kepada para calon nasabah melalui kegiatan-kegiatan penyaluran dana seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), yaitu penyaluran
dana
berputar
pemerintah
kepada
masyarakat
untuk
penanggulangan kemiskinan. Dengan menerima mahasiswa magang dan observasi juga merupakan salah satu cara untuk mempromosikan produkproduk yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. c. Penjualan Pribadi (Personal Selling), yaitu promosi yang dilakukan oleh karyawan Bank Syariah Mandiri, dalam hal ini pemasaran pembiayaan 7
Bashu Swasta DH, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1997), hal.269
68
dilaksanakan oleh Pelaksana Markerting Mikro (PMM) dalam melayani, mensosialisasikan,
menjelaskan
kelebihan
dan
keunggulan
Produk
Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah, serta melakukan survey langsung ke lapangan (on the spot) dengan melakukan kunjungan pada sektor UMKM seperti pasar tradisional, pedagang-pedagang kaki lima, industri rumahan, dan lain-lain. Promosi ini dilakukan oleh Pelaksana Marketing Mikro untuk mendapatkan informasi nasabah yang potensial. Salah satu cara Pelaksana Marketing Mikro untuk mendapatkan informasi tentang nasabah yang berpotensi adalah sebagai berikut: 1) Strategi akuisisi calon nasabah wirausaha: a) Melakukan survey ke pusat perdagangan, sentra industri/pertanian untuk mengetahui potensi pembiayaan kepada pedagang atau pengusaha yang menjadi anggota kelompok atau paguyuban. b) Melakukan survey untuk mengetahui potensi bisnis suatu daerah, sentra usaha, dan pusat perdagangan. c) Melakukan kunjungan atau pertemuan dengan ketua kelompok usaha, perdagangan, paguyuban untuk mengetahui kemungkinan diberikan pembiayaan kepada anggotanya. d) Melakukan kunjungan atau pertemuan kepada anggota kelompok usaha, perdagangan, paguyuban untuk mengetahui kelayakan penyaluran pembiayaan.
69
2) Strategi akuisisi calon nasabah perorangan dengan penghasilan tetap: a) Menginventarisir
instansi
pemerintah/daerah/perusahaan
nasabah
existing di cabang-cabang Bank Syariah Mandiri setempat. b) Menginventarisir
instansi
pemerintah/daerah/perusahaan
dengan
reputasi yang baik disekitar wilayah kerja. c) Mencari
informasi
mengenai
contact
person
dari
instansi
pemerintah/daerah/perusahaan yang menjadi target market. d) Melakukan
kegiatan
promosi
kepada
instansi
pemerintah/daerah/perusahaan yang menjadi target market dengan memberikan brosur, melalui telepon atau melakukan presentasi. e) Melakukan kunjungan atau pertemuan dengan salah satu karyawan perusahaan tersebut untuk mengetahui kemungkinan kerjasama BSM dan instansi tersebut untuk pembiayaan kepada karyawan lainnya. f) Melakukan kunjungan atau pertemuan kepada karyawan perusahaan dimaksud untuk mengetahui kelayakan penyaluran pembiayaan. Strategi promosi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak melalui periklanan baik majalah, brosur, spanduk, dan media lainnya cukup menarik minat nasabah untuk menggunakan Produk Pembiayaan Warung Mikro yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak dengan menjelaskan manfaat dan keuntungan yang diperoleh dari produk pembiayaan ini.
70
Promosi yang dilakukan dengan publisitas melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), yaitu penyaluran dana berputar pemerintah kepada masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan, diharapkan agar masyarakat dapat melihat bahwa Bank Syariah Mandiri peduli dengan masyrakat yang kurang mampu, sehingga dapat mengurangi beban masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan melalui kegiatan PNPM tersebut. Jadi kesimpulannya, strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syriah Mandiri KCP Cilandak ada empat, yaitu strategi dalam bidang produk, harga, distribusi, dan promosi. Keempat strategi pemasaran ini diatur dalam Pedoman Opersional Produk Pembiayaan Warung Mikro yang berlaku umum tetapi tergantung kondisi cabang yang berbeda-beda. Dan yang terkait dengan kebijakan strategi pemasaran ini adalah dewan direksi Bank Syariah Mandiri yang membuat strategi pemasaran secara umum dan seluruh karyawan Bank Syariah Mandiri bertanggung jawab dalam melakukan pemasaran atas Produk Pembiayaan Warung Mikro tersebut. Dalam periode Januari sampai dengan Oktober 2013, realisasi pencairan dana pembiayaan warung mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak mencapai Rp 1.759.000.000,- (satu milyar tujuh ratus lima puluh sembilan juta rupiah). Dari periode bulan Januari sampai dengan Oktober 2013, pada bulan Agustus tidak ada pencairan dana, hal ini disebabkan karena ada beberapa nasabah yang mengajukan pembiayaan tetapi datanya tidak memenuhi persyaratan, seperti kurangnya nilai jaminan, usia calon nasabah masih dibawah 21 tahun dan diatas
71
55 tahun. Sedangkan persyaratan pengajuan pembiayaan warung mikro di Bank Syariah Mandiri nilai jaminan adalah sebesar 30% dari total plafon pembiayaan dan umur pemohon minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan. Apabila pemohon tidak memenuhi persyaratan tersebut maka Bank Syariah Mandiri tidak dapat menyetujui pembiayaan dan mencairkan dana tersebut. Tabel 4.2 Pencairan Pembiayaan Januari – Oktober 2013
Bulan
Pencairan Pembiayaan (dalam jutaan rupiah)
Januari 2013
173.000.000
Februari 2013
92.000.000
Maret 2013
287.000.000
April 2013
283.000.000
Mei 2013
85.000.000
Juni 2013
229.000.000
Juli 2013
200.000.000
Agustus 2013
-
September 2013
145.000.000
Oktober 2013
265.000.000
72
Adapun strategi khusus yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak ketika memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah, yaitu dengan cara memberi pemahaman secara khusus tentang konsep dan aplikasi akad murabahah yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro, serta menekankan manfaat dan keunggulan dari Produk Pembiayaan Warung Mikro dengan kredit konvensinal. 8 Dalam akad murabahah prinsip yang digunakan adalah jual beli, sedangkan prinsip dasar yang digunakan oleh kredit konvensional adalah prinsip pinjam meminjam, dan keuntungan dalam akad murabahah adalah margin penjualan yang didalamnya sudah termasuk harga jual, sedangkan keuntungan pada kredit konvensional didasarkan pada tingkat suku bunga. Nasabah yang mendapatkan kredit dari bank konvensional dibebani kewajiban membayar cicilan beserta dengan bunga pinjaman sekaligus. Selain melakukan upaya untuk memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak juga melakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan karyawan Pelaksana Marketing Mikro terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro dalam melayani nasabah dan juga membantu melancarkan proses sosialisasi Produk Pembiayaan Warung Mikro. Langkah-langkah yang dilakukan Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak untuk meningkatkan kualitas SDM karyawan adalah dengan mengadakan pelatihanpelatihan tentang pemahaman perbankan syariah dan juga mengenalkan Produk
8
M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak, 4 November 2013.
73
Pembiayaan Warung Mikro. Pelatihan ini berupa simulasi pada sistem agar Pelaksana Marketing Mikro terbiasa dan maksimal dalam melayani nasabah, selain itu adanya tambahan bonus dan penaikan jenjang karir bagi Pelaksana Marketing Mikro apabila bisa mencapai target yang diinginkan. Dengan adanya pemberian bonus atau dan penaikan jenjang karir apabila target tercapai, hal ini bisa menjadi motivasi bagi Pelaksana Marketing Mikro untuk mendapatkan calon nasabah. Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak juga melakukan pengawasan atau monitoring terhadap Pelakasana Marketing Mikro. Dalam hal pengawasan, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak melaksanakannya baik secara langsung maupun periodik yang dilakukan oleh pimpinan maupun kepala pembiayaan warung mikro. Pengawasan dilakukan secara langsung pada saat operasional dan pelaksanaan program kerja Bank Syariah Mandiri berlangsung seperti adanya absensi untuk karyawan, laporan neraca laba rugi harian, pengecekan terhadap kelengkapan administrasi, serta adanya laporan mingguan (pipe line) yang diserahkan kepada pelaksana marketing mikro untuk pimpinan dalam hal pencapaian target, sehingga pimpinan dapat mengevaluasi para marketing dalam hal pencapaian target. 9
B. Mekanisme Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri adalah pembiayaan Bank kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang UMKM untuk
9
M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak 4 November 2013
74
membiayai kebutuhan usahanya melalui pembiayaan modal kerja atau pembiayaan investasi dengan maksimal limit pembiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 100 juta. Persyaratan yang mudah, proses pembiayaan cepat, dan angsuran ringan serta tetap hingga jatuh tempo adalah nilai plus dari produk Pembiayaan Warung Mikro ini. Dengan keunggulan tersebut maka diharapkan dengan fasilitas yang diberikan Warung Mikro, masyarakat kecil dan pelaku UMKM dapat tetap menjalankan bisnis dan usahanya secara maksimal. Pembiayaan Warung Mikro menawarkan tiga jenis produk pertama, Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (non agunan) dengan nilai pmbiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 10 juta, kedua Pembiayaan Usaha Mikro Madya dengan nilai plafon diatas Rp 10 juta sampai dengan Rp 50 juta, ketiga Pembiayaan Usaha Mikro Utama dengan nilai plafon diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp 100 juta. Akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah akad murabahah. Implikasi dari akad murabahah sendiri mengharuskan adanya penjual, pembeli, dan barang yang akan dijual. Dan kita ketahui, dalam akad murabahah fungsi Bank adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah, dengan cara membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang sepadan dengan harga beli ditambah keuntungan Bank dan Bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang berikut biaya yang diperlukan serta menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah.
75
Pada aplikasinya Bank Syariah Mandiri menggunakan akad Wakalah dengan memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang tersebut. Dengan adanya akad Wakalah tersebut maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Walaupun bank telah menggunakan akad wakalah kepada nasabah, namun bank akan tetap melakukan pengawasan terhadap barang-barang yang akan dibeli oleh nasabah agar semua transaksi jual beli tersebut sesuai dengan prinsip Islam. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya nasabah yang melakukan transaksi jual beli yang dilarang dalam Islam, misalnya menggunakan dana pembiayaan tersebut untuk membeli barangbarang yang haram.10 Adapun perbedaan antara murabahah dengan kredit konvensional adalah sebagai berikut:11 Prinsip yang digunakan murabahah adalah akad jual beli sedangkan prinsip dasar yang digunakan kredit konvensional adalah pinjam meminjam. Dalam praktek pembiayaan murabahah, hubungan antara Bank Syariah dan nasabahnya adalah penjual dan pembeli, sedangkan pada praktek kredit konvensional, hubungan antara pihak Bank Konensional dengan nasabahnya adalah kreditur dan debitur.
10
M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak, 4 November 2013. 11 Ahmad Ghazali, Serba-serbi Kredit Syariah Jangan Ada Bunga Diantara Kita, (Jakarta: Media Komputindo, 2005).
76
Dalam murabahah hanya menghendaki satu harga dan tidak tergantung dengan jangka waktu pembayaran, sedangkan dalam kredit konvensional mengharuskan adanya perbedaan pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Semakin lama waktu pembayaran semakin besar jumlah tanggungan yang harus dibayar. Keuntungan dalam praktek murabahah berbentuk margin penjualan yang didalamnya sudah termasuk harga jual. Sedangkan keuntungan pada kredit konvensional didasarkan pada tingkat suku bunga. Nasabah yang mendapatkan kredit dari bank konvensional dibebani kewajiban membayar cicilan beserta bunga pinjaman sekaligus. 1. Prosedur Umum Pengajuan Pembiayaan Warung Mikro Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri merupakan produk alternatif dari pembiayaan Bank Syariah Mandiri yang diperuntukan untuk pengusaha dengan skala kecil atau biasa disebut dengan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah). Pembiayaan Warung Mikro ini menggunakan akad murabahah. Prosedur pengajuan Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri dijelaskan pada poin-poin berikut ini: a. Nasabah datang ke Bank Syariah Mandiri untuk mengajukan permohonan pembiayaan. Pihak pelaksana dan administrasi warung mikro akan melakukan pengecekan terhadap kelengkapan persyaratan yang telah diserahkan nasabah.
77
b. Setelah semua persyaratan terpenuhi, pelaksana warung mikro akan melakukan analisis secara administratif dan bila diperlukan melakukan survey langsung ke lapangan. c. Selanjutnya Analis Warung Mikro akan membuat proposal pembiayaan untuk diajukan kepada komite pembiayaan dan kepala cabang. Dalam proses ini terdapat dua kesimpulan, yaitu nasabah yang diterima kreditnya dan ditolak. d. Bila proposal pembiayaan sudah disetujui oleh komite pembiayaan dan kepala cabang, maka selanjutnya bank melakukan akad atau kontrak perjanjian dengan nasabah. e. Setelah akad dilakukakan dengan nasabah maka bank akan mencairkan dana pembiayaan dengan mentransfer langsung ke rekening nasabah. f. Dengan akad wakalah, bank menunjuk kepada nasabah sebagai wakil dari bank untuk membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah (dalam hal ini kebutuhan untuk usaha) atas nama bank secara tunai. g. Ketika akad sudah ditandatangani, maka kewajiban nasabah terhadap bank telah dimulai, yaitu membayar angsuran pembiayaan dengan besaran dan jangka waktu yang sudah disepakati dalam perjanjian akad.
78
Gambar 4.1 Prosedur Pengajuan Pembiayaan Warung Mikro Nasabah datang ke bank untuk mengajukan permohonan pembiayaan
Bila proposal pembiayaan sudah disetujui oleh komite pembiayaan dan kepala cabang, selanjutnya bank akan melakukan akad dengan pihak nasabah
Bank akan mencairkan dana pembiayaan dengan cara mentransfer langsung ke rekening nasabah
Nasabah menyerahkan kelengkapan data dan persyaratan yang dibutuhkan
Bank melakukan analisis serta melakukan survey langsung ke lapangan
Analis Warung Mikro akan membuat proposal pembiayaan untuk diajukan kepada komite pembiayaan dan kepala cabang
Dengan akad wakalah, bank akan menunjuk nasabah sebagai wakil dari bank untuk membeli barang yang dibutuhkan
2. Persyaratan Umum Pembiyaan Warung Mikro Dalam Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri terdapat dua kriteria nasabah yang dapat mengajukan pembiayaan, pertama Golbertap yakni nasabah dengan sumber pembayaran (repayment) berasal dari gaji atau penghasilan tetap yang diterima setiap bulan, termasuk di dalamnya Pegawai Negri Sipil (PNS), pegawai BUMN, pegawai BUMD, TNI, POLRI, dan pegawai perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan
79
yang berlaku. Kedua Non Golbertap yakni nasabah dengan sumber pembayaran berasal dari usaha yang dikelolanya sendiri (wiraswasta), baik dalam sektor perdagangan, pertanian, industri rumah tangga, peternakan, perikanan, dan jasajasa. Persyaratan umum Pembiayaan Warung Mikro Bank Syarah Mandiri adalah sebagai berikut: a. Persyaratan pengajuan pembiayaan bagi Pegawai / Karyawan (golbertap): 1) Status pegawai tetap dengan masa dinas minimal satu tahun. 2) Usia minimal 21 tahun pada saat pengajuan dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan. 3) Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas, tercatat, dan terdokumentasi. 4) Hasil BI checking tidak termasuk dalam kategori pembiayaan non lancar. Adapun kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi saat nasabah ingin mengajukan Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri adalah: a) Fotokopi KTP/Paspor, kartu keluarga (KK), surat nikah pemohon dan suami/istri b) Slip gaji dan rekening tabungan 3 bulan terakhir c) SK pengangkatan pertama dan terakhir d) NPWP untuk pembiayaan diatas Rp 50 juta e) Jaminan: 1) Sertifikat, IMB, Akte Jual Beli, SPPT
80
2) Girik, Keterangan tidak sengketa, Perjanjian jual beli 3) BPKB kendaraan >2005, Faktur Pembelian, Gesekan nomor rangka, nomor mesin, STNK 4) Deposito f) Rencana usaha dan peruntukan pembiayaan tercatat b. Persyaratan pengajuan pembiayaan bagi Wiraswasta / Profesional (non golbertap): 1) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun 2) Rumah tempat tinggal milik sendiri atau milik keluarga 3) Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah. Maksimal usia 55 tahun saat pembiayaan lunas 4) Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas, tercatat, dan terdokumentasi 5) Hasil BI checking tidak termasuk dalam kategori pembiayaan non lancar Adapun kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi saat nasabah ingin mengajukan Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri adalah: a) Fotokopi KTP/Paspor, kartu keluarga (KK), surat nikah pemohon dan suami/istri b) Pas foto terbaru 3X4 pemohon dan suami/istri c) Surat keterangan usaha (SKU) dan rekening tabungan 3 bulan terakhir d) Jaminan: 1) Sertifikat, IMB, Akte Jual Beli, SPPT
81
2) Girik, Keterangan tidak sengketa, Perjanjian jual beli 3) BPKB kendaraan >2005, Faktur Pembelian, Gesekan nomor rangka, nomor mesin, STNK 4) Deposito e) Rencana usaha dan peruntukan pembiayaan tercatat 3. Tahapan Proses Pembiayaan Warung Mikro Secara garis besar ada 4 tahapan yang akan dilakukan oleh nasabah ketika mengajukan Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri, diantaranya: a. Tahap Inisiasi / Aplikasi Dalam tahap ini nasabah akan melakukan permohonan pengajuan pembiayaan dan mengajukan jumlah pembiayaan yang diinginkan kepada bank sayariah mandiri. Setelah pengisian aplikasi permohonan, maka selanjutnya nasabah akan mengumpulkan kelengkapan data persyaratan pembiayaan warung mikro. b. Tahap Analisa Tahap analisa ini akan dilakukan oleh analis Pembiayaan Warung Mikro yang ada di Bank Syariah Mandiri. Dalam analisa ini, analis warung mikro akan melakukan 3 pilar analisa, pertama kemampuan nasabah, kedua aspek legalitas, ketiga objek akad. Analisa kemampuan nasabah dapat dilihat dari fotokopi rekening tabungan (mutasi tabungan rekening perbulan), slip gaji, BI Checking untuk mengetahui apakah calon nasabah memiliki pinjaman di bank lain atau tidak. Analisa legalitas data-data dapat diketahui melalui hasil
82
wawancara dengan nasabah dan memverifikasi data-data calon nasabah yang sudah masuk baik melalui telepon dan survey ke lapangan (on the spot). Selain itu bank juga akan memeriksa data-data calon nasabah melalui Sistem Informasi Debitur (SID) untuk mengetahui apakah calon nasabah masuk dalam daftar hitam Bank Indonesia atau tidak. c. Tahap Dokumentasi Dalam tahap dukumentasi ini, bila masih ada kekurangan data yang belum dilengkapi oleh nasabah, maka nasabah harus segera melengkapi data-data tersebut. Ketika semua data persyaratan sudah lengkap, maka analis pembiayaan warung mikro akan membuat proposal pembiayaan untuk dilaporkan kepada komite pembiayaan dan kepala cabang. Proposal tersebut akan dibawa ke rapat komite pembiayaan. Apabila komite pembiayaan beserta kepala cabang menyetujui permohonan pembiayaan tersebut, maka bisa dilanjutkan pada tahapan berikutnya. d. Tahap Pencairan Dalam tahap ini pihak bank akan melakukan akad dengan nasabah dan penandatanganan akad dilakukan dengan cara bertahap dalam waktu satu hari sehingga dapat mengefisiensikan waktu tanpa melanggar ketentuan akad syariah, yaitu tanpa paksaan, berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak merugikan satu sama lain. Setelah penandatanganan akad dilaksanakan paling lambat keesokan harinya nasabah dapat mencairkan dana pembiayaan sesuai dengan yang telah diajukan dan kemudian dana pembiayaan tersebut akan
83
langsung ditransfer oleh bank ke rekening nasabah. Sebelumnya nasabah harus terlebih dahulu melunasi biaya administrasi yang menjadi kewajiban nasabah. Kemudian nasabah bisa menyetorkan angsuran pembiayaan pertama sebulan setelah ditandatanganinya akad dengan cara menyetorkan angsuran perbulannya sebesar yang telah disepakati dalam akad. Dengan akad wakalah yang diberikan kepada nasabah, maka nasabah dapat langsung menggunakan dana pembiayaan tersebut untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan untuk modal usahanya. Gambar 4.2 Skema Kriteria dan Sub Kriteria Proses Pengajuan Pembiayaan Keputusan Pengambilan Pembiayaan
Latar Belakang Debitur Hasil BI Checking Identitas Debitur Status Tempat tinggal Riwayat Hutang Debitur
Kondisi Usaha Tujuan Pengajuan Lama Usaha Jenis Usaha Prospek Usaha
Resiko Jaminan Jenis Jaminan Lokasi Jaminan Nilai Jaminan Status Kepemilikan
Analisa Keuangan Sejarah Keuangan Tingkat Perputaran Uang Proyeksi Cash Flow
Analisa Resiko Resiko Jangka Pendek Resiko Jangka Menengah Resiko Jangka Panjang
84
C. Kendala Yang Dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak Dalam Memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro Kepada Calon Nasabah Profesionalitas dan nilai-nilai agama merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dalam berbisnis apapun jenis bisnisnya. Karena hal ini merupakan bagian dari prinsip pemasaran perbankan syariah. Dalam perusahaan berbasis syariah, pengukuran yang jelas dan transparan merupakan suatu hal yang sangat penting. Mengaplikasikan nilai-nilai prinsip Ekonomi Islam dalam berbagai bidang khususnya dalam bagian pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat sebagai calon nasabah, akan tetapi setiap menjalankan kegiatan usaha pasti akan ditemui berbagai macam kendala yang dihadapi oleh perusahaan. Strategi atau langkah-langkah yang sudah tersusun rapih tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana dan target yang diharapkan. Dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak memiliki beberapa kendala, diantaranya adalah sebagai berikut:12 1. Kurang atau minimnya pengetahuan para calon nasabah terhadap istilah-istilah dan akad-akad yang digunakan oleh perbankan syariah serta konsep dan aplikasi yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro itu sendiri. 2. Umumnya calon nasabah yang mengajukan Pembiayaan warung Mikro tidak memiliki jaminan.
12
M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak, 4 November 2013.
85
3. Nilai jaminan adalah 30% dari total plafon pembiayaan tetapi ada beberapa nasabah yang nilai jaminannya dibawah 30%. 4. Batas usia pengajuan pembiayaan mikro adalah minimal 21 tahun dan maksimum 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan, ada beberapa calon nasabah yang berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan sehingga Bank Syariah Mandiri tidak dapat menyetujui pembiayaan. 5. Setelah dianalisa oleh pihak Bank Syariah Mandiri, ternyata calon nasabah tidak memiliki usaha seperti yang dimaksudkan oleh calon nasabah itu sendiri. 6. Adanya bank pesaing yang memiliki produk sejenis dengan Produk Pembiayaan Warung Mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri, contohnya seperti Produk Micro Business Bank Mandiri konvensional, Unit Mikro Bank BRI, DSP (Danamon Simpan Pinjam) Bank Danamon, Bank Perkreditan Rakyat BPR. Untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak, upaya yang akan dilakukan adalah:13 1. Memberikan pemahaman secara langsung dan jelas tentang bagaimana mekanisme, konsep dan aplikasi serta akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro. 2. Jika calon nasbaah tidak memiliki jaminan, maka pihak yang masih ada hubungan keluarga dengan calon nasabah dapat memberikan jaminan.
13
M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak, 4 November 2013.
86
3. Melakukan survey langsung ke lapangan terhadap usaha calon nasabah sebelum realisasi pembiayaan. 4. Apabila calon nasabah usianya lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, maka keluarga calon nasabah yang lebih muda, misalnya anak dari calon nasabah dapat mengajukan pembiayaan dengan syarat minimal usianya 21 tahun atau sudah menikah. 5. Untuk menyiasati persaingan dengan competitor, Bank Syariah Mandiri memberikan kemudahan kepada calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan warung mikro.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan oleh penulis pada bab-bab sebelumnya, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Dalam proses pengenalan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada masyarakat, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak juga memiliki strategi yang biasa digunakan oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya, yaitu dengan memanfaatkan media yang ada seperti radio, TV, brosur, pemasangan spanduk di tempat-tempat yang strategis dan menjadi sponsor dalam sebuah acara yang diyakini merupakan target pasar yang tepat. Dengan demikian diharapkan dapat membentuk citra positif ditengah masyarakat terhadap Bank syariah Mandiri KCP Cilandak. 2. Strategi yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak untuk mengembangkan dan memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah dengan menggunakan metode marketing mix. Marketing mix ini meliputi product, price, place, dan promotion (4P). Product, dalam hal ini produk yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak adalah Produk Pembiayaan Warung Mikro dengan menggunakan akad murabahah. Pembiayaan Warung Mikro sendiri menawarkan tiga jenis produk, yaitu pertama Pembiayaan Usaha Mikro Tunas dengan plafon pembiayaan keseluruhan minimum 87
88
Rp2.000.000 dan maksimum Rp10.000.000, kedua Pembiayaan Usaha Mikro Madya dengan plafon pembiayaan keseluruhan diatas Rp10.000.000 dan maksimum Rp50.000.000, ketiga Pembiayaan Usaha Mikro Utama dengan plafon
pembiayaan
keseluruhan
diatas
Rp50.000.000
dan
maksimum
Rp100.000.000. Price, Penetapan strategi harga pada Pembiayaan Warung Mikro yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri untuk masing-masing pembiayaan adalah, pertama Produk Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) adalah 36% efektif sesuai dengan periode angsuran atau setara dengan ± 1,7% per bulan, kedua Produk Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) adalah 32% efektif sesuai dengan periode angsuran atau setara dengan ± 1,5% per bulan, ketiga Produk Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) adalah 28% efektif sesuai dengan periode angsuran atau setara dengan ± 1,2% perbulan. Place, Dalam hal ini lokasi yang dipilih oleh Bank Syariah Mandiri KCP ini berada di pusat bisnis, yaitu Cilandak Jakarta Selatan. Promotion, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak melakukan promosi Produk Pembiayaan Warung Mikro melalui, pertama periklanan (advertising) dengan menggunakan brosur, iklan majalah, dan spanduk di media cetak atau elektronik, kedua publisitas (publicity) yaitu promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan kepada para calon nasabah, ketiga penjualan pribadi (personal selling) yaitu promosi yang dilakukan oleh karyawan Bank Syariah Mandiri, dalam hal ini pemasaran pembiayaan dilaksanakan oleh Pelaksana Markerting Mikro (PMM).
89
3. Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri adalah pembiayaan Bank kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang UMKM untuk membiayai kebutuhan usahanya melalui pembiayaan modal kerja atau pembiayaan investasi dengan maksimal limit pembiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 100 juta. Akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah akad murabahah. Implikasi dari akad murabahah sendiri mengharuskan adanya penjual, pembeli, dan barang yang akan dijual. Dan kita ketahui, dalam akad murabahah fungsi Bank adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah, dengan cara membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang sepadan dengan harga beli ditambah keuntungan Bank dan Bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang berikut biaya yang diperlukan serta menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah. Pada aplikasinya Bank Syariah Mandiri menggunakan akad Wakalah dengan memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang tersebut. Dengan adanya akad Wakalah tersebut maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Walaupun bank telah menggunakan akad wakalah kepada nasabah, namun bank akan tetap melakukan pengawasan terhadap barang-barang yang akan dibeli oleh nasabah agar semua transaksi jual beli tersebut sesuai dengan prinsip Islam. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya nasabah yang
90
melakukan transaksi jual beli yang dilarang dalam Islam, misalnya menggunakan dana pembiayaan tersebut untuk membeli barang-barang yang haram. 4. Secara garis besar ada 4 tahapan yang akan dilakukan oleh nasabah ketika mengajukan Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri, diantaranya: a. Tahap Inisiasi / Aplikasi Dalam tahap ini nasabah akan melakukan permohonan pengajuan pembiayaan dan mengajukan jumlah pembiayaan yang diinginkan kepada bank sayariah mandiri. Setelah pengisian aplikasi permohonan, maka selanjutnya nasabah akan mengumpulkan kelengkapan data persyaratan pembiayaan warung mikro. b. Tahap Analisa Tahap analisa ini akan dilakukan oleh analis Pembiayaan Warung Mikro yang ada di Bank Syariah Mandiri. Dalam analisa ini, analis warung mikro akan melakukan 3 pilar analisa, pertama kemampuan nasabah, kedua aspek legalitas, ketiga objek akad. Analisa kemampuan nasabah dapat dilihat dari fotokopi rekening tabungan (mutasi tabungan rekening perbulan), slip gaji, BI Checking untuk mengetahui apakah calon nasabah memiliki pinjaman di bank lain atau tidak. Analisa legalitas data-data dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan nasabah dan memverifikasi data-data calon nasabah yang sudah masuk baik melalui telepon dan survey ke lapangan (on the spot). Selain itu bank juga akan memeriksa data-data calon nasabah melalui Sistem
91
Informasi Debitur (SID) untuk mengetahui apakah calon nasabah masuk dalam daftar hitam Bank Indonesia atau tidak. c. Tahap Dokumentasi Dalam tahap dukumentasi ini, bila masih ada kekurangan data yang belum dilengkapi oleh nasabah, maka nasabah harus segera melengkapi data-data tersebut. Ketika semua data persyaratan sudah lengkap, maka analis pembiayaan warung mikro akan membuat proposal pembiayaan untuk dilaporkan kepada komite pembiayaan dan kepala cabang. Proposal tersebut akan dibawa ke rapat komite pembiayaan. Apabila komite pembiayaan beserta kepala cabang menyetujui permohonan pembiayaan tersebut, maka bisa dilanjutkan pada tahapan berikutnya. d. Tahap Pencairan Dalam tahap ini pihak bank akan melakukan akad dengan nasabah dan penandatanganan akad dilakukan dengan cara bertahap dalam waktu satu hari sehingga dapat mengefisiensikan waktu tanpa melanggar ketentuan akad syariah, yaitu tanpa paksaan, berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak merugikan satu sama lain. Setelah penandatanganan akad dilaksanakan paling lambat keesokan harinya nasabah dapat mencairkan dana pembiayaan sesuai dengan yang telah diajukan dan kemudian dana pembiayaan tersebut akan langsung ditransfer oleh bank ke rekening nasabah. Sebelumnya nasabah harus terlebih dahulu melunasi biaya administrasi yang menjadi kewajiban nasabah. Kemudian nasabah bisa menyetorkan angsuran pembiayaan pertama
92
sebulan setelah ditandatanganinya akad dengan cara menyetorkan angsuran perbulannya sebesar yang telah disepakati dalam akad. Dengan akad wakalah yang diberikan kepada nasabah, maka nasabah dapat langsung menggunakan dana pembiayaan tersebut untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan untuk modal usahanya. 5. Dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak memiliki kendala-kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak yaitu, pertama kurang atau minimnya pengetahuan para calon nasabah terhadap istilah-istilah dan akad-akad yang digunakan oleh perbankan syariah serta konsep dan aplikasi yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro itu sendiri, kedua umumnya calon nasabah yang ingin mengajukan Pembiayaan warung Mikro tidak memiliki jaminan, ketiga setelah dianalisa oleh pihak Bank Syariah Mandiri, ternyata calon nasabah tidak memiliki usaha seperti yang dimaksudkan oleh calon nasabah itu sendiri (usaha fiktif/data palsu),
keempat batas usia
pengajuan pembiayaan mikro adalah minimal 21 tahun dan maksimum 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan, ada beberapa calon nasabah yang berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan sehingga Bank Syariah Mandiri tidak dapat menyetujui pembiayaan, kelima adanya bank pesaing yang memiliki produk sejenis dengan Produk Pembiayaan Warung Mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri, contohnya seperti Produk Micro Business
93
Bank Mandiri konvensional, Unit Mikro Bank BRI, DSP (Danamon Simpan Pinjam) Bank Danamon, Bank Perkreditan Rakyat BPR. 6. Untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak, upaya yang akan dilakukan adalah pertama, memberikan pemahaman secara langsung dan jelas tentang bagaimana mekanisme, konsep dan aplikasi serta akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro, kedua, jika calon nasbaah tidak memiliki jaminan, maka pihak yang masih ada hubungan keluarga dengan calon nasabah dapat memberikan jaminan, ketiga, melakukan survey langsung ke lapangan terhadap usaha calon nasabah sebelum realisasi pembiayaan, keempat, apabila calon nasabah usianya lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, maka keluarga calon nasabah yang lebih muda, misalnya anak dari calon nasabah dapat mengajukan pembiayaan dengan syarat minimal usianya 21 tahun atau sudah menikah, kelima, untuk menyiasati persaingan dengan competitor, Bank Syariah Mandiri memberikan kemudahan kepada calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan warung mikro.
B. Saran Merujuk pada kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan masukan dan saran kepada Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan kedepannya: 1. Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak harus lebih mensosialisasikan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada masyarakat dan pengusaha-pengusaha yang
94
bergerak di sektor UMKM agar lebih banyak masyarakat dan pengusahapengusaha skala kecil yang mengenal produk pembiayaan mikro ini, karena sektor UMKM berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat secara real. Diharapkan juga untuk dapat memberikan margin seringan mungkin agar tidak terlalu membebani nasabah demi perkembangan dan lancarnya usaha nasabah yang bergerak di bidang UMKM . 2. Plafon pembiayaan mikro Bank Syariah Mandiri pada saat ini adalah maksimal Rp 100 juta, sedangkan target yang diberikan oleh manajemen kepada pelaksana marketing mikro (PMM) adalah Rp 250 juta/bulan, menurut saran saya plafon pembiayaan mikro bisa dinaikan sampai dengan Rp 500 juta sehingga beban pelaksana marketing mikro (PMM) bisa berkurang dan targetnya cepat tercapai. 3. Harus diterapkan training atau pelatihan khusus yang diberikan kepada pelaksana marketing mikro agar lebih terbiasa dan maksimal ketika melayani ataupun menghadapi calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan ini.
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Perundang-undangan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/11/PBI/2011 Tentang Pencabutan Atas PBI Nomor 3/2/PBI/2011 Tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil dan surat edaran Bank Indonesia Nomor 3/9/BKR Perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. (Pasal 1, ayat 12) Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003. UU No. 21 Tahun 2008 sebagai revisi UU no. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Syariah, Pasal 1 ayat 25. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. (Pasal 1 ayat 12) Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Buku Amin, Ma’ruf. Prospek cerah perbankan syariah. Jakarta: Lekas, 2007. Cet 1. “Tak Punya Utang Luar Negri,UMKM Malah Tahan Krisis”. Kompas 27 November 2008. Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005. Muhammad. Bank Syriah : Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Muhadjir, Neong. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: UGM Press, 1997.
95
96
Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakaya, 1997. Cet. Ke -10. Sugiyono. Metode Penelitian Kauntitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta, 2009. Cet. Ke-6. Dagum, M. Save. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: BPFE, 1994. Edisi Pertama. Nasution, Harun. Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1992. Panitia Istilah Manjemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manjemen. Jakarta: Balai Aksara. Cet ke-2. Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi, 2002. Edisi ke-2. Steiner, A. George, Miner B. John. Kebijakan dan Strategi Manajemen.Jakarta: Erlangga, 1997. Edisi ke-2. David, R. Fred. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Indeks, 2004. Swasta, Bashu. Manajemen Pemasaran Modern. Jogjakarta: Liberty, 1990. Cet ke-2. Kotler, Philip dan Blomm, N. Paul. Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional. Jakarta: Intermedia, 1995. Kotler dan Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1997. Edisi 2. Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP. AMN YKPN, 2002. Kashmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990. Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu. Beirut: Dar al-Fikr, 2002. Lathif, Azharudin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
97
Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga terkait di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. Ghazali, Ahmad. Serba-serbi Kredit Syariah Jangan ada Bunga Diantara Kita. Jakarta: Media Komputindo, 2005. Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: IIIT Indonesia, 2003. Cet ke-4. Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkia Institute, 2000. Yusuf, Muhammad dan Junaedi. Pengantar Ilmu Ekonomi dan Perbankan Syariah, Jakarta: Ganeca Press, 2006. Partomo, Sartika, Titik Sartika dan Soejono, Rachman, Abd. Ekonomi Skala Kecil dan Kecil Menengah dan Koperasi. Jakarta: Galia Indonesia, 2002. Mini Profile. Menemukan Kembali Konsep Perbankan Modern. Jakarta: Bank Syariah Mandiri. Edisi Juni 2001. Wijanto, Serian. Pengantar Enterpreunership. Kotler, Philip. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: FEUI, 1987. Edisi ketiga. Artikel Bappenas, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 Artikel Diakes pada 10 Juni 2013 dari http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/7642 www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-non-muslim-dalam-ilmu-fikih.html, diakses pada hari Senin 10 Juni 2013. Studi. Pengertian UMKM dan Koperasi, Artikel diakses pada 15 Juni 2013 dari http://www.studyandlearningnow.blogspot.com/2013/01/pengertian umkm-dan-koperasi.html Aset Bank Syariah Mandiri. Rp. 32,48 triliun. Kompas, 19 April 2011. Bank Syariah Mandiri, “Gambaran Umum, Visi dan Misi”, Diakses pada tanggal 18 Juni 2013 dari http://www.syariahmandiri.co.id/2013/06/gambaranumumvisidanmisi.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Hasil Wawancara Narasumber
: M. Syafiq Umam
Jabatan
: Asisten Analis Pembiayaan Warung Mikro
Hari/tanggal
: 4 November 2013
Tempat
: Kantor Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak, Jl. Cilandak KKO No. 5E, Ragunan Jakarta Selatan 12550, Indonesia
Waktu
: 09.00 WIB s.d selesai
1. Bagaimana mekanisme pembiayaan warung mikro di Bank Syariah Mandiri? Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri adalah pembiayaan Bank kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang UMKM untuk membiayai kebutuhan usahanya melalui pembiayaan modal kerja atau pembiayaan investasi dengan maksimal limit pembiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 100 juta. Pembiayaan Warung Mikro menawarkan tiga jenis produk pertama, Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (non agunan) dengan nilai pmbiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 10 juta, kedua Pembiayaan Usaha Mikro Madya dengan nilai plafon diatas Rp 10 juta sampai dengan Rp 50 juta, ketiga Pembiayaan Usaha Mikro Utama dengan nilai plafon diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp 100 juta. Akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah akad murabahah. Implikasi dari akad murabahah sendiri mengharuskan adanya
penjual, pembeli, dan barang yang akan dijual. Dan kita ketahui, dalam akad murabahah fungsi Bank adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah, dengan cara membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang sepadan dengan harga beli ditambah keuntungan Bank dan Bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang berikut biaya yang diperlukan serta menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah. Pada aplikasinya Bank Syariah menggunakan akad Wakalah dengan memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang tersebut. Dengan adanya akad Wakalah tersebut maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah. 2. Apakah produk pembiayaan warung mikro di KCP ini mencangkup semua nasabah termasuk nasabah non muslim? Ya, Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak mencangkup seluruh nasabah, baik nasabah muslim maupun nasabah non muslim, namun untuk nasabah non muslim di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak ini baru ada 1 nasabah saja dari 86 total nasabah, dan nasabah non muslim itupun dalam kriteria nasabah yang baik, selebihnya adalah nasabah muslim. Hal ini disebabkan, karena mayoritas masyarakat yang tinggal di sekitar Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak adalah penduduk asli dan mayoritas beragama muslim.
3. Apakah prosedur nasabah non muslim sama dengan nasabah muslim?klo tidak sama apa perbedaannya? Semua prosedur yang kita lakukan sama dan tidak ada perbedaan untuk nasabah muslim maupun nasabah non muslim. Nasabah mengisi form aplikasi pembiayaan sebagai pengajuan kredit, setelah itu nasabah mengumpulkan data dan setelah data sudah lengkap 70%, analis warung mikro akan melakukan survey dan setelah melakukan survey akan dilakukan proses analisa penilaian calon nasabah, dalam proses analisa terdapat dua kesimpulan, yaitu nasabah yang diterima kreditnya dan ditolak. Nasabah yang diterima kreditnya bisa diturunkan plafonnya atau pengajuan dananya diterima100%, kemudian dibuatlah akad dan setelah dibuatnya akad dana pembiayaan akan langsung ditransfer ke rekening nasabah. 4. Apakah ada manajemen strategi yang baku/umum yang diterapkan di KCP ini untuk pembiayaan warung mikro? Secara garis besar, strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syriah Mandiri KCP Cilandak ada empat, yaitu strategi dalam bidang produk, harga, distribusi, dan promosi. Keempat strategi pemasaran ini diatur dalam Pedoman Opersional Produk Pembiayaan Warung Mikro yang berlaku umum tetapi tergantung kondisi cabang yang berbeda-beda. Dan yang terkait dengan kebijakan strategi pemasaran ini adalah dewan direksi Bank Syariah Mandiri yang membuat strategi pemasaran secara umum dan seluruh karyawan Bank
Syariah Mandiri bertanggung jawab dalam melakukan pemasaran atas Produk Pembiayaan Warung Mikro tersebut. 5. Bagaimana strategi dalam menarik minat nasabah non muslim?apakah ada cara/trik khusus? Sebenarnya tidak ada cara ataupun trik khusus dalam melakukan strategi Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah non muslim maupun nasabah muslim, namun untuk nasabah non muslim pelaksana marketing mikro akan memberi pemahaman secara khusus tentang konsep dan aplikasi akad murabahah yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro, serta menekankan manfaat dan keunggulan dari Produk Pembiayaan Warung Mikro dengan kredit konvensinal. 6. Bagaimana kebijakan perusahaan untuk memotivasi karyawan agar mendapatkan nasabah? Mengadakan pelatihan-pelatihan tentang pemahaman perbankan syariah dan juga mengenalkan Produk Pembiayaan Warung Mikro. Pelatihan ini berupa simulasi pada sistem agar Pelaksana Marketing Mikro terbiasa dan maksimal dalam melayani nasabah, selain itu adanya tambahan bonus atau intensif bagi Pelaksana Marketing Mikro apabila bisa mencapai target yang diinginkan. Dengan adanya pemberian bonus atau intensif dan penaikan jenjang karir apabila target tercapai, hal ini bisa menjadi motivasi bagi Pelaksana Marketing Mikro untuk mendapatkan calon nasabah.
7. Bagaimana prosedur evaluasi setelah melakukan pemasaran produk ini? Adanya laporan mingguan (pipe line) yang diserahkan pada marketing untuk pimpinan, sehingga pimpinan dpat mengevaluasi para pelaksana marketing mikro terutama dalam hal pencapaian target. 8. Bagaimana segmentasi pasarnya,apakah ada ketentuan khusus? Segmentasi demografis yang dilakukan Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro hanya terbatas pada usia, yaitu usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal usia 55 tahun pada saat jatuh tempo atau pembiayaan lunas Segmentasi geografis yang dilakukan Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah: a. Pedagang Pasar 1) Letak pasar maksimum 5 km dari kantor layanan warung mikro 2) Jumlah pedagang minimal 1000 pedagang 3) Jenis pasar retail / semi grosir 4) Pasar dikelola oleh pemda setempat b. Usaha Mikro 1) Letak usaha dalam radius maksimum 10 km dari kantor layanan warung mikro 2) Jenis usaha perdagangan dan jasa, seperti warung kelontong, kaki lima, warung sembako, bengkel, salon, dan usaha lain yang tidak termasuk dalam negatif list Bank Syariah Mandiri
9. Apa target yang ingin dicapai? Agar outlet warung mikro memiliki hutang pokok nasabah sebesar Rp 3,5 milyar yang di review pertahun. 10. Apa saja yag dinilai terhadap nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan poduk ini? Dilihat dari segi karakter nasabah Jaminan Analisa keuangan/capital Legalitas hukum Seperti KTP, KK, surat nikah, jika pengusaha harus ada surat keterangan usahanya, jika pegawai dilihat dari slip gaji. 11. Kelompok UMKM apa saja yang bisa mengajukan pembiayaan produk pembiayaan warung mikro? Pedagang kaki lima, pedagang yang ada di ruko, industri rumahan, pasar tradisional, kelompok petani 12. Kendalanya apa saja yang dihadapi dalam memasarkan produk ini dan bagaimana cara mengtasinya? Kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk ini adalah: a. Kurang atau minimnya pengetahuan para calon nasabah non muslim terhadap istilah-istilah yang digunakan perbankan syariah serta konsep dan aplikasi yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro itu sendiri.
b. Umumnya calon nasabah yang mengajukan Pembiayaan warung Mikro tidak memiliki jaminan. c. Nilai jaminan adalah 30% dari total plafon pembiayaan tetapi ada beberapa nasabah yang nilai jaminannya dibawah 30%. d. Batas usia pengajuan pembiayaan mikro adalah minimal 21 tahun dan maksimum 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan, ada beberapa calon nasabah yang berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan sehingga Bank Syariah Mandiri tidak dapat menyetujui pembiayaan. e. Setelah dianalisa oleh pihak Bank Syariah Mandiri, ternyata calon nasabah tidak memiliki usaha seperti yang dimaksudkan oleh calon nasabah itu sendiri. f. Adanya bank pesaing yang memiliki produk sejenis dengan Produk Pembiayaan Warung Mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri, contohnya seperti Produk Micro Business Bank Mandiri konvensional, Unit Mikro Bank BRI, DSP (Danamon Simpan Pinjam) Bank Danamon, Bank Perkreditan Rakyat BPR. Untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak, upaya yang akan dilakukan adalah: a. Memberikan pemahaman secara langsung dan jelas tentang bagaimana mekanisme, konsep dan aplikasi serta akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro.
b. Jika calon nasbaah tidak memiliki jaminan, maka pihak yang masih ada hubungan keluarga dengan calon nasabah dapat memberikan jaminan. c. Melakukan survey langsung ke lapangan terhadap usaha calon nasabah sebelum realisasi pembiayaan. d. Apabila calon nasabah usianya lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, maka keluarga calon nasabah yang lebih muda, misalnya anak dari calon nasabah dapat mengajukan pembiayaan dengan syarat minimal usianya 21 tahun atau sudah menikah. e. Untuk menyiasati persaingan dengan competitor, Bank Syariah Mandiri memberikan kemudahan kepada calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan warung mikro.