STRATEGI PEMASARAN PRODUK AR-RUM (AR-Rahn UNTUK USAHA MIKRO KECIL) CABANG PEGADAIAN SYARIAH PONDOK AREN-TANGERANG SELATAN BANTEN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) Program Strata Satu (S I)
Oleh: Dien Novita Sari NIM: 107053002591
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H
STRATEGI PEMASARAN PRODUK AR-RUM (AR-RAHN UNTUK USAHA MIKRO KECIL) CABANG PEGADAIAN SYARIAH PONDOK AREN-TANGERANG SELATAN BANTEN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) Program Strata Satu (S I)
Oleh: Dien Novita Sari NIM: 107053002591
Di bawah Bimbingan:
Noor Bekti Negoro, STP.,SE.,M.Si NIP: 19650301 199903 1 001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul: Strategi Pemasaran Produk Ar-rum cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren Dalam Menarik Minat Nasabah, telah diajukan dalam siding munaqasyah fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal….Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) program Strat satu (S I) pada jurusan Manajemen Dakwah. Jakarta, 21 Juni 2011
Sidang Munaqasyah,
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap anggota
Dr. Cecep Sastrawijaya, M.A NIP: 150254102
(H. Mulkannasir, MM) NIP: 195501011983021001 Anggota,
Penguji I
Penguji II
(Dr. H.A. Ilyas Ismail, MA)
(Drs. H. Mahmud Jalal, MA)
Pembimbing,
Noor Bekti Negoro, STP.,SE.,M.Si NIP: 19650301 199903 1 001
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. JIka dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tangerang, 15 Juni 2011
Dien Novita Sari
iv
ABSTRAK Dien Novita Sari: Strategi Pemasaran Produk Ar-Rum (Ar-rahn Untuk Usaha Mikro Kecil) Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren-Tangerang Selatan Banten Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, menuntut setiap perusahaan meningkatkan strategi pemasaran kepada semua konsumen. Begitu juga dengan perusahaan jasa maupun produk semua berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas yang ada di tiap perusahaan baik jasa maupun produk semakin meningkat dan menjadi lebih baik lagi. Strategi pemasaran merupakan salah satu langkah-langkah yang secara berurutan dari awal sampai akhir dalam proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung, sehingga dengan adanya strategi pemasaran produk-produk Pegadaian ini diharapkan segala keinginan dan kebutuhan masyarakat maupun pelanggan dapat terpenuhi dengan baik dan terorganisir dengan baik pula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran produk Ar-Rum (Kredit Fidusia). Agar semua kalangan masyarakat dapat mengetahui produk baru yang dimiliki oleh Perum Pegadaian. Dan juga jumlah nasabah dan hambatan yang dihadapi dalam pelayanan produk ini. Tipe penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan studi pustaka, sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Strategi pemasaran yang dipakai oleh Pegadaian untuk mengenalkan produknya adalah dengan metode Marketing Mix dan strategi differensiasi produk. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan Perum Pegadaian apakah sudah memenuhi syarat dan dapat dimengerti oleh konsumen agar dapat meningkatkan volume penjualan yang dimiliki oleh Perum Pegadaian. Juga dapat membantu konsumen apabila mereka ingin meningkatkan atau memperluas usaha mereka tanpa harus terlibat hutang dengan para rentenir dan tengkulak. Selain itu juga dapat mengetahui jumlah nasabah yang menggunakan produk Ar-Rum ini apakah meningkat atau menurun. Itu semua tergantung dari strategi pemasaran yang dimiliki oleh Pegadaian tersebut.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pemberi rahmat dan hidayah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam selalu dihanturkan kepada pejuang umat, pemegang panji kebenaran habibina wa nabiyuna Muhammad SAW yang menjadi tauladan dan panutan umat manusia. Penulis sadar, bahwa dalam penulisan skripsi ini tak jauh dari kesalahan, dan kekeliruan. Kesempurnaan serta keberhasilan yang penulis dapatkan dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lain dan tidak bukan berkat bimbingan, bantuan serta saran-saran dari semua pihak yang terkait. Tanpa adanya mereka, penulis tidaklah berarti. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, kepada: 1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajaran: Dr. Arif Subhan, MA, Dr. Wahidin Saputra, MA, Drs. Mahmud Djalal, MA., Drs. Study Rizal LK, MA. 2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Drs. Cecep Castrawijaya, MA. 3. Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Drs. Mulkannasir, BA. Spd. MM. 4. Dosen Pembimbing Skripsi: Noor Bekti Negoro, STP.,SE.,M.Si., yang telah berkenan meluangkan waktu, mencurahkan segenap perhatian untuk memberikan pencerahan dan pengarahan yang begitu berharga dan berguna bagi penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. vi
5. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan ikhlas telah memberikan ilmunya kepada penulis selama masa kuliah. 6. Para Karyawan Perpustakaan Fakultas dakwah dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah berbaik hati memberikan pinjaman buku kepada penulis guna mempermudah dalam pengumpulan data sekunder. 7. Kedua Orang Tua yang super luar biasa, Mama Aniyah dan Babe Bahruddin. Terima kasih atas segalanya, segala yang mengalir, menetes, tercurah dan di curah semuanya tanpa henti, tanpa pamrih untuk senantiasa selalu mendoakan dan merestui penulis dalam menuntaskan studi demi meraih cita dan cinta. 8. Nawiri, SE selaku Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren Tangerang 9. Sugeng, AMD selaku pengelola Unit Pegadaian Syariah Cabang Pasar Buah 10. Ka’reza, k’ asep, ka’selly, k’dikmas, bapak syarif, bang muslim, bang bian, bang taufik dan seluruh staff yang bekerja di CPS. Pondok Aren yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan begitu banyak informasi, kehangatan dan keakraban kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Kedua kakak-kakaku yang tersayang (bang amin, bang apit, iti, rangga,po’ika dan jagoan neon puput, rehan dan donna) yang selalu mencurahkan doa dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat seperjuangan, anak MD angkatan 2007: itoh, mila, rina, dara, ika, yulita, ita, eka, mia, ong, intan, k’lia, kholiah, ani, nia, hikmah, adung, abie,
vii
fery, roman, andi, bisri, woro, hendri, arif, lutfie, boboho, farel, udin, hakim yang selalu mewarnai hari menjadi penuh warna dan senda. 13. Sahabat KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tile 26 Autis, mila, itoh, lulu, ade, lala, firi, ratri, gembrot, togel, toa neraka dan seluruh warga Cipelang, Cijeruk Bogor terimakasih telah banyak ajarkan arti kesederhanaan. 14. Sahabat seperjuangan dan sepenanggungan Uswa dan wildah yang selalu menemani malam-malam dan setia mendengarkan asa dan rasa mulai dari menapakkan kaki pertama di kampus hijau pembaharu sampai di akhir masa study ini, semoga persahabatan kita tanpa titik. 15. Dirinya yang beri jutaan rasa hingga tak terasa sampai mati rasa terimakasih 16. Sahabat di UKM Teater Syahid, bangkit, warsun, zakii, rendii, kis dan masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, terima kasih telah memberikan milyaran rasa dan imajinasi yang tanpa batas menyatu pelu, asa, rasa, gelisah, dan bahagia.surga..surga..surga buat kita semua.
Penulis yakin dan sadar akan segala keterbatasan dan kekurangannya dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar skripsi ini lebih sempurna dan semoga skripsi ini lebih bermanfaat bagi orang lain. Ciputat, Juni 2011
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv ABSTRAK ........................................................................................................... v KATA PENGANTAR......................................................................................... vi DAFTAR ISI........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .......................... 6 1. Pembatasan Masalah ............................................................ 6 2. Perumusan Masalah ............................................................. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7 D. Metodologi Penelitian ................................................................ 8 1. Metode Penelitian................................................................. 8 2. Teknik Pengumpulan Data................................................... 9 3. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 10 4. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 11 5. Data dan Sumber Data ......................................................... 11 E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 12
ix
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 14 BAB II
LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran ..................................................................... 16 1. Pengertian Startegi Pemasaran............................................. 16 2. Fungsi dan Tujuan Strategi Pemasaran ................................ 21 3. Segmentasi, Targeting dan Positioning................................ 22 4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) .................................... 30 5. Strategi Pemasaran Dalam Menarik Minat Nasabah ........... 37 B. Gadai Syariah ............................................................................. 40 1. Pengertian Gadai Syariah (rahn).......................................... 40 2. Landasan hukum Gadai syariah (Rahn) ............................... 41 3. Rukun Gadai Syariah / Rahn................................................ 43 4. Syarat Gadai Syariah............................................................ 43 5. Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah dan gadai Konvensional ..................................................................... 45
BAB III
GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH PONDOK AREN-TANGERANG SELATAN BANTEN A. Sejarah Singkat Pegadaian dan Perkembangannya.................... 50 B. Visi dan Misi .............................................................................. 54 1. Visi Pegadaian...................................................................... 54 2. Misi Pegadaian ..................................................................... 54 C. Tugas, Tujuan dan Fungsi.......................................................... 55 1. Tugas Pokok......................................................................... 55
x
2. Prinsip Oprasional Gadai Syariah ........................................ 55 3. Tujuan Pegadaian Syariah.................................................... 57 D. Profil dan Layanan CPS Pondok Aren....................................... 57 E. Produk Arrum ( Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil) ...............59 BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Analisis Strategi dan Implementasi Pemasaran Produk Ar-rum Gadai Syariah di Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok ArenTangerang Selatan Banten........................................................... 63
B. Faktor Pendukung dan Penghambat CPS Pondok Aren Melalui Pendekatan SWOT ..................................................................... 77 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 83 B. Saran...........................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perkembangan Uang Pinjaman/Omzet Usaha Syariah TAHUN 2005 SAMPAI 2010............................................................................ 72 Tabel 2 : Pertumbuhan Jumlah Barang Jaminan Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren TAHUN 2005-2010. ..................................................... 73 Tabel 3 : Pertumbuhan Jumlah Nasabah Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren TAHUN 2005-2010. .................................................................. 75 Tabel 4 : Data Nasabah ARRUM....................................................................... 76
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemaslahatan merupakan salah satu tujuan dari syariah Islam. Atas dasar itu pulalah Islam menganjurkan kepada umatnya untuk saling membantu. Saling membantu dapat diwujudkan dalam bentuk yang berbedabeda, baik berupa pemberian tanpa ada pengembalian, seperti zakat, infak, dan shadaqoh, maupun berupa pinjaman yang harus di kembalikan kepada pemberi pinjaman. Berbicara mengenai pinjam-meminjam, Islam membolehkan baik melalui individu maupun lembaga keuangan seperti bank, asuransi, dan sebagainya. Namun tidak boleh meminta kelebihan dari pokok pinjaman karena termasuk riba. Salah satu bentuk muamalat yang diperbolehkan oleh Rasulullah Saw, adalah gadai. Sebagai salah satu kategori dari perjanjian hutang piutang, di mana kreditur harus menggadaikan barang jaminannya kepada debitur. Tugas pokok dari sistem gadai ini adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan. Namun demikian, keberadaan lembaga keuangan ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Indonesia, mengingat citra yang menempel sangat identik dengan sebuah lembaga keuangan “orang-orang susah”, salah satu motto yang dibangun dalam rangka mengubah image-nya yang sudah melekat adalah “mengatasi
1
masalah tanpa masalah”. Dengan motto tersebut diharapkan masyarakat tidak lagi segan untuk datang ketempat ini. Dalam perspektif ekonomi, pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat efektif karena tidak memerlukan proses dan persyaratan yang terlalu rumit. Bentuk pendanaan ini sudah ada sejak lama dan sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pegadaian adalah satu- satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kemasyarakat atas dasar hukum gadai.1 Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Saw. Pernah menggadaikan baju besinya kepada orang yahudi untuk di tukarkan gandum. Gadai sebagai salah satu kategori dari perjanjian hutang piutang, dimana kreditur harus menggadaikan barang jaminannya kepada debitur. Islam merumuskan suatu sistem yang sama sekali berbeda dari sistemsistem lainnya. Hal ini diantaranya nampak pada sistem ekonomi Islam yang memiliki akar dari syariah yang menjadi sumber dan panduan dari setiap muslim dalam melaksanankan kegiatan ekonomi. Islam juga memiliki tujuantujuan syariah (al-maqashidu ash-syar’iyyah) serta petunjuk oprasional untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan-tujuan itu sendiri mengacu pada kepentingan manusia untuk mencapai kesejahtraan dan kehidupan yang lebih baik, juga memiliki nilai yang sangat penting bagi persaudaraan dan keadilan sosio-
1
Ma’ruf Amin, Mengatasi Masalah Dengan Penggadaian Syariah (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 12.
2
ekonomi, serta menuntut kepuasan yang seimbang antara kepuasan materi dan kepuasan rohani.2 Keberadaan
pegadaian
syariah
pada
awalnya
didorong
oleh
perkembangan dan keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Di samping itu juga dilandasi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap hadirnya sebuah pegadaian yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Minat masyarakat yang memanfaatkan jasa pegadaian syariah cukup besar. Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari barang yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yang memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan. Biaya itu dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman. Pada umumnya masyarakat tidak memahami pemasaran, mereka melihat pemasaran sebagai sebuah penjualan. Padahal pemasaran ini mempunyai arti lebih luas karena pemasaran adalah suatu proses yang teratur dan jelas untuk memikirkan dan merencanakan pasar. Proses pemasaran dapat diterapkan tidak sekedar pada barang dan jasa, tetapi juga pada segala sesuatu yang dapat dipasarkan seperti ide, kejadian, organisasi tempat dan kepribadian. Namun penting untuk ditekankan bentuk pemasaran tidak dimulai dengan suatu produk atau penawaran, tetapi dengan pencarian peluang pasar.3
2
Syahid Muhammad Baqir ash-Shadr, Keunggulan Ekonomi Islam, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2002), h. 163. 3 Hendra, dkk, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, (Jakarta: PT Prehanllindo, 1997). Jilid I, h. 18.
3
Sehubungan
dengan
berkembangnya
dunia
pemasaran
yang
menimbulkan makin tingginya tingkat persaingan antara perusahaanperusahaan di Indonesia, maka perusahaan-perusahaan tersebut semakin berusaha untuk memperkuat strategi pemasarannya. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang kondisi persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan harus dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkan. Seperti penulis ketahui pengetahuan masyarakat tentang keberadaan pegadaian syariah sudah cukup baik. Karena pegadaian syariah saat ini tidak bisa terbilang baru dan kantor cabang syariahnya pun sudah lumayan banyak, berdasarkan pengamatan di lapangan pertumbuhan pegadaian syariah menunjukan peningkatan yang pesat semenjak pertama kali didirikannya Pegadaian Syariah yang dioprasikan pada 04 januari 2003 di Unit Layanan Gadai Syariah Cabang Dewi Sartika, Jakarta Timur, hingga saat ini 2010 sudah banyak Pegadaian Syariah yang didirikan hanya dalam waktu 7 tahun. Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren sendiri berdiri pada tanggal 29 Agustus 2005 dan menjadi cabang Pegadaian Syariah yang ke empat.4 Berada dalam lingkup kordinasi kantor wilayah utama Jakarta bersama dengan 96 kantor cabang lainnya yang ada di Jabodetabek & Banten. Pondok Aren sendiri merupakan salah satu kecamatan di wilayah kabupaten Tangerang di provinsi Banten, yang mana di wilayah ini pun telah berdiri kantor-kantor cabang Pegadaian Konvensional. Pembentukan CPS di Pondok Aren ini berlandas atas hasil survey Perum Pegadaian, yang menitikberatkan pada 4
Wawancara dengan Reza Habibie selaku Pengelola Unit peninggilan anak cabang dari PERUM pondok Aren. Jakarta 15 April 2011.
4
pertimbangan bahwasanya kecamatan ini lebih memiliki psikoreligi yang kuat antar sesame muslim sebagai mayoritas penduduknya. Sehingga hal tersebut dinilai potensial untuk menghadirkan produk gadai syariah kepada masyarakat, yang dalam usahanya ternyata tidak mudah lantaran masih banyak presepsi sebagian masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap praktek gadai, dari itu komitmen CPS selalu berupaya untuk membuktikan praktik gadai yang syariah, modern, dan efektif. Sehingga penulis ingin mengetahui lebih dalam perkembangan yang terjadi di Pegadaian Syariah Pondok Aren dan strategi pemasaran seperti apa yang digunakan oleh Pegadaian syariah atas produk khususnya produk ArRum Gadai Syariah sehingga tumbuh menjadi pesat dan dapat menarik minat nasabah dalam menggunakan jasa tersebut. Dalam menarik minat nasabah memang tidak hanya dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang digunakan oleh pegadaian syariah. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya seperti kebutuhan nasabah yang mendesak yang memerlukan proses pencairan dana yang cepat, nasabah yang menginginkan transaksi gadai tanpa adanya unsur riba (bunga) di dalamnya, dan lain sebagainya. Karenanya dalam penilitian ini penulis akan menganalisa upaya pemasaran perusahan jasa dalam memberikan kemudahan bagi nasabah pegadaian yang ingin mendapatkan biaya untuk pembiayaan usahanya yakni berupa kredit Fidusia. Dimana penulis memberikan perhatian pada sektor perusahaan jasa yang diselenggarakan oleh Perum Pegadaian yang secara dominannya memiliki lingkup bisnis yang tergolong strategis, dikarenakan selain masih menjadi icon sentral dari usaha pegadaian nasional tentunya juga perusahaan ini telah sejak lama mampu melayani masyarakat dari tahun ke 5
tahun dalam hal bantuan pembiayaan konsumtif maupun produktif. Namun sisi terang yang masih belum banyak terjabarkan tetaplah menjadi konsentrasi penulis untuk menelaah usaha perusahaan ini dalam menjangkau persepsi para nasabahnya di setiap track record yang telah mereka capai tentunya akan sangat bermanfaat bagi dunia akademisi untuk lebih luas membuka wawasan secara inklusif apabila sektor bisnis ini ikut menjadi perhatian bersama. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis dengan amat tertarik untuk meneliti lebih gamblang mengenai “Strategi Pemasaran Produk Ar-Rum (Ar-rahn Untuk Usaha Mikro Kecil ) Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren-Tangerang Selatan Banten”.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Selanjutnya, sebagaimana telah disinggung dalam latar belakang masalah, dan untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini. Maka penelitian ini dibatasi pada : Strategi pemasaran yang diterapkan Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren terhadap produk Ar-Rum yang di milikinya dalam menarik minat nasabah.
2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi pokok permasalahannya adalah:
6
a. Bagaimana strategi pemasaran produk Ar-Rum (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil) Cabang Pegadaian Syariah-Pondok Aren Tangerang Selatan Banten. Untuk menarik minat para nasabah? b. Faktor- faktor apakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam memasarkan produk Ar-Rum CPS Pondok Aren?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut: Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan kasus penelitian, maka penulisan karya ilmiah dari penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh Pegadaian Syariah cabang Pondok Aren dalam melakukan pemasaran produk Ar-Rum yang dimilikinya. 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat produk Ar-Rum CPS Pondok Aren dalam menarik minat nasabahnya.
Adapun manfaatnya dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Segi akademis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dan sebagai bahan rujukan tambahan referensi atau perbandingan penelitian selanjutnya bagi bidang studi manajemen dakwah mengenai strategi Pegadaian Syariah dalam memasarkan produk-produknya.
7
2. Segi praktis Untuk mengembangkan wawasan baru di bidang manajemen Dakwah. Semoga penelitian ini dapat memberi kontribusi yang besar kepada pihak-pihak yang terkait yang membutuhkan informasi mengenai pemasaran secara lebih akurat, khususnya mengenai langkah dan upaya mengenai Pegadaian Syariah. 3. Rekomendasi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi lembaga Pegadaian khususnya Perum Pegadaian Syariah dalam melakukan strategi pemasaran. Dan dapat dijadikan pilihan untuk masyarakat jika butuh biaya untuk keperluan yang mendadak baik untuk keperluan seharihari maupun untuk modal usaha masyarakat bisa datang ke PegadaianPegadaian Syariah terdekat.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriftif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan atau sifat seperti apa adanya. Jadi penelitian dilaksanakan untuk memastikan atau menggambarkan ciri-ciri atau karakteristik dari obyek yang diteliti.
8
2. Teknik Pengumpulan Data Dalam melaksanakan metode penelitian di atas maka penulis menggunakan tehnik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: Adapun tekhnik pengumpulan data menggunakan metode yang bersumber kepada penelitian lapangan dengan menggunakan: a. Studi Lapangan (field research) Yakni studi yang penulis lakukan dengan cara mendatangi tempat penelitian yang dituju, dalam hal ini bertujuan guna mendapatkan sumber data primer yang meliputi; 1) Interview, yaitu salah satu cara untuk memperoleh data melalui informasi yang didengarnya oleh panca indra pendengaran, yang sebelumya
ditanyakan
terlebih
dahulu
kepada
responden.5
Pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada pemimpin
perusahaan
tentang
strategi
pemasaran
produk
pegadaian syariah. 2) Observasi, yaitu pengamatan secara sistematis dan analisa yang memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah laku sosial, sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan yang lainnya menjadi jelas.6Observasi dilakukan sebanyak lima kali yakni dengan mendatangi langsung kantor cabang Pegadaian terhitung dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011.
5
Nurul Hidayati, Metode Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif, (UIN Jakarta Press, 2006), cet. Ket-1, h. 39. 6 E.C. Wragg, An Introduction to classroom observation, Routledge, London, 1994.
9
3) Dokumentasi, yakni dengan mencari data berupa buku, catatan, arsip, dan sebagainya yang berkaitan dengan perusahaan dan produknya, terutama mengenai proses ataupun rapat-rapat kerja manajemen yang sangat dibutuhkan sebagai pendukung hasil wawancara. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakan merupakan suatu usaha dalam memperoleh data sekunder, hal ini penting dalam menunjang teori-teori dan datadata dalam rangka memperkuat argumentasi. Yang selanjutnya studi kepustakaan yang dilakukan ialah dengan cara membaca buku-buku teori maupun lembaran kajian ilmiah yang menjadi sumber-sumber rujukan yang bersifat ilmiah dan tentunya terdapat relevansi terhadap masalah-masalah yang sedang diteliti.
3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren Kabupaten Tangerang dalam jangka waktu yakni berawal di bulan Maret sampai pada bulan Mei 2011. Alasannya karena tempat tersebut merupakan sumber data yang utama mengenai “Strategi Pemasaran Produk Ar-Rum (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil) Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren-Tangerang Selatan Banten “.
10
4. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini adalah Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren yang didalamnya terdapat pengurus atau pengelola, staff dan karyawan yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini. b. Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah strategi pemasaran produk Ar-Rum Penggadaian Syariah, serta kendala apa saja yang dihadapi CPS Pondok Aren dalam memasarkan produknya
5. Data dan Sumber Data Data merupakan keterangan-keterangan berupa angka, huruf, gambar, maupun suara yang diamati tentang suatu hal dan dapat disimpan dalam bentuk berkas7. Berikut ini mengenai data dan sumber data yang dibutuhkan: a. Data Perusahaan, merupakan data yang terdiri atas deskripsi maupun latar sejarah berdirinya dan keberadaan perusahaannya. Visi dan misi, tujuan, strukturisasi serta data yang lengkap dalam menjelaskan produk-produk yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah, yakni ArRahn dan Ar-Rum (data ini akan dihimpun dari hasil dokumentasi dan wawancara). 7
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 19.
11
b. Data Kajian, yakni deskripsi mengenai strategi pemasaran yang dilaksanakan oleh Pegadaian Syariah cabang Pondok aren yang meliputi segmentasi, targeting, positioning serta berbagai analisa pemasaran yang mendukung lainnya seperti analisis SWOT dan marketing mix meliputi Produk, Promo, Harga, dan Tempat. (data ini akan diperoleh melalui tehknik dokumentasi, wawancara dan observasi di lapangan penelitian. c. Sumber Data, dalam penelitian ialah subjek dari mana data itu sendiri dapat diperoleh8. Berkaitan dengan metode penelitian yang digunakan, maka sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari para responden penelitian, yaitu mereka yang merespon dengan menjawab pertanyaan yang diajukan dalam penelitian, baik lisan maupun tertulis serta dapat pula dalam bentuk catatan, buku, transkrip, makalah, agenda ataupun pedoman penunjang lainnya. Kemudian sumber data sekunder dalam penelitian ini ialah berupa keterangan ataupun pendapat yang diperoleh dari seseorang yang dibenarkan ucapan maupun gagasannya secara ilmiah terhadap objek permasalahannya dalam penelitian ini.
E. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian ini penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk plagiat, diantaranya: 8
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian; Sebuah Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta), h. 107.
12
1. Muhammad Zakaria Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jurusan Manajemen Dakwah Peneliti Tahun 2008 Judul penelitiannya adalah: “Strategi Pemasaran; Customer delivered Value” cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren dalam membangun kepuasan nasabah. Penelitian ini menelaah pelayanan nasabah CPS Pondok Aren ke dalam beberapa pendekatan antara lain; analisis strategi CPS terhadap bauran pemasaran (Marketing Mix), analisis Service quality dalam rangka menelaah sejauh mana persoalan CPS dalam mengimplementasikan pelayanan kepada nasabah, di tambah analisis SWOT dalam rangka menelaah lingkungan internal dan eksternal CPS yang memiliki peran besar terhadap pergerakan usahannya. 2. Siti Humairoh Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jurusan Manajemen Dakwah Peneliti Tahun 2010 Judul Penelitiannya adalah “Strategi pemasaran pembiayaan mudhorobah pada Bank BRI Syariah, yang berisis tentang strategi yang berisi tentang pemasaran produk Bank Syariah BRI Syariah cabang Jatinegara yang mengembangkan sistem perbankan menurut ajaran Islam guna melayani masyarakat muslim. Dengan memahami studi yang telah terdahulu maka penulis lebih menjelaskan pada masalah “Strategi Pemasaran Produk Ar-Rum Pegadaian Syariah Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren.
13
F. Sistematika Penulisan Sebagai karya tulis ilmiah, skripsi ini disusun dalam lima bab dan dalam rangka mempermudah tahap demi tahap pembatasan dalam penulisan karya ilmiah ini.
BAB I:
PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II:
LANDASAN TEORI Berisikan tinjauan umum tentang Pegadaian Syariah, yang didalamnya menguraikan pengertian gadai syariah, landasan hukum gadai syariah, rukun gadai syariah, syarat gadai syariah, persamaan dan perbedaan antara gadai syariah dan konvensional. Dan jga strategi pemasaran yang membahas tentang pengertian strategi pemasaran, fungsi dan tujuan strategi pemasaran, segmenting, targeting, positioning, bauran pemasaran (Marketing Mix), dan yang terakhir strategi pemasaran yang ampuh dalam menarik minat nasabah.
BAB III :
GAMBARAN UMUM TENTANG PEGADAIAN SYARIAH Berisikan gambaran umum mengenai sejarah pegadaian syariah sedangkan dalam profilnya akan dijelaskan mengenai sejarah, 14
visi dan misi, tugas, tujuan dan fungsi Pegadaian Syariah, beserta profil manajerial Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren beserta layanan produknya.
BAB IV:
TEMUAN DAN ANALISIS DATA Berisikan tentang tinjauan umum tentang bagaimana secara teoritis pemasaran yang ampuh dalam menarik minat nasabah, bagaimana strategi pemasaran produk Ar-Rum di unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren dan sejauh mana strategi pemasaran produk Gadai Syariah mampu menarik minat nasabah di unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren ditambah dengan perkembangan CPS Pondok Aren melalui pendekatan SWOT.
BAB V:
PENUTUP Memberikan kesimpulan dari penelitian ini dan ditambah dengan saran-saran pendukung sebagai pandangan alternatif yang bisa dipertimbangkan.
15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang: siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.9 Istilah strategi berasal dari kata yunani, strategeta (stratus = militer,, dan ag= memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral.10 Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai rencana untuk pembagi dan pengguna kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.11 Sondang Siagian menyebutkan bahwa, “strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai tuntutan perubahan lingkungan”.12
9
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Armani, 1996), h.462. 10 www. Strategi pemasaran.com 11 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Press, 2001), cet Ke 5, h.3 12 Sondang Siagian, Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet. Kedua, h. 17.
16
Strategi menurut Steiner dan Miner, “Strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan meningkatkan kekuatan
eksternal
dan
internal,
perumusan
kebijakan
dan
implementasinya secara cepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.13 Stategi adalah komprehensip atau orientasi tindakan jangka pengalokasian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan. Strategi ini menunjukan
arah
tujuan
jangka
panjang
organisasi
dan
cara
penyampaiannya serta cara pengalokasian sumber daya. Atau lebih singkatnya strategi adalah rencana jangka panjang suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.14 Pemasaran adalah suatu system kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada pembeli.15 Wiliam J. Stanton mendefinisikan pemasaran dalam dua pengertian dasar yaitu:16
13
George Steiner dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga,tt), h.70. Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar pemasaran, (Jakarta: PT. INDEKS, 2003) Edisi Kesembilan jilid I, h. 6. 15 Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1990) cet. Pertama, h.5. 16 Wiliam J. Stanton, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1994), h.34. 14
17
a. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia. b. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah system dari kegiatan bisnis yang
dirancang
untuk
merencanakan,
memberi
harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar. Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Di dalamnya terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk-produk (barangbarang, layanan, dan ide), value atau nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan pasar dan para pemasar, serta prospek.17 Menurut Kotler, dasar pemikiran pemasaran bermula dari kebutuhan
dan
keinginan
manusia.
Kebutuhan
manusia
adalah
ketidakadaaan beberapa kepuasan dasar. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.18
17
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h.7. Ibid., h. 7-8.
18
18
Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang fisik, jasa, dan gagasan. Konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing.19 Jadi, pemasaran adalah suatu kegiatan ekonomi antara suatu pihak lain yang didalamnya terjadi proses penciptaan, penawaran, dan pertukaran suatu produk demi memenuhi kebutuhan dan keinginanya. M. Syakir sula mendefinisikan pemasaran syariah sebagi sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.20 Syakir mengungkapkan definisi itu dengan merujuk pada definisi yang disepakati pakar marketing dunia. Kemudian mendasarkan pada kaidah fiqh dalam Islam, yaitu:21
19
Philip Kotler, Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1994) Jilid I h.2. Hermawan dan M. Syakir, Syariah Marketing, h. 26-27. 21 A. Dzajuli dan Nurul Aen, Ushul Fiqh Metodologi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h. 53. 20
19
Artinya: “Kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis (syarat-syarat) yang mereka buat, kecuali kesepakatan (syarat) yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.
Artinya: ”Pada dasarnya semua bentuk muamal;ah (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkanya”. Sehingga menurut Syakir, kata kunci dalam definisi pemasaran syariah adalah bahwa dalam seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamlah dalam Islam. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah tidak akan terjadi, maka bentuk transaksi apapun dalam bisnis dibolehkan dalam syariat Islam. Karena itu Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan yang zalim dalam bisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan nilai dalam pemasaran.22 Jika penulis menengok literature asing makna yang terkandung pada konsep strategi dalam bahasa Inggris. Kebanyakan para penulis memaknai konsep tersebut dengan pernyataan yang agak meluas. Chang and Cam po (1980) melihat marketing strategy sebagai suatu isu sentral dan kruasial dalam fungsi pemasaran.23 Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasaran yang dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya.
22 23
Hermawan Karta Jaya dan M. Syakir Sula, , Syariah Marketing, h.27. www.starategi pemasaran.com
20
Dari beberapa pengertian strategi pemasaran yang dikemukakan oleh para penulis di atas, didapati gambaran bahwa strategi pemasaran pada hakikatnya merupakan serangkaian upaya yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Untuk kepentingan penulis dalam merancang strategi pemasaran, penulis akan berpijak pada pengertian strategi pemasaran yang disampaikan oleh Wiliam Zakmund dan Michael D’amico.24 Strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan dengan harapan bahwa unit bisnis akan mencapai sasaran pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesifik untuk pasar sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran.25 Atau dengan kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses penciptaan, penawaran, perubahan nilai, dan pertukaran produk antara suatu pihak dengan pihak yang lainnya.
2. Fungsi dan Tujuan Strategi Pemasaran Fungsi dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah perusahaan yaitu:26 a. Menetapkan basis konsumen secara strategis, rasional dan lengkap dengan informasinya. 24
www.strategi pemasaran.com Kotler dan Amrstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h.54. 26 Puji Winah Jurini, Kristiantini, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, (Departemen Pendidikan Nasional, 2003). 25
21
b. Mengidentifikasikan kebutuhan yang sekarang dan yang akan datang dari konsumen dan calon konsumen. c. Menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen
dengan
tepat
dan
menguntungkan,
serta
mampu
membedakan perusahaan dan pesaing. d. Mengkomunikasikan dan mengantarkan produk tersebut kepada pasar sasaran. e. Memimpin seluruh personel bidang pemasaran untuk menjadi sekumpulan tenaga kerja yang disiplin, potensial, berpengalaman, berdedikasi pada perusahaan dalam mencapai tujuan. Adapun tujuan dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah perusahaan adalah sebagai berikut: a. Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan yang dijalankan oleh sebuah perusahaan. b. Sebagaimana untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang berubah di masa mendatang. c. Membantu perusahaan dalam hal peningkatan kegiatan usaha memberikan kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan dan pemasaran dari sebuah perusahaan.27
3. Segmentasi, Targeting dan Positioning a. Segmentasi Pasar (Segmenting) Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah 27
Fandy Tjiptono, Strategi Permasaran, (Yogyakarta, Andi Press, 2001), Cet. Ke-5, h. 6.
22
laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.28 Dalam praktinya segmentasi pasar terdiri dari segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variable tertentu, namun pada dasarnya variable yang digunakan tidak jauh berbeda. Variable utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi pasar konsumen adalah:29 Segmentasi Geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik atau membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik atau membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti Negara, regional, kota, kabupaten, kecamatan, atau lainnya. Segmentasi Demografik, yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti, umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaan. Segmentasi Psikografik, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, atau kepribadian. Segmentasi tingkah laku, yaitu mengelompokan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi manfaat, yaitu membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang dicari konsumen dari produk.
28 29
Ibid., h. 235. Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 115-156.
23
Sedangkan variabel untuk melakukan segmentasi pasar industri adalah:30 Segmentasi berdasarkan demografik yaitu: jenis industri, ukuran perusahaan, lokasi perusahaan, dan lainnya. Karakteristik pengoprasian yaitu: teknologi yang difokuskan, gaya hidup, status pengguna, kepribadian, atau lainnya. Pendekatan pembeli, yaitu: sifat hubungan yang ada, criteria pembeli, atau lainnya. Karakteristik personal Industry, yaitu: kesamaan pembeli, kesetiaan, sikap terhadap resiko, atau lainnya. Faktor situisional, seperti: urgensi, besarnya pesanan, atau lainnya. Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena didalam
suatu
pasar
terdapat
banyak
pembeli
yang berbeda
kebutuhannya dan keinginannya. Jadi, segmentasi pasar pada perusahaan dibuat bertujuan untuk dapat mengungkap peluang segmen pasar sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui segmern pasar mana yang paling efektif. b. Menentukan Sasaran Pasar (targeting) Setelah perusahaan selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar. Menentukan sasaran pasar, artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran
30
Ibid., h. 116-117.
24
dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan.31 Kegiatan menetapkan pasar sasaran adalah:32Pertama, evaluasi Segmen Pasar, meliputi: ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap segmen. Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitbilitas. Kurang menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif. Perhatikan juga nacaman untuk pinjaman seperti bank, kantor pos dan giro, leasing atau money changer. Sasaran dan sumber daya perusahaan dengan memperhatikan energy yang dimiliki perusahaan yaitu ketersediaan sumber daya manusia termasuk keterampilan yang dimilikinya. Kedua, memilih segmen. Memilih segmen adalah menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan. Kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan segmen dapat dilakukan denngan cara membagi pemasaran menjadi:33 Pemasaran tanpa pembedaan, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen. Biasanya untuk produk misalnya seperti untuk tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan, maupun wilayah. Keuntungan pemasaran tanpa pembedaan adalah hemat biaya. 31
Kasmir, Pemasaran Bank,. h.118-119. Kasmir, Pemasaran Bank,.h. 119. 33 Ibid., .h. 119. 32
25
Pemasaran dengan pembedaan, strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan merancang barang yang berbeda untuk masing-masing segmen. Contohnya procter dan Gamble memperoleh bangsa pasar total yang lebih
tinggi
dengan
sebelas
merk
deterjen
pencuci
pakaian
dibandingkan dengan hanya satu merk deterjen saja. Strategi ini jelas memerlukan biaya yang lebih tinggi.34 Pemasaran terkonsentrasi, strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mencari pangsa pasar besar dalam satu atau beberapa sub pasar. Pemasaran terkonsentrasi, khusus untuk sumber daya manusia yang terbatas. Menentukan sasaran pasar dilakukan dengan cara mengevaluasi segmen pasar, setelah dievaluasi kemudian langkah selanjutnya yaitu memilih segmen pasar berdasarkan apakah pemasaran perusahaan tersebut cocok dengan pemasaran tanpa pembeda, pemasaran dengan pembeda, atau pemasaran terkonsentrasi. c. Menentukan Posisi Pasar (Positioning) Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa diposisiskan pada posisi yang diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan
34
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 252.
26
dimasuki dengan cara menentukan dimana posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.35 Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar perlu dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang diharapkan optimal. Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi sebagai berikut: Pertama, Identifikasi Keunggulan Kompetitif. Didalam suatu produk terdapat berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan produk pesaing. Tujuan manajemen mengidentifikasikan keunggulanm tersebut sebanyak dan selengkap mungkin. Identifikasi keunggulan kompetitif yang mungkin memberikan cara mengadakan perbedaan, yaitu: 1) Diferensiasi Produk Sebuah perusahaan dapat mendiferensiasikan produk secara fisik. Contohnya, beberapa perusahaan menawarkan produk dengan standar tinggi yang hanya memungkinkan sedikit variasi.36 2) Diferensiasi Jasa Beberapa perusahaan memperoleh keunggulan bersaing lewat penyerahan yang cepat, nyaman, dan cermat. Contohnya, Bank One telah membuka cabang di toserba dengan pelayanan lengkap untuk menyediakan lokasi yang mudah dijangkau di hari Sabtu, Minggu, dan di sore hari pada hari kerja.37
35
Kasmir, Pemasaran Bank, h.121. Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran., h. 256. 37 Ibid., h. 256. 36
27
3) Diferensiasi personil Perusahaan dapat meraih keunggulan yang sangat bersaing lewat memperkerjakan dan melatih orang yang lebih baik ketimbang yang bekerja di perusahaan pesaing. Contohnya, Singapore Airlines menikmati reputasi luar biasa karena keramahan pramugari dan pramugara.38 4) Diferensiasi Citra Ketika pesaing menawarkan bentuk yang serupa, pembeli mungkin menganggap berbeda berdasarkan pada citra perusahaan atau merek. Contohnya, lengkung emas Mc. Donals.39 Kedua, Memilih keunggulan Kompetitif yang Tepat. Setelah diidentifikasikan keunggulan-keunggulan yang kompetitif, lalu langkah selanjutnya adalah dipilih yang paling memberikan keunggulan yang paling banyak. Pertimbangan pemilihan keunggulan kompetitif adalah berapa banyak perbedaan yang dipromosikan. Banyak pemasar berpendapat bahwa perusahaan harus secara agresif mempromosikan hanya satu manfaat kepada pasar sasaran. Tokoh periklanan Rosser Reeves,
misalnya,
mengatakan
jika
sebuah
perusahaan
harus
mengembangkan Unique selling Proposition (USP, proposisi penjualan yang unik) untuk setiap merek dan tetap berpegang pada proposisi itu.
38 39
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran., h. 257. Ibid. ,h. 257-258.
28
Setiap merek harus mengambil satu atribut dan menyatakan dirinya sebagai “nomor satu” pada atribut tersebut.40 Kemudian perbedaan mana yang dipromosikan. Tidak semua pembedaan merk itu berarti atau cukup bernilai. Tidak setiap perbedaan dapat menjadi pembeda yang baik. Setiap perbedaan mempunyai potensi untuk menimbulkan biaya bagi perusahaan dan manfaat bagi pelanggan. Suatu perbedaan itu bernilai jika memenuhi kriteria sebagai berikut ini: 1) Penting: Perbedaan memberikan suatu manfaat yang sangat bernilai bagi pembeli sasaran. 2) Khas: Perusahaan dapat menawarkan dengan cara yang khas. 3) Terjangkau harganya: Pembeli dapat membayar perbedaan itu. 4) Dapat dikomunikasikan: Perbedaan itu dapat dikonikasikan dan dapat dilihat oleh pembeli.41 Ketiga mewujudkan dan Mengkomunikasikan posisi yang di pilih. Posisi pasar yang telah di pilih sebaiknya diwujudkan, kemudian dikomunikasikan ke berbagai pihak yang membutuhkan termasuk pihak intern perusahaan.42 Dalam menentukan posisi pasar, produk atau jasa suatu perusahaan ditempatkan pada posisi yang banyak diinginkan oleh nasabah. Dalam menentukan posisi pasar mengidentifikasi keunggulan produk yang dimiliki merupakan langkah awal dalam menentukan 40
Ibid., h. 258. Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran.,h. 259. 42 Kasmir, Pemasaran Bank.,h. 123. 41
29
posisi pasar dengan menggunakan diferensiasi produk, jasa, personil, atau citra. Langkah selanjutnya adalah memilih keunggulan kompetitif yang tepat dengan pertimbangan berapa banyak perbedaan yang dipromosikan atau perbedaan mana yang dipromosikan. Dan langkah terakhir dalam penentuan posisi pasar adalah mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang di pilih.
4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakn marketing mix (bauran pemasaran). Marketing mix adalah deskripsi dari suatu kumpulan alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan.43 Kotler dan Armstrong mendefinisikan bauran pemasarn sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok variable yang di kenal sebagai “empat P”: product, Price, Place, dan promotion (produk, harga, distribusi, promosi).44 Empat P dalam marketing mix yaitu: a. Produk (product) Menurut Philip Kotler “produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk 43
Firdaus NH dkk, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h.
44
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 48.
22.
30
digunakan, atau untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.”45 Dalam definisi secara luas produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentukbentuk tadi. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki konsumen. Produk biasanya digunakan untuk dikonsumsi baik untuk kebutuhan rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan sesuatu sebagai balas jasanya. Dalam perspektif syariah produksi merupakan sesuatu yang sangat penting. Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan Al-Qur’an diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia. Islam juga mengajarkan untuk memeperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang jual-beli suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembeli. Pasalnya di sini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu pihak. 45
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), jilid I ed. Ke-8 h. 346.
31
Selain keberadaan suatu produk, Islam juga memerintahkan untuk memeperhatikan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian.46 Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak selalu mendapat respon yang positif. Bahkan cenderung mengalami kegagalan jauh lebih besar dibandingkan keberhasilannya. Untuk mengantisipasi agar produk yang diluncurkan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peluncuran produk diperlukan strategi-strategi tertentu. Khusus dengan yang berkaitan dengan produk, strategi ini penulis kenal dengaan nama strategi produk.47 Dalam
strategi
produk
yang
harus
dilakukan
untuk
mengembangkan suatu produk adalah: a) Penentuan logo dan moto. Logo merupakan ciri khas suatu perusahaan sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata yang berisi visi dan misi. b) Menciptakan merk. Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap jasa harus memilki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat. c) Menciptakan kemasan. Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam hal ini kemasan lebih diartikan sebagai pemberian pelayanan atau jasa kepada para nasabah.48
46
Firdaus NH dkk, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah., h. 23. Kasmir, Pemasaran Bank, h. 141. 48 Ibid., h. 141-143. 47
32
Dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat produk apa yang lebih dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh banyak nasabah. Selain itu kualitas dan keberadaan produk juga harus diperhatikan sehingga tidak berpotensi terjadi penipuan. b. Harga (price) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk.49Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran. Dan pertemuan antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung secara sukarela. Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan dizalimi. Dalam praktik fiqh muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti bahwa
dalam
praktik
fiqh
muamalah
harga
mestinya
harus
proposional.50 Tujuan penentuan harga secara umum adalah: pertama, Untuk Bertahan Hidup. Artinya, dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi. Dalam hal ini perusahaan menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku dipasaran.
49 50
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 48. Firdaus, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, h. 24-25.
33
Kedua, Untuk Memaksimalkan laba. Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi. Ketiga, Untuk Memperbesar market Share. Penentuan harga ini dengan harga yang labih murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan. Keempat, Mutu produk. Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin. Kelima, Karena Pesaing. Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing.51 Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah strategi kedua pada
bauran
pemasaran.
Dimana
perusahaan
sebisa
mungkin
menawarkan harga yang terendah sehingga lebih banyak menarik minat nasabah. Tetapi dalam Islam harga haruslah proposional tidak boleh terlalu tinggi tidak boleh juga terlalu rendah. c. Distribusi (Place) Dalam sektor jasa, distribusi didefinisikan sebagai setiap sarana yang meningkatkan keberadaan atau kenikmatan suatu jasa yang menambah penggunaannya atau pendapatan dari penggunaannya, baik 51
Kasmir, Pemasaran Bank,h. 153-154.
34
dengan mempertahankan pemakai yang ada, meningkatkan nilai kegunaan diantara pemakai yang ada ataupun menarik pemakai yang baru.52Sarana-sarana tersebut dapat berupa kantor pusat, kantor cabang,, dan lain-lain yang dapat memudahkan nasabah untuk memperoleh manfaat dari jasa perusahaan tersebut. Distribusi termasuk aktifitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap perusahaan haruslah memiliki pandangan saluran distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Dalam kegiatan distribusinya perusahaan dapat memperhatikan, pertama, kantor pusat pemasaran, yaitu departemen ekspornya atau divisi yang membuat keputusan mengenai saluran distribusi dan elemen-elemen bauran pemasaran lainnya. Kedua, mengenai jenis-jenis perantaranya, yaitu agen, perusahaan perdagangan dalam hal ini adalah kantor cabang yang mudah dijangkau oleh masyarakat dapat mempermudah pendistribusian produk yang ditawarkan kepada nasabah.53
52
Murti Sumarini, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997), h. 269. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993), vol.II ed. Ke-7, h. 181. 53
35
d. Promosi (Promotion) Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang terakhir. Promosi berarti aktifitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.54 Kegiatan ini setiap perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Dalam Islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja dalam berpromosi tersebut mengedepankan factor kejujuran dan menjauhi penipuan. Disamping itu, metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah Islam.55 Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu:56 Pertama, Periklanan (Advertising). Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, koran, majalah, televisi, atau radio. Kedua, Publisitas (Publicity). Merupakan promosi yang dilakukan untuk menningkatkan citra perusahaan di depan para calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial. Ketiga, Penjualan Pribadi. Merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah. 54
Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, h. 49. Firdaus, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, h. 27. 56 Kasmir, Pemasaran Bank, h. 176-177. 55
36
Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran dan menjauhi unsur penipuan.
5. Strategi Pemasaran Dalam Menarik Minat Nasabah Pemasaran yang ampuh itu adalah pemasaran yang mampu meningkatkan:57 a. Jumlah nasabah b. Loyalitas nasabah c. Menaikkan nilai penjualan d. Perusahaan akan semakin besar dan memiliki banyak cabang Pendapat diatas didasari dengan bermacam-macam cara: Cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan media melalui jasa pelaporan nasional-majalah, Koran, iklan, radio, televise, yellow pages, dan Internet. Dan juga melalui media yang tidak di monitor, seperti surat langsung, pameran perdagangan, iklan kerja sama, brosur, kupon, catalog, dan acara-acara khusus.58
57 58
www.Strategi pemasaran.com Charles W. Lamb, Jr, dkk. Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001),. H. 214.
37
Jenis-jenis media periklanan yang digunakan pemasang iklan dalam komunikasi masa. Berikut adalah enam media periklanan besar/ media periklanan utama:59 a. Majalah, karena majalah lebih sering ditargetkan pada pelanggan khusus dan dengan demikian meraih lebih banyak pelanggan potensial. Satu keunggulan dari iklan majalah adalah selektivitas pasarnya. Majalah dipublikasikan untuk setiap segmen pasar sebenarnya, misalnya Working Mother mentargetkan satu dari segmen konsumen yang pertumbuhannya tercepat; marketing News merupakan majalah perdagangan untuk pemasar professional, dll. b. Radio, mempunyai beberapa kekuatan sebagai media periklanan. Para pendengar radio cenderung mendengar karena kebiasaan dan waktunya dapat diperkirakan, dengan waktu mendengar radio yang paling popular adalah selama “ waktu berkendaraan”, ketika orang yang setiap hari berangkat pulang pergi bekerja membentuk suatu pendengar tetap yang sangat banyak. c. Televisi, karena televisi adalah media audiovisual, ini memberikan para pemasang iklan dengan banyak kesempatan kreatif. Penyiaran televisi termasuk jaringan televisi, stasiun independen, televisi kabel, dan pendatang yang relative baru, televise satelit siaran langsung. d. Media Luar ruang atau iklan di luar rumah merupakan iklan yang fleksibel, media yang murah dengan bentuk yang beragam. Misalnya
59
Ibid., h. 216-220.
38
meliputi papan reklame, tulisan asap, balon udara raksasa, papan reklame kecil di mall dan di halte bus, tanda di arena olah raga, lampu bergerak di terminal bis atau bahkan menara air. Oleh karena itu, biasanya terbatas dalam mempromosikan produk sehari-hari dan produk shopping selektif seperti rokok, jasa bisnis, dan otomotif. e. Internet dan World Wide Web dan Internet tidak disangkal lagi mengguncang dunia iklan. Bentuk baru dari periklanan Web adalah mulai untuk melebihi logo suatu perusahaan statis dan pesan dalam suatu ikaln banner. Menggunakan teknologi baru seperti Shockwave dan Java, pemasang iklan mengembangkan iklan Web yang menggabungkan keinteraktifan elektronik, suara, dan animasi. Dari teori di atas dan skripsi yang ada, terlihat bahwa strategi yang ampuh dalam menarik minat nasabah adalah melalui:60 a. Media iklan televisi b. Media iklan surat kabar c. Media ikaln majalah d. Media iklan radio e. Media iklan papan reklame f. Media iklan spanduk Ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Nasir Ibrahim terhadap PT. Aqua Golden Mississippi, hasil yang dilakukan 126 responden di kota Palembang. Media ini sangat berpengaruh signifikan 60
M. Nasir Ibrahim. Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang. (www.strategi ampuh).
39
terhadap keputusan konsumen dalam membeli air minum dalam kemasan merek Aqua yang dinyatakan oleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,525 atau 52,5 %. Sedangkan sisanya sebesar 47,5 % dipengaruhi oleh factor lain.61 Terlihat bahwa media yang paling berpengaruh, yaitu media iklan televisi, iklan majalah, dan iklan spanduk. Namun yang paling dominan berpengaruh dan signifikan adalah media iklan televisi. Karena orang atau konsumen bisa melihat gambar dan suara iklan dari televisi.
B. Gadai Syariah 1. Pengertian Gadai Syariah (rahn) Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn dalam bahasa Arab adalah ats-tsubuh wa ad-dawam,yang berarti “tetap” dan “kekal”, seperti dalam kalimat maun rahin, yang berarti air yang tenang62 Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
61
M. Nasir Ibrahim. Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambialn Keputusan Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang. (www.strategi ampuh). 62 Abi Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Mughny Muhtaj, (Mesir:Musthafa Babi Al-Halabi, 1957), jilid 2, h. 121.
40
sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa Rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.63 Pegadaian menurut pasal 1150 Penulisb Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi: “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak, yaitu barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang mempunyai utang. Karena itu, makna gadai (Rahn) dalam bahasa hukum perundang-undangan disebut sebagai barang jaminan, agunan dan rungguhan.64 Sedangkan menurut Ahmad Azhar Basyir Rahn adalah menahan sesuatu barang sebagai tanggungan utang, atau menjadikan sesuatu benda bernilai menurut paandangan syara’ sebagai tanggungan marhun bih, sehingga dengan adanya tanggungan utang itu seluruh atau sebagian utang dapat diterima.65 Jadi, kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan pemilik, baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya. Pegadaian syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syariah, untuk solusi pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan. 63
Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Beirut. Darul-Penulisb al-aribi, 1987). Cet ke-8, vol III h.
169. 64
Penulis Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). Penerjemah R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1976), Cet vIII, Ps. 1150. 65 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam tentang Riba, Utang-Piutang Gadai, (Bandung: Al-Maarif, 1083), h. 50.
41
2. Landasan Hukum Gadai Syariah (Rahn) Pada dasarnya, gadai adalah salah satu akad yang diperbolehkan dalam Islam. Adapun dalil-dalil yang menjadi landasan diperbolehkannya gadai adalah: a. Firman Allah SWT :
ﻗﻠﻰ ﻗﻠﻰ
“Jika kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang tepat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang menghutangkan), tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat (utangnya) dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah Swt.” Ayat tersebut menyebutkan secara eksplisit menyebutkan “barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang menguntungkan)”. Dalam dunia financial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan (collateral) atau objek pegadaian. b. Al- Hadits
(
)
“Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullahh SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR. Bukhari). Dari hadits di atas dapat dipahami, bahwa bermuamalah dibenarkan juga bila dilakukan dengan orang yang non muslim dan juga
42
harus memiliki barang jaminan, agar tidak ada kekhawatiran bagi yang memberikan pinjaman atau hutang. c. Ijma’ Ulama Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal dimaksud, berdasarkan pada kisah Nabi Muhammad saw., yang menggadaikan baju besinya untuk mendapatkan makanan dari seorang Yahudi. Para ulama juga mengambil indikasi dari contoh Nabi Muhammad saw. Tersebut, ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang yahudi, bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap Nabi Muhammad saw. Yang tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti maupun harga yang diberikan oleh nabi Muhammad saw. kepada mereka.66
3. Rukun Gadai Syariah / Rahn Rukun rahn antara lain adalah: a. Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian. Aqid terdiri dari dua pihak yaitu: pertama, rahin (yang menggadaikan), yaitu orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang akan digadaikan. Kedua, Murtahin (yang menerima gadai) yaitu orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh Rahn untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang (gadai).
66
Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islam Wa Adillatuhu, (Beirut: Dar Al-Fikr, 2002), juz VI, Cet. 4, h. 4210.
43
b. Shigat Adalah ucapan berupa ijab dan qabul c. Marhun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun d. Marhun (barang yang digadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan mendapatkan uang.
4. Syarat Gadai Syariah a. Shigat, syarat shigat adalah shigat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan dengan masa yang akan datang. Misalnya, rahin mensyaratkan apabila tenggang waktu marhun bih habis dan marhun bih belum terbayar, maka rahn dapat diperpanjang satu bulan. Kecuali jika syarat tersebut mendukung kelancaran akad maka diperbolehkan seperti pihak murtahin minta agar akad itu disaksikan oleh dua orang. b. Orang yang berakad. Baik rahin maupun marhun harus cakap dalam melakukan tindakan hukum, baligh dan berakal sehat, serta mampu melakukan akad. Bahkan menurut ulama Hanafiyyah, anak kecil yang mumayyiz dapat melakukan akad, karena ia dapat membedakan yang baik dan yang buruk. c. Marhun bih 1. Harus merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin; 2. Merupakan barang yang dapat dimanfaatkan, jika tidak dapat dimanfaatkan, maka tidak sah. 3. Barang tersebut dapat dihitung jumlahnya.
44
d. Marhun 1. Harus berupa harta yang dapat dijual dan nilainya seimbang dengan marhun bih. 2. Marhun harus mempunyai nilai dan dapat dimanfaatkan. 3. Harus jelas dan spesifik. 4. Marhun itu secara sah dimiliki oleh rahin. 5. Merupakan harta yang utuh, tidak bertebaran dalam beberapa tempat.67 5. Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah dan Gadai Konvensional Apabila membandingkan produk gadai syariah versi Bank Syariah Mandiri dengan pegadaian konvensional, maka pegadaian syariah dapat menjadi alternatif bagi orang yang membutuhkan dana murah, cepat, dan sesuai hukum Islam. Biaya gadai dimaksud, hanya 4% selama dua tahun, jauh lebih kecil dari bunga di Perum Pegadaian yang mencapai 14% per empat bulan. Keabsahan prinsip syariahnya dapat dilihat pada keputusan fatwa Dewan Syariah Nasional majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Ijarah dan fatwa lainnya yang berkaitan gadai.68 1. Jasa Gadai Syariah Pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan gadai syariah. Gadai syariah dimaksud, dalam istilah bahasa 67
Amin Ma’ruf. 2005. Mengatasi Masalah Dengan Penggadaian Syariah. Jakarta: Renaisan, h. 25. 68 Bandingkan uraian Mesti Sinaga, Kun Wahyu, Ariyanto Widhinugraha, dan Cipta w.,DanaMurah dari Bank Syariah Menyorot Produk gadai Syariah Versi bank Syariah Mandiri, Dikutip dari internet, www.yahoo.com 23 april 2011.
45
Arab disebut Rahn. Rahn tersebut, beroprasional berdasarkan prinsip syariah sehingga tidak mengenakan bunga tetapi menggunakan pendekatan bagi hasil yang dikenal dengan istilah mudharabah atau Fee based income. Pegadaian syariah sebagai penerima gadai disebut murtahin dan pemberi gadai disebut rahin. Rahin akan mendapatkan surat bukti gadai (rahn) berikut dengan akad pinjam-meminjam yang disebut akad gadai syariah dan akad sewa tempat (ijarah). Dalam akad gadai syariah disebutkan bahwa jangka waktu akad tidak diperpanjang maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh pegadaian (murtahin) guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad sewa tempat (ijarah) merupakan kesepakatan antara pegadai dengan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan. Pegadaian memiliki banyak produk yang mungkin cocok buat seseorang yang membutuhkan dana dalam jangka pendek.” Tak kenal maka tak sayang” demikian kata pepatah, sehingga ada baiknya sebelum seseorang membutuhkan uang yang mendesak, seseorang benar-benar “kepepet” membutuhkan modal maka tidak ada salahnya untuk meluangkan waktu sebentar ke kantor pegadaian terdekat dari tempat tinggal seseorang untuk menanyakan syarat-syarat dan prosedur yang ada serta daftar barang yang diterima sebagai jaminan gadai. Tujuannya adalah suatu waktu ketika membutuhkan dana maka alternatif pegadaian dapat menjadi sarana yang efektif dan efisien dalam memperoleh pendanaan jangka pendek. Prinsipnya, jangan
46
terkungkung dengnan alteernatif pendanaan yang biasa digunakan. Ada baiknya “buka mata dan buka telinga” sehingga akan semakin banyak informasi yang didapat serta semakin mengetahui beberapa alternatif sumber pendanaan yang diperlukan. Prinsip “sedia payung sebelum hujan” dan “malu bertanya sesat dijalan” sungguh sangat relevan dalam kehidupan sosial seseorang sehari-hari.69 Pegadaian konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda, pegadaian konvensional menarik bunga 10%-14% untuk jangka waktu emapt bulan, plus asuransi sebesar 0,5% dari jumlah pinjaman. Jangka waktu empat bulan itu dapat terus diperpanjang, selama nasabah mampu membayar bunga. Lain halnya pegadaian syariah, tidak berbentuk bungna, tapi berupa biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaaan, dan penaksiran. Singkatnya, biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan, pegadaian syariah hanya memungut biaya (termasuk asuransi barang) sebesar 4% untuk jangka waktu dua bulan. Apabial lewat dua bulan nasabah tidak mampu menebus barangnya, masa gadai bisa diperpanjang dua periode. Jadi, total waktu maksimalnya enam bulan. “Tidak ada tambahan pungutan biaya untuk perpanjangan waktu,’’ tapi, jika melewati masa enam bulan, BSM akan langsung mengeksekusi barang gadai.70
69 70
Zainuddin Ali. Hukum Gadai Syariah, (Jakarta; Sinar Grafika 2008), Cet 1, h. 79. Sunarto Zulkifli, Kepala Pengembangan Produk BSM (Bank Syariah Mandiri).
47
2. Jasa Gadai Konvensional Pegadaian konvensional memberikan pinjaman kepada warga masyarakat mulai dari Rp 10.000,00 sampai Rp20 juta per surat gadai. Namun demikian, pegadaian juga memiliki produk untuk pinjaman diatas Rp 20 juta. Perhitungan bunga dilakukan setiap 15 hari. Sebagai contoh, bila seseorang menggadaikan suatu barang dan kemudian menerima kredit gadai sebesar Rp 1.000.000,00 maka setiap 15 hari kedepan, bila bunga yang dikenakan 1.5% per 15 hari, orang dimaksud mesti membayar bunga sebesar Rp 15 ribu per lima belas hari. Yang unik dan mungkin sedikit merugikan bagi nasabah pegadaian adalah bila seseorang ingin melunasi misalnya dalam jangka waktu 17 hari maka orang itu akan dikenakan bunga untuk 30 hari. Mengapa? Karena pegadaian menghitung bunga setiap 15 hari dan untuk setiap kelebihannya akan dibulatkana menjadi 15 hari sehingga nasabah ahrus benar-benar menaati jadwal pembayaran bunga sesuai dengan waktunya. Juga bila nasabah ingin menebus kembali barang yang digadaikan, sebaiknya sesuai dengan pola waktu 15 harian. Jangka waktu pinajaman diberikan oleh pegadaian selama 4 (empat) bulan. Apabila telah melewati pinjaman, nasabah dapat memperpanjang dengan membayar sewa modal (bunga) atau dapat menebus barang jaminannya. Apabila kedua hal tersebut tidak dilaksanankan maka pegadaian berhak untuk melelang barang jaminan. Nasabah masih diberi hak mendapatkan uang lelang jika hasil lelang yang diterima
48
melebihi nilai utang pokok ditambah sewa modal dan biaya lelang yang diterima melebihi nilai utang pokok ditambah sewa modal dan biaya lelang. Sebaliknya, jika hasil lelang lebih kecil dibandingkan kewajiban nasabah, kekurangan itu menjadi resiko yang ditanggung oleh pegadaian.71 Sedangkan
persamaan
antara
pegadaian
syariah
dan
konvensional adalah jangka waktu jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari sipeminjam tidak membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan selama 2 hari karena sebelum dilelang dibuat dahulu panitia lelang. Pada saat hari pelelangan, nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan waktu selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka barang jaminan tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar hutang rahin.
Jika
hasil
lelang
tersebut
mengalami
kelebihan
akan
dikembalikan oleh nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan dimasukkan ke dalam dana ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah) pegadaian syariah, sedangkan pada pegadaian konvensional uang kelebihan yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar sisa hutangnya. 71
Bandingkan uraian Mesti Sinaga, Kun Wahyu, Ariyanto Widhinugraha, dan Cipta w.,Dana Murah dari Bank Syariah Menyorot Produk gadai Syariah Versi bank Syariah Mandiri, Dikutip dari internet, www.yahoo.com 23 April 2011.
49
BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH PONDOK ARENTANGERANG SELATAN BANTEN
A. Sejarah Singkat Pegadaian dan Perkembangannya Gadai merupakan praktik transaksi keuangan yang sudah lama dalam sejarah peradaban manusia. Sistem rumah gadai yang paling tua terdapat di Negara Cina pada 3.000 tahun silam, juga di benua Eropa dan kawasan Laut Tengah pada zaman Romawi dahulu. Di Indonesia, praktik gadai baru berumur ratusan tahun sejak tahun 1746, warga masyarakat telah terbiasa melakukan transaksi utang-piutang dengan jaminan barang bergerak.1 Berdasarkan catatan sejarah yang ada, lembaga pegadaian dikenal di Indonesia sejak tahun 1746 yang ditandai dengan Gubernur Jenderal VOC Van Imhoff mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 agustus 1746. Pada saat Inggris mengambil alih pemerintah (1811-1816) Bank Van Leaning milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari pemerintah setempat. Pada saat Belanda berkuasa kembali dikeluarkan Staatblad (stbl) No. 131 tanggal 12 maret 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi
50
(Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian. Sejak awal kemerdekaan, Pegadaian dikelola oleh Pemerintah dan sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961 kemudian berdasarkan PP. No. 10/1990 (yang diperbaharui dengan PP. No. 103/2000 berubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.72 Namun diyakini oleh bangsa Indonesia bahwa jauh sebelum itu, masyarakat Indonesia telah mengenal transaksi gadai dengan menjalankan praktik utang piutang dengan jaminan barang bergerak. Oleh karena itu, perum Pegadaian merupakan sarana alternatif pertama dan sudah ada sejak lama serta sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun banyak orang yang merasa malu untuk datang ke kantor Pegadaian terdekat. Hal itu, menunjukan bahwa Pegadaian sangat identik dengan kesusahan atau kesengsaraan bagi seseorang yang melakukan transaksi gadai. Oleh karena itu tidak mengherankan bila yang datang ke kantor Pegadaian pada umumnya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan. Namun, belakangan ini Perum Pegadaian mulai tampil dengan membangun citra baru melalui berbagai media, termasuk media televisi, dengan motto barunya, “Menyelesaikan Masalah Tanpa masalah”. Kini Usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun. Manfaatnya makin dirasakan oleh masyarakat kalangan menengah dan bawah. Meskipun
72
Buku Agenda Pegadaian ( Sejarah Singkat Pegadaian).
51
Perusahaan membawa misi Public service obligation, ternyata tetap mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagian keuntungan kepada Pemerintah. Perum Pegadaian adalah salah satu lembaga Pemerintah yang bergerak di bidang jasa penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak.73 Seiring dengan dikeluarkannya fatwa DSN-MUI tentang haramnya riba maka Perum Pegadaian meresponnya dengan mendirikan Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai diversifikasi produk gadai. Hal ini, bukan semata-mata respon terhadap fatwa DSN-MUI, melainkan dalam rangka membentengi Pegadaian sendiri terhadap persaingan dari perbankan syariah. Perbankan syariah pun telah gencar meluncurkan produk serupa berkat pertolongan dari Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Syariah, yang isinya menyatakan perbankan syariah boleh memberikan syariah boleh mendirikan usaha Rahn (Gadai).74 Bank Muamalat Indonesia dalam mengembangkan usahanya mencoba untuk membuat produk gadai syariah, namun karena tidak mempunyai sumber daya manusia dan peralatan yang cukup memadai, kemudian Bank Muamalat Indonesia mengajak Perum Pegadaian untuk bekerja sama mendirikan Pegadaian Syariah. Tawaran tersebut mendapat tanggapan yang positif dari Perum Pegadaian yang juga sedang mempelajari pembentukan Pegadaian Syariah. 73
Zainuddin Ali. Hukum Gadai Syariah, (Jakarta; Sinar Rafika 2008), Cet 1, h. 9. Perum Pegadaian, Manual Oprational Gadai Syariah, (Jakarta: Perum Pegadaian, 2003) Di kutip dari skripsi Siti Khadijah Jurusan Syariah Muammalat 2011. 74
52
Pada tahun 2002 nota kesepakatan kerja sama dibuat antara Perum Pegadaian dengan Bank Muamalat Indonesia. Pada tanggal 20 desember 2002 penandatanganan kerja sama dilakukan dengan Nomor 446/Sp 300.233/2002 dan 015/BMI/PKS/XII/2002. Bank Muamalat Indonesia menandatangani kerja sama dengan Perum Pegadaian untuk tambahan modal, dengan bentuk pembiayaan musyawarakah sejumlah Rp.40.000.000.000,-. Kemudian pada tanggal 14 Januari 2003 secara resmi dibentuk pegadaian syariah dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) dan operasionalnya Dewan Direksi Perum Pegadaian Nomor : 06. A/UL.3.00.22.3/2003 tentang pemberlakuan Manual Oprasional Unit layanan Gadai Syariah.75 Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren sendiri berdiri pada tanggal 29 Agustus 2005 dan menjadi cabang Pegadaian Syariah yang ke empat.76 Berada dalam lingkup kordinasi kantor wilayah utama Jakarta bersama dengan 96 kantor cabang lainnya yang ada di Jabodetabek & Banten. Pondok Aren sendiri merupakan salah satu kecamatan di wilayah kabupaten Tangerang di provinsi Banten, yang mana di wilayah ini pun telah berdiri kantor-kantor cabang Pegadaian Konvensional. Pembentukan CPS di Pondok Aren ini berlandas atas hasil survey Perum Pegadaian, yang menitikberatkan pada pertimbangan bahwasanya kecamatan ini lebih memiliki psikoreligi yang kuat antar sesame muslim sebagai mayoritas penduduknya. Sehingga hal tersebut dinilai potensial untuk menghadirkan produk gadai syariah kepada masyarakat, yang dalam usahanya ternyata tidak mudah lantaran masih 75
Pegadaian Syariah, Manual Oprasional ULGS, Jakarta. Di kutip dari skripsi. Wawancara dengan Reza Habibie selaku Pengelola Unit peninggilan anak cabang dari PERUM pondok Aren. Jakarta 15 April 2011. 76
53
banyak presepsi sebagian masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap praktek gadai, dari itu komitmen CPS selalu berupaya untuk membuktikan praktik gadai yang syariah, modern, dan efektif.
B. Visi dan Misi 1. Visi Pegadaian “Pada tahun 2013 pegadaian menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan Fidusia bagi masyarakat menengah ke bawah”.77 2. Misi Pegadaian a. Membantu program pemerintah meningkatan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum Gadai dan Fidusia. b. Memberikan
manfaat
kepada
pemangku
kepentingan
dan
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten. c. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.78 CPS Pondok Aren, selain berusaha membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah, dan juga bertujuan untuk mempertahankan posisi pasar dengan jalan memberikan respon atas tuntutan masyarakat luas yang membutuhkan transaksi jasa keuangan yang didasarkan pada prinsip keadilan dan bebas dari unsur riba 77 78
Buku Saku Pengenalan Produk Perum Pegadaian.(Jakarta, oktober 2009)., h. 8. Ibid., h. 8.
54
yang pada intinya untuk menggapai ridha Allah sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits.79
C. Tugas, Tujuan dan Fungsi 1. Tugas Pokok Pegadaian Syariah dibentuk sebagai unit bisnis yang mandiri dengan maksud untuk menjawab tantangan kebutuhan masyarakat yang mengharapakan adanya pelayanan pinjam-meminjam yang bebas dari unsur riba, maysir, dan gharar yang diharamkan oleh syariat Islam. Dalam kenyataannya di lapangan, bukan hanya Perum Pegadaian yang menjawab tantangan ini, tetapi ada juga lembaga lainnya. Dengan begitu, tidak ada pilihan lain bagi Perum Pegadaian bila ingin eksis dalam bisnis ini harus mampu menjawab tuntutan pasar, terutama tuntutan warga masyarakat muslim. Oleh karena itu, dalam menyikapi hal ini, Perum Pegadaian membentuk KCPS yang mengemban tugas pokok untuk melayani kegiatan pemberian kredit kepada masyarakat luas atas dasar penerapan prinsipprinsip gadai yang dibenarkan oleh syariah Islam.
2. Prinsip Operasional Gadai Syariah Pegadaian syariah sebagai organisasi keuangan yang mempunyai misi ganda, yaitu misi sosial dan misi komersial, sehingga harus menerapkan prinsip operasional yang serba modern. Oleh karena itu,
79
Wawancara dengan Reza Habibie selaku Pengelola Unit peninggilan anak cabang dari PERUM pondok Aren. Jakarta 15 April 2011.
55
dalam operasionalnya pegadaian syariah mengandalkan dan menjalankan 4 (empat) prinsip kerja sebagai berikut: a. Proses cepat Nasabah dapat memperoleh pinjaman yang hanya membutuhkan waktu singkat. Proses administrasi dan penaksiran dilaksanakan dalam waktu 15 menit. Selanjutnya nasabah (rahin) dapat memperoleh dana cair (marhun bih) tidak lebih dari 1 jam. b. Mudah caranya Untuk mendapatkan pinjaman (marhun bih), nasabah cukup membawa barang yang akan digadaikan (marhun) dengan melampirkan bukti kepemilikan bila diperlukan serta melampirkan bukti identitas ke kantor pegadaian syariah. Hal dimaksud. Yaitu, pembukaan rekening atau cara lain yang merepotkan seperti meminjam uang ke Bank tidak lagi diperlukan. c. Jaminan keamanan atas barang Pegadaian Syariah juga memberikan jaminan keamanan atas barang yang diserahkan dengan standar keamanan yang telah teruji dan diasuransikan. d. Pinjaman yang optimum Mengusahakan barang sehingga pinjaman (marhun bih) hingga 90% dari nilai harga taksiran barang sehingga nasabah (rahin) tidak dirugikan oleh rasio antara taksiran barang gadai (marhun) dengan besar uang pinjaman (marhun bih). Hal dimaksud, setiap barang memiliki nilai ekonomis yang wajar.
56
3. Tujuan Pegadaian Syariah a. Membantu program pemerintah meningkatan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum Gadai dan Fidusia. b. Memberikan
manfaat
kepada
pemangku
kepentingan
dan
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten. c. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.80
D. Profil dan Layanan CPS Pondok Aren Gadai syariah merupakan produk utama dari Divisi Usaha Syariah Perum Pegadaian, divisi tersebut berada di bawah binaan Direktur Oprasional dan Pengembangan dimana divisi ini bertanggung jawab atas pengelolaan oprasional usaha syariah yang terpisah dari usaha inti Perum Pegadaian. Maka dengan pemisahan tersebut dibentuklah Cabang Pegadaian Syariah (CPS) sebagai unit pengelola gadai syariah yang dibina langsung oleh Pemimpin Wilayah (Kanwil Pegadaian) bersamaan juga dengan Cabang Perum Pegadaian (CPP). Dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokok pegadaian syariah maka dibentuklah 2 bagian organisasi yang dibawahi yakni bagian oprasi dan pengembangan usaha syariah dan bagian keuangan dan umum, sedangkan pada tingkat wilayahnya dilakukan oleh Pemimpin Wilayah (Kanwil) yang bertanggung jawab atas pengembangan dan pembinaan di wilayahnya masing-masing bawahannya, sesuai dengan kebijakan yang telah diberikan oleh Direksi di tingkat pusat Struktur Organisasi kantor Cabang 80
Buku Saku Pengenalan Produk Perum Pegadaian.(Jakarta, Oktober 2009)., h. 8.
57
Pegadaian Syariah adalah sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Perum Pegadaian No. 1095/SDM.200322/2004, antara lain:81 Manager cabang, bertugas mengelola operasional cabang yaitu menyalurkan uang pinjaman (Qardh) secara hukum gadai yang didasarkan pada penerapan prinsip syariat Islam. Di samping itu, Pimpinan Cabang juga melaksanakan usaha-usaha lain yang telah ditentukan oleh manajemen serta mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan dengan pihak lain. Penaksir, bertugas menaksir marhun (barang jaminan) untuk menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mewujudkan petetapan dan uang pinjaman yang wajar serta citra baik perusahaan. Kasir,
bertugas
melakukan
penerimaan,
penyimpanan,
dan
pembayaran serta pembukuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan operasional Kantor Cabang. Pemegang Gudang, bertugas melakukan pemeriksaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan marhun selain barang kantong sesuai dengan pengaturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan marhun. Penyimpan marhun, bertugas mengelola gudang marhun emas dengan menerima, menyimpan, merawat, mengeluarkan, dan mengadministrasikannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mengamankan serta menjaga keutuhan barang milik rahin (Penggadai).
81
Perum Pegadaian, Pedoman Oprasional Gadai Syariah, untuk pemberlakuan mulai tanggal 1 Januari 2007.
58
Keamanan, bertugas mengamankan harta perusahaan dan rahin dalam lingkungan kantor dan sepenulisrnya. Staff, bertugas memelihara kebersihan, keindahan, kenyamanan gedung ruang kerja, mengirim dan mengambil surat/dokumen untuk menunjang kelancaran tugas administrasi dan tugas Oprasional Kantor Cabang.82 Adapun untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan di bawah ini. Bagan Organisasi Manager Cabang Kelas III
Penelola unit
Penyimpan
PAP (Pegawai ADM dan Pembayaran
Penaksir
Staff
Security
E. Produk Ar-rum (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil) Pegadaian syariah merupakan suatu instuisi yang mengelola usaha gadai, tetapi lebih luas dari itu menjadi institusi yang mengelola usaha pembiayaan mikro kecil berbasis sistem syariah. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan gagasan ini, maka skim pembiayaan dengan sistem Ar-Rahn, kini sudah dikembangkan dengan konsep pelunasan pinjaman secara angsuran 82
Wawancara dengan Reza habibie selaku Pengelola unit peninggilan anak cabang dari PERUM Pondok Aren. Jakarta 15 April 2011.
59
baik dengan cara (menahan agunan) maupun Fidusia (hanya dokumen kepemilikan barang yang ditahan). Ar-rahn untuk usaha mikro kecil, selanjutnya disebut skim ARRUM adalah skim pemberian pembiayaan berprinsip syariah bagi para pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan usaha yang didasarkan atas kelayakan usaha. Surat edaran (SE) No. 14/US.200/2008 tentang penyaluran pembiayaan ARRUM. Tujuan diluncurkannya pembiayaan ARUUM selain sebagai sebuah upaya diversifikasi produk di Pegadaian Syariah juga dengan maksud meningkatkan pemberdayaan para pengusaha mikro dan kecil yang membutuhkan pembiayaan modal kerja atau investasi secara syariah. Pembiayaan diberikan dalam jangka waktu tertentu dengan pengembalian pinjaman dilakukan secara angsuran dengan menggunakan konstruksi penjaminan secara Gadai maupun Fidusia. Pengertian Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda.83Skim ARRUM ini merupakan pinjaman kepada individual pengusaha mikro kecil.84 Keuntungan ARRUM Menjadi
nasabah
Ar-Rum
memiliki
berbagai
keuntungan,
diantaranya: a. Menambah modal kerja usaha untuk memperbesar skala bisnis anda. b. Kendaraan yang menjadi jaminan tetap dapat anda gunakan untuk faktor produksi. 83 84
www.pengertian Fidusia.com www.pegadaian.co.id
60
c. Prosedur dan syarat yang mudah, serta waktu dari survey sampai pencairan cepat. d. Biaya ijaroh yang relatif ringan dan biaya administrasi yang tidak memberatkan. e. Jangka waktu pembiayaan fleksibel, serta bebas menentukan pilihan pembayaran (angsuran atau sekaligus). Selain produk ARRUM Pegadaian juga mempunyai beberapa produk lainnya yakni: a. Ar-Rahn (Gadai Syariah): Gadai Syariah merupakan produk dengan menggunakan sistem penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penerapan sistem syariat Islam. Nasabah tidak dikenakan biaya administrasi dan jasa simpan yang dipungut dengan alas an agunan yang diserahkan nasabah wajib disimpan, dan diasuransikan. Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren saat ini sudah menerima barang jaminan selain emas/perhiasan. Hutang dapat diangsur sesuai kemampuan dan masa simpan dapat diperpanjang dengan membayar jasa simpan dan bea administrasi. b. MULIA: Pegadaian Syariah dalam mengembangkan usahanya bekerja sama dengan Antam. Logam mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia selain memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis investasi yang nilai nya stabil, likuid dan aman secara rill.
61
MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi) adalah penjualan logam mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai, dan agunan dengan jangka waktu fleksibel. c. KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan, Cepat Dan Aman) adalah suatu pengiriman uang dalam dan luar negeri yang bekerjasama dengan Western Union. d. Jasa Taksiran: Suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga atau nilai harta benda miliknya. Dengan biaya yang relatif ringan masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman akan kepastian dan nilai suatu barang. Misalnya, kualitas emas atau batu permata, dapat memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.85 e. Gold Counter, yaitu jasa penyediaan fasilitas berupa tempat penjualan emas eksekutif yang terjamin kualitas dan keasliannya. Gold counter ini semacam toko dengan emas galeri 24, di mana setiap pembelian emas di toko milik pegadaian syariah akan dilampiri sertifikat jaminan. Hal ini dilakukan untuk memberikan layanan bagi masyarakat kelas menengah, yang masih peduli dengan image. Dengan sertifikat tersebut masyarakat percaya dan yakin akan kualitas dan keaslian emas.86
85
www.pegadaian.co.id Ma’ruf Amin, Mengatasi Masalah dengan Penggadaian Syariah ( Jakarta: Renaisan, 2005), h. 49. 86
62
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Strategi dan Implementasi Pemasaran Produk Ar-rum (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil) di Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren-Tangerang Selatan Banten Perum Pegadaian Syariah memiliki produk baru yakni, AR-RUM yang merupakan hasil pengembangan produk (Ar-Rahn untuk Usaha Mikro dan Kecil). AR-RUM menjadi salah satu alternatif pendanaan yang sangat efektif bagi para pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan usaha dengan sistem pengembalian secara angsur tiap bulan dengan jumlah tetap. Persyaratan di Pegadaian tidak sesulit seperti di Bank. Di Pegadaian Syariah hanya perlu membawa fotocopy KTP, KK, rekening listrik, dan Surat Izin Usaha (SIU). Saat membuat permohonan kredit kepada kantor cabang dianjurkan membawa barang jaminan berupa: BPKB kendaraan bermotor (mobil atau motor), mempunyai usaha yang masih aktif yang telah berjalan lebih dari satu tahun, memenuhi kriteria kelayakan usaha. Di dalam hal ini Pegadaian harus memastikan apakah usaha nasabah tersebut memiliki kelayakan untuk diberikan pinjaman atau tidak. Semua hal diatas itu diketahui dari jenis usahanya dan penghasilan rata-rata tiap bulannya. Tujuan ARRUM selain diversifikasi dari Pegadaian Syariah juga dengan maksud untuk pengembangan usaha mikro dan kecil yang membutuhkan pembiayaan modal kerja atau investasi secara syariah.
63
Produk-produk Pegadaian seperti, Ar-Rahn (Gadai Syariah), Ar-Rum (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil), Mulia, Kucica, Gold Counter dan Jasa Taksiran semuanya berasal dari LITBANG (Penelitian dan Pengembangan) Pegadaian Syariah. Sedangkan, cabang hanya mengusulkan saja. Strategi yang digunakan sama seperti produk lainnya yakni dengan membuat spanduk, pampflet, melalui media elektronik lainnya seperti tv, Koran. Selain itu CPS Pondok Aren melihat potensi pasar di wilayah ini cukup besar karena mayoritas masyarakat mempunyai usaha-usaha kecil dan mikro yang selama ini menjadi sasaran Bank. Memahami keadaan tersebut divisi syariah bagian LITBANG membuat suatu produk baru yaitu ARRUM, tentu dengan jaminan Fidusia yang sangat membantu masyarakat yang ingin memperoleh dana cepat dan persyaratan yang tidak rumit. Pegadaian Syariah mempunyai pesaing yakni Bank-bank syariah yang membuka layanan Gadai. Untuk saat ini baru Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat dan Bank BNI Syariah yang sudah membuka layanan Gadai. Dan untuk menjaga agar Pegadaian Syariah tetap eksis maka strategi yang dilakukan pegadaian Syariah adalah dengan membuka unit-unit di kampungkampung yang bertujuan agar lebih dekat dengan masyarakat, selain itu tarif kompetitifnya tidak begitu besar. Mekanisme peminjaman produk Arrum ini pun terbilang sangat mudah hal pertama yang harus dilakukan oleh calon nasabah adalah mengisi formulir/aplikasi kredit yang telah disediakan lalu melengkapi dengan persyaratan kredit yang telah ditentukan. Kedua, petugas pegadaian akan
64
menganalisa permohonan kredit dan melakukan peninjauan/survey ke lokasi usaha dan rumah calon nasabah. Ketiga, setelah di survey dan dianggap layak untuk diberikan pinjaman, maka dilakukan proses kesepakatan dan perjanjian kredit. Keempat, adalah pencairan dana. Di dalam Pegadaian Syariah tidak ada istilah bunga, melainkan ijaroh yakni membayar denda. Hal inilah yang membedakan antara Pegadaian Konvensional dengan Pegadaian Syariah, jika nasabah telat membayar angsuran nasabah tersebut tidak terkena bunga selayaknya di Pegadaian Konvensional melainkan dikenakan Ijaroh sebesar 2% dari angsuran perbulannya, 2% dikenakan selama tujuh hari. Maksimal 10% perbulan. Dan apabila selama tiga bulan ternyata ada kemacetan dalam pembayaran angsuran maka nasabah akan diberikan surat somasi sebanyak 3x dengan tempo per tujuh hari, berbarengan dengan diberikannya surat somasi pihak Pegadaian juga mengajukan klaim asuransi ke pihak asuransi JAPRINDO (Jaminan Asuransi Kredit Indonesia) atau Asuransi Fidusia. Apabila belum lunas juga, maka pihak Pegadaian akan mengeksekusi barang jaminan dengan cara dilelang dan hasil lelangnya akan dikurangi jumlah kewajibannya yang harus dibayar ke Pegadaian dan sisanya menjadi hak nasabah. Di Pegadaian ini khususnya CPS Pondok Aren jumlah nasabah yang memakai produk Arrum yakni ada delapan nasabah terhitung dari bulan Desember tahun 2009 sampai Maret 2011. Segmentasi dari produk Ar-rum ini adalah masyarakat yang mempunyai usaha mikro dan kecil yang ingin mengembangkan usahanya agar menjadi lebih berkembang. 65
Pegadaian Syariah khususnya cabang pondok aren tidak menargetkan berapa nasabah yang harus dicapai dari produk Ar-rum, hal ini dikarenakan faktor sumber daya manusia yang kurang memadai untuk secara khusus menangani produk Ar-rum atau kredit Fidusia. Jika penulis lihat dari posisi pasarnya, pegadaian merupakan pemimpin pasar atau Market Leader, karena pegadaian merupakan lembaga yang pertama kali mengoperasikan jasa simpan pinjam atau biasa disebut dengan Gadai yakni sejak tahun 1746 yakni dengan nama bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 agustus 1746. Baru setelah itu keluar Undang-Undang No. 10 Tahun1998 tentang Perbankan Syariah yang isisnya menyatakan perbankan syariah boleh mendirikan usaha Rahn (gadai). Untuk mencapai sasaran yang sudah ditentukan strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah pondok Aren meliputi 4 variabel dalam bauran pemasaran, yaitu: 1. Strategi dalam Bidang Produk ARRUM Arrum merupakan hasil pengembangan produk (Ar-Rahn untuk Usaha mikro Kecil). Arrum adalah skim pembiayaan berprinsip syariah Islam
bagi
para
pengusaha
mikro
dan
kecil
untuk
keperluan
pengembangan usaha dengan sistem pengembalian secara angsur tiap bulan dengan jumlah tetap, namun pelunasan sekaligus juga dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian Diskon Ijaroh dan jaminan atau agunan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil atau motor). Tujuan ARRUM selain diversifikasi dari Pegadaian Syariah juga dengan maksud
66
untuk pengembangan usaha mikro dan kecil yang membutuhkan pembiayaan modal kerja atau investasi secara syariah.
2. Strategi dalam Bidang Harga Harga
ditetapkan
dari
pusat
(LITBANG).
Direksi
yang
memutuskan, cabang hanya memberikan usul saja, harga ditetapkan berdasarkan biaya- biaya produk dan laba yang diharapkan. Harga yang ditawarkan pada sektor jasa sangat memiliki kompleksitas yang lebih ketimbang pada sektor barang, ini dikarenakan pada penciptaan margin laba pada sektor jasa yang terlihat sederhana namun memiliki tingkat pertimbangan margin yang membutuhkan kematangan kebijakan yang tepat. Pada dasarnya harga akan sangat mempengaruhi persepsi dan permintaan oleh nasabah maupun pencapaian target dan penawaran oleh perusahaan, sehingga dalam menetapkan harga jual ada beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain:87 a. Mendapatkan laba maksimum b. Pencapaian target pengembalian investasi c. Mempertahankan market share. Penetapan strategi harga produk gadai syariah pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren adalah dengan cara memotong tarif ijarah, apabila pinjaman pegadaian yang diperlukan nasabah tidak mencapai batas maksimus presentase pinjaman (yakni 80%) dari harga kendaraan/ taksiran
87
Basu Swasta, Asas-asas Marketin. (Yogya:Liberty, 2002), cet. 5,h. 148.
67
barang jaminan, maka nasabah tersebut akan diberikan diskon ijarah yang besarnya akan ditetapkan sesuai dengan uang pinjaman. Menurut SE. No. 19/US.100/2008 tentang petunjuk pelaksanaan SK 07/US.1.00/2008 perihal penggolongan marhun bih dan tarif biaya Administrasi pada kantor cabang Pegadaian Syariah.
3. Strategi dalam Bidang Distribusi Mengenai saluran distribusi Pegadaian Syariah telah membuka UPC (Unit Pelayanan Cabang) kecil agar mudah dijangkau oleh nasabah yang membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan produktif maupun konsumtif. Saat ini CPS Pondok Aren telah memiliki 6 Unit Kantor Pegadaian Syariah, strateginya dengan cara mendekatkan produk penulis kepada masyarakat dengan membuka unit-unit bisnis kantor cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren dibangun di tempat-tempat seperti komplek, pasar, dan jalan-jalan raya atau utama yang mudah dijangkau oleh nasabah dan perumahan yang mayoritas memiliki usaha. Sehingga mendukung pendapatan kantor CPS Pondok Aren.
4. Strategi Dalam Bidang Promosi Promosi dilakukan oleh tiga pihak PERUM Pegadaian: a. Kantor Pusat PERUM Pegadaian (KPPP), melalui lembaga media elektronik seperti tv, radio, surat kabar dan lain-lain yang sifatnya mencakup wilayah seluruh Indonesia dan dalam bentuk kata-kata atau
68
gambar yang tertuang dalam buku atau majalah pegadaian, spanduk, brosur, dan lain-lain. b. Kantor wilayah (KANWIL), kegiatannya mencakup kantor wilayah oprasional sewilayahnya dengan media kegiatan- kegiatan yang bersifat wilayah. Seperti seminar, jalan sehat bersama. CPS Pondok Aren sendiri adalah KANWIL yang ke sepuluh dari tiga belas KANWIL dan wilayah kerjannya meliputi JAK-SEL, JAK-UT, JAKBAR, dan BANTEN. Produknya bisa membuat banner, spanduk, baleho, dan brosur. c. Melalui penjualan pribadi (personal selling), yaitu promosi yang dilakukan oleh karyawan Pegadaian Syariah pondok Aren dalam melayani, mensosialkan atau menjalankan kelebihan produk- produk gadai syariah kepada nasabah yang datang langsung ke pegadaian syariah. d. Melalui publisitas (publicity), yaitu promosi dengan cara menjadi sponsor untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan dana, dan membuka stand di kegiatan tersebut. Dengan menerima mahasiswa magang
dan
observasi
juga
merupakan
salah
satu
cara
mempromosikan Pegadaian Syariah Pondok Aren. e. Pihak Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren melalui periklanan baik majalah, brosur, spanduk, dan media lainnya melakukan berbagai upaya, agar menarik minat nasabah untuk menggunakan produk gadai syariah yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah Pondok Aren dengan memberitahukan manfaat ataupun keuntungan yang dapat diperoleh
69
dari produk- produk yang di keluarkan oleh Pegadaian Syariah Pondok Aren. Promosi yang dilakukan dengan publisitas melalui kegiatan amal yang dilakukan, diharapkan agar masyarakat dapat melihat bahwa Pegadaian Syariah peduli akan masyarakat yang kurang mampu, dan peduli akan kegiatan positif yang dilakukan oleh masyarakat. Di dalam perkembangannya CPS Pondok Aren mempunyai perkembangan yang cukup pesat dan sudah memiliki citra yang baik di mata masyarakat karena dengan adanya Pegadaian khususnya Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren ini dapat membantu likuiditas masyarakat ketika mereka membutuhkan uang dengan cepat maka mereka bisa datang langsung ke Pegadaian karna prosesnya sangat mudah dan cepat bila dibandingkan dengan Bank yang prosesnya membutuhkan waktu cukup lama dengan persyaratan yang lumayan sulit, selain itu juga untuk menghindari Riba agar masyarakat tidak beralih ke Reintenir (lintah darat) karena bunganya besar. Jika ditanya apakah pegadaian syariah bisa mensejahterakan masyarakat? Pegadaian Syariah belum bisa dibilang untuk mensejahtrakan masyarakat, karena bukan untuk bisnis akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan, strategi yang digunakan oleh Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren, maka dapat dibuat kesimpulan: produk, distribusi, promosi, dan harga. Keempat strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren sudah diatur dalam Pedoman
70
Operasional Gadai Syariah yang berlaku umum, tetapi bergantung kondisi cabang yang berbeda-beda. Yang terkait dalam strategi pemasaran ini adalah dewan direksi perum pegadaian yang membuat strategi secara umum dan seluruh pegawai pegadaian syariah bertanggung jawab dalam melakukan pemasaran atas produk gadai syariah tersebut. Dan dari ke empat strategi tersebut yang paling berjalan adalah strategi produk dan strategi distribusi dimana Pegadaian Syariah khususnya cabang Pondok Aren yang selalu menghadirkan produk-produk baru yang sangat membantu masyarakat baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk modal usaha. Sedangkan, dari strategi distribusi Pegadaian Syariah sudah memiliki banyak UPC (Unit Pelayanan cabang) kecil agar mudah dijangkau oleh nasabah yang membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan produktif maupun komsuftif. Saat ini CPS Pondok Aren telah memiliki 6 Unit Kantor Pegadaian Syariah sehingga lebih mendekatkan produkproduk Pegadaian kepada masyarakat. Untuk mengevaluasi strategi pemasaran yang diterapkan di Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren maka diadakan evaluasi setiap bulannya. Jika salah satu strategi ada yang tidak mengenai sasaran dan target maka strategi tersebut di rubah dan dicari strategi baru. Strategi yang paling berjalan adalah strategi produk dan strategi distribusi. Berikut ini akan disajikan tabel-tabel perkembangan pada Pegadaian Syariah.
71
Dan untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan CPS Pondok Aren dapat dilihat melalui data sbb: Tabel 1 Perkembangan Uang Pinjaman/Omzet Usaha Syariah TAHUN 2005 SAMPAI 2010 Bulan/Tahun
Uang Pinjaman/Omzet
Agustus-Desember 2005
1.061.372.000
Januari-Desember 2006
10.131.608.000
Januari- Desember 2007
16.475.439.000
Januari- Desember 2008
26.288.268.000
Januari- Desember 2009
33.768.983.000
Januari- Desember 2010
36.160.479.500
Pertumbuhan 85.5%
62.6%
59.5%
Sumber CPS Pondok Aren Berdasarkan tabel 1 di atas strategi yang pegadaian lakukan telah mampu menarik minat nasabah, ini terbukti dengan peningkatan jumlah uang pinjaman/omzet, tabel 1, sebesar 85,5% pada periode AgustusDesember
2005
ke
periode
Januari-Desember
2006
yakni
dari
Rp.1.061.372.000 menjadi Rp.10.131.608.000 dan peningkatan sebesar 62,6% pada periode Januari-Desember 2006 ke peroide Januari-Desember 2007 yakni dari Rp.10.131.608.000 menjadi Rp.16.475.439.000 kemudian peningkatan sebesar 59,5% pada periode Januari-Desember 2009 yakni dari Rp.26.288.268.000 menjadi Rp.33.768.983.000, sedangkan pada periode Januari-Desember 2009 sampai periode Januari-Desember 2010 yakni dari Rp.33.768.000 menjadi Rp.36.160.479.500. Dalam 1 bulan saja omzet gadai syariah bisa mencapai 3 s/d 4 milyar rupiah perbulannya.
72
Peningkatan omzet yang terjadi di Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren, selain karena faktor strategi pemasaran yang dilakukan dapat juga terjadi karena musim pendaftaran ulang siswa sekolah sebagai salah satu pemicu meningkatnya omzet Rahn, karena para orang tua banyak yang membutuhkan uang secara cepat untuk mendaftar ulang anak-anaknya dan mereka memilih untuk menggadaikan barang berharga miliknya. Pada saat musim menjelang lebaran, masyarakat banyak yang pulang kampong. Jadi hal ini menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menitipkan barang-barang berharga mereka sebagai langkah aman. Tabel 2 Pertumbuhan Jumlah Barang Jaminan Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren TAHUN 2005-2010. Bulan/Tahun
Pertumbuhan
Jumlah Unit
(+/-)
(%)
Agustus-Desember 2005
855
-
-
Januari- Desember 2006
7.917
7.062
83.9%
Januari- Desember 2007
11.904
3.987
50.3%
Januari- Desember 2008
14.790
2.886
24.2%
Januari- Desember 2009
15.277
487
3.2%
Januari- Desember 2010 Sumber CPS Pondok Aren
14.727
(550)
(3,6%)
Berdasarkan dari tabel 2 pertumbuhan barang jaminan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah barang jaminan yang dimiliki Pegadaian Syariah Pondok Aren terjadi penurunan yang sangat signifikan yakni dari 83% menjadi 3,6% hal tersebut disebabkan. Pertama, Kantor Cabang Pegadaian Pondok Aren sudah membuka unit-unit atau
73
UPC yang sudah banyak tersebar ke pelosok-pelosok kampung sehingga bila sebelumnya para nasabah melakukan transaksi gadainya ke CPS Pondok Aren sekarang banyak nasabah yang lebih memilih menggadaikan barangnya ke unit-unit pegadaian syariah karena lebih dekat jaraknya. Kedua, Adanya selektifitas barang jaminan yang diterima oleh pihak pegadaian, maksudnya tidak semua jenis barang dapat di gadaikan. Barang –barang yang tidak dapat digadaikan misalnya sepeda, sepeda motor. hal tersebut dikarenakan tempat penyimpanan (kantor) yang tidak memadai maka dari itu semenjak tahun 2009 barang-barang tersebut tidak dapat digadaikan. ketiga, Selain sepeda motor jenis merk handphone pun diseleksi, pegadaian hanya menerima merk-merk yang menurut pegadaian masih mempunyai harga jual tinggi seperti Nokia dan Sony Ericson. Keempat, pindahnya kantor Cabang Pondok Aren yang sebelumnya di Depan komplek PJMI sekarang pindah ke JL. Ceger Raya no.52. D, Pondok Karya kecamatan Pondok Aren. Hal tersebut yang menyebabkan nasabah sulit menemukan alamat kantor yang baru, karena nasabah banyak yang tidak mengetahui tempatnya. Kelima, adanya penggabungan barang jaminan yang sebelumnya di pisah-pisah menjadi beberapa kantong sekarang di jadikan satu kantong misalnya, yang sebelumnya satu kantong itu berisi 1 juta dan nasabah tersebut memiliki lima kantong yang semuanya sama berisi 1 juta semua. Sekarang kelima kantong tersebut digabung menjadi satu kantong yakni menjadi 5 juta. Hal itu yang menjadi salah satu penyebab jumlah barang jaminan menjadi menurun karena
74
adanya penggabungan kantong tersebut. Keenam, semakin banyaknya persainngan di luar seperti Bank-bank Syariah yang sekarang telah membuka produk gadai sehingga banyak nasabah yang beralih dari pegadaian ke Bank-bank tersebut.88 Tabel 3 Pertumbuhan Jumlah Nasabah Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren TAHUN 2005-2010. Pertumbuhan
Jumlah Nasabah
Bulan/ Tahun
(+/-)
(%)
Agustus- Desember 2005
517
-
-
Januari- Desember 2006
1.125
608
18.6%
Januari- Desember 2007
1.333
208
18.4%
Januari- Desember 2008
1.405
72
5.4%
Januari- Desember 2009
1.527
122
8.6%
Januari- 2 November 2010 Sumber CPS Pondok Aren
1.176
(351)
(22.9%)
Berdasarkan tabel 3 yang sudah dilampirkan di atas, maka dapat di ketahui pertumbuhan jumlah nasabah produk gadai syariah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan yang terjadi dari tahun 2005 ke tahun 2006 sangat pesat, dan terus mengalami peningkatan hingga saat ini dan belum pernah mengalami penurunan. Hal ini di karenakan, banyaknya tuntutan hidup yang harus ditanggung oleh masyarakat seperti biaya makan sehari-hari, biaya masuk sekolah atau kampus, ataupun untuk modal usaha industrinya dan masih banyak lagi alasan-alasan masyarakat untuk menggadaikan barangnya. 88
Wawancara dengan Bpk. Nawiri selaku manager di CPS Pondok Aren pada tanggal 21
Mei 2011.
75
Tabel 4 Data Nasabah ARRUM. Bulan
Tahun
Jumlah Nasabah
Besar Pinjaman
Desember
2009
2 Orang
20.000.000,-
Desember
2010
5 Orang
42.400.000,-
1 Orang
13.100.000,-
Maret 2011 Sumber CPS Pondok Aren
Lalu berdasarkan tabel 4 yakni jumlah Nasabah Arrum mengalami peningkatan yang sangat signifikan yakni, pada periode Desember 2009desember 2010 dari 2 orang nasabah dengan besar pinjaman Rp. 20.000.000 menjadi 5 orang dengan besar pinjaman meningkat menjadi Rp. 42.400.000, semua itu dikarenakan banyak masyarakat yang tertarik dengan manfaat dan peluang yang dapat diperoleh diproduk Arrum ini. Selain itu, banyak masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya menjadi lebih baik dan berkembang lebih pesat tentunya dengan kredit yang diberikan di produk Arrum ini. Akan tetapi, pada periode desember 2010-Maret 2011 terjadi penurunan secara drastis yakni dari 5 nasabah dengan besar pinjamana Rp. 42.400.000 turun menjadi 1 nasabah dengan besar pinjaman Rp. 13.100.000, hal tersebut disebabkan karena nasabah tidak mampu membayar hutang-hutangnya sehingga tidak menyalurkan pinjaman untuk sementara waktu karena pihak pegadaian akan berkonsentrasi terlebih dahulu kepada para nasabah-nasabah yang macet dalam membayar angsurannya.89
89
Wawancara dengan Ka. Asep, selaku Penaksir di Perum Pegadaian Pondok Aren. Jakarta 09 Mei 2011.
76
B. Faktor Pendukung dan Penghambat CPS Pondok Aren Melalui Pendekatan SWOT Pegadaian syariah melalui CPS Pondok Aren khususnya, memberikan pelayanan kepada nasabah yang membutuhkan pembiayaan yang cepat dan praktis. Namun, berbicara mengenai perkembangannya maka pada dasarnya beberapa hal telah sedikit banyaknya mempengaruhi perkembangan CPS dari awal berdirinya hingga samapai saat ini, di tengah kenyataan persaingan bisnis yang kuat maka perlu untuk memahami hal apa sajakah yang sebenarnya membuat CPS mampu bertahan dan memposisikan diri dihadapan pasar sasarannya, yang akan lebih jauh di analisa melalui analisis lingkungan internal dan eksternal melalui SWOT. Dalam memahami kondisi fisik maupun non fisik suatu perkembangan usaha, maka pemahaman akan kondisi lingkungan internal dan eksternal yang melingkupinya akan sangat bermanfaat dalam rangka menjelaskan beberapa latar belakang, tujuan serta faktor-faktor pendukung maupun penghambat gerak usaha itu sendiri. Melalui analisis SWOT yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan sebagai faktor lingkungan eksternalnya, ditambah dengan peluang dan ancaman sebagai faktor lingkungan eksternalnya, maka analisa mengenai pendukung maupun penghambat perkembangan usaha akan jauh lebih mudah tergambarkan sehingga didapatkan latar yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kekuatan ( Strange ) Bahwasanya Pegadaian akan diketahui terlebih dahulu seputar pada kekuatan apa saja yang telah dimilikinya, dalam aspek bersaing di pasar Pegadaian tentu menyiapkan berbagai macam keunggulan yang akan
77
mencakup lingkungan mikro dan makro dalam persaingannya sehingga mampu menghadapi pesaing yang dituju. Kekuatan di sini secara mudahnya terlihat dalam berbagai penunjang usaha perusahaan seperti fasilitas utama dan pelengkap, tingkat kesederhanaan mekanisme produk, daya saing produk, dan tentunya optimalisasi pendayagunaan SDM-nya. Hingga perkembangan terakhirnya, CPS Pondok Aren telah banyak memberikan informasi mengenai apa yang menjadi kekuatan dari pada usaha bisnis yang dijalankannnya selama ini, yang di antaranya adalah: a. Dekat dengan perumahan atau komplek. b. Pegadaian Syariah prosesnya sangat cepat bila dibandingkan dengan Bank, yakni dari 0 s/d 5 menit dana bisa langsung cair. Beda halnya di bank yang memerlukan waktu dari 45 s/d 1 jam untuk mencairkan dananya, selain itu proses rumit. c. Masyarakat yang mayoritas muslim, begitu juga dengan CPS yang hampir 90 % nasabah beragama Islam baik berstatus nasabah komsumtif maupun produktif. Dimana pembentukan CPS di pondok Aren ini berlandaskan atas hasil survey Perum Pegadaian, yang menitikberatkan pada pertimbangan bahwasanya kecamatan ini lebih memiliki psikoreligi yang kuat antar sesama muslim sebagai mayoritas penduduknya.
Sehingga
hal
tersebut
dinilai
potensial
untuk
menghadirkan produk gadai syariah kepada masyarakat, yang dalam usahanya ternyata tidak mudah lantaran masih banyak persepsi sebagian masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap praktik
78
gadai, dari itu komitmen CPS selalu berupaya untuk membuktikan praktik gadai yang syariah, modern dan efektif. d. Pemberian
pinjaman
lunak
Al-Qardul
hasan
dan
pinjaman
mudharabah dengan sistem bagi hasil pada Pegadaian Syariah sangat sesuai dengan kebutuhan pembangunan. e. Semakin banyak membuka unit-unit di perkampungan semakin mendekatkan Pegadaian Syariah kepada nasabah.
2. Kelemahan (Weakness) Selain
Pegadaian
memiliki
keunggulan
kompetitif
yang
dipersiapkan, tentunya Pegadaian juga mesti sangat memahami akan titiktitik
kelemahan
yang
melingkupi
lingkungan
usahanya,
dengan
menganalisa Pegadaian akan jauh lebih mudah meminimalisir kerugian serendah mungkin. Sehingga CPS pun memiliki beberapa kelemahan yang diantaranya: a. Kurangnya pemasaran (promosi) karena jarang muncul di media elektronik. b. Berprasangka baik kepada semua nasabah dan berasumsi bahwa semua orang yang terlibat dalam perjanjian bagi hasil adalah jujur. Namun hal ini dapat menjadi boomerang. c. Memerlukan metode perhitungan yang rumit terutama dalam menghitung biaya yang dibolehkan dan pembagian laba untuk nasabah- nasabah yang kecil.
79
d. Karena menggunakan konsep bagi hasil, Pegadaian Syariah lebih banyak memerlukan tenaga-tenaga professional yang handal. e. Perlu adanya perangkat peraturan pelaksanaan untuk pembinaan dan pengawasan.
3. Peluang (Opportunity) Setelah Pegadaian telah mampu saling melengkapi antara keunggulan kompetitif dengan celah- celah kelemahan yang dimilikinya, maka akan dilihat berbagai peluang yang tersebar luas di lapangan. Dimana hal inilah yang nantinya akan menjadi target dan sasaran keberhasilan yang dapat dipilih dan diberdayakan oleh Pegadaian, tentunya sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan Pegadaian dalam menjangkau nasabah dengan penuh pertimbangan dan perhitungan yang matang. CPS pun melihat adanya beberapa lahan peluang eksternal yang potensial untuk digarap menjadi kesempatan emas bagi kemajuan CPS, diantaranya: a. Khususnya di Tangerang terdapat banyak pasar dan pemukiman yang banyak membuka usaha kecil dan jika dilihat dari kantor cabang lain omzet yang paling banyak di dapat yakni berasal sektor itu karna banyak nasabah yang menggadaikan barangnya. b. Nasabah yang sudah jenuh dengan Pegadaian konvensional atau lembaga Konvensional lainnya mereka berpindah ke Syari’ah.
80
c. Munculnya berbagai lembaga bisnis syari’ah (lembaga keuangan syari’ah). d. Adanya peluang ekonomi bagi perkembangan Pegadaian Syari’ah.
4. Ancaman (Treathment) Pada akhirnya Pegadaian juga mesti mengetahui akan berbagai hambatan dan kendala untuk mencapai beragam keberhasilan yang telah ditargetkan, hal ini berkaitan pada kecendrungan yang membawa pada beberapa macam kerugian dan resiko yang mesti dihadapi Pegadaian sehingga mampu diperhitungkan lebih awal. Kemudian CPS pun mengetahui adanya beberapa ancaman yang menghambat laju perkembangan, yakni diantaranya: a. Dianggap adanya fanatisme agama. b. Sulit untuk menghilangkan mekanisme bunga yang sudah mengakar dan menguntungkan bagi sebagian kecil golongan. c. Fenomena bisnis gadai yang mulai menggiurkan competitor di pasaran, banyak perbankan syariah mulai membuka layanan gadai syariah, seperti Bank Riau Syariah, BNI Syariah, dan Bank Jabar Syariah. Dengan begitu relativitas pelayanan CPS semakin tidak terelakkan untuk diperbandingkan konsumen karena banyaknya pelayanan yang diberikan competitor sangat bervariatif dan kompetitif. Seperti dalam hal pelayanan yang diberikan, content yang ditawarkan hingga pada
81
tingkat persaingan tarif yang dibebankan kepada nasabah, dan banyak produk yang sejenis dengan produk Arrum. d. Masih banyaknya rentenir ataupun Bank keliling yang lebih agresif menjangkau masyarakat, sedangkan misi utama Perum Pegadaian adalah menyelamatkan masyarakat dari kerugian akibat praktik perkreditan yang ilegal tersebut.
82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di dalam bab-bab sebelumnya mengenai Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah cabang Pondok Aren terhadapa produk Ar-rum, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Segmentasi dari produk Ar-rum ini adalah para pengusaha yang mempunyai usaha mikro dan kecil yang ingin mengembangkan usahanya agar menjadi lebih berkembang. Targetnya, para masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya dengan pengembalian secara angsuran, menggunakan jaminan BPKB mobil/motor. 2. Strategi pemasaran, dalam menarik minat nasabah dapat dilakukan melalui 4P, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion. Produk, penentuan logo dan motto, menciptakan merk, menciptakan kemasan. Price, perusahaan sebisa mungkin menawarkan harga yang terendah sehingga lebih banyak menarik minat nasabah. Place, mendirikan kantor pusat, kantor cabang dan lain-lain yang memudahkan nasabah untuk memperoleh manfaat dan jasa perusahaan tersebut. Promotion, melalui media elektronik seperti tv, radio, majalah, brosur, dan penjualan pribadi. 3. Faktor Pendukung dalam menjalankan strategi pemasaran produk Ar-rum ini adalah, Strange, kantor dekat dengan perumahan atau komplek,
83
Pegadaian Syariah prosesnya sangat cepat bila dibandingkan dengan Bank, masyarakat yang mayoritas muslim, pemberian pinjaman lunak Al-Qardul hasan,
semakin
banyak
membuka
unit-unit
di
perkampungan.
Oppurtunity, terdapat banyak pasar dan pemukiman yang membuka usaha kecil, nasabah sudah jenuh dengan Pegadaian Konvensional, munculnya berbagai lembaga bisnis syariah. Sedangkan, Faktor Penghambat dalam menjalankan strategi pemasaran produk Ar-rum ini adalah, Weakness, kurangnya pemasaran, berprasangka baik kepada semua nasabah, memerlukan metode perhitungan yang rumit, karena menggunakan konsep bagi hasil. Threatment, dianggap adanya fanatisme agama, susah menghilangkan mekanisme bunga, fenomena bisnis gadai yang mulai menggiurkan dan masih menjamurnya rentenir atau Bank keliling. Dari hasil penelitian penulis dengan menggunakan analisis SWOT. CPS Pondok Aren masih dalam keadaan baik-baik saja atau stabil. Ini dapat
dilihat
dari
terus
meningkatnya
jumlah
nasabah,
uang
pinjaman/omzet, meningkatnya nasabah Ar-rum dan meningkatnya jumlah barang jaminan yang diperoleh oleh Pegadaian Syariah cabang Pondok Aren dari sejak berdirinya hingga saat ini sampai memilki 5 buah UPC. Keadaan ini mungkin akan lebih baik lagi bila dalam pemasaran, pegadaian memperbanyak strategi melalui promosi yang belum dilakukan, seperti melalui iklan di radio, televisi, dan Koran-koran nasional.
84
B. Saran 1. Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran bahwa hendaknya Pegadaian syariah semakin aktif lagi dalam meningkatkan inovasi dalam kegiatan pemasaran, baik promosi maupun sosialisasi kepada masyarakat, telah terbukti bahwa kegiatan pemasaran ini mampu meningkatkan jumlah nasabah. Dan sebaiknya para karyawannya harus ada yang benar-benar mengerti dan paham tentang dunia perkreditan khususnya untuk menangani produk Ar-rum ini sehingga jumlah nasabahnya pun tidak kalah dengan jumlah nasabah produk gadai, selain itu harus ada penambahan jumlah karyawan karena untuk produk Ar-rum selain faham betul tentang perkreditan juga harus ada yang bertugas sebagai tim survey ke ruma nasabah. 2. Dapat dilihat juga dari tahun ketahun dirasakan sudah cukup berhasil. Oleh karena itu perlu juga diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktivitas promosi dan sosialisasi secara terus-menerus untuk mengetahui seberapa efektif keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan, mengatasi berbagai kendala yang akan dihadapi dalam melakukan kegiatan promosi dan sosialisasi di masa yang akan datang. 3. Pegadaian Syariah juga hendaknya mendengarkan masukan-masukan yang diberikan oleh para nasabah sebagai upaya peningkatan pelayanan dan membangun kekerabatan, hal ini akan semakin mendekatkan nasabah dengan Pegadaian Syariah, dan ini juga akan menciptakan imej positif sekaligus
bagian
dari
sosialisasi
pemahaman,
pengetahuan,
dan
pengenalan produk-produk yang ada di Pegadaian Syariah Pondok Aren.
85
DAFTAR PUSTAKA
An-Nawawi, Abi Zakariya Yahya bin Syaraf. Mughny Muhtaj. Mesir: Musthafa Babi Al-Halabi, 1957. Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Amani, 1990. Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Armani, 1996. Amin, Ma’ruf. Mengatasi Masalah Dengan Penggadaian Syariah. Jakarta: Renaisan, 2005. Kotler dan Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT. INDEKS, 2003. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Sebuah Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ash-Shadar, Syahid Muhammad Baqir. Keunggulan Ekonomi Islam. Jakarta: Pustaka Zahra, 2002. Assauri, Sofyan. Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Islam tentang Riba, Utang-Piutang Gadai. Bandung: Al-Maarif, 1083. Firdaus NH dkk. Dasar & Strategi Pemasaran Syariah. Jakarta: Renaisan, 2005. Steiner, George dan John Minner. Manajemen Stratejik. Jakarta: Erlangga,tt. Hasan, Iqbal. Analisis Datapenilaian Dengan Statistic. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. Hendra, dkk. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta: PT. Prehanllindo, 1997. Hidayati, Nurul. Metode Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif. UIN Jakarta Press, 2006. Swasta, Basu dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty, 1990. Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004.
86
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). 1976. Penerjemah R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Jakarta: Pradnya Paramita. Kotler, Philip. Marketing. (Jakarta: Erlangga), 1994. Kristiantini, Puji Winah Jurini. Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan nasional, 2003. Lamb, Charles Jr W. dkk. Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat. 2001. M. Syakir Sula dan Hermawan. Syariah Marketing. h.27. Nurul Aen dan A. Dzajuli. Ushul Fiqh Metodologi Hukum Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000. Ali, Zainuddin. Hukum Gadai Syariah. Jakarta; Sinar Grafika, 2008. Rahmat, Syafe’i. “Konsep Gadai;Ar-Rahn dalam Fikih Islam antara Nilai Sosial dan Nilai Komersial’ dalam Huzaimah T. Yanggo, Problematika Hukum Islam Kontemporer III. Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1995. Sabiq, Sayid. Fiqh Sunnah. Beirut. Darul-Kitab al-Aribi, 1987. Siagian, Sondang. Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986. Stanton, J Wiliam. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1994. Sumarini, Murti. Marketing Perbankan. Yogyakarta: Liberty, 1997. Tjiptono. Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Press, 2001. Wragg, E.C. An Introduction To Classroom Observation, Routledge. London, 1994. Zuhaily, Wahbah. Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu. Beirut: Dar Al-Fikr, 2002. Zulkifli, Sunarto. Kepala Pengembangan Produk BSM (Bank Syariah Mandiri).
87
Situs Ibrahim M. Nasir. Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambialn Keputusan Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang. (www.strategi ampuh). www. strategi pemasaran.com www.yahoo.com
88
Lembar Wawancara Jum’at, Tanggal 15 apr i2011 jam 15.00 Nama
: Dien Novita Sari
NIM
: 107053002591
Prodi
: Manajemen Dakwah
Judul skripsi
: “Strategi pemasaran produk Ar-rum (Kredit Fidusia) Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren dalam menarik minat nasabah ”.
1. Sejarah berdirinya CPS Pondok Aren? 2. Visi dan misi pegadaian? 3. Struktur dan bagan organisasi, jelaskan juga tugas-tugas dari setiap jabatan yang ada di pegadaian syariah cabang pd. Aren? 4. Bagaimana perkembangan CPS pondok aren dari awal berdiri hingga sekarang apakah ada peningkatan atau malah mengalami kemunduran? Tolong berikan juga data dan table perkembangan baik nasabah ataupun omzet dari tahun ke tahun? 5. Apakah dengan berdirinya CPS pondok aren keadaan masyarakat sekitar pondok aren menjadi sejahtera? 6. Apa perbedaan dan persamaan pegadaian konvensional dengan pegadaian syariah? 7. Jelaskan, perkembangan kondisi pegadaian syariah saat ini apakah pegadaian syariah jauh terbelakang dari pegadaian konvensional atau malah lebih banyak diminati oleh masyarakat? Jika iya berikan alasannya? 8. Apakah produk- produk di pegadaian syariah sama dengan produk yang ada di pegadaian konvensional khususnya produk Ar-rum (kredit fudisia) dan, apakah mekanisme peminjamannya sama dengan pegadaian konvensional? Jika tidak tolong jelaskan y bapak? 9. Apakah pegadaian syariah mempunyai pesaing ? jika iya siapa pesainggya? Dan apa strategi pegadaian syariah dalam mempertahankan semua produk di pegadaian syariah khusnya produk Ar-rum ini agar tetap unggul dipasaran dan tetap di minati oleh para nasabah?
89
10. Siapa segmen pasar pegadaian syariah? 11. Siapa target pasar pegadaian syariah ? 12. Bagaimana strategi dan implementasi pemasaran produk Ar-rum (kredit fidusia) di CPS Pondok Aren? 13. Siapa target nasabah untuk produk Ar-rum ini? 14. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh para nasabah jika ingin memakai produk Ar-rum (kredit fudisia) apakah ada persyaratan khusus? Jika iya jelaskan? 15. Bagaimana jika nasabah telat membayar hutangnya khususnya produk Ar-rum ini apakah di kenakan bunga? 16. Sampai detik ini sudah berapa banyak nasabah yang memakai produk ar-rum ini? Dan apakah mereka puas setelah memakai jasa Ar-rum ini? 17. Biasanya di setiap perusahaan dalam memasarkan produknya slalu memakai konsep bauran pemasaran atau biasa di sebut dengan marketing mix yakni 4 p_produk, harga, distribusi, dan promosi. Apakah Cps Pondok Aren juga demikian jika iya, tolong jelaskan: - strategi dalam bidang produk khususnya produk Ar-rum ini? - strategi dalam bidang distribusi? - strategi dalam bidang harga? - strategi dalam bidang promosi? 18. Analisis perkembangan CPS Pondok Aren melalui pendekatan SWOT (strange, weeknes, opurtunity, dan threath? Tolong jelaskan…. •
kekuatan pegadaian syariah pondok aren?
•
Kelemahan CPS Pondok Aren?
•
Peluang CPS Pondok Aren? dan,
•
Ancaman CPS Pondok Aren?
19. Kendala dan hambatan apa saja yang di hadapi oleh Pegadaian Syariah Cabang Pd. Aren dalam memasarkan produk Ar-rum (kredit fudisia) ini?
90
Jakarta, 22 Maret 2011 Nomor Lampiran Perihal
: 24/Hms-Hkm/Kanwil X/III/2011 : : Ijin Penelitian, Pengambilan Data Dan Wawancara
Kepada : Sdr. Pemimpin Cabang Syariah Perum Pegadaian Pondok Aren di Tangerang
Sesuai dengan surat Saudara nomor: 058/HmsHkm.165020/2011 tanggal 16 Maret 2011 perihal permohonan Ijin Penelitian / Pengambilan Data, / Wawancara, dengan ini diberitahukan bahwa kami dapat menyetujui dan memberikan ijin kepada : Jurusan / No Nama NIM Judul Skripsi Semester 1.
Dien Novita Sari
107053002591
Manajemen Dakwah/ VII
Strategi Pemasaran Produk Ar-Rum Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren dalam Menarik Minat Nasabah
Mahasiswa UIN Jakarta, untuk melaksanakan Penelitian, Pengumpulan data serta Wawancara di Kantor Cabang Syariah Perum Pegadaian Pondok Aren, Jl. Ceger Raya No. 52D, Pondok Aren, Tangerang. Pelaksanaan Penelitian, Pengumpulan Data dan Wawancara Mahasiswa tersebut dimulai pada tanggal 01 April 2011 sampai 30 April 2011 dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Dilaksanakan setiap hari kerja, kecuali hari Minggu dan libur. 2. Jam pelaksanaan mulai dari pukul 07.30 s.d. 15.30 Wib. 3. Mematuhi tata tertib yang berlaku di Perusahaan kami. 4. Selama melaksanakan Penelitian, Pengumpulan Data, dan Wawancara, Mahasiswa berpakaian rapi dan sopan, serta tidak diperkenankan memakai pakaian jeans. 5. Data atau in/ormasi yang diperoleh semata - mata hanya untuk keperluian akademik dan tidak untuk dipublikasikan. 6. Setelah selesai melaksanakan Penelitian, Pengumpulan Data, dan Wawancara, Mahasiswa yang bersangkutan agar menyerahkan 1 (satu) eksemplar karya tulis yang dibuat ke Kantor Cabang Syariah Perum Pegadaian Pondok Aren tempat Mahasiswa yang bersangkutan melaksanakan Penelitian, Pengumpulan Data dan Wawancara, sebagai bahan referensi dan untuk dokumentasi Perusahaan kami. Demikian disampaikan atas kerjasama yang baik diucapkan terima kasih dan kepada Mahasiswa yang bersangkutan agar dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik - baiknya.
Tembusan : 1. Yth. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 2. Mahasiswa yang bersangkutan 3. Arsip
91
92