BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA PEKALONGAN)
A. Penerapan Multi Akad Dalam Pembiayaan Arrum (Usaha Mikro Kecil) Multi akad adalah desain kontrak (akad) dalam bentuk yang tidak hanya tunggal, tetapi mengkombinasikan beberapa akad.1 Dalam pembiayaan ARRUM, multi akad terdapat didalamnya karena pembiayaan ARRUM menggunakan dua akad sekaligus yaitu akad rahn dan akad ijarah. Akad rahn digunakan untuk gadai dan akad ijarah digunakan untuk biaya sewa dan asuransi, penggabungan dua akad menjadi satu kesatuan dengan akad lain disebut dengan multi akad. ARRUM termasuk dalam multi akad terkumpul (al-‘uqud al-mujtamiah) yaitu dua akad terhimpun menjadi satu akad. Pembiayaan ARRUM adalah skim berprinsip syariah bagi para pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan usaha melalui sistem pengembalian secara angsuran. Jaminan yang dapat digunakan dalam pembiayaan ARRUM ini adalah BPKB kendaraan bermotor (mobil ataupun motor) sementara itu secara fisik kendaraan tetap berada ditangan nasabah untuk kebutuhan operasional usaha. Nilai pembiayaan dapat mencapai hingga 70% dari nilai taksiran agunan. Jumlah minimal pembiayaan ARRUM yaitu 1
Ali Amin Isfandiar, Analisis Fiqh Muamalah Tentang Hybrid Contract Model Dan Penerapan Pada Lembaga Keuangan Syariah, (Pekalongan: STAIN Pekalongan), hlm.205-206.
55
56
Rp. 3.000.000;- sedangkan jumlah maksimal pembiayaan ARRUM sebesar 100.000.000 ;-.2 Pencairan pembiayaan ARRUM dari survey sampai persyaratan lengkap kurang lebih 3 hari. Pelunasan pembiayaan dilakukan secara angsuran tiap bulannya, pelunasan sekaligus juga dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon ijarah. Jumlah nasabah dalam pembiayaan ARRUM pada tahun 2013 sebanyak 27 nasabah, sedangkan pada tahun 2014 mengalami kenaikan yang cukup banyak yaitu sebanyak 92 nasabah. Ini menunjukkan bahwa pembiayaan ARRUM semakin diminati masyarakat. Pembiayaan ARRUM adalah pembiayaan yang bertujuan untuk penambahan modal usaha bagi para usahawan menengah kebawah untuk pengembangan usahanya. 1. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan ARRUM (Usaha Mikro Kecil) di Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan. a. Pengajuan Pembiayaan ARRUM (Usaha Mikro Kecil) di Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan
2
Brosur Pembiayaan ARRUM.
57
Gambar 4.1 Alur Pengajuan Pembiayaan ARRUM di Pagadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan3
Nasabah datang ke Pegadaian Syariah Ponolawen
Verifikasi Dokumen dan Analisis Usaha
Analisis Kredit
Pegadaian Syariah menyetujui Pengajuan Pembiayaan
Nasabah Menerima Uang Pinjaman
Keterangan: 1) Nasabah datang untuk mengajukan pembiayaan ARRUM dan membawa persyaratan pengajuan pembiayaan ARRUM. 2) Tim Mikro pembiayaan ARRUM melakukan pengecekan terhadap kelengkapan persyaratan yang telah diserahkan kepada pihak Pegadaian Syariah Ponolawen.
1.
3
Wawancara dengan Bapak Teguh Subagyo Selaku Pimpinan Cabang Pegadaian
Syariah Ponolawen Kota Pekalongan tanggal 1April 2016 Pukul 14:30.
58
3) Analisi kredit melakukan survey tempat dan kondisi usaha dan agunan. Tim Analis melakukan survey tempat dan kondisi usaha untuk mengetahui apakah nasabah layak menerima pembiayaan ARRUM atau tidak serta apakah usaha yang dijalankan nasabah dalam jangka panjang mempunyai peluang akan merugi apakah justru akan mengalami peningkatan usaha. Hal ini penting dilakukan karena dari hasil survei inilah Tim Mikro dapat mengambil kesimpulan apakah nasabah dapat membayar angsuran atau tidak. Tim Mikro juga melakukan pengecekan terhadap agunan. Agunan di cek keabsahannya serta untuk mengetahui berapa nilai kisaranya. 4) Setelah Tim Mikro menyatakan nasabah layak untuk mendapatkan pinjaman Pembiayaan ARRUM, nasabah diminta untuk mengisi formulir pembiayaan ARRUM. 5) Nasabah menerima uang pinjaman dari Pegadaian Syariah Ponolawen. b. Potret Ketika Melakukan Akad.4 1) Pihak yang terlibat dalam akad adalah yang menggadaikan (nasabah) dan penerima gadai (Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan). 2) Objek rahn ialah barang yang digadaikan (marhun). Marhun berfungsi sebagai jaminan mendapatkan pinjaman dari Pegadaian 4
Wawancara dengan Bapak Teguh Subagyo Selaku Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan. . .
59
Syariah Ponolawen Kota Pekalongan. Marhun dalam pembiayaan ARRUM berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil/ motor) sedangkan secara fisik kendaraan tetap berada di pihak penggadai (nasabah) dan nasabah dapat mengunakan kendaraan tersebut untuk kegiatan usahanya. 3) Setelah semua syarat terpenuhi, agunan telah berada ditangan murtahin (Pegadaian Syariah Ponolawen Kota Pekalongan) maka selanjutnya nasabah mengisi formulir pembiayaan ARRUM. Kesepakatan ijab qabul (sighat akad) dalam pembiayaan ARRUM dilakukan secara tertulis. c. Contoh Perhitungan Pembiayaan ARRUM. Perhitungan pembiayaan ARRUM dihitung dari nilai pinjaman nasabah ditambah dengan biaya sewa tempat (ujroh). Ujroh ditentukan 1% dari jumlah pinjaman yang diberikan. Nasabah dibebankan ujroh sebesar 1% setiap bulannya ditambah dengan angsuran pokoknya. Dalam perhitunganya, nilai angsuran pokok dan biaya sewa tempat sudah dijadikan dalam satu perhitungan. 2. Model Perhitungan Ujroh Dalam Pembiayaan Arrum (Usaha Mikro Kecil) Model pembiayaan ujroh yaitu nasabah membayar ujroh setiap bulan ditambah angsuran pokoknya. Dalam ARRUM, akad ijarah merupakan manfaat atau jasa melalui penggantian kompensasi, yaitu pemilik yang menyewakan manfaat disebut
60
dengan muajjir sedangkan penyewa atau nasabah disebut mustajir, sesuatu yang diambil manfaatnya (tempat penitipan) disebut majur dengan kompensasi atau balas jasa yang disebut balas jasa atau ujroh. Karena itu, nasabah (rahin) akan menberikan biaya jasa atau ujroh kepada murtahin karena nasabah (rahin) telah menitipkan barangnya untuk dijaga atau dirawat oleh murtahin. Contoh pembiayaan ARRUM Simulasi ARRUM Rumus: Pinjaman
1% dari Pinjaman
Jangka Waktu 1% merupakan ujroh. Contoh: nasabah membutuhkan pinjaman sebesar Rp.5.000.000.- dengan jangka waktu 12 bulan. Maka perhitungannya adalah: Rp.5.000.000.- + 50.000.12 = Rp.416666 + Rp.50.000.=Rp.466666
dibulatkan
menjadi
Rp.466,700 / Bulan. Contoh perhitungan denda pada Pembiayaan ARRUM adalah sebagai berikut: Denda Pembiayaan ARRUM 4% perbulan. Rumus: 4% x angsuran perbulan. Perhitungan denda dari contoh diatas adalah:
61
Rp.466,700.- x 4% = Rp.18.668.- / bulan 5 Pemberlakuan denda di Pegadaian Syariah Ponolawen dihitung perbulan sebesar 4% dari angsuran. Dimana denda tersebut masuk ke dana kebajikan untuk qardhul hasan. Dalam penanganan pembiayaan bermasalah di Pegadaian Syariah Ponolawen dengan kategori keterlambatan membayar: 1. 1 minggu yaitu pihak Pegadaian Syariah Ponolawen menghubungi nasabah
dengan
memberitahukan
keterlambatan
pembayaran
angsuran. 2. 1 bulan yaitu berupa teguran tertulis/ somasi sebanyak 3 kali oleh pihak Pegadaian Syariah Ponolawen. 3. Setelah nasabah diberikan somasi sebanyak 3 kali dan nasabah tidak bayar angsuran, petugas datang kerumah nasabah untuk menagih angsuran yang menunggak. 4. Jika nasabah tetap tidak bisa membayar, maka barang agunan akan di tarik oleh pihak Pegadain Syariah Ponolawen untuk dilelang guna membayar angsuran yang menunggak. 5. Setelah agunan dilelang dan ternyata ada kelebihan uang dari penjualan agunan, maka uang kelebihannya diserahkan kepada nasabah.
5
Brosur Pembiayaan ARRUM
62
B. Analisis Penerapan Multi Akad dalam Pembiayaan ARRUM (Usaha Mikro Kecil). Akad rahn adalah menjadikan suatu benda sebagai jaminan untuk utang, dimana utang tersebut bisa dilunasi (dibayar) dari benda (jaminan) tersebut ketika pelunasannya mengalami kesulitan. Sementara itu berbeda jauh dari praktiknya, dalam praktik rahn dikenakan biaya sewa (ujroh). Biaya sewa tempat yaitu 1% dari jumlah pinjaman. Semakin besar pinjaman, semakin tinggi pula biaya sewa yang dikeluarkan. Akad ijarah yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah, sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Melalui akad ijarah inilah pihak Pegadaian Syariah Ponolawen menarik sewa atas penyimpanan agunan berupa BPKB milik nasabah. Hal ini sangat berlawanan dengan teori, rahn dalam teori tidak ada tarif sewanya dan akad yang digunakan adalah akad rahn saja tidak bercampur dengan akad lainnya. Tarif sewa tempat boleh ditetapkan diawal perjanjian dengan syarat tarif ujroh tersebut masih dalam batas yang wajar serta tarif tersebut tidak dikaitkan dengan banyaknya pinjaman, karena kelebihan uang dari nilai pinjaman tersebut termasuk dalam kategori riba. Dari uraian diatas, kalaupun ada biaya sewa, hendaknya biaya sewa tersebut ditentukan secara jelas tdan tidak menggunakan presentasi dari nilai pinjaman. Artinya biaya sewa nasabah satu dengan nasabah yang lainnya harus sama. Misalnya: Pak Dodi mengajukan pembiayaan sebesar
63
Rp.10.000.000;- beliau menggunakan BPKB Mobil Toyota Ayla sebagai agunan,
sedangkan
Pak
Hasan
mengajukan
pembiayaan
sabesar
Rp.7.000.000;- beliau menggunakan BPKB motor Beat sebagai agunan. Meskipun barang yang dijadikan agunan berbeda, tetapi biaya sewanya harusnya sama. Karena antara ukuran BPKB mobil dan BPKB motor itu sama. Sehingga seharusnya tidak ada perbedaan biaya sewanya karena sistem penjagaanya juga dalam satu sistem. Maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan ARRUM belum sesuai dengan prinsip syariah karena dalam praktiknya mengandung unsur riba dengan cara mengambil kelebihan uang dari nilai pinjaman yang diberikan. Padahal pada prinsip syariah, rahn adalah akad yang prinsipnya mengandung unsur tolong menolong tanpa mencari keuntungan. Mengenai akad sebaiknya dijelaskan kepada nasabah mengenai akad yang digunakan, sistem-sistem dan hak serta kewajiban nasabah harus dijelaskan secara rinci sehingga nasabah mengetahuinya. Meskipun sering kali nasabah mengabaikan hal itu, karena nasabah ingin segera mendapatkan uang pinjaman. Namun hal ini sangat penting, agar transaksi yang dilakukan oleh pegadaian menjadi sesuai dengan unsur-unsur saling merelakan (ِ ُعِلِ َم ِبِه ِِض َِ ّ )الرsehingga sah menurut kaidah hukum Islam. C. Perbedaan Dan Persamaan Antara Perhitungan Ujroh Di Pegadaian Syariah
Dengan
Konvensional
Model
Perhitungan
Bunga
Di
Pegadaian
64
1. Perhitungan bunga di Pegadaian Konvensional a. Pengertian Bunga Pada dasarnya, bunga pada pengertian ekonomi mikro atau makro sama karena bunga merupakan nilai modal dari pihak peminjam kepada yang meminjam. Perbedaannya pada wadah pengoperasiannya. Pada ekonomi mikro, peminjam beroperasi secara langsung antara satu pihak dengan pihak lai. Sementara pada ekonomi makro seperti bank, peminjaman beroperasi secara tidak langsung dengan memakai pihak ketiga sebagai perantara (pengelola).6 b. Model Perhitungan Bunga di Pegadaian Konvensional KREASI adalah Kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada Usaha Kecil dan menengah (UKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem Fidusia. Sistem Fidusia berarti agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga kendaraan masih bisa digunakan untuk usaha. Dalam produk KREASI, nasabah dibebankan bunga sebesar 1% setiap bulannya.7 Simulasi KREASI: Contoh: nasabah membutuhkan pinjaman sebesar Rp.5.000.000.- dengan jangka waktu 12 bulan.
6
Syiah Khoisyi’ah, Fiqh Muamalah Perbandingan, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014),
hlm. 179. 7
http://www.pegadaian.co.id 1 Mei 2016 Pukul 11:32.
65
Maka perhitungannya adalah: Rp.5.000.000.- + 50.000.12 = Rp.416666 + Rp.50.000.=Rp.466666
dibulatkan
menjadi
Rp.466,700 / Bulan. Contoh perhitungan denda pada KREASI adalah sebagai berikut: Denda KREASI sebesar 2% perminggu. Rumus: 2% x angsuran perbulan. Perhitungan denda dari contoh diatas adalah: Rp.466,700,- x 2% = Rp.9334,- / minggu. 8 2. Perhitungan Ujroh di Pegadaian Syariah a. Pengertian Ujroh di Pegadaian Syariah Ujroh merupakan biaya sewa. Tarif ujroh di Pegadaian Syariah Ponolawen di gunakan untuk biaya penyimpanan barang jaminan / biaya sewa tempat barang jaminan dan pemeliharaan marhun serta asuransi. b. Model Perhitungan Ujroh di Pegadaian Syariah Tarif ujroh yang dibebankan kepada nasabah adalah 1% setiap bulannya. Angsuran dan tarif ijarah di gabungkan menjadi satu. 3. Analisis Perbedaan dan Persamaan antara Perhitungan Ujroh di Pegadaian Syariah dengan Model Perhitungan bunga di Pegadaian Konvensional 8
Wawancara Bapak Rudianto selaku Pengelola Unit Pembantu Cabang 9 Mei 2016 Pukul: 11:30.
66
a. Perbedaan 1) Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong-menolong tanpa mencari keuntungan, sedangkan gadai menurut hukum perdata di samping berprinsip tolong-menolong juga menarik bunga atau sewa modal. 2) Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku pada benda yang bergerak, sedangkan dalam hukum Islam rahn berlaku pada seluruh benda, baik benda / harta bergerak maupun tidak bergerak. 3) Dalam rahn tidak ada istilah bunga. 4) Gadai menurut hukum perdata dilaksanakan melalui suatu lembaga yang di Indonesia disebut Perum Pegadaian, rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga. 5) Di Pegadaian Syariah kelebihan uang uang hasil dari penjualan tidak diambil oleh nasabah, tetapi diserahkan kepada lembaga ZIS. Sedangkan di Pegadaian Konvensional kelebihan hasil leleng tidak diambil oleh nasabah, tetapi menjadi milik pegadaian. b. Persamaan 1) Hak gadai atas pinjaman uang.
67
2) Adanya agunan sabagai jaminan utang. 3) Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan. 4) Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh para pemberi gadai. 5) Apabila batas waktu pinjaman uang habis, barang yang digadaikan boleh dijual atau dilelang.9
9
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, (Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2015), hlm. 191-192.