USAHA MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH¹ Romadzuhri Nurbanatra Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email :
[email protected] Muhamad Nafik H.R. Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Unversitas Airlangga Email :
[email protected] ABSTRACT: This research adopts a qualitative approach with a study case methodology. Data collection is done through personal interviews with informants, who are the head of branch, marketing staffs, administration staffs and clients of Pegadaian branch Blauran, Surabaya. Secondary data is also collected from documents pertinent to risk mitigation in Islamic Pawnshop (Pegadaian). The technique of analysis employed in this research is the PatternMatching technique accompanied with the narration of results of the interviews Results from this research suggest that the mitigation of funding risks have not been optimized in Islamic Pawnshop (Pegadaian). The risk mitigation process has only been formalities done without evaluation in order to comply with the standard procedures. Thus said, funding risks in Islamic pawnshop have not yet been optimally mitigated. Keywords: Mitigation, Risk, Funding, Islamic Pawnshop (Pegadaian) I. PENDAHULUAN Latar Belakang
dana
Pedaian peran
untuk
Syariah mewadahi
juga
relatif
lebih
cepat
memberikan
dibandingkan dengan meminjam dana
kepentingan
langsung ke bank sehingga Pegadaian
masyarakat yang belum tersalurkan oleh
Syariah
jasa perbankan Islam. Kelahiran lembaga
tengah-tengah
keuangan syariah non-perbankan, baik
membutuhkan bantuan. Hal ini didukung
yang
oleh
full
branch
atau
yang
hanya
bisa
berkembang
pesat,
masyarakat
masyarakat
di
yang
Indonesia
yang
berbentuk unit atau divisi usaha syariah.
mayoritas penduduknya beragama Islam.
Pembinaan dan pengawasan lembaga
Oleh karena itu, Pegadaian Syariah harus
keuangan Islam non-perbankan berada di
selalu
bawah instansi Otoritas Jasa Keuangan,
produk
seperti pasar modal, asuransi, reksadana
terpenuhi. Upaya dalam meningkatan
dan pegadaian.
kepuasan
Pegadaian
Syariah
adalah
merupakan
meningkatkan sehingga
pelayanan
kepuasan
pelanggan dengan
dan
nasabah
salah
satunya
adanya
produk
sarana pendanaan yang sangat mudah.
pembiayaan produktif untuk usaha mikro.
Masyarakat
akan
lebih
memilih
Puspitasari (2011:44) menyebutkan bahwa
pegadaian
dibandingkan
dengan
pembiayaan ar-rahn untuk usaha mikro
pembiayaan
di
bank
karena
(Arrum)
syarat
adalah
produk
berupa
pembiayaan dengan prinsip syariah yang
pemberian pendanaan pada gadai lebih mudah. Prosedur untuk mendapatkan 1)Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi dari Rohmadzuhri Nurbanatra, NIM : 041114098, yang diuji pada 18 Januari 2016.
615
Nurbanatra, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH
2016: 615-624;
USAHA
ditujukan untuk para pengusaha mikro
sebenarnya tidak layak diberikan tetapi
dan menengah untuk keperluan
dianggap
layak
untuk
mendapatkan
pembiayaan. Dampaknya akan muncul pengembangan usaha dengan
pembiayaan
sistem pengembalian secara angsuran
bermasalah
pada
Pegadaian Syariah.
dan barang jaminan berupa BPKB motor II. LANDASAN TEORI
atau mobil. Pegadaian mengelola
syariah
lembaganya
baik,
Sudarsono menyatakan (2007: 156)
maka fungsi bisnis akan berjalan dengan
bahwa gadai dalam fiqh disebut rahn,
baik. Perolehan laba merupakan hal yang
yang
perlu dipertimbangkan oleh pegadaian
barang yang dijadikan sebagai jaminan
syariah. Pencapaian laba yang dimaksud
kepercayaan. Sedangkan menurut syara’,
mencakup seberapa banyak aset yang
artinya menyandera sejumlah harta yang
diperoleh,
yang
diserahkan sebagai jaminan secara hak,
mampu disalurkan, juga bagaimana risiko
tetapi dapat diambil kembali sebagai
dapat diminimalisir.
tebusan. Pengertian rahn yang merupakan
berapa
dengan
Gadai
yang
outstanding
Risiko pembiayaan menjadi fokus
menurut
bahasa
adalah
nama
perjanjian utang piutang antara dua atau
utama pada Pegadaian Syariah. Hal ini
beberapa
didasarkan
keterbatasan
benda dan menahan sesuatu barang
pegadaian dalam melakukan screnning
sebagai jaminan atau ia bisa mengambil
atas
sebagian manfaat barangnya itu.
pada pengajuan
Keterbatasan
tersebut
pembiayaan.
pihak
mengenai
persoalan
Mekanisme Pegadaian Syariah
mengakibatkan
adanya beberapa tahapan pembiayaan
Sudarsono (2007: 171) menjelaskan
yang tidak sengaja atau sengaja dilewati
operasi
pegadaian
untuk mempercepat prsoes pembiayaan.
hubungan
di
syariah
antara
Mitigasi risiko menjadi hal penting
pegadaian
karena akan mempengaruhi pencapaian
pegadaian
tujuan pegadaian syariah tersebut. Tujuan
dalam gambar berikut:
pegadaian syariah adalah pencapaian maslahah. Maslahah dapat dijabarkan dengan dicapainya kesejahteraan umat. Jika risiko tidak dapat dimitigasi dengan baik, maka kesejahteraan umat akan menjadi terganggu. Risiko yang muncul jika mitigasi risiko tidak berjalan dengan baik, seperti adanya pembiayaan yang
616
syariah. syariah
merupakan
nasabah Adapun
dapat
dan teknis
diilustrasikan
Nurbanatra, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH
Marhun Bih (pembiayaan )
2016: 615-624;
USAHA
Mitigasi Risiko
3. Pegadaian membayar nasabah
Mitigasi
adalah
eliminasi
atau
mengurangi frekuensi, besarnya, kerasnya 2. Akad
atau eksposure dari sebuah risiko, atau
Nasabah
Pegadaian
meminimalisasi
4.Menebus jaminan
ancaman
dampak
atau
peringatan
2008:43). Tujuan Marhun (jaminan)
1.Nasabah menyerahkan jaminan
potensial
mitigasi
dari
(Darmawi,
risiko adalah
mengeksplorasi strategi respon risiko atas sesuatu yang berisiko, diidentifikasi dalam
Sumber: Sundarson, Heri. 2007. Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia Gambar 1.
analisis
risiko
kualitatif
dan
kuantitatif
(Khan, 2008:52). Mitigasi idealnya dilakukan dengan
Skema Pegadaian Syariah
analisis terlebih dahulu yang mendasarkan
teknis
pada beberapa pertimbangan. Hal ini
pegadaian syariah berdasarkan skema
dilakukan agar mitigasi yang dipilih tepat
diatas adalah sebagai berikut:
menghadapi
Penjelasan
1.
Nasabah
menjaminkan
meminimalisasi
barang
mendapatkan
dipertimbangkan
untuk
dalam
yang yang
dalam
dijadikan
Dorian (2011: 7): a. Adanya analisis biaya manfaat
memberikan
mitigasi
Pegadaian syariah dan nasabah
yang diantisipasi.
berbagai
hal,
biaya
pemeliharaan,
timeline
mitigasi
c. Adanya ketersediaan sumber daya Risiko pembiayaan
Pegadaian syariah menerima biaya biaya
kerugian
dengan tepat.
seperti
tempo gadai dan sebagainya.
seperti
terhadap
b. Melakukan
kesepakatan biaya gadaian, jatuh
gadai,
perlu
menentukan
pembiayaan.
mengenai
timbul.
kegiatan mitigasi dengan baik menurut
menyetujui akad gadai. Akad ini
4.
faktor
dapat
menaksir
pegadaian
jaminan
dasar
pembiayaan.
sehingga
kerugian
Beberapa
barang
3.
risiko,
kepada pegadaian syariah untuk Kemudian
2.
mengenai
Risiko pembiayaan muncul ketika
penitipan,
lembaga
penjagaan
keuangan
dapat
dan biaya penaksiran yang dibayar
memperoleh
pada awal transaksi oleh nasabah.
pinjaman yang diberikan atau investasi
Nasabah menebus barang yang
yang sedang dilakukan. Penyebab utama
digadaikan setelah jatuh tempo
dari
risiko
kembali
tidak
ini
tagihan
adalah
atas
penilaian
pembiayaan yang kurang cermat dan lemahnya antisipasi terhadap berbagai
617
Nurbanatra, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH
kemungkinan
risiko
usaha
yang
menggunaka
pembiayaan
yang
prinsip
nyata
analisis
didasarkan
Rumusan
pada
yang
a. Character artinya sifat atau karakter
tersebut
mendalam,
khususnya
berkaitan
dengan kajian literatur yang ditunjang
nasabah pengambil pinjaman. artinya
masalah
membutuhkan jawaban dengan kajian
rumus 5C, yaitu (Muhammad, 2011:305):
b. Capacity
USAHA
yang memiliki konteks dengan kehidupan
dibiayainya. Risiko dapat ditekan dengan cara
2016: 615-624;
dengan
kemampuan
wawancara
mendalam
dengan
para
diskusi
pengelola
nasabah untuk menjalankan usaha
dalam
dan mengembalikan pinjaman yang
Jawaban rumusan masalah tersebut tidak
diambil.
dapat diperoleh dengan menggunakan
c. Capital
artinya
modal
yang
sektor
dan
Pegadaian
Syariah.
prosedur-prosedur statistik. Oleh karena itu,
diperlukan peminjam.
untuk mencapainya digunakan penelitian
d. Colateral artinya jaminan yang telah
dengan
pendekatan
kualitatif
dan
dimiliki yang diberikan peminjam
metode yang digunakan adalah studi
kepada lembaga keuangan.
kasus (case study) deskriptif.
e. Condition
keadaan
usaha
Ruang Lingkup Penelitian
atau
nasabah prospek atau tidak
Ruang
lingkup
penelitian
akan
III. METODE PENELITIAN
dibentuk berdasarkan rumusan masalah
Pendeketan penelitian
yang
Pendekatan
dijawab.
Ruang
lingkup
yang
penelitian ini terbatas pada bagaimana
ini
mitigasi risiko pembiayaan yang dilakukan
kualitatif.
oleh pegadaian syariah. Mitigasi dalam
Menurut Yin (2013:2) pendekatan kualitatif
penelitian ini dibatasi pada tiga tahap
adalah
dengan
mitigasi dalam pembiayaan, yaitu saat
menggunakan data yang berupa kalimat
proposal pengajuan pembiayaan, proses
tertulis
pemutusan
digunakan
penelitian
akan
dalam
menggunakan
penelitian
pendekatan
pendekatan
atau
lisan,
peristiwa-peristiwa,
pembiayaan
pasca
pengetahuan atau proyek studi yang
pencairan
bersifat deskriptif.
difokuskan pada kemungkinan terjadinya
Penelitian mencari
ini
jawaban
bertujuan
pertanyaan
Penelitian
ini
pembiayaan produktif yang bermasalah,
:
dan apa saja yang dilakukan pegadaian
“Bagaimana mitigasi risiko pembiayaan
syariah untuk meminimalisirnya. Jenis akad
dilakukan
yang digunakan dalam penelitian ini tidak
di
atas
untuk
pembiayaan.
dan
Pegadaian
Syariah?”.
Penelitian ini bagi peneliti memiliki sedikit
dibatasi,
sepanjang
kontrol
produktif,
maka
pada
obyek
penelitian
dan
berfokus pada fenomena kontemporer
produk
seluruh
akad
bersifat akan
dimasukkan dalam penelitian. Penelitian
618
Nurbanatra, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH
2016: 615-624;
USAHA
Pengumpulan data
ini dilakukan di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.
Langkah langkah yang dilakukan dalam
prosedur
pengumpulan
data
adalah sebagai berikut : Jenis dan Sumber data
1. Persiapan awal
Penelitian ini menggunakan data primer
(utama)
dan
Persiapan awal mengurus surat izin
sekunder
penelitian secara formal pada bagian
(penunjang). Data primer adalah data
akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnin
yang diperoleh langsung dari sumbernya
Universitas
melalui
mewancarai pihak Pegadaian Syariah.
wawancara
dengan
pihak
Pegadaian Syariah dan nasabah. Data ini
memungkinkan
untuk
dapat
2. Proses memasuki obyek penelitian
tersebut berasal dari wawancara, dimana metode
Airlangga
Menemui informan sesuai dengan
peneliti
janji
yang
telah
dibuat
sebelumnya,
bertatap
muka
langsung
dengan
dengan membawa surat ijin penelitian
informan
untuk
menggali
informasi
secara formal dari Fakultas Ekonomi dan
mendalam
sehingga
dipertanggung
dapat
jawabkan
Bisnis Universitas Airlangga.
validitas
3. Di lokasi atau obyek penelitian
datanya. Data sekunder dari penelitian ini
Maksud
dan
penelitian
informa
kemudian
diperoleh dari studi kepustakaan yang
dijelaskan
memuat
melakukan obesrvasi secara langsung.
mengenai
risiko
pembiayaan
kepada
tujuan
pegadaian syariah,
Bagaimana
Unit Analisis
pekerjaan, jenis pembiayaan yang pernah
Dalam menentukan unit analisis, peneliti
menggnakan
untuk
menentukan
teknik
diputus,
purposive
informan
kehidupan
tujuan
sehari-hari,
pembiayaan
yang
diberikan dan lain-lain. Selain observasi,
dari
tentunya dilakukan wawancara secara
penelitian. Alasan menggunakan teknik
mendalam
tersebut,
yakni
dilakukan terus-menerus secara berkala
informasi
peneliti
individu
yang
dalam
pengambilan
dengan
informan.
memilih
orang
atau
sampai
mendaptkan
dianggap
paling
tahu
rumusan
masalah
sebelumnya.
topik yang diteliti. Dalam penelitian ini unit
4. Pengumpulan data
analisis
adalah
Syariah
yang
pegawai mengerti
Pegadaian
mitigasi
jawaban
yang
tentang apa yang diharapkan mengenai
Hal
telah
ini
dari dibuat
Peneliti mendapatkan data dari
risiko
hasil observasi langsung dan wawancara yang mendalam dari informan, dalam hal
pembiayaan.
ini adalah kepala cabang pegadaian dan pegawai yang mengetahui mitigasi risiko
619
pembiayaan
pada
pegadaian
Nurbanatra, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH
syariah yang menjadi obyek penelitian.
penjodohan
Setelah
membandingkan
mendaptkan
informasi
tekait
2016: 615-624;
pola
adalah
pola yang didasarkan
mitigasi risiko pembiayaan, wawancara
atas
dilakukan
diprediksikan. Dalam studi kasus yang
pada
nasabah
seputar
empiri
USAHA
dengan
pola
penggunaan pembiayaan produktif dan
menggunakan
mengenai apa saja yang dilakukan pihak
penjodohan pola akan relevan dengan
pegadaian
pola variabel variabel spesifik yang di
dalam
memberikan
pembiayaan
kepada
Wawancara
dilakukan
pertanyaan
yang
terus
nasabah.
prediksi
dengan
metode
yang
dan
deskriptif,
ditentukan
sebelum
pengumpulan datanya.
berkembang
Dari proses analisis ini semua data
tetapi tetap fokus dan mengarah pada
yang
topik
dihubungkan dan dibandingkan sehingga
penelitian.
Hasil
observasi
dan
diperoleh
wawncara dari obyek penelitian akan
dapat
didokumentasikan.
bagaimana
Data sekunder diperoleh dari studi
akan
diketahui
diolah
kembali,
masing
mitigasi
masing
risiko
pada
pegadaian syariah, mulai dari tahapan
pustaka dan literature yang berisi tentang
pengajuan
pegadaian syariah dan pengelolaannya,
dikeluarkanya
yang diperoleh dengan cara membaca
dan pasca pembiayaan. Dengan begitu
buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan
akan
dengan risiko.
bermasalah yang dapat ditekan dengan
Teknik Keabsahan data
mitigasi risiko pada Pegadaian Syariah.
Teknik
triangulasi
pemeriksaan
yang
sesuatu
lain.
yang
adalah
keputusan
diketahui
risiko
tahapan pembiayaan
pembiayaan
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
teknik
memanfaatkan Triangulasi
pembiayaan,
Mitigasi risiko pembiayaan telah
yang
diterapkan
oleh
Pegadaian
digunakan dalam penelitian ini adalah
Namun,
triangulasi dengan sumber dengan cara
pembiayaan
dimungkinkan
membandingkan dan mengecek baik
dikembangkan
lebih
derajat kerpecayaan suatu informasi yang
tahapan mitigasi risiko pembiayaan di
diperoleh melalui waktu dan alat yag
Pegadaian
berbeda. Dalam peneltian ini triangulasi
lingkup pembiayaan secara menyeluruh.
sumber
jalan
Diantaranya lemahnya analisis kelayakan
wawancara
pembiayaan, penerapan analisis bisnis
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
yang digantikan dengan analisis nilai
Teknik Analisis
jaminan
dilakukan
membandingkan
Dalam
dengan hasil
penelitian
ini,
peneliti
penerpaan
Syariah.
Syariah
dan
baik. belum
risiko untuk
Beberapa mencakup
penyajian
data
pembiayaan. Hal ini dapat dilihat dari
menggunakan teknik analisa penjodohan
presentase
pola.
pembiayaan.
Menurut Yin (2013:140)
mitigasi
logika
620
tingkat
kemacetan
Nurbanatra, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH
2016: 615-624;
USAHA
Tabel 1. Presentase Jumlah Nasabah Pembiayaan Bermasalah Pegadaian Syariah
informasi yang didapat dari pengajuan
No
pegadaian
Tahun
1 2 3 4 5
pembiayaan yang dilakukan pihak deputi
Presentase jumlah nasabah pembiayaan bermasalah 35% 40% 45% 40% 20%
2010 2011 2012 2013 2014
untuk
mitigasi
pembiayaan syariah
pembiayaan
tersebut
pada
mengoptimalkan
pengajuan
tiga
pertama
dapat
pembiayaan:
dimulainya
pembiayaan
atau
pembiayaan,
berlangsung. Pegadaian
mengajukan
260) bahwa pada saat proses identifikasi risiko, hal yang perlu diperhatikan adalah
Syariah
karakteristik risiko yang melekat pada aktivitas fungsional dan risiko dari produk
dan
dan
usaha yang akan dibiayai, jika sesuai maka
pengajuan
pembiayaan
keempat
dengan apa yang dijelaskan Karim (2010:
awal
pembiayaan
pembiayaan,
pengajuan pada tahap pertama sesuai
menganalisis bagaimana profil nasabah yang
akad
Mitigasi risiko pembiayaan saat
pada
Saat
profil
jaminan.
pembiayaan dan output: saat adanya
pembiayaan
mengetahui
pendapatan, dan kelima adalah barang
nasabah
sampai
tahap
menentukan pola angsuran dengan pola
akan
penilaian dan pengambilan keputusan pembiayaan
memberikan
akan dibiayai, ketiga menentukan skema
menyerahkan pengajuannya, proses: saat
keputusan
mampu
kedua mengetahui usaha nasabah yang
yaitu
saat
sesuai
nasabah yang mengajukan pembiayaan,
risiko
bagian,
membayar
pengajuan dilakukan lima tahap, yaitu
Secara garis besar mitigasi risiko menjadi
apakah
Mitigasi risiko pembiayaan saat
pembiayaan di Pegadaian Syariah.
dibagi
dan
tertunggak setelah jatuh tempo.
bagian-bagian
mitigasi
baik
usaha
apakah tidak ada pembayaran yang
dikembangkan
sebenarnya
apakah
kontribusi untuk kelangsungan usaha dan
selama ini belum dilakukan Pegadaian namun
dapat
pegadaian
pembiayaan telah jatuh tempo apakah
lebih jauh pada bagian-bagian yang Syariah,
Saat
ketentuan. Termasuk saat jangka waktu
pembiayaan
risiko pembiayaan yang didapat dari hasil kemudian
berlangsung,
dengan
nasabah
hasil analisis Pegadaian Syariah. Mitigasi
dan
berwenang
pembiayaan.
memonitoring
berjalan
kemudian dibentuk berdasarkan pada
analisis
memutuskan
yang
keputusan pembiayaan dikeluarkan dan
Sumber: Data Primer (Diolah) Konsep
syariah
akan
disetujui dan jika tidak sesuai pembiayaan
kegiatan
usaha.
diidentifikasi
dari
mengajukan
pembiayaan.
Karakteristik
nasabah
yang Dengan
mengetahui karakteristik nasabah yang
akan ditolak. Saat penilaian pembiayaan,
mengajukan
pegadaian syariah menganalisis semua
621
pembiayaan,
pegadaian
Nurbanatra, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH
2016: 615-624;
USAHA
syariah dapat mengetahui di level mana
usaha hanya dilihat dari pendapatan
risiko atas nasabah tersebut. Apakah
usaha yang dihasilkan. Kapital tidak dilihat
nasabah adalah orang yang jujur, baik,
secara mendalam, hanya dilihat dari
bertanggung jawab dan karakter lain
usahanya yang telah berjalan satu tahun
diidentifikasi
di
awal
pengajuan
Mitigasi risiko pembiayaan saat
pembiayaan.
proses
Mitigasi dilakukan
pembiayaan
dengan
mengamati
dilakukan
kedua
scorring
dari
usaha
masuk
ke
saat
analisis
screening saat
dalam
dan
pengajuan
forum
pemutus
yang dijalankan oleh nasabah. Kegiatan
pembiayaan. Mitigasi dilakukan berlapis,
usaha deketahui oleh pegadaian syariah
hal
dari identifikasi kapasitas nasabah yang
mungkin
mengajukan
pengajuan akan ditemukan pada saat
pembiayaan,
apakah
ini
bertujuan saja
sesuatu
terlewat
mengelola usahanya. Karakter seseorang
Pegadaian
yang baik tidak otomatis mencerminkan
bahwa analisis tersebut dapat di cross
bahwa
check dan dipertanggungjawabkan.
usaha
dengan
pegadaian
mengelola
baik. Oleh
syariah
mengidentifikasi
sebab
idealnya
dengan
baik
itu
Syariah
proses.
analisis
mitigasi
mampu
bagian
pada
yang
seseorang tersebut memiliki skill dalam
seseorang
di
agar
harus
Pengurus
memastikan
Mitigasi risiko pembiayaan pada
dapat
proses
untuk
juga
termasuk
kontrol
hidden
action. Karena hidden action sangat sulit
karakter dan kapasitas, dengan tidak
dideteksi,
mengabaikan salah satunya.
adalah saling mengontrol satu sama lain,
pegadaian
yang
bisa
dilakukan
baik antara pengurus maupun dengan
Identifikasi ketiga adalah pada jaminan,
maka
karyawan. Kontrol objektivitas juga perlu
syariah
mengidentifikasi nilai jual dan apakah ada
dilakukan
masalah hukum pada jaminan tersebut.
action.
Objektivitas harus dijaga
saat
Dimana
proses
pengambilan
keputusan
agar
barang
jaminan
merupakan
disamping
kontrol
hidden
barang yang akan disita apabila nasbah
keputusan
yang
diambil
tidak
tidak dapat memenuhi kewajibannya.
menimbulkan
risiko
pembiayaan
yang
Oleh sebab itu identifikasi jaminan harus
tinggi.
dilakukan dengan hati-hati karena disini
dilakukan dengan saling mengingatkan
mungkin terjadi penipuan atas jaminan.
dan saling mengevaluasi setiap keputusan
Karakter mendalam
nasabah untuk
mengandalkan
baru
kurang
dianalisis,
terlalu
dari
rekam
Kontrol
pembiayaan
pada
yang
akan
obejektivitas
dikeluarkan.
Apabila kontrol terhadap hideen action dan
jejak
objektivitasnya
dapat
dijalankan
pembiayaan sebelumnya yang mana hal
maka mitigasi risiko pembiayaan dapat
itu hanya dapat dilihat dari nasabah
berfungsi lebih optimal.
lama.
Kapasitas
dalam
pengelolaan
622
Nurbanatra, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH
Pada
Pegadaian
Syariah
yang
ketepatan
menjadi pemutus pembiayaan adalah deputi.
Proses
pemutus
2016: 615-624;
angsuran
USAHA
masing-masing
nasabah
pembiayan
Pegadaian Syariah dalam hal ini
dilakukan dengan melihat hasil survey dari
telah melakukan beberapa hal terkait
analis
pengambilan
evaluasi pembiayaan seperti resecedhule
keputusan pembiayaan pada pegadaian
dan rollover dengan cukup baik. Tetapi
syariah
Pegadaian
kredit.
tidak
Proses
dilakukan
oleh
kepala
Syariah
tidak
aktif
cabang. Sebelum tahun 2015, kepala
memonitoring
cabang
mengelompokkan nasabah berdasarkan
pegadaian
pengambil
syariah
keputusan
adalah
pembiayaan.
usaha
dalam
kolektibilitasnya
nasabahnya,
belum
sesuai
standar
Dikarenakan sebelum tahun 2014 banyak
seperti yang diberikan oleh Peraturan
mengalami masalah pembiayaan yang
Direksi,
diakibatkan
hazard.
standar yang sama dari tahun ke tahun
maka pada tahun 2014 akhir dibuat
dan juga sifatnya terpusat. Hal tersebut
badan tersendiri yang diberi nama deputi
akan meningkatkan risiko pembiayaan
yang mengambil keputusan pembiayaan
bermasalah.
banyaknya
moral
laporan data belum memiliki
yang dilakukan. Dengan badan tersendiri V. SIMPULAN
ini diharap dapat menekan moral hazard. Analisis kurang mendalam karena merasa
sudah
Berdasarkan
dekat
dengan
Keadaan
ini
akan
Cabang Blauran melakukan mitigasi risiko
pembiayaan
pada proposal pengajuan, proses dan
bermasalah, dikarenakan adanya konflik
pasca pembiayaan. Mitigasi risiko saat
kepentingan. Hidden action belum dapat
pengajuan
dikontrol dengan baik, kontrol objektivitas
dilakukan
juga belum berjalan dengan baik
mengajukan pembiayaan, profil usaha
menyebabkan
risiko
Mtigasi risiko pembiayaan pada
atau
disimpulkan
pembahasan
cukup
nasabah.
dapat
hasil
Pegadaian
pembiayaan pada
bisnis
profil
yang
dilakukan
nasabah
yang
akan
dibiayai
Mitigasi
risiko
dan
saat pasca dilakukan saat keputusan
barang
pembiayaan
nasabah meliputi karakter dan kapasitas
telah
dikeluarkan
dan
jaminan.
Syariah
nasabah menerima pembiayaan. Mitigasi
nasabah
pembiayaan
dengan
Mitigasi risiko pada usaha yang akan
memonitoring pembiayaan yang sedang
dibiayai mencakup jenis usaha, akad
berjalan.
pembiayaan yang digunakan, sumber
dilakukan
Setiap
pembiayaan
yang
dalam
menjalankan
pada
diberikan apakah berjalan dengan baik.
pendapatan
Setelah
dibiayai, pola pendapatan dan pola
itu
dilakukan
pengelompokan
dari
risiko
yang
akan
berdasarkan kualitas pembiayaan atau
angsuran.
kolektibilitas nasabah, yang dilihat dari
jaminan, meliputi nilai barang jaminan
623
Mitigasi
usaha
usaha.
barangan
Nurbanatra, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus MEMINIMALKAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA PEGADAIAN SYARIAH
2016: 615-624;
dan legal dari barang jaminan. Mitigasi
menjalankan
berikutnya dilakukan saat proses, yaitu
Prosedur (SOP). Rekam jejak pembiayaan
saat proses diambilnya keputusan oleh
sebelumnya
pengurus
hidden
diandalkan, yang mana hanya nasabah
action dan objektivitas. Mitigasi berikutnya
lama yang memilikinya. Hal tersebut akan
dilakukan pada pasca pembiayaan, yaitu
berdampak pada akurasi mitigasi pada
ketika
berjalan
proses dan pasca pencairan menjadi
sampai berakhirnya pembiayaan dengan
kurang tepat. Maka risiko pembiayaan
menggolongkan
belum dapat diminimalisir dengan baik
dengan
mengontrol
pembiayaan
sudah
kualitas
pembiayaan
dan membuat laporan akhir pembiayaan. Langkah-langkah terdapat
pada
mitigasi
Standar
Standar
USAHA
dari
Operasional
nasabah
terlalu
oleh Pegadaian Syariah. DAFTAR PUSTAKA
risiko
Operasional
Darmawi,
Prosedur (SOP). Dalam hal ini Pegadaian
Herman.
2008.
Manajemen
Risiko. Jakarta: Bumi Aksara
Syariah Cabang Blauran memiliki SOP,
Dorian,
Lisa. 2011. Understanding
Risk
tetapi belum dijalankan dengan baik di
Mitigation. Industry Insight : A Newsletter
lapangan. Mitigasi risiko yang berjalan
for CAs in Industry. Publish by the
belum akurat, akan membuat timbulnya
Institute of Chartered Accountants of
pembiayaan
British Columbia
bermasalah.
Pegadaian
Syariah dalam menjalankan mitigasi risiko belum
dilaksanakan
dengan
Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam
akurat,
Analisis fiqh dan keuangan. Jakarta: PT
seperti analisis profil nasabah dan bisnis
RajaGrafindo Persada
nasabah kurang mendalam, skema atau
Khan, Tariqullah. 2008. Manajemen Risiko
akad pembiayaan belum sesuai dengan
Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:
penggunaannya pada pembiayaan, pola
Bumi Aksara
pendapatan dengan pola angsuran yang
Muhammad.
bersifat tetap dan variabel juga belum
Puspitasari, Mitigasi risiko pembiayaan di awal
menekan
Bank
Fiki.
2011.
Seluk
Beluk
Pegadaian. Edisi Pertama. Yogyakarta:
saat pengajuan adalah hal pertama yang untuk
Manajemen
Syariah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
sesuai.
dilakukan
2011.
PT Intan Sejati Klaten
jumlah
Rais,
Sasli.
2006.
Pegadaian
syariah,
pembiayaan bermasalah. Mitigasi risiko
Konsep dan sistem operasional.Jakarta:
pembiayaan di awal saat pengajuan
UI-Press.
belum berjalan secara akurat, karena pihak
Pegadaian
menganalisis
profil
mendalam.
Survey
nasabah
sebatas
Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga
Syariah
dalam
Keuangan
nasabah
kurang
Ekonisia
dilakukan
pada
formalitas
untuk
Syariah.
Yogyakarta:
Yin, Robert K. 2013. Studi kasus:desain dan metode. Jakarta: Rajawali Press.
624