Strategi Pemasaran Gula Kelapa Di Kabupaten Klaten Dita Pravasta, Agustono, Nuning Setyowati Program StudiAgribisnisFakultasPertanianUniversitasSebelasMaret Jl. Ir. Sutami No 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax. (0271) 637457 Email :
[email protected];Telp : 085729499896 ABSTRACT:This research aims to identify internal and external factors the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the marketingofCoconutsugarinKlatenRegency,formulate alternativestrategies that can be applied in marketing of Coconut sugar in Klaten Regency.Thebasicmethod of this research is a descriptiveanalytical method. Themethod of determining the location of the researchdone on a purposive (accidentally), the subdistrict of Kemalang in Klaten Regency, which was the only industrial centers in Klaten Regency Coconut sugar. Types of data used in this research is the primary data and secondary data. Data analysis methods in use are (1) the SWOT analysis to identify internal and external factors the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the marketing strategy of Coconut sugar, (2) the SWOT matrix is used to formulate alternative strategies marketing Coconut sugar,From the results of the research indicate that internal factors that become the power marketing Coconut sugar in Klaten Regency is a subdistrict of Kemalang experience production, continuity production, quality of the Coconut sugar, and smooth distribution channel, factors which becomes coconut sugar marketing weaknesses in Klaten Regency is a limited promotion, limited capital and financial management/accounting has not been arranged in neat. Factors hich becomes coconut sugar marketing opportunities in Klaten Regency is the increased public awareness of local products and the excellence of its nutrition value skills training facilities, there is a tendency for the public to buy household needs, the amount of labor available. The factors that a threat marketing Palm sugar in klaten Regency is budget constraints in the UMKM (Small to Medium Business Community) suppliers are unable to meet demand, competition from other regions. Keywords : Marketing Strategy, Coconut Sugar, SWOT Analysis ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten, merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten. Metode dasar penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu kecamatan Kemalang di Kabupaten Klaten yang merupakan satu-satunya sentra industri gula kelapa di Kabupaten Klaten. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam strategi pemasaran gula kelapa, (2) matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatifstrategi pemasaran gula kelapa, Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan pemasaran gula kelapa di Kecamatan kemalang Kabupaten Klaten adalah pengalaman produksi,kontinyuitas produksi, kualitas gula kelapa,dan saluran distribusi yang lancar,faktorfaktor yang menjadi kelemahan pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten adalah promosi terbatas,modal terbatas dan manajemen keuangan/pembukuan belum tersusun secara rapi. Faktorfaktor yang menjadi peluang pemasaran gula kelapa di Kabupaten klaten adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan keunggulan produk lokal dan kandungan gizinya,adanya fasilitas pelatihan ketrampilan,kecenderungan masyarakat untuk membeli untuk kebutuhan rumah tangga,jumlah tenaga kerja tersedia. Faktor-faktor yang menjadi ancaman pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten adalah keterbatasan anggaran dalam pengembangan UMKM,pemasok tidak dapat memenuhi kebutuhan sesuai permintaan,persaingan dari daerah lain. Kata kunci : Strategi Pemasaran, Gula Kelapa, Analisis SWOT
PENDAHULUAN MenurutWirakartakusurnah(1997),industri pangan merupakan salah satu sektorindustri yang sangat penting peranannyadalamperekonomian Indonesia.Disamping mampu memenuhi kebutuhan pangan Indonesia, industri pangan juga dapat menghasilkan devisa untuk negara. Industri yang cenderung menurun terjadi pada pabrik gula yang tidak bisa juga terlepas dari kinerja Pabrik Gula (PG) dan berdampak pada keberadaan PG. Kebutuhan masyarakat akan konsumsi gula semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat. Untuk gula pasir kebanyakan diproduksi oleh industri yang dikelola oleh pemerintah dalam bentuk badan usaha milik negara (BUMN), sedangkan untuk gula kelapa diproduksi oleh masyarakat dalam bentuk industri rumah tangga dengan kapasitas produksi yang relative kecil. UntukIndustri gula kelapa di kabupaten Klaten berada di 4 kecamatan yaitu Kemalang, Wedi, karangnongko, dan Gantiwarno yang tersebar di 7 kelurahan. Jenis gula kelapa berdasarkan bentuknya ada gula semut, gula petak dan gula tempurung. Proses pembuatannya hampir sama, hanya saja ada beberapa tambahan perlakuan guna menghasilkan produk tersebut.
Berdasarkan Tabel 1.Menunjukkan bahwa sentra industri gula kelapa berada di desa Bawukan dan desa Panggang di kecamatan Kemalang. Industri gula kelapa diperoleh dari nira kelapa sebagai bahan baku gula kelapa. Ketimbang gula putih gula ini beraroma lebih sedap. Tabel 1. Kapasitas produksi Industri Rumah tangga gula Kelapa di Kabupaten Klaten.
1
Desa Sentra Industri Panggang
2
Bawukan
55.500
33.94
3
Sukorejo
18.750
11.47
4
Birit
11.250
6.88
5
Kadibolo
15.750
9.63
6
Kanoman
11.250
6.88
7
Gesikan
12.750
7.80
No
Sumber
Kapasitas produksi 38.250
Presentase (%) 23.39
:Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Klaten, 2013
Problematika yang dihadapi oleh industri gula kelapa di Kabupaten klaten terletak pada terbatasnya jumlah kapasitas produksi dan sistem pemasaran yang dilakukan dengan cara-cara tradisional yang mengandalkan jejaring pemasaran lokal. Menurut Khotler (2009),
Tabel 2. Luas Panen, Produksi Dan Rumah Tangga Tani Kelapa Deres Menurut Kecamatan Di Kabupaten Klaten Tahun 2013 Luas areal (Ha = 125 Batang) / Area Kecamatan / District TBM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(1) Prambanan Gantiwarno Wedi Bayat Awas Trucuk Kalikotes Kebonarum Jogonalan Manisrenggo Karangnongko Ngawen
(2)
TM (3) 3.45 4.20 2.75 2.65 0.88 9.22 -
TT/TR (4) 0.45 2.00 -
Produksi Gula (ton)
Jumlah-Total (5) 3.45 4.65 2.65 0.88 11.22 -
Jumlah Petani
(6) 11.213 14.700 8.613 33.653 -
(7) 17 23 15 13 66 -
Luas areal (Ha = 125 Batang) / Area Kecamatan / District
(1) 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
TBM
TM
TT/TR
Jumlah-Total
Produksi Gula (ton)
Jumlah Petani
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
ceper Pedan Karangdowo Juwiring Wonosari Delanggu Polanharjo Karanganom Tulung Jatinom Kemalang Klaten Selatan Klaten Tengah Klaten Utara
12.35 -
-
12.35 -
45,0775 -
62 -
Sumber :Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Klaten, 2013
pemasaran adalah pekerjaan yang paling menentukan dalam setiap aktivitas usaha. Tanpa pemasaran yang tepat dan benar, hasil budidaya yang telah dilakukan akan sia -sia. Oleh karena kegiatan pemasaran menyangkut masalah mengalirnya produk dari produsen ke konsumen maka pemasaran menciptakan lapangan kerja yang penting bagi masyarakat (Assauri, 1987). Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemasaran gula kelapa, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Diharapkan strategi pemasaran dapat memberi arahan dalam pemasaran gula kelapa sehingga kepuasan konsumen tercapai dan produsen mendapatkan keuntungan serta dapat meningkatkan taraf hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten, 2) Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran gula kelapa di kabupaten Klaten. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis. Metode ini mempunyai ciri-ciri, memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dianalisis dan kemudian dijelaskan (Surakhmad, 1998). Tabel
3. Jumlah Industri Gula Kelapa di Kabupaten Klaten
No
Kecamatan
1. 2. 3. 4.
Kemalang Wedi Karangnongko Gantiwarno
Sumber
Jumlah Industri Gula Kelapa (Unit) 49 25 15 17
:Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Klaten, 2013
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive, yaitu penentuan daerah contoh yang diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995). Penentuan Sempel/Responden untuk Perumusan Strategi : 1) Penentuan Faktor-faktor Kunci Strategi, Data atau informasi harus ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin sesuai dengan variasi yang ada. Maka, dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci
(key informan) yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Dengan wawancara secara mendalam kepada informan kunci diperoleh informasi mengenai faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat diidentifikasikan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten. 2) Penentuan Responden Untuk Bobot. Penentuan bobot responden dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun kuisioner yang berisi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan ekternal (peluang dan ancaman). Responden yang digunakan dalam penentuan bobot adalah:Pengusaha gula kelapa adalah orang yang terlibat dalam
pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten sebanyak 6 orang, Pemasok nira kelapa yang terlibat dalam pemasaran orang, Konsumen gula kelapa yaitu pihak yang membeli dan mengonsumsi Gula Kelapa 5 orang, Dinas Perindustrian danPerdagangan Kabupaten Klaten 1 orang, Lembaga Pemasaran yang terdiri dari pedagang pengumpul 1 orang, Pesaing sebanyak 1 industri. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Gula Kelapa Identitas Responden gula kelapa di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4. Identitas Responden Gula Kelapa di Kabupaten Klaten.
No Identitas Responden 1 Identitas Responden Pengusaha Gula Kelapa
2
3
4
5
Identitas Responden Pemasok Gula Kelapa
Identitas Responden Pedagang Pengumpul Gula Kelapa
Identitas Responden Konsumen Gula Kelapa Identitas Responden Pesaing Gula Kelapa
Uraian - Umur responden - Lama pendidikan - Lama mengusahakan
- Umur responden - Lama pendidikan - Lama mengusahakan
- Umur responden - Lama pendidikan - Lama mengusahakan
- Umur responden - Lama pendidikan - Umur responden - Lama pendidikan - Lama mengusahakan
Rata rata (Tahun) 47,5 9,5 35 38,7 12 10 42,5 15 10 42,8 16 46,5 10,5 25
Sumber : Analisis Data Primer 2013
Perumusan Strategi Pemasaran Gula Kelapa di Kabupaten Klaten Perumusan strategi dimulai dengan menganalisis faktor internal dan eksternal untuk mengidentifikasi faktor-faktor
strategis yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam memasarkan gula kelapa di Kabupaten Klaten.
Adapun faktor internal tersebut yaitu:a) Sumber Daya Manusia:Sumber daya manusia dapat berupa tingkat pendidikan, kemampuan dalam mengadopsi informasi teknologi, pengalaman produksi, posisi bersaing, penguasaan faktor produksi, terutama modal dan pengelolaan usaha itu sendiri.b) Pemasaran : Aspek pemasaran juga berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi analisis terhadap produk, harga,distribusi dan promosi. Besarnya suplai atau penawaran gula kelapa akan sangat dipengaruhi oleh iklim dan perlakuan yang diterapkan dalam usaha gula kelapa.Strategi pemasaran dikombinasi dari empat variabel yaitu: Produk. Produk Gula kelapa yang dihasilkan di daerah penelitian ada 1 jenis : Gula merah (jawa). Gula merah (jawa) memiliki ciri khas yaitu berukuran setangah lingkaran dan tahan hingga waktu beberapa bulan. Harga. Harga gula kelapa di pasaran sangat dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran. Pada bulanbulan biasa harga gula kelapa sekitar Rp 10.000,00-12.000,00 Sebaliknya pada hari
besar (bulan puasa), harga jual gula kelapa perkilogramnya dapat melonjak secara signifikan,yaitu antara Rp 14.000,00– Rp15.000,00/Kg. Distribusi.Adapun pola saluran pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada bagan berikut: Saluran 1 (Produsen Konsumen), Saluran 2 (Produsen,Pedagang Pengumpul,Konsumen), Saluran3(Produsen Pengepul,Konsumen) Promosi. Promosi di dalam memasarkan gula kelapa dilakukan dengan mulut kemulut oleh warga setempat ,madsutnya disini tanpa promosi dari pemerintah.Pedagang pengumpul selaku pengumpul gula kelapa memasarkan ke pasar- pasar lokal yaitu Klaten Analisis Faktor Eksternal Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman dalam pemasaran usaha gula kelapa. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dapat dilihat di Tabel 5.
Tabel 5.Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Pemasaran Gula kelapa di Kabupaten Klaten. Faktor Internal Sumber Daya Manusia Pemasaran
Kekuatan - Pengalaman produksi (turuntemurun) -Kualitas gula kelapa baik -Saluran Distribusi yang lancar -harga gula kelapa yang terjangkau.
Keuangan
Kelemahan
- Promosi terbatas
-Permodalan terbatas -Manajemen keuangan yang kurang baik,belum ada pembukuan
Produksi
- Kontinyuitas produksi
Faktor Eksternal Pemerintah
Peluang
Ancaman
-adanya fasilitas pelatihan ketrampilan
-Keterbatasan anggaran dalam pengembangan UMKM
Konsumen
- Kecenderungan masyarakat membeli untuk kebutuhan rumah tangga
Pemasok Persaingan
- Meningkatnya kesadaran masyarakat akan keungulan produk gula kelapa lokal dan kandungan gizinya
- Pemasok tidak dapat memenuhi kebutuhan sesuai permintaan -Persaingan dari daerah lain
Sosial Budaya
- jumlah TK tersedia
Sumber : Analisis Data Primer 2013
Alternatif Strategi Untuk merumuskan alternatif strategi yang diperlukan dalam pemasaran industri gula kelapa di kabupaten Klaten digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan internal sehingga dihasilkan rumusan strategi pemasaran usaha gula kelapa di Kabupaten Klaten. Setelah
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam pemasaran industri gula kelapa di Kabupaten Klaten maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan, antara lain: Alternatif strategi pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Matrik SWOT sebagai berikut :
Tabel 6 .Matriks SWOT Pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten
Peluang-O 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan Keunggulan produk local dan kandungan gizinya 2. Adanya fasilitas pelatihan ketrampilan 3. Kecenderungan orang membeli untuk kebutuhan rumah tangga 4 jumlah tenaga kerja tersedia Ancaman-T 1. Keterbatasan anggaran dalam pengembangan UMKM 2. Pemasok tidak dapat memenuhi kebutuhan sesuai permintaan. 3. Adanya persaingan daerah lain
Kekuatan-S 1. Pengalaman produksi 2. Kontinyuitas produksi 3. Kualitas gula kelapa 4. Saluran Distribusi yang lancar 5 Harga terjangkau Strategi S-O 1. Perluasan cakupan pasar (S1,S2,S3,S4,O1, O4,O5) 2. Mengikuti pelatihan dari lembaga pemerintah dalam bidang produksi dan promosi. (S1,S2,S3,O1, O2)
Kelemahan-W 1. Promosi terbatas 2. Modal terbatas 3. Manajemen keuangan/pembukuan belum tersusun secara rapi Strategi W-O 1. Optimalisasi promosi gula kelapa melalui sarana teknologi imformasi dan kerjasama dengan lembaga pemerintah (W4, O1, O2) 2. Bekerjasama dengan instansi terkait permodalan (W1,W2,W3,O3,O4,O5,O6)
Strategi S-T 1. Mempertahankan kepercayaan konsumen dengan menjaga kualitas dan kontiyuitas produksi (S1,S2,S3,S4,T3) 2.Menjalin kerjasama dengan pemasok untuk menjaga kualitas dan kuantitas pasokan bahan baku (S5,T1,T2,T4)
Strategi W-T 1. Meningkatkan kerja sama antar pengusaha gula kelapa ( W5,W6,T2,T3,T4) 2. Meningkatkan promosi Gula kelapa pada indutri rumah tangga gula kelapa (W1,W2,T1,T4)
Sumber : Analisis Data Primer 2013
Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan peluangadalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah : Perluasan cakupan pasar, Mengikuti pelatihan dari lembaga pemerintah dalam bidang produksi dan promosi.
Strategi W-O. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan peluang adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yangdapat dirumuskan adalah : Optimalisasi promosi gula kelapa melalui sarana teknologi imformasi dan kerjasama dengan
pemerintah, Bekerjasama dengan instansi terkait permodalan. Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah :Mempertahankan kepercayaan konsumen dengan menjaga kualitas dan kontiyuitas produksi , Menjalin kerjasama dengan pemasok untuk menjaga kualitas dan kuantitas pasokan bahan baku. Strategi W-T. Strategi W-T (WeaknessThreat) atau strategi kelemahan ancaman adalah strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan adalah :Meningkatkan kerjasama antar pengusaha gula kelapa, Meningkatkan promosi gula kelapa pada industri rumah tangga gula kelapa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Pemasaran Gula kelapa di Kabupaten Klaten, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :Kekuatan : Pengalaman produksi, kontinyuitas produksi, kualitas gula kelapa, saluran distribusi yang lancar, harga yang terjangkau, Kelemahan:permodalan terbatas,promosi terbatas, manajemen keuangan/ pembukuan belum tersusun baik, Peluang : Jumlah tenaga kerja tersedia, meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi dan pengetahuan tentang keungulan produk lokal, adanya pelatihan ketrampilan,kecenderungan masyarakat membeli untuk kebutuhan rumah tangga, Ancaman : Keterbatasan anggaran, pemasok tidak dapat memenuhi kebutuhan sesuai permintaan, adanya pemasaran gula kelapa dari daerah lain,Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran gula kelapa di Kabupaten Klaten yaitu : Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah:Perluasan cakupan pasar , Mengikuti pelatihan dari lembaga
pemerintah dalam bidang produksi dan promosi, Alternatif strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah :Optimalisasi promosi gula kelapa melalui sarana teknologi imformasi dan kerjasama dengan pemerintah.Bekerja dengan instansi terkait dalam permodalan. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah:Mempertahankan kepercayaan konsumen dengan menjaga kualitas dan kuntiyuitas produksi. Membentuk kerjasama dengan pemasok untuk menjaga kualitas dan kuantitas bahan baku produksi, Strategi W-T. Alternatif strategi W-T yang dapat dirumuskan adalah:Meningkatkan kerjasama antar pengusaha, Meningkatkan promosi gula kelapa pada industri rumah tangga gula kelapa DAFTAR PUSTAKA Wirakartakusumah, M. A. 1997. Telaah Perkembangan Industri Pangan di Indonesia Dalam Jurnal Pangan No. 32 Vol VIII. Penerbit Bulog. Jakarta. Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Tarsito. Bandung. Kotler, P. 1991. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Erlangga. Jakarta. Assauri, S. 1987. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. CV.Rajawali. Jakarta. Singarimbun, M dan S, Effendi. 1997. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.