STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh AWALINA MAFTUKHAH NIM. 111 10 013
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Awalina Maftukhah
NIM
: 11110013
MOTTO
“Serulah manusia pada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan nasehat yang baik, dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik” (QS An Nahl : 125)
PERSEMBAHAN
Setulus hati...ku persembahkan karya ini untuk: Ibundaku Dzakiroh Mahsona dan Ayahandaku Anwari yang telah mencurahkan kasih sayang, dukungan materi serta doa-doanya dengan ikhlas untuk keberhasilan putrinya. Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing dan mengajarkan ilmu kepada penulis sehingga dapat memahami dan mengamalkan ilmu yang telah disampaikan. Adik-adikku yang telah memberi semangat untuk mencapai apa yang diinginkan, semoga kalian berhasil dalam mencapai cita-cita. Amin... Sahabat-sahabat seperjuanganku yang setiap langkah selalu memotivasi dengan harapan yang sama dalam meraih cita-cita. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim. Assalamu’alaikum Wr,Wb. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Skripsi ini berjudul “STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS
PENDIDIKAN
AGAMA
ISLAM
TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA SALATIGA TAHUN 2014”. Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. Berawal dari segala kesadaran dan keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini terwujud berkat adanya bantuan, dorongan semangat dan partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Rasimin, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dukungan, bimbingan, arahan dan ilmu kepada peneliti hingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Segenap dosen dan staf karyawan STAIN Salatiga yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. 6. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga yang telah memberi ijin penelitian. 7. Segenap Pegawai Kankemenag Kota Salatiga yang telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian. 8. Semua guru-guruku (Guru Ngaji, TK, MI, SMP dan MAN) yang telah memberikan pengetahuan dan pemahaman. 9. Ibu Dzakiroh Mahsona dan Bapak Anwari yang selalu memberi kasih sayang, motivasi, materi dan do’a yang tulus bagi keberhasilan putrinya. 10. Seluruh sahabat-sahabat seperjuangan “Mahasiswa STAIN Salatiga Angkatan 2010” yang peneliti sayangi. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi. Atas jasa-jasa mereka penulis hanya bisa mendo’akan semoga amal kebaikan mereka di terima di sisi Allah SWT. Amin... Semoga karya ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam dunia pendidikan. Amin. Wassalamu’alaikum Wr,Wb. Salatiga, 10 September 2014
Penulis
ABSTRAK
Maftukhah, Awalina. 2014. Strategi Kementerian Agama dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: Strategi Kementerian Agama, Kualitas Pendidikan Agama Islam. Strategi Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam adalah cara atau langkah yang ditempuh Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam pada lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimanakah strategi yang dilakukan Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014, 2) Apa faktor penghambat dan solusi dalam proses peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014, 3) Apa saja faktor pendukung dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014. Metode yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2014 di Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga. Teknik pngumpulan data dengan Observasi, wawancara, dokumentasi, dan setelah data terkumpul penulis menganalisa data-data tersebut menjadi data yang lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP di Kota Salatiga sudah menunjukkan peningkatan, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan, yaitu dalam hal sarana buku penunjang yang belum memadai dan pelaksanaan kurikulum yang kurang konsisten dan efektif. Strategi Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam yaitu dengan membuat strategi peningkatan profesionalisme guru, pengembangan kurikulum dan evaluasi, peningkatan mutu ketenagaan PAI, penguatan kelembagaan dan kerjasama, pengembangan aktifitas kesiswaan dan peningkatan Tata Kelola PAI. Adapun keberhasilan Kementerian Agama dalam
meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam dapat dilihat guru lebih disiplin dalam mengajar dan mampu menerapkan metode mengajar, guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................
iv
MOTTO ..........................................................................................
v
PERSEMBAHAN .............................................................................
vi
KATA PENGANTAR .....................................................................
vii
ABSTRAK .......................................................................................
ix
DAFTAR ISI .....................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................
xiv
DAFTAR BAGAN ...........................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Fokus Masalah ..................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ..............................................................
5
D. Kegunaan Penelitian .........................................................
6
E. Penegasan Istilah ................................................................
7
F. Metode Penelitian ..............................................................
9
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................
9
2. Kehadiran Peneliti ...................................................
9
3. Lokasi Penelitian .....................................................
10
4. Sumber Data .............................................................
10
5. Prosedur Pengumpulan Data .................................
11
6. Analisis Data ............................................................
13
7. Pengecekan Keabsahan Data ..................................
14
8. Tahap-tahap Penelitian ...........................................
16
G. Sistematika Penulisan .......................................................
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam .................................................
20
1. Pengertian ................................................................
20
2. Dasar-dasar ..............................................................
24
3. Tujuan ......................................................................
29
4. Fungsi ........................................................................
31
5. Pendekatan PAI di Sekolah ....................................
32
B. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama ...........................................................
33
1. Karakteristik Mata Pelajaran PAI ........................
33
2. Standar Kompetensi mata Pelajaran PAI di SMP
34
C. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam .................
36
1. Pengertian kompetensi Guru PAI ...........................
36
2. Konsep Kompetensi Guru PAI ...............................
36
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran umum Kementerian Agama Kota Salatiga ..
42
1. Sejarah singkat Kementerian Agama .......................
42
2. Lokasi Kementerian Agama Kota Salatiga ...............
42
3. Visi dan Misi .................................................................
43
4. Tujuan ...........................................................................
44
5. Struktur Organisasi .....................................................
44
6. Sasaran Pembangunan bidang Agama ......................
45
7. Arah Kebijakan Pembangunan Agama .....................
46
8. Tugas Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Menengah Pertama Sesuai PMA No 10 Tahun 2010 ...................................................................
47
9. Program Kerja .............................................................
48
10. Keadaan Sarana dan Prasarana .................................
53
B. Paparan Hasil Wawancara..................................................
55
1. Strategi Agama
Peningkatan Islam
tingkat
Kualitas Sekolah
Pendidikan Menengah
Pertama ..................................................................... 2. Faktor-Faktor
Penghambat
dan
55
Pendukung
dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama Islam Tingkat SMP di kota Salatiga tahun 2014 ..
59
3. Solusi yang dilakukan Kementerian Agama dalam
meningkatkan
kualitas
Pendidikan
Agama Islam Tingkat SMP di kota Salatiga tahun 2014 .................................................................
61
BAB IV PEMBAHASAN A. Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama .....................
63
B. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Peningkatan
Kualitas
Pendidikan
Agama
Islam
Tingkat SMP di kota Salatiga tahun 2014 .......................
74
C. Upaya yang dilakukan Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam Tingkat SMP di kota Salatiga tahun 2014 .......................
79
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................
81
B. Saran ..................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Sarana Prasarana Kankemenag Kota Salatiga
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Kementerian Agama Kota Salatiga
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci kemajuan bagi kehidupan manusia. Semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan suatu masyarakat/ bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas masyarakat/ bangsa (Muhaimin, 2009:73). Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi pengembangan sistem pendidikan di Indonesia dan sekaligus dapat memberikan kontribusi dalam menjabarkan makna pengembangan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU No. 20 tahun 2003. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan agama juga diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia yang tercermin dalam ketaatan beribadah serta karakter generasi muda, sekaligus
sebagai salah satu elemen penting sebagai pendorong terciptanya kerukunan antar kelompok umat beragama, serta pendidikan berwawasan kebangsaan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data statistik Pendataan Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah (PAIS) Tahun 2008 mencakup 33 propinsi. Jumlah Guru PAIS yang berhasil didata sebanyak 168.184 orang. Jumlah tersebut mengajar di berbagai jenjang mulai dari TK sampai dengan SMA/SMK. Sebanyak 1.563 atau 0,93% mengajar di TK, 122.667 atau 72,94% mengajar di SD, 204 atau 0,12% mengajar di SDLB, 26.699 atau 15,87% mengajar di SMP, 40 atau 0,02% mengajar di SMPLB, 11.079 atau 6,59% mengajar di SMA, 5.913 atau 3,52% mengajar di SMK, dan hanya sebanyak 19 atau 0,01% mengajar di SMALB (Ditjen Pendis Kemenag RI/Profil Statistik Pendidikan Islam TA 2009/2010/ pendis.kemenag.go.id diakses tanggal 5 Mei 2014). Jumlah
tersebut
sekitar
50%
masih
berpendidikan
rendah.
Pemerintah menetapkan bahwa kualifikasi guru untuk sekolah minimal berpendidikan S1. Data ini juga menunjukkan masih rendahnya kualifikasi guru agama dan terbatasnya jumlah guru agama. Di Indonesia, penyimpangan sosial terjadi dalam berbagai modus, mulai dari kenakalan dan kriminalitas remaja, hingga praktik pergaulan bebas remaja. Perkembangan pengguna narkoba di kalangan siswa sekolah pada lima tahun terakhir mengalami perkembangan sangat pesat. Tercatat hingga Oktober 2006, pelaku tindak pidana narkoba dilihat dari tingkat pendidikan adalah: SD=8.449 anak, SMP=21.068 anak, SMA=52.185 anak,
dan perguruan Tinggi=3.987 anak. (Sumber: Badan Narkotika Nasional, Oktober 2006). Menyadari penyimpangan sosial yang terjadi pada peserta didik di mana lingkungan tempat mereka berada sudah banyak mengalami degradasi moral yang disebabkan oleh lemahnya perekonomian dan lemahnya kesadaran diri akan nilai-nilai agama. Dalam kaitan inilah, penyempurnaan sistem pendidikan agama di sekolah sangat penting, terutama dalam orientasi penguasaan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai dan norma agama secara komprehensif sehingga kelak mampu membentuk kepribadian yang utuh. Problem juga ada pada penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di mana hal ini sangat terkait dengan kemampuan finansial sekolah yang kurang memadai. Keterbatasan sarana ini juga berpengaruh kepada pembentukan manusia berkualitas (Haidar, 2004:18). Kaitannya dengan berbagai problem tersebut dari upaya peningkatan mutu pendidikan adalah perlunya peningkatan kualitas secara keseluruhan komponen sistem pendidikan, baik yang berupa Human Resources (sumber daya manusia) maupun yang berupa Material Resources. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, komponen pendidikan yang berupa Human Resources (sumber daya manusia) mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, pimpinan lembaga pendidikan perlu memberikan perhatian yang serius terhadap pengelolaan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya, bukan hanya
guru, kepala sekolah dan karyawan tetapi juga para siswa, wali siswa dan masyarakat. Karena hanya dengan kesiapan sumber daya manusia yang akan mampu membawa lembaga pendidikan tetap survive dan bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Tantangan Pendidikan Agama Islam pada umumya, bukanlah permasalahan yang berdiri sendiri, melainkan terkait baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan perkembangan IPTEK dan aspek kehidupan yang lain, baik ekonomi, politik, sosial dan budaya (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2006:252). Usaha mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah dengan masyarakat, termasuk keluarga atau rumah tangga. Sinkronisasi kebijakan kesemua pilar pendidikan tersebut sangat dibutuhkan dalam memajukan dunia pendidikan. Sekolah dapat mengejar ketertinggalannya, apabila diupayakan langkah-langkah strategis atau kiat-kiat khusus yang dilakukan oleh pengelola yang dibantu oleh semua pihak, di antaranya dewan guru, karyawan, pemerintah pusat dan daerah, lembaga-lembaga swasta dan juga stakeholders untuk sama-sama berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas. Hal itu tentu tidak terlepas dari peran Kementerian Agama. Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkat permasalahan ini untuk dijadikan judul skripsi yaitu: “STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA SALATIGA TAHUN 2014” B. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pokok yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana strategi yang dilakukan Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014? 2. Apa faktor penghambat dan solusi dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014? 3. Apa saja faktor pendorong dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui strategi yang dilakukan Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014. 2. Mengetahui faktor-faktor penghambat dan solusi dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014.
3. Mengetahui faktor pendukung dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014. D. Kegunaan penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1. Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam khususnya jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. b. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa jurusan tarbiyah untuk penelitian yang terkait maupun riset baru tentang strategi peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di masa yang akan datang. 2. Secara Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber atau contoh pertimbangan dalam mencari, merancang dan menerapkan strategi dalam peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama. b. Dengan penelitian ini pembimbing atau guru diharapkan dapat mengembangkan strategi yang tepat dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama.
E. Penegasan Istilah Untuk memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi, berikut ini akan disampaikan istilahistilah yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dijadikan topik kajian. Adapun istilah-istilah tersebut sebagai berikut: 1. Strategi Peningkatan Kualitas Strategi merupakan taktik ilmu menggunakan sumber daya manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam berperang (W. J. S. Poerwadarminta, 2003:250). Dalam penelitian ini, strategi dikaitkan dengan taktik/cara Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama agar lebih berkembang. Secara bahasa, peningkatan kualitas terdiri dari dua kata yaitu peningkatan dan kualitas. Kata peningkatan memiliki arti proses, cara, atau perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dan lain-lain). Sedangkan kualitas adalah tingkat (ukuran) baik buruknya sesuatu, kadar, derajat atau taraf (Agung, 2012:144). Dalam penelitian ini peningkatan kualitas sebagai salah satu prasyarat bagi suatu lembaga pendidikan agar dapat memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan. Upaya peningkatan kualitas sangat penting karena pada intinya, meningkatkan kualitas sama artinya dengan membangun manusia seutuhnya.
Peningkatan kualitas PAI di sekolah dipusatkan pada tiga faktor utama, yaitu: a. Kecukupan sumber-sumber pendidikan untuk menunjang proses pendidikan. Kecukupan sumber-sumber pendidikan ini berkaitan dengan
penyediaan
jumlah
dan
mutu
guru
serta
tenaga
kependidikan lainnya, buku teks bagi murid dan perpustakaan, dan sarana serta prasarana belajar. b. Mutu proses pendidikan itu sendiri, maksudnya adalah kurikulum dan pelaksanaan pengajaran untuk mendorong para siswa belajar lebih efektif. c. Mutu output dari proses pendidikan, dalam arti keterampilan dan pengetahuan yang telah diperoleh para siswa. 2. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang (Muhaimin, 2009:318). Bertolak dari landasan tersebut di atas, maka Pendidikan Agama Islam bukan hanya menjadi tugas guru agama saja, tetapi merupakan tugas bersama kepala sekolah, seluruh aparatur sekolah, orang tua murid, dan kerja sama yang harmonis antarsemua pihak dari berbagai lingkungan mereka. Pendidikan Agama Islam di sekolah pada dasarnya berusaha untuk membina sikap dan perilaku keagamaan peserta didik itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan obyeknya, penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) merupakan penelitian yang dilakukan langsung ke lokasi penelitian. Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif. Penelitian bersifat kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara individual ataupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. 2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrumen”. Jadi peneliti merupakan instrumen
kunci dalam
penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data yang mutlak diperlukan (Sugiono, 2012:223). Kehadiran peneliti di lapangan adalah untuk menemukan dan mengeksplorasi
data
dengan
menggunakan
beberapa
teknik
pengumpulan data di antaranya adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi
berkaitan
dengan
strategi
peningkatan
kualitas
Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama oleh Kementerian Agama Kota Salatiga.
3. Lokasi Penelitian Peneliti mengambil obyek Penelitian di Kantor Kementerian Agama kota Salatiga, tepatnya di Jl. Diponegoro No. 163 Salatiga. 4. Sumber Data Data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data yang sesuai yaitu tentang Strategi Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Data primer Data primer adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga data asli atau data baru. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data primer yang berupa informasi dari Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Sekolah (PAKIS) secara langsung di Kantor Kementerian Agama. Informasi diperoleh melalui wawancara langsung dengan Kepala Seksi PAKIS, Pengawas PAI Kankemenag Kota Salatiga, dan berbagai pihak yang dapat membantu. Penelitian ini digunakan untuk memperoleh data-data Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga.
b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder ini disebut juga data tersedia atau sumber tertulis. Data sekunder berasal dari sumber buku, majalah ilmiah, dokumen pribadi, dokumen resmi, arsip, dan lain-lain. Data tersebut berguna untuk melengkapi data primer. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini diantaranya data tentang Sejarah berdiri dan perkembangan Kementerian Agama, lokasi Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, visi dan misi, tujuan, sarana prasarana, struktur organisasi, sasaran pembangunan bidang agama, dan program kegiatan
Kementerian Agama kota Salatiga yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas PAI. 5. Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat serta memperhatikan relevansi data sesuai dengan problematika penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan data. Karena penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu studi yang mendeskripsikan hasil penelitian tidak dalam bentuk kuantitatif, maka berdasarkan ciri-ciri penelitian ini, Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman, menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by qualitative researches for gathering informan are, participation in the setting, direct observation, in-depth interviewing, document review”.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode, yaitu: a. Wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview) sehingga peneliti akan mengetahui hal-hal yang
lebih
mendalam
tentang
partisipan
dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi. Adapun
teknik
wawancara
yang digunakan
adalah
wawancara semi terstruktur, yaitu penelitian yang bebas mengadakan wawancara, yang tetap berpijak pada catatan-catatan mengenai pokok-pokok yang akan ditanyakan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan mendalam. Teknik penelitian ini digunakan untuk mencari data tentang strategi-strategi yang digunakan Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah metode penelitian ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumbersumber dokumen. Metode ini dimaksudkan untuk mencari data berupa foto, gambar, notulen rapat, catatan harian, agenda dan
sebagainya. Data yang dikumpulkan melalui metode ini adalah keadaan secara global Kementerian Agama Kota Salatiga. c. Observasi Observasi yaitu mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara berpartisipasi (participant observation). Metode ini digunakan peneliti secara langsung untuk mengetahui strategi Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas PAI tingkat SMP di Kota Salatiga tahun 2014. 6. Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Data yang telah terkumpul itu kemudian dianalisis melalui metode deskriptif kualitatif yaitu suatu pengambilan kesimpulan terhadap suatu objek, kondisi, sistem pemikiran, gambaran secara sistematis, faktual serta hubungannya dengan fenomena yang dianalisis.
Dengan demikian, analisis ini berprinsip pada logika deduktif yaitu suatu cara menarik kesimpulan dari yang umum ke khusus dan prinsip logika induktif yaitu pola pemikiran yang berangkat dari peristiwa yang khusus kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum. 7. Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Menurut Sugiono (2012:270) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan confirmability (obyektivitas). a. Credibility (validitas internal), Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil penelitian yang dicapai. Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan
dengan
perpanjangan
pengamatan,
peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck. b. Transferability (validitas eksternal), Menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, sampai mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. c. Dependability (reliabilitas) Uji reliabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian di lapangan, tetapi bisa memberikan data. Jika proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian itu tidak reliabel. Caranya dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti mulai dari menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus ditunjukkan peneliti. d. Confirmability (obyektivitas) Uji obyektifitas hampir sama dengan uji reliabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji obyektifitas berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan
dengan proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar obyektifitas. 8. Tahap-tahap Penelitian Penelitian ini membagi tahap-tahap secara garis besarnya ke dalam tiga fase, yaitu: a. Tahap Orientasi Pada tahap ini peneliti mengadakan pengumpulan data secara umum, mengadakan pengamatan dan wawancara secara mendalam sehingga memperoleh informasi yang luas mengenai hal-hal yang umum tentang strategi peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP di Salatiga tahun 2014. Informasi dari sejumlah responden dianalisis untuk menemukan hal-hal yang menonjol, menarik, penting dan berguna yang selanjutnya dipakai sebagai fokus penelitian. b. Tahap Eksplorasi Dalam tahap ini fokus telah lebih jelas sehingga dapat dikumpulkan data yang lebih spesifik dan terarah. Observasi dapat ditujukan kepada hal-hal yang dianggap ada hubungannya dengan fokus. Wawancara dilakukan lebih mendalam sehingga informasi yang diperoleh semakin bermakna dan mendalam. c. Member Check Hasil wawancara dan observasi yang terkumpul, dianalisis awal, dituangkan dalam bentuk laporan, hasilnya dikemukakan
kepada informan untuk dicek kebenarannya agar hasil penelitian dapat dipercaya. Member check dilakukan setelah penulis merangkum
hasil
pembicaraan
dan
meminta
informan
mengadakan perbaikan bila perlu dan mengkonfirmasikan kesesuaiannya dengan informasi yang diberikan. Dalam menguraikan proses pelaksanaan penelitian di lapangan, maka tahap penelitiannya sebagai berikut: 1) Kegiatan administratif, meliputi pengajuan ijin operasional untuk penelitian dari ketua STAIN Salatiga kepada pihak lembaga yaitu Kementerian Agama Kota Salatiga, menyusun pedoman wawancara dan administrasi lainnya. 2) Kegiatan lapangan, meliputi: a) Survey awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian. b) Memilih sejumlah pihak sebagai informan. c) Melakukan observasi dan wawancara sebagai langkah pengumpulan data. d) Menyajikan data, mereduksi data, melakukan verifikasi dan menyusun laporan akhir. G. Sistematika Penulisan Bahasan-bahasan dalam penelitian ini dituangkan dalam lima bab, dimana antara satu bab dengan bab lainnya memiliki keterkaitan logis dan organis, yaitu: bab 1 Pendahuluan, bab 2 Kajian Pustaka, bab 3 Hasil
Penelitian, bab 4 Pembahasan, dan bab 5 Penutup. Rincian dari masingmasing bab diuraikan pada bahasan tersebut. BAB I
PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan, penegasan Istilah dan metode penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Substansinya
adalah
teori-teori
yang
berkaitan
dengan
pendidikan agama Islam, karakteristik Pendidikan Agama Islam di SMP, dan Kompetensi Guru PAI. BAB III
HASIL PENELITIAN Berisi hasil penelitian di lapangan sesuai dengan urutan rumusan masalah/fokus
penelitian.
Pembahasan
pada
bab
ini
dimaksudkan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam bab pendahuluan. BAB IV
PEMBAHASAN Temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan di dalam bab tiga yang memiliki arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah menjawab masalah penelitian, menjelaskan
menafsirkan implikasi
temuan-temuan dari
keterbatasan temuan penulis.
hasil
penulisan
penelitian
dan
termasuk
BAB V
PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari seluruh rangkaian pembahasan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
D. Pendidikan Agama Islam 1.
Pengertian Pendidikan Agama Islam a. Dari Segi Bahasa Kata pendidikan berasal dari bahasa arab tarbiyah (secara luas digunakan dalam sistem pendidikan di dunia Islam), ta’lim dan ta’dib. Kata-kata dan istilah tersebut memiliki akar kata masing-masing. Kata tarbiyah, berasal dari tiga akar kata yaitu: 1) Pertama, raba yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh, seperti yang terdapat dalam ayat Al Qur’an Surat Ar Rum ayat 39; (Komaruddin, 2009:369)
Dan sesuatu tambahan (riba) yang kamu berikan agar ia bertambah (yarbu) pada harta manusia, maka riba itu tidak akan mendapat tambahan (yarbu) di sisi Allah. 2) Kedua, rabiya-yarba, yang berarti menjadi besar, dan ketiga, rabba-yarubbu, yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, dan memelihara. Kata Al Rabb, juga merupakan asal kata tarbiyah yang berarti menyampaikan dan
mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaan secara bertahap. Di dalam Al Qur’an dijumpai beberapa ayat yang menggunakan katakata tersebut, seperti dalam surat Al Isra’ ayat 24;
...Dan ucapkanlah, wahai Tuhanku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka telah mendidikkan dan memelihara diriku waktu kecil.” Dalam bentuk kata benda, kata “rabba” ini digunakan juga untuk Tuhan, mungkin karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara, dan bahkan mencipta (Zakiyah Daradjat, 2011:26). 3) Ketiga, istilah lain yang digunakan untuk konsep pendidikan Islam yaitu ta’lim. Ta’lim tidak hanya menyangkut pengetahuan lahiriyah dan teoritis, tetapi juga mengkaji ulang dan melaksanakan pengetahuan tersebut, jadi meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ruang lingkup pengertian tersebut didasarkan atas firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 151; (Komaruddin, 2009:370).
Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepada kamu Al kitab dan Al hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. 4) Tarbiyah sering juga disebut ta’dib seperti sabda Nabi Saw:
ادبين ريب فاحسن تأدييب “Tuhan
telah
mendidikku,
maka
Ia
sempurnakan
Pendidikanku” (Komaruddin, 2009:371). Sesuai dengan hadits di atas, bahwa pendidikan merupakan pilar utama untuk menanamkan adab pada diri manusia, agar berhasil dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Tugas Rasulullah pada waktu itu adalah mendidik umatnya agar menjadi manusia yang beradab. Manusia yang terbebas dari kebodohan dan amoral, menuju pribadi yang berpengetahuan, berakhlak dan bertauhid (Mujtahid, 2011:12). Karena itu, Pendidikan Agama Islam sebagai sarana penting untuk penanaman ilmu pengetahuan yang mempunyai kegunaan pragmatis dan mampu mencetak manusia yang unggul secara universal. b. Secara Terminologis Dalam UU
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan poses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003). Pendidikan menurut para ahli, yaitu: 1) Pendidikan
merupakan
proses
perbaikan,
penguatan,
dan
penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat (Moh. Roqib, 2009:15). 2) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan
terhadap
anak
didik
agar
kelak
setelah
selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life) (Zakiyah Daradjat, 2011:86). 3) Pendidikan Agama Islam yakni upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang (Muhaimin, 2008:30). Dalam pengertian ini Pendidikan Islam dapat berwujud: a) Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan menumbuh-kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya.
b) Segenap fenomena atau perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya adalah tertanamnya dan tubuh kembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak. Meskipun istilah Pendidikan Agama Islam tersebut dapat dipahami secara berbeda, namun pada hakikatnya merupakan satu kesatuan dan mewujud secara operasional dalam satu sistem yang utuh. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, Pendidikan Agama Islam di sekolah pada dasarnya berusaha untuk membina sikap dan perilaku keberagamaan peserta didik itu sendiri dan lebih diorientasikan pada moral, yakni agar peserta didik tidak hanya berhenti pada tataran kompetensi, tetapi sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habbit) dalam mewujudkan dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam a. Dasar Historis Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2006:44). Dasar ini dijadikan acuan untuk memprediksi masa depan, karena memberi data input tentang kelebihan dan kekurangan
kebijakan serta maju mundurnya prestasi pendidikan yang telah ditempuh.
b. Dasar Yuridis Dasar yuridis sebagai landasan hukum keberadaan PAI pada kurikulum sekolah tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab V Pasal 12 ayat 1 point (a), bahwasanya setiap peserta didik dalam setiap satuan pendidikan berhak: (a) mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia disebutkan juga dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab X Pasal 36 ayat 3 bahwasanya kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: Peningkatan iman dan takwa. Dan pasal 37 ayat 1, bahwa kurikulum Pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan Agama (Sahlan, 2010:14). Dengan merujuk beberapa pasal dalam UUSPN No. 20/2003, maka semakin jelas bahwa kedudukan PAI pada kurikulum sekolah dari semua jenjang dan jenis sekolah dalam perundang-undangan yang berlaku sangat kuat. c. Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosio-budaya. Dasar ini juga berfungsi sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar. Artinya, tinggi rendahnya suatu pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pendidikan yang baik adalah yang tidak kehilangan konteks atau tercerabut dari akar masyarakatnya. d. Dasar Ekonomi Dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta
bertanggung
jawab
terhadap
rencana
dan
anggaran
pembelanjaannya. Oleh karena pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2006:45). e. Dasar Politik dan Administratif Dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan bersama. Dasar politik menjadi penting untuk pemerataan pendidikan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dasar ini juga berguna untuk menentukan kebijakan umum dalam rangka mencapai kemaslahatan bersama, bukan kemaslahatan hanya untuk golongan atau kelompok tertentu. Sementara dasar administrasi berguna untuk memudahkan
pelayanan pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan teknis dalam pelaksanaannya (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2006:46).
f. Dasar Psikologi Dasar psikologi adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta sumber daya manusia yang lain. Dasar ini untuk mengetahui tingkat kepuasan dan kesejahteraan batin pelaku pendidikan, agar mereka mampu meningkatkan prestasi dan kompetisi dengan cara yang baik dan sehat, bahkan terjadi dinamika dan gerak cepat untuk lebih maju bagi pengembangan lembaga pendidikan (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2006:46). g. Dasar Filosofis Dasar filosofis adalah dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2006:46). h. Dasar Religius Dasar Religius adalah dasar-dasar yang bersumber dalam agama Islam yang tertera dalam ayat Al Qur’an maupun Hadits Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, bahwa melaksanakan Pendidikan Agama Islam adalah merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan wujud dari ibadah yang dilakukan.
Dalam Al Qur’an banyak ayat-ayat yang menunjukkan adanya perintah untuk melaksanakan Pendidikan Agama Islam, antara lain:
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang sisapa yang tersesat dari jalanNya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatkan petunjuk.(QS An Nahl ayat 125).
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang beruntung (QS Ali Imron ayat 104)
Selain dalam Al Qur’an juga ada pada hadits Rasulullah yang menekankan kewajiban menuntut ilmu bagi umatnya: (Komaruddin, 2009:373)
ﻃﻠﺐ اﻟﻌﻠﻢ فﺮيﻀﺔ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣسﻠﻢ و اﻟﻤسﻠﻤﺔ “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi muslim laki-laki dan perempuan”. (HR. Ibnu Majah) Dari ayat-ayat dan hadits di atas memberikan pengertian bahwa dalam ajaran Islam terdapat perintah tentang masalah pendidikan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Dan agar dapat mengamalkan ajaran agama dengan sebaik-baiknya sehingga memperoleh kebahagiaan dan ketentraman di dunia maupun di akhirat (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2006:47). Dasar Religius ini sangat penting dalam Pendidikan Agama Islam, karena dengan dasar ini maka semua kegiatan pendidikan menjadi bermakna dan dianggap sebagai suatu ibadah dan merupakan aktualisasi diri yang paling ideal dalam pendidikan Islam. 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan untuk: a. Menumbuhkan
akidah
melalui
pemberian,
pemupukan,
dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan luas, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan
mengembangkan
budaya
secara agama
personal dalam
dan
sosial
komunitas
serta sekolah
(Pemendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi). Tujuan Pendidikan Agama Islam secara umum adalah untuk membentuk kepribadian muslim yang paripurna (insan kamil) atau pribadi yang utuh, sempurna, seimbang, dan selaras. Manusia sempurna berarti manusia yang memahami tentang Tuhan, diri, dan lingkungannya. Dalam hal ini, Zakiyah Daradjat mengemukakan: Tujuan Pendidikan Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang shaleh, teguh imannya, taat beribadah, dan berakhlak terpuji. Bahkan keseluruhan gerak dalam kehidupan setiap muslim, mulai dari perbuatan, perkataan, dan tindakan apapun yang dilakukan dengan nilai mencari ridha Allah, memenuhi segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya adalah ibadah. Maka untuk melaksanakan semua tugas kehidupan itu, baik bersifat pribadi maupun sosial, perlu dipelajari dan dituntun dengan iman dan akhlak terpuji. Dengan demikian, identitas muslim akan tampak dalam semua aspek kehidupannya (Moh. Roqib, 2009:31). Jadi, pendidikan akan menemukan tujuannya jika nilai-nilai humanis tersebut masuk dalam diri peserta didiknya. Peserta didik akan memiliki motivasi yang kuat untuk belajar agar bermanfaat bagi sesama. Peserta didik belajar terus agar memiliki pikiran yang cerdas-kreatif, hati yang bersih, tingkat spiritualitas yang tinggi, dan kekuatan serta kesehatan fisik yang prima. Semua keunggulan tersebut dimaksudkan
untuk diabdikan kepada Tuhan dan untuk memberikan kemaslahtan individual dan sosial yang optimal.
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama yang diselenggarakan di sekolah umum berfungsi untuk: a. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Serta akhlak mulia peserta didik secara optimal, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga. b. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman dalam meniti kehidupan untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akherat kelah. c.
Perbaikan kesalahpahaman, kesalahan dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif baik yang berasal dari
pengaruh
budaya
asing
maupun
kehidupan
sosial
kemasyarakatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pengajaran tentang pengetahuan ilmu keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya dalam kehidupan sehingga terbentuk pribadi muslim yang sempurna. f. Penyiapan dan Penyaluran peserta didik untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi (Sahlan, 2010:20) Untuk mengimplementasikan fungsi pendidikan agama tersebut, maka pendidikan agama tidak bisa berdiri sendiri dan terpisah dengan mata pelajaran lainnya. Sebaliknya, Pendidikan Agama justru harus menjadi ruh dan spirit bagi mata pelajaran lain. 5. Pendekatan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dari perspektif pengembangan kurikulum, terdapat tiga kategori pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan agama, yaitu: a. Pendekatan sistem/teknologi (technology based curriculum) Pendekatan sistem/teknologi (technology based curriculum) yaitu kurikulum
dikembangkan
berdasarkan
sistematisasi
disiplin
keilmuan. b. Pendekatan berpusat pada peserta didik/humanistik (learner based curriculum) Pendekatan berpusat pada peserta didik/humanistik (learner based curriculum), memandang pengajaran lebih holistik di mana belajar difokuskan
dengan
arah
yang
jelas
untuk
mengoptimalkan potensi peserta didik secara utuh.
membantu
c. Pendekatan
berpusat
pada
masalah/inkuiri
(problem
based
berpusat
pada
masalah/inkuiri
(problem
based
curriculum) Pendekatan
curriculum) memandang Pembelajaran merupakan proses mencari data dan menemukan makna. Dalam proses pembelajaran ini lebih menekankan pada kemampuan menetapkan ideologi ilmiah yang digunakan pada setiap disiplin ilmu yang diajarkan (Sahlan, 2010:21). Ketiga jenis pendekatan di atas, dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai.
E. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di sekolah Menengah Pertama 1. Karakteristik Mata Pelajaran PAI Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP terdiri atas beberapa aspek, yaitu: aspek Al Qur’an dan Hadits, keimanan/akidah, akhlak, fiqh (hukum Islam), dan aspek Tarikh (sejarah) dan kebudayaan Islam. Meskipun masing-masing aspek tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi, tetapi jika dilihat secara teoritis masingmasing memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik masing-masing aspek mata pelajaran PAI adalah sebagai berikut:
a. Al Qur’an dan Hadits, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Akidah, menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahan-kan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamal-kan nilai-nilai al-asma’ul husna. c. Akhlak, menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. d. Fiqh, menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. e. Tarikh dan kebudayaan Islam, menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, politik, ekonomi, ipteks dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peadaban Islam (Muhaimin, 2007:33). Kelima aspek PAI tersebut dapat ditanamkan kepada peserta didik
melalui
pembelajaran
yang
menggunakan
pendekatan
kontekstual sehingga peserta didik belajar dan mengaitkan dengan konteks masalah dan pengalaman serta situasi riil kehidupannya. 2. Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI di SMP
Berdasarkan Permen Diknas Nomor 23 tahun 2006 tentang SKL PAI SMP/MTs, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI di SMP yaitu: a. Menerapkan tata cara membaca Al Qur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca “Al”-Syamsiyah dan “Al”Qomariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf. b. Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai iman kepada qadha dan qadar serta asmaul husna. c. Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah, tasamuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab, dan namimah. d. Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid. e. Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para sahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di nusantara (Muhaimin, 2007:258). Berdasarkan data di atas, jika dilihat secara kualitatif pendidikan agama tersebut sebenarnya merupakan inti kurikulum pendidikan di sekolah. Hal ini didasarkan pada falsafah negara “Pancasila” sila pertama”Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal ini mengandung makna bahwa inti Pancasila adalah keimanan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan sasaran utama pendidikan agama.
F. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan/kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu (KBBI, 2002:584). Kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu (Jamal, 2009:38). Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI), karena di samping mempunyai peran mentransfer ilmu, GPAI juga mempunyai peran dalam membantu proses internalisasi moral kepada siswa. Selain itu juga harus
mempunyai bekal berupa persiapan diri untuk menguasai sejumlah pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan khusus sebagai kompetensi dasar yang terkait dengan profesi keguruannya agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan peserta didiknya. 2. Konsep Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 UU Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Empat kompetensi guru dideskripsikan sebagai berikut: (Jamal, 2009:42) a. Kompetensi Pedagogis Kompetensi Pedagogis merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, sekurang-kurangnya meliputi: 1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. 2) Pemahaman terhadap peserta didik. 3) Pengembangan kurikulum/silabus. 4) Perencanaan pembelajaran. 5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. 6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran. 7) Evaluasi proses dan hasil belajar. 8) Pengembangan
peserta
didik
berbagai potensi yang dimilikinya.
untuk
mengaktualisasikan
Jadi, seorang guru agama harus memiliki kemampuan mengenal dan memahami karakter siswanya sehingga bisa memberikan motivasi dalam proses belajar mengajar yang tepat, serta mampu mengorganisasikan para siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. b. Kompetensi Kepribadian Kompetensi Kepribadian merupakan kemampuan yang dimiliki guru dan patut untuk diteladani, sekurang-kurangnya mencakup: 1) Berakhlak mulia 2) Arif dan bijaksana 3) Mantap 4) Berwibawa 5) Stabil 6) Dewasa 7) Jujur 8) Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat 9) Secara objektif mengevaluasi diri sendiri 10) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan Dengan kompetensi kepribadian ini seorang guru harus mampu menjadi suri tauladan dalam berbagai hal, terutama dalam hal kepribadian, kejujuran, kesopanan, ketekunan, kerajinan, dan pergaulan yang inklusif.
c. Kompetensi Sosial Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, meliputi: 1) Berkomunikasi lisan, tulisan, dan atau isyarat. 2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. 3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik. 4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku. 5) Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan. Jadi, dengan kompetensi sosial ini seorang guru agama Islam harus mampu melakukan komunikasi dengan baik terhadap para siswa atau masyarakat di sekitarnya, dan mampu memberikan empati terhadap berbagai hal yang dihadapi oleh masyarakat terutama para siswanya. d. Kompetensi Profesional Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu teknologi dan seni yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:
1) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai tandar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran yang diampunya. 2) Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran yang diampu.
Jadi, dengan kompetensi profesional ini seorang guru agama harus benar-benar menguasai ilmu pengetahuan agama Islam yang akan diajarkan, dan mampu membuat pembelajaran yang sistematis, jelas, dan akurat terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, serta mampu melaksanakan evaluasi secara akurat terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan sehingga mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang diketahui setelah evaluasi. Keempat kompetensi di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh karena itu, keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam tergantung pada penguasaan terhadap kompetensi-kompetensi tersebut. Pasal 7 ayat (1) UU Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 menyatakan bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang
pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme. b. Memiliki komitmen uuntuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas profesional. f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas. i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal berkaitan dengan tugas profesional guru (Jamal, 2009:46). Dengan memperhatikan prinsip di atas dengan baik, maka pembelajaran pendidikan agama Islam akan berjalan lancar dan menghasilkan pembelajaran PAI yang lebih berkualitas.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah singkat Kementerian Agama Departemen agama adalah sebuah instansi pemerintah yang bertugas menangani urusan agama di Indonesia di bawah naungan Menteri Agama RI. Departemen agama didirikan pada tanggal 3 Januari 1946. Meskipun dalam sidang PPKI Departemen agama sempat menjadi perdebatan, namun atas inisiatif BPKNIP di dalam sidangnya, KH. Shaleh Suady tanggal 25-28 Nopember 1945 telah melakukan formalisasi usulan tentang urgensi pendirian Departemen agama. Atas dasar itulah, maka Presiden Soekarno memberikan isyarat dengan menyambut baik
usulan ini. Penetapan Pemerintah ini kemudian diikuti dengan sosialisasi melalui media masa baik dalam negeri maupun luar negeri. Dengan keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan Penyebutan Departemen Agama menjadi Kementerian Agama, maka mulai tanggal 28 Januari 2010 penyebutan Departemen Agama menjadi Kementerian Agama. 2. Lokasi Kementerian Agama Kota Salatiga Kementerian Agama Kota Salatiga berlokasi di Jl. Diponegoro Nomor 136 Salatiga. 3. Visi dan Misi Berdasarkan PP Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, yang telah disempurnakan dengan PP Nomor 62 Tahun 2005 Pasal 63, Departemen Agama mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang keagamaan. Dalam rangka melaksanakan tugas di bidang agama, maka para pimpinan Departemen Agama telah merumuskan Visi dan Misi sebagaimana KMA Nomor 2 tahun 2010 tentang visi dan Misi Departemen Agama. Visi Kementerian Agama Kota Salatiga adalah: “Terwujudnya masyarakat Kota Salatiga yang taat beragama, rukun, berakhlak mulia, nyaman dan profesional”.
Adapun misi Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga adalah: a. Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan agama. b. Memperkokoh kerukunan umat beragama. c. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan. d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji yang akuntabel. e. Meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat. Dengan visi dan misi tersebut menjadi dasar dan acuan pelaksanaan tugas pada masa yang akan datang.
4. Tujuan Tujuan jangka panjang pembangunan bidang agama yang hendak dicapai oleh Kementerian Agama adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antar pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 5. Struktur Organisasi Berdasarkan PMA Nomor 13 Tahun 2002, bagan organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga sebagai berikut: Bagan 3.1 Struktur Organisasi Kementerian Agama Kota Salatiga
KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SALATIGA Nama: H. Wuryadi, M.Pd.I. NIP . 1959051121982011003
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Nama: Drs. H. Qomarul Aziz, M.Pd. NIP. 196510161993031001
Kepala Seksi Bimas Islam Nama: Muhammad Miftah, MH. NIP. 196908222000031002
1.
2.
kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nama: H. Muhammad Sholeh Mubin, S.Ag. NIP. 197007102000031002
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Nama: Hj. Retno Worowidati, MH. NIP. 196401011994032004
Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Nama: Nurcholis, M.Pd.I NIP. 19710123199631002
Penyelenggara Syariah Nama: Hj. Siti Handayani, SE. NIP. 1969102019932002 Penyelenggara Kristen Nama: R. Julius Bambang Rijanto S, S. Th. NIP. 196107161990031001
6. Sasaran Pembangunan Bidang Agama a. Terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. b. Terciptanya suasana kehidupan umat beragama yang harmonis, toleran dan saling menghormati. c. Meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat. d. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam pembangunan bidang agama melalui lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.
e. Meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. f. Meningkatkan
kualitas
pendidikan
agama
dan
pendidikan
keagamaan pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan. g. Meningkatkan kualitas dan kelengkapan sarana dan prasarana untuk menunaikan ibadah dan pelayanan keagamaan bagi masing-masing umat beragama. h. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan agama dalam perumusan kebijakan pembangunan bidang agama. i. Meningkatkan
kualitas
penyuluh,
penghulu
dan
pelayanan
keagamaan lainnya. j. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar zakat, wakaf, infak, shodaqoh, kolekte, dana punia serta dalam menunaikan ibadah haji. k. Meningkatkan kepastian hukum dan jaminan produk halal bagi masyarakat. 7. Arah Kebijakan Pembangunan Agama a. Pengembangan kualitas kehidupan beragama sehingga terbina keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menuju terwujudnya masyarakat berakhlak mulia.
b. Peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama dalam usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. c. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat. d. Peningkatan kualitas dan kapasitas lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. e. Peningkatan kualitas tenaga penyuluh, penghulu dan tenaga keagamaan lainnya. f. Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. g. Peningkatan kualitas bantuan dan fasilitas sarana prasarana peribadatan untuk mendukung kemudahan umat dalam menjalankan ibadahnya. h. Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan agama dalam rangka perumusan kebijakan pembangunan agama. i. Peningkatan kualitas aparatur dan tenaga pelayanan keagamaan. j. Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam membayar zakat, wakaf, infak, shodaqoh, kolekte, dana punia serta dalam menunaikan ibadah haji. k. Peningkatan kualitas jaminan produk halal dan kepastian hukum bagi masyarakat.
8. Tugas Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Menengah Pertama Sesuai PMA No 10 Tahun 2010 Tugas : melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria dan bimbingan teknis, serta evaluasi di bidang pendidikan agama Islam pada sekolah menengah pertama. Fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kurikulum dan evaluasi, ketenagaan pendidikan agama Islam, dan pembinaan keagamaan siswa pada sekolah menengah pertama; b. Penyiapan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
pengembangan
kurikulum dan evaluasi, ketenagaan pendidikan agama Islam, dan pembinaan keagamaan siswa pada sekolah menengah pertama; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengembangan
kurikulum
dan
evaluasi,
ketenagaan
pendidikan agama Islam, dan pembinaan keagamaan siswa pada sekolah menengah pertama; dan d. Penyiapan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan kurikulum dan evaluasi, ketenagaan pendidikan agama Islam, dan pembinaan keagamaan siswa pada sekolah menengah pertama. 9. Program Kerja a. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam melaksanakan ajaran agama, mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pelayanan kehidupan beragama. Adapun kegiatan pokok antara lain: 1) Memberikan bantuan untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana, prasarana peribadatan dan kegiatan tempat ibadah. 2) Menyediakansarana prasarana penerangan agama. 3) Meningkatkan efisiensi dan transparasi pengelolaan haji. 4) Meningkatkan kemampuan aparat dan petugas haji. 5) Meningkatkan mutu pelayanan dan bimbingan haji, serta perlindungan jamaah. 6) Meningkatkan peran serta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). 7) Memberi bantuan sertifikasi tanah wakaf. 8) Membina keluarga harmonis (sakinah) melalui peningkatan pendidikan agama dalam keluarga, pembinaan keluarga muda, pemakmuran Masjid dan penyediaan bahan bacaan dan panduan bagi orang tua serta kepustakaan Masjid. 9) Mengoptimalisasi fungsi dan peran tempat ibadah untuk bimbingan dan pelayanan keagamaan bagi masyarakat. 10) Meningkatkan pelayanan pengelolaan zakat dan wakaf. 11) Meningkatkan pelayanan prima.
b. Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai-Nilai Keagamaan Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengalaman dan pengembangan nilai-nilai ajaran agama bagi individu, keluarga, masyarakat serta penyelenggaraan Negara. Kegiatan pokok antara lain: 1) Memberikan penyuluhan dan bimbingan hidup beragama bagi masyarakat. 2) Meningkatkan kualitas penyuluh, pembimbing, da’i dan pemuka agama sebagai penggerak dinamisasi kehidupan beragama di tengah-tengah masyarakat. 3) Mengembangkan
materi,
metodologi
dan
manajemen
penyuluhan dan bimbingan keagamaan. 4) Merehabilitasi mental korban penyalahgunaan narkoba. 5) Membina kerukunan hidup intern dan antar umat beragama yang dilakukan melalui kunjungan silaturrahim, dialog dan temu ilmiah secara rutin antar pemuda, cendekiawan, pemuka agama dan tokoh umat beragama. 6) Membentuk jaringan kerjasama antar umat beragama. 7) Memberdayakan lembaga keagamaan yang dapat mendukung upaya pemantapan tatanan sosial kemasyarakatan yang majemuk.
c. Program Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Program
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
kualitas
pemahaman, penghayatan, pengamalan ajaran agama bagi peserta didik pada semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan guna meningkatkan keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia dan budi pekerti luhur yang terwujud dalam perilaku keseharian serta mempersiapkan peserta didik menjadi ahli ilmu agama. Kegiatan pokok sebagai berikut: 1) Melanjutkan pengembangan wawasan dan pendalaman materi bagi pendidik dan tenaga kependidikan agama dan keagamaan melalui berbagai lokakarya, workshop, seminar, studi banding dan orientasi. 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan agama dan keagamaan. 3) Melaksanakan perkemahan pelajar, lokakarya ilmiah agama, dan pementasan seni keagamaan. 4) Membina
dan
mengembangkan
bakat
kepemimpinan
keagamaan peserta didik, santri, guru dan guru agama. 5) Menyelenggarakan pesantren kilat. 6) Memberikan bantuan sarana, peralatan, buku, pelajaran agama, buku bacaan bernuansa agama lainnya pada sekolah umum dan lembaga pendidikan keagamaan.
7) Meningkatkan kualitas pondok pesantren. 8) Melakukan kajian, penelitian, dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan. d. Program Peningkatan Kerukunan Umat Beragama Program ini bertujuan untuk memantapkan dasar-dasar kerukunan hidup intern dan antar umat beragama, dilandasi nilainilai luhur agama untuk mencapai keharmonisan sosial menuju persatuan dan kesatuan nasional. Kegiatan pokok sebagai berikut: 1) Melakukan internalisasi ajaran agama di kalangan umat beragama. 2) Membangun terciptanya hubungan antar umat beragama, majelis agama dengan pemerintah. 3) Mewujudkan sekretariat bersama antar umat beragama. 4) Melakukan
silaturrahim/safari
kerukunan
antar
umat
beragama baik nasional maupun pusat-pusat agama. 5) Membentuk Forum Komunikasi Antar Umat Beragama di kota dan kecamatan. 6) Melanjutkan pembentukan jaringan komunikasi kerukunan antar umat beragama. 7) Sosialisasi wawasan multikultural bagi Guru Agama. 8) Pengembangan wawasan multikultural bagi Guru Agama.
9) Meningkatkan potensi kerukunan hidup umat beragama melalui pemanfaatan budaya setempat dan partisipasi masyarakat. 10) Melakukan silaturrahim antar pemuka agama, cendekiawan agama dan tokoh agama. e. Program Pengembangan Lembaga-lembaga Sosial keagamaan dan Pendidikan Keagamaan Program
ini
bertujuan
untuk
memberdayakan
dan
meningkatkan kapasitas, kualitas, peran lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan dalam menunjang perubahan sosial
masyarakat,
masyarakat,
mengurangi
serta
memberikan
dampak
negatif
pelayanan
ekstrimisme
pendidikan
dan
pengembangan sumber daya manusia terutama bagi masyarakat pedesaan dan ekonomi lemah. Kegiatan pokok sebagai berikut: 1) Memberdayakan lembaga sosial keagamaan. 2) Memberikan bantuan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. 3) Memberikan subsidi dan imbal swadaya pembangunan dan rehabilitasi
sarana
prasarana
kepada
lembaga
sosial
keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. 4) Meningkatkan
kemampuan
pengelola
lembaga
keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.
sosial
5) Melakukan
kunjungan
belajar
antar
lembaga
sosial
keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. 6) Membangun jaringan kerjasama dan sistem informasi lembaga
sosial
keagamaan
dan
lembaga
pendidikan
keagamaan. Adapun rincian program kerja Kankemenag Kota Salatiga dapat dilihat secara lengkap pada lampiran tentang Program Kerja Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga Tahun 2012. 10. Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana prasarana memiliki peran penting sehingga kegiatan dapat berjalan lancar. Suatu kegiatan tidak akan mencapai keberhasilan tanpa adanya sarana prasarana yang mendukung. Sarana prasarana tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Sarana Prasarana Kankemenag Kota Salatiga No.
Nama Ruangan
Jumlah
1.
Ruangan Sub Bag Tata Usaha
1
2.
Ruangan Analisis Kepegawaian
1
3.
Ruangan Perencanaan Anggaran
1
4.
Ruangan Kepala
1
5.
Ruangan Perencanaan Program
1
6.
Ruangan Perlengkapan
1
7.
Ruangan Seksi URAIS
1
8.
Ruangan Kasi URAIS
1
9.
Ruangan Kasi Haji dan Umroh
1
10.
Ruangan Seksi Haji dan Umroh
1
11.
Ruangan Gara Zakat dan Wakaf
1
12.
Ruangan Aula
1
13.
Ruangan Seksi Penamas PK Pontren
1
14.
Ruangan Kasi Penamas PK Pontren
1
15.
Ruangan kasi Mapenda
1
16.
Ruangan Seksi Mapenda
1
17.
Ruangan Pengawas
1
18.
Ruangan Bimas Kristen
1
19.
Ruangan Pokjaluh
1
20.
Ruangan Mushola
1
B. Paparan Hasil Penelitian 1. Strategi Kementerian Agama dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014
Strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat dilakukan melalui: a. Power Strategy, yakni strategi pembudayaan agama di sekolah dengan cara mnggunakan kekuasaan melalui people’s power. b. Persuasive Strategy, yang dijalankan lewat pembentukan opini dan pandangan masyarakat atau warga sekolah. c. Normative Re-educative, yaitu norma termasyarakatkan lewat pendidikan ulang untuk menanamkan dan menggani paradigma berpikir warga sekolah lama dengan baru (Sahlan, 2009: 86). Pada strategi pertama tersebut dikembangkan melalui pendekatan perintah dan larangan atau reward and punishment. Sedangkan pada strategi kedua dan ketiga tersebut dikembangkan melalui pembiasaan, keteladanan dan pendekatan persuasif atau mengajak kepada warganya dengan cara yang halus dengan memberikan alasan dan prospek baik yang bisa meyakinkan mereka. Strategi Pengawas PAI Kankemenag dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP dengan mengadakan kegiatan evaluasi terhadap guru PAI melalui kegiatan kunjungan langsung di SMP. Sebagai contoh evaluasi Pengawas di SMP Negeri 5 Salatiga dengan penelitian tindakan kelas tentang “Penulisan Naskah Soal Ujian Kenaikan Kelas (UKK) 2013/2014 diperoleh data Keberhasilan Peningkatan Kualitas PAI dengan kondisi awal pada siklus I mencapai 21,55% dan pada siklus II meningkat menjadi 98,6 %. Pengawas PAI Kankemenag Kota Salatiga juga mengadakan evaluasi di SMP Islam Al-Azhar pada semester
Gasal tentang Teknik Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan tingkat keberhasilan pada kondisi awal mencapai 62,5% dan meningkat menjadi 87,5%. Hasil evaluasi ini menunjukkan peningkatan kualitas dalam pelaksanaan pembelajaran. (TQ) Dari hasil wawancara Pengawas PAI Kankemenag Bapak Drs. Taqwim pada hari Jum’at, 29 Agustus 2014 jam 15.30-16.00 ini dapat disimpulkan bahwa evaluasi yang dilakukan telah menunjukkan keberhasilan peningkatan kualitas PAI. Selain itu pengawas juga mengadakan sosialisasi Kurikulum 2013 dan pelatihan menyusun RPP. Strategi Kasi PAKIS berbeda dengan strategi yang digunakan pengawas, yaitu: Strategi PAKIS dalam meningkatkan kualitas PAI tingkat SMP dilakukan melalui berbagai kegiatan, yaitu: a) Mendayagunakan jalinan koordinatif dengan pihak-pihak yang terkait seperti lembaga KKG, MGMP PAI baik SD, SMP, SMA/ SMK. b) Mengadakan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). c) Melaksanakan kegiatan pembinaan guru PAI, melalui wawancara atau konsultasi tehadap permasalahan yang dihadapi guru. d) Mengadakan wawancara dan konsultasi metode PAI. (NC) Dari keterangan Kasi PAKIS Bapak Nurcholis, M.Pd.I. tersebut dibenarkan oleh NH dan SR bahwa berbagai kegiatan pelatihan, workshop dan program Pembinaan telah dilakukan oleh pihak kemenag dan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas PAI tingkat SMP. Kegiatan ini berkaitan dengan strategi Peningkatan Profesionalisme Guru.
Secara garis besar, peningkatan profesionalisme guru dapat ditempuh melalui tiga program, yaitu: a. Program preservice education; b. Program inservice education; dan c. Program inservice training. Program preservice education adalah pendidikan prajabatan yang ditempuh oleh calon guru. Program ini dimaksudkan untuk membekali calon guru dan memperbaiki mutu guru. Sedangkan dua program berikutnya dilakukan ketika guru telah berada dalam posisinya sebagai pengajar. Keduanya ditempuh melalui pendidikan tambahan dan pelatihan (www.kabar-pendidikan.blogspot.com). Beberapa langkah nyata dari pengembangan profesionalisme guru adalah: a. Penataran
sebagai
usaha
pendidikan
dan
pengalaman
untuk
meningkatkan keahlian guru dan pegawai. b. Kursus-kursus kependidikan; c. Memperbanyak membaca; dan studi banding atau kunjungan ke sekolah lain. Adapun beberapa strategi yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP yaitu: Berdasarkan hasil wawancara pada hari selasa, 2 September 2014 jam 07.05-07.40 di ruang kurikulum, yaitu:
1) Menempuh program studi lanjut bagi guru. 2) Mengikuti berbagai jenis kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan. Misal: workshop, pelatihan, dan lain-lain. 3) Melakukan pendekatan scientific. 4) Memanfaatkan berbagai media yang ada, yaitu: internet, buku, dan fasilitas penunjang pembelajaran. 5) Melakukan 5 langkah pembelajaran, mulai dari persiapan sampai evaluasi. (NH) Berbeda dengan
guru agama Islam
di sekolah lain, hasil
wawancara yang dilakukan dengan Bapak Drs. S.B. Hariyanto di selasela kesibukannya sebagai pelatih sepak bola pada hari Selasa, 2 September 2014 jam 15.00-15.35 di Lapangan Sepak bola Pulutan, yaitu: dengan 1) Mengadakan Pembinaan Budi Pekerti, 2) Mengadakan Pembinaan Akhlak, 3) Mengadakan Pembinaan kemampuan membaca Al-qur’an, 4) Peningkatan ibadah, dilakukan melalui:a) Kegiatan rutin sholat jama’ah Jum’at, b) Kegiatan rutin sholat jama’ah Dhuhur, c) Kegiatan rutin khusus kelas IX sholat Dhuha.(SB) Hampir sama dengan pendapat yang kedua, informan menyatakan bahwa strategi yang dilakukan yaitu: 1) Melalui kegiatan ekstrakurikuler Keagamaan meliputi MTQ, Tartil, Kaligrafi yang terprogram dalam kegiatan PAIS, 2) Kegiatan pembiasaan sholat berjamaah setiap hari senin-kamis, mengaji dan pembacaan asmaul husna setiap hari jum’at dan ceramah rohani dari guru, 3) Kegiatan Praktek sholat sebelum pelajaran agama.(SR) Dari hasil wawancara beberapa guru tersebut menunjukkan bahwa strategi yang digunakan guru PAI dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP sangat bervariasi dan disesuaikan dengan latar belakang keagamaan siswa. 2. Faktor Penghambat dan Solusi dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama Islam Tingkat SMP di Kota Salatiga tahun 2014
Dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP ditemukan beberapa faktor penghambat. Pengawas PAI Kankemenag Kota Salatiga juga menemukan berbagai problem dalam upaya peningkatan kualitas PAI di SMP. Adapun problem tersebut di antaranya, yaitu: a) Belum semua guru PAI memahami karakteristik kurikulum 2013, b) Penerapan Kurikulum 2013 diberlakukan tidak serentak di berbagai sekolah. Ada sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 dan ada juga yang belum, c) Pelaksanaan Kurikulum 2013 belum merata, d) Buku-buku penunjang belum tersedia sepenuhnya, e) Kantor Kementerian Agama menemukan kendala dalam Penyediaan Buku Kurikulum PAI. Kemenag hanya diminta menyediakan naskah ujian dalam bentuk CD sehingga sering dijumpai kesalahan percetakan. (TQ) Dari
keterangan
Pengawas
Bapak
Drs.
Taqwim
dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya perubahan Kurikulum 2013 ini masih banyak permasalahan yang dihadapi. Hal ini terjadi karena adanya koordinasi yang kurang baik dan persiapan yang belum maksimal. Adapun solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu: a) Mengadakan sosialisasi Kurikulum 2013 kepada semua guru Pendidikan, b) Mengadakan kegiatan Pembimbingan dan Pelatihan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), c) Mengadakan kegiatan pendampingan guru mengajar di kelas, mulai dari persiapan pembelajaran sampai evaluasi, d) Mengadakan koordinasi dengan guru untuk mencari sumber pembelajaran yang sesuai dengan materi PAI sambil menunggu distribusi buku PAI dari Pemerintah. Strategi guru dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama juga mengalami permasalahan, di antaranya yaitu: a) ditemukan banyak siswa yang bapak/ibunya tidak melaksanakan sholat, sehingga guru mengalami kesulitan untuk mengontrol ibadah sholat siswanya,
b) banyak siswa yang telah memasuki pendidikan tingkat SMP yang tidak mau lagi mengaji di rumah dengan alasan malu karena merasa sudah besar, c) fasilitas dan sarana sekolah kurang mencukupi, dan d) banyak siswa yang menganggap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak penting dari pada empat mata pelajaran yang diujikan secara Nasional. (SB) Berbagai permasalahan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga, di antaranya yaitu: a. Kendala masalah dana berkaitan dengan program pembinaan dan pemberian arahan kepada guru PAI. b. Kurangnya kesadaran para guru PAI tentang pentingnya peningkatan kualitas pemahaman PAI terhadap penyampaian atau penanaman nilai-nilai PAI. c. Idealisme guru kurang karena hanya sebatas menunaikan kewajiban mengajar. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu: a. Mengusulkan penaikan anggaran Kemenag DIPA untuk mengadakan berbagai jenis kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas PAI. b. Mengadakan kegiatan workshop dan pelatihan bagi guru PAI. c. Program sertifikasi sebagai penghargaan bagi guru profesional. Solusi Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam sebagai reaksi terhadap kenyataan lembaga pendidikan yang tidak memuaskan harapan yaitu:
Pertama, mengembangkan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum yang berada di bawah pembinaan Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan meliputi: a.
Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
b.
Menyiapkan guru-guru agama yang berkualitas.
c.
Menyiapkan buku-buku pelajaran agama. Kedua, upaya yang dilakukan Kementerian Agama ialah
peningkatan kualitas atau modernisasi lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini telah memberi perhatian pada pendidikan dan pengajaran agama Islam dan pengetahuan umum, yaitu: a. Dengan cara memperbarui kurikulum yang ada dan memperkuat porsi kurikulum pendidikan agama. b. Mengembangkan kualitas dan kuantitas guru-guru Pendidikan Agama Islam. c. Menyediakan fasilitas belajar seperti buku-buku Pendidikan Agama Islam. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah semakin berkualitas, sehingga tujuan pembelajaran yang dilakukan dapat tercapai dan mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas dan berakhlakul karimah . 3. Faktor Pendukung dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama Islam Tingkat SMP di Kota Salatiga tahun 2014
Selain faktor penghambat, ada juga faktor pendukung. Adapun faktor pendukung dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama yaitu: a.
Adanya dukungan dari pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas PAI.
b.
Fasilitas
yang
lengkap
sebagai
sarana
penunjang
pengembangan kualitas PAI. c.
Adanya
Kelompok Kerja
komunikasi antar guru.
BAB IV
Guru PAI sebagai
sarana
PEMBAHASAN
B. Strategi Kementerian Agama Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014 1. Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Sejalan dengan arah dari Undang-undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, kurikulum Pendidikan Agama Islam pada sekolah disusun oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi dan standar kelulusan yang telah dirumuskan oleh pemerintah (Badan Standar Nasional Pendidikan). Bagi sekolah-sekolah yang merasakan standar isi dan standar kelulusan bidang Pendidikan Agama Islam terlalu rendah, maka sekolah tersebut dapat menyusun kurikulumnya yang lebih tinggi dari standar isi dan standar kelulusan yang ada. Selama ini implementasi penyusunan KTSP bidang Pendidikan Agama Islam dilaksanakan oleh para Guru Pendidikan Agama Islam, sebagai pribadi atau anggota Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI atau Musyawaah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI. kurikulum pendidikan yang mulai diterapkan saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mulai diterapkan Kemdikbud pada tahun ajaran 2013/2014 secara bertahap dan terbatas. Adapun kegiatan-kegiatan yang dikembangkan bidang pengembangan kurikulum dan evaluasi ini adalah:
a. Memberikan advokasi tentang penyusunan Kurikulum 2013 pada bidang Pendidikan Agama Islam. b. Penyusunan dan penggandaan pedoman-pedoman pengembangan Kurikulum 2013 bidang Pendidikan Agama Islam. c. Penyusunan dan penggandaan pedoman-pedoman pengembangan evaluasi belajar Pendidikan Agama Islam. Monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum 2013 bidang Pendidikan Agama Islam. d. Pengembangan Ujian Sekolah berstandar Nasional bidang Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, SMK. e. Peningkatan inovasi proses pembelajaran PAI, melalui berbagai kompetisi dan apresiasi. f. Penyusunan contoh-contoh inovasi model pembelajaran PAI. g. Pengembangan model Integrated kurikulum PAI, berdasar standar isi. h. Pengembangan forum kajian standar kurikulum dan evaluasi PAI TK, SD, SMP, SMA, SMK. 2. Peningkatan Mutu Ketenagaan PAI Peran
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
dalam
rangka
meningkatkan hasil pendidikan sangatlah penting. Hanya dengan guru agama Islam yang memiliki kompetensi tinggi yang mampu membawa siswa sekolah memiliki karakter, kepribadian, kecerdasan dan akhlak yang makin membaik. Demikian juga halnya dengan pengawas
Pendidikan Agama Islam yang memiliki kompetensi tinggi yang mampu mendorong proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah semakin membaik. Karena itu fokus utama peningkatan mutu ketenagaan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan kompetensi guru Agama Islam dan kompetensi pengawas Pendidikan Agama Islam. Dalam kaitan peningkatan kompetensi guru Agama Islam diarahkan agar mereka benar-benar memiliki: a. Kompetensi pedagogik Yakni seorang guru agama harus memiliki kemampuan mengenal dan memahami karakter siswanya sehingga ia bisa memberikan motivasi dalam proses belajar mengajar yang tepat, serta mampu mengorganisasikan para siswa baik di kelas maupun di luar kelas. b. Kompetensi kepribadian Yakni seorang guru harus mampu menjadi suri tauladan dalam berbagai hal, terutama dalam hal kepribadian seperti kejujuran, kesabaran, kesopanan, ketekunan, kerajinan, dan pergaulan yang inklusif. c. Kompetensi profesional Yakni seorang guru agama Islam harus benar-benar menguasai ilmu pengetahuan agama Islam yang akan diajarkan, dan mampu membuat stabil yang sistematis, jelas dan akurat terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, serta mampu melaksanakan evaluasi secara akurat terhadap proses belajar-
mengajar
yang
memperbaiki
telah
dilakukan,
yang
kekurangan-kekurangan
yang
selanjutnya
mampu
diketahui
setelah
evaluasi. d. Kompetensi sosial Yakni seorang guru agama Islam harus mampu melakukan komunikasi yang baik terhadap siswa atau masyarakat di sekitarnya, dan mampu memberi empati terhadap berbagai hal yang dihadapi oleh masyarakat, terutama para siswanya. e. Kompetensi leadership Yakni seorang guru agama harus mampu mengorganisasikan dan mengarahkan berkembangnya religious culture sebagai bagian dari proses Pendidikan Agama Islam di luar kelas. Dalam konteks ini guru agama Islam harus mampu melakukan pendekatan dan kerjasama kepada setiap unsur sekolah, termasuk kepala sekolah, guru-guru lain dan komite sekolah untuk mengembangkan religious culture di sekolah. Sama halnya dengan Peningkatan mutu Guru Pendidikan Agama Islam, peningkatan kompetensi pengawas juga diarahkan pada peningkatan beberapa kompetensi:
a. Kompetensi Kepribadian
Yakni seorang pengawas harus betanggung jawab sebagai Pengawas Pendidikan Agama Islam, keatif dalam bekerja dan memecahkan masalah pendidikan agama, memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang pngembangan Pendidikan Agama Islam serta mampu menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan para guru agama Islam di sekolah. b. Kompetensi Supervisi Manajerial Yakni seorang pengawas harus mampu menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di sekolah, menyusun program kepengawasan berdasarkan visi misi tujuan dan program pendidikan agama di sekolah, menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk
menyusun
menindaklanjutinya
laporan untuk
hasil-hasil perbaikan
pengawasan
program
dan
pengawasan
berikutnya, mengarahkan kepala sekolah dalam pengelolaan pendidikan agama, mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil pendidikan agama yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan ttugas, memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dalam kaitan dengan pengembangan pendidikan agama.
c. Kompetensi Supervisi Akademik
Yakni seorang pengawas harus memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan Pendidikan Agama Islam pada satuan pendidikan, membimbing guru dalam menyusun silabus pengembangan Pendidikan Agama Islam, berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, membimbing guru dalam
memilih
dan
menggunakan
strategi/metode/teknik
pembelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui pengembangan Pendidikan Agama Islam, membimbing
guru
pembelajaran
(RPP),
dalam
menyusun
membimbing
rencana guru
pelaksanaan
dalam
kegiatan
pembelajaran/bimbingan di kelas dan luar kelas, membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan, dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan Pendidikan Agama Islam, memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/ bimbingan pengembangan Pendidikan Agama Islam di sekolah. d. Kompetensi Evaluasi Yakni seorang pengawas harus mampu menyusun kriteria dan indikator keberhasilan Pendidikan Agama Islam, membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan Pendidikan Agama Islam, menilai kinerja kepala sekolah, guru agama Islam
dan staf sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, memantau pelaksanaan pembelajaran/
bimbingan,
dan
untuk
perbaikan
menganalisisnya pembelajaran
Pendidikan
hasil
Agama
belajar
siswa
serta
mutu
pendidikan
dan
Islam,
mengolah
dan
menganalisis data dan hasil penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan staf sekolah. e. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan Yakni seorang pengawas harus mampu menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam Pendidikan Agama Islam, menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas kepengawasan maupun pengembangan kariernya sebagai pengawas Pendidikan Agama Islam, menyusun proposal
penelitian
pendidikan,
melaksanakan
penelitian
Pendidikan Agama Islam pada sekolah untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya, dan memanfaatkan untuk perbaikan kualitas pendidikan. f. Kompetensi Sosial Yakni seorang pengawas Pendidikan Agama Islam harus mampu bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas tanggung jawabnya, aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan telah dilakukan beberapa kegiatan yang di antaranya: a.
Akselerasi Peningkatan kualifikasi GPAI sesuai dengan standar nasional pendidik dan tenaga kependidikan.
b.
Sosialisasi, pelayanan, pemantauan akselerasi penyelenggaraan sertifikasi guru.
c.
Pembinaan karier guru dan pengawas PAI melalui workshop, orientasi dan seminar-seminar.
d.
Pengembangan Sertifikasi melalui pendidikan profesi guru.
e.
Apresiasi terhadap guru PAI berprestasi.
3. Pemberian Bantuan dan Beasiswa Program dan kegiatan bantuan dan beasiswa pada dasarnya untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di sekolah. Bantuan yang dikembangkan ada yang bersifat langsung melakui block grant, ada pula yang bersifat tidak langsung melalui pendanaan kegiatan-kegiatan yang terarah. Di antara bentuk bantuan dan beasiswa tersebut adalah: a. Bantuan kegiatan wokshop, seminar pengembangan PAI. b. Bantuan sarana/fasilitas pembelajaran PAI. Seperti sarana praktik ibadah, buku teks siswa, pegangan guru, buku referensi PAI, Tafsir Al Qur’an, Terjemah, Tafsir, buku-buku pengayaan siswa dan guru tentang PAI. c. Bantuan penyelesaian kualifikasi GPAI S1.
d. Pengembangan standar model PAI melalui Program beasiswa S2 GPAI dan pengawas PAI. e. Bantuan penyelesaian studi S2 GPAI. f. Bantuan pengembangan organisasi pofesi pendidik dan tenaga kependidikan: KKG, MGMP, Pokjawas, dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII). 4. Penguatan Kelembagaan dan Kerjasama Program dan kegiatan penguatan kelembagaan lebih diarahkan pada penguasa organisasi guru agama Islam seperti Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran dan penguatan organisasi profesi pengawas, yakni Pokjawas. Sedangkan untuk kerja sama lebih difokuskan pada bentuk kerja sama dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Di antara kegiatan-kegiatan yang dewasa ini dikembangkan adalah: a. Pengembangan oganisasi profesi pendidik dan tenaga kependidikan: FKGTKI, KKG, MGMP, Pokjawas PAI, dan AGPAII, melalui pemberian pedoman kegiatan, apresiasi, dan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan. b. Pengembangan jaringan, wawasan, dan komunikasi para guru dan pengawas Pendidikan Agama Islam melalui pembuatan majalah. c. Pengambangan apresiasi PAI terhadap kepala daerah/pemda. Yakni memberikan penghargaan tehadap para bupati/walikota yang
memiliki kepedulian tinggi terhadap Pendidikan Agama Islam di sekolah. 5. Pengembangan Aktifitas Kesiswaan Program dan kegiatan pengembangan aktivitas kesiswaan pada dasarnya diarahkan untuk membangkitkan minat para siswa untuk mempelajari agama Islam secara sungguh-sungguh dan mengembangkan potensi siswa di bidang agama Islam. Pengembangan aktivitas kesiswaan ini
merupakan
kegiatan
yang
strategis,
dalam
pembudayaan dan pengamalan ajaran agama sekolah. Pengembangan aktivitas kesiswaan ini
rangka
proses
Islam di lingkungan diharapkan mampu
melengkapi kekurangan jumlah jam pelajaran dalam kelas, dan sebagai media pengamalan ajaran agama yang telah diperoleh dalam ruang kelas. Di antara kegiatan-kegiatan selama ini yang terus akan dikembangkan adalah: a. Pengembangan pesantren kilat; yakni memberikan pengetahuan dan pengalaman para siswa untuk belajar agama melalui model pesantren atau asrama dalam masa-masa liburan sekolah. b. Penyelenggaraan Pentas PAI Nasional; yakni menyelenggarakan kompetisi di bidang pengetahuan atau seni yang terkait dengan Pendidikan Agama Islam. Di antaranya adalah lomba pembacaan Al Qur’an, sari tilawah, cerdas cermat agama islam, pidato dan seni Nasyid, serta lomba karya tulis Islami untuk para siswa.
c. Pengembangan kegiatan ROHIS Nasional; yakni memberikan orientasi kepada para pengurus ROHIS agar mengembangkan kegiatan Pendidikan Agama Islam yang rahmatan lil alamin, mewaspadai masuknya gerakan keagamaan yang bersifat eksklusif dan radikal. d. Pengembangan sertifikasi baca tulis dan pemahaman kitab suci Al Qur’an SD dan SMP, terutama untuk mempelancar kemampuan para siswa dalam membaca dan menulis kitab suci Al Qur’an. e. Pengembangan sistem pembelajaran terjemah Al Qur’an
cepat
SMP, SMA, SMK; yakni untuk mendorong para siswa mampu memahami isi dan kandungan ayat-ayat suci Al Qur’an. Pengembangan sertifikasi terjemah Al Qur’an sesuai standar isi SMP, SMA, SMK; yakni untuk mendorong para guru agama mengembangkan belajar tuntas dalam pembelajaran kitab suci Al Qur’an. 6. Peningkatan Tata Kelola PAI Kegiatan ini diarahkan untuk meningkatkan mutu pengelolaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah, baik pada tingkat daerah, provinsi maupun tingkat nasional. Fokus dari kegiatan peningkatan tata kelola ini adalah peningkatan mutu SDM para pengelola di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/Kota dan kemampuan melakukan koordinasi dengan para stakeholders. Di antara kegiatan yang dikembangkan adalah:
a.
Peningkatan fasilitas manajemen PAIS.
b.
Penggandaan Rencana Strategis (Renstra) dan bahan/pedomanpedoman penyelenggaraan PAI.
c.
Penyediaan data dan informasi PAI yang memadai.
d.
Peningkatan kapasitas SDM PAIS.
e.
Penguatan koordinasi pengelolaan PAIS.
f.
Pengembangan database kegiatan PAIS. Berbagai strategi tersebut dapat tercapai dan terlaksana dengan
baik apabila semua pilar penegak pendidikan berusaha dan bekerja sama dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing, dan mampu memanfaatkan peluang yang ada.
C. Faktor-Faktor Penghambat dan Solusi dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014 1. Faktor Penghambat Strategi peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP di Kota Salatiga ternyata tidak berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi karena dalam prakteknya masih ditemukan banyak kendala dan hambatan. Hambatan-hambatan itu diantaranya adalah berupa sumber kepustakaan yang kurang memadai. Hal inilah yang pada saat ini masih diusahakan oleh pihak Kemenag.
Dalam pengadaan buku-buku yang ada di perpustakaan belum secara sepenuhnya menyediakan buku-buku terbaru dan relevan dengan perkembangan pendidikan dan IPTEK sekarang. Hal ini bisa di maklumi karena adanya perubahan kurikulum yaitu dari KTSP ke kurikulum 2013 yang belum lama diterapkan dan perlu adanya adaptasi. Namun demikian, minimnya sumber pustaka tidak menjadikan guru PAI di SMP menjadi patah semangat dalam mengajar. Namun justru sebaliknya menimbulkan semangat bagi para guru untuk mencari inisiatif dengan mencari dan membaca buku-buku penunjang yang berasal dari perpustakaan luar. Melihat realitas ini, maka guru PAI di SMP bisa menyikapi kondisi dan keadaan yang ada. Konsekuensinya kemampuan guru harus ditingkatkan berkenaan dengan semua model pendekatan dan alternatifalternatif lain dalam pembelajaran. Dengan adanya hambatan yang dihadapi tersebut, kiranya pihak Kemenag menyadari bahwa upaya peningkatan kualitas pembelajaran PAI merupakan suatu langkah yang sistematis dan harus memperhatikan beberapa komponen yang turut membantu terhadap upaya tersebut. Karena pada hakekatnya upaya peningkatan kualitas pembelajaran PAI tidak hanya ditentukan oleh faktor kemampuan guru saja, melainkan memerlukan adanya faktor-faktor lain, di mana faktor-faktor tersebut saling mendukung dan melengkapi. Selain itu juga diperlukan dukungan
dari berbagai pihak, yaitu orang tua, siswa, dan masyarakat serta pemerintah. Adapun faktor penghambat yang dialami kaitannya dengan peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yaitu: a. Kurangnya sarana prasarana dan tenaga, serta terbatasnya anggaran pengembangan pendidikan. b. Koordinasi Internal belum sepenuhnya terwujud, sinkronisasi program dan lain-lain. c. Lemahnya etos kerja, kedisiplinan dan lemahnya implementasi fungsi kurikulum sehingga belum terwujud kinerja yang mantap (profesional). 2. Solusi
Kementerian
Agama
dalam
meningkatkan
kualitas
Pendidikan Agama Islam Tingkat SMP di Kota Salatiga tahun 2014 Solusi yang dilakukan kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a. Meningkatkan Profesionalisme Guru Dalam upaya Peningkatan Profesionalisme Guru, maka kementerian Agama mengadakan berbagai kegiatan yaitu: mengikutsertakan para guru pada kegiatan pelatihan, workshop, dan sosialisasi kurikulum PAI.
b. Mengaktifkan MGMP PAI. c. Memberikan sertifikasi sebagai penghargaan bagi guru PAI. d. Membuat usul penaikan anggaran Kemenag DIPA untuk membantu pelaksanaan kegiatan. e. Mengadakan sosialisasi Kurikulum 2013 kepada semua guru Pendidikan. f. Mengadakan kegiatan Pembimbingan dan Pelatihan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). g. Mengadakan koordinasi dengan guru untuk mencari sumber pembelajaran yang sesuai dengan materi PAI sambil menunggu distribusi buku PAI dari Pemerintah.
C. Faktor Pendukung dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Tingkat SMP di kota Salatiga tahun 2014 Dalam upaya peningkatan kualitas PAI di SMP, tidak terlepas dari adanya
faktor-faktor
yang
turut
mendukung
dalam
pelaksanaanya,
diantaranya sebagai berikut: a. Jumlah guru sebagian besar guru telah memenuhi syarat yang telah dipersyaratkan oleh pemerintah yaitu S1 kependidikan yang mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing yang berasal dari berbagai universitas negeri maupun swasta.
b. Motivasi yang tinggi dari guru PAI Motivasi adalah dorongan yang muncul dari diri seseorang, baik yang muncul dari dalam (intrinsik) maupun yang muncul dari luar (ekstrinsik). Oleh karena itu kemampuan guru harus ditingkatkan. Adanya dorongan yang muncul untuk melakukan suatu pekerjaan yang muncul dari dalam diri sendiri (intrinsik) lebih berarti dibandingkan dengan dorongan yang berasal dari luar (ekstrinsik). c. Sarana dan prasarana Setiap perubahan menuntut tersedianya sarana dan prasarana yang memadai agar proses perubahan itu berjalan dengan baik dan lancar. Seperti perubahan kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013. Jika Kurikulum 2013 dipandang sebagai perubahan, maka agar proses itu berjalan dengan lancar diperlukan dukungan sarana dan prasarana yang ada dan dikelola dengan baik. d. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan Kegiatan ini sebagai media dan pengembangan kemampuan, minat dan bakat para siswa yang mengandung nilai-nilai yang sangat penting bagi kemajuan di masa depan. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMP yaitu: 1) Kegiatan rutin Harian: seperti jama’ah shalat dluhur. 2) Kegiatan rutin Mingguan: BTA, Tilawah, MTQ. 3) Kegiatan rutin Tahunan: a) Buka bersama dan shalat tarawih berjama’ah.
b) Pesantren kilat. c) Pengajian Ramadhan. d) Pelaksanaan zakat fitrah. e) Penyembelihan hewan kurban. f) PHBI. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membentuk watak siswa yang bertaqwa, bertanggung jawab, berkepribadian baik dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi yang berguna bagi masyarakat. e. Kegiatan Peningkatan Profesi Guru Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan komptensi yang harus dimiliki guru sehingga guru benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Adapun kegiatan ini dilakukan melalui: 1) Kegiatan pengembangan organisasi
guru melalui
pemberian
wawasan dan apresiasi bagi guru PAI. 2) Bantuan kegiatan workshop dan seminar pengembangan PAI. 3) Kegiatan pengembangan sertifikasi.
BAB V PENUTUP C. Kesimpulan Setelah penulis mengkaji dan menganalisis, strategi Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014, dilaksanakan melalui
pengembangan
kurikulum
dan
evaluasi,
peningkatan
mutu
ketenagaan PAI, pemberian bantuan dan beasiswa, penguatan kelembagaan dan kerjasama, pengembangan aktifitas kesiswaan dan peningkatan tata kelola PAI. Faktor penghambat dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga tahun 2014 yaitu, kurangnya sarana prasarana dan tenaga, serta terbatasnya anggaran pengembangan pendidikan, koordinasi internal belum sepenuhnya terwujud, sinkronisasi program dan lain-lain, lemahnya etos kerja, kedisiplinan dan lemahnya implementasi fungsi kurikulum sehingga belum terwujud kinerja yang mantap (profesional). Adapun solusi dalam menghadapi permaslahan tersebut yaitu dengan cara
mengusulkan
penaikan
anggaran
pengembangan
pendidikan,
mengadakan sosialisasi penguatan tenaga pendidikan Agama Islam, meningkatkan profesionalisme guru, mengaktifkan MGMP PAI.
Faktor Pendukung dalam meningkatkan kualitas PAI tingkat SMP di Salatiga yaitu, kondisi umum pendidikan yang bersifat kondusif, oleh karena itu iklim tersebut harus selalu terjaga, adanya landasan hukum yang memungkinkan kiprah Kementerian Agama yang semakin besar dan berkualitas, adanya jalinan kerjasama antara pemerintah dengan pelaksana program kependidikan.
D. Saran Berdasarkan fokus penelitian untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama, berikut beberapa masukan bagi seluruh pihak agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan berkualitas. 1. Bagi Guru PAI Penguasaan dan pemahaman tentang materi yang disampaikan serta profesionalisme guru merupakan salah satu kunci utama untuk bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik dan berkualitas. Oleh karena itu penguasaan dan pemahaman tentang materi pelajaran harus ditingkatkan. Di samping itu pendekatan personal terhadap siswa lebih ditingkatkan untuk membina hubungan emosional yang lebih baik. 2. Bagi pihak sekolah Akan lebih baik apabila seluruh guru dan pihak sekolah yang lain saling bekerjasama dan berkoordinasi dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
3. Bagi peserta didik hendaknya selalu meningkatkan prestasi dengan tetap belajar dan mengembangkan sikap hormat pada guru. 4. Bagi para elit pemegang kekuasaan pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mementingkan kepentingan pendidikan di atas segalanya karena pendidikan merupakan tonggak kehidupan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Agung. 2012. Kamus Kebahasaan dan Kesastraan. Sinergi Media.
Yogyakarta: PT. Aksara
Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Powerbooks. Badan Narkotika Nasional, Oktober 2006 Daradjat, Zakiyah, dkk. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Daulay, Haidar Putra. 2004. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana. Ditjen Kemenag RI Profil Statistik Pendidikan Islam TA. 2009/2010 pendis.kemenag.go.id diakses tanggal 5 Mei 2014 Hidayat, Komaruddin, dkk. 2009. Mereka Bicara Pendidikan Islam: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muhaimin.
2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Muhaimin. 2010. Pengmbangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Maadrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Press. Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media. Mujtahid. 2011. Reformasi Pendidikan Islam. Malang: UIN Maliki Press. Permendiknas tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan. 2007. Jakarta: BP. Cipta Jaya. Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: LkiS. Sahlan, Asmaun. 2010. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi. Malang: UIN-Maliki Press. Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. W.J.S. Poerwadarminta. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Tim Penyusun. www.kabar-pendidikan.blogspot.com diakses tanggal 1 Agustus 2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Awalina Maftukhah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/ Tgl. Lahir
: Kab. Semarang, 28 Mei 1992
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Pulutan RT 001 RW 003 Kec. Sidorejo Salatiga 50716
Pendidikan Formal :
RA Ma’arif Pulutan, Tahun 2001, berijasah.
MI Ma’arif Pulutan, Tahun 2001-2007, berijasah.
SMP Negeri 4 Salatiga, Tahun 2004-2007, berijasah.
MAN Salatiga, Tahun 2007-2010, berijasah.
STAIN Salatiga, Tahun 2010-2014.
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 10 September 2014 Penulis,
Awalina Maftukhah
LAMPIRAN
Lokasi Kankemenag Kota Salatiga
Sambutan Ketua Kemenag Salatiga
Diklat Teknis Substantif
Jl. Diponegoro No. 136 Salatiga
Halal bihalal Pegawai Kota Salatiga
Penilaian Kerja Guru
Halaman Kankemenag Kota Salatiga
Foto bersama Kepala Kankemenag dan Pegawai
Pencarian data-data Kemenag
Wawancara GPAI
Kankemenag Tampak Depan
Pendidikan dan Pelatihan Guru
PEDOMAN WAWANCARA A. Identitas Informan 1. Nama
:
2. Tempat tanggal lahir
:
3. Jabatan
:
4. Wawancara hari/tanggal
:
5. Waktu
:
wawancara
6. Tempat wawancara
:
B. Sasaran Wawancara 1. Strategi yang digunakan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP di kota Salatiga. 2. Faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP di kota Salatiga. 3. Solusi yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP di kota Salatiga
C. Butir-butir Pertanyaan 1. Wawancara Pegawai Kementerian Agama a. Strategi apa yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP di kota Salatiga tahun 2014?
ciii
b. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam peningkatan kualitas PAI SMP di kota Salatiga tahun 2014? c. Solusi apa yang tepat untuk mengatasi persoalan dalam meningkatkan kualitas ketenagaan PAI SMP di kota Salatiga? 2. Wawancara Guru PAI SMP a. Strategi apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kualitas PAI di SMP? b. Problem apa yang Bapak/Ibu temukan dalam meningkatkan kualitas PAI di SMP? c. Bagaimana cara mengatasi permasalahan dalam meningkatkan kualitas PAI di SMP? d. Apa yang dilakukan Kementerian Agama dalam rangka Peningkatan kualitas PAI selama Bapak/Ibu menjadi guru PAI di SMP?
civ
Transkrip Wawancara 1 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Jum’at, 29 Agustus 2014 Jam
: 15.30-16.00
Lokasi
: Ruang Pengawas PAI Kankemenag
Sumber Data : Bp. Drs. Taqwim Deskripsi Data: Informan adalah salah satu pegawai Kementerian Agama Kota Salatiga yakni sebagai pengawas PAI Kankemenag Kota Salatiga. Wawancara kali ini merupakan yang pertama dengan informan dan dilaksanakan di ruang Pengawas PAI Kankemenag Kota Salatiga. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan menyangkut Strategi, problem dan upaya peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat SMP di kota Salatiga. 1. Pengawas mengadakan evaluasi terhadap guru melalui penelitian tindakan sekolah. Misal: mengadakan evaluasi penulisan naskah soal UKK. 2. Mengadakan evaluasi teknik pembelajaran berkaitan dengan Kurikulum 2013 dengan tema ”Peningkatan Pelaksanaan Pembelajaran”.
cv
Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Peningkatan kualitas PAI sudah terlihat meskipun belum signifikan. Hal itu terlihat dari hasil evaluasi Pengawas PAI Kankemenag Kota Salatiga di Beberapa SMP. Sebagai contoh evaluasi Pengawas di SMP Negeri 5 Salatiga dengan penelitian tindakan kelas tentang “Penulisan Naskah Soal Ujian Kenaikan Kelas (UKK) 2013/2014 diperoleh data Keberhasilan Peningkatan Kualitas PAI dengan kondisi awal pada siklus I mencapai 21,55% dan pada siklus II meningkat menjadi 98,6 %. Pengawas PAI Kankemenag Kota Salatiga juga mengadakan evaluasi di SMP Islam Al-Azhar pada semester Gasal tentang Teknik Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan tingkat keberhasilan pada kondisi awal mencapai 62,5% dan meningkat menjadi 87,5%. Hasil evaluasi ini menunjukkan peningkatan kualitas dalam pelaksanaan pembelajaran. Pengawas PAI Kankemenag Kota Salatiga juga menemukan berbagai problem dalam upaya peningkatan kualitas PAI di SMP. Adapun problem tersebut di antaranya, yaitu: 1. Belum semua guru PAI memahami karakteristik kurikulum 2013. 2. Penerapan Kurikulum 2013 diberlakukan tidak serentak di berbagai sekolah. Ada sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 dan ada juga yang belum 3. Pelaksanaan Kurikulum 2013 belum merata. 4. Buku-buku penunjang belum tersedia sepenuhnya.
cvi
5. Kantor Kementerian Agama menemukan kendala dalam Penyediaan Buku Kurikulum PAI. Kemenag
hanya diminta menyediakan naskah ujian
dalam bentuk CD sehingga sering dijumpai kesalahan percetakan. Upaya yang dilakukan Pengawas PAI Kankemenag Kota Salatiga dalam meningkatkan kualitas PAI SMP yaitu: 1. Mengadakan sosialisasi Kurikulum 2013 kepada semua guru Pendidikan. 2. Mengadakan kegiatan Pembimbingan dan Pelatihan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3. Mengadakan kegiatan pendampingan guru mengajar di kelas, mulai dari persiapan pembelajaran sampai evaluasi. 4. Mengadakan koordinasi dengan guru untuk mencari sumber pembelajaran yang sesuai dengan materi PAI sambil menunggu distribusi buku PAI dari Pemerintah.
Interpretasi: Pengawas Kankmenag Kota Salatiga dalam mengadakan evaluasi menggunakan kerangka acuan berdasarkan kelengkapan syarat-syarat berikut: 1. Silabus 2. Kalender Pendidikan 3. Program Tahunan 4. Program Semester
cvii
5. RPP 6. Rencana Pelaksanaan Harian 7. Buku Pelaksanaan Harian/Laporan Bulanan 8. Presensi Siswa 9. Catatan Hambatan Belajar 10. Daftar Buku Pegangan Guru dan Siswa 11. Analisa KKM 12. Kisi-kisi Soal 13. Soal-soal Ulangan 14. Buku Informasi Penilaian 15. Analisis Butir Soal 16. Analisa Hasil Ulangan 17. Program Perbaikan 18. Program Pengayaan 19. Daftar Pengembalian Hasil Ulangan 20. Buku Ulangan Bergilir 21. Daftar Nilai 22. Laporan Penilaian 23. Buku Tugas Terstruktur 24. Buku Tugas Mandiri 25. SK Pembagian Tugas Mengajar 26. Mengisi Buku Kemajuan Kelas 27. Jadwal Mengajar
cviii
Transkrip Wawancara 2 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Jum’at, 29 Agustus 2014 Jam
: 16.00-16.30
Lokasi
: Ruang seksi PAKIS
Sumber Data : Bp. Nurcholis, M.Pd.I Deskripsi Data: Informan adalah seorang pegawai di kantor Kementerian Agama Kota Salatiga yang menjabat sebagai kepala seksi PAKIS. Wawancara kali ini merupakan wawancara yang pertama dengan informan dan dilaksanakan di ruang PAKIS. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan berkaitan dengan stategi peningkatan Kualitas PAI SMP beserta permasalahan dan solusinya. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa strategi PAKIS dalam meningkatkan kualitas PAI di SMP dilakukan melalui berbagai kegiatan, yaitu: 1. Mendayagunakan jalinan koordinatif dengan pihak-pihak yang terkait seperti lembaga KKG, MGMP PAI baik SD, SMP, SMA/ SMK. 2. Mengadakan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora).
cix
3. Melaksanakan program pembinaan guru PAI, melalui wawancara atau konsultasi tehadap permasalahan yang dihadapi guru. 4. Mengadakan wawancara dan konsultasi metode PAI. Kepala seksi PAKIS juga mengalami berbagai permasalahan dalam meningkarkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama di kota Salatiga, di antaranya yaitu: 1. Kendala masalah dana berkaitan dengan program pembinaan dan pemberian arahan kepada guru PAI. 2. Kurangnya kesadaran para guru PAI tentang pentingnya peningkatan kualitas pemahaman PAI terhadap penyampaian atau penanaman nilainilai PAI. 3. Idealisme guru kurang karena hanya sebatas menunaikan kewajiban mengajar. Upaya kasi PAKIS dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas dapat dilakukan dengan cara: 1. Mengusulkan penaikan anggaran Kemenag DIPA untuk mengadakan berbagai jenis kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas PAI. 2. Mengadakan kegiatan workshop dan pelatihan bagi guru PAI. 3. Program sertifikasi sebagai penghargaan bagi guru profesional. 4. Mengadakan program pembinaan teknik kurikulum (Bintek). 5. Mengadakan pembinaan keagamaan dan budi pekerti. 6. Mengadakan sosialisasi penguatan tenaga pendidikan Agama Islam.
cx
Transkrip Wawancara 3 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Selasa, 2 September 2014 Jam
: 07.05-07.40
Lokasi
: Ruang Kurikulum SMP Negeri 1 Salatiga
Sumber Data : Ibu Nurul Hidayati, S.Ag. Deskripsi Data: Informan adalah salah satu guru Pendidikan Agama Islam yang sekaligus bertugas di bidang kurikulum di SMP Negeri 1 Salatiga. Wawancara kali ini merupakan wawancara yang pertama dengan informan dan dilaksanakan di ruang kurikulum SMP Negeri 1 Salatiga. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama yaitu: 1. Menempuh studi lanjut bagi guru. 2. Mengikuti berbagai jenis kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan. Misal : workshop, pelatihan, dan lain-lain. 3. Melakukan pendekatan scientific.
cxi
4. Memanfaatkan berbagai media yang ada, yaitu: internet, buku, dan fasilitas penunjang pembelajaran. 5. Melakukan 5 langkah pembelajaran, mulai dari persiapan sampai evaluasi. Adapun faktor penghambat dalam
meningkatkan kualitas Pendidikan
Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama, yaitu: 1. Sarana prasarana berupa sumber belajar belum tersedia. Sumber belajar Pendidikan Agama Islam berupa buku pedoman bagi guru maupun buku pedoman bagi siswa yang belum tersedia. Sehingga guru harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan. 2. Kemauan guru dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam kurang. 3. Banyaknya kegiatan administrasi yang harus dipenuhi.
cxii
Transkrip Wawancara 4 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Selasa, 2 September 2014 Jam
: 15.00-15.35
Lokasi
: Lapangan Sepak bola Jambesari Kel. Pulutan
Sumber Data : Bp. Drs. S. B. Hariyanto Deskripsi Data: Informan adalah sorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Salatiga. Wawancara kali ini dilaksanakan di sela-sela kesibukannya sebagai pelatih sepak bola dan dilaksanakan di lapangan sepakbola di kelurahan Pulutan. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan menyangkut strategi guru dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama serta program kegiatan apa saja yang telah dilakukan kemenag selama menjadi guru. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa strategi guru dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam dilakukan melalui berbagai cara, yaitu: 1. Mengadakan pembinaan budi pekerti, melalui:
cxiii
a. Meningkatkan rasa simpati guru dengan cara siswa ketika memasuki gerbang sekolah berjabat-tangan dengan bapak/ibu guru piket pada hari itu (guru sudah siap menyambut kedatangan siswa). b. Siswa berjabat-tangan dengan guru pengajar setiap jam pertama sebelum masuk kelas dan setelah selesai pelajaran. 2. Pembinaan Akhlak, dilakukan melalui: a. Kartu disiplin yang setiap saat bisa diambil oleh guru sebagai tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan untuk mencatat kenakalan siswa kapan saja dan di mana saja, dengan harapan siswa tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. b. Latihan berpidato oleh siswa dengan bimbingan dan arahan dari guru. 3. Pembinaan kemampuan membaca Al-qur’an, dilakukan melalui: a. Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) b. Tartil Al Qur’an c. Baca Tulis Al-qur’an (BTA) 4. Peningkatan ibadah, dilakukan melalui: a. Kegiatan rutin sholat jama’ah Jum’at. b. Kegiatan rutin sholat jama’ah Dhuhur. c. Kegiatan rutin khusus kelas IX sholat Dhuha.
cxiv
Strategi guru dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Pertama juga mengalami permasalahan, di antaranya yaitu: 1. Ditemukan banyak siswa yang bapak/ibunya tidak melaksanakan sholat, sehingga guru mengalami kesulitan untuk mengontrol ibadah sholat siswanya. 2. Banyak siswa yang telah memasuki pendidikan tingkat SMP yang tidak mau lagi mengaji di rumah dengan alasan malu karena merasa sudah besar. 3. Fasilitas dan sarana sekolah kurang mencukupi. 4. Banyak siswa yang menganggap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak penting dari pada empat mata pelajaran yang diujikan secara Nasional. Solusi dari beberapa pernasalahan tersebut yaitu: 1. Meminta orang tua untuk memberi nilai sholat bagi anaknya, dengan harapan orang tua mempunyai kesadaran untuk melakukan sholat. 2. Diberi tugas mencatat ayat yang dibaca setiap hari. 3. Berusaha gotong royong untuk melengkapi keterbatasan sarana prasarana dengan cara infak setelah plajaran. 4. Dilaksanakan ujian sekolah Pendidikan Agama Islam brstandar nasional. Namun hal ini juga belum bisa maksimal karena nilai akhir belum berpengaruh pada kelulusan.
cxv
Transkrip Wawancara 5 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Senin, 8 September 2014 Jam
: 09.00-09.14
Lokasi
: Ruang Tata Usaha SMP Negeri 6 Salatiga
Sumber Data : Ibu Siti Rochmatin, S.Ag Deskripsi Data: Berdasarkan wawancara dengan informan maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Strategi yang dilakukan guru PAI SMP dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam yaitu: a. Melalui kegiatan kstrakurikuler Keagamaan meliputi MTQ, Tartil. Kaligrafi yang terprogram dalam kegiatan PAIS. b. Kegiatan pembiasaan sholat berjamaah setiap hari senin-kamis, mengaji dan pembacaan asmaul husna setiap hari jum’at dan ceramah rohani dari guru. c. Kegiatan Praktek sholat sebelum pelajaran agama. 2. Problem yang dialami guru dalam meningkatkan kualitas PAI yaitu: a. Latar belakang kegamaan siswa yang berbeda.
cxvi
b. Absen jamaah sholat 3. Program yang diadakan Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam bagi guru yaitu: a. Kegiatan pembinaan MGMP. b. Kunjungan Pengawas Kankemenag di sekolah. c. Program Pemberian Beasiswa S2 guru PAI. d. Kegiatan sosialisasi kurikulum. e. Diklat-Diklat bekerja sama dengan MGMP PAI. 4. Faktor penghambat a. Siswa yang kurang pembinaan dari keluarga b. Banyak siswa yang tidak bisa membaca Al-qur’an 5. Faktor pendukung a. Fasilitas yang lengkap sebagai sarana pengembangan kualitas PAI b. Adanya dukungan dari pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas PAI.
cxvii
IDENTITAS INFORMAN
Nama
: Nurcholis, M.Pd.I
Kode Informan
: NC
NIP
: 1971012319963100
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/ Tgl. Lahir
: Salatiga, 23 Januari 1971
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Turusan Kidul RT 7 RW 7 Salatiga
No. HP
: 0818240535
Status Kepegawaian
: PNS
Jenis Pegawai
: Kasi PAKIS Kantor Kementerian Agama Salatiga
Bekerja di
: Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga
Lama Menjabat
: 2 Tahun
Pendidikan Formal :
SDN 2 Salatiga lulus tahun 1984
SMP Negeri 1 Salatiga lulus tahun 1987
SPG Negeri Salatiga lulus tahun 1990
S1
S2
cxviii
IDENTITAS INFORMAN
Nama
: Nurul Hidayati, S.Pd.I
Kode Informan
: NH
NIP
: 19810712205012005
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/ Tgl. Lahir
: Semarang, 12 Juli 1981
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Mangunsari, Sidomukti, Salatiga
No. HP
: 081325771391
Status Kepegawaian
: PNS
Jenis Pegawai
: Guru PAI SMP Negeri 1 Salatiga
Bekerja di
: SMP Negeri 1 Salatiga
Lama Mengajar
: 9 Tahun 9 Bulan
Pendidikan Formal :
MI Manyaran lulus tahun 1993
MTs Negeri Salatiga lulus tahun 1996
MAN Salatiga lulus tahun 1999
STAIN Salatiga lulus tahun 2003
Menempuh Studi S2 di STAIN Salatiga
cxix
IDENTITAS INFORMAN
Nama
: Drs. S.B. Hariyanto
Kode Informan
: SB
NIP
: 19650315199003
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/ Tgl. Lahir
: Kab. Semarang , 15 Mei 1965
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Ds. Kalibeji Dsn. Cebur RT 03 RW 2 Kec.Tuntang Kab. Semarang
No. HP
: 085865246573
Status Kepegawaian
: PNS
Jenis Pegawai
: Guru PAI SMP Negeri 4 Salatiga
Bekerja di
: SMP Negeri 4 Salatiga
Lama Mengajar
: 24 Tahun
Pendidikan Formal :
SD lulus tahun 1978
SMP lulus tahun 1981
MAN lulus tahun 1984
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga lulus tahun 1988
cxx
IDENTITAS INFORMAN
Nama
: Siti Rochmatin, S.Ag.
Kode Informan
: SR
NIP
: 196312141986032012
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/ Tgl. Lahir
: Kab. Semarang, 14 Desember 1963
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Jln. Merak 229B Salatiga
No. HP
: 085641102825
Status Kepegawaian
: PNS
Jenis Pegawai
: Guru PAI SMP Negeri 6 Salatiga
Bekerja di
: SMP Negeri 6 Salatiga
Lama Mengajar
: 28 Tahun
Pendidikan Formal :
SD Negeri Bakalrejo Susukan Kab. Semarang lulus tahun 1975
MTs. Negeri Boyolali lulus tahun 1978
PGA Negeri Salatiga lulus tahun 1981
IAIN Walisongo Salatiga lulus tahun 1985
cxxi
cxxii
cxxiii
cxxiv