STRATEGI INTERNAL COMMUNICATION DALAM MEMBANGUN ANTI FRAUD BRAND MELALUI XYZ NEWS Annisa Hanifati Universitas Bina Nusantara, Jalan Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480 Telp. (021) 5345830 Fax. (021) 5300244
[email protected] Annisa Hanifati, Dr. Dra. Ulani Yunus, MM
Abstract This study aims to determine the strategy, the flow and the barriers of internal communication in building internal brand anti-fraud through the use of a medium of communication, company's internal magazine. The conceptual basisused is organizational communication, public relations, internal communication and branding concept. This research usedqualitative methodusing semi-structured interview techniques, participant observation, and literature study. The analysis is done through data reduction techniques, data models and withdrawal / verification conclusions. The results of the study show that the strategy used by the internal communication in building the anti-fraud brand is using the 3C approach to content, channel, and creation, with involving vertical and horizontal organizational communication as a groove, and in this research found that there are three barriers to the implementation of the internal communication such as technical barriers, practical barriers, and other barriers. It was concluded that the communication strategies used by internal communication are not fully using the existing concept in theory, and adapted to the condition of, and barriers that faced.(AH) Keywords: Internal Communication, Communication Media, Public Relations
Internal
Brand,
Anti
Fraud,
Internal
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi, alur dan hambatan dari internal communication dalam membangun internal brand anti fraud melalui penggunaan salah satu media komunikasi yakni majalah internal perusahaan. Landasan konseptual yang digunakan adalah komunikasi organisasi, public relations, internal communication dan branding. Metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif dengan teknik wawancara semi terstruktur, observasi partisipan, dan studi kepustakaan. Analisis dilakukan melalui teknik reduksi data, model data dan penarikan/verifikasi kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh internal communication dalam membangun anti fraud brand adalah menggunakan pendekatan 3C yakni content, channel, dan creation dengan melibatkan alur komunikasi organisasi vertikal dan horizontal, serta ditemukan bahwa adanya hambatan pada pelaksanaan komunikasi internal tersebut yakni hambatan teknis praktis, dan hambatan lainnya. Disimpulkan bahwastrategi komunikasi yang digunakan oleh komunikasi internal tidak sepenuhnya
menggunakan konsep yang ada dalam teori, dan disesuaikan dengan kondisi, dan hambatan yang dihadapi. (AH) Kata kunci: Internal Communication, Internal Branding, Anti Fraud, Media Komunikasi Internal, Public Relations
PENDAHULUAN Bisnis perbankan merupakan salah satu bidang bisnis yang menyediakan pelayanan jasa kepada customer. Keberhasilan dari perusahaan yang bergerak di bidang bisnis perbankan, sangat mengandalkan faktor kepercayaan dari nasabah. Sehubungan dengan hal tersebut, pada sekitar tahun 2011 dunia perbankan di Indonesia kembali mengalami kejadian yang mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan dari nasabah. Diantaranya yakni munculnya kasus-kasus kejahatan perbankan seperti penipuan atau yang lebih dikenal dengan istilah Fraud. Seperti yang dikutip dari harian kompas.com, 3 Mei 2011, Strategic Indonesia mencatat, dalam kuartal I 2011 telah terjadi sembilan kasus pembobolan bank di berbagai industri perbankan. Berdasarkan hal tersebut menurut pengamat Perbankan Strategic Indonesia, Jos Luhukay, mengatakan bahwa modus kejahatan perbankan bukan hanya masalah penipuan (fraud), tetapi lemahnya pengawasan internal control bank terhadap sumber daya manusia juga menjadi titik celah kejahatan perbankan. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa perbankan, PT Bank XYZ Tbk juga menyadari bahwa kepercayaan publik tersebut adalah hal yang menjadi fokus utama yang harus dijaga dan dikelola. Untuk mendapatkan kepercayaan tersebut, tentu harus dimulai dari ruang lingkup internal. Salah satu hal yang menjadi faktor terjadinya aktivitas fraud adalah berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh pihak internal ataupun bersama dengan pihak eksternal. Beberapa paparan diatas yang kemudian menjadi alasan dari PT Bank XYZ Tbk untuk mempertahankan kepercayaan publik dengan membangunAnti Fraud Management yang fokus menangani hal-hal yang berkaitan dengan Fraud. Untuk menyukseskan tujuan tersebut, melalui Internal Communication PT Bank XYZ mencoba membangun Anti-Fraud Brand dengan menggunakan media komunikasi internal yakni salah satunya melalui majalah internal Bank XYZ News. PT Bank XYZ paham, bahwa dalam menangani suatu krisis atau permasalahan perusahaan salah satunya adalah dengan melakukan pendekatan komunikasi. Sebagai media yang menjembatani komunikasi antar karyawan dan juga dengan perusahaan, komunikasi internal menjadi sangat berpengaruh dalam membangun citra perusahaan (company brand) dan meningkatkan kinerja karyawan. Untuk itu, dalam menciptakan dan membangun sebuah brand beserta persepsinya sebuah perusahaan perlu untuk menerapkan beberapa strategi yang disesuaikan dengan visi dan misi serta latar belakang perusahaan. Apa yang akan terlihat dari sebuah brand harus merepresentasikan nilai yang dianut oleh perusahaan. Dalam upaya mengkomunikasikan brand tersebut, PT Bank XYZ Tbk menggunakan alat komunikasi internal. Fokus penelitian menekankan pada strategi divisi internal communication PT Bank XYZ Tbk dalam menggunakan media internal Bank XYZ News untuk membangun anti fraud brand di kalangan karyawan. Fokus pengamatan dan penelitian ini dilakukan oleh peneliti dalam kurung waktu 3 bulan yakni pada periode Februari – Mei 2014. Dalam penelitian ini, beberapa konsep dan pendekatan teori yang digunakan yakni diantaranya konsep komunikasi, komunikasi organisasi, komunikasi internal, Public Relations, Employee Relations, Branding dan Internal Branding¸ serta konsem manajemen krisis PR yakni yang terkait dengan Fraud. Beberapa pertanyaan yang menjadi fokus penelitian diantaranya sebagai berikut: 1. Apa saja strategi komunikasi yang digunakan oleh tim internal communication PT Bank XYZ Tbk, melalui Bank XYZ News dalam membangun brand Anti Fraud di kalangan karyawan? 2. Bagaimana alur mekanisme dalam penyampaian setiap pesan branding yang dilakukan oleh internal communication PT Bank XYZ Tbk?
3. Apa saja hambatan dan tantangan Internal Communication PT Bank XYZ Tbk dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu PR internal untuk membangun brand Anti Fraud di kalangan karyawan?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai bagaimana strategi yang digunakan oleh pihak internal communicationPT Bank XYZ Tbk dalam membangun brand anti fraud di kalangan karyawan. 2. Mengetahui alur mekanisme dalam penyampaian setiap pesan branding yang dilakukan oleh internal communication PT Bank XYZ Tbk. 3. Untuk mencari jawaban atas fenomena kesuksesan brandinganti fraud PT Bank XYZ di kalangan karyawan melalui program Bank XYZ News.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metodologi kualitatif berasal dari pendekatan interpretif (subjektif). Pendekatan interpretif ini mempunyai dua varian, yakni konstruktivis dan kritis. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan menggali atau membangun suatu proporsi atau menjelaskan makna di balik realita. Pelaku penelitian berpijak dari realita atau peristiwa yang berlangsung di lapangan. Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif , yakni metode penelitian kualitatif dengan menyertakan catatan deskriptif mencakup penggambaran secara rinci dan akurat terhadap berbagai dimensi yang terkait dengan seluruh aspek penelitian. Terdapat beberapa tahapan dalam penelitian kualitatif yakni pertama, penelitian dimulai dengan identifikasi masalah yang menjadi sasaran penelitian. Dalam tahap kedua yang merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya yaitu, pembahasan atau penelusuran kepustakaan (literature review). Tahap ketiga yakni menentukan tujuan dari penelitian. Pada bagian ini diidentifikasi maksud utama dari penelitian. Kemudian tahap terakhir yakni pengumpulan data yang didalamnya menyangkut pula pemilihan dan penentuan calon partisipan yang potensial. Termasuk dalam bagian ini adalah penentuan jumlah partisipan yang akan terlibat. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan bervariasi berdasarlan jenis datanya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian terbagi menjadi dua, yakni data primer dan data sekunder. Masing-masing data tersebut dikumpulkan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda berdasarkan sumbernya. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan, yang pada penelitian ini didapat dari wawancara dengan informan, dan hasil observasi partisipan. Sementara untuk data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data ini juga bisa diperoleh dari data primer terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi pihak lain. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari metode dokumentasi dan studi kepustakaan. Proses wawancara dilakukan kepada 4 orang informan yang dipilih menggunakan metode Purposeful Sampling. Purposeful Sampling adalah teknik dalam non-probability sampling yang berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Keempat informan yang dipilih yakni diantaranya: 1. 2. 3. 4.
GS – Head of Internal Communication PT Bank XYZ Tbk JG – Human Resources Engagement and Branding Group Head PT Bank XYZ Tbk CH – Employee Sports and Recreational Group Head PT Bank XYZ Tbk HK – Event Management & Sponsorship Geoup Head PT Bank XYZ Tbk
Sementara untuk keseluruhan data observasi dalam penelitian ini diapatkan dan dikumpulkan melalui kegiatan kerja praktek di tempat penelitian selama 3 bulan (Februari 2014 –
Mei 2014). Data tersebut dapat berupa hasil percakapan, dokumen-dokumen, dan catatan harian tertulis hasil dari pengamatan yang dilakukan secara langsung. Penelitian ini memilih teknis analisis data dengan menggunakan model analisis data Miles & Huberman yakni: 1.
Reduksi Data Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir. Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo).
2.
Model Data Model data adalah suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membilehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif adalah teks naratif.
3.
Penarikan/Verifikasi Kesimpulan Dari permulaan pengumpulan data, pelaku penelitian kualitiatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi.
Penilaian keabsahan penelitian kualitatif biasanya terjadi sewaktu proses pengumpulan data dan analisis-interpretasi data. Dalam penelitian kualitatif objektivitas dipertentangkan dengan subjektivitas. Untuk mencapai keabsahan data penelitian perlu adanya uji validitas dan reabilitas sehingga instrumen atau alat ukur yang digunakan akurat dan dapat dipercaya. Untuk mendapatkan keabsahan data dari penelitian ini menggunakan analisis triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Teknik keabsahan data penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Triangulasi Sumber. Source Triangulation (Triangulasi dalam sumber pengumpulan data) adalah penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan sumber data dalam kasus tunggal. Metode pengumpulan sumber data yang pada umumnya dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara, observasi, FGD, dokumentasi dan lain sebagainya. Dalam triangulasi sumber dilakukan perbandingan atas hasil wawancara dengan hasil observasi dan sumber data lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Strategi komunikasi yang digunakan oleh tim Internal Communication PT Bank XYZ Tbk, melalui Bank XYZ News dalam membangun brand Anti Fraud di kalangan karyawan Definisi komunikasi menurut konsep-konsep yakni, komunikasi adalahproses pertukaran pikiran melalui kegiatan penciptaan pesan oleh sender (pengirim pesan) yang dikirimkan menggunakan media atau saluran tertentu untuk kemudian diterima dan dilakukan penafsiran pesan oleh receiver (penerima pesan) yang nantinya akan menghasilkan feedback (umpan balik) untuk tujuan agar tercapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak tersebut. Terkait hal yang dijelaskan pada definisi konsep komunikasi diatas, pada kegiatan atau proses penyampaian pesan Anti FraudBrand (message) dilakukan oleh internal communication(sender) kepada seluruh karyawanPT Bank XYZ Tbk (receiver) menggunakansalah satu media internal yakni melalui media komunikasi berupa majalah internal atau Bank XYZ News (channel). Kegiatan komunikasi di dalam PT Bank XYZ menggunakan pendekatan 3C
dalam sebagai strategi komunikasi yang efektif. Hal ini juga yang digunakan dalam membangun Anti Fraud branddi kalangan karyawan melalui Bank XYZ News dilakukan dengan pendekatan: a. Content (Concepts) Pembuatan isi pesan menggunakan fitur yang menarik, harus disampaikan secara mudah dan light, tidak perlu ditampilkan sebagai suatu momok yang menakutkan karena isu Fraud itu sendiri umumnya bagi karyawan merupakan isu yang menakutkan. Dibawakan dengan fitur yang menarik dan beragam, seperti dalam bentuk cerita, iklan, gambar, atau yang sedang direncanakan adalah melalui sebuah bentuk komik. Harus dibuat artikel-artikel atau cerita komik yang menarik yang blended di dalam kehidupan sehari-ari karyawan. b. Channel ( Ways of Communication) Pesan disampaikan dalam bentuk indoktrinasi halus sehingga karyawan tanpa disadari akan memaknai pesan tersebut dan secara spontan mereka akan membawanya ke dalam aktivitas dan melakukannya.Metodenya dilakukan seperti brainstorming, secara konsisten dan tidak bisa hanya sekali, harus terus-menerus disampaikan. c. Creation (Activity) Melibatkan seluruh jajarantop-down manajemen dari berbagai unit fungsi organisasi dengan menggunakan pendekatan emotional connection kepada karyawan. Dari pendekatan tersebut, menurut sumber yang didapat dari dokumen perusahaan yakni bahan presentasi meeting sub direktorat Internal Communication bulan Januari tahun 2014, strategi penulisan pesan Anti Fraud dalam Bank XYZ news juga dilakukan dengan memperhatikan enam poin yang menjadi pedoman yakni diantaranya: a. Creative: Mengemas pesan secara kreatif, menarik, dan fresh. Membuat pesan agar dapat dengan mudah diterima oleh audiens. b. Compelling : Memberikan pemahaman mendalam tentang kelompok sasaran internal dan kebutuhan komunikasi, informasi mereka. c. Consistent: Menyampaikan satu pesan ke seluruh kelompok audiens untuk menghindari kebingungan antar group, dan melakukannya secara berulang (repeat). d. Correct Stage : Menetapkan pesan pada tingkat yang sesuai, didasarkan pada visi dan misi perusahaan, dan kemudian memberikan penjelasan setelahnya. e. Timely : Seluruh kelompok audiens diberikan pesan yang sesuai. Pesan disampaikan di waktu yang tepat kepada audiens terkait. f. Visible: Menggunakan materi promosi yang mampu membuat pesan terlihat bagi dan mampu bertindak sebagai pengingat serta membuat pesan menggunakan bahan promosi yang merupakan bagian dari staf. Bila dilihat dari konsep strategi komunikasi PRmenurut Cutlip & Broom, apa yang dilakukan oleh Internal Communication PT Bank XYZ Tbk termasuk ke dalam kategori dari poinpoin yang ada di konsep ini. Konsep strategi PR tersebut dikenal dengan istilah 7C yakni, credibility, contex, content, clarity, continuity dan consistency, channel(saluan), serta capability of the audience (kapabilitas khalayak). (Ruslan, 2012 : 122-123) Kemudian dari sisi konsep internal branding, di mana untuk membangun internal brand menurut Grossman (2008) adalah salah satunya melalui model iBrand yakni: 1. Identifikasi hasil usaha yang dicari 2. Menentukkan dimana audiens utama berasal dan libatkan mereka. 3. Mengidentifikasi tujuan komunikasi 4. Mengembangkan pesan inti dan lakukan pengujian 5. Membuat sebuah tema internal dan identitas visual yang didasarkan secara strategis 6. Mengembangkan rencana komunikasi dan menyelaraskan manajemen 7. Mengembangkan alat, rangkaian, dan sampaikan 8. Evaluasi
Meskipun tidak menggunakan dan mengadopsi seutuhnya model iBrand dalam membangun internal brand Anti Fraud, namun Internal Communication dalam prakteknya secara garis besar menggunakan konsep yang serupa dalam beberapa aspek. Seperti yang dijelaskan oleh informan 1 & 3 yang dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan adalah dengan mencoba membuat tema internal dan identitas visual (melalui penggunaan gambar dan komik) yang dikemas secara menarik dan light. Di mana hal tersebut juga disesuaikan dengan tujuan komunikasi yang sudah diidentifikasi sebelumnya. Namun, bila dilihat dari sisi strategi komunikasi organisasi, hal ini sedikit berbeda dari konsep penyampaian komunikasi ke bawah yang dijelaskan oleh Pace (dalam Mohammad, 2007) yakni penyampaian pesan dalam komunikasi internal ke bawah menggunakan metode yang terdiri dari beberapa kriteria yakni, ketersediaan metode yang ada, pertimbangan biaya, dampak, relevansi, respons dan skil dari pengirim pesan serta penerima pesannya. Namun, implementasi strategi penyampaian pesan komunikasi Anti Fraud kepada karyawan PT Bank XYZ Tbk tersebut yakni menurut konsep yang dijelaskan dalam Kriyantono (2008) adalah tergolong mengarah kepada penggunaan dua konsep dari message appeals atau daya tarik pesan yakni dengan menyajikan secara humoris dan dengan desain yang menarik. Meskipun dalam aplikasinya, tidak semua indikator dari konsep message appeals diimplementasikan. Kemudian secara konsep teknik penyampaian pesannya juga sudah sesuai dengan konsep PR Writing yakni menggarap pesan dengan gaya penulisan lisan, menggunakan bahasa yang santai, sederhana, singkat dan to the point¸serta fokus pada inti pesan. Hal ini juga dibenarkan oleh informan 4 (informan pembanding), bahwa apa yang disampaikan oleh Internal Communication terhadap pesan Anti Fraud saat ini sudah lebih menggunakan gaya bahwa dan penyampaian yang sederhana, singkat, jelas, santai dan menarik. Sehingga dapat dikatakan bahwa strategi yang digunakan oleh PT Bank XYZ Tbk dalam membangun brand anti fraud ini secara general sedikit menggunakan gabungan dari strategi yang ada pada konsep strategi PR, model internal brand, dan strategi komunikasi internal organisasi (komunikasi ke bawah). Di mana dalam prakteknya, Internal Communication lebih banyak menggunakan strategi yang disesuaikan dengan kondisi, keadaan, dan kebutuhan perusahaan serta tidak seutuhnya mengadopsi dari konsep yang ada. Alur mekanisme dalam penyampaian setiap pesan branding yang dilakukan oleh Internal Communication PT Bank XYZ Tbk melalui Bank XYZ News Pace & Faules (2006) menjelaskan bahwa, terdapat empat arah formal aliran infomasi dalam komunikasi organisasi, komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horisontal, dan komunikasi lintas-saluran. Sementara berdasarkan hasil penelitian, PT Bank XYZ Tbk membagi komunikasi organisasinya secara vertikal maupun horizontal. Komunikasi vertikal mencakup komunikasi ke atas dan ke bawah, yakni komunikasi dari pimpinan kepada karyawan, serta dari karyawan kepada atasan. Kemudian komunikasi horizontal yakni komunikasi antara seluruh karyawan di dalam suatu perusahaan, baik dalam satu divisi maupun lintas divisi. Dalam menyampaikan pesaninternal branding Anti Fraud ini, kedua alur komunikasi tersebut digunakan. Banyak pihak yang dikoordinasikan dan melibatkan seluruh jajaran, top-down manajemen. Berdasarkan paparan hasil wawancara, dijelaskan bahwa mekanisme penyampaian setiap pesan branding yakni pertama-tama tim Internal Communication harus tahu apa yang diinginkan oleh Anti Fraud Management untuk disampaikan ke publik. Tim internal communicationmulai memahami maknanya dan menerjemahkan dalam bentuk informasi, artikel cerita, gambar atau apapun yang kemudian ditampilkan di Bank XYZ News.Untuk dapat mengemas pesan tersebut tim Internal Communication melibatkan unit atau pihak lain seperti Compliance, Risk, Operation, dan unit fungsi lain yang berkaitan dengan Fraud serta pihak eksternal misalnya vendor pembuat komik atau ilustrator gambar. Lebih jelasnya, berdasarkan data yang diperoleh dari penelusuran dokumen perusahaan, alur penyampaian pesan branding oleh Internal Communication melalui Bank XYZ Newsadalah sebagai berikut: 1) 2)
Penyusunan materi konsep Bank XYZ News oleh Internal Communication Pengumpulan materi oleh Internal Communication yang sesuai dengan tema dan topik yang telah ditentukan. Materi bisa didapatkan dari:
a) Kontribusi staff b) Seluruh Direktorat Bank XYZ 3) Pengiriman materi yang telah terkumpul kepada vendor untuk pembuatan desain dan lay out. 4) Review terhadap lay out dan desain vendor 5) Materi yang telah ditata ke dalam desain dan lay out, akan dimintakan approval tertulis dari kontributor informasi 6) Setelah mendapat persetujuan dari kontributor, draft lay out dibuat dalam bentuk dummy usulan 7) Dummy yang sudah jadi dimintakan persetujuan kepada Group Head of Internal Communication dan Board of Director terkait 8) Dummy yang telah mendapat persetujuan dikirimkan ke vendor untuk dicetak 9) Pemeriksaan final terhadap hasil cetak 10) Pendataan kembali jatah pengiriman ke masing-masing unit kerja 11) Monitoring terhadap proses distribusi ke seluruh Bank XYZ Dari hasil penelitian tersebut, menurut Pace & Faules (2006) alur komunikasi yang digunakan oleh Internal Communication PT Bank XYZ Tbk dalam membangun pesan Anti Fraud Brand melalui media majalah internal tergolong menggunakan pendekatan dua dari empat aliran komunikasi organisasi meskipun ada beberapa penyesuaian dan perubahan dalam prakteknya. Hambatan dan tantanganInternal Communication PT Bank XYZ Tbk dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu PR internal untuk membangun brand Anti Fraud di kalangan karyawan Dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu PR internal untuk membangun brand Anti Fraud di kalangan karyawan, Internal Communication tidak jarang menemukan hambatan dan tantangan yakni diantaranya terbagi menjadi 3: 1) Hambatan Teknis Pertama, dari segi konsep komunikasi. Adanya keinginan untuk menampilkan dan mengemas pesan menjadi suatu bentuk yang berbeda, menarik, mudah dipahami oleh karyawan, dan sesuai dengan keinginan karyawan atau target komunikasi. 2) Hambatan Praktis Kedua, dari segi dinamika atau perkembangan transaksi-transaksi maupun aktivitas yang dilakukan oleh karyawan. Bentuk atau potensi-potensi Anti Fraud itu selalu berkembang, dan hubungan-hubungan dengan nasabah maupun pihak ketiga lainnya juga semakin kompleks, dan bagaimana untuk dapat men-supervisi ke seluruh karyawan secara merata mengenai informasi Anti Fraud tersebut, mulai dari aspek pembinaan, monitoring, dan lainlain untuk kemudian dapat dituangkan ke dalam pesan komunikasi yang menarik. 3) Hambatan Lainnya Yang terakhir adalah tantangan dari segi biaya. Untuk membuat pesan menjadi sesuatu yang menarik dan berbeda, perlu juga disesuaikan dengan budget yang ada. Tidak bisa sembarang membuat sesuatu yang akhirnya menjadi over budget. Secara garis besar, hambatan yang dirasakan oleh tim Internal Communicaton ini tergolong ke dalam faktor-faktor yang menghambat komunikasi organisasi seperti yang dijelaskan dalam buku. Yakni menurut Muhammad (2007) faktor yang menghambat pelaksanaan komunikasi organisasi adalah pada umumnya dikarenakan oleh beberapa hal berikut, 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Orang mengamati sesuatu secara seleksi Orang melihat sesuatu konsisten dengan apa yang mereka percayai Bahasa itu sendiri kadang-kadang kurang tepat Arti suatu pesan terjadi pada level isi dan hubungan Distrorsi diperkuat oleh tidak adanya konsistensi bahasa verbal dan nonverbal Pesan yang meragukan sering mengarahkan pada gangguan Kcenderungan memori ke arah penajaman dan penyamarataan detail Motivasi mungkin membangkitkan distrorsi pesan
SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1. Strategi komunikasi yang digunakan oleh tim Internal Communication PT Bank XYZ Tbk, melalui Bank XYZ News dalam membangun brand Anti Fraud di kalangan karyawantidak sepenuhnya mengadopsi strategi yang ada, baik dari konsep strategi PR, teknik penulisan pesan internal, maupun model pembentukan internal brand.Interal Communication lebih menggunakan pendekatan 3C yakni Concept, Channel, dan Creation dengan memperhatikan enam poin yang menjadi pedoman yakni Creative, Compelling, Consistent, Correct Stage Timely, dan Visible, serta menggunakan dua konsep message appeals yakni teknik penulisan yang humoris dan dengan desain yang menarik. 2. Alur mekanisme dalam penyampaian setiap pesan branding yang dilakukan oleh Internal Communication PT Bank XYZ Tbk melalui Bank XYZ News menggunakanalirah komunikasi vertikal dan horizontal berdasarkan Standard Operational Procedure (SOP) yang dibuat dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan. dan melibatkan seluruh jajaran, top-down manajemen, unit atau pihak lain seperti Anti Fraud Management, Compliance, Risk, Operation, dan unit fungsi lain yang berkaitan dengan Fraud serta pihak eksternal misalnya vendor pembuat komik atau ilustrator gambar. 3. Hambatan dan tantangan Internal Communication PT Bank XYZ Tbk dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu PR internal untuk membangun brand Anti Fraud di kalangan karyawanyakni terbagi ke dalam tiga kategori, hambatan teknis (menyangkut konsep penyampaian pesan komunikasi),hambatan praktis (dinamika atau perkembangan kondisi perbankan yang ada), serta hambatan lainnya (segi biaya dan budget operasional komunikasi).
2. Saran 2.1 Saran Akademis Perlu adanya pengembangan pemahaman internal brand di dalam konsep branding pada mata kuliah PR & Branding. Serta perlu dilakukan penelitian mengenai internal branding dan komunikasi internal pada perusahaan dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda dari yang sudah sebelumnya dilakukan untuk mengukur dinamika perubahan dan perbedaan yang ada.
2.2 Saran Praktis PT Bank XYZ Tbk perlu menyesuaikan strategi komunikasi yang digunakan saat ini dengan konsep strategi komunikasi internal, strategi penulisan pesan internal dan konsep membangun internal branding. Selain itu juga perlu untuk melakukan evaluasi melalui media survei yakni berupa kuesioner yang dibagikan kepada seluruh karyawan, didalamnya berisi pertanyaanpertanyaan untuk mengukur efektivitas pesan.
2.3 Saran Umum Perlunya bagi masyarakat untuk memahami internal branding lebih luas lagi, tidak hanya sebatas pada media majalah internal saja, namun bisa juga memahami dari penggunaan media lain seperti misalnya e-mail blast.
REFERENSI Buku Afdhal, A. (2005). Tips & Trik Public Relations. Jakarta: Grasindo. Anthonissen, P. F. (2008). Crisis communication : Practical Public Relations Strategies for Reputation Management and Company Survival. London: Kogan Page.
Ardianto, E. (2011). Metode Penelitian Untuk Public Relations: Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bungin, B. (2011). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana. . (2012). Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta : Rajawali Pers. Butterick, K. (2012). Pengantar Public Relations: Teori dan Praktek. Jakarta : Rajawali Pers. Grossman, D. (2008). Internal Branding: How to create and sustain a successful internal brand. London : Melcrum. Hafidhuddin D.,& Tanjung H. (2003). Manajemen Syariah Dalam Praktik. Jakarta : Gema Insani. Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika. Indrasafitri, D. (2008). Bekerja Sebagai Public Relations. Jakarta : Esensi. Kriyantono, R. (2008). Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta : Kencana. . (2009). Teknik Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: Kencana. Liliweri, A. (2007). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : LKiS Yogyakarta. Little John S.,& Foss K. (2009). Teori Komunikasi. (edisi 9). Jakarta : Salemba Humanika. Mohammad, A. (2007). Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Moleong, L. J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Morissan, M.A. (2010). Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional (Cetakan Ke-2). Jakarta : Kencana. Nova, F. (2009). Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Jakarta : Grasindo. Omeno, M. (2007). Managing Corporate Brands: A new approach to corporate communication. Wiesbaden : Deutscher Universitätsverlag Pace R.,& Faules D. (2006). Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Karyawan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta Prayudi. (2007). Penulisan Naskah Public Relations. Yogyakarta : ANDI. Rangkuti, F. (2009). The Power of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Rumanti, Sr.M. (2005). Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktek. Jakarta : Grasindo. Ruslan, R. (2012). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers. Semiawan, C. (2010). Metode Penelitian Kualitatif - Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya. Jakarta : Grasindo. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Welsing , C. (2006). HRMarketing : A New Perspective on Human Resources Management. Barcelona : Pearson Education Benelux.
West R.,& Turner L. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. ( jilid-1). Jakarta : Salemba Humanika. Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jurnal Hatch, M.,& Schultz, M. (2003). Bringing the corporation into corporate branding. European Journal of Marketing. 37(7) : 1041-1064 Lubis, F. (2008). Peranan Komunikasi dalam Organisasi. Jurnal Harmoni Sosial. 2 (2) : 53-57 Rizky, C. (2012).
AnalisisPeranan Departemen Corporate CommunicationDalam Melakukan
Sosialisasi Nilai Perusahaan Melalui Buletin Internal Perusahaan (StudiDeskriptif mengenaiSosialisasiNilaiPerusahaan PT Darya- VariaLaboratoriaTbk). Jurnal Komunikasi UI. SalehiSangari, E. (2008). Building a corporate brand: The internal brand building process in Swedish service firms. Jurnal of Brand Management. 16(1-2) : 40-50 Sharma, N.,& Kamalanabhan, T. J. (2012). Internal corporate communication and its impact on internal branding. Corporate Communications, 17(3) : 300-322 Soedarsono, D.K. (2005). Fungsi Public Relations di Perusahaan. Komunika: Warta Ilmiah Populer Komunikasi Dalam Pembangunan. 8(2) : 33-37 Website Angga Bratadharma. 2011. BI Klaim Fraud di Industri Keuangan Mengalami Penurunan. 28-052014.
http://www.infobanknews.com/2013/01/bi-klaim-fraud-di-industri-keuangan-
mengalami-penurunan Bank INA. 2014. Kebijakan dan Prosedur Strategi Anti Fraud PT. Bank Ina Perdana. 03-05-2014 http://www.bankina.co.id/home1.php?id=214 Erlangga
Djumena.
2011.
Inilah
9
Kasus
Kejahatan
Perbankan.
28-05-
2014http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/03/09441743/Inilah.9.Kasus.Kejahat an.Perbankan Redaksi
(SP).
2011.
Melenyapkan
Fraud
dari
Perbankan.
12-07-2014
http://www.stabilitas.co.id/view_articles.php?article_id=329&article_type=0&article_categ ory=9&md=f58301cdb091d511cfa790aea89004a1 The
Jakarta
Consulting
Group.
2014
.
Internal
http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/brand-marketing/internalbrandingwww.library.binus.ac.id
Dokumen Lain Annual Report PT Bank XYZ Tbk Tahun 2013 Modul Prosedur Internal Communication PT Bank XYZ Tahun 2012
Branding.
RIWAYAT PENULIS Annisa Hanifati lahir di kota Jakarta pada tanggal 15 Februari 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Marketing Communication dengan peminatan Public Relations pada tahun 2014.